B. Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 28 H ayat 1, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
2
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan Kesehatan”. Oleh karena itu, setiap orang maupun badan hukum dalam
menjalankan kegiatan pembangunan atau kegiatan usahanya berkewajiban memelihara dan
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Di era global saat ini berbagai kegiatan pelaku usaha seperti industri dan/atau kegiatan
pembangunan memberikan dampak pada kehidupan yang lebih baik, yang di lain sisi juga
mengandung risiko terhadap lingkungan hidup karena dapat menimbulkan/kerusakan
lingkungan hidup seperti pencemaran air, udara, maupun tanah.
Berkenaan dengan pencemaran terhadap air, hal ini merupakan sebuah pelanggaran yang
sangat merugikan, mengingat air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang kualitas
dan kuantitasnya harus dijaga dan terhindar dari pencemaran.
Kerusakan sumber air atau pencemaran terhadap air dapat menimbulkan terjadinya
sengketa maupun pidana lingkungan hidup antar pihak yang merugikan dan dirugikan. Dalam
konteks sengketa lingkungan hidup, sesuai Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2013 adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul
dari kegiatan yang berpotensi dan/atau telah berdampak pada lingkungan hidup.
Berdasarkan hal dimaksud, permasalahan kerusakan sumber air dan pencemaran air
menjadi penting untuk dibahas agar didapatkan pemahaman dalam hal terdapat sengketa
lingkungan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa hal yang akan dibahas dalam
BIMTEK ini, yaitu:
1. Pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup (air);
2. Indikator serta jenis-jenis pencemaran dan kerusakan air;
3. Pengawasan, penanggulangan serta penaganan terhadap pencemaran dan kerusakan air;
4. Tahapan penanganan kasus pencemaran dan/atau kerusakan air;
5. Sampling air limbah dalam pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup;
6. Perhitungan kerugian penanganan kasus pencemaran dan/atau kerusakan air; dan
7. Implementasi penanganan dalam contoh kasus.
3
3. Meningkatkan pengetahuan terkait langkah-langkah dan peraturan teknis dalam
pengambilan sampel air limbah yang akan digunakan sebagai bahan pembuktian
hukum; dan
4. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai perhitungan kerugian
penanganan kasus pencemaran dan/atau kerusakan air serta implementasinya dalam
contoh kasus.
E. Narasumber Kegiatan
F. Peserta
1. Bidang Penaatan Hukum Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.
2. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Jawa Barat.
3. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.
4. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Barat.
G. Jadwal Kegiatan
Kamis, 21 Juli 2022
08.30 - 08.45 WIB : Registrasi Peserta
08.45 - 09.00 WIB : Pembukaan Acara
09.00 - 09.15 WIB : Arahan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat
09.15 - 11.00 WIB : Pemateri I
11.00 - 12.00 WIB : Diskusi/Tanya Jawab
12.00 - 13.00 WIB : Istirahat
13.00 - 14.45 WIB : Pemateri II
14.45 – 15.45 WIB : Diskusi/Tanya Jawab
15.45 – 16.00 WIB : Penutupan Acara
4
H. Panitia
Bimbingan Teknis ini diselenggarakan oleh Bidang Penaatan Hukum Lingkungan pada
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.
I. Penutup
Demikian Term of Reference ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan. Agar dapat
dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan isi.