LINGKUNGAN HIDUP
SEKTOR INDUSTRI
DI JAWA TIMUR
KERUSAKAN
HUTAN DAN
LAHAN
KERUSAKAN
PESISIR DAN LAUT
5 ISU POKOK
PENCEMARAN AIR,
TANAH DAN
UDARA
PERMASALAHAN
LINGKUNGAN
PERKOTAAN
KEMASYARAKATAN
11/01/15
RPJMD
2009-2014
Prioritas
Peraturan Gubernur
No. 38 Tahun 2009
Tujuan
5.
6.
KEGIATAN
1. Pengendalian Pencemaran dengan sarana Pengolah Air Limbah
(IPAL) industri dan domestik;
2. Pembinaan dan bintek sistem manajemen lingkungan, Audit
lingkungan dan Produksi Bersih bagi industri;
3. Penerapan AMDAL, UKL-UPL
4. Perijinan limbah B3
5. Pemberdayaan Masyarakat dalam pengelolaan limbah/ sampah;
6. PROPER, Program peringkat kinerja perusahaan
7. Patroli Air dan penegakan hukum lingkungan
8. Konservasi dan pembinaan pemulihan lingkungan
9. Program Adipura
10. Program Adiwiyata
11. Peningkatan kapasitas Laboratorium Lingkungan
PERENCANAAN
INVENTARISASI LH
DASAR
a.
POTENSI DAN
KETERSEDIAAN;
TINGKAT
NASIONAL
b.
JENIS YANG
DIMANFAATKAN;
PULAU/KEPULAUA
N
c.
BENTUK PENGUASAAN;
d.
PENGETAHUAN
PENGELOLAAN;
e.
BENTUK KERUSAKAN
DAN;
f.
KONFLIK DAN
PENYEBAB KONFLIK
PENETAPAN
WILAYAH
EKOREGION
NASIONAL
RPPLH
PROPINSI
MEMPERTIMBANGKAN
a.
KARAKTERISTIK BENTANG
ALAM;
b.
c.
IKLIM;
d.
e.
SOSIAL BUDAYA;
f.
EKONOMI;
g.
KELEMBAGAAN
MASYARAKAT;
h.
HASIL INVENTARISASI
LINGKUNGAN HIDUP
KAB./KOTA
MEMUAT :
a. PEMANFAATAN/PENCADANGAN SDA
b. PEMELIHARAAN DAN PERLIND
UNGAN KUALITAS/FUNGSI LH
c. ADAPTASI DAN MITIGASI THDP
PERUBAHAN IKLIM
1. Perencanaan
a. inventarisasi lingkungan hidup
b. penetapan wilayah ekoregion
c. penyusunan RPPLH
6. Penegakan hukum
a. sanksi administrasi
b. sanksi perdata
c. sanksi pidana
5. Pengawasan
a. PPLH
b. PPNS
RUang
Lingkup
PPLH
2.Pemanfaatan
a. Didasarkan atas RPPLH
b. Bila tidak, atas dasar DD & DT
3. Pengendalian
a. pencegahan
b. penanggulangan
c. pemulihan
4. Pemeliharaan
a. konservasi SDA
b. perlindungan SDA
c. pelestarian fungsi atmosfer
ASPEK PERENCANAAN
INVENTARISASI LH
PENETAPAN
WILAYAH
EKOREGION
1. Inventarisasi lingkungan
dilaksanakan untuk
hidup menjadi dasar dalam
memperolehdata/informasi
penetapan wilayah ekoregion
mengenai SDA, yang
2. Penetapan wilayah ekoregion
meliputi:
dilaksanakan dengan
a. potensi ketersediaan
mempertimbangkan:
b. jenis yang
a. karakteristik bentang alam;
b. daerah aliran sungai;
dimanfaatkan
c. iklim;
c. bentuk penguasaan
d. flora dan fauna;
d. pengetahuan
e. sosial budaya;
pengelolaan;
f. Ekonomi;
e. bentuk kerusakan; dan
g. kelembagaan masyarakat;
f. konflik dan penyebab
h. hasil inventarisasi LH.
konflik yang timbul
akibat pengelolaan
PENYUSUNAN
RPPLH
1. RPPLH terdiri dari
a. RPPLH Nasional
b. RPPLH Provinsi
c. RPPLH Kabupaten/Kota
2. Penyusunan RPPLH
memperhatikan
a. Keragaman karakter dan
fungsi ekologis
b. Sebaran penduduk
c. Sebaran potensi SDA
d. Kearifan lokal
e. Aspirasi masyarakat
f. Perubahan iklim
3. RPPLH menjadi dasar
penyusunan RPJP dan
RPJM
ASPEK
PEMANFAATAN
Pemanfaatan
SDA
DAYA DUKUNG
DAYA TAMPUNG
RPPLH
RPJP/M
RTRW
ASPEK
PENGENDALIAN
Pengendalian
Pencemaran lh
PENCEGAHAN
- KLHS
-Tata Ruang
-Baku Mutu lh
-Kriteria baku krsk lh
-Amdal; UKL-UPL
-Perizinan
-Instrumen ekonomi
lh
-Perund berbasis lh
-Anggaran berbasis lh
-Analisis resiko lh
-Audit lh
PENANGGULANGA
N
-Pemberian informasi
peringatan penc lh
-Pengisolasian penc
lh
-Penghentian sb penc
&kerusakan lh
-Cara lain ses Iptek
PEMULIHAN
-Penghentian sb penc
dan pembersihan;
-Remediasi
-Rehabilitasi
-Restorasi; dan/atau
-Cara lain ses Iptek.
ASPEK
PEMELIHARAAN
Pemeliharan LH
wasan
PPLH
Pemantauan
Meminta keterangan
Membuat catatan
Membuat salinan dokumen
Memasuki tempat tertentu
Memotret
Membuat rekaman audio visual
Mengambil sampel
Memeriksa peralatan
Memeriksa instalasi/alat
transportasi
Menghentikan pelanggaran tertentu
PROPER
EMAS = MEMENUHI JAUH LEBIH
DARI PERSYARATAN MINIMUM LH
HIJAU = MEMENUHI LEBIH DARI
PERSYARATAN MINIMUM LH
BIRU = MEMENUHI PERSYARATAN
MINIMUM LH
MERAH = BELUM MEMENUHI
PERSYARATAN MINIMUM LH
HITAM = TIDAK ADA UPAYA UNTUK
MEMENUHI PERSYARATAN MINIMUM
LH
Konsekuensi
Pasal 20
Sesuai dengan definisi Pencemaran
Lingkungan, maka jika suatu usaha
dan/atau kegiatan melanggar baku
mutu air, baku mutu air laut dan
baku mutu udara ambien dipidana
dengan pidana penjara paling singkat
3 tahun dan paling lama 10 tahun
atau dengan denda paling sedikit Rp.
3 milyar dan paling banyak Rp. 10
milyar.
Jika melanggar baku mutu air
limbah, baku mutu emisi dan
baku mutu gangguan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3
tahun atau dengan denda paling
banyak Rp. 3 milyar. Tindak pidana
ini hanya dikenakan jika sanksi
Dokumen AMDAL
Dokumen AMDAL memuat ;
a) Pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
b) Evaluasi kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan;
c) Saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap
rencana usaha dan/atau kegiatan;
d) Prakiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting
dampak yang terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut dilaksanakan;
e) Evaluasi secara holistik terhadap dampak yang terjadi
untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup; dan
f) Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
UKL - UPL
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauan lingkungan hidup, yang
selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah ;
Pengelolaan dan pemantauan terhadap
usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
PERIZINAN
Ketentuan
Setiap usaha dan/atau
kegiatan yang wajib AMDAL
atau UKL-UPL wajib memiliki
Izin lingkungan.
Izin Lingkungan diterbitkan
berdasarkan keputusan
kelayakan lingkungan atau
rekomendasi UKL/UPL
Izin lingkungan wajib
mencantumkan persyaratan
yang dimuat dalam keputusan
kelayakan lingkungan hidup
atau rekomendasi UKL-UPL
Izin lingkungan merupakan
persyaratan untuk memperoleh
Izin usaha dan/atau kegiatan
Konsekuensi
Izin pembuangan air limbah, izin
pemanfaatan air limbah untuk aplikasi
lahan, dan izin pengelolaan limbah B3
yang telah ada selama ini, harus
diintegrasikan ke dalam satu izin
lingkungan.
Konsep AMDAL harus berubah,
karena untuk menetapkan izin
lingkungan harus terdapat informasi
teknis yang cukup detil untuk
dapat menentukan
kewajiban/larangan bagi penerima
izin.
Instrumen Ekonomi !
Instrumen ekonomi lingkungan hidup adalah seperangkat kebijakan
ekonomi untuk mendorong Pemerintah, pemerintah daerah, atau
setiap orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Insentif dan/atau disinsentif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 ayat (2) huruf c antara lain diterapkan dalam
bentuk:
a) Pengadaan barang dan jasa yang ramah lingk hidup;
b) Penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingk hidup;
c) Pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar
modal yang ramah lingk hidup;
d) Pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan
limbah dan/atau emisi;
e) Pengembangan sistem pembayaran jasa lingk hidup;
f) Pengembangan asuransi lingk hidup;
g) Pengembangan sistem label ramah lingk hidup; dan
h) Sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingk hidup
Pemulihan pencemaran/perusakan
Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup wajib melakukan
pemulihan fungsi lingkungan hidup.
Pemulihan fungsi lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada UU No.32 Tahun 2009 dilakukan
dengan tahapan :
Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan
unsur pencemar;
Remediasi;
Rehabilitasi;
Restorasi; dan/atau
Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Manusia
Sbg Sentral
Pertanggung
jawaban
Transparan
Daya Dukung
& Konservasi
Fungsi
Prinsip Dasar
Pengelolaan
LH
Pencegahan
Pemanfaatan
Teknologi
Kebersamaan
Polluters Pay
Principle
kegiatan
produk
kegiatan
proses
Beyond
Compliance
SML
Sertifikasi
PROAKTIF
P R O P E R
Penaatan
Peraturan
secara
sistematis dan
efisien
Ekolabel,
LCA
Akreditasi
Informasi
Pengujian
WAJIB
Benchmarking
Diklat
Produksi
Bersih
Peraturan, Perijinan,
Standar
Pendanaan
Teknologi
Manfaat Penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 :
1. Meningkatkan citra perusahaan
2. Meningkatkan kepedulian karyawan untuk melakukan
pencegahan pencemaran dan memacu semangat kerja karyawan.
3. Mencegah dan mengurangi resiko lingkungan serta meningkatkan
penaatan terhadap peraturan yang berlaku
4. Meningkatkan kinerja lingkungan
5. Memelihara dan meningkatkan hubungan dengan semua pihak
terkait dengan cara mengkomunikasikan upaya-upaya
pengelolaan lingkungan yang dilakukan dan kemajuan
yang dicapai.
6. Meningkatkan daya saing di pasar internasional maupun nasional.
Langkah Langkah
GHP (Good House Keeping)
GHP Pengelolaan internal yang baik langkah praktis
dan logis atas komitmen perusahaan utk peningkatan dan
penyempurnaan prosedur organisasi serta K3.
Penutup
Dalam rangka pentaatan terhadap peraturan perundangan
lingkungan hidup sektor industri sarana dan prasarana
kosmetik , perlu penerapan perangkat pengelolaan
lingkungan a.l.:
*Pelaksanaan pengendalian pencemaran air, udara, limbah padat,B3
*Penerapan ijin lingkungan (Amdal,UKL,UPL,SPPL).
*Pengembangan instrumen ekonomi lingk &teknologi ramah lingk;
*Penerapan Sistem Manajemen Lingk, Audit lingk dan Produksi bersih;
Terima Kasih