Anda di halaman 1dari 42

PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP
SEKTOR INDUSTRI
DI JAWA TIMUR

say no to global warming, say yes to save our earth

BLH PROVINSI JAWA TIMUR


2012

KERUSAKAN
HUTAN DAN
LAHAN

KERUSAKAN
PESISIR DAN LAUT

5 ISU POKOK

PENCEMARAN AIR,
TANAH DAN
UDARA

PERMASALAHAN
LINGKUNGAN
PERKOTAAN

KEMASYARAKATAN

11/01/15

RPJMD
2009-2014
Prioritas
Peraturan Gubernur
No. 38 Tahun 2009

1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan


kesehatan dan pendidikan,
2. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas
penanggulangan kemiskinan,
3. Meningkatkan percepatan pemerataan dan
pertumbuhan ekonomi
4. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup,
serta meningkatkan perbaikan pengelolaan
sumber daya alam, dan penataan ruang.
5. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan
meningkatkan pelayanan publik.
6. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi
terjaganya harmoni sosial.
7. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran
perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender,
8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi
hukum,
9. Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan
rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur

Renstra Lingkungan Hidup


2009-2014
Terwujudnya Lingkungan Hidup Jawa Timur
Yang Baik dan Sehat

Bersama mewujudkan peningkatan kualitas


lingkungan hidup dan pelestarian sumber daya
alam di Jawa Timur

Tujuan

Meningkatkan kualitas lingkungan hidup


melalui upaya pencegahan dan
pengendalian pencemaran lingkungan
hidup pada media air tanah dan udara.
Melindungi sumber daya alam dari
kerusakan dan mengelola kawasan
ekosistem sesuai dengan fungsinya
Merehabilitasi kawasan ekosistem yang
rusak dan pemulihan fungsi sumber daya
alam
Meningkatkan manajemen perkotaan yang
ramah lingkungan
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
peran serta semua pihak didalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup
Meningkatkan kualitas dan akses informasi
tentang sumber daya alam dan lingkungan
hidup.

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP


(RPJMD 2009-2014)
1.
2.
3.
4.

5.
6.

Mengarusutamakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke


seluruh bidang pembangunan;
Meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota;
Meningkatkan upaya harmonisasi pengembangan peraturan
perundang-undangan lingkungan, dan penegakannya secara
konsisten terhadap pencemaran lingkungan;
Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup, baik
di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota terutama dalam
menangani permasalahan yang bersifat akumulatif, fenomena alam
yang bersifat musiman dan bencana;
Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu
lingkungan hidup dan berperan aktif sebagai kontrol sosial dalam
memantau kualitas lingkungan;
Meningkatkan penyebaran data dan informasi lingkungan hidup,
termasuk informasi wilayah-wilayah rentan dan rawan bencana
lingkungan.

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Pro Cooperation :
Pemerintah, Swasta, Masyarakat dan Akademisi bersatu padu mengatasi
permasalahan lingkungan di Jawa Timur

Pro Green Development


Mengedepankan pembangunan yang berwawasan lingkungan di semua
sektor.
Pro Green Law Enforcement
Penegakan hukum yang berpihak pada lingkungan hidup melalui
Penguatan jejaring aparatur penegak hukum lingkungan

Green Regulation & Budgeting


Kebijakan dan Pendanaan yang pro lingkungan

KEGIATAN
1. Pengendalian Pencemaran dengan sarana Pengolah Air Limbah
(IPAL) industri dan domestik;
2. Pembinaan dan bintek sistem manajemen lingkungan, Audit
lingkungan dan Produksi Bersih bagi industri;
3. Penerapan AMDAL, UKL-UPL
4. Perijinan limbah B3
5. Pemberdayaan Masyarakat dalam pengelolaan limbah/ sampah;
6. PROPER, Program peringkat kinerja perusahaan
7. Patroli Air dan penegakan hukum lingkungan
8. Konservasi dan pembinaan pemulihan lingkungan
9. Program Adipura
10. Program Adiwiyata
11. Peningkatan kapasitas Laboratorium Lingkungan

PERENCANAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


(RPPLH- UU 32/2009 Pasal 5 11) DATA&INFORMASI:

PERENCANAAN

INVENTARISASI LH

DASAR

a.

POTENSI DAN
KETERSEDIAAN;

TINGKAT
NASIONAL

b.

JENIS YANG
DIMANFAATKAN;

PULAU/KEPULAUA
N

c.

BENTUK PENGUASAAN;

d.

PENGETAHUAN
PENGELOLAAN;

e.

BENTUK KERUSAKAN
DAN;

f.

KONFLIK DAN
PENYEBAB KONFLIK

DITETAPKAN OLEH MENTERI

PENETAPAN
WILAYAH
EKOREGION
NASIONAL
RPPLH

PROPINSI

MEMPERTIMBANGKAN
a.

KARAKTERISTIK BENTANG
ALAM;

b.

DAERAH ALIRAN SUNGAI

c.

IKLIM;

d.

FLORA DAN FAUNA;

e.

SOSIAL BUDAYA;

f.

EKONOMI;

g.

KELEMBAGAAN
MASYARAKAT;

h.

HASIL INVENTARISASI
LINGKUNGAN HIDUP

KAB./KOTA

MEMUAT :
a. PEMANFAATAN/PENCADANGAN SDA
b. PEMELIHARAAN DAN PERLIND
UNGAN KUALITAS/FUNGSI LH
c. ADAPTASI DAN MITIGASI THDP
PERUBAHAN IKLIM

PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LH


Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi :
1. Perencanaan,
2. Pemanfaatan,
3. Pengendalian,
4. Pemeliharaan,
5. Pengawasan, dan
6. Penegakan Hukum.

1. Perencanaan
a. inventarisasi lingkungan hidup
b. penetapan wilayah ekoregion
c. penyusunan RPPLH

6. Penegakan hukum
a. sanksi administrasi
b. sanksi perdata
c. sanksi pidana

5. Pengawasan
a. PPLH
b. PPNS

RUang
Lingkup
PPLH

2.Pemanfaatan
a. Didasarkan atas RPPLH
b. Bila tidak, atas dasar DD & DT

3. Pengendalian
a. pencegahan
b. penanggulangan
c. pemulihan

4. Pemeliharaan
a. konservasi SDA
b. perlindungan SDA
c. pelestarian fungsi atmosfer

ASPEK PERENCANAAN
INVENTARISASI LH

PENETAPAN
WILAYAH
EKOREGION

1. Inventarisasi lingkungan
dilaksanakan untuk
hidup menjadi dasar dalam
memperolehdata/informasi
penetapan wilayah ekoregion
mengenai SDA, yang
2. Penetapan wilayah ekoregion
meliputi:
dilaksanakan dengan
a. potensi ketersediaan
mempertimbangkan:
b. jenis yang
a. karakteristik bentang alam;
b. daerah aliran sungai;
dimanfaatkan
c. iklim;
c. bentuk penguasaan
d. flora dan fauna;
d. pengetahuan
e. sosial budaya;
pengelolaan;
f. Ekonomi;
e. bentuk kerusakan; dan
g. kelembagaan masyarakat;
f. konflik dan penyebab
h. hasil inventarisasi LH.
konflik yang timbul
akibat pengelolaan

PENYUSUNAN
RPPLH
1. RPPLH terdiri dari
a. RPPLH Nasional
b. RPPLH Provinsi
c. RPPLH Kabupaten/Kota
2. Penyusunan RPPLH
memperhatikan
a. Keragaman karakter dan
fungsi ekologis
b. Sebaran penduduk
c. Sebaran potensi SDA
d. Kearifan lokal
e. Aspirasi masyarakat
f. Perubahan iklim
3. RPPLH menjadi dasar
penyusunan RPJP dan
RPJM

ASPEK

PEMANFAATAN

Pemanfaatan
SDA
DAYA DUKUNG
DAYA TAMPUNG

RPPLH

RPJP/M

a. Keberlanjutan proses& fungsi LH


b. Keberlanjutan produktivitas LH
c. Keselamatan, mutu hidup,
kesmas

RTRW

ASPEK

PENGENDALIAN

Pengendalian
Pencemaran lh
PENCEGAHAN
- KLHS
-Tata Ruang
-Baku Mutu lh
-Kriteria baku krsk lh
-Amdal; UKL-UPL
-Perizinan
-Instrumen ekonomi
lh
-Perund berbasis lh
-Anggaran berbasis lh
-Analisis resiko lh
-Audit lh

PENANGGULANGA
N
-Pemberian informasi
peringatan penc lh
-Pengisolasian penc
lh
-Penghentian sb penc
&kerusakan lh
-Cara lain ses Iptek

PEMULIHAN
-Penghentian sb penc
dan pembersihan;
-Remediasi
-Rehabilitasi
-Restorasi; dan/atau
-Cara lain ses Iptek.

ASPEK

PEMELIHARAAN

Pemeliharan LH

-Konservasi SDA *perlindungan;


*pengawetan SDA ;
* pemanfaatan sec lestari SDA
-Pencadangan sumber daya alam ( SDA yg tdk dapat dikelola
dlm jangka waktu tertentu)
-Pelestarian fungsi atmosfer *Mitigasi dan adaptasi
*Perlindungan lapisan ozon
*Perlindungan hujan asam

ASPEK PENGAWASAN &


PENEGAKAN HUKUM
Pengawasan &
Penegakan Hukum

wasan

-PPLH dan PPNS


-Sanksi adminstratif
-Penyelesaian sengketa lingkungan
-Penyidikan dan pembuktian
--Ketentuan pidana

PENGAWASAN (Pasal 71 75)


1. Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya wajib
melakukan pengawasan terhadap penanggung jawab usaha atas
ketentuan peraturan perundangan di bidang LH dan/atau terhadap izin
lingkungan;
2. Dalam melaksanakan pengawasan Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota
menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup;

PPLH

Pemantauan
Meminta keterangan
Membuat catatan
Membuat salinan dokumen
Memasuki tempat tertentu
Memotret
Membuat rekaman audio visual
Mengambil sampel
Memeriksa peralatan
Memeriksa instalasi/alat
transportasi
Menghentikan pelanggaran tertentu

PROPER
EMAS = MEMENUHI JAUH LEBIH
DARI PERSYARATAN MINIMUM LH
HIJAU = MEMENUHI LEBIH DARI
PERSYARATAN MINIMUM LH
BIRU = MEMENUHI PERSYARATAN
MINIMUM LH
MERAH = BELUM MEMENUHI
PERSYARATAN MINIMUM LH
HITAM = TIDAK ADA UPAYA UNTUK
MEMENUHI PERSYARATAN MINIMUM
LH

Instrumen Lingkungan Hidup

Baku Mutu Lingkungan


Ketentuan
Penentuan terjadinya
pencemaran diukur melalui Baku
Mutu Lingkungan Hidup
Baku Mutu Lingkungan Hidup:
- baku mutu air
- baku mutu air limbah
- baku mutu air laut
- baku mutu udara ambien
- baku mutu emisi
- baku mutu gangguan
Baku mutu air, air laut dan udara
ambien ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah
Baku mutu air limbah, emisi dan
gangguan ditetapkan dengan
Peraturan MENLH dan
Peraturan Gubernur
.

Konsekuensi
Pasal 20
Sesuai dengan definisi Pencemaran
Lingkungan, maka jika suatu usaha
dan/atau kegiatan melanggar baku
mutu air, baku mutu air laut dan
baku mutu udara ambien dipidana
dengan pidana penjara paling singkat
3 tahun dan paling lama 10 tahun
atau dengan denda paling sedikit Rp.
3 milyar dan paling banyak Rp. 10
milyar.
Jika melanggar baku mutu air
limbah, baku mutu emisi dan
baku mutu gangguan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3
tahun atau dengan denda paling
banyak Rp. 3 milyar. Tindak pidana
ini hanya dikenakan jika sanksi

Dokumen AMDAL
Dokumen AMDAL memuat ;
a) Pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
b) Evaluasi kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan;
c) Saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap
rencana usaha dan/atau kegiatan;
d) Prakiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting
dampak yang terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut dilaksanakan;
e) Evaluasi secara holistik terhadap dampak yang terjadi
untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup; dan
f) Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

UKL - UPL
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauan lingkungan hidup, yang
selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah ;
Pengelolaan dan pemantauan terhadap
usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.

PERIZINAN
Ketentuan
Setiap usaha dan/atau
kegiatan yang wajib AMDAL
atau UKL-UPL wajib memiliki
Izin lingkungan.
Izin Lingkungan diterbitkan
berdasarkan keputusan
kelayakan lingkungan atau
rekomendasi UKL/UPL
Izin lingkungan wajib
mencantumkan persyaratan
yang dimuat dalam keputusan
kelayakan lingkungan hidup
atau rekomendasi UKL-UPL
Izin lingkungan merupakan
persyaratan untuk memperoleh
Izin usaha dan/atau kegiatan

Konsekuensi
Izin pembuangan air limbah, izin
pemanfaatan air limbah untuk aplikasi
lahan, dan izin pengelolaan limbah B3
yang telah ada selama ini, harus
diintegrasikan ke dalam satu izin
lingkungan.
Konsep AMDAL harus berubah,
karena untuk menetapkan izin
lingkungan harus terdapat informasi
teknis yang cukup detil untuk
dapat menentukan
kewajiban/larangan bagi penerima
izin.

Usaha dan/atau kegiatan yg


beroperasi tanpa izin lingkungan
dipidana paling singkat 1 tahun dan
Dalam hal izin lingkungan dicabut, denda paling sedikit Rp. 1 milyar.
izin usaha dan/atau kegiatan

Instrumen Ekonomi !
Instrumen ekonomi lingkungan hidup adalah seperangkat kebijakan
ekonomi untuk mendorong Pemerintah, pemerintah daerah, atau
setiap orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Insentif dan/atau disinsentif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 ayat (2) huruf c antara lain diterapkan dalam
bentuk:
a) Pengadaan barang dan jasa yang ramah lingk hidup;
b) Penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingk hidup;
c) Pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar
modal yang ramah lingk hidup;
d) Pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan
limbah dan/atau emisi;
e) Pengembangan sistem pembayaran jasa lingk hidup;
f) Pengembangan asuransi lingk hidup;
g) Pengembangan sistem label ramah lingk hidup; dan
h) Sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingk hidup

Pemulihan pencemaran/perusakan
Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup wajib melakukan
pemulihan fungsi lingkungan hidup.
Pemulihan fungsi lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada UU No.32 Tahun 2009 dilakukan
dengan tahapan :
Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan
unsur pencemar;
Remediasi;
Rehabilitasi;
Restorasi; dan/atau
Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Manusia
Sbg Sentral
Pertanggung
jawaban

Transparan

Daya Dukung
& Konservasi
Fungsi

Prinsip Dasar
Pengelolaan
LH

Pencegahan

Pemanfaatan
Teknologi

Kebersamaan
Polluters Pay
Principle

Keterkaitan Perangkat Pengelolaan Lingkungan


Pembangunan Berkelanjutan
kinerja

kegiatan

produk
kegiatan

proses
Beyond
Compliance

SML

Sertifikasi

PROAKTIF

P R O P E R

Penaatan
Peraturan
secara
sistematis dan
efisien

Ekolabel,
LCA

Akreditasi

Informasi

Pengujian

WAJIB

Pengawasan, Penegakan Hukum

Benchmarking

Diklat

Produksi
Bersih

Peraturan, Perijinan,

Standar

Pendanaan
Teknologi

Definisi Sistem Manajemen Lingkungan


( SML)
bagian sistem manajemen organisasi yang digunakan
untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan
lingkungan dan mengelola aspek lingkungan
Catatan 1
Sistem manajemen adalah serangkaian unsur yang saling terkait
yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan tujuan serta
untuk mencapai tujuan tersebut
Catatan 2
Sistem manajemen mencakup struktur organisasi, kegiatan
perencanaan, pertanggungjawaban, praktek, prosedur, proses dan
sumber daya

Tujuan Penerapan SML


mendukung perlindungan lingkungan dan
pencegahan pencemaran yang seimbang dengan
keperluan sosial-ekonomi melalui:
peningkatan kualitas manajemen lingkungan
penaatan peraturan secara sistematis dan efisien
perbaikan kinerja lingkungan secara berkelanjutan
(continual improvement)
sinergi penerapan perangkat pengelolaan lingkungan
yang wajib dengan yang proaktif sukarela

Strategi Pelaksanaan SML


Kemitraan dengan para pemangku kepentingan dengan

berpartisipasi aktif dalam forum nasional dan internasional


Penerapan secara sukarela
Pemerintah sebagai pembina dan fasilitator
Pengembangan dan pembinaan infrastruktur pendukung
penerapan yang kompeten
Meningkatkan pertukaran informasi dan mengembangkan
jejaring kerja dengan seluruh stakeholders
Menciptakan program bersama yang melibatkan seluruh
stakeholders
Sosialisasi dan promosi kepada stakeholders
Menyelenggarakan pelatihan, seminar, lokakarya

Manfaat Penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 :
1. Meningkatkan citra perusahaan
2. Meningkatkan kepedulian karyawan untuk melakukan
pencegahan pencemaran dan memacu semangat kerja karyawan.
3. Mencegah dan mengurangi resiko lingkungan serta meningkatkan
penaatan terhadap peraturan yang berlaku
4. Meningkatkan kinerja lingkungan
5. Memelihara dan meningkatkan hubungan dengan semua pihak
terkait dengan cara mengkomunikasikan upaya-upaya
pengelolaan lingkungan yang dilakukan dan kemajuan
yang dicapai.
6. Meningkatkan daya saing di pasar internasional maupun nasional.

Konsep Dasar SML


Plan: menetapkan tujuan dan proses yang
diperlukan untuk memberikan hasil yang sesuai
dengan kebijakan lingkungan organisasi
Do: menerapkan proses tersebut
Check: memantau dan mengukur proses terhadap
kebijakan lingkungan, tujuan, sasaran,
persyaratan PUU dan ketentuan lain yang diikuti
organisasi, serta melaporkan hasilnya
Act: melaksanakan tindakan untuk meningkatkan
kinerja SML secara berkelanjutan

Penerapan Produksi Bersih


Definisi :
Produksi Bersih Strategi Pengelolaan Lingkungan
yg dilakukan secara terus menerus thd proses
produksi, produk maupun jasa yang bertujuan untuk
mengurangi resiko thd manusia dan lingkungan ,
sekaligus meningkatkan efisiensi secara
menyeluruh.
Strategi Pengelolaan bersifat preventif, terpadu dan
terus menerus dari hulu ke hilir minimisasi limbah
dan efisiensi sumberdaya

Konsep Produk Bersih


Konsep Eco-Efisiensi efisiensi ekonomi berdasarkan
prinsip efisiensi penggunaan sb daya alam;
Strategi yang menghasilkan produk dengan kinerja yg lebih
baik dengan efisiensi energi dan sb daya alam
menggabungkan konsep efisiensi ekonomi .
Tujuan => Mengurangi dampak lingkungan per unit yang
diproduksi dan dikonsumsi, dg mengurangi sumber daya yg
diperlukan bagi terbentuknya produk dan pelayanan yg lbh
baik dan keuntungan karena mempunyai daya saing.

Faktor Kunci Eco-Efisiensi


Mengurangi jumlah penggunaan bahan
Mengurangi jumlah penggunaan energi
Mengurangi terjadinya pencemaran
Memperbesar daur ulang bahan
Memaksimalkan penggunaan SDA yg dapat diperbaharui
Memperpanjang umur pakai produk
Meningkatkan intensitas pelayanan
Produksi Bersih : Pendekatan lingk memberikan manfaat
keuntungan ekonomi;
Eko-Efisiensi : Kegiatan ekonomi memberikan manfaat kepada
lingkungan ;

Perangkat Produksi Bersih


1. Good House Keeping (Tata kelola yang
baik) :
- Penghematan biaya peningkatan efisiensi dg biaya rendah
dan keuntungan yg lbh nyata.
- Kinerja lingkungan yang lebih baik perbaikan citra produk
thd konsumen, masyarakat , supplier, otorita perU2an
- Pembelajaran dalam organisasi kinerja lingkungan
komunikasi internal, motivasi, tanggung jwb semua aspek utk
membantu peningkatan kinerja.

Perangkat Produksi Bersih


2. Chemical Management (Pengelolaan
bahan kimia)
- Mengenali daerah rawan identifikasi kehilangan bahan
kimia, dan bahan berbahaya bagi lingkungan dan karyawan
utk dilakukan penanganan ( cth : elimimasi bahaya, beri jarak
dg bhn kimia, ventilasi, APD, beri label)
- Inventarisasi bahan kimia identifikasi menyeluruh thd
bahan kimia yg disimpan dan digunakan , membentuk
informasi terstruktur utk peningkatan yg berkesinambungan

Perangkat Produksi Bersih


3.Environment Oriented Cost Management
(EoCM)
Tujuan : memberikan informasi utk perbaikan kinerja
lingkungan, ekonomi, dan organisasional.
Tahapan :
- Identifikasi langkah proses yg menimbulkan dampak lingkungan
dan biaya tinggi;
- Analisis pengaruh terkait dg biaya resiko dan biaya dampak
lingkungan
- Analisis sebab timbulnya limbah/sisa-sisa proses
- Memilih rencana aksi
- Mengintegrasikan dalam sistem

Langkah Langkah
GHP (Good House Keeping)
GHP Pengelolaan internal yang baik langkah praktis
dan logis atas komitmen perusahaan utk peningkatan dan
penyempurnaan prosedur organisasi serta K3.

Sasaran penerapan GHP


a. Aspek Bahan : Efisiensi penggunaan bahan (pemantauan
konsumsi bhn, pengkajian kehilangan, hindari tumpahan,
penetapan prg pemeliharaan efektif, substitusi bahan B3);
b. Aspek Limbah : Pengurangan, pemakaian kembali, daur
ulang yg ramah lingkungan, pengelolaan limbah
(pemantauan jumlah, kualitas, pemilahan, penggunaan
kembali, daur ulang, membuang yg tdk terpakai)

c. Penyimpanan, penanganan & pengangkutan


(Kesesuaian sifat bahan,pemantauan,penanganan,penerapan
prinsip2, penyimpanan B3 ses ketentuan, pembersihan);
d. Air dan air limbah
(Pengurangan konsumsi air, pemantauan konsumsi dan kualitas air,
hindari kebocoran, daur ulang air limbah, pengurangan bhn
pencemar, pengolahan air limbah yg benar;)
e. Energi : (Pengurangan konsumsi energi,pemanfaatan limbah panas
/sumber energi, pemantauan konsumsi energi, hindari kehilangan
energi, optimalisasi instalasi listrik, efisisensi dan pemeliharaan
peralatan, pengadaan peralatan listrik yg efisien.)
f. f. Proteksi : K3 (perkecil resiko kecelakaan, sarana penanganan
memadai, lingkungan kerja aman, pemeliharaan dan perlengkapan
proteksi diri, kehati2an penggunaan bhn berbahaya; )

Penutup
Dalam rangka pentaatan terhadap peraturan perundangan
lingkungan hidup sektor industri sarana dan prasarana
kosmetik , perlu penerapan perangkat pengelolaan
lingkungan a.l.:
*Pelaksanaan pengendalian pencemaran air, udara, limbah padat,B3
*Penerapan ijin lingkungan (Amdal,UKL,UPL,SPPL).
*Pengembangan instrumen ekonomi lingk &teknologi ramah lingk;
*Penerapan Sistem Manajemen Lingk, Audit lingk dan Produksi bersih;

BLH fasilitasi pembinaan dan evaluasi dalam peningkatan


kerjasama antara pelaku2 usaha industri melalui penerapan
program2 pengelolaan lingkungan hidup.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai