Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR JAWABAN SEMESTER  GANJIL  GENAP NILAI

 UJIAN TENGAHSEMESTER WAKTU PELAKSANAAN UJIAN


 UJIAN AKHIR SEMESTER HARI TANGGAL JAM RUANGAN
UNIVERSITAS
DIRGANTARA RABU 03 MEI ‘23
MARSEKAL TAHUN AKADEMIK 2022/2023
SURYADARMA

Nomor Induk 2 1 1 0 8 3 1 0 9 Paraf Mahasiswa


Mahasiswa

Nama Mahasiswa ABDAN SYAKUR ANANDHIKA – KLS T/W

Fakultas HUKUM Program Studi ILMU HUKUM

Mata Kuliah HUKUM LINGKUNGAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL Paraf Dosen

Dosen Pengampu Dr. SUDARTO SH., M.Kn

Kelas Perkuliahan  Reguler Pagi  Reguler Sore  Blended Learning

1. AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau Analisis Dampak Lingkungan adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk bisa mengetahui dampak lingkungan yang diakibatkan oleh adanya suatu
kegiatan yang direncanakan, seperti proyek pekerjaan baru. Masalah terkait dampak lingkungan ini perlu
dianalisis di dalam tahap perencanaan sebagai suatu acuan dasar yang perlu digunakan sebelum melakukan suatu
proyek kerjaan. Sedangkan bila berdasarkan PP no 27 tahun 1999, pengertian AMDAL adalah suatu proses
kajian dari suatu dampak besar dan penting untuk melakukan pengambilan suatu kebijakan usaha ataupun
kegiatan yang direncanakan di dalam lingkungan hidup atau suatu ekosistem alam.
Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang
ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu
sebagai unsur lingkungan hidup.
Prinsip pencemar membayar (PPP) telah diadopsi di beberapa konvensi internasional, di antaranya: Protokol
Athena tahun 1980 untuk Perlindungan Laut Mediterania terhadap Polusi dari Sumber dan Aktivitas di Daratan,
Konvensi Helsinki 1992 Pengaruh Kecelakaan Industri Lintas Batas, Konvensi Lugano 1993, tentang
Pertanggungjawaban Sipil untuk Kerusakan akibat hasil dari Kegiatan Berbahaya bagi Lingkungan, Konvensi
Helsinki 1992 tentang Perlindungan dan Penggunaan Lintas Batas sungai dan Danau Internasional, Protokol
London 1996 atas Konvensi tentang Pencemaran Laut Akibat Pembuangan Limbah dan Bahan Lainnya (London
Dumping Convention 1972).
Prinsip ini juga telah dimasukkan dalam Prinsip 16 Deklarasi Rio, yang berbunyi sebagai berikut: otoritas
nasional harus berusaha untuk mempromosikan internalisasi biaya lingkungan dan penggunaan instrumen
ekonomi, dengan mempertimbangkan pendekatan bahwa pencemar harus, pada prinsipnya, menanggung biaya
pencemaran, dengan memperhatikan kepentingan umum dan tanpa mengganggu perdagangan internasional dan
investasi. (Enviromental Law In Development Country, Faure, Hlm. 27).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup merupakan perangkat
pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan izin melakukan usaha
dan atau kegiatan. Dokumen UKL-UPL dibuat pada fase perencanaan proyek sebagai kelengkapan dalam
memperoleh perizinan. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan  diwajibkan pula
bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan namun belum memiliki UKL-UPL. Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan dibuat untuk proyek-proyek yang dampak lingkungannya dapat
diatasi, skala pengendaliannya kecil dan tidak kompleks.

2. Tanggung jawab korporasi tindak pidana lingkungan hidup terdapat juga didalam UU No 40 Th 2007 Tentang
Perseroan Terbatas. Dimana dalam uu itu menyatakan bahwa Direktur tidak bisa membebaskan diri dari
pertanggung jawaban pidana didalam perusahaan yang sedang di pimpinnya yang sudah merusak atau
mencemari lingkungan. Begitu pula pada UUPPLH juga menentukan mengenai pertanggung jawaban bisa
dijatuhkan pada badan hukum dan pimpinannya secara bersamaan, dalam soal kegiatan dan /atau korporasi yang
dijalaninya menyebabkan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan. Selain itu UUPPLH ada juga aturan
penanganan perkara di Mahkamah Agung yaitu Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:
36/KMA/SK/II/2013 Tentang Pemberlakuan Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan Hidup.
Mengenai pertanggungjawaban korporasi beberapa ahli membaginya kedalam pendekatan- pendekatan yang
telah diterapkan oleh negara- negara besar seperti Amerika Serika, Belanda, Australia, dan Perancis. Dan di
Indonesia sendiri sepertinya belum menetapkan pendekatan yang mana akan diterapkan. Dapat kita lihat dari
putusan yang ada seperti Putusan Mahkamah Agung pada Kasus RI v. Kim Young Woo (2010) dan Putusan MA
dalam Kasus Republik Indonesia. Ibrahim Lisaholit (2012) menunjukkan bahwa Mahkamah Agung belum dapat
membedakan diantara subyek hukum korporasi dengan subyek hukum perorangan. Kedua subyek hukum
tersebut dinilai sama karena perbuatan subyek hukum satu mengindikasikan subyek hukum lainnya
Karakteristik korporasi sebagai subyek hukum pidana adalah didirikan oleh perorangan, mempunyai kekayaan
tersendiri dan terpisah dari kekayaan pendiri maupun pengurusnya. Korporasi tidak mempunyai jiwa dan sikap
batin (mens rea). Jiwa dan sikap batin tersebut diwujudkan oleh pengurusnya yang bertindak untuk ataupun atas
nama korporasi. Mens Rea merupakan syarat dari pertanggungjawaban korporasi. Untuk bentuk
pertanggungjawaban korporasi jika ternyata benar melanggar izin lingkungan dengan misalnya membuang
limbah ke sungai akan dikenakan sanksi berupa surat teguran, paksaan pemerintah, dibekukannya izin
lingkungan atau dicabut izin lingkungan sesuai dengan pasal 76 UU Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan
Hidup.

3. Pasal 88 UU No. 32 Tahun 2009. Di dalam strict liability, dimana seseorang harus bertanggung jawab
kapanpun kerugian timbul. Hal ini berarti bahwa pertama, para korban dilepaskan dari beban untuk membuktikan
adanya hubungan kausal antara kerugiannya dengan tindakan individual tergugat.

4. . Global warming membawa pengaruh besar pada perubahan iklim (climate change) dan menjadi ancaman
paling menakutkan abad ini. Betapa tidak, perubahan iklim merupakan ancaman tidak hanya bagi umat manusia
tetapi bagi seluruh kehidupan di muka bumi. Keanekaragaman hayati terancam karena terjadinya perubahan
siklus hidup dan perpindahan habitat. Akibatnya beberapa spesies tanaman dan hewan terancam punah. Global
warming juga mempengaruhi sistem pertanian di berbagai wilayah. Dengan curah hujan yang cukup banyak
dalam waktu yang panjang dan tak menentu menyebabkan waktu tanam menjadi terganggu. Akibatnya, terjadi
gagal panen di mana-mana. Di samping itu, global warming menurut Balbus et al (2016) juga sangat
berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Dijelaskan bahwa cuaca ekstrim dan badai besar yang disebabkan
perubahan iklim dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan prilaku nyamuk, kutu dan beberapa hewan
membawa penyakit. Global warming menyebabkan salju dan gletser di kutub mencair. Implikasinya, permukaan
air di permukaan bumi menjadi naik dan menyebabkan banjir di daerah-daerah pinggir laut.
5. Lingkungan fisik adalah sisi lain kealamian dan lingkungan buatan manusia yang ada dengan meliputi area
tanah, ketinggian, cekungan drainase alami, dataran, banjir, lereng, badan air, tanah, vegetasi, dan lain-lain
dengan lebih dekat pada arti lingkungan buatan manusia yang meliputi struktur fisik, infrastruktur publik, taman,
danau buatan manusia, tambang, dan batu.
contoh lingkungan fisik beserta manfaatnya antara lain:
1. Tanah
Manfaat tanah:
1. Digunakan untuk lahan pertanian
2. Sebagai bahan baku produksi, misalnya tanah liat sebagai bahan baku batu bara, genteng, keramik
3. Sebagai bahan baku pembuatan karya semi, misalnya patung, guci, ornament ruangan
4. Sebagai habitat hewan tanah, misalnya cacing tanah
5. Sebagai sumber mata air sumur
2. Iklim dan cuaca
Manfaat dalam unsur cuaca dan iklim, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Berperan dalam bidang pertanian, misalnya negara yang beriklim tropis cocok untuk usaha pertanian,
karena udaranya yang panas dan mendapatkan curah hujan sepanjang tahun
2. Berperan dalam bidang perhubungan, misalnya faktor cuaca, curah hujan, dan kecepatan angin sangat
menentukan dalam dunia perhubungan, terutama untuk kelancaran sarana transportasi pesawat terbang
dan kapal laut
3. Berperan dalam bidang pariwisata, misalnya Indonesia yang beriklim tropis mempunyai beraneka ragam
flora dan fauna. Keanekaragaman tersebut banyak mengundang wisatawan
3. Pohon
Manfaat pohon:
1. Membersihkan udara dari partikel yang mencemari udara
2. Berperan dalam menyediakan air bersih
3. Untuk mengendalikan suhu dan kelembaban
4. Untuk mengendalikan banjir dan bencana seperti beragam jenis tsunami dan abrasi
5. Sebagai tempat hidup satwa liar
4. Air
Manfaat dalam pengertian air, antara lain adalah sebagai berikut;
1. Sebagai kebutuhan pokok yaitu untuk minum
2. Sebagai kebutuhan sekunder, misalnya untuk mandi, mencuci, memasak
3. Merawat kesehatan kulit
4. Sebagai pembangkit tenaga listrik (PLTA)
5. Sebagai media untuk fotosintesis bagi tumbuhan
5. Rumah (bangunan)
Manfaat rumah:
1. Sebagai tempat berteduh, jika di luar sedang hujan dan terik panas matahari
2. Sebagai tempat berlindung
3. Sebagai tempat kita hidup,tanpa rumah kita tidak bisa tidur,mandi dan lain sebagainya
4. Sebagi tempat identitas
5. Sebagai tempat melakukan komunikasi langsung dengan keluarga
6. Jalan Raya (Infrastruktur)
Manfaat jalan raya:
1. Sebagai alat penghubung antara jalan dengan satu dengan jalan yang lain.
2. Untuk mempermudah Segala hal  yang berkaitan dengan jalan raya, misalnya ketika seseorang hendak
melakukan perjalanan dari rumah sampai sekolah tentu Ia membutuhkan jalan menuju ke sekolah.
3. Agar hidup masyarakat menjadi lebih aman, dikarenakan Jalan Raya makan lebih muda untuk melakukan
segala aktivitas yang berkaitan dengan kendaraan atau hal yang berkaitan dengan berkendara.
Lingkungan sosiokultural atau sosial budaya (sociocultural environment) merujuk pada tren dan perkembangan
perubahan dalam sikap, perilaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat secara keseluruhan. Lingkungan ini berkaitan
erat dengan populasi, gaya hidup, budaya, selera, adat dan tradisi. Faktor-faktor tersebut dibuat oleh masyarakat
dan seringkali, diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Beberapa contoh variabel lingkungan sosial budaya yang penting adalah:


 Budaya. Nilai dan kebiasaan individu dapat berubah individu melalui kontak dengan budaya tertentu.
 Kebiasaan kecenderungan atau mode perilaku yang mewakili cara berperilaku dalam menanggapi situasi
yang diberikan.
 Keyakinan dan nilai-nilai. Keyakinan merujuk pada apa yang kita rasakan atas sesuatu atau seseorang.
Sedangkan, nilai-nilai adalah keyakinan yang relatif bertahan lama dan menjadi panduan untuk perilaku
yang sesuai dengan budaya.
 Jumlah dan pertumbuhan populasi. Penambahan populasi tidak hanya menyediakan lebih banyak tenaga
kerja dan permintaan atas barang dan jasa, tetapi juga dapat menjadi masalah sosial seperti kejahatan dan
kemiskinan, terutama ketika ketersediaan lapangan kerja tidak mencukupi.
 Komposisi usia. Di beberapa negara, populasi usia produktif mendominasi dan menjadi peluang bagi
pertumbuhan ekonomi dan permintaan barang dan jasa. Namun, di sejumlah negara lain, seperti di
Jepang, proporsi populasi tua mendominasi, yang mana memunculkan peluang sekaligus tantangan bagi
perekonomian dan perusahaan.
 Geografi. Populasi mungkin terkonsentrasi di wilayah geografis tertentu, misalnya di lahan pertanian
subur atau di kawasan industri.
 Etnisitas. Suatu negara, seperti Indonesia, mungkin terdiri beragam suku dan etnis yang berbeda. Ini
berimplikasi pada berbagai aspek seperti bahasa, budaya, kebiasaan dan selera.
 Struktur rumah tangga dan keluarga. Populasi suatu masyarakat dapat dipecah berdasarkan jumlah anak.

Anda mungkin juga menyukai