Anda di halaman 1dari 10

PERIZINAN LINGKUNGAN

Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Lingkungan

Dosen Pengampu: Farrah Syamala Rosyda, M.H.

Di susun oleh:
1. Toni Irawan (17103040118)
2. Arni Arifani (18103040012)
3. Muhammad Fikri Abiyusri (18103040037)
4. Firstivana Lutviah Eksasdika (18103040039)
5. Nada Amelia Mega Surya Ananda (18103040104)
6. Alfaz Auliya Ramadani (18103040132)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup. Termasuk didalamnya termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Seiring berkembangnya zaman dan pola pikir manusia saat ini yaitu era 4.0 atau biasa
disebut era industrialisasi. Dimana manusia mendirikan usaha-usaha pabrik kecil maupun besar
pembangunan-pembangunan dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan minimal kelayakan
hidup diri, namun disamping hal itu muncul persoalan-persoalan baru yaitu lingkungan yang
tidak stabil, polusi dimana-mana, banjir kian terjadi, bencana alam yang tidak lain disebabkan
oleh ulah manusia itu sendiri. Sehingga perlu adanya pelestarian fungsi lingkungan hidup yang
merupakan rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang timbul oleh kegiatan
manusia agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Dalam hal ini pemerintah melakukan suatu kebijakan dalam upaya mengatasi agar tidak
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan melalui berbagai peraturan seperti perlunya izin
lingkungan untuk mendirikan sebuah perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang diatas maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa itu perizinan lingkungan dan ruang lingkupnya?
2. Apa saja Dasar hukum perizinan lingkungan?
3. Apa saja syarat-syarat untuk mendirikan pabrik/usaha?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Lingkungan hidup dalam perspektif teoretis dipandang sebagai bagian mutlak dari
kehidupan manusia, tidak terlepas dari kehidupan manusia itu sendiri.1 Menurut Michael Allaby,
lingkungan hidup sebagai “the phsycal, chemical and biotic condition surrounding and
organism” (lingkungan fisik, kimia, kondisi masyarakat sekelilingnya dan organisme hidup).
Dalam kamus hukum, lingkungan hidup diartikan sebagai, “the totally of phsycal, economic,
cultural, aesthetic and social cirscumstances and factors wich surround and affect the desirability
and value at poperty and which also effect the quality of peoples lives” (Keseluruhan lingkungan
fisik, ekonomi, budaya, kesenian dan lingkugan sosial serta beberapa faktor di sekeliling yang
memengaruhi niliai kepemilikan dan kualitas kehidupan masyarakat).2
Salah satu instrument konkrit pengelolaan lingkungan hidup adalah izin. Izin dalam arti luas
(perizinan) ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan
pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuanketentuan larangan
perundangan”.3 Perizinan merupakan wujud keputusan pemerintah dalam hukum administrasi
negara. Sebagai keputusan pemerintah, maka izin adalah tindakan hukum pemerintah
berdasarkan kewenangan publik yang membolehkan atau memperkenankan menurut hukum bagi
seseorang atau badan hukum untuk melakukan sesuatu kegiatan.4
Instrumen perizinan diperlukan pemerintah untuk mengkokritkan wewenang pemerintah.
Tindakan ini dilakukan melalui penerbitan keputusan tata usaha negara. Dalam UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU-PPLH) terdapat 2
(dua) jenis izin yakni; pertama, izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang
yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka

1
Siahaan N.H.T., Hukum Lingkungan, Pancuran Alam, Jakarta, 2009, hlm. 2.
2
Champbell, Hendri, Blach’s Law Dictionary, USA, St. Paul, Minn, West Publishing Co, 1991, hlm. 369.
3
Spelt. N.M. dan J.B.J.M. ten Berge, Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus M. Hadjon, Yuridika,
Surabaya, 1993, hlm. 2.
4
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, Tata Perizinan Pada Era Otonomi Daerah, Makalah, Surabaya,
Nopember 2001, hlm. 1.
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha
dan/atau kegiatan (Pasal 1 angka 35).
Kedua, izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh instansi teknis untuk
melakukan usaha dan/atau kegiatan (Pasal 1 angka 36). Dalam UU ini izin lingkungan
merupakan syarat untuk mendapatkan izin usaha dan/atau kegiatan. Untuk memperoleh izin
usaha dan/atau kegiatan, orang atau badan hukum, terlebih dahulu mengurus dan mendapatkan
izin lingkungan. Sementara izin lingkungan itu sendiri diperoleh setelah memenuhi syarat-syarat
dan menempuh prosedur administrasi.Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap
orang atau perusahaan dimana terdapat adanya wajib AMDAL, dan/atau UKL-UPL dalam
rangka pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk mendapatkan
izin usaha/izin kegiatan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012 tentang Kegiatan Wajib Amdal
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup.

6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian
dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan5

C. Ruang Lingkup Perizinan Lingkungan


Izin lingkungan yang termuat dalam UU-PPLH menggabungkan proses pengurusan
keputusan kelayakan lingkungan hidup, izin pembuangan limbah cair, dan izin limbah bahan
beracun berbahaya (B3). Pada saat berlakunya UU No. 23 Tahun 1997, keputusan kelayakan
lingkungan hidup diurus diawal kegiatan usaha. Bidang pertambangan, misalnya, diurus sebelum

5
http://pelayananterpadu.menlhk.go.id/index.php/izin-lingkungan
pembangunan konstruksi tambang. Setelah konstruksi selesai, pengusaha harus mengurus izin
pembuangan limbah cair dan B3. Sekarang ketiga perizinan itu digabungkan, diurus satu kali
menjadi izin lingkungan. Syaratnya jelas, yaitu analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal)
atau upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup
(UPL). Tanpa ketiga dokumen, izin lingkungan tak akan diberikan.
Berdasarkan Pasal 123 UU-PPLH, “Segala izin di bidang pengelolaan lingkungan hidup
yang telah dikeluarkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya wajib diintegrasikan ke dalam izin lingkungan paling lama 1 (satu) tahun sejak
Undang-Undang ini ditetapkan”. Penjelasan pasal 123, “Izin dalam ketentuan ini, misalnya, izin
pengelolaan limbah B3, izin pembuangan air limbah ke laut, dan izin pembuangan air limbah ke
sumber air”.
Sebetulnya, ketentuan adanya izin lingkungan pada masa UU No. 23 Tahun 1997 sudah
ada, namun belum disatukan seperti Pasal 123 UU-PPLH. Izin lingkungan pada masa UU No. 23
Tahun 1997 diberikan secara terpisah dan “seolah” tidak mengikat pengusaha untuk
melaksanakan. Hal ini disebabkan tidak jelasnya hubungan hukum antara izin-izin lingkungan
dengan izin usaha atau kegiatan. Siti Sundari Rangkuti6 bahkan menyatakan pada saat itu,
walaupun jenis-jenis izin lingkungan diatur dalam PP (No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air), namun tidak mempunyai landasan hukum.
Sementara pada beberapa tulisan mengenai izin lingkungan, menyatakan bahwa studi
kelayakan lingkungan juga termasuk izin lingkungan. Kemudian Siti Sundari Rangkuti
menyatakan,7 perizinan lingkungan antara lain sebagai berikut:
1. Izin HO (Hinder Ordonnantie, Stb. 1926 No. 226, Pasal 1)
2. Izin Usaha Industri
3. Izin Pembuangan Limbah
4. Izin operasi penyimpanan, pengumpulan, pamantauan, pengolahan dan atau penimbunan
limbah B3
5. Izin pengangkutan limbah B3
6. Izin pemanfaatan limbah B3
7. Izin operasi alat pengolahan limbah B3
6
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Airlangga University Press,
Surabaya, 2005, hlm. 119.
7
Siti Sundari Rangkuti, ibid, hlm. 120
8. Izin lokasi pengolahan dan penimbunan limbah B3
9. Izin melakukan dumping
10. Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dan/atau gangguan
11. Izin lokasi. “Perizinan lingkungan” yang dimaksudkan oleh Siti Sundari Rangkuti di atas,
menurut penulis adalah izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada UU-PPLH.8

Terhadap izin-izin di atas, pada UU-PPLH disatukan menjadi izin lingkungan. Jadi UU-
PPLH satu sisi menyederhanakan sistem izin lingkungan dengan cara mengintegrasikan izin-izin
lingkungan. Seseorang atau badan hukum yang akan melakukan izin usaha atau kegiatan yang
berdampak terhadap lingkungan, wajib memiliki izin lingkungan.9 Di sisi lain, integrasi dalam
satu izin lingkungan merupakan upaya untuk perlindungan lingkungan. Hal ini disebabkan, satu
izin sebenarnya terkait dengan izin lainnya. Jika pengalaman masa lalu tingkat ketaatan terhadap
izin-izin lingkungan rendah, berdasarkan UU-PPLH pengusaha “wajib” melaksanakan izin
lingkungan.
1. Pengertian AMDAL
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah
sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah yang dilakukan
untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik
dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung
mempengaruhi pada saat kegiatan usaha/ proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat
beberapa waktu kemudian di masa yang akan datang. Dampak lingkungan hidup yang
terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik
kimia, biologi atau sosial. Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan
merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap fauna, flora maupun manusia itu sendiri.10
Pengertian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) menurut PP Nomor 27 tahun 1999
pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting
suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk

8
Helmi, Hukum Lingkungan dan Perizinan Bidang Lingkungan Hidup Dalam Negara Hukum Kesejahteraan, Unpad
Press, Bandung, 2010, hlm. 83.
9
Ibid, hlm. 82.
10
Kasmir dan Jakfar, Op. Cit., Hlm. 303.
menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak
dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif pencegahannya.
2. Kegunaan AMDAL
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses
AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruhdan utuh dari perusahaan dan
lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek
dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar. Beberapa peran AMDAL,
adalah sebagai berikut:11
a. Peran AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila rencana pengelolaan
lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul akibat
dari proyek yang akan dibangun.
b. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek
AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk
mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain seperti aspek teknis
dan ekonomis. Bagian dari AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis
biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek,
terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air, energy, manusia dan
ancaman alam sekitar.
c. AMDAL sebagai dokumen penting
Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber informasi yang detail
mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan
lingkungan di masa setelah proyek dibangun. Dokumen ini juga penting untuk evaluasi,
untuk membangun proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat
legalitas.
3. Komponen AMDAL
AMDAL meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 (lima) dokumen yang terdiri
dari:12
a. PIL (Penyajian Informasi Lingkungan);
11
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif,
Jakarta:PT SUN, 2003, Hlm. 304.
12
Ibid., Hlm 306.
b. KA (Kerangka Acuan);
c. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan);
d. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan);
e. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan).

PERSYARATAN IZIN LINGKUNGAN

A. Izin Lingkungan melalui Penilaian Amdal

No Jenis Dokumen Keterangan

 Diketik di atas kop surat perusahaan


Surat Pengantar Permohonan Izin
pemrakarsa
1 Lingkungan dan  Penilaian Dokumen
 Lengkapi dengan tanda tangan
ANDAL, RKL dan RPL
pemrakarsa

 Disusun sesuai Peraturan Menteri


Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012
Dokumen KA/ANDAL, RKL dan tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
2 RPL/Adendum ANDAL, RKL dan Lingkungan Hidup.
RPL  Atas nama pemrakarsa sesuai dengan
usaha dan/atau kegiatan yang diajukan
permohonan izinnya.

 Profil perusahaan dan/atau kegiatan


3 Profil Perusahaan
pemrakarsa

4 Akta Notaris  Atas nama perusahaan pemrakarsa

B. Izin Lingkungan melalui Pemeriksaan UKL-UPL13

No Jenis Dokumen Keterangan


1 Surat Pengantar Permohonan Izin  Diketik di atas kop surat perusahaan

13
http://pelayananterpadu.menlhk.go.id/index.php/izin-lingkungan
pemrakarsa.

Lingkungan dan  pemeriksaan UKL-UPL  Lengkapi dengan tanda tangan


pemrakarsa.

 Disusun sesuai Peraturan Menteri


Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
2 Formulir UKL-UPL Lingkungan Hidup.
 Atas nama pemrakarsa sesuai dengan
usaha dan/atau kegiatan yang diajukan
permohonan izinnya.

 Profil perusahaan dan/atau kegiatan


3 Profil Perusahaan
pemrakarsa

4 Akta Notaris  Atas nama perusahaan pemrakarsa


Kesimpulan
- Seseorang atau badan hukum yang akan melakukan izin usaha atau kegiatan yang
berdampak terhadap lingkungan, wajib memiliki izin lingkungan.
- Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang atau perusahaan dimana
terdapat adanya wajib AMDAL, dan/atau UKL-UPL dalam rangka pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk mendapatkan izin usaha/izin
kegiatan.
- Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan.
- Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-
UPL) adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
- Dengan melengkapi beberapa prosedur dan mekanisme diatas baru seseorang dapat
mendirikan usaha

Anda mungkin juga menyukai