Abstrak
Pasal 67 UUPPLH, bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup. Dalam praktiknya terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang
melakukan aktivitasnya menghasilkan limbah dan salah satunya adalah limbah B3.
Dari hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011
dan 2012 terdapat banyak perusahaan yang menghasilkan limbah B3 di Provinsi
Sumatera Utara antara lain adalah rumah sakit, perusahaan industri kimia dan
pabrik kelapa sawit. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji ketentuan yang
berhubungan dengan perizinan terhadap pabrik kelapa sawit.
Dalam upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup yang disebabkan oleh limbah B3, maka kepada perusahaan-
perusahaan tersebut diwajibkan untuk memperoleh izin lingkungan. Sebagaimana
dalam Pasal 1 butir 35 UUPPLH, izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada
setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-
UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat
untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
Sebagai salah satu persyaratan yang wajib dilakukan oleh perusahaan adalah
izin lingkungan. Terutama dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan yang berhubungan dengan pengelolaan limbah dimana terdapat 5 (lima)
kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang terwujud dalam bentuk
perizinan yaitu perizinan penyimpanan, perizinan pengumpulan, perizinan
pengangkutan, perizinan pemanfaatan, dan perizinan pengolahan limbah B3. Namun
dalam praktik dan penerapan telah menimbulkan permasalahan.
PT. Permata Hijau Sawit yang bergerak dalam bidang industri pengelolaan
kelapa sawit yang beralokasi di Jalan Lintas Sibuhuan-Sosa, Desa Mananti,
Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara. Dan
kemudian PT. Permata Hijau Sawit ini berkantor di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 107
Medan 20154 Indonesia yang telah melakukan usahanya sejak tahun 2008 dan telah
melakukan penyusunan dokumen UKL dan UPL ini sesuai dengan format Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
baik untuk lingkungan atau untuk (4) Izin lingkungan diterbitkan oleh
mencegah perilaku yang tidak Menteri, gubernur, atau
dikehendaki. Segi normatif dari bupati/walikota sesuai dengan
perizinan adalah bahwa hukum kewenangannya.
menentukan peraturan-peraturan mana Selanjutnya Pasal 37 Undang-Undang Nomor
yang dapat kita cakupkan untuk dipakai (1) Menteri, gubernur, atau
bagi suatu perizinan. Kaidah-kaidah bupati/walikota sesuai dengan
hukum lingkungan memperoleh isi yang kewenangannya wajib menolak
konkrit karena pemberian izin dan permohonan izin lingkungan
karena mengkaitkan peraturan- apabila permohonan izin tidak
peraturan pada perizinan itu.45 dilengkapi dengan amdal atau
Ada bermacam-macam bentuk UKL-UPL.
pengaturan secara langsung dalam (2) Izin lingkungan sebagaimana
hukum lingkungan, yang paling bersifat dimaksud dalam Pasal 36 ayat
pencegahan adalah larangan kecuali (4) dapat dibatalkan apabila :
46
izin. a. persyaratan yang
Izin lingkungan adalah izin yang diajukan dalam
diberikan kepada setiap orang yang permohonan izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan mengandung cacat
yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam hukum, kekeliruan,
rangka perlindungan dan pengelolaan penyalahgunaan, serta
lingkungan hidup sebagai prasyarat ketidakbenaran dan/atau
untuk memperoleh izin usaha dan/atau pemalsuan data,
47
kegiatan. Perizinan diatur dalam dokumen, dan/atau
pasal 36 s/d 41, menetapkan sebagai informasi.
berikut : b. penerbitannya tanpa
Pasal 36 dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 memenuhi
Tentang Perlindungansyarat
dan Pengelolaan
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan sebagaimana tercantum
yang wajib memiliki amdal atau dalam keputusan komisi
UKL-UPL wajib memiliki izin tentang kelayakan
lingkungan. lingkungan hidup atau
(2) Izin lingkungan sebagaimana rekomendasi UKL-UPL,
dimaksud pada ayat (1) atau
diterbitkan berdasarkan c. kewajiban yang
keputusan kelayakan lingkungan ditetapkan dalam
hidup sebagaimana dimaksud dokumen amdal atau
dalam Pasal 31 atau UKL-UPL tidak
rekomendasi UKL-UPL. dilaksanakan oleh
(3) Izin lingkungan sebagaimana penanggung jawab usaha
dimaksud pada ayat (1) wajib dan/atau kegiatan.
mencantumkan persyaratan yang Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
dimuat dalam keputusan Menteri, gubernur, atau
kelayakan lingkungan hidup atau bupati/walikota sesuai dengan
rekomendasi UKL-UPL. kewenangannya wajib mengumumkan
setiap permohonan dan keputusan izin
45 Ibid., hlm. 17. lingkungan. Pengumuman sebagaimana
46 Ibid., hlm. 19.
47 Pasal 1 butir 35 Undang- 48 Pasal 38 Undang-Undang
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Lingkungan Hidup.
dimaksud pada ayat (1) dilakukan hukum pidana, diharapkan selain akan
dengan cara yang mudah diketahui menimbulkan efek jera juga akan
oleh masyarakat.49 meningkatkan kesadaran seluruh
Ketentuan di atas merupakan pemangku kepentingan tentang betapa
pelaksanaan atas keterbukaan pentingnya perlindungan dan
informasi, dengan adanya pengumuman pengelolaan lingkungan hidup demi
memungkinkan peran serta kehidupan generasi masa kini dan masa
masyarakat, khususnya yang belum depan.51
menggunakan kesempatan dalam Perizinan terpadu bidang
prosedur keberatan, dengar pendapat, lingkungan hidup dalam hal ini tidak
dan lain-lain dalam proses pengambilan hanya tentang teknis administrasi
keputusan. Izin lingkungan persyaratan (prosedur, waktu dan biaya)
untuk memperoleh izin usaha dan/atau sebagaimana dipahami oleh aparat
kegiatan, dalam hal izin lingkungan pemerintahan selama ini. Namun juga
dicabut, izin usaha dan/atau kegiatan berkaitan dengan aspek substansi
dibatalkan. Dalam hal usaha dan/atau perizinan bidang lingkungan hidup itu
kegiatan mengalami perubahan, sendiri. Sebagai suatu sistem,
penanggung jawab usaha dan/atau berdasarkan UU-PPLH perizinan
kegiatan wajib memperbaharui izin lingkungan hidup harus didasarkan
lingkungan.50 pada Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Upaya preventif dalam rangka (KLHS), rencana tata ruang, baku mutu
pengendalian dampak lingkungan hidup lingkungan hidup, kriteria baku
perlu dilaksanakan dengan kerusakan lingkungan hidup, dan
mendayagunakan secara maksimal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
instrumen pengawasan dan perizinan. (Amdal).52
Dalam hal pencemaran dan kerusakan Berkaitan dengan keterpaduan
lingkungan hidup sudah terjadi, perlu perizinan, Pasal 123 UUPPLH
dilakukan upaya represif berupa menyatakan, bahwa segala izin di
penegakan hukum yang efektif, bidang lingkungan hidup yang telah
konsekuen, dan konsisten terhadap dikeluarkan oleh Menteri, Gubernur,
pencemaran dan kerusakan lingkungan atau Bupati/Walikota sesuai dengan
hidup yang sudah terjadi. Sehingga kewenangannya wajib diintegrasikan ke
perlu dikembangkan satu sistem hukum dalam izin lingkungan paling lama 1
perlindungan dan pengelolaan (satu) tahun sejak undang-undang ini
lingkungan hidup yang jelas, tegas, dan ditetapkan. Izin dalam ketentuan ini,
menyeluruh guna menjamin kepastian misalnya izin pengolahan limbah B3,
hukum sebagai landasan bagi izin pembuangan air limbah ke laut,
perlindungan dan pengelolaan sumber dan izin pembuangan air limbah ke
daya alam serta kegiatan pembangunan sumber air.53
lain. Mendayagunakan berbagai Mencermati ketentuan-
ketentuan hukum, baik hukum ketentuan berkaitan dengan perizinan
administrasi, hukum perdata, maupun dalam hal Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
49 Pasal 39 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang 51 Mas Achmad Santoso, Good
yang menyerap banyak tenaga kerja, oleh PT. Permata Hijau Sawit terhadap
industri pengolah hasil pertanian dan kegiatan kebun kelapa sawit dan
industri yang dapat menghasilkan barang Pengolahan Pabrik Minyak Sawit.69
modal.66 Pendekatan Studi Evaluasi
Menyambut baik Program
terhadap Lingkungan Pabrik Minyak
Pemerintah untuk pembangunan tersebut,
Sawit Kebun PT. Permata Hijau Sawit
PT. Permata Hijau Sawit yang telah
memiliki lahan tanaman sawit seluas 8.040 dilakukan dengan memfokuskan studi
Ha, bermaksud untuk melakukan terhadap aspek yang berhubungan dan
penanaman modal dengan membangun akan terkena dampak dari kegiatan
pabrik pengolahan Tandan Buah Segar pembangunan yaitu menyangkut aspek
Sawit menjadi minyak dan inti sawit.67 Hal fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi,
ini tergambar pada tabel dibawah: dan sosial-budaya. Masing-masing
Tabel 1 : Luas Areal Kebun PT. aspek dikaji sesuai dengan pedoman
Permata Hijau Sawit. teknis dari Menteri Pertanian tentang
No Jenis Kegiatan Luas/Ha Penyusunan PIL untuk Bidang Usaha
1. Kebun Papaso 7050 Perkebunan dengan melibatkan Tim
2. Kebun Mondang 600
yang terdiri dari tenaga ahli pada
3. Areal Pabrik 40
(Mananti) bidangnya masing-masing.70
4. Dan lain-lain 350 Penentuan wilayah dampak,
Sumber : Rencana Pemantauan Lingkunga pengumpulan, analisis dan interpretasi
(RPL Perkebunan Kelapa Sawit data dilakukan dengan menggunakan
Serta Pengolahan Minyak Sawit metode ilmiah yang telah ditetapkan
PT. Permata Hijau Sawit Tahun
1995. untuk masing-masing objek penelitian.
Pendugaan dampak dilakukan
Menyadari bahwa pembangunan berdasarkan operasi dari kegiatan dan
industri pasti akan memberikan limbah yang dihasilkannya dan
dampak terhadap lingkungan, PT. kemungkinan dampaknya terhadap
Permata Hijau Sawit melalui lingkungan.71
Direkturnya telah membuat pernyataan Sesuai dengan persyaratan yang
pada tanggal 3 Mei 1995 yang isinya telah digariskan, maka Penyajian
antara lain, secara teknis akan Informasi Lingkungan yang dilakukan
melakukan upaya penanggulangan terhadap Lingkungan Pabrik Minyak
pencemaran yang bersumber dari Sawit Kebun PT. Permata Hijau Sawit
perusahaan PT. Permata Hijau Sawit berdasarkan kepada:72
dan memikul beban serta bertanggung a. Identifikasi secara sistematis
jawab sepenuhnya atas segala kerugian terhadap kegiatan yang akan
dan pengrusakan kelestarian alam dan dilakukan baik pembangunan
pencemaran terhadap lingkungan (air, maupun operasional pabrik yang
udara, dan suara) yang ditimbulkan diduga akan menimbulkan dampak
oleh pembangunan dan operasional penting terhadap lingkungan;
pabrik.68 b. Penyusunan dilakukan secara antar
Studi Penyajian Evaluasi disiplin ilmu dan dengan metode
Lingkungan (PEL) yang telah dilakukan ilmiah;
c. Memberi petunjuk pelaksanaan
sehingga dapat dilakukan uji ulang;
66 Laporan Akhir Penyajian
Informasi Lingkungan (PIL) Pabrik
Minyak Sawit PT. Permata Hijau Sawit,
(Medan : PT. Citra Amdal Lestari, 1995), 69 Ibid., hlm. 1.
hlm. 2. 70 Op.cit., hlm. 9.
67 Ibid. 71 Ibid.
68 Ibid., hlm. 3. 72 Ibid.