Anda di halaman 1dari 28

JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

KETERKAITAN ANTARA PERIZINAN PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERMATA HIJAU


SAWIT DENGAN PENGELOLAAN LIMBAH DALAM UPAYA MENCEGAH
TERJADINYA PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Fajar Khaifi Rizki


staf pengajar Fakultas Hukum USU Medan

Abstrak
Pasal 67 UUPPLH, bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup. Dalam praktiknya terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang
melakukan aktivitasnya menghasilkan limbah dan salah satunya adalah limbah B3.
Dari hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011
dan 2012 terdapat banyak perusahaan yang menghasilkan limbah B3 di Provinsi
Sumatera Utara antara lain adalah rumah sakit, perusahaan industri kimia dan
pabrik kelapa sawit. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji ketentuan yang
berhubungan dengan perizinan terhadap pabrik kelapa sawit.
Dalam upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup yang disebabkan oleh limbah B3, maka kepada perusahaan-
perusahaan tersebut diwajibkan untuk memperoleh izin lingkungan. Sebagaimana
dalam Pasal 1 butir 35 UUPPLH, izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada
setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-
UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat
untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
Sebagai salah satu persyaratan yang wajib dilakukan oleh perusahaan adalah
izin lingkungan. Terutama dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan yang berhubungan dengan pengelolaan limbah dimana terdapat 5 (lima)
kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang terwujud dalam bentuk
perizinan yaitu perizinan penyimpanan, perizinan pengumpulan, perizinan
pengangkutan, perizinan pemanfaatan, dan perizinan pengolahan limbah B3. Namun
dalam praktik dan penerapan telah menimbulkan permasalahan.
PT. Permata Hijau Sawit yang bergerak dalam bidang industri pengelolaan
kelapa sawit yang beralokasi di Jalan Lintas Sibuhuan-Sosa, Desa Mananti,
Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara. Dan
kemudian PT. Permata Hijau Sawit ini berkantor di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 107
Medan 20154 Indonesia yang telah melakukan usahanya sejak tahun 2008 dan telah
melakukan penyusunan dokumen UKL dan UPL ini sesuai dengan format Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2018 52


JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

PENDAHULUAN pokok Perkembangan


membawa sertaindustri bahwa untuk yang
Pada tanggal 3 Oktober 2009, sangat
daya kerjacepatundang-undang
saat ini menyebabkan
lingkungan
Pemerintah Republik Indonesia telah limbah-limbah
sejumlah pokokindustribahasanpun menjadi
harus diatur
mensahkan Undang-Undang Nomor 32 bertambah.
lebih Sebagai
lanjut akibatnya,
dengan limbah
Peraturan
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan yang dibuang Peraturan
Pemerintah, ke lingkunganMenterisemakinatau
Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai berat.
peraturanPadahal kemampuan alam
dari penguasa-penguasa yang
pengganti dari Undang-Undang Nomor untuk menerima
lebih rendah. beban limbah
Akibatnya sangat
ialah bahwa,
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan terbatas,
pelaksanaan sehinggaperundang-undangan
dipastikan bahwa
Lingkungan Hidup. self purification
lingkungan, berada saatbaik ini telah
di tangan
Materi
Di yang diatur
dunia Internasional dalam
konstitusi terlampaui
penguasa rendahan/(Propinsi,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) 2009 Kabupaten/Kotamadya dan para
tentang
juga Perlindungan
mengatakan bahwadan“health
Pengelolaan
is a pengelola kualitas air) maupun di
Lingkungan
fundamental Hidup termasuk
right” kedalam
maksudnya tangan penguasa kerajaanDalam
ruang lingkup
kesehatan hukumtertinggi
adalah dasar lingkungan.
yang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Hukum lingkungan adalah
mengandung suatu kewajiban untukjuga bagian tentang Perlindungan dan Pengelolaan
dari hukum yangyang
menyehatkan berhubungan
sakit dengandan Lingkungan Hidup terdapat berbagai
lingkungan fisik dan yang
mempertahankan serta meningkatkan dapat aspek hukum diantaranya Hukum
diterapkan
yang sehat.terhadap
Hal ini penegakan
melandasiatau Administrasi Negara (HAN) yang terdiri
penanggulangan masalah-masalah
pemikiran bahwa sehat sebagai hak dari Pasal 4 sampai kepada Pasal 82
pencemaran,
asasi manusia dan pengurasan
sehat sebagai dan yang meliputi perencanaan,
penyerangan. Hukum
investasi. Pembangunan kesehatan lingkungan pemanfaatan,pengendalian,pemelihara
mengandung ketentuan-ketentuan
umumnya bertujuan bagi
untuk anpengawasan, dan penegakan hukum.
perilaku masyarakat
meningkatkan untuk
derajat mencegah
kesehatan Hal ini juga terjabar dalam berbagai
atau menanggulangi
masyarakat dengan masalah-masalah
indikator bentuk peraturan, antara lain
lingkungan. Perbuatan
meningkatnya sumber daya manusia, kaidahnya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
melalui dua cara.kualitas
meningkatnya Langsung dengan
hidup 2012 tentang Izin Lingkungan.
menetapkan perintah-perintah
masyarakat, memperpanjang umur dan Dari
Lingkungan ketentuan-ketentuan
dari struktur
larangan-larangan
harapan hidup, dan meningkatnya
secara tidak diatas, segi hukum
tersebut juga semua fasilitas dan administrasi
langsung,
kesejahteraankarena keluarga lingkungan
hukum dan (bestuur
pelayanan recht) berkaitanbaikdengan
yang diperlukan untuk
memberikan peraturan-peraturan
meningkatnya kesadaran masyarakat atas peran Pemerintah
kesehatan jasmani untuk danmemberikan
rohani.
dasar mana
untuk hidup sehat organ-organ penguasa perizinan
Lingkungan yang pendirian
sehat dapatusahadiartikandan
dapat merumuskan kaidah-kaidah melakukan
sebagai langkah pengamanan
lingkungan yang atau
dapat
warganya lebih lanjut.41 upaya yang bersifat preventif
memberikan tempat untuk berlingdung untuk
Selanjutnya hukum lingkungan mematuhi
dan serta persyaratan-persyaratan
dapat menumbuhkan
memberikan, untuk bertindaknya lingkungan
kehidupan yang dan sempurna
memberikan baik sanksi
fisik,
penguasa untuk kepentingan administrasi
psikologis terhadap
dan pelanggaran
maupun atas
sosial.
lingkungan, peraturan-peraturan perizinan lingkungan
Lingkungan yang memenuhi syarat yang telah
hukum dalam bentuk ketentuan- diberikan,
kesehatan dan gugatan
antara lain administrasi.
ketentuan yang menciptakan Perizinan adalah suatu contoh
kewenangan. 42 yang baik tentang berbarengnya fungsi
Perundang-undangan lingkungan instrumental dan normatif dari hukum
terutama terdiri dari perundang- Segi instrumental dari perizinan
undangan pokok (kaderwetgeving).43 antara lain terdiri dari hal bahwa
Ciri khas dari perundang-undangan kebijaksanaan lingkungan dilaksanakan
dengan perantaraan perizinan itu.
41Siti Sundari Rangkuti, Lampiran Perizinan adalah suatu alat untuk
Pada Pengantar Hukum Perizinan, menstimulasi perilaku.
Kerjasama Hukum Indonesia-Belanda,
Surabaya, 1992, hlm. 2-3.
42 Ibid., hlm. 3.
44 Ibid., hlm. 3-4.
43 Ibid.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2018 53


JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

baik untuk lingkungan atau untuk (4) Izin lingkungan diterbitkan oleh
Limbah cair pabrik kelapa sawit
mencegah perilaku yang
adalah salah satu produk samping dari
tidak Menteri, gubernur, atau
dikehendaki. Segi normatif
pabrik minyak kelapa sawit yang berasal dari bupati/walikota sesuai dengan
perizinan
dari kondensat adalah
dari bahwa hukum
proses sterilisasi kewenangannya.
menentukan peraturan-peraturan mana
(proses pengukusan), proses klarifikasi, air Selanjutnya Pasal 37 Undang-Undang Nomor
yang dapatdari
buangan kita cakupkan untukdan
hydrocyclone, dipakai
air (1) Menteri, gubernur, atau
bagi suatu
pencucian perizinan.
pabrik. Kaidah-kaidah
Limbah cair kelapa sawit bupati/walikota sesuai dengan
mengandung
hukum berbagai
lingkungan senyawa isi
memperoleh terlarut
yang kewenangannya wajib menolak
termasuk karena
konkrit serat-serat produk, hemiselulosa
pemberian izin dan
dan turunannya, protein asam organik permohonan izin lingkungan
karena mengkaitkan peraturan- apabila permohonan izin tidak
bebas, dan campuran mineral-mineral,
45
peraturan pada perizinan itu. dilengkapi dengan amdal atau
sehingga kadar bahan pencemaran akan
Ada bermacam-macam bentuk UKL-UPL.
semakin tinggi
pengaturan secara langsung dalam (2) Izin lingkungan sebagaimana
hukum lingkungan, yang paling bersifat dimaksud dalam Pasal 36 ayat
Izin lingkungan adalah izin yang (4) dapat dibatalkan apabila :
diberikan kepada setiap orang yang a. persyaratan yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan diajukan dalam
yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam permohonan izin
rangka perlindungan dan pengelolaan
mengandung cacat
lingkungan hidup sebagai prasyarat
hukum, kekeliruan,
untuk memperoleh izin usaha dan/atau
penyalahgunaan, serta
kegiatan.47 Perizinan diatur dalam ketidakbenaran dan/atau
pasal 36 s/d 41, menetapkan sebagai
pemalsuan data,
berikut :
dokumen, dan/atau
informasi.
b. penerbitannya tanpa
Pasal 36
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan sebagaimana tercantum
yang wajib memiliki amdal atau dalam keputusan komisi
UKL-UPL wajib memiliki izin tentang kelayakan
lingkungan. lingkungan hidup atau
(2) Izin lingkungan sebagaimana rekomendasi UKL-UPL,
dimaksud pada ayat (1) atau
diterbitkan berdasarkan c. kewajiban yang
keputusan kelayakan lingkungan ditetapkan dalam
hidup sebagaimana dimaksud dokumen amdal atau
dalam Pasal 31 atau UKL-UPL tidak
rekomendasi UKL-UPL. dilaksanakan oleh
(3) Izin lingkungan sebagaimana penanggung jawab usaha
dimaksud pada ayat (1) wajib dan/atau kegiatan.
mencantumkan persyaratan yang Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dala
dimuat dalam keputusan Menteri, gubernur, atau
kelayakan lingkungan hidup atau bupati/walikota sesuai dengan
rekomendasi UKL-UPL. kewenangannya wajib mengumumkan
setiap permohonan dan keputusan izin
45 Ibid., hlm. 17. lingkungan. Pengumuman sebagaimana
46 Ibid., hlm. 19.
47 Pasal 1 butir 35 Undang- 48 Pasal 38 Undang-Undang
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Lingkungan Hidup.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2018 54


dimaksud pada ayat (1) dilakukan Salah satu
hukum jenis diharapkan
pidana, limbah dari industri
selain akan kelapa
sawit yaitu pelepah kelapa sawit yang
dengan cara yang mudah diketahui menimbulkan efek jera juga akan
merupakan limbah padat dari industri kelapa
oleh masyarakat.49 meningkatkan
sawit yang tidakkesadaran seluruh
banyak dimanfaatkan
Ketentuan
Selain limbahdi padat
atas merupakan
dan cair, pemangku
karena hanya kepentingan
sebagian kecil tentang betapa
dimanfaatkan
pelaksanaan atas
industri pengolahan kelapa sawit keterbukaan pentingnya perlindungan
untuk bahan bakar dan pakan ternak dandan
informasi, dengan adanya
juga menghasilkan pengumuman
limbah bahan pengelolaan
sebagian besarlingkungandibiarkan saja hiduptanpa demiada
memungkinkan peran
gas. Limbah bahan gas yaitu limbah serta kehidupan generasi masa kini
pengolahan lebih lanjut. Pelepah kelapa dan masa
51
sawit merupakan bagian dari daun tanaman
masyarakat, khususnya
udara yang berasal dari pembakaran yang belum depan.
menggunakan kelapa Perizinan
sawit yang berwarna terpadu hijau (lebih
generating set kesempatan dan pembakaran dalam bidang
prosedur keberatan, dengar pendapat, muda dari warna daunnya)
lingkungan hidup dalam hal ini tidak
tandan kosong dan cangkang sawit di
dan lain-lain dalam
incenerator. proses pengambilan
Gas buang ini dibuang hanya Produksi
tentang pelepah teknis kelapa sawit
administrasi
keputusan. Izin lingkungan persyaratan sebanyak 22 waktu
(prosedur, batang per dan pohon biaya)per
ke udara terbuka. Umumnya limbah tahun dimana berat daging pelepah
untuk
debu dan abu pembakarandan/atau
memperoleh izin usaha tandan sebagaimana dipahami oleh aparat
kegiatan, dalam hal izin sekitar 2,2 kgselama dan biomassa pelepah
kosong dan cangkang sawitlingkungan
sebelum pemerintahan
sawit mencapai 6,3
ini. Namun
ton per ha
juga
per
dicabut, izin usaha dan/atau
dibuang bebas ke udara dikendalikan kegiatan berkaitan dengan aspek substansi
dibatalkan. Dalam hal dust usaha collector,
dan/atau tahun (Litbang,
perizinan bidang Deptan
lingkungan 2010). Pelepah
hidup itu
dengan pemasangan kelapa sawit terdiri dari rachis
kegiatan mengalami
untuk menangkap debu ikutan dalam perubahan, sendiri. Sebagai suatu sistem,
penanggung jawab usaha kemudian dan/atau merupakan batang
berdasarkan tempat melekatnya
UU-PPLH perizinan
sisa gas pembakaran, anak daun hidup (pinnae)harus yang didasarkan
terdiri dari
kegiatan wajib memperbaharui
dialirkan melalui cerobong asap dari izin lingkungan
lingkungan. 50 helaiKajiandaun,
pada Lingkungan setiap helainya
Hidup Strategis
permukaan tanah mengandung lidi daun (spines) dan
Upaya
Limbah preventif
industridalam rangka
pertanian (KLHS), rencana tata ruang, baku mutu
pengendalian dampak lingkungan midrib, ruas hidup,
lingkungan tengah, petiole
kriteria (pangkal
baku
khusunya industri kelapa hidup sawit batang) dan kelopak pelepah (Gambar
sebagianPerlukecil
dilaksanakan
dimanfaatkan dengan untuk kerusakan lingkungan hidup, dan
mendayagunakan 1). Helai daun berukuran
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 55 cm hingga
bahan bakar, pakansecara ternak, maksimal
dll dan 65 cm dan mencakup dengan lebar 2,5
52
instrumen pengawasan
sebagian besar dan perizinan.
lagi dibiarkan saja (Amdal).
Dalam hal pencemaran dan kerusakan cm hingga
Berkaitan 4 dengan
cm. Setiap pelepah
keterpaduan
tanpa ada pengolahan lebih lanjut, mempunyai lebih kurang 100 pasang
lingkungan hidup sudah
untuk mengurangi dampak terjadi, perlu
terhadap perizinan, Pasal 123 UUPPLH
dilakukan upaya represif berupa helai daun. bahwa
menyatakan, Jumlah segala pelepah izin yangdi
lingkungan maka limbah industri dihasilkan meningkat 30-40 batang
penegakan
kelapa sawit hukum yang
dapat diolah. efektif,
Analisa bidang lingkungan hidup yang telah
konsekuen, dan konsisten terhadap ketika berumur
dikeluarkan 3-4 tahun
oleh Menteri, (Warta
Gubernur,
kimia terhadap limbah industri kelapa Penelitian dan Pengembangan
pencemaran
sawit menujukkan dan kerusakan bahwalingkungan
adanya atau Bupati/Walikota sesuai dengan
hidup yang sudah terjadi. Sehingga Pertanian, 2003).
kewenangannya wajibPelepah kelapa sawit
diintegrasikan ke
kandungan bahan organik yang tinggi.
perlu dikembangkan
Kandungan bahan satu sistem
organik hukum
tersebut dalam izin lingkungan paling lama 30
tumbuh dan berkembang selama 1
perlindungan dan baku pengelolaan bulan.tahun
(satu) Pelepah sejak kelapa sawit memiliki
undang-undang ini
merupakan bahan potensial panjang 7-8Izin m dengan
lingkungan hidup yang
untuk diolah menjadi produksi jelas, tegas, dan
bahan- ditetapkan. dalam panjang
ketentuan petiole
ini,
menyeluruh 1,5 m izin danpengolahan
rachis 5,5-6,5 m.
bahan yangguna menjamin kepastian
menguntungkan atau misalnya
Produktivitas yang tinggi
limbah B3,
akan tercapai
hukum sebagai
mempunyai nilai ekonomi landasan
yang tinggi bagi izin pembuangan air limbah ke laut,
perlindungan dan pengelolaan sumber jika izin
dan pemangkasan
pembuangan pelepah air limbah kelapa
ke
daya alam serta kegiatan pembangunan sawit dilakukan
53 dengan cara yang
sumber air.
lain. Mendayagunakan berbagai benar, tetapi jika tidak dilakukan
Mencermati ketentuan-
ketentuan hukum, baik hukum justru akan menurunkan produksi.
ketentuan berkaitan dengan perizinan
administrasi, hukum perdata, maupun Sesuai pernyataan Devendra (1990),
dalam hal Undang-Undang Nomor 32
siklus pemangkasan pelepah kelapa
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
sawit setiap 14 hari, tiap pemangkasan
49 Pasal 39 Undang-Undang sekitar 3 pelepah daun dengan berat
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang 51 Mas Achmad Santoso, Good

Perlindungan Dan Pengelolaan 1 pelepah mencapai 10 kg. Satu ha


Governance & Hukum Lingkungan, ICEL,
Lingkungan Hidup. lahan 2001,
Jakarta, ditanami
hlm. 234. sekitar 148 pohon
50 Syamsul Arifin, Hukum sehinggaHelmi,
52 setiapHukum14 hari akan dihasilkan
Perizinan
Perlindungan Dan Pengelolaan ±4.440 kg atau
Lingkungan Hidup, 8.880
Sinarkg/bulan/ha
Grafika,
Lingkungan Hidup Di Indonesia, P.T. Jakarta, 2012, hlm. 7.
Sofmedia, Jakarta, 2012, hlm. 108. 53 Ibid., hlm. 8.
JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

Pengelolaan Lingkungan Hidup ini, 7. sangat beracun (highly toxic),


pada satu sisi, yang dimaksudkan 8. beracun (toxic),
adalah izin lingkungan sebagai syarat 9. berbahaya (harmfull),
mendapat izin usaha dan/atau kegiatan 10.korosif (corrosive),
(sektoral). Jika terdapat kaitan yang 11.bersifat iritasi (irritant),
erat antara izin lingkungan dengan izin 12.berbahaya bagi lingkungan
usaha dan/atau kegiatan. Kedudukan (dangerous to the environment),
AMDAL sendiri merupakan syarat 13.karsinogenik (carcinogenic),
memperoleh izin lingkungan dan izin 14.teratogenik (teratogenic),
usaha dan/atau kegiatan merupakan 15.mutagenik (mutagenic).
satu kesatuan sistem perizinan dalam Pengelolaan limbah B3 adalah
UUPPLH.54 kegiatan yang meliputi pengurangan,
Bahan berbahaya dan beracun penyimpanan, pengumpulan,
yang selanjutnya disingkat B3 adalah pengangkutan, pemanfaatan,
zat, energi, dan/atau komponen lain pengolahan, dan/atau penimbunan.58
yang karena sifat, konsentrasi, Kewajiban untuk melakukan
dan/atau jumlahnya, baik secara pengelolaan B3 merupakan upaya
langsung maupun tidak langsung, dapat untuk mengurangi terjadinya
mencemarkan dan/atau merusak kemungkinan risiko terhadap
lingkungan hidup, dan/atau lingkungan hidup yang berupa
membahayakan lingkungan hidup, terjadinya pencemaran dan/atau
kesehatan, serta kelangsungan hidup kerusakan lingkungan hidup mengingat
manusia dan makhluk hidup lain.55 B3 mempunyai potensi yang cukup
Limbah bahan berbahaya dan besar untuk menimbulkan dampak
beracun, yang selanjutnya disebut negatif.59
Limbah B3, adalah sisa suatu usaha Adapun kewajiban-kewajiban
dan/atau kegiatan yang mengandung Pengelola B3 adalah sebagai berikut :60
B3.56 Penghasil, yaitu :
Klasifikasi Bahan Berbahaya a. Wajib mencegah terjadinya
Beracun (B3) menurut karakteristiknya pencemaran dan kerusakan
adalah sebagai berikut :57 lingkungan hidup,
1. mudah meledak (explosive), b. Wajib meregristrasikan B3 yang
2. pengoksidasi (oxidizing), diproduksi,
3. sangat mudah sekali menyala c. Wajib membuat MSDS (Material
(extremely flammable), Safety Data Sheet),
4. sangat mudah menyala (highly d. Wajib mengemas setiap B3 sesuai
flammable), klasifikasinya serta memberi simbol
5. mudah menyala (flammable), dan label,
6. amat sangat beracun (extremely e. Wajib memiliki tempat penyimpanan
toxic), yang memenuhi syarat,
f. Wajib melengkapi sistem tanggap
54Ibid. darurat dan prosedur penanganan
55 Pasal 1 butir 21 Undang- B3,
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. 58 Pasal 1 butir 23 Undang-
56 Pasal 1 butir 22 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Lingkungan Hidup. 59 Syamsul Arifin, Hukum
57 Syamsul Arifin, Hukum
Perlndungan , Op.cit., hlm. 120.
Perlindungan..., Op.cit., hlm. 119. 60 Ibid.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2015 56


JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

g. Wajib menjaga keselamatan dan f. Wajib melakukan penanggulangan


kesehatan kerja, keadaan darurat dan kecelakaan,
h. Wajib menanggulangi kecelakaan g. Wajib menjaga keselamatan dan
dan keadaan darurat, kesehatan kerja,
i. Wajib menyampaikan laporan h. Wajib menyampaikan laporan
kegiatan. kegiatan.
Penyimpan, yaitu: Pengedar, yaitu:
a. Wajib mencegah terjadinya a. Wajib melakukan pencegahan
pencemaran atau kerusakan terjadinya pencemaran dan
lingkungan, kerusakan lingkungan,
b. Wajib memiliki MSDS, b. Wajib memiliki MSDS,
c. Wajib mengemas setiap B3 sesuai c. Wajib mengemas sesuai dengan
klasifikasinya dan memberikan klasifikasinya, memberi simbol dan
simbol dan label, label,
d. Wajib memiliki sistem tanggap d. Wajib menjaga keselamatan dan
darurat dan prosedur penanganan kesehatan kerja,
B3, e. Wajib melakukan penanggulangan
e. Wajib melakukan kecelakaan dan keadaan darurat.
penanggulangan kecelakaan dan Pasal 59 UUPPLH mengatur
keadaan darurat, mengenai pengelolaan limbah bahan
f. Wajib menjaga keselamatan dan berbahaya dan beracun sebagai berikut
kesehatan kerja, :
g. Wajib menyampaikan laporan (1) Setiap orang yang menghasilkan
kegiatan, limbah B3 wajib melakukan
Pengguna, yaitu: pengelolaan limbah B3 yang
a. Wajib mencegah terjadinya dihasilkannya.
pencemaran dan kerusakan (2) Dalam hal B3 sebagaimana
lingkungan hidup, dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1)
b. Wajib menjaga keselamatan dan telah kedaluwarsa, pengelolaannya
kesehatan kerja, mengikuti ketentuan pengelolaan
c. Wajib memiliki MSDS, limbah B3.
d. Wajib memasang simbol dan label (3) Dalam hal setiap orang tidak
sesuai klasifikasinya, mampu melakukan sendiri
e. Wajib melakukan penanggulangan pengelolaan limbah B3,
kecelakaan dan keadaan darurat, pengelolaannya diserahkan kepada
f. Wajib memiliki prosedur penanganan pihak lain.
dan keadaan darurat, (4) Pengelolaan limbah B3 wajib
g. Wajib menyampaikan laporan. mendapat izin dari Menteri,
Pengangkut, yaitu: gubernur, atau bupati/walikota
a. Wajib mencegah terjadinya sesuai dengan kewenangannya.
pencemaran dan kerusakan (5) Menteri, gubernur, atau
lingkungan, bupati/walikota wajib
b. Wajib memilik MSDS, mencantumkan persyaratan
c. Wajib menggunakan sarana yang lingkungan hidup yang harus
layak operasi, dipenuhi dan kewajiban yang harus
d. Wajib mengemas B3 sesuai dipatuhi pengelola limbah B3 dalam
klasifikasinya dan memberi simbol izin.
dan label, (6) Keputusan pemberian izin wajib
e. Wajib melengkapi sistem diumumkan.
tanggap darurat dan prosedur,

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2015 57


JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai dan lain-lain.62


pengelolaan limbah B3 diatur dalam Ketentuan tanggung jawab
Peraturan Pemerintah. mutlak (“Strict Liability”) ditetapkan
Penjelasan dari Pasal 59 ayat (1) dalam Pasal 88 UUPPLH, sebagai
menyebutkan, bahwa pengelolaan berikut : “Setiap orang yang
limbah B3 merupakan rangkaian tindakannya, usahanya, dan/atau
kegiatan yang mencakup pengurangan, kegiatannya menggunakan B3,
penyimpanan, pengumpulan, menghasilkan dan/atau mengelola
pengangkutan, pemanfaatan, dan/atau limbah B3, dan/atau yang
pengolahan, termasuk penimbunan menimbulkan ancaman serius terhadap
limbah B3. Yang dimaksud dengan lingkungan hidup bertanggung jawab
pihak lain adalah badan usaha yang mutlak atas kerugian yang terjadi
melakukan pengelolaan limbah B3 dan tanpa perlu pembuktian unsur
telah mendapatkan izin.61 kesalahan”.63
Bahan beracun dan berbahaya Penjelasan Pasal di atas
dapat diidentifikasikan dalam bentuk menyebutkan, bahwa :64
dan sifat bahan itu sendiri, apakah Yang dimaksud dengan
berupa cairan atau pun gas. Disamping “bertanggung jawab mutlak”
itu perlu diketahui efek bahan kimia atau strict liability adalah unsur
terhadap lingkungan, bahaya langsung kesalahan tidak perlu dibuktikan
terhadap masyarakat, kontak dengan oleh pihak penggugat sebagai
sumber air, pengaruh hujan dan dasar pembayaran ganti rugi.
sebagainya. Perkiraan bahaya bahan Ketentuan ayat ini merupakan
kimia dapat diketahui dari nama suatu lex specialis dalamgugatan
unsur kimia, hasil reaksinya terhadap tentang perbuatan melanggar
unsur kimia lain, berat jenis, tekanan hukum pada umumnya. Besarnya
uap dan batas-batas peledakan. Bahan nilai ganti rugi yang dapat
beracun dan berbahaya banyak dibebankan terhadap pencemar
dikaitkan dengan masalah atau perusak lingkungan hidup
penyimpanan dan penggunaan. menurut Pasal ini dapat
Penyimpanan bahan yang mudah ditetapkan sampai batas
terbakar berbeda dengan penyimpanan tertentu. Yang dimaksud dengan
bahan yang peka terhadap air. Bahan “sampai batas waktu tertentu”
yang peka terhadap air antara lain, adalah jika menurut penetapan
natrium, kalsium, sulfide dan alkali peraturan perundang-undangan
pekat. Bahan-bahan ini banyak ditentukan keharusan asuransi
digunakan sebagai bahan penolong bagi usaha dan/atau kegiatan
ataupun bahan-bahan utama dalam yang bersangkutan atau telah
industri dan disimpan dalam pabrik. tersedia dana lingkungan hidup.
Jenis bahan-bahan oxidator seperti Berdasarkan uraian diatas,
permanganate, bormat, kromat, ozon, dihubungkan dengan Pasal 67 UUPPLH,
perborat dan senyawa-senyawa nitrat bahwa setiap orang berkewajiban
harus disimpan dalam ruangan sejuk, memelihara kelestarian fungsi
yang tahan api dan terventilasi. Bahan- lingkungan hidup serta mengendalikan
bahan yang bersifat korosif, natrium pencemaran dan/atau kerusakan
hidroksida, formaldehyde, kresol, lingkungan hidup.
natrium, sodium cyanide, seng chloride Makna yang terkandung dari
62 Ibid., hlm. 167.
63 Ibid., hlm. 172-173.
61 Ibid., hlm. 122. 64 Ibid., hlm. 173.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2015 58


ketentuan diatas memberikan dilakukan oleh perusahaan yang
kewajiban kepada setiap orang untuk berhubungan dengan pengelolaan
mengendalikan pencemaran dan/atau limbah dimana terdapat 5 (lima)
kerusakan lingkungan hidup yang dapat kewajiban yang harus dipenuhi oleh
dilaksanakan oleh setiap orang perusahaan yang terwujud dalam
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 bentuk perizinan yaitu perizinan
butir 32 dari UUPPLH, bahwa “setiap penyimpanan, perizinan pengumpulan,
orang adalah orang perseorangan atau perizinan pengangkutan, perizinan
badan usaha, baik yang berbadan pemanfaatan, dan perizinan
hukum maupun yang tidak berbadan pengolahan limbah B3. Namun dalam
hukum”. praktik dan penerapan telah
Dalam praktiknya terdapat menimbulkan permasalahan.
banyak perusahaan-perusahaan yang PT. Permata Hijau Sawit yang
melakukan aktivitasnya menghasilkan bergerak dalam bidang industri
limbah dan salah satunya adalah pengelolaan kelapa sawit yang
limbah B3. Dari hasil penelitian Badan beralokasi di Jalan Lintas Sibuhuan-
Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Sosa, Desa Mananti, Kecamatan
Utara Tahun 2011 dan 2012 terdapat Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang
banyak perusahaan yang menghasilkan Lawas Propinsi Sumatera Utara. Dan
limbah B3 di Provinsi Sumatera Utara kemudian PT. Permata Hijau Sawit ini
antara lain adalah rumah sakit, berkantor di Jl. Sultan Iskandar Muda
perusahaan industri kimia dan pabrik No. 107 Medan 20154 Indonesia yang
kelapa sawit. Oleh karena itu penulis telah melakukan usahanya sejak tahun
ingin mengkaji ketentuan yang 2008 dan telah melakukan penyusunan
berhubungan dengan perizinan dokumen UKL dan UPL ini sesuai
terhadap pabrik kelapa sawit.65 dengan format Keputusan Menteri
Dalam upaya untuk mencegah Negara Lingkungan Hidup No. 86/2002
terjadinya pencemaran dan kerusakan tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
lingkungan hidup yang disebabkan oleh Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
limbah B3, maka kepada perusahaan- Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
perusahaan tersebut diwajibkan untuk Oleh karena itu beranjak dari uraian-
memperoleh izin lingkungan. uraian latar belakang di atas dipilihlah
Sebagaimana dalam Pasal 1 butir 35 judul tentang “Keterkaitan Antara
UUPPLH, izin lingkungan adalah izin Perizinan Pabrik Kelapa Sawit PT.
yang diberikan kepada setiap orang Permata Hijau Sawit Dengan Pengelolaan
yang melakukan usaha dan/atau Limbah Dalam Upaya Mencegah
Terjadinya Pencemaran Dan Kerusakan
kegiatan yang wajib amdal atau UKL-
Lingkungan Hidup”.
UPL dalam rangka perlindungan dan A. Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata Hijau
pengelolaan lingkungan hidup sebagai Sawit
prasyarat untuk memperoleh izin usaha Sesuai dengan prioritas
dan/atau kegiatan. Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Sebagai salah satu persyaratan Pembangunan Ekonomi Daerah Tingkat II
yang wajib dilakukan oleh perusahaan Kabupaten Tapanuli Selatan dalam Pelita
adalah izin lingkungan. Terutama Kelima Daerah dititik beratkan pada sektor
dalam setiap kegiatan yang akan industri disamping sektor pertanian dan
sektor pariwisata. Peningkatan sektor
65 Wawancara langsung dengan industri ditujukan agar dapat lebih
Kepala Bagian Penegakan Hukum BLH- berperan sebagai penggerak utama laju
SU Bapak Dr. Indra Utama Msi, pada peningkatan pertumbuhan ekonomi
tanggal 19 Februari 2013, pukul 10.00 daerah, terutama sektor industri yang
WIB, di Kantor BLH-SU. menghasilkan komoditas ekspor, industri
yang menyerap banyak tenaga kerja, oleh PT. Permata Hijau Sawit terhadap
industri pengolah hasil pertanian dan kegiatan kebun kelapa sawit dan
industri yang dapat menghasilkan barang Pengolahan Pabrik Minyak Sawit.69
modal.66 Pendekatan Studi Evaluasi
Menyambut baik Program
terhadap Lingkungan Pabrik Minyak
Pemerintah untuk pembangunan tersebut,
PT. Permata Hijau Sawit yang telah Sawit Kebun PT. Permata Hijau Sawit
memiliki lahan tanaman sawit seluas 8.040 dilakukan dengan memfokuskan studi
Ha, bermaksud untuk melakukan terhadap aspek yang berhubungan dan
penanaman modal dengan membangun akan terkena dampak dari kegiatan
pabrik pengolahan Tandan Buah Segar pembangunan yaitu menyangkut aspek
Sawit menjadi minyak dan inti sawit. 67 Hal fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi,
ini tergambar pada tabel dibawah: dan sosial-budaya. Masing-masing
Tabel 1 : Luas Areal Kebun PT. aspek dikaji sesuai dengan pedoman
Permata Hijau Sawit. teknis dari Menteri Pertanian tentang
No Jenis Kegiatan Luas/Ha Penyusunan PIL untuk Bidang Usaha
1. Kebun Papaso 7050
2. Kebun Mondang 600
Perkebunan dengan melibatkan Tim
3. Areal Pabrik 40 yang terdiri dari tenaga ahli pada
(Mananti) bidangnya masing-masing.70
4. Dan lain-lain 350 Penentuan wilayah dampak,
Sumber : Rencana Pemantauan Lingkunga pengumpulan, analisis dan interpretasi
(RPL Perkebunan Kelapa Sawit
Serta Pengolahan Minyak Sawit data dilakukan dengan menggunakan
PT. Permata Hijau Sawit Tahun metode ilmiah yang telah ditetapkan
1995. untuk masing-masing objek penelitian.
Pendugaan dampak dilakukan
Menyadari bahwa pembangunan berdasarkan operasi dari kegiatan dan
industri pasti akan memberikan limbah yang dihasilkannya dan
dampak terhadap lingkungan, PT. kemungkinan dampaknya terhadap
Permata Hijau Sawit melalui lingkungan.71
Direkturnya telah membuat pernyataan Sesuai dengan persyaratan yang
pada tanggal 3 Mei 1995 yang isinya telah digariskan, maka Penyajian
antara lain, secara teknis akan Informasi Lingkungan yang dilakukan
melakukan upaya penanggulangan terhadap Lingkungan Pabrik Minyak
pencemaran yang bersumber dari Sawit Kebun PT. Permata Hijau Sawit
perusahaan PT. Permata Hijau Sawit berdasarkan kepada:72
dan memikul beban serta bertanggung a. Identifikasi secara sistematis
jawab sepenuhnya atas segala kerugian terhadap kegiatan yang akan
dan pengrusakan kelestarian alam dan dilakukan baik pembangunan
pencemaran terhadap lingkungan (air, maupun operasional pabrik yang
udara, dan suara) yang ditimbulkan diduga akan menimbulkan dampak
oleh pembangunan dan operasional penting terhadap lingkungan;
pabrik.68 b. Penyusunan dilakukan secara antar
Studi Penyajian Evaluasi disiplin ilmu dan dengan metode
Lingkungan (PEL) yang telah dilakukan ilmiah;
c. Memberi petunjuk pelaksanaan
66 Laporan Akhir Penyajian
sehingga dapat dilakukan uji ulang;
Informasi Lingkungan (PIL) Pabrik
Minyak Sawit PT. Permata Hijau Sawit,
(Medan : PT. Citra Amdal Lestari, 1995),
hlm. 2.
69 Ibid., hlm. 1.
67 Ibid.
70 Op.cit., hlm. 9.
68 Ibid., hlm. 3.
71 Ibid.
72 Ibid.
d. Lingkup pelaksanaan mewakili kondisi limbah tanpa pengelolaan
wilayah yang terkena dampak. yang baik dapat mengakibatkan
Pabrik Minyak Sawit dan potensi turunnya kualitas perairan yang
sumber daya alam serta perkampungan nantinya akan dapat menurunkan
penduduk yang berdekatan dengan kualitas hidup masyarakat yang
lokasi kegiatan serta daerah memanfaatkannya.
pemukiman dan instalasi pengolahan Proses penyediaan uap yang
air minum yang berada di bawah aliran menggunakan cangkang dan serat
limbah operasional pabrik yang sebagai bahan bakar serta
73 pembakaran janjang akan
meliputi:
a. Daerah penyebaran buangan menghasilkan partikulat disamping
pabrik baik bentuk padat gas sisa pembakaran yang
maupun cair serta gas; bertemperatur tinggi. Kegiatan
b. Daerah aktivitas operasi pabrik yang menggunakan
pengembangan dan peralatan mekanis maupun elektris
perbatasan pemukiman akan menimbulkan kebisingan dan
penduduk disekitar lokasi gangguan terhadap kenyamanan
pabrik; lingkungan.
c. Daerah pendukung dari segi Kegiatan pengelolaan lahan akan
perekonomian, sosial dan mengakibatkan terjadinya
sumber daya alam dan perubahan pada sifat fisik tanah
manusia, yang erat baik akibat terbukanya permukaan
hubungannya dengan hasil tanah oleh kegiatan perkebunan
produksi dan operasi pabrik. maupun kegiatan lain yang
PEL tersebut menyimpulkan mengakibatkan terjadinya suksesi
adanya dampak dan dampak potensial vegetasi maupun akibat adanya
yang ditimbulkan oleh kegiatan rembesan dari limbah cair.
tersebut. 74 2. Hayati berdampak berkurangnya
Hasil identifikasi dan prediksi satwa liar;76
dampak lingkungan yang meliputi:75 Pengaruh pencemaran ke dalam
1. Fisik Kimia berdampak penurunan suatu perairan dikaitkan pada dua
kualitas air dan peningkatan erosi; macam prinsip yaitu prinsip batas
Air limbah PMS Kebun PT. Permata toleransi dan prinsip kompetisi.
Hijau Sawit dibuang ke badan air Prinsip batas toleransi yaitu
Sungai Sosa yang melewati kemampuan jasad renik menerima
beberapa dusun kecil di pinggirnya. lingkungan yang tercemar, mungkin
Penduduk sepanjang sungai sangat bersifat asing atau toksik.
tergantung kepada keberadaan air Secara langsung dilakukan
Sungai Sosa yang menopang berdasarkan pertemuan dengan
ketersediaan air bagi kehidupan satwa liar, sedangkan pengamatan
sehari-hari mereka baik dari segi secara tidak langsung dilakukan
kebutuhan air rumah tangga berdasarkan tanda-tanda yang
maupun penyediaan protein hewani ditinggalkan satwa liar, seperti
seperti ikan, lalu lintas air maupun jejak, bekas cakaran pada pohon-
usaha pengambilan pasir dan pohon, tanah, sarang, bau, dan
kerikil. Dengan adanya limbah cair tanda-tanda lainnya.
dari kegiatan pabrik maka pada 3. Sosial-Ekonomi berdampak
peningkatan kesempatan kerja.77
73 Ibid., hlm. 10.
74 Op.cit., hlm. 1.
75 Op.cit., hlm. 12. 76 Ibid., hlm. 20.
Pembangunan Pabrik Minyak Sawit (i) Pemantauan kondisi pencegahan
di Desa Mananti yang membangun erosi yang sudah ada;
jalan untuk mencapai pabriknya (ii) Pemantauan terhadap kondisi
akan membuka jalan transportasi perairan;
ke wilayah disekitar pabrik. (iii). Pemantauan terhadap luas
Wilayah pemukiman yang selama gangguan satwa liar;
ini tidak pernah mengalami (iv). Pemantauan terhadap jumlah
gangguan dari pencemaran industri penyerapan tenaga kerja.
akan mulai terganggu dengan Tujuan rencana
dimulainya pembangunan pabrik. pemantauan lingkungan:81
Perubahan kondisi lingkungan ini 1. Menciptakan mekanisme
akan menyebabkan perubahan pengendalian pengelolaan
persepsi maupun tingkah laku dari lingkungan untuk membantu
penduduk. Demikian juga dengan pengambilan keputusan dalam
pola pekerjaan dan pendapatan pengelolaan perkebunan Kelapa
akan mengalami perubahan akibat Sawit dan Pabrik Kelapa Sawit.
adanya kegiatan pabrik.78 2. Menguji alternatif penanganan
Tujuan PEL tersebut memberikan dampak.
arahan pengelolaan dan 3. Menciptakan sistem peringatan
pemantauan lingkungan untuk dini terhadap perubahan
setiap dampak terhadap komponen lingkungan yang tidak terduga.
lingkungan sebagai berikut:79 4. Menciptakan mekanisme
(i). Pengelolaan erosi dengan koordinasi antara pihak-pihak
penanaman dan pemeliharaan yang terkait melalui pertukaran
tanaman penutup tanah dan informasi.
pembuatan teras; Rencana Pemantauan
(ii). Pengelolaan kualitas air Lingkungan pada hakekatnya
dengan pengolahan limbah merupakan salah satu fungsi
(UPL) pengontrolan pengelolaan lingkungan termasuk
penggunaan pupuk dan pelaksanaan RKL. Tanpa RPL maka
kegiatan pemberantasan hama; tidak terjamin tersedianya informasi
(iii). Pengelolaan terhadap hayati yang tepat bagi pemrakarsa dalam
dengan cara pemasangan pengendalian lingkungan. Pengelolaan
papan larangan untuk selalu dihadapkan pada ketidakpastian
penangkapan dan dan kemungkinan tidak tercapainya
pemeliharaan satwa langka sasaran dan tujuan.82
dan penyuluhan; Bagi pihak lain yang
(iv). Pengelolaan terhadap berperanserta dalam pengelolaan
penyerapan tenaga kerja lingkungan informasi tersbut juga
dengan mempertahankan diperlukan untuk melakukan
aktivitas kebun. penyesuaian-penyesuaian apabila
Arahan Rencana Pemantauan memang diperlukan dalam pengelolaan
Lingkungan terhadap Kegiatan Kebun lingkungan pada umumnya dan
dan Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit pelaksanaan RPL pada khususnya.
dengan jumlah pengolahan 30 ton Terlebih-lebih karena pengelolaan
TBS/jam sebagai berikut:80 lingkungan melibatkan banyak pihak
maka ada kemungkinan yang lebih
77 Ibid., hlm. 29.
78 Ibid., hlm. 30.
79 Op.cit., hlm. 2. 81 Ibid.
80 Ibid. 82 Ibid.
JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

besar untuk terjadinya perubahan khususnya di Sumatera Utara.


terhadap rencana yang sudah disusun Sebahagian lain mesin-mesin
bersama.83 pengolah sawit masih harus
Pembangunan pabrik pengolahan diimpor dari luar negeri seperti
PT. Permata Hijau antara lain sebagai Decanter, Purifier, dan Sludge
berikut:84 Separator. Demikian juga
a. Pabrik Pengolah Buah Kelapa dengan peralatan pendukung
Sawit menjadi minyak dan inti seperti gen-set dan turbin uap
sawit direncanakan dengan serta peralatan katup-katup
kapasitas olah 30 ton Tandan instalasi uap.
Buah Segar (TBS) perjam. Mesin-mesin yang diproduksi di
b. Pemasangan fondasi dan Medan maupun diimpor dibawa
pembangunan gedung. 85 ke lokasi pabrik dengan
Pemasangan fondasi dilakukan menggunakan kendaraan darat.
dengan menggunakan tenaga Pemasangan mesin dilakukan
karyawan tak terdidik dengan oleh tenaga ahli yang
pengawas tenaga ahli konstruksi merupakan karyawan
sipil. Bahan untuk semen kontraktor. Pemasangan mesin
didatangkan dari daerah dilanjutkan dengan uji coba
Sumatera Barat. Bahan operasi secara satuan dan
bangunan lain seperti pasir dan setelah sistem pengolahan
kerikil berasal dari Sungai Sosa lengkap terpasang, maka uji
yang juga merupakan hasil coba pabrik dilakukan dibawah
sampingan dari sumber daya pengawasan kontraktor.
alam di sekitar lokasi proyek. e. Instalasi pengolah air bersih.88
c. Perakitan Pabrik.86 Pabrik Minyak Sawit
Pembangunan pabrik dengan membutuhkan air yang cukup
konstruksi baja untuk Pabrik banyak. Untuk satu ton TBS
Minyak Sawit umumnya tidak diperlukan air bersih ± 1,5 ton
seluruhnya dikerjakan di yang termasuk kebutuhan
lapangan. Pabrikasi dilakukan di domestik seperti keperluan
Medan dan dengan menggunakan kantor dan perumahan. Sumber
transportasi darat dibawa ke air baku diambil dari Sungai
lapangan untuk di rakit. Sosa. Khusus untuk air umpan
Umumnya untuk merakit pabrik ketel masih harus ditreatment
diperlukan tenaga terdidik dan lagi sehingga kualitasnya
terlatih yang didatangkan dari memenuhi persyaratan yang
luar daerah Padang Lawas dan diminta oleh ketel dari jenis
merupakan karyawan dari pipa air.
kontraktor pelaksana bangunan. f. Instalasi pengolah air limbah.89
d. Pemasangan mesin dan Undang-Undang No. 32 Tahun
peralatan.87 2009 tentang Perlindungan dan
Sebahagian dari peralatan mesin Pengelolaan Lingkungan Hidup
pengolah kelapa telah dapat telah menegaskan bahwa setiap
diproduksi di Indonesia, orang berkewajiban memelihara
lingkungan hidup dan mencegah
83 Ibid., hlm. 3. serta menanggulangi kerusakan
84 Op.cit., hlm. 45.
85 Ibid., hlm. 46.
86 Ibid. 88 Ibid., hlm. 47.
87 Ibid. 89 Ibid.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2015 63


JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

dan pencemaran. Dalam Label Bahan Berbahaya dan


perencanaan pabrik telah Beracun;
dimasukkan pembuatan kolam 7. Peraturan Menteri Negara
pengolah limbah dengan ponding Lingkungan Hidup No. 18
system. Tahun 2009 tentang Tata
Cara Perizinan Pengelolaan
B. Peraturan-Peraturan Yang Limbah Bahan Berbahaya dan
Berhubungan Dengan Pengelolaan Beracun;
Limbah Bahan Berbahaya Dan 8. Peraturan Menteri Negara
Beracun Pada Pabrik Kelapa Sawit Lingkungan Hidup No. 30
PT. Permata Hijau Sawit Tahun 2009 tentang Tata
Laksana Perizinan dan
Dalam kaitannya dengan Pengawasan Pengelolaan
pengelolaan pabrik kelapa sawit dari Limbah Bahan Berbahaya dan
pengelolaan limbahnya terutama yang Beracun Serta Pengawasan
berhubungan dengan limbah bahan Akibat Pencemaran Limbah
berbahaya dan beracun pemerintah Bahan Berbahaya dan
telah menerbitkan peraturan-peraturan Beracun Oleh Pemerintah
sebagai berikut : Daerah;
1. Peraturan Pemerintah RI No. 9. Peraturan Menteri Negara
18 Tahun 1999 tentang Lingkungan Hidup No. 33
Pengelolaan Limbah Bahan Tahun 2009 tentang Tata
Berbahaya dan Beracun; Cara Pemulihan Lahan
2. Peraturan Pemerintah No. 85 Terkontaminasi Limbah
Tahun 1999 tentang Bahan Berbahaya dan
Perubahan atas Peraturan Beracun;
Pemerintah Nomor 18 Tahun 10.Keputusan Menteri Negara
1999 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 128
Limbah Bahan Berbahaya dan Tahun 2003 tentang Tata
Beracun; Cara dan Persyaratan Teknis
3. Peraturan Pemerintah No. 74 Pengolahan Limbah Minyak
Tahun 2001 tentang Bumi dan Tanah
Pengelolaan Bahan Terkontaminasi Oleh Minyak
Berbahaya dan Beracun; Bumi Secara Biologis;
4. Peraturan Menteri Negara 11.Keputusan Kepala Bapedal
Lingkungan Hidup No. 3 No. 1 Tahun 1995 tentang
Tahun 2007 tentang Fasilitas Tata Cara dan Persyaratan
Pengumpulan dan Teknis Penyimpanan dan
Penyimpanan Limbah Bahan Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun Di Berbahaya dan Beracun;
Pelabuhan; 12.Keputusan Kepala Bapedal
5. Peraturan Menteri Negara No. 2 Tahun 1995 tentang
Lingkungan Hidup No. 2 Dokumen Limbah Bahan
Tahun 2008 tentang Berbahaya dan Beracun;
Pemanfaatan Limbah Bahan 13.Keputusan Kepala Bapedal
Berbahaya dan Beracun; No. 3 Tahun 1995 tentang
6. Peraturan Menteri Negara Persyaratan Teknis
Lingkungan Hidup No. 3 Pengelolaan Limbah Bahan
Tahun 2008 tentang Tata Berbahaya dan Beracun;
Cara Pemberian Simbol dan

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2015 64


JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

14.Keputusan Kepala Bapedal Sesuai dengan batasan yuridis


No. 4 Tahun 1995 tentang tentang bahan berbahaya dan beracun
Tata Cara Pesyaratan (B3) ciri-ciri B3 dapat diklasifikasikan
Penimbunan Hasil sebagai berikut:91
Pengolahan, Persyaratan, a. mudah meledak (explosive);
Lokasi Bekas Pengolahan dan b. pengoksidasi (oxidizing);
Lokasi Bekas Penimbunan c. sangat mudah sekali menyala
Limbah Bahan Berbahaya dan (extremely flammable);
Beracun; d. sangat mudah menyala (highly
15.Keputusan Kepala Bapedal flammable);
No. 5 Tahun 1995 tentang e. mudah menyala (flammable);
Simbol dan Label Limbah f. amat sangat beracun (extremely
Bahan Berbahaya dan toxic);
Beracun; g. sangat beracun (highly toxic);
16.Keputusan Kepala Bapedal h. beracun (toxic);
No. 255 Tahun 1996 tentang i. berbahaya (harmful);
Tata Cara dan Persyaratan j. korosif (corrosive);
Penyimpanan dan k. bersifat iritasi (irritant);
Pengumpulan Minyak l. berbahaya bagi lingkungan
Pelumas Bekas; (dangerous to the environment);
17.Keputusan Kepala Bapedal m. karsinogenik (carcinogenic);
No. 2 Tahun 1998 tentang n. teratogenik (teratogenic);
Tata Laksana Pengawasan o. mutagenik (mutagenic).
Pengelolaan Limbah Bahan Karena B3 ini merupakan bahan
Berbahaya dan Beracun Di berbahaya dan beracun yang akan
Daerah; menimbulkan kerusakan yang lebih
18.Keputusan Kepala Bapedal serius dibandingkan dengan limbah non
No. 3 Tahun 1998 tentang B3. Oleh karenanya itu pemerintah
Program Kemitraan Dalam mengeluarkan atau menerbitkan izin
Pengelolaan Bahan limbah B3 ini sesuai dengan
Berbahaya dan Beracun; kewenangannya harus memenuhi
19.Surat Edaran Menteri Negara prosedur dan pengkajian yang
Lingkungan Hidup No. 8 dilakukan oleh perusahaan, sehingga
Tahun 1997 tentang kajian B3 merupakan persyaratan yang
Penyerahan Minyak Pelumas harus dipenuhi dalam rangka
Bekas. memperoleh izin dari pemerintah.
Dari beberapa peraturan diatas Untuk Pabrik Kelapa Sawit PT.
bahwasannya bahan berbahaya dan Permata Hijau Sawit, pemerintah telah
beracun (B3) adalah bahan yang karena menerbitkan beberapa surat
sifat dan atau konsentrasinya dan atau rekomendasi dan surat izin, antara
jumlahnya, baik secara langsung lain:
maupun tidak langsung, dapat 1. Surat Rekomendasi Nomor:
mencemarkan dan atau merusak 660/2459/2009 tentang
lingkungan hidup, dan atau dapat Persetujuan Pengkajian
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
manusia serta makhluk hidup lainnya.90 dan Beracun.
91 Pasal 5 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001
90 Pasal 1 butir 1 Peraturan tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 dan Beracun.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2015 65


JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

Pemanfaatan Air Limbah Industri Permata Hijau Sawit di Kebun


Minyak Sawit Pada Tanah Bukit Udang Blok 42, 43, 52, 53,
Perkebunan PT. Permata Hijau 54, 61, 62, 63, 64, 71, 73, 81
Sawit (PHS). Hal tersebut sesuai dan 91 jumlah total 350 Ha.
dengan Keputusan Menteri Negara 3.Melakukan pemantauan air
Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun limbah yang keluar dari pond
2003 tentang Pedoman Teknis terakhir untuk (land application)
Pengkajian Pemanfaatan Air sebelum air limbah tersebut
Limbah Industri Minyak Sawit pada dibuang ke lahan dengan
Tanah Perkebunan Kelapa Sawit, parameter, frekuensi
serta memperhatikan Surat pemantauan dan metode analisis
Keterangan dari Camat Hutaraja sebagai berikut:
Tinggi Nomor: 660/125/2009 Tabel 2 : Parameter,
tanggal 24 Maret 2009 dua surat Frekuensi
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Pemantauan Air
Kabupaten Padang Lawas Nomor: Limbah dan
660/118/2009 tanggal 01 Mei 2009 Metode Analisis.
Perihal Rekomendasi.92
No PARAMETER FREKUENSI METODE
Sesuai dengan rekomendasi diatas,
Bupati Kabupaten Padang Lawas 1. Debit Harian -
telah menerbitkan Surat Izin Bupati 2. BOD Bulanan Winkler
Padang Lawas Nomor: 3. COD Bulanan Titrimet
503/003/LA/2010 tentang Izin ri/spekt
Pemanfaatan Air Limbah rofotom
Pengolahan Kelapa Sawit Pada eter
Tanah Perkebunan Kelapa Sawit 4. Ph Harian pH
PT. Permata Hijau Sawit (PHS). meter
Dengan ketentuan dan syarat 5. Minyak/ Bulanan Gravime
sebagai berikut:93 Lemak tri/Sokl
1.Batas kualitas air limbah yang et
keluar dari Instalasi Pengolahan 6. Pb Bulanan ASS
Air Limbah (IPAL) adalah sebagai 7. Cu Bulanan ASS
berikut; untuk BOD ≤ 5.000 mg/1 8. Cd Bulanan ASS
dan pH antara 6-9. 9. Zn Bulanan ASS
2.Seluruh air limbah yang Sumber : Surat Izin Bupati Padang Lawas
dihasilkan dengan kualitas Nomor: 503/003/LA/2010.
sebagaimana pada angka 1 4. Air Tanah
(satu) harus dimanfaatkan untuk Melakukan Pemantauan terhadap air
mengairi tanah perkebunan PT. tanah pada sumur pantau di lahan
aplikasi yang dialiri dengan
92 Surat Rekomendasi Bupati parameter, frekuensi pemantauan
Padang Lawas Nomor: 660/2459/2009 dan metode analisis sebagai berikut :
Tentang Persetujuan Pengkajian
Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak
Sawit Pada Tanah Perkebunan PT.
Permata Hijau Sawit (PHS), hlm. 1.
93 Surat Izin Bupati Padang Lawas

Nomor: 503/003/LA/2010 Tentang Izin


Pemanfaatan Air Limbah Pengolahan
Kelapa Sawit Pada Tanah Perkebunan
Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit
(PHS), hlm 1.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2015 66


JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM ISSN: 2355-987X

Tabel 3 : Parameter, Frekuensi Pemantauan 4. P-tersedia 1 Bray I


Air Tanah dan Metode Analisis. tahun
sekali
No. PARAMETER FREKUENSI METODE 5. Kation
dapat 1
1. BOD 6 bulan Winkler Nh4 Oac
ditukar tahun
sekali pH:7
Ka, Na, sekali
2. DO 6 bulan - Ca, Mg
sekali 6. Kapasitas
3. pH 6 bulan pH meter 1
Tukar
sekali tahun AAS
Kation
4. NO3 6 bulan Colorimet sekali
(CEC)
sebagai N sekali ri 7. Kejenuha 1
5. NH3-N 6 bulan Colorimet (Ca+Mg+Na)
n Basah tahun
sekali ri /KTK*100%
sekali
6. Pb 6 bulan ASS 8. Logam-
sekali logam 1
7. Cu 6 bulan ASS Distribusi
berat (Pb, tahun
sekali Basah
Cu, Zn, sekali
8. Cd 6 bulan ASS Cd)
sekali 9. Tekstur
1
9. Zn 6 bulan ASS (Pasir,
sekali tahun Pipet
Debu,
Liat) sekali
10. Cl 6 bulan Titrimetri
sekali 10. Minyak/L 1 Soklet
11. SO4¯² 6 bulan Colorimet emak tahun
sekali ri sekali
Sumber : Surat Izin Bupati Padang Sumber : Surat Izin Bupati
Lawas Nomor: 503/003/LA/2010. Padang Lawas Nomor:
503/003/LA/2010.
5.Tanah
Melakukan pemeriksaan 6. Menyampaikan laporan
kualitas tanah pada lahan aplikasi kepada Bupati Padang Lawas
(rorak), antar rorak dan lahan Cq. Kepala Badan Lingkungan
control masing-masing pada Hidup Daerah, tentang :
kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm, a. Hasil Pemantauan
40-60 cm, 60-80 cm, 80-100 cm, sebagaimana dimaksud
100-120 cm, (6 lapisan), dengan pada angka 3 setiap 1
parameter, frekuensi dan metode (satu) bulan sekali.
analisis sebagai berikut : b. Hasil Pemantauan
Tabel 4 : Parameter, sebagaimana dimaksud.
Frekuensi Tanah c. Hasil Pemantauan
dan Metode sebagaimana dimaksud
Analisis. pada angka 5 setiap 6
(Enam) bulan sekali.
No PARAMET FREKU METODE 7. Dalam Pelaksanaan
ER ENSI
1. pH dalam 1 pH meter
pemanfaatan air limbah di
air tahun perkebunan kelapa sawit,
sekali dilarang adanya air larian
2. C-organik 1 Welklye- (run off) ke sungai atau
tahun Back lingkungan lainnya. pada
sekali
3. N total 1 Kjeldhal
tanah diluar wilayah yang
tahun telah ditetapkan dalam
sekali keputusan ini.

VOLUME 2/ NOMOR 1/ JUNI 2015 67


8. Dilarang melakukan ketentuan dan syarat sebagai
pengenceran air limbah pada berikut:94
tanah diluar wilayah yang A. Ketentuan Teknik
telah ditetapkan dalam 1. Pembuangan air limbah
keputusan ini. Pabrik Kelapa Sawit PT.
9. Dilarang membuang air Permata Hijau Sawit
limbah ke sungai bila kualitas harus memenuhi
air limbah melebihi mutu air persyaratan dibawah
limbah yang berlaku sesuai kadar maximum baku
dengan Peraturan mutu sesuai dengan
Pemerintah Nomor: 82 Tahun Keputusan Menteri Negara
2001 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor:
Kualitas Air dan Pengendalian Kep-51/MENLH/10/1995
Pencemaran Air. sebagai berikut:
10. Perusahaan wajib membayar Tabel 5 : Parameter,
Retribusi Izin Pemanfaatan Kadar Maximum dan
Limbah Cair (Peraturan Beban Pencemaran.
Daerah Kabupaten Tapanuli No. PARAMETER Kadar Beban
Selatan Nomor: 8 Tahun Max Pencemaran
(Mg/l) max Kg/ton
2004.
11. Izin Land Application (LA) ini 1. BOD5 100 0,25
berlaku selama kegiatan 2. COD 350 0,88
3. TTS 250 0,63
pemanfaatan limbah cair
masih berlangsung serta 4. Minyak 25 0,063
dalam rangka Pengendalian dan
dan Pengawasan terhadap lemak
5. NH3_N 50 0,125
lingkungan Hidup,
6. pH 6-9 -
Perusahaan yang memiliki
Izin Land Application (LA) Sumber : Surat Izin Bupati
wajib melaksanakan Padang Lawas Nomor:
pendaftaran ulang setiap 1 503/001/PAL/2009.
(satu) tahun sekali terhitung
sejak dikeluarkannya surat 2. Melaporkan apabila
izin ini. terjadi perubahan
12. Surat Izin ini berlaku sejak kegiatan pada Pabrik
tanggal ditetapkan dengan Kelapa Sawit PT. Permata
ketentuan apabila Hijau Sawit Desa Mananti
dikemudian hari terdapat Kecamatan Hutaraja
kekeliruan didalamnya akan Tinggi.
diperbaiki sebagaimana 3. Melakukan pemantauan
mestinya. pada titik pantau yang
2. Surat Izin Bupati Padang Lawas telah ditetapkan pada
Nomor: 503/001/PAL/2009 lokasi sebelum air limbah
tentang Izin Pembuangan masuk ke unit Instalasi
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pengolahan Air Limbah (In
PT. Permata Hijau Sawit. Let) dan setelah air
Dengan limbah dilakukan proses

Surat Izin Bupati Padang Lawas


94

Nomor: 503/001/PAL/2009 Tentang Izin


Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kelapa
Sawit PT. Permata Hijau Sawit, hlm. 1.
pengolahan (Out Let) melaporkan hasil
minimal 6 bulan sekali swapantau.
dalam bulan Juni dan 7. Melaksanakan forum
Desember. dialog/cerah pikir
B. Kewajiban Pemegang Izin95 bersama antar pihak
1. Setiap 1 (satu) tahun Perusahaan dengan pihak
sekali diwajibkan masyarakat sekitar dan
melakukan daftar ulang unsur Pemerintah Daerah
secara tertulis kepada Kabupaten Padang Lawas
Bupati Padang Lawas c/q dalam upaya pengelolaan
Kantor Pelayanan lingkungan hidup.
Perizinan Daerah 8. Melakukan dan
Kabupaten Padang Lawas melaksanakan semua
dengan Rekomendasi dari ketentuan yang
kantor Lingkungan Hidup. ditetapkan oleh
2. Melakukan analisa Pemerintah Kabupaten
laboratorium untuk Padang Lawas dalam
parameter limbah cair kaitannya dengan
yang dibuang ke perairan pembuangan air limbah.
uumum secara Priodik, 9. Apabila dikemudian hari
yaitu setiap bulan sekali Izin Pembuangan Air
dan dilaporkan Limbah Pabrik Kelapa
persemester (1x3 bulan) Sawit PT. Permata Hijau
kepada Bupati Padang Sawit Desa Mananti
Lawas c/q Kantor Kecamatan Hutaraja
Lingkugan Hidup Tinggi terdapat
Kabupaten Padang Lawas. kekeliruan akan ditinjau
3. Melakukan Pencatatan ulang kembali
debit air limbah yang sebagaimana mestinya.
dibuang setiap hari, dan 3. Surat Izin Bupati Padang Lawas
direkap setiap bulannya tentang Izin Penyimpanan
serta dilaporkan setiap Limbah B3 Pabrik Kelapa Sawit
semester (1x3 bulan) PT. Permata Hijau Sawit (PHS).
kepada Bupati Padang Dengan ketentuan dan syarat
Lawas c/q Kantor sebagai berikut:96
Lingkungan Hidup 1. Dalam Operasional kegiatan
Kabupaten Padang Lawas. penyimpanan limbah B3
4. Dilarang melakukan bersedia memenuhi
pembuangan secara ketentuan:
sekaligus dalam satu saat a. Undang-Undang Nomor 32
atau pelepasan dadakan. Tahun 2009 tentang
5. Dilarang melakukan Perlindungan dan
pengenceran air limbah Pengelolaan Lingkungan
dalam upaya penataan Hidup;
batas kadar yang
dipersyaratkan.
6. Melakukan swapantau dan 96 Surat Izin Bupati Padang Lawas

kewajiban untuk Nomor: 503/002/LB 3/2010 Tentang Izin


Penyimpanan Limbah B3 Pabrik Kelapa
Sawit PT. Permata Hijau Sawit (PHS),
95 Ibid., hlm. 2. hlm. 1.
b. Peraturan Pemerintah limbah B3 harus memenuhi
Nomor 18 Tahun 1999 persyaratan teknis antara
tentang Pengelolaan lain:97
Limbah Bahan Berbahaya a. Memiliki rancang bangun
dan Beracun; dan luas ruang
c. Peraturan Menteri Negara penyimpanan yang sesuai
Lingkungan Hidup Nomor dengan jenis,
30 Tahun 2009 tentang karakteristik dan jumlah
Tata Laksana Perizinan limbah B3 yang disimpan;
dan Pengawasan b. Terlindung dari masuknya
Pengelolaan Limbah air hujan baik secara
Bahan Berbahaya dan langsung maupun tidak
Beracun serta langsung;
Pengawasan Pemulihan c. Memiliki sistem
akibat Pencemaran penerangan
Limbah Bahan Berbahaya (lampu/cahaya matahari)
dan Beracun oleh yang memadai;
Pemerintah Daerah; d. Lantai harus kedap air,
d. Keputusan Kepala Badan tidak bergelombang, kuat
Pengendalian Dampak dan tidak retak;
Lingkungan Nomor: KEP- e. Mempunyai dinding dari
01/BAPEDALDA/09/1995 bahan yang tidak mudah
tentang Tata Cara dan terbakar;
Persyaratan Teknis f. Bangunan dilengkapi
Penyimpanan dan dengan symbol.
Pengumpulan Limbah 5. Melaksanakan tata cara
Bahan Berbahaya dan Penyimpanan Limbah B3
98
Beracun. sebelum dimanfaatkan:
2. Mematuhi ketentuan tentang a. Mengatur Limbah Bahan
Jenis Limbah B3 yang Berbahaya dan Beracun
diizinkan untuk disimpan. yang disimpan sesuai
3. Lokasi tempat penyimpanan jenis, karakteristik pada
sementara Limbah B3 tempat yang sudah
memenuhi persyaratan ditentukan;
sebagai berikut: b. Menghindari tumpahan,
a. Letak Lokasi TPS berada ceceran limbah bahan
di area kawasan kegiatan; berbahaya dan beracun
b. Merupakan daerah bebas yang disimpan dan
banjir; prosedur housekeeping
c. Letak Bangunan yang baik harus
berjauhan atau pada dilaksanakan;
jarak yang aman dari c. Mencatat setiap terjadi
bahan lain yang mudah perpindahan limbah B3
terkontaminasi dan/atau yang keluar dan masuk
mudah terbakar dan atau tempat penyimpanan
mudah bereaksi atau sesuai jenis dan
tidak berdekatan dengan jumlahnya ke dalam
fasilitas umum.
4. Bangunan tempat 97 Ibid., hlm. 2.
penyimpanan sementara 98 Ibid.
lembar kegiatan Limbah Administrasi pada tanggal 6 Mei 2009,
B3; bertempat di lokasi PT. Permata Hijau
d. Mematuhi jangka waktu Sawit, Jl. Lintas Sibuhuan-Sosa, Desa
penyimpanan dan/atau Mananti, Kecamatan Hutaraja Tinggi,
pengumpulan limbah Kabupaten Padang Lawas, Provinsi
bahan berbahaya dan Sumatera Utara. Masing-masing dari
beracun. instansi tersebut telah melakukan
6. Menyampaikan Laporan kegiatan verifikasi pelaksanaan sanksi
kegiatan Penyimpanan administrasi yang telah dijatuhkan oleh
Limbah B3 setiap 3 (tiga) Kementerian Negara Lingkungan Hidup
bulan sekali kepada Bupati kepada PT. Permata Hijau Sawit,
Padang Lawas melalui Badan sesuai dengan Surat Perintah Deputi
Lingkungan Hidup Daerah Menteri Negara Lingkungan Hidup
Kabupaten Padang Lawas. Bidang Penataan Lingkungan Hidup
7. Bertanggung jawab terhadap Nomor: B-119/Dep.V-4/LH/02/2009,
kerusakan dan/atau tanggal 23 Februari 2009.100
pencemaran lingkungan yang Verifikasi dilaksanakan pada
diakibatkan oleh usaha lokasi pabrik PT. Permata Hijau Sawit,
dan/atau kegiatan tersebut. melalui kegiatan:101
8. Menjaga kelestarian sumber 1. Pertemuan dalam rangka
daya alam dan lingkungan klarifikasi tindak lanjut
hidup di lokasi dan disekitar pelaksanaan sanksi
tempat usaha dan/atau administrasi oleh PT.
kegiatan. Permata Hijau Sawit;
9. Setiap 1 (satu) tahun sekali 2. Melakukan
diwajibkan melakukan daftar pengecekan/verifikasi
ulang secara tertulis kepada terhadap dokumen-dokumen
Bupati Padang Lawas c/q terkait;
Badan Pelayanan Perizinan 3. Melakukan peninjauan
Terpadu Daerah Kabupaten lapangan dan pemotretan
Padang Lawas dengan pada area pabrik PT.
Rekomendasi dari Badan Permata Hijau Sawit;
Lingkungan Hidup Daerah 4. Membuat Berita Acara Hasil
Kabupaten Padang Lawas. Verifikasi.
10.Apabila dikemudian hari Izin Dari verifikasi yang telah
Penyimpanan Limbah B3 dilakukan ditemukan fakta-
Pabrik Kelapa Sawit PT. fakta sebagai berikut:102
Permata Hijau Sawit Desa 1. PT. Permata Hijau Sawit
Mananti Kecamatan Hutaraja telah mengurus izin
Tinggi terdapat kekeliruan pembuangan air limbah
akan ditinjau ulang kembali kepada Bupati Padang Lawas.
sebagaimana mestinya.99 Saat berita acara ini
Dalam kenyataannya Pabrik ditandatangani, izin sedang
Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit di proses.
ini telah diduga melakukan
pengelolaan limbah B3 tanpa izin, hal
ini sesuai dengan Berita Acara 100 Berita Acara Verifikasi
Verifikasi Pelaksanaan Sanksi Pelaksanaan Sanksi Administrasi, 6 Mei
2009, hlm. 1.
101 Ibid.
99 Ibid. 102 Ibid., hlm. 1-2.
2. Telah ada upaya untuk 6. Masih ditemukannya
perbaikan kinerja Instalasi tumpukan limbah domestik di
Pengolahan Air Limbah (IPAL) bantaran sungai serta
dalam bentuk pengerukan pembakaran limbah domestik
kolam. secara terbuka.
3. PT. Permata Hijau Sawit Dari fakta-fakta tersebut
telah mengurus persetujuan diatas, tim merekomendasikan:103
pengkajian pemanfaatan air 1. Agar Pemerintah Daerah
limbah kepada Bupati Padang Kabupaten Padang Lawas
Lawas (izin masih dalam segera menerbitkan izin
proses), sedangkan untuk pembuangan limbah cair
pengkajian Pemanfaatan Air yang telah diajukan oleh PT.
Limbah Ketanah telah Permata Hijau Sawit.
dilakukan kerja sama dengan 2. Agar meningkatkan upaya
pihak Unversitas Sumatera perbaikan fasilitas IPAL dan
Utara. segera menyiapkan
4. PT. Permata Hijau Sawit perencanaan pengelolaan
pada saat dilaksanakan IPAL yang lebih baik.
verifikasi lapangan masih 3. Agar Pemerintah Daerah
memanfaatkan sebagian oli Kabupaten Padang Lawas
untuk dibakar di high presure segera menerbitkan
boiler refinery, sedangkan persetujuan pengkajian
izin pemanfaatan oli tersebut pemanfaatan air limbah yang
belum diajukan ke telah diajukan oleh PT.
Kementerian Negara Permata Hijau Sawit bersama
Lingkungan Hidup. Selain dengan pihak Universitas
dimanfaatkan, sebagian oli Sumatera Utara untuk segera
telah dijual kepada pihak merealisasikan hasil kajian
ketiga yang telah mempunyai pemanfaatan air limbah.
izin. 4. Agar segera megurus izin
Dari verifikasi ini juga tempat penyimpanan
didapati informasi tentang sementara limbah B3 ke
komitmen perusahaan untuk Kementerian Negara
tidak lagi memanfaatkan oli Lingkungan Hidup dan
bekas untuk dibakar pada menyiapkan bangunan untuk
high presure boiler refinery, tempat penyimpanan
dan akan segera menyiapkan sementara limbah B3 sesuai
bangunan Tempat dengan keputusan Kepala
Penyimpanan Sementara Bapedal Nomor KEP-
Limbah B3 sesuai dengan 01/BAPEDAL/09/1995
peraturan perundangan tentang Tata Cara dan
berlaku serta mengurus izin Persyaratan Teknis
penyimpanan sementara Penyimpanan dan
limbah B3 ke Kementerian Pengumpulan Limbah Bahan
Negara Lingkungan Hidup. Berbahaya dan Beracun (B3).
5. Telah melakukan pencatatan 5. Agar pencatatan debit air
debit air limbah dan limbah dan pemeriksaan
pemeriksaan kadar kadar parameter Baku Mutu
parameter Baku Mutu Air
Limbah secara periodik. 103 Ibid., hlm. 2-3.
Air Limbah secara periodik l. instrumen lain sesuai dengan
tetap dipertahankan. kebutuhan dan/atau
6. Tidak ada lagi tumpukan perkembangan ilmu
limbah domestik di bantaran pengetahuan.
sungai dan tidak lagi
melakukan pembakaran Dalam kaitan dengan
limbah domestik secara instrumen tersebut diatas salah satu
terbuka. Disarankan agar PT. adalah perizinan, hal ini juga
Permata Hijau Sawit ditegaskan dalam Pasal 36 UUPPLH,
membangun TPS/Kontainer bahwa:
limbah domestik. (1) Setiap usaha dan/atau
Demikian Berita Acara kegiatan yang wajib memiliki
Verifikasi Lapangan ini amdal atau UKL-UPL wajib
dibuat dengan sebenar- memiliki izin lingkungan.
benarnya pada lokasi pabrik (2) Izin lingkungan sebagaimana
PT. Permata Hijau Sawit Jl. dimaksud pada ayat (1)
Lintas Sibuhuan-Sosa, Desa diterbitkan berdasarkan
Mananti, Kecamatan keputusan kelayakan
Hutaraja Tinggi, Kabupaten lingkungan hidup
Padang Lawas, Provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Sumatera Utara. Pasal 31 atau rekomendasi
C. Perizinan Dalam Pengelolaan UKL-UPL.
Pabrik Kelapa Sawit PT. Permata (3) Izin lingkungan sebagaimana
Hijau Sawit dimaksud pada ayat (1) wajib
Pengelolaan pabrik kelapa sawit mencantumkan persyaratan
akan menimbulkan dampak baik yang yang dimuat dalam
berupa dampak positif dan dampak keputusan kelayakan
negatif. Menurut Pasal 14 Undang- lingkungan hidup atau
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang rekomendasi UKL-UPL.
Perlindungan dan Pengelolaan (4) Izin lingkungan diterbitkan
Lingkungan Hidup, bahwa oleh Menteri, gubernur, atau
“Instrumen pencegahan pencemaran bupati/walikota sesuai
dan/atau kerusakan lingkungan dengan kewenangannya.
hidup terdiri atas”: Kemudian dilanjut pengaturan
a. KLHS; dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
b. tata ruang; Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
c. baku mutu lingkungan hidup; Berdasarkan ketentuan diatas,
d. kriteria baku kerusakan dan hasil studi yang dilakukan di Pabrik
lingkungan hidup; Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit,
e. amdal; terdapat beberapa izin yang harus
f. UKL-UPL; dilengkapi oleh perusahaan yaitu:104
g. perizinan;
h. instrumen ekonomi 1. Izin pembuangan limbah cair
lingkungan hidup; PKS PT. Permata Hijau Sawit
i. peraturan perundang- Nomor: 503/001/PAL/2009
undangan berbasis tanggal 4 Juni 2009;
lingkungan hidup; 2. Izin pembuangan limbah cair
j. anggaran risiko lingkungan PKS PT. Permata Hijau Sawit
hidup;
k. audit lingkungan hidup; dan 104 Berita Acara Pemeriksaan, 01
Juni 2011, hlm. 6.
Nomor: 503/001/PAL/2010 503/001/PAL/2009 tanggal 4 Juni
tanggal 31 Desember 2010; 2009;
3. Rekomendasi Bupati Padang b. Izin pembuangan limbah cair PKS
Lawas Nomor: PT. Permata Hijau Sawit Nomor:
660/2459/2009 tanggal 22 503/001/PAL/2010 tanggal 31
Mei 2009 tentang Desember 2010;
Persetujuan pengkajian c. Rekomendasi Bupati Padang
pemanfaatan air limbah Lawas Nomor: 660/2459/2009
industri minyak sawit pada tanggal 22 Mei 2009 tentang
tanah perkebunan PT. Persetujuan pengkajian
Permata Hijau Sawit; pemanfaatan air limbah industri
4. Izin pemanfaatan air limbah minyak sawit pada tanah
pengolahan kelapa sawit perkebunan PT. Permata Hijau
pada tanah perkebunan Sawit;
kelapa sawit PT. Permata d. Izin pemanfaatan air limbah
Hijau Sawit oleh Bupati pengolahan kelapa sawit pada
Padang Lawas Nomor: tanah perkebunan kelapa sawit
503/003/LA/2010 tanggal 29 PT. Permata Hijau Sawit oleh
Desember 2010; Bupati Padang Lawas Nomor:
5. Izin penyimpanan limbah B3 503/003/LA/2010 tanggal 29
PKS PT. Permata Hijau Sawit Desember 2010;
oleh Bupati Padang Lawas e. Izin penyimpanan limbah B3 PKS
Nomor: 503/002/LB3/2010 PT. Permata Hijau Sawit oleh
Desember 2010; Bupati Padang Lawas Nomor:
6. Izin UKL/UPL PT. Permata 503/002/LB3/2010 Desember
Hijau Sawit yang disahkan 2010;
oleh Kepala Kantor f. Izin UKL/UPL PT. Permata Hijau
Lingkungan Hidup Kabupaten Sawit yang disahkan oleh Kepala
Padang Lawas tanggal 23 Kantor Lingkungan Hidup
Oktober 2008. Kabupaten Padang Lawas tanggal
KESIMPULAN DAN SARAN 23 Oktober 2008.
A. Kesimpulan B. Saran
1. Izin lingkungan merupakan salah 1. Dalam hubungannya dengan
satu instrumen dalam upaya pengaturan perizinan pengelolaan
pencegahan pencemaran dan limbah pemerintah harus
kerusakan lingkungan hidup, untuk melengkapi substansi peraturan
mewujudkan tujuan dari perundang-undangan yang masih
perlindungan dan pengelolaan memerlukan peraturan
lingkungan hidup khususnya pelaksanaannya dan sekaligus
pengelolaan limbah dimana mensosialisasikan ketentuan-
substansi pengaturan perizinan ketentuan itu sehingga sejak dini
pengelolaan limbah belum lengkap masyarakat dan perusahaan yang
dan masih memerlukan peraturan melakukan pengelolaan sumber daya
pelaksana. alam mematuhi dan mentaati
2. Terdapat beberapa izin pabrik ketentuan tersebut sehingga akan
kelapa sawit PT. Permata Hijau terwujudnya kondisi lingkungan
Sawit antara lain : hidup yang baik dan sehat.
a. Izin pembuangan limbah cair PKS 2. Terhadap pihak perusahaan harus
PT. Permata Hijau Sawit Nomor: menginventarisasi peraturan-
peraturan apa saja yang harus
dipatuhi serta persyaratan- Hasibuan, Erwin Hidayah,
persyaratan apa saja yang harus Pengaturan Sanksi Administrasi Dalam
dilakukan agar kegiatan dari usaha Pengelolaan Lingkungan Hidup Di
yang akan dilaksanakan telah Sumatera Utara, Medan : Pustaka Bangsa
Press, 2009.
memenuhi dan sesuai dengan
Helmi, Hukum Perizinan
persyaratan yang ditetapkan oleh Lingkungan Hidup, Jakarta : Sinar Grafika,
pemerintah dalam arti kata 2012.
perusahaan harus memahami serta Kusumaatmadja, Mochtar,
mengetahui peraturan-peraturan Pembinaan Hukum dalam Rangka
yang berhubungan dengan perizinan Pembangunan Nasional, Bandung : Bina
lingkungan. Cipta, 1986.
3. Pemerintah harus konsisten dalam ---------------------, Hukum,
menerapkan peraturan perundang- Masyarakat, dan Pembinaan Hukum
undangan yang mengatur tentang Nasional, Bandung : Bina Cipta, 1995.
pengelolaan limbah bahan Lubis, M. Solly, Filsafat Ilmu dan
Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 1994.
berbahaya dan beracun (B3) dan
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian
harus menerapkan sesuai dengan Hukum, Jakarta : Kencana Prenada Media
peraturan yang sudah ditetapkan. Group, 2007.
Nasution, Bahder Johan, Metode
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Ilmu Hukum, Bandung : Mandar
A. Buku : Maju, 2008.
Abduh, Muhammad, Profil Hukum Ningrat, Koentjoro, Metode-Metode
Administrasi Negara Indonesia (HANI) Penelitian Masyarakat, Jakarta : PT.
Dikaitkan Dengan Undang-Undang Tentang Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN), Nosanchuk, dan Erickson,
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Memahami Data Statistik Untuk Ilmu
Tetap Dalam Mata Pelajaran Hukum Sosial, Jakarta : LP3ES, 1996.
Administrasi Negara Pada Fakultas Hukum Pudyatmoko, Y. Sri, Perizinan
Universitas Sumatera Utara, Diucapkan Problem Dan Upaya Pembenahan, Jakarta
Pada Hari Sabtu tanggal 22 Oktober 1988. : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
Adisapoetra R. Kosim, Pengantar 2009.
Ilmu Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum,
Pradnya Paramita, 1978. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1996.
Andreae, S.J. Fockema, Rahmadi, Takdir, Hukum
Rechtsgdeerd Handwoordenboek, Tweede Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Druk, J.B. Wolter’ Uitgeversmaatshappij Beracun, Surabaya: Airlangga University
N.V., Groningen, 1951. Press, 2003.
Arifin, Syamsul, Upaya Penegakan Rangkuti, Siti Sundari, Lampiran
Hukum Lingkungan Dalam Mewujudkan Pada Pengantar Hukum Perizinan,
Pembangunan Berwawasan Lingkungan Di Surabaya : Kerjasama Hukum Indonesia-
Sumatera Utara, Medan : Pustaka Bangsa Belanda, 1992.
Press, 2004.
---------------------, Hukum Salman, Otje dan Eddy Damian
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan (ed), Konsep-Konsep Hukum dalam
Hidup Di Indonesia, Jakarta : P.T. Pembangunan dari Prof. Dr. Mochtar
Sofmedia, 2012. Kusumaatmadja, S.H., LL.M., Bandung :
Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Alumni, 2002
Negara, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983. Santoso, Mas Achmad, Good
Bethan, Syamsuhardi, Penerapan Governance & Hukum Lingkungan,
Prinsip-Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi Jakarta : ICEL, 2001.
Lingkungan Hidup dan Kehidupan Antar Seidman, Robert B, The State Law
Generasi, Bandung : Alumni, 2008. and Development, Lt. Matines Press Inc,
1978.
Setyabudi, Bambang, Asisten Van Der Pot dalam Utrecht dan
Deputi Urusan Perencanaan Lingkungan Moh. Saleh Djindang, Pengantar Hukum
Kementerian Negara Lingkungan hidup, Administrasi Negara Indonesia, cetakan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), kedelapan, Jakarta : Balai Buku Ichtiar,
Jakarta : Deputi Bidang Tata Lingkungan 1985.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Van Praag, M.M., Algemen
Republik Indonesia, 2007. Nederlands Administratief Recht,
Siahaan, N.H.T., Ekologi Juridische Boekhandel en Uitgeverij A.
Pembangunan dan Hukum Tata Jongbloed & Zoon, ‘s-Gravenhage, 1950.
Lingkungan, Jakarta : Airlangga, 1987. B. Makalah :
Singarimbun, Masri dkk., Metode Basah, Sjachran, Pencabutan Izin
Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, 1989. Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi,
Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Makalah pada Penataran Hukum
Tentang Struktur Masyarakat, Jakarta : Administrasi dan lingkungan di Fakultas
Rajawali, 1983. Hukum Unair, Surabaya, 1995.
--------------, Pengantar Penelitian Hadjon, Philipus M dan Tatiek Sri
Hukum, Jakarta : UI-Press, 1986. Djatmiati, Tata Perizinan Pada Era
--------------, Pengantar Penelitian Otonomi Daerah, Surabaya : Makalah,
Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia 2001.
Press, 2006. Manan, Bagir, Ketentuan-Ketentuan
Soekanto, Soerjono dan Sri Mengenai Pengaturan Penyelenggaraan
Mamudi, Penelitian Hukum Normatif Hak Kemerdekaan Berkumpul Ditinjau dari
Suatu Tinjauan Singkat Jakarta : PT. Raja Perspektif UUD 1945, Makalah Tidak
Grafindo Persada, 1995. Dipublikasikan, Jakarta, 1995.
Soemarwoto, Otto, “Pengolahan Syafrudin, Ateng, Perizinan untuk
Lingkungan”, Yogjakarta : Gajah Mada Berbagai Kegiatan, Makalah tidak
University Press, 1988. dipublikasikan.
Soemitro, Ronny Hanitijo, C. Peraturan Perundang-undangan :
Metodelogi Penelitian Hukum dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Jurimetri, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
1988. Negara/PERATUN.
Spelt, N.M. dan J.B.J.M. ten Berge, Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh 2009 Tentang Perlindungan Dan
Philipus M. Hadjon, Surabaya : Yuridika, Pengelolaan Lingkungan Hidup.
1993. Peraturan Pemerintah Nomor 20
Sunggono, Bambang, Metode Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Penelitian Hukum (Suatu Pengantar), Pencemaran Air.
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 18
Surakhmad, Wiranto, Dasar dan Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah
Teknik Research, Bandung : Transito, Bahan Berbahaya Dan Beracun.
1978. Peraturan Pemerintah Nomor 74
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan
Penelitian, Jakarta : RajaGrafindo, 1998. Berbahaya Dan Beracun.
Sutedi, Adrian, Hukum Perizinan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta : Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
Sinar Grafika, 2010. Keputusan Menteri Negara
Salman, H.R. Otje, S dan Anton F Lingkungan Hidup Nomor: Kep-
Susanto, Teori Hukum, Bandung : Refika 51/MENLH/10/1995.
Aditama 2005. Peraturan Menteri Negara
Tjuparmah S, Komaruddin, Yooke, Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009
Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Jakarta : Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan
Bumi Aksara, 2006. Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
Utrecht, E., Pengantar dalam D. Wawancara :
Hukum Indonesia, Jakarta : Ichtiar, 1957. Wawancara langsung dengan Kepala
Bagian Penegakan Hukum BLH-SU Bapak
Dr. Indra Utama Msi, pada tanggal 19
Februari 2013, pukul 10.00 WIB, di Kantor
BLH-SU.
E. Dokumen :
Laporan Akhir Penyajian Informasi
Lingkungan (PIL) Pabrik Minyak Sawit PT.
Permata Hijau Sawit, Medan : PT. Citra
Amdal Lestari, 1995.
Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) Perkebunan Kelapa Sawit Serta
Pengolahan Minyak Sawit PT. Permata
Hijau Sawit, Medan : PT. Permata Hijau
Sawit, 1995.
Surat Rekomendasi Bupati Padang
Lawas Nomor: 660/2459/2009 Tentang
Persetujuan Pengkajian Pemanfaatan Air
Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah
Perkebunan PT. Permata Hijau Sawit
(PHS).
Surat Izin Bupati Padang Lawas
Nomor: 503/003/LA/2010 Tentang Izin
Pemanfaatan Air Limbah Pengolahan
Kelapa Sawit Pada Tanah Perkebunan
Kelapa Sawit PT. Permata Hijau Sawit
(PHS).
Surat Izin Bupati Padang Lawas
Nomor: 503/001/PAL/2009 Tentang Izin
Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kelapa
Sawit PT. Permata Hijau Sawit.
Surat Izin Bupati Padang Lawas
Nomor: 503/002/LB 3/2010 Tentang Izin
Penyimpanan Limbah B3 Pabrik Kelapa
Sawit PT. Permata Hijau Sawit (PHS).
Berita Acara Verifikasi Pelaksanaan
Sanksi Administrasi, Tanggal 6 Mei 2009.
Berita Acara Pemeriksaan, Tanggal
1 Juni 2011.
F. Internet :
http://m.artikata.com/arti-
367785-pengelolaan.html , diakses pada
hari Senin tanggal 18 Februari 2013 jam
13.20 WIB.
http://wonkdermayu.wordpress.c
om/kuliah-hukum/hukum-perijinan/,
diakses pada hari Rabu tanggal 3 April
2013 jam 17.35 WIB.
G. Putusan Pengadilan :
Putusan Sela Nomor: 675/Pid.
Sus/2011/PN. Psp

Anda mungkin juga menyukai