Anda di halaman 1dari 37

KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Pertemuan IV

MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Dosen Mata Kuliah :

RUDY CHANDRA, ST. MT

POLITEKNIK KELAUTAN PERIKANAN


PARIAMAN
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


Sejarah Tumbuhnya Kesadaran Terhadap Lingkungan Hidup
Kesadaran akan lingkungan hidup yang sehat menjadi tuntutan dalam setiap aktifitas kegiatan pembangunan.
Pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi wajib berdasarkan aturan
hukum lingkungan yang berlaku. Penerapan “Norma hukum lingkungan” harus disertai dengan pengawasan
(controlling) dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Peran Pengawasan terhadap pengelolaan
lingkungan hidup, telah dibicarakan dalam suatu pertemuan komunitas internasional di Rio de Janeiro pada tahun
1972, yang dikenal dengan nama Rios Summit, Pengawasan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjadi salah
satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan kelestarian lingkungan hidup.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif

Di Indonesia, tonggak awal sejarah pengaturan tentang lingkungan hidup dimulai dengan lahirnya UU No. 4
Tahun 1982 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215) di ubah dengan UU No.23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan terakhir disempurnakan dengan UU No. 32 Tahun 2009 Tentang/Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perubahan- perubahan yang terjadi dari fase-fase keberlakukan UU tersebut
ditujukan pada tuntutan pengaturan/hukum lingkungan yang lebih lengkap dan sempurna. Menurut Komisi Van
Poelje, tindak administrasi negara dalam bidang hukum publik disebut sebagai tindak hukum admInistrasi Negara,
berupa: norma, penetapan tertulis, rencana, dan peraturan perundang-undangan.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


2.1.1. Dasar Hukum

Prinsip-Prinsip Hukum Pembangunan Berkelanjutan dalam


Perspektif UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

Eksistensi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup dalam KTT
Bumi Rio de Janiero, seperti prinsip keadilan dalam satu generasi, prinsip pencegahan dini, prinsip perlindungan
keragaman hayati dan prinsip internalisasi biaya lingkungan, setidaknya menjadi referensi penting bagi negara-
negara untuk melindungi sumber daya alam dan lingkungan hidupnya dari ancaman kerusakan atau pencemaran
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


2.1.1. Dasar Hukum

Dalam konteks UUPPLH, terdapat beberapa prinsip hukum lingkungan yang menjadi landasan terhadap
pengelolaan lingkungan hidup. Beberapa prinsip hukum ini erat kaitannya dengan upaya pencegahan terhadap
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Berikut ini uraian prinsip-prinsip hukum lingkungan dalam konteks
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia :
1. Prinsip Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan Hidup

Dalam perspektif yuridis, prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup merupakan
suatu upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya kedalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


2.1.1. Dasar Hukum
2. Prinsip Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup

Dalam perspektif teoritis-yuridis, upaya menjaga kelestarian serta mencegah timbulnya pencemaran lingkungan
hidup, dibebankan kepada perusahaan-perusahaan industri di tanah air. Oleh karena itu, menghadapi dinamika
aktivitas perusahaan-perusahaan industri dewasa ini, secara teoretis-idealistis prinsip hukum pelestarian
lingkungan hidup mestinya tetap dijadikan landasan komitmen bagi perusahaan-perusahaan industri dalam
mengaktualisasikan aktivitas ekonominya. Mengingat prinsip pelestarian fungsi lingkungan ini adalah sebuah
instrumen yuridis yang tidak dapat diabaikan oleh para pelaku usaha di tanah air
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


2.1.1. Dasar Hukum
3. Prinsip Ganti Kerugian Akibat Pencemaran Lingkungan Hidup
Prinsip hukum lingkungan lainnya yang dapat didayagunakan sebagai upaya preventif terhadap pencemaran
limbah industri nasional, adalah prinsip ganti kerugian. Landasan hukum prinsip ganti kerugian akibat
pencemaran lingkungan hidup ini dapat ditunjukkan melalui ketentuan Pasal 87 ayat (1) - (4) UUPPLH.124
Ketentuan normatif tersebut merupakan realisasi prinsip yang ada dalam hukum lingkungan yang disebut
dengan prinsip pencemar membayar. Selain diharuskan membayar ganti kerugian, pencemar dan/atau perusak
lingkungan hidup dapat pula dibebani oleh hakim untuk melakukan tindakan hukum tertentu, misalnya,
perintah untuk memasang atau memperbaiki unit pengelola limbah sehingga limbah sesuai dengan baku mutu
lingkungan hidup yang ditentukan
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


2.1.1. Dasar Hukum
Perspektif Hukum Administrasi Negara mengenal tiga cara pemerintah memperoleh kewenangan. ketiga cara
tersebut adalah:

1. Atribusi,
Atribusi adalah kekuasaan pemerintah atau wewenang pemerintah yang diberikan oleh Undang-udang
secara langsung. Pasal 1 angka 22 UU no. 30 Tahun 2014 tentang Aparatur Pemerintahan menjelaskan bahwa:
Atribusi adalah pemberian Kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang-Undang. attributie; toekening van een
bestuursbevoegheid door een wetgever aan een bestuurorgaan (atribusi adalah pemberian wewenang pemerintah
oleh pembuat UU kepada organ pemerintahan)
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


2.1.1. Dasar Hukum
2. Delegasi
Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
sepenuhnya kepada penerima delegasi.1

3. Mandat
Mandat adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap
berada pada pemberi mandat
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


2.1.1. Dasar Hukum
Peralihan sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah dari sistem sentralisasi ke sistem desentraliasasi di
Indonesia berdasarkan Pasal 18 UUD NRI Tahun 1945 merupakan poin utama (entry point) bagi Pemerintah
Daerah dalam mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Untuk itu kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah Provinsi di delegasikan kepada Dinas lingkungan Hidup
Provinsi sebagai instansi atau organ pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang administrasi umum, pengkajian tata lingkungan, pengelolaan
bahan, limbah berbahaya dan beracun, persampahan, pengendalian pencemaran lingkungan dan kerusakan
lingkungan hidup, penaatan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan berpengaruh pada ketersediaan sumberdaya alam
dan berpengaruh juga pada dampak lingkungan. Semakin banyak penduduk maka semakin banyak
kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dari sumberdaya alam yang ada, dengan demikian maka
pemenuhan kebutuhan dasar tidak hanya mengandalkan hasil pertanian, perikanan dan peternakan, akan
tetapi pemenuhan kebutuhan akan mengarah pada eksploitasi sumberdaya laut, hutan, tambang dan lain-
lain. Jika eksploitasi terhadap sumberdaya alam tidak mengacu pada analisis dampak lingkungan akan
menimbulkan persoalan lingkungan untuk masa datang dan menimbulkan bahaya berupa bencana alam.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup menjadi kebutuhan dasar semua orang yang secara fisik
berada dalam lingkungan hidup yang berubah, Peran serta masyarakat menjadi suatu yang mutlak dalam kerangka
menciptakan lingkungan hidup yang sehat. Peran serta masyarakat tidak saja digunakan sebagai sarana untuk
mencapai tujuan, tetapi juga digunakan sebagai tujuan (participation is an end itself) (1). Syarat agar masyarakat bisa
berperan serta dalam pengelolaan lingkungan adalah :

1. Pemimpin eksekutif yang terbuka


2. Peraturan yang akomodatif
3. Masyarakat yang sadar lingkungan
4. Lembaga swadaya masyarakat yang tanggap
5. Transparansi Informasi yang cepat dan tepat
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


Pada dasarnya ada tiga cara pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka upaya pencegahan pencemaran
lingkungan, yaitu :

1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan pencemaran lingkungan yang
dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan
lingkungan hidup.

2. Secara Teknologi

Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri. Sebelum limbah
pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang
tidak berbahaya bagi lingkungan.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


3. Secara Edukatif

Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya lingkungan dan betapa
bahayanya pencemaran lingkungan.

Strategi pengendalian pencemaran khususnya air sungai difokuskan pada :

1. Peningkatan peran masyarakat baik masyarakat umum, petani, petambak maupun industri dalam upaya
pengendalian pencemaran air.
2. Peningkatan koordinasi antar instansi yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran air
3. Mengintegrasikan kebijakan pengendalian pencemaran air dalam penataan ruang.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


Strategi dalam pengendalian pencemaran yang difokuskan pada peningkatan peran masyarakat dalam upaya tersebut
terdapat saling keterkaitan antara sarana, teknologi dan perilaku masyarakat. Ada beberapa jenis peran serta
masyarakat terhadap lingkungan antara lain peran serta dalam pemeliharaan dan perbaikan mutu lingkungan dengan
kesadaran masyarakat akan kebutuhan dan nilai suatu lingkungan yang sehat. Peran serta masyarakat jelas
dibutuhkan seperti hasil penelitian Susmarkanto dalam bahwa 80% sumber pencemaran sungai yang mengalir di
Jakarta berasal dari limbah rumah tangga dan hanya 20% yang berasal dari buangan limbah industri. Dari sini
terlihat bahwa selain pemerintah dan sektor swasta (industri) perlu adanya keterlibatan masyarakat sebagai penghasil
terbesar limbah rumah tangga yang mencemari badan air (sungai) untuk mengelola limbahnya.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


Upaya pencegahan secara administratif lingkungan hidup dalam hal penerapan pengendalian pencemaran air yang
lebih efektif, yakni dengan melibatkan 3 (tiga) pelaku utama dalam menjalankan good governance yang terdiri dari :

1. Pemerintah

2. Swasta

3. Masyarakat
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif

Wewenang kelembagaan pengawasan pengelolaan lingkungan nasional berada dalam satu tangan seorang Menteri
yang demi keterpaduan pengelolaan lingkungan, berwenang penuh menetapkan kebijakasanaan lingkungan dan
sekaligus berwenang memberikan keputusan administrasi (beschikking) tentang kegiatan yang dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan. Kebutuhan untuk memiliki institusi yang mempunyai kewenangan penuh
dalam pengelolaan lingkungan, termasuk untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
didasarkan pada pertimbangan bahwa: banyaknya organ pemerintahan yang berwenang dalam pengelolaan
lingkungan hidup ternyata dirasakan kurang kondusif bagi upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif

Berdasarkan pada skema tersebut disamping,


dapat digaris bawahi bahwa distribusi yuridis
tentang pembagian kewenangan pengawasan
pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu
yang digunakan untuk mengendalikan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
adalah melekat pada kewenangan pengelolaan
lingkungan yang didadasarkan atas
pertimbangan: geografis-ekologis, ekonomi
dan administrasi secara proporsional
(berimbang)
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif


Substansi pengaturan tersebut mengatur instalasi (inrichting, installation, establishment, atau plant) yang
memerlukan izin sebagai instrumen pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan dan elemen utamanya
hendaklah mengatur tentang :

1. Sistem perizinan lingkungan untuk instalasi yang mencakup semua jenis pencemaran lingkungan;
2. Wewenang untuk menetapkan baku mutu ambien, effluen dan proses produksi terhadap semua jenis
pencemaran lingkungan;
3. Prosedur perizinan, termasuk peran serta masyarakat dan akses terhadap informasi;
4. Ketentuan tentang perlindungan hukum administrasi, dan
5. Ketentuan tentang pengawasan/pemantauan dan penegakan hukum lingkungan administratif dan
kepidanaan.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif

Dalam prinsip hukum administrasi lingkungan khususnya dibidang pengawasan pengelolaan lingkungan yang
berbasis pada pembangunan berkelanjutan (sustainable development), disyaratkan harus tunduk dan memenuhi
persyaratan prinsip-prinsip normatif administratif pengawasan pengelolaan lingkungan, yang meliputi :

a). Substansi kebijakan pengelolaan lingkungan;

b). Kelembagaan pengelolaan lingkungan; dan

c). Peran serta masyarakat.


2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM ADALAH setiap upaya untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran lingkungan perairan yang bersumber dari kegiatan yang terkait dengan pelayaran.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, Pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum

PENCEMARAN LINGKUNGAN = masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,


dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
PENCEMARA ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu
N sebagai unsur lingkungan hidup.
LINGKUNGAN
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
BAB XII: PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM (Pasal 226 s/d 243)

Penyelenggaraan Perlindungan Maritim


 Dilakukan oleh pemerintah;
 Dilakukan mll pencegahan & penanggulangan pencemaran dari pengoperasian kapal & kegiatan kepelabuhanan serta
pembuangan limbah di perairan & penutuhan kapal.

Pencegahan dan Penenggulangan Pencemaran dari Pengoperasian Kapal


 Setiap awak kapal, nakhoda dan penanggung jawab unit kegiatan lain wajib mencegah dan menanggulangi pencemaran dari
kapal;
 Kapal dgn jenis & ukuran tertentu wajib dilengkapi peralatan, bahan penanggulangan & pola penanggulangan pencemaran
minyak dr kapal yg mendapat pengesahan dr pemerintah;
 Setiap kapal dilarang melakukan pembuangan limbah, air balas, kotoran, sampah serta bahan kimia berbahaya dan beracun
ke perairan;
 Pemilik & operator kapal bertanggung jawab thd pencemaran yg bersumber dari kapalnya.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim

Pencegahan dan Penenggulangan Pencemaran dari Pengoperasian Kapal


 Pengoperasian pelabuhan wajib memenuhi persyaratan penanggulangan pencemaran.
 Setiap pelabuhan wajib memenuhi persyaratan peralatan, bahan penanggulangan & standar prosedur tanggap darurat
penanggulangan pencemaran.
 Otoritas pelabuhan, UPP, BUP & pengelola terminal khusus wajib menyediakan fasilitas
 penampungan limbah.

Pembuangan Limbah di Perairan


 Pembuangan limbah hanya dpt dilakukan pd lokasi tertentu & mendapatkan ijin dari pemerintah.

Penutuhan Kapal
 Penutuhan kapal serta lokasinya wajib memenuhi persyaratan perlindungan maritim.
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim

PENCEMARAN DI LAUT DAN PENCEMARAN DI SUNGAI DAN DANAU


Sumber Pencemaran di laut disebabkan oleh aktivitas sebagai berikut :

OPERASIONAL KAPAL DAN PELABUHAN

KECELAKAAN PELAYARAN

KEGIATAN INDUSTRI LADANG


PERMINYAKAN
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim

SUMBER
PENCEMARAN DARI
PENGOPERASIAN
KAPAL
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim

SUMBER PENCEMARAN
DARI PENGOPERASIAN
KAPAL DI
PELABUHAN
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim

SUMBER
PENCEMARAN DARI
KECELAKAAN KAPAL
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SUNGAI DAN DANAU
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
PENCEMARAN SUNGAI KE AREA PESISIR LAUT
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
DAMPAK PENCEMARAN
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim
1. PP 21 tahun 2010 , Bab V Pasal 18 ayat 1 :
Setiap kapal unit kegiatan lain , dan kegiatan kepelabuhanan wajib mmemenuhi
persyaratan penanggulangan pencemaran.

ASPEK 2. Pasal 30 ayat 1


PENEGAKAN Pemilik atau operator kapal yang mengangkut muatan minyak wajib bertanggung jawab
HUKUM DISERTAI
SANKSI BILA untuk mengganti kerugian pihak ketiga yang disebabkan oleh pencemaran minyak yang
TERJADI berasal dari kapalnya.
PENCEMARAN
3. Bab IX Sanksi administratif , Pasal 37 untuk pemilik dan operator kapal :
Adanya sanksi administratif berupa :
a. peringatan tertulis
b. pembekuan siupal / siopsus
c. penghentian sementara kegiatan / pencabutan siupal / siopsus
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim

4. Pasal 38 bagi BUP (BADAN USAHA PELABUHAN) ,


Pengelola terminal khusus berupa sanksi tertulis :
1. Peringatan tertulis
ASPEK
PENEGAKAN 2. Pembekuan kegiatan badan usaha pelabuhan
HUKUM DISERTAI
3. Pencabutan izin
SANKSI BILA
TERJADI
PENCEMARAN 5. Pasal 39 ayat 1 :
Sanksi untuk nahkoda berupa pembekuan sertifikat keahlian pelaut selama satu tahun
2 MELAKUKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1. Upaya Pencegahan Secara Administratif
2.1.1. Ruang Lingkup Perlindungan Maritim

6. pasal 39 ayat 3 :
setiap orang yang tidak melaksanakan kewajiban mengenai pembuangan limbah yang
ASPEK
PENEGAKAN hanya dapat dilakukan pada lokasi tertentu yang ditetapkan oleh menteri setelah
HUKUM DISERTAI memenuhi persyaratan dan dilaporkan kepada institusi yang tupoksinya dibidang
SANKSI BILA
TERJADI penjagaan laut dan pantai dikenai sanksi administratif sebesar Rp. 30.000.000
PENCEMARAN
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai