Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TUGAS UAS HUKUM LINGKUNGAN


Judul :
“Korelasi Antara Etika lingkungan Dengan kebijakan
Planologi wilayah dalam Perlindungan Lingkungan Hidup
dari perspektif Pemerintah”

Penulis :

Moch. David Herdiansyah


02120055

Universitas Narotama
Surabaya
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan dan Pengelolahan Lingkungan hidup
merupakan kegiatan yang mutlak dan harus dalam kehidupan
manusia di muka bumi yang di peruntukan dalam berkembang
biak serta bertahan hidup dan pengembangan moderinisasi secara
global , akan tetapi pada praktiknya dalam mengelola sumber
daya alam tersebut masih banyak terjadi eksploitasi serta tindakan
yang tidak wajar hal ini sering di sebut Krisis lingkungan hidup
yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari
pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”.Artinya, manusia
melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli
pada peran etika.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis
ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika
atau krisis moral.Umat manusia kurang peduli pada norma-norma
kehidupan atau mengganti norma- norma yang seharusnya
dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri.Manusia
modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati
nurani’ 1.
Dari sini kita dapat memahami bahwasanya terdapat korelasi
antara etika lingkungan dengan, etika hukum dan perencanaan
Tata ruang, dalam membeuat kebijakan tidak jarang terjadi konflik
menimbulkan masalah kebijakan publik di mana pemerintah
melalui otoritas publiknya menjadi faktor yang sangat penting, jika
bukan yang paling penting, meskipun studi hukum administrasi
negara modern juga semakin menganggap partisipasi publik
sebagai penentu semakin efektifnya kebijakan publik 2. Maka dari

1 Dadan Rukandar Disadur, “ETIKA LINGKUNGAN,” n.d.


2 M.Hum Dr.W. Riawan Tjandra, S.H., “Dimensi Etika, Hukum Dan Ham Dalam Perlindungan
Lingkungan Hidup Dan Tata Ruang,” Prosiding, 2014, 1–14.

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 1 | 12
itu dalam membuat atau memebrikan akses dan kebijkan publik
pemerintah

seyogyanya menggunakan wewenang kepemerintahan (besturen


functie) yang nantinya akan dapat melahirkan kepastian serta
kemanfaatan dalam hukum yang berpengaruh dalam kehidupan
lingkungan dan masyarakat.
1.2 . Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas ada pun beberapa
rumusana masalah yang dapat di ambil, sebagai berikut
1. Bagaimana bentuk kewenangan serta implementasi
pemerintah dalam konstitusi dengan adanya etika
lingkungan untuk pengelolahan dan perlindungan
lingkungan hidup ?
2. Adakah keterkaitan etika lingkungan dengan planologi
untuk menciptakan penataan ruang yang sesuai dengan
Good Govermance ?

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 2 | 12
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Etika Lingkungan dalam Konstitusi dan


Perundang-undangan
Menciptakan kesejahteraan masyarakat harus di tunjang
dengan lingkungan hidup yang baik , lingkungan yang baik
tersebut dapa di tinjau dari segi sosial, pembangunan dan
peraturan perundang-undangan, maka dari itu dalam UUD 1945
dalam pasal 28 H ayat (1) “ Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”, bunyi pasal di atas menentukan bahwasnaya begitu
penting posisi dari lingkungan hidup dalam kesejahteraan rakyat,
maka dari itu adanya amanat daru UUD pada pasal 28 H ayat 1 di
atas pemerintah membuat Perundangan yang dimaksudkan untuk
melindungi dan menajaga serta mengolah stabilitas lingkungan
hidup dengan merumuskan Undang-Undang No.32 Tahun 2099
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPPLH) 3, di dalam UU ini pun telah menjamin secara pasti dan
terikat oleh hukum dengan di buatnya 14 Asas Perlindungan dan
Pengelolaan lingkungan Hidup, adapun penjelasan asas-asas
tersebut sebagai berikut :
1. asas tanggung jawab negara
a) negara menjamin pemanfaatan sumber daya alamakan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi
masa kini maupun generasi masa depan.
b) negara menjamin hak warga negara atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat.

3 Undang-Undang No.32 Tahun 2099 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, n.d.

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 3 | 12
c) negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan
sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup
2. asas kelestarian dan keberlanjutan bahwa setiap orang
memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi
mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi
dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung
ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
3. asas keserasian dan keseimbangan bahwa
pemanfaatan lingkungan hidup harus
memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan
ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan serta pelestarian
ekosistem.
4. asas keterpaduan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan berbagai
unsur atau mensinergikan berbagai komponen terkait.
5. asas manfaat segala usaha dan/atau kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan dengan
potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia
selaras dengan lingkungannya.
6. asas kehati-hatian ketidakpastian mengenai dampak
suatu usaha dan/atau kegiatan karena keterbatasan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan
merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah
meminimalisasi atau menghindari ancaman terhadap
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
7. asas keadilan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup harus mencerminkan keadilan secara proporsional
bagi setiap warga negara, baik lintas daerah, lintas generasi,
maupun lintas gender.
8. asas ekoregion perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam,

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 4 | 12
ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat,
dan kearifan lokal.
9. asas keanekaragaman hayati adalah bahwa
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan
keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya
alam hayati yang terdiri atas sumber daya alam nabati dan
sumber daya alam hewani yang bersama dengan unsur
nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk
ekosistem.
10. asas pencemar membayar setiap penanggung
jawab yang usaha dan/atau kegiatannya menimbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib
menanggung biaya pemulihan lingkungan.
11. asas partisipatif setiap anggota masyarakat didorong
untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan
dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
12. asas kearifan lokal dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan nilai-
nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.
13. asas tata kelola pemerintahan yang baik
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh
prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan
keadilan.
14. asas otonomi daerah
Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari 14 asas di atas tentu harus menjadi acuan atau
landasan utama bagi pemerintah dalam memeberikan atau
membuat perizinan dan wewenang agar terciptanya keabsahan

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 5 | 12
dalam melakukan tindakan pemerintahan teruntuk menghindari
perihal yang dapat mempengaruhi kesejahteraan umum. Apabila
membahasa kewenangan pemerintah tentu kita akan mengulas
yang namanya instrumen-instrumen kewenangan untuk
menjalankan kebijakan tersebut,adapun macam-macam instrumen
dan bentuk eksekusi pemerintah dalam membuat kbijakan ialah
sebagai berikt :
1. peraturan perundang-undangan (algemene
regel),
2. perjinan dalam bentuk Keputusan Tata Usaha
Negara (beschikking) 4,
3. peraturan-peraturankebijaksanaan
(beleidsregels),
4. perbuatan materiil (materiele handeling)
maupun berbagai akativitas keperdataan yang
dilakukan oleh pemerintah
(privaathandelingen)
dalam penggunaan instrumen kewenangan di atas tentu
tidak secara sewenang-wenang dan sepihak saja harus tetap
dengan memperhatikan standar umum maupun standar khusus
(sektoral) sebagai syarat legalitasnya.

BAB 3
PEMBAHASAN
4 Erick Makmur, “Mengenal KTUN Sebagai Objek Sengketa Peradilan Tata Usaha Negara,” Lembaga
Bantuan Hukum Pengayoman, n.d., https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/mengenal-ktun-sebagaiobjek-
sengketa-peradilan-tata-usaha-negara/.

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 6 | 12
3.1 Bentuk prodak hukum dalam perlindungan dan
Pengelolaan lingkungan hidup dalam good
governance
Good Governance suatu konsep yang mengacu pada proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaannya secara bersama.
Sebagai suatu konvensi yang dicapai oleh pemerintah, warga
negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan
dalam suatu negara 5. Tentu Good Governace berkaitan erat
Dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup tentu
berkaitan dengan prodak hukum serta kebijakan yang dikeluarkan
oleh badan pemerintahan terkait.
Dalam perlindungan Lingkungan hidup tentu berkaitan erat
dengan penataan ruang atau juga disebut planologi hal ini
dikarenakan adanya unsur menjaga ekosistem alam dalam
pengembangan dan penataan wilayah, Sehubungan dengan
penataan ruang, Pasal 2 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang mengatur bahwa dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan
9 asasasas sebagai beriku 6:

1. Asas Keterpaduan Berdasarkan penjelasan dari


UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007, yang dimaksud
keterpaduan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai
kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah,
dan lintas pemangku kepentingan.
2. Asas Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan
Berdasarkan penjelasan dari Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007, yang dimaksud dengan “keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan” adalah bahwa penataan
5 Admin prokomsetda, “PENGERTIAN, PRINSIP DAN PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA,”
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, n.d.,
https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-prinsip-dan-
penerapangood-governance-di-indonesia-99.
6 UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, n.d.

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 7 | 12
ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian
antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara
kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan
pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta
antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.
3. Asas Keberlanjutan Berdasarkan penjelasan dari
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Yang dimaksud
dengan “keberlanjutan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang.
4. Asas Keberdayaan dan Keberhasilgunaan
Berdasarkan penjelasan dari Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007, Yang dimaksud dengan “keberdayagunaan
dan keberhasilgunaan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang
dan sumber daya yang terkandung di dalamnya serta
menjamin terwujudnya tata ruang yang berkualitas.
5. Asas Keterbukaan Berdasarkan penjelasan dari
UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007, Yang dimaksud
dengan “keterbukaan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan memberikan akses yang
seluasluasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.
6. Asas Kebersamaan Berdasarkan penjelasan dari
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Yang dimaksud
dengan “kebersamaan dan kemitraan” adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan. Hal ini akan terjadi
dengan baik apabila semua pemangku kepentingan saling
merasa membutuhkan, tanpa itu semua tidak mungkin
kebersamaan akan tercipta.
7. Asas Perlindungan kepentingan umum Yang
dimaksud dengan “pelindungan kepentingan umum”

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 8 | 12
adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
mengutamakan kepentingan masyarakat. Kepentingan
umun dapat kita contohkan dalam pro-kontra
pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau, masyrakat yang
tergabung dalam aktifis lingkungan selalu menentang
keberadaan bangunan yang tidak tepat didirikan dalam
tata ruang.
8. Asas Kepastian hukum dan keadilan Yang dimaksud
dengan “kepastian hukum dan keadilan” adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan
hukum/ketentuan peraturan perundang-undangan dan
bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta
melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil
dengan jaminan kepastian hukum.
9. Asas Akuntabilitas Yang dimaksud dengan
“akuntabilitas” adalah bahwa penyelenggaraan penataan
ruang dapat dipertanggung jawabkan, baik prosesnya,
pembiayaannya, maupun hasilnya. Dalam hal tata ruang,
akuntabilitas sangat penting. Akuntabilitas juga
merupakan bagian dari asas umum pemerintahan yang
baik.
Dari 9 asas di atas tentu memiliki dampak yang besar dalam
lingkungan hidup dimana Penataan ruang berdasarkan fungsi
utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi
daya. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri
atas penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah
provinsi dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota. Penataan
ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.
Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas
penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang
kawasan strategis provinsi dan penataan ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 9 | 12
BAB 4

4.1 Kesimpulan
Dari 2 rumusan masalah serta 2 uraian pembahasan dari
rumusan masalah, penulisa dapat mengmbil garis besar
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup harus berlandaskan pada standar umum wewenang
pemerintah maupun standar wewenang sektoral tersebut
di atas agar tindakan pemerintah yang dilakukan
memenuhi standar keabsahan (rechtsmatigheid). Selain
itu, diatas semua perspektif normatif di atas sangat
penting menempatkan etika, khususnya etika tanggung
jawab, guna menopang berbagai konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) serta kinerja
Good Governance.
2. Penegakan hukum terhadap penataan ruang dalam
otonomi daerah, merupakan fenomena yang sangat
kompleks, dengan berbagai pendekatan baik masalah
hukum, sosial, politik, ekonomi, dan buaya. Dan untuk
kepentingan warga masyarakat, kepentingan pemerintah
serta keharmonisan tata ruang, kelestarian lingkungan,
dan menjaga daya dukung lingkungan serta sumber daya
alam lainnya.

4.2 Saran
Saran yang penulis kemkakanialah sebagai berikut :
1. Dalam pengelolaan serta perancangan tata ruang
harus terleih dahulu di sinkronkan dengan situasi
dan kondisi secara faktual yang dimana sumber
tersebut ialah laporan dari pemerintah di sektor
tersebut.

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 10 | 12
2. Penggunaan wewenang harus tetpa dalam koridor
sewajarnya serta sesuai dengan asas-asas yang di
berlakukan dalam perundang-undangan, serta
penegakan hukum yang harus seadil-adilnya

Daftar Pustaka

Admin prokomsetda. “PENGERTIAN, PRINSIP DAN PENERAPAN


GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA.” Bagian Protokol dan
Komunikasi Pimpinan, n.d.
https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel
/pengertian-prinsip-dan-penerapan-good-governance-
diindonesia-99.
Dadan Rukandar Disadur. “ETIKA LINGKUNGAN,” n.d.
Dr.W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum. “Dimensi Etika, Hukum Dan
Ham Dalam Perlindungan Lingkungan Hidup Dan Tata Ruang.”
Prosiding, 2014, 1–14.
Erick Makmur. “Mengenal KTUN Sebagai Objek Sengketa Peradilan
Tata Usaha Negara.” Lembaga Bantuan Hukum Pengayoman,
n.d. https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/mengenal-
ktunsebagai-objek-sengketa-peradilan-tata-usaha-negara/.
Undang-Undang No.32 Tahun 2099 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, n.d.
UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, n.d.

UAS HUKUM L I N G K U N G A N 11 | 12

Anda mungkin juga menyukai