Anda di halaman 1dari 9

NAMA: Adinda Eka Wulandari

NIM : B10020240
KELAS : F
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah Hukum Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arrie Budhiartie,SH,MHum

1. a. Jelaskan pengertian pembangunan berwawasan Lingkungan !


b. Jelaskan asas-asas yang mendasari pembangunan berwawasan lingkungan berdasarkan
UU No. 32 Thn 2009 !
c. Jelaskan konsep pembangunan berwawasan lingkungan di dalam UU Cipta Kerja!
Jawab :

a. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelaanjutan yang


mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya.
b. Asas Tanggung Jawab Negara (State Responsibility Principle)
Asas in berasal dari prinsip umum dari hukum lingkungan internasional yang
memberikan dimensi bagi negara atas kedaulatan terhadap sumber daya alam (nature
resource) dan jaminan pertanggungjawaban bahwa kedaulatan tersebut tidak akan
menyebabkan kerusakan lingkungan di kawasan sekitar Negara tersebut menurut
yuridiksinya. Di dalam konteks pembangunan berwawasan lingkungan, asas ini dimaksud
sebagai bentuk konsekuensi dari tindakan pemerintah untuk senantiasa bertanggungjawab
atas pembangunan yang dilakukannya guna
mengoptimalisasi hasil pembangunannya yang berbanding lurus terhadap kelestarian
lingkungan sebagai media pembangunan yang telah dilaksanakan.
Asas Kelestarian dan Keberlanjutan (Presevation and Sustainability
Principle)Asas ini dimaksudkan agar setiap orang yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dari suatu pembangunan untuk berkewajiban memikul tanggungjawab di dalam
melakukan upaya pelestarian dari lingkungan hidup dengan memperhatikan pola
konsumsi sumber daya alam (nature resource) dan daya tampung lingkungan atas suatu
pembangunan berwawasan lingkungan dalam rangka mengupayakan agar suatu
pembangunan dan kelestarian lingkungan yang terpelihara uga dapat dinikmati oleh
generasi selanjutnya.
Asas Keserasian dan Keseimbangan (Harmony and Balances Principles)
Asas ini memberikan suatu landasan bahwa pemanfaatan lingkunga, hidup di dalam suatu
pembangunan berwawasan lingkungan haru, memperhatikan keserasian dan
keseimbangan dari aspek ekonom sosial budaya, dan konservasi ekosistem sebagai
bagian terintegrita, dari suatu lingkungan yang menjadi media spasial di dalam proses
pembangunan.
Asas Keterpaduan (Integratedness Principles)
Asas ini bermaksud agar suatu pembangunan berwawasan lingkungan dilaksanakan
dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait. Asas
in dimplementasikan secara konkrit di dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) sebagai salah satu instrument yang wajib disusun oleh pemerintah di
dalam melaksanakan suatu pembangunan di suatu wilayah.
Asas Manfaat (Benefit Principles)
Asas in memberikan suatu pemaknaan bahwasanya Suatu pembangunan berwawasan
lingkungan harus memberikan suatu manfaat yang bersifat konstruktif dan progresif
secara ekologis, ekonomis, dan sosial terhadap kesejahteraan masyarakat yang selaras
dengan lingkungan hidupnya.
Asas Kehati-hatian (Precautionary Principle)
Asas ini bertujuan agar di dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan,
diperlukan adanya suatu kehati-hatian di dalam meminimalisir resiko atau dampak
terhadap lingkungan hidup yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Asas ini
juga menekankan adanya sika pencegahan dini terhadap segala potensi dan kerawanan
dari proses pembangunan berwawasan lingkungan yang dapat diejawantahkan dalam
bentuk analisis terhadap resiko lingkungan yang di dalamnya mencakup klasifikasi resiko
lingkungan yang berdampak kecil, sedang, besar, dan desktruktif permanen (kerusakan
lingkungan yang tidak dapat diperbaiki kembali).
Asas Keadilan (Equitable Principle)
Asas ini dapat diartikan sebagai suatu landasan di dalam pembangunan berwawasan
lingkungan agar secara proporsional mencerminkan rasa keadilan yang non diskriminatif.
Adapun maksud keadilan di dalam asas ini adalah keadilan di dalam menikmati hasil dari
pembangunan berwawasan lingkungan maupun memperoleh manfaat dari hasil
pembangunan yang dimaksud sekaligus juga menanggung kerugian yang bersifat kolektif
dari proses pembangunan. Unsur aksesibilitas terhadap pembangunan berwawasan
lingkungan juga dapat diklasifikasikan sebagai nilai keadilan yang terkandung di dalam
asas ini.
Asas Ekoregion (Ecoregion Principle)
Asas in dapat dimaknai sebagai suatu landasan bahwasanya pembangunan berwawasan
lingkungan harus memperhatikan suatu karakteristik wilayah pembangunan mencakup
kondisi dan ketersediaan sumber daya alam (nature resource), ekosistem, budaya
masyarakat, dan kearifan lokal sebagai komponen penyusun dari ciri ekoregion di suatu
wilayah pembangunan.
Asas Keanekaragaman Hayati
Asas in mengharuskan agar suatu pembangunan berwawasan lingkungan dilaksanakan
dengan tetap memperhatikan upaya – upaya konservatis terhadap keberadaan,
keragaman, dan keberlanjutan dari sumber daya alam hayati dan non hayati sebagai suatu
ekosistem yang berada di suatu kawasan pembangunan. Keberadaan asas ini
dilatarbelakangi oleh suatu kekhawatiran dari pengurangan dari unsur sumber daya alam
hayati dan non hayati yang dimaksudkan sebelumnya yang dapat menyebabkan
terganggunya system kehidupan di bumi dimana hal in juga dapat berdampak buruk
terhadap kelangsungan hidup manusia.
Asas Pencemar Membayar (Polluter Pays Principle)
Asas in memberikan gambaran berupa suatu pertanggungjawaban yang dibebankan
kepada siapa saja yang terlibat di dalam suatu pembangunan yang menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan untuk mengurangi dan menghilangkan pencemaran
tersebut melalui instrumen-instrumen tertentu seperti pungutan pencemaran maupun
tindakan langsung terhadap rehabilitasi lingkungan yang telah tercemar akibat adanya
suatu pembangunan.
Asas Kearifan Lokal (Local Wisdom Principle)
Asas ini dimaksudkan agar di dalam suatu pembangunan berwawasan lingkungan
dilaksanakan dengan tetap memperhatikan nilai, kebiasaan, dan kebijakan-kebijakan adat
yang diberlakukan oleh suatu kelompok masyarakat mengenai konservasi lingkungan
hidup di kawasan pembangunan. Asas ini juga dimaksudkan agar para pihak yang terlibat
di dalam pembangunan mampu menyelaraskan dirinya terhadap nilai - nilai konservasi
yang hidup di dalam masyarakat tersebut secara partisipatif dan berkesinambungan gun
mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan
c. Pemerintah telah menetapkan UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Ciptaker). Salah
satu hal yang diatur dalam undang-undang tersebut adalah sanksi pidana tidak dapat
dijatuhkan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak memiliki izin lingkungan dan
dokumen lingkungan (Amdal/UKL UPL), sampai dengan usaha/kegiatan tersebut
terbukti melakukan pelanggaran yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan hidup.
Upaya perlindungan lingkungan yang termaktub dalam izin lingkungan disatukan dalam
izin berusaha. Persetujuan lingkungan menjadi persyaratan dalam penerbitan perizinan
berusaha atau persetujuan pemerintah. Dengan demikian perizinan berusaha atau
persetujuan pemerintah tidak bisa diterbitkan jika tidak ada persetujuan lingkungan.
Adapun persyaratan dan kewajiban aspek lingkungan yang terdapat dapat persetujuan
lingkungan dimasukkan ke dalam persyaratan dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
pelaku usaha dan termuat dalam perizinan berusaha atau persetujuan pemerintah yang
diterbitkan.
Sebagai komitmen dalam pelaksanaan perlindungan lingkungan hidup, matriks Rencana
Pengelolaan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) termuat dalam
perizinan berusaha dan menjadi dasar pelaksanaan pengawasan perizinan dan penegakan
hukum bila terjadi pelanggaran terhadap klausul persyaratan dan kewajiban lingkungan
yang termuat dalam perizinan berusaha.

2. a. Sebutkan pengertian ha katas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sebagai bagian
dari hak asasi!
b. Jelaskan arti penting ha katas informasi dalam tatanan perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan hidup!
c. Jelaskan arti penting eksistensi hak gugat atas nama lingkungan! Dan sebutkan
persyaratan gugatan atas nama lingkungan tersebut!
d. Jelaskan arti penting peran serta masyarakat dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup!
Jawab :

a. Pengertian “Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat” , mengandung makna lingkungan
yang dapat memungkinkan manusia berkembang secara optimal, secara selaras, serasi,
dan seimbang. Adanya jaminan semacam ini memberi kemungkinan bagi setiap orang
untuk menuntut kepada pemerintah agar ”kebaikan dan kesehatan lingkungannya perlu
diperhatikan dan ditingkatkan terus dan oleh karenanya pula adalah merupakan
kewajiban bagi negara untuk selalu menciptakan lingkungan hidup yang baik dan sehat
bagi warganya dan secara terus menerus melakukan usaha-usaha perbaikan dan
penyehatan lingkungan hidup.
b. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
c. Hak Gugat adalah Hak warga negara untuk kepentingan keseluruhan warga negara atau
kepentingan publik termasuk kepentingan lingkungan yang mengajukan gugatan
dipengadilan guna menuntut agar pemerintah melakukan penegakan hukum yang
diwajibkan kepadanya atau untuk memulihkan kerugian publik yang terjadi (Efendi,
Widodo, & Luftianingsih, 2016). dapat dilakukan karena prinsip hukum lingkungan di
Indonesia menganut konsep hak gugat konvensional. Dimana hak gugat konvensional
berhubungan dengan hajat hidup masyarakat atau public interest law. Dalam hal ini
seorang individu, sekelompok orang, maupun organisasi dapat bertindak sebagai pihak
penggugat di muka pengadilan meskipun tidak memiliki kepentingan hukum secara
langsung. Pihak yang memegang legal standing bertindak atas dasar kepentingan
masyarakat luas karena adanya pelanggaran hak-hak publik, seperti hak-hak sipil, hak
lingkungan hidup, perlindungan konsumen, dan hak politik
Adapun persyaratan gugatan atas nama lingkungan yang berkenaan dengan hukum
lingkungan di Indonesia yakni:
 Adanya kerusakan lingkungan nyata yang dilakukan oleh pihak tertentu secara
sengaja dan tidak sengaja;
 Pihak yang dirugikan adalah masyarakat yang hidup disekitar lingkungan yang
mengalami kerusakan;
 Pihak yang dapat menjadi legal standing seperti dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU
PPLH);
 Adanya hubungan sebab akibat;
 Putusan dari pengadilan diharapkan dapat memulihkan lingkungan atau minimal
memberikan efek jera bagi pelaku pengrusakan.
d. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 menekankan perlindungan dan pengelolaan
berdasarkan asas partisipatif. Asas yang termuat pada Pasal 2 huruf k sebagaimana
diuraikan pada Penjelasan Pasal 2 bermakna bahwa setiap anggota masyarakat didorong
untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pasal
70 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 mengatur mengenai hak masyarakat
untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 70
ayat (1) menyatakan bahwa masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan
seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Peran dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut dapat
berupa :
 Pengawasan Sosial
Di dalam negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi perwakilan maka
masyarakat dapat menyampaikan aspiransinya melalui keterwakilannya dalam lembaga
parlemen dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD )
 Pemberian Saran, Pendapat, Usul,Keberatan, Pengaduan
Peran masyarakat dapat berupa pemberian saran dan pendapat terhadap langkah
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan oleh pemerintah
atau lembaga/ organisasi lingkungan hidup. Keberatan terhadap tindakan-tindakan yang
dapat merusaknatau mengganggu proses perlindunganndan pengelolaan lingkungan
hidup
 Penyampaian Informasi dan/atau laporan
Masyarakat dapat segera menyampaikan informasi dan/ laporan berkaitan dengan
keadaan suatu lingkungan hidup kepada pemerintah atau organisasi lingk ungan hidup
sehingga apabila terdapat permasalahan segera dapat diupayakan perbaikan dan
pencegahan kerusakan lingkungan hidup yang lebih parah

3. a. Jelaskan pengertian penegakan hukum lingkungan!


b. Jelaskan pengertian dari Premium remidium dalam system penegakan hukum
lingkungan!
c. Jelaskan dasar pemikiran dilakukannya upaya penyelesian sengketa melalui jalur non
litigasi!
d. Jelaskan tujuan sanksi dari setiap instrument hukum dalam penegakann hukum
lingkungan!
Jawab :

a. Penegakan hukum lingkungan dapat dimaknai sebagai penggunaan atau penerapan


instrumen-instrumen dan sanksi-sanksi dalam lapangan hukum administrasi, hukum
pidana, dan hukum perdata dengan tujuan memaksa subjek hukum yang menjadi sasaran
mematuhi peraturan perundangundangan lingkungan hidup
b. primum remedium merupakan upaya penerapan hukum pidana sebagai alat utama untuk
menimbulkan efek jera baik bagi pelaku suatu tindak pidana maupun bagi semua orang
agar tidak akan melakukan suatu tindak pidana dalam bidang lingkungan hidup.
c. Dasar pemikiran dari penyelesaian sengketa secara non litigasi yaitu bahwa penyelesaian
ini dilakukan menggunakan cara-cara yang ada di luar pengadilan atau biasa disebut
dengan lembaga alternative penyelesaian sengketa. Penyelesaian sengketa di jalur non
litigasi ini memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya yaitu arbitrase.
d. 1) Penegakan Hukum Administrasi
Sanksi administrasi bersifat mengawasi dan melakukan tindakan pencegahan pelanggaran
hukum lingkungan. Sanksi administrasi terdiri atas; teguran tertulis, paksaan pemerintah,
pembekuan izin lingkungan dan pencabutan izin lingkungan.
2) Penegakan Hukum Perdata
dapat dilakukan dengan para korban atau LSM mengajukan ke pengadilan tujuan sanksi
perdata ini untuk mengganti kerugian berupa uang denda
3) Penegakan hukum pidana
Dapat dilakukan dengan menyeret pelaku perusakan dan atau pencemaran lingkungan.
Sanksi pidana ini memberi efek jera kepada pelaku perusakan dan atau pencemaran
lingkungan

4. a. Jelaskan perbedaan prinsip polluter pays principle dan polluter pays prevention! Berikan
contoh dalam konsep Hukum Lingkungan di Indonesia!
b. Jelaskan persyaratan diterapkkannya strict liability dalam pertanggungjawaban hukum di
bidang lingkungan hidup!
Jawab :

a. Polluter Pays Principle (PPP) merupakan prinsip keadilan yang mengatur bahwa biaya
pencegahan dan pengendalian pencemaran wajib ditanggung oleh pencemar. Metode
yang digunakan adalah penelitian ini adalah yuridis normatif. Sedangkan Polluter Pays
Prevention
( Pencegahan pencemaran) Suatu prinsip yang menyatakan bahwa mencegah
pencemaran pada akhirnya akan menguntungkan karena menghindarkan kerugian yang
besar, yang lebih besar dari pada biaya pencegahan tersebut.
Contohnya adalah ada sebuah keluarga yang memperbaiki rumahnya sehingga keluarga
tersebut membuat keseluruhan lingkungan sekitar menjadi bagus sehingga menghasilkan
keuntungan eksternal kepada para tetangga. Manfaatnya adalah lingkungan mereka
sekarang menjadi lebih menyenangkan, selain itu tetangga juga mungkin bisa mendapat
keuntungan financial dari keluarga yang memperbaiki rumahnya tersebut. Dilingkungan
yang bagus sebuah rumah akan lebih laku dijual daripada di lingkungan yang kumuh
sehingga manfaat eksternal dapat berubah menjadi keuntungan finansial bagi penerima
eksternalitas.
Sedangkan, Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar
sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. Contoh dari eksternalitas negatif
adalah pencemaran lingkungan. Di daerah industri, pabrik-pabrik sering mencemari udara
dari produksi output, misalnya, dan orang-orang di sekitarnya harus menderita
konsekuensi negatif dari udara yang tercemar meskipun mereka tidak ada hubungannya
dengan memproduksi polusi.
Eksternalitas hanya terjadi apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap
orang lain (atau segolongan orang lain), tanpa adanya kompensasi apa pun juga sehingga
timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.
b. Adapun syarat dan kondisi dapat tidaknya ajaran strict liability diterapkan, menurut
Kolosa dan Mayer meliputi :
“Extra-hazardous activities and dangerous animals can be the occasion for determining
strict liability. The activities must be such that they are not in common usage in the
community and involve risk of serious harm to persons or properthy that cannot be
elimited by the use of due care.”
Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari kerusakan lingkungan menjadi perhatian
serius yang sekaligus menjadi pertimbangan kenapa strict liability menjadi asas yang
musti diterapkan. Mengingat dampak yang ditimbulkan sangat berersiko bagi
masyarakat, maka sudah seharusnya asas ini menjadi hal yang sudah sewajarnya eksis
dalam rangka penegakan hukum di Indonesia, khususnya dalam pengelolaan dan
perlindungan dalam dimensi hukum lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai