NIM : B10020240
KELAS : F
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah Hukum Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arrie Budhiartie,SH,MHum
2. a. Sebutkan pengertian ha katas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sebagai bagian
dari hak asasi!
b. Jelaskan arti penting ha katas informasi dalam tatanan perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan hidup!
c. Jelaskan arti penting eksistensi hak gugat atas nama lingkungan! Dan sebutkan
persyaratan gugatan atas nama lingkungan tersebut!
d. Jelaskan arti penting peran serta masyarakat dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup!
Jawab :
a. Pengertian “Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat” , mengandung makna lingkungan
yang dapat memungkinkan manusia berkembang secara optimal, secara selaras, serasi,
dan seimbang. Adanya jaminan semacam ini memberi kemungkinan bagi setiap orang
untuk menuntut kepada pemerintah agar ”kebaikan dan kesehatan lingkungannya perlu
diperhatikan dan ditingkatkan terus dan oleh karenanya pula adalah merupakan
kewajiban bagi negara untuk selalu menciptakan lingkungan hidup yang baik dan sehat
bagi warganya dan secara terus menerus melakukan usaha-usaha perbaikan dan
penyehatan lingkungan hidup.
b. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
c. Hak Gugat adalah Hak warga negara untuk kepentingan keseluruhan warga negara atau
kepentingan publik termasuk kepentingan lingkungan yang mengajukan gugatan
dipengadilan guna menuntut agar pemerintah melakukan penegakan hukum yang
diwajibkan kepadanya atau untuk memulihkan kerugian publik yang terjadi (Efendi,
Widodo, & Luftianingsih, 2016). dapat dilakukan karena prinsip hukum lingkungan di
Indonesia menganut konsep hak gugat konvensional. Dimana hak gugat konvensional
berhubungan dengan hajat hidup masyarakat atau public interest law. Dalam hal ini
seorang individu, sekelompok orang, maupun organisasi dapat bertindak sebagai pihak
penggugat di muka pengadilan meskipun tidak memiliki kepentingan hukum secara
langsung. Pihak yang memegang legal standing bertindak atas dasar kepentingan
masyarakat luas karena adanya pelanggaran hak-hak publik, seperti hak-hak sipil, hak
lingkungan hidup, perlindungan konsumen, dan hak politik
Adapun persyaratan gugatan atas nama lingkungan yang berkenaan dengan hukum
lingkungan di Indonesia yakni:
Adanya kerusakan lingkungan nyata yang dilakukan oleh pihak tertentu secara
sengaja dan tidak sengaja;
Pihak yang dirugikan adalah masyarakat yang hidup disekitar lingkungan yang
mengalami kerusakan;
Pihak yang dapat menjadi legal standing seperti dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU
PPLH);
Adanya hubungan sebab akibat;
Putusan dari pengadilan diharapkan dapat memulihkan lingkungan atau minimal
memberikan efek jera bagi pelaku pengrusakan.
d. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 menekankan perlindungan dan pengelolaan
berdasarkan asas partisipatif. Asas yang termuat pada Pasal 2 huruf k sebagaimana
diuraikan pada Penjelasan Pasal 2 bermakna bahwa setiap anggota masyarakat didorong
untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pasal
70 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 mengatur mengenai hak masyarakat
untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 70
ayat (1) menyatakan bahwa masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan
seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Peran dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut dapat
berupa :
Pengawasan Sosial
Di dalam negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi perwakilan maka
masyarakat dapat menyampaikan aspiransinya melalui keterwakilannya dalam lembaga
parlemen dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD )
Pemberian Saran, Pendapat, Usul,Keberatan, Pengaduan
Peran masyarakat dapat berupa pemberian saran dan pendapat terhadap langkah
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan oleh pemerintah
atau lembaga/ organisasi lingkungan hidup. Keberatan terhadap tindakan-tindakan yang
dapat merusaknatau mengganggu proses perlindunganndan pengelolaan lingkungan
hidup
Penyampaian Informasi dan/atau laporan
Masyarakat dapat segera menyampaikan informasi dan/ laporan berkaitan dengan
keadaan suatu lingkungan hidup kepada pemerintah atau organisasi lingk ungan hidup
sehingga apabila terdapat permasalahan segera dapat diupayakan perbaikan dan
pencegahan kerusakan lingkungan hidup yang lebih parah
4. a. Jelaskan perbedaan prinsip polluter pays principle dan polluter pays prevention! Berikan
contoh dalam konsep Hukum Lingkungan di Indonesia!
b. Jelaskan persyaratan diterapkkannya strict liability dalam pertanggungjawaban hukum di
bidang lingkungan hidup!
Jawab :
a. Polluter Pays Principle (PPP) merupakan prinsip keadilan yang mengatur bahwa biaya
pencegahan dan pengendalian pencemaran wajib ditanggung oleh pencemar. Metode
yang digunakan adalah penelitian ini adalah yuridis normatif. Sedangkan Polluter Pays
Prevention
( Pencegahan pencemaran) Suatu prinsip yang menyatakan bahwa mencegah
pencemaran pada akhirnya akan menguntungkan karena menghindarkan kerugian yang
besar, yang lebih besar dari pada biaya pencegahan tersebut.
Contohnya adalah ada sebuah keluarga yang memperbaiki rumahnya sehingga keluarga
tersebut membuat keseluruhan lingkungan sekitar menjadi bagus sehingga menghasilkan
keuntungan eksternal kepada para tetangga. Manfaatnya adalah lingkungan mereka
sekarang menjadi lebih menyenangkan, selain itu tetangga juga mungkin bisa mendapat
keuntungan financial dari keluarga yang memperbaiki rumahnya tersebut. Dilingkungan
yang bagus sebuah rumah akan lebih laku dijual daripada di lingkungan yang kumuh
sehingga manfaat eksternal dapat berubah menjadi keuntungan finansial bagi penerima
eksternalitas.
Sedangkan, Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar
sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. Contoh dari eksternalitas negatif
adalah pencemaran lingkungan. Di daerah industri, pabrik-pabrik sering mencemari udara
dari produksi output, misalnya, dan orang-orang di sekitarnya harus menderita
konsekuensi negatif dari udara yang tercemar meskipun mereka tidak ada hubungannya
dengan memproduksi polusi.
Eksternalitas hanya terjadi apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap
orang lain (atau segolongan orang lain), tanpa adanya kompensasi apa pun juga sehingga
timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.
b. Adapun syarat dan kondisi dapat tidaknya ajaran strict liability diterapkan, menurut
Kolosa dan Mayer meliputi :
“Extra-hazardous activities and dangerous animals can be the occasion for determining
strict liability. The activities must be such that they are not in common usage in the
community and involve risk of serious harm to persons or properthy that cannot be
elimited by the use of due care.”
Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari kerusakan lingkungan menjadi perhatian
serius yang sekaligus menjadi pertimbangan kenapa strict liability menjadi asas yang
musti diterapkan. Mengingat dampak yang ditimbulkan sangat berersiko bagi
masyarakat, maka sudah seharusnya asas ini menjadi hal yang sudah sewajarnya eksis
dalam rangka penegakan hukum di Indonesia, khususnya dalam pengelolaan dan
perlindungan dalam dimensi hukum lingkungan.