Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS PERENCANAAN

LINGKUNGAN
SAR PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LH

2. MANFAAT DAN ANCAMAN LINGKUNGAN

3. PRINSIP PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LH


P E N G E RT I A N P P L H
Pengertian & Tujuan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lingkungan Hidup :
Menurut UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 1,
Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lain.

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :


Adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup atau mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum
(UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Tujuan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :


Dalam Pasal 3 UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terdapat 10 tujuan
PPLH (a-j) yang jika disimpulkan memiliki tujuan menjaga kelestarian ekosistem, keseimbangan lingkungan
hidup, pemanfaatan SDA yang bijaksana dan mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development).
Yang Dihindari VS Yang Dikehendaki PPLH
1 3 5

2 4 6

Kondisi manakah yang merupakan tujuan PPLH?


M A N FA AT D A N
ANCAMAN
LINGKUNGAN
Manfaat Kelestarian Lingkungan (Ekosistem Pesisir)
1. Apakah ada hubungan?
2. Siapa yang patut disalahkan?
3. Apa upaya yang perlu dilakukan?
Ancaman Penurunan Kualitas dan Kerusakan Lingkungan
Hidup

Dari gambaran fenomena di samping dapat disimpulkan


bahwa tekanan yang dihasilkan dari faktor root causes
(penyebab) menghasilkan beragam permasalahan yang
berdampak langsung terhadap kualitas lingkungan
biofisik sehingga diperlukan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.

Adisendjaya , 2003
Pertimbangan Dilaksanakan Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan
Hidup
1. Bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia;
2. Bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan UUD 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan
berkelanjutan;
3. Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam perikehidupan manusia dan mahluk hidup lainya sehingga
perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan LH yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan;
4. Bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah kualitas lingkungan hidup
karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Sumber : Bagian umum UU 32/09 PPLH

1. Kualitas lingkungan hidup yang sehat adalah hak asasi bagi setiap mahluk hidup
2. Menjamin ketersediaan sumber daya alam bagi kebutuhan generasi yang akan datang
3. Makin buruknya kualitas lingkungan hidup menjadi isu besar yang perlu jadi perhatian seluruh pihak
4. Fenomena perubahan iklim menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan hidup

Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


PRINSIP DASAR
PPLH
Prinsip Dasar Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Prinsip dasar Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup secara garis besar adalah sebagai instrument pelestarian
ekosistem dengan melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap potensi kerusakan dan penurunan kualitas
lingkungan hidup akibat terganggunya tatanan ekosistem serta mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan agar
terwujud pemanfaatan sumber daya alam yang adil dan bijaksana.

a) Tanggung jawab negara;


b) Kelestarian dan keberlanjutan;
c) Keserasian dan keseimbangan;
d) Keterpaduan;
e) Manfaat;
Adapun di dalam UU No 32 Tahun 2009 tentang PPLH pasal 2
f) Kehati-hatian;
disebutkan bahwa Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
g) Keadilan;
dilaksanakan berdasarkan asas :
h) Ekoregion;
i) Keanekaragaman hayati;
j) Pencemar membayar;
k) Partisipatif;
l) Kearifan lokal;
m) Tata Kelola pemerintahan yang baik, dan;
n) Otonomi daerah.
Asas Tanggung Jawab Negara & Manfaat

Asas Tanggung Jawab Negara (State Responsibility) :


 Negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan.
 Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
 Negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup.

Asas Manfaat :
Adalah bahwa segala usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya
alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan
lingkungannya.

Air
bersih
jaminan
Negara
Asas Kelestarian dan Keberlanjutan
Yang dimaksud dengan “asas kelestarian dan keberlanjutan” adalah bahwa setiap orang memikul kewajiban dan
tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya
pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Upaya yang dilakukan dalam
menciptakan kelestarian dan menjaga kualitas lingkungan agar dapat terus mendukung perikehidupan lintas generasi
adalah dengan integrasi konsep pembangunan berkelanjutan dan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
potensi yang dapat merusak kualitas lingkungan dimulai dari keputusan/kebijakan hingga implementasi suatu kegiatan.

Integrasi konsep pembangunan berkelanjutan


KELESTARIAN
Pengendalian kerusakan dan pencemaran LH DAN
KEBERLANJUTAN
Perlindungan keanekaragaman hayati
A. Integrasi Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan yang lebih dikenal secara umum dengan “Sustainable Development” didefinisikan
sebagai pembangunan atau perkembangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa
membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Kriteria pembangunan
berkelanjutan harus mengacu pada tiga aspek umum pembangunan yaitu aspek sosial, ekonomi, lingkungan

Aspek Keberlanjutan Lingkungan


Terjaganya keutuhan lingkungan sebagai syarat mutlak menjamin
keberlanjutan perkembangan dan keberlangsungan kehidupan.

Aspek Keberlanjutan Ekonomi


Sumber daya alam sebagai modal pembangunan untuk meningkatkan
kemakmuran.

Aspek Keberlanjutan Sosial


Demokratisasi, partisipasi, pemberdayaan, peran serta, transportasi,
kelembagaan, pendanaan, kemitraan sebagai prasyaratnya.
B. Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup
Pencegahan
Tahap pencegahan menggunakan berbagai macam instrument untuk mengedintifikasi potensi dampak yang bisa
terjadi dari sebuah kebijakan, program, rencana dan usaha yang diciptakan oleh manusia. Instrument tersebut
diantaranya ada berupa kajian, standar (baku mutu lingkungan), perizinan, analisis resiko dan audit lingkungan.

Penanggulang
an
Menanggulangi dampak yang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun keterbatasan teknologi dan
kurangnya pemahaman pengelola menjadikan dampak tersebut akhirnya terjadi dan setiap orang yang melakukan
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup.

Pemulihan
Upaya sistematis yang wajib dilakukan oleh setiap orang yang telah melakukan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup dengan maksud agar lingkungan yang telah tercemar tersebut mendapatkan penanganan yang
sesuai agar dapat kembali pulih dan berfungsi.
Instrumen Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup
Pencegahan Penanggulang
• Kajian Lingkungan Hidup Strategis an informasi peringatan pencemaran atau kerusakan LH kepada
• Pemberian
• Tata Ruang masyarakat
• Baku Mutu Lingkungan Hidup • Pengisolasian pencemaran atau kerusakan LH
• Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup • Pengentian sumber pencemaran atau kerusakan LH
• Amdal • Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi
• UKL-UPL
• Perizinan Pemulihan
• Instrumen ekonomi lingkungan
• Peraturan perundang-undangan berbasis LH • Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar
• Anggaran berbasis LH • Remediasi : Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
• Audit lingkungan hidup yang tercemar.
• Rehabilitasi : Pemulihan unsur lingkungan dengan metode tertentu
• Restorasi : Tindakan atau upaya mengembalikan, memulihkan, memperbaiki
ekosistem yang rusak
• Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi

Sumber : Pasal 14-54 UU 32/09 PPLH


PermenKes Nomor 32 Tahun 2017
PP Nomor 41 Tahun 1999
PermenLH Nomor P.68 Tahun 2016
Kepmen LH No 04 Tahun 2001 Kepmen LH No 200 Tahun 2004

Kepmen LH No 201 Tahun 2004


C. Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan di muka
bumi, interaksi diantara berbagai mahluk hidup serta interaksi antara mahluk hidup dan lingkungannya. perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan keberadaan, keragaman, dan
keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang
bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.Sebagian besar spesies dan
komunitas yang terancam punah menghadapi sedikitnya dua atau lebih dari masalah-masalah tersebut, yang mendorong
kepunahan dan menyulitkan usaha perlindungan (Wilcove dkk. 1998; Terborgh 1999).

Bentuk ancaman Keanekaragaman Hayati : Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati :


•Kerusakan habitat
•Fragmentasi habitat 1. Reboisasi (Penghijauan kembali)
•Degradasi habitat 2. Konservasi SDA (air, ekosistem hutan,
•Perubahan iklim global ekosistem pesisir, ekosistem lahan gambut dll)
•Pemanfaatan spesies yang berlebihan untuk kepentingan manusia 3. Pencadangan SDA (Taman Kehati, RTH atau
•Invasi spesies asing
penanaman kehati diluar habitatnya)
•Meningkatnya penyebaran penyakit
Asas Ekoregion

Ekoregion merupakan unit analisis sekaligus salah satu asas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Maksud dari “asas
ekoregion” adalah harus diperhatikannya karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan
kearifan lokal, dalam setiap upaya PPLH. Di samping itu, ekoregion juga dijadikan sebagai unit spasial dalam inventarisasi dan
analisis lingkungan hidup. Hal ini untuk memastikan terlaksananya koordinasi horizontal antar wilayah administrasi yang saling bergantung
(misalnya hulu-hilir) dalam PPLH. Penetapan ekoregion memungkinkan untuk melihat keterkaitan, interaksi, dan interdependensi, serta
dinamika pemanfaatan, pencadangan sumber daya alam, maupun permasalahan lingkungan hidup di wilayah ekoregion

Penetapan Ekoregion di Indonesia : Dasar ekologi untuk ekoregion mengasumsikan adanya hubungan erat yang saling
1)Karakteristik bentang alam; mempengaruhi antara : iklim, ketinggian tempat, tipe batuan, bentuk lahan, tanah, kondisi
2)Daerah aliran sungai; hidrologi, dan organisme.
3)Iklim;
4)Flora dan fauna; Distribusi ekoregion divisualisasikan dalam bentuk peta ekoregion yang biasanya memuat
5)Sosial budaya; informasi mengenai karakteritik bentang alam berupa geomorfologi dan morfogenesa.
6)Ekonomi;
Geomorfologi adalah deskripsi kualitatif bentuk permukaan bumi, seperti dataran
7)Kelembagaan masyarakat;
perbukitan, dan pegunungan; deskripsi kuantitatif bentuk permukaan bumi, seperti
8)Hasil inventarisasi lingkungan hidup.
kelerengan, panjang lereng, ketinggian, dan lainnya.
Sumber : Pasal 7 UU 32/09 PPLH Morfogenesa berkaitan dengan asal mula dan perkembangan, serta proses pembentukan
bentuk lahan (marin, fluvial, vulkanik, solusional, denudasional, organik, glasial, aeolian,
dan antrophogenik).
Kepmen SK.8/MENLH/SETJEN/PLA.3/1/2018 Tentang Penetapan Wilayah Ekoregion Indonesia
Asas Pencemar Membayar

Yang dimaksud dengan “asas pencemar membayar” adalah bahwa setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan. Biaya pemulihan sendiri
adalah bentuk konsekuensi yang telah diatur untuk menghindari atau menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sebelum
diberikanya konsekuensi telah disebutkan dalam pasal 65-69 (UU 32 Tahun 2009) tentang PPLH bahwa setiap orang memiliki hak,
kewajiban dan larangan terhadap lingkungan yang apabila diambil garis besarnya memiliki muatan sebagai berikut :

Hak
Setiap orang berhak atas :
1. Lingkungan hidup yang baik dan sehat
2. Mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
3. Mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
4. Berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. Melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Sumber : Pasal 65 UU 32/09 PPLH
Kewajiban
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:
1. Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu;
2. Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan
3. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Sumber : Pasal 658UU 32/09 PPLH
Asas Pencemar Membayar (2)

Larangan
Setiap orang dilarang:
1. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;
2. Memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Membuang limbah ke media lingkungan hidup;
6. Membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;
7. Melepaskan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan;
8. Melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;
9. Menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal; dan/atau
10. Memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar.

Sumber : Pasal 69 UU 32/09 PPLH

Sanksi
Administrasi
Sanksi administratif terdiri atas:
1. Teguran tertulis; Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota berwenang untuk memaksa penanggung
2. Paksaan pemerintah; jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup akibat
3. Pembekuan izin lingkungan; atau pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya.
4. Pencabutan izin lingkungan. Sumber : Pasal 82 (1) UU 32/09 PPLH

Sumber : Pasal 76 (2) UU 32/09 PPLH


Asas Pencemar Membayar (3)
Sanksi Ganti Rugi dan Pemulihan
Lingkungan
1. Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang
menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu.
2. Setiap orang yang melakukan pemindahtanganan, pengubahan sifat dan bentuk usaha, dan/atau kegiatan dari suatu badan usaha yang melanggar hukum tidak melepaskan
tanggung jawab hukum dan/atau kewajiban badan usaha tersebut.
3. Pengadilan dapat menetapkan pembayaran uang paksa terhadap setiap hari keterlambatan atas pelaksanaan putusan pengadilan.
4. Besarnya uang paksa diputuskan berdasarkan peraturan perundang- undangan.
Sumber : Pasal 87 UU 32/09 PPLH

Ketentuan
1. Pidana
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 10 tahun dan denda paling sedikit 3 M dan paling banyak 10 M.
2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 12 tahun dan denda paling sedikit 4 M dan paling banyak 12M.
3. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama
15 tahun dan denda paling sedikit 5 M dan paling banyak 15 M.

1. Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun dan denda paling sedikit 1 M dan paling banyak 3 M.
2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2
tahun dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 M dan paling banyak 6 M.
3. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 9
tahun dan denda paling sedikit 3 M dan paling banyak 9 M.
Catatan : Keterangan lebih lanjut pada pasal 99-115 UU 32/09 PPLH Sumber : Pasal 97-98 UU 32/09 PPLH
Asas Partisipatif
Yang dimaksud dengan “asas partisipatif” adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Masyarakat menjadi stakeholder yang memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan penting dalam terciptanya
kelestarian lingkungan hidup di wilayahnya melalui upaya perlindungan dan pengelelolaan Lingkungan Hidup.

Bentuk Peran
Masyarakat
Peran masyarakat dapat berupa:
a. Pengawasan sosial;
b. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau
c. Penyampaian informasi dan/atau laporan.

Fungsi Peran
Masyarakat
Peran masyarakat dilakukan untuk:
a. Meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
b. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan;
c. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;
d. Menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; dan
e. Mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Sumber : Pasal 70 UU 32/09 PPLH


Asas Tata Kelola Pemerintah Yang Baik
Yang dimaksud dengan “asas tata kelola pemerintahan yang baik” adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai
oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan. Ada hubungan yang erat antara penyelenggaraan pemerintah yang
baik dengan pengelolaan yang baik. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik akan mempengaruhi dan menentukan pengelolaan lingkungan
hidup yang baik. Untuk mewujudkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dalam pelaksanaan pemerintahan yang baik
digunakan pendekatan Good Govarnance dan Good Management meliputi :
Good
1. Govarnance
Hak partisipasi dalam pengambilan keputusan;
2. Penegakan hukum yang tidak memihak;
3. Keterbukaan melalui pengadaan dan akses terhadap informasi;
4. Tanggap terhadap semua pelaku;
5. Orientasi kepada kesepakatan;
6. Kesetaraan untuk semua pelaku;
7. Akuntabilitas pada pelaku dan publik.

Good
1. Management
Pengelolaan dengan visi, misi dan strategi;
2. Pengelolaan secara inovatif;
3. Berorientasi kepada masyarakat;
4. Melibatkan seluruh pelaku;
5. Mobilisasi berbagai macam sumber daya untuk mencapai tujuan pembangunan. Sumber : Membangun Pemerintahan Yang Arif Menuju Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang B
KLH 2003
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai