LINGKUNGAN
SAR PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
2 4 6
Adisendjaya , 2003
Pertimbangan Dilaksanakan Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan
Hidup
1. Bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia;
2. Bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan UUD 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan
berkelanjutan;
3. Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam perikehidupan manusia dan mahluk hidup lainya sehingga
perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan LH yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan;
4. Bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah kualitas lingkungan hidup
karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Sumber : Bagian umum UU 32/09 PPLH
1. Kualitas lingkungan hidup yang sehat adalah hak asasi bagi setiap mahluk hidup
2. Menjamin ketersediaan sumber daya alam bagi kebutuhan generasi yang akan datang
3. Makin buruknya kualitas lingkungan hidup menjadi isu besar yang perlu jadi perhatian seluruh pihak
4. Fenomena perubahan iklim menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan hidup
Asas Manfaat :
Adalah bahwa segala usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya
alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan
lingkungannya.
Air
bersih
jaminan
Negara
Asas Kelestarian dan Keberlanjutan
Yang dimaksud dengan “asas kelestarian dan keberlanjutan” adalah bahwa setiap orang memikul kewajiban dan
tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya
pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Upaya yang dilakukan dalam
menciptakan kelestarian dan menjaga kualitas lingkungan agar dapat terus mendukung perikehidupan lintas generasi
adalah dengan integrasi konsep pembangunan berkelanjutan dan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
potensi yang dapat merusak kualitas lingkungan dimulai dari keputusan/kebijakan hingga implementasi suatu kegiatan.
Penanggulang
an
Menanggulangi dampak yang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun keterbatasan teknologi dan
kurangnya pemahaman pengelola menjadikan dampak tersebut akhirnya terjadi dan setiap orang yang melakukan
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup.
Pemulihan
Upaya sistematis yang wajib dilakukan oleh setiap orang yang telah melakukan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup dengan maksud agar lingkungan yang telah tercemar tersebut mendapatkan penanganan yang
sesuai agar dapat kembali pulih dan berfungsi.
Instrumen Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup
Pencegahan Penanggulang
• Kajian Lingkungan Hidup Strategis an informasi peringatan pencemaran atau kerusakan LH kepada
• Pemberian
• Tata Ruang masyarakat
• Baku Mutu Lingkungan Hidup • Pengisolasian pencemaran atau kerusakan LH
• Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup • Pengentian sumber pencemaran atau kerusakan LH
• Amdal • Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi
• UKL-UPL
• Perizinan Pemulihan
• Instrumen ekonomi lingkungan
• Peraturan perundang-undangan berbasis LH • Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar
• Anggaran berbasis LH • Remediasi : Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
• Audit lingkungan hidup yang tercemar.
• Rehabilitasi : Pemulihan unsur lingkungan dengan metode tertentu
• Restorasi : Tindakan atau upaya mengembalikan, memulihkan, memperbaiki
ekosistem yang rusak
• Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi
Ekoregion merupakan unit analisis sekaligus salah satu asas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Maksud dari “asas
ekoregion” adalah harus diperhatikannya karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan
kearifan lokal, dalam setiap upaya PPLH. Di samping itu, ekoregion juga dijadikan sebagai unit spasial dalam inventarisasi dan
analisis lingkungan hidup. Hal ini untuk memastikan terlaksananya koordinasi horizontal antar wilayah administrasi yang saling bergantung
(misalnya hulu-hilir) dalam PPLH. Penetapan ekoregion memungkinkan untuk melihat keterkaitan, interaksi, dan interdependensi, serta
dinamika pemanfaatan, pencadangan sumber daya alam, maupun permasalahan lingkungan hidup di wilayah ekoregion
Penetapan Ekoregion di Indonesia : Dasar ekologi untuk ekoregion mengasumsikan adanya hubungan erat yang saling
1)Karakteristik bentang alam; mempengaruhi antara : iklim, ketinggian tempat, tipe batuan, bentuk lahan, tanah, kondisi
2)Daerah aliran sungai; hidrologi, dan organisme.
3)Iklim;
4)Flora dan fauna; Distribusi ekoregion divisualisasikan dalam bentuk peta ekoregion yang biasanya memuat
5)Sosial budaya; informasi mengenai karakteritik bentang alam berupa geomorfologi dan morfogenesa.
6)Ekonomi;
Geomorfologi adalah deskripsi kualitatif bentuk permukaan bumi, seperti dataran
7)Kelembagaan masyarakat;
perbukitan, dan pegunungan; deskripsi kuantitatif bentuk permukaan bumi, seperti
8)Hasil inventarisasi lingkungan hidup.
kelerengan, panjang lereng, ketinggian, dan lainnya.
Sumber : Pasal 7 UU 32/09 PPLH Morfogenesa berkaitan dengan asal mula dan perkembangan, serta proses pembentukan
bentuk lahan (marin, fluvial, vulkanik, solusional, denudasional, organik, glasial, aeolian,
dan antrophogenik).
Kepmen SK.8/MENLH/SETJEN/PLA.3/1/2018 Tentang Penetapan Wilayah Ekoregion Indonesia
Asas Pencemar Membayar
Yang dimaksud dengan “asas pencemar membayar” adalah bahwa setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan. Biaya pemulihan sendiri
adalah bentuk konsekuensi yang telah diatur untuk menghindari atau menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sebelum
diberikanya konsekuensi telah disebutkan dalam pasal 65-69 (UU 32 Tahun 2009) tentang PPLH bahwa setiap orang memiliki hak,
kewajiban dan larangan terhadap lingkungan yang apabila diambil garis besarnya memiliki muatan sebagai berikut :
Hak
Setiap orang berhak atas :
1. Lingkungan hidup yang baik dan sehat
2. Mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
3. Mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
4. Berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. Melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Sumber : Pasal 65 UU 32/09 PPLH
Kewajiban
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:
1. Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu;
2. Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan
3. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Sumber : Pasal 658UU 32/09 PPLH
Asas Pencemar Membayar (2)
Larangan
Setiap orang dilarang:
1. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;
2. Memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Membuang limbah ke media lingkungan hidup;
6. Membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;
7. Melepaskan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan;
8. Melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;
9. Menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal; dan/atau
10. Memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar.
Sanksi
Administrasi
Sanksi administratif terdiri atas:
1. Teguran tertulis; Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota berwenang untuk memaksa penanggung
2. Paksaan pemerintah; jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup akibat
3. Pembekuan izin lingkungan; atau pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya.
4. Pencabutan izin lingkungan. Sumber : Pasal 82 (1) UU 32/09 PPLH
Ketentuan
1. Pidana
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 10 tahun dan denda paling sedikit 3 M dan paling banyak 10 M.
2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 12 tahun dan denda paling sedikit 4 M dan paling banyak 12M.
3. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama
15 tahun dan denda paling sedikit 5 M dan paling banyak 15 M.
1. Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun dan denda paling sedikit 1 M dan paling banyak 3 M.
2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2
tahun dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 M dan paling banyak 6 M.
3. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 9
tahun dan denda paling sedikit 3 M dan paling banyak 9 M.
Catatan : Keterangan lebih lanjut pada pasal 99-115 UU 32/09 PPLH Sumber : Pasal 97-98 UU 32/09 PPLH
Asas Partisipatif
Yang dimaksud dengan “asas partisipatif” adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Masyarakat menjadi stakeholder yang memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan penting dalam terciptanya
kelestarian lingkungan hidup di wilayahnya melalui upaya perlindungan dan pengelelolaan Lingkungan Hidup.
Bentuk Peran
Masyarakat
Peran masyarakat dapat berupa:
a. Pengawasan sosial;
b. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau
c. Penyampaian informasi dan/atau laporan.
Fungsi Peran
Masyarakat
Peran masyarakat dilakukan untuk:
a. Meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
b. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan;
c. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;
d. Menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; dan
e. Mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Good
1. Management
Pengelolaan dengan visi, misi dan strategi;
2. Pengelolaan secara inovatif;
3. Berorientasi kepada masyarakat;
4. Melibatkan seluruh pelaku;
5. Mobilisasi berbagai macam sumber daya untuk mencapai tujuan pembangunan. Sumber : Membangun Pemerintahan Yang Arif Menuju Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang B
KLH 2003
TERIMA KASIH