PEMBAHASAN
b. Asas manfaat
Asas manfaat, mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup. Asas manfaat ini diartikan sebagai sebuah upaya sadar dan terencana, yang
memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk
menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi kini serta generasi
mendatang. Asas ini bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang merata
berdasarkan prinsip kebersamaan dan keseimbangan untuk mencegah terjadinya kesenjangan
ekonomi, konflik sosial, dan budaya.
c. Asas keadilan
Prinsip keadilan meliputi aspek-aspek kesejahteraan rakyat, pemerataan, pengakuan
kepemilikan masyarakat adat, pluralisme hukum, dan perusak membayar. Asas keadilan ini
bertujuan untuk perwujudan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam yang menjamin
keadilan antar dan intra generasi. Asas ini bertujuan untuk mewujudkan perlindungan hukum
bagi masyarakat adat dan masyarakat lainnya dalam pengelolaan sumber daya alam.
d. Asas keseimbangan
Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi
dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan
kesejahteraan manusia. Pengertian pelestarian mengandung makna tercapainya kemampuan
lingkungan yang serasi dan seimbang dan peningkatan kemampuan tersebut. Hanya dalam
lingkungan yang serasi dan seimbang dapat dicapai kehidupan yang optimal.
e. Asas berkelanjutan
Asas berkelanjutan mengandung makna setiap orang memikul kewajibannya dan
tanggung jawab terhadap generasi mendatang, dan terhadap sesamanya dalam satu generasi,
untuk terlaksananya kewajiban dan tanggung jawab tersebut, maka kemampuan lingkungan
hidup, harus dilestarikan. Terlestarikannya kemampuan lingkungan hidup menjadi
tumpuannya dalam meningkatkan pembangunan.Asas berkelanjutan (sustainable principle)
diadopsi dari prinsip ekologi pembangunan berkelanjutan (environmental sustainable
development) yang dihasilkan oleh KTT Rio.
f. Asas keterpaduan
Bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan
berbagai unsur atau mensinergikan berbagai komponen terkait.
g. Asas ekoregion
Bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan
karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat,
dan kearifan lokal.
h. Asas keanekaragaman hayati
Bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan upaya
terpadu untuk mempertahankan keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya
alam hayati yang terdiri atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang
bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.
j. Asas partisipatif
Bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Prinsip Optimal
Seluruh sumber daya alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia ini merupakan milik
negara dan harus dipergunakan untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat.Optimalisasi
pengelolaan sumber daya alam ini mutlak harus dilakukan. Optimalisasi sumber daya alam
dapat berupa pemanfaatan sumber daya alam dengan cara mengambil kekayaan alam secara
menyeluruh dengan memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian dengan tetap
memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam tersebut dikemudian hari.
2. Lestari
Lestari adalah upaya pengelolaan sumber daya alam beserta ekosistemnya dengan tujuan
mempertahankan sifat dan bentuknya.Prinsip lestari dalam pengelolaan sumber daya alam
adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga SDA yang ada.
Contoh penerapan konsep lestari dalam pengelolaan SDA adalah:
Menggunakan pupuk alami atau organic
Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan
Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/ perbukitan)
Pelestarian udara
Pelestarian hutan
Pelestarian flora dan fauna
Pelestarian laut dan pantai
2.2 PENGERTIAN, KLASIFIKASI DAN JENIS-JENIS PENGELOLAAN SDA DAN
LINGKUNGAN
Menurut Mattheus et al 1971 dalam soerianegara pembagian lain membedakan sumber daya
alam menurut macam habitat dan subratum yaitu sumber daya alam terestris ( daratan )
dan sumber daya alam akuatik (perairan).
Menurut Isard 1972 dalam soerianegara sumber daya alam dapat dilihat dari tiga kemungkinan
pemulihannya yaitu :
1). Sumber daya alam yang dapat dipulihkan adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui
berupa benda hidup yang dapat dikembangkan terus menerus sehingga tidak pernah habis.
Sumber daya alam ini terdiri dari sumber daya alam hayati, contohnya pertanian, perkebunan dan
perhutanan, dan sumber daya alam hewani, contohnya peternakan dan perikanan.
2). Sumber daya alam yang tidak dapat dipulihkan adalah sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui sehingga tidak dapat dikembangkan apabila telah habis, karena berupa benda benda
mati sehingga tidak dapat dikembang biakkan. Contohnya adalah minyak bumi, bauksit, emas,
perak dan timah.
3). Sumber daya alam yang tidak akan pernah habis atau punah adalah sumber daya alam yang
berupa benda mati, tetapi mempunyai sifat tidak pernah punah atau habis karena terus menerus
diperbaharui secara alami. Contohnya energi matahari, energi pasang surut, serta udara dan air
dalam siklus hidrologi.
Konsep pembangunan yang tidak berkelanjutan dan tidak berwawasan lingkungan bukan
hanya akan memperparah masalah-masalah lingkungan dan sosial yang ada namun juga akan
memicu timbulnya masalah-masalah lingkungan yang baru.
Ego sektoral dan daerah. Otonomi daerah yang diharapkan dapat melimbahkan sebagian
kewenangan mengelola lingkungan hidup di daerah belum mampu dilaksanakan dengan
baik.
Tumpang tindih perencanaan antar sektor. Kenyataan menunjukkan bahwa dalam
perencanaan program (termasuk pengelolaan lingkungan hidup) terjadi tumpang tindih
antara satu sektor dan sektor lain.
Pendanaan yang masih sangat kurang untuk bidang lingkungan hidup. Program dan kegiatan
mesti didukung dengan dana yang memadai apabila mengharapkan keberhasilan dengan
baik.
Keterbatasan sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia seringkali masih belum
mendukung. Personil yang seharusnya bertugas melaksanakan pengelolaan lingkungan
hidup (termasuk aparat pemda) banyak yang belum memahami secara baik tentang arti
pentingnya lingkungan hidup.
Eksploitasi sumberdaya alam masih terlalu mengedepankan profit dari sisi ekonomi.
Sumberdaya alam seharusnya digunakan untuk pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. Walaupun kenyataannya tidak demikian; eksploitasi bahan tambang, logging
hanya menguntungkan sebagian masyarakat, aspek lingkungan hidup yang seharusnya,
kenyataannya banyak diabaikan. Fakta menunjukkan bahwa tidak terjadi keseimbangan
antara ekonomi dan lingkungan hidup.
Lemahnya implementasi peraturan perundangan. Peraturan perundangan yang berkaitan
dengan lingkungan hidup, cukup banyak, tetapi dalam implementasinya masih lemah.
Lemahnya penegakan hukum lingkungan khususnya dalam pengawasan.
Pemahaman masyarakat tentang lingkungan hidup.
Penerapan teknologi yang tidak ramah lingkungan. Penerapan teknologi tidak ramah
lingkungan dapat terjadi untuk mengharapkan hasil yang instant, cepat dapat dinikmati.
2.4.2 Pengelolaan Sumber Daya Alam Dengan Prinsip Berwawasan Lingkungan Dan
Berkelanjutan.
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dengan Prinsip Berwawasan Lingkungan Dan
Berkelanjutan adalah tindakan atau cara pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan
lingkungan sumber daya alam dengan cara memberi batasan atau pegangan seperti etika
lingkungan agar dalam mengelola sumber daya alam tidak terjadi kerusakan yang dapat
menimbulkan dampak negative.
Dari dasar-dasar atau pegangan yang muncul melalui prinsip ini, maka itu juga yang akan
digunakan pada prinsip ekoefisien. Namun prinsip ekoefisien akan membahas lebih rinci sesuai
dengan sumber daya alam yang ada.
2.4.2.1 Meningkatkan Nilai Sumber Daya Alam yang Tersedia
Sumber daya alam yang berhasil di eksploitasi tidak serta merta langsung dijual ke luar
negeri, melainkan harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Hal ini akan menambah nilai jual
sehingga harganya lebih mahal. Untuk itu, diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan yang
memadai untuk megolahnya.
2.4.2.2 Menerapkan Etika Lingkungan
Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam pergaulannya dengan
lingkungannya, termasuk manusia dengan makhluk hidup lainnya, manusia dengan alam, serta
manusia dengan tuhannya. Untuk membuat lingkungan menjadi seimbang dan harmonis, berarti
harus memperlakukannya dengan bijaksana.
2.4.2.3 Menghargai Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan
keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara
berkesinambungan untuk masa yang akan datang.
2.4.2.4 Menggunakan Pendekatan AMDAL Dalam Merencanakan Pembangunan Lingkungan
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah studi mengenai suatu kegiatan
yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sebagian besar didapat dari bahan galian.
Menurut cara pembentukannya, bahan galian dibedakan menjadi sebagai berikut.
1) Bahan galian pegmatit, terbentuk di dalam saluran gunung api dan dalam bentuk intruksi
(gang, apofisa).
2) Bahan galian magnetit, berasal dari magma dan terdapat di dekat dapur magma.
3) Bahan galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan di sekitar magma yang bersentuhan
dengan magma.
Dalam Undang Undang No. 11 Tahun 1976 tentang Pertambangan di Indonesia mengacu
PP No. 25 Tahun 2000, secara rinci telah menjelaskan mengenai kewenangan pemerintah dan
provinsi sebagai daerah otonomi termasuk di bidang pertambangan terdapat klasifikasi bahan
galian menurut kepentingannya bagi pemerintah, yaitu sebagai berikut.
1) Golongan A, yaitu golongan bahan galian yang strategis. Artinya bahan galian tersebut
penting untuk pertahanan/keamanan negara atau untuk menjamin perekonomian negara.
Contoh: semua jenis batu bara, minyak bumi, bahan radioaktif tambang aluminium (bauksit),
timah putih, mangaan, besi, dan nikel.
2) Golongan B, yaitu golongan galian yang vital, yang dapat menjamin hajat hidup orang
banyak.
Contoh: emas, perak, magnesium, seng, wolfram, batu permata, mika, dan asbes.
3) Golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan A maupun B.
Kenaikan jumlah populasi dan kenaikan jumlah konsumsi per kapita akan menurunkan
persediaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Meskipun dilakukan pembatasan,
tetapi apabila jumlah penduduk dan konsumsi per kapita meningkat maka penurunan jumlah
sumber daya alam ini tetap terjadi.
2.5 KONSEP-KONSEP PENGELOLAAN SDA, KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDA,
SERTA MASALAH KEPENDUDUKAN TERHADAP LINGKUNGAN
Adapun pengelolaan sumber daya alam yaitu pengelolaan sumber daya alam berdasarkan
prinsip berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam berdasarkan
prisip mengurangi, dan pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip daur ulang:
Pengelolaan sumber daya alam harus hati-hati. Pada prinsipnya, berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan agar tetap terjaga kelestariannya . sumber daya alam perlu di lestarikan supaya
dapat mendukung kehidupan mahkluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah,
kehidupan bisa terganggu.
Beberapa hal yang dapat diusahakan untuk menjaga kelestarian daya alam adalah
sebagai berikut:
b. Sengkedan
Guna memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan berbagai sumber daya alam.
Baik sumber daya alam yang bersifat hasil tambang, energi maupun hayati. Dalam mengambil
sumber daya alam jangan diambil semuanya (dihabiskan), tetapi berprinsip mengurangi saja.
Pengambilan yang dihabiskan akan merusak lingkungan dan mengganggu kehidupan
lingkungan.
2.5.1.3 Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Daur Ulang
Dengan teknologi maju, manusia dapat memanfaatkan sampah untuk dijadikan kertas
ataupun pupuk organis. Sampah-sampah yang berasal dari organik dapat berproses menjadi
pupuk organik dan digunakan untuk memupuk tanah. Tanah sebagai sumber daya alam
kemudian ditanami tanaman produksi. Setelah tanaman mati, daun-daunnya dapat diolah kembali
menjadi pupuk setelah melalui proses daur ulang.
Sesuai dengan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No.
25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui transfer otoritas
dari pemerintah pusat kepada daerah:
1. Program Pengembangaan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
5. Progam Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya alam dan
Pelestarian fungsi Lingkungan Hidup.
2.5.3 Kependudukan
Pertumbuhan penduduk telah menjadi salah satu masalah kemanusiaaan yang paling
fundamental pada masa sekarang ini. Penigkatan jumlah penduduk mendesak negara-negara
dunia untuk menghadapi masalah persediaan sandang dan pangan serta perbekalan-perbekalan
yang cukup untuk penduduk dan masyarakat. Indonesia ayang merupakan negara terbesar
dengan jumlah penduduk kurang lebih 210 juta jiwa tidak terlepas dari tekanan akan kebutuhan
sandang, pangan dan perumahan. Menurut P. Santoso (1996:190) berdasarkan data tahun 1999
penduduk Indonesia berusia muda 30 tahun 63,6% yang masuk pasar kerja bertambah meningkat
dengan jumlah pencari kerja sebesar kurang lebih 2,2 juta dari jumlah angkatan kerja 80 juta
sedangkan tingkat pengangguran 2,79%.
Di dalam setiap masalah pasti akan banyak penyebab atau faktor-faktor yang dapat
mendasari masalah kependudukan di dunia, khususnya di negara Indonesia ini muncul. Ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah lingkungan hidup yang ada di Indonesia dapat
muncul, yaitu :
Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam
halpenyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan. Selain itu pertumbuhan penduduk akan
semakin meningkat tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukkan korelasi
negatif dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.
2. Masalah akibat angka kematian
Semakin bertambah angka harapan hidup berarti perlu adanya peran pemerintah dalam
menyediakan fasilitas penampungan dan penyediaan gizi yang memadai bagi anak balita.
Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi indonesia di mata
dunia.
Masalah yang timbul akibat jumlah penduduk adalah aspek ekonomi dan pemenuhan
kebutuhan hidup keluarga karena banyaknya beban tanggungan sehingga sulit untuk memenuhi
gizi yang dibutuhkan.
Populasi dunia ini perlahan-lahan meningkat. Ketika hal ini terjadi, kita perlu mengambil
hati-hati dalam memastikan kita tidak merugikan lingkungan. Jika kita tidak berhati-hati maka
bisa menimbulkan dampak bencana bagi kita dan alam.
Sebagai kota tumbuh lebih besar dan lebih besar tanah alam sekitar mereka sedang berubah
menjadi rumah dan gedung perkantoran. Kita perlu mengatur lebih dalam taman kota untuk
memungkinkan sejumlah besar urbanisasi. Ini membantu untuk memperindah taman kota sambil
membantu melestarikan lingkungan kita.
Ketika kita menggunakan pohon-pohon di hutan tropis atau hutan apapun kita harus
menanam setidaknya jumlah yang sama dari pohon yang kami ambil dari itu. Burung, tupai, dan
hewan lainnya menggunakan hutan-hutan untuk bertahan hidup dan mengumpulkan makanan.
Tanpa ini habitat alami mereka perlahan-lahan akan mulai mati.
Sumber daya juga alternatif harus diteliti dan digunakan lebih berat. Seperti yang kita
membakar bahan bakar fosil semakin banyak kita menyakiti atmosfer dan perlahan-lahan
kehilangan sumber-sumber yang berharga. Belajar bagaimana untuk memperluas penggunaan
kita matahari, angin, dan energi hidro-listrik akan sangat membantu menyelamatkan lingkungan.
Namun, seiring waktu kita perlahan akan mulai melihat penurunan hewan dan bahkan
mungkin melihat beberapa spesies punah, dan jika kita tidak mengubah cara kita hidup kita akan
segera dapat mengatasi sifat dirinya.
Penyalahgunaan sumber daya energi akibat masalah kependudukan ini sebagai salah satu
masalah lingkungan yang terjadi dari banyaknya masalah yang lain. Dalam hal ini akan
berdampak menjadi masalah serius jika orang-orang pada jaman sekarang tidak bisa menyadari
akan pentingnya daur ulang energi dan konservasi lingkungan.Untuk pertama yang mungkin
dapat dilakukan adalah mendaur ulang produk-produk yang sudah tidak terpakai, baik organik
maupun non-organik sehingga ketegangan lingkungan sebagai akibat dari kerusakan lingkungan
dapat kita kurangi dengan hal ini. Contohnya seperti menggunakan barang-barang yang tidak
terpakai lalu didaur ulang menjadi kompos limbah tanaman sehingga dapat meminimalkan
limbah yang terbuang di lingkungan. Dari limbah tersebut kita juga dapat menciptakan pupuk
organik yang sehat.
Deforestasi atau penggundulan hutan untuk kehidupan manusia akan dapat berkurang
dengan kita memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk mendaur ulang bahan yang digunakan,
sehingga tak hanya dampak pencemaran lingkungan saja yang akan berkurang namun pohon
juga dapat kita selamatkan.Dalam memenuhi kebutuhan saat ini, kita tidak harus berlebihan
dalam penggunaan sumber daya alam yang ada, karena dengan begitu generasi manusia yang
akan datang tidak harus mengorbankan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan mereka
merupakan keberlanjutan pelestarian lingkungan yang harus diwujudkan.
Bukan berarti pengelolaan dominasi dan eksploitasi atau dalam menggunakan sumber
daya alam harus selalu berlebihan dan tanpa memperhatikan kapasitas bumi dalam memproduksi
dan merehabilitasinya dari kekuasaan kita atas alam dan makhluk hidup lainnya sehingga dapat
menghindarkan kita dari masalah-masalah kependudukan yang terus-menerus meningkat.Oleh
karena itu, kita harus menjaga kepadatan penduduk untuk mengurangi masalah kependudukan
dan memfasilitasi sumber daya terbarukan agar dapat lebih diperbaharui sebagai efek kelestarian
lingkungan yang dapat menjaga daya dukung lingkungan. Kita juga harus bertanggung jawab
dalam menggunakan semua fasilitas termasuk bumi beserta isinya sebagai bukti bahwa kita tetap
ingat bahwa TUHAN telah mempercayakan semua itu kepada kita.
2.6 KONSEP FISIKA DALAM PENGELOLAAN SDA DAN LINGKUNGAN PADA
UPAYA PENGHIJAUAN DAN PEMBUATAN SENGKEDAN
Menurut UU No. 5 tahun 1990 tentang : Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistem, sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama
dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.
Sumber daya hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam
nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur non hayati
di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem. sedangkan Ekosistem sumber daya alam
hayati adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun non
hayati yang saling tergantung dan mempengaruhi.
Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Salah satu contoh pengeolaan sumber daya alam hayati dari sumber daya alam nabati
(tumbuhan) adalah penghijauan kembali. Penghijauan hampir mirip dengan reboisai hanya saja
sistem dalam penghijauan berbeda dengan reboisasi. Jadi penghijauan adalah usaha untuk
menanam pohon dan tumbuhan ditempat yang dianggap bisa menjadi tumbuh kembang si
tumbuhan tersebut. Gerakan penghijauan bisa dimulai dari tempat tinggal kita sendiri.
a. UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya
b. PP No.28 Tahun 2011 Tentang Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya
2.6.1.3. Manfaat Penghijauan Kembali
Sumber daya hayati yang dalam hal ini dimaksud adalah tumbuhan, dapat bermanfaat
untuk mengurangi polusi udara dan juga untuk mencegah terjadinya efek rumah kaca melalui
proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan, dimana pada akhirnya fotosintesis ini
menghasilkan O2 yang dapat dimanfaatkan seperti yang telah disebutkan di atas.
Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada
tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. Fotosintesis adalah suatu
proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi
energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Berikut akan dijelaskan konsep konsep fisika yang berlaku pada proses fotosintesis
Cahaya merupakan energy dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Jarak Antara puncak-
puncak gelombang elektromagnetik disebut panjang gelombang. Panjang gelombang berkisar
antara kurang dari 1 nm sampai 1 km. Keseluruhan kisaran radiasi ini dikenal sebagai spectrum
elektromagnetik.
Tekanan Akar
Rambut akar mengambil air dari dalam tanah secara osmosis. Osmosis adalah gerakan air
dari larutan yang kurang pekat ke larutan yang lebih pekat melalui selaput semipermeabel.
Pergerakan air secara osmosis dari sel ke sel pada akar menimbulkan suatu tekanan yang disebut
tekanan akar. Tekanan akar akan mendorong air sehingga naik ke pembuluh kayu di batang.
Tekanan akar tampak pada sebagian besar tumbuhan, tapi hal ini terjadi jika tanah cukup lembab,
dan bila kelembaban udara tinggi artinya ketika transpirasi sedang sangat rendah.
Jika tumbuhan ditempatkan pada kondisi atmosfer yang cukup kering, atau di tanah yang
berkelembapan rendah atau sekaligus dalam kedua keadaan tersebut, maka tekanan akar tidak
muncul sebab air dalam batangnya berada di bawah tegangan dan bukan di bawah tekanan
(Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 103)
Kapilaritas Batang
Air yang sudah sampai ke pembuluh kayu batang akan terus naik hingga ke daun.
Naiknya air pada pembuluh kayu batang disebabkan oleh adanya kapilaritas batang. Kapilaritas
merupakan interaksi antara permukaansinggung dari suatu bahan cair dan bahan padat, sehingga
permukaan cair tersebut berubah bentuk, dari datar menjadi agak mengerut. Kapilaritas
menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut
membasahi dinding tabung (dengan adanya adesi) lalu tertarik ke atas. Hal itu terlihat jelas dari
lengkungan meniskus di puncak kolom zat cair itu (Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 104).
Cara kerja kapilaritas ini seperti sumbu kompor yang direndam di dalam cairan (air atau
minyak). Walaupun hanya bagian bawah sumbu yang terendam cairan, bagian atas sumbu dapat
menjadi basah karena cairan merembes dari bagian bawah ke bagian atas. Kapilaritas pada
pembuluh kayu ini dapat terjadi karena pembuluh kayu merupakan pembuluh yang sangat halus
berupa pipa-pipa kapiler. Pembuluh xilem dapat kita pandang sebagai pembuluh kapiler,
sehingga air naik di dalamnya sebagai akibat adanya adhesi antara dinding xilem dengan
molekul-molekul air.
Air di dalam daun dapat keluar melalui stomata. Keluarnya air tersebut melalui proses transpirasi
(penguapan). Transpirasi menyebabkan cairan sel pada daun menjadi lebih pekat, sehingga sel
daun menyerap air dari pembuluh kayu pada tulang daun. Air yang diambil dari pembuluh kayu
daun akar digantikan oleh air dari pembuluh kayu batang. Air di pembuluh kayu batang akan
digantikan oleh air dari pembuluh kayu akar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:
- Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
- Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun,
maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
- Kelembaban udara
- Kandungan air tanah.
HukumKekekalanEnergi
Energi radiasi sinar matahari ditangkap oleh klorofil kemudian diubah menjadi energy kimia
melalui proses fotosintesis. Dalam hal ini tidak ada energi yang musnah. Energy kimia tersebut
digunakan untuk mensintesis CO2dan H2O menjadi glukosa dan senyawa kompleks lainnya yang
tersimpan dalam bentuk senyawa karbohidrat (bahan makanan).
Bahan makanan bila dikonsumsi oleh makhluk hidup lainnya akan diubah menjadi
energy kinetik, dan begitu seterusnya sebab energy tidak bisa diciptakan juga tidak bisa
dimusnahkan. Dalam hal ini berlaku hukum kekekalan energi, bahwa energy tidak bisa
diciptakan, juga tidak bisa dimusnahkan.
2.6.2 Pembuatan Sengkedan
Pengertian Sumber Daya Lahan
Sumber daya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk
pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau
daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001)
mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim,
relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya
terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai
ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan
tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).
Dari ketiga manfaat pengelolaan di atas banyak kosep fisika yang dapat dikaji melalui sector
pertanian yaitu sengkedan dan terasering konsep fisikanya adalah bidang miring .dimana
bidang miring adalah suatu permukaan datar yang bukan memiliki sudut tegak lurus dengan
permukaan horizontal.penerapan bidang miring dapat mengatasi hambatan besar dengan
menerapkan gaya yang relative lebih kecil melalui jarak yang lebih jauh, dari pada jika beban itu
diangkat vertical. Bidang miring adalah sebuah peasawat sederhana
Konsep bidang miring sangat erat dalam pertanian berupa pengaturan lahan berbentuk sengkedan
.sengkedan dimanfaatkan didaerah pegunangan yang kita tahu bahwa permukaan lahannya perlu
penataan agar dapat ditanami
Sengkedan merupakan bangunan konversasi tanah teras-teras yang dibuat sejajar dengan
garis kontur alam yang dilengkapi denan saluran peresapan, saluran pembuangan air dan
tanaman penguat teras yang berfungsi sebagai pengendali erosi. Pencegahan erosi didaerah
pegunungan menggunakan sengkedan dan menggunakan konsep fisika bidang miring dimana
jika sudut elevasinnya semakin besar maka semakin cepat pula terjadinya erosi atau tanah
longsor sebaliknya pula jika sudut elevasinya semakin kecil maka semakin kecil kemungkinan
terjadi erosi atau tanah longsor.
Jenis-jenis sengkedan
1. Sengkedan Datar : Sengkedan ini diperuntukan pada lahan datar dengan kemiringan sampai
3. Jarak antara 2 tanggul antara 3-6 m, sedangkan pada sebelah tanggul dibuat parit kecil
untuk menahan air dan mendorong terjadinya peresapan air.
2. Sengkedan Kredit : Diperuntukan pada lahan dengan kemiringan 3-10. Jarak antara 2
tanggul antara 5-12 m sedangkan tanggulnya diperkuat dengan sisa-sisa batang diberi penutup
rumput.
3. Segkedan Pematang : Sengkedan ini dibuat untuk lahan dengan tingkat kemiringan antara
10-15. Sengkedan ini terdiri dari 2 tanggul besar dengan jarak kurang lebih 10 meter yang
di antaranya terdapat tanggul-tanggul kecil dengan jarak 2 m. Di sebelah tanggul atas (arah
atas bukit) dibuat saluran pembuangan air.
4. Sengkedan Bangku : Sengkedan ini sesuai untuk lahan denga tingkat kemiringan antara 15-
30. Bentuknya menyerupai bangkukarena antara dua bidang tanah olahan diberi sengkedan
yang tajam dan agak serong ke atas. Untuk memperkuat bidang terjal ini ditanami rumput dan
diberi saluran pembuangan.
1. Bidang miring
Bidang miring dengan memperhitungkan sudut elevasi bisa mengurangi erosi jika sudut elevasi
kecil
3. Energy kinetic,kecepatan,massa,momentum
Dalam hal ini petani mudah dalam hal menggunakan irigasi disengkedan .aliran air sawah dan
debit air yang mengalir menunjukkan kecepatan (V) dan massa (m) air sawah yang mengalir
besar bisa diatasi dengan irigasi ini berarti air sawah yang mengalir memiliki energy kinetic
mv dan momentum (mv) yang kecil dikarnakan dalm pertanian tersebut persawahan berbentuk
sengkedan atau bidang miring dan air yang mengalir juga memilki gaya dorong
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Perkembangan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, menunjukkan
kemajuan yang yang cukup signifikan.Perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan
lingkungan hidup meningkat, baik dari jumlah dan materi cakupan. Dengan demikian, akan
semakin lengkap kebijakan publik pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.
Dengan kebijakan yang diambil oleh pemeritahan negara untuk lingkungan yang lebih
baik lagi sangat dibutuhkan bagi kita sebagai masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup
yang ada disekitar kita.
Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 merupakan landasan peraturan perundang-
undangan mengenai pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam. Dengan
ketentuan inilah maka Ketetapan MPR ini menyebutkan pentingnya pengkajian ulang pada
semua peraturan perundang-undangan berkaitan dengan agraria/pengelolaan sumber daya
alam. Atas dasar itulah maka MPR menugaskan DPR bersama dengan Presiden untuk
segera mengatur lebih lanjut pelaksanaan pembaruan agraria dan pengelolaan sumber
daya alam serta mencabut, mengubah dan/atau mengganti semua undang-undang dan
peraturan pelaksanaannya yang tidak sejalan dengan Ketetapan MPR tersebut (Pasal 6).
Kita sebagai manusia harus mengetahui tentang asas-asas dan prinsip-prinsip
pengetahuan lingkungan, tujuannya adalah untuk kita harus mentaati aturan-aturan yang
telah berlaku agar lingkungan yang ada di sekitar kita pada khususnya dan lingkungan
diseluruhnya pada umumnya tidak terjadi kerusakan.
Terjadinya kerusakan alam dengan campur tangan manusia, kerusakan yang ditimbulkan
oleh manusia akan berdampak buruk bagi manusia itu sendiri. Dengan penebangan hutan
dapat menyebabkan populasi hutan tidak nyaman, dengan pembangungan pemukiman pada
daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan dan
penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan
produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
3.1.2 Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang terdapat di lingkungan sekitar
manusia yang dapat dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
Sumber Daya Alam adalah Menurut Suryanegara (1977) mengatakan bahwa secara definisi
sumber daya alam adalah unsur - unsur lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang
diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan
hidup.
Sumber Daya Alam adalah Menurut Katili (1983) mengemukakan bahwa sumber daya
alam adalah semua unsur tata lingkungan biofisik yang nyata atau potensial dapat
memenuhi kebutuhan manusia.
Jenis-Jenis Sumber Daya Alam Berdasarkan Keterbaruannya
Berdasarkan keterbaruan atau kemampuannya untuk diperbaharui, sumber daya alam dapat
dibedakan menjadi 2 jenis. Jenis jenis sumber daya alam tersebut antara lain (1) Sumber
daya alam yang dapat diperbaharui dan (2) Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui.
Jenis-Jenis Sumber Daya Alam Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, sumber daya alam juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis. Jenis jenis
sumber daya alam tersebut antara lain : (1) Sumber daya hayati/biotik dan (2) Sumber daya
alam non hayati/abiotik
Jenis-Jenis Sumber Daya Alam Berdasarkan Pemanfaatannya
Berdasarkan pemanfaatannya, sumber daya alam juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis.
Jenis jenis sumber daya alam tersebut antara lain : (1)Sumber daya alam penghasil bahan
baku dan (2) Sumber daya alam penghasil energi.
Jenis-jenis Sumber Daya Alam berdasarkan nilai kegunaannya
Sumber daya alam menurut nilai kegunaannya atau sumber daya ekonomis dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu : Sumber Daya Alam Ekonomis Tinggi,Sumber Daya Alam
Ekonomis Rendah, dan Sumber Daya Alam Nonekonomis
3.1.3 Permasalahan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di Indonesia adalah
sebagai berikut:
- Terdapat Kelemahan Sistem Perundangan dan Hukum Lingkungan
- Adanya Tumpang-tindih Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dalam Otonomi
Daerah.
- Pelaksanaan AMDAL yang belum maksimal.
Cara mengatasi permasalahan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan adalah
sebagai berikut:
- Pemerintah memperketat pengawasan pengelola sumber daya alam, disertai
dengan kerjasama yang baik dari masyarakat.
- Meningkatkan kualitas pendidikan sekolah dasar sampai menengah.
3.1.4 Pengelolaan Sumber Daya Alam dapat di artikan sebagai suatu cara atau tindakan
yang dilakukan untuk menjaga, melestarikan serta mengolah suatu sumber daya yang
berasal dari alam agar dapat di gunakan untuk keberlangsungan hidup semua makhluk
hidup yang ada di bumi.
Indonesia memiliki wilayah yang kaya akan sumber daya alam, baik jenis maupun
jumlahnya. Menyadari akan hal tersebut, para orang-orang terdahulu telah menerapkan
prinsip dasar pengelolaan sumber daya alam dalam konstitusi Negara yang tetap hingga
sekarang, yaitu: Bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Adapun pengelolaan sumber daya alam yaitu pengelolaan sumber daya alam berdasarkan
prinsip berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam
berdasarkan prisip mengurangi, dan pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip
daur ulang.
Sesuai dengan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No.
25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui
transfer otoritas dari pemerintah pusat kepada daerah:
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah lingkungan hidup yang ada di
Indonesia dapat muncul, yaitu : masalah akibat angka kelahiran, masalah akibat angka
kematian, masalah jumlah penduduk, masalah mobilitas penduduk, masalah kepadatan
penduduk.
3.1.6 Konsep konsep fisika yang berlaku pada proses fotosintesis adalah :
- Cahaya sebagai Gelombang Elektromagnetik
- Tekanan AkarKapilaritas Batang
- Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
- HukumKekekalanEnergi
Sumber daya alam hayati (tumbuhan) mampu mengurangi polusi udara serta mampu
mencegah efek rumah kaca dengan oksigen yang dihasilkan melalui proses fotosintesis
serta dengan pengambilan karbon dioksida yang mencemari udara.
Dengan mengambil karbon dioksida di udara, berarti tumbuhan telah melakukan upaya
untuk mengurangi polusi udara bahkan lebih dari itu, tumbuhan juga menjadi pemasok
oksigen yang diperlukan untuk menunjang keberlangsungan hidup makhluk di bumi.
Pada mulanya, kadar karbon dioksida di atmosfer tinggi dan menyebabkan intensitas efek
rumah kaca tinggi kemudian berimbas pada tingginya suhu permukaan bumi. Namun jika
penghijauan dilakukan maka pemerosotan kadar karbon dioksida akan terjadi karena
karbon dioksida tersebut akan digunakan dalam berfotosintesis. Adanya pemerosotan
kadar karbon dioksida ini secara otomatis mengakibatkan menurunnya intensitas efek
rumah kaca, yang juga kemudian menyebabkan penurunan suhu permukaan bumi.
lmu fisika dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk bidang pertanian, sebagai
contoh adalah penerapan konsep bidang miring dalam pengelolaan lahan pertanian. Fungsi
dari penerapan konsep tersebut adalah menambah stabilitas lereng, memudahkan dalam
perawatan &Konservasi lereng!, memperpanjang daerah resapan air, memperpendek
panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng, mengurangi kecepatan aliran
permukaan &(run off) dan dapat digunakan sebagai lanscaping.
DAFTAR PUSTAKA
Lingkungan.(http://ipsgampang.blogspot.co.id/2015/03/pengelolaan-sda-berwawasan-
lingkungan.html).Diakses pada Kamis, 30 Maret 2017. Pukul 17.35 wita
Website Pribadi John FoEh : Permasalahan / Hambatan dalam Pengelolaan SDA dan LH
(http://johnfoeh.blogspot.co.id/2008/12/permasalahan-hambatan-dalam-
pengelolaan.html) Diakes tanggal 02 April 2017 Pukul 01:15 WITA
http://dwinofi.blogspot.com/2012/01/hukum-sumber-daya-alam.html
https://www.scribd.com/doc/29900396/Asas-Asas-Pengelolaan-Sumber-Daya-Alam
https://apitswar.wordpress.com/pengertian-sumber-daya-alam-dan-jenisnya/
http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail.asp?id=284
http://angghajuner.blogspot.co.id/2011/10/hubungan-kependudukan-dengan-
lingkungan.html
http://mayamaranatha.blogspot.co.id/2013/04/hubungan-masalah-kependudukan-
dengan.html