Anda di halaman 1dari 11

HUKUM LINGKUNGAN

CA’E ACEH (HABA PEUINGAT)

Oleh: Airi Safrijal.

Jak tapike saban tapuga

Lingkungan tajaga bek tanyoe ceumari

Laoet deungoen gle beugoet tajaga

Dalam ngoen lua wilayah NKRI

Phoen pemerintah banduem aparatur negara

Rakyat lam desa ikoet berpartisipasi

Amanah UUD sampoe bak Perda

Aturan kana lingkungan geuyu lestari

Hukoem lingkungan wajeb tajaga

Akan peucema hukoem na sanksi

Sanksi pidana sak lam penjara

Sanksi perdata geuyu ganti rugi

Soe-soe han pateh izin geuhila

Di dalam norma sanksi administrasi

Hancoe lingkungan rusak negara

Rugoe meukeuba duem generasi

Maka sebab nyan saban tajaga

Lingkungan tapuga bek dicemari

Di dalam ca’e rawe uloen ba

Peuingat bangsa cut poe ngoen cut ti

Adoe ngoen aduen banduem semua

Nanggroe tajaga hai putra putri

Memuada ohnoe ca’e uloen ba

Keu gura-gura asoe materi

A. Pengertian Lingkungan Hidup

Pengertian lingkungan hidup adalah semua benda, daya & kondsi yg terdapat dalam suatu
tempat/ruang, temapat manusia/makhluk hidup berada & dapat mempengaruhi hidupnya. Istilah
lingkungan hidup, dalam bahasa Inggris disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda
disebut dengan millieu/dalam bahasa Perancis disebut dengan l’environment.
B. Sejarah Hukum Lingkungan Hidup

Pngtran pngllaan SDA&lingkungan secara nasional baru dilakukan beberepa dasawarsa


terakhir ini. Perkembangan hukum lingkungan tidak dapat dipisahkan dari gerakan sedunia untuk
memeberikan perhatian lebih besar kepada lingkungan hidup.

Deklarasi Stockholm sebagai akibat dari sidang umum PBB 1 Juni 1970 yang
menyarankan untuk meningkatkan usaha & tindakan nasional serta internasional guna
menanggulangi “proses kemerosotan kualitas lingkungan hidup” agar dapat diselamatkan
keseimbanan & keserasian ekologis, demi kelangsungan hidup manusia.

C. Pengertian Hukum Lingkungan Dalam UU

Menurut Undang Undang No. 4. Tahun 1982 Jo. 23 Tahun 1997, Lingkungan Hidup Jo.
UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.

Beberapa pengertian lingkungan hidup dari ahli hukum

Prof Emil Salim :

“Sebagai suatu benda,kondisi,keadaan &pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati & mempengaruhi hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia “

Prof Munadjat Danusaputro,SH :

“ Segala benda & daya serta kondisi,termasuk di dalamnya manusia & tingkah
perbuatannya,yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada & mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya “

D. Prinsip-prinsip Lingkungan Hidup

1. Sikap Hormat terhadap Alam merupkan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian
dari alam semesta seluruhnya.
2. Prinsip Tanggung Jawab, artinya bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang
menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan & tundukan bersama secara
nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
3. Prinsip Solidaritas artinya, prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan
sepenanggungan dengan alam & dengan makhluk hidup lainnya sehingga mendorong
manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
4. Prinsip Kasih Sayang & Keadilian artinya Prinsip satu arah menuju yang lain tanpa
mngharapkan belasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk
alam.
5. Prinsip “No Harm” Yaitu Tidak Merugikan/merusak, karena manusia mepunyai kewajiban
moral & tanggung jawab terhadap alam.
6. Prinsip Hidup Sederhana & Selaras dengan Alam, artinya pola konsumsi & produksi
manusia modern harus dibatasi.
7. Prinsip Keadilan, artinya semua kelompok & anggota masyarakat ikut menentukan
kebijakan pengadilan SDA & pelestarian alam & dalam ikut menikmati manfaat SDA secara
lestari.
8. Prinsip Demokrasi artinya terhadap berbagai jenis perbedaan keanekaragaman dengan
pengambilan kebijakan dalam menenutkan baik-buruknya tidak merusak suatu SDA.
9. Prinsip Integritas Moral, ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap & perilaku
moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang
terkait dengan SDA.
Menurut Hardjasoemantri, kaidah dasar PPHL indonesia terkandung dalam pembukaan UUD
1945 alinea ke-4 pada kalimat “….pemerenitah negara indonesia yang melindungi segenap
bangsa indonesia & seluruh tumpah darah indonesia & untuk memajukan kesejahteraan umum”.
Kaitannya dengan dalam kentek HL&PLH setiap bangsa indonesia adalah sumber-sumber
insani dalam LH indonesia baik yang mencakup benda hidup (biotic community) & benda mati
(abitic community). Selanjutnya ditegaskan dlm Pasal 33 ayat (3) & Pasal 28H UUD 1945.

Prinsip utama LH adalah pemerintah wajib memelihara & melindungi SDA & LH indonesia
untuk kepentingan &kesejahteraan seluruh rakyat indonesia secara berkesinambungan. Hak
setiap atas LH yang baik & sehat merupakan bagian dari HAM.

DASAR HUKUM

1. UUD 1945 (Pasal 28H)


2. UU No. 4 Tahun 1982 tentang Kttuan2 Pokok Pnglaan Lingkungan Hidup
3. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pngllan Lingkungan Hidup
4. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pelindungan & Pngllan Lingkungan Hidup
5. UU No. 18 Tahun 2008 tentang PS
6. QA No. 2 Tahun 2011 tentang PPLH
7. PP No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal
8. PP No. 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Keruskan dan/atau Pencemaran Lingkungan
Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan
9. PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan
Pelestarian Alam
10. PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
11. KEPMEN No. 33 Tahun 2009 tentang Pdmn Penentuan Status Air
12. PERMA No. 1 Tahun 2002 Acara Gugatan Perwakilan Kelompok
13. Serta Paraturan Perundang-undangan terkait lainnya.
Perlindungan, Asas, Tujuan dan Ruang
Lingkup
PPLH, Pasal 1 angka 1 UU No.32/09 UUPPLH

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum

Asas

(Pasal 2 UU No.32/2009 tetang PPLH) “PPLH dilaksanakan berdasarkan asas” dan (Lihat pl
Pasal 2-QA No. 2 Tahun 2011 tentang PLH) :

a. tanggung jawab negara;


b. kelestarian dan keberlanjutan;
c. keserasian dan keseimbangan;
d. keterpaduan;
e. manfaat;
f. kehati-hatian;
g. keadilan;
h. ekoregion;
i. keanekaragaman hayati;
j. pencemar membayar;
k. partisipatif;
l. kearifan lokal;
m. tata kelola pemerintahan yang baik; dan
n. otonomi daerah.

Tujuan

(Pasal 3 UU No. 32/2009 tentang PPLH) tujuan PPLH dan (Pasal 3-QA No. 2 Tahun 2011
tentang PLH) bertujuan:

a. Melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan/atau kerusakan LH;


b. Menjamin keselamtan, kesehatan & kehidupan manusia;
c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup & kelestrian ekosistem;
d. Menjaga kelestarian fungsi LH;
e. Mencapai keserasian, keselarasan & keseimbangan LH;
f. Menjamin terepenuhi kdlan generasi masa kini & generasi masa depan;
g. Menjamin pemenuhan & pelindungan hak atas LH sebagi bagian HAM;
h. Mengendalikan pemanfaatan SDA secara bijaksana;
i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
j. Mengantisipasi isu lingkungan global.

Ruang Lingkup

lingkungan hidup Indonesia melipti ruang, tempat NKRI yang berwawasan nusantara dalam
melaksankan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya. (Pasal 4 UU No. 32/2009 tentang
PPLH) meliputi :

a. perencanaan;
b. Pemanfaatan;
c. Pengendalian;
d. Pemeliharaan;
e. Pengawasan; dan
f. Pengakuan hukum.

PLH adalah merupkan upaya terpadu untuk melestrikan fungsi LH yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemelihraan, pemilihan, pengawasan & pengendalian
LH

Hukum lingkungan pada umumnya bertujuan untuk menyelesaikan masalah lingkungan


khususnya yang disebabkan oleh umat manusia.

Di lihat dari fungsinya, hukum lingkungan berisi kaidah-kaidah tentang perilaku masyarakat
yang postif terhadap lingkungannya langsung/tidak langsung. Langsung ditunjukan kepada
masyarakat apa yang dilarang & apa yang diperbolehkan. Tidak langsung ditujukan kepada
masyarakat untuk memeberikan landasan bagi yang berwewenang untuk memberikan kaidah
kepada masyarakat.

PERENCANAAN

Pasal 5

Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan melalui tahapan:

a. inventarisasi lingkungan hidup;

b. penetapan wilayah ekoregion; dan

c. penyusunan RPPLH.

Drupsten membagi hukum lingkungan pemerintahan dalam 3 bidang:

1. Hukum kesehatan lingkungan (milleuhygienerecht) yakni hukum yang berhubngan dengan


kebijaksanaan kesehatan lingkungan, pemeliharaan kondisi air, tanah, udara, dll.
2. Hukum perlindungan lingkungan tidak mengenai satu bidang kebijaksanaan akan tetapi
merupakan kemplan dari berbagai perataran perundang-undangan dibidang pengllan
lingkungan yang berkaitan dengan bidang biotis & smpai batas tertentu juga dengan
lingkungan anthoporogen.
3. hukum tata ruang yakni hukum yang berhubungan dengan kebijaksanaan tata ruang,
diarahkan tercapainya penyesuaian timbal-balik yang baik antra ruang & kehidupan
masyarakat.

Menurut Koesnadi Hardjasoemantri, hukum lingkungan di indonesia meliputi :

1. Hukum tata lingkungan;


2. Hukum perlindungan lingkungan;
3. Hukum kesehatan lingkungan;
4. Hukum pencemaran lingkungan (kaitannya pencemaran oleh indstri dsb);
5. Hukum lingkungan trannasional/intrnsional; dan
6. Hukum sangketa lingkungan.
Prinsip-prinsip Pembangunan berwawasan
lingkungan hidup berkelanjutan

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 33 ayat (3), menyebutkan: "Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". Kata-kata dikuasai oleh Negara dalam Pasal 33 ayat (3)
di atas merupakan dasar bagi konsep Hak Penguasaan Negara.

Sesuai Peraturan Presiden nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2004-2009, disebutkan bahwa, "sumber daya alam dimanfaatkan
untuk sebesar-besamya kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan hidupnya. Sumber daya alam memiliki peran ganda, yaitu sebagai modal
pertumbuhan ekonomi (resource based economy) dan sekaligus sebagai penopang sistem
kehidupan (life support sistem)".

Pengertian

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang


mengoptimalkan manfaat SDA & SDM dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan
kemampuan SDA untuk menopangnya/pembangunan berkelanjutan yang mng-optimalkan SDA
& SDM dengan tidak mengurangi kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.

Tujuan pembangunan berwawasan berkelanjutan

pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk tercapainya standar kesejahteraan hidup


mansia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-anakNya,
kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan & kebebasan berpolitik,
kebebasan dari ketakutan & tindak kekerasan & kebebasan untuk menggunkan hak-hak Nya
sebagai warga negara.

Adapun 6 alasan tujuan pembangan berwawasan berkelanjutan:

a. tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan


hidup;
b. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan
tindakan yang melindungi lingkungan hidup;
c. terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang;
d. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
f. terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangunan, seperti pencemaran
tanah, air, dan udara.

Konsep pembangunan berwawasan lingkungan.(Pasal 1 butir 3 uu no. 32/2009 tentang


PPLH)

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar & terencana yang memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial & ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin ke-utuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan & mutu hidup generasi masa
kini & generasi masa datang. Sumber daya yang mendukung pembangunan antara lain :
1. sumber daya alam yaitu air, tanah, udara.
2. sumber daya manusia.
3. ilmu pengetahuan dan teknologi
Adapun ciri2 pmbngnan bwwsan ling antara lain:
· Menjamin pemerataan dan keadilan.
· Menghargai keanekaragaman hayati.
· Menggunakan pendekatan integratif/terpadu.
· Menggunakan pandangan jangka panjang.

Sebagai tindak lanjut Deklarasi Stockholm pada 5-16 1972 & Deklarasi Rio de Janeiro
brazil, 1992 tentang Pembangunan Lingkungan yang menghasilkan 27 asas tentang
pembangunan berkelanjutan yang merupakan hak & kewajiban bangsa-bangsa.

Maka terdapat 5 prinsip utama yang terkandung dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingngkungan (ecologically sustainable development) yaitu:

1. Prinsip keadilan antar generasi (intergenerational equity)

Edith Brown Weiss menyebutkan bahwa makna yang terkandung dalam prinsip ini
adalah setiap genersi umat manusia di dunia mempunyai hak untuk menerima & menempati
bumi bukan dalam kondisi yang buruk akibat perdebatan generasi sebelumnya.

2. Prinsip keadilan dalam satu generasi (intragenerational equity)

Prinsip ini menekankan pada keadilan dalam sebuah genersi umat manusia, termasuk di
dalamnya ketidak berhasilan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar lingkungan & sosial,
atau tepatnya kesenjangan antra individu dengan kelompok-kelompok dalam masyarakat tentang
pemenuhan kualitas hidup. 

3. Prinsip pencegahan dini (precautionary principle)

Prinsip ini mengandung pengertian bahwa apabila terdapat ancaman berarti atau adanya
acaman keruskan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan, ketiadaan temuan alasan untuk
pembuktian ilmiah yang konkluksif & pasti, tidak dapat dijadikan alsan untuk menunda upaya-
upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan tersebut.

4. Prinsip perlindungan keragaman hayati (conservation of biological diversity) ;

Potensi keragaman hayati memberikan arti penting begi kesinambungan kehidupan umat
manusia. Krsakan keragaman hayati berakibat fatal bagi kelangsungan kehidupan umat manusia.
Prinsip perlindngan keragaman hayati merupkan prasyarat bagi berhasilnya pelaksanaan prinsip
keadilan antar genersi.

5. Internalisasi biaya lingkungan. (Internalisation of environmental cost and incentive


mechanism).

Rasio pentingnya diberlakukan prinsip ini karen suatu keadaan dimana penggunaan SDA
kini merupakan kencendrungan/reaksi dari dorongan pasar. Sebagai akibatnya kepentingan yang
selama itu tidak terwakili dalam komponen pengambilan keputusan untuk penentuan harga pasar
tersebut menjadi terabaikan & menimbulkan kerugian bagi mereka.

Pelestarian fungsi lingkungan adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan


daya tumpung lingkungan hidup (Pasal 1 butir 6 uu no. 32/2009)

Kajian lingkungan hidup stratgis yang selanjutnya disebut KLHS adalah rangkaian analisi
yang sistemtis, menyeluruh & prtsptif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar & terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijkan, rencana dan/atau program (Pasal 1 butir 10 uu ini).
AMDAL
 Amdal
 Dampat besar dan penting
 Kerangka acuan
 Rencana pngllaan ling hdp
 Rencana pmntauan ling hdp
 Pemrakarsa
 Jnis ush dan/atau kgtan yg wjib mmlki Amdal
 Dkmen amdal
 Pemrakarsa
 Pngwasan&Ktrbkaan infrmsi srt peran masy.
 Komisi Penilai
 kadaluarsa
 Tujuan Amdal

pengertian

AMDAL adalah Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengmbilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegitan (Pasal 1 butir 1 PP No. 27/1999 tentang
Amdal). Lihat pl Pasal 1 angka 11 UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH.

Dampak besar & penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat


mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegitan.

Kerangka acuan adalah ruang lingkup kajian Amdal yang merupkan hasil pelengkupan (lihat
Pasal 1 butir ke-3 PP ini)

kegitan (butir ke-2 PP ini)

Rencana pengllaan lingkungan hidup adalah upaya penanganan dampak besar & penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan (butir
ke-5 PP ini)

Rencana pemantauan lingkungan hidup adalah upaya pemantauan komponen lingkungan


hidup yang terkena dampak besar & penting akibat dari usaha dan/atau kegitan (butir ke-6 PP
ini)

Jenis-jenis usaha yang wajib memiliki Amdal (Pasal 3 ayat (1) PP No 27 dan Lihat Pasal 23
ayat (1) UU no 32/2009 tentang PPLH).

a. Pengubahan bintang lhan dan bntang alam;


b. Eksploitasi SDA baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui;
c. Proses & kegiatan yang potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran &
kerusakan lingkungan hidup serta kemerosotan SDA dalam pemanfaatan-Nya;
d. Proses & kegiatan yang hasil-Nya dapat mempengaruhi pelesatrian kawasan konsevsi
sumber daya dan/atau perlindungan cagar budaya;
e. Introduksi jnis tmbuh2an, jnis hwan&jnis jsad renik;
f. pmbuatan&pnggnaan bhan hyti&non-hyti;
g. Pnrpan tknlgi yg diprkran mmpnyai ptnsi utk mmpngrhi ling hdp; dan
h. Kgtan yg mmpnyai rsko tnggi, dan/atau mmpngrhi prtnhan negara.

DOKUMEN AMDAL

Dkmen amdal adl dasar pntpan kptsan klykan LH: (Lht Psl 24 UU No. 32/2009 ttg
PPLH)&dkmen amdal mmuat :
a. pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;

b. evaluasi kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan;

c. saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan;

d. prakiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting dampak yang terjadi jika rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut dilaksanakan;

e. evaluasi secara holistik terhadap dampak yang terjadi untuk menentukan kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup; dan

f. rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Prosedur penyusunan AMDAL


Secara garis besar proses AMDAL mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

1.Mengidentifikasi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan

2.Menguraikan rona lingkungan awal

3.Memprediksi dampak penting

4.Mengevaluasi dampak penting dan merumuskan arahan RKL/RPL.

Dokumen AMDAL terdiri dari 4 (empat) rangkaian dokumen yang dilaksanakan secara
berurutan , yaitu:

1.Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

2.Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

3.Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

4.Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Pemrakarsa.

Adl org atau bdn hkm yg brtnggung jwb ats suatu rncna ush dan/ atau kgtan yg akn dilksnkan
(butir ke-7 PP No. 27 Thn 1999 ttg Amdal.

Pemrakarsa usaha dan/atau kegtan wjib mnympaikan laporan plksnaan rncana pnglolaan
LH&rncana pmntauan LH kpd instansi yg mmbidangi usaha dan/atau kegtan yg brsngktan,
instansi yg ditugasi mngndalikan dampak lngkngn dan Gubernur (lht Psl 32 ayat (1) PP ini.
Ktntuan ini jg dsbtkan dlm Psl 22 ayat (1) UU No. 32 thn 2009 ttg PPLH.

Jns ush dan/atau kgtan sgmna dmksud pada Psl 3 ayat (1) PP ini, yg wjb mmlki Amdal dittapkan
olh mntri stlh mndngar&mmprhtkan saran dr &pndpt mntri lain dan/atau pmpnan lmbga pmrntah
non-dprtmen yg trkait (lht Psl 3 ayat (2) PP ini).

Pngwsan&ktrbkaan infrmsi srt peran masy

Lht Psl 32 ayat (2) PP No. 27 thn 1999 ttg amdal : Instansi yg ditgsi mngndlikan dmpak ling hdp
mlkkan:

a. pngwsan&pngeluasian pnrpan prtran prundang2an dibdang Amdal;

b. Pngjian lpran yg dismpaikan olh pemrakarsa ush dan/atau kgtan; dan


c. Pnympaian lpran pngwasan&evaluasi hsil-Nya kpd mntri scr berkala, skrang2-Nya 2x dlm 1
thn dg tmbusan kpd instansi yg brwnang mnrbitkn izin dan Gubernur.

Stiap ush dan/atau kgtan wjib di umumkan trlbih dhlu kpd masy sblum pemrakarsa mnyusun
AMDAL, (lht Psl 33 PP ini).

Wrga masy yg brkpntingan wjib dilibtkan dlm prses pnyusunan krngka acuan, pnlai krngka
acuan, Amdal, rncna pngllan ling hdp&rncna pmntauan ling hdp (lht Psl 34 ayat (1) PP ini)&(lht
Psl 26 ayat (2) & ayat (3) UU No. 32/2009 ttg PPLH)

Komisi penilai.

Adl komisi yg brtgas mnlai Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) dg pngrtian ditingkat pusat olh Komisi Penilai Pusat dan tingkat daerah oleh Komisi
Penilai Daerah(Lht Psl 8, Psl 9&Psl 10 PP ini).

Psl 8 (1) Komisi penilai dibentuk :

a. di tingkat pusat : oleh Menteri;

b. di tingkat daerah : oleh Gubernur.

PENILAIAN DOKUMEN AMDAL


Pnilaian dokumen AMDAL dilkkan olh Komisi Penilaian AMDAL Pusat yg brkddukan di
BAPEDAL, Dokumen yg di nilai adl meliputi:

1.Penilaian dokumen Kerangka Acuan (KA)

2.Penilaian dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

3.Penilaian Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

4.Penilaian Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Penilaian Kerangka Acuan (KA), meliputi:


1.Kelengkapan administrasi
2.Isi dokumen, yang terdiri dari:
a.Pendahuluan
b.Ruang lingkup studi
c.Metode studi
d.Pelaksanaan studi
e.Daftar pustaka dan lampiran

Penilaian Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), meliputi:


1.Kelengkapan administrasi
2.Isi dokumen, meliputi:
a.Pendahuluan
b.Ruang lingkup studi
c.Metode studi
d.Rencana usaha dan /atau kegiatan

e.Rona lingkungan awal


f.Prakiraan dampak penting
g.Evaluasi dampak penting
h.Daftar pustaka dan lampiran

Penilaian Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), meliputi:


1.Lingkup RKL
2.Pendekatan RKL
3.Kedalaman RKL
4.Rencana pelaksanaan RKL
5.Daftar pustaka dan lampiran

Penilaian Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), meliputi:


1.Lingkup RPL
2.Pendekatan RPL
3.Rencana pelaksanaan RPL
4.Daftar pustaka dan lampiran.

Kadaluwarsa dan batalnya keputusan hasil Analisis Dampak Lingkungan Hidup, Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup. (PP No. 27 thn 1999 ttg Amdal dan Lht pula Psl 89 UU No. 32
thn 2009 ttg PPLH)

Lht Psl 24 PP ini :

Kptsan klyakan LH suatu usaha dan/atau kgtan dinytkan kadaluwarsa ats kktan Prtran Pmrintah
ini, apbla rencana usaha dan/atau kgtan tdk dilksnakan dlm jngka wktu 3 (tiga) thn sjk
ditrtibkannya kptsan klykan tsb.

Apbla kptsan klykan LH dinytkan kadaluwarsa sbgmna dimksud pd ayat (1), mk utk mlksnakan
rencana usaha dan/atau kegtannya, pemrakarasa wjib mngjukan kmbli prmhonan prstujuan ats
ANDAL, rncna pnglolaan LH, rncana pmntauan LH kpd instansi yg brtnggung jawab.

T u j u a n.

Scra umum tjuan AMDAL adl mjga&mningktkan kualitas ling hdp srt menekan pncmaran
shngga dmpak negatifnya mjd srendah mungkin. Dlm plksnaannya ada dua hal pkok yg mjdi
tjuan AMDAL yaitu :

1. Mengidentifikasi, memprakirakan, dan mengevaluasi dmpak yg mngkin tjd thdp ling hdp yg
disbbkan olh kgtan yg direncanakan.

2. Meningkatkan dmpak positif dan mngrangi smpai sekecil2-Nya dmpak negatif yg tjd dg
mlksnakan RKL–RPL scra konsekuen.

Kesimpulan

• Komisi Penilai AMDAL, komisi yg brtgas mnilai dokumen AMDAL.

• Pemrakarsa, org/bdn hkm yg brtnggungjwab ats suatu rncna ush dan/atau kgtan yg akn
dilksnkan.

• masy yg brkpntingan, masy yg trpngaruh ats sgla bntuk kptsan dlm proses AMDAL.

Anda mungkin juga menyukai