Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Hukum Dan Permasalahan Lingkungan

Disusun oleh;

Hafidz Aulia Amir


471423001
KELAS A
PRODI S! ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum lingkungan merupakan seperangkat peraturan yang mengatur mengenai perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup melalui tindakan
penataan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha dan upaya yang sifatnya terpadu,
komprehensip dan integral, dalam rangka melestarikan fungsi lingkungan hidup melalui
tindakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup. Dalam hal ini berbagai peraturan tersebut tidak hanya
mengatur hubungan antara manusia dan manusia, tetapi juga mengatur hubungan manusia
dan lingkungan hidupnya. Misalnya bagaimana cara atu upaya dalam menjaga agar sumber
daya alam yang tersedia tatap digunakan dan dimanfaatkan secara baik dann bijak agar dapat
terjaga kelestariannya seberapa besar dapat dilakukan eksploitasi suatu bahan tambang
sehingga tetap dapat dikendalikan persediannya. Berbagai peraturan hukum termasuk juga
hukum lingkungan mengandung kaidah hukum yang bertujuan mengatur perilaku dan
perbuatan manusia untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya
demi untuk menjamin kelestariannyamendatang. Hukum lingkungan dapat digunakan untuk
memprediksi keadaaan atau kondisi lingkungan pada masa mendatang. Selain itu hukum
lingkungan dapat pula berfungsi sebagai sarana yang dapat digunakan mengantisipasi 2
berbagai keadaan lingkungan masa mendatang dan sebagai sarana untuk memprediksikan
keadaan di masa mendatang hal tersebut menyebabkan berbagai peraturan hukum lingkungan
yang diciptakan dan diperlukan seharusnya mampu pula menjangkau keadaan dan pengaturan
jauh kedepan dalam menetapkan berbagai kaidah atau norma yang menyangkut pula
penetapan nilai-nilai yaitu nilai yang berlaku saat ini dan nilai yang diharapkan diberlakukan
di masa mendatang. Hukum lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma guna
mengatur tindakan atau perbuatan manusia dengan tujuan melindungi lingkungan dari
kerusakan, pencemaran dan kemerosotan mutunya untuk menjamin kelestariannya dan daya
dukungnya agar dapat secara berkelanjutan (sustainable) digunakan secara berkelanjutan oleh
generasi sekarang maupun generasi mendatang. Sebaliknya hukum lingkungan klassik
menetapkan ketentuan dan norma dengan tujuan terutama untuk menjamin penggunaan dan
ekploitasi sumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna
mencapai hasil semaksimal mungkin dan sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang
sesingkat-singkatnya.
Negara Indonesia terletak di daerah khatulistiwa, membentang dari barat sampai ke timur,
panjangnya tidak kurang dari 5000 Km, maka tidak salah jika Indonesia disebut sebagai
Negara yang besar, bukan karena jumlah penduduknya yang banyak atau luas tanah dan
lautannya yang besar tapi potensinya untuk majupun sangat besar. Penegakan hukum
mempunyai makna, bagaimana hukum itu harus dilaksanakan, sehingga dalam penegakan
hukum tersebut harus diperhatikan unsur-unsur kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan.
Keadilan dalam cita hukum yang merupakan pergulatan kemanusiaan berevolusi mengikuti
ritme zaman dan ruang, dari dahulu sampai sekarang tanpa henti dan akan terus berlanjut
sampai manusia tidak beraktivitas lagi. Manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang terdiri
atas roh dan jasad memiliki daya rasa dan daya pikir yang dua-duanya merupakan daya
rohani, dimana rasa dapat berfungsi untuk mengendalikan keputusan-keputusan akal agar
berjalan diatas nilai-nilai moral seperti kebaikan dan keburukan, karena yang dapat
menentukan baik dan buruk adalah rasa kepastian hukum menghendaki bagaimana hukumnya
dilaksanakan, tanpa peduli bagaimana pahitnya (fiat justitia et pereat mundus: meskipun
dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan). Hal ini dimaksudkan agar tercipta ketertiban
dalam masyarakat. Misalnya: "Barang siapa mencemarkan lingkungan maka ia harus
dihukum," ketentuan ini menghendaki agar siapa pun (tidak peduli jabatannya) apabila
melakukan perbuatan pencemaran lingkungan maka ia harus dihukum. Ingat: bahwa
dihukumnya pencemar di sini bukan karena ia mencemarkan (jadi bukan berdasar
sebab-akibat), tetapi karena adanya suatu peraturan yang ada terlebih dahulu yang melarang
perbuatan pencemaran tersebut. Itulah yang dikehendaki dalam kepastian hukum, apa bunyi
hukum itulah yang dilaksanakan. Sebaliknya masyarakat menghendaki adanya manfaat dalam
pelaksanaan peraturan atau penegakan hukum lingkungan tersebut. Hukum lingkungan dibuat
dengan tujuan untuk melindungi lingkungan dan memberi manfaat kepada masyarakat.
Artinya peraturan tersebut dibuat adalah untuk kepentingan masyarakat, sehingga jangan
sampai terjadi bahwa, karena dilaksanakannya peraturan tersebut, masyarakat justru menjadi
resah. Contoh: sebuah pabrik konveksi yang mempekerjakan ribuan orang ditutup karena ia
telah mencemarkan lingkungan, hal ini tentu akan menimbulkan keresahan baik terhadap
masyarakat dunia usaha maupun para pekerjanya. Mengapa tidak dicari jalan keluar lainnya,
misalnya menyeret pengelola perusahaan tersebut ke pengadilan, mewajibkan perusahaan
membayar pemulihan lingkungan, tetapi kegiatan pabrik tetap berjalan dengan pengawasan
ketat disertai pengurangan produksi. Inilah yang disebut dengan kemanfaatan dalam
penegakan hukum lingkungan.

B.Rumusan Masalah
Bagaimana cara menegakkan hukum lingkungan?
mengapa pentingnya belajar hukum lingkungan?

C.Tujuan
Membuat kesadaran diri kita untuk peduli terhadap lingkungan
Untuk mengetahui sabab akibat hukum lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN

Tujuan hukum lingkungan


hidup sebagai keseimbangan ekosistem. Karena terbentuknya hubungan hukum yang tidak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungan disekitarnya. Keseimbangan ekosistem
tercermin dari cangkupan aspek hukum lingkungan untuk menggambarkan suatu kondisi atau
permasalahan lingkungan hidup. Aspek-aspek dari hukum lingkungan sebagai berikut:
“Hukum kesehatan lingkungan, perlindungan lingkungan, tata lingkungan, pencemaran
lingkungan, lingkungan transnasioanal dan perselisihan lingkungan”4 .Dapat dikatakan
fungsi hukum lingkungan sebagai pengendalian perilaku manusia terhadap alam dan
lingkungan.Karena pengendalian meliputi ketentuan-ketentuan dari permasalahan lingkungan
hidup tentang pencegahan dan penanggulangan lingkungan hidup. Adapun permasalahan
lingkungan hidup dapat berupa: pembuangan sampah sembarangan, pembakaran hutan,
abrasi atau pengelolaan tambang yang tidak sesuai dengan aturan dan lain-lain. Dengan ini,
untuk membangun manusia yang sadar lingkungan hidup perlunya pemahaman aspek hukum
pada lingkungan sebagai perintah untuk menjaga dan melestaraikan lingkungan hidup. Pasal
1 butir 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup menjelaskan Lingkungan Hidup adalah “Kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain”. Bahwa lingkungan hidup adalah organisme yang terdiri dari
banyak komponen untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan . Adapun tujuan dari
lingkungan hidup adalah kelangsungan hidup dan kesejahteraan. Sebagaimana yang
dimaksud oleh Soegianto, bahwa lingkungan hidup terbagi kedalam dua komponen yang
diantaranya adalah “Abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah, air,
udara, dan lain-lain. Dan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti micro
organisme (virus dan baktreri), tumbuhan, hewan dan manusia”5. Dalam penjelasannya,
komponen yang terdapat pada lingkungan hidup bersifat dinamis. Bahwa pada suatu waktu
dalam satu tempat dapat mempengaruhi keberadaan komponen yang lainnya, seperti; gempa,
banjir , kebarakan, pencemaran dan lain-lain. Dari penjelasan tersebut, lingkungan hidup
dapat kembali pada keadaan semula, apabila pengelolaan atau pemanfaatan tidak melampaui
batas.Dari pemaparan di atas, bahwa pentingnya pembelajaran lingkungan hidup bagi Siswa
SLTA di Muntilan. Sebagaimana yang dimuat pada Pasal 65 butir 2 yang berbunyi “Setiap
orang berhak mendpatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informsi, akses partisipasi dan
akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat’’. Penekanan
pada “Setiap orang berhak mendapat Pendidikan lingkungan hidup” dipertegas pada Pasal 1
butir 2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.52/ MENLHK/
SETJEN/ KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Hidup
Disekolah yang menerangkan Pendidikan lingkungan adalah “Upaya untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan aksi kepedulian individu, komunitas, organisasi dan
berbagai pihak terhadap permasalahan lingkungan untuk keberlanjutan pembangunan bagi
generasi sekarang dan yang akan datang”. Berdasarkan peraturan tersebut, yang dimaksud
dengan setiap orang adalah perseorangan, badan hukum dan non-badan hukum. Sekolah
merupakan badan hukum yang memiliki hak akses untuk berpartispasi pada lingkungan hidup
yang sehat dan baik. Dalam hal ini, sekolah dapat dijadikan salah satu sarana untuk
meminimalisir masalah lingkungan. Para Siswa SLTA di Muntilan melalui proses pendidikan
diberi pembekalan terhadap realitas ekosistem yang tercemar atau mengalami kerusakan.
Dengan demikian, para peserta didik mampu hadap masalah dari berbagai masalah
lingkungan hidup. Pembekalan terhadap Siswa SLTA di Muntilan dapat berupa pemahaman
aspek hukum dan Pendidikan lingkungan hidup. Pemahaman aspek hukum lingkungan bagi
Siswa SLTA di Muntilan terhadap lingkungan hidup dapat berupa larangan atau perintah
untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup agar tetap sehat dan baik. Dan pendidikan
lingkungan hidup bagi Siswa SLTA di Muntilan, tidak terlepas dari proses pendidikan dalam
pengembangan diri. Artinya adanya upaya dari proses pembelajaran yang diterima oleh Siswa
SLTA di Muntilan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan aksi
kepedulian 6 terhadap permasalahan lingkungan.

Sumber Hukum Lingkungan


Hukum lingkungan menurut Th.G.Drupsten adalah hukum yang berhubungan dengan
lingkungan alam dalam arti seluas-luasnya. Dalam ruang lingkup berkaitan dengan dan
ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan. Terkait ini hukum lingkungan adalah
instrumentarium yuridis bagi pengelolaan lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai