Anda di halaman 1dari 5

Laporan Tugas Kelembagaan dan Hukum Lingkungan

Indonesia terdiri dari aneka ragam suku bangsa, adat-istiadat dan agama, serta
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan potensi terhadap adanya
keanekaragaman hukum, Indonesia memiliki sistem hukum yang didalamnya berlaku
berbagai sistem hukum mempunyai corak dan susunn sendiri, yaitu sistem hukum adat,
dan sistem hukum islam. Negara Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin
kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum bagi setiap Warga Negara Indnesia,
salah satu bentuk dalam memberikan kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum
adalah dengan adanya peraturan perundangan-undangan yang mengatur mengenai
aspek-aspek keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan.

Manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam akan menimbulkan suatu


perubahan terhadap ekosistem akan mempengaruhi kelestarian sumberdaya alam itu
sendiri. Pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi ambang batas daya dukung lahan
dan tanpa memperhatikan aspek kelestariannya akan mendorong terjadinya suatu
bencana kan merugikan masyarakat. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
hidup perlu diikuti tindakan berupa pelestarian sumberdaya alam dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa, ”Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.

Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya alam yang
melimpah, sumber daya alam merupakan sesuatu yang berasal dari alam yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam tergolong
dalam beberapa komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme,
tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air,
dan tanah. Pengaturan hidup tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan
manusia, tetapi juga mengatur antara manusia dan lingkungan hidupnya. Misalnya
bagaimana cara atau upaya dalam menjaga agar sumber daya alam yang tersedia tetap
digunakan dan dimanfaatkan secara baik dan bijak agar dapat terjaga kelestariannya
dan seberapa besar dapat dilakukan eksploitasi suatu bahan tambang sehingga tetap
dapat dikendalikan persediaanya.

Keadaan lingkungan hidup saat ini merupakan sarana untuk memprediksikan


keadaan di masa mendatang. Hal tersebut menyebabkan peraturan lingkungan yang
diciptakan dan diperlukan seharusnya mampu pula menjangkau keadaan dan peraturan
jauh kedepan dalam menetapkan berbagai kaidah atau norma yang menyangkut pula
penetapan nilai-nilai yaitu nilai yang berlaku saat ini dan nilai yang diharapkan
diberlakukan di masa mendatang. Perbuatan manusia dengan tujuan melindungi
lingkungan dari kerusakan, pencemaran dan kemerosostan mutunya untuk menjamin
kelestariannya dan daya dukungnya agar dapat digunakan secara berkelanjutan
(sustainable).

Indonesia sebagai negara yang terletak di daerah khatulistiwa, membentang dari


barat sampai ke Timur, panjangnya tidak kurang dari 5000 Km, maka tidak salah jika
Indonesia disebut sebagai negara yang besar, bukan karena jumlah penduduknya yang
banyak atau luas tanah dan lautannya yang besar tapi potensinya untuk majupun sangat
besar. Sumber daya mineral yang dimiliki di Indonesia sangat beragam kualitas dan
kuantitasnya seperti minyak bumi, timah, emas, perak, batu bara dan lain-lain. Sumber
daya tersebut diambi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. (Ahyani, 2011).

Mengingat penanganan bidang lingkungan hidup dan sumber-sumber alam


termasuk dalam kempetensi beberapa departemen maka timbul masalah mengenai
sejauh mana peran kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal
penetapan kebijakan lingkungan, terutama yang menyangkut masalah penanggulangan
pencemaran lingkungan akibat industri. Selanjutnya perlu dipikirkan tentang
pelaksanaan dan penegakan hukum terhadap peraturan perundang-undangan
lingkungan sektor industri melalui peradilan serta seberapa jauh peradilan mampu
mengatasi perkara lingkungan.

Pada arti pembangunan harus sesuai dengan substansi yang akan dituju secara
terpada berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 19960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria, yaitu Negara diberi wewenang untuk mengatur dan
menyelenggarakan peruntukan, penguasaan dan pemeliharaan bumi air dan ruang
angkasa. Secara lebih lanjut dalam Pasal 14 UUPA dijelaskan bahwa untuk mencapai hal
yang menjadi cita-cita bangsa, maka Pemerintah membuat suatu Rencana Umum
mengenai persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa untuk
berbagai kepentingan hidup rakyat dan negara. Rencana Umum yang dibuat Pemerintah
meliputi seluruh wilayah Indonesia dan Pemerintah Daerah mengatur persediaan,
peruntukan dan penggunaan tanah di wilayah sesuai dengan kondisi daerah masing-
masing dengan Peraturan Daerah. Oleh karena itu perwujudan penggunaan dan
pemanfaatan tanah agar optimal harus menyesuaikan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah, maka untuk kesesuian kebutuhan akan tanah telah diterbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.

Seiring berjalannya waktu perindustrian di Indonesia juga berjalan dengan pesat,


banyak sekali sumber daya alam di eksploitasi sehingga terus berkurang, yang
dilakukan untuk memperoleh kekayaan yang nantinya bisa memberikan kesejahteraan
yang berkelanjutan tetapi tidak dikelola kembali yang akan berdampak bagi lingkungan
serta warga, kerusakan lingkungan dapat mengakibatkan penderitaan kepada semua
rakyat yang ada disekitarnya. Maka perlu kajian aturan yang kuat dalam menjawab
konflik tadu, sejalan dengan itu Jeremy Bentham berpendapat bahwa alam
menyampaikan kebahagiaan serta kerusakan (Sudardja : 2007). Tugas hukum artinya
memelihara kebahagiaan serta menjaga kejahatan dengan tujuan utama asal aturan itu
merupakan kebahagiaan, ketentraman, kedamaian bagi sebesar masyarakat.
Kemanfaatan dapat diperoleh apabila terjadi keselarasan antara pemeliharaan
lingkungan serta kebutuhan ekonomi.

Pada awal bulan Oktober 2020 yang lalu, Pemerintah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPR) mengesahkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentag Cipta
Kerja, walaupun masih mendapat kritikan dari masyarakat. Undang-undang Nomor 11
Tahun 2020 tersebut menghapus dan/atau mengubah serta menggabungkan beberapa
undang-undang yang berlaku ke dalam satu undang-undang. Salah satu isu yang
menjadi sorotan adalah mengenai ketentuan analisis mengenai dampak lingkungan
hidup (AMDAL)
1.2. Perumusan Masalah

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungn peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai sayarat untuk memperoleh
izin usaha dan/atau kegiatan. Konsep perizinan berusaha di bidang lingkungan hayati
yang diatur pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 perihal proteksi serta
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) menggunakan pendekatan berbasis biar
(licence approach) yang akan diubah sebagai penerapan standar serta berbasis resiko
(risk-based approach/RBA) serta Undang-undang Cipta Kerja, hal ini berarti bahwa izin
akan dilakukan oleh pemerintah sentra berdasarkan perhitungan nilai taraf bahaya dan
nilai potensi terjadi bahaya terhadap aspek kesehatan, keselamatan, lingkungan
dan/atau pemanfaatan sumber daya.

Potensi terjadinya bahaya dikelompokkan menjadi tidak pernah terjadi, jarang


terjadi, pernah terjadi dan sering terjadi. Hal ini berpotensi mengabaikan resiko-resiko
yang belum atau tidak teridentifikasi sebelumnya. Sedangkan supervise terhadap
aktivitas badan perjuangan dilakukan dengan inensitas pelaksanaan berdasarkan
tingkat resiko kegiatan perjuangan yang diatur lebih lanjut pada peraturan pemerintah
(Akhmaddhian : 2016)

Undang-undang mengenai aturan lingkungan hidup di Indonesia terdapat


beberapa perubahan aturan perizinan yang dimuat dalam UU Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Omnibus Law). Pemerintah menyebut Undang-undang Cipta Kerja
ini adalah sebuah terobosan hukum. Perubahan perizinan terkait lingkungan hidup
dalam Omnibus Law sangat berdampak besar dalam kelangsungan lingkungan hidup,
hal ini dikarena ada kewenangan pemerintah yang hilang. Berdasarkan pandangan pada
proses dan substansi dari omnibus law terdapat indikasi bahwa materi muatan banyak
memiliki relasi dan keterkaitan dengan hak asasi manusia. Undang-undang tentang
perizinan terkait lingkungan hidup memilki peran vital dalam melindungi dan menjaga
kelestarian masyarakat dari kegiatan pengelolaan serta dampaknya terhadap
lingkungan harus mengimplementasikan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
sebagai standar bagi pemerintah (Putra : 2020)

Penegakan hukum memiliki peranan penting dalam mendukung perlindungan dan


pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009, namun lebih daripada itu Hukum Lingkungan sesungguhnya juga
mengedepankan kearifan lokal dan pendekatan asas subsidiaritas yang ditujukan untuk
mengoptimalkan kesadaran para pihak untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan
hidup, namun jika kesadaran tersebut tidak ada maka hukum wajib ditegakkan.
Makhluk hidup yang beragam, termasuk manusia, mempunyai tingkat adaptasi
terhadap perubahan lingkungan yang berbeda-beda, sebab setiap makhluk hidup
mempunyai tingkat kerentanan dan kemampuan yang berbeda dalam merespons
perubahan di lingkungannya. Diantara makhluk hidup yang lain, manusia yang paling
cepat menyikapi perubahan yang terjadi di lingkungannya. Manusia lebih banyak
mengetahui terhadap sesuatu yang dekat dengannya, termasuk pengetahuan tentang
lingkungan. Oleh karenanya didalam pengelolan lingkungan diperlukan pengembangan
kearifan lokal dari penduduk setempat dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya
alam. (Rahmadi, 2013)

Bentuk Analisa

Anda mungkin juga menyukai