Masyarakat adat Seko telah mendiami wilayah adatnya secara turun temurun.
Hingga sekarang masyarakat adat Seko masih tetap tumbuh dan berkembang. Mereka
memiliki aturan adat istiadat dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Mereka memiliki pula kearifan lokal yang masih dijalankan sampai saat ini.
Kearifan lokal adalah sebuah tatanan nilai yang berlaku dan dijaga secara
bersama-sama oleh komunitas masyarakat adat seko. Salah satunya bagaimana kearifan
masyarakat adat dalam menjaga hutan, Masyarakat tidak akan melakukan penebangan
pohon dihutan secara serampangan dan berlebihan, mereka sangat memahami dampak
daripada hal tersebut jika dilakukan. Selain itu, kearifan lokal dalam bercocok tanam,
pembuatan rumah, dan penanganan hama yang menyerang tanaman juga masih
dipraktekkan oleh masyarakat adat seko hingga saat ini, yang jika kita cermati
bermakna keseimbangan alam.
Sumberdaya alam yang melimpah menjadikan Seko sebagai wilayah rebutan para
investor. Sudah puluhan tahun masyarakat Seko dibuat resah oleh kehadiran PT. Seko
Fajar (HGU perkebunan) yang secara adinistrative menguasai kurang lebih 27.000 ha
atau 6 desa yang ada di Wilayah Seko Padang. Selain itu, keresahan masyarakat Seko
bertambah dengan adanya pembangunan PLTA oleh PT. Seko Power Prima dan PT. Seko
Power Prada, beserta beberapa perusahaan tambang emas dan biji besi yang telah
mengantongi izin eksplorasi di Wilayah Seko.
(https://perkumpulanwallacea.wordpress.com/, Tanggal 20 Februari). Hal lain yang
patut dicatat, salah satu dimensi kemiskinan yang selalu diabaikan oleh Negara adalah
dimensi agraria. Relasi agraria yang timpang merupakan dimensi kemiskinan yang
berkenaan dengan persoalan tenurial security, yakni bagaimana penguasaan
masyarakat atas sumber-sumber agraria dan bagaimana jaminan keamanannya.
Pada arti pembangunan harus sesuai dengan substansi yang akan dituju secara terpada
berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 19960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria, yaitu Negara diberi wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan
peruntukan, penguasaan dan pemeliharaan bumi air dan ruang angkasa. Secara lebih
lanjut dalam Pasal 14 UUPA dijelaskan bahwa untuk mencapai hal yang menjadi cita-
cita bangsa, maka Pemerintah membuat suatu Rencana Umum mengenai persediaan,
peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa untuk berbagai kepentingan
hidup rakyat dan negara. Rencana Umum yang dibuat Pemerintah meliputi seluruh
wilayah Indonesia dan Pemerintah Daerah mengatur persediaan, peruntukan dan
penggunaan tanah di wilayah sesuai dengan kondisi daerah masing-masing dengan
Peraturan Daerah. Oleh karena itu perwujudan penggunaan dan pemanfaatan tanah
agar optimal harus menyesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, maka untuk
kesesuian kebutuhan akan tanah telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah,
sumber daya alam merupakan sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam tergolong dalam
beberapa komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga
komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
Pengaturan hidup tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan manusia, tetapi
juga mengatur antara manusia dan lingkungan hidupnya. Misalnya bagaimana cara atau
upaya dalam menjaga agar sumber daya alam yang tersedia tetap digunakan dan
dimanfaatkan secara baik dan bijak agar dapat terjaga kelestariannya dan seberapa
besar dapat dilakukan eksploitasi suatu bahan tambang sehingga tetap dapat
dikendalikan persediaanya.