Disusun Oleh :
9 Abstrak
Penelitian
- Tujuan Tujuan penguasaan negara atas sumber daya alam merupakan langkah
Penelitian antisipatif untuk menghindari penggunaan yang seluas-luasnya oleh
individu atau badan hukum sebagai alat penindasan dan eksploitasi
terhadap orang lain. Namun pada kenyataannya banyak peraturan yang
tumpang tindih dan tidak selaras satu sama lain. Penulis penelitian ini
menggunakan penelitian yuridis normatif. Pengertian yuridis normatif
adalah jenis penelitian yang lebih menekankan pada penelitian
kepustakaan, dimana bahan-bahan yang digunakan akan diperoleh dari
undang-undang, kepustakaan, media massa, yang berkaitan dengan
bahan tulisan.
- Subjek Sumber Daya Hayati dan Ekosistem
Penelitian
dan teori sumber daya alam hayati, yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Sebagaimana dijelaskan dalam penjelasannya, Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya dibuat berdasarkan beberapa alasan, salah satunya adalah
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang merupakan bagian
terpenting dari sumber daya alam yang terdiri dari hewan, nabati atau
berupa sumber daya alam. Fenomena alam, baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama, mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur
penyusunnya lingkungan yang keberadaannya tidak dapat tergantikan.
Mengingat sifatnya yang tidak tergantikan serta memiliki kedudukan
dan peran penting bagi kehidupan manusia, maka pelestarian sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan kewajiban mutlak setiap
generasi. Perbuatan tidak bertanggung jawab yang dapat mengakibatkan
kerusakan kawasan cagar alam dan kawasan pelestarian alam atau
perbuatan yang melanggar ketentuan mengenai perlindungan tumbuhan
dan satwa yang dilindungi diancam dengan pidana berat berupa pidana
badan dan denda. Hukuman berat ini dipandang perlu karena kerusakan
atau kepunahan salah satu unsur sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya akan mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat
yang tidak dapat dinilai secara material.
Tujuan penguasaan negara atas sumber daya alam merupakan
langkah antisipatif untuk menghindari penggunaan yang seluasluasnya
oleh individu atau badan hukum sebagai alat penindasan dan eksploitasi
terhadap orang lain. Selain itu, pada saat yang sama, untuk memastikan
bahwa penggunaan dan pemanfaatan semua ini untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat (Firmansyah, 2012). Namun pada kenyataannya
banyak peraturan yang tumpang tindih dan tidak selaras satu sama lain.
11 Metode
Penelitian
- Langkah Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan statuta,
Penelitian historis, dan konseptual. Peneliti akan mengumpulkan dan
mendeskripsikan berbagai peraturan yang ada pada sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya yang ada saat ini melalui pendekatan
perundang-undangan.
Sementara itu, pendekatan konseptual akan menjelaskan konsep
sumber daya alam hayati di Indonesia. Keseluruhan penelitian ini
termasuk jenis penelitian hukum positivis. Pengertian yuridis normatif
adalah jenis penelitian yang lebih menekankan pada penelitian
kepustakaan, dimana bahan-bahan yang digunakan akan diperoleh dari
undang-undang, kepustakaan, media massa, yang berkaitan dengan
bahan tulisan. Selain data yang diperoleh dari literatur, penulis juga akan
memaparkan hasil penelitian ini. Melalui pendekatan undang-undang,
peneliti akan mengumpulkan dan menyajikan berbagai peraturan.
Metode analisis yang digunakan mengacu pada Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai undang-undang dasar
negara Indonesia, peraturan perundang-undangan yang ada, melihat
prinsip dan konsep hukum sumber daya alam hayati yang ada,
mendeskripsikan pengaturan sumber daya alam hayati di negara lain, dan
kemudian menelusuri disharmoni antar peraturan yang ada.
- Hasil Sejak tertuang dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Penelitian 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
Sumber Daya Alam Hayati adalah unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani.
(binatang) bersama-sama dengan unsur-unsur tak hidup di sekitarnya
secara keseluruhan membentuk suatu ekosistem. Selain itu, undang-
undang tersebut juga menjelaskan tentang konservasi dan ekosistem
sumber daya alam hayati. Konservasi sumber daya alam hayati adalah
pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin keberlanjutan pasokannya dengan tetap
menjaga dan meningkatkan kualitas keanekaragama. Sementara itu,
ekosistem sumber daya alam hayati merupakan suatu sistem hubungan
timbal balik antara unsurunsur di alam, baik yang hidup maupun yang
tidak hidup, yang saling bergantung dan saling mempengaruhi.
Keberhasilan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya erat kaitannya dengan pencapaian tiga sasaran konservasi,
yaitu:
1. Menjamin terpeliharanya proses ekologi yang mendukung sistem
penyangga kehidupan bagi kelangsungan pembangunan dan
kesejahteraan manusia (perlindungan sistem penyangga kehidupan);
2. Menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe
ekosistem sehingga dapat mendukung pembangunan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang memungkinkan terpenuhinya
kebutuhan manusia yang memanfaatkan sumber daya alam hayati
untuk kesejahteraan (pelestarian sumber plasma nutfah);
3. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga
terjamin kelestariannya. Sebagai efek samping dari ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak bijaksana, penggunaan dan
peruntukan lahan yang belum serasi, serta tidak optimalnya sasaran
konservasi, baik di darat maupun di perairan dapat menimbulkan
gejala erosi genetik, pencemaran, dan penurunan potensi sumber
daya alam hayati (sustainable use).