Anda di halaman 1dari 5

Soal Ujian Akhir Semester

MK Pengantar ilmu Lingkungan


Dosen: Dr.Ir. Aji Ali Akbar, S.Hut, IPU
Nama : Regie Tio Prihantoro
NIM : L2011212004

1. Bagaimana peranan dokumen kajian Lingkungan Hidup Strategis, baik secara


perundangan maupun secara konseptualnya?

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah kajian yang harus


dilakukan pemerintah daerah sebelum memberikan izin pengelolaan
lahan maupun hutan. KLHS tertuang dalam UU No 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pembuatan
KLHS ditujukan untuk memastikan penerapan prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam pembangunan suatu wilayah, serta penyusunan
kebijakan dan program pemerintah.

Menurut undang-undang tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup, KLHS harus dilakukan dalam penyusunan dan evaluasi rencana tata
ruang wilayah, rencana pembangunan jangka menengah dan panjang, kebijakan
dan program yang berpotensi menimbulkan dampak dan atau risiko terhadap
lingkungan hidup.

Mekanisme pelaksanaan KLHS meliputi pengkajian pengaruh kebijakan,


rencana, dan program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah,
perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan dan program serta
rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan dan program
yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. KLHS sendiri
menurut ketentuan harus memuat kajian mengenai kapasitas daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; perkiraan mengenai
dampak dan risiko terhadap lingkungan hidup.

Pengalaman implementasi berbagai instrumen pengelolaan lingkungan hidup,


utamanya AMDAL, menunjukkan bahwa meskipun AMDAL sebagai salah satu
instrumen pengelolaan lingkungan cukup efektif dalam memasukkan
pertimbangan-pertimbangan lingkungan alam rancang-bangun proyek-proyek
individual, tapi secara konsep pembangunan menyeluruh, instrumen AMDAL
belum memadai dalam memberikan jalan keluar terhadap dampak lingkungan
kumulatif, dampak tidak langsung, dan dampak lingkungan sinergistik.
KLHS merupakan suatu upaya sistematis dan logis dalam memberikan landasan
bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan melalui proses pengambilan
keputusan yang berwawasan dilaksanakannya, atau lebih tepatnya, distorsi
pelaksanaan Undang-Undang No. 34 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah.

KLHS merupakan salah satu instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang


diterapkan pada tingkat/tataran hulu. Dengan dilakukannya KLHS pada tataran
hulu KRP maka potensi dihasilkannya KRP yang tidak sejalan dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan yang pada akhirnya berimplikasi pada
terjadinya kerusakan lingkungan hidup dapat diantisipasi sejak dini. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa manfaat yang diperoleh dengan melakukan
KLHS adalah dihasilkannya KRP yang lebih baik dan sejalan dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan.

2. Bagaimana keterkaitan dokumen – dokumen pengelolaan dan perlindungan


lingkungan sebagaimana yang tersurat pada peraturan perundangan tentang PPLH
yaitu UU No. 32 tahun 2009 beserta peraturan perundangan lainnya sebagai
turunannya. Dokumen yang terkait dengan dokumen lingkungan seperti IKPLHD,
DDDTLH, RPPLH, Amdal, Instrumen Lingkungan, KLHS, hukum perdata, pidana, dan
dokumen perencanaan lainnya?

- (IKPLHD)
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(IKPLHD) ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan amanat Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Dengan adanya dokumen IKPLHD ini diharapkan
dapat memberikan gambaran dan uraian secara jelas dan benar
mengenai data dan informasi isu prioritas lingkungan Kab. Sanggau serta
pengelolaannya dengan melibatkan para pemangku kepentingan

- DDDTLH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengertian
Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
(DDDTLH) adalah sebagai berikut, Daya Dukung Lingkungan
Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain dan keseimbangan
antar keduanya, sedangkan Daya Tampung Lingkungan Hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan
ke dalamnya.
- RPPLH
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RPPLH) merupakan instrumen hukum dalam bidang
perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang diatur
dalam Pasal 9,10 dan 11 UU No.32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Definisi
RPPLH dalam UU No.32 tahun 2009 adalah perencanaan
tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta
upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu
tertentu.
Penyusunan RPPLH menjadi hal yang mendasar dan
wajib dilakukan oleh suatu pemerintah daerah untuk
menyongsong pembangunan kedepan. Tujuan dilakukannya
inventarisasi lingkungan hidup adalah untuk memperoleh data
dan informasi mengenai sumber daya alam, sedangkan tujuan
penetapan ekoregion adalah menyusun dan mengelompokkan
wilayah-wilayah geografis suatu daerah yang memiliki
kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora dan fauna asli, serta pola
interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan
integritas sistem alam dan lingkungan hidup yang kesemuanya
didasarkan pada hasil inventarisasi lingkungan hidup.

- AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya
disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

AMDAL sendiri masuk kedalam tahap Pengendalian dimana masuk dalam


upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.

- Instrumen Lingkungan
Instrumen Lingkungan Hidup berperan erat dengan kaitannya hukum
lingkungan. Hal tersebut bertujuan dalam tahap pengawasan dan penegakan
hukum.

- KLHS
KLHS memuat kajian antara lain:
a. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
b. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
c. kinerja layanan/jasa ekosistem;
d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan
f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

- Dalam UU No.32 Tahun 2009, fungsi Pengawasan dan Penegakan Hukum


meliputi Pembinaan, Sanksi Administratif, Sanksi Perdana dan Sanksi
Pidana.

Ketentuan hukum perdata meliputi penyelesaian sengketa lingkungan


hidup di luar pengadilan dan di dalam pengadilan. Penyelesaian sengketa
lingkungan hidup di dalam pengadilan meliputi gugatan perwakilan kelompok,
hak gugat organisasi lingkungan, ataupun hak gugat pemerintah.
Penegakan hukum pidana dalam Undang-Undang ini
memperkenalkan ancaman hukuman minimum di samping maksimum,
perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu, keterpaduan
penegakan hukum pidana, dan pengaturan tindak pidana korporasi.
Penegakan hukum pidana lingkungan tetap memperhatikan asas ultimum
remedium yang mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai
upaya terakhir setelah penerapan penegakan hukum administrasi dianggap
tidak berhasil.

3. Apa peranan dokumen dan/atau peraturan mengenai Rencana Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) bagi suatu pembangunan berkelanjutan di daerah?

Pengertian Pembangunan berkelanjutan menurut UU 32 tahun 2009 adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini
dan generasi masa depan.
 
Hal ini dapat diartikan bahwa diperlukan perencanaan yang memadu serasikan terhadap tiga unsur utama dalam
pembangunan berkelanjutan, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dalam pengertian UU 32 tahun 2009 di
sebut RPPLH yang diartikan bahwa Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya
disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya
perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu
 
Sedangkan dalam kerangka pembangunan tentunya akan membutuhkan kerangka hukum dan kelembagaan
untuk melaksanakanya. Pada era otonomi saat ini, hal itu diartikan bahwa perencanaan dilaksanakan oleh
pemerintah daerah yaitu perangkat daerah (OPD) dan ditetapkan dalam bentuk perda.
 
Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 telah menetapkan Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Adapun pengertian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development
Goals  yang selanjutnya disingkat TPB adalah dokumen yang memuat tujuan dan sasaran global tahun 2016
sampai tahun 2030
 
Dalam kaitanya lingkungan hidup, maka pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan tentunya
berdasarkan peraturan tersebut diatas dan sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun
1945 Pasal 28 H, bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak asasi atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
 
Pembangunan berkelanjutan menuntut adanya upaya yang sungguh-sungguh oleh semua pemangku
kepentingan. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya perlindugan dan pengelolaannya. Dalam kerangka
upaya, maka diperlukan adanya  langkah pengendalian akibat pelaksanaan pembangunan yaitu meliputi
pencegahan, penanggulangan dan pemulihan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
 
Adapun yang disebut Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), Tata Ruang menurut UUPPLH merupakan sebahagian dari upaya pencegahan terhadap pencemaran
dan kerusakan.
 

Anda mungkin juga menyukai