Anda di halaman 1dari 28

HUKUM LINGKUNGAN

OLEH:
AL. SENTOT SUDARWANTO, SH., M.Hum
UU No. 4 / 1982 UU No. 23 / 1997
UU L.H. UU P.L.H.

PP No. 29 / 1986
AMDAL

PP No. 51 / 1993 PP No. 27 / 1999


AMDAL AMDAL

Di dukung dengan peraturan pelaksanaan


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Adalah : Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi


lingkungan hidup yang meliputi kebijakan
penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup.
(Pasal 1 UU 23/97)
PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
Adalah : Rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan
daya dukung dandaya tampung lingkungan hidup.
(Pasal 1 UU 23/97)
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
adalah : Kemanusiaan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
Adalah : Kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau
dimasukkan ke dalamnya.
LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

1). Bersifat Preemtif : Tindakan yang dilakukan pada tingkat


pengambilan keputusan dan perencanaan.
2). Bersifat Preventif : Penataan baku mutu limbah dan/atau
instrumen ekonomi

(asuransi Lingkungan)
3). Bersifat Proaktif : Tindakan pada tingkat produksi yang
menerapkn standarisasi lingkungan hidup.

(ISO 14.000, AUDIT LH)


PENYELESAIAN KONFIK
HUKUM LINGKUNGAN DENGAN ADAGIUM HUKUM

1. LEX SPESIALIS DEROGAT LEGI GENERALI, ketentuan


yang bersifat khusus mengesampingkan ketentuan yang
bersifat umum.
(misal: Pertent. KUHP dengan Hukum Lingkungan, maka
Hukum lingkungan yang harus dimenangkan).
1. LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI, UU Yang
baru, menyampingkan UU lama.
2. LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI PRIORI
Ketentuan yang lebih tinggi tingkatannya menyampingkan
ketentuan yang lebih rendah.
(UU DG PP KEPMEN)
TIGA TIPE PEMANTAUAN KETAATAN
TERHADAP PER UU

1. Pemantauan oleh Perusahaan (Self-Monitoring)


Yaitu : Berupa keharusan penanggung jawab kegiatan
usahannya secara cermat dan berskala keadaan fasilitas,
pengoperasian dan persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi sesuai dengan izin kegiatan, dan melaporkan hasil
pemantauannya kepada instansi yang berwenang.
2. Pemantauan oleh Pemerintah (Inspection)
Yaitu : pemantauan oleh instansi yang bertanggung jawab
untuk mengawasi secara formal tingkat pentaatan atas
ketentuan hukuman persyaratan perizinan bagi pengendalian
dampak lingkungan.
3. Pemantauan lingkungan (Area-Monitoring)
Yaitu : Pemantauan wilayah terbatas tentang keadaan dan
pengaruh kegiatan pada lingkungan lebih luas melalui
pemantauan mutu ambien? Pemantauan jarak jauh/pesawat
udara. Hasil pemantauan : Prakiraan dampak lingkungan
sekitar.
A M D A L
Adalah : Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan /atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

DOKUMEN AMDAL TERDIRI ATAS:


1. Kerangka Acuan (KA)
2. Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL)
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL)
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM
PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

 Hak dan kewajiban untuk memberikan


informasi tentang status penataan suatu
kegiatan.
 Hak untuk mendapatkan informasi tentang hail
pengawasan dan pemantauan;
 Hak untuk mengusulkan tindakan-tindakan
pengawasan kepada instansi yang berwenang
PROSES PENGAJUAN IZIN

PERMOHONAN IZIN PEJABAT YANG


P BERWENANG
E DILAMPIRI
M KEPTUSAN
R KELAYAKAN
A LINGKUNGAN
HIDUP
K
A
R IZIN
S
A DENGAN SYARAT
WAJIB
MELAKSANAKAN
RKL DAN RPL
INSTANSI YANG DITUGASI
MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP MELAKUKAN

1. Pengawasan dan evaluasi penerapan perturan


perundangan di bidang analisa mengenai dampak
lingkungan hidup.
2. Pengujian laporan yang disampaikan pemrakarsa.
3. Penyampaian laporan pengawasan dan evaluasi
kepada menteri secara berkala sekurang-
kurangnya 2 x setahun dengan tembusan instansi
yang mengeluarkan izin dan gubernur.
UU PLH  Kepmen LH No.2 Tahun
2000, ttg panduan Peniaian
Dokumen AMDAL
 Kepmen LH No.40 Tahun
2000, ttg Pedoman Tata
Kerja Komisi Penilai AMDAL
PP AMDAL  Kepmen LH No.41 tahun
2000, ttg Pedoman
Pembentukan Komisi Penilai
AMDAL Kabupaten/ Kota
 Kepmen LH No.42 tahun
2000, ttg susunan
keanggotaan komisi Penilai
dan Tim Teknis AMDAL
Dokumen AMDAL : Dibuat atas dasar

Per. Men LH No.11 Tahun 2006, ttg jenis Rencana Kegiatan


yang Wajib AMDAL

Per. Men LH No.8 Tahun 2006, ttg Pedoman Penyusunan


AMDAL

Keputusan Kepala Bapedal No. Kep.299/11/1996 ttg Pedoman


Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL

Dan peraturan dibawahnya


KOMISI PENILAI PUSAT
BERWENANG MENILAI HASIL ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP SUATU USAHA DAN
ATAU KEGIATAN DENGAN KRITERIA
1. Bersifat strategis dan atau menyangkut ketahanan dan
keamanan negara
2. Lokasi meliputi lebih dari satu wilayah propinsi
3. Lokasi di wilayah sengketa dengan negara lain
4. Lokasi di wilayah ruang lautan
5. Lokasi di lintas batas negara kesatuan RI dengan negara lain.

KOMISI PENILAI DAERAH


BERWENANG MENILAI HASIL ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP SUATU USAHA DAN
ATAU KEGIATAN DENGAN KRITERIA

DI LUAR KRITERIA KEWENANGAN


KOMISI PENILAI PUSAT
KEDUDUKAN UU-LH

-Sebagai : - UU Pokok (Lex Principialis)


- UU Induk Payung (Umbrela act)

PENILAI / PENYESUAIa
- UU yang telah ada
- UU yang akan ada (Lex Feranda)
- Pengairan
- Pertambangan
UU - Kehutanan
- Keanekaragaman Hayati
- Industri
- Pemukiman
- Tata guna tanah
- Tata Ruang
- Dll.
PERATURAN PELAKSANA UU PLH
Secara Vertikal antara lain:
• No. 26 tahun 2007 : Penataan Ruang
• UU No. 5 tahun 1990 ; Konservasi SDA Hayati dan
Ekosistem
• UU No. 5 tahun 1992 : Benda cagar budaya
• PP 27 tahun 1999 : AMDAL
• PP 19 tahun 1994 : Pengelolaan limbah B3
• Kep.Men LH 42 th 1994 : Audit Lingkungan
• PP 82 tahun 2001 ; Pengendalian pencemaran air
• Kep.Men LH 13/3/95 : Baku mutu emisi sumber
• Dll
Secara Horisontal/sektoral :
• UU No. 5 tahun 1960 : UUPA
• UU No. 5 tahun 1967 ; Kehutanan
• UU No. 11 tahun 1974 : Pengairan
• UU No. 4 tahun 1992 : Perumahan dan Pemukiman
• UU No. 1 tahun 1970 : Keselamatan Kerja
• UU No. 11 tahun 1967 : Pertambangan
• UU No. 5 tahun 1984 ; Perindustrian
• Kep.Men / Permen : Sektoral
• Dll
Setiap usaha dan/atau kegiatan
yang wajib memiliki AMDAL wajib
diumumkan terlebih dahulu
kepada masyarakat sebelum
pemrakarsa menyusun AMDAL

Pengumuman dilakukan oleh


instansi yang bertanggung jawab
dan pemrakarsa

Dalam jangka waktu 30 (tiga


puluh) hari sejak diumumkannya
rencana usaha dan/atau kegiatan
wajib AMDAL, warga masyarakat
yang berkepentingan berhak
mengajukan saran, pendapat, dan
tanggapan tentang akan
dilaksanakannya rencana usaha
dan/atau kegiatan
Saran, pendapat, dan tamggapan
diajukan secara tertulis kepada
instansi yang bertanggung jawab

Saran, pendapat dan tanggapan


wajib dipertimbangkan dan dikaji
dalam ANDAL

Tata cara dan bentuk


pengumuman serta cara
penyampaian saran, pendapat dan
tanggapan ditetapkan oleh Kepala
instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak
lingkungan hidup
Dengan diberlakukannya UU no. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No 25 tahun
2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
maka proses penilaian AMDAL akan berlangsung di tiga
tingkatan administrasi pemerintah yaitu :

1.Kabupaten/ Kota
2.Propinsi
3.Pusat

Sebagaimana digariskan Pasal 2 Angka 18 dan Pasal 3


Angka 16 PP 25 tahun 2000 jo Kep MENKLH No 40 Tahun
2000 tentang Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL
Proses Pengalihan tidak mudah : antara lain
keterbatasan SDM, dukungan atmosfer kerjasama
yang baik, dan keinginan untuk saling mendengarkan.

AMDAL sebagai studi kelayakan ilmiah berfungsi


sebagai alat pembantu pengambil keputusan,
kepentingan untuk menjadikannya rekomendasi yang
murni dan tidak dibelenggu kepentingan politis serta
ekonomi.

Dalam pemberian ijin usaha pertimbangan lain


diperhatikan tanpa mengkontaminasi studi AMDAL itu
sendiri.
Diperlukan kredibilitas TIM penilai dengan dilandasi
sikap kejujuran, obyektifitas, mempunyai etika, dan
moral yang tinggi, serta profesional.

Segala syarat dan kewajiban yang di atur dalam


Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) wajib dicantumkan
sebagai ketentuan dalam ijin.

AMDAL sebagai sebuah studi kelayakan bukanlah


satu-satunya perangkat, untuk menyelesaiakan
persoalan lingkungan, harus di dukung ketaatan
terhadap peraturan, rencana tata ruang, Sistem
Manajement Lingkungan, pengawasan yang konsisten
dan kerjasama yang terbuka antar pihak.

Anda mungkin juga menyukai