Anda di halaman 1dari 9

Nama : Noni Maulidya

NIM : 218311022

Kelas : 2 MEA

Mata kuliah : Pengetahuan Lingkungan (PLi)

Ujian Akhir Semester (Jum’at, 7 Agustus 2020)

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup Pasal 2 memuat asas-asas pengelolaan lingkungan hidup.

a. Jelaskan apa yang saudara ketahui dengan asas tanggung jawab negara, asas
kelestarian dan keberlanjutan, asas pencemar membayar, asas tanggungjawab
mutlak! Berikan contoh kasus masing-masing asas tersebut!

Asas Tanggung Jawab Negara

Asas tanggung jawab negara merupakan suatu prinsip atau ketentuan dimana negara
menjamin pemanfaatan sumber daya alam memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan dan mutu hidup rakyat sehingga dapat dirasakan dimasa sekarang maupun masa
yang akan datang. Negara juga menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat, serta negara mampu mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya
alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakaan lingkungan hidup.

Contoh kasus yang sesuai dengan asas ini yaitu kasus hutan mangrove di teluk Kendari yang
wilayah nya terancam untuk diambil alih oleh oknum oknum tertentu. Dalam kasus ini DPRD
bergerak cukup cepat dalam menangani kasus dengan cara memanggil Pemkot Kendari mulai
dari BPKAD, Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup serta pihak yang terlibat
dalam pembuatan RTRW. Tak hanya itu juga DPRD pun melakukan proses pengauditan aset
negara di Bumi Anoa dengan menghadirkan pihak BPK perwakilan Sultra untuk mengkaji
lahan tersebut. Hal ini sudah menjadi cerminan bahwa adanya pihak pemerintah yang
menjamin wilayah/ aset negara yang memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat.
Asas Kelestarian dan Keberlanjutan

Asas kelestarian dan keberlanjutan merupakan suatu ketentuan dimana setiap orang memiliki
kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi yang akan datang dan generasinya sendiri
dengan melakukan upaya pelestarian lingkungan atau perbaikan berkelanjutan serta
memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

Contoh kasus yang sesuai dengan asas ini yaitu pada sistem perbelanjaan yang menggunakan
tas kain (yang lebih ramah lingkungan), dengan demikian hal ini mampu meminimalisir
penggunaan kantong kresek yang biasa digunakan di tempat perbelanjaan. Maka dari itu,
mampu melestarian lingkungan agar menurunkan dampak dari sampah plastic di lingkungan
kita.

Asas Pencemar Membayar

Asas pencemar membayar merupakan suatu ketentuan dimana setiap penanggung jawab usaha
ataupun kegiatan yang menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup wajib
menanggung seluruh biaya pemulihannya.

Contoh kasus yang sesuai dengan asas ini yaitu kasus pencemaran udara PT Hanil Indonesia.
Dalam kasus ini, ada beberapa korban yang mengalami gangguan pernafasan akibat dari
pencemaran udaranya, sehingga PT Hanil Indonesia memberikan fasilitas pengobatan penuh
kepada korban dengan membawanya ke dokter perusahaan dan merujuk ke rumah sakit jika
diperlukan perawatan lebih. Seluruh biaya pengobatan di tanggung oleh PT Hanil
Indonesia.Tak hanya itu juga, kerugian yang dihasilkan akibat pencemaran udara tidak hanya
secara fisik menyerang warga, melainkan adanya kerugian terhadap wilayah nya, seperti
barang barang menghitam karena terkena asap dan sulit dibersihkan. Segala kerugian yang
diakibatkan tersebut juga akan dilakukan ganti rugi oleh pihak PT Hanil Indonesia.

Asas Tanggung Jawab Mutlak

Asas tanggung jawab mutlak merupakan suatu unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh
pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti rugi. Besarnya nilai ganti rugi yang dapat
dibebankan terhadap pencemar atau perusak lingkungan hidup menurut pasal ini dapat
ditetapkan sampai batas tertentu. Maksud dari “sampai batas waktu tertentu” adalah jika
menurut penetapan peraturan perundangundangan ditentukan keharusan asuransi bagi usaha
dan/atau kegiatan yang bersangkutan atau telah tersedia dana lingkungan hidup.

Contoh kasus yang sesuai ada ini yaitu dalan kasus hutan mangrove yang terancam. Dalam
kasus tersebut, jika sudah dibuktikan oleh BPK Perwakilan Sultra bahwa kawasan yang dikaji
merupakan kawasan aset negara, maka oknum – oknum yang mengklaim lahan tersebut
memiliki tanggung jawab mutlak tanpa ada gugatan lainnya untuk angkat kaki dari lahan
tersebut.

b. Bagaimana pendapat saudara apabila asas-asas tersebut dihubungkan dengan “hak


atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”

Pada dasarnya lingkungan hidup merupakan hal yang sangat penting bagi keberlanjutan
kehidupan berbangsa maupun bernegara. Saat ini kita hidup dari pemanfaatan air, udara, tanah
beserta ekosistemnya. Jika lingkungan hidup kita terancam, tentu keberlangsungan kita
kedepannya akan terancam juga. Maka dari itu dengan adanya hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat yang merupakan hak konstitusional setiap warga negara membuat setiap warga
negaranya merasa terpenuhi kebutuhan dasar sebagai manusia untuk hidup. Sebagai
implementasinya UU No. 32 Tahun 2009 yang terdapat dalam Pasal 2 ini sebagai ketentuan
atau aturan yang berupa asas asas yang dibebankan kepada perorangan maupun korporasi
untuk meminimasir kerusakan / pencemaran lingkungan sehingga lingkungan kita dapat
lestari dimasa sekarang hingga masa yang akan datang.

c. Jelaskan mengapa hak tersebut dijamin oleh Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hak ini dijamin UUD 1945 karena hak ini
merupakan kebutuhan dasar manusia dalam melangsungkan kehidupannya di negara tersebut.
Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia pada dasar nya bergantung pada lingkungan. Untuk
makan dan minum kita membutuhkan air, tanah, dan juga ekosistem lainnya. Jika tak ada lagi
lingkungan yang dapat dimanfaatkan tentu hidup kita terancam. Maka dari itu hak ini dijamin
dalam UUD 1945, agar mengurangi dampak kerusakan / pencemaran lingkungan.
d. Bagaimana apabila hak tersebut ada yang melanggar?

Jika hak tersebut dilanggar maka pelanggar akan mendapatkan sanksi dan diproses melalui
jalur hukum, untuk menimbulkan efek jera. Bukan hanya itu saja, dampaknya bisa saja
meningkatkan angka kematian karena tidak menjaga lingkungan sekitar kita sehingga lebih
rentan terkena penyakit yang berbahaya.

2. Pasal 22, ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH), Pemerintah RI Nomor 27 tahun 2012
tentang Izin Lingkungan mengamanatkan setiap usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL.

a. Jelaskan oleh saudara mengapa Pemrakarsa baik Swasta maupun Instansi Pemerintah
wajib memiliki AMDAL?

Karena, dalam suatu penyelengaraan usaha maupun kegiatan harus mempertimbangan dampak
bagi lingkungan tersebut. Dengan AMDAL ini kita dapat mengetahui dampak besar dan penting
untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegitan, karena AMDAL ini adalah salah satu
syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi
AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil
keputusan tentang penyelenggaraan/ pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

b. Bagaimana apabila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan?

Tentunya akan mendapatkan sanksi bagi yang melakukannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa
setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan (Pasal 36 ayat (1) UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) barang siapa yang melanggar dapat dikenai pidana
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 109 ayat (1) UU Nomor 32 tahun 2009 bahwa:

"Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling singkat
1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)". (Pasal 109 ayat (1)
UUPPLH)

“Pejabat pemberi izin usaha dan/atau kegiatan yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan
tanpa dilengkapi dengan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)”. (Pasal 111 ayat (2) UUPPLH)

d. Jelaskan peran masyarakat dalam AMDAL!

Dalam hal ini masyarakat memiliki peran atau keikutsertaannya dalam proses pembuatan
dokumen AMDAl. Kontribusi masyarakat yaitu saat dilakukannya konsultasi public yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan rencana usaha/kegiatan yang akan
dibuat. Selain itu juga peran masyarakat diikutsertakan dalam pengumuman rencana
usaha/kegitan yang telah dibuat dalam AMDAL.

e. Jelaskan hubungan antara Amdal :

▪ MSDS
Hubungan AMDAL dengan MSDS yaitu MSDS sebagai bentuk dokumen/identitas produk
yang berisi data-data yang berkaitan dengan kandungan sebuah produk chemicals, oil, dan
gas beserta tata cara yang berkaitan dengan penanganan produk tersebut, yang dapat
digunakan perusahaan untuk memaksimalkan penggunaan bahan dan meningkatkan
standar kesehatan dan keselamatan serta ramah lingkungan di perusahaan. Tak hanya itu
saja , MSDS juga berisi potensi bahaya yang meliputi kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan
juga lingkungan, serta cara bekerja dengan aman ketika berinteraksi dengan bahan kimia.
Dokumen ini lah yang menjadi data untuk dianalisi dalam AMDAL.

▪ Manajemen Lingkungan Hidup


AMDAL dengan manajemen lingkungan hidup merupakan pengontrolan/peninjauan
dampak positif maupun negatif dari satu perusahaan terhadap lingkungannya.
▪ Kesehatan Lingkungan
Hubungan antara kesehatan lingkungan dengan AMDAL yaitu kesehatan lingkungan
sebagai indicator yang penting yang perlu diperhatikan dalam proses pengkajian dalam
AMDAL.

▪ Industri Hijau
Hubungan industry hijau dengan AMDAL yaitu indrustri hijau sebagai salah satu hasil dari
proses AMDAL, sehingga muncul satu inovasi perindustrian yang lebih ramah lingkungan.

▪ Green Manufacture
Hubungan antara Green Manufacture dengan AMDAL yaitu Green Manufacture sebagai
salah satu penciptakaan produk lebih ekonomis yang mengurangi dampak negative bagi
lingkuangnnya hal ini merupakan hasil dari proses pengkajian AMDAL.

▪ Pengelolaan Limbah B3
Hubungan antara pengelolaan linbah B3 dengan AMDAL yaitu keduanya memliki tujuan
yang sama untuk mengurangi kerusakan / pencemaran lingkungan dari suatu
kegiatan/usaha perusahaan atau perorangan.

3. Buat analisis terhadap kasus lingkungan hidup yang terjadi di indonesia berdasarkan
peraturan perundangan-undangan yang berhubungan dengan lingkungan hidup!
Sumber Kasus silahkan diambil dari internet!

ANALISIS KASUS PENCEMARAN UDARA

PT HANIL INDONESIA

Kronologi Kasus

Boyolali (ANTARA News) - Seratusan warga Desa Butuh, Teras, Kabupaten


Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, mendatangi pabrik PT Hanil Indonesia di Desa Napen,
menuntut ganti rugi, akibat limbah pabrik yang mencemari lingkungan wilayah mereka.
Ratusan warga Desa Butuh tersebut, menyatakan, bahwa asap yang ditimbulkan dari
pembakaran limbah mencemari udara, sehingga barang-barang mereka menjadi hitam
bercampur minyak dan sulit dibersihkan.

Ketua RT 06 RW 02 Desa Butuh Rakiman (42), mengatakan, puluhan warganya


mengalami sakit mata akibat pengaruh asap yang ditimbulkan dari pembakaran limbah
perusahaan tersebut. "Warga banyak yang sakit mata merah dan sesak pernafasan akibat asap
limbah pabrik," katanya.

Selain itu, warga banyak yang mengeluh akibat asap tersebut, pakaian yang dijemur
menjadi hitam berminyak dan sulit sekali dibersihkan.

Lurah Desa Butuh, Joko Masila, mengatakan, warga juga menuntut agar limbah pabrik
yang mengalir dan mencemari Sungai Gandul di Desa Butuh untuk dihentikan, karena mereka
tidak bisa lagi memanfaatkan air sungai itu.

Ratusan pengunjuk rasa tersebut masuk di halaman pabrik sejak pukul 06.00 WIB dan
dijaga keamanan dari Polres maupun TNI setempat dan mereka menunggu jawaban dari pihak
pabrik. Siang sekitar pukul 12.00 WIB, sebanyak lima perwakilan dari mereka diterima Kabag
Personalia PT. Hanil Indonesia Edi Swasana.

Joko Marsilo menambahkan, dari hasil pertemuan tersebut pihak pabrik milik Korea
itu mebuat surat tertulis yang ditandatangi pemilik perusahaan, Shi Jin Ho, dan isinya
menyanggupi akan mengganti kerugian warga.

Namun, sebelumnya harus dibentuk tim dari kedua pihak untuk mendata kerugian
warga akibat asap limbah pabrik tersebut.

Selain itu, pemilik pabrik pemintalan benang tersebut juga menjelaskan, bagi warga
yang menderita sakit akibat limbah pabrik akan diperiksa oleh dokter perusahaan. "Jika ada
warga yang sakit dan perlu perawatan serius segera dirujuk ke rumah sakit dan perusahaan
akan membiayai pengobatannya," kata Joko Marsilo saat membacakan surat perjanjian
tersebut di depan seratusan warganya.
Menurut informasi dari PT Hanil, lanjut dia, asap pabrik yang mencemari warga
sekitarnya akibat mesin pembakaran limbah dengan batubara mengalami rusak sehingga
mereka mengganti dengan mesin cadangan.

Penggunaan mesin cadangan tersebut sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, sehingga ada
sekitar 75 kepala kelurga (KK) di lima dusun di Desa Butuh tercemar asap yang dikeluarkan
dari pembakaran limbah pabrik.

Setelah mendengarkan jawaban dari Shi Jin Ho, massa membubarkan diri dengan
tertib dan akan menunggu realisasi dari pihak perusahaan.

Sumber: Warta Bumi, Jumat 19 September 2008

Analisis

Berkaitan dengan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, sudah diatur dalam
Pasal 28 H UUD 1945 dan Pasal 9 ayat (3) Undang Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia. Dari kasus diatas PT. Hanil Indonesia dalam produksinya mengabaikan
prosedur pembuangan limbah pembakaran sehingga mencemari udara di sekitarnya. Keadaan
seperti itu yang terus berlanjut memiliki dampak pada masyarakat disekitarnya. Asap tersebut
membuat barang-barang penduduk menjadi hitam dan berminyak sehingga sulit untuk
dibersihkan. Selain itu, penduduk banyak yang mengalami sakit mata dan sesak
pernafasannya. Hal ini sudah menunjukan bahwa PT. Hanil Indonesia telah melanggar pasal-
pasal diatas, dikarenakan pembuangan limbah yang mencemari udara tersebut sudah
mengambil hak setiap orang atas lingkungan yang baik dan sehat.

PT. Hanil Indonesia, menurut pasal 21 huruf b PP No. 41 Tahun 1999 memiliki
kewajiban untuk melakukan pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara yang
diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Dengan adanya kejadian seperti
ini, maka bisa dikatakan bahwa PT. Hanil Indonesia telah mengabaikan hal tersebut.
Penyelesaian yang dilakukan dalam hal ini ditempuh dengan musyawarah meski pada awalnya
dengan unjuk rasa. Penyelesaian sengketa lingkungan yang diatur dalam UU No. 23 Tahun
1997 dapat ditempuh melalui pengadilan maupun di luar pengadilan berdasarkan pilihan
secara suka rela para pihak (pasal 30 ayat (1)).
Selain itu, PT. Hanil Indonesia menurut pasal 25 ayat (1) PP No. 41 Tahun 1999
berkewajiban pula untuk melakukan penanggulangan dan pemulihan terhadap pencemaran
yang dilakukannya. PT. Hanil Indonesia memberikan pengobatan bagi korban ke dokter
perusahaan dan yang memerlukan perawatan khusus akan dirujuk ke rumah sakit dengan
seluruh biaya ditanggungnya.

Tak luput pula, PT. Hanil Indonesia tetap memiliki kewajiban pemberian ganti rugi,
seperti di atur pasal 54 ayat (2) PP No. 41 Tahun 1999. Pemberian ganti rugi diberikan melihat
tingkat kerugian akibat pencemaran yang telah dilakukannya menimbulkan penderitaan yang
dialami para korban tidak saja penderitaan fisik namun juga berpotensi menimbulkan dampak
jangka panjang yang akan diderita korban akibat pencemaran tersebut.

4. Bagaimana pelaksanan penegakan hukum lingkungan yang terjadi di Indonesia, beriukan


contoh kasus!
Menurut saya dalam pelaksanaan penegakan hukun lingkungan yang terjadi di Indonesia masih
cukup tajam ke bawah dan tumpul ke atas, meskipun sudah ada aturan yang jelas ada peraturan
perundangan undangan berkaitan dengan lingkungan namun hal ini realitanya belum terlaksana
dengan baik. Seperti salah satu kasus pembakaran hutan yang masih dianggap tidak bersalh
seperti kasus 6 peladang kasus karhutla di Sintang divonis bebas.
Dikutip dari CNN Indonesia, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sintang, Kalimantan Barat
memvonis bebas enam peladang yang didakwa melakukan pembakaran hutan dan lahan. Enam
peladang divonis tidak bersalah dan bebas dari segala tuntutan, Senin (9/3/20).

Anda mungkin juga menyukai