Kasus KLHK Dan PT Ka
Kasus KLHK Dan PT Ka
KLHK dengan
PT Kalista Alam
Anggota Kelompok
Isti Nuraini F. 21413241040
B
Pelanggaran Hukum
C
Subjek Hukum
D
Sumber Hukum
E
Pihak yang Menangani
F
Kategori Hukum
Kronologi Kasus
PT. Kalista Alam sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan
kelapa sawit pada tahun 2014 silam, terbukti melakukan perbuatan
melawan hukum atas land clearing dengan membakar kawasan gambut
setebal lebih dari 3 meter. Perbuatan tersebut dilakukan dengan alasan
untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit.
Dari yang telah dilakukan oleh PT. Kalista Alam terhadap land clearing
tanpa izin dan membakar hutan, perbuatan tersebut termasuk perbuatan
melawan hukum atas karhutla. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) berdasarkan kasus tersebut akhirnya mengajukan
gugatan perdata PT. Kalista Alam ke Pengadilan Negeri Meulaboh. Akibat
yang dialami setelah PT. Kalista Alam membakar lahan tersebut
menyebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan.
Kronologi Kasus
Respon PT KA
Sikap tidak setuju PT Kallista Alam terhadap Putusan PN Melalui amar putusan, gugatan perlawanan yang
Meulaboh atas ditetapkannya PMH di pengadilan dilayangkan PT. Kalista Alam ditolak oleh Majelis Hakim
membuatnya naik banding dan kasasi, namun akhirnya Pengadilan Negeri Suka Makmue yang dimuat dalam Nomor
ditolak oleh Pengadilan Negeri (PN) Suka Makmue. Putusan Perkara 6/PDT.BTH/2019/PN.SKM. Ditetapkan dan disahkan
Pengadilan Negeri (PN) Suka Makmue diapresiasi oleh pada 13 Oktober 2020. Dengan ditolaknya gugatan
KLHK. Selanjutnya akhirnya PT. Kalista Alam melayangkan perlawanan, maka biaya perkara harus dibayar oleh pihak
gugatan perlawanan karena keputusan dari PN sampai MA pelawan (PT Kalista Alam, dengan biaya yang ditetapkan
dianggap tidak adil, meskipun saat ini kasus tersebut sudah Majelis Hakim sejumlah Rp. 3.034.400,00.
inkracht dan dalam tinggal pelaksanaan eksekusi. Namun
hasil akhirnya dapat dibilang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan PT Kalista Alam, dan gugatan perlawanan yang
diajukan nyatanya juga ditolak Mahkamah Agung. Dilihat
melalui putusan kebakaran hutan dan lahan termasuk
extraordinary crime. Yang harus bertanggung jawab atas
karhutla tersebut adalah pihak korporasi mereka. Pada
kasus ini, prinsip in dubio pro natura digunakan oleh Majelis
Hakim.
PT KA lalai dalam penanganan Karhutla di lokasi perkebunan
sawitnya seluas lebih dari 1.000 hektare. Selanjutnya, PT KA
diharuskan untuk membayar ganti rugi sebesar Rp
57.151.709.500,00. Ganti rugi Karhutla yang telah dibayarkan PT.
KA sebesar Rp. 57.151.709.500 adalah pembayaran awal atau 50%
dari nilai ganti rugi lingkungan keseluruhan sebesar
Rp114.303.419.000. Pelunasan Pembayaran Ganti Rugi
Pelanggaran selanjutnya akan dilakukan pada tanggal 18 November 2023.
Disamping membayar ganti rugi lingkungan, PT. KA menyanggupi
Hukum untuk melakukan tindakan pemulihan lingkungan hidup secara
mandiri terhadap lahan yang terbakar seluas kurang lebih 1000 ha.
Korban
Putusan Pengadilan
Ikhsana, L., & Rahmah, N. A. (2021). Civil lawsuit cases of forest and land fires PT Kalista
Alam (Study of Meulaboh district court decision number 12/PDT.G/2012/PN.MBO).
Jurnal Scientia Indonesia, 7(2), 185-200.
Saiyar, O. D. (2023). PT KALLISTA ALAM Bayar Ganti Rugi Lingkungan 57 Miliar Rupiah
Atas Kebakaran Hutan dan Lahan. Ditjen GAKKUM.
Terima
Kasih