Anda di halaman 1dari 136

KESIMPULAN

Dalam Perkara Tata Usaha Negara


Nomor: 064/G/2014/PTUN Smg

antara:

1. Joko Prianto
2. Sukimin
3. Suyasir
4. Rutono
5. Sujono
6. Sulijan
7. Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Untuk Selanjutnya disebut PARA PENGGUGAT)

melawan:

Gubernur Jawa Tengah


(Untuk Selanjutnya disebut TERGUGAT)

Dan

PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk


(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II INTERVENSI)

Dengan Objek Sengketa

Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/17 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Kegiatan Penambangan Oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, Di
Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah

Tim Advokasi Peduli Lingkungan


Jalan Jomblangsari IV Nomor 17, Semarang, Kode Pos 50256
Semarang, 2 April 2015

Perihal: Kesimpulan

Kepada
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
Yang memeriksa dan mengadili perkara sengketa Tata Usaha Negara
No. 064/G/2014/PTUN Smg

di

Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang


Jalan Abdurrahman Saleh Nomor 89 Semarang

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini para advokat yang tergabung dalam Tim
Advokasi Peduli Lingkungan yang memilih domisili hukum di Jalan Jomblangsari IV
Nomor 17, Semarang, Kode Pos 50256, yaitu: Muhnur, S.H., Evarisan, S.H., M.H.,
Siti Rakhma Mary Herwati, S.H., M.Si., Tandiono Bawor Purbaya, S.H., Judianto
Simanjuntak, S.H., Mualimin Pardi Dahlan, S.H., Wahyu Wagiman, S.H., Asep
Mufti, S.H., Eko Roesanto Fiaryanto, S.H.,M.H., dan Zainal Arifin, S.H.I.,
berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 30 Agustus 2014, dan memberikan kuasa
kepada Alvon Kurnia Palma, S.H., Bahrain, S.H., Ridwan Bakar, S.H., M. Ainul
Yaqin, S.H.I., Wahyu Nandang Herawan, S.H., dan Syamsul Munir, S.H.I.,
berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 23 Oktober 2014, bertindak untuk dan
atas nama PARA PENGGUGAT dengan ini hendak mengajukan kesimpulan atas
perkara sengketa Tata Usaha Negara Nomor 064/G/2014/PTUN.Smg.

Mengawali kesimpulan ini, kiranya patut kita ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang selalu memberikan kesehatan bagi kita semua, hingga kita
semua bisa melalui proses persidangan yang cukup panjang. Kami ucapkan terima
kasih kepada Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang yang
menangani perkara nomor 064/G/2014/PTUN.Smg yang telah menyidangkan
perkara a quo dan terus memberikan kesempatan kepada para pihak untuk
membuktikan dalil-dalilnya. Semoga melalui proses panjang dan melelahkan ini,
serta ditutup dengan kesimpulan masing-masing pihak, Majelis Hakim dapat

2
menggunakan kemampuan, hati nurani dan keadilan dalam memberikan
pertimbangan serta putusan perkara a quo.

Kami juga berterima kasih kepada Tergugat dan Tergugat II Intervensi, termasuk di
dalamnya para kuasa hukum masing-masing pihak yang telah mengikuti proses
persidangan ini dengan baik dan lancar. Semoga proses yang telah dijalani ini
memberikan manfaat besar kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam perkara ini, Kami menggugat Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan dalam rangka rencana penambangan dan pembangunan pabrik semen di
kawasan Pegunungan Watuputih Kabupaten Rembang oleh PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk -sejak 20 Desember 2012 menjadi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk -.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pembangunan merupakan suatu usaha yang
memerlukan kerja sama raksasa yang meliputi berbagai bidang yang jalin-menjalin
(vide: Satjipto Raharjo, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Jakarta, 1981, hal. 131).
Pembangunan sebagai suatu perubahan sosial yang terencana lebih nampak lagi
apabila diperhitungkan pula akibat-akibat yang harus ditanggulangi. Sejak terjadi
proses pengeksploitasian dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
atas nama pembangunan yang berakibat pada kehancuran dan kepunahan nilai-nilai
ekologis yang terkandung di dalam alam. Sehingga dengan cepat terjadi penurunan
daya dukung lingkungan serta kerusakan lingkungan, termasuk berkurangnya dan
hilangnya keanekaragaman hayati [biodiversity]. Menurut Muladi:

Sumber daya alam [SDA] menjadi aspek yang sangat penting karena Indonesia adalah
negara yang “basis ekonominya” tergantung dari sumber daya alam. Komoditas yang
diekspor sebagian besar adalah sumber daya alam, baik berupa kayu, minyak, timah, biji
besi dan bahan tambang lainnya. Pemanfaatan sumber daya alam selama ini lebih
berorientasi pada kepentingan ekonomi, sumber daya alam dipandang sebagai aset untuk
mengeruk devisa sebesar-besarnya dengan kurang memperdulikan kelestariannya.
(vide:Demokrasi Pengelolaan Sumber Daya Alam: Reformasi Hukum dan Kebijakan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan serta
Berbasis Kerakyatan; Urgensi dan Prioritas, ICEL, Jakarta, 1999, hal. 2)

Berdasarkan Kajian Potensi Kawasan Karst Kendeng Utara Pegunungan


RembangKabupaten Rembang, Jawa Tengah, ditemukan jumlah debit yang terukur
di lapangan. Dari 109 mata air yang ada di kawasan pegunungan karst Watuputih
dapat diperhitungkan estimasi volume air yang dihasilkan oleh mata air dalam satu
hari. Bila disimulasikan, mata air yang terkecil adalah 0,02 liter/detik dalam 1 hari/24
jam/3600 menit/86400 detik sehingga akan menghasilkan air sejumlah 1728 liter
dalam satu hari. Mata air dengan debit terbesar 600 liter/detik dalam 1 hari akan
menghasilkan 51.840.000 liter air dimana kurang dari 10% dimanfaatkan langsung
untuk kebutuhan masyarakat dan sisanya terdistribusi ke lahan pertanian.

3
Hal ini menunjukkan bahwa air yang dihasilkan dari sumber-mata air yang ada di
sekitar kawasan karst CAT Watuputih melebihi kebutuhan dasar masyarakat akan air
yang rata-rata membutuhkan 15 – 20 liter/hari/orang. Jika nilai ini divaluasi sebagai
potensi ekonomi, maka jumlah air yang dihasilkan akan melebihi nilai yang didapat
dari sektor pertambangan yang justru berpotensi mengurangi bahkan
menghilangkan pasokan dan distribusi air pada sumber-mata air yang ada di sekitar
kawasan karst CAT Watuputih. Mata air Sumber Semen menjadi sumber utama
untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di 14 Kecamatan Kabupaten Rembang,
dengan estimasi memenuhi kebutuhan 607.188 jiwa di 14 kecamatan Kabupaten
Rembang (PDAM, 2013). Kebutuhan air tersebut sebagian besar disuplai dari CAT
Watuputih dan sebagian lagi dari sayap antiklin yang membentang antara Gunung
Butak – Tengger dan sekitarnya maupun dari selatan Desa Tahunan.

Oleh karena itu, dalam kasus ini mohon kepada Majelis Hakim untuk
mempertimbangkan azas In Dubio Pro Natura guna melindungi kawasan karst dan
CAT Watuputih yang menjadi tempat penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Konsep perlindungan lingkungan bukan semata-mata untuk manusia, tetapi juga


makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan. Pengelolaan yang berorientasi
hanya pada manusia dan bermotif ekonomi ternyata sangat merusak lingkungan
hidup. Bahkan cenderung mengabaikan hak-hak makhluk hidup lain.

Hakim Agung Takdir Rahmadi banyak menyinggung tentang penghargaan manusia


terhadap hak-hak makhluk hidup lain. “Ada legal right for natural objects,” sebuah
pernyataan yang mendukung dan mendorong penerapan doktrin in dubio pro natura.
Jika dalam menangani suatu perkara, hakim mengalami keragu-raguan mengenai
bukti, maka hakim mengedepankan perlindungan lingkungan dalam putusannya.
Dalam hukum pidana dikenal doktrin in dubio pro reo, yang berarti jika ada keragu-
raguan mengenai suatu hal, hakim harus menjatuhkan hukuman yang meringankan
terdakwa.

Doktrin ini terutama digunakan berkaitan dengan prinsip kehati-hatian (precautionary


principle) yang dirumuskan dalam Dekralasi Rio. Pembuktian kerusakan lingkungan
harus merujuk pada mekanisme pro justisia. Tetapi jika proses pembuktian ilmiah
tidak bisa atau terlambat, maka hakim harus mendahulukan kepentingan
perlindungan lingkungan. Bagi Takdir, langkah-langkah perlindungan lingkungan
tetap perlu dilakukan meskipun terdapat ketidakpastian ilmiah tentang dampak
negatif suatu rencana kegiatan.

Meskipun secara ekonomi ada keuntungan besar yang diperoleh dengan


membiarkan kerusakan, alasan itu tak dapat dibenarkan. Alasan ekonomi tidak boleh
dijadikan dasar pandangan bahwa perlindungan lingkungan tidak perlu. Bahwa

4
dalam kegiatan-kegiatan yang sangat beresiko, perlindungan lingkungan tetap harus
dikedepankan.

Mencermati seluruh dalil-dalil serta bukti-bukti yang terungkap di persidangan,


penting bagi kami untuk menyampaikan hal-hal yang relevan serta memiliki fakta
yang kuat sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan majelis hakim dalam
memberikan putusan.

Karenanya, dalam kesimpulan ini kami mohon kepada Majelis Hakim agar
menggunakan fakta-fakta persidangan, ketentuan peraturan perundang-undangan,
pengetahuan, hati nurani, dan keadilan dalam memberikan pertimbangan sebelum
memberikan putusan.

Selanjutnya, agar sistematis, maka kesimpulan ini akan dibagi menjadi sub bagian
sebagai berikut:
I. Fakta dan Analisa Persidangan
I.1. Para Penggugat memiliki legal standing
I.2. Pegunungan Watu putih sudah ditetapkan sebagai Cekungan Air Tanah
(CAT)
I.3. Bentang Alam Kars dan Kawasan Imbuhan Air Tanah adalah Kawasan
Lindung Geologi;
I.4. Keputusan A-quo Mengandung Cacat Hukum, Kekeliruan, Penyalahgunaan,
serta Ketidakbenaran dan atau Pemalsuan Data, Dokumen dan atau
Informasi;
I.5. Keputusan A-quo Bertentangan Dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan
yang baik
I.6. Alat Bukti Tergugat dan Tergugat II Intervensi tidak relevan, tidak berdasar
dan/atau justru memperkuat dalil Para Penggugat
II. Kesimpulan
III. Permohonan

I. Fakta dan Analisa Persidangan

a. Bahwa hal–hal yang telah dikemukakan dalam gugatan dan replik PARA
PENGGUGAT mohon dianggap sebagai suatu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari kesimpulan ini;

b. Bahwa PARA PENGGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil


jawaban dan duplik TERGUGAT dan TERGUGAT II INTERVENSI,
kecuali yang diakuinya secara tegas;

5
c. Bahwa pada intinya, perkara Tata Usaha Negara Nomor
064/G/2014/PTUN.Smg adalah Gugatan Penggugat untuk membatalkan
Keputusan Tergugat berupa Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 660.1/17 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan
Penambangan Oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, Di Kabupaten
Rembang, Provinsi Jawa Tengah tertanggal 7 Juni 2012 yang pada pokoknya
KTUN Objek Sengketa telah bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan sebagai berikut:

Peraturan yang
bertentangan Pokok Alasan
Undang-Undang Republik Konservasi sumberdaya air dilaksanakan salah
Indonesia Nomor 7 satunya di cekungan air tanah
Tahun 2004 tentang Cekungan Watuputih sudah ditetapkan sebagai
Sumberdaya Airjo. cekungan air tanah
Keputusan Presiden
Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2011
tentang Penetapan
Cekungan Air Tanah
Undang-Undang Republik Bentang alam karst dan kawasan imbuhan air
Indonesia tanah adalah kawasan lindung geologi
Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang
jo.Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional

Undang-Undang Republik Keputusan a-quo mengandung cacat hukum,


Indonesia kekeliruan, penyalahgunaan, serta
Nomor 32 Tahun 2009 ketidakbenaran dan/atau pemalsuan data,
tentang Perlindungan dan dokumen, dan/atau informasi
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Peraturan Daerah Jawa Cekungan Watuputih adalah kawasan lindung
Tengah Nomor 6 Tahun imbuhan air yang seharusnya dilindungi
2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2030 jo.
Keputusan Presiden

6
Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2011
tentang Penetapan
Cekungan Air Tanah

Peraturan Daerah Cekungan Watuputih adalah kawasan lindung


Kabupaten Rembang imbuhan air yang seharusnya dilindungi
Nomor 14 Tahun 2011
tentang RTRW Luas konsesi melebihi kawasan yang
Kabupaten Tahun 2011 – diperuntukkan untuk industri pertambangan
2031 jo. Keputusan besar
Presiden Republik
Indonesia Nomor 26
Tahun 2011 tentang
Penetapan Cekungan Air
Tanah

d. Bahwa selain bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan, KTUN


Objek sengketa juga bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan
yang Baik atau sebagaimana yang tertuang dalam asas kepastian hukum, asas
tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas
proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas;

e. Bahwa PARA PENGGUGAT telah mengajukan sebanyak 56 bukti surat


yang terangkum dalam P.1 hingga P.46 yang kesemuanya telah dibubuhkan
materai secukupnya sehingga sah menurut hukum. Kami juga sudah
menghadirkan saksi dan ahli yang keteranganya ada di lampiran yang tidak
terpisahkan dari kesimpulan ini,

f. Bahwa alat bukti diatas memperkuat gugatan PARA PENGGUGAT dan


membuktikan dalil-dalil pada gugatan serta replik, yang jika diuraikan sebagai
berikut:

I.1. Para Penggugat Memiliki Legal Standing

a. Bahwa dalam proses persidangan PARA PENGGUGAT telah


menghadirkan alat bukti tertulis untuk memperkuat dan membuktikan
dalil-dalil gugatan sebagai berikut:

7
KODE BUKTI MEMBUKTIKAN
P.1 Anggaran Dasar Membuktikan bahwa Yayasan
Yayasan Lingkungan Wahana Lingkungan Hidup
Hidup Indonesia, Indonesia didirikan pada tanggal 15
Nomor 11, tertanggal Oktober 1982 dimana tujuan
10 Maret 1983, dibuat didirikan yayasan tersebut adalah
oleh kantor Notaris mendorong peran serta lembaga
Doctorandus Haji swadaya masyarakat dalam usaha
Erwal Gewang, SH. pengembangan lingkungan hidup,
di Jakarta. serta menyalurkan aspirasinya dalam
lingkungan nasional.
P.2 Akta Pendirian Membuktikan bahwa Akta Pendirian
Yayasan Lingkungan Yayasan ini pada pasal 2 menyatakan
Hidup Indonesia tentang maksud dan tujuan didirikan
Nomor :05, yang Yayasan, yaitu mendorong peran serta
dibuat Arman Lany, lembaga swadaya masyarakat dalam
SH., Notaris di usaha pengembangan lingkungan
Jakarta pada tanggal hidup, serta menyalurkan aspirasinya
24 Mei 2007. dalam lingkungan nasional.
P.3 Akta Perbaikan Perubahan pada halaman 4, halaman
Yayasan Wahana 5, pasal 2, pasal 3 dan pasal 4. Akta
Lingkungan Hidup ini merupakan tindak lanjut dari Surat
Indonesia Nomor 4, Departemen Hukum Dan Hak Asasi
yang dibuat oleh Manusia, Direktorat Umum Nomor :
Arman Lany, SH., C2-HT.01.02.A-3307 tertanggal 24
Notaris Di Jakarta Mei 2007. Dalam pasal 3 huruf C
pada tanggal 27 disebutkan tujuan Yayasan Walhi
Agustus 2007; adalah “menghimpun permasalahan
lingkungan hidup dan sumberdaya yang ada
serta menemukan berbagai alternatif
pemecahannya”.

P.4 Surat Departemen Surat ini membalas surat dari Notaris


Hukum Dan Hak tentang perubahan perbaikan akta.
Asasi Manusia Selanjutnya memerintahkan kepada
Republik Indonesia, Yayasan Wahana Lingkungan Hidup
Direktorat Jenderal Indonesia untuk mengirimkan Akta
Administrasi Hukum Perbaikan Yayasan dalam jangka
Umum Nomor : C2- waktu 30 hari;
HT.01.02.A-3307
tertanggal 6 Agustus
2007 yang terdapat

8
dalam Lampiran
Salinan Akta Nomor :
4 Tanggal 27 Agustus
2007, Perihal Yayasan
Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia.
P.5 Keputusan Menteri Surat Keputusan Ini Memutuskan
Hukum Dan Hak Bahwa : Menetapkan Memberikan
Asasi Manusia Pengesahan Akta Pendirian Yayasan
Republik Indonesia Wahana Lingkungan Hidup
Nomor : C – 2898. Indonesia Berkedudukan Di Jakarta.
HT.01.02.TH 2007, Surat Keputusan ditandatangani atas
tetanggal 10 nama Menteri Hukum Dan Hak
September 2007, Asasi Manusia DR. Syamsudin
perihal pengesahan Manan Sinaga, S.H., M.H. Surat
pendirian Yayasan Keputusan Sekaligus Memberikan
Wahana Lingkungan Dasar Penetapan Badan Hukum
Indonesia Yayasan;
P.6 Akta Pernyataan Akta ini menyatakan perubahan
keputusan Rapat pengurusan terhadap diri Chalid
Yayasan Wahana Muhammad, Muhammad Ridha,
Lingkungan Hidup Farah Sofa, Yuliana Erasmus Dan
Indonesia Nomor : Sofwan Yang Masing-Masing Dan
04, yang dibuat oleh Berturut-Turut Selaku Ketua, Wakil
Armany Lany, S.H Ketua, Sekretaris, Bendahara, Dan
pada tanggal 17 Juni Anggota Yayasan, Serta Mengangkat
2008. Berry Nahdian Forqan, Tegar M
Erwin Usman, Muhammad Fadli,
Muhammad Teguh Surya, masing-
masing dan berturut-turut selaku
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
Anggota Yayasan.
P.7 Surat Departemen Pemberitahuan Dirjen AHU
Hukum Dan Hak Departemen Hukum Dan Hak
Asasi Manusia Asasi Manusia bahwa perubahan
Republik Indonesia, susunan pembina, pengurus dan
Direktorat Jenderal pengawas Yayasan Wahana
Administrasi Hukum Lingkungan Hidup Indonesia yang
Umum Surat Nomor berkedudukan di Jakarta sesuai
: AHU-AH.01.08- dengan Akta Nomor 04 tanggal 17
426, tertanggal Juni 2008, telah diterima dan dicatat
Jakarta 11 Juli 2008, oleh Dirjen AHU.
Perihal : Surat dari

9
Yayasan Wahana
Lingkungan Hidup
Indonesia tentang
perubahan susunan
Pembina, pengurus,
dan pengawas
Yayasan Walhi.
P.8 Surat Keputusan Surat Ini Merupakan Balasan Dari
Kementerian Surat Yayasan Wahana Lingkungan
Hukum Dan Hak Indonesia Yang Menanyakan
Asasi Manusia, Tentang Perubahan Kepengurusan
Direktorat Jenderal Yayasan Wahana Lingkungan
Administrasi Hidup Indonesia. Surat Ini
Hukum Umum, Menyatakan Bahwa Perubahan
Surat Nomor : Pembina, Pengawas Dan Pengurus
AHU.2-AH.01.09- Yayasan Wahana Lingkungan
13641, Jakarta 28 Hidup Indonesia Telah Tercatat
November 2011, Dalam Daftar Yayasan dengan
Perihal : Nomor : AHU-AH.01.08-426
Pemberitahuan tanggal 11 Juli 2008;
Perubaan Pengurus
Yayasan Wahana
Lingkungan Hidup
Indonesia.
P.9 Pernyataan Akta Ini Menyatakan Pergantian
Keputusan Rapat Pembina Yayasan Wahana
Pembina Yayasan Lingkungan Hidup Indonesia,
Wahana Pengurus Yayasan Wahana
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Indonesia, dan
Indonesia, Nomor : Pengawas Yayasan Wahana
01, yang dibuat Lingkungan Hidup Indonesia.
oleh Arman Lany,
S.H., Notaris
berkedudukan di
Kota Jakarta
Selatan, tertanggal
3 Agustus 2012.
P.10 Surat Keputusan Surat Ini Merupakan Balasan Dari
Kementerian Kantor Notaris Arman Lany
Hukum Dan Hak Nomor
Asasi Manusia RI, 141/Lap/Not.Al/VIII/2012
Direktorat Jenderal Tanggal 06 Agustus 2012, Dengan
Administrasi Hukum Ini Memberitahukan Bahwa

10
Umum, Surat Susunan Pembina, Pengurus dan
Nomor : AHU- Pengawas Yayasan Wahana
AH.01.06-679 Lingkungan Hidup Indonesia yang
Tertanggal 11 berkedudukan di Jakarta, sesuai
September 2012, Akta 01 tanggal 03 Agustus 2012
Yang Ditandatangani telah diterima dan dicatat dalam
Oleh Direktur daftar Yayasan.
Jenderal
Administrasi Hukum
Umum DR. Aidir
Amin Daud, S.H.,
M.H., Tentang
Perubahan Susunan
Pembina, Pengurus,
Dan Pengawas
Yayasan Walhi
Sesuai Akta Nomor
1 tanggal 3 Agustus
2012.
P.11 Undang-undang Membhuktikan Bahwa hak gugat
Nomor 32 tahun organisasi yang diatur dalam Pasal 1
2009 Tentang (27), Pasal 92 (1), Pasal 92 (3)
Perlindungan dan Undang-undang 32 tahun 2009
Pengelolaan menyatakan bahwa Walhi sebagai
Lingkungan Hidup salah satu organisasi lingkungan
[PPLH]. hidup berhak mengajukan gugatan
untuk kepentingan pelestarian fungsi
lingkungan hidup.

b. Bahwa selama persidangan PARA TERGUGAT selain menyerahkan


bukti tertulis juga menghadirkan saksi dan keterangan ahli, adapun untuk
memperkuat dali bahwa PARA TERGUGAT memiliki hak gugat (legal
standing), ahli yang dihadirkan adalah Dr. Riawan Tjandra, yang
menerangkan bahwa baik NGO maupun individu memiliki legal
standing untuk mengajukan gugatan dalam kasus lingkungan;

c. Bahwa PENGGUGAT I sampai PENGGUGAT VI telah memiliki legal


standing berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 2004 Tentang
Perubahan Atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara, Pasal 53 (1) menyatakan :

Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan


oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis

11
kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
tanpa disertai tuntutan gati rugi dan/atau rehabilitasi.

d. Bahwa selain menghadirkan ahli PENGGUGAT VII juga menyertakan


bukti-bukti tertulis (P.1, P.2, P.3, P.5) yang mana pada intinya adalah
bukti-bukti tersebut menerangkan tentang kedudukan hukum
PENGGUGAT VII sebagai organisasi Lingkungan Hidup yang sudah
berdiri dan aktif melakukan kegiatan advokasi penyelamatan lingkungan;

e. Bahwa kedudukan hukum PENGGUGAT VII didalam Undang-undang


Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Pasal 1 angka (27), berbunyi sebagai berikut:

Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terorganisasi dan


terbentuk atas kehendak sendiri yang tujuan dan kegiatannya berkaitan dengan
lingkungan hidup.

Lebih lanjut, dalam Pasal 92 ayat (1), berbunyi:

Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhakmengajukan gugatan
untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Lebih lanjut, dalam Pasal 92 ayat (3), berbunyi:

Organisasi lingkungan hidup dapatmengajukan gugatan apabila


memenuhipersyaratan:
a. berbentuk badan hukum;
b. menegaskan di dalam anggarandasarnya bahwa organisasi
tersebutdidirikan untuk kepentingan pelestarianfungsi lingkungan hidup;
dan
c. telah melaksanakan kegiatan nyatasesuai dengan anggaran dasarnya
palingsingkat 2 (dua) tahun.

f. Bahwa berdasarkan bukti-bukti tersebut diatas baik bukti tertulis


maupun bukti keterangan ahli PARA PENGGUGAT mempunyai
hak gugat (legal standing) untuk mengajukan gugatan perkara a
quo;

12
I.2. Pegunungan Watu putih sudah ditetapkan sebagai Cekungan
Air Tanah (CAT)

a. Bahwa dalam proses persidangan PARA PENGGUGAT telah


menghadirkan alat bukti tertulis untuk memperkuat dan membuktikan
dalil-dalil gugatan sebagai berikut:

KODE BUKTI MEMBUKTIKAN


P.13 Hasil Penelitian Air Membuktikan bahwa dalam kajian
Bawah Tanah ini menyimpulkan Gunung
Gunung Watuputih Watuputih dan sekitarnya secara
dan sekitarnya fisiografis tergolong dalam tipe
Kecamatan Sale, bentang alam karst. Terdapat
Kabupaten fenomena alam unik dengan adanya
Rembang oleh Dinas goa-goa alam dan sungai bawah
Pertambangan tanah.
Provinsi Jawa
Tengah.
P.14 Kajian Potensi Membukitikan bahwa fungsi
Kawasan Karst Pegunungan Watuputih sebagai
Pegunungan kawasan Karst dimana aquifer air
Kendeng Utara masih berjalan sangat baik.
Pegunungan Di kawasan tersebut (pada saat
Rembang Madura kajian dilakukan) ditemukan 49 goa
Kabupaten yeng tersebar dan 4 diantaranya
Rembang Jawa merupakan goa yang memiliki
Tengah. sungai bawah tanah aktif. Selain itu
juga terdapat 109 mata air yang
(Kajian Ini Juga tersebar di wilayah CAT Watuputih
Telah sebagai mata air parenial yang
Dipresentasikan mengalir di sepanjang musim
Dalam Seminar kemarau dan penghujan.
Nasional Kebumian Hilangnya fungsi epikarst akan
Ke-7 dan mengakibatkan hilangnya fungsi
Simposium resapan air pada kawasan CAT
Pendidikan Geologi Watuputih, dimana mata air yang
Nasional di ada di sekitar kawasan karst CAT
Yogyakarta pada 30- Watuputih mampu memenuhi
31 Oktober 2014) kebutuhan 607.198 jiwa di 14
kecamatan, Kabupaten Rembang.

13
P.19 Undang-Undang Membuktikan bahwa konservasi
Republik Indonesia sumberdaya air dilaksanakan salah
Nomor 7 Tahun satunya di cekungan air tanah.
2004 tentang Sementara tindakan konservasi
Sumberdaya Air. yang menjadi mandat Undang-
Pasal 20 ayat (1) dan Undang Republik Indonesia
(2) Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Pasal 21 ayat (1) dan Sumberdaya Air TIDAK termasuk
(2) kegiatan-kegiatan bisa dilakukan
Pasal 25 ayat (1) berdasarkan Keputusan A-quo
yaitu: pertama, penambangan
batu kapur; kedua, penambangan
tanah liat; ketiga membangun
pabrik dan utilitas; keempat
membangun jalan produksi, dan
kelima, membangun jalan
tambang.
P.20 Keputusan Presiden Membuktikan bahwa Cekungan
Republik Indonesia Watuputih sudah ditetapkan sebagai
Nomor 26 Tahun cekungan air tanah, dengan demikian
2011 tentang bahwa Cekungan Air Tanah
Penetapan Cekungan Watuputih adalah cekungan air yang
Air Tanah. harus dikonservasi
P.21 Undang-Undang Membuktikan bahwa bentang alam
Republik Indonesia karst dan kawasan imbuhan air tanah
Nomor 26 Tahun (yang dalam aturan lain disebutkan
2007 tentang sebagai kawasan lindung geologi)
Penataan Ruang. adalah kawasan lindung Nasional.

P.22 Peraturan Pemerintah Membuktikan bahwa bentang alam


Republik Indonesia karst dan kawasan imbuhan air tanah
Nomor 26 Tahun adalah kawasan lindung geologi.
2008 tentang Bahwahasil penelitian Air Bawah
Rencana Tata Ruang Tanah di Gunung Watuputih oleh
Wilayah Nasional Dinas Pertambangan Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah pada Maret
1998 (Vide P.13) menunjukkan bahwa
Gunung Watuputih dan sekitarnya
secara fisiografis tergolong dalam tipe
bentang alam karst. Di dalam bentang
alam karst terdapat fenomena alam
unik dengan adanya goa-goa alam dan

14
sungai bawah tanah.
Oleh karena itu, Keputusan a-quo
bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
P.25 Peraturan Daerah Membuktikan bahwa dalam pasal 30,
Jawa Tengah Nomor pasal 31, pasal 40, pasal 60, pasal 63,
6 Tahun 2010 tentang peraturan ini menerangkan Cekungan
Rencana Tata Ruang Air Tanah Watuputih adalah kawasan
Wilayah Provinsi imbuhan air yang merupakan bagian
Jawa Tengah Tahun dari kawasan lindung geologi yang
2010 – 2030. seharusnya dilindungi.

P.26 Peraturan Daerah Membuktikan bahwa dalam Pasal 19


Kabupaten Rembang aturan ini menyebutkan Cekungan
Nomor 14 Tahun Watuputih adalah kawasan lindung
2011 tentang RTRW imbuhan air yang seharusnya
Kabupaten Tahun dilindungi.
2011 – 2031. Sementara itu, bahwa dalam rencana
penggunaan lokasi penambangan
Batu Gamping di Desa Tegaldowo,
Kajar, Kecamatan Gunem di dalam
dokumen ANDAL disebutkan akan
menggunakan luas lahan 520 ha.
Angka ini JAUH LEBIH BESAR dari
luas peruntukan yang diatur dalam
Pasal 27 ayat (2) peraturan ini yaitu
seluas 205 ha;
P.29 Surat Jaringan Bahwa Warga Yang Tergabung
Masyarakat Peduli Dalam JMPPK Rembang Telah
Pegunungan Melayangkan Surat Kepada Badan
Kendeng (JMPPK) Geologi Untuk Meminta Informasi
Rembang, Nomor: Terkait Batas-batas Cekungan Air
01/JMPPK- Tanah Watuputih Yang Ada Di
R/III/2014, kepada Rembang sesuai dengan Keputusan
Presiden Republik Presiden Nomor 26 tahun 2011
Indonesia dan Kepala
Badan Geologi
Kementrian ESDM
RI, Perihal:
Konfirmasi Data

15
Koordinat Batas
CAT Watuputih
dalam Kepres RI No
26 tahun 2011,
tertanggal 3 Maret
2014.
P.30 Surat Badan Geologi Bahwa surat ini merupakan tindak
Kementrian ESDM lanjut dari permohonan informasi
Nomor: tentang batas CAT Watuputih yang
1855/40/BGL/2014, dimohonkan oleh JMPPK yang
Kepada Sekjend didalamnya dilampirkan Data
Kementrian ESDM Keadaan Umum Cekungan Air Tanah
RI, Perihal: Data (CAT) Watuputih.
Koordinat Batas
CAT Watuputih Bahwa surat ini beserta lampirannya
Rembang, tertanggal dikirimkan ke JMPPK melalui akun
23 April 2014. email Pusat Komunikasi Publik
Kementrian ESDM.
P.31 Data Keadaan Umum Bahwa dalam data ini digambarkan
Cekungan Air Tanah secara detail batas-batas CAT
(CAT) Watuputih Watuputih. Didalamnya juga
(Lampiran Surat Badan dilampirkan peta morfologi, peta
Geologi Kementrian geologi, serta peta hidrogeologi yang
ESDM Nomor: menjelaskan keadaan CAT watuputih.
1855/40/BGL/2014, Bahwa data ini juga menerangkan
Kepada Sekjend sebaran mata air dikawasan CAT yang
Kementrian ESDM RI, selama ini berfungsi memenuhi
Perihal: Data Koordinat kebutuhan warga.
Batas CAT Watuputih
Rembang, tertanggal 23 Bahwa dengan demikian Bukti
April 2014, Yang P.31 membuktikan batas-batas
berisi Keadaan Umum Cekungan Air Tanah Watuputih
Cekungan Air Tanah secara detail yang dapat dijadikan
(CAT) Watuputih.) rujukan dalam penyusunan peta
serta pembuatan kajian,
penelitian, dan perbandingan
kritis terhadap dokumen-
dokumen yang terdapat dalam
Keputusan a-quo.
P.32 Surat Badan Geologi Bahwa Badan geologi telah
Kementrian ESDM mengirimkan surat yang ditujukan
RI Nomor: kepada Gubernur Jawa Tengah yang
3131/05/BGL/2014, menegaskan bahwa untuk menjaga

16
kepada Gubernur kelestarian akuifer CAT watuputih,
Jawa Tengah, Perihal: maka agar TIDAK ADA kegiatan
Tanggapan Rencana penambangan di batu gamping di
Penambangan Batu Kawasan CAT watuputih.
Gamping di Wilayah
Kabupaten Rembang,
tertanggal 1 Juli 2014.
P.33.a Laporan Kunjungan Dengan demikian Bukti P.33.a
Lapangan CAT dan P.33.b yang memaparkan
Watuputih di terdapatnya ciri dan karakteristik
Kabupaten Rembang karst di kawasan CAT watuputih,
pada tanggal 26-29 telah secara nyata membuktikan
Juni 2014, oleh Pusat CAT Watuputih termasuk dalam
Sumber Daya Air kategori karst yang merupakan
Tanah dan Geologi kawasan Lindung Geologi yang
Lingkungan, Badan harus dilindungi dari kegiatan
Geologi, Kementrian budidaya termasuk penambangan
ESDM sebagaimana keputusan a-qou.

(Lampiran Surat Badan


Geologi Kementrian
ESDM RI Nomor:
3131/05/BGL/2014,
kepada Gubernur Jawa
Tengah, Perihal:
Tanggapan Rencana
Penambangan Batu
Gamping di Wilayah
Kabupaten Rembang,
tertanggal 1 Juli 2014)

P.33.b Peraturan Menteri


Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor
17 tahun 2012
tentang Penetapan
Bentang Alam Karst
P.34 Daftar temuan Goa, Bahwa warga (yang tergabung dalam
Mata Air, Ponor, dan JMPPK Rembang) bersama
Sumur hasil survey Acintyacunyata Speleological Club
dan pemetaan (ASC) telah melakukan Survey
partisipatif lapangan dan Pemetaan partisipatif di
masyarakat bersama kawasan CAT Watuputih. Dari

17
Acintyacunyata Speleol Survey yang dilakukan warga
ogical Club (ASC). menemukan 44 Ponor, 74 Goa, 128
Mata Air, dan 52 Sumur yang tersebar
di kawasan CAT Watuputih.

Bahwa keberadaan Ponor, Goa,


Mata Air, dan sumur merupakan
ciri-ciri Kawasan Karst.

P.35 Peta Cekungan Air Bahwa Peta ini merupakan hasil


Tanah (CAT) overlay kawasan CAT Watuputih
Watuputih beserta (Vide P.31) dengan data hasil temuan
sebaran Goa, Mata (survey) warga bersama ASC (vide
Air, Sumur, dan P.34)
Ponor
Bahwa dari peta ini dapat dilihat
sebaran Ponor, Mata air, Goa, dan
sumur yang berada di Kawasan CAT
Watuputih.

Dengan demikian Bukti P.35


membuktikan bahwa CAT
Watuputih merupakan Kawasan
Karst.

P.36.a Peta Lokasi Bahwa Bukti P.36.a merupakan


Pengamatan dan lampiran dalam dokumen Kerangka
Pengambilan Sempel Acuan Analisis damp[ak Lingkungan
Lingkungan (KA-ANDAL) yang didalamnya
terdapat koordinat batas-batas Izin
Usaha Pertambangan PT Semen
Gresik (persero) Tbk.
P.36.b Peta Cekungan Air Bahwa bukti P.36.b dan P.36.c
Tanah (CAT) merupakan peta hasil overlay kawasan
Watuputih Beserta CAT Watuputih (Vide P.31) dengan
Sebaran Goa, Mata data hasil temuan (survey) warga
Air, Sumur, Ponor, bersama ASC (vide P.34), serta Izin
Dan Batas Izin Usaha Usaha Pertambangan PT Semen
Pertambangan PT Gresik (Persero) Tbk (vide P.36.a)
Semen Gresik
(Persero) Tbk. Bahwa dari overlay peta tersebut
telah secara nyata membuktikan:
P.36.c Peta Cekungan Air 1. Bahwa Izin Usaha

18
Tanah (CAT) Pertambangan PT Semen
Watuputih Beserta Gresik (Persero) Tbk. berada
Sebaran Goa, Mata di dalam Kawasan CAT
Air, Sumur, Ponor, Watuputih;
Dan Batas Izin Usaha 2. Bahwa terdapat 22 Ponor, 3
Pertambangan PT Goa, dan 4 Mata Air yang
Semen Gresik berada di dalam Izin Usaha
(Persero) Tbk. detail Pertambangan PT Semen
dengan keterangan Gresik (Persero) Tbk.
tata guna lahan Bahwa dengan demikian secara
nyata Izin Usaha Pertambangan
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
Berada di Kawasan CAT
watuputih yang merupakan
Kawasan Karst dan sudah
semestinya keputusan a-qou
dibatalkan karena kegiatan usaha
sebagaimana keputusan a-quo
tidak sesuai dengan fungsi
kawasan yang merupakan
kawasan lindung geologi yang
harus dilindungi dari segala
kegiatan budidaya termasuk
pertambangan.
P.38.a Foto Ponor Bahwa P.38.a merupakan Ponor yang
terdapat dalam IUP Pertambangan
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
P.38.b Foto Goa Bahwa P.38.b terdapat gambar goa
Puthok, goa nwiyu, dan Goa
ngendongan. Goa wiyu dan goa
ngendongan menunjukan stalaktif
yang masih aktif, artinya goa tersebut
termasuk goa basah.
P.38.c Foto Mata Air Bahwa P.38.c terdapat gambar mata
air yang berada di dalam IUP PT
Semen Gresik (Persero) Tbk
P.38.d Daftar Ponor, goa, Bahwa bukti P.38.a s/d P.38.d
dan Mata air yang membuktikan keberadaan Ponor
masuk dalam IUP Goa dan mata air yang berada di
PT Semen Gresik CAT Watuputih.
(Persero) Tbk.
P.39 Video tentang Bahwa bukti P.39 Menggambarkan
Cekungan Air Tanah ponor, mata air, goa, hasil survey dan

19
(CAT) Karst pemetaan partisipatif yang dilakukan
watuputih di oleh warga. Hasil temuan warga
kabupaten rembang tersebut kemudian dianalisis dan
diperbandingkan keseesuaiannya
dengan karakteristik dan ciri-ciri
kawasan karst.

Selaian itu dalam bukti tersebut juga


menggambarkan hubungan mata air,
goa, dan ponor, dengan keterbutuhan
warga yang berada di kawasan CAT
Karst watuputih.
P.41 Surat Rekomendasi Bahwa dalam Surat Rekomendasi ini
Komisi Nasional Hak (Bukti P.41) KOMNAS HAM
Asasi Manusia menyampaikan kesimpulan
(KOMNAS HAM diantaranya:
RI) kepada Jaringan 1. Pemerintah pusat dan pemerintah
Masyarakat Peduli daerah didalam mengeluarkan Izin
Pegunungan Lingkungan terhadap Perusahaan
Kendeng (JMPPK) Semen di Kabupaten Rembang (PT.
Rembang Nomor: Semen Indonesia) kurang
0.679/K/PMT/II/20 memperhatikan fungsi dan peran
15 Perihal: penting dari Kawasan Cekungan Air
Rekomendasi Tanah (CAT) Watuputih untuk
Perlindungan konservasi sumber daya air dan sumber
Kawasan Bentang daya hayati;
Alam Karst dan 2. Dipelihara dan dilindunginya kawasn
Cekungan Mata Air karst dan CAT akan menjamin
untuk Pemenuhan penghormatan, pemenuhan, dan
dan Perlindungan hak perlindungan hak atas air setiaporang
atas Air. sebagai bagian penting dari
perlindungan hak untuk hidup yang
dijamin dalam konstitusi, UU tentang
HAM, UU tentang sumber daya air,
dan Resolusi Majelis Umum PBB
Nomor 65/154 tanggal 29 Juli 2010;
3. Dokumen Analisis mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) yang disuse
oleh PT Semen Indonesia di kabupaten
Rembangdiduga tidak
memasukkan data-data
tentang ponor serta fungsi
kawasan karst dan cekungan

20
airt tanah sebagai kawasan lindung
sumber daya air yang telah
dimanfaatkan oleh ribuan
masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan air minum, sanitasi,
dan irigasi;
4. Pemerintah dan investor masih
memandang kawasan cekungan air
tanah sebagai penyedia bahan baku
untuk industry semen an sich;
5. Pemaksaan terhadap pendirian
pabriksemen dan penambangan bahan
baku semen di kawasan cekungan air
tanah di kabupaten Rembang
berpotensi memicu terjadinya
pelanggaran HAM khususnya hak
atas air.
Melalu surat ini, KOMNAS HAM
juga meminta warga untuk
mempertimbangkan untuk memohon
Majelis Hakim yang memeriksa
perkara Nomor:
064/G/2014/PTUN Smg di PTUN
semarang untuk menghadirkan
KOMNAS HAM untuk
kmemberikan pendapat
dalamperspektif HAM (Amicus
Curiae).
P.46 Anggaran Dasar Membuktikan bahwa ASC adalah
Organisasi organisasi yang bersifat keilmuan dan
Acintyacunyata profesi yang legal (sah secara hokum).
Speleological Club Dengan demikian penelitian serta
(ACS) Nomor 01, kajian mngenai karst dan kegoaan di
tertanggal 31 kawasan CAT watuputih Rembang
Desember 2014 adalah penelitian yang valid dan dapat
dibuat oleh kantor dipertanggungjawabkan baik secara
Notaris Nur Indah keilmuan maupun secara hukum.
Nidiasari, S.H,.M.Kn.
di Kabupaten Bantul.

b. Bahwa PARA PENGGUGAT telah menghadirkan ahli yaitu Heru


Hendrayana yang menerangkan bahwa Pegunungan Watuputih yang
terdapat di Kabupaten Rembang merupakan Cekungan Air Tanah

21
(CAT) Watuputih yang di sekitarnya terdapat kawasan imbuhan air
atau kawasan resapan air;

c. Bahwa berdasarkan bukti P.20, P.25, dan P.26 serta fakta di persidangan,
tidak satupun bukti tertulis maupun bukti saksi yang dihadirkan oleh
TERGUGAT dan TERGUGAT II Intervensi melakukan bantahan
terhadap dalil PARA PENGGUGAT terkait Kawasan Pegunungan
Watuputih sudah ditetapkan sebagai cekungan air tanah;

d. Bahwa berdasarkan fakta persidangan bukti P19, P20, P22, P25, P26 serta
keterangan yang disampaikan oleh ahli Heru Hendrayana, menguatkan
dalil PARA PENGGUGAT bahwa cekungan air tanah adalah
kawasan yang harus dikonservasi;

e. Bahwa berdasarkan fakta persidangan bukti P. 29, P. 30, P. 31, P. 32, P.


33a, P. 36c serta keterangan yang diberikan oleh Heru Hendrayana,
ditemukan fakta secara meyakinkan bahwa KTUN Objek Sengketa
berada di dalam kawasan CAT Watuputih;

f. Bahwa dari fakta-fakta yang terbukti dalam persidangan dengan


demikian KTUN Objek sengketa berada di kawasan CAT
Watuputih yang sudah ditetapkan berdasarkan peraturan dan
merupakan kawasan yang harus dikonservasi.

I.3. Bentang Alam Kars dan Kawasan Imbuhan Air Tanah adalah
Kawasan Lindung Geologi

a. Bahwa dalam proses persidangan PARA PENGGUGAT telah


menghadirkan alat bukti tertulis untuk memperkuat dan membuktikan
dalil-dalil gugatan sebagai berikut:

KODE BUKTI MEMBUKTIKAN


P.13 Hasil Penelitian Air Membuktikan bahwa dalam kajian
Bawah Tanah ini menyimpulkan Gunung
Gunung Watuputih Watuputih dan sekitarnya secara
dan sekitarnya fisiografis tergolong dalam tipe
Kecamatan Sale, bentang alam karst. Terdapat
Kabupaten fenomena alam unik dengan adanya
Rembang oleh Dinas goa-goa alam dan sungai bawah
Pertambangan tanah.
Provinsi Jawa

22
Tengah.
P.14 Kajian Potensi Membuktikan bahwa fungsi
Kawasan Karst Pegunungan Watuputih sebagai
Pegunungan kawasan Karst dimana aquifer air
Kendeng Utara masih berjalan sangat baik.
Pegunungan Di kawasan tersebut (pada saat
Rembang Madura kajian dilakukan) ditemukan 49 goa
Kabupaten yeng tersebar dan 4 diantaranya
Rembang Jawa merupakan goa yang memiliki
Tengah. sungai bawah tanah aktif. Selain itu
juga terdapat 109 mata air yang
(Kajian Ini Juga tersebar di wilayah CAT Watuputih
Telah sebagai mata air parenial yang
Dipresentasikan mengalir di sepanjang musim
Dalam Seminar kemarau dan penghujan.
Nasional Kebumian Hilangnya fungsi epikarst akan
Ke-7 dan mengakibatkan hilangnya fungsi
Simposium resapan air pada kawasan CAT
Pendidikan Geologi Watuputih, dimana mata air yang
Nasional di ada di sekitar kawasan karst CAT
Yogyakarta pada 30- Watuputih mampu memenuhi
31 Oktober 2014) kebutuhan 607.198 jiwa di 14
kecamatan, Kabupaten Rembang.
P.19 Undang-Undang Membuktikan bahwa konservasi
Republik Indonesia sumberdaya air dilaksanakan salah
Nomor 7 Tahun satunya di cekungan air tanah.
2004 tentang Sementara tindakan konservasi
Sumberdaya Air. yang menjadi mandat Undang-
Pasal 20 ayat (1) dan Undang Republik Indonesia
(2) Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Pasal 21 ayat (1) dan Sumberdaya Air TIDAK termasuk
(2) kegiatan-kegiatan bisa dilakukan
Pasal 25 ayat (1) berdasarkan Keputusan A-quo
yaitu: pertama, penambangan
batu kapur; kedua, penambangan
tanah liat; ketiga membangun
pabrik dan utilitas; keempat
membangun jalan produksi, dan
kelima, membangun jalan
tambang.
P.20 Keputusan Presiden Membuktikan bahwa Cekungan
Republik Indonesia Watuputih sudah ditetapkan sebagai
Nomor 26 Tahun cekungan air tanah, dengan demikian

23
2011 tentang bahwa Cekungan Air Tanah
Penetapan Cekungan Watuputih adalah cekungan air yang
Air Tanah. harus dikonservasi
P.21 Undang-Undang Membuktikan bahwa bentang alam
Republik Indonesia karst dan kawasan imbuhan air tanah
Nomor 26 Tahun (yang dalam aturan lain disebutkan
2007 tentang sebagai kawasan lindung geologi)
Penataan Ruang. adalah kawasan lindung Nasional.

P.22 Peraturan Pemerintah Membuktikan bahwa bentang alam


Republik Indonesia karst dan kawasan imbuhan air tanah
Nomor 26 Tahun adalah kawasan lindung geologi.
2008 tentang Bahwahasil penelitian Air Bawah
Rencana Tata Ruang Tanah di Gunung Watuputih oleh
Wilayah Nasional Dinas Pertambangan Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah pada Maret
1998 (Vide P.13) menunjukkan bahwa
Gunung Watuputih dan sekitarnya
secara fisiografis tergolong dalam tipe
bentang alam karst. Di dalam bentang
alam karst terdapat fenomena alam
unik dengan adanya goa-goa alam dan
sungai bawah tanah.
Oleh karena itu, Keputusan a-quo
bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
P.25 Peraturan Daerah Membuktikan bahwa dalam pasal 30,
Jawa Tengah Nomor pasal 31, pasal 40, pasal 60, pasal 63,
6 Tahun 2010 peraturan ini menerangkan Cekungan
tentang Rencana Tata Air Tanah Watuputih adalah kawasan
Ruang Wilayah imbuhan air yang merupakan bagian
Provinsi Jawa Tengah dari kawasan lindung geologi yang
Tahun 2010 – 2030. seharusnya dilindungi.

P.26 Peraturan Daerah Membuktikan bahwa dalam Pasal 19


Kabupaten Rembang aturan ini menyebutkan Cekungan
Nomor 14 Tahun Watuputih adalah kawasan lindung
2011 tentang RTRW imbuhan air yang seharusnya
Kabupaten Tahun dilindungi.

24
2011 – 2031. Sementara itu, bahwa dalam rencana
penggunaan lokasi penambangan
Batu Gamping di Desa Tegaldowo,
Kajar, Kecamatan Gunem di dalam
dokumen ANDAL disebutkan akan
menggunakan luas lahan 520 ha.
Angka ini JAUH LEBIH BESAR dari
luas peruntukan yang diatur dalam
Pasal 27 ayat (2) peraturan ini yaitu
seluas 205 ha;
P.29 Surat Jaringan Bahwa Warga Yang Tergabung
Masyarakat Peduli Dalam JMPPK Rembang Telah
Pegunungan Melayangkan Surat Kepada Badan
Kendeng (JMPPK) Geologi Untuk Meminta Informasi
Rembang, Nomor: Terkait Batas-batas Cekungan Air
01/JMPPK- Tanah Watuputih Yang Ada Di
R/III/2014, kepada Rembang sesuai dengan Keputusan
Presiden Republik Presiden Nomor 26 tahun 2011
Indonesia dan Kepala
Badan Geologi
Kementrian ESDM
RI, Perihal:
Konfirmasi Data
Koordinat Batas
CAT Watuputih
dalam Kepres RI No
26 tahun 2011,
tertanggal 3 Maret
2014.
P.30 Surat Badan Geologi Bahwa surat ini merupakan tindak
Kementrian ESDM lanjut dari permohonan informasi
Nomor: tentang batas CAT Watuputih yang
1855/40/BGL/2014, dimohonkan oleh JMPPK yang
Kepada Sekjend didalamnya dilampirkan Data
Kementrian ESDM Keadaan Umum Cekungan Air Tanah
RI, Perihal: Data (CAT) Watuputih.
Koordinat Batas
CAT Watuputih Bahwa surat ini beserta lampirannya
Rembang, tertanggal
dikirimkan ke JMPPK melalui akun
23 April 2014. email Pusat Komunikasi Publik
Kementerian ESDM.
P.31 Data Keadaan Bahwa dalam data ini digambarkan
Umum Cekungan Air secara detail batas-batas CAT

25
Tanah (CAT) Watuputih. Didalamnya juga
Watuputih (Lampiran dilampirkan peta morfologi, peta
Surat Badan Geologi geologi, serta peta hidrogeologi yang
Kementrian ESDM menjelaskan keadaan CAT
Nomor: Watuputih.
1855/40/BGL/2014, Bahwa data ini juga menerangkan
Kepada Sekjend sebaran mata air dikawasan CAT yang
Kementerian ESDM selama ini berfungsi memenuhi
RI, Perihal: Data kebutuhan warga.
Koordinat Batas CAT
Watuputih Rembang, Bahwa dengan demikian Bukti
tertanggal 23 April P.31 membuktikan batas-batas
2014, Yang berisi Cekungan Air Tanah Watuputih
Keadaan Umum secara detail yang dapat dijadikan
Cekungan Air Tanah rujukan dalam penyusunan peta
(CAT) Watuputih.) serta pembuatan kajian,
penelitian, dan perbandingan
kritis terhadap dokumen-
dokumen yang terdapat dalam
Keputusan a-quo.
P.32 Surat Badan Geologi Bahwa Badan geologi telah
Kementrian ESDM mengirimkan surat yang ditujukan
RI Nomor: kepada Gubernur Jawa Tengah yang
3131/05/BGL/2014, menegaskan bahwa untuk menjaga
kepada Gubernur kelestarian akuifer CAT watuputih,
Jawa Tengah, Perihal: maka agar TIDAK ADA kegiatan
Tanggapan Rencana penambangan di batu gamping di
Penambangan Batu Kawasan CAT watuputih.
Gamping di Wilayah
Kabupaten Rembang,
tertanggal 1 Juli 2014.
P.33.a Laporan Kunjungan Dengan demikian Bukti P.33.a
Lapangan CAT dan P.33.b yang memaparkan
Watuputih di terdapatnya ciri dan karakteristik
Kabupaten Rembang karst di kawasan CAT watuputih,
pada tanggal 26-29 telah secara nyata membuktikan
Juni 2014, oleh Pusat CAT Watuputih termasuk dalam
Sumber Daya Air kategori karst yang merupakan
Tanah dan Geologi kawasan Lindung Geologi yang
Lingkungan, Badan harus dilindungi dari kegiatan
Geologi, Kementrian budidaya termasuk penambangan
ESDM sebagaimana keputusan a-quo.

26
(Lampiran Surat
Badan Geologi
Kementrian ESDM RI
Nomor:
3131/05/BGL/2014,
kepada Gubernur Jawa
Tengah, Perihal:
Tanggapan Rencana
Penambangan Batu
Gamping di Wilayah
Kabupaten Rembang,
tertanggal 1 Juli 2014)

P.33.b Peraturan Menteri


Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor
17 tahun 2012
tentang Penetapan
Bentang Alam Karst
P.34 Daftar temuan Goa, Bahwa warga (yang tergabung dalam
Mata Air, Ponor, dan JMPPK Rembang) bersama
Sumur hasil survey Acintyacunyata Speleological Club
dan pemetaan (ASC) telah melakukan Survey
partisipatif lapangan dan Pemetaan partisipatif di
masyarakat bersama kawasan CAT Watuputih. Dari
Acintyacunyata Speleol Survey yang dilakukan warga
ogical Club (ASC). menemukan 44 Ponor, 74 Goa, 128
Mata Air, dan 52 Sumur yang tersebar
di kawasan CAT Watuputih.

Bahwa keberadaan Ponor, Goa,


Mata Air, dan sumur merupakan
ciri-ciri Kawasan Karst.

P.35 Peta Cekungan Air Bahwa Peta ini merupakan hasil


Tanah (CAT) overlay kawasan CAT Watuputih
Watuputih beserta (Vide P.31) dengan data hasil temuan
sebaran Goa, Mata (survey) warga bersama ASC (vide
Air, Sumur, dan P.34)
Ponor
Bahwa dari peta ini dapat dilihat
sebaran Ponor, Mata air, Goa, dan
sumur yang berada di Kawasan CAT

27
Watuputih.

Dengan demikian Bukti P.35


membuktikan bahwa CAT
Watuputih merupakan Kawasan
Karst.

P.36.a Peta Lokasi Bahwa Bukti P.36.a merupakan


Pengamatan dan lampiran dalam dokumen Kerangka
Pengambilan Sempel Acuan Analisis damp[ak Lingkungan
Lingkungan (KA-ANDAL) yang didalamnya
terdapat koordinat batas-batas Izin
Usaha Pertambangan PT Semen
Gresik (persero) Tbk.
P.36.b Peta Cekungan Air Bahwa bukti P.36.b dan P.36.c
Tanah (CAT) merupakan peta hasil overlay kawasan
Watuputih Beserta CAT Watuputih (Vide P.31) dengan
Sebaran Goa, Mata data hasil temuan (survey) warga
Air, Sumur, Ponor, bersama ASC (vide P.34), serta Izin
Dan Batas Izin Usaha Usaha Pertambangan PT Semen
Pertambangan PT Gresik (Persero) Tbk (vide P.36.a)
Semen Gresik
(Persero) Tbk. Bahwa dari overlay peta tersebut
telah secara nyata membuktikan:
P.36.c Peta Cekungan Air 3. Bahwa Izin Usaha
Tanah (CAT) Pertambangan PT Semen
Watuputih Beserta Gresik (Persero) Tbk. berada
Sebaran Goa, Mata di dalam Kawasan CAT
Air, Sumur, Ponor, Watuputih;
Dan Batas Izin Usaha 4. Bahwa terdapat 22 Ponor, 3
Pertambangan PT Goa, dan 4 Mata Air yang
Semen Gresik berada di dalam Izin Usaha
(Persero) Tbk. detail Pertambangan PT Semen
dengan keterangan Gresik (Persero) Tbk.
tata guna lahan Bahwa dengan demikian secara
nyata Izin Usaha Pertambangan
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
Berada di Kawasan CAT
watuputih yang merupakan
Kawasan Karst dan sudah
semestinya keputusan a-qou
dibatalkan karena kegiatan usaha
sebagaimana keputusan a-quo

28
tidak sesuai dengan fungsi
kawasan yang merupakan
kawasan lindung geologi yang
harus dilindungi dari segala
kegiatan budidaya termasuk
pertambangan.
P.37.a Daftar tanda tangan Bahwa dalam bukti P.37.a terdapat
warga Rembang 2.501 (Dua ribu Lima ratus satu)
Tolak Pendirian warga Rembang yang terlibat
Pabrik Semen PT melakukan penandatanganan terkait
Semen Indonesia penolakan pendirian Pabrik semen
tertanggal 10 oleh PT. Semen Indonesia.
Desember 2014;
P.37.b Rekomendasi hasil Bahwa Majelis Permusyawaratan
dialog terbuka Pengasuh Pesantren Se-Indonesia
“Dampak Sosial adalah perkumpulan (majelis) yang
Pembangunan Pabrik berisi para ulama termasuk di
Semen di Rembang” kabupaten Rembang. Secara cultural
oleh Majelis dan sosiologis kepercayaan
Permusyawaratan masyarakat terhadap ulama sangatlah
Pengasuh Pesantren besar, sehingga ulama memegang
Se-Indonesia di peranan penting dalam menjalankan
Lasem pada tanggal fungsi pengawasan terhadap tata
10 Oktober 2014. kelola pemerintahan di Kabupaten
Rembang.

bukti P.37.b didalamnya berisi


rekomendasi kepada Bupati dan
Gubernur untuk memerintahkan PT
semen Indonesia agar menghentikan
aktivitas proyek pembangunan pabrik
semen di gunem dan menarik semua
alat berat.
\
Bahwa Asas Akuntabilitas adalah asas
yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
Penyelenggara Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

29
Bahwa dengan demikian bukti
P.37.a dan P.37.b membuktikan
terbitnya keputusan a-qou telah
secara nyata terbit tanpa adanya
kehendak masyarakat yang selama
ini memanfaatkan sumber daya air
dari CAT Watuputih. Oleh karena
itu berdasarkan asas akuntabilitas
ini sudah selayaknya keputusan a-
quo dibatalkan.

P.38.a Foto Ponor Bahwa P.38.a merupakan Ponor yang


terdapat dalam IUP Pertambangan
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
P.38.b Foto Goa Bahwa P.38.b terdapat gambar goa
Puthok, goa nwiyu, dan Goa
ngendongan. Goa wiyu dan goa
ngendongan menunjukan stalaktif
yang masih aktif, artinya goa tersebut
termasuk goa basah.
P.38.c Foto Mata Air Bahwa P.38.c terdapat gambar mata
air yang berada di dalam IUP PT
Semen Gresik (Persero) Tbk
P.38.d Daftar Ponor, goa, Bahwa bukti P.38.a s/d P.38.d
dan Mata air yang membuktikan keberadaan Ponor
masuk dalam IUP Goa dan mata air yang berada di
PT Semen Gresik CAT Watuputih.
(Persero) Tbk.
P.39 Video tentang Bahwa bukti P.39 Menggambarkan
Cekungan Air Tanah ponor, mata air, goa, hasil survey dan
(CAT) Karst pemetaan partisipatif yang dilakukan
watuputih di oleh warga. Hasil temuan warga
kabupaten rembang tersebut kemudian dianalisis dan
diperbandingkan keseesuaiannya
dengan karakteristik dan ciri-ciri
kawasan karst.

Selaian itu dalam bukti tersebut juga


menggambarkan hubungan mata air,
goa, dan ponor, dengan keterbutuhan
warga yang berada di kawasan CAT
Karst watuputih.

30
P.41 Surat Rekomendasi Bahwa dalam Surat Rekomendasi ini
Komisi Nasional Hak (Bukti P.41) KOMNAS HAM
Asasi Manusia menyampaikan kesimpulan
(KOMNAS HAM diantaranya:
RI) kepada Jaringan 6. Pemerintah pusat dan pemerintah
Masyarakat Peduli daerah didalam mengeluarkan Izin
Pegunungan Lingkungan terhadap Perusahaan
Kendeng (JMPPK) Semen di Kabupaten Rembang (PT.
Rembang Nomor: Semen Indonesia) kurang
0.679/K/PMT/II/20 memperhatikan fungsi dan peran
15 Perihal: penting dari Kawasan Cekungan Air
Rekomendasi Tanah (CAT) Watuputih untuk
Perlindungan konservasi sumber daya air dan sumber
Kawasan Bentang daya hayati;
Alam Karst dan 7. Dipelihara dan dilindunginya kawasn
Cekungan Mata Air karst dan CAT akan menjamin
untuk Pemenuhan penghormatan, pemenuhan, dan
dan Perlindungan hak perlindungan hak atas air setiaporang
atas Air. sebagai bagian penting dari
perlindungan hak untuk hidup yang
dijamin dalam konstitusi, UU tentang
HAM, UU tentang sumber daya air,
dan Resolusi Majelis Umum PBB
Nomor 65/154 tanggal 29 Juli 2010;
8. Dokumen Analisis mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) yang disusun
oleh PT Semen Indonesia di Kabupaten
Rembangdiduga tidak
memasukkan data-data
tentang ponor serta fungsi
kawasan karst dan cekungan
airt tanah sebagai kawasan lindung
sumber daya air yang telah
dimanfaatkan oleh ribuan
masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan air minum, sanitasi,
dan irigasi;
9. Pemerintah dan investor masih
memandang kawasan cekungan air
tanah sebagai penyedia bahan baku
untuk industry semen an sich;
10. Pemaksaan terhadap pendirian
pabriksemen dan penambangan bahan

31
baku semen di kawasan cekungan air
tanah di kabupaten Rembang
berpotensi memicu terjadinya
pelanggaran HAM khususnya hak
atas air.
Melalu surat ini, KOMNAS HAM
juga meminta warga untuk
mempertimbangkan untuk memohon
Majelis Hakim yang memeriksa
perkara Nomor:
064/G/2014/PTUN Smg di PTUN
semarang untuk menghadirkan
KOMNAS HAM untu
kmemberikan pendapat
dalamperspektif HAM (Amicus
Curiae).
P.42.a Video tentang seruan Membuktikan bahwa adanya
penyelamatan dukungan dari tokoh masyarakat
Lingkungan Gus terhadap perjuangan masyarakat
Mus: Tafsir atas dalammenolak pertambangan oleh PT
wawancara KH. A. Semen Indonesia.
Musthofa Bisri Bukti P.42.a juga membuktikan
tentang Pabrik Semen bahwa kebijakan pertambangan yang
di Rembang. ada di Kabupaten Rembang
khususnya rencana kegiatan
pertambangan dan pendirian pabrik
oleh PT Semen Indonesia merupakan
kebijakan secara sepihak yang
mengabaikan peran serta masyarakat
termasuk pengabaian terhadap
pendapat tokoh masyarakat.
P.42.b Video (cuplikan) Membuktikan bahwa pertambangan
Paralaya Karst Jawa – oleh perusahaan semen yang telah
Eps.Citeureup berjalan memiliki dampak yang
merugikan masyarakat di sekitar area
pertambangan.
P.42.c Video yang berjudul
“Samen vs Semen”
P.43 Kliping Berita Membuktikan bahwa pertambangan
Kompas dengan semen di pulau jawa (termasuk
judul: “Pulau Jawa pertambangan semen oleh PT Semen
Diambang Krisis: Indonesia di Rembang) tidak
RPJMN memenuhi daya dukung lingkungan

32
Pembangunan yang akan berakibat pada potensi
tidak boleh rusaknya ekosistem yang selama ini
mengganggu mencukupi kebutuhan masyarakat.
keseimbangan
ekosistem”. terbit
pada tanggal 11
Maret 2015 pada
kolom Iptek
(Lingkungan &
Kesehatan)
P.46 Anggaran Dasar Membuktikan bahwa ASC adalah
Organisasi organisasi yang bersifat keilmuan dan
Acintyacunyata profesi yang legal (sah secara hukum).
Speleological Club Dengan demikian penelitian serta
(ACS) Nomor 01, kajian mngenai karst dan kegoaan di
tertanggal 31 kawasan CAT Watuputih Rembang
Desember 2014 adalah penelitian yang valid dan dapat
dibuat oleh kantor dipertanggungjawabkan baik secara
Notaris Nur Indah keilmuan maupun secara hukum.
Nidiasari, S.H,.M.Kn.
di Kabupaten Bantul.

b. Bahwa dalam pemeriksaan di persidangan yang ditunjukkan dengan slide


peta milik ahli TERGUGAT II INTERVENSI yaitu Heru Hendrayana,
menyatakan: Pegunungan Watuputih yang terdapat di Kabupaten
Rembang merupakan Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih yang
di sekitarnya terdapat kawasan imbuhan air atau kawasan resapan
air. Kawasan imbuhan air adalah kawasan resapan air, yang berasal
dari air hujan dan air-air lain yang berada di zona permukaan atau
Zona Vados, yang kemudian diserap ke dalam tanah dan disimpan
dalam zona akuifer;

c. Bahwa keterangan ahli yang dihadirkan PARA PENGGUGAT yaitu Budi


Bramantyo, menyatakan: jika kawasan karst ini ditambang, maka
akan membuka lapisan permukaan yang akan memungkinkan air
masuk lebih banyak, tetapi akan hilang dengan cepat sehingga air
di bawah kawasan karst yang sudah terkumpul selama ribuan
tahun, dengan adanya penambangan akan hilang dalam sekejap.

d. Bahwa saksi Suwater menerangkan: berdasarkan penelusuran goa


yang dilakukan beberapa warga Desa Tegaldowo dengan ASC dan
SCA di Desa Tegaldowo terdapat 22 ponor, 3 goa, dan 4 mata air
yang berada di dalam wilayah penambangan PT Semen Indonesia.

33
e. Bahwa, hal ini diperkuat dengan keterangan ahli PARA PENGGUGAT
yaitu Budi Bramantyo, Petrasa Wacana, dan ahli TERGUGAT II
INTERVENSI yaitu Eko Haryono yang menerangkan bahwa sebuah
kawasan karst mengandung ciri-ciri: terdapat terdapat ponor, goa-
goa, dan mata air yang mengalir melalui sungai-sungai yang ada di
bawah kawasan karst. Sungai-sungai tersebut terhubung antara
satu dengan lainnya, dan di dalam goa bisa saja terdapat air. Jarak
antara satu mata air dengan mata air bervariasi, ada yang dekat
dan ada yang jauh, dan sungai dan goa yang terdapat di bawah
kawasan karst dapat berkilo-kilo meter jauhnya.

f. Bahwa dengan demikian terbukti dalam fakta persidangan bahwa


penambangan pabrik semen yang dilakukan oleh Tergugat
Intervensi telah berada di atas kawasan karst dengan
ditemukannya 22 ponor, 3 goa, dan 4 mata air di dalam IUP PT
Semen Indonesia tersebut.

g. Bahwa bentang alam karst dan kawasan karst yang akan ditambang oleh
Tergugat Intervensi adalah kawasan lindung geologi.Ahli yang dihadirkan
oleh TERGUGAT II INTERVENSI, Eko Haryono menerangkan
bahwa fungsi kawasan karst diantaranya untuk hidrologi dan iklim.
Sedangkan Budi Bramantyo menerangkan:bahwa potensi kars adalah
untuk menyimpan air bersih dan bisa menjadi cadangan untuk
masa depan. Kars merupakan menjadi habitat untuk flora fauna,
misalnya codot yang memakan nyamuk.

h. Bahwa dari fakta-fakta yang terbukti dalam persidangan dengan


demikian KTUN Objek sengketa berada di Bentang Alam Kars
dan Kawasan Imbuhan Air Tanah adalah Kawasan Lindung
Geologi

I.4. Keputusan A-quo Mengandung Cacat Hukum, Kekeliruan,


Penyalahgunaan, serta Ketidakbenaran dan atau Pemalsuan Data,
Dokumen dan atau Informasi

a. Bahwa dalam proses persidangan PARA PENGGUGAT telah


menghadirkan alat bukti tertulis untuk memperkuat dan membuktikan
dalil-dalil gugatan sebagai berikut:

KODE BUKTI MEMBUKTIKAN

34
P.23 Undang-Undang Membuktikan bahwa dalam Pasal 22
Republik Indonesia ayat (1), jo Pasal 36 ayat (1) jo Pasal
Nomor 32 Tahun 36 ayat (2) jo Pasal 40 ayat (1) jo Pasal
2009 tentang 41, Undang-undang ini mengatur
Perlindungan dan prosedur keluarnya ijin lingkungan.
Pengelolaan Lebih lanjut Pasal 37 ayat (2)
Lingkungan Hidup. menerangkan bahwa Izin
lingklungan dapat dibatalkan jika
mengandung cacat hukum,
kekeliruan, penyalahgunaan, serta
ketidakbenaran dan/atau
pemalsuan data, dokumen,
dan/atau informasi.
Selain itu, dalam Pasal 2 huruf k jo
Pasal 39 mengatur partisipasi
masyarakat yang tidak dilakukan
dalam proses terbitnya Keputusan A-
quo.
P.24 Analisis Dampak Membuktikan bahwa dalam
Lingkungan Hidup Keputusan a-quo terdapat kekeliruan,
(ANDAL) penyalahgunaan, serta
Penambangan dan ketidakbenaran dan/atau
Pembangunan Pabrik pemalsuan data, dokumen,
Semen PT semen dan/atau informasi sebagai berikut:
Gresik (Persero) Tbk.
Di Kabupaten Bahwa dalam dokumen ANDAL,
Rembang Provinsi ditemukan informasi sebagai berikut:
Jawa Tengah.  Halaman I-10: “areal penambangan
merupakan kawasan karst yang
memiliki beberapa mata air
sehingga dikategorikan kawasan
lindung sehingga perlu dikaji kelas-
kelas karst yang boleh ditambang”.
 Halaman II-19: “Di kawasan
IUP merupakan kawasan
imbuhan/resapan air tanah,
tempat masuknya air ketika terjadi
hujan menuju akuifer yang dikeluarkan
dalam bentuk mata air”.
 Berdasarkan hasil pemetaan dengan
metode APLIS terdapat dua kategori
imbuhan air tanah sedang (40-60%)
dan imbuhan air tanah tinggi (60-80):

35
Imbuhan sedang – Karstifikasi
sedang, Imbuhan tinggi –
Karstifikasi tinggi.
 Halaman III-20: “Kawasan UP
sebagian besar merupakan kawasan
resapan air yang air tanahnya
mengarah ke arah timur atau di Desa
Tahunan, Kecamatan Sale”.
 Halaman III-20: “Maka dari itu perlu
diketahui hubungan antara
daerah resapan IUP ini dengan
mata air di bagian timur yang
merupakan mata air tahunan yaitu pada
Sumber Semen dan Brubulan”.
 Halaman III-20: “Daerah imbuh mata
air Sumber Semen 635 l/detik seluas
7500 ha. Sumber Brubulan 100 l/dt
seluas 220 ha”.
 Halaman III-25: “Di daerah IUP:
akuifer semi conduit, air meresap ke
dalam lembah, masuk ke dalam
lorong gua dan keluar menjadi mata
air. Berdasarkan hasil pengeboran
terdapat rongga (baca: gua)”.
 Halaman III-30: “Mata air Brubulan
mempunyai daerah tangkapan di
IUP sebesar 40 % berdasarkan
interpretasi foto”.
 Halaman III-38: “Mata air Brubulan
Pesucen adalah mata air vital bagi
masyarakat khususnya untuk mandi,
mencuci dan IRIGASI”
 Halaman III-78: Kawasan karst
Tegaldowo
1. mengalami proses pelarutan
2. membentuk struktur pelarutan
sperti lekukan dan rongga-rongga
dalam berbagai ukuran
3. membentuk sistem perguaan ciri
utama karst
 Bahwa berdasarkan data-data di atas,
tim penyusun Amdal menyimpulkan
(halaman III-80):

36
1. Bahwa lokasi petak termasuk
kawasan budidaya. Lokasi
kawasan kars lindung berada di
luar petak rencana penambangan.
2. Bahwa tidak ditemukan mata air,
goa, baik basah maupun kering di
dalam petak.
3. Bahwa daerah penambangan
bukan termasuk dalam kawasan
kars lindung sehingga dapat
dilakukan penambangan daerah
penyelidikan

Bahwa kesimpulan ANDAL yang


menjadi dasar keluarnya SK
Kelayakan Lingkungan yang
kemudian menjadi dasar keluarnya
Ijin Lingkungan ternyata tidak
berdasarkan informasi yang benar.

P.26 Peraturan Daerah Membuktikan bahwa dalam Pasal 19


Kabupaten Rembang aturan ini menyebutkan Cekungan
Nomor 14 Tahun Watuputih adalah kawasan lindung
2011 tentang RTRW imbuhan air yang seharusnya
Kabupaten Tahun dilindungi.
2011 – 2031. Sementara itu, bahwa dalam rencana
penggunaan lokasi penambangan
Batu Gamping di Desa Tegaldowo,
Kajar, Kecamatan Gunem di dalam
dokumen ANDAL disebutkan akan
menggunakan luas lahan 520 ha.
Angka ini JAUH LEBIH BESAR dari
luas peruntukan yang diatur dalam
Pasal 27 ayat (2) peraturan ini yaitu
seluas 205 ha;
P.34 Daftar temuan Goa, Bahwa warga (yang tergabung dalam
Mata Air, Ponor, dan JMPPK Rembang) bersama
Sumur hasil survey Acintyacunyata Speleological Club
dan pemetaan (ASC) telah melakukan Survey
partisipatif lapangan dan Pemetaan partisipatif di
masyarakat bersama kawasan CAT Watuputih. Dari
Acintyacunyata Speleol Survey yang dilakukan warga
ogical Club (ASC). menemukan 44 Ponor, 74 Goa, 128

37
Mata Air, dan 52 Sumur yang tersebar
di kawasan CAT Watuputih.

Bahwa keberadaan Ponor, Goa,


Mata Air, dan sumur merupakan
ciri-ciri Kawasan Karst.

P.35 Peta Cekungan Air Bahwa Peta ini merupakan hasil


Tanah (CAT) overlay kawasan CAT Watuputih
Watuputih beserta (Vide P.31) dengan data hasil temuan
sebaran Goa, Mata (survey) warga bersama ASC (vide
Air, Sumur, dan P.34)
Ponor
Bahwa dari peta ini dapat dilihat
sebaran Ponor, Mata air, Goa, dan
sumur yang berada di Kawasan CAT
Watuputih.

Dengan demikian Bukti P.35


membuktikan bahwa CAT
Watuputih merupakan Kawasan
Karst.

P.36.a Peta Lokasi Bahwa Bukti P.36.a merupakan


Pengamatan dan lampiran dalam dokumen Kerangka
Pengambilan Sempel Acuan Analisis damp[ak Lingkungan
Lingkungan (KA-ANDAL) yang didalamnya
terdapat koordinat batas-batas Izin
Usaha Pertambangan PT Semen
Gresik (persero) Tbk.
P.36.b Peta Cekungan Air Bahwa bukti P.36.b dan P.36.c
Tanah (CAT) merupakan peta hasil overlay kawasan
Watuputih Beserta CAT Watuputih (Vide P.31) dengan
Sebaran Goa, Mata data hasil temuan (survey) warga
Air, Sumur, Ponor, bersama ASC (vide P.34), serta Izin
Dan Batas Izin Usaha Usaha Pertambangan PT Semen
Pertambangan PT Gresik (Persero) Tbk (vide P.36.a)
Semen Gresik
(Persero) Tbk. Bahwa dari overlay peta tersebut
telah secara nyata membuktikan:
P.36.c Peta Cekungan Air 5. Bahwa Izin Usaha
Tanah (CAT) Pertambangan PT Semen
Watuputih Beserta Gresik (Persero) Tbk. berada

38
Sebaran Goa, Mata di dalam Kawasan CAT
Air, Sumur, Ponor, Watuputih;
Dan Batas Izin Usaha 6. Bahwa terdapat 22 Ponor, 3
Pertambangan PT Goa, dan 4 Mata Air yang
Semen Gresik berada di dalam Izin Usaha
(Persero) Tbk. detail Pertambangan PT Semen
dengan keterangan Gresik (Persero) Tbk.
tata guna lahan Bahwa dengan demikian secara
nyata Izin Usaha Pertambangan
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
Berada di Kawasan CAT
watuputih yang merupakan
Kawasan Karst dan sudah
semestinya keputusan a-qou
dibatalkan karena kegiatan usaha
sebagaimana keputusan a-quo
tidak sesuai dengan fungsi
kawasan yang merupakan
kawasan lindung geologi yang
harus dilindungi dari segala
kegiatan budidaya termasuk
pertambangan.
P.38.a Foto Ponor Bahwa P.38.a merupakan Ponor yang
terdapat dalam IUP Pertambangan
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
P.38.b Foto Goa Bahwa P.38.b terdapat gambar goa
Puthok, goa nwiyu, dan Goa
ngendongan. Goa wiyu dan goa
ngendongan menunjukan stalaktif
yang masih aktif, artinya goa tersebut
termasuk goa basah.
P.38.c Foto Mata Air Bahwa P.38.c terdapat gambar mata
air yang berada di dalam IUP PT
Semen Gresik (Persero) Tbk
P.38.d Daftar Ponor, goa, Bahwa bukti P.38.a s/d P.38.d
dan Mata air yang membuktikan keberadaan Ponor
masuk dalam IUP Goa dan mata air yang berada di
PT Semen Gresik CAT Watuputih.
(Persero) Tbk.
P.39 Video tentang Bahwa bukti P.39 Menggambarkan
Cekungan Air Tanah ponor, mata air, goa, hasil survey dan
(CAT) Karst pemetaan partisipatif yang dilakukan
watuputih di oleh warga. Hasil temuan warga

39
kabupaten rembang tersebut kemudian dianalisis dan
diperbandingkan keseesuaiannya
dengan karakteristik dan ciri-ciri
kawasan karst.

Selain itu dalam bukti tersebut juga


menggambarkan hubungan mata air,
goa, dan ponor, dengan keterbutuhan
warga yang berada di kawasan CAT
Karst Watuputih.
P.45.a Slide mengenai Membuktikan bahwa Analisis
Metode Prakiraan Dampak Lingkungan yang disusun
Dampak (Impact oleh PT Semen Indonesia
Prediction Methods) menggunakan metodologi yang salah.
oleh Suryo
Adiwibowo (fakultas
Ekologi Manusia
IPB) yang
diterangkan di sidang
PTUN Semarang
pada 12 Maret 2015
dalam perkara
Nomor:
064/G/2014/PTUN.
Smg
Saksi Slide mengenai
P.45.b evaluasi dampak
lingkungan oleh
Soeryo Adiwibowo
yang diterangkan di
siding PTUN
semarang pada 12
Maret 2015 dalam
perkara Nomor:
064/G/2014/PTUN.
Smg
P.46 Anggaran Dasar Membuktikan bahwa ASC adalah
Organisasi organisasi yang bersifat keilmuan dan
Acintyacunyata profesi yang legal (sah secara hokum).
Speleological Club Dengan demikian penelitian serta
(ACS) Nomor 01, kajian mngenai karst dan kegoaan di
tertanggal 31 kawasan CAT watuputih Rembang
Desember 2014 adalah penelitian yang valid dan dapat

40
dibuat oleh kantor dipertanggungjawabkan baik secara
Notaris Nur Indah keilmuan maupun secara hokum.
Nidiasari, S.H,.M.Kn.
di Kabupaten Bantul.

b. Bahwa dalam persidangan PARA PENGGUGAT telah menghadirkan


saksi fakta yaitu SUWATER yang menerangkan bahwa di dalam patok
PT SI terdapat 22 ponor, 3 goa, dan 4 mata air;

c. Bahwa PARA PENGGUGAT telah menghadirkan ahli yaitu BUDI


BRAMANTYO yang menerangkan bahwa kawasan resapan air, yang
berasal dari air hujan dan air-air lain yang berada di zona
permukaan atau Zona Vados, yang kemudian diserap ke dalam
tanah dan disimpan dalam zona akuifer, sebagaimana keterangan
ahli Budi Bramantyo. Jika kawasan karst ini ditambang, maka akan
membuka lapisan permukaan yang akan memungkinkan air
masuk lebih banyak, tetapi akan hilang dengan cepat sehingga air
di bawah kawasan karst yang sudah terkumpul selama ribuan
tahun, dengan adanya penambangan akan hilang dalam sekejap.
Bahwa sebuah kawasan karst mengandung ciri-ciri: terdapat
terdapat ponor, goa-goa, dan mata air yang mengalir melalui
sungai-sungai yang ada di bawah kawasan karst. Sungai-sungai
tersebut terhubung antara satu dengan lainnya, dan di dalam goa
bisa saja terdapat air. Jarak antara satu mata air dengan mata air
bervariasi, ada yang dekat dan ada yang jauh, dan sungai dan goa
yang terdapat di bawah kawasan karst dapat berkilo-kilo meter
jauhnya.

d. Bahwa Para Penggugat telah menghadirkan ahli yaitu SURYO ADI


WIBOWO yang menerangkan bahwa metode AMDAL yang benar
yang dikembangkan oleh para ilmuwan seperti Leopold
menghitung dampak dengan mencari selisih with and without.
Bahwa Amdal proyek PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang
menggunakan metode before and after yang secara keilmuan
keliru, sehingga mengakibatkan AMDAL tidak valid;

e. Bahwa dari fakta persidangan P.34, P.35,P36 a-d; P28 a-c; dan P39,
DITAMBAH dengan saksi SUWATER, ditemukan 44 Ponor, 74 Goa,
128 Mata Air, dan 52 Sumur yang tersebar di kawasan CAT Watuputih;

f. Bahwa dengan demikian dari fakta persidangan, ditemukan bahwa P.24


(Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Penambangan
dan Pembangunan Pabrik Semen PT semen Gresik (Persero) Tbk.

41
Di Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah) dibuat berdasarkan
kekeliruan, penyalahgunaan, serta ketidakbenaran dan/atau
pemalsuan data, dokumen, dan/atau informasi;

g. BahwaUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungandalam Pasal 22 ayat
(1), jo Pasal 36 ayat (2) jo Pasal 36 ayat (1) jo Pasal 40 ayat (10)jo Pasal 41,
mengatur prosedur keluarnya ijin lingkungan sebagai berikut:

SK Kelayakan Ijin
AMDAL Lingkungan Ijin-ijin lain
Lingkungan
diatur dalam Diatur dalam Diatur dalam
Diatut dalam
Pasal 22 ayat Pasal 36 ayat Pasal 40
Pasal 36 ayat
(1), (1), Pasal 41 ayat(1)
(2)

Dari alur prosedur tersebut, Ijin lingkungan bisa terbit AMDAL (yang
didalamnya ada ANDAL) yang sudah layak lingkungan

h. Bahwadalam perkara a-quo. KTUN a-quo terbit dari dokumen ANDAL


dibuat berdasarkan kekeliruan, penyalahgunaan, serta
ketidakbenaran dan/atau pemalsuan data, dokumen, dan/atau
informasi.

I.5. Keputusan A-quo Bertentangan Dengan Asas-Asas Umum


Pemerintahan yang baik

a. Bahwa dalam proses persidangan PARA PENGGUGAT telah


menghadirkan alat bukti tertulis untuk memperkuat dan membuktikan
dalil-dalil gugatan sebagai berikut:

KODE BUKTI MEMBUKTIKAN


P.15 Surat Tanda Terima atas Membuktikan bahwa
permohonan informasi ke masyarakat baru mengetahui
Badan Lingkungan Hidup keberadaan Objek sengketa
(BLH) Provinsi Jawa pada tanggal 18 Juni 2014
Tengah pada tanggal 18
Juni 2014.
P.16 Surat Tanda Terima atas Membuktikan bahwa
Pernyataan Keberatan Penggugat I-VI telah

42
terhadap Keputusan melakukan upaya keberatan
Gubernur Jawa Tengah terhadap keputusan a quo
Nomor 660.1/17 tahun yang ditujukan langsung
2012 dari Gubernur Jawa kepada Gubernur Jawa
Tengah kepada Tengah.
penggugat I-VI
tertanggal 20 Juni 2014.
P.17 Surat Pernyataan Membuktikan bahwa
Keberatan Penggugat Penggugat VII telah
VII No 051/WALHI- menyampaikan keberatan atas
JTG/ A-VIII/2014 terbitnya keputusan a quo.
Perihal Keberatan
terhadap keputusan dari
Gubernur Jawa Tengah
Nomor 660.1/17 tahun
2012 tertanggal 22
Agustus 2014.
P.18 Surat Tanda Terima atas Membuktikan bahwa
Pernyataan Keberatan Penggugat VII telah
terhadap Keputusan mengirim keberatannya
Gubernur Jawa Tengah terhadap keputusan a quo.
Nomor 660.1/17 tahun
2012 dari Gubernur Jawa
Tengah kepada
Penggugat VII tertanggal
25 Agustus 2014.
P.27 Surat Rekomendasi Bahwa Komnas HAM telah
Komisi Nasional Hak memberikan rekomendasi
Asasi Manusia (KOMNAS kepada Menteri ESDM, Menteri
HAM RI) yang ditujukan Lingkungan Hidup, Gubernur
kepada kepada Menteri Jawa Tengah, Bupati Rembang,
ESDM, Menteri Kapolres Rembang, Direktur
Lingkungan Hidup, Utama PT Semen Indonesia
Gubernur Jawa Tengah, (Persero) Tbk, dan warga yang
Bupati Rembang, Kapolres isinya diantaranya :
Rembang, Direktur Utama - Menkaji dan menguji dokumen
PT Semen Indonesia AMDAL yang disahkan oleh
(Persero) Tbk, dan Gubernur Jateng;
Mingming Lukiarti (Warga - Mendorong penelitian partisipatif
yang tergabung dalam untuk membuat peta tentang
Jaringan Masyarakat Peduli keberadaan CAT Watuputih
Pegunungan Kendeng dan memastikan adanya
(JMPPK) Rembang), kebijakan yang menjamin

43
Nomor perlindungan sumber mata air
1.569/K/PMT/VIII/2014 yang merupakan bagian
Perihal: Rekomendasi atas mendasar dari Hak Asasi
pengaduan Penolakan Manusia atas Air dan
Pendirian Pabrik PT. kehidupan bagi warga.
Semen Indonesia di Kab.
Rembang, tertanggal 14 Dari rekomendasi ini terbukti
Agustus 2014 bahwa keputusan a-quo
secara substansial berpotensi
mengakibatkan kerusakan
lingkungan dan mengurangi
hak dasar warga yakni Hak
Asasi Manusia atas Air dan
lingkungan Hidup yang
Bersih dan sehat.

Selain itu surat ini juga


merupakan jawaban atas
pengaduan dugaan kekerasan
dan pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh Aparat
Kepolisian dan TNI terhadap
warga yang mayoritas
perempuan pada aksi tolak
pabrik semen pada tanggal 16
Juni 2014 di depan Lokasi
(tapak) pabrik.

Dalam rekomendasi yang


ditujukan kepada Polres
Rembang juga ditegaskan bahwa
Polres Rembang harus menghormati
Hak Asasi manusia dengan
menghindari tindakan intimidasi dan
kekerasan dalam menjalankan tugas
serta menindak atau berkoordinasi
jika ada oknum polisi atau TNI yang
melakukan tindakan yang melanggar
hukum.

Surat ini juga merekomendasikan


kepada PT Semen Indonesia
untuk tidak melibatkan aparat

44
keamanan dari pihak TNI/Polri
dalam permasalahan dengan warga.

Bahwa dengan demikian


Bukti P.27 ini membuktikan
bahwa terbitnya keputusan a-
quo secara nyata telah
menimbulkan konflik sosial
sebagai akibat dari minimnya
pelibatan dan pengabaian
partisipasi masyarakat dalam
proses terbitnya keputusan a-
quo.

P.28 Surat Rekomendasi Bahwa sejak aksi tolak pendirian


Komisi Nasional Hak pabrik semen pada tanggal 16
Asasi Manusia (KOMNAS Juni 2014, puluhan warga yang
HAM RI) kepada Bupati mayoritas perempuan (ibu-ibu)
Rembang yang memutuskan untuk menggelar
ditembuskan kepada aksi tidak pulang kerumah
warga (Jaringan dengan membangun tenda
Masyarakat Peduli seadanya di depan lokasi (tapak)
Pegunungan Kendeng di pabrik PT Semen Indonesia.
Rembang) Nomor: Terhitung sudah 220 hari (sejak
2.680/K/PMT/X/2014 16 Juni 2014 – 21 januari 2015)
Perihal: Rekomendasi warga berada di tenda dengan
Penghentian aktivitas dan tuntutan penghentian aktivitas
penarikan alat berat di pendirian pabrik dan penarikan
tapak pabrik PT. Semen alat berat dari lokasi pabrik
Indonesia di Kec. Gunem, selama proses peradilan (gugatan
Kab. Rembang, Tertanggal di PTUN) berjalan.
22 Oktober 2014.
Bahwa Komnas HAM telah
memberikan rekomendasi
kepada Bupati Rembang agar PT
semen Indonesia mengentikan
aktivitas pembangunan pabrik
dengan pertimbangan untuk
menghormati proses hukum dan fakta
sosial di masyarakat yang
membutuhkan ketenangan, rasa
aman, dan nyaman serta kepastian
hukum yang dijamin dalam pasal 30

45
UU No 39/1999 tentang Hak
Asasi Manusia, serta berdasarkan
pada pemenuhan hak atas keadilan
yang dijamin dalam pasal 17 serta
untuk menjaga terjaganya kondisi dan
kualitas lingkungan hidup yang
dijamin dalam Pasal 9 ayat (3),
Komnas HAM memberikan
rekomendasi kepada Bupati untuk
sementara waktu menghentikan
aktivitas pembangunan pabrik PT
Semen Indonesia di Kecamatan
Gunem dan menarik alat-alat berat
sampai ada putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap atas
perkara a-quoa.

Bahwa belum dikabulkannya


Permohonan Penundaan atas
Keputusan a-quo yang
berakibat masih berjalannya
aktivitas pembangunan
pabrik telah berdampak
secara sosial dan berpotensi
menimbulkan kerusakan
secara ekologis, serta
mengabaikan rasa keadilan
masyarakat yang terkena
dampak
P.37.a Daftar tanda tangan warga Bahwa dalam bukti P.37.a
Rembang Tolak Pendirian terdapat 2.501 (Dua ribu Lima
Pabrik Semen PT Semen ratus satu) warga Rembang yang
Indonesia tertanggal 10 terlibat melakukan
Desember 2014; penandatanganan terkait
penolakan pendirian Pabrik
semen oleh PT. Semen
Indonesia.

P.37.b Rekomendasi hasil dialog Bahwa Majelis Permusyawaratan


terbuka “Dampak Sosial Pengasuh Pesantren Se-
Pembangunan Pabrik Indonesia adalah perkumpulan
Semen di Rembang” oleh (majelis) yang berisi para ulama
Majelis Permusyawaratan termasuk di kabupaten

46
Pengasuh Pesantren Se- Rembang. Secara cultural dan
Indonesia di Lasem pada sosiologis kepercayaan
tanggal 10 Oktober 2014. masyarakat terhadap ulama
sangatlah besar, sehingga ulama
memegang peranan penting
dalam menjalankan fungsi
pengawasan terhadap tata kelola
pemerintahan di Kabupaten
Rembang.

bukti P.37.b didalamnya berisi


rekomendasi kepada Bupati dan
Gubernur untuk memerintahkan
PT semen Indonesia agar
menghentikan aktivitas proyek
pembangunan pabrik semen di
gunem dan menarik semua alat
berat.

Bahwa Asas Akuntabilitas adalah


asas yang menentukan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir
dari kegiatan Penyelenggara
Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Bahwa dengan demikian


bukti P.37.a dan P.37.b
membuktikan terbitnya
keputusan a-qou telah secara
nyata terbit tanpa adanya
kehendak masyarakat yang
selama ini memanfaatkan
sumber daya air dari CAT
Watuputih. Oleh karena itu
berdasarkan asas
akuntabilitas ini sudah
selayaknya keputusan a-quo

47
dibatalkan.

P.41 Surat Rekomendasi Bahwa dalam Surat


Komisi Nasional Hak Rekomendasi ini (Bukti P.41)
Asasi Manusia (KOMNAS KOMNAS HAM
HAM RI) kepada Jaringan menyampaikan kesimpulan
Masyarakat Peduli diantaranya:
Pegunungan Kendeng 11. Pemerintah pusat dan pemerintah
(JMPPK) Rembang daerah didalam mengeluarkan
Nomor: Izin Lingkungan terhadap
0.679/K/PMT/II/2015 Perusahaan Semen di Kabupaten
Perihal: Rekomendasi Rembang (PT. Semen Indonesia)
Perlindungan Kawasan kurang memperhatikan fungsi
Bentang Alam Karst dan dan peran penting dari Kawasan
Cekungan Mata Air untuk Cekungan Air Tanah (CAT)
Pemenuhan dan Watuputih untuk konservasi
Perlindungan hak atas Air. sumber daya air dan sumber daya
hayati;
12. Dipelihara dan dilindunginya
kawasn karst dan CAT akan
menjamin penghormatan,
pemenuhan, dan perlindungan
hak atas air setiaporang sebagai
bagian penting dari perlindungan
hak untuk hidup yang dijamin
dalam konstitusi, UU tentang
HAM, UU tentang sumber daya
air, dan Resolusi Majelis Umum
PBB Nomor 65/154 tanggal 29
Juli 2010;
13. Dokumen Analisis mengenai
Dampak Lingkungan
(AMDAL) yang disuse oleh PT
Semen Indonesia di kabupaten
Rembangdiduga tidak
memasukkan data-data
tentang ponor serta fungsi
kawasan karst dan
cekungan airt tanah sebagai
kawasan lindung sumber daya air
yang telah dimanfaatkan oleh
ribuan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan air

48
minum, sanitasi, dan
irigasi;
14. Pemerintah dan investor masih
memandang kawasan cekungan
air tanah sebagai penyedia bahan
baku untuk industry semen an
sich;
15. Pemaksaan terhadap
pendirian pabriksemen dan
penambangan bahan baku semen
di kawasan cekungan air tanah
di kabupaten Rembang berpotensi
memicu terjadinya pelanggaran
HAM khususnya hak atas air.
Melalu surat ini, KOMNAS
HAM juga meminta warga untuk
mempertimbangkan untuk
memohon Majelis Hakim yang
memeriksa perkara Nomor:
064/G/2014/PTUN Smg di
PTUN semarang untuk
menghadirkan KOMNAS
HAM untu kmemberikan
pendapat dalamperspektif
HAM (Amicus Curiae).
P.42.a Video tentang seruan Membuktikan bahwa adanya
penyelamatan Lingkungan dukungan dari tokoh masyarakat
Gus Mus: Tafsir atas terhadap perjuangan masyarakat
wawancara KH. A. dalammenolak pertambangan
Musthofa Bisri tentang oleh PT Semen Indonesia.
Pabrik Semen di Bukti P.42.a juga membuktikan
Rembang. bahwa kebijakan pertambangan
yang ada di Kabupaten Rembang
khususnya rencana kegiatan
pertambangan dan pendirian
pabrik oleh PT Semen Indonesia
merupakan kebijakan secara
sepihak yang mengabaikan peran
serta masyarakat termasuk
pengabaian terhadap pendapat
tokoh masyarakat.
P.42.b Video (cuplikan) Paralaya Membuktikan bahwa
Karst Jawa – pertambangan oleh perusahaan

49
Eps.Citeureup semen yang telah berjalan
memiliki dampak yang
merugikan masyarakat di sekitar
area pertambangan.
P.42.c Video yang berjudul
“Samen vs Semen”
P.44 Peraturan Menteri Membuktikan bahwa rencana
Lingkungan Hidup nomor usaha PT Semen Indonesia telah
16 tahun 2012 tentang mengganggu nilai-nilai social
Pedoman Penyusunan atau pandangan masyarakat dan
Dokumen Lingkungan mengganggu entitas ekologis
Hidup” beserta Lampiran sebagaimana disebutkan dalam
II tentang Pedoman lampiran bukti P.44.
Penyusunan Dokuman Dengan demikian bukti P.44
ANDAL. membuktikan bahwa keputusan
a-quo seharusnya dinyatakan
tidak layak lingkungan
P.45.a Slide mengenai Metode Membuktikan bahwa Analisis
Prakiraan Dampak Dampak Lingkungan yang
(Impact Prediction disusun oleh PT Semen
Methods) oleh Suryo Indonesia menggunakan
Adiwibowo (fakultas metodologi yang salah.
Ekologi Manusia IPB)
yang diterangkan di sidang
PTUN Semarang pada 12
Maret 2015 dalam perkara
Nomor:
064/G/2014/PTUN.Smg
P.45.b Slide mengenai evaluasi
dampak lingkungan oleh
Soeryo Adiwibowo yang
diterangkan di siding
PTUN semarang pada 12
Maret 2015 dalam perkara
Nomor:
064/G/2014/PTUN.Smg
P.46 Anggaran Dasar Membuktikan bahwa ASC
Organisasi Acintyacunyata adalah organisasi yang bersifat
Speleological Club (ACS) keilmuan dan profesi yang legal
Nomor 01, tertanggal 31 (sah secara hukum). Dengan
Desember 2014 dibuat demikian penelitian serta kajian
oleh kantor Notaris Nur mngenai karst dan kegoaan di
Indah Nidiasari, kawasan CAT watuputih

50
S.H,.M.Kn. di Kabupaten Rembang adalah penelitian yang
Bantul. valid dan dapat
dipertanggungjawabkan baik
secara keilmuan maupun secara
hukum.

b. Bahwa untuk memperkuat bukti-bukti tertulis PARA PENGGUGAT


juga menghadirkan saksi-saksi fakta dan keterangan ahli yang dihadirkan
selama persidangan berlangsung. Adapun saksi-saksi fakta untuk
memperkuat dalil tersebut di atas adalah saksi Sumarno, Sukinah dan
Saksi Suwater. Sedangkan keterangan ahli yang menguatkan dalil bahwa
keputusan a quo bertentangan dengan asas-asas pemerintahan yang baik
adalah DR Riawan Tjandra;

c. Bahwa sekalipun saksi fakta dihadirkan oleh Tergugat, keterangan saksi


Otniel Paulus yang saat pembuatan dokumen AMDAL PT Semen
Indonesia (sebelumnya PT. Semen Gresik) menjabat sebagai komisi
AMDAL;

d. Bahwa PARA PENGGGUGAT guna menguatkan dalil permohonannya


menghadrikan saksi fakta Sumarno dibawah sumpah didalam persidangan
menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa saksi mengetahui adanya rencana adanya pabrik semen masuk ke


Kabupaten Rembang sekitar awal tahun 2013, saat ada pagelaran wayang kulit
di di Desa Tegaldowo;
- Selama ada rencana pembangunan pabrik semen tidak pernah ada keterlibatan
masyarakat dalam penentuan kebijakan rencana tersebut. Pihak desa hanya
diberitahukan jika perusahaan akan membuka lowongan pekerjaan;
- Bahwa saksi bersama-sama dengan masyarakat lain karena tidak merasa
dilibatkan dan recana itu, maka mereka bertemu dengan pihak desa dan pihak
kecamatan untuk menyampaikan ketidakpuasan masyarakat. Oleh kepala
kecamatan bahwa keterlibatan masyarakat adalah urusan kabupaten bukan
urusan kecamatan;
- Bahwa kecamatan Gunem juga menyarankan untuk membuat surat tertulis yang
diajukan kepada pemerintah kabupaten Rembang dan instansi-instansi terkait
seperti DPRD dan DPR RI dalam proses sosialisasi pembangunan pabrik
semen;
- Bahwa masyarakat selanjutnya mengirimkan surat keberatan kepada DPR,
DPRD, Presiden, Bupati dan Kecamatan Gunem dan semua instansi tersebut
tidak ada satupun yang membalas surat masyarakat;

51
- Bahwa pihak keccamatan mauapun instansi pemerintah tidak pernah
menunjukkan surat-surat yang berkaitan dengan izin pihak semen kepada
masyarakat;
- Bahwa masyarakat menolak pembangunan semen di desa mereka karena akan
merusak lahan pertanian, jika tetap akan melakukan penambangan maka
masyarakat petani akan kehilangan mata pencariannya;
- Bahwa selama ini saksi tidak pernah terlibat atau setidaknya mendengar tentang
adanya sosialisasi dari perusahaan semen maupun dan pemerintah baik
pemerintah desa maupun kabupaten akan adanya pembangunan semen di
Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembnag;
- Bahwa masyarakat di daerah sekitar penambangan semen memperoleh air dari
sumber mata air yang ada disekitar desa mereka;
- Bahwa DPRD berjanji akan membuat panitia khusus untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi warga, dan dua hari setelah DPRD dan pihak
kecamatan mendatangi Desanya;
- Bahwa kawasan yang akan menjadi lahan tambang adalah kawasan tadah
hujan jadi petani bisa menanami ketika musim huja, walaupun begitu dimusim
kemarau tanaman masih ada yang tertinggal dikawasan tersebut;
- Bahwa kebanyakan masyarakat sekitar penambangan PT Semen Indonesia
adalah petani yang menggantungkan diri terhadap lahan pertanian;

e. Bahwa PARA PENGGUGAT pada tanggal 5 Februari 2015,


menghadirkan saksi fakta Sukinah, dibahwa sumpah menyampaikan
sebagai berikut :

- Bahwa saksi tinggal di Desa Tegaldoro sejak lahir, saksi adalah seorang ibu
rumah tangga dan seoarang petani;
- Bahwa saksi juga melakukan protes akan rencana pembangunan PT Semen
Indonesia;
- Bahwa saksi menolak adanya penambangan semen indonesia karena akan
membutuhkan air yang banyak sehingga akan mempengaruhi air untuk
pertanian;
- Bahwa pertambangan oleh PT Semen Indonesia berpotensi merugikan saksi
berupa air tanah bisa hilang bila ada tambang terus-menerus;
- Bahwa saksi menerangkan selama ini warga tidak kekurangan air, sementara
PT Semen Indonesia adalah perusahaan besar yang membutuhkan lahan yang
besar sehingga air yang akan hilang juga besar, selain itu saksi juga takut akan
banjir;
- Bahwa saksi dan suami tidak pernah diajak sosialisasi tentang semen;
- Bahwa pendirian tenda atas inisiatif ibu-ibu (warga) karena warga memiliki
pandangan bumi ini jangan sampai dirusak, akan rusak bila ditambang;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat pengumumuman;

52
- Bahwa ibu-ibu yang berada di tenda berasal dari Desa Tegaldowo dan Desa
Timbrangan;
- Bahwa saksi ikut menandatangani daftar penolakan warga terhadap
pertambangan;
- Bahwa saksi tidak mengetahui tentang terbitnya izin lingkungan;
- Bahwa rumah saksi berjarak 3 km dari pabrik dan 1 km dar tambang;
- Bahwa banyak goa di Desa Tegaldowo;
- Bahwa di tenda yang dibangun warga dijaga oleh polisi;
- Bahwa warga dilarang mendirikan tenda, polisinya melarang beberpa alat di
sekitar tenda;
- Bahwa mata pencaharian warga mayoritas sebagai petani;
- Bahwa mobil truk PT Semen selalu lalu-lalang yang menimbulkan debu dan
kebisingan;
- Bahwa warga melakukan pemblokiran jalan akses tambang agar aktivitas
pendirian pabrik dihentikan dan alat berat ditarik;
- Bahwa saksi menerangkan warga tidak pernah diajak sosialisasi;
- Bahwa saksi bersama warga pernah mendatangi Kepolisian Daerah Jawa Tengah
soal kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian di tenda;

f. Bahwa PARA PENGGUGAT juga menghadirkan saksi fakta Suwater


dalam persidangan tanggal 5 Februari 2015 dibawah sumpah
menyampaikan :

- Bahwa saksi mengetahui ada patok bertuliskan PT SI sejak September 2014;


- Saksi termasuk warga yang menolak pembangunan pabrik semen, alasannya
karena lahan pertanian akan berkurang dan ada debu yang terbang ke rumah
warga;
- Saksi menerangkan ada goa Gendongan di Desa Tegaldowo. Goa tersebut berada
di daerah PT. SI berdasarkan patok yang ada
- Saksi menerangkan ada sumber air Brubulan yang bentuknya lebar dan mengalir
yang lokasinya dekat tambang;
- Saksi menerangkan bahwa adanya JMPPK adalah sejak adanya PT SI, yang
membentuk masyarakat, tetapi tidak ada susunan organisasinya;
- Saksi menerangkan ada ponor atau tempat masuk atau menghilangnya air
hujan, yang akan rusak jika ada penambangan pabrik semen;
- Saksi menerangkan bahwa ponor itu jumlahnya banyak, yang ada dalam
wilayah penambangan juga ada;
- Saksi mengetahui ada ponor itu ketika melakukan penelitian bersama dengan
ASC dan SCA
- Bahwa penelusuran goa tersebut dilaksanakan pada tahun 2013 oleh 10 orang
terdiri dari warga dan ASC dan SCA dan mengadakan penelusuran lagi pada
bulan November 2014;

53
- Saksi menerangkan bahwa ada 76 goa di seluruh pegunungan Kendeng dan 3 goa
di dalam patok PT SI
- Saksi menerangkan bahwa di dalam goa-goa tersebut ada kelelawar yang
mengusir hama
- Saksi menerangkan ada 4 mata air di dalam patok PT SI
- Saksi menerangkan bahwa fungsi goa tersebut adalah sebagai tempat tinggalnya
kelelawar dan tempat sungai bawah tanah
- Saksi menerangkan bahwa ada 44 ponor di seluruh desa, dan 22 ponor ada di
dalam patok PT SI
- Saksi menerangkan lebarnya ponor sekitar 15 meter dan ponor-ponor kecil
sekitar 2 meter
- Saksi menerangkan bahwa mata air Brubulan lokasinya dekat dengan tambang
- Saksi menerangkan tidak melihat kertas pengumuman izin lingkungan ditempel
di balai desa
- Saksi menerangkan pernah hadir di rapat pengurus JMPPK dan yang dibahas
tahun 2013 adalah rencana demonstrasi di DPRD
- Saksi menerangkan mata air yang berada di patok PT ada 4 yaitu mata air
belik sawah ada 2, belik rotan 1, dan belik Kopek 1 di wilayah Desa Kajar.

g. Bahwa selain saksi fakta PARA TERGUGAT juga keterangan Ahli yaitu
DR Riawan Tjandra (pengajar hukum Administrasi Negara) dibawah
sumpah menerangkan:

- Dalam asas partisipasi dalam kedudukan AUPB bisa kita tempatkan, pertama
dalam segi doktrin hokum administrasi Negara, karna disitu kita melihat ada 3
dimensi hukum administrasi Negara 1. Dimensi penyelenggaraan keperintahan
yang dilengkapi dengan kewenangan2 kepemerintahan 2. Dimensi perlindingan
Hukum 3. Dimensi partisipasi itu sendiri. Partisipasi dalam teori hokum
administrasi yang di anut secara luas dari berbagai Negara. Di Indonesia asas
partisipasi sudah masuk dalam AUPB yang sudah diatur dan masuk di dalam
UU tahun 1998. Yang merupakan pintu masuk dari asas partisipasi. Apabila
partisipasi itu kita kembalikan pada tata Negara sebenarnya juga berbicara
mengenai keterlibatan dari masyarakat dalam keputusan yang di ambil oleh Tata
Usaha Negara, dalam hal ini partisipasi itu haruslakukan secara standar
parameter. Keterlibatan terhadap masyarakat secara umum atau
komprehensif yang akan terkena dampak dari keputusan Tata
Usaha Negara;
- Jika memang terjadi keputusan yang sifatnya umum dan harus melibatkan
banyak masyarakat tapi prakteknya putusan itu hanya pada sebagian
masyarakat maka harus ada studi dampak impek study terhadap dampak
putusan itu, siapa saja yang kompensial dari akibat putusan Tata Usaha
Negara yang di keluarkan dan dari seluruh hasil riset atau mungkin analisis

54
semua korban dari putusan harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengajukan gugatan.
- Bahwa upaya keberatan kalau kita melihat hokum tata caranya sendiri harus
dimaknai secara perspektif sengketa secara kepegawaian jadi sebenarnya
keberatan kalaupun dilakukan silahkan saja tapi tidak boleh menghalangi
peradilan Tata Usaha Negara untuk menghakiminya.

h. Bahwa kesaksian tersebut memperkuat bukti-bukti tertulisa yang kami


dalilkan dalam permohonan, bukti tertulis yang kami hadirkan adalah P1.5
– P. 18 yang membuktikan bahwa PARA PENGGUGAT telah
melakukan keberatan atas rencana penambangan PT. Semen Indonesia.
P.28. membuktikan bahwa masyarakat melakukan penolakan atas rencana
penambangan semen di Rembang aksi dilakukan dengan menyampaikan
pendapat dimuka umum. P.37.A. adanya tandatangan ribuna orang yang
menolak penambangan pabrik Semen di Rembang, P.41. adanya
rekomendasi dari komnasham bahwa penambangan tersebut tidak
pasrtisipatif sehingga harus segera dihentikan, P42.a adanya dukungan
penolakan dari tokoh masyarakat. 42.b. bahwa penambangan berdampak
negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat, P.44 dan P.45. menyatakan
bahwa nilai sosial terganggu selama proses pembangunan pabrik semen
berlangsung;

i. Bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986


Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pasal 53 ayat (2) huruf b, berbunyi
“Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik“. Lebih lanjut, penjelasan pasal 53 ayat (2) huruf b
tersebut, berbunyi:

yang dimaksud dengan “asas-asas umum pemerintahan yang baik “ adalah


meliputi asas: kepastian hukum; tertib penyelenggaraan negara; keterbukaan;
proporsionalitas; profesionalitas; akuntabilitassebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

j. Bahwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun


1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dalam Penjelasan Pasal 3, yang
dimaksud dengan asas-asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
baik adalah:
a. Asas Kepastian Hukum

55
Yang dimaksud dengan Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara
hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,
kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.

Bahwa Keputusan a-quo yang dikeluarkan TERGUGAT tanpa


memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air jo. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, Undang-
Undang Republik IndonesiaNomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang jo.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Undang-Undang
Republik IndonesiaNomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Daerah Jawa Tengah
Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2010 – 2030 jo. Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan
Air Tanah, Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun
2011 tentang RTRW Kabupaten Tahun 2011 – 2031 jo. Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2011 Tentang
Penetapan Cekungan Air Tanah, sehingga menimbulkan
ketidakpastian hukum.

b. Asas Tertib Penyelenggara Negara

Yang dimaksud dengan Asas Tertib Penyelenggara Negara adalah asas yang
menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggaraan negara.

Bahwa keputusan a-quo yang dikeluarkan TERGUGAT telah


bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku yang
menimbulkan ketidakteraturan, ketidakserasian, dan
ketidakseimbangan penyelenggaraan negara.

c. Asas Kepentingan Umum

Yang dimaksud dengan "Asas Kepentingan Umum" adalah asas yang


mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif.

Bahwa keputusan a-quo yang dikeluarkan TERGUGAT tidak


mendahulukan kepentingan umum, kesejahteraan masyarakat, dan
keberlanjutan lingkungan.Beroperasinya pabrik semen PT. Semen

56
Gresik (Persero) Tbk -sejak 20 Desember 2012 menjadi PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk-akan mengakibatkan masyarakat kehilangan
mata pencahariannya, hilang/berkurangnya sumber-sumber air, dan
pencemaran lingkungan lainnya.

Bahwa proses keluarnya keputusan a-quo yang dikeluarkan


TERGUGAT juga tidak aspiratif,akomodatif, dan selektif dengan
tidak melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).Akibatnya,hingga gugatan
ini diajukan, situasi di tapak pabrik tidak kondusif.

d. Asas Keterbukaan

Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.

Bahwa tidak ada upaya dari TERGUGAT untuk memberikan


informasi langsung kepada masyarakat disaat keputusan a-quo tersebut
dikeluarkan. PARA PENGGUGAT dan masyarakat Rembang pada
umumnya baru mengetahui keberadaan dari keputusan a-quo pada
saat mengajukan permohonan akses informasi.

k. Bahwa fakta dan analisa tersebut diatas jelas bahwa keputusan a


quo bertentangan dengan asas-asas pemerintahan yang baik
seperti yang dimaksud dalam 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme, sehingga harus dibatalkan

I.6. Alat Bukti Tergugat dan Tergugat II Intervensi tidak relevan,


tidak berdasar dan/atau justru memperkuat dalil Para Penggugat

a. Bahwa Tergugat telah menyampaikan 54 alat bukti surat atau tertulis


yang terangkum dalam bukti T.1 sampai T.33, sebagai berikut:

No Kode Dokumen Bukti Bantahan


. Bukti
1. T.1. Surat Badan Lingkungan Hidup Bahwa Para
Provinsi Jawa Tengah No. Penggugat tidak
660.1/BLH.II/1392 tertanggal 20 pernah menerima

57
Desember 2011 perihal: Undangan undangan yang
Rapat Komisi Penilaian Amdal. dimaksud dalam
bukti T1 – T3
2. T.2. Surat Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Tengah No.
660.1/BLH.II/1393, tertanggal 20
Desember 2011 perihal: undangan
Rapat Komisi Penilaian Amdal.
3. T.3. Surat Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Tengah No.
660.1/BLH.II/1394 tertanggal 20
Desember 2011 perihal: undangan
Rapat Komisi Penilaian Amdal.
4. T.4.a Berita Acara Rapat Komisi Penilaian Masyarakat yang
Kerangka Acuan Andal Rencana terdampak tidak
Penambangan dan Pembangunan seluruhnya diundang
Pabrik Semen Oleh PT. Semen di dalam rapat KA-
Gresik (Persero), Tbk di Kabupaten ANDAL tersebut
Rembang, Provinsi Jawa Tengah termasuk penggugat
Nomor 660.1/BLH.II/1442 I s/d Penggugat VI
tertanggal 29 Desember 2011.
5. T.4.b Daftar Hadir Pertemuan Peserta
Rapat Penilaian Kerangka Acuan
Andal, tanggal 29 Desember 2011.
6. T.4.c Masukan/Tanggapan KA-ANDAL
Rencana Pembangunan Pabrik
Semen Kabupaten Rembang 29
Desember 2011.
7. T.5.a Lembar Disposisi Badan Lingkungan
Hidup Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 1150 tertanggal 3
April 2012 atas Surat dari PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk perihal
Permohonan Penilaian ANDAL;
RKL, dan RPL.
8. T.5.b Surat PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk Nomor
12003944/PP.00.05/9140/03.2012
tertanggal 6 Maret 2012 perihal
Permohonan penilaian ANDAL;
RKL dan RPL.
9. T.6.a Form Uji Administrasi Dokumen
AMDAL tentang Rencana

58
Penambangan dan Pembangunan
Pabrik Semen dengan Pemrakarsa
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk,
dengan Penyusun PT. Kuala Biru
Utama Baru.
10. T.6.b Lembar Disposisi Badan Lingkungan
Hidup pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Nomo 1152 tertanggal 3
April 2012 atas Surat dari PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk perihal
Permohonan Izin Lingkungan.
11. T.6.c Surat PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk Nomor
12003946/PP.00.05/9140.03.2012
tertanggal 26 Maret 2012 perihal
Permohonan Penilaian ANDAL;
RKL dan RPL.
12. T.7.a Surat Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Tengah No.
660.1/BLH.II/0590 tertanggal 27
Maret 2012 kepada Bupati Rembang,
perihal Pemasangan Pengumuman
Permohonan Izin lingkungan, dengan
tembusan diantaranya kepada Kepala
Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Rembang.
13. T.7.b Surat Badan Lingkungan Hidup Dalam persidangan
Provinsi Jawa Tengah, No. terbukti semua saksi
660.1/BLH.II/0589 tertanggal 27 penggugat dan saksi
Maret 2012 perihal Pengumuman Tergugat II
Permohonan Izin lingkungan di Desa Intervensi yaitu
Tegaldowo. Camat Gunem tidak
melihat keberadaan
pengumuman terkait
permohonan izin
lingkungan.
14. T.7.c Print Out dari website Badan Bahwa Masyarakat
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Sekitar tambang
Tengah mengenai pengumuman adalah masyarakat
Permohonan Izin Lingkungan desa yang tidak
Pembangunan Pabrik Semen menjangkau internet.
(Persero) Tbk di Kabupaten sehingga
Rembang. Dengan tautan: pengumuman ini

59
http://blh.jatengprov.go.id/berita- tidak mempunyai
138-Pengumuman-Permohonan-Izin- nilai informasi ke
Lingkungan-Pembangunan-Pabrik- masyarakat
Semen.html terdampak maupun
dan penggugat yang
http://blh.jatengprov.go.id/foto_ber lainnya;
ita/ppsg.jpg
15. T.8.a Surat Badan Lingkungan Hidup Bahwa Bukti T.8 a,
Provinsi Jawa Tengah, T.8.b, T.8.c, T.8.d,
No.005/BLH.II/0592, tertanggal 27 T.8.e, T.8.f, Menurut
Maret 2012 perihal: undangan. Para Penggugat tidak
relevan dihadirkan;
16. T.8.b Surat Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Tengah No.
660.1/BLH.II/0595, tertanggal 27
Maret 2012 perihal: Undangan Rapat
Komisi Penilaian AMDAL.
17. T.8.c Daftar Hadir Pertemuan Rapat,
Selasa, 10 April 2012, Acara: Rapat
Tim Teknis Komisi Penilai AMDAL
Provinsi Jawa Tengah secara teknis
Dokumen ANDAL, RKL, RPL
rencana Penambangan dan
Pembangunan Pabrik Semen di
Rembang.
18. T.8.d Berita Acara Rapat Tim Teknis
Penilaian Dokumen ANDAL dan
RKL-UPL Rencana Penambangan
dan Pembangunan Pabrik Semen
oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
di Kabupaten Rembang, Provinsi
Jawa Tengah Nomor
660.1/BLH.II/0646 tertanggal 10
April 2012.
19. T.8.e Daftar Hadir Pertemuan Rapat Rabu,
11 April 2012, Acara: Rapat Komisi
Penilaian Dokumen ANDAL dan
RKL-RPL Rencana Penambangan
dan Pembangunan Pabrik Semen di
Rembang.
20. T.8.f Berita Acara Rapat tim Teknis
Penilaian Dokumen ANDAL dan
RKL-RPL Rencana Penambangan

60
dan Pembangunan Pabrik Semen
oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
di Kabupaten Rembang, Provinsi
Jawa Tengah Nomor
660.1/BLH.II/0658 tertanggal 11
April 2012.
21. T.9.a Lembar Disposisi Badan Lingkungan Menurut Para
Hidup Pemerintah Provinsi Jawa Penggugat tidak
Tengah Nomor 1406 tertanggal 24 relevan dihadirkan
April 2012 atas Surat dari PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk perihal
Penyampaian Perbaikan Dokumen
ANDAL dan RKL-RPL.
22. T.9.b Surat PT. Semen Gresik (Persero) Menurut Para
Tbk, Nomor Penggugat tidak
12004922/PP.00.01.9410/04.2012 relevan dihadirkan
tertanggal 23 April 2012 perihal
Penyampaian Perbaikan Dokumen
ANDAL dan RKL-RPL
Penambangan dan Pembangunan
Pabrik Semen oleh PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk di Kabupaten
Rembang.
23. T.10.a Surat Badan Lingkungan Hidup Menurut Para
Provinsi Jawa Tengah, No. Penggugat tidak
660.1/BLH.II/0961, tertanggal 11 relevan dihadirkan
Juni 2012 kepada Bupati Rembang
perihal Permohonan Pemasangan
Pengumuman Izin Lingkungan.
24. T.10.b Surat Badan Lingkungan Hidup Menurut Para
Provinsi Jawa Tengah, No. Penggugat tidak
660.1/BLH.II/0960 tertanggal 27 relevan dihadirkan
Maret 2012 perihal Pengumuman
Permohonan Izin Lingkungan.
25. T.11. Print Out dari website Badan Menurut Para
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Penggugat tidak
Tengah mengenai pengumuman Izin relevan dihadirkan
Lingkungan pembangunan
Pembangunan Pabrik Semen Gresik
(Persero) Tbk di Kabupaten
Rembang, dengan tautan:
http://blh.jatengprov.go.id/berita-
139-Pengumuman-Penerbitan-Izin-

61
Lingkungan-Pembangunan-Pabrik-
Semen-PT-Semen-Gresik.html ;
26. T.12. Surat dari Badan Geologi Kementrian Menurut Para
Energi dan Sumber Daya Mineral Penggugat tidak
Nomor: 4474/05/BGL/2014 tanggal relevan dihadirkan
12 September 2014 Perihal
Tanggapan Klarifikasi atas Surat
Kepala Badan Geologi terkait
Rencana Penambangan Batu
Gamping di Wil Kabupaten
Rembang.
27. T.13. Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Bahwa bukti ini juga
Tengah Nomor 660.1/17 tahun 2012 dihadirkan oleh Para
tentang Izin Lingkungan dan Penggugat;
Pembangunan Pabrik Semen oleh
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di
Kabupaten Rembang Provinsi Jawa
Tengah, tertanggal 7 Juni 2012.
28. T.14. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Keputusan A-quo
Nomor 660.1/2 Tahun 2012 tentang Mengandung Cacat
Persetujuan Kesepakatan Kerangka Hukum, Kekeliruan,
Acuan Analisis Dampak Lingkungan Penyelahgunaan ,
Hidup Rencana Penambangan dan serta,
Pembangunan Pabrik Semen oleh Ketidakbenaran dan
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di atau Pemalsuan
Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Data, Dokumen dan
Tengah tertanggal 30 Januari 2012. atau Informasi;

29. T.15. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Keputusan A-quo


Nomor 660.1/10 tahun 2012 tentang Mengandung Cacat
Kelayakan Lingkungan Hidup Hukum, Kekeliruan,
rencana kegiatan Penambangan dan Penyelahgunaan ,
Pembangunan Pabrik Semen oleh serta,
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Ketidakbenaran dan
Kabupaten Rembang Provinsi Jawa atau Pemalsuan
Tengah, tertanggal 30 April 2012. Data, Dokumen dan
atau Informasi;
30. T.16.a Analisis Dampak Lingkungan Hidup Bahwa Bukti
(ANDAL) Penambangan dan tersebut
Pembangunan Pabrik Semen PT. Mengandung Cacat
Semen Gresik (Persero) Tbk di Hukum, Kekeliruan,
Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Penyelahgunaan ,
Tengah. serta,

62
Ketidakbenaran dan
atau Pemalsuan
Data, Dokumen dan
atau Informasi;

31. T.16.b Kerangka Acauan Analisa Dampak Bahwa Bukti


Lingkungan Hidup (KA ANDAL). tersebut
Mengandung Cacat
Hukum, Kekeliruan,
Penyelahgunaan ,
serta,
Ketidakbenaran dan
atau Pemalsuan
Data, Dokumen dan
atau Informasi;
32. T.16.c Rencana Pengelolaan Lingkungan Bahwa Bukti
Hidup (RKL). tersebut
Mengandung Cacat
Hukum, Kekeliruan,
Penyelahgunaan ,
serta,
Ketidakbenaran dan
atau Pemalsuan
Data, Dokumen dan
atau Informasi;
33. T.16.d Rencana Pemantauan Lingkungan Bahwa Bukti
Hidup (RPL). tersebut
Mengandung Cacat
Hukum, Kekeliruan,
Penyelahgunaan ,
serta,
Ketidakbenaran dan
atau Pemalsuan
Data, Dokumen dan
atau Informasi;
34. T.17.a Putusan Pengadilan Tata Usaha Pembuktian ini tidak
Negara Semarang Nomor lagi relevan karena
81/G/2013/PTUN.SMG, tertanggal sudah diputus dalam
5 Juni 2014 antara Karomat, dkk agenda putusan sela;
selaku Penggugat melawan Gubernur
Jawa Tengah selaku Tergugat dan PT.
Bhimasena Power Indonesia
(Persero) selaku Tergugat II

63
Intervensi. Telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
35. T.17.b Penetapan Pengadilan Tata Usaha Pembuktian ini tidak
Negara Semarang Nomor: lagi relevan karena
81/G/2013/PTUN.SMG tertanggal sudah diputus dalam
2 Desember 2014. agenda putusan sela;
36. T.18. Undang-undang No 32 tahun 2009 Pembuktian ini tidak
tentang Perlindungan dan lagi relevan karena
Pengelolaan Lingkungan Hidup sudah diputus dalam
(untuk selanjutnya disebut sebagai agenda putusan sela;
“No 32/2009”).
37. T.19. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Bahwa Amdal
tahun 2012 tentang Izin Lingkungan sebagai dasar
(untuk selanjutnya disebut sebagai terbirnya Izin
“PP No 27/2012”). Lingkungan
mengandung cacat
formil dan materiil
sebagaimana
diungkapkan dalam
gugatan;
38 T.20. Peraturan Daerah Kabupaten Bahwa penetepan
Rembang No. 14 tahun 2011 tentang wilayah
Rencana Tata Ruang wilayah pertambangan,
Kabupaten Rembang tahun 2011- wilayah usaha
2031 (untuk selanjutnya disebut pertambangan,
sebagai “Perda Rembang No. wilayah izin usaha
14/2011”). pertambangan
belum ditentukan
oleh perda RTRW
39 T.21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Bahwa penetepan
Tengah No. 6 tahun 2010 tentang wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah pertambangan,
Provinsi Jawa Tengah tahun 2009- wilayah usaha
2029 (untuk selanjutnya disebut pertambangan,
sebagai “Perda Jawa Tengah No. 6 wilayah izin usaha
tahun 2010”). pertambangan
belum ditentukan
oleh perda RTRW
40 T.22. Undang-undang No 7 tahun 2004 Bahwa bukti ini
tentang Sumber Daya Air (untuk sudah dibatalkan
selanjutnya disebut sebagai “UU No. oleh Mahkamah
7/2014”). Konstitusi; bahwa
Konservasi

64
sumberdaya air
dilaksanakan salah
satunya di cekungan
air tanah
berdasarkan UU ini;
bahwa berdasarkan
UU ini Cekungan
Watuputih sudah
ditetapkan sebagai
cekungan air tanah

41 T.23. PP No. 43 tahun 2008 tentang Air Bahwa PP ini tetap


Tanah (untuk selanjutnya disebut harus merujuk
sebagai “PP No. 43/2008”). kepada UU No &
tahun 2004, yang
mengatur mengenai
konservasi sumber
daya air
42 T.24.a Keputusan Presiden No. 26 tahun Bahwa berdasarkan
2011 tentang Penetapan Cekungan UU ini Cekungan
Air Tanah (untuk selanjutnya disebut Watuputih sudah
sebagai “Keppres No. 26/2011”). ditetapkan sebagai
cekungan air tanah

43 T.24.b Peta Pemerintah Kabupaten Bahwa alat bukti ini


Rembang tentang Penelaahan sudah terbantah
Permohonan Izin PT. Semen Gresik dengan P-36 a dan c,
(Persero) Tbk Overlay dengan CAT P-30, P31
Watuputih sesuai Keppres 26 tahun
2011, yang ditandatangani oleh
Hamzah Fathoni, S.H., M.Kn selaku
Sekretaris Daerah Kabupaten
Rembang, tertanggal 25 Oktober
2011.
44 T.24.c Peta Pemerintah Kabupaten Tidak relevan dan
Rembang tentang Penelaahan tidak akan
Permohonan Izin PT. Semen Gresik ditanggapi
(Persero) Tbk yang ditandatangani
oleh Hamzah Fathoni, S.H., M.Kn
selaku Sekretaris Daerah Kabupaten
Rembang, tertanggal 20 Oktober
2011.
45 T.25.a Peraturan Menteri Negara Bukti ini justru

65
Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2006 memperkuat
tentang Pedoman Penyusunan argumen
Analisis Mengenai Dampak permohonana terkait
Lingkungan Hidup. dengan penyusunan
AMDAL
46 T.25.b Keputusan Kepala Badan Keputusan ini justru
Pengendalian Dampak Lingkungan memperkuat
Hidup Nomor 08 tahun 2000 tentang argumen
Keterlibatan Masyarakat dan permohonan
Keterbukaan Informasi dalam Proses
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
47 T.26. Surat Sekretaris Daerah Pemerintah Surat ini tidak
Kabupaten Rembang kepada Kepala mempertimbangkan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu CAT, kawasan kars
Kabupaten Rembang, Nomor dan kawasan
050/2991/2011 tanggal 20 Oktober imbuhan air
2011 perihal Rekomendasi
Kesesuaian Rencana Tata Ruang
Wilayah Terhadap Rencana
Pembangunan Pabrik Semen Baru,
Lahan Tambang Bahan Baku, dan
Sarana Pendukung Lainnya di
Kabupaten Rembang.
48 T.27. Surat Kantor Lingkungan Hidup Surat ini tidak cukup
Kabupaten Rembang kepada membuktikan bahwa
Kapolres Kabupaten Rembang pemberitahuan telah
Nomor: 005/431/2011, tanggal 7 sampai kepada
Desember 2011, perihal masyarakat korban
Pemberitahuan Konsultasi Pub
AMDAL Pabrik Semen Gresik.
49 T.28. Nota Dinas dari Kepala Bagian
Administrasi Perekonomian, Lewat
Sekretaris Daerah, kepada Bupati
Rembang, Nomor: 500/121/2013,
tanggal 12 April 2013, perihal Mohon
Kesediaan Waktu Untuk Sosialisasi
Pembangunan Pabrik Semen Gresik.
50 T.29. Nota Dinas dari Kepala Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Tengah, melalui Bapak Plt.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa
Tengah, kepada Gubernur Jawa

66
Tengah, Nomor:
118/ESDMJTG/IX/2014, perihal
Balasan Surat dari Kepala Badan
Geologi terkait Rencana
Penambangan Batu Gamping di
Wilayah Kabupaten Rembang.
51 T.30. Peraturan Menteri Negara RI No. 5 Pertautan ini justru
tahun 2008 tentang Tata Kerja memperkuat
Komisi Penilai Analisis Mengenai argumen
Dampak Lingkungan Hidup. permohonan
52 T.31. Peraturan Menteri Negara RI No. 24
tahun 2009 tentang Panduan
Penilaian Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup Rembang, tertanggal 20
Oktober 2011.
53 T.32. Keputusan Gubernur Provinsi Jawa
Tengah No. 25 tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi dalam Proses
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (“KepGub No.
25 tahun 2000”).
54 T.33. Keputusan Kepala Badan Surat ini tidak cukup
Pengendalian Dampak Lingkungan membuktikan bahwa
NO: 08 tahun 2000 tentang pemberitahuan telah
Keterlibatan Masyarakat dan sampai kepada
Keterbukaan Informasi Dalam masyarakat korban
Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (untuk selanjutnya
disebut “Keputusan KaBaPeDal No.
8/2000”).

b. Bahwa Tergugat II Intervensi telah menyampaikan 104 alat bukti surat


atau tertulis yang terangkum dalam bukti T-II Intervensi 1 sampai T-II
Intervensi 44.c sebagai berikut:

No. Kode Bukti Dokumen Bukti Bantahan


1. Bukti T-II Keputusan Gubernur
Intervensi-1 Provinsi Jawa Tengah
(Asli) Nomor 660.1/17 tahun
2012 tentang Izin
Lingkungan Kegiatan

67
Penambangan dan
Pembangunan Pabrik
Semen oleh PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk di
Kabupaten Rembang
Provinsi Jawa Tengah,
tertanggal 7 Juni 2012.
2. Bukti T-II Keputusan Gubernur Jawa
Intervensi-2 Tengah Nomor 660.1/10
(Asli) tahun 2012 tentang
Kelayakan Lingkungan
Hidup Rencana
Penambangan dan
Pembangunan Pabrik
Semen oleh PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk di
Kabupaten Rembang
Provinsi Jawa Tengah
tertanggal 30 April 2012.
3. Bukti T-II Keputusan Gubernur Jawa
Intervensi-3 Tengah Nomor 660.1/2
(Fotocopy tahun 2012 tentang
sesuai Asli) Persetujuan Kesepakatan
Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan
Hidup Rencana
Penambangan dan
Pembangunan Pabrik
Semen oleh PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk di
Kabupaten Rembang,
Provinsi Jawa Tengah
tertanggal 30 Januari 2012.
4. Bukti T-II Undang-undang No. 32
Intervensi-4.a tahun 2009 tentang
(copy dari Perlindungan dan
Lembaran Pengelolaan Lingkungan
Negara RI Hidup (Untuk selanjutnya
No. 140 disebut sebagai “UU No.
tahun 2009) 32/2009”).
5. Bukti T-II PP No. 27 tahun 2012
Intervensi-4.b tentang Izin Lingkungan
(copy dari (untuk selanjutnya disebut

68
Lembaran sebagai “PP No. 27/2012”).
Negara RI
No. 48 tahun
2012).
6. Bukti T-II Pengumuman Permohonan
Intervensi-4.c Izin Lingkungan pada
(print dari website Badan Lingkungan
website) Hidup pemerintah Provinsi
j ateng pada tanggal 27
Maret 2012 dengan tautan:
“http://blh.jatengprov.go.i
d/berita-138-
Pengumuman-
Permohonan-Izin-
LIngkungan-
Pembangunan-Pabrik-
Semen.html”
dan
“http://blh.jatengprov.go.i
d/foto_berita.ppsg.jpg”
7. Bukti T-II Pengumuman Penerbitan
Intervensi-4.d KTUN Objek Sengketa
(print dari dalam Surat pengumuman
website) nomor
660.1/BLH.II/0960,
tanggal 11 Juni 2012, pada
website Badan Lingkungan
Hidup Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah pada tanggal
11 Juni 2012 dengan tautan:
“http://blh.jatengprov.go.i
d/berita-139-
Pengumuman-Penerbitan-
Izin-Lingkungan-
Pembangunan-Pabrik-
Semen-PT-Semen-
Gresik.html”
8. Bukti T-II Putusan Pengadilan Tata Bahwa bukti ini sudah
Intervensi-5 Usaha Negara No. dibantah dengan
(copy) 152/B/2011/PT.TUN.JKT keterangan ahli
, tertanggal 13 Januari 2012 Riawan Tjandra,
dalam perkara Gugatan dimana keberatan
Tata Usaha Negara antara dalam perkara Tata

69
PT. Paramitra Alfa Usaha Negara hanya
Sekuritas selaku Penggugat diperuntukkan untuk
melawan Ketua Badan kasus-kasus
Pengawas Pasar Modal – Kepegawaian;
Lembaga Keuangan selaku
Tergugat.
9. Bukti T-II Buku Karya Indroharto, Bahwa Bukti ini tidak
Intervensi-6.a S.H., berjudul “Usaha relevan dihadirkan
(copy) Memahami Undang-undang karena kerugian
tentang Peradilan Tata Usaha lingkungan tidak perlu
Negara, Buku II Beracara di harus ada dampak
Pengadilan Tata Usaha langsung terlebih
Negara”, halaman 39. dahulu. Gugatan ini
untuk mencegah
adanya kerusakan dan
pencemaran
lingkungan
10. Bukti T-II Buku Karya Indroharto,
Intervensi-6.b S.H., berjudul “Usaha
(copy) Memahami Undang-undang
tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, Buku II Beracara di
Pengadilan Tata Usaha
Negara”, halaman 212.
11. Bukti T-II Buku Karya Prof. Philipus
Intervensi-6.c M. Hadjono, S.H., berjudul
(copy) “Pengantar Hukum
Administrasi Indonesia”
halaman 324.
12. Bukti T-II Putusan Pengadilan Tata
Intervensi-6.d Usaha Negara Jakarta No.
(copy) 187/G/2009/PTUN.JKT,
tertanggal 7 Juni 2010.
13. Bukti T-II Putusan Pengadilan Tata
Intervensi-6.e Usaha Negara Jakarta No.
(copy) 176/B/2010/PT.TUN.JKT
, tertanggal 10 Nopember
2010.
14. Bukti T-II Keputusan Menteri Bahwa bukti tersebut
Intervensi-7.a Perindustrian Republik tidak menyebutkan
Indonesia No. 620/M- pabrik semen PT
IND/Keputusan/12/2012 Semen Indonesia di
tentang Obyek Vital Rembang sebagai

70
Nasional Industri (untuk obyek vital nasional;
selanjutnya disebut sebagai
“Kepmenperin
No.620/2012”).
15. Bukti T-II Keputusan Menteri
Intervensi-7.b Perindustrian No. 466/M-
(copy) IND/KEP/8/2014 tentang
Perubahan Atas Keputusan
Menteri Perindustrian
Republik Indonesia No.
620/M-
IND/KEP/12/2014
tentang Obyek Vital
Nasional Industri.
16. Bukti T-II Sertifikat Obyek Vital
Intervensi-7.c Nasional Sektor Industri
(asli) yang diberikan oleh Menteri
Perindustrian Republik
Indonesia kepada Tergugat
II Intervensi, tertanggal 2
September 2014.
17. Bukti T-II Keputusan Presiden
Intervensi-7.d Nomor 63 tahun 2004
(copy) tentang Pengamanan
Obyek Vital Nasional
(untuk selanjutnya disebut
sebagai “Keppres No.
63/2004”).
18. Bukti T-II Peraturan Presiden No. 32 bahwa bukti tersebut
Intervensi-7.e tahun 2011 tentang menjelaskan bahwa
(copy) Masterplan Percepatan dan Tergugat dan Tergugat
Perluasan Pembangunan II Intervensi tidak
Ekonomi Indonesia 2011- memahami berbagai
2025. aturan yang
mendefinisikan
kepentingan umum;
19. Bukti T-II Peraturan Presiden No. 48
Intervensi-7.f tahun 2014 tentang
(copy dari Perubahan atas Peraturan
Lembaran Presiden No. 32 tahun 2011
Negara RI tentang Masterplan
No. 118 Percepatan dan Perluasan
tahun 2014) Pembangunan Ekonomi

71
Indonesia 2011-2025
(untuk selanjutnya disebut
sebagai “Perpres MP3EI”).
20. Bukti T-II UU No. 7 tahun 2004
Intervensi-8.a tentang Sumber Daya Air
(copy dari (untuk selanjutnya disebut
Lembaran sebagai “UU No. 7/2004”).
Negara RI
No. 32 tahun
2004)
21. Bukti T-II PP No. 43 tahun 2008
Intervensi-8.b tentang Air Tanah (untuk
(copy dari selanjutnya disebut sebagai
Lembaran “PP No. 43/2008”).
Negara RI
No. 83 tahun
2008)
22. Bukti T-II Peraturan Daerah
Intervensi-9 Kabupaten Rembang No.
(copy) 14 tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten
Rembang Tahun 2011-2031
(untuk selanjutnya disebut
sebagai “Perda Rembang
No. 14/2011”).
23. Bukti T-II Keputusan Menteri Energi Bahwa Bukti Ini
Intervensi- dan Sumber Daya Mineral Justru Menguatkan
10.a (copy) No. 1456 Bahwa Kawasan
K/20/MEM/2000 tentang Tambang PT Semen
Pedoman Pengelolaan Indonesia Adalah
Kawasan Kars (untuk Kawasan Kars Yang
selanjutnya disebut sebagai Dilindungi Oleh
“Kepmen ESDM No. 1456 Undang-undang No.
K/2000”). 26 Tahun 2007 juncto
PP No. 26 Tahun
2008 tentang Tata
Ruang Nasional;
24. Bukti T-II Keputusan Menteri ESDM
Intervensi- RI No.
10.b (copy) 961.K/40/MEM/2003
tanggal 23 Juli 2003 tentang
Penetapan Kawasan

72
Bentang Alam Karst
Gombong.
25. Bukti T-II Keputusan Menteri ESDM
Intervensi- RI No.
10.c (copy) 3043K/40/MEM/2014.
26. Bukti T-II Keputusan Menteri ESDM tidak relevan karena
Intervensi- RI No. bukti ini menerangkan
10.d (copy) 1659.K/40/MEM/2004 penetapan kawasan
tanggal 01 Desember 2004 kars di gunung sewu.
tentang Penetapan tidak ada hubunganya
Bukti T-II Kawasan Bentang Alam dengan kawasan kars
Intervensi- Karst Gunung Sewu. di Rembang
10.e (copy) Sebagaimana telah
digantikan oleh:
Keputusan Menteri ESDM
RI No.
3045K/40/MEM/2014
27. Bukti T-II Keputusan Menteri ESDM
Intervensi- RI No.
10.f (copy) 0398.K/40/MEM/2005
tanggal 25 Februari 2005
tentang Penetapan
Bukti T-II Kawasan Bentang Alam
Intervensi- Karst Sukolilo.
10.g (copy) Sebagaimana telah
digantikan oleh:
Keputusan Menteri ESDM
RI No.
2641K/40/MEM/2014
28. Bukti T-II Peraturan Daerah Provinsi
Intervensi- Jawa Tengah No. 6 tahun
10.h (copy) 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2009-
2029 (untuk selanjutnya
disebut sebagai “Perda Jawa
Tengah No. 6 tahun
2010”).
29. Bukti T-II Peraturan Menteri Energi Bukti ini justru
Intervensi-11 dan Sumber Daya Mineral memperkuat dalil Para
(copy) RI No. 17 tahun 2012 Penggugat bahwa
tentang Penetapan ketika ada ponor dan
Kawasan Bentang Alam mata air dan gua

73
Karst (untuk selanjutnya adalah ciri kawasan
disebut sebagai “PERMEN kawasan kars;
ESDM No.17/2012”).
30. Bukti T-II Analisis Dampak
Intervensi- Lingkungan Hidup
12.a (asli) (ANDAL) Penambangan
dan Pembangunan Pabrik
Semen PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk, di
Kabupaten Rembang
Provinsi Jawa Tengah.
31. Bukti T-II Kerangka Acuan Analisa
Intervensi- Dampak Lingkungan
12.b (asli) Hidup (KA ANDAL)
Penambangan dan
Pembangunan Pabrik
Semen PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk di Kabupaten
Rembang Provinsi Jawa
Tengah.
32. Bukti T-II Rencana Pengelolaan
Intervensi- Lingkungan Hidup (RKL)
12.c (asli) Penambangan dan
Pembangunan Pabrik
Semen PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk, di
Kabupaten Rembang
Provinsi Jawa Tengah.
33. Bukti T-II Rencana Pemantauan
Intervensi- Lingkungan Hidup (RPL)
12.d (asli) Penambangan dan
Pembangunan Pabrik
Semen PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk, di
Kabupaten Rembang
Provinsi Jawa Tengah.
34. Bukti T-II Executive Summary Bahwa bukti ini tidak
Intervensi- Penambangan dan menjamin kelestarian
12.e (asli) Pembangunan Pabrik lingkungan paska
Semen PT. Semen Gresik tambang yang sudah
(Persero) Tbk, di dirusak oleh
Kabupaten Rembang penambangan
Provinsi Jawa Tengah.

74
35. Bukti T-II Kamus Besar Bahasa Kamus bahasa
Intervensi-13 Indonesia; Edisi Ketiga, indonesia menjelaskan
(asli) halaman 888. bahwa ponor adalah
titik masuknya air
kedalam tanah. Bukti
ini menguatkan dalil-
dali permohonan
bahwa berdasarkan
keterangan saksi fakta
didalam IUP banyak
lubang masuknya air
permukaan kedalam
tanah;
36. Bukti T-II Peraturan Menteri Negara
Intervensi- Lingkungan Hidup No. 17
14.a (copy) tahun 2012 tentang
Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses
Analisis Dampak
Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan (untuk
selanjutnya disebut sebagai
“Permen Lingkungan
Hidup No. 17/2012”).
37. Bukti T-II Pengumuman di Koran
Intervensi- Harian Suara Muria pada
14.b (copy) tanggal 17 Nopember 2011.
38. Bukti T-II Wilayah Izin Usaha
Intervensi- Pertambangan (WIUP)
15.a (asli) Eksplorasi Tanah Liat dari
Pemerintah Kabupaten
Rembang kepada Tergugat
II Intervensi No.
545/679/2010 tertanggal
14 Oktober 2010.
39. Bukti T-II Wilayah Izin Usaha
Intervensi- Pertambangan
15.b (asli) (WIUP)Eksplorasi Tanah
Batu Gamping dari
Pemerintah Kabupaten
Rembang kepada Tergugat
II Intervensi No.
545/680/2010 tertanggal

75
14 Oktober 2010.
40. Bukti T-II Wilayah Izin Usaha
Intervensi- Pertambangan (WIUP)
15.c (asli) Eksplorasi Tras dari
Pemerintah Kabupaten
Rembang kepada Tergugat
II Intervensi No.
545/681/2010 tertanggal
14 Oktober 2010.
41. Bukti T-II Izin Usaha Pertambangan
Intervensi- (IUP) Eksplorasi Tanah
15.d (asli) Liat dari Pemerintah
Kabupaten Rembang
kepada Tergugat II
Intervensi No. 545/2/2011
tertanggal 18 Januari 2011.
42. Bukti T-II Izin Usaha Pertambangan
Intervensi- (IUP) Eksplorasi Batu
15.e (asli) Gamping dari Pemerintah
Kabupaten Rembang
kepada Tergugat II
Intervensi No. 545/3/2011
tertanggal 18 Januari 2011.
43. Bukti T-II Izin Usaha Pertambangan
Intervensi- (IUP) Eksplorasi Tras dari
15.f (asli) Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah kepada Tergugat II
Intervensi No. 545/4/2011
tertanggal 18 Januari 2011.
44. Bukti T-II Rekomendasi Bupati
Intervensi- Rembang atas Izin Lokasi
15.g (asli) Kawasan Hutan untuk
Kegiatan Eksplorasi
Tergugat II Intervensi No.
545/0307/2011, tertanggal
7 Februari 2011.
45. Bukti T-II Surat Izin Bupati Rembang
Intervensi- No. 510.43/2865/2011
15.h (asli) tertanggal 21 Oktober 2011
tentang Persetujuan Prinsip
Pembangunan Pabrik
Semen Berikut Lahan
Tambang Bahan Baku dan

76
Sarana Pendukung Lainnya
di Kabupaten Rembang.
46. Bukti T-II Risalah Pertimbangan
Intervensi- Teknis Pertanahan Dalam
15.i (asli) Penerbitan Izin Lokasi Atas
Nama PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk No.
02/PTP.IL.33.17.400.9/XI
/2011 tanggal 14
Nopember 2011, yang
diterbitkan oleh Badan
Pertanahan Kabupaten
Rembang Provinsi Jawa
Tengah.
47. Bukti T-II Izin Lokasi No. Bahwa bukti ini saling
Intervensi- 591/040/tahun 2011, bertentangan dengan
15.j (asli) tertanggal 18 Nopember bukti yang dihadirkan
2011, dari Bupati Rembang sendiri oleh T.II
kepada Tergugat II Intervensi T.II. 12a
Intervensi untuk (Dalam lampiran)
Pembangunan Pabrik
Semen berikut Lahan
Tambang Bahan Baku dan
Sarana Pendukung Lainnya.
48. Bukti T-II Keputusan Bupati
Intervensi- Rembang No.
15.k (asli) 591/1078/2014 tertanggal
18 Nopember 2014 tentang
Perpanjangan Izin Lokasi
kepada PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk Untuk
Pembangunan Pabrik
Semen, Lahan Tambang
Bahan Baku dan Sarana
Pendukung Lainnya.
49. Bukti T-II Surat Rekomendasi
Intervensi- Gubernur Jawa Tengah No.
15.l (asli) 522/e786e tertanggal 8 Mei
2012 terkait Penggunaan
Kawasan Hutan untuk
Penambangan Tanah Liat,
Jalan Tambang, dan Jalan
Produksi oleh Tergugat II

77
Intervensi di KPH
Mantingan Kabupaten
Rembang.
50. Bukti T-II Izin Usaha Pertambangan
Intervensi- (IUP) Operasi Produksi
15.m (asli) Tanah Liat dari Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah
kepada Tergugat II
Intervensi No.
545/0230/2013 tertanggal
15 Februari 2013.
51. Bukti T-II Putusan Mahkamah Agung Bahwa bukti ini
Intervensi-16 No. 95 K/TUN/2000 dibantah oleh
(copy) tertanggal 11 Mei 2001 keterangan ahli
dalam perkara Gugatan Riawan Tjandra
Tata Usaha Negara antara dimana keberatan
PT Makassar Kartika selaku hanya diperuntukkan
Penggugat melawan untuk kasus-kasus
Gubernur Provinsi Sulawesi sengketa kepegawaian;
Selatan selaku Tergugat.
52. Bukti T-II Peraturan Menteri Negara
Intervensi-17 Lingkungan Hidup No. 8
(copy) tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
53. Bukti T-II Keputusan Presiden No. 26 Bahwa peta dalam
Intervensi- tahun 2011 tentang Perpres telah dibantah
18.a (copy) Penetapan Cekungan Air oleh saksi dari
Tanah (untuk selanjutnya Penggugat maupun
disebut sebagai “Keppres saksi dari Tergugat
No.26/2011”). dan Tergugat
Intervensi
54. Bukti T-II Peta Pemerintah Bahwa peta dalam
Intervensi- Kabupaten Rembang Perpres yang menjadi
18.b (asli) tentang Penelaahan dasar pemerintah
Permohonan Izin PT. kabupaten Rembang
Semen Gresik (Persero) membuat peta telah
Tbk Overlay dengan CAT dibantah oleh saksi
Watuputih sesuai Keppres dari Penggugat
26 tahun 2011, yang maupun saksi dari
ditandatangani oleh Tergugat dan Tergugat
Hamzah Fathoni, S.H., Intervensi

78
M.Kn selaku Sekretaris
Daerah Kabupaten
Rembang, tertanggal 25
Oktober 2011.
55. Bukti T-II Peta Pemerintah
Intervensi- Kabupaten Rembang
18.c (asli) tentang Penelaahan
Permohonan Izin PT.
Semen Gresik (Persero)
Tbk yang ditandatangani
oleh Hamzah Fathoni, S.H.,
M.Kn selaku Sekretaris
Daerah Kabupaten
Rembang tertanggal 20
Oktober 2011.
56. Bukti T-II Keputusan Kepala Badan
Intervensi- Pengendalian Dampak
19.a (copy) Lingkungan No. 08 tahun
2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi
Dalam Proses Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (untuk
selanjutnya disebut
“Keputusan KaBaPeDal
No. 8/2000”).
57. Bukti T-II Hasil kegiatan konsultasi
Intervensi- masyarakat penambangan
19.b (copy) dan pembangunan pabrik
PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk di Kecamatan Gunem,
Kabupaten Rembang Jawa
Tengah, yang dilaksanakan
pada tanggal 9 Desember
2011.
58. Bukti T-II Daftar Hadir Konsultasi Bahwa materi yang
Intervensi- Masyarakat tertanggal 9 disampaikan bukan
19.c (copy) Desember 2011 di konsultasi tetapi lebih
Kecamatan Gunem, kepada sosialisasi yang
Kabupaten Rembang. hanya menyampaikan
dampak positifnya saja
termasuk kebutuhan

79
dan lowongan kerja;
selain itu para
penggugat tidak ada
yang diundang
maupun hadir;
59. Bukti T-II Surat Tergugat II Intervensi Bahwa jawaban yang
Intervensi-20 Ref. No: disampaikan kepada
(copy) 12796/HM/20000031/II.2 komnasham
014 tertanggal 20 bertentangan dengan
Nopember 2014 ditujukan fakta yang terjadi
kepada Ketua Komisi dilapangan;
Nasional Hak Asasi
Manusia (“Komnas
HAM”).
60 Bukti T-II Surat dari Kantor Kesatuan Bahwa bukti ini tidak
Intervensi- Bangsa, Pol dan relevan karena
21.a (asli) Perlindungan Masyarakat JMPPK bukanlah
(Kesbangpolinmas”) pihak yang masuk
Pemerintah Provinsi Jawa dalam perkara a-quo;
Tengah No. 220/481 Bahwa yang dilakukan
tertanggal 28 Januari 2015. masyarakat bukanlah
penelitian akademik
melainkan masuk
dalam pengamatan
faktual
61 Bukti T-II Surat dari Kantor
Intervensi- Kesbangpolinmas
21.b (asli) Pemerintah Kabupaten
Rembang No.
220/044/2015 tertanggal
27 Januari 2015.
62 Bukti T-II Peraturan Menteri Dalam
Intervensi- Negeri RI No. 33 tahun
21.c (copy) 2012 tentang Pedoman
Pendaftaran Organisasi
Kemasyarakatan di
Lingkungan Kementrian
Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah
(“Permendagri
No.33/2012”).
63 Bukti T-II Peraturan Menteri Dalam
Intervensi- Negeri RI No. 64 tahun

80
21.d (copy) 2011 tentang Pedoman
Penerbitan Rekomendasi
Penelitian.
Bukti T-II Sebagaimana telah diubah
Intervensi- oleh:
21.e (copy)
Pedoman Menteri Dalam
Negeri RI No. 7 tahun
2014 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri RI No. 64
tahun 2011 tentang
Pedoman Penerbitan
Rekomendasi Penelitian.
(untuk selanjutnya bersama-
sama disebut sebagai
“Permendagri tentang
Pedoman Penerbitan
Rekomendasi Penelitian”).
64 Bukti T-II Penghargaan Program Bahwa bukti
Intervensi- Penilaian Peringkat Kinerja PROPER bukan
22.a (asli) Perusahaan (PROPER) termasuk tambang
dalam Pengelolaan yang ada di Rembang
Lingkungan Hidup jadi bukti ini tidak
peringkat emas oleh relevan untuk
Kementrian Lingkungan dihadirkan;
Hidup RI kepada PT.
Semen Gresik (Persero)
Tbk periode 2012-2013
untuk Pabrik Tuban.
65 Bukti T-II Hasil Evaluasi Penilaian Bahwa bukti tersebut
Intervensi- PROPER atas nama PT. tidak relevan
22.b (asli) Semen Gresik (Persero) dihadirkan karena
Tbk periode 2012-2013 berdasarkan bukti P.
untuk Pabrik Tuban dengan42 C masyarakat justru
Peringkat Emas. menerangkan bahwa
pabrik di Tuban
menimbulkan dampak
negatif terhadap
lingkungan;
66 Bukti T-II Daftar hadir perwakilan Bahwa bukti ini telah
Intervensi-23 warga sekitar serta unsur dibantah oleh
(asli) pemerintah desa, perangkat keterangan saksi

81
desa, Badan Lingkungan Soemarno dan
Hidup dan Pers dalam diperkuat oleh saksi
Acara Silaturahim Pemkab tergugat camat
Rembang, PT. Semen Gunem, karena
Gresik (Persero) Tbk kegiatan tersebut
dengan Warga Gunem dan ditolak masyarakat
sekitarnya, pada hari Sabtu, desa tegaldoeo
tanggal 22 Juni 2013.
67 Bukti T-II Berita harian Suara
Intervensi- Merdeka, terbit pada hari
24.a (copy) Selasa, tanggal 29 Januari
2013 dengan judul
“Pelatihan Songsong Pabrik
Semen”
68 Bukti T-II Berita harian Suara
Intervensi- Merdeka, terbit pada hari
24.b (copy) Selasa, 19 Februari 2013
dengan judul “Warga
Gunem Dukung Pabrik
Semen”
69. Bukti T-II Berita mingguan Infoku,
Intervensi- tanggal 27 Februari – 8
24.c (copy) Maret 2013 dengan judul
“Gubernur Canangkan
Lahan Tambang PT. Semen
Indonesia di Desa
Tegaldowo”
70. Bukti T-II Berita harian Jawa Pos,
Intervensi- terbit pada hari Jumat,
24.d (copy) tanggal 19 April 2013
dengan judul “SI Sosialisasi
ke 160 LSM”
71. Bukti T-II Foto-foto konsultasi bukti ini tidak jelas
Intervensi- masyarakat rencana dilakukan kapan,
25.a (asli) penambangan dan dimana dan apa
pembangunan pabrik tujuannya. bukti
semen oleh Tergugat II tersebut bisa dibuat
Intervensi di Kecamatan kapan saja dan dimana
Gunem-Kabupaten saja;
Rembang tertanggal 9
Desember 2011.
72. Bukti T-II Foto-foto pertemuan
Intervensi- dengan judul acara

82
25.b (asli) “Penyiapan lahan tambang
pabrik semen di Rembang”
yang diadakan di Desa
Tegaldowo pada tanggal 16
Februari 2013.
73. Bukti T-II Foto-foto diseminasi atau
Intervensi- sosialisasi keberadaan
25.c (asli) pabrik semen di Kabupaten
Rembang, bertempat di
lantai IV Gedung Sekretaris
Daerah Kabupaten
Rembang tertanggal 18
April 2013.
74. Bukti T-II Video dokumentasi milik
Intervensi- Tergugat II Intervensi
26.a (asli) mengenai sosialisasi
pembangunan pabrik dan
penambangan oleh
Tergugat II Intervensi di
Kabupaten Rembang
tertanggal 18 April 2013,
bertempat di aula lantai IV
kantor Bupati Rembang.
75. Bukti T-II Daftar hadir sosialisasi
Intervensi- pembangunan pabrik
26.b (asli) semen gresik di Kabupaten
Rembang yang dihadiri oleh
Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) Kabupaten
Rembang, Pakar dan
Investor, LSM dan Plan,
perwakilan warga desa
sekitar, pada hari Kamis,
tanggal 18 April 2013.
76. Bukti T-II Video dokumentasi
Intervensi- Sosialisasi Semen Gresik
26.c (asli) Bersama Wartawan
Oktober 2012.
77. Bukti T-II Peraturan Menteri Negeri
Intervensi- RI No. 5 tahun 2008
27.a (copy) tentang Tata Kerja Komisi
Penilai Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan

83
Hidup.
78. Bukti T-II Peraturan Menteri Negara
Intervensi- RI No. 24 tahun 2009
27.b (copy) tentang Panduan Penilaian
Dokumen Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
79. Bukti T-II Keputusan Gubernur
Intervensi-28 Provinsi Jawa Tengah No.
(copy) 25 tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi
Dalam Proses Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
(KepGub No. 25 tahun
2000”).
80 Bukti T-II Foto-foto sosialisasi terkait
Intervensi-29 rencana penambangan dan
(asli) pembangunan pabrik
semen oleh Tergugat II
Intervensi, bertempat di
kantor Kecamatan Gunem
tertanggal 6 Juni 2014.
81 Bukti T-II Foto-foto kunjungan warga
Intervensi-30 5 (lima) desa sekitar wilayah
(asli) rencana penambangan dan
pabrik milik Tergugat II
Intervensi di Kabupaten
Rembang ke pabrik semen
milik Tergugat II Intervensi
di Tuban-Jawa Timur,
tertanggal 7 Juni 2014.
82 Bukti T-II Foto-foto acara doa
Intervensi-31 bersama persiapan
(asli) pembangunan pabrik
semen di Rembang,
tertanggal 16 Juni 2014
bertempat di Tapak Pabrik
Tergugat II Intervensi di
Rembang.
83 Bukti T-II Foto-foto acara safari
Intervensi-32 ramadhan bertempat di

84
(asli) kantor Kepala Desa
Kadiwono-Kecamatan
Bulu, tertanggal 18 Juli
2014.
84 Bukti T-II Foto-foto acara buka puasa
Intervensi-33 bersama dan pemberian
(asli) santunan, tertanggal 23 Juli
2014 bertempat di Desa
Tegaldowo.
85 Bukti T-II Foto-foto acara silaturahmi
Intervensi-34 dan pemberian santunan di
(asli) Desa Pasucen, tertanggal 5
Juni 2014.
86 Bukti T-II Foto-foto acara silaturahmi
Intervensi-35 warga desa Tegaldowo,
(asli) tertanggal 5 Juni 2014,
bertempat di Kediaman
Kepala Desa Tegaldowo
(Bapak Suntono).
87 Bukti T-II Foto-foto acara silaturahmi
Intervensi-36 warga desa Kadiwono,
(asli) tertanggal 5 Juni 2014,
bertempat di Balai Desa
Kadiwono.
88 Bukti T-II Foto-foto acara silaturahmi
Intervensi-37 warga desa Kajar, tertanggal
(asli) 5 Juni 2014, bertempat di
Balai Desa Kajar.
89 Bukti T-II Video dokumentasi milik
Intervensi-38 Tergugat II Intervensi
(copy) mengenai silaturahmi dan
sosialisasi di Desa
Kadiwono, Kajar,
Timbrangan, Pasucen dan
Tegaldowo.
90 Bukti T-II CD rekaman Rapat
Intervensi-39 Koordinasi dan Kajian
(asli) Ilmiah terhadap Kawasan
Cekungan Air Tanah
Watuputih Kabupaten
Rembang tertanggal 7 Juli
2014 bertempat di Kantor
Gubernur Jawa Tengah.

85
91 Bukti T-II CD yang berisi video
Intervensi-40 “Samin vs Semen” terkait
(asli) dokumentasi warga
masyarakat penolak pabrik
semen Tergugat II
Intervensi dan pabrik
semen Group Indocement
atas proses pembangunan
fasilitas pertambangan dan
pabrik semen Tergugat II
Intervensi dan Group
Indocement di wilayah
Rembang dan wilayah Pati.
92 Bukti T-II Hasil print power point Bahwa
Intervensi-41 yang dibuat saksi Budi PENGGUGAT
(print dari Sulistyo yang telah menolak kesaksian
asli) presentasikan di hadapan Budi Sulistyo;
persidangan pada tanggal 5
Maret 2015.
93 Bukti T-II Peta Potensi Bahan Bahwa bukti ini tidak
Intervensi- Tambang Kabupaten menyebutkan bahwa
42.a (print Rembang yang diterbitkan potensi tersebut secara
dari asli) oleh Dinas Energi dan otomatis bisa
Sumber Daya Mineral dilakukan
Kabupaten Rembang. penambangan industri
94 Bukti T-II Peta Kawasan Peruntukan Wilayah
Intervensi- Pertambangan Minerba pertambangan,
42.b (print Sesuai Peta Pola Ruang Wilayah Usaha
dari asli) RTRW yang diterbitkan Pertambangan dan
oleh Pemerintah Wilayah Izin Usaha
Kabupaten Rembang. Pertambangan belum
ditetapkan oleh
pemerintah dan
pemerintah daerah
95 Bukti T-II
Peta Kawasan Peruntukan
Intervensi- Pertambangan Minerba
42.c (print
Sesuai Petea Pola Ruang
dari asli) RTRW Disandingkan
dengan Peta Potensi Bahan
Tambang Minerba yang
diterbitkan oleh Pemerintah
Kabupaten Rembang.
96 Bukti T-II Peta Penelaahan

86
Intervensi- Permohonan Izin PT.
42.d (peta dari Semen Gresik (Persero)
asli) Tbk (tertanggal 21
September 2011) yang
diterbitkan oleh Pemerintah
Kabupaten Rembang.
97 Bukti T-II Peta Penelaahan
Intervensi- Permohonan Izin PT.
42.e (peta dari Semen Gresik (Persero)
asli) Tbk yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten
Rembang dan
ditandatangani oleh
Sekretaris Daerah
Kabupaten Rembang
tertanggal 20 Oktober 2011.
98 Bukti T-II Peta Rencana Pola Ruang
Intervensi- Wilayah Kabupaten
42.f (peta dari Rembang yang diterbitkan
asli) oleh Pemerintah
Kabupaten Rembang.
99 Bukti T-II Peta Overlay Rencana Pola
Intervensi- Ruang Wilayah Kabupaten
42.g (print Rembang dan Peta CAT di
dari asli) Kabupaten Rembang yang
diterbitkan oleh Pemerintah
Kabupaten Rembang.
100 Bukti T-II Foto-foto demonstrasi
Intervensi- masyarakat di DPRD
43.a (asli) Kabupaten Rembang
terkait dengan
penambangan dan
pendirian pabrik semen di
Rembang sekitar awal tahun
2013.
101 Bukti T-II Foto-foto demonstrasi
Intervensi- masyarakat di DPRD
43.b (asli) Kabupaten Rembang
terkait dengan
penambangan dan
pendirian pabrik semen di
Rembang tertanggal 18
Februari 2014.

87
102. Bukti T-II Foto-foto terkait Glory Bahwa bukti ini tidak
Intervensi- Hole atau lubang-lubang relevan dihadirkan.
44.a yang dibuat dalam rangka Yang kedua, foto-foto
reklamasi untuk menanam sebagai bukti tersebut
pohon di wilayah tidak jelas dibuat
pertambangan dan pabrik dimana dan kapan
semen Tergugat II sehingga patut
Intervensi di Kabupaten dikesampingkan.
Tubang, Jawa Timur.
103. Bukti T-II Foto-foto terkait embung Bahwa bukti ini tidak
Intervensi- air yang dibuat oleh relevan dihadirkan.
44.b Tergugat II Intervensi di Foto-foto tersebut
wilayah pertambangan dan juga tidak jelas dibuat
pabrik semen Tergugat II dimana dan kapan
Intervensi di Kabupaten sehingga patut
Tuban, Jawa Timur. dikesampingkan.
104. Bukti T-II Foto-foto terkait lahan Bahwa bukti ini tidak
Intervensi- pertanian yang berada di relevan dihadirkan.
44.c dekat wilayah Yang kedua, foto-foto
pertambangan dan pabrik tersebut juga tidak
semen Tergugat II jelas dibuat dimana
Intervensi di Kabupaten dan kapan sehingga
Tuban, Jawa Timur. patut dikesampingkan.

c. Bahwa keterangan saksi tergugat tidak relevan dan/atau justru


memperkuat argumen PARA PEMOHON, sebagai berikut:

- TEGUH DWI PARYONO, menyatakan: Bahwa peraturan sebelumnya


penentuan kars yang dibagi dalam 3 kelas kars oleh peraturan yang ditiadakan
oleh Peraturan Pemerintah tentang Tata Ruang Nasional, sehingga kawasan
kars dilindungi oleh aturan hukum Peraturan Pemerintah tentang tata ruang;
selain itu saksi mewakili ESDM bekerjasama dengan badan geologi
dan tata lingkungan propinsi Jawa Tengah pernah melakukan
penelitian di Cekungan Air Tanah Watu Putih (CAT) di Kabupaten
Rembang;
- OTNIEL PAULUS menyatakan: Bahwa masyarakat dapat menyampaikan
penolakan atas proses AMDAL tetapi jika sudah keluar izin maka keberatan
tersebut harus melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN); selain itu
saksi juga menyatakan kasus PT Semen Indonesia juga mengalami
penolakan dari masyarakat;
- Hamzah menyatakan BKPRD mengadakan rapat yang juga dihadiri
SKPD Kabupaten Rembang untuk memberikan masukan sebagai
dasar mengeluarkan rekomendasi. Input itu berupa overlay peta

88
permohonan. NAMUN, Saksi tidak mengetahui apa yang disebut dengan
kawasan lindung. Saksi hanya menerangkan bahwa yang disebut kawasan
lindung adalah yang ada di Perda RTRW Rembang; tidak mengetahui tambang
itu terdapat di kawasan apa, saksi tidak bisa menjelaskan yang dimaksud
dengan cekungan air tanah (CAT), saksi tidak mengetahui lokasi cekungan air
tanah ada dimanaSEHINGGA menunjukkan bahwa surat
rekomendasi yang diberikan BKPRD bisa dipastikan tidak
berdasar fakta di lapangan karena ternyata saksi tidak
mengetahui tentang CAT Watuputih, arti dari kawasan lindung
dan kawasan budidaya.

d. Bahwa keterangan saksi Tergugat Intervensi tidak relevan dan/atau justru


memperkuat argumen PARA PEMOHON, sebagai berikut:
- Teguh Gunawarman menyatakan: tidak pernah melihat izin lingkungan
milik Tergugat II Intervensi;Bahwa saksi membenarkan pada tahun 2013 ada
warga, yakni Sumarno cs mendatangi dirinya untuk memprotes dan
menyampaikan uneg-uneg atas rencana dibangunnya pabrik semen;Bahwa saksi
menyatakan ketika Sumarno cs mendatanginya, yang saat itu sebagai Camat,
warga memperlihatkan kesalahan-kesalahan yang ada di AMDAL;Bahwa
saksi menyatakan warga menyampaikan uneg-unegnya menolak pabrik semen
karena di sana adala lahan pertanian;Saksi menerangkan tidak pernah
mempertemukan pihak semen dan warga, dengan memberikan kesempatan warga
yang menolak untuk berbicara kepada pihak Semen Gresik;Bahwa saksi tidak
mengetahui tentang terbitnya izin-izin.
- Budi SulistyoPenggugat keberatan terhadap saksi Budi Sulistyo
karena saksi ini bekerja untuk PT. Semen Indonesia melalui
PT. LAPI. Saksi adalah pembuat desain tambang PT.
SI.Meskipun demikian kami mencatat saksi menerangkan
Penambangan akan dilakukan dengan menggunakan pengelupasan,
ledakan. Kombinasi mekanik dan blasting, yang reklamasinya akan
memerlukan waktu 130 tahun. Tidak ada jaminan tidak ada
kerusakan lingkungan setelah diledakkan dan dikeruk.
Demikian juga dengan ketersediaan air.
- Dwi Joko Supriyanto, menyatakan: bahwa tim AMDAL pernah
mengadakan angket ke masyarakat, tetapi saksi tidak mengetahui isinya;Saksi
mengetahui kalau ada warga yang kontra karena persoalan lingkungan;Saksi
menerangkan bahwa wilayahnya tidak pernah kekurangan air;Saksi
menerangkan bahwa di Desa Tegaldowo pernah terjadi banjir;
- AHMAD AHIT menerangkan bahwa masyarakat banyak yang tidak tahu
izin tersebut;Saksi menerangkan bahwa yang termasuk ring 1 pembangunan
pabrik semen adalah Desa Tegaldowo, Timbrangan, Kajar, dan Pasucen.

89
II. Kesimpulan

Para Penggugat tetap berpegang pada dalil-dalil yang telah dinyatakan dalam
Gugatan dan Replik. Akan tetapi jika majelis hakim berpendapat lain, perlu
kiranya direnungkan bahwa jika memang penanganan paska pertambangan akan
dilakukan sesuai dengan rencana, seperti mengembalikan fungsi karst dengan
berbagai teknik, termasuk peledakan untuk mempercepat proses karstifikasi dan
menimbulkan hasil sesuai dengan yang disampaikan ahli dari pihak PT Semen
Indonesia, maka masyarakat baru bisa menikmati kembalinya keadaan itu setelah
pergantian lebih dari satu generasi.

Berdasarkan segala uraian dan fakta-fakta persidangan di atas, maka tindakan


TERGUGAT yang telah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 660.1/17 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan
Oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, Di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa
Tengah tertanggal 7 Juni 2012 yang pada pokoknya KTUN Objek Sengketa telah
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan dan Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik atau sebagaimana yang tertuang dalam asas kepastian
hukum, asas tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas
keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas.

III. Permohonan

Bahwa berdasarkan hal-hal di atas, Para Penggugat memohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk berkenan kiranya memberikan
putusan sebagai berikut:

Dalam EKSEPSI:
Menolak Eksepsi Tergugat dan Tergugat Intervensi untuk seluruhnya;

Dalam POKOK PERKARA:

1. Mengabulkan gugatan PARA PENGGUGAT untuk seluruhnya;


2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah

90
Nomor 660.1/17 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan
Penambangan Oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, Di Kabupaten
Rembang, Provinsi Jawa Tengah;
3. Mewajibkan kepada TERGUGAT untuk mencabut Surat Keputusan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/17 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Kegiatan Penambangan Oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk,
Di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah;
4. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini.

DALAM PENUNDAAN:

2. Mengabulkan permohonan penundaan Para Penggugat;


3. Menyatakan bahwa Keputusan a-quo yang dikeluarkan TERGUGAT
ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya sampai dengan adanya putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (et
aequo et bono).

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Para Penggugat

Muhnur, S.H. Siti Rakhma Mary Herwati, S.H., MSi.

Zainal Arifin, S.H.I. Judianto Simanjuntak, S.H.

Syamsul Munir, S.H.I.

91
LAMPIRAN:

1. SAKSI SUMARNO

Keterangan saksi pada tanggal5 Februari 2015 di bawah sumpah. Saksi


menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa Pabrik semen PT SI ada di Kecamatan Gunem, tapak pabrik ada


di Desa Kadiwono dan tambangnya di wilayah Desa Kajar dan Desa
Tegaldowo;
- Bahwa saksi mengetahui awal berdirinya pabrik ketika pada awal tahun
2013, di Desa Tegaldowo ada pagelaran wayang kulit, dan disana dipasang
umbul-umbul Semen Gresik;
- Bahwa setelah pagelaran wayang tersebut, saksi dan 5 orang warga
mendatangi Kepala Desa Tegaldowo yang bernama Suyanto untuk
menanyakan apakah pabrik semen jadi dibangun di Desa Tegaldowo;
- Bahwa Kepala Desa Tegaldowo menjawab selama ini tidak dilibatkan
oleh pemerintah kabupaten, ia hanya diminta menyediakan tempatnya
saja. Bila Suyanto masih menjadi Kepala Desa, maka pemuda akan
diberikan pekerjaan sebagai buruh;
- Bahwa karena tidak puas dengan jawaban Kepala Desa, saksi pergi ke
kantor Kecamatan Gunem bertemu dengan Camat Teguh. Camat
menjawab soal pendirian pabrik semen ia tidak dilibatkan, hal itu adalah
urusan pemerintah kabupaten dan provinsi, menyangkut masalah amdal
dan sebagainya;
- Bahwa saksi juga bertanya kepada Camat tentang dampak pendirian
pabrik semen dan nasib petani. Camat menyarankan kepada saksi untuk
mengirimkan surat kepada instansi terkait tentang sosialisasi dan
dampaknya;
- Bahwa saksi mengirim surat pada DPR, DPRD, Presiden, Camat, Bupati,
Kepala Desa, semua instansi tersebut tidak ada yang menjawab surat yang
dikirimkan saksi;
- Bahwa saksi membuat surat tersebut sekitar tahun 2013;
- Bahwa setelah mengirimkan surat, saksi dan masyarakat Desa Tegaldowo
melakukan aksi ke DPRD untuk menolak pembangunan pabrik semen;
- Bahwa saksi dan masyarakat menolak pembangunan pabrik semen karena
lahan yang akan ditambang adalah areal pertanian, jika ditambang maka
masyarakat petani akan kehilangan lahan dan mata pencaharian;

92
- Bahwa lahan pertanian belum dijual kepada PT SI
- Bahwa lahan pertanian masih milik petani, ada yang dijual ke pihak luar,
bukan pihak semen
- Bahwa saksi tidak mengetahui apakah ada anggota masyarakat yang telah
menjual lahan ke pihak semen;
- Bahwa tambang kapur ada di wilayah Desa Tegaldowo sedangkan tapak
pabrik ada di wilayah Perhutani;
- Saksi menerangkan bahwa selain hilangnya lahan pertanian, alasan warga
menolk pabrik adalah karena akan hilangnya mata air;
- Saksi menerangkan bahwa selama ini masyarakat Desa Tegaldowo tidak
pernah kekurangan air, dari saksi kecil sampai sekarang tidak kekurangan
air;
- Saksi menerangkan bahwa penambangan pabrik semen belum dilakukan,
tetapi pabrik sudah mulai dibangun;
- Bahwa saksi melihat di areal pabrik ada lalu-lalang kendaraan asing, dan
pengeboran di areal Watuputih, tetapi saksi tidak tahu siapa yang
melakukan pengeboran tersebut;
- Bahwa pengeboran tersebut dilakukan pada 2013;
- Saksi menerangkan bahwa pabrik semen juga memecah kerukunan warga
desa, gotong-royong warga mulai pecah, yang dulu sebelum isu
kedatangan pabrik semen masyarakat rukun, sekarang masyarakat
terpecah belah dengan adanya masyarakat yang pro dan kontra
pembangunan pabrik semen tersebut, termasuk perpecahan dalam satu
keluarga;
- Bahwa Kepala Desa Tegaldowo tidak menengahi perpecahan di
masyarakat tersebut;
- Bahwa perpecahan masyarakat tersebut terjadi di Desa Tegaldowo dan
Timbrangan;
- Bahwa saksi tidak mengetahui alasan warga yang pro pembangunan
pabrik semen;
- Bahwa saksi menerangkan tidak pernah ada sosialisasi sehubungan
dengan pabrik semen;
- Saksi menerangkan bahwa orang-orang yang ditujukkan oleh majelis
hakim dalam beberapa foto silaturahmi pada bulan Juni 2013 yaitu Joko
Prianto, Suyasir, dll tidak terdapat dalam foto silaturahmi yang dijadikan
alat bukti tegugat intervensi tersebut;

93
- Bahwa Kepala Desa tidak pernah mengumpulkan masyarakat dalam
bentuk silaturahmi atau lainnya;
- Saksi menerangkan tidak pernah melihat pengumuman izin lingkungan
ditempel di Desa Tegaldowo;
- Saksi tidak mengetahui jika ada sosialisasi atau silaturahmi yang pernah
diadakan pemerintah atau pabrik semen;
- Saksi mengenal Kepala Desa Suyanto dan Camat Gunem ada di dalam
beberapa foto yang dijadikan alat bukti tergugat intervensi;
- Saksi menerangkan mengenal Baskoro;
- Saksi mengetahui JMPPK. JMPPK adalah sekumpulan masyarakat yang
peduli pada kelestarian pegunungan Kendeng. Semua warga Rembang
yang peduli dengan kelestarian Pegunungan Kendeng dapat ikut JMPPK
tanpa mendaftar;
- Saksi menerangkan pekerjaan masyarakat adalah petani lahan kering
dengan tanaman seperti jagung, padi, kacang, dan macam-macam dan
sebagian kecil beternak dengan mencari pakan ternak di pegunungan
Watuputih;
- Saksi menerangkan bahwa sumber air masyarakat berasal dari mata air
dan sumur. Sumur tersebut tidak pernah kering;
- Saksi menerangkan bahwa setelah aksi di DPRD, DPRD berjanji
membentuk Pansus untuk menyelesaikan masalah ini;
- Tetapi ketika DPRD datang ke Desa Tegaldowo, ternyata DPRD
mengatakan pada masyarakat bahwa kalau ada pabrik semen, masyarakat
akan dijadikan tenaga kerja karena daerah sana daerah kering;
- Saksi menerangkan tidak mengetahui izin-izin pabrik semen;
- Saksi menerangkan terjadi intimidasi pada beberapa anggota masyarakat
ketika masyarakat meminta penjelasan soal pabrik semen;

2. SAKSI SUWATER

Memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal 5 Februari 2015.


Saksi menerangkan sebagai berikut:

- Saksi mengetahui ada patok bertuliskan PT SI sejak September 2014;


- Saksi termasuk warga yang menolak pembangunan pabrik semen,
alasannya karena lahan pertanian akan berkurang dan ada debu yang
terbang ke rumah warga;

94
- Saksi menerangkan ada goa Gendongan di Desa Tegaldowo. Goa
tersebut berada di daerah PT. SI berdasarkan patok yang ada;
- Saksi menerangkan ada sumber air Brubulan yang bentuknya lebar dan
mengalir yang lokasinya dekat tambang;
- Saksi menerangkan bahwa adanya JMPPK adalah sejak adanya PT SI,
yang membentuk masyarakat, tetapi tidak ada susunan organisasinya;
- Saksi menerangkan ada ponor atau tempat masuk atau menghilangnya air
hujan, yang akan rusak jika ada penambangan pabrik semen;
- Saksi menerangkan bahwa ponor itu jumlahnya banyak, yang ada dalam
wilayah penambangan juga ada;
- Saksi mengetahui ada ponor itu ketika melakukan penelitian bersama
dengan ASC dan SCA;
- Bahwa penelusuran goa tersebut dilaksanakan pada tahun 2013 oleh 10
orang terdiri dari warga dan ASC dan SCA dan mengadakan penelusuran
lagi pada bulan November 2014;
- Saksi menerangkan bahwa ada 76 goa di seluruh pegunungan Kendeng
dan 3 goa di dalam patok PT SI;
- Saksi menerangkan bahwa di dalam goa-goa tersebut ada kelelawar yang
mengusir hama;
- Saksi menerangkan ada 4 mata air di dalam patok PT SI;
- Saksi menerangkan bahwa fungsi goa tersebut adalah sebagai tempat
tinggalnya kelelawar dan tempat sungai bawah tanah;
- Saksi menerangkan bahwa ada 44 ponor di seluruh desa, dan 22 ponor
ada di dalam patok PT SI;
- Saksi menerangkan lebarnya ponor sekitar 15 meter dan ponor-ponor
kecil sekitar 2 meter;
- Saksi menerangkan bahwa mata air Brubulan lokasinya dekat dengan
tambang;
- Saksi menerangkan tidak melihat kertas pengumuman izin lingkungan
ditempel di balai desa;
- Saksi menerangkan pernah hadir di rapat pengurus JMPPK dan yang
dibahas tahun 2013 adalah rencana demonstrasi di DPRD;
- Saksi menerangkan mata air yang berada di patok PT ada 4 yaitu mata air
belik sawah ada 2, belik rotan 1, dan belik Kopek 1 di wilayah Desa Kajar.

3. SAKSI SUKINAH

95
Saksi memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal 5 Februari
2015, saksi menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi sejak lahir tinggal di Desa Tegaldowo;
- Bahwa saksi tinggal di tenda sejak tanggalu16 Juni 2014;
- Bahwa saksi menolak adanya tambang dan pabrik semen karena petani
tidak mau dekat dengan industri, bila ada industri maka lahan pertanian
akan hilang;
- Bahwa saksi memiliki lahan pertanian;
- Bahwa saksi meyakini keberadaan tambang akan merambah kemana-
mana;
- Bahwa pertambangan oleh PT Semen Indonesia berpotensi merugikan
saksi berupa air tanah bisa hilang bila ada tambang terus-menerus;
- Bahwa saksi menerangkan selama ini warga tidak kekurangan air,
sementara PT Semen Indonesia adalah perusahaan besar yang
membutuhkan lahan yang besar sehingga air yang akan hilang juga besar,
selain itu saksi juga takut akan banjir;
- Bahwa saksi dan suami tidak pernah diajak sosialisasi tentang semen;
- Bahwa pendirian tenda atas inisiatif ibu-ibu (warga) karena warga
memiliki pandangan bumi ini jangan sampai dirusak, akan rusak bila
ditambang;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat pengumuman;
- Bahwa ibu-ibu yang berada di tenda berasal dari Desa Tegaldowo dan
Desa Timbrangan;
- Bahwa saksi ikut menandatangani daftar penolakan warga terhadap
pertambangan;
- Bahwa saksi tidak mengetahui tentang terbitnya izin lingkungan;
- Bahwa rumah saksi berjarak 3 km dari pabrik dan 1 km dari tambang;
- Bahwa banyak goa di Desa Tegaldowo;
- Bahwa di tenda yang dibangun warga dijaga oleh polisi;
- Bahwa warga dilarang mendirikan tenda, polisinya melarang beberapa alat
di sekitar tenda
- Bahwa mata pencaharian warga mayoritas sebagai petani;
- Bahwa mobil truk PT Semen selalu lalu-lalang yang menimbulkan debu
dan kebisingan;
- Bahwa warga melakukan pemblokiran jalan akses tambang agar aktivitas
pendirian pabrik dihentikan dan alat berat ditarik;
- Bahwa saksi menerangkan warga tidak pernah diajak sosialisasi;
- Bahwa saksi bersama warga pernah mendatangi Kepolisian Daerah Jawa
Tengah soal kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian di tenda;

4. SAKSI SUWIGNYO

96
Saksi memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal 12 Februari
2015, saksi menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi sebagai Kaur Pemerintahan di Desa Timbrangan sejak 2009;


- Bahwa selama menjabat menjadi Kaur Pemerintahan saksi tidak pernah
mendengar pemberitahuan tentang rencana pabrik semen di daerahnya;
- Bahwa tidak pernah ada pemberitahuan ke desa soal pendirian pabrik
semen;
- Bahwa tidak ada pemberitahuan dari PT.SI terkait wilayah Desa
Timbrangan yang akan dilalui jalan tambang;
- Bahwa saksi mengetahui ada warga Desa Timbrangan yang ikut tinggal di
tenda;
- Bahwa pernah ada warga yang mengadu bernama Suyasir, dia mengadu
secara lisan bertanya:“Bagaimana kok bisa ada pembangunan pabrik di
desa?”
- Bahwa atas pengaduan warga saksi menjawab akan ditampung dahulu
untuk dirapatkan;
- Bahwaaparat desa Timbrangan memutuskan bila ada pemberitahuannya
nanti dikordinasikan, namun tidak ada terkait menolak atau tidak;
- Bahwa ada goa di Desa Timbrangan;
- Bahwa sebelum kehadiran PT Semen Indonesia kondisi sosial warga
rukun gotong royong;
- Bahwa masyarakat terganggu dengan debu;
- Bahwa saksi selaku perangkat desa tidak pernah tahu terkait sosialisasi;
- Bahwa saksi juga tidak mengetahui rapat RPL-RKL;
- Bahwa saksi menerangkan ada banyak truk yang melewati jalan Desa
Timbrangan yang mengangkut batu, truk tersebut sangat mengganggu
warga;
- Bahwa warga pernah mengadu kepada saksi selaku aparat desa terkait
debu akibat aktivitas truk yang melewati jalan desa timbrangan, atas
pengaduan tersebut saksi sudah menyampaikan ke pemerintahan desa;
- Bahwa pemerintah desa sedang kordinasi terkait pengaduan warga soal
debu akibat truk;
- Bahwa saksi mengetahui keberadaan „tuk‟ (ponor: tempat menghilangnya
air) yang berada di dekat ladang pertanian saksi;
- Bahwa saski menerangkan masyarakat Desa Timbrangan biasa menyebut
tempat hilangnya air dengan istilah „tuk‟;
- Bahwa saksi menerangkan mengetahui keberadaan patok-patok
pertambangan;
- Saksi tidak pernah melihat ada pengumuman yang ditempel di kanntor
desa;
- Bahwa saksi mengatakan di Desa Timbrangan terdapat goa;

97
- Bahwa saksi mengetahui sekitar pertengahan tahun 2014 warganya
mendatangi tapak pabrik secara beramai-ramai.

5. SAKSI KISWARIN

Saksi memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal 12 Februari


2015, saksi menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi tinggal di Kecamatan Sluke;


- Bahwa saksi pernah menghadiri pertemua dengan Pemkab serta PT
Semen Indonesia di lt. 4 kantor bupati;
- Bahwa saksi mengetahui pertemuan tersebut setelah ditelpon oleh
temannya, kemudian saksi berinisiatif untuk menghadiri pertemuan
tersebut;
- Bahwa saksi mengisi daftar hadir yang disediakan;
- Bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh Pemkab Rembang, PT Semen
Indonesia, dan dari UGM;
- Bahwa saksi datang dengan kapasitas sebagai warga yang peduli
lingkungan;
- Bahwa saksi tidak melihat judul pertemuan tersebut;
- Bahwa pertemuan berlangsung dari pukul 10.00 sampai 13.30;
- Bahwa dalam pertemuan tersebut pada intinya menyampaikan PT Semen
Indonesia akan mendirikan pabrik di Rembang;
- Bahwa dalam pertemuan tersebut yang paling banyak bicara adalah Agus
(akademisi UGM) terkait geologi;
- Bahwa ada yang menyampaikan keberatan dalam pertemuan tersebut
terkait Keppres tentang Cekungan Air Tanah;
- Bahwa ada juga yang menyampaikan keberatan terkait tambang yang akan
mengurangi air;
- Bahwa saksi tidak melihat background yang bertuliskan sosialisasi,
konsultasi atau apapun;
- Bahwa dalam pertemuan tersebut tidak disampaikan terkait perizinan;
- Bahwa saksi bersikap menolak tambang karena dapat merusak
lingkungan;
- Bahwa saksi tidak mengetahui keberadaan notulensi dan rencana tindak
lanjut;

1.2. Keterangan Ahli:

1. DR. RIAWAN TJANDRA (Ahli Hukum Administrasi Negara)

98
Memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal 12 Maret 2015, saksi
ahli menerangkan sebagai berikut:

- Untuk NGO Standing itu memang pertama kali di Indonesia dan


memang pertama kali digunakan dalam putusan PTUN Jakarta tepatnya
pada tgl. 12 Desember 1994 dalam perkara gugatan koalisi LSM terhadap
dana Regulasi dari PTPTM, dan kalau kita lihat secara rasional putusan
PTUN Jakarta selaras prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional
yang memang mengakui NGO Standing secara internasional, seperti
Green Peace. Dan putusan PTUN Jakarta itu kemudian menjadi
yurisprudensi dan terus menerus diakui oleh keputusan PTUN
berikutnya, misalnya di beberapa kasus di PTUN Jakarta dalam kasus
gugatan yang diajukan oleh masyarakat yang diwakili oleh LSM dalam
kasus lingkungan dan masih banyak lagi contohnya di beberapa PTUN di
Indonesia. Jadi barometernya adalah putusan PTUN Jakarta pada tgl. 12
Desember 1994;

- Sedangkan penggugat individu di dalam proses penanganan sengketa


pengawasan negara memang diatur langsung pada UU Nomor 53 ayat 1
UU PTUN yang disitu dikatakan seseorang atau badan hukum yang
terdaftar dan yang merasa dirugikan;

- Kalau kita berkaca pada UU No. 5 tahun 1986 dijelaskan bahwa syarat
sahnya keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara itu ada 2 macam: (1)
Keputusan TUN harus sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
(2) harus sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Asas-
asas yang baik dikenalkan pertama kali di Indonesia oleh guru besar
Sulistyawan yang memberikan kuliah pada tahun 1976 di Universitas
Airlangga;

- Dalam asas partisipasi dalam kedudukan AAUPB bisa kita tempatkan,


pertama dalam segi doktrin hukum administrasi negara, karena disitu ada
3 dimensi hukum administrasi negara:

1. Dimensi penyelenggaraan pemerintahan yang dilengkapi dengan


kewenangan- kewenangan kepemerintahan;
2. Dimensi perlindungan hukum;

99
3. Dimensi partisipasi itu sendiri.

- Partisipasi dalam teori hukum administrasi yang dianut secara luas dari
berbagai negara. Di Indonesia asas partisipasi sudah masuk dalam AUPB
yang sudah diatur dan masuk di dalam UU tahun 1998. Yang merupakan
pintu masuk dari asas partisipasi. Apabila partisipasi itu kita kembalikan
pada tata negara sebenarnya juga berbicara mengenai keterlibatan dari
masyarakat dalam keputusan yang diambil oleh Tata Usaha Negara, dalam
hal ini partisipasi itu harus dilakukan secara standar parameter.
Keterlibatan terhadap masyarakat secara umum atau komprehensif yang
akan terkena dampak dari keputusan Tata Usaha Negara;

- Jika memang terjadi keputusan yang sifatnya umum dan harus melibatkan
banyak masyarakat tapi prakteknya putusan itu hanya pada sebagian
masyarakat maka harus ada studi dampak keputusan itu, siapa saja yang
kompensial dari akibat Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan,
dan dari seluruh hasil riset atau mungkin analisis semua korban dari
Keputusan TUN tersebut harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengajukan gugatan;

- Upaya keberatan kalau kita melihat hukum acaranya sendiri harus


dimaknai secara perspektif sengketa secara kepegawaian jadi
sebenarnya keberatan kalaupun dilakukan silahkan saja tapi tidak
boleh menghalangi Pengadilan Tata Usaha Negara untuk
menghakiminya;
- Di dalam teori hukum administrasi, Keputusan TUN itu dibagi menjadi
dua, yaitu:

- Menyangkut dengan substansi;


- Menyangkut tentang prosedur penetapannya.
- Dan ada 3 aspek dalam pertimbangan Keputusan tata usaha:
- Harus sah dari segi kewenangan;
- Harus sah dari segi prosedur;
- Harus sah dari segi substansinya.

- Perda itu sendiri memang harus diperintahkan oleh peraturan peraturan


perundang-undangan tinggi atau bisa dalam kotek pembagian

100
kewenangan daerah tapi hanya saja sebagai norma yang bersifat mengatur
harus diarahkan, munculnya angka-angka disitu kalau memang ini
mencakup suatu materi spesifik tidak boleh diserobot oleh suatu
peraturan perda;

- Sebenarnya itu sudah ada di Peraturan Presiden tahun 2004 yang


mengatur detailnya peraturan dari UU Perda tersebut, jadi kalau kita lihat
dari konteks nilainya sendiri itu tidak taktis, tapi kalau untuk
keabsahannya bisa ditanyakan langsung kepada ilmu pendidikan yang bisa
menguji materi kepada Mahkamah Agung langsung itu kepada masyarakat
yang secara langsung dirugikan;

- Bahwa ada surat pengedaran dari mahkamah agung yang melakukan


penghalusan hukum sehingga kemudian 90 hari terhitung sejak saat
yang bersangkutan mengetahui (yang merasa kepentingannya
dirugikan), dalam putusan dari beberapa PTUN yang lain pernah juga
ada putusan pada saat dampak kerugiannya yang timbul ketika
mengetahui itu;

- Dan sekarang muncul peraturan-peraturan mentri yang proteksinya yang


sifatnya komprehensif dengan lingkungan.

2. DR. SOERYO ADIBOWO (Ahli Metode AMDAL)

Saksi ahli memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal 12


Maret 2015, ahli menerangkan sebagai berikut:

- Dalam peraturan menteri yang terbaru, dari peraturan yang terlama


hingga yang terbaru, nomor 16 tahun 2012, Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup tentang Pedoman Penyusunan AMDAL pada
lampiran dua menyebutkan: bagaimana menentukan dampak, di seluruh
dunia yang ada peraturan AMDAL, Amerika, Kanada, Malaysia, dan di
Indonesia untuk menduga dicari analisa untuk mencari selisih bagaimana
kualitas air, kalau ada proyek bagaimana, kalau tidak ada proyek, kesannya
yang terjadi bukan with and wihout tetapi yang dilakukan mengukur
dampak, dampak kecil, itu sebenarnya yang ingin saya tunjukkan;

101
- Jadi kalau metode AMDAL yang dipakai adalah before and after
maka jadi indikasi bahwa dokumen amdal tidak valid. Kami
membantu program menteri bagaimana cara kami mengevaluasi dokumen
itu. Kami membuat peraturan menterinya dan yang paling cepat melihat
dokumen adalah buka bab prakiraan dampak lihat bagaimana caranya,
terlepas bahwa ahli sosial, ekonomi, antropologi, ahli fakultas air/ahli
kehutanan, semuanya asas kekinian adalah bukan before dan afterproject
tetapi with dikurangi without. Secara singkat dapat dilihat, disampaikan di
bapak-bapak di kementerian, lalu kami bikinkan panduan dan itu
dijadikan peraturan;

- Ahli memberikan ilustrasi dengan mengetukkan sebuah pena ke


mikrofon. Ahli menerangkan bahwa suara ketukan di mikrofon ini
merupaka kebisingan yang jika dilakukan pada siang hari tidak jadi
masalah, namun ketika kebisngan itu ada pada jam 12 malam ketukan itu
menggangu;

- Jadi yang saya ilustrasikan bahwa yang dampaknya besar belum tentu
menggangu juga yang dampaknya kecil belum tentu tidak menggangu.
Oleh karena itu menjadi pokok bagaimana start awal dari dokumen
amdal, jadi yang namanya dampak tersebar tidak merata (tidak homogen)
ada yang terkena dampak positif, ada juga yang terkena dampak negative,
dan menurut waktu dan menurut ruang bisa berbeda-beda dan itulah yang
harus di tangkap dalam dokumen amdal dengan maksud rencana
pengelolaan pabrik;

- Bahwa jika start awal saja sudah salah, bukan with and without
tetapi before and after maka seterusnya dari hulu ke hilir akan
salah, dan dokumen amdal dipertanyakan karena di atas itu sifat
penting dan setelah itu evaluasi kelayakan dan ini saling
berhubungan;

- Bahwa pada tahun 1995 kami diminta untuk mengevaluasi ada 20


dokumen amdal yang sudah disetujui dan disitu kami mendapatkan cara
mengevaluasi dokumen dengan cepat;

- Bahwa di seluruh negara selalu menetapkan apa yang di anggap penting


bersamaan denga dampak lingkungan, di Kanada yaitu kumulatif dampak,
lamanya dampak, antisipasi. Di Australia ada 3, di Cina ada 6;

102
- Jadi kita ingin mengambarkan air ini ketika kena dampak tabiatnya
bagaimana, jika sudah tahu perubahannya maka tahu cara intervensinya.
Contoh: dampaknya tinggi tapi waktunya singkat dan itu RKL tidak perlu
lama-lama cukup 2 tahun pertama namun kebanyakan penyusun amdal
menganggap jika ada danmpak penting maka harus dihindari, padahal
tidak;

- Bahwa di Indonesia untuk menyatakan layak lingkungan karena Amdal,


sebelum Permen yang baru itu sangat lama. Dalam pasal 22 disebutkan:
“apabila ilmu pengetahuan teknologi tidak bisa mengatasi dampak maka
proyek dibatalkan” dan petanyaan nya apakah ada proyek di Indonesia
yang dibatalkan?

- Bahwa di mana dokumen itu dinyatakan buruk kualitasnya bukan tertera


dalam pasal 22 nya tetapi dalam bentuk dokumennya, dan ketika
penolakan, yang ditolak bukan proyeknya namun dokumennya;

- Bahwa ketika saya mengoreksi 20 dokumen pada tahun 1995, yang ada 5
yang bisa digolongkan bagus, banyak yang hanya memuat besarnaya
dampak tidak juga di menilai pentingnya dampak, padahal 20 dokumen
tersebut sudah disetujui, dan dengan itu diperbaikilah langkah-langkah
program, tarining juga diperbaiki, dan ada 8 yang tidak bisa disebut
dokumen amdal. Dan dalam penyusunan Amdal harus dimuat dampak
penting;

- Bahwa jadi dalam konteks itu kami merasa perlu meluruskan, jika melihat
rujukan dalam kasus disini;

- Bahwa dalam Konvensi Internasional dan juga ada di laman Peraturan


Menteri LH No. 16 tahun 2012, metode with and without contohnya:
dampak proyek kondisi tampak baik, dampak dihitung dengan with and
without bukan before dan after. Bahwa dokumen Amdal di Rembang
menggunakan before and after dan ini bertentangan dengan peraturan yang
ada;

- Saksi menerangkan contoh kasus di Bangka, bagaimana mengukur


dampak pertambangan yang limbahnya dibuang ke laut dan orang ahli
tanah menghitung dulu, sebelum di tambang bagus dan setelah di
tambang anjlok atau rusak;

- Bahwa jika menunjuk kapada dampak maka menuju pada besar kecilnya
korban, jadi harus di hati-hati jangan silau teradap dampak penting;

103
- Bahwa dampak penting ini sangat dipengaruhi atau tergantung oleh
komunitas setempat (ada yang pro dan kontra) kondisi tersebut harus
ditangkap, penting nilai dampak sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial
dan ekonomi masyarakat;

- Bahwa sampai sekarang kita mempunyai pedoman yaitu PP No. 27 dan


sekarang turunan dari PP 27 yang dipakai adalah pedoman penentuan
dampak penting;

- Bahwa bagaimana perbedaan dampak besar dan dampak penting,


dampak besar tidak semuanya dampak penting (ahli menunjukan dengan
gambar/slide);

- Bahwa di kita jika ada dampak penting malah dikecilkan agar tidak masuk
dampak penting, jumlah dampak pentingnya diperkecil;

- Bahwa dokumen yang di Rembang memakai kriteria yang dibuat sendiri,


disebut memang dalam Amdal merujuk pada PP No. 27 namun tetapi
ketika pedoman bagaimana menggunakan dampak penting, di amdal
mendefinisikan sendiri;

- Bahwa evaluasi dampak merupakan gabungan dari semuanya aspek, dan


yang banyak terjadi kesalahan adalah ukuran–ukuran yang berbeda–beda
dengan, kualitas air, pendapatan rupiah;

- Sebuah proyek bisa dinyatakan tidak layak lingkungan. Dalam Permen


LH No 16 tahun 2012 sudah dijelaskan dan jika ini dijalankan konsekuen
saya kira itu membuat banyak dokumen AMDAL menyatakan
bersungguh-sungguh proyek. Pada bunyi pasalnya menyatakan tidak
boleh ada gangguan terhadap air atau pun udara, dan jika PP yang lalu, itu
hanya menyatakan bahwa “ ditolak jika dampak buruknya lebih besar dari
manfaat” dan PP yang dulu bersiat umum namun Permen yang ini
dijelaskan secara spesifik dan ini bisa menjadi alat gugatan, kita bisa
melihat lampiran 2 pada Permen tersebut, kapan dikatakan layak
lingkungan dan bunyi kalimat disitu menjerat kalau ada yang tidak
waspada dalam menilai kelayakan lingkungan;

- Bahwa ini untuk menentukan layak tidaknya suatu proyek harus membaca
lampiran 2 Permen LH No. 16 tahun 2012;

- Bahwa implikasi dalam pasal itu menyatakan bahwa “apabila dalam


perkiraan dampak itu ada dampak penting sudah bisa melanggar pasal itu.
Hal ini bisa dikatakan tidak layak lingkungan dan ini spesifik;

104
- Ahli menerangkan bahwa yang disebut dampak, 1 orang saja mati dan
berapa orang yang terkena dampak penting;

- Bahwa yang ke 2 luas wilayah, semakin luas wilayah persebaran dampak


semakin signifikan dampaknya. Kepala BAPEDA tahun 1956
mendeskripsikan kapan dikatakan intensitas dampak itu penting dan yang
disebut definisi intensitas dampak adalah perubahan yang mendasar di
area yang luas dalam jangka waktu yang pendek;

- Bahwa oleh karena itu hampir di setiap negara seperti Australia, Kanada,
Amerika termasuk Indonesia menggunakan intensitas itu menjadi dasar;

- Bahwa selanjutnya yang dipakai adalah sifat kumulatif, contoh ketika


membuang limbah di sungai secara kumulatif dilakukan oleh satu pihak,
dan orang takut ketika unsur yang berkumulatif itu adalah logam, HG,
limbah tambang emas;

- Bahwa sebenarnya dampak penting lebih diketahui tambah bagus, karena


semakin kita mengetahui dampak penting maka semakin tahu cara
menanganinya, tapi kebanyakan semua takut;

- Bahwa ada 3 jenis metode, jika melihat amdal itu selalu ada identifikasi,
perkiraan dan evaluasi;

- Bahwa perkiraan mengandung 2 makna yaitu besar dan sifat penting;

- Bahwa jadi jika perkiraan dampak masin-masing ahli berbicara, seperti


proses air, tanah, dan lain-lain mengenai besar dampak yang akan terjadi,
tetapi jika sudah masuk bab evaluasi dampak yang menyampaikan peran
harus ketua tim, karena menyangkut semua aspek seperti sosial, ekonomi,
budaya, kimia, dan yang menjadi persoalan serius metode ini sangat
banyak bagaimana soal ukuran, unit yang berbeda dan jika ketua timnya
memegang pangkal persoalan maka unit unit yang berbeda itu
digabungkan menjadi satu;

- Bahwa di Indonesia lebih senang menggunakan metode Leopold namun


sebenarnya metoda Leopold tidak menjumlahkan unit unit yang ada
namun di Indonesia dijumlah dan ini yang mebuat dokumen Amdal salah;

- Bahwa sering pembuat salah pada bagian evaluasi dampak, akhirnya


sering orang lupa bahwa tujuan akhir dokumen amdal adalah untuk
pengelolaan lingkungan;

105
- Bahwa dokumen AMDAL biasanya dibuat dalam waktu proyek bukan
sebelum proyek, padahal jelas dalam UU LH no 4 tahun 1982 AMDAL
adalah bagian dari studi kelayakan;

- Bahwa yang menjadi titik kursial dalam AMDAL adalah bagaimana


pertanggungjawaban validitas alat yang dipakai (Permen
LH.No.16/2012). AMDAL itu benar apabila didalam penerapan
kriteria pembuatannya itu benar. AMDAL itu baik (valid) apabila dia
benar menempatkan kapan prakiraan dampak dan revolusi dampak, akan
tetapi kalau dicampur maka bisa dikatakan tidak benar, sehingga
dokumennya diabaikan.Perlu adanya metode dalam pengkajian dengan
diketahuinya metode kajian dampak yang baik.

- Karena seringkali tidak dipikirkan bahwa dalam pengkajian damplak


antara kelompok yang satu dengan yang lainnya, bahwa kebutuhan antara
laki-laki dan perempuan, antara orang dewasa dan anak kecil itu sangatlah
berbeda.

- Ahli menerangkan bahwa dibolehkan memodifikasi metodologi dalam


penyusunan amdal dengan catatan tidak melanggar standar minimum
dalam metodologi penyusunan amdal.

3. Dr. BUDI BRAMANTYO (Ahli Geologi)

Ahli memberikan keterangan di bawah sumpah pada 12 Maret 2015, ahli


menerangkan sebagai berikut:

- Bumi terdiri dari batuan, sedangkan tanah merupakan hasil dari pelapukan
kondisi tanah di atasnya mencerminkan kondisi batuan asal, batuan keras
namun tanah bisa melapuk menajadi lunak itu membutuhkan waktu
tergantung batuannya. Geologi mempelajari batuan namun tidak melihat
batuan hanya secara fisik namun juga mempelajari sejarah batuan, bagaimana
cara terbentuknya, darimana asalnya, seperti apa, kapan terjadinya, bagaimana
terbentuknya sampai menjadi pegunungan dan prosesnya seperti apa dan itu
memang perlu waktu berjuta juta tahun dan semua batuan yang ada di jawa
kecuali hasil endapan- endapan gunung berapi itu sedikitnya berjuta tahun
yang lalu sampai puluhan tahun yang lalu;

106
- Bahwa dari situlah karakteristik dari bebatuan itu selalu berubah sejalan
dengan geologinya dan kemudian tertangkap menjadi pegunungan sekarang
ini;

- Dalam hidrogeologi tentu saja ada jadi ketika kita melihat vertikal ke bawah
tanah kita akan mendapatkan zona - zona tersebut biasanya paling atas adalah
zona vados yaitu air hujan yang jatuh di pemukaan akan merembes masuk
pada kolom tertentu kemudian berakhir pada zona aquatis dan itu adalah
kondisi di dalam batuan dimana air berkumpl dan itu adalah akumulasi dari
air hujan menetes mengalir diantara pori- porinya da untuk di daerah batu
gamping juga sama yaitu zona kering, zona fluktuasi dan zona aquatis dengan
sumber air hanya di dalam batua gamping di dalam kars tidak di dalam
bebatuannya tapi melalui retakan- retakan jika kita lihat persis di bawah
batuanya kita tidak akan menemunaka air sama sekali walaupun kita
mengebor sedalam apapun namun ketika kita mengebor di sekitar retakannya
kita akan menemukan air;

- Kawasan kars menurut geologi adalah kawasan pada batuan yang


mengalami pelarutan dan ini memerlukan waktu berpuluh ribu
bahkan jutaan tahun. Jadi satu-satunya batuan yang dapat melarutkan
air/terterlarutkan oleh air hanya batu gamping dan ini yang disebut
kars;

- Ponor adalah suatu lubang dimana biasanya dia akan terhubung ke


sungai bawah tanah dan di kawasan kars tentu saja ada goa dan ponor
tidak hanya lubang tapi bisa juga merupakan retakan dan bahkan
tidak kelihatan, retakan di dalam bebatuan seolah-olah batuan pun
sebenarnya ponor serta ponor bisa memanjang sampai berpuluh-
puluh meter;

- Bahwa di dalam morfologi kars dicirikan dengan dua istilah yaitu eksokars dan
endokars. Eksokars adalah morfologi permukaan dan dimulai dengan proses
pelapukan dan terjadi ponor, bisa membentuk bulat lonjong dan lembah yang
memanjang dan itu merembes masuk mengalir dan mengalirnya nanti entah
berapa dalam tergantung kondisi lapisannya sebagai sungai bawah tanah;

- Bahwa zona basah itu merupakan termasuk goa-goa di dalam tanah dan dia
mengandung air, dan itu bisanya korelasi dari goa-goa yang mengandung air.
Zona kering merupakan zona dimana air menjalani rutenya untuk sampai ke
bawah, dan ini merupakan bagian jalan untuk air untuk mencapai wadahnya
dan tentu saja membutuhkan waktu yang sangat lama, air hujan yang jatuh
sampai zona basah, contoh ketika kita mengisi air di dalam cangkir dan itu
langsung ke badannya (zona basah) lama lama akan tumpah, jadi zona kering

107
akan menjadi semacam corongnya ketika kita mengisi botol dan ketika
corongnya ini dicabut maka sedikit air yang masuk dan akan lebih banyak air
yang tumpah keluar. Pada saat musim hujan air akan cepat masuk ke dalam
goa dan pada saat musim kemarau pasti tidak ada cadangan air, karena tidak
ada tempat penyimpanan. Bahwa kita tidak tahu air-air yang tersimpan dalam
kars itu sudah berumur berapa, namun penelitian di wilayah kars di Bandung
sampai 1000 tahun, jadi air yang di ambil dari kars di Bandung tersebut
merupakan air 1000 tahun yang lalu jadi sebenarnya air yang di simpan
beribu- ribu tahun yang lalu di keluarkan sedikit demi sedikit makanya ada
yang mengatakan kars air itu hanya lewat saja seolah –olah hujan di atas
wilayah kars langsug keluar di mata air, tentu saja TIDAK BEGITU jika
seperti itu maka pada musim kemarau berarti tidak ada air. Bahwa zona
kering itu menjadi jalan untuk air menuju zona basah;

- Bahwa potensi kars adalah untuk menyimpan air bersih dan bisa
menjadi cadangan untuk masa depan. Kars merupakan menjadi
habitat untuk flora fauna, misalnya codot yang memakan nyamuk dan
ini sangat penting sekali. Dalam ekosistem kars jika dalam ekonomi
juga berdampak pada pertanian yang ada. Saya melihat dari beberapa
kasus yang ada, yang paling luar biasa adalah di Tiongkok Selatan,
pemerintahnya otoriter tidak boleh ada penambangan di kawasan kars dan
wilayah kars tersebut boleh dibuat pertanian;

- Bahwa ketika terjadi penambangan ada perubahan bentang alam,


seperti mata air akan berkurang dan ini hilangnya akan lama, tidak
ukuran manusia hanya puluhan tahun ini masih keluar, kita mengukurnya
untuk waktu yang lama. Memang ada teori yang mengatakan, kawasan kars
yanga akan ditambang akan banyak air yang masuk. Tetapi akan sedikit
yang tersimpan. Tidak ada kesempatan air untuk berjalan perlahan
lahan untuk mencapai wadah/zona basah tersebut dan ketika ada
pertambangan/ zona kering itu di tambang maka air yang masuk dari
segi kwalitas akan berbeda. Ketika tidak ada penyaringnya yang membuat
air tersebut berjalan secara perlahan maka air yang jatuh dan masuk ke zona
di bawahnya akan lebih cepat keluar;

- Bahwa dalam menyusun dokumen AMDAL adalah melihat


bagaimana kondisi air dsb. Dan itu juga yang diatur oleh Permen No
17 tahun 2012, disitulah sebenarnya suatu cara mana yang boleh
ditambang atau tidak Permen tersebut merupakan aturan yang
merupakan amanat dari UU No 26 tahun 2007 dan secara eksplisitnya
diatur dalam PP No 26 Tahun 2008 yaitu RTRW Nasional dan disana
salah satunya dikatakan suatu wilayah yang mempunyai bentang alam
kars adalah kawasan lindung nasional;

108
- Saya sampaikan bahwa ketika zona kering ditambang, atau dieksploitasi maka
air akan langsung jatuh ke bawah. Bahwa ketika ditambang, maka batu
gamping tersebut akan hilang dan adanya sistem yang baru. Kedalaman
sungai bawah tanah bisa 100-200 meter, dan ada lapisan lapisan yang keras,
sampai ke retakan-retakan, bahwa di Gunung Kidul kedalamanya sampai 300
meter namun saya juga pernah membaca di Ukraina sampai kedalaman 2 km.
Ketika ditambang, pada musim hujan zona basah akan lebih dekat,
nanti pada musim kemarau tidak ada lagi yang disimpan/
penampungan;

- Bahwa yang jelas ketika ditambang yang muncul di pemukaan adalah


batu, batu tersebut tidak bisa ditanami;

- Kalau memenuhi syarat misalnya terdapat bentang alam eksokars


(tempat masuknya air, goa, sungai bawah tanah yang aktif) itu harus
dilindungi. Embung tidak menjadi solusi untuk kegiatan tambang karena air
akan meresap ke tanah, dan sebelum di tambang tidak akan terjadi karena
semuanya adalah kondisi retakan;

- Walaupun penambangan jauh dari pemukiman, akan mengakibatkan


polusi air, seperti yang saya katakan tadi bahwa aliran air bisa
mencapai berpuluh-puluh meter, di dalam aliran air suatu lorong akan
lebih cepat mengalir dibandingkan dengan pori-pori.

4. PETRASA WACANA (Ahli SPELEOLOGI/ spesifik goa/ilmu


goa dan sekitar goa)

Ahli memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal 12 Maret


2015, ahli menerangkan sebagai berikut:

- Definisi goa adalah sebuah rongga yang ada di batuan yang dia
berfungsi untuk mengalirkan air dan bisa menjadi input untuk
mengalirkan air dan dia bisa menjadi output sebagai mata air,
berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Vort dan William
dinyatakan bahwa ketika ia sebagai sarana penyalur air dan ini tidak
dibatasi oleh ukuran bisa sampai 5 mm dan ini bisa disebut goa
kemudian ahli lain mendefinisikan goa bahwa setelah ia berkembang
maka bisa dimasuki, berdasarkan proses dan perkembanganya ada
goa sebagai rongga untuk menyalurkan air;

109
- Bahwa dalam goa dalam aspek biologi dan ada aspek fisiknya, fisiknya
terutama mengenai sisten hidrologi faktor utama sistem karstifikasi, dan ada
stalaktit dan stalakmit, karena di dalam kars itu ada eksokars yang ada di
permukaan dan di speologi lebih pada eksokars (yang ada di permukaan),
terdapat ornamen goa, bentukan-bentukan yang dihasilkan oleh proses
pelarutan/proses aliran;

- Dalam aspek biologi banyak terdapat seperti binatang-binatang yang spesifik


yang hidup di kondisi goa. Jika disebut goa maka ada proses aliran air/proses
pelarutan dan membentuk goa dan hampir bisa dipastikan ada air di
dalamnya, karena dengan terbentukntya goa berarti ada peran air dalam
pembentukannya. Banyak hewan yang kita temukan di dalam goa seperti:
jangkrik, laba-laba, ikan lele, tapi spesifik khas goa karena goa itu gelap dan
ini juga sebagai pengontrol biologi di dalam goa, ketika ada perubahan
perilaku dari binatang binatang di dalam goa, menunjukkan ada perubahan
ekosistem;

- Hampir semua kawasan yang spesifik ada goa dan kemudian ada aliran air
dan ada rekahan yang membentuk goa dimana di bagian atas (menunjukkan
slide) pada saat hujan dan pada saat kemarau rongga-rongga yang
memasukan air berada di wilayah-wilayah atas itu, jadi goa-goa yang
terbentuk tersebut terjadi karena proses penyimpanan air, sehingga air
yang ada di atas terserap dia bisa membentuk sebuah proses
karstifikasi/membentuk lorong goa dan ia berjalan sampai pada titik
tertentu ada sungai bawah tanah bertingkat-tingkat dan makanya
perlu adanya penelusuran goa untuk menghubungkan antara mulut
goa satu dengan yang lainnya apakah ada keterkaitan system;

- Justru musim kemarau adalah musim yang paling tinggi air yang
tersimpan tadi untuk proses pelarutan air, dalam konsepnya ketika
proses karstifikasi fungsi batuan rekahan-rekahan yang ada di
dalmnya itu yang berfungsi sebagai penahan dan penyimpan air utuk
proses karstifikasinya;

- Bahwa berdasarkan penelitian dari William Dcoptens mereka membedakan


bahwa zona-zona yang dianggap di atasnya kering itu di sebut zona-zona
simpanan air dan ini yang disebut istilah epikarst, dan ketika penelitian ini
dilakukan terjadi perubahan paradigma yang besar di dalam konteks geologi;

- Bahwa saya memandang ketika daerah atas ini di ambil maka air akan mudah
mengisi rongga-rongga yang ada di bawah, memang secara konsepnya mudah
mengisi tapi tidak tersimpan, dia justru menjadi air permukaan;

110
- Bahwa di bawah menjadi simpanan air, di atasnya adalah tanah-tanah soil
kemudian bawahnya batu rekahan-rekahan, semakain ke bawah dia semakin
massif, justru ketika dia massif itulah yang menyebabkan proses pelarutan,
pelapukan sampai membentuk goa di bawah permukaan dan bagi rekahan-
rekahan yang berada di sekitar air dia membentuk mata air-mata air dan dari
hal ini bisa dilihat bahwa justru puncak air tertinggi itu pada musim kemarau
pada saat air hujan ini tersimpan kemudian ia menjadi media yang baik untuk
menjadin proses pembentukan stalaktit, proses pengontrol hidrologi dan
proses-proses yang ada di kawasan kars ini;

- Bahwa kedalaman air yang berada di dalam goa itu, semakin banyak media
penyimpanan ketika musim kemarau semakin banyak air yang dihasilkan;

- Ahli pernah melakukan penelitian di goa, yang dilihat secara kasat


mata merupakan wilayah kering, tidak ada tanaman ketika saya
masuk di dalam goa dan itu terdapat air dan karstifikasi;

- Bahwa di dalam ilmu speologi membagi dua jenis goa yaitu, goa
kering dan goa basah, dan zona kering itu merupakan zona yang
membantu menyalurkan air bisa jadi air itu tidak terakumulasi, dan
goa kering ini berfungsi menyalurkan air;

- Bahwa ponor tersebut bisa rekahan yang kelihatan atau rekahan yang tidak
kelihatan jadi kalau biasanya dia terakumulasi di daerah lembah, bisa jadi
tertutup pasir atau tanah, ketika hujan air yang melewatinya akan hilang, air
masuk melalui ponor ini menunjukan proses karstifikasi terjadi di dalamnya;

- Bahwa di daerah-daerah paling atas walaupun itu ke dalamnya 2 meter/3 m


ini sudah mempengaruhi simpanan air di bawahnya;

- Bahwa jika zona atas diambil maka sudah dipastikan bahwa air itu tidak
tersimpan dan tidak terserap benar air akan cepat datang namun tidak
tersimpan jadi cepat hilang;

- Bahwa stalaktit itu ketika proses-proses pelapukan tadi dinding-dinding goa


yang airnya menetes ke bawah, dalm endapan untuk menghasilkan 1 cm bisa
membutuhkan waktu 100 tahun tergantung proses kelarutanya, dia
berkorelasi tetesan di bawahnya (stalakmit) dan ini terbentuk di goa baik di
goa kering maupun basah;

- Bahwa yang menyebabkan air menetes dari dinding-dinding atas goa, ketika
mengalami karstifikasi pada musim kemarau debit air semakin tinggi dan dia

111
mencari celah sampai batas zona- zona lorong yang terbentuk di bawah dan
ini yang mengakibatkan stalaktit dan stalakmit terbentuk;

- Bahwa penelitian speologi bertujuan untuk memetakan dan ada standar


internasional yang digunakan untuk memetakan goa yang dikeluarkan oleh
Asosiasi penelitian dari Inggris, dan ketika masuk ke dalam goa, data dasarnya
adalah mulut-mulut goa jadi di dalamnya di overlay mana yang berhubungan
antara goa satu dan yang lain;

- Bahwa di dalam wilayah Gunung kidul sampai 10 km antara aliran air dari
goa 1 ke yang lain;

- Bahwa cara penelitian dengan cara mengidentifikasi apakah itu goa atau
bukan, kemudian kita survey, kita plotkan arah arah mana yang berhubungan,
kemudian kita merencanakan eksplorasi berapa goa yang akan dimasuki dan
tujuannya untuk apa biasanya kita tetapkan;

- Bahwa minimal 2 musih hujan untuk melihat perilaku air yang


terbawa ke dalam rekaha-rekahan, secara sederhana kita mengunakan
pewarna, kita masukan dan kemudian kita cek di mata air yang mana
keluarnya;

- Bahwa jika kita lihat proses, proses karstifikasi merupakan proses jeda
simpan air dalam masuk rekahan-rekahan dan tidak langsung, pengalaman
saya ketika melakukan pemetaan goa di wilayah Cikoreng di wilayah
Indocement pada waktu itu, ketika kita melihat ada perubahan perubahan ada
12 sumber mata air yang hilang setelah 2 sampai 5 tahun pertama bahkan 12
hilang sama;

- Bahwa kars merupakan proses pelarutan yang dipengaruhi oleh rekahan


batuan karena syarat pelarutan ada air dan ketika itu diangkat justru media
pelarutnya yang membuat jeda waktu itu hilang dan yang terjadi saat musim
kemarau dia cepat tertampung namun juga cepat hilang. Ketika zona atas
itu di ambil maka goanya tidak berkembang.

KETERANGAN SAKSI TERGUGAT

1. TEGUH DWI PARYONO (Kepala ESDM Jawa Tengah)


Keterangan saksi fakta didepan persidangan pada tanggal 26 Februari 2015,
dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut :

112
- Saksi adalah kepala Dinas Energi dan sumberdaya mineral khususnya
membidangi pertambangan yang tugasnya adalah memastikan kawasan
tersebut adalah kawasan pertambangan atau kawasan yang bukan kawasan
tambang;

- Bahwa saksi menjelaskan setiap rencana penambangan mempunyai desain


termasuk rencana penambangan PT Semen Indonesia berapa yang akan
dikupas sampai kedalaman berapa meter dan menggunakan menggunakan
bahan apa dalam melakukan penambangan;
- Bahwa saksi menjelaskan penambangan PT. Semen Indonesia akan
menggunakan bahan peledak dan bahan mekanik;
- Bahwa PT. Semen Indonesia tidak menggunakan air tanah namun akan
menggunakan air permukaan dengan membuat embung(waduk);
- Bahwa penambangan PT Semen Indonesia tidak akan mempenagaruhi posisi
keberadaan aquifer, karena penambangan PT. Semen Indonesia berada pada
zona kering dan tidak sampai pada zona dimana aquifer tersebut berada;
- Bahwa penambangan PT Semen Indonesia akan mengangkat batu gamping
sehingga akan ada rekahan-rekahan dimana rekahan tersebut sebagai sarana
masuknya air;
- Bahwa saksi menerangkan areal penambangan PT Semen Indonesia secara
hukum belum ditetapkan sebagai kawasan kars oleh pemerintah;
- Bahwa peraturan sebelumnya penentuan kars yang dibagi dalam 3 kelas kars
oleh peraturan yang ditiadakan oleh Peraturan Pemerintah tentang Tata
Ruang Nasional, sehingga kawasan kars dilindungi oleh aturan hukum
Peraturan Pemerintah tentang tata ruang;
- Bahwa saksi mewakili ESDM bekerjasama dengan badan geologi dan tata
lingkungan propinsi Jawa Tengah pernah melakukan penelitian di Cekungan
Air Tanah Watu Putih (CAT) di Kabupaten Rembang;
- Bahwa saksi dalam penelitiannya menemukan goa – goa tetapi berada diluar
IUP PT. Semen Indonesia;

2. OTNIEL PAULUS (Badan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Tengah,


sekaligus komisi AMDAL PT. Semen Indonesia)
Dibawah sumpah dalam persidangan tanggal 26 Februari 2015 menerangkan
sebagai berikut:

- Bahwa saksi menerangkan aspek sosial merupakan hal yang rumit dalam
proses pembuatan Amdal;

113
- Bahwa saksi tidak mengikuti proses pembuatan AMDAL PT. Semen
Indonesia, saksi hanya memeriksa dokumen tertulisnya;
- Bahwa saksi tidak mengetahui apakah proses AMDAL sudah melibatkan
partisipasi masyarakat atau belum karena saksi tidak terlibat dalam proses
tersebut;
- Bahwa komisi AMDAL terdiri dari beberapa beberapa ahli dan semua
pendapat ahli tersebut ada didalam notulensi AMDAL;
- Bahwa masyarakat dapat menyampaikan penolakan atas proses AMDAL
tetapi jika sudah keluar izin maka keberatan tersebut harus melalui
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN);
- Bahwa kasus PT Semen Indonesia juga mengalami penolakan dari
masyarakat;

3. Hamzah Fathoni (Ketua BKPRD Rembang)

Saksi memberikan keterangan di bawah sumpah pada 5 Maret 2015. Saksi


menerangkan sebagai berikut:

- Saksi menerangkan bahwa ia adalah Ketua Badan Koordinasi Penataan


Ruang Daerah (BKPRD).
- Saksi menerangkan bahwa BKPRD memberikan rekomendasi setelah
menerima surat permohonan dari Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
(KPPT) Rembang tentang permohonan izin pendirian pabrik semen di
Rembang
- Setelah menerima surat permohonan dari KPPT itu, BKPRD kemudian
merekomendasikan permohonan tata ruang untuk pendirian pabrik
semen.
- Memberikan disposisi untuk diagendakan dalam rapat
- BKPRD mengadakan rapat yang juga dihadiri SKPD Kabupaten
Rembang untuk memberikan masukan sebagai dasar mengeluarkan
rekomendasi
- Bahwa input itu berupa overlay peta permohonan
- Bahwa saksi tidak mengetahui apa yang disebut dengan kawasan lindung.
Saksi hanya menerangkan bahwa yang disebut kawasan lindung adalah
yang ada di Perda RTRW Rembang.
- Bahwa saksi tidak mengetahui tambang itu terdapat di kawasan apa
- Bahwa saksi tidak bisa menjelaskan yang dimaksud dengan cekungan air
tanah (CAT)

114
- Bahwa saksi tidak mengetahui lokasi cekungan air tanah ada dimana
- Bahwa saksi menerangkan jika terdapat ketidaksesuaian antara luas
wilayah pertambangan yang ada di AMDAL dengan luas wilayah yang ada
di RTRW, maka itu adalah sesuatu yang tidak benar
- Saksi menerangkan bahwa sesuai surat rekomendasi BKPRD, wilayah
pertambangan semen adalah 900 ha, yang sebagian ada di kecamatan
Gunem

Analisis Keterangan Saksi:

Bahwa surat rekomendasi yang diberikan BKPRD bisa dipastikan tidak berdasar
fakta di lapangan karena ternyata saksi tidak mengetahui tentang CAT
Watuputih, arti dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.

KETERANGAN SAKSI TERGUGAT INTERVENSI

1. Teguh Gunawarman (Camat Gunem)

Di bawah sumpah dalam keterangannya tanggal 26 Februari 2015, menerangkan


sebagai berikut:

- Bahwa saksi menjelaskan sosialisasi yang telah dilakukan;


- Bahwa saksi menerangkan, ketika sosialisasi tidak ada Kades yang
menyatakan bahwa warganya tidak setuju;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat izin lingkungan milik Tergugat II
Intervensi;
- Bahwa saksi membenarkan pada tahun 2013 ada warga, yakni Sumarno cs
mendatangi dirinya untuk memprotes dan menyampaikan uneg-uneg atas
rencana dibangunnya pabrik semen;
- Bahwa saksi menyatakan ketika Sumarno cs mendatanginya, yang saat itu
sebagai Camat, warga memperlihatkan kesalahan-kesalahan yang ada di
AMDAL;
- Bahwa saksi menyatakan warga menyampaikan uneg-unegnya menolak
pabrik semen karena di sana adala lahan pertanian;
- Bahwa setelah kedatangan Sumarno cs., Saksi menemui Wakil Bupati
Rembang terkait penolakan warga. Kemudian, Wakil Bupati mengadakan
pertemuan di Tegaldewe yang dianggap sebagai silaturahmi Pemkab

115
Rembang. Saat itu Saksi sebagai Camat sempat marah, karena dia sudah
fasilitasi keberatan, namun warga yang datang justru demo;
- Saksi menerangkan bahwa awal mula semen masuk, ketika pihak PT. Semen
Gresik mendatangi Camat Gunem memebritahukan rencana pembangunan
pabrik semen dan ditindaklanjuti dengan pertemuan di Kecamatan yang
melibatkan kepala Desa. Pada intinya, pihak semen Gresik menyampaikan
rencana pertambangan. Setelah itu dia tidak megetahui ada penolakan;
- Saksi juga menyatakan dirinya berinisiatif memberitahukan rencana
pertambangan ketika Desa Tegaldeweh melaksanakan Musrenbangdes;
- Saksi menerangkan tidak pernah mempertemukan pihak semen dan warga,
dengan memberikan kesempatan warga yang menolak untuk berbicara
kepada pihak Semen Gresik;
- Bahwa saksi tidak mengetahui tentang terbitnya izin-izin.

2. Saksi Budi Sulistyo

Penggugat keberatan terhadap saksi Budi Sulistyo karena saksi ini bekerja
untuk PT. Semen Indonesia melalui PT. LAPI. Saksi adalah pembuat desain
tambang PT. SI.

Meskipun demikian, Penggugat mencatat beberapa hal yang diterangkan


saksi. Saksi memberikan keterangan di bawah sumpah pada 5 Maret 2015:

- Saksi menerangkan melakukan pemetaan goa, jika goanya berair, berapa


kedalaman airnya
- Saksi menerangkan secara voluntary membuat kawasan kars lindung
utara-selatan, setiap jarak 200 meter dengan berjalan kaki
- Dilakukan pengeboran 115 meter, semua kering
- Ada studi geoteknik dan peledakan
- Yang mau menjadi petani bisa menanam di buffer zone
- Penambangan dilakukan di zona kering
- Zona kering tidak menyimpan air
- Lokasi tambang di luar imbuhan air
- Penambangan bawah tanah itu dalam ANDAL akan sampai 270 meter
- Penambangan akan menggunakan kombinasi mekanis dan blasting
- Untuk mencapai itu memerlukan waktu 130 tahun
- Tidak ada sungai permanen yang menghilang
- Karst adalah batu gamping yang mengalami pelarutan

116
- Di dalam Permen tidak disebut Dolina dan Uvala. Dolina itu tanah yang
mencekung. Dia akan menyimpan air
- Semua tambang diadakan di cekungan air tanah

Analisa Keterangan Saksi:

Penambangan akan dilakukan dengan menggunakan pengelupasan, ledakan.


Kombinasi mekanik dan blasting, yang reklamasinya akan memerlukan waktu
130 tahun. Tidak ada jaminan tidak ada kerusakan lingkungan setelah
diledakkan dan dikeruk. Demikian juga dengan ketersediaan air.

3. Dwi Joko Supriyanto (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat


Desa/LPMD)

Di bawah sumpah dalam keterangannya tanggal 5 Maret 2015 menerangkan


sebagai berikut:

- Saksi menerangkan di Desa Tegaldowo bukan hanya Semen Indonesia;


- Saksi menerangkan pernah ada konsultasi masalah penambangan pabrik
semen yang diadakan UGM. Waktu itu saksi diberi questionnaire oleh
UGM yang berisi pilihan setuju atau tidak;
- Saksi menerangkan ada konsultasi publik yang undangannya dari provinsi
diberikan
- Saksi menerangkan bahwa tim AMDAL pernah mengadakan angket ke
masyarakat, tetapi saksi tidak mengetahui isinya;
- Saksi menerangkan bahwa setelah itu masing-masing desa diberi buku
besar yaitu Kerangka Acuan Amdal;
- Saksi menerangkan bahwa pada akhir Desember 2011 ada rapat Komisi
Penilai AMDAL yang bertempat di gedung haji;
- Saksi menerangkan bahwa pada bulan April 2012 saksi hadir pada rapat
KA Andal;
- Saksi menerangkan bahwa mewakili masyarakat dalam rapat KA Andal
tersebut;
- Saksi menerangkan pernah melihat Izin Lingkungan dipasang di Kantor
Kecamatan pada bulan Juni tahun 2012. Saksi tidak tahu yang memasang;
- Saksi menerangkan bahwa setelah bulan Juni ada kegiatan sosialisasi di
tingkat desa sekitar tahun 2013 dalam bentuk pertunjukan wayang;

117
- Saksi mengetahui kalau ada warga yang kontra karena persoalan
lingkungan;
- Saksi menerangkan bahwa wilayahnya tidak pernah kekurangan air;
- Saksi menerangkan bahwa di Desa Tegaldowo pernah terjadi banjir;

4. AHMAD AHIT (Kepala Desa Timbrangan)

Dibawah sumpah dalam keterangannya tanggal 5 Maret 2015 menerangkan


sebagai berikut:

- Saksi adalah Kades Timbrangan pada tahun 2007 – 2013;


- Saksi tahu pembangunan pabrik semen di Timbrangan pada saat saksi di
rumah Bupati Salim tahun 2010;
- Saksi sangat setuju pembangunan pabrik semen;
- Saksi menerangkan tahun 2011 ada konsultasi publik di Kecamatan
Gunem. Yang mengadakan tidak tahu;
- Saksi menerangkan bahwa di konsultasi publik di Kecamatan Gunem itu
menerangkan pendirian pabrik;
- Saksi menerangkan bahwa saat itu tidak ada yang keberatan, tetapi hanya
ada catatan-catatan;
- Saksi menerangkan menyampaikan hasil rapat itu pada warga
Timbrangan;
- Saksi menerangkan bahwa saat menjabat belum ada keberatan, tetapi
setelah menjabat ada keberatan. Diantaranya dari Suyasir yang
menyampaikan keberatan pada tahun 2013 – 2014;
- Saksi menerangkan melihat Izin Lingkungan pada tahun 2013 ketika
masih Kades;
- Saksi menerangkan bahwa masyarakat banyak yang tidak tahu izin
tersebut;
- Saksi menerangkan bahwa ia pernah nenyampaikan izin lingkungan itu ke
masyarakat tetapi tidak di forum resmi, dan tidak ada Suyasir;
- Saksi menerangkan bahwa pernah ada silaturahmi setelah 2011 di pondok
haji;
- Saksi menerangkan bahwa pernah ada silaturahmi di kantor kabupaten
lantai 4;
- Saksi menerangkan pernah ada silaturahmi di Tegaldowo yang diadakan
di Balai Desa Tegaldowo tetapi Suyasir dan Suwignyo tidak hadir;

118
- Saksi menerangkan bahwa yang termasuk ring 1 pembangunan pabrik
semen adalah Desa Tegaldowo, Timbrangan, Kajar, dan Pasucen.

KETERANGAN AHLI TERGUGAT

1. HERU HENDRAYANA (FAKULTAS TEKNIK UGM)

Memberikan keterangan di bawah sumpah pada 19 Maret 2015, ahli


menerangkan sebagai berikut:
- Ahli menerangkan mengenai Cekungan Air Tanah (CAT);
- Sumber daya air tanah ada dua : Air permukaan dan air di bawah tanah.
CAT adalah kondisi geologi & hidrologi di bawah tanah/ permukaan;
- CAT adalah sebuah „wadah‟. Untuk sumber air permukaan „wadah‟nya
adalah Daerah Aliran Sungai (DAS). Sedangkan untuk „wadah‟ air tanah
adalah Cekungan Air Tanah (CAT);
- CAT dibatasi batasan geologi yaitu ada pengisian, pengaliran dan
pelepasan air tanah. Ada daerah imbuhan dan pelepasan.
- Bila tidak ada air tanah maka dikatakan non-CAT;
- Ada 421 CAT di Indonesia, CAT tsb dianggap sebagai „wadah‟ air tanah.
- Prinsip pengelolaan air tanah adalah „per gelas‟, mengelola sesuai per
„wadah‟ tsb.
- Pengelolaan tsb bertujuan untuk melestarikan sumber daya air;
- CAT unit pengelolaan air, karena itu harus ditentukan agar sumber daya
air tanah lestari, dapat dimanfaatkan generasi mendatang;
- CAT adalah wilayah yang memiliki daerah imbuhan dan pelepasan (air),
yang harus dilindungi adalah daerah imbuhan air tanah;

- Apa yang dilakukan pada CAT yang satu tidak akan berpengaruh kepada
CAT yang lain (sesuai prinsip „per gelas‟);

- Sumber utama air di CAT di daerah resapan/imbuhan (karena merupakan


daerah lindung air tanah);
- Konsep konservasi air tanah ? berdasarkan kriteria/ pedoman teknis
dalam Kepmen tentang CAT;
- Dalam kacamata hidrogeologi, ponor adalah sebuah „lubang‟ yang bisa
menelan air, „lubang‟ yang terjadi di daerah batu gamping, karena di
bawahnya ada rongga-rongga sehingga air bisa masuk;

119
- Ponor bisa mempengaruhi air tanah, bisa juga tidak pengaruh. Yang
meresap masuk ke dalam lubang belum tentu mempengaruhi air tanah,
tergantung rongga-rongga tsb berhubungan atau tidak;

- Perlu penelitian tentang ponor, karena datanya adalah data bawah


permukaan;
- Ada beberapa jenis batu gamping, (batu gamping) bukan lapisan
pembawa air/akuifer kecuali yang mengandung rongga. Karena air tanah
selalu mencari tekanan yang rendah;
- Dalam Keppres tidak ada yang menjelaskan secara detail bagaimana
kondisi air bawah tanah tersebut. Batu gamping tidak berpori;

- Daerah imbuhan meresapkan air secara alami. Boleh saja ditambang


(CAT) asal melakukan konservasi;

- Konservasi ada 3 :
1. Konservasi , melakukan sesuatu untuk alam
2. Pengendalian, akibat yang timbul dikendalikan
3. Pendayagunaan, melakukan konservasi sekaligus pengendalian (dua-
duanya)
- Langkah-langkah konservasi tsb yang terdapat dalam amdal masuk ke
dalam konservasi yang dijelaskan di atas;
- (Ahli kemudian mencontohkan yang di Jogja) di Jogjakarta ada kewajiban
Pemda untuk mendetailkan CAT, agar mengetahui sistem di bawahnya,
untuk mengetahui dimana „gelas‟ (wadahnya). Batu gamping disana (Jogja)
termasuk jenis batu gamping yang mengandung tidak air (dapat dikatakan
non-CAT), tidak mempunyai rongga;
- Yang terkandung dalam tanah secara umum: ada wadah dan isi (yaitu
berupa air). Ada interaksi ada batuan dan air, tidak selalu di dalam batuan
ada air, batuan itu haruslah yang „akuifer‟ (dapat menyimpan air);
- Batuan yang mengandung air adalah pasir, karena merupakan butiran-
butiran sehingga ada rongga, rongga tersebut berisi air;
- Batu gamping itu diibaratkan seperti kristal, bukan terdiri dari butiran,
maka tidak mengandung air;
- Batu gamping terdapat di beberapa tempat, yaitu dari produk endapan
laut (sekian juta tahun lalu), sehingga tidak mungkin berada di gunung api;
- Batu gamping dapat dimungkinkan di dataran tinggi karena proses
tektonik;

120
- Wilayah-wilayah CAT biasanya terdapat dimana saja? Ada 421 CAT yang
telah ditetapkan, lewat studi regional. Karena dianggap batuannya
mengandung air;
- CAT, dasarnya harus diketahui (dasar CAT adalah lapisan kedap);
- Di Gunung kidul, hampir semua ponor disana bisa menelan air.
Bermacam-macam besarnya;
- Batu gamping tidak sama di setiap tempat. Bisa bersifat kedap, karena
tidak berongga. Bila ada rongga maka bisa menyerap air;
- Penelitian badan geologi tahun 1998 di CAT Watuputih, batu gamping
disana berjenis „terondo‟ batu karang, tidak berlapis, tidak ada pori-pori,
tidak ada lapisan. Daerah langka air tanah;
- Yang ada air, di bawah batu gamping tersebut.
- Di dalam goa kemungkinan ada air.
- Terkait CAT, bila dilakukan konservasi maka baik. Bila tidak dilakukan
maka rusak.
- Faktor alam yang dapat mempengaruhi imbuhan air adalah curah hujan
dan morfologi (perubahan batuan);
- Konsep pengelolaan sumber daya air. Manusia pasti melakukan
perubahan, yang tidak boleh berubah adalah fungsi hidrologinya;
- Bila di atas CAT ada batu gamping lalu di atasnya ada pengerukan yang di
atas batu gamping ada ponornya, berpengaruh atau tidak terhadap CAT
harus melihat jenis batu gamping itu sendiri,pada dasarnya secara umum
batu gamping itu adalah bukan merupakan lapisan pembawa air, bukan
akuifer, secara umum bukan merupakan akuifer kecuali dia mengandung
rongga tadi;

- Pada prinsipnya, air itu akan menuju ke tekanan yang rendah, selalu
mencari celah-celah dimana air menuju ke tekanan rendah;
- Saya tetap berpendapat bahwa batu gamping itu tidak sama di setiap
tempat, jadi dia bisa bersifat kedap bila ia tidak ada rongga, bila ada
rongga maka dia akan saling berhubungan;
- Tergantung batu gamping itu ada rongganya atau tidak. Maka
berpengaruh atau tidak (polusi) dilihat dari rongga-rongga tsb
berhubungan atau tidak. Karena yang menghubungkan air apakah ia
mencapai bawah atau tidak itu adalah rongga yang saling berhubungan,
banyak rongga pun bila tidak saling berhubungan maka tidak akan
berpengaruh;

121
- Ini ada suatu data yang diambil dari penelitian tahun 1998 yang dipakai
sebagai penentuan CAT. Ini hasil penelitian dari direktorat geologi tahun
„98, didasarkan pada penelitian geologi detail di daerah itu, yang hitam itu
sebetulnya batu gamping, yang dibawahnya ada batu pasir, batu lempung,
yang berpori-pori tadi. Dari konsep hidrogeologi, maka yang dibawah ini
yang mengandung air, yang di atas ini tidak mengandung air, hasil
penelitian ini batu gamping yang di atas itu adalah batu gamping
„terondo‟namanya , batu gamping terondo itu batu karang, ia tidak
berlapis, ia merupakan „core‟ ia merupakan inti dari pertumbuhan
organisme seperti gunung nanti ia tumbuh, core itu artinya dia pejat
seperti batu kali jadi ia tidak ada pori-pori, tidak lapisan, tidak ada butiran,
jadi ini tidak mengandung air, di peta geologi pun di peta air tanah pun
dinyatakan bahwa daerah ini adalah daerah langka air tanah.
- Pada kenyataannya di CAT watuputih di bagian atasnya tidak
mengandung air, Karena terdiri dari batu gamping terondo, yang ada air
itu di bawahnya;
- Ketika berbicara air tanah,kita bicara wadah dan isi. Wadahnya itu adalah
gelasnya isinya adalah air. Bicara air tanah maka di dalam batuan ada air,
air ada di dalam batuan, ada interaksi antara batuan dan air;

- Di dalam tanah tidak selalu ada batuan dan air, batuan yang mengandung
air adalah batuan yang mampu menyerap, menyimpan dan mengalirkan,
itu namanya akuifer. Itulah batuan yang mengandung air, bila batuan itu
padat tidak berongga maka tidak ada air;
- Yang mengandung air misalnya batu pasir, pasir kan terdiri dari butiran
yang terdapat rongga, rongga itu yg berisi air. Batuan yang tidak
mengandung air misalkan batu gamping, ia tidak mempunyai rongga,
terdiri dari kristal, ia senyawa kimia berupa kristal kristal bukan butiran-
butiran, seperti batu untuk pondasi rumah, batu cadas itu tidak ada
rongga, maka ia selamanya tidak akan pernah mengandung air;

- Batu gamping ada di beberapa tempat yg memungkinkan terbentuknya


batu gamping. Batu gamping terbentuk karena sedimentasi laut;

2. EKO HARYONO (FAKULTAS GEOGRAFI UGM)

Saksi ahli memberikan keterangan di bawah sumpah pada tanggal 19 Maret


2015, ahli menerangkan sebagai berikut:

122
- Karst adalah jaringan sungai bawah tanah dan morfologi unik yang
terbentuk dari faktor-faktor seperti sejarah, ketersediaan CO2, hujan,
sebagai media pelarut gamping;
- Karst terbentuk dari batuan mudah larut yaitu batu gamping;
- (Kemudian ahli memperlihatkan gambar terkait karst, dan sistem di
dalamnya. Ahli menjelaskan contoh-contoh karst dan menjelaskan
berbagai macam karst di berbagai daerah;
- Ahli mengklasifikasi Karst menjadi 4 yaitu: awal, muda, dewasa dan tua;
- Dalam Kepmen ada kriteria karst yang dilindungi yaitu yang dewasa &
tua;

- Ahli pernah datang ke Rembang, namun hanya berkunjung tidak meneliti;


- Menurut ahli, kawasan karst di Rembang bila mengacu teori (yang
klasifikasi Karst) masuk ke dalam karst „muda‟. Bila mengacu pada
peraturan kawasan Karst di Rembang bukan cagar;
- Bila di kawasan karst „muda‟ ada kegiatan (penambangan) dampak pasti
ada, namun lebih mudah dikendalikan dampaknya,dan masih bisa
dikelola. Bila merujuk pada peraturan yang „muda‟ bisa (ditambang).
Kawasan karst „dewasa‟ sulit dikelola (oleh karena itu dijadikan kawasan
lindung);
- Hampir semua batu gamping pasti ada proses karstifikasi, hal ini karena
Indonesia adalah kawasan tropis (masih ada proses hujan untuk
melarutkan batu gamping dan faktor lainnya);
- Ketika ada kawasan karst yang ditetapkan (sebagai kawasan lindung
seperti di Gombong, Urutsewu, Sukolilo) bila dasarnya Keppres belum
tentu semuanya (karst) lindung, harus tahap penyelidikan (penelitian);
- Ahli berkata, mengacu pada PERMEN (tentang KBAK) kawasan-
kawasan itu (yang ditetapkan) sudah kawasan lindung, sisanya kawasan
budidaya;
- Bila dalam kawasan karst tersebut ada goa-goa besar dan ada jaringannya
maka termasuk katagori „karst dewasa‟;
- Bila ada goa yang kecil maka masuk ke dalam kategori kawasan karst
„muda‟;
- Goa ada di seluruh bagian „karst dewasa‟;
- Karst dan pembentukan goa (korelasi), sistem utama karst berasosiasi
dengan sistem-sistem air masuk. Di Indonesia untuk dapat menjadi karst

123
„dewasa‟ membutuhkan waktu sekitar 20-40 juta tahun, di daerah lain bisa
mencapai 240 juta tahun;
- Di Pulau Jawa bagian Selatan masuk ke dalam kategori karst dewasa, yang
di utara masuk ke dalam kawasan karst muda;
- Bagaimana sifat batuan gamping? Apakah permukaannya rapat atau
berlubang-lubang?
Mengidentifikasi batu gamping mudah. Ada lubang-lubang kecil, otomatis
bisa untuk air masuk namun merembes;
- Lubang di kawasan karst terbentuk karena ada desakan lempeng/rekahan,
rekahan tersebut yang sering dilewati air (dan akhirnya membentuk
lubang) beserta jaringan sungai bawah tanah;
- Batu gamping relatif tergantung „porositas‟nya (porositas; keadaan
menjadi berpori sehingga cairan/gas dapat lewat). Identifikasi paling
mudah menentukan porositas dengan mengambil batu gamping dan lihat
ada bekas putih;
- Konteks Karst boleh ditambang atau tidak mengacu pada Permen (ahli
selalu mengacu pada peraturan yang berlaku ketika ditanyakan mengenai
boleh/tidaknya kawasan karst ditambang);
- Fungsi karst (terlepas dari apakah kawasan tersebut awal, muda, dewasa
dan tua):
1. Batu gamping
2. Hidrologi
3. Iklim
4. Budaya
- Menentukan perbedaan kawasan Karst tsb awal, muda, dewasa atau tua
dilihat dari morfologi kawasan tersebut. Semakin dewasa semakin banyak
goa;
- Goa basah dan goa kering selalu dijumpai bersama-sama, karena
tergantung posisi goa tersebut berada. Bila dilewati air maka goa basah,
bila tidak maka goa kering (konteks lokasi);
- Bila bicara vertikal maka goa yang kering berada di atas;
- Tidak ada perbedaan fungsi antara berbagai kawasan tersebut (awal,
muda, dewasa, tua semua memiliki fungsi karst yang sama);
- Semakin berkembang maka fungsi karst semakin baik;
- Apakah zona kering bisa menyimpan air
- Secara alami karst bisa hilang. Kira-kira dalam setahun karst bisa hilang
oleh proses alami 0,8 milimeter/tahun;

124
Reklamasi yang tepat di kawasan karst dengan membuat „artificial
epikarst‟ (bentukan artifisial) terkait dengan sisa (sisa tambang,
min.setebal zona epikarst yang alami 10-50m). Maksudnya harus
menyisakan zona epikarst yang alami kurang lebih setebal 10-50m, sisanya
dibuat artificial epikarst;
- Daerah harus dibuat cekung agar air tidak „lari‟;
- Ponor/lubang selalu ada di batu gamping, merupakan awal dari sebuah
proses karst;
- Kegiatan apa yang berpotensi/tepat di kawasan karst adalah:
 Pemanfaatan pertanian
 Wisata (bila ada goa besar dan ornamen karst)
 CO3, untuk tambang
- Pemanfaatan alami dijadikan hutan;
- Terminologi Permen 17 (KBAK) adalah kawasan yang dilindungi;
- Kebijakan dan pengelolaan (kawasan karst) yang bagus, harus diatur,
mana yang boleh ditambang mana yang tidak, diatur tata ruangnya (dari
sisi kebijakan);

3. Dr.SUYUD WARNO UTOMO (FAKULTAS KESEHATAN


MASYARAKAT UI)

Saksi ahli menerangkan di bawah sumpah pada tanggal 19 Maret 2015, ahli
menerangkan sebagai berikut:

- (Ahli menjelaskan mengenai metode);

- Pertemuan di Stockholm, tidak hanya pelayanan teknologi dan teknologi


namun juga pelayanan lingkungan, indonesia ikut menandatangani,
kemudian dibentuk badan yang konsen terhadap lingkungan. Lahirnya
setelah itu UU tentang lingkungan hidup;
- Setiap kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan wajib
amdal. Lahir pp tentang amdal;
- Singkat cerita sampai sekarang ada berapa kali perubahan, peraturan
terkait lingkungan, intinya untuk memperbaiki amdal;
- Hal yang penting dalam amdal harus terintegrasikan ke dalam
pembangunan, yang terjadi sekarang amdal hanya sebagai proyek, maka
setelah selesai tidak terpakai lagi. Filosofi yg harus dibangun amdal harus
tetap terintegrasikan;
- Amdal menduga dampak perubahan yg bisa negatif dan positif;

125
- Dampak positif untuk dimaksimalkan dampak negatif diminimalkan;
- Amdal harus disusun oleh tenaga ahli harus disertifikasi kompetensi
penyusun amdal. Penyusun amdal tidak boleh sembarangan, ahli yang
sesuai dengan lingkupnya;
- Amdal dikaji oleh ahli masing-masing. Contoh ahli pencemaran udara,
ahli pencemaran air;
- Tenaga ahli melakukan pelingkupan menyusun kerangka acuan Amdal.
KA andal, ruang lingkup studi andal sebagai hasil pelingkupan
- Ada metodologi dalam andal, metodologi mengumpulkan data,
menganalisis, pisau analisis seperti apa, menganalisis kualitas lingkungan,
memperkirakan dampak, mengevaluasikan dampak;
- Setelah KA-Andal dinilai tim teknis, dibentuk oleh ketua komisi Amdal.
Tim teknis juga terdiri dari ahli;
- Komisi Amdal memanggil konsultan dan tim teknis untuk sama-sama
membahas, tim teknis mengkoreksitanggapan masukan terhadap
proposal, disitu terjadi dialog. Bisa terjadi perdebatan atau saling
mendukung agar bisa diketahui dampak-dampaknya;
- Persis seperti orang menyusun skripsi, ada perbaikan-perbaikan. Setelah
ada kesepakatan antara tim teknis dan konsultan, setelah itu dibuat surat
rekomendasi ka-andal, dilanjutkan dengan penyusunan Amdal;
- KA-andal berbicara metodologi apa yang akan dipakai, dalam amdal
bagaimana memakai metodologi tadi diterapkan dalam dokumen Amdal;
- Dari bentuk evaluasi amdal keluar RKL-RPL. Kemudian dokumen RKL-
RP tersebut menjadi pedoman pengelolaan lingkungan;
- Selalu ada perbaikan-perbaikan dalam RKL-RPL;
- Amdal dibuat supaya pembangunan berjalan, namun lingkungan juga
menikmati pembangunan;
- Mengenai metodologi with or without, before and after. Bila berbicara
yang penting dalam dokumen Amdal tidak hanya berbicara metodologi,
bagaimana keterbukaan si pemrakarsa rancangannya seperti apa detailnya,
kejelasan deskripsi kegiatan, juga yang penting bagaimana kondisi rona
lingkungan, pelingkupan untuk memilih hal yang penting yang relevan
dengan rencana kegiatan. Setelah bertemu dampak penting itu harus oleh
ahli yang tepat, ketersediaan alat, lalu metodologi penting untuk menduga
dampak;
- Metode untuk menduga dampak berkembang. Dari situ hampir semua
sepakat tidak ada satupun metode yang paling sempurna sehingga

126
biasanya dikombinasikan, untuk menduga dampak ditekankan dengan
metode formal;
- Bisa juga memakai analogi, masalah membandingakan rona awal ada atau
dengan tidaknya kegiatan alatnya/pisaunya macam-macam, jadi tidak
kaku karena metodologi banyak sekali;
- Metode itu banyak dan bukan harga mati, karena di RKL akan di evaluasi
lagi;
- Prinsipnya tidak usah memperdebatkan masalah metode, bisa diuji
melalui forum-forum ilmiah. Kalau memang ada dan berakibat fatal bagi
lingkungan, ada mekanisme ada instansi yang mengawasi hal itu, harus
direspon bila ada pencemaran misalnya;
- Dalam Permen 16/2012 ada kaidah bagaimana menyusun dokumen
amdal, ada contoh bagaimana memperkirakan dampak, sah-sah saja,
selama ini ahli sebagai penilai Amdal tidak masalah menggunakan metode
apa karena ilmu berkembang;
- Metodologi dalam amdal, dimulai dari tokoh lingkungan bernama
leopold, yang menginteraksikan komponen kegiatan dan komponen
lingkungan jumlahnya 88 dan 100, 8800, membagi kriteria dampak
penting dari 1-10. Perkembangannya lagi metode leopold tersebut
dimodifikasi;
- Di indonesia metode leopold dimodifikasi agar mudah. Karena sulit
menentukan kriteria tersebut disederhanakan;
- Hanya matriks leopold ada penjumlahan ada nilai total dan harus berhati-
hati membacanya. Angka-angka tersebut harus jelas;
- Mensikapi matriks para pemerhati lingkungan terjadi perbedaan pendapat;
- Namun tidak masalah karena hal tersebut dinilai dari ahlinya masing-
masing;
- Metode leopold di Indonesia, setahu ahli metode tersebut tidak selalu
digunakan, dalam perjalannya dimodifikasi untuk lebih simpel agar
penilaiannya menjadi mudah. Yang penting lingkungannya jangan
disepelekan;
- Melihat pemahaman mengenai lingkungan, lingkungan adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, masing-masing benda memiliki daya,
keadaan. Termasuk manusia dan perilakunya;
- Definisi lingkungan dalam UU, perilaku manusia termasuk ke dalamnya
karena kerusakan di bumi juga disebabkan oleh manusia;

127
- Kita harus memahami konsep lingkungan bersifat holistik, ada keanekaan,
saling terkait. Yang penting keharmonisan, namun keharmonisan jangan
diukur dari ukuran manusia;
- Menjaga keharmonisan lingkungan demi pembangunan yang berlanjutan,
lingkungan juga bukan hanya manusia namun juga yang non-manusia;
- Seperti air misalkan, membangun namun tidak menjaga fungsi air, seperti
di Jakarta. Fungsi resapan air nya hilang sehingga banjir;
- Metode banyak sekali boleh dipakai asal ada referensinya;
- Menilai dokumen amdal, oleh komisi amdal, komisi amdal di bagi-bagi
ada yang di menteri, provinsi dan kabupaten. Komisi amdal ada
persyaratannya dan ada evaluasinya, dan ada ahli yang sesuai dengan
bidangnya, ada bersertifikat penilai, ada ahli yang bersertifikat amdal
penyusun;
- Komisi juga dibantu dengan tim teknis. Ahli, masyarakat, lsm dll.
- Setelah dinilai tim penilai, apakah layak atau tidak amdal tsb, bila layak tim
akan memberikan rekomendasi;
- Proses penilaian amdal, memang terus ada perbaikan-perbaikan;
- Pedoman penyusunan dokumen lingkungan, pelaksana RKL-RPL nya
sudah tercantum dalam dokumen itu, namun pemrakarsa terkadang
jarang tidak paham dokumen nya sendiri;
- Di kalangan perguruan tinggi mengenai metodologi tidak terlalu
mempermasalahkan itu. Perguruan tinggi masing-masing punya pusat
studi dan ada badan kordinasinya pusatnya di UI, antaranya juga
membahas masalah-masalah lingkungan;
- Selama ini ahli pernah menolak dokumen amdal yang tidak ada izin
lingkungannya;
- Dampak negatif itu banyak misalkan, pencemaran air, dampak positif
misalnya menambah pemasukan;
- Amdal adalah kajian tentang dampak penting tentang kegiatan yang
direncanakan, namanya rencana jadi belum ada kegiatan, tetapi
dampaknya di prakirakan, agar bisa diminalisir dan diterima;
- Melanggar aturan bila kegiatannya sudah jalan namun Amdalnya tidak
ada;
- Semua perguruan tinggi dapat terlibat dalam proses amdal namun ada
etika ilmiah di dunia kampus. Pengalaman ini yang bisa dipakai untuk
mengajar agar tidak hanya paham teori;

128
- Lingkungan itu ilmu dasarnya adalah ekologi, pendekatannya holistik. Di
pedoman penyusunan amdal, yang pertama selalu ditekankan yaitu
pendekatan holistik kausatif, termasuk juga budaya;
- Untuk menentukan pelibatan masyarakat pada prakteknya memang tidak
semudah yang ada di aturan, sehingga biasanya yang dilakukan
berkordinasi dengan pihak-pihak yang kiranya dapat menjadi perwakilan;
- Ahli selalu menekankan, hati-hati dengan masalah sosial, harus paham
tidak setuju karena apa, bisa tidak pemrakarsanya mengatasi keberatan-
keberatan, bisa tidak menjamin misalnya air akan tetap ada ddan
sebagainya;
- Amdal itu dikaji secara holistik oleh ahlinya masing-masing, bila ahli harus
menjawab bagaimana dampak pertambangan, tidak bisa hanya dengan
satu sudut pandang;
- Ahli bila mengevaluasi tambang, saya meminta izin menulis di buku
tambang, yang menulis seharusnya inspektor tambang. Pernah ahli
menulis, kembangkan keanekaragaman hayati di sekitar tambang di
Kalimantan;
- Harus memakai ukuran alam, jangan memakai ukuran manusia;
- Peran penilai amdal hanya sebatas menilai dokumen, tupoksinya tidak
sampai memonitor pelaksanaan RKL-RPL;
- Pemrakarsa tetap wajib bertanggungjawab atas kegiatan;
- Pendapat ahli terakhir: ahli berharap bahwa Indonesia mempunyai SDA,
kita tidak mungkin tidak melakukan pembangunan, dan pembangunan
tidak mungkin tidak ada dampak, namun harus tetap memperhatikan dan
membangun lingkungan.

4. Dr. HARSANTO NURSADI (Dosen Fakultas Hukum UI)

Saksi ahli menerangkan di bawah sumpah pada tanggal 19 Maret 2015, ahli
menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa UU 32/2009 PPLH, disebutkan tujuan PPLH yaitu mewujudkan


pembangunan berkelanjutan;
- Bahwa awal tahun ‟70 an diadakan pertemuan orang-orang lingkungan
yang menghasilkan konvensi-konvensi Stockholm dan menghasilkan
konsep „Ecology Development‟ yaitu pembangunan yang berwawasan
lingkungan. Saat itu ada dua kelompok yang terdiri dari kelompok

129
„ecology‟ dan kelompok yang konsen terhadap „development‟, Indonesia
sendiri terkena imbas dari dua hal tersebut, UU No.4/ ‟82 memakai
prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan, pada tahun ‟92
memakai prinsip „suistainable development‟ yang merupakan kompromi
antara kelompok „ecology‟ dan „development‟ tersebut. Maksudnya ialah
boleh membangun namun tetap memperhatikan lingkungan;

- Bahwa selanjutnya UU No.23/1997 sudah memakai prinsip ecology


development dan suistainable development dan menjadi roh dari UU
lingkungan di Indonesia;
- Bahwa tahun 2002 ada pertemuan antar Kepala Negara, yang membahas
pula suistainable development yang tidak hanya berbicara lingkungan
namun juga meluas;
- Bahwa UU no.23/2009 sudah mulai mencakup Suistainable
Development tersebut;
- Bahwa ada beberapa pendapat ahli mengenai Suistainable Development,
pertama strong suistainable development yang berpendapat bahwa alam
tidak boleh dirubah. Reaksi dari pendapat pertama muncul week
suistainable yaitu bahwa alam memiliki potensi dan boleh dimanfaatkan.
Jalan tengahnya dari kedua pendapat tersebut ialah boleh dimanfaatkan
namun kelestarian harus dijaga;
- Bahwa ahli mencontohkan pertambangan yang ada di Bangka,
pertambangan bukannya tidak boleh namun bila timah habis bagaimana
nanti masyarakatnya tidak „mati‟, disitulah letak suistainablenya.
Lingkungan tentunya tetap dijaga, tetapi sumber daya alamnya juga bisa
dimanfaatkan, itulah maksud dari suistainable development;
- Bahwa pasal 31 UU 32/2009 salah satu tujuannya adalah mengendalikan
sumber daya alam., UU PPLH yang baru sudah banyak instrumennya,
syarat ukurnya yang salah satunya bahwa kebijakan terkait lingkungan
dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan adalah bagian dari
suistainable, bagaimana mengukur supaya bijak;
- UU lingkungan hidup terdapat RPLH. RPJP berada di dalam
pemerintahan, bila belum ada maka menggunakan daya dukung dan daya
tampung. Setelah pembangunan berjalan ada yang disebut dengan KLHS
yang bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan pembangunan
tersebut, berikutnya kalau orang ingin berusaha/ berkegiatan maka harus
melalui AMDAL. Ujung dari AMDAL tersebut adalh
ijin/keputusan/beschikking;

130
- Bahwa environmental assistance merupakan analisa dalam lingkungan,
namun belum berkembang;
- Bahwa kontrol terhadap lingkungan ada di beberapa tahap tadi (melalui
proses amdal);
- Bahwa sisi yuridis administrasi lingkungan dan fungsi amdal dijelaskan
dari mengetahui 3 level usaha/kegiatan terlebih dulu. 3 usaha tersebut
adalah: Usaha yang wajib amdal, berkaitan dengan bobot kegiatan, diatur
dalam Permen LH yaitu apa saja usaha/kegiatan yang harus ada amdalnya
dan apa saja yang harus UKL-UPL, yang kemudian berlanjut ke izin
lingkungan, dan usaha-usaha kecil relatif yang tidak berdampak langsung
ke lingkungan hanya cukup membuat surat pernyataan lingkungan, usaha
ini tidak perlu izin lingkungan;
- Bahwa dalam ranah pemerintahan izin adalah keputusan/beschikking.
Arti yang lebih jauh dari sebuah izin ialah pengecualian dari larangan,
disinilah letak pengendaliannya. Tidak boleh melakukan kegiatan bila
tidak sesuai dengan syarat. Syaratnya adalah AMDAL, di dalam AMDAL
dianalisa, dilihat apakah sebuah kegiatan berbahaya bagi lingkungan,
dampak untuk lingkungan, dan lain-lain. Lebih banya pada kajian-kajian
teknis. Misalkan membangun menara Telkom, apakah akan rubuh?
bagaimana bila rubuh? menimpa orang atau tidak? Untuk usaha-usaha
yang lebih besar disitulah fungsi AMDAL. Setelah semua itu pasti maka
selanjutanya ada surat izin kelayakan lingkungan yang merupakan bentuk
hukum dari AMDAL. AMDAL merupakan dokumen kajian, setelah itu
barulah keluar izin lingkungan;
- Bahwa proses penyusunan AMDAL ada pembahasan oleh tim yang
ditunjuk yang terdiri dari ahli, setelah itu masuk ke tahap analisa, ada tim
penilai setelah semua fix maka oleh pejabat-pejabat berwenang
mengeluarkan sebuah surat keputusan;
- Bahwa tim di dalam amdal adalah orang-orang yang harus bersertifikasi
ahli/penyusun AMDAL;
- Bahwa penggunaan metode sangat luas. Lain ahli, lain angle, lain view,
bisa saja metode berbeda tergantung ilmunya yang menganalisa;
- Bahwa penggunaan cara/metode pasti terjadi perdebatan, melihat dari sisi
pemerintahan selama ahli ada kompetensi, ada kompetensi, ada sertifikasi,
pejabat berwenang, dan keluar surat kelayakan lingkungan maka sudah
sah;

131
- Bahwa bila mau diuji Amdal atau metode tersebut maka ranahnya adalah
ranah ilmiah. Bukan di pengadilan, kecuali ada perbuatan melawan
hukum dari ahli amdal, bila ada kebohongan di dalam amdal.
- Bahwa secara pemerintahan sudah selesai administrasinya, secara metode
di ranah ilmiah kalau memang harus diuji;
- Bahwa ahli mencontohkan lumpur lapindo di Sidoarjo, orang
menganggap hal tersebut disebabkan oleh bencana akibat gempa di
Jogjakarta, namun separuh ahli dunia berpendapat bahwa hal tersebut
bukan bencana alam melainkan memang „nature‟ nya, memang sudah
begitu di daerah Sidoarjo memang gunung lumpur. Ada perbedaan karena
metode/pendekatannya berbeda. Selama metode masih bisa dibuktikan
secara ilmiah, boleh saja;
- Bahwa di Indonesia pembangunan ekonomi di bidang pertambangan
mendapatkan porsi besar. Dalam MP3EI ada 10 bidang untuk di
akselerasi, tambang paling utama;
- Bahwa AMDAL adalah cara-cara untuk mengontrol. MP3EI bukan
berarti mengesampingkan AMDAL, karena AMDAL tetap menjadi
kontrolnya;
- Bahwa MP3EI harus dipercepat, namun tidak berarti mengabaikan segi
lingkungan;
- Bahwa fungsi RTRW dari sisi lingkungan di Indonesia terbagi 2 yaitu tata
ruang budidaya dan tata ruang lindung. Tata ruang lindung ada
ketentuannya masing-masing secara rinci;
- Bahwa RTRW tersebut bisa saja berubah, meski wilayah lindung;
- Bahwa UU No.27/2007 RTRW mengharuskan perda provinsi/
kabupaten adalah hasil evaluasi pusat, dulu di evaluasi oleh PU sekarang
di DPR;
- Bahwa bila peraturannya bertentangan dengan aturannya maka perda
tersebut tidak bisa. Bila belum ada evaluasi dari pusat maka tidak bisa
disahkan;
- Bahwa harus melihat strukturnya, dari RTRW nasional sampai ke daerah;
- Bahwa materi perda adalah umum dan abstrak, bisa saja di dalamnya ada
aturan tertentu, namun kemudian dijelaska lebih rinci di pasal yang lain.
Tidak ada yang salah dari hal tersebut, karena dimungkinkan, karena
terdapat aturan sekotral, contohnya di dalam hutan lindung ada
pertambangan, hal tersebut bisa saja karena ada aturan tukar-menukar
kawasan hutan (tukar guling) meski mengesampingkan tata ruangnya,

132
namun ada pengecualian yang hanya terdapat di level UU, di level Perda
tidak bisa;
- Bahwa ada yang lebih detail lagi mengenai tata ruang, contohnya rencana
detail tata ruang;
- Bahwa di PP izin lingkungan diatur mengenai sosialisasi kebijakan
lingkungan. Selama sudah muncul di media/pengumuman maka sudah
merupakan sosialisasi menurut PP tersebut;
- Bahwa kebijakan lingkungan harus dikaji lebih jauh dari segi lingkungan;
- Bahwa harus diperhatikan, mana yang lebih penting, untuk masyarakat
terutama, dari proses amdal mereka bisa tahu apakah kegiatan tersebut
berbahaya atau tidak untuk lingkungan. Manakah dari sisi lingkungan
yang lebih penting;
- Bahwa esensinya dilihat mana yang lebih penting untuk masyarakat dan
proses perlindungan lingkungannya dalam proses amdal. Sudah ada izin
atau hanya sekedar izin saja, karena izin bukan kepentingan masyarakat,
namun izin adalah kepentingan pemrakarsa;
- Bahwa amdal, surat kelayakan lingkungan dan izin lingkungan merupakan
sebuah kesatuan;
- Bahwa secara normatif memang disyaratkan adanya pengumuman, dan
harus memenuhi minimal standar yang disyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan;
- Bahwa sosialisasi merupakan titik temu asas keterbukaan dengan
pengumuman yang disyaratkan;
- Bahwa di dalam proses sosialisasi diberitahukan hal-hal terkait dengan
rencana kegiatan;
- Bahwa ada mekanisme dari sisi administrasi (mengenai sosialisasi), tidak
berarti bila tidak disampaikan satu-persatu pada tiap orang kemudian
diartikan tidak ada sosialisasi;
- Bahwa asas partisipatif dalam amdal cukup dengan sistem keterwakilan;
- Bahwa harus dilihat ada tidaknya unsur-unsur yang harus diundang, di
dalam masyarakat desa ada aparat desa, kewajiban aparat desa untuk
menyampaikan sosialisasinya dari sisi pemerintahan seperti itu;
- Bahwa ada pihak yang menjadi bagian dari publik tersebut;
- Keterwakilan bisa saja dari masyarakat yang terdampak maupun yang
tidak terdampak contohnya masyarakat pengamat lingkungan. LSM juga
bisa dilibatkan, di dalam AD/RT nya harus tentang lingkungan;

133
- Bahwa sosialisasi merupakan kewenangan dari pihak yang berkepentingan
sosialisasi apakah dari pemerintah atau pemrakarsa, selama syarat-syarat
dalam kepmen LH terpenuhi maka sudah cukup.
- Bahwa di Kepmen LH sudah tercantum konsep keterwakilan;
- Bahwa ada sistem, ada kelompok masyarakat tertentu, dalam sosiologi
merupakan awal terbentuk kewenangan;
- Bahwa ahli berpendapat untuk orang yang menolak konsep
pembangunan berkelanjutan maka masyarakat yang tidak
menerima/menolak tersebut harus diketahui alasannya
apa/kepentingannya apa, bisa jadi mereka menolak karena tidak tahu
alasannya, selama sosialisasi itulah harus dijelaskan, kalau kegiatan ini ada
maka resikonya apa dan keuntungannya apa;
- Bahwa intinya bukan untuk mencegah perubahan pembangunannya tetapi
lebih kepada kekhawatiran tersebut berdasarkan apa, itulah yang harus
dibuktikan dalam proses amdal oleh para ahli. Misalnya khawatir
lingkungannya rusak maka tanyakan pada ahli, rusak atau tidak bila ini,
kalau ahli bilang tidak maka harus bisa dipertanggungjawabkan secara
rinci, teknis dll;
- Bahwa dalam konteks normatif, selama ia mengumumkan dan ada masa
pengumumannya maka itu selesai;
- Bahwa pengumuman itu bisa diukur dari sejak kapan diketahui, atau
tanggal diumumkan;
- Bahwa kembali lagi pada masyarakat bagaimana cara mereka mengakses,
bila dalam fungsi hukum jelas, bahwa semua orang dianggap tahu, kalau
kita pakai itu kita tidak usah berdebat panjang;
- Bahwa sosialisasi tersebut sudah merupakan cara untuk menyampaikan
keputusan atau izin lingkungan itu sudah ada;
- Bahwa suistainable development itu bagaimana caranya bisa suistain,
pembangunan itu bisa berlanjut terus. Tapi jangan artikan secara kaku
yaitu tidak boleh ada penambangan, memang seharusnya ada jaminan-
jaminan itu saya yakin ada di amdal seharusnya, jaminan bahwa
lingkungan tidak rusak, dijaga kondisinya, atau ada jaminan dikembalikan
lagi lingkungan awalnya seperti bila dulunya hutan maka harus ada
penghutanan kembali. Bila tambang tentunya ada kewajiban reklamasi,
dsb;

134
- Ketika akan keluar izin tambang tentunya ada kewajiban reklamasinya
pasca tambang, apakah harus sama seperti sebelumnya itu tidak mungkin,
tetapi ada cara ada teknologi untuk menanggulanginya;
- Bahwa suistanable nya disitu masyarakat tetap dapat hidup, alamnya
dijaga dan pembangunanya jalan. Untuk tambang bisa diambil, itu yang
suistain;
- Bahwa izin lingkungan merupakan syarat untuk izin yang lain;
- Bahwa bila dalam proses amdal ada hal-hal yang tidak jujur maka akibat
hukumnya bisa dipidana, tidak hanya dicabut izinnya;
- Bahwa lebih spesifik amdal di proses oleh orang-orang yang berkompeten
selama kemudian sudah ada keputusan maka sudah selesai;
- Bahwa izin lingkungan sah sampai dicabut. Tidak bisa sebuah besiking
batal demi hukum, harus dicabut oleh pemerintah, dibatalkan pun kalau
belum dicabut maka tetap sah;
- Bahwa wakil, dilihat dari sistem pemerintahan di desa adalah kepala desa,
aparat desa atau tokoh masyarakat;
- Bahwa bila ada masyarakat yang tidak setuju itulah fungsi Kades dalam
sosialisasi ke kelompok-kelompok yang tidak setuju. Dalam konteks
pembangunan berkelanjutan bila ada masyarakat yang menolak namun
semua kajian sudah sesuai dengan norma, syarat dan ahli maka sudah
selesai (tidak ada masalah);

- Bahwa KLHS menilai kebijakan, rencana dan aktivitas dan merupakan


tindak lanjut dari RPPLH. KLHS lebih besar sifatnya dari amdal. Bila
amdal „based on project‟, KLHS berbasis pada lingkungan yang lebih luas.
KLHS di Indonesia belum ada, bila ada maka akan sangat sektoral;

- RPPLH belum ada yang punya, merespon hal itu UU memberikan


jawaban, bila RPPLH belum ada maka menggunakan daya dukung dan
daya tampung lingkungan yang menjadi dasar, jadi pembangunan tetap
bisa berjalan meski belum ada RPPLH atau KLHS;
- Bahwa ada perbedaan rezim yang mengatur RTRW dan rezim mengenai
KLHS;
- Bahwa KLHS mengkaji kebijakan-kebijakan yang terkait lingkungan.
- Bahwa kedua hal tersebut harus berjalan bersamaan;
- Bahwa tata ruang di Indonesia tidak dimuali dari ruang hampa. Ketika
UU lingkungan ada RPJM nya sudah lebih dulu ada mewajibkan RPPLH;

135
- Bahwa bila berangkat dari ruang hampa maka hal tersebut akan
berurutan, yaitu RPPLH Tata Ruang RPJM  baru dari kabupaten
naik ke Provinsi  nasional. Atau sebaliknya dari nasional menetukan
dulu kemudian dirujuk sampai bawah;
- Bahwa tata ruang sudah ada dari masa ke masa;
- Bahwa KLHS dan tata ruang adalah kajian yang berbeda.

136

Anda mungkin juga menyukai