Anda di halaman 1dari 56

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP BINA SEHAT WONOSOBO

A. Identitas Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan


1. Nama Perusahaan : Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
2. Alamat Perusahaan : Jln. Kertek-Sapuran, Tempelsari RT 01/RW 02
Kelurahan Maduretno Kecamatan Kalikajar
Kabupaten Wonosobo
3. Nomor Telepon : (0286) 3329577
4. Nama Penanggung Jawab : dr. Banu Dwi Hermanto
5. Jabatan Penanggung Jawab : Direktur Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
6. Alamat Pemrakarsa : Jln. Kertek-Sapuran, Tempelsari RT 01/RW 02
Kelurahan Maduretno Kecamatan Kalikajar
Kabupaten Wonosobo
7. Instansi yang membina usaha : PT. MITRA SEHAT MASLAHAT

B. Perizinan Yang Dimiliki


Tabel 1. Perijinan yang Sudah Dimiliki
Lembaga Penerbit
No. Jenis Ijin Nomor / Tanggal
sIjin
1. Izin Gangguan (HO) / Izin No. 530/538/HO/P/2013 Kepala DPMPTSP
Tempat Usaha Tanggal 26 Nopember Kab. Wonosobo
2013
2. Ijin Mendirikan Bangunan No. 648 / 02 / XII / 2002 Bupati Wonosobo
(IMB) Tanggal 15 Desember
2002
3. Sertifikat Hak Milik Atas No. 208 : 2951 / 2009 Kepala Kantor
Tanah Tanggal 2 Juli 2009 Agraria Wonosobo
4. Turunan / Salinan Akta PT Nomor. 5 tanggal 01 Notaris :
MITRA SEHAT MASLAHAT Agustus 2016 Ardhian Wien
Triska Putra, S.H.
5. Pengesahan Akta PT MITRA No. AHU- Menteri Hukum
SEHAT MASLAHAT 0040201.AH.01.01. dan HAM Republik
Tahun 2016 Indonesia
6. Izin Penyelenggaraan Klinik No.180/521/2014 Bupati Wonosobo
Pratama Rawat Inap Bina Tanggal 31 Desember
Sehat 2014
7. Perjanjian kerja sama antara No. PKS 140/XII/BS/2018 Presiden Direktur PT.
Klinik pratama Rawat Inap Tanggal 15 Desember 2018. TENANG JAYA
Bina Sehat dengan PT. SEJAHTERA dengan

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 1


TENANG JAYA SEJAHTERA Penanggung Jawab
tentang pengelolaan limbah Klinik BINA SEHAT.
B3 medis
8. Rekomendasi Tata Ruang No. 650/032/2017 Bupati Wonosobo
Tanggal 20 Januari 2017

C. Usaha dan/atauKegiatan Yang TelahBerjalan


1. Nama Usaha Dan/atau Kegiatan : Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
2. Lokasi Usaha Dan/atau Kegiatan :
2.1 Letak lokasi
• Jalan : JI Kertek–Sapuran
• Dusun : Tempelsari RT/RW01/02
• Kelurahan : Maduretno
• Kecamatan : Kalikajar
• Kabupaten : Wonosobo
• Provinsi : Jawa Tengah
2.2 Batas – Batas lokasi
• Sebelah Utara : Jalan raya Kertek-Sapuran
• Sebelah Selatan : Rumah Sdr. Karyono
• SebelahTimur : Rumah Sdr. Kelik Suyanto
• Sebelah Barat : Rumah Sdr. Budi Santoso

Berdasarkan surat dari Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo nomor :


650/032/2017 pada tanggal 20 Januari 2017 perihal Rekomendasi Tata Ruang
yang berisi sebagai berikut :
1. Keterangan Lahan :
a. Lokasi : Dusun Tempelsari, Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar
b. Luas dan pemilik lahan sekarang :
- Pemilik : dr. Banu Dwi Hermanto
- Luas Seluruhnya : 1000 m2
- Sertifikat No.138. A.n Banu Dwi Hermanto seluas 1498 m2
- Kondisi Eksisting : Berdiri bangunan klinik dan rumah (1000 m2)
- Rencana penggunaan lahan : Klinik rawat inap
2. Berdasarkan kajian terhadap Perda Kab. Wonosobo Nomor 2 Tahun 2011
tentang RTRW Kabupaten Wonosobo 2011-2031, lokasi yang direncanakan
untuk pembangunan klinik rawat inap di Dusun Tempelsari, Desa
Maduretno, Kecamatan Kalikajar, yang dimaksud secara sistem pusat
pelayanan berada di kawasan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan
peruntukan ruang sebagai kawasan peruntukan perdagangan dan jasa.
3. Fungsi utama dari Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) sesuai dengan Pasal 6
ayat 10 adalah sebagai pusat adalah sebagai pusat pemukiman yang

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 2


berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Kegiatan yang
diperbolehkan di kawasan ini adalah kegiatan pertanian, agropolitan, jasa
dan pelayanan sosial ekonomi skala antar desa serta kegiatan pendukung
aktivitas wisata.
4. Pengaturan zonasi kawasan peruntukan perdagangan dan jasa Pasal 61
ayat 16 memperbolehkan lokasi tersebut untuk pengembangan aktifitas
perdagangan dan jasa, aktifitas pendukung perdagangan dan jasa, aktifitas
kegiatan lainnya yang mendukung fungsi perdagangan dan jasa dan
kegiatan yang tidak mengganggu fungsi kegiatan perdagangan dan jasa.
Kegiatan pembangunan klinik rawat ini diperbolehkan dilakukan di
kawasan ini karena sesuai dengan fungsi kegiatan perdagangan dan jasa.
5. Dari pengecekan lapangan, terlihat lokasi tepat berada di tepi jalan kolektor
primer. Ketentuan umum Pengaturan Zonasi untuk Jaringan Sistem
Prasarana Wilayah Pasal 59 Ayat 2 Huruf a.4 mengatur bahwa
diperbolehkan secara terbatas pendirian bangunan dengan penetapan
garis sempadan bangunan minimal 10 meter dari jalan kolektor primer.
6. Sesuai ketentuan teknis mengenai ruang terbuka hijau di kawasan Kalikajar
maka pada lokasi tersebut hendaknya dialokasikan sebagian lahan sebagai
ruang terbuka guna menghindari berkurangnya area tangkapan air di
wilayah Kalikajar. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengatur
komposisi yang ideal antara areal terbangun dan areal terbuka bagi daerah
perkotaan (70:30). Hal tersebut berarti hanya 700 m2 dari total 1000 m2
yang boleh didirikan bangunan. Sisa lahan seluas 300 m 2 dijadikan ruang
terbuka hijau.
7. Lokasi klinik rawat inap tersebut secara fisik letaknya berada di tengah-
tengah kawasan permukiman. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
tindakan mencegah agar kawasan permukiman di sekitarnya tidak terkena
dampak polusi yang ditimbulkan oleh limbah medis klinik rawat inap.Salah
satu upaya yang harus dilakukan adalah melakukan kajian mengenai analisis
lingkungan (Amdal atau UKL-UPL) dan upaya pengelolaan limbah medis
sesuai standar kesehatan.
8. Mengacu pada kajian Tata Ruang dan Strategi pengembangan wilayah
sesuai Perda Kab. Wonosobo Nomor 2 Tahun 2011 pada point diatas, pada
bidang tanah di Dusun Tempelsari Desa Maduretno. Kecamatan Kalikajar
tersebut diperbolehkan untuk didirikan klinik Rawat Inap seluas maksimal
70 % dari luas lahan dengan syarat mematuhi aturan sempadan bangunan
dan pengelolaan limbah medis sesuai aturan.

Dengan demikian, maka lokas ikegiatan/usaha Klinik Pratama Rawat Inap


Bina sehat Wonosobo telah sesuai dengan tata ruang yang telah ditetapkan,
lebih lanjut, petatataruang wilayah lokasi kegiatan disajikan dalam gambar
berikut :

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 3


Gambar 1. Denah Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat

Gambar 2. Citra satelit Klinik Pratama Rawat Inap Bina sehat

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 4


3. Mulai Beroperasi
Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo mulai beroperasi 6 Februari
2017.
4. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan
a. Kegiatan utama dan/atau kegiatan yang telah berjalan serta kegiatan
pendukung dari Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo
1) Kegiatan utama dan/atau yang telah berjalan di Klinik Pratama Rawat Inap
Bina Sehat meliputi
- Kegiatan pelayanan medis yaitu Rawat Jalan (Umum dan KIA), Rawat
inap, dan IGD
- Kegiatan dan pelayanan penunjang medik antara lain Laboratorium
sederhana dan Farmasi.
2) Kegiatan Pendukung yang telah berjalan adalah
- kegiatan administratif
- kegiatan non medik (gizi rawat inap, laundry linen, Jasa antar
Ambulance)
3) Penggunaan Lahan
Tabel 2. Penggunaan Lahan
No. Penggunaan Lahan Luas/m2 %
1. Luas Lahan Terbangun, meliputi 468 m2 46,8 %
- Bangunan I = 130 m2
- Bangunan II
Lantai 1 + garasi = 330 m2
Lantai 2 = 280 m2
- IPAL = 8 m2
Total Luas Bangunan 468 m2
2. Luas lahan terbuka
- Ruang Terbuka Hijau = 112 m2
- Luas Tempat Parkir = 180 m2
- Kolam ikan dan kebun = 240 m2 532 m2 53,2 %
Total Luas Lahan 1000 m2 100 %

4) Ruang Terbuka Hijau


Ruang terbuka hijau Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat dimanfaatkan
sebagai ruang terbuka (openspace) untuk artikulasi dan kesehatan
lingkungan sekitar. Ruang terbuka hijau terdiri dari taman, kebun dan
kolam ikan. Taman-taman dengan jenis tanaman bervariatif yang salah
satunya mempunyai fungsi sebagai peminimalisir polutan, mengingat
lokasi Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat yang berada di pinggir jalan
raya. Beberapa bagian terdiri dari tanah, lainnya tertutup oleh paving
tanpa pengerasan permanen sebagai lajur jalan. Untuk tahap tindak lanjut

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 5


pembangunan Klinik kedepannya, fungsi sementara lahan kosong tersebut
dimanfaatkan untuk kolam ikan yang terletak di belakang bangunan Klinik.

5) Fungsi Bangunan
Tabel 3. Fungsi Tiap Ruang dalam Bangunan
Luas
No. Bangunan Lantai Lantai Fungsi
2
(m )
1. Bangunan I - 130 m2 - Ruang administrasi
- ruang tunggu
- ruang obat (farmasi)
- poliklinik umum
- toilet/WC
- dapur
- loundry room
2. Bangunan II Lantai 1 330 m2 - Nurse station
- ruang IGD
- laboratorium
- 3 bangsal
- ruang KIA / Persalinan
- Toilet/WC
- garasi Ambulance
Lantai 2 280 m2 - Ruang Rapat
-Ruang penyimpanan
rekam medis
- 3 bangsal
- kamar perawat
- Toilet/WC
- gudang
Total Luas Bangunan 740 m2

6) Fasilitas dan kapasitas Pelayanan


Fasilitas pelayanan klinik meliputi jumlah kapasitas tempat tidur dan
fasilitas pelayanan penunjang medik dari unit Laboratorium sederhana,
farmasi, pemeriksaan diagnostik dan pelayanan ambulance.
Tabel 4. Fasilitas Pelayanan Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
No. Unit Pelayanan Jumlah tempat tidur
1. Pelayanan Rawat Jalan (Poli 1
Umum)
2. Pelayanan Rawat Inap 10

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 6


3. IGD 3
4. KIA 2
Total Jumlah tempat tidur 16
Sumber : Kllinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

Tabel 5. Fasilitas Pelayanan penunjang Klinik Pratama Rawat Inap Bina


Sehat
No. Unit Penunjang Medik Jenis pelayanan
1. Laboratorium Sederhana Pemeriksaan Glukosa, Asam
Urat, Kolesterol total dengan
alat ukur digital. Dan
pemeriksaan Hb Sahli serta
protein urine.
2. Farmasi Penyediaan obat untuk rawat
jalan dan rawat inap dengan
resep dalam tidak menerima
resep luar.
3. Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan USG dan EKG
4. Pelayanan Ambulance Rujuk Rumah Sakit atau jasa
antar pulang
Sumber : Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

7) Jumlah Rata-Rata Pasien/bulan


Tabel 6. Jumlah rata-rata pasien/bulan Klinik Rawat Inap Bina Sehat
No. Unit Pelayanan Jumlah Rata-rata Pasien/bulan
1.Pelayanan Rawat Jalan (Poli 1200 pasien
Umum)
2. Pelayanan Rawat Inap 5 pasien
3. IGD 50 pasien
4. KIA 100 pasien
Total Jumlah rata-rata pasien/bulan 1355 pasien
Sumber : Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

8) Jumlah Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan medis/non medis Klinik Pratama
Rawat Inap Bina Sehatdilihat dalam tabel berikut:
Tabel 7. Tenaga Kerja di Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat,

No. Bagian Tenaga Kerja


1. Dokter Umum 3
2. Administrasi 1

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 7


3. Keuangan 1
4. Farmasi 1
5. Laboratorium -
6. Keperawatan 2
7. Kebidanan 3
8. Rumah Tangga& Cuci 2
9. Perawatan Gedung &Alat ; Supir 1
Jumlah 14
Sumber: Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

9) Sumber Air
Penggunaan air bersih untuk menunjang kegiatan pelayanan Klinik
Pratama Rawat Inap Bina Sehat dengan menggunakan sumber air PDAM.
Sumber air tersebut disalurkan untuk kebutuhan kegiatan rawat jalan,
rawat inap, IGD, persalinan, dapur dan keperluan lainnya. Sumber Air
tersebut ditampung pada 2 bak penampungan1 m3 dan 0,5 m3.
Penggunaan air bersih dalam kegiatan pelayanan Klinik Pratama Rawat
Inap Bina Sehat dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Penggunaan air Bersih untuk operasional Klinik Pratama rawat
Inap Bina Sehat
Volume
No. Jenis Kegiatan Sumber air
(m3/hari)
1. Kegiatan Medik PDAM 0,5 m3 / hari
2. Kegiatan non-medik (MCK) PDAM 3,2 m3/ hari
3. Kegiatan Laundry dan
PDAM 0,2 m3/hari
dapur
4. Taman PDAM 0,1 m3/ hari
Jumlah Total 4 m 3/hari
Sumber : Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

10) Sarana Perlindungan Lingkungan


Sarana perlindungan lingkungan meliputi jumlah toliet, Wastafel, IPAL,
jumlah tempat sampah dan savety box di Klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat Wonosobo.
Tabel 9. Jumlah toilet dan IPAL
No. Keterangan Jumlah
1. Kamar Mandi / Toilet 14
2. Wastafel 5
3. IPAL 1
Sumber : Klinik Pratama rawat Inap Bina Sehat, 2018

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 8


Tabel 10. Jumlah tempat sampah dan savety box

No. Keterangan Jumlah


1. Tempat Sampah 14 titik
2. Savety box 3 titik
3. TPS 1 titik
Sumber : Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

11) Sumber Listrik


Penggunaan energi bagi kebutuhan operasional di Klinik Pratama Rawat
Inap Bina Sehat tertera pada Tabel 11.
Tabel 11. Sumber dan Penggunaan Energi
No. PenggunaanEnergi JenisEnergi Asal/Sumber Kapasitas
1. Penerangan ruangan Listrik PLN 1300 VA +
dan kebutuhan 900 VA
operasional Klinik
2. Energi cadangan Listrik 1 5000 VA
buahGenset
Sumber : Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

12) Status Lahan Usaha/kegiatan


Status lahan yang digunakan untuk kegiatan adalah SHM Sebagai berikut :
Tabel 12. Sertifikat Tanah dan Kepemilikan
No. Nomor/Tanggal Sertifikat Atas Nama Luas
1. No. 208 : 2951 / 2009 Banu Dwi 1498 m2
Tanggal 2 Juli 2009 Hermanto
Total 1498 m2
Sumber : Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat,2018

Total luas dalam surat Ukur yang tercantum dalam Buku Tanah adalah 1498
m2. Tetapi luas lahan usaha dan bangunan Klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat adalah 1000 m2, seperti yang tercantum dalam perizinan tata ruang
(terlampir).

13 ) Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan usaha dan kegiatan berasal dari PT Mitra Sehat
Maslahat. Dengan rincian pengesahan sebagai berikut :
Tabel 13. Sumber pendanaan Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat

Lembaga pemberian
No. Jenis Pengesahan Nomor dan Tanggal
Ijin
1. Turunan / Salinan Nomor. 5 tanggal 01 Notaris :
Akta PT MITRA Agustus 2016 Ardhian Wien Triska
SEHAT MASLAHAT Putra, S.H.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 9


2. Pengesahan Akta PT No. AHU- Menteri Hukum dan
MITRA SEHAT 0040201.AH.01.01. HAM Republik
MASLAHAT Tahun 2016 Indonesia

Adapun struktur organisasi Klinik Pratam Rawat Inap Bina Sehat disajikan
pada gambar 3. berikut.

Gambar 3. Diagram Alur Struktur Organisasi Klinik Pratama Rawat Inap bina Sehat

b. Informasi kegiatan dan kondisi lingkungan di sekitar

b.1 Informasi usaha dan atau kegiatan sekitar

Informasi usaha dan atau kegiatan di sekitar Klinik Pratama Rawat


Inap Bina Sehat diantaranya adalah:

1) Pertokoan seperti Putra Mataram Onderdile, toko-toko kelontong


2) Bengkel mobil dan motor
Usaha dan atau kegiatan di sekitar lingkungan kegiatan tersebut
masingmasing akan menyebabkan dampak yang saling
berkesinambungan. Salah satunya adalah dampak terhadap lalu lintas
atau tundaan lalu lintas, dimana akan timbul kemacetan jika banyaknya
kendaraan yang berhenti di sekitar pertokoan maupun bengkel karena
keterbatasan sarana parkir masing-masing usaha kegiatan tersebut.
Dampak lain dari usaha dan atau kegiatan sekitar yang adalah dampak
penurunan kualitas udara ambien dan kebisingan. Mengingat pemrakarsa
belum pernah melakukan pemantauan lingkungan dan tidak adanya data
lingkungan sekitar, sehingga kondisi lingkungan sekitar masih berupa
dugaan.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 10


b.2 Informasi kondisi Lingkungan Sekitar

Informasi Iingkungan hidup yang terkait dengan kegiatan Klinik


Pratama Rawat Inap Bina Sehat. Informasi tersebut mencakup lima
komponen Iingkungan hidup yaitu Iingkungan udara, Iingkungan air,
Iingkungan biologi, Iingkungan sosial ekonomi serta kesehatan masyarakat
sekitar.

b.2.1 Lingkungan Udara

Lingkungan udara yang ditelaah dalam kaitannya dengan kegiatan Klinik


Pratama Rawat Inap Bina Sehat meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan
dan kebisingan.

1) Kelembapan dan suhu Udara


Hasil pemeriksaan suhu udara dan kelembaban yang dilakukan pada
oleh instalasi Laboratorium Kesling Kabupaten Wonosobo di Klinik
Pratama Rawat Inap Bina Sehat dapat dicermati pada tabel berikut ini.

Tabel 14. Hasil pemeriksaan suhu dan kelembaban udara Klinik


Pratama Rawat Inap Bina Sehat

No Parameter Satuan NAB Hasil Keterangan


Pemeriksaan
1. Kelembaban % 65 – 95 79,5 KEPMENKES RI
No
2. Temperatur C 18 – 30 27,5 1405/MENKES/
SK/XI/2002
Sumber : Data Primer, Hasil Pemeriksaan, 24 Oktober 2016

Nilai Hasil Pemeriksaan tersebut memenuhi kriteria sesuai


KEPMENKES RI No 1405/MENKES/SK/XI/2002.

2) Pencahayaan
Hasil pemeriksaan pencahayaan di Klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat dapat dicermati pada tabel berikut ini.
Tabel 15. Hasil Pemeriksaan PencahayaanKlinik Pratama Rawat Inap
Bina Sehat

No Parameter Satu NAB Hasil Keterangan


an Pemeriksaan
Min KEPMENKES RI No.
1 Pencahayaan Lux 0,27
200 1405/MENKES/SK/XI/2002
Sumber : Data Primer, hasil pemeriksaan, 24 Oktober 2016.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 11


Nilai hasil pemeriksaan pencahayaan di Klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat tidak memenuhi kritera NAB (Min 200). Kondisi yang demikian
diakibatkan saat pemeriksaan pencahayaan, cuaca sekitar mendung
dan hujan. Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup tanpa lampu
ruangan menyala. Untuk mengatasi kekurangan pencahayaan tersebut
maka cat ruangandiganti dari hijau menjadi putih dan membuka
jendela agar cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.

3) Intensitas Kebisingan
Hasil pemeriksaan intensitas kebisingan di Klinik Pratama Rawat Inap
Bina Sehat dapat dicermati pada tabel berikut ini.
Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Intensitas Kebisingan Klinik Pratama
Rawat Inap Bina Sehat
No Parameter Satuan NAB Hasil Keterangan
Pemeriksaan
Max KEPMENKES RI No.
1 Kebisingan dBA 55,7
85 1405/MENKES/SK/XI/2002
Sumber : Data Primer, hasil pemeriksaan, 24 Oktober 2016.

Hasil pemeriksaan diinterpretasikan bahwa nilai kebisingan untuk


Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan sesuaiKEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002.

b.2.2 Lingkungan Air

Secara rinci hasil analisis air bersih pada Klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat pada tanggal 24 Oktober 2016 yang dilakukan oleh Instalasi
Laboratorium Kesling Kabupaten Wonosobo, dapat dicermati pada
Tabel 17. di bawah ini.

Tabel 17. Hasil analisis air bersih di Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 12


Sumber : Data Primer, hasil pemeriksaan, 24 Oktober 2016.
Ket : Baku mutu
(I) PerMenKes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air minum
(II) PerMenKes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan
Kualitas Air

Bakteorologi : KKAB (Kelas Kualitas Air Bersih)


A :< 50 Coliform / 100 ml
B :51 - 100 Coliform / 100 ml
C : 101 - 1000 Coliform / 100 ml
D : 1001 - 2400 Coliform / 100 ml
E :> 2400 Coliform / 100 ml

Kesimpulan hasil pemeriksaan air bersih diatas terdiri dari 2 komponen air
bersih yaitu komponen fisika, kimia dan bakteriologi. Baku mutu sesuai
PerMenKes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang syarat-syarat dan

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 13


pengawasan kualitas air minum dan PerMenKes No.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan Kualitas
Air.
• Hasil komponen Fisika analisis air bersih adalah air bersih Klinik
Pratama Rawat Inap Bina Sehat tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, suhu air sesuai baku mutu, zat padat terlarut (TDS) yaitu
butiran terlarut dalam air dibawah nilai maksimal baku mutu dan nilai
kekeruhan dalam kategori normal.
• Hasil komponen Kimia air bersih adalah air bersih Klinik Pratama
Rawat Inap Bina Sehat tidak terkontaminasi zat berbahaya, pH dalam
batas normal, dan belum tercemar unsur-unsur kimiawi.
• Hasil komponen bakteriologi didapat kelas kualitas air bersih Klinik
Pratama Rawat Inap Bina Sehat adalah kualitas A.
b.2.3 Lingkungan Biologi

Komponen lingkungan biologi yang dikaji di sekitar lokasi Klinik Pratama


Rawat Inap Bina Sehat ditujukan pada biota darat (terestrial) yang meliputi
flora dan fauna. Pengamatan dilakukan untuk menilai adakah pengaruh
operasional klinik terhadap biota terestrial di atas.

1) Flora Terestrial

Secara umum jenis-jenis tanaman yang dapat dijumpai di sekitar lokasi


Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat adalah tanaman lahan darat atau
pekarangan. Jenis yang umum dijumpai dan cukup dominan dapat
dicermati pada tabel di bawah ini.

Tabel 18. Hasil Pengamatan flora darat di lingkunganKlinik Pratama


Rawat Inap Bina Sehat , 2018
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan
1. Pucuk merah Syzygium oleina +
2. Lidah Buaya Aloe vera +
3. Rumput teki Ciperus rotundus ++
4. Gelombang cinta Anthurium Plowmanii +
5. Lidah mertua Sansevieria Trifasciata Prain +
6. Kaktus Opuntia spp +
7. Serai Cymbopogon nardus +
8. Aglonema Aglaonema sp; A. +
commutatum;
A.lipstick; A. legacy; donna
Carmen
9. Jeruk purut Citrus hystrix +
10. Jambu biji Psidium guajava +
11. Pisang Pandanus +
12. Pandan Musa paradisiacal +
13. Anturhium Anthurium +

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 14


14. Bunga Puring Codiaeum vanaegatum ; +
Banglor ; Felicia; Finola;
Grace pink
Sumber : data primer. hasil observasi Keterangan : + = densitas rendah ++
= densitas tinggi

2) Fauna Darat

Secara umum jenis-jenis fauna darat yang dapat dijumpai di sekitar


lokasi Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat adalah serangga, ikan, burung,
binatang menyusui, dan reptil. Dari hasil pengamatan fauna di sekitar
Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat. Hasil observasi diperoleh jenis-jenis
fauna sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 19. Daftar Fauna yang terdapat diKlinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat, 2018.
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan
1. Belalang Melanoplus cinereus +
2. Bekicot Achantina fulica +
3. Cicak Hemidactylus frenatus +
4. Emprit Lonchura leuchogaster +
5. Kecoa Blattaria sp +
6. Ikan Lele Clarias sp ++
7. Ikan emas Cyprinus carpio +
8. Ikan Nila Oreochromis niloticus +
9. Koi Cyprinus carpio ++
10. Kucing Felis catus +
11. Kupu-kupu Sastragala sp +
12. Lalat rumah Musca domestica +
13. Nyamuk Diptera sp +
14. Semut Formicidae sp ++
15. Tikus Rattus rattus +
16. Capung Libellula sp +
Sumber : data primer : hasil observasi. Keterangan : + = densitas rendah
++ = densitas tinggi

b.2.4 Lingkungan Sosial ekonomi

1) Demografi

Luas wilayah Kecamatan Kalikajar adalah 8.33 Ha, terbagi menjadi 19


Desa/Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 58.302 jiwa. Adapun
jumlah dan komposisi berdasarkan umur dan jenis kelamin di Kecamatan
Wonosobo tahun 2018 sebagaimana tertera pada tabel berikut.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 15


Tabel 20. Jumlah dan komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis
kelamin di Kecamatan Kalikajar, 2016.

PENDUDUK
NO NAMA DESA TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Mangunrejo 1252 1250 2502
2 Mungkung 769 733 1502
3 Perboto 1404 1329 2733
4 Kedalon 1427 1346 2733
5 Rejosari 1264 1360 2624
6 Kalikajar 2356 2439 4795
7 Simbang 1608 1542 3150
8 Karangduwur 1105 1039 2144
9 Kwadungan 1843 1813 3656
10 Purwojiwo 1274 1284 2558
11 Wonosari 928 911 1839
12 Kalikuning 576 594 1170
13 Maduretno 2741 2703 5444
14 Tegalombo 1501 1474 2975
15 Kembaran 2162 2142 4304
16 Lamuk 1318 1368 2686
17 Bowongso 1979 1803 3782
18 Butuh kidul 975 988 1963
19 Butuh 2996 2706 5702
JUMLAH 29478 28824 58302
Sumber : Data Primer, Kecamatan Kalikajar, 2016

Tabel di atas memberikan gambaran bahwa penduduk terbanyak ada di


desa Butuh , dan penduduk paling sedikit ada di desa Kalikuning.

2) Agama

Berdasarkan data Kecamatan Kalikajar dalam angka tahun 2016 bahwa


pemeluk agama di Kecamatan Kalikajar pada tahun 2016 yang terbanyak
adalah Islam 57.920 jiwa, disusul berturut-turut Kristen 182 jiwa, Katolik 65
jiwa, Budha 129 jiwa, Konghucu 0 jiwa dan Hindu 6 jiwa.

3) Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kecamatan Wonosobo tahun 2016: Untuk SD


6.217 jiwa, SLTP 2853 jiwa, SLTA 361 jiwa. Kualitas penduduk di Kecamatan
Kalikajar salah satunya ditentukan oleh variabel pendidikan.

4) Sosial Ekonomi

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 16


Distribusi mata pencaharian penduduk Kecamatan Kalikajar sebagian
besar sebagai petani yang menanam jagung dan padi. Terdapat 3 buah
pasar, 836 toko/warung, 45 rumah makan, 13 toko bangunan, 97 kios
saprotan.

5) Sosial Budaya

Berdasarkan pengamatan, masyarakat di sekitar Klinik Pratama Rawat


Inap Bina Sehat kehidupannya masih memperlihatkan ciri kegotong-
royongan meskipun telah tumbuh kawasan pemukiman dengan segala
fasilitas seperti hotel, perkantoran dan sekolah. Keberadaan Klinik Pratama
Rawat Inap Bina Sehat sangat bermanfaat bagi pelayanan kesehatan
masyarakat sekitar.

b.2.4 Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat di Kabupaten Kalikajar dapat dilihat dari beberapa


indikator seperti banyaknya fasilitas atau sarana kesehatan yang tersedia,
banyaknya jenis penyakit utama yang diderita penduduk. Jumlah fasilitas
atau sarana kesehatan dapat dicermati pada Tabeldi bawah ini.

Tabel 21. Banyaknya sarana kesehatan dirinci per kecamatan Kalikajar,


2016.

Sumber : Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, 2016.

Tabel 21. memberikan gambaran bahwa di setiap Kecamatan telah memiliki


Puskesmas, bahkan terdapat 6 dari 15 Kecamatan telah mamiliki 2 Puskesmas.
Puskesmas pembantu lebih banyak jumlahnya baik dilihat perWilayah Kecamatan

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 17


maupun total untuk seluruh wilayah Kecamatan. Demikian pula Posyandu terdapat
104 untuk seluruh Kecamatan. Untuk BKIA hanya terdapat di 1 di Kecamatan
Kalikajar.

Indikasi lain untuk melihat tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
jenis-jenis penyakit yang diderita masyarakat. Fenomena umum penyakit yang
banyak diderita masyarakat di Kabupaten Wonosobo, termasuk Kecamatan
Kalikajar sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 22. Jenis penyakit utama yang diderita masyarakat di Kecamatan Kalikajar, 2016

NO Jenis Penyakit Jumlah Penderita % terhadap total


penderita
1 ISPA 3784 36,8
2 Gastritis 1261 12,2
3 Hipertensi 1023 9,9
4 Mialgia 823 8
5 Scabies 782 7,6
6 DK Alergi 674 6,5
7 Diare 656 6,3
8 Chepalgia 636 6,1
9 DK Infeksi 387 3,7
10 Tonsillitis 234 2,2
Sumber:Kecamatan kalikajar , 2016

Sebagai salah satu sarana kesehatan di kecamatan Kalikajar, Berikut 10 besar


penyakit utama yang diderita pasien Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat rata-
rata dalam satu bulan. Sample diambil dari pemeriksaan pasien Klinik Pratama
Rawat Inap Bina Sehat pada bulan November 2018, sebagaimana dapat diamati
pada Tabel 23. di bawah ini.

Tabel 23 : Jenis Penyakit Utama yang diderita di Klinik


Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018
NO Jenis Penyakit % terhadap total penderita
1 ISPA 29,5 %
2 Scabies 9,3 %
3 Hipertensi 8,8 %
4 DK Alergi 7,25 %
5 Thypoid 5,6 %
6 Diare 4,6 %
7 GNA / penyakit ginjal 4,1 %
8 DM II 2,5 %
9 Gastritis 2,1 %
10 Mialgia 2%
Sumber: Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, 2018

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 18


c. Kegiatan yang menjadi sumber dampak dan besaran dampak lingkungan
yang telah terjadi
c.1 Aktivitas Pelayanan Medik Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat

Pasien yang datang di Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat akan
diterima dengan melakukan pendaftaran. Ada dua macam jenis pendaftaran,
yaitu poliklinik (Poli umum dan KIA) dan IGD (Instalasi Gawat Darurat).
Pendaftaran ke Poliklinik untuk pemeriksaan, sedangkan pendaftaran ke IGD
untuk penanganan pasien.

Hasil pemeriksaan di poliklinik ada dua tindak lanjut:

(1) Pasien perlu penanganan dengan Rawat Inap, selanjutnya dilakukan


penanganan pasien seperti pasien lain yang pendaftarannya ke IGD.
(2) Pasien tidak perlu rawat inap, cukup dengan pemeriksaan penunjang,
memperoleh obat dari instalasi Farmasi, membereskan urusan
administrasi, terus boleh pulang.

Hasil penanganan pasien yang pendaftarannya ke IGD ada 4 (empat) tindakan:

(1) Rawat inap, sampai sembuh kemudian membereskan urusan administrasi


terus boleh pulang.
(2) Dirujuk ke rumah sakit, setelah membereskan urusan administrasi boleh
pulang atau menuju rumah sakit yang dirujuk.
(3) Pengobatan (farmasi) tanpa rawat inap, setelah membereskan urusan
administrasi boleh pulang.
(4) Setelah membereskan administrasi boleh pulang.

Pemeriksaan KIA yang dikelola oleh 2 bidan, adapun tindakan/ pelayanan yang
dilakukan adalah

(1) Pemeriksaan tes kehamilan


(2) ANC (ante natal care) atau pemeriksaan pada ibu hamil
(3) Penatalaksanaan persalinan untuk ibu hamil normal
(4) Pemeliharaan kesehatan ibu bersalin, ibu nifas pasca bersalin, ibu
menyusui
(5) Pemeriksaan USG oleh dokter umum yang sudah melakukan pelatihan
berkompetensi
(6) Pemeriksaan bayi baru lahir normal dan imunisasi
(7) Melakukan rujukan kasus resiko tinggi ke fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi (Rumah Sakit) secara cepat, tepat dan benar.

Berikut Alur pelayanan Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat yang disajikan
dalam gambar 4.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 19


Gambar 4. Diagram Alur Pelayanan Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat

c.2 Aktivitas Pelayanan Non Medik Klinik Pratama Rawat Inap Bina sehat
Aktivitas Pelayanan non medik meliputi sebagai berikut
• Administrasi Klinik
Sistem Administrasi Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
merupakan sistem awal dari proses pelayanan kesehatan, yang
dilakukan oleh 1 orang tenaga administrasi dengan tugas sebagai
berikut :
(1) Pendaftaran pasien
Setiap pasien yang datang harus mendaftar dulu di bagian
administrasi. Untuk didapat data-data pasien, status sebagai
pasien baru/lama dan umum/bpjs. Kemudian bagian administrasi
menyiapkan kartu berobat menuju poli yang dituju atau IGD.
(2) Proses pembuatan surat keterangan sehat atau surat keterangan
sakit
Jika pasien membutuhkan keterangan surat sehat, maka
pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan tekanan darah, tinggi
badan, berat badan dan pemeriksaan lainnya yang dibutuhkan.
Yang selanjutnya surat keterangan sehat tersebut distempel staf
administrasi, selanjutnya diserahkan kepada pasien. Begitu juga
dengan surat keterangan sakit, setelah dilakukan pemeriksaan oleh
dokter terleboh dahulu, maka tahap selanjutnya surat distempel
oleh bagian administrasi yang kemudian diberikan ke pasien.
(3) Proses Pembayaran
Setelah melalui proses pemeriksaan baik rawat jalan, rawat inap
maupun IGD. Pasien atau pengantar wajib melakukan pembayaran

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 20


seperti biaya pemeriksaan dokter, tindakan, pengobatan dan biaya
lainnya pada bagian administrasi.

Gambar 5. Meja Administrasi Klinik Pratama Rawat Inap Bina


Sehat
• laundry linen (Pencucian linen)
Linen yang melingkupi semua bahan-bahan dari kain yang
digunakan dalam fasilitas medis dan perawatan adalah sumber
kontaminan yang besar dalam kegiatan klinik. Hal ini disebabkan
karena linen kotor dapat menyebarkan mikroba ke dalam lingkungan
klinik. Linen kotor atau yang terkontaminasi harus segera dikumpulkan
dan dibawa ke laundry/binatu untuk segera diproses. Semua bahan
harus melalui prosedur pencucian dan sterilisasi untuk menghilangkan
kontaminan serta dapat digunakan kembali dalam proses medis dan
perawatan.
Cucian di Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat, tergantung
jumlah pasien yang menjalani perawatan. Diperkirakan linen kotor
setiap hari berkisar antara 3-6 kg.Kain sprei, selimut, sarung bantal dan
lain-lain dari bangsal umumnya diganti setiap hari kecuali untuk hal-hal
tertentu dimana kain perlu diganti, misalnya : kena darah dan
makanan. Kain kotor tersebut segera dikumpulkan dan diproses di
laundry.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 21


Gambar 6. Diagram alur Loundry Linen klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat.

• Pelayanan Gizi
Proses kegiatan medis dan perawatan suatu klinik tidak terlepas
dari kegiatan pengadaan makanan dan minuman yang disajikan dari
dapur klinik untuk pasien dan karyawan. Makanan yang dikelola di
klinik harus dikelola secara higienis dan juga sisa dari kegiatan konsumsi
yang dilakukan juga harus menggunakan cara yang benar agar limbah
yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan.
Makanan yang diolah diperoleh dari pasar dalam bentuk bahan
mentah. Jumlah bahan mentah ini disesuaikan dengan jumlah
permintaan dari ruang perawatan dan jumlah karyawan. Kemudian dari
bahan mentah dilakukan penyortiran untuk menyingkirkan bahan-
bahan yang kurang baik mutunya dan dilakukan pencucian. Setelah itu
dilakukan pemasakan. Kemudian makan bagi pasien, karena pada
umumnya nafsu makan pasien sangat menurun. Penyajian ini
sebelumnya sudah dilakukan perhitungan kalori bagi penderita
penyakit tertentu seperti diabetes mellitus.
Sisa dari proses pengolahan makanan dan konsumsi adalah alat
makan, alat minum, alat masak yang kotor serta sisa bahan makanan,
makanan dan pembungkus makanan. Untuk alat makan, alat minum
dan alat masak yang kotor langsung dilakukan proses pencucian agar
bisa dipakai lagi. Sementara untuk sisa makanan, bahan makanan dan
pembungkusnya, diadakan pemilahan antara sampah organic (diproses
menjadi pupuk organic) dan anorganik yang kemudian dibuang di
tempat penampungan sementara (TPS). Alur makanan di Klinik
Pratama Rawat Inap Bina Sehat dapat dilihat pada gambar berikut.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 22


Gambar 7. Diagram alur Pelayanan Gizi Klinik Pratama Rawat
Inap Bina sehat

c.3 Aktivitas MCK


Sebagai salah satu fasilitas umum dalam pelayanan kesehatan, aktivitas
MCK tidak terlepas dari bagian penting dalam siklus pelayanan Klinik Pratama
Rawat Inap Bina Sehat. Penyediaan Toilet/ WC sebanyak 14 buah guna
memenuhi kemudahan dalam aktivitas MCK oleh staf Kllinik, pasien, maupun
pengunjung Klinik. Limbah hasil kegiatan domestik MCK akan ditampung di
Septick Tank, adapun akan dilakukan penyedotan WC setiap 2 tahun sekali.
Perkiraan kebutuhan air bersih untuk fasilitas kesehatan terdapat
standarnya yaitu 250 L/tempat tidur/hari (Sularso,2004). Adapun Klinik
Pratama Rawat Inap Bina Sehat mempunyai kapasitas 16 tempat tidur yang
kemudian didapat kebutuhan air bersih per harinya adalah 4 m3/ hari. Dari
jumlah pemakaian air bersih tersebut diestimasikan 80% akan menjadi limbah
cair domestic, sehingga volume maksimal Pencemaran air (tinja dan air limbah
domestik) akibat pembuangan limbah cair dari kamar mandi dan WC
diperkirakan sejumlah 3,2 m2/hari.
Pengolahan limbah air domestik, baik limbah toilet, kamar mandi, dan
wastafel semua menuju Septick tank.

c.4 Potensi Infeksi Nosokomial

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 23


Klinik sebagai salah satu pelayanan kesehatan untuk mencari
kesembuhan juga merupakan sumber dari berbagai penyakit, baik berasal dari
pasien atau pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup
dan berkembang di lingkungan Klinik, seperti di udara, air, lantai, makanan,
dan benda-benda medis maupun non medis. Jadi infeksi yang mengenai
seseorang dan disebabkan oleh lingkungan Klinik, maka disebut Infeksi
Nosokomial (Healthcare Associated Infections).
Semua staf Klinik sejumlah 14 orang mempunyai potensi besar dapat
terkena infeksi nosokomial yang berdampak pada gangguan kesehatan dan
keselamatan kerja, terkhusus pekerja medis (dokter, perawat dan bidan).
Maka dari itu, semua staf Klinik harus melakukan tindakan preventif utama
penanggulangan Infeksi Nosokomial yaitu Hand Hygiene (cuci tangan) sesuai
WHO, serta dilakukan pelatuhan Hand hygiene kepada pasien dan pengunjung
Klinik. Terdapat 5 titik penempatan wastafel sebagai media Hand Hygiene.
Selain itu juga penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga
kesehatan yang kontak langsung dengan pasien yang mempunyai indikasi
penularan sesuai jenis penyakitnya. APD yang disediakan antara lain masker,
sarung tangan (hand scoon), apron, sepatu boot dan pelindung kepala (topi
karet). Juga dilakukan peningkatan kebersihan lingkungan sekitar Klinik yang
meliputi kegiatan menyapu, mengepel, membuang sampah sesuai standar
operasional prosedur.

Gambar 8. Penyedian Wastafel


c.5 Timbulan Sampah Medis / sampah B3

Penggunaan air bersih dalam operasional pelayanan kesehatan Klinik Pratama


Rawat Inap Bina Sehat menghasilkan limbah, salah satunya adalah limbah
medis. Dibagi 2 macam Limbah sampah medis, yaitu

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 24


(1) limbah sampah padat medis
berupa limbah benda tajam berupa jarum, perlengkapan intravena, pisau
bedah. Penampungan sampah padat medis adalah savety box (yellow box).
Dengan volume 2 kg/ bulan yang ditampung di TPS B3 yang kemudian
selanjutnya akan diangkut oleh pihak ketiga untuk dilakukan pemusnahan.
(2) sampah cair medis
Limbah cair medis yang terdiri dari cairan darah atau nanah dari tindakan
kuratif di ruang tindakan (IGD) serta laboratorium, linen kotor yang
terdapat darahperlu dilakukan disinfektan yang kemudian air cuciannya
dibuang ke dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) klinik Pratama
Rawat Inap Bina Sehat melalui wastafel. Jumlah volume 0,5 m3/ hari.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di Klinik Pratama rawat Inap Bina
Sehat terbagi menjadi dua bagian, yaitu

(1) B3 Medis bersumber dari poliklinik, IGD, bagian farmasi meliputi masker,
sarung tangan / handskun, kassa, selang infus, kateter, botol obat, botol
infus / plabote, disinfektan, alkohol, H2O2, Natrium Hipoklorida, Glycerin,
MgSO4, jarum suntik / needle, limbah patologi (darah, nanah, bagian tubuh
sisa operasi kecil). Didapat volume limbah B3 sebesar 2 kg/bulan.
(2) B3 non-medis bersumber dari rumah tangga (dapur, laundry), kantor yang
meliputi lampu bekas, baterai bekas, plastik, disinfektan laundry
(disinfektan linen, detergen, Chlorin), gas elpiji, diesel fuel, air accu,
pembersih lantai (lisol), limbah oli pemakian genset, pewangi, pemutih.
Volume limbah B3 non medis sebanyak ± 1 kg/bulan.

Analisis terhadap Limbah Cair medis pada Klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat ini diambil dari 2 sampel, yaitu sampel lokasi inlet IPAL Klinik ( bak
penampung limbah awal ) dan sampel lokasi outlet IPAL Klinik ( bak penampung
limbah terakhir yang akan dibuang ).

(1) Limbah Cair sample Inlete IPAL Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 25


Gambar 9. Hasil pemeriksaan limbah cair sample inlete tanggal pemeriksaan 25 Januari 2017 oleh
penguji ibu Fatmawati, Amd. KL, staf instalasi laboratorium kesling kabupaten Wonosobo

Pemeriksaan limbah cair inlete IPAL Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
hanya 2 komponen yang memenuhi syarat baku mutu yaitu kategori Suhu
dan pH. Parameter lainnya belum memenuhi baku mutu.Dengan demikian
limbah cair medis dari Inlete IPAL Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat tidak
memenuhi syarat Baku Mutu Limbah Cair, sehingga perlu dilakukan
pengolahan agar menjadi limbah medis yang tidak beracun dan tidak
infeksius. Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat membuat Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk pengolahan Limbah Cair Medis
tersebut.

(2) Limbah Cair sample Outlete IPAL Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat

Gambar 10. Hasil pemeriksaan limbah cair sample outlete tanggal pemeriksaan 25 Januari 2017
oleh penguji ibu Fatmawati, Amd. KL, staf instalasi laboratorium kesling kabupaten Wonosobo

Hasil pemeriksaan limbah cair outlete pada IPAL Klinik Pratama Rawat Inap
Bina Sehat mengindikasikan bahwa dari 5 parameter unsur kimia Limbah

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 26


Cair yang belum memenuhi syarat baku mutu adalah Phospat dan NH3-N
bebas. Untuk parameter Phospat dan NH3-N bebas yang belum memenuhi
syarat akan dilakukan pengajuan kepada konsultan untuk dilakukan
treatmen yang dapat menurunkan kadar Phospat dan NH3-N bebas
tersebut.

Berikut adalah gambar sketsa bak IPAL dan TPS B3 Klinik Pratama Rawat Inap
Bina Sehat.

Gambar 11. Sketsa IPAL Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat.

Gambar 12. TPS B3 Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 27


Gambar 13. Tempat sampah dan yellow box

Gambar 14. Diagram Alur pengelolaan limbah Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat

c.6 Timbulan Sampah Domestik


Aktivitas Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat menghasilkan sampah
domestik. Jam kerja Klinik dimulai pukul 07.00 WIB sampai 18.00 WIB untuk
Rawat Jalan, sedangkan 24 jam untuk rawat inap dan persalinan. Sampah yang
dihasilkan akan ditampung di tempat sampah sementara yang kemudian
dilanjutkan ke TPS. Pembagian tempat sampah terdiri dari

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 28


(1) Sampah yang dapat diurai (organik), meliputi sampah daun, tulang-tulang,
makanan sisa yang tidak terbungkus, sayur-sayur, dan lain-lain.
(2) Sampah yang tidak dapat diurai (Unorganik), meliputi plastik, kertas,
karton, kaca, kaleng, dan lain-lain

Selain pengumpulan, penerapan konsep reduce-reuse-recycle (3R) yaitu


(1) menggunakan Lap kain untuk hand hyigene
(2) penggunaan kembali botol kaca obat suntik (vial) sebagai penyimpanan
betadine kumur
(3) penggunaan ulang kertas HVS pada lembar yang kosong untuk kertas cetak
(4) pemanfaatan kardus dan karton bekas obat untuk tempat penyimpanan
dan sebagian dijual kembali

Menurut SNI 19-3964-1995 timbulan sampah untuk kota sedang/kecil adalah


sebesar 0,15 – 0,2 kg/orang/hari untuk aktivitas tempat umum . Sehingga
diperkirakan dari perbandingan tersebut, Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
didapat estimasi jumlah sampah domestik adalah

- jumah staf Klinik 14 x 0,15 kg/orang/hari =2,1 kg

- jumlah rata-rata pasien/hari 55 x 0,15 kg/hari =8,25 kg

- sampah domestik sumber lain (pengunjung, aktivitas


farmasi; dapur;administrasi) = 1,25 kg

Jumlah total = 11,6 kg

Sampah tersebut dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan


Sementara Klinik Pratama Rawat inap Bina Sehat.

c.7 Potensi Rambatan Kebakaran


Potensi rambatan kebakaran dapat terjadi diseluruh bagian bangunan
Klinik, resiko rambatan kebakaran dapat terjadi karena tidak standarnya
instalasi listrik dan aktivitas manusia. Konsleting listrik dan aktivitas penghuni
Klinik (staf, pasien, pengunjung) berpotensi menimbulkan kebakaran.
Konsleting listrik dapat memicuterjadinya percikan api yang jikamengenai
bahan yang mudah terbakar akan terjadi kebakaran, sedangkan aktivitas
penghuni Klinik, kebakaran dapat disebabkan oleh kelalaian staf/pengunjung
seperti merokok dan membuang rokok sembarangan sehingga kontak dengan
bahan mudah terbakar.
Potensi rambatan kebakaran tersebut berpotensi membakar seluruh
bagian bangunan Klinik, serta dapat mengancam jiwa seseorang. Maka dari itu,
Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat dilengkapi dengan alat pemadam api
ringan (APAR) 6 kg jenis Dry powdersebanyak 1 titik di bangunan utama rawat

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 29


inap, pemasangan tanda larangan merokok,dan pelatihan penanganan bahaya
kebakaran bagi staf Klinik.

Gambar 15 . APAR Gambar 16. Genset di kamarpenyimpanan

5. Uraian Mengenai Komponen Kegiatan yang Telah Berjalan dan dampak


Lingkungan yang ditimbulkan.
Seperti yang telah diuraikan bahwa operasional Klinik Pratama rawat Inap
Bina Sehat telah berjalan sebagai slah satu pelayanan kesehatan yang harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku khususnya mengenai dampak
lingkungan hidup dalam operasional Klinik.
Saat operasi ini beberapa ketentuan peraturan harus dipenuhi seperti
pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun 2017, Selain pemenuhan ketentuan
peraturan tersebut, yang tidak kalah penting terkait dengan lingkungan hidup
adalah pemenuhan Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu Izin
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3). Pemenuhan izin ini diatur dalam Permen Lingkungan Hidup No. 18 Tahun
2009.
a. Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan.
• Sumber dampak : Kegiatan operasional klinik Bina Sehat (Pelayanan
Medis, Non Medis, Penggunaan Genset) yang menimbulkan pencemaran
udara
• Besaran dampak : Semua parameter pemeriksaan kualitas udara
memenuhi baku mutu sesuai KEPMENKES RI No. 1405/ MENKES/ SK/ XI/
2002. Dengan hasil kelembapan 79,5 %, temperatur 27,5 C, kebisingan
55,7 dBA.
• Berikut upaya pengelolaan Klinik Pratama Rawat Inap bina Sehat
terhadap penurunan kualitas udara ambien, yaitu

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 30


(1) Pengaturan penempatan kendaraan pengunjung dan karyawan
dengan menyediakan tempat parkir yang memadai.
(2) Penghijauan lingkungan sekitar Klinik Bina Sehat.
(3) Penyiraman area Klinik jika udara berdebu.
(4) meningkatkan dan menjaga kebersihan lingkungan Klinik.
(5) Menempatkan Genset pada ruangan khusus dan tertutup dengan
ventilasi untuk mengurangi kebisingan.

Lokasi pengelolaan di area lingkungan Klinik Pratama Rawat Inap Bina


Sehat dengan periode pelaksanaannya setiap hari saat operasional
berlangsung.

• Upaya pemantauan dilakukan di lIngkungan Klinik dan IPAL Klinik Pratma


rawat Inap Bina Sehat adalah pengujian kualitas udara ambien di
laboratorium dengan ketentuan parameter yang sudah ditetapkan.
Lokasi dilakukan di area Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat dengan
periode pelaksanaan pemantauan selama 6 bulan sekali.
• Instansi terkait pelaporan ditujukan kepada DLH Wonosobo dan DINKES
Wonosobo.
• Mengacu pada PP no 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran
udara.

b. Penurunan Kuantitas dan Kualitas Air


Dari aktivitas operasional Klinik yang meliputi pelayanan administrasi,
pelayanan medis dan pelayanan nonmedis / penunjang, berdampak pada
1. Penurunan kuantitas air
• Besaran dampak yaitu volume penggunaan air adalah ± 4 m3/hari.
• Upaya Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan yaitu
a) Penggunaan air seperlunya
b) menghimbau budayakan hemat air pada WC / kamar mandi
c) mematikan keran air jika sudah tidak terpakai
d) Tidak memperkeras halaman dengan beton tapi dengan paving
untuk upaya meresapkan air dalam tanah untuk menjaga kuantitas
air.
e) Menjaga dan memelihara saluran drainase air hujan
Lokasi pengelolaan adalah di Saluran pembuangan limbah cair (MCK
maupun IPAL) Klinik Pratma Rawat Inap Bina sehat dengan periode
pelaksanaannya setiap hari selama operasional Klinik berlangsung.
• Upaya pemantauan lingkungan hidup meliputi Pemantauan penggunaan
air dengan melalui meteran air tiap bulannya
Lokasi pemantauan lingkungan di sekitar IPAL dan saluran buangan
septick tank Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat. Dengan pelaksanaan

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 31


Setiap hari selama operasional berlangsung. Pemeriksaan laboratorium
pada IPAL setiap 6 bulan sekali.
• Instansi terkait pelaporan ditujukan kepada Dinas LH Wonosobo dan
Dinkes Wonosobo.
• Mengacu pada PP No. 82 th 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran.

2. Penurunan kualitas air permukaan.


• Besaran dampak yaitu Kebutuhan air bersih setiap harinya adalah
limbah cair non medis / MCK yang dihasilkan ± 3,2 m2/ hari dan limbah
cair medis yang dihasilkan ± 0,5 m2/ hari.
• Upaya Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan yaitu
(a) Menyediakanfasilitas MCK (limbah cair non-medis) untuk pasien,
pengunjung dan staf yang dialirkan pada septick tank.
(b) Menyediakan IPAL sebagai pengolah limbah cair medis yang dibuat
sesuai aturan pembuatan IPAL.
Lokasi pengelolaan adalah di Saluran pembuangan limbah cair (MCK
maupun IPAL) Klinik Pratma Rawat Inap Bina sehat dengan periode
pelaksanaannya setiap hari selama operasional Klinik berlangsung.
• Upaya pemantauan lingkungan hidup meliputi
(a) Pengujian terhadap limbah cair pada IPAL
(b) memastikan limbah cair medis dari tindakan kuratif dialirkan ke
IPAL.
• Lokasi pemantauan lingkungan di sekitar IPAL dan saluran buangan
septick tank Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat. Dengan periode
pelaksanaan Selama kegiatan berlangsung dengan frekuensi
pemantauan 1 bulan sekali untuk air limbah. Pelaporan dilakukan 3
bulan sekali.
• Instansi terkait pelaporan ditujukan kepada Dinas LH Wonosobo serta
Dinkes Wonosobo.
• Mengacu pada Perda Prop jateng No. 5 Th 2012 tentang baku mutu air
limbah dan Permen lhk no 68 tahun 2016 tentang baku mutu air limbah
domestic.

c. Timbulan sampah domestik (limbah padat)


• Besaran dampak yaitu Jumlah timbulan sampah (organik dan
unorganik) diperkirakansebesar 10,35 kg/hari dan dari pengunjung ±
1,25 kg/hari. Total 11,6 kg/hari.
• Upaya Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan yaitu
(a) Meningkatkan kebersihan lingkungan

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 32


(b) menyediakan tempat sampah pilah untuk organik dan anorganik,
tertutup dan menggunakan plastik hitam sebagai penampungnya
(c) Memberikan himbauan menjaga kebersihan dalam bentuk tertulis.
(d) Bekerja sama dengan pengelola sampah
Lokasi pengelolaan adalah Lingkungan sekitar dan area ketersediaan
tempat sampah Di Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
dengan periode pelaksanaannya setiap hari selama operasional Klinik
berlangsung.
• Upaya pemantauan lingkungan hidup meliputi
(a) Melakukan pemantauan, pengangkutan, pemilahan sampah
domestik 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)
(b) Melakukan pemantauan kebersihan ruangan-ruangan Klinik
(c) Melakukan pemantauan sarana persampahan
(d) Melakukan pemantauan volume sampah secara berkala.
• Lokasi pemantauan lingkungan di Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat.
Dengan periode pelaksanaan Selama kegiatan berlangsung dengan
frekuensi pemantauan selama opersional Klinik.
• Instansi terkait pelaporan ditujukan kepada Dinas LH Wonosobo dan
Dinkes Wonosobo.

d. Limbah B3 (Medis dan Nonmedis)


Dalam pelayanan kesehatan tidak hanya dilakukan anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemberian obat. Tapi ada tindakan kuratif dan kegiatan operasional
Klinik Bina Sehat yang menghasilkan limbah padat medis (limbah B3) seperti
jarum suntik, plabote infus, jarum infus, pisau operasi serta B3 non Medis
seperti lampu bekas, fuel cairan diesel, sisa pemutih, lisol, dll.
• Besaran dampak yang dihasilkan adalah Jumlah timbulan sampah medis
padat medis (limbah B3 medis) sebesar 2 kg/bulan. Serta jumlah timbulan
sampah limbah B3 Nonmedis sebesar ± 1 kg/bulan.
• Upaya Pengelolaan yang dilakukan adalah
(a) Menyediakan bangunan TPS B3 sesuai prosedur sebagai tempat
penyimpanan sementara limbah B3
(b) Penyimpanan di TPS LB3 sesuai dengan jenis, sifat dan
karakteristiknya.
(c) Limbah B3 dikumpulkan ke TPS B3 yang berizin sebelum dimusnahkan
oleh pihak ketiga.
Lokasi pengelolaan pada TPS LB3 Klinik Pratama Rawat Inap Bina sehat
dengan periode pelaksanaannya setiap hari selama operasional Klinik
berlangsung.
• Upaya Pemantauan lingkungan Hidup yang dilakukan adalah
(a) Mengumpulkan jenis LB3 yang dihasilkan

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 33


(b) Mencatat LB3 yang dihasilkan
(c) Mengumpulkan manifest / laporan yang terkait LB3
(d) Melaporkan pengelolaan LB3 kepada instansi terkait.
• Lokasi pemantauan pada TPS LB3 Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
dengan periode pelaksanaan Setiap hari selama operasional berlangsung.
• Pelaporan ditujukan kepada instansi terkait dan Dinas LH Wonosobo dan
Dinkes Wonosobo.
• Mengacu kepada Keputusan Ka Bapedal no. 01/Bapedal/09/1995 tentang
tata cara persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan LB3 dan PP
No 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah B3 dan Permenlhk no 56
tahun 2015 tentang tata cara dan persyaratan teknis pengelolaan limbah
B3 dari fasyankes.

e. Resiko Timbulnya Penularan Penyakit


Resiko penularan penyakit atau carrier yang menimbulkan infeksi nosokomial
merupakan dampak pelayanan Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat. Sumber
dampak dapat ditularkan dari pasien dan pengunjung maupun staf Klinik.
• Besaran dampak yang ditimbulkan Jumlah rata-rata pasien Klinik 55
orang/hari dan sejumlah staf klinik yang mengalami gangguan kesehatan
maupun infeksi nosokomial.
• Pengelolaan lingkungan untuk meminimalisir dampak tersebut adalah
(1) melaksanakan prinsip hand hygiene oleh staf, pasien dan pengunjung
(2) Menyediakan wastafel sebagai fasilitas hand hygiene serta cara hand
hygiene yang dilakukan demonstrasi kepada pasien pengunjung serta
penempelan poster cara hand hygiene pada setiap wastafel.
(3) Penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri) oleh tenaga kesehatan
seperti handskun (sarung tangan), masker
(4) menyediakan ventilasi ruangan yang sesuai agar sirkulasi ruangan
tetap terjaga
(5) meningkatkan kebersihan lantai dan ruangan sesuai prosedur
kebersihan pelayanan kesehatan yaitu dengan penggunaan lisol,
dipisahkan ember untuk membersihkan dan membilas lap pel yang
digunakan.
Lokasi pengelolaan di lingkunga Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat
yang mana periode pelaksanaannya dilakukan setiap hari selama
operasional Klinik berlangsung.
• Upaya pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan terhadap besaran
dampak tersebut adalah
(1) Pemantauan karyawan yang secara langsung yang terindikasi tertular
penyakit.
(2) Pemantauan penyediaann handrub dan handsanitaser

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 34


(3) Pemantauan terhadap kebersihan ruangan-ruangan di lingkungan
Klinik
Upaya pemantauan dilakukan di lingkungan Klinik dan waktunya sebulan sekali
saat operasional berlangsung dan pelaporan selama 3 bulan sekali. Instansi
terkait pelaporan ditujukan kepada DLH Wonosobo dan DINKES Wonosobo.

f. Insiden Kebakaran

Aktivitas yang dilakukan di Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat baik bagian
administrasi, bagian medis dan non medis, baik oleh staf Klinik, pasien dan
pengunjung berupa arus pendek/konsleting, human error, dan penggunaan
genset, dapat menimbulkan insidensi kebakaran.
• upaya pengelolaan lingkungan hidup terhadap jenis dampak tersebut
adalah
(1) Menyediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 6 kg jenis dry powder.
Sebanyak 1 titik Dengan penempatan di bangunan utama, diletakkan
1,25 dari lantai.
(2) Pemasangan cara penggunaan APAR yaitu PASS; Pull (tarik pin
pengaman), Aim (arahkan nozzle pada titik api), Squeeze (tekan tuas),
Sweep (sapukan dari setiap sisi).
(3) Memasang tanda peringatan untuk tidak merokok di kawasan Klinik.
(4) Melakukan pengecekan berkala terhadap kabel dan jaringan listrik
Klinik
(5) Melakukan pelatihan penanganan kebakaran kepada staf Klinik dan
menentukan titik kumpul jalur evakuasi jika terjadi kebakaran yaitu di
halaman depan utama karena lapang dan memudahkan akses
evakuasi.
(6) Menyediakan genset sebagai energi cadangan jika terjadi gangguan
listrik pada ruang khusus genset dan dilakukan penampungan limbah
oli genset pada TPS B3.
Lokasi pengelolaan di area lingkungan Klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat dengan periode pelaksanaannya setiap hari saat operasional
berlangsung.
• Upaya pemantauan yang dilakukan adalah
(1) melakukan pengamatan langsung pada area Klinik bagian jaringan
listrik Klinik
(2) memastikan penampungan oli bekas genset dilakukan secara benar
(3) melakukan pemantauan instalasi yang menggunakan gas.
Waktu periode pemantauan setiap satu bulan sekali dengan pelaporan
selama 6 bulan sekali selama operasional berlangsung. Pelaporan
ditujukan kepada instansi terkait dan Dinas LH Wonosobo.

g. Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 35


dampak operasional klinik Bina Sehat adalah berkurangnya ruang terbuka
hijau. Dengan besaran dampak 53,2 % total lahan sebagai RTH baru sebagian
yang dimanfaatkan taman karena dibuat kolam ikan.
• Upaya pengelolaan dampak tersebut, yaitu :
(a) Penanaman pada area-area yang tidak terbangun dengan tanaman
(b) Penananaman tanaman dengan media tanaman dalam pot
(c) Tidak memplester halaman dengan beton untuk area peresapan air
hujan.

Lokasi pada lingkungan Klinik Pratama Rawat Inap Bina sehat dengan
periode waktu selama operasional Klinik Pratama Rawat inap bina sehat.

• Upaya pemantauan yaitu pemantauan langsung pada area lingkungan


Klinik Pratama rawat inap Bina Sehat. Periode waktu selama operasional
Klinik berlangsung.
• Instansi terkait yaitu DPLH Wonosobo dan DINKES Wonosobo.

h. Tundaan Lalu Lintas


Salah satu akibat dari aktivitas kendaraan karyawan, pasien dan pengunjung
Klinik Bina Sehat adalah meningkatnya tundaan lalu lintas di area lingkungan
Klinik Bina Sehat. Dengan besaran dampak Meningkatnya tundaan lalu lintas
area Klinik Bina sehat ± setiap 30 menit dengan rata-rata kendaraan keluar
masuk ± 25 buah kendaraan.
• Maka dari itu perlu adanya upaya pengelolaan dampak tersebut, meliputi
(1) Menyediakan fasilitas parkir yang memadai bagi pengunjung Klinik
maupun staf klinik pada area khusus parkir bukan diluar area seperti
bahu jalan.
(2) Menyiapkan tenaga pengatur parkir
(3) Melakukan kerja sama dengan institusi terkait dalam rambu rambu lalu
lintas area Klinik Bina Sehat.
(4) Mengoptimalkan tempat parkir pengunjung agar menghemat tempat.
Lokasi pegelolaan adalah di area parkir dan jalan raya depan Klinik Bina
Sehat dengan periode waktu setiap hari selama operasional berlangsung.
• Upaya Pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan adalah
(a) Pemantauan jumlah kendaraan yang parkir
(b) Pemantauan kapasitas lahan dengan kendaraan yang parkir
(c) Pemantauan terhadap rambu-rambu lalu lintas yang ada
Dengan lokasi pemantuan sama dengan lokasi pengelolaan, periode
pelaksanaan Selama kegiatan klinik berlangsung. Instansi terkait
pelaporan ditujukan kepada DLH Wonosobo dan DINKES Wonosobo.

6. Izin PPLH Yang Harus Dimiliki

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 36


Berdasarkan uraian diatas, maka perizinan Klinik Pratama Rawat Inap Bina
Sehat perlu melengkapi perizinan PPLH yang belum terpenuhi yaitu

(1) Izin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
(2) Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)

D. UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


1. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan, upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat disajikan pada matriks
dibawah ini.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 37


MATRIK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP BINA SEHAT KELURAHAN MADURETNO KECAMATAN KALIKAJAR
KABUPATEN WONOSOBO

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan


Kegiatan Penurunan Semua • Pengaturan Area Klinik Setiap hari Pengujian kualitas Area Klinik Selama Pelaksana : PP no 41
operasional kualitas parameter penempatan Pratama rawat selama udara ambien di Pratama rawat kegiatan manajemen Klinik tahun 1999
klinik Bina udara kualitas kendaraan Inap Bina sehat operasional laboratorium Inap Bina klinik Pratama Rawat tentang
sehat yang ambien udara pada pengunjung dan tempat berlangsung dengan sehat dan berlangsung Inap Bina sehat pengendalian
menimbulkan lingkungan dan karyawan parkir. parameter yang tempat parkir. dengan pencemaran
pencemaran Klinik Bina dengan sudah ditetapkan frekuensi Pengawas dan udara
udara Sehat menyediakan pemantaua penerima Laporan
• Pelayanan tempat parkir n 6 - DLH Kabupaten
Administrasi yang bulansekali Wonosobo
• Pelayanan memadai. - DINKES
medis • Penghijauan Wonosobo.
• Pelayanan lingkungan
Non Medis sekitar Klinik
(penunjang) Bina sehat.
• Penggunaan • Penyiraman
Genset area Klinik
Bina Sehat jika

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 38


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

udara
berdebu.
• Menjaga
kebersihan
Lingkungan
sekitar Klinik.
• Menempatka
n Genset pada
ruangan
khusus dan
tertutup
dengan
ventilasi
untuk
mengurangi
kebisingan
2. Penurunan Kuantitas Air dan Kualitas Air
Aktivitas Penurunan Volume • Penggunaan Saluran Setiap hari Pemantauan Klinik Pratama Setiap hari Pelaksana : PP No. 82 th
operasional kuantitas air penggunaan air seperlunya pembuangan selama penggunaan air Rawat Inap selama manajemen Klinik 2001 tentang
Klinik Bina air • Memasang limbah cair operasional dengan melalui Bina Sehat operasional Pratama Rawat pengelolaan
sehat kuranglebih himbauan (MCK maupun berlangsung meteran air tiap beserta berlangsung Inap Bina sehat kualitas air
- pelayanan ± 4 m3/hari hemat air di IPAL) Klinik bulannya saluran . dan
administrasi KM/WC Pratama Rawat pembuangan Pengawas dan pengendalian
- pelayanan • Mematikan Inap Bina sehat septic tank penerima Laporan pencemaran
medis keran air

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 39


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

- pelayanan apabila sudah - DLH Kabupaten


non medis tidak dipakai Wonosobo
(penunjang) • Tidak - DINKES
memperkeras Wonosobo.
halaman
dengan beton
tapi dengan
paving untuk
upaya
meresapkan
air dalam
tanah untuk
menjaga
kuantitas air
• Menjaga dan
memelihara
saluran
drainase air
hujan
Penurunan • Limbah • Menyediakan Saluran Setiap hari • Pengujian Inlet dan • Selama Pelaksana : Perda Prop
kualitas air cair fasilitas MCK pembuangan selama terhadap Outlet IPAL kegiatan manajemen Klinik jateng No. 5
permukaan non (limbah cair limbah cair operasional limbah cair Klinik Bina berlangsu Pratama Rawat Th 2012
medis/ non-medis) (MCK maupun berlangsung pada IPAL Sehat. ng Inap Bina sehat tentang baku
MCK yang untuk pasien, IPAL) Klinik • memastikan dengan
dihasilkan pengunjung limbah cair frekuens

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 40


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

±3,2 dan staf yang Pratma Rawat medis dari pemantau Pengawas dan mutu air
m2/hari. dialirkan pada Inap Bina sehat tindakan kuratif an 1 penerima Laporan limbah
• Limbah cair septick tank. dialirkan ke bulan - DLH Kabupaten
Permen lhk
medis yang • Menyediakan IPAL. sekali Wonosobo
no 68 tahun
dihasilkan IPAL sebagai untuk air - DINKES
2016 tentang
±0,5 m3/ pengolah limbah Wonosobo.
baku mutu air
hari limbah cair • Pelaporan
limbah
medis yang dilakukan
domestik
dibuat sesuai 3 bulan
aturan sekali
pembuatan
IPAL.

3. LimbahPadat
Aktivitas • Timbulan • Jumlah • Meningkatka Lingkungan • Setiap hari • Melakukan Klinik Pratama Setiap hari Pelaksana :
operasional sampah timbulan n kebersihan sekitar dan selama pemantauan Rawat Inap selama manajemen Klinik
Klinik Bina sampah lingkungan area operasional pengangkutan, Bina sehat operasional Pratama Rawat
sehat (organik • Menyediakan ketersediaan berlangsung pemilahan berlangsung Inap Bina sehat
- pelayanan & tempat tempat sampah .
administrasi unorganik sampah pilah sampah domestik3R Pengawas dan
- pelayanan ) untuk organik Di Klinik (Reduce, penerima Laporan
medis diperkirak dan Pratama Rawat Reuse,dan - DLH Kabupaten
- pelayanan an anorganik, Inap Bina Sehat Recycle). Wonosobo
non medis sebesar tertutup dan • Melakukan - DINKES
(penunjang) menggunakan pemantauan Wonosobo.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 41


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

11,6 plastik hitam kebersihan


kg/hari. sebagai ruangan-
penampungn ruangan,
ya. • Melakukan
• Memberikan pemantauan
himbauan sarana
menjaga persampahan
kebersihan • Melakukan
dalam bentuk pemantauan
tertulis di volume sampah
lingkungan secara berkala
klinik
• Bekerja sama
dengan
pengelola
sampah
setempat
4. Limbah B3
Kegiatan Klinik Timbulan • jumlah • Menyediakan TPS LB3 Klinik Setiap hari • Mengumpulkanj TPS Limbah Setiap hari Pelaksana : PP No 101
oleh tenaga limbah B3 timbulan bangunan TPS Pratama Rawat selama enis LB3 yang B3 Klinik selama manajemen Klinik tahun 2014
medis medis dan limbah B3 B3 sesuai Inap Bina Sehat operasional dihasilkan Pratama rawat operasional Pratama Rawat tentang
terhadap non medis berlangsung • Mencatat LB3 Inap Bina berlangsung Inap Bina sehat pengelolaan
medis prosedur
yang dihasilkan limbah B3
pasien yang dari sebesar 2 sebagai sehat. .
• Mengumpulkan
menghasilkan operasional kg/bulan tempat manifest/lapora Pengawas dan Permen lhk
limbah B3 dan B3 penyimpanan n terkait LB3 penerima Laporan no 56 tahun

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 42


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

(medis dan klinik Bina non medis sementara • Melaporkan - DLH Kabupaten 2015 tentang
nonmedis) Sehat sebesar ± limbah B3. pengelolaan LB3 Wonosobo tata cara dan
1 kg • Penyimpanan kepada Instansi - DINKES persyaratan
/bulan. di TPS LB3 terkait Wonosobo. teknis
sesuai pengelolaan
limbah B3
denganjenis,
dari
sifat dan
fasyankes
karakteristikn
ya.
• Melakukan
Keput usan
kerjasama
KaBapedal
dengan pihak
no.
pengolah LB3
01/Bapedal/0
yang berizin
9/1995
tentang tata
cara
persyaratan
teknis
penyimpanan
dan
pengumpulan
LB3

5. Resiko Timbulnya Penularan Penyakit

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 43


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pasien dan Timbulnya Jumlah • melaksanaka Lingkungan Setiap hari • Pemantauan lingkungan Pencatatan Pelaksana : PP no 41
Pengunjung penularan masyarakat n prinsip cuci Klinik Pratama selama karyawan yang klinik Pratama dilakukan manajemen Klinik tahun 1999
Klinik yang penyakit (rata-rata tangan/ hand Rawat Inap operasional secara Rawat Inap setiap hari. Pratama Rawat tentang
berpotensi atau terjadi pasien 55 hygiene oleh Bina Sehat berlangsung langsung yang bina sehat Pelaporan Inap Bina sehat pengendalian
membawa infeksi orang/hari) staf, pasien terindikasi dilakukan 3 pencemaran
Carrier/dampa nosokomial. dan bulan sekali Pengawas dan udara
dan terinfeksi atau
k penyakit. sejumlah pengunjung. tertular penerima Laporan
staf klinik • Menyediakan penyakit - DLH Kabupaten
yang wastafel • Pemantauan Wonosobo
mengalami sebagai ketersediaan - DINKES
gangguan fasilitas hand hand sanitaser Wonosobo.
kesehatan hygiene / handrub
maupun Penempelan • pemantauan
infeksi poster cara terhadap
nosokomial. hand hygiene kebersihan
pada setiap ruangan-
wastafel. ruangan di
• Penggunaan lingkungan
APD oleh Klinik
tenaga
kesehatan
seperti
handskun
(sarung

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 44


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

tangan),
masker
• Menyediakan
ventilasi
ruangan yang
sesuai agar
sirkulasi
ruangan tetap
terjaga.
• Meningkatka
n kebersihan
lantai dan
ruangan.

6. Insiden Kebakaran
Aktivitas Klinik Insiden Intensitas • Menyediakan Lingkungan Setiap hari • Melakukan Lingkungan Setiap satu Pelaksana :
Bina Sehat : kebakaran terjadinya APAR (Alat Klinik Pratama selama pengamatan Klinik Pratama bulan sekali manajemen Klinik
• arus pendek insidensi Pemadam Api Rawat Inap operasional langsung pada Rawat Inap selama Pratama Rawat
/ konsleting kebakaran. Ringan) 6 kg Bina Sehat berlangsung area Klinik dan Bina Sehat operasional Inap Bina sehat
listrik jenis dry melakukan berlangsung
• human error powder di 1 pengecekan dan Pengawas dan
• tabung gas titik. jaringan listrik pelaporan penerima Laporan
• penggunaan • Pemasangan Klinik. setiap 6 : DLH Kabupaten
genset cara • Memastikan bulan sekali. Wonosobo.
penampungan

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 45


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

penggunaan oli bekas genset


APAR dilakukan
• Memasang secara benar.
tanda • Melakukan
peringatan pemantauan
untuk tidak instalasi yang
merokok di menggunakan
kawasan gas
Klinik
• Melakukan
pengecekan
berkala
terhadap
kabel,
jaringan listrik
Klinik
• Melakukan
pelatihan
penanganan
kebakaran
kepada staf
Klinik dan
menentukan
titik kumpul
jalur evakuasi

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 46


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

jika terjadi
kebakaran
• Menyediakan
genset
sebagai
energi
cadangan jika
terjadi
gangguan
listrik.
7. Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau
• Operasional Berkurangny 53,2 % total • Penanaman Lingkungan Selama Pemantauan Klinik Pratama Selama Pelaksana :
Klinik a Ruang lahan pada area-area Klinik operasional langsung di Rawat Inap Operasional manajemen Klinik
Pratama Terbuka sebagai RTH yang tidak Pratama berlangsung lingkungan Klinik Bina sehat Klinik Bina Pratama Rawat
Rawat Inap Hijau baru terbangun Rawat Inap Bina Sehat Sehat Inap Bina sehat
Bina Sehat sebagian dengan Bina Sehat
yang tanaman Pengawas dan
dimanfaatka • Penananamant penerima Laporan
n taman anaman - DLH Kabupaten
dengan media
karena Wonosobo
tanaman
dibuat - DINKES
dalam pot
kolam ikan. Wonosobo.
• Tidak
memplester
halaman
dengan beton

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 47


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

untuk area
peresapan air
hujan.

8. Gangguan Lalu Lintas


Akifitas Tundaan lalu Meningkatn • Menyediakan Area parkir dan Setiap hari • Pemantauan Area parkir Selama Pelaksana :
kendaraan lintas ya tundaan fasilitas parkir Jalan raya selama jumlah dan Jalan raya kegiatan manajemen Klinik
karyawan, lalu lintas yang memadai depan Klinik operasional kendaraan yang depan Klinik klinik Pratama Rawat
bagi berlangsung
pasien dan area Klinik Pratama Rawat berlangsung parkir Pratama Inap Bina sehat
pengunjung .
pengunjung Bina sehat ± inap Bina • Pemantauan Rawat inap
Klinik maupun
Klinik setiap 30 staf klinik sehat. kapasitas lahan Bina sehat. Pengawas dan
Pratama menit pada area dengan penerima Laporan
Rawat Inap dengan rata- khusus parkir kendaraan yang : DLH Kabupaten
Bina Sehat. rata bukan diluar parkir Wonosobo.
kendaraan area seperti DINKES
• Pemantauan
bahu jalan
keluar terhadap Wonosobo.
• Menyiapkan
masuk ± 25 rambu-
tenaga
buah pengatur rambulalulintas
kendaraan. parkir. yang ada
• Melakukan
kerja sama
dengan
institusi
terkait dalam
pemasangan
rambu rambu

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 48


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) INSTITUSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BENTUK UPAYA LOKASI BENTUK UPAYA KETE RANGAN
BESARAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PERIODE PEMANTAUAN LOKASI
DAMPAK FREKUENSI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

lalu lintas area


Klinik Bina
Sehat.
• Mengoptimalk
an tempat
parkir
pengunjung
agar
menghemat
tempat.

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 49


DAFTAR PUSTAKA

Suripin. (2002). Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit ANDI, Yogyakarta

Sugiharto. (1987). Dasar-Dasar Pengelolaan Air limbah. Penerbit Universitas Indonesia,


Jakarta

Hamid, Hamrat dan Pramudyanto, Bambang. (2007). Pengawasan Industri Dalam


Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Granit, Jakarta

Said, Nusa idaman. (2017). Teknologi Pengolahan Air Limbah Teori dan Aplikasi. Penerbit
Erlangga, Jakarta

DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 50


DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 51
DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 52
DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 53
DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 54
DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 55
DPLH Klinik Pratama Rawat Inap Bina Sehat Wonosobo Page 56

Anda mungkin juga menyukai