Anda di halaman 1dari 213

PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1 Justifikasi Rencana Kegiatan

Undang - Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa kesehatan adalah


merupakan hak asasi manusia. Hal ini dijelaskan pada pasal 28 dinyatakan
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada pasal 34 ayat 3 dinyatakan
bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Berdasarkan UU Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan pada ayat 1 menyebutkan bahwa kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan
demikian kesehatan selain sebagai hak asasi manusia, kesehatan juga
merupakan suatu investasi.

Rumah sakit merupakan pelayanan jasa sosial masyarakat yang memberikan


pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama dalam fungsinya sebagai
pelayanan tindakan medis atau pelayanan yang bersifat kuratif. Sebagai fungsi
yang bersifat kuratif berarti berkaitan pula dengan berbagai penyakit yang
harus ditangani di rumah sakit dalam hal ini akan berimplikasi pula terhadap
dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya sebagai akibat
dari kegiatan rumah sakit tersebut. Dengan kata lain, disamping sebagai
pelayanan jasa sosial, rumah sakit juga berpotensi untuk menularkan penyakit,
terutama dari limbah cair dan limbah padat yang dihasilkannya

Limbah buangan yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit mempunyai resiko
yang sangat besar dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi para
medis, pengunjung, petugas yang menangani masalah limbah buangan serta

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 1


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan karena limbah rumah sakit dapat bersifat
infeksius, toksis dan radioaktif yang dalam hal ini digolongkan ke dalam limbah
berbahaya dan beracun (B3).

Sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, lokasi rumah


sakit yang dulunya berada jauh dari pemukiman penduduk, kini umumnya telah
berubah dan berada di tengah-tengah permukiman penduduk yang cukup
padat, sehingga masalah pencemaran akibat limbah buangan rumah sakit
sering menjadi pencetus konflik antara pihak rumah sakit dengan masyarakat
sekitar.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang di Jl. Yosodipuro No. 57 RT


04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta telah mulai
beroperasi pada Tahun 1992. Saat ini memiliki jumlah karyawan sebanyak 412
orang pegawai tetap dan 130 orang pegawai tidak tetap serta memiliki
kapasitas tempat tidur (bed) berjumlah 187 bed.

Pada saat ini pelayanan yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta dipandang perlu untuk ditingkatkan secara kuantitas (jumlah bed,
poliklinik, tenaga medis) dan kuanlitasnya sehingga dipandang perlu untuk
dilakukan perluasan/perkembangan. Harapannya dapat melakukan pelayanan
kesehatan secara optimal.

Perizinan yang pernah atau telah dimiliki oleh Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 2


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Tabel 1.1. Perizinan yang Telah Dimiliki RS PKU Muhammadiyah Surakarta

No. Jenis Perizinan Nomor dan Tanggal Instansi Masa Berlaku Izin
Diterbitkan Pemberi Izin sampai dengan

1. Surat Izin Tetap 0123/Yanmed/RSKS/1986 DepKes RI 7 Februari 1991


Tgl. 7 Februari 1986

2. Izin Mendirikan 601/848/91 A.n Walikota -


Bangunan (IMB)
Tgl. 30 Maret 1991 DTK

3. Surat Izin 0105/Yanmed/RSKS/PA/II/92 Depkes RI 3 Februari 1997


Penyelenggaraan
Tgl 3 Februari 1992
Rumah Sakit

4. Surat Izin Y.M.02.04.3.5.5285 DepKes RI 25 November 2002


Penyelenggaraan
Tgl. 25 November 1997
Rumah Sakit

5. Rekomendasi 174/ILP/DTK/B.5/2003 A.n Walikota 28 Mei 2008


Lokasi
Tanggal 28 Mei 2003 DTK

6. Surat Izin Y.M.02.04.22.1006 DepKes RI 25 November 2007


Penyelenggaraan
Tgl. 21 November 2003
Rumah Sakit
(Perpanjangan I)

7. Izin Penggunaan 186/IPB/DTK/B.5/2003 A.n Walikota -


Bangunan (IPB)
Tgl. 28 Mei 2003 DTK

8. Izin Gangguan 503/447/HO/2003 Walikota 28 Mei 2008


Tempat Usaha Surakarta
Tgl. 21 Juli 2003
(HO)

9. Surat Izin 000790.1.205.0.3000230306 Badan 10 April 2008


Pemanfaatan Pengawas
Tenaga Nuklir Tenaga Nuklir

10. Peta Keterangan 591.1/0408/B-07/CP/VI/2014 A.n. Walikota


Rencana dan Peta
BPMPT
Lokasi

Sumber: RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 3


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

1.1.2 Justifikasi Wajib Amdal

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pihak


manajemen/pemrakarsa merencanakan untuk melakukan pengembangan
dengan menambah sarana dan prasarana khususnya bangunan gedung seluas
12.261 m2 yang berlokasi di Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan
Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Dalam menjalankan aktivitasnya
nanti, maka, RS PKU Muhammadiyah merupakan salah satu jenis kegiatan
penghasil limbah buangan yang perlu mendapat perhatian, mengingat lokasinya
yang berada ditengah - tengah permukiman penduduk dan pusat jasa. Kegiatan
ini dimungkinkan berdampak negatif yang timbul akibat kegiatan jasa
pelayanan medis yang dilakukan oleh pihak RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

RS PKU Muhammadiyah Surakarta dalam kegiatan operasionalnya mempunyai


kewajiban untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup, yang bertujuan
untuk dapat mengendalikan dampak kegiatan, yang dapat merusak
keseimbangan ekologis lingkungan sekitar. Pada saat ini RS PKU
Muhammadiyah Surakarta telah melakukan pelayanan kesehatan, tetapi untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas maka akan dilakukan perkembangan baik
dari segi infrastruktur maupun pelayanan, sehingga untuk menunjang hal
tersebut perlu adanya studi kelayakan lingkungan untuk mendapatkan izin
lingkungan. Berdasarkan pada Pasal 22 ayat (1) Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka
setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan
hidup wajib memiliki AMDAL. Lebih lanjut dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan maka dokumen
AMDAL disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan, sehingga
merupakan bagian dari studi kelayakan, yang hasilnya akan digunakan sebagai
bahan perencanaan pembangunan wilayah khususnya Kota Surakarta. Kriteria
jenis kegiatan yang wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL merujuk pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 4


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang tertuang dalam Lampiran I Huruf-A
No.5 Bidang Multisektor disebutkan bahwa untuk jenis kegiatan Pembangunan
Bangunan Gedung dengan luas lahan ≥ 5 ha, atau luas bangunan ≥ 10.000 m2
wajib memiliki dokumen AMDAL. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di Jl.
Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta mempunyai total luas lahan existing dan pengembangan ± 2.539 m2
atau 0,2539 Ha tidak termasuk bangunan yang wajib AMDAL tetapi luas lantai
bangunan exsisting dan pengembangan sebesar 12.261.m2 termasuk dalam
ketentuan rencana kegiatan yang wajib AMDAL karena luasan ≥ 10.000 m2 .

Rencana kegiatan pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah


Surakarta termasuk AMDAL tunggal karena hanya satu jenis kegiatan yaitu
rumah sakit dan terdapat satu pemrakarsa.

1.1.3 Justifikasi Penyusunan dan Penilaian Dokumen AMDAL

Penyusunan dokumen AMDAL untuk rencana kegiatan pembangunan


pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta, disusun berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, dan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang wajib memiliki AMDAL. Sedangkan sistematika dan format penyusunan
dokumen AMDAL untuk rencana kegiatan pembangunan pengembangan RS
PKU Muhammadiyah Surakarta mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup.

Dalam proses selanjutnya Penilaian Dokumen AMDAL Pembangunan


Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di Jl. Yosodipuro No. 57 RT
04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ini

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 5


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL Kota Surakarta, mengingat Kota Surakarta
Provinsi Jawa Tengah telah memiliki komisi penilai AMDAL yang berlesensi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15
Tahun 2010 tentang Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai AMDAL
dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 08 Tahun 2013 tentang
Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan.

1.2. Tujuan dan Manfaat Rencana Kegiatan

1.2.1. Tujuan Kegiatan

Tujuan pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di


Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta adalah menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan
kesehatan yang terbaik dan terlengkap terhadap masyarakat khususnya
wilayah di ex. Karisidenan Surakarta.

1.2.2. Manfaat Kegiatan

Manfaat pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di


Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta bagi masyarakat secara rinci dikelompokkan menjadi
kemanfaatan bagi Pemerintah Kecamatan Banjarsari, Pemerintah Kota
Surakarta dan Masyarakat Kelurahan Timuran dan Sekitarnya, serta
Pemrakarsa.

a. Pemerintah Kecamatan Banjarsari

1. Pengembangan perekonomian masyarakat Kecamatan Banjarsari


dan sekitarnya,
2. Membuka peluang kerja bagi masyarakat Kecamatan Banjarsari,
apabila memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pengelola RS

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 6


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PKU Muhammadiyah Surakarta, pada tahap konstruksi maupun


tahap operasi,
3. Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan akan mendorong
perkembangan perekonomian Kecamatan Banjarsari.

b. Pemerintah Kota Surakarta

1. Peningkatan pendapatan daerah terkait dengan pungutan Pajak


Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Makanan dan minuman, Retribusi
Parkir, IMB, dsb.,
2. Menjadi kebanggaan Kota Surakarta apabila RS PKU Muhammadiyah
Surakarta dapat berkembang menjadi pusat pelayanan yang baik,
lengkap, professional serta peduli lingkungan hidup.

c. Masyarakat Kelurahan Timuran dan Sekitarnya

1. Pada tahap konstruksi yang akan menciptakan lapangan kerja dan


peningkatan pendapatan masyarakat.
2. Membuka kesempatan bagi tenaga kerja terdidik dari masyarakat
Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta untuk
bekerja sebagai tenaga medis maupun non medis di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta dan fasilitas pelengkapnya.
d. Pemrakarsa
1. Dapat membantu Pemerintah Daerah dalam peningkatan pelayanan
kesehatan masyarakat,
2. Membantu pemerintah dan masyarakat menciptakan lapangan kerja.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 7


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

1.3. Pelaksana Studi

1.3.1. Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan

Jenis Usaha : Pelayanan Kesehatan


Nama Rumah Sakit : RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Alamat Perusahaan : Jl. Yosodipuro No 57 RT 04 RW 01Kelurahan
Timuran, Kecamatan BanjarsariKota Surakarta
Penanggung Jawab : H.M. Ahmad Dimyati, BA
Jabatan : Wakil Ketua
Alamat : Macanan No.235 RT.01 RW.09 Kelurahan
Jayengan Kecamatan Serengan Kota Surakarta

1.3.2. Pelaksana Studi AMDAL

Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2)a Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan yang menyatakan bahwa pemrakarsa
dibantu pihak lain dalam hal ini perorangan yang memenuhi kriteria. Kriteria
tersebut didasarkan pada Pasal 4 ayat (1, 2, 3, dan 4) Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2010 tentang Sertifikasi Kompetensi
Penyusun Dokumen AMDAL.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka RS PKU Muhammadiyah Surakarta


menugaskan dan membentuk Tim Penyusun AMDAL Pembangunan
Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di Jl. Yosodipuro No. 57
RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta,
melalui surat Keputusan Pembentukan Tim Penyusun Dokumen AMDAL
Nomor : 335/STG/III.6/A/2014 tentang Tim Penyusun Dokumen AMDAL
terdiri dari :

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 8


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

a. Tim Penyusun AMDAL

1. Ketua Tim
Nama : Drs. Supradata, M.Si
No. Registrasi : K.1.06.10.001.000279
Alamat : Sampangan Baru I / No. B26A
Semarang
Bidang Ahli : Biologi

2. Anggota Tim
a) Nama : Setya Nugraha, S.Si,.M.Si
No. Registrasi : A.021.12.10.12.000318
Alamat : Dk. Kemuning RT 04 RW 02 Ds. Tumpukan
Kec. Karangdowo Klaten Jawa Tengah
Bidang Ahli : Fisik Hidrologi
b) Nama : Ir. Bambang Sigit Amanto,M.Si
No. Registrasi : A.021.12.10.12.000317
Alamat : Dk. Joso Ds. Triyagan Kec. Mojolaban Kab.
Sukoharjo Prov. Jawa Tengah
Bidang Ahli : Pertanian

b. Tenaga Ahli

1. Ahli Fisik-Teknik : Cahyono Ikhsan, ST. MT


2. Ahli Kimia : Syarif H. Mawahib, S.Si., M.Sc
3. Ahli Sosial Budaya : Pius Triwahyudi, SH.M.Si
4. Ahli Ekonomi : Sih Wiryadi, SE.M.Si. M.Ec.Dev
5. Ahli Kesehatan Masyarakat : Tri Puji Kurniawan, SKM, MKes

Adapun Surat Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi AMDAL,


biodata penyusun dan surat pernyataan penyusun (terlampir pada
lampiran 1).

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta I- 9


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

BAB II
PELINGKUPAN

2.1. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.1.1. Status Studi AMDAL

Rencana teknis yang berupa desain teknis rinci atau Detail Engineering Desain
(DED) kegiatan pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta di Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta telah dibuat sebelum dilakukan
penyusunan dokumen AMDAL. Oleh karena itu jenis kegiatan, prakiraan
dampak dan evaluasi akan didasarkan pada rencana desain teknis rinci yang
terdapat pada Detail Engineering Desain (DED) dari rencana kegiatan
pembangunan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut maka status studi ini
dibuat setelah studi kelayakan teknis rinci dan kelayakan ekonomis dilakukan.

2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan


Rencana Tata Ruang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031 pada Pasal 9,
lokasi rencana usaha pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta di Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah termasuk dalam Pusat Kegiatan
Lokal Promosi (PKLp) yaitu Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang sudah
menunjukkan adanya perkembangan lebih, misalnya terdapat beberapa
kegiatan yang memiliki jangkauan pelayanan lintas kecamatan, sehingga
dipromosikan menjadi Pusat Kegiatan Lokal. Selanjutnya pada pasal 48 ayat
(1) menyebutkan rencana struktur ruang wilayah kota meliputi salah satunya
pengembangan PKLp. Kemudian dilanjutkan pada ayat (3) disebutkan
pengembangan PKLp sebagai mana dimaksud adalah sebagai pusat
pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, pusat perdagangan dan jasa,

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 1


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
industri, pariwisata dan permukiman perkotaan. Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah termasuk pusat pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa rencana kegiatan pembangunan


pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di Jl. Yosodipuro No. 57
RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
sudah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 2


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Gambar 2.1. Peta Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 3


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2.1.3. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan

2.1.3.1 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Lokasi pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di


Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta. Secara geografis terletak pada S 7°33'52,1172" dan E
110°49'1,0128”. Adapun batas lokasi Pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta adalah:
a. Sebelah Utara : Jalan Yosodipuro
b. Sebelah Barat : Permukiman warga
c. Sebelah Selatan : RS PKU Muhammadiyah Eksisting dan
Jln. Ronggowarsito
d. Sebelah Timur : Jalan kampung dan Permukiman

Gambar 2.2. Lahan Rencana Pembangunan Pengembangan RS PKU


Muhammadiyah Surakarta

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 4


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

b
a

c d

Gambar 2.3.Kondisi Batas Rencana Kegiatan Sebelah Utara dengan Jl. Yosodipuro (a),
Bagian Timur dengan Permukiman (b), Bagian Selatan dengan PKU
Muhammadiyah Lama (c) dan Bagian Barat dengan Permukiman (d)

2.1.3.2 Penggunaan Lahan dan Ruang

Keberadaan lahan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dapat


dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 5


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1) Kondisi Eksisting

Lahan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bangunan lama


(eksisting) mempunyai luas lahan 12.704 m2 yang terletak di sebelah utara
Jl. Ronggowarsito dengan luas bangunan eksisting adalah 6.606 m2.

2) Rencana Pengembangan

Lahan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bangunan rencana


pengembangan mempunyai luas 1.408 m2 yang terletak di sebelah selatan Jl.
Yosodipuro.

Pembangunan Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta memiliki luas


1.408 m2 dengan luas lantai bangunan 5.822,45 m2. Rencana penggunaan
ruang, sarana dan prasarana pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta
dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Penggunaan Ruang, Sarana dan Prasarana RS PKU Muhammadiyah


Surakarta

No. Penggunaan Lahan Luas (m2)


A . LAHAN TERTUTUP
1 LANTAI DASAR
Parkir 751.05
Jumlah 751.05
2 LANTAI I
RuangIsolasi 60.9375
Toilet 16.95
Tangga 16.5
Panel Listrik 13.35
Pantry dan Gudang 18
Lift area 45
Farmasi 364.5
Administrasi Informasi 45
Lobby utama 112.5
Fisioterapi 146.25

838.9875
Jumlah

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 6


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

No. Penggunaan Lahan Luas (m2)


3 LANTAI II
Ruang Isolasi 60.9375
Toilet 16.95
Tangga 16.5
Panel Listrik 13.35
Pantry dan Gudang 18
Lift area 45
Poli 473.625
Void 45
Lobby /selasar 175
Jumlah 864.3625
4 LANTAI III
Ruang Isolasi 60.9375
Toilet 16.95
Tangga 16.5
Panel Listrik 13.35
Pantry dan Gudang 18
Lift area 45
Kamar Pasien Utama 243.75
Kamar Pasien VIP 157.875
Ruang Administrasi 78.9375
Lobby /selasar 167.5
Jumlah 818.80
5 LANTAI IV
RuangIsolasi 60.9375
Toilet 16.95
Tangga 16.5
Panel Listrik 13.35
Pantry dan Gudang 18
Lift area 45
Kamar Pasien Utama 243.75
Kamar Pasien VIP 157.875
Ruang Administrasi 78.9375
Lobby /selasar 167.5
Jumlah 818.80
6 LANTAI V
RuangIsolasi 60.9375
Toilet 16.95
Tangga 16.5
Panel Listrik 13.35
Pantry dan Gudang 18
Lift area 45

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 7


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

No. Penggunaan Lahan Luas (m2)


Kamar Pasien Utama 243.75
Kamar Pasien VIP 157.875
Ruang Administrasi 78.9375
Lobby /selasar 167.5
Jumlah 818.8
7 LANTAI VI
RuangIsolasi 60.9375
Toilet 16.95
Tangga 16.5
Panel Listrik 13.35
Pantry danGudang 18
Lift area 45
Kamar Pasien Utama 243.75
Kamar Pasien VIP 157.875
Ruang Administrasi 78.9375
Lobby /selasar 167.5
Jumlah 818.8
8 LANTAI ATAP
Tangga 16.5
Panel Listrik 13.35
Pantry dan Gudang 18
Lift area 45
Jumlah 92.85
B LAHAN TERBUKA
Parkir Sepeda Motor 75
Parkir Mobil 240
Jumlah 315
Luas Lantai Bangunan 5822.45
Luas Bangunan Tertutup 5507.45
Luas Lahan Terbuka 315
Luas Total Lahan Pengembangan 1.408
Sumber : RS PKU Muhammadiyah (2014), diolah

1. KDB (Koefisien Dasar Bangunan) adalah perbandingan antara luas


lantai dasar bangunan dengan luas tanah. ( LB/LT X 100%). Koefisien
yang digunakan biasanya berupa persen atau decimal. KDB ini bertujuan untuk
mengatur besaran luasan bangunan yang menutupi permukaan tanah, hal ini
akan mempengaruhi infiltrasi air tanah atau ketersediaan air tanah untuk masa
yang akan datang. Selain sebagai penjaga keberadaan air tanah, permukaan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 8


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
tanah yang tidak tertutup bangunan akan mampu menerima sinar matahari
secara langsung untuk membuat tanah bisa mengering sehingga udara yang
tercipta di sekitar bangunan tidak menjadi lembab.
Luas lantai dasar bangunan : 751.05 m2
Luas tanah pengembangan : 1408 m2
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) : 53 %

2. KLB (Koefisien Lantai Bangunan) adalah perbandingan antara luas


lantai bangunan dengan luas tanah. (BCR X n ), n = jumlah lantai (tingkat)
bangunan. Angka koefisien yang digunakan biasanya berupa desimal (misal :
1,2; 1,6; 2,5; dsb) Peraturan akan KLB ini akan mempengaruhi skyline yang
tercipta oleh kumpulan bangunan yang ada di sekitar. Tujuan dari penetapan
FAR/KLB ini terkait dengan hak setiap orang/bangunan untuk menerima sinar
matahari. Jika bangunan memiliki tinggi yang serasi maka bangunan yang
disampingnyapun dapat menerima sinar matahari yang sama dengan bangunan
yang ada di sebelahnya.
Luas lantai total bangunan : 5822.45m2
Luas tanah pengembangan : 1408 m2
KLB (KoefisienLantai Bangunan) : 4.13
3. Koefisien Dasar Hijau ( KDH) adalah angka prosentase antara lahan hijau
/terbuka dengan lahan terbangun dalam satu unit bangunan.
Luas lahan hijau/terbuka : 315 m2
Luas tanah pengembangan : 1408 m2

KDH (Koefisien Dasar Hijau) : 22.4 %


4. RTH (Ruang Terbuka Hijau) : 315 m2

Lantai Dasar dengan luas 751.05 m2 dimanfaatkan 100% untuk lahan parkir sehingga
dirasa sudah mencukupi. Selanjutnya masih ditambah dengan luas lahan terbuka
seluas 315m2 masih bisa dipakai untuk lahan parkir sepeda/kendaraan khusus roda 2.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 9


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Gambar 2.4. Layout PKU Muhamadiyah Surakarta

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 10


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Gambar 2.5. Layout Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 11


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Rencana Pembangunan Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta
mempunyai ketinggian bangunan 31.50 m di atas elevasi setempat, adapun
ketinggian pada setiap lantai dapat disampaikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Ketinggian Bangunan Pada Setiap Lantai Bangunan

No. Lantai Bangunan Ketinggian (meter)


1. Lantai Ground Floor ±0,00
2. Lantai I + 4,50
3. Lantai II + 9,00
4. Lantai III + 13,50
5. Lantai IV +18,00
6. Lantai V +22,50
7. Lantai VI +27,00
8. Lantai Atap +31,50
Sumber :RS PKU Muhammadiyah (2015)

Ketinggian bangunan tersebut masih dibawah batas maksimal dari Keputusan


Walikota Surakarta Nomor: 591.1/0408/B-07/CP/VI/2014 tentang Peta Keterangan
Rencana dan Peta Lokasi.

2.1.3.3 Deskripsi Rencana Kegiatan Pembangunan RS Muhammadiyah


Surakarta

Rencana tahapan Kegiatan Pembangunan RS Muhammadiyah Surakarta yang


terletak di Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta yang merupakan pengembangan RS Muhammadiyah
Surakarta di Jl. Ronggowarsito No. 130 Surakarta, dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) tahapan kegiatan yaitu: Tahap Pra-Konstruksi, Tahap Konstruksi dan
Tahap Operasional.

2.1.3.3.1 Tahap Pra-Konstruksi

Tahapan Pra-konstruksi yang diprakirakan akan menimbulkan dampak


kegiatan adalah:

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 12


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1. Sosialisasi Rencana Pembangunan Pengembangan

Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh masyarakat di sekitar rencana


kegiatan, tokoh masyarakat, LPMK Timuran, Perangkat Kelurahan Timuran,
Perwakilan Kecamatan Banjarsari, Badan Lingkungan Hidup Kota
Surakarta, Dinas Kesehatan Kota Surakarta,dan Instansi terkait Kota
Surakarta lainnya, serta pemrakarsa.

Tujuan kegiatan ini adalah: (a) untuk mengenalkan rencana kegiatan dan
dampak yang mungkin ditimbulkan dari rencana kegiatan tersebut, dan (b)
mendapatkan saran, masukan dan tanggapan dari masyarakat.

2.1.3.3.2 Tahap Konstruksi

Tahapan konstruksi yang diprakirakan akan menimbulkan dampak kegiatan


adalah:

1. Rekrutmen Tenaga Kerja

Perekrutan tenaga kerja konstruksi akan dilakukan sesuai tahapan


pembangunan dan kebutuhan. Pemanfaatan tenaga kerja lokal khususnya
dari Kelurahan Timuran akan menjadi prioritas utama. Pada tahap
konstruksi akan dibutuhkan tenaga kerja berkeahlian khusus (skill) dan
tenaga kerja yang tidak berkeahlian khusus (unskill). Rencana penerimaan
tenaga kerja pada tahapan konstruksi dapat terlihat pada tabel di bawah
ini.

Tabel 2.3. Rencana Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Pada Tahap
Konstruksi Pembangunan Pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta
Jumlah
No. Jabatan/Tugas Kualifikasi
(Orang)
1. Manager Proyek S1 (Teknik Sipil atau Arsitek) 1
2. Site Manager S1 (Teknik Sipil) 1
3. Pelaksana S1 (teknik Sipil/Arsitek) 3
4. Mandor D3/S1 10
5. Tukang batu SMP/SMA 45
6. Tukang Kayu SMP/SMA 40
7. Tukang Besi SMP/SMA 15

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 13


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Jumlah
No. Jabatan/Tugas Kualifikasi
(Orang)
8. Tukang Cat SMP/SMA 10
9. Tukang Listrik SMP/SMA 15
10. Tukang Pipa SMP/SMA 5
11. Tukang Keramik SMP/SMA 15
12. Tenaga Pembantu SMP/SMA 40
13. Kepala Tukang SMA/STM/D3 3
14. Security SMA/STM 6
15. Kepala K3 S1 1
16. Tim K3 SMA/STM 5
Jumlah 218
Sumber :RS PKU Muhammadiyah (2015)
Pelaksanaan konstruksi pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta dimungkinkan akan menggunakan pihak ketiga
atau kontraktor yang memprioritaskan kontraktor lokal yang memenuhi
kualifikasi dalam pembangunan gedung. Dalam pemelihan kontraktor
tersebut juga mensyaratkan untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal
yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.

2. Pembukaan dan Pematangan Lahan

Keberadaan lahan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dapat


dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Lahan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bangunan lama


(eksisting) mempunyai luas lahan 12.704 m2 yang terletak di sebelah
utara jalur Jl. Ronggowarsito.
b. Lahan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bangunan rencana
pengembangan mempunyai luas 1.408 m2 yang terletak di sebelah
selatan Jl. Yosodipuro. Lahan yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta terdiri dari 2 (dua).

Lahan yang akan dijadikan pembangunan pengembangan RS PKU


Muhammadiyah Surakarta, sebelumnya berupa bangunan lama

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 14


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
sehingga mengalami perobohan dan perataan lahan. Perobohan dan
perataan menggunakan alat mekanik maupun manual.

3. Pembuatan Basecamp Tenaga Kerja, Bahan dan Alat

Pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat merupakan kegiatan


pembuatan bangunan rumah yang bersifat sementara sehingga dapat
terlindungi dari hujan dan sinar matahari. Pada kegiatan ini juga
melakukan pembuatan tempat MCK sementara dan tempat penampungan
limbah padat dan cair sementara.

4. Mobilisasi Peralatan dan Bahan Bangunan

Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap konstruksi rencana


pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta dapat
digunakan sebagai sumber untuk mengetahui dampak yang terjadi
selama tahapan konstruksi. Mobilisasi peralatan dan bahan menggunakan
jalan darat yaitu Jalan Yosodipuro yang merupakan jalan kolektor
sekunder. Jalan tersebut mempunyai lebar ± 7 meter dengan lajur dua
arus. Kondisi jalan baik dengan jenis pengerasan aspal, seperti yang
terlihat pada Gambar di bawah ini.

a b

Gambar 2.6. Pintu Keluar-Masuk dari Lokasi ke Jl.Yosodipuro (a) dan


Keadaan Lalu Lintas di Jl. Yosodipuro (b).

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 15


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Adapun peralatan yang digunakan pada Tahap Konstruksi dapat diutarakan
pada Tabel 2.4. dan Tabel 2.5., sedangkan bahan yang digunakan
ditampilkan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.4. Peralatan Tahap Konstruksi Kegiatan Pembangunan


Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Jumlah Sumber
No. Jenis Alat Spesifikasi Bentuk
(Unit) Penggerak
1. Passenger Hoist 1 ton 2 Passenger Manual
Hoist
Vertikal
2. Scaffolding 500 kg 30.000 Rangka Manual
pipa
3. Bar Bender D= 32 4 Portabel Manual
4. Bar Cutter D = 32 4 Portabel Manual
5. Concrete Molen 0,5 m3 3 Molen Diesel
6. Concrete Pump 3 Long boom Diesel
7. Vibrator 40 Volt 3 phase 6 Diesel
8. Air Compressor Kap 125 3 Portabel Diesel
9. Genset 250 kVA 2 Portabel Diesel
10. Theodolite Sokia (Digital) 3 Portabel Manual
11. Auto Levels Sokia (Gigital) 3 Portabel Manual
12. Sumersible Grundfos 2 - Diesel
Pumps
13. Stampler Makasa 3400- 2 - Diesel
3600 rpm
14. Trafo las Deiden 310 Amp 2 - Diesel
15. Pompa Air Shimizu 100 2 - Diesel
lt/menit
16. Bor Beton Hilti D=16 mm 2 - Diesel
17. Bor Baja Hilti D=19 mm 2 - Diesel
Sumber :RS PKU Muhammadiyah (2015)
Tabel 2.5. Peralatan yang Digunakan Untuk Fondasi Dalam (Jack in
Pile)
Jumlah Sumber
No. Jenis Alat Spesifikasi Bentuk
(Unit) Penggerak
1. Mobile Crane and
Alat
Counterweigth 50 ton 1 Diesel
Berat
concrete
2. Hyraulic Static Mek sunward Alat
1 Diesel
Pile Driver ZYJ 240 ton Berat
3. Truck Tronton Alat
20 ton 1 Solar
Berat
Sumber :RS PKU Muhammadiyah (2015)
Berdasarkan pada tabel di atas terdapat alat bulldozer yang digunakan
untuk melakukan pemotongan dan mengumpulkan tanah, excavator untuk

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 16


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
pemuatan tanah lapis, dump truck untuk mengeluarkan tanah dari lokasi
dan vibro roller untuk pemadatan tanah.

Tabel 2.6. Bahan yang Digunakan pada Pembangunan Pengembangan RS


PKU Muhammadiyah Surakarta
Volume
Asal Sistem
No. Material atau Unit
Bahan Pengangkutan
Jumlah
1. Beton Readymix K400 2.150 m3 Olahan Kendaraan
2. Besi Beton 280.000 kg Olahan Kendaraan
3. Semen PC 100.000 zak Olahan Kendaraan
4. Pasir Pasang 10.000 m3 Alam Kendaraan
5. Split 1000 m3 Alam Kendaraan
6. Pasir Urung 800 m3 Alam Kendaraan
7. Kawat Bendart 500 kg Besi Kendaraan
8. Balok Kayu 50 m3 Kayu Kendaraan
9. Bata ringan t = 12.5 cm 450 m3 Olahan Kendaraan
10. Bata ringan t= 10 cm 635 m3 Olahan Kendaraan
11. Bata Riangan t=7.5 cm 35 m3 Olahan Kendaraan
10. Plester, Aci, dll 30000 zak Olahan Kendaraan
11. Keramik / granit 8.250 m2 Olahan Kendaraan
Sumber :RS PKU Muhammadiyah (2015)
Bahan material untuk keperluan pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta bahan dan peralatan di datangkan dari Kota
Surakarta dapat melalui 2 alternatif yaitu:

a. Dari Arah Utara

Dari arah utara pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur
Jl. Hasanudin – Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro atau Jl. Monginsidi – Jl.
Gajah Mada – Jl. Yosodipuro.

b. Dari Arah Selatan

Dari arah selatan pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui


jalur Jl. Slamet Riyadi - Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 17


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Gambar 2.7. Jalur Transportasi Pengakutan Bahan dan Alat Menuju Lokasi Rencana
Pembangunan Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta

5. Pekerjaan Fisik Bangunan

Pembangunan fisik bangunan terdiri atas dua tahapan yaitu


pembangunan struktur bawah (Sub Structure) dan pembangunan struktur
atas (Upper Structure). Pembangunan struktur atas direncanakan
sebanyak 6 (enam) lantai ditambah lantai dasar dan lantai atap. Adapun
tahapan dalam pekerjaan pembangunan fisik

Pekerjaan fisik bangunan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

a. Pekerjaan Persiapan

Pada tahapan pekerjaaan persiapan ini direncanakan dengan


membangun system sitemanagement plan yang terdiri dari:

• Penyiapan sirkulasi kendaraan keluar masuk proyek


• Penyiapan tower crane dan passanger crane
• Pembuatan direksi kit, owner, MK, Main kontraktor/SAP
• Pembuatan area kerja (open storage)

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 18


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
• Penyiapan lokasi pembuangan sampah
• Penyiapan area wheel wash/car wash
• Pembuatan lampu penerangan gedung dan listrik kerja
• Penyiapan air kerja
• Pembuatan Gardu Jaga
• Pembuatan Rumah Genset
• Pembuatan Jalan Kerja
• Pembuatan Toilet Sementara
• Pemasangan rambu-rambu
Selain pekerjaan persiapan di dalam membangun management plan
untuk persiapan kontrol dilapangan pada saat pekerjaan fisik
konstruksi.

b. Pekerjaan Struktur Bangunan

Pada pekerjaan struktur bawan (Sub structure) bangunan dengan


menggunakan tipe pondasi dalam bored pile. Pada pondasi bored pile
ini menggunakan mutu beton K-250. Ukuran diameter bored pile yang
direncanakan sebesar 0,5 meter. Untuk tulangan beton menggunakan
baja tulangan BJTD 40 dan BJTP 24.

Bangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakartaakan


dibangun dengan diawali pembuatan pondasi dalam dengan
menggunakan metode pekerjaan pondasi pada rencana Pembangunan
pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta menggunakan
metode fondasi dalam (Jack in file). Pada hydraulic jacking injection
system, injeksi tiang pancang dilakukan dengan menekan tiang
pancang ke dalam tanah menggunakan alat Hydraulic Static Pile Driver
(HSPD). Untuk sistem ini sebetulnya tidak lagi digunakan loading test,
karena manometer gauge pada alat pancang HSPD langsung dapat
memperlihatkan daya dukung ( bearing capacity) dari setiap tiang
pancang. Keunggulan dari sistem ini adalah ramah lingkungan karena
dalam pekerjaannya hampir tidak menimbulkan getaran dan
kebisingan, sehingga sistem ini dapat digunakan pada hampir semua

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 19


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
area perkotaan dan padat penduduk dimana bangunan-bangunan
saling bersebelahan. Proses pelaksanaannya juga cukup cepat,
produktivitasnya dapat mencapai 100 m tiang pancang per hari untuk
satu alat HSPD.

Khususnya pada pengerjakaan lantai semi basement yang mempunyai


luas 731,25 m2 terjadi kegiatan pengerukan tanah sedalam 1,8 m
sehingga akan terjadi penumpukan material tanah hasil pengerukan
sebesar 1,8 m x 731,25 m2 = 1.316,25 m3.Material ini akan diangkut
dengan menggunakan dump truck dengan kapasitas angkut 5 m 3,
sehingga dibutuhkan sebanyak ±263 riit (jumlah pengangkutan).
Apabila dump truck yang digunakan 8 buah/hari dan dalam sehari
dapat mengangkut 15 riit maka dibutuhkan waktu 263 riit : (8 x 15 riit)
= 2,2 hari atau ± 3 hari. Untuk melakukan pengangkutan material ini
akan bekerja sama dengan pihak ke tiga dengan pembuatan perjanjian
akan dilakukan pengelolaan dengan baik sehingga tidak terdapat
ceceran material di jalan yang dapat mengganggu pengguna jalan
yang lain dan menimbulkan debu.

Untuk memenuhi kebutuhan air, baik untuk keperluan para pekerja


maupun kegiatan konstruksi, kontraktor pelaksana akan menyediakan
air yang bersumber dari air tanah (air sumur dalam)yang sudah ada.
Sedangkan kebutuhan air minum dipenuhi dengan membeli air minum
kemasan. Adapun rincian perkiraan kebutuhan air bersih pada tahap
konstruksi dapat dibaca pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.7. Perkiraan Penggunaan Air Tanah pada Tahap Konstruksi RS


PKU Muhammadiyah Surakarta
Kebutuhan Kebutuhan
Uraian
Komponen Air Air
Orang Liter/hari (L/hari) (m /hari)
3

Pekerja Konstruksi yg
109 120 13.080,00 13,08
tinggal
Pekerja Konstruksi yg
109 50 5.450,00 5,45
pulang

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 20


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Konstruksi* 800,8 0,8
Total Kebutuhan Air 19.330,8 19,33
Sumber: * Perhitungan dari Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Juana, 2007)

Luas seluruh lantai bangunan : 5822.45 m2


Kebutuhan air konstruksi per m2 : ± 60 liter
Kebutuhan air konstruksi total : 5822.45 m2 x 60 liter/m2 = ± 349347 liter
Keterangan:
untuk konstruksi diasumsikan :
Masa Konstruksi : 12 bulan = 360 hari
Kebutuhan air konstruksi per hari : 349347 liter / 360 hari atau ± 970,4 liter/hari
Kebutuhan air konstruksi m3/hari : 0,97 m3/hari

Kebutuhan air tahap konstruksi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja


dan bahan bangunan sebesar 19,33 m3/hari yang bersumber dari air
kemasan (kebutuhan minum) 1,308 m3/hari (6 liter/orang/hari) dan air
tanah 18,022 m3/hari. Dalam penggunaannya air tersebut mengalami hilang
(bercampur dengan bahan bangunan dan penguapan) diperkirakaran
sebanyak 1,213 m3/hari dan yang menjadi limbah cair sebanyak 18,53
m3/hari. Neraca penggunaan air pada tahap konstruksi dapat dilihat pada
Gambar 2.6. di bawah ini.

MASUKAN PENGGUNAAN KELUARAN

Hilang (10%)
Air Kemasan
Pekerja 1,933 m3/hari
3
1,308 m /hari
18,53 m3/hari

Kebutuhan
19,33 m3/hari

Air Tanah Limbar Cair (90%)


Konstruksi
3
18,022 m /hari 17,397 m3/hari
0,97 m3/hari

Gambar 2.8. Neraca Penggunaan Air Tahap Konstruksi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 21


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
c. Pekerjaan Arsitektural Bangunan

Pekerjaan arsitektural bangunan meliputi: (a) pekerjaan beton non


struktur, untuk rabat lantai 1 dengan campuran 1:3:5, (b) pekerjaan
batu bata dengan menggunakan batu bata merah lokal, (c) pekerjaan
lantai dengan keramik dan granit tile, (d) pekerjaan dinding dengan
batu bata merah lokal, (e) pekerjaan kaca pada pintu dan jendela, (f)
pengerjakan cat dengan cat exterior dan interior, (g) pekerjaan
sanitasi dengan menggunakan pipa PVC dan galvanis & PE.

d. Pekerjaan Elektrikal Bangunan

Pekerjaan elektrikal bangunan meliputi: (a) pekerjaan tenaga listrik


dan penerangan, (b) pekerjaan penangkal petir tomas, (c) pekerjaan
instalasi fire alarm, (d) pekerjaan jaringan sound system, (e)
pekerjaan CCTV, dan (f) pekerjaan telepon

Perencanaan instalasi listrik dan bahan yang digunakan antara lain:


down ligt SL 18 watt, baret TL 18 watt, Lampu SL 18 watt, RMI 4 x 18
watt, RMI 2 x18 watt, RMI 2 x 36 watt, lampu dinding softone 25
watt, lampu taman GL pilar SL 18 watt, panel listrik, rak kabel, stop
kontak 1 gang 200VA 1 ph 220 V, saklar tunggal, saklar ganda, kabel
NYA, NYM,NYY / 4 besar.

e. Pekerjaan Mekanikal

Pekerjaan mekanikal meliputi kegiatan:

1) Pekerjaan Sistem Tata Udara

▪ Sistem pendingin ruangan menggunakan AC,

▪ Sistem sirkulasi udara menggunakan exhost fan dan ventilasi


udara (void).

2) Pekerjaan Instalasi Plumbing

▪ Instalasi air kotor/limbah (air bekas kamar mandi dan air hujan),

▪ Instalasi air tinja (bak control, IPAL dan atau septic tank),

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 22


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
▪ Intalasi air bersih (intalasi pompa depp well, intalasi ground tank,
intalasi transfer pompa, instalasi roof tank, dan instalasi
pemakaian lantai 1 – 5).

3) Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran

▪ Instalasi fire sprinkler lantai 1-5 dan Ruang Mesin, pemasangan


head sprinkler,

▪ Instalasi fire hydrant lantai 1-5 dan Ruang Mesin yang terdiri
dari: Hydrant Box Indoor dan Hydrant Box Outdoor,

▪ Fire extinguisher 5 kg (CO2).

4) Pekerjaan Transportasi Dalam Gedung

▪ Bed lift lantai 1-5,

▪ Tangga lantai 1-5,

▪ Tangga darurat.

f. Pekerjaan Pembersihan Lokasi dan Demobilisasi Alat

Pekerjaan pembersihan lokasi meliputi: pengumpulan, penataan,


pengangkutan dan penyimpanan bahan dan material yang tidak
terpakai di RS PKU Muhammadiyah. Sedangkan peralatan yang sudah
tidak digunakan akan dilakukan pengangkutan untuk dikembalikan ke
asalnya (kontraktor).

g. Penataan Taman dan Tempat Parkir

Penataan taman dilaksanakan dengan melakukan penanaman


vegetasi yang dikehendaki, sehingga dapat menambah keindahan
atau memperbaiki etetika. Disamping itu dengan adanya penanaman
vegetasi maka dapat menyerap CO2, debu dan mengurangi
kebisingan.

Penataan tempat parkir dilakukan dengan memberikan batas parkir


(zona parkir), jalur masuk-keluar, dan rambu-rambu parkir.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 23


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
6. Pelepasan Tenaga Kerja Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi Pembangunan pengembangan RS PKU


Muhammadiyah Surakarta dimungkinkan akan menggunakan pihak ketiga
atau kontraktor. Pada pihak ketiga ini akan memprioritaskan kontraktor
lokal yang memenuhi kualifikasi dalam pembangunan gedung dan
mensyaratkan kepada kontraktor untuk menggunakan tenaga kerja lokal.
Setelah selesai pembangunan konstruksi maka tenaga kerja akan
dilakukan pelepasan atau pemutusan hubungan kerja sesuai dengan
perjanjian atau persyaratan yang ditentukan sebelumnya. Pemutusan
hubungan kerja harus diusahakan sesuai dengan prosedur dan aturan
yang ada dengan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Pelepasan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam konstruksi yang


diperkirakan sebanyak 218 orang dilakukan secara bertahap, sesuai
dengan pekerjaan yang telah diselesaikan.

2.1.3.3.3 Tahap Operasi

Tahapan operasi yang diprakirakan akan menimbulkan dampak kegiatan


adalah:

1. Rekrutmen Tenaga Kerja Operasi

Saat ini jumlah tenaga kerja yang bekerja di RS PKU Muhammadiyah


Surakarta per Januari 2015 berjumlah 771 orang yang pembagiannya
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kerja RS PKU Muhammadiyah (Exsisting)


No. Jenis Ketenagaan Jenis kelamin Jumlah
L (orang) P (orang) (orang)
A Non Medis
1 Direksi 2 1 3
2 Umum/RT 5 0 5
3 Tata Usaha 2 2 4
4 PSRS 10 0 10
5 Kesehatan Lingkungan 3 0 3
6 Kerohanian 2 1 3
7 Logistik 3 1 4
8 PPSDM 0 4 4
9 Driver 9 0 9

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 24


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
10 Keamanan 19 0 19
11 Lenen & Loundry 6 13 19
12 Kebersihan dan Taman 13 3 16
13 Diklit 1 0 1
14 Keuangan 9 25 34
15 Akuntasi 4 5 9
16 Pajak 1 3 4
17 Instalasi Gizi 11 39 50
18 Perencanaan/Perencanaan 5 1 6
19 Humas/Operator/Hukum 7 4 11
20 Administrasi Bangsal 1 16 17
21 POS 6 3 9
22 CSSD 3 7 10
23 Majlis-Koperasi 3 4 7
24 Rekam Medis/Pendaftaran 14 18 32
25 PMKP 0 0 0
26 Tenaga Non Prof. Keperawatan 5 11 16
27 Pekarya ICU 1 0 1
B Medis
1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 1 3
2 Dokter Spesialis Obsgyn 2 1 3
3 Dokter Spesialis Anak 2 2 4
4 Dokter Spesialis Bedah 3 0 3
5 Dokter Spesialis Radiologi 1 0 1
6 Dokter Spesialis Anesthesi 1 1 2
7 Dokter Spesialis Saraf 0 1 1
8 Dokter Spesialis THT 1 0 1
9 Dokter Spesialis Penyakit Kulit & Kelamin 0 1 1
10 Dokter Spesialis Mata 0 0 0
11 Dokter Umum 3 8 11
12 Dokter Gigi 0 4 4
13 Perawat 90 205 295
14 Bidan 0 42 42
15 Fisoterapi 2 3 5
C Penunjang Medis
1 Instalasi Farmasi 10 48 58
2 Instalasi Radiologi 5 5 10
3 Instalasi Laboratorium 5 16 21
Jumlah A+B+C 271 500 771
Sumber: RS PKU Muhammadiyah Surakarta (2015)

Dengan adanya pengembangan maka jumlah pekerja operasional juga


akan mengalami penambahan sebesar 58 karyawan.

2. Kegiatan Operasional Rumah Sakit

Kegiatan RS PKU Muhammadiyah yang terletak dari pembangunan


pengembangan tidak akan merubah jenis kegiatan yang telah ada saat
ini. Kegiatan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta di Jl.
Ronggowarsito No. 130 Surakarta secara umum melakukan 2 (dua) jenis

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 25


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
kegiatan yaitu: administrasi manajemen rumah sakit dan pelayanan
medik.
Kegiatan Pelayanan medik, meliputi:
a) lnstalasi Gawat Darurat (IGD)
b) lnstalasi Rawat Jalan yang terdiri dari
(1) Poliklinik Umum dan Gigi
(2) Poliklinik Spesialis, terdiri dari:
▪ Bedah Umum
▪ Bedah Tulang
▪ Bedah Urologi
▪ Bedah Mulut
▪ Bedah Plastik
▪ Bedah Anak
▪ Penyakit Kulit dan Kelamin
▪ Penyakit Dalam
▪ Penyakit Syaraf
▪ Penyakit Paru
▪ Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
▪ Penyakit Anak
▪ Penyakit THT
▪ Penyakit Mata
▪ Penyakit Jiwa
▪ Penyakit Kebidanan dan Penyakit Kandungan
(3) Poliklinik Andrologi dan Reproduksi Pria, yang terdiri dari:
▪ Kesehatan Gigi dan Mulut
▪ Konsultasi Psikologi dan Konsultasi Keluarga Sakinah
▪ Konsultasi Gizi
▪ Klinik Hidayah.
(4) Poliklinik Fisioterapi yang terdiri dari:
▪ Pijat Bayi
▪ Senam Ibu Hamil
(5) Radiologi yang terdiri dari:

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 26


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
▪ Rontgent
▪ Mamografi
▪ USG
▪ CT Scan

Dalam melayani pasien yang akan melakukan rawat inap dan kegiatan
medis maka RS PKU Muhammadiyah, menyediakan ruang dengan jumlah
tempat tidur (bed) secara keseluruhan 175 tempat tidur, yang
pembagiannya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.9. Jumlah Bed Keseluruhan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta


No. Kelas/Ruang Jumlah Tempat Tidur (Bed)
1. VVIP 2
2. VIP 11
3. Kelas I 29
4. Kelas II 44
5. Kelas III 52
6. ICU /ICCU 11
7. PICU/NICU 6
8. Bayi/Resti 7
9. Bayi Sehat 11
10. Bayi Isolasi Luar 1
11. Bayi Isolasi Dalam 1
12. Jumlah 175

Sumber : Pemrakarsa 2015

Dalam menjalankan kegiatan tersebut maka peralatan medis yang


diperlukan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.10. Peralatan Yang Digunakan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

No Peralatan Jumlah
1. Hospital Electrical Bed 34, Birthing Bed = 2
2. Mobil Ambulan 5
3. Auto steam sterilizer/Autoclave 1 = lab, 2 CSSD 1= Pesan
4. Dental chair Unit 1, 1 bekas
5. EKG/ECG 10
6. Ultrasound/ Elektro terapi 3
7. Fetal Doppler 4 ( 1 ada di logistik )
8. Penyaring udara/ Hepa filter 15

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 27


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
9. Timbangan & Tinggi Badan 6 BBTB, BB = 24
10. Timbangan Bayi Digital 12
11. Wheelchair Kursi Roda 30
12. Body thermometer 64.
13. Tencimeter 100
14. Lampu Kepala 3
15. Obgyn – Lito -
16. Inkubator Bayi = 6 ,Laborat = 3 , Transport = 1
17. Bak besar 150
18. Bak Tanggung 150
19. Bak Kecil 150
20. Bengkok stainlist 62
21. Bengkok Plastik Disposible, dijual ke pasien
22. Gunting Perban 12
23. Gunting Nektromi 10
24. Gunting Kecil. 74
25. Irigator 8
26. Klem Lurus 41
27. Klem Bengkok 62
28. Martil / Reflex Hammer 16
29. Mangkok stainlist/ Kom 200 Kom Bertutup = 16, Mikro = 2, Mikro =3
30. Pinset anatomis 80
31. Pinset cirurgis 39
32. Senter 49
33. Sterilisator 1
34. Slem seker/ suction 46
35. Stetoskop anak 145
36. Stetoskop dewasa 145
37. Skermes
38. Sendok Curetage kecil 51
39. Bak Partus/ set Partus 10
40. Bak Jahit / set Medikasi 60
41. Bak Ganti Balut 60
42. Bak Lembilica
43. Ovarium Klem 22
44. Kogel tang 14
45. Tompon Tang 21
46. Sonde 4 9
47. Bed Anak 32
48. Bed Periksa 36
49. Bed Dewasa 219
50. Bed Gjn 12
51. Birthing Bed 2
Sumber :PKU Muhammadiyah Surakarta (2015)

Dalam mendukung kegiatan RS PKU Muhammadiyah Surakarta akan


membutuhkan energi, yang berupa: energi air, listrik dan bahan bakar mesin
(BBM).

Energi air yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional RS PKU Muhammadiyah


Surakarta dapat digambarkan pada Tabel dan neraca air di bawah ini.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 28


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Tabel 2.11. Jumlah Kebutuhan Air pada Tahap Operasi RS PKU Muhammadiyah

Kebutuhan
No. Jenis Kegiatan ( Ruang ) (m3/hari)

1. Ruang Operasi / OK 4,0


2. Laboratorium 2,0
3. Kamar Bayi 2,0
4. Isolasi Bayi 1,0
5. Poliklinik 5,0
6. BKIA 1,0
7. IGD, ADM, VK 5,0
8. Rawat Inap 27,6
9. Gizi 5,0
10. Laundry 15,0
11. Ruang Jenazah 5,0
12. Ruang Masak (Kitchen) 6,0
13. Taman dan Transportasi 3,0
14. Tempat Ibadah 4,0
Jumlah 85
Sumber: Ditjen Cipta Karya Dep. PU (2000) dan modifikasi.

Untuk mengetahui masukan (input), proses, dan keluaran (output) air yang
digunakan pada tahap operasi di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini dalam bentuk neraca air.

MASUKAN PENGGUNAAN KELUARAN

Hilang 5 %
PDAM = 20,00 m3/hr 4,25 m3/hr

Operasional RS STP
78,0 m3/hr 73,75 m3/hr
Kebutuhan
85,0 m3/hr
Ibadah, Kebersihan
Saluran Drainase
Lingkungan & Taman
4,9 m3/hr
7,0 m3/hr
Deep Well = 100,00 Badan Air Penerima
m3/hr Hilang 30 % 78,65 m3/hr
2,1 m3/hr
200 m3/hr
Cadangan
35,0 m3/hr

Gambar 2.9. Neraca Penggunaan Air Tahap Operasional

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 29


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Kebutuhan listrik di RS PKU Muhammadiyah Surakarta bersumber PLN
dan sebagai cadangan energi digunakan Genset. Adapun kebutuhan listrik
pada setiap lantai mempunyai variasi. Kebutuhan energi listrik dan
kebutuhan pada setiap lantai dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.12. Kebutuhan Listrik Saat ini

No Kegiatan Jenis Energi Sumber Kapasitas


(KVA)
1. Semua kegiatan di RS Listrik PLN 555 kVA
2. Cadangan Listrik Genset 1000 kVA / 800 watt
Sumber : Pemrakarsa 2015

Tabel 2.13. Kebutuhan Energi Listrik Pada Setiap Lantai

No. Lantai Keterangan Kebutuhan Listrik


(watt)
1. Dasar SDP penerangan dan stop kontak 5.898
2. I SDP penerangan dan stop kontak 15.622
SDP AC 39.000
3. II SDP Penerangan dan stop kontak 29.676
SDP AC 42.000
SDP water heater 12.100
4. III SDP Penerangan dan stop kontak 20.723
SDP AC 36.048
SDP water heater 12.900
5. IV SDP Penerangan dan stop kontak 20.723
SDP AC 36.048
SDP water heater 20.723
6. V SDP Penerangan dan stop kontak 20.723
SDP AC 36.048
SDP water heater 12.900
7. VI SDP Penerangan dan stop kontak 20.723
SDP AC 36.048
SDP water heater 12.900
8. Atap SDP Penerangan dan stop kontak 5.964
SDP Lift/bed.elevator 600
SDP Hidran 45.000
SDP Pompa air bersih 7.500
Jumlah 482.044
Sumber : Pemrakarsa 2015

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 30


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2.1.3.4. Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Sudah
Disiapkan/Direncanakan Sejak Awal Sebagai Bagian Dari Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan

Pengelolaan lingkungan merupakan persyaratan utama berlangsungnya


pelestarian lingkungan dan kesehatan lingkungan sekitar, merupakan salah
satu tanggung jawab pihak RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Pengelolaan lingkungan hidup yang sudah direncanakan sejak awal oleh


pemrakarsa sebagai bagian dari deskripsi rencana kegiatan pembangunan
pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta antara lain :

1. Pengelolaan Limbah Padat (sampah)

Limbah padat yang dihasilkan dari operasionalnya RS PKU Muhammadiyah


Surakarta dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: limbah padat infeksius,
cytotoxic, non infeksius dan limbah jaringan tubuh manusia.

Limbah infeksius, limbah cytotoxic dan limbah jaringan tubuh manusia


pengelolaan dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak ketiga yang
memiliki ijin. Pengelolaan limbah padat (sampah) domestik yang bersifat
non infeksius dihasilkan oleh adanya kegiatan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta akan dikelola dengan membuat Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk dapat menampung timbulan sampah yang
dihasilkan.

Untuk masing-masing ruang atau kantor akan dilengkapi dengan


keranjang sampah. Sedangkan proses pemilahan yang mengutamakan
prinsip 3R untuk memisahkan jenis sampah yang dihasilkan, seperti
sampah kertas, plastik (anorganik) dengan sampah organik (daun, dll),
akan dilaksanakanoleh petugas (bagian kebersihan) yang ditunjuk oleh
manajemen pada saat pengumpulan dari tempat sampah, kemudian
dikumpulkan pada kontainer di TPS. Pembuatan TPS menggunakan
dinding permanen dari batubata dan plesteran yang dilengkapi dengan
penutup dan ditempatkan relatif jauh dari bangunan utama untuk

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 31


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
kenyamanan dan estetika pasien, pengunjung, tenaga medis, dan
penunjang lainnya.

Untuk pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA Putri Cempo, akan
berkoordinasi dan bekerjasama dengan Instansi Teknis terkait.

2. Pengelolaan Limbah Cair

Untuk air kotor (air limbah) dari WC (Black-water), dapur dan laundry
akan diolah terlebih dahulu dalam STP (Sewage Treatment Plant) atau
Intalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang dilengkapi Grease-trap.

Rangkaian unit IPAL Rumah Sakit PKU Muhammadiyah adalah :

a. Pretreatment ( Septic Tank ; PTB Laundry ; PTB Kitchen )


b. Equalisasi
c. Reaktor Aerobic + Clarifier
d. Effluent Tank
e. Filtrasi ( RSF & GAC )
f. Desinfeksi
g. Clear Tank & Kolam Indikator
h. Pengolahan Lumpur ( Sludge Holding Tank & Sludge Dyring Bed )
Proses diagram alir pengelolaan limbah cair melalui IPAL dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini.

Bak
Inlet Pretreatme
Equalisasi
nt

Desinfeksi G R
A S Reactor Aerobic
Effluent Clarifie
C F
Tank r
Clear Tank &
Kolam
Sludge
Indikator
Holding Tank

Sludge Drying Bed


Outlet

Gambar 2.10. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Limbah melalui IPAL RS. PKU
Muhammadiyah Surakarta

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 32


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Adapun fungsi,operasionalisasi dan pemeliharaan untuk masing-masing


unit pada IPAL tersebut adalah:
a. Pretreatment
1) Fungsi
▪ Septic Tank merupakan pengolahan awal untuk mengendapkan
padatan dari WC.
▪ Pretreatment Kitchen ( Grease Trap ) merupakan pengolahan awal
untuk menyisihkan minyak & lemak dari air limbah.
2) Operasional
▪ Unit Pretreatment termasuk free maintenance, dalam artian dapat
bekerja sendiri tanpa bantuan operator.
▪ Setelah limbah mengalir, biarkan proses berjalan secara alami.
3) Pemeliharaan
a) Septic Tank
▪ Lakukan Pengurasan Septic Tank dengan Truk Tinja Sekurangnya
setiap 1 tahun sekali.
▪ Tutup manhole jangan sampai dibuka jika tidak sedang
melakukan perawatan / pembersihan.
b) Pretreatment Kitchen ( Grease Trap )
▪ Lakukan pembersihan terhadap minyak & lemak yang
terperangkap di Basin Screen di Pretreatment Kitchen
sekurangnya 2 hari sekali.
b. Unit Equalisasi & Pumping Station
1) Fungsi
▪ Air limbah setelah melalui proses pretreatment mengalir secara
gravitasi untuk ditampung pada Bak Equalisasi/ penampung.
▪ Bak Equalisasi berfungsi menyeragamkan debit dan kualitas limbah
sebelum diolah pada unit pengolahan biologis ( Reaktor Aerobic ).
▪ Bak Equalisasi dilengkapi dengan 2 unit submersible pump ( I Unit
sebagai spare /cadangan ), Gate Valve dan Water Level Control (
WLC )

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 33


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2) Operasional
▪ Unit pemompaan diatur dengan pelampung / Water Level Control
( WLC) dan akan diatur secara terintegrasi dengan operasional
blower. Dalam kondisi normal saklar pompa pada kontrol panel
akan diposisikan secara automatis.
▪ Apabila pelampung pompa mencapai batas atas maka pompa
akan beroperasi secara otomatis dan root blower akan ikut
menyala meskipun jam operasional blower belum tercapai , dan
apabila pelampung mencapai batas bawah maka pompa dan
blower akan berhenti secara otomatis. Apabila kondisi tersebut
terjadi saat jam operasional blower, maka blower dan akan tetap
menyala sesuai skenario jam operasional yang telah ditentukan.

3) Pemeliharaan
▪ Sampah / lumpur padat perlu dibersihkan sekurangnya 1 minggu
sekali untuk mencegah penumpukan di dasar dan permukaan bak
yang dapat menyebabkan gangguan pada system pemompaan.
▪ Untuk mengurangi potensi penyumbatan pada impeller, pada
sekeliling pompa ditempatkan bar screen model keranjang.

c. Unit Reaktor Aerobic


1) Fungsi
Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme biologis
dan menyediakan waktu kontak yang optimal antara organisme dan
air limbah. Selain itu juga berfungsi Mencegah zat toxic masuk ke
dalam reaktor yang dapat menganggu proses biologis.
Pengolahan biologis berlangsung dengan suplai oksigen dari aerator (
roots blower ), dimana akan berfungsi sebagai pengolahan utama
dalam mendegradasi polutan organic. Didalam prosesnya akan
menghasilkan biomassa berupa lumpur aktif yang harus dikelola, dan
dapat dimanfaatkan ( misal, Tanah urug, campuran pupuk tanaman ).
Kelebihan dari reaktor aerobik – Clarifier ini adalah kebutuhan lahan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 34


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
yang minim, efesiensi tinggi, efektif dalam control bau yang dihasilkan
oleh air limbah.
2) Operasi
▪ Start up/ seeding
Sebelum dioperasikan, reaktor Aerobic pada IPAL memerlukan
proses seeding bakteri. Proses Seeding bertujuan menumbuhkan
koloni bakteri aerobik sehingga penyisihan limbah organik dalam
air limbah Rumah Sakit dapat berlangsung optimum.
Bakteri yang digunakan adalah bakteri aerobic. Bibit bakteri
didapat dari seeding material bakteri yang tersedia di pasaran
ataupun dari unit tanki aerobik yang sejenis.
▪ Prosedur Start Up / Seeding :
(1) Isi reaktor Aerobic dengan air bersih pada masing – masing
kompartement hingga penuh. Pengisian harus dilakukan
secara bergantian dengan interval 30 menit untuk
menghindari tekanan berlebihan pada dinding reaktor yang
dapat menyebabkan reaktor pecah.
(2) Alirkan air limbah Rumah Sakit sebesar volume
kompartement 1, waktu yang dibutuhkan untuk pengisian
dapat mengacu kepada kapasitas pompa yang digunakan.
(3) Penambahan bibit bakteri dengan cara: (a) Tambahkan 5 kg
seeding material kedalam kompartement 1 ( jika seeding
material berbentuk bubuk ), atau (b) Tambahkan dengan 2
m³ lumpur aktif dari IPAL aerobik yang sejenis.
▪ Operasikan blower pada kontrol panel nonstop selama 24 jam.
▪ Pengaliran air limbah rumah sakit : Pada hari ke 2 seeding,
tambahkan air limbah RS sampai air bersih yang berada di dalam
kompartement 2 tergantikan dengan air limbah. Tambahkan 5 kg
seeding material atau 2 m³ lumpur aktif ke dalam kompartement
1.
▪ Biarkan sampai terjadi pertumbuhan bakteri yang optimal pada
hari ke 3 – 7.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 35


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Hal – hal yang diperhatikan selama proses seeding IPAL: (a) Seeding
dilakukan dalam kondisi aliran batch, yaitu pemasukan air limbah
secara bertahap. Atur pemompaan inlet limbah yang masuk melalui
kontrol panel ( manual mode on ), (b) Blower dinyalakan 24 jam
selama proses seeding dan tidak boleh dimatikan, (c) Seeding
material jika diambil dari IPAL aerobik sejenis harus langsung
dimasukkan ke IPAL RS yang baru, karena umur bakteri tanpa suplai
udara hanya dapat bertahan < 6 jam, (d) Selama proses seeding
sampai hari ke 7 cek pertumbuhan bakteri secara visual (berwarna
coklat muda, tidak berbau, dan terbentuk endapan lumpur), dan (e)
Atau jika memungkinkan lakukan pengecekan kadar DO dan MLVSS
dari air bak aerasi pada hari ke – 2 sampai hari ke – 7. Pengecekan
kadar DO dan MLVSS dapat dilakukan pada laboratorium Teknik
Lingkungan terdekat.

3) Operasional
Unit ini memerlukan kontrol dan pengawasan yang kontinyu dari
operator. Unit M & E yang memerlukan pengawasan khusus antara
lain :
(a) Operasional Blower & Pompa Inlet
▪ Pada unit reaktor Aerobik terdapat 2 buah blower. Operasional
blower telah di setting secara bergantian setiap 1 jam untuk
memperpanjang umur blower,
▪ Operasional blower akan diatur secara terintegrasi dengan
operasionalpompa inlet dimana unit pemompaan diatur dengan
pelampung/ Water Level Control (WLC). Dalam kondisi normal,
saklar blower pada kontrol panelakan diposisikan secara
automatis, dan
▪ Apabila pelampung pompa mencapai batas atas maka pompa
akanberoperasi secara otomatis dan root blower akan ikut
menyala meskipun jam operasional blower belum tercapai, dan
apabila pelampung mencapai batas bawah maka pompa dan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 36


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
blower akan berhenti secara otomatis. Apabila kondisi tersebut
terjadi saat jam operasional blower, maka blower dan akan
tetap menyala sesuai skenario jam operasional yang telah
ditentukan.
(b) Operasional pompa resirkulasi lumpur
Pompa resirkulasi lumpur bertujuan mengalirkan lumpur kembali
dari bak sludgeHolding Tank ke Reaktor Aerobik. Pompa lumpur
telah di setting untuk terus meresirkulasikan lumpur dalam
jumlah tertentu, sehingga jumlah lumpur (bakteri) dalam bak
aerobik tetap terjaga. Pompa resirkulasi juga dapat dioperasikan
secara manual untuk mengatur penambahan resirkulasi sesuai
keinginan operator.

4) Pemeliharaan
Pemeliharaan blower sangat diperlukan karena unit ini bekerja nonstop,
suplai udara tidak boleh berhenti karena dapat mengakibatkan matinya
bakteri didalam tanki aerasi. Alat ini memerlukan perawatan khusus yang
hanya dapatdilakukan oleh mereka yang terlatih.

5) Trouble shooting

Tabel 2.14. Penampakan pada Tangki Aerasi dan Kaitan Permasalahannya

Penampakan permasalahan Penanggulangan

Warna Permukaan Larutan

Coklat Keemasan Tidak ada masalah ( kondisi


ideal )
Coklat muda Suplai udara berlebih Kurangi suplai udara dengan
mengatur timer operasional
blower
Hitam Suplai udara kurang sehingga Tingkatkan suplai udara
terjadi kondisi anaerobic yang dengan mengatur kerja timer
dapat menimbulkan bau blower, jika sudah parah
busuk lakukan seeding ulang bakteri

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 37


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Bau
Aroma lumpur/ Tidak ada masalah ( kondisi
tanah ideal )
Busuk Adanya gas H2S yang Tambahkan suplai udara
terbentuk akibat proses dengan mengatur agar blower
penguraian anaerobic bekerja lebih lama

Tabel 2.15. Penampakan pada Clarifier dan Kaitan Permasalahannya


Penampakan Permasalahan Penanggulangan

Warna Permukaan Larutan


Jernih Tidak ada masalah ( kondisi
ideal )
Coklat muda Lumpur tidak mau Tingkatkan resirkulasi lumpur
mengendap dengan mengatur kerja pompa
lumpur
Hitam Lumpur terlalu lama di dasar Pembuangan lumpur ke unit
unit clarifier SBD harus ditingkatkan.
Lumpur Naik ( Raising Sludge )
Gumpalan lumpur Adanya proses denitrifikasi di Tingkatkan resirkulasi dan
besar yang dalam tanki pengendap akibat pembuangan lumpur ke SDB
mengembang lumpur terlalu lama di dasar
kembali clarifier
Effluen yang keruh
Effluen masih • Aerasi terlalu berlebih • Kurangi jam operasi Blower
mengandung sehingga memecahkan
padatan tersuspensi gumpalan lumpur
cukup tinggi • Usia Lumpur terlalu lama • Tingkatkan pembuangan
lumpur ke unit SDB

d. Unit Effluent Tank


1) Fungsi
▪ Air limbah setelah melalui proses di dalam reactor Aerobik akan
mengalir secara gravitasi untuk ditampung pada unit Effluent
Tank,
▪ Effluent Tank berfungsi menampung effluent sebelum diolah pada
unit filtrasi (RSF & GAC ), dan
▪ Unit Effluent Tank dilengkapi dengan 1 unit submersible pump,
Gate Valve dan Water Level Control ( WLC )

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 38


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2) Operasional
▪ Unit pemompaan diatur dengan Water Level Control (WLC) dalam
kondisi normal saklar pada kontrol panel berada dalam posisi
automatis,
▪ Apabila air mencapai batas atas maka pompa akan beroperasi
secara otomatis begitu juga apabila air mencapai batas bawah,
pompa akan berhenti secara otomatis.
3) Pemeliharaan
▪ Sampah/ lumpur padat perlu dibersihkan sekurangnya 1 minggu
sekali untuk mencegah penumpukan di dasar dan permukaan bak
yang dapat menyebabkan gangguan pada system pemompaan.

e. Unit Filtrasi ( RSF& GAC )


1) Fungsi
▪ Unit Filtrasi berfungsi menyaring padatan partikulat yang
terdapat di dalam effluent Aerobic,
▪ Unit filtrasi terdiri dari Rapid Sand Filter & Granular Activated
Carbon ( GAC ) merupakan tangki filter bertekanan sehingga
didalam operasionalnya akan menggunakan system pemompaan.
▪ Spesifikasi tangki rapid sand filter (RSF) & granular
activated carbon (GAC)
Type : SAND FILTER
Dimensi : Diameter 500 mm dan tinggi 1500 mm
Kapasitas : maks 20 m³/ jam
Pressure : Maks 6 Bar
Material : Fiberglass
Operation : Manual Backwashing system
Media : Silica sand (lokal)
Tangki GAC
Type : GAC
Dimensi : Diameter 500 mm dan tinggi 1500 mm
Kapasitas : Maks 20 m³/jam

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 39


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Pressure : Maks 6 Bar
Material : Fiberglass
Media : GAC (lokal).

2) Operasional
Pengoperasian Rapid Sand Filter :
Pengoperasian Rapid Sand Filter dibagi ke dalam 3 sistem utama,
yaitu operasional normal, Operasional backwash dan operasional
Surface Wash. Dalam pengoperasiannya, operator cukup melakukan
buka tutup pada valve yang terdapat pada tangki Filter. dapat
dilihat Gambar 1.
3) Pemeliharaan
▪ Penggantian Media Rapid Sand Filter (RSF). Penggantian Media
RSF dilakukan setiap 3-6 bulan sekali atau sesuai dengan
kebutuhan. Penggantian media dapat dilakukan melalui flange
yang terletak disamping tangki filter.
▪ Penggantian Media Granular Activated Carbon (GAC).
Penggantian media filter (carbon aktif) dilakukan setiap 3-6 bulan
sekali, dimana hanya 20% - 30% media terbawah yang terdapat
didalam tabung filter yang diganti. Penggantian media dapat
dilakukan melalui flange yang terletak disamping tangki filter.

f. Unit Desinfeksi (khlorinasi)


1) Fungsi
▪ Tangki Pelarut Khlorin, berfungsi untuk melarutkan kaporit dan
membubuhkannya ke bak kontak khorin.
▪ Bak kontak kholrin, berfungsi sebagai tempat kontak antara
larutan khorin dan air limbah.
2) Operasional
Persiapan larutan khlorin untuk proses desinfeksi :
▪ Larutkan ½ khlorin tablet dalam bak pelarut khlorin,

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 40


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
▪ Atur bukaan keran menuju Bak kontak khlorin agar larutan cukup
habis dalam selama 2 hari.
3) Pemeliharaan
▪ Bersihkan sampah baik yang tertampung maupun mengendap
pada bak ini. Kontrol bersamaan dengan pembersihan bak
penampung awal (2 minggu sekali),
▪ Dilakukan Kontrol pada larutan klorin agar proses klorinasi dapat
berjalan dengan baik.

g. Unit Sludge Drying Bed


1) Fungsi
▪ Unit SBD berfungsi untuk mengeringkan lumpur hasil samping dari
proses dalam tanki aerasi,
▪ Proses pengeringan lumpur dilakukan dengan memisahkan air dari
lumpur (filtrasi) dan pengeringan dengan panas matahari.
2) Operasional
▪ Unit ini termasuk free maintenance, dalam artian dapat bekerja
sendiri tanpa bantuan operator,
▪ Tebal lumpur dalam bak SDB tidak boleh melebihi 10 cm dari
permukaan pasir dalam bak untuk mempermudah pengeringan oleh
matahari,
▪ Proses pengeringan lumpur dapat berlangsung 5-10 hari tergantung
keadaan cuaca dan curah hujan,
▪ Setelah lumpur kering, dilakukan pengambilan lumpur oleh operator
dengan peralatan sekop atau cangkul sampai batas dasar
permukaan pasir dari SDB,
▪ Lumpur kering dari SDB dapat dijadikan bahan urugan atau
dijadikan pupuk tanaman di sekitar Rumah Sakit,
▪ Unit SDB dilengkapi dengan pompa filtrat yang bekerja secara
manual. Secara berkala pompa ini dinyalakan oleh operator untuk
mengalirkan filtrat menuju bak equalisasi.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 41


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
3) Pemeliharaan
▪ Bersihkan sampah dan semak – semak yang terkadang tumbuh
pada bak SDB,
▪ Kontrol lapisan filter pasir, jika perlu tambahkan pasir jika ikut
terbuang bersamaan dengan pembuangan lumpur kering.

h. Sop Unit Mechanical & Rlectrical IPAL


1) Operasional
Untuk semua MCB pada panel posisikan ke mode ON.
(a) Pompa inlet (equalisasi) dan pompa resirkulasi lumpur
(1) Pengoperasian secara Automatis
▪ Posisikan selector switch ke Auto,
▪ Setting Time Switch dan disesuaikan dengan yang
dikehendaki.
(2) Pengoperasian secara Manual
▪ Posisikan selector switch ke Manual,
▪ Tekan push button ON (Hijau) untuk menjalankan pompa,
▪ Tekan push button OFF (merah) untuk menghentikan
pompa.
(b) Blower
(1) Pengoperasian secara Automatis
▪ Posisikan semua selector switch Blower (Blower 1 dan 2) ke
Auto,
▪ Setting Time Switch dan disesuaikan dengan yang
dikehendaki
(2) Pengoperasian secara Manual
▪ Posisikan selector switch ke Manual,
▪ Tekan push button ON (Hijau) untuk menjalankan blower,
▪ Tekan push button OFF (Merah) untuk menghentikan
blower.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 42


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2) Maintenance
(a) Pompa
▪ Lakukan pembersihan saringan dan impeller secara berkala,
minimal 1 bulan sekali,
▪ Lakukan pemeriksaan Baut + Mur secara berkala, minimal 1
bulan sekali.
(b) Blower
▪ Lakukan pemeriksaan Baut + Mur secara berkala, minimal 1
bulan sekali,
▪ Lakukan pemeriksaan Van Belt secara berkala, minimal 1
bulan sekali,
▪ Lakukan penggantian oli setiap 6 bulan sekali sesuai dengan
takaran yang dibutuhkan dengan menggunakan Oli SAE 40.

3) Troubleshooting
(a) Mixer
▪ Apabila motor bekerja, namun agitator berhenti maka
lakukan pemeriksaan pada copel as motor dengan as
agitator,
▪ Apabila motor bekerja, namun tiba – tiba berhenti maka: (1)
lakukan pemeriksaan pada impeller agitator, (2) lakukan
pemeriksaan pada indicator trip pada panel kemudian
reset pada overload, (3) lakukan pemeriksaan pada
tegangan listrik yang masuk, apakah telah terpasang pada
tegangan yang telah ditentukan sebelumnya, dan (4)
lakukan pengukuran resistan pada kumparan motor pompa

(b) Pompa : Pompa Equalisasi dan Pompa Resirkulasi


Lumpur
▪ Apabila pompa bekerja, namun air tidak keluar : (1)
lakukan pemeriksaan pada pipa instalasi, apabila ada
material yang menyumbat sehingga menyebabkan saluran

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 43


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
buntu segera dibersihkan, dan (2) lakukan pemeriksaan
pada impeller pompa, apabila ada material yang
menyumbat segera dibersihkan.
▪ Apabila pompa bekerja, namun tiba – tiba mati : (1)
lakukan pemeriksaan pada tegangan listrik yang masuk,
apakah telah terpasang pada tegangan yang telah
ditentukan sebelumnya, (2) lakukan pemeriksaan pada
indicator trip pada panel, kemudian lakukan reset pada
overload, dan (3) lakukan pengukuran resistan pada
kumparan motor pompa.
(c) Root Blower
▪ Apabila blower bekerja, namun udara tidak keluar : (1)
lakukan pemeriksaan pada pipa instalasi, kemungkinan
tersumbat, (2) lakukan pemeriksaan pada impeller blower.
▪ Apabila blower bekerja, namun tiba – tiba mati: (1)
lakukan pemeriksaan pada tegangan listrik yang masuk,
apakah telah terpasang pada tegangan yang telah
ditentukan sebelumnya, (2) lakukan pemeriksaan pada
indicator trip pada panel, kemudian lakukan reset pada
overload, (3) Lakukan pemeriksaan pada van belt,
mungkin putus, (4) lakukan pemeriksaan pada motor.

3. Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada tahap konstruksi


dan Operasional sesuai dengan SOP pada tahapan masing-masing.
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Pasal 13 “Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan”. Serta merujuk pada Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 87 “Setiap

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 44


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
perusahaan wajib menerapkan system manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan system manajemen perusahaan”.

Komponen K3 yang perlu diperhatikan :

▪ Alat Pelindung Diri/APD (Helm, sepatu, masker, sarung tangan,


kacamata, pengaman, body protector, rompi, safety belt dll) tersedia
dengan cukup dan kondisi baik sesuai jenis pekerjaaannya;

▪ Perlengkapan K3 (bendera K3, spanduk, papan info K3, Rambu, berikade,


APAR, obat-obatan P3K, poster, segitiga pengaman, jas hujan, lampu
malam hari dll) tersedia dengan cukup dan kondisi baik sesuai jenis
pekerjaannya;

▪ Alat bantu kerja (perancah, tangga, pesawat angkat angkut, alat berat
dll) dalam keadaan aman dan siap pakai;

▪ Peralatan kerja (mesin, perkakas) dalam keadaan baik dan aman;

▪ Mobilisasi alat berat, pastikan sesuai ketentuan dan aman bagi


lingkungan;

▪ Safety plant dan Identifikasi bahaya yang dibuat oleh kontraktor


termasuk safety morning;

▪ Barak, sanitasi dan air minum pekerja yang hiegienis, aman dan sehat;

▪ Pembayaran premi jamsostek;

▪ Penanggung emergency (no. tlp, sisdur dll);

Pola pelaksanaan (SOP, Aturan, pedoman)

▪ Menerapkan standarisasi kerja yang telah digunakan secara resmi;

▪ Melakukan pengawasan dengan baik;

▪ Memasang tanda-tanda peringatan;

▪ Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada pekerja.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 45


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
4. Pengelolaan Air Hujan/Drainase

Dalam rangka menata aliran air hujan di lingkungan RS PKU


Muhammadiyah Surakarta ini maka akan dibangun sistem jaringan
drainase. Saluran dari atas dengan lubang roof drain (RD) dibeberapa titik
sekitar atap gedung dan lantai 6 diberi jaringan pipa ke bawah.

Pada jaringan pipa air hujan tersebut jadi satu kesatuan dengan sistem
drainase secara horisontal. Pada perencanaan sistem jaringan drainase ini
dialirkan pada sumur resapan sebanyak 6 (enam) unit dengan kapasitas ±
10 m3 yang digunakan untuk kebutuhan air peralatan proteksi bahaya
kebakaran dan sebagian air ini digunakan untuk recycle of roof water tank.

5. Sistem Proteksi Kebakaran

Pengelolaan terhadap adanya kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran


akibat Konstruksi dan Operasional RS PKU Muhammadiyah Surakarta akan
dilakukan dengan pemasangan alat-alat proteksi kebakaran dan upaya
pelatihan karyawan dengan perincian antara lain sebagai berikut :

▪ Penyediaan bak tandon air dan hydrant dengan ukuran 75 m3 telah

ada di PKU

▪ APAR, yang akan dipasang pada setiap program ruang yang ada
untuk masing-masing ruang dan bangunan lainnya,

▪ Sprinkler kebakaran, yang akan pecah memancarkan air secara


otomatis apabila terkena suhu panas dan akan membunyikan alarm
kebakaran sebagai indikasi adanya kebakaran di setiap ruang
Rumah Sakit , serta tempat–tempat tertentu,

▪ Instalasi Penyalur Petir,

▪ Tangga darurat kebakaran,

▪ Rambu dan petunjuk tentang keberadaan pintu dan tangga darurat,


alat pemadam serta tanda larangan untuk menempatkan barang
didepan pintu dan tangga darurat secara jelas,

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 46


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
▪ Pelatihan khusus untuk antisipasi kebakaran, sehingga terdapat
tenaga yang profesional dalam pengelolaan bahaya kebakaran.

Peralatan, jumlah dan tata letak instalasi kebakaran akan mengikuti


Rekomendasi dari Dinas terkait Kota Surakarta.

6. Lalu Lintas dan Perparkiran

Pengelolaan terhadap lalu lintas dan perparkiran akibat konstruksi dan


Operasional RS PKU Muhammadiyah Surakarta telah disusun dokumen
Andal Lalu Lintas. Sebagaimana diatur dalam Undang - Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan, pasal 99 dan 100.

Pada pasal 99 ayat 1 (satu) berbunyi, setiap rencana pembangunan pusat


kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan
gangguan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, wajib dilakukan
analisis dampak lingkungan.

Pengelolaan dampak lalu lintas dan perparkiran ini mengacu pada


rekomendasi analisis dampak lalu lintas (andallalin).

7. Rencana Pengelolaan Tenaga Kerja

Rencana pengelolaan yang telah dipersiapkan adalah: penerimaan tenaga


kerja lokal untuk rencana pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakartaakan dilakukan secara transparan dan
berkoordinasi dengan pemerintah Kelurahan Timuran, Perwakilan
Kecamatan Banjarsari. Penerimaan tenaga kerja disesuaikan dengan
peraturan perundangan yang berlaku, serta dilakukan atas dasar
kesepakatan kerja bersama antara pekerja dengan pemrakarsa atau
kontraktor, mengutamakan K-3 dan efisiensi waktu dan alat sehingga
dapat dicapai produktivitas kerja yang maksimal.

2.1.3.5. Alternatif-alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL

Dalam Studi AMDAL Pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah


Surakarta tidak ada alternatif lokasi, proses produksi, desain atau layout PKU
selain yang tercamtum dalam uraian sub bab ini. Alternatif yang akan dikaji

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 47


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
antara lain rute alternatif pengangkutan alat dan bahan material selama tahap
konstruksi.

Berdasarkan alternatif-alternatif tersebut, telah diusahakan dengan


pertimbangan lingkungan yang diintegrasikan dalam proses pemilihan alternatif
selain teknis dan ekonomis. Pengambilan keputusan dalam penetapan alternatif
tersebut mempertimbangkan dan menerapkan prinsip pencegahan perusakan
dan pencemaran dalam usaha pengelolaan lingkungan hidup.

2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup

Rona lingkungan hidup awal menggambarkan kondisi lingkungan di rencana tapak


proyek dan sekitarnya. Data-data rona lingkungan hidup awal sangat bermanfaat
untuk memprediksikan perubahan kondisi lingkungan setelah proyek berlangsung,
sehingga dapat memprakirakan dampak yang diakibatkan oleh kegiatan.

Data rona lingkungan hidup awal berupa data primer maupun data sekunder. Data
primer diperoleh dengan observasi, wawancara, pengukuran langsung di lapangan
serta dari hasil analisis laboratorium. Data sekunder dikumpulkan dari studi
literatur/ pustaka serta data dari instansi terkait. Adapun rona lingkungan hidup
awal yang akan ditelaah akan disampaikan berikut ini.

2.2.1 Komponen Fisik Kimia

2.2.3.1 Kondisi Iklim

Untuk mengetahui tipe iklim lokasi rencana kegiatan menggunakan data sekunder
dari Statiun Pengamatan Cuaca di Bandar Udara Adi Soemarmo Boyolali dan Statiun
PSDA di Surakarta dengan pertimbangan: (1) lokasi berdekatan jarak, (2) terdapat
pada bentangalam yang sama, dan (3) data cukup lengkap. Data iklim yang
dideskripsikan meliputi: curah hujan, suhu udara, kecepatan angin, arah angin,
radiasi surya dan evaporasi.

a. Suhu Udara

Suhu udara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suhu udara rata-rata
harian yang diamati pada stasiun pengamatan Bandar Udara Adi Soemarmo

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 48


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Boyolali. Data suhu selama periode waktu sepuluh tahun (tahun 2002 –
2011) dapat dilihat pada Tabel 2.15.

Tabel 2.16. Suhu Udara di Rencana Lokasi Studi Tahun 2002-2011


Rerata Suhu Udara (0C) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Januari 26,5 26,3 26,3 26,6 25,7 27,2 26,2 25,5 25,8 25,8 26,19
Februari 25,7 26 25,8 26,4 26,3 26,3 25,5 25,4 26,7 25,7 25,98
Maret 26,6 27,6 26,3 27,6 26,5 26,4 25,9 26,9 27 26 26,68
April 26,8 28,7 27,7 27,1 26,3 26,7 26,8 27,2 27 26,3 27,06
Mei 27,5 27 27,4 27,4 25,6 27,2 26,7 26,8 27,2 26,7 26,95
Juni 26,9 26,5 26 27,1 26,3 26,7 24,7 24,9 27,2 26,2 26,25
Juli 26,4 25,9 26,7 26,6 25,7 26,2 25,9 26,4 27,1 26,2 26,31
Agustus 26,1 26 26,3 26,5 25,7 24,8 26,8 26,3 28,8 25,3 26,26
September 27 27,6 27,6 27,5 26,4 26,9 27,9 28,4 27,4 27,1 27,38
Oktober 28,4 27,8 28,2 27,8 28,3 28,1 27,5 28,6 27,1 27,7 27,95
November 28,3 27,5 27,8 27,9 28,5 27,1 26,6 27,9 27,3 26,9 27,58
Desember 27,2 26,6 26,5 25,9 26,6 26,4 25,4 27,5 27,4 26,1 26,56
Rerata 26,95 26,96 26,88 27,03 26,49 26,67 26,33 26,82 27,17 26,33 26,76
Sumber : Statiun Pengamatan Bandara Adi Soemarmo Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa suhu udara rerata bulanan di
lokasi tapak proyek antara 25,98°C – 27,95°C, dimana rerata suhu udara
terendah terjadi pada Bulan Februari dan tertinggi terjadi pada Bulan
Oktober sedangkan rerata tahunan antara 26,33°C – 27,17°C, Distribusi
pada setiap bulannya dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 49


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Gambar 2.11. Rerata Suhu Udara pada Tahun 2002-2011 di Rencana


Tapak Proyek

b. Curah Hujan

Selain ditentukan oleh tinggi rendahnya suhu udara, iklim suatu daerah
ditentukan juga oleh curah hujan. Adapun keadaan curah hujan pada
rencana kegiatan selama periode waktu sepuluh tahun (tahun 2002 – 2011)
secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.17. Rerata Curah Hujan (mm) di Rencana Kegiatan Tahun 2002-
2011
Rerata Curah Hujan (mm) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Januari 275.2 10.4 17.1 426.1 106.7 78.9 221.0 551.0 566.0 382.7 263.51
Februari 484.5 14.4 218.9 391.0 595.0 595.0 242.0 735.0 398.4 348.5 402.27
Maret 262.7 8.0 309.4 391.0 407.4 305.1 470.8 202.0 318.9 382.0 305.73
April 230.3 2.9 114.0 576.0 464.0 452.0 168.0 230.0 316.5 459.7 301.34
Mei 1.6 3.0 86.2 84.0 462.0 67.0 42.6 265.3 13.0 177.8 120.25
Juni 1.3 1.3 11.0 163.0 0.0 22.1 0.0 184.0 94.4 10.5 48.76
Juli 0.3 23.2 23.2 292.0 0.0 0.0 0.0 0.0 14.6 10.8 36.41
Agustus 0.03 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 121.8 0.0 12.19
September 0.0 0.2 8.4 225.0 0.0 25.0 0.0 0.0 296.0 0.0 55.46
Oktober 6.7 3.4 78.8 235.0 0.0 126.4 22.0 1.2 273.0 144.9 89.14
November 1.8 5.2 560.4 481.7 116.2 112.4 9.0 8.0 204.1 210.0 170.88
Desember 11.2 74.2 435.4 102.58 273.9 487.8 303.0 2.0 400.4 324.0 241.448

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 50


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Rerata Curah Hujan (mm) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Rerata Tahunan 106.30 12.19 155.23 280.62 202.10 189.31 123.20 181.54 251.43 204.24 170.62
Bln Basah 4 - 5 10 7 6 5 6 9 8 6.0
Bln Lembab - 1 2 1 - 2 - - 1 - 0.7
Bln Kering 8 11 5 1 5 4 7 6 2 4 5.3
Sumber : Statiun Pengamatan Bandara Adi Soemarmo Tahun 2012

Berdasarkan pada tabel tersebut curah hujan rerata bulanan tertinggi,


terjadi pada Bulan Februari sebesar 402,27 mm dan curah hujan terendah
terjadi pada Bulan Agustus dengan curah hujan sebesar 12,19 mm. Dilihat
dari distribusi rerata tahunan maka curah hujan tertinggi 280,62 mm/bulan
yang yang terjadi pada Tahun 2005 dan curah hujan rerata terendah 12,19
mm/bulan terjadi pada tahun 2003. Distribusi hujan rata-rata setiap bulan
dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12. Curah Hujan Rerata (mm) di Rencana Kegiatan Tahun 2002
- 2011

Berdasarkan pada suhu rata-rata bulanan maupun tahunan dan curah


hujan dengan mengacu pada pedoman pembagian iklim menurut Koppen
sehingga rencana lokasi kegiatan beriklim Tropis (iklim A) karena tipe Iklim
A (Tropis) mempunyai sifat:

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 51


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1) Suhu bulan terdingin lebih besar dari 18oC

2) Curah hujan tahunan lebih dari atau sama dengan 20 kali suhu udara
rata-rata tahunan, apabila hujan lebih banyak jatuh pada musim
dingin atau P lebih dari atau sama dengan 206,

3) P  20 (t + 14) apabila hujan jatuh pada bulan panas

Sedangkan berdasarkan data pada tabel curah hujan dapat diketahui


bahwa rata-rata curah hujan tahunan daerah penelitian sebesar 170,62
mm/bulan dengan rata-rata curah hujan bulan terkering sebesar 12,19 mm
jatuh pada bulan Agustus maka daerah penelitian termasuk dalam iklim Aw,

Berdasarkan data curah hujan bulanan selama minimal 10 tahun, Schmidt


dan Ferguson menggolongkan bulan menjadi bulan kering, bulan lembab
dan bulan basah dengan kriteria sebagai berikut : (Handoko, 1995: 168)

1) Bulan kering (BK) : bulan dengan curah hujan < 60 mm,


2) Bulan lembab (BL) : bulan dengan curah hujan 60 – 100 mm,
3) Bulan basah (BB) : bulan dengan curah hujan > 100 mm,

Penentuan tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson tersebut


dinyatakan dengan nilai “quotient” (Q) yang merupakan perbandingan
rerata bulan kering dan rerata bulan basah.

Berdasarkan hasil tabel curah hujan maka dapat ditentukan bahwa rata-rata
bulan kering selama 10 tahun (Tahun 2002 – 2011) adalah 5,3 sedangkan
rerata bulan basah sebesar 6,0 sehingga nilai Q = 0,88. Selanjutnya
Schmidt dan Ferguson menentukan tipe curah hujan berdasarkan nilai Q
seperti yang terangkum pada tabel berikut.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 52


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Tabel 2.18. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson
Tipe CH Nilai Q Sifat
A 0 < Q < 0,143 Sangat basah
B 0,143 < Q < 0,333 Basah
C 0,333 < Q < 0,666 Agak basah
D 0,666 < Q < 1,000 Sedang
E 1,000 < Q < 1,670 Agak kering
F 1,670 < Q < 3,000 Kering
G 3,000 < Q < 7,000 Sangat kering
H 7,000 < Q ~ Luar biasa kering

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa secara umum lokasi tapak


proyek mempunyai tipe curah hujan D (sedang).

c. Arah dan Kecepatan Angin

Arah dan kecepatan angin sangat menentukan persebaran dampak


khususnya yang berkaitan dengan media udara. Kecepatan angin yang ada
di tapak proyek dapat dilihat pada Tabel 2.18 sebagai berikut.

Tabel 2.19. Rerata Kecepatan Angin di Rencana Tapak Proyek Tahun


2002-2011
Rerata Kecepatan Angin (Knot) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Januari 7 4 4 7 3 5 3 1 1 4 3.9
Februari 3 4 4 5 5 5 2 3 3 3 3.7
Maret 4 6 5 4 4 6 4 5 4 4 4.6
April 6 6 3 6 4 2 5 4 5 5 4.6
Mei 5 5 5 3 4 3 5 2 5 4 4.1
Juni 7 2 6 4 5 3 5 2 5 6 4.5
Juli 6 7 7 5 4 3 5 5 6 5 5.3
Agustus 6 8 8 5 4 7 5 5 5 6 5.9
September 6 8 8 6 7 9 7 8 5 8 7.2
Oktober 6 7 9 6 7 8 5 6 7 7 6.8
November 6 7 7 6 7 7 4 5 5 5 5.9
Desember 5 6 8 4 3 2 5 6 5 6 5.0
Rerata
5.60 5.83 6.17 5.08 4.75 5.00 4.58 4.33 4.67 5.25 5.13
Tahunan
Sumber: Landasan Udara Bandara Adi Soemarmo Tahun 2012

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 53


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kecepatan angin rerata di
lokasi sebesar 5,13 knot, kecepatan tertinggi terjadi pada Bulan September
7,2 knot dan kecepatan terendah terjadi pada Bulan Februari 3,7 knot.

Gambar 2.13. Rerata Kecepatan Angin di Rencana Kegiatan Tahun 2002-


2011
Arah angin yang bertiup di lokasi rencana kegiatan pada umumnya
mengarah dari kawasan barat laut - timur laut menuju ke tenggara - barat
daya antara 150°-249°. Adapun arah angin secara rerata bulanan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.20. Rerata Arah Angin di Rencana Tapak Proyek Tahun 2002-
2011
Rerata Arah Angin (0) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Januari 360 240 360 180 240 180 180 30 360 360 249
Februari 360 360 360 180 180 30 30 30 30 360 192
Maret 30 360 180 180 180 120 120 30 120 180 150
April 30 240 180 180 180 30 360 180 180 180 174
Mei 30 240 180 180 180 30 180 120 180 180 150
Juni 240 0 180 180 240 30 210 30 180 180 147
Juli 240 210 180 180 180 120 180 180 180 180 183
Agustus 240 240 180 180 180 180 180 180 180 180 192
September 240 240 180 180 180 210 210 180 210 210 204
Oktober 240 240 180 180 180 210 180 180 180 210 198
November 240 180 180 180 240 210 180 180 180 180 195
Desember 240 180 180 180 180 30 180 210 360 180 192
Rerata Tahunan 207.50 227.50 210.00 180.00 195.00 115.00 182.50 127.50 195.00 215.00 185.50
Sumber : Landasan Udara Bandara Adi Soemarmo Tahun 2012

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 54


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Gambar 2.14. Wine Rose di Rencana Lokasi Kegiatan

d. Radiasi Surya

Radiasi surya matahari menggambarkan lamanya (%) matahari bersinar


yang dapat diterima di permukaan bumi. Besarnya radiasi yang diterima
oleh permukaan bumi mempengaruhi besar kecilnya evapotranspirasi,
Semakin lama radiasi matahari diterima oleh permukaan bumi maka
semakin besar terjadinya evapotranspirasi. Besarnya radiasi yang diterima
di lokasi rencana kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.21. Rerata Radiasi Matahari (%) di Lokasi Rencana Kegiatan


2002-2011
Rerata Radiasi Matahari (%) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Januari 4.16 5.4 4.46 5.34 3.29 6.11 - - 4.52 2.12 4.43
Februari 1.41 2.48 3.37 5.15 4.3 4.3 - - 5.08 3.42 3.69
Maret 4.55 5.28 4.25 5.38 3.39 2.24 - - 6.6 4.27 4.49
April 5.28 6.34 6.55 5.24 5.26 4.33 - - 5.5 4.36 5.36

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 55


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Rerata Radiasi Matahari (%) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Mei 6.38 6.11 6.33 7.05 6.33 7.05 - - 5.23 5.54 6.25
Juni 7.56 7.28 7.05 5.56 7.53 6.05 - - 7.25 7.55 6.98
Juli 7.55 8.01 7.04 7.36 8.22 8.03 - - 5.18 7.4 7.35
Agustus 6.58 8.18 8.22 0 8.22 8.27 - - 6.1 7.48 6.63
September 7.22 7.42 8.1 8.23 10.1 - - - 5.02 7.36 7.64
Oktober 6.38 6.25 8.24 6.31 8.04 - - - 4.37 7.12 6.67
November 6.1 4.37 6.3 6.33 8.03 - - - 1.2 5.12 5.35
Desember 4 4.24 5.1 2.04 5.24 - - - 1.04 4.24 3.70
Rerata Tahunan 5.60 5.95 6.25 5.33 6.50 5.80 - - 4.76 5.50
Sumber : Landasan Udara Bandara Adi Soemarmo Tahun 2012

Gambar 2.15. Radiasi Matahari (%) di Lokasi Rencana Kegiatan Tahun


2002-2011

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa radiasi matahari selama sepuluh


tahun terakhir antara 3,69 % - 7,64 %, besar terjadi pada bulan September
dan terkecil pada Februari.

e. Evaporasi

Penguapan (evaporasi) menunjukkan besarnya kehilangan air dari badan


air yang berubah menjadi uap air. Besarnya evaporasi yang terjadi di

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 56


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
rencana kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Semakin besar
terjadi evaporasi maka potensi terjadinya kekeringan semakin tinggi.

Tabel 2.22. Evaporasi (mm) di Rencana Lokasi Tapak Proyek Tahun


2001-2010
Rerata Evaporasi (mm) pada Tahun : Rerata
Bulan
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Bulanan
Januari 0.10 2.71 4.32 2.65 5.52 3.48 3.97 3.29 3.26
Februari 5.71 3.14 3.62 3.83 2.93 2.59 2.82 2.93 3.45
Maret 5.32 4.81 4.61 4.03 3.23 3.45 4.87 3.58 4.24
April 7.00 6.80 8.43 3.87 3.23 4.23 4.40 3.90 5.23
Mei 4.68 4.90 6.26 4.48 4.35 6.00 4.87 3.68 4.90
Juni 5.00 4.37 3.77 5.47 5.23 5.93 5.03 5.30 5.01
Juli 5.61 4.71 4.81 6.13 6.23 5.87 6.19 4.71 5.53
Agustus 6.45 7.19 5.16 6.48 6.32 6.19 6.58 5.81 6.27
September 8.23 0.00 6.57 7.60 6.57 6.23 6.47 3.63 5.66
Oktober 7.68 0.00 6.00 7.16 6.52 4.90 6.03 2.29 5.07
November 3.73 0.00 5.23 6.27 4.80 3.43 4.47 4.37 4.04
Desember 0.81 0.00 3.32 4.35 3.90 4.77 5.74 3.61 3.31
Rerata Tahunan 5.03 4.83 5.18 5.19 4.90 4.76 5.12 3.92 4.87
Sumber : Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa selama delapan tahun


terakhir paling tinggi proses evaporasi terjadi pada Tahun 2006 sebesar 5,19
mm/bulan, dan terendah 3,92 mm/bulan terjadi pada Tahun 2010. Evaporasi
rerata bulanan paling tinggi terjadi pada Bulan Agustus sebesar 6,27 mm/bulan
dan terendah terjadi pada Bulan Desember sebesar 3,31 mm/bulan. Perbandingan
evaporasi setiap bulannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 57


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Gambar 2.16. Evaporasi (mm) di Rencana Kegiatan Tahun 2002 – 2010

Berdasarkan pada uraian kondisi iklim tersebut di atas maka dapat


disimpulkan:

1) Kepentingan proyek terhadap parameter iklim mempunyai skala tidak


penting (skala 2), karena kegiatan tersebut tidak mempengaruhi iklim
makro, hanya berpengaruh secara sangat kecil terhadap iklim mikro
pada parameter suhu dan kelembaban.

2) Skala kualitas lingkungan hidup pada kondisi rona awal, seperti pada
tabel di bawah ini.

Tabel 2.23. Nilai dan Rentangan Kondisi Iklim


Nilai Parameter dan Nilai Rentangan
No. Komponen Lingkungan
Nilai Parameter Nilai Rentangan (*)
1. Suhu (⁰ C) 26,76 5
2. Curah hujan (mm) 1.706 3
3. Kecepatan angin (km/jam) 9,24 5
4. Jumlah bulan kering 5,3 2
5. Jumlah bulan basah 6,0 4
6. Tipe curah hujan D 2
Keterangan Nilai dan Rentangan (*):
1 = sangat buruk 3= sedang 5= sangat baik
2 = buruk 4= baik

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 58


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
3) Kepekaan terhadap pengelolaan yang berkaitan dengan iklim sangat
tidak peka (skala 1) karena untuk melakukan modifikasi iklim tidak
dapat dilakukan.

2.2.3.2 Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan

Kualitas udara dan tingkat kebisingan di wilayah RS PKU Muhammadiyah


Surakarta Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta baru akan dilakukan pengukuran setelah Kerangka
Acuan ANDAL disetujui oleh Komisi penilai AMDAL Kota Surakarta. Tetapi untuk
mengetahui gambaran awal kualitas udara dan tingkat kebisingan di sekitar
lokasi rencana pengembangan dapat menggunakan analog hasil pengukuran
dari rencana Pembangunan Solo Paragon Surakarta yang berada di Jalan
Yosodipuro No.133, Surakarta, Kelurahan Mangkubumen Kecamatan
Banjarsari dan Kelurahan Penumping Kecamatan Laweyan Kota Surakarta,
yang berada di sebelah barat laut RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Dari pengukuran dan analisis laboratorium pada Bulan Februari 2012, maka
kualitas udara di rencana Pembangunan Solo Paragon Surakarta dapat
disampaikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.24. Kualitas Udara Ambien Solo Paragon

Nomor Urut 1 2 3 4 5
Lokasi Dalam Utara Barat Selatan Timur Baku
Lokasi Mutu*
Nomor Laboratorium 15/KU/2012 16/KU/2012 17/KU/2012 18/KU/2012 19/KU/2012
Jam Pengukuran 09.20 WIB 10.27 WIB 11.31 WIB 12.35 WIB 13.40 WIB
Parameter Satuan
Suhu o C 31.5 36.7 33.5 32.4 31.8 -
Kebisingan dBA 64.1 72.6 65.8 63.2 67.9 70**
Kelembaban % 69.1 44.2 55.0 60.0 63.0 -
Kecepatan Angin m/s 0.9 0.8 1.2 2.1 0.6 -
Arah Angin - Barat Daya Tenggara Selatan Selatan Selatan -
Partikulat µg/m3 15.43 83.34 16.86 16.32 41.35 150
Karbon monoksida ( µg/m3 2576 6069 4580 3664 4924 15.000
CO)
Sulfur Dioksida (SO2) µg/m3 ≤ 26.2 52.40 26.2 26.20 39.30 632
Nitrogen Dioksida (NO2) µg/m3 ≤ 18.81 37.62 18.81 18.81 28.22 316
Sumber : Data Primer, Februari 2012

Keterangan :
• *) Baku mutu menurut SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2000, tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 59


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
• **) Baku mutu menurut Kep.48/Men.LH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
• Hasil uji merupakan hasil analisis laboratorium Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM
• LOD SO2 = 0,01 ppm, LOD NO2 = 0,01 ppm

Dari hasil analisis pada tabel diatas, ada satu parameter yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan, yaitu tingkat kebisingan di sebelah utara Solo
Paragon. Tingginya tingkat kebisingan bukan berasal dari kegiatan operasional
Solo Paragon melainkan juga dari faktor lain yaitu berdekatan dengan jalan
raya.

Berdasarkan pada uraian kondisi kualitas udara dan kebisingan tersebut di atas
maka dapat disimpulkan:

a. Kepentingan proyek terhadap parameter kebisingan dan kualitas mempunyai


skala sedang (skala 3), karena dapat menganggu kenyamanan bertempat
tinggal.

b. Kepekaan terhadap pengelolaan yang berkaitan dengan kebisingan dan


kualitas udara sedang (skala 3) karena dapat dilakukan pengelolaan secara
intensif.

2.2.3.3 Kualitas Air

Daerah sekitar RS PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04


RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari, mempunyai kondisi yang tidak
jauh berbeda dengan Solo Paragon. Pada daerah tersebut sebagian besar
berupa pemukiman, pertokoan dan jalan raya dengan sebagian kecil di
antaranya berupa ruang terbuka yang ditumbuhi semak belukar. Selain area
terbuka tersebut, sebagian besar permukaan tanah digunakan sebagai lahan
bangunan dan jalan beraspal yang kedap air. Dengan demikian air hujan akan
mengalir sebagai air permukaan melalui selokan, saluran drainase ataupun
badan air lainnya.

Dari pengukuran dan analisis laboratorium terhadap kualitas air tanah dan air
permukaan Solo Paragon pada tahap opersional (existing) ditunjukkan pada
Tabel di bawah ini.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 60


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Tabel 2.25. Hasil Analisis Kualitas Air di Sekitar Solo Paragon

Nomor Urut 1 2
Baku Mutu Air
Nomor Pengirim Sumur Sumur Permenkes
Selatan Tengah 416/MENKES/KE
Nomor Urut Laboratorium 138/LH/1 139/LH/1 S/IX/1990 Metode Uji
2 2
PARAMETER Satuan
FISIKA
TDS mg/L 1318 1055 1000 SNI 06-6989.3-2004
Kekeruhan FTU 1.46 2.06 5 SNI 06-6989.25-2005
Warna Pt.Co 25.086 5.056 15 SNI 06-6989.24-2005
KIMIA
pH - 6.96 7.26 6.5 – 8.5 SNI 06-6989.11-2004
kesadahan (CaCO3 ) mg/L 281 184 500 SNI 06-6989.12-2004
Besi total ( Fe ) mg/L 0.11 0.72 1.0 SNI 16-1127.1989
Fluorida (F) mg/L <0.001 0.2114 1.5 SNI 06-6989.29-2005
Nitrit ( N02- ) mg/L ≤0.006 ≤0.006 1.0 SNI 06-6989.9-2004
Sianida ( CN ) mg/L 0.001 0.002 0.1 SNI 06-6964.6-2003
Nitrat (NO3- ) mg/L 10 SNI 06-2480-1991
Detergen sbg MBAS µg/L 0.0934 0.2693 0.5 SNI 06-6989.51-2005
Sulfat (SO4-2) mg/L 45.78 8.62 400 SNI 06-6989.20-2009
Klorida ( Cl- ) mg/L 94 44.6 600 SNI 06-6989.19-2009
Zat Organik KMnO4 mg/L 10 SNI 06-6989.22-2004
BIOLOGI
Coliform Total MPN/100 SNI 01-2332-1991
21 4 Nihil
ml

Nomor Urut 3 4
Baku Mutu Air
Nomor Pengirim Sumur Permenkes
Outlet
Timur 416/MENKES/KE
Nomor Urut Laboratorium 140/LH/1 141/LH/1 S/IX/1990 Metode Uji
2 2
PARAMETER Satuan
FISIKA
TDS mg/L 1109 1680 1000 SNI 06-6989.3-2004
Kekeruhan FTU 0.67 17.20 5 SNI 06-6989.25-2005
Warna Pt.Co 1.825 15.736 15 SNI 06-6989.24-2005
KIMIA
pH - 7.04 6.94 6.5 – 8.5 SNI 06-6989.11-2004
kesadahan (CaCO3 ) mg/L 188 200 500 SNI 06-6989.12-2004
Besi total ( Fe ) mg/L 0.03 0.11 1.0 SNI 16-1127.1989
Fluorida (F) mg/L 0.6459 1.1881 1.5 SNI 06-6989.29-2005
Nitrit ( N02- ) mg/L ≤0.006 0.065 1.0 SNI 06-6989.9-2004
Sianida ( CN ) mg/L 0.001 0.097 0.1 SNI 06-6964.6-2003
Nitrat (NO3- ) mg/L 10 SNI 06-2480-1991
Detergen sbg MBAS µg/L <0.0001 0.185 0.5 SNI 06-6989.51-2005
Sulfat (SO4-2) mg/L 6.08 13.91 400 SNI 06-6989.20-2009

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 61


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Klorida ( Cl- ) mg/L 48.5 221 600 SNI 06-6989.19-2009
Zat Organik KMnO4 mg/L 10 SNI 06-6989.22-2004
BIOLOGI
Coliform Total MPN/100 SNI 01-2332-1991
9 ≥2400 Nihil
ml
Sumber : Data Primer, Februari 2012

Dari hasil analisis pada tabel diatas, ada beberapa parameter yang melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan, yaitu TDS di sumur selatan, sumur tengah,
sumur timur, dan outlet Solo Paragon. Tingginya yaitu 1318, 1055, 1109, 1680.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

a) Kepentingan proyek terhadap parameter kualitas air penting (skala 4),


karena kualitas air merupakan isue utama kekhawatiran warga

b) Skala kualitas lingkungan untuk komponen kualitas air baik (4), karena baik
kualitas air permukaan maupun air tanah masih berada di bawah baku
mutu

c) Kepekaan terhadap pengelolaan peka (skala 4) karena komponen kualitas


air harus dijaga dan dikelola

2.2.3.4 Geohidrologi

Untuk mengetahui kondisi geohidrologi daerah tapak proyek dan sekitarnya


maka perlu dikemukakan terlebih dahulu kondisi geologi regional daerah
Surakarta. Berdasar Peta Geologi Lembar Surakarta-Giritontro (Surono, 1994)
maka kondisi geologi daerah Surakarta secara ringkas seperti diuraikan berikut
ini.

Secara regional stratigrafi daerah Surakarta dan sekitarnya terdiri endapan


sedimen tersier, endapan vulkanik serta endapan sedimen kuarter. Endapan-
endapan tersebut terbagi dalam beberapa satuan atau formasi batuan, yang
berturut-turut dari yang berumur muda sampai yang tua adalah sebagai
berikut (Surono, 1992) :

a. Endapan Alluvial (Qa)


b. Endapan Alluvium Tua (Qt)

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 62


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
c. Formasi Batuan Gunungapi Merapi (Qvm)
d. Formasi Batuan Gunungapi Lawu (Qvl)
e. Lava

Berikut ini diuraikan berbagai macam batuan yang ada pada masing-masing
formasi berturut-turut dari formasi yang paling tua umurnya. Satuan Endapan
Gunungapi Lawu (Qvl) terdiri atas breksi volkanik, lava dan tuf, tersebar di
sebelah timur S. Bengawan Solo yang secara administrasi masuk Wilayah
Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo. Satuan Endapan Gunungapi Merapi
(Qvm) terdiri atas breksi volkanik, lava dan tuf, tersebar di sebelah barat dan
utara yang sebagian besar secara administrasi masuk Wilayah Kabupaten
Karanganyar. Di dalam satuan ini terdapat sisipan lava basalt yang tersingkap
di daerah Gondangrejo yang oleh masyarakat setempat dinamakan watuburik
karena lava tersebut adalah batuan beku basalt yang berstruktur vesikuler
(berlubang-lubang) sehingga memberi kenampakan burik (bhs.Jawa).
Endapan Aluvium Tua (Qt) terdiri atas konglomerat, batupasir, lanau dan
lempung, tersebar di daerah Surakarta bagian utara di tepi barat S. Bengawan
Solo yang secara administrasi masuk Wilayah Kecamatan Jebres. Endapan
Aluvium (Qa) terdiri atas lempung, lumpur, lanau, kerikil, kerakal dan
berangkal, tersebar di daerah Surakarta bagian tengah, selatan dan timur,
membentuk daerah dataran Kota Solo. Lokasi tapak proyek pembangunan
berada di daerah Formasi Aluvium ini.

Kota Surakarta merupakan bagian dari Cadangan Air Tanah (CAT)


Karanganyar – Boyolali. Potensi Cadangan Air Tanah (CAT) Karanganyar –
Boyolali dengan jumlah aliran air tanah bebas atau air tanah dangkal Q=1.338
juta m3/tahun dan jumlah aliran air tanah tertekan atau air tanah dalam Q=21
juta m3/tahun. Sumberdaya air ini cukup banyak apabila dibandingkan dengan
CAT lain yang ada di sekitarnya. Cekungan air tanah Kota Surakarta dan
sekitarnya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Kondisi air tanah pada Formasi Aluvium yang merupakan formasi air tanah di
bawah rencana pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta Jl. Yosodipuro, dapat diketahui melalui pengukuran menggunakan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 63


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
metode Geolistrik. Berdasarkan hasil penelitian yang permah dilakukan
Rahmat Yoga Wibowo (2012) yang mengambil titik pengukuran di depan
SMAN 1 Surakarta diperoleh hasil bahwa pendugaan airtanah dangkal berada
pada kedalaman 6 meter, sedangkan untuk airtanah dalam terletak pada
kedalaman 22 - 27 meter dengan RMS (error) sebesar 13.8%.

Stratigrafi yang terbentuk sebanyak 4 perlapisan batuan dengan nilai tahanan


jenis yang berbeda berdasarkan sayatan vertikalnya. Lapisan pertama
memiliki nilai tahanan jenis 4,43 ohm-meter dengan material berupa
batupasir, ketebalan perlapisan ini yaitu 5,5 meter. Lapisan kedua berupa
lempungberpasir dengan nilai tahanan jenis 22,32 ohm-meter. Lapisan ini
memiliki ketebalan 16,5 meter. Lapisan ketiga berupa material pasir dengan
nilai tahanan jenis 1,06 ohm-meter, lapisan ini memiliki ketebalan 6,5 meter.

Titik Sounding (SMAN 1


Pendugaan untuk potensi ditemukannya
Surakarta)
akuifer airtanah dalam terletak pada
lapisan ini dengan dugaan material berupa
pasir dan nilai Rho terendah. Lapisan
keempat memiliki nilai tahanan jenis
sebesar 262,88 ohm meter, materialnya
berupa lempung dan kerikil. Stratigrafi
digambarkan disamping ini.

Keterangan :

Gambar 2.17. Hasil Titik Sounding Geolistrik di SMAN 1 Surakarta


(Titik ini terletak pada koordinat 7˚33'53''S dan 110˚49'83”E)

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 64


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Gambar 2.18. Peta Cekungan Air Tanah Kota Surakarta

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 65


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2.2.3.5 Kondisi Jalan

Jalan Yosodipuro merupakan jalan Kelas III dengan status Jalan Kota dan
berfungsi sebagai jalan kolektor. Merupakan jalan 2 (dua) jalur 2 (dua) lajur tak
terpisah/terbagi (undivided) dengan lalu lintas bercampur (mix traffic) meskipun
tanpa kendaraan beral tetapi kendaraan tak bermotor cukup banyak sehingga
dapat dikatagorikan jalan dengan hambatan samping yang tinggi. Secara
gcometrik jalan tersebut termasuk klasifikasi jalan datar dengan lebar 8,90
meter.
Dari arah utara pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Hasanudin – Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro atau Jl. Monginsidi – Jl. Gajah
Mada – Jl. Yosodipuro.

Jalan dr. Cipto Mangunkusumo juga merupakan jalan Kelas III dengan status
Jalan Kola dan berfungsi sebagai jalan kolektor. Merupakan jalan 2 (dua) jalur 2
(dua) lajur tak terpisah/terbagi (undivided) dengan lalu lintas bercampur (mix
traffic), meskipun kendaraan berat tidak diperkenankan lewat jalan tersebut.
Keberadaan kendaraan tak bermotor cukup banyak sehingga dapat
dikatagorikan jalan dengan hambatan samping yang tinggi. Secara geometrik
jalan teiscbut termasuk klasifikasi jalan datar dengan lebar 7,0 meter.

Jalan Drenges IV/ Jalan Kadupulo III, merupakan Jalan Lingkungan dengan
lebar sekitar 2.40 meter saat ini hanya melayani kebutuhan mobilitas bagi
masyarakat yang tinggal di sebelah selatan Solo Paragon dan dominan dilewati
kendaraan roda 2 dan kendaraan tak bermotor.

Jalan Arumdalu II, meskipun merupakan Jalan Kota dengan lebar perkerasan
aspal 2.70 meter dan bahu jalan 0.9-1.8 meter. Jalan Arumdalu II mempunyai
fungsi yang spesifik yaitu jika Lapangan Kotabarat terdapat kegiatan yang
menjadikan arus kendaraan tidak bisa lewat melalui Simpang Kotabarat maka
jalan ini merupakan alternatif untuk pengalihan arus lain lintas. Saat ini jalan ini
hanya melayani mobilitas terbatas yang lebih banyak dilewati kendaraan pribadi
baik roda 4 maupun roda 2 dan kendaraan tak bermotor.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 66


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Selain jalan-jalan yang berbatasan langsung dengan PKU Muhammadiyah
tersebut, beberapa jalan yang berada di sekitar proyek yang perlu juga
mendapat perhatian adalah Jalan Yosodipura dan Gajah Mada.

Jalan Drenges III merupakan jalan kota yang berada di sebelah Selatan Solo
Paragon. Meskipun tidak berbatasan langsung dengan rencana proyek tersebut,
tetapi jalan ini akan terpengaruh langsung dengan keberadaan proyek tersebut
nantinya. Jalan Drengese III merupakan terusan jalan 1 (satu arah) dari Jalan
Ronggowarsito - Jalan Wora-Wari - Jalan Drenges III. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa jalan ini merupakan jalan penyeimbang lalu lintas ke arah
barat dari Jalan Slamet Riyadi. Jalan Drenges III merupakan jalan searah ke
Barat dengan lalu lintas bercampur (mix traffic). Jalan tersebut mempunyai
lebar jalan 4,5 meter dan secara geometrik termasuk dalam klasifikasi jalan
datar. Selain Jalan Drenges III, yang akan terpengaruh langsung dengan
keberadaan Solo Paragon adalah Jalan Muwardi yang berada di sebelah Barat.

Jalan Muwardi merupakan jalan kota dengan lebar jalan 13,00 meter. Sebagian
merupakan jalan 2 arah undivided dan sebagian di sebelah utara selelalu
bersimpangan dengan Jalan Yosodipuro baru diberikan median jalan menuju ke
persimpangan dengan jalan kereta api. Kondisi arus lalu lintas Jalan Muwardi
juga berupa lalu lintas bercampur (mix traffic) dengan klasifikasi termasuk jalan
datar.

2.2.2 Komponen Biologi

Pada saat awal rencana pembangunan, area tapak proyek yang digunakan
merupakan bangunan lama bekas rumah sakit yang lama tidak dikelola. Daerah
sekeliling tapak proyek, merupakan pemukiman penduduk, dan tepat di sebelah
utara berupa jalan yang padat lalu-lintasnya. Disepanjang tepi jalan ditumbuhi
tanaman menahun, sebagai peneduh dan pelindung terhadap fauna bercengkrama
dan berkembangbiak. Kondisi demikian memberi peluang flora dan fauna endemik
untuk tumbuh dan berkembang secara alami sesuai dengan kemapuan
adaptasinya. Di daerah tapak proyek tidak diketemukan flora dan fauna yang
bersifat langka dan perlu dilindungi, flora dan fauna yang ada pada umumnya
banyak diketemukan di daerah lain, sehingga berkurangnya atau bahkan hilangnya

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 67


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
flora dan fauna yang ada seperti pada saat existing seperti sekarang ini di kawasan
tersebut tidak akan menggangu kelestariannya.

Adapun kondisi awal untuk subkomponen biota perairan disekitar lokasi rencana
kegiatan, belum dapat digambarkan pada saat ini, mengingat pada saat
penyusunan Kerangkan Acuan ini belum melaksanakan sampling biota perairan,
sehingga kondisi keaneka-ragaman biota perairan akan diuraikan secara rinci pada
saat penyusunan dokumen ANDAL nantinya.

2.2.3 Komponen Sosial Ekonomi Budaya Dan Kesehatan

2.2.3.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk Kota Surakarta sejak Tahun 2005 – 2012 selalu mengalami


peningkatan, terbukti pada Tahun 2005 sebanyak 497.308 jiwa, menjadi
berjumlah 500.171 jiwa pada Tahun 2012, sehingga mengalami pertumbuhan
penduduk sebesar 0,08. Kecamatan Banjarsari mempunyai jumlah penduduk
yang terbesar yaitu 173.145 jiwa (34,62 %)

Secara administrasi rencana pembangunan pengembangan RS PKU


Muhammadiyah berada di Kelurahan Timuran yang merupakan bagian paling
selatan dari wilayah Kecamatan Banjarsari. Jumlah penduduk di Kecamatan
Banjarsari yang dibedakan setiap kelurahan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.26. Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kecamatan Banjarsari Tahun
2013

No. Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Sex Ratio


Laki-laki Perempuan (Jiwa) (%)
9.847
1. Mangkubumen 4.818 5.029 95.80

2. Timuran 1.403 1.529 2.982 88.85


3. Keprabon 1.564 1.726 3.290 90.61
4. Ketelan 1733 1814 3.547 9515
5. Punggawan 2123 2288 4.411 22.88
6. Kestalan 1472 1.576 3.048 93.70

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 68


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

7. Setabelan 2048 2.063 4.101 99.76


8. Gilingan 9913 10.342 20.255 95.85
9. Manahan 5043 5.600 10.905 94.73
10. Sumber 8881 90.26 17.907 98.39
11. Nusukan 15349 15.649 30.998 98.08
12. Kadipiro 26662 26.799 53.401 99.49
13. Banyuanyar 6798 68.47 13.645 9928
JUMLAH 88.069 90.328 178.397 97.50
Sumber:Kecamatan Banjarsari Dalam Angka Tahun 2014
Melihat tabel diatas bahwa dari 13 kelurahan yang ada di Kecamatan Banjarsari, maka
Kelurahan Timuran mempunyai jumlah penduduk yang paling kecil 2.982 jiwa.

2.3.1.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk suatu wilayah menunjukkan jumlah penduduk pada setiap


satuan luas, sehingga semakin padat penduduk disuatu wilayah maka semakin
besar beban suatu lahan yang harus didukung. Berikut disajikan kepadatan
penduduk tiap kecamatan di ecamatan Banjarsari dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.27. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Banjarsari

Kwilayah jumlah Penduduk luas wilayah kepadatan

Kelurahan Timuran 2.982 0,31 9,619

Kecamatan Banjarsari 178.397 14.81 12.046

Sumber : Kecamatan Banjarsari Dalam Angka Th 2014

Melihat tabel diatas, Kecamatan Banjarsari,dengan 14.81 km2 , dan dengan umlah
penduduk 178.397 jiwa. Kepadatan penduduknya Kecamatan Banjarsari 12.046 jiwa/km2,
dengan kategori sedang (10.000- 14.000 jiwa/km2. Kelurahan Timuran yang termasuk
dalam wilayah administrasi Kecamatan Banjarsari merupakan kalurahan dengan jumlah
penduduk terkecil yaitu: 2.982. jiwa. Dengan kepadatan penduduk ; 9.619 , dengan
kategori sedang.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 69


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2.3.1.3 Perkembangan Penduduk

Keadaan suatu wilayah akan bersifat dinamis yang tergambar dengan adanya
perkembangan penduduk yang berada didalamnya, sebagai mobilitas penduduk.
Adapun kondisi moblititas penduduk di Kelurahan Timuran dapat dilihat dari
penduduk datang dan penduduk pergi, yang ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.28. Perkembangan Penduduk di Kalurahan Timuran Tahun 2013.

Wilayah Datang Pergi Penambahan


(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
Kalurahan Timuran 64 76 12
Kecamatan Banjarsari 3531 3222 309
Sumber : Kecamatan Banjarsari Dalam Angka Th 2014

Memperhatikan tabel diatas mengenai perkembangan penduduk yang terjadi di Kalurahan


Timurani, perkembangan penduduknya berkurang dengan memperhatikan antara yang
datang dengan yang pindah terdapat selisih: 76 - 64 = 12 jiwa pindah.

2.3.1.4 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kondisi penduduk berdasarkan kelompok umur di suatu daerah dapat digunakan


sebagai indikator angkatan kerja dan beban tanggungan keluarga ( dependency
ratio). Kondisi kependudukan disuatu wilayah administrasi dapat dilihat dari
sebaran / komposisi penduduk yang dilihat dari jenis kelamin dan usia yang
dikelompokkan sebagi usia dewasa dan usia anak. Berikut disajikan tabel
penduduk di Kalurahan Timuran menurut dewasa dan anak sebagai berikut

Tabel 2.29. Penggolongan Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Usia


di Kelurahan Timuran Tahun 2013:
Tahun Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki Perempuan
(Jiwa)
(Jiwa) (Jiwa)

0-4 100 105 205


5-9 177 199 376

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 70


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
10-14 183 213 396
15-19 91 97 188
20-24 86 72 198
25-29 89 99 188
30-39 201 222 423
40-49 169 198 367
50-59 133 168 291
60+ 170 196 370
Sumber : Kecamatan Banjarsari Dalam Angka Th 2014

Melihat tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa penduduk usia produktif di
Kelurahan Timuran paling banyak yaiu rentang usia 25 Th sampai dengan 49 Tahun hal
ini menguntungkan sekaligus potensi sumber daya manusia yang ada di Kelurahan
Timuran.

2.3.1.5. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk disuatu wilayah akan menggambarkan kondisi


angkapartisipasi kerja penduduk dan perkonomian wilayah .Pekerjaan penduduk di
Kelurahan Timuran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.30. Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Timuran Tahun 2013

No Jenis Pekerjaan Jumlah


1 Petani Sendiri 0
2 Buruh Tani 0
3 Pemilik Usaha 61
4 Buruh Industri 132
5 Buruh Bangunan 604
6 Pedagang 178
7 Angkutan 20
8 PNS/TNI/POLRI 240
9 Pensiunan 194
10 Lain- lain 1699
Sumber : Kecamatan Banjarsari Dalam angka diolah : Th 2014.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 71


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Memperhatikan tabel diatas, maka mata pencaharian yang menonjol di Kalurahan
Timuran yaitu lain- lain sebanyak 1699 orang, disusul buruh bangunani sebanyak
604 dan paling sedikit adalah angkutansebanyak 20 orang.

2.3.1.6 Kesehatan Masyarakat


Hasil kajian pola penyakit yang didapat dari Puskesmas Penumping sebagai
parameter tingginya tingkat pajanan adalah sebagai berikut :

Dalam kajian kesehatan masyarakat, RS PKU Muhammadiyah Surakarta berada


dalam koordinasi kesehatan dua wilayah kerja Puskesmas Penumping dan
Puskesmas Manahan. Hal ini terjadi karena RS PKU Muhammadiyah yang
terakses dengan Jalan Ronggowarsito dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas
Penumping Kecamatan Laweyan, sementara yang mengakses jalan Yosodipuro
berada dalam koordinasi Puskesmas Manahan Kecamatan Banjarsari.

Kondisi kesehatan masyarakat setempat di wilayah studi dapat digambarkan dari


pola penyakit yang ada di wilayah tersebut serta adanya sarana dan prasarana
kesehatan diwilayah tersebut. Hasil kajian pola penyakit yang didapat dari
Puskesmas Penumping dan Puskesmas Manahan sebagai parameter tingginya
tingkat pajanan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.31. Komposisi 10 Besar Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas


Penumping tahun 2014.

No Kode Nama Penyakit Jumlah


1 J02 Acut pharyngitis 4002
2 J11 Influenza virus not identified 2840
3 I10 Essential (primary) hypertension 2602
4 K05 Gingivitis and periodontal diseases 1723
5 M13 Other Athritis 1654
6 J00 Acute nasopharyngitis ( ommond cold) 1604
7 M79 Other soft tissue disorder, not elsewhere classifield 1521
8 K29 Gastritis dan Duodenitis 1455
9 E11 Non insulin dependent diabetes Mellitus 871
10 L23 Allergic contact dermatitis 803
Sumber: Puskesmas Penumping,, 2014

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 72


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Tabel 2.32. Komposisi 10 Besar Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas Manahan
tahun 2014

No Kode Nama Penyakit Jumlah


1 081 Influenza bukan karena virus 3473
2 118 Myalgia (keju kemeng) 2269
3 065 Hipertensi Essential 2217
4 091 Kelainan pulpa dan jaringan periapikal 1940
5 098 Gastritis 1354
6 196 Kir Pemeriksaan Normal-sehat 1077
7 151 Observasi Febris 1032
8 110 Dermatitis Kontak Alergi 967
9 040 Non insulin dependent diabetes Mellitus 949
10 L23 Commond Cold 792
Sumber: Puskesmas Manahan,, 2014

Dari data diatas maka penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut menduduki
posisi teratas di kedua Puskesmas, baik yang disebabkan infeksi bakteri maupun
virus, ( flu bukan karena virus dan commond cold ) dan merupakan jumlah
terbanyak dari 10 besar pola penyakit; yang menunjukkan prevalensi penyakit
yang tinggi. Banyaknya kasus ISPA tersebut merupakan kontribusi dari dua hal
penting yakni tingkat kesehatan penduduk dan juga pengaruh lingkungan seperti
kerapatan rumah penduduk, kondisi kelembaban dan juga polusi baik polusi asap
kendaraan karena rata-rata warga tinggal di tepi jalan dan polusi debu jalanan.

Prevalensi yang juga penting diperhatikan adalah tingginya Hipertensi Esensial


yang menduduki peringkat tinggi kedua, hipertensi essensial merupakan kasus
meningkatnya tekanan darah seseorang tanpa penyebab yang pasti hal ini
menunjukkan aspek stress psikologis, dan diet makan menjadi dominan
mempengaruhi hipertensi essensial. Masyarakat yang hidup ditepi jalan besar
mempunyai tingkat stress psikologik yang tinggi, baik karena hiruk pikuk lalu-
lintas, kebisingan, polusi debu, polusi asap kendaraan bermotor. Dengan
demikian kondisi diatas memberi kontribusi pada tingkat kesehatan masyarakat
disana.

Di Puskesmas Manahan kasus Myalgia- keju kemeng menempati peringkat


kedua hal ini menunjukkan adanya gangguan pada otot-otot kasar yang
digunakan untuk beraktivitas, baik dalam kerja ringan seperti para pekerja

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 73


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
kantoran atau sebagai pekerja kasar; pekerja kantoran terkait dengan ergonomi
ruang kerja atau faktor lingkungan ruang kerja sementara para pekerja kasar
yang memanfaatkan aktivitas otot kasar ini dipicu oleh aktivitas bekerja yang
berlebihan melebihi daya dukung otot normal, atau kurangnya waktu pemulihan
(recovery time) yang memberikan gambaran kualitas kesehatan yang tidak begitu
baik.

Derajat kesehatan juga dapat dilihat dari karakhteristik penduduk, perilaku


kesehatan masyarakat dan juga lingkungan yang berpengaruh. Kondisi atau
derajat kesehatan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.33. Derajat Kesehatan Kota Surakarta tahun 2013

No Derajat Kesehatan Hasil Target


1 Angka Kematian Bayi 6,00 40
2 Angka Kematian Balita 6,60 58
3 Angka Kematian Maternal 5,59 150
4 Prosentase Bayi dengan BBLR 2,02 -
5 Prosentase Balita bergizi buruk 0,26 15
6 Angka Kesakitan DBD 0,60 2
7 Angka Kesakitan Pneumonia Balita 8,27 -
Sumber:Surakarta dalam angka,, 2013

Daya dukung Lingkungan kesehatan masyarakat juga dapat dilihat dari


ketersediaan pelayanan kesehatan dilingkungan tapak proyek. Adapun
ketersediaan sarana pelayanan kesehatan tersebut, seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.34. Sumberdaya Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Penumping


Kecamatan Laweyan
No Sumberdaya Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Umum 4-
2 Rumah Sakit Khusus 1
3 Praktek Dokter Umum 164
4 Praktek Dokter Spesialis 170
5 Praktek Dokter Gigi 36
6 Bidan 17
7 Perawat-Mantri -
8 Puskesmas 3
9 Puskesmas Pembantu 5
10 Klinik Kesehatan Swasta 12

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 74


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
11 Rumah Bersalin Swasta 3
12 Apotek 36
Data Sekunder, Dinas Kesehatan Surakarta 2014

Tabel 2.35. Sumberdaya Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Manahan


Kecamatan Banjarsari
No Sumberdaya Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Umum 4-
2 Rumah Sakit Khusus 0
3 Praktek Dokter Umum 197
4 Praktek Dokter Spesialis 188
5 Praktek Dokter Gigi 45
6 Dokter Gigi Spesialis 16
7 Bidan 25
8 Perawat-Mantri -
9 Puskesmas 6
10 Puskesmas Pembantu 7
11 Klinik Kesehatan Swasta 7
12 Rumah Bersalin Swasta 1
13 Apotek 59
Data Sekunder, Dinas Kesehatan Surakarta 2014

Dari data diatas ketersediaan sarana kesehatan telah tersedia dengan baik dan
diharapkan dapat menjangkau seluruh masyarakat setidaknya di wilayah kerja
Puskesmas Penumping dan Manahan.

Sementara kontribusi dan pemanfaatan sarana kesehatan sebagai tempat


berobat sebagai berikut :

Tabel 2.36. Rekapitulasi Kunjungan Pasien Puskesmas Manahan periode 01


Oktober 2014 sampai 31 Desember 2014
No Kelompok Pasien Jumlah
1. Umum 2400
2. BPJS Non BPI 2335
3. BPJS BPI 1554
4. BPJS Ketenagakerjaan 0
5. PKMS 1757
6 Gratis 0
7 LL 424
Jumlah 8470
Sumber Data : Puskesmas Manahan, 2014

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 75


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Tabel 2.37. Rekapitulasi Kunjungan Pasien Puskesmas Penumping periode 01
Oktober 2014 sampai 31 Desember 2014
No Kelompok Pasien Jumlah
1. Umum 2100
2. BPJS Kesehatan Non BPI 2078
3. BPJS Kesehatan BPI 1909
4. BPJS Ketenagakerjaan 0
5. PKMS 1374
6 Gratis 260
7 LL 117
Jumlah 7838
Sumber Data : Puskesmas Penumping, 2014
Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan kesehatan
pribadi telah baik dimana mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
terukur dan teratur. Hal kedua adalah prosentase kunjungan masyarakat
terhadap sarana kesehatan dibanding jumlah penduduk maka hampir dipastikan
sedikit kurang dari 20 %, dimana termasuk dalam skala 4, sehingga statusnya
baik.

Tabel 2.38. Komposisi 10 besar penyakit yang dilayani di Poliklinik RS


PKU Muhammadiyah Surakarta 2014

No Penyakit Jumlah
1 Kontrol post Operasi kasus Bedah 6.501
2 Kontrol post Persalinan tidak normal 5.930
3 Konsultasi tidak spesifik 5.524
4 Kontrol Post Persalinan normal 4.581
5 Fisioterapi 4.029
6 Demam - Febris 3.856
7 DM 3.335
8 Hipertensi 2.484
9 Dyspepsia-Gangguan pencernaan 2.084
10 ISPA 2.052
Data primer : Rekam Medik RS PKU Muhammadiyah, 2015

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 76


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2.3. Usaha dan/ Atau Kegiatan di Sekitar

Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan pembangunan
pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di Jl. Yosodipuro No. 57
RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
adalah:

a. Bagian Utara

▪ Jl. Yosodipuro

Jalan Yosodipuro merupakan jalan lokal 2 (dua) jalur yang menghubungkan


antara Jl. Gajah Mada dengan Jl. Dokter Moewardi. Dampak yang ditimbulkan
dengan adanya kegiatan di jalan ini adalah: (1) Kepadatan lalu lintas dan
resiko kecelakaan, (2) Penurunan kualitas udara akibat pembakaran bahan
bakar fosil, (3) kebisingan dan (4) mudahnya aksesbilitas menuju dan
meninggalkan rumah sakit.

▪ Sekolah

Sekolah Dasar Al Firdaus merupakan konsentrasi peserta didik terutama pada


jam 07.00 – 14.00. Pada saat jam kedatangan dan jam kepulangan peserta
didik maka yang menggunakan fasilitas penjemputan, sehingga berdampak
terhadap komponen lingkungan antara lain: (1) tingkat kepadatan lalu lintas di
depan pintu rencana pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah,
(2) Penurunan kualitas udara akibat pembakaran bahan bakar fosil, dan (3)
kebisingan.

▪ Pertokoan

Pertokoan yang berkembang di sebelah utara sangat beragam jenisnya.


Dampak yang ditimbulkan terhadap komponen lingkungan antara lain: (1)
peningkatan timbulan sampah padat, (2) peningkatan limbah cair, (3) tingkat
kepadatan lalu lintas di depan pintu rencana pembangunan pengembangan RS
PKU Muhammadiyah, (4) Penurunan kualitas udara akibat pembakaran bahan
bakar fosil, dan (5) kebisingan.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 77


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
▪ Permukiman Penduduk

Permukiman penduduk akan berdampak terhadap komponen lingkungan hidup,


antara lain: (1) peningkatan timbulan sampah padat, dan (2) peningkatan
limbah cair.

a b

c d

Gambar 2.19 Usaha dan/ atau kegiatan yang Ada di sebelah utara rencana
pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah berupa (a) Jl.
Yosodipuro, (b) Lembaga Pendidikan Al Firdaus, (c) Pertokoan dan (d) Kampung
Punggawan Kelurahan Timuran
b. Bagian Timur

Bagian timur terdapat permukiman Penduduk yang padat sehingga


diprakiran berdampak terhadap komponen lingkungan antara lain: (1)
peningkatan timbulan sampah padat, dan (2) peningkatan limbah cair.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 78


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
c. Bagian Selatan

Bagian selatan berbatasan langsung dengan RS PKU Muhammadiyah exsisting


sehingga berdapak terhadap komponen lingkungan berupa: (1) peningkatan
timbulan sampah padat infeksius, non infeksius dan limbah padat cytotoxic ,
dan (2) peningkatan limbah cair

d. Bagian Barat

Bagian barat berbatasan terdapat permukiman Penduduk yang padat


sehingga diprakiran berdampak terhadap komponen lingkungan antara
lain: (1) peningkatan timbulan sampah padat, dan (2) peningkatan limbah cair.

a b

c d

Gambar 2.20. Usaha dan/ atau kegiatan yang Ada di sebelah utara
rencana pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah berupa: (a)
Permukiman, ( b + c) RS PKU Muhammadiyah dan (d) Permukiman

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 79


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2.4. Hasil Pelibatan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dalam AMDAL telah diatur dalam Peraturan Menteri Negera
Lingkungan Hidup RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan. Keterlibatan masyarakat
dimaksudkan untuk mendapatkan saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat
untuk membantu identifikasi dampak potensial. Keterlibatan masyarakat dalam
dilakukan melalui beberapa cara yaitu: sosialisasi, konsultasi publik, pemberitahuan
melalui media cetak (koran) dan pemasangan pengumuman di tempat lokasi
rencana kegiatan dan kantor pemerintah setempat. Pengumuman dalam upaya
melakukan pelibatan masyarakat dilakukan 3 (tiga) kali, yaitu (1) Pertama,
pengumuman pada saat sebelum di susun KA-ANDAL, (2) Kedua, pengumuman
pada saat akan dilakukan penilaian dokumen ANDAL-RKL/RPL dan (3) Ketiga,
pengumuman pada saat izin lingkungan sudah diterbitkan

Sosialisasi dan Konsultasi publik telah dilakukan di Ruang Ar Rozi RS PKU


Muhammadiyah pada tanggal 24 Juli 2014 dimana hampir seluruh masyarakat
RT.03, RT.04, RW.01 Kelurahan Timuran yang hadir sepenuhnya mendukung
rencana kegiatan pengembangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Bukti kehadiran
pada acara Sosialisasi terlampir. Namun ada beberapa masukan, saran, dan
pendapat yang disampaikan oleh masyarakat terkait dengan rencana tersebut, yaitu:

a. Warga masyarakat sebagian besar memberikan apresiasi dan mendukung


pembangunan Gedung Utama II RS PKU Muhammadiyah Surakarta
b. Material bangunan supaya tidak ditumpuk di trotoar jalam tetapi dimasukkan
ke dalam lokasi pembangunan
c. Masuknya material bangunan dan pengangkutan tanah galian supaya
diusahakan malam hari untuk menghindari kemacetan lalu lintas sebab
diutara jalan tempat pendidikan SA Al Firdaus
d. Warga lingkungan apabila berobat ke RS PKU Muhammadiyah Surakarta
telah berlaku pemberian Diskon (potongan biaya), 5% obat, 10% penunjang
medis, 10% kamar. Kalau memungkinkan untuk dinaikkan prosentasi
diskonnya. Warga supaya dilibatkan kartu pengenal berobat. Masalah
perparkiran yang sudah ada supaya mendapat perhatian pengaturannya,

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 80


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
memberikan apresiasi bahwa RS telah membangun tempat parkir yang luas
disebelah selatan jalan Ronggowarsito / depan RS seluas 2.500m2
e. Apabila memungkinkan RS PKU supaya memberikan kompensasi kepada
warga lingkungan secara merata proporsional sesuai kemampuan RS PKU
f. Pekerjaan yang menimbulkan suara atau kebisingan supaya dihindari kerja
lembur malam yang bisa mengganggu warga yang istirahat
g. Apabila terjadi akibat pembangunan sumur warga menjadi terganggu diminta
RS PKU supaya bisa memberi solusi bantuan air
h. Supaya RS / Majelis menunjuk petugas yang bisa dihubungi apabila warga
akan menyampaikan usulan-usulan atau saran-saran
i. Untuk menghindari debu-debu dan atau material yang jatuh agar tidak
merugikan warga agar dipasang jaring pengaman
j. Apabila musim hujan terjadi genangan air dipekarangan warga sebelah timur
gedung Gizi yang cukup dalam, diminta RS/Majelis membantu solusi
perbaikan atau pembuatan saluran drainase.

2.5. Pelingkupan

Setelah melakukan kegiatan pengumpulan data dan mendapatkan informasi tentang


diskripsi rencana pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta,
rona lingkungan hidup, kegiatan lain di sekitarnya RS PKU Muhammadiyah
Surakarta serta saran, tanggapan dan pendapat masyarakat, maka selanjutnya
dilakukan kegiatan pelingkupan (scoping).

Pelingkupan merupakan proses terpenting dalam penyusunan Kerangka Acuan


karena melalui proses ini dapat dihasilkan:

a. Dampak penting hipotetik terhadap lingkungan hidup yang dipandang relevan


untuk ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL dengan meniadakan hal-hal
atau komponen lingkungan hidup yang dipandang kurang penting untuk
ditelaah;

b. Lingkup wilayah studi ANDAL berdasarkan beberapa pertimbangan: batas


proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administratif;

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 81


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
c. Batas waktu kajian yang merupakan rentang waktu yang akan digunakan
sebagai dasar dalam melakukan prakiraan perubahan kualitas/kondisi lingkungan
tanpa adanya proyek dan dengan adanya proyek.

d. Kedalaman studi ANDAL antara lain mencakup metode yang digunakan, jumlah
sampel yang diukur, dan tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan sumber
daya yang tersedia (dana dan waktu).

Dalam studi AMDAL Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta saat ini,


lingkup kegiatan yang akan dikaji meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
pada saat dimulainya kegiatan pengembangannya sebagaimana telah dijelaskan
pada bagian terdahulu, dimulai dari kegiatan pengembangan pada tahap pra
konstruksi, kegiatan pengembangan tahap konstruksi dan kegiatan pengembangan
tahap operasi.

2.5.3. Proses Pelingkupan

Acuan utama untuk melakukan proses pelingkupan adalah Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup Lampiran I, serta buku Panduan Pelingkupan dalam AMDAL yang
dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2007.

Pelingkupan dilakukan melalui serangkaian proses yaitu identifikasi dampak potensial


yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dampak potensial untuk menghilangkan
dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting. Tahapan
selanjutnya adalah melakukan proses pemusatan dampak penting, sehingga
diperoleh dampak penting hipotetik dengan mempertimbangkan klasifikasi dan
prioritas dampak yang mencerminkan keterkaitan antara rencana kegiatan dengan
komponen lingkungan hidup.

Pelingkupan merupakan proses awal dalam AMDAL Rencana Pembangunan


Pengembangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, untuk
menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting
hipotetik yang terkait dengan rencana kegiatan. Tahapan proses pelingkupan
beserta metodenya adalah sesuai bagan alir berikut:

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 82


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Saran dan Tanggapan Sosialisasi Rencana Kegiatan dan


dari Masyarakat Pertemuan Konsultasi Masyarakat

Komponen Prioritas
Lingkungan Dampak
Dampak Dampak
Hidup Penting
Potensial Penting
Hipotetik
Hipotetik
Komponen
Rencana METODE: a.l. METODE:
Kegiatan Interaksi Kelompok (rapat, METODE: a.l.
a.l.
lokakarya, brainstorming), Interaksi Kelompok dengan
Interaksi
Analisis Isi, Daftar uji, Ad hoc, mempertimbangkan kebijakan/
Diskripsi Kelompok
Matrik, Bagan alir, Kajian peraturan pemerintah, standard/baku
Kegiatan Lain Pustaka, Pelapisan (Overlay), mutu dan/atau konsep saintifik yang
di sekitar Survey Lapangan, akan digunakan

Gambar 2.21. Proses Pelingkupan sesuai Permen LH No. 16 Tahun 2012


(dengan modifikasi)
Berdasarkan Gambar di atas maka dapat dijelaskan bahwa proses pelingkupan
terdapat tiga tahapan yaitu:

a. Identifikasi Dampak Potensial yang mengasilkan Dampak Potensial,

b. Evaluasi Dampak Potensial yang mengahsilkan Dampak Penting Hipotetik,

c. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting Hipotetik menghasilkan Prioritas Dampak


Penting Hipotetik.

2.5.3.4. Identifikasi Dampak Potensial

Pelingkupan pada tahap ini dimaksud untuk mengidentifikasi segenap dampak


lingkungan yang timbul (primer, sekunder, tersier) yang secara potensial akan timbul
sebagai akibat dari kegiatan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Inventarisir dampak potensial tanpa memperhatikan sifat negatif-positip dampak,
besar kecilnya dampak atau penting tidaknya dampak.

Dampak-dampak potensial diperoleh melalui konsultasi dan diskusi dengan para


pakar, pemrakarsa kegiatan, instansi yang bertanggung jawab, masyarakat yang
berkepentingan dan pengamatan awal di lapangan. Selain itu telah dilakukan juga
pengumuman melalui media cetak dan konsultasi publik yang melibatkan
masyarakat di RT. 03, RT.04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari, Kota

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 83


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Surakarta. Pengumuman di media cetak tentang pengumuman Amdal kegiatan RS
PKU Muhammadiyah Surakarta dilakukan di media, yaitu Solo Pos pada tanggal 25
September 2014. Selain itu dilakukan pemasangan poster yang ditempatkan di
beberapa tempat yang dianggap strategis, yaitu area RS PKU Muhammadiyah
Surakarta, serta kantor Kecamatan Banjarsari. Kegiatan konsultasi publik tersebut
bertujuan mendapatkan tanggapan, saran, pendapat, dan masukan mengenai
rencana pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang akan dilakukan.

Untuk mempermudah mengidentifikasi dampak potensial digunakan alat bantu


berupa matriks dampak potensial. Matriks dampak potensial merupakan hubungan
keterkaitan antara uraian rencana kegiatan pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi); dengan rona
lingkungan hidup berupa komponen lingkungan geofisik-kimia, biologi, sosial
ekonomi budaya, kesehatan masyarakat dan transportasi. Matrik interaksi dampak
disajikan pada berikut ini.

Tabel 2.39. Matriks Interaksi Komponen Lingkungan dengan Tahapan Kegiatan

Tahapan & Komponen Kegiatan Penyebab


Dampak
Komponen Lingkungan
No Pra
Terkena Dampak Konstruksi Operasi
Konstruksi
1 2 3 4 5 6 7 8
A Fisik-kimia:
1. Kualitas Udara √ √ √ √ √
2. Kebisingan √ √ √ √ √
4. Getaran √ √ √ √
5. Kuantitas air tanah √ √
6. Kualitas Air permukaan √ √ √
7. Run off, erosi dan Sedimentasi √ √
B. Transportasi (Lalulintas):
Kepadatan lalulintas dan resiko √ √
1.
kecelakaan
2. Kerusakan Jalan √ √
C. Biologi:
1. Biota Perairan √
D. Sosial Ekonomi:
1. Peluang Kerja dan Berusaha √ √ √ √
2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk √
3. Pendapatan Masyarakat √ √ √
E. Sosial Budaya:
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat √ √ √ √ √ √
2. Keresahan masyarakat √ √
3. Penyakit Sosial Masyarakat √ √ √ √

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 84


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Gangguan keamanan dan √ √ √
4.
kenyamanan
F. Kesehatan Masyarakat
1. Pola Penyakit dan nosokomial √ √ √ √
Sanitasi Lingkungan & Limbah √ √ √ √
2.
Padat
3. Vektor penyakit √

Keterangan:
Pra-Konstruksi : (1) Sosialisasi proyek
Konstruksi : (2) Rekruitmen tenaga kerja konstruksi, (3) Pembukaan dan pematangan lahan, (4)
Pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat, (5) Mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, (6) Pembangunan fisik RS-PKU dan kelengkapannya,
Operasi : (7) Rekruitmen Karyawan Operasi RS-PKU Muhammadiyah, (8) Operasi Rumah Sakit
PKU Surakarta

Penjelasan dampak potesial yang teridentifikasi pada setiap tahapan kegiatan diuraikan
sebagai berikut :

Tabel 2.40. Identifikasi Dampak Potensial


Tahap Sumber Dampak Identifikasi dampak potensial
Pra Konstruksi 1. Sosialisasi proyek 1. Timbulnya Keresahan masyarakat
2. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat
Konstruksi 2. Rekruitmen tenaga kerja 3. Peningkatan Peluang kerja dan berusaha
konstruksi 4. Peningkatan Jumlah dan kepadatan penduduk
5. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
6. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat
7. Keresahan masyarakat
8. Timbulnya penyakit sosial
3. Pembukaan dan 9. Penurunan Kualitas udara (fisik dan kimia)
pematangan lahan 10. Peningkatan Kebisingan
11. Peningkatan Getaran
12. Runoff, erosi dan Sedimentasi
4. Pembuatanbasecamp 13. Penurunan Kualitas udara (fisik dan kimia)
tenaga kerja, bahan dan 14. Peningkatan Kebisingan
alat 15. Peningkatan Getaran
16. Perubahan Pola Penyakit & nosokomial (ISPA)
17. Sanitansi Lingkungan & Penumpukan Limbah Padat
5. Mobilisasi peralatan dan 18. Penurunan Kualitas Udara (termasuk Debu)
bahan bangunan 19. Peningkatan Kebisingan
20. Peningkatan Getaran
21. Penurunan kualitas air permukaan
22. Kepadatan Lalulintas dan resiko kecelakaan
23. Timbulnya Kerusakan jalan
24. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat
25. Gangguan Keamanan dan Kenyamanan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 85


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
26. Perubahan Pola Penyakit & nosokomial (ISPA)
27. Sanitasi Lingkungan & Penumpukan Limbah Padat
6. Pembangunan fisik RS 28. Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia)
PKU dan 29. Peningkatan Kebisingan
kelengkapannya 30. Peningkatan Getaran
31. Penurunan kuantitas air tanah
32. Penurunan Kualitas Air Permukaan
33. Peningkatan Runoff, erosi dan sedimentasi
34. Timbulnya peluang usaha
35. Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat
36. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat
37. Gangguan keamanan dan kenyamanan
38. Perubahan Pola Penyakit & nosokomial
39. Sanitasi Lingkungan
Operasi 7. Rekruitmen Karyawan 40. Peningkatan Peluang kerja
OperasiRS PKU 41. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Muhammadiyah 42. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat
43. Timbulnya penyakit sosial
8. Operasi Rumah Sakit PKU 44. Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia)
Surakarta 45. Peningkatan Kebisingan
46. Penurunan kuantitas air tanah
47. Penurunan Kualitas Air Permukaan
48. Peningkatan Kepadatan lalulintas dan resiko
kecelakaan
49. Peningkatan Kerusakan Jalan
50. Gangguan kehidupan Biota Perairan
51. Peningkatan Peluang Berusaha
52. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
53. Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat
54. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat
55. Gangguan keamanan dan Kenyamanan
56. Perubahan Pola Penyakit & nosokomial
57. Penurunan Sanitasi Lingkungan & penumpukan
limbah padat
58. Vektor penyakit
Sumber: Hasil Identifikasi Dampak

2.5.3.5. Evaluasi Dampak Potensial

Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk meniadakan dampak potensial yang
dianggap tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang
perlu ditelaah mendalam pada studi ANDAL. Daftar dampak penting ini disusun
berdasarkan hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat di sekitar rencana
pembangunan Pengembangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta,
instansi terkait dan para pakar.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 86


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Kriteria yang digunakan untuk menapis dampak potensial sehingga menjadi
dampak penting hipotetik antara lain:

a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji sudah
cukup tinggi ?
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting dalam
kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ?
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ?
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap perubahan
komponen lingkungan termaksud ?
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau dilampaui
dengan adanya dampak tersebut ?
Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat disimpulkan apabila minimum 1 (satu)
diantara 5 (lima) kriteria dijawab “Ya”, maka dampak potensial tersebut
termasuk dampak penting hipotetik
Evaluasi dampak potensial yang melakukan pelingkupan dari dampak
potensial menjadi dampak penting hipotetik dari setiap tahapan kegiatan
dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Sosialisasi Proyek
1) Keresahan Masyarakat
Dalam kegiatan sosialisasi rencana pembangunan Pengembangan Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, warga masyarakat akan mendapatkan
penjelasan yang berkaitan dengan rencana pengembangan, dampak positip
dan dampak negatif yang diprakirakan akan timbul. Dampak dari kegiatan
ini akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap timbulnya
pencemaran udara maupun limbah cair. Hal ini dapat memicu keresahan
masyarakat khususnya di sekitar lokasi. Namun dengan pengalaman
keberadaan RS PKU Muhammadiyah yang lama maka keresahan
masyarakat akan terkurangi, karena pemrakarsa telah menunjukkan
pengelolaan dampak yang ditimbulkan.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 87


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi
masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Dengan demikian kegiatan sosialisasi masyarakat menimbulkan keresahan


yang menjadikan dampak penting hipotetik.
2) Persepsi dan sikap dari Masyarakat
Pembangunan dan pengoperasian Pengembangan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta akan menimbulkan persepsi negatif berupa
kekhawatiran akan resiko limbah (padat, cair maupun gas) yang dibuang
tanpa pengolahan terlebih dahulu. Kekhawatiran terhadap pencemaran
limbah ini apabila dibiarkan akan menimbulkan keresahan, sehingga
kegiatan sosialisasi proyek akan berdampak penting hipotetik terhadap
keresahan masyarakat. Namun dengan pengalaman keberadaan RS PKU
Muhammadiyah yang lama maka keresahan masyarakat akan terkurangi,
karena pemrakarsa telah menunjukkan pengelolaan dampak yang
ditimbulkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 88


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Dengan demikian kegiatan sosialisasi masyarakat menimbulkan


keresahan yang menjadikan dampak penting hipotetik.

2. Tahap Konstruksi
a. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi
Kegiatan konstruksi Pengembangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta akan membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak sesuai dengan
kebutuhan dan spesifikasi pekerjaan. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada
tahap konstruksi ± 218 sehingga akan menimbulkan dampak:
1) Peningkatan Peluang Kerja
Perekrutan tenaga kerja konstruksi akan dilakukan sesuai tahapan
pembangunan dan kebutuhan. Pemanfaatan tenaga kerja lokal khususnya
dari Desa Kwarasan akan menjadi prioritas utama. Pada tahap konstruksi
akan dibutuhkan tenaga kerja berkeahlian khusus ( skill) dan tenaga kerja
yang tidak berkeahlian khusus (unskill).
Rekuitmen tenaga kerja akan memberikan peluang kerja pada masyarakat,
terutama masyarakat sekitar yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhan
dan keahlian, karena dilihat dari struktur pekerjaan masyarakat sekitar
diprakirakan didominasi sebagai pedagang dan karyawan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 89


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ?
Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi disimpulkan berdampak


penting hipotetik terhadap peningkatan peluang kerja.
2) Persepsi dan Sikap Masyarakat
Persepsi masyarakat dapat bersifat positip dan negatif. Persepsi yang
positip akan menyebabkan sikap masyarakat yang mendukung kegiatan
pembangunan, tetapi persepsi yang negatif akan bersifat menghambat
rencana kegiatan. Persepsi dan sikap yang negative akan mengakibatkan
keresahan masyarakat akibat kegiatan rekruitmen tenaga kerja. Apabila
kegiatan memberikan manfaat sesuai harapan masyarakat maka sikap dan
persepsi masyarakat akan positif begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi
masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 90


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi disimpulkan berdampak
penting hipotetik terhadap persepsi dan sikap masyarakat.

3) Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat bersumber dari persepsi dan sikap negatif
masyarakat sebagai dampak dari tidak terakomodasinya peluang kerja di
tahap konstruksi pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi
masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi disimpulkan berdampak


penting hipotetik terhadap keresahan masyarakat.
4) Peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk
Rencana kegiatan pembangunan Pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta berada pada kawasan perdagangan dan jasa. Struktur pekerjaan
masyarakat pada sektor jasa dan perdagangan. Sedangkan jumlah tenaga
konstruksi yang diperlukan ± 218, dengan jam kersa pagi-sore hari.

Diprakirakan jumlah tenaga kerja yang menginap sangat kecil, sebagian


besar sebagai “penglajo”. Oleh sebab itu jumlah tenaga tidak
berdampak terhadap peningkatan jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk Kelurahan Timuran.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 91


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi
masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi disimpulkan tidak


berdampak penting hipotetik terhadap peningkatan jumlah dan
kepadatan penduduk.
5) Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Rekruitmen tenaga kerja sejumlah ± 218 orang tenaga kerja konstruksi
akan berdampak pada peningkatan peluang kerja, berusaha dan
pendapatan. Peluang kerja tersebut meliputi penyediaan kebutuhan sehari-
hari seperti makan dan lainnya.Peningkatan peluang kerja, berusaha dan
pendapatan tenaga kerja akan menimbulkan dampak penting hipotetik.
Apabila kebutuhan tenaga kerja konstruksi (tukang dan pembantu tukang)
diprioritaskan diambil dari penduduk sekitar maka kegiatan ini akan
menimbulkan dampak peningkatan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi
masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 92


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi disimpulkan berdampak


penting hipotetik terhadap peningkatan pendapat masyarakat.

6) Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat


Tenaga kerja sebesar ± 218 orang mempunyai latar belakang yang
berbeda. Perbedaan tersebut antara lain: asal, kebiasaan, kesenangan,
keimanan, dan tingkat pendidikan, sehingga apabila terjadi percampuran
antar tenaga kerja dan tenaga kerja dengan masyarakat sekitar maka
dimungkinkan dapat mengalami gesekan dan selanjutnya akan memicu
munculnya keresahan sosial dan selanjutnya penyakit sosial. Namun
demikian tenaga kerja diwaktu siang hari mereka bekerja sehingga sangat
sedikit waktu luang dan diprakirakan banyak tenaga kerja yang “penglajo”.
Tenaga kerja yang di basecamp sangat kecil sehingga relatif kecil yang
dapat melakukan komunikasi di malam hari antar tenaga kerja dan tenaga
kerja dengan masyarakat sekitar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi
masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 93


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi disimpulkan tidak


berdampak penting hipotetik terhadap timbulnya penyakit masyarakat.
b. Pembukaan dan Pematangan Lahan
1) Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia)
Lahan rencana pengembangan Rumah Sakit, sebelumnya berupa bangunan
gedung yang sudah tua, sehingga mengalami pembongkaran bangunan.
Pematangan lahan akan menggunakan alat berat bermesin dan secara manual.
Pengerjaan ini akan meningkatkan kadar debu dan emisi dari alat berat, dan
ceceran bangunan sehingga akan mengakibatkan penurunan kualitas udara
secara kimiawi. Penghancuran bangunan dan pemerataan lahan pekerjaannya
tidak lama dan tidak besar karena mengingat tanah sudah rata dan cukup siap
untuk dilakukan pekerjaan selanjutnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


menghasilkan dampak tidak penting hipotetik, tetapi perlu dikelola.
2) Peningkatan Kebisingan dan Getaran
Pada kegiatan perobohan bangunan atau pembongkaran bangunan dan
perataan bangunan akan menggunakan alat berat dan alat manual. Alat berat

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 94


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
yang digunakan akan meningkatkan kebisingan dan getaran sehingga
diprakirakan akan mengganggu lingkungan mengingat lokasi sangat dekat
dengan permukiman padat dan pusat jasa perdagangan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak tidak penting hipotetik terhadap peningkatan kebisingan dan
getaran tetapi perlu dikelola.
3) Runoff, Erosi dan Sedimentasi
Peningkatan air larian disebabkan oleh tertutupnya muka tanah sehingga air
hujan tidak dapat masuk kedalam tanah (infiltrasi berkurang), akibat
permukaan tanah tertutup sisa material bangunan yang bersifat tidak lolos air
(impermeabel) . Walaupun runoff diprakirakan meningkat tetapi karena
permukaan lahan tertutup oleh material bangunan lama maka tidak berdampak
terhadap erosi dan sedimentasi secara nyata, apalagi relief datar dan panjang
lereng erosi pendek.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 95


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak tidak penting hipotetik terhadap peningkatan runoff, erosi
dan sedimentasi.

c. Pembuatan Basecamp Tenaga Kerja, Bahan dan Alat


1) Penurunan Kualitas Udara
Pembanguan basecamp, jalan kerja, bahan dan alat yaitu kegiatan
pembongkaran, pengurugan dan pemadatan akan menggunakan berbagai alat
berat diperkirakan akan menurunkan kualitas udara akibat meningkatnya
konsentrasipartikel debu, gas NO2, SO2, dan CO khususnya pada wilayah yang
dekat dengan pemukiman. Namum karena volume kegiatan kecil, maka
penurunan kualitas udara akibat kegiatan pematangan lahan, pembanguan
basecamp, dan jalan kerja merupakan dampak yang tidak signifikan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 96


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat
diprakirakan berdampak tidak penting hipotetik terhadap penurunan
kualitas udara.
2) Peningkatan Kebisingan dan Getaran
Alat berat yang digunakan akan meningkatkan kebisingan dan getaran akan
mengganggu lingkungan mengingat lokasi sangat dekat dengan permukiman,
termasuk wilayah padat. Namun volume pekerjaan tidak begitu besar dan
tidak lama.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat
diprakirakan berdampak tidak penting hipotetik terhadap kebisingan dan
getaran.

3) Perubahan Pola Penyakit & Nosokomial


Perubahan pola penyakit merupakan dampak lanjutan dari peningkatan partikel
debu akibat ceceran tanah atau material pada saat pembuatan basecamp
tenaga kerja, alat dan bahan. Namun debu yang dihasilkan tidak besar,

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 97


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
paparan sempit dan waktu pendek. Walaupun berpotensi menyebabkan ISPA
tetapai tidak signifikan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat
diprakirakan berdampak tidak penting hipotetik terhadap perubahan pola
penyakit.
4) Sanitasi Lingkungan dan penumpukan Limbah Padat
Sanitasi lingkungan merupakan dampak lanjutan dari peningkatan ceceran
tanah atau material pada saat pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan
alat. Namun kegiatan ini tidak berlangsung lama dan ceceran yang dihasilkan
sangat kecil.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 98


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat
diprakirakan berdampak tidak penting hipotetik terhadap sanitasi
lingkungan tetapi perlu dikelola.

d. Mobilisasi Peralatan dan Bahan Bangunan


1) Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia)
Mobilisasi peralatan dan bahan bangunan akan menggunakan alat berat,
melewati 2 (dua) jalur alternatif yaitu:
▪ Dari Arah Utara

Dari arah utara pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Hasanudin – Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro atau Jl. Monginsidi – Jl. Gajah
Mada – Jl. Yosodipuro.

▪ Dari Arah Selatan

Dari arah selatan pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Slamet Riyadi - Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro.

Mobilisasi peralatan dan bahan dilaksanakan berulangkali sehingga akan


meningkatkan kadar debu dan emisi dari alat berat yang akan
mengakibatkan penurunan kualitas udara secara kimiawi.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 99


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak penting hipotetik terhadap penurunan kualitas udara.
2) Peningkatan Kebisingan dan Getaran
Alat berat yang digunakan akan meningkatkan kebisingan dan getaran akan
mengganggu lingkungan mengingat lokasi sangat dekat dengan
permukiman padat, dan fasilitas jasa serta perdagangan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak penting hipotetik terhadap kebisingan dan getaran.

3) Penurunan Kualitas Air Permukaan


Alat berat yang digunakan menggunakan bahan bakar (bensin dan solar) dan oli.
Dalam operasional kendaraan dan alat berat sering terjadi ceceran bahan bakar
dan oli, maka akan jatuh ke tanah yang selanjutnya akan terbawa air masuk
kebadan penerina dan mengganggu lingkungan mengingat lokasi sangat dekat

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 100


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
dengan permukiman, termasuk wilayah padat. Namun sebagian besar
masyarakat sekitar menggunakan air dari PDAM dan tidak memanfaatkan air
permukaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak
Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan
berdampak tidak penting hipotetik terhadap kualitas air permukaan tetapi
perlu dikelola.

4) Kepadatan Lalu Lintas dan Resiko Kecelakaan.


Mobilisasi peralatan dan bahan bangunan akan menggunakan alat berat,
melewati 2 (dua) jalur alternatif yaitu:
a. Dari Arah Utara

Dari arah utara pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Hasanudin – Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro atau Jl. Monginsidi – Jl. Gajah
Mada – Jl. Yosodipuro.

b. Dari Arah Selatan

Dari arah selatan pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Slamet Riyadi - Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro.
Jalur jalan yang dilewati tersebut mempunyai kedatan tinggi terutama pagi hari
dan sore hari. Disamping itu pintu masuk ke lokasi rencana pembangunan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 101


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
berdekatan dengan tempat pendidikan SD Firdaus, sehingga aktivitas antar
jemput sangat intensif. Gangguan yang terjadi dapat bersifat ringan yang berupa
tundaan perjalanan maupun yang bersifat besar yang mengakibatkan kemacetan
lalu lintas. Dengan demikan kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan akses (Jl.
Yosodipuro),dan bahkan memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak penting hipotetik terhadap kepadatan lalu lintas dan resiko
kecelakaan.
5) Meningkatnya Kerusakan Jalan
Banyaknya kendaraan pengangkut peralatan dan bahan bangunan yang
lalulalang dan bertonase melebihi kemampuan jalan akan berpotensi
mengakibatkan kerusakan jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan
material. Potensi kerusakan terutama terjadi pada ruas jalan yang memiliki kelas
jalan yang lebih rendah dibandingkan dengan beban kendaraan pengangkut
material. Namun diperkirakan waktu terpapar tidak terlalu lama dan frekuensinya
kecil.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 102


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak tidak penting hipotetik terhadap kerusakan jalan, tetapi perlu
dikelola.

6) Timbulnya Persepsi dan Sikap Masyarakat


Persepsi dan sikap masyarakat akan timbul sebagai dampak lanjutan dari
penurunan kualitas udara (gas NOx, HC, dan CO), partikel debu,peningkatan
kebisingan gangguan lalu lintas, dan potensi kecelakaan jalan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 103


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan
berdampak penting hipotetik terhadap persepsi dan sikap masyarakat.

7) Gangguan Keamanan dan Kenyamanan


Gangguan keamanan berasal dari persepsi dan sikap negatif masyarakat terhadap
rencana pembangunan RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Kenyamanan pada
masyarakat timbul sebagai dampak lanjutan dari gangguan lalu lintas, potensi
kecelakaan jalan, penurunan kualitas udara (gas NOx, HC, dan CO), partikel debu,
dan peningkatan kebisingan. Masyarakat di sekitar rencana kegiatan sudah
terbiasa menghadapi lalu lintas yang padat, kualitas udara yang menurun dan
kebisingan yang meningkat.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak tidak penting hipotetik terhadap keamanan dan kenyamanan .
8) Perubahan Pola Penyakit dan Nosokomial
Perubahan pola penyakit merupakan dampak lanjutan dari peningkatan partikel
debu akibat ceceran tanah atau material pada saat pengangkutan khususnya pada
wilayah yang dekat dengan pemukiman.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 104


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak tidak penting hipotetik terhadap pola penyakit dan nosokomial .
9) Sanitasi Lingkungan dan Penumpukan Limbah Padat
Sanitasi lingkungan merupakan dampak lanjutan dari peningkatan ceceran tanah
atau material di badan jalan pada saat pengangkutan khususnya pada wilayah
yang dekat dengan pemukiman. Waktu paparan tidak lama dan telah dilakukan
pengaturan sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan


berdampak tidak penting hipotetik terhadap sanitasi lingkungan dan
penumpukan limbah padat.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 105


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
e. Pembangunan Fisik Rumah Sakit dan Kelengkapannya.
1) Penurunan Kualitas Udara
Pembangunan Fisik RS akan menggunakan peralatan berat dan bahan bangunan
yang akan memberikan dampak berupa peningkatan partikel debu, gas buangan
yaitu NO×, HC, dan CO (Permen LH No. 5 Tahun 2006 dan Pemen LH No. 4 Tahun
2009). Peningkatan partikel debu dan buangan gas NOx, HC, dan CO selama tahap
konstruksi berlangsung dalam waktu lama untuk mengerjakan bangunan sampai
tingkat VI dan atap serta mempunyai paparan bangunan yang luas.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya

Oleh karena itu kegiatan pembangunan fisik RS diprakirakan berdampak penting


hipotetik terhadap penurunan kualitas udara.

2) Peningkatan Kebisingan dan Getaran

Bangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakartaakan dibangun


dengan diawali pembuatan pondasi dalam dengan menggunakan metode
pekerjaan pondasi pada rencana Pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta menggunakan metode fondasi dalam ( Jack in file). Pada
hydraulic jacking injection system, injeksi tiang pancang dilakukan dengan
menekan tiang pancang ke dalam tanah menggunakan alat Hydraulic Static Pile
Driver (HSPD). Untuk sistem ini sebetulnya tidak lagi digunakan loading test,
karena manometer gauge pada alat pancang HSPD langsung dapat

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 106


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
memperlihatkan daya dukung ( bearing capacity) dari setiap tiang pancang. Proses
pelaksanaannya juga cukup cepat, produktivitasnya dapat mencapai 100 m tiang
pancang per hari untuk satu alat HSPD.

Keunggulan dari sistem ini adalah ramah lingkungan karena dalam pekerjaannya
hampir tidak menimbulkan getaran dan kebisingan, sehingga sistem ini dapat
digunakan pada hampir semua area perkotaan dan padat penduduk. Walaupun
begitu karena lokasi rencana pembangunan berdekatan dengan permukiman
penduduk maka diprakirakan kebisingan dan getaran masih dirasakan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya

Oleh karena itu kegiatan pembangunan fisik RS diprakirakan berdampak penting


hipotetik terhadap peningkatan kebisingan dan getaran.
3) Penurunan Kuantitas Air Tanah

Pembangunan fisik pada tahap konstruksi ini menggunakan air tanah dalam proses
pelaksanaannya diperkirakan sebesar 18,022 m3/hari. Keberadaan rencana
pembangunan berada di perkotaan dengan peruntukan kawasan untuk
perdagangan dan jasa, sehingga kegiatan yang lain juga membutuhkan air tanah
yang besar. Pada sisi lain keradaan air tanah di Kota Surakarta mengalami
keterbatasan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 107


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya

Oleh karena itu kegiatan pembangunan fisik RS diprakirakan berdampak penting


hipotetik terhadap penurunan kuantitas air tanah.
4) Penurunan Kualitas Air Permukaan
Pembangunan fisik pada tahap konstruksi ini menggunakan bahan bangunan dan
peralatan berat. Bila pengelolaan peralatan dan bahan bangunan kurang baik
akan tercecer, termasuk BBM yang digunakan sehingga akan mencemari air
permukaan. Selain itu ceceran tanah juga akan dapat memperkeruh air
permukaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembangunan fisik RS diprakirakan berdampak tidak


penting hipotetik terhadap penurunan kualitas air permukaan.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 108


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

5) Peningkatan Runoff, Erosi dan Sedimentasi


Peningkatan air larian disebabkan oleh tertutupnya muka tanah sehingga air
hujan tidak dapat masuk kedalam tanah (infiltrasi berkurang), akibat
permukaan tanah tertutup sisa material bangunan yang bersifat tidak lolos air
(impermeabel) . Walaupun runoff diprakirakan meningkat tetapi karena
permukaan lahan tertutup oleh material bangunan lama maka tidak berdampak
terhadap erosi dan sedimentasi secara nyata, apalagi relief datar dan panjang
lereng erosi pendek.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembangunan fisik RS diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap peningkatan runoff.
6) Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat
Tenaga kerja yang bekerja pada tahap konstruksi sebesar ± 218 orang mempunyai
latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut antara lain: asal, kebiasaan,
kesenangan, keimanan, dan tingkat pendidikan, sehingga apabila terjadi
percampuran antar tenaga kerja dan tenaga kerja dengan masyarakat sekitar
maka dimungkinkan dapat mengalami gesekan dan selanjutnya akan memicu
munculnya keresahan sosial dan selanjutnya penyakit sosial. Namun demikian
tenaga kerja diwaktu siang hari mereka bekerja sehingga sangat sedikit waktu

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 109


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
luang dan diprakirakan banyak tenaga kerja yang “penglajo”. Tenaga kerja yang di
basecamp sangat kecil sehingga relatif kecil yang dapat melakukan komunikasi di
malam hari antar tenaga kerja dan tenaga kerja dengan masyarakat sekitar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Kegiatan pembangunan fisik rumah sakit disimpulkan tidak berdampak penting


hipotetik terhadap timbulnya penyakit masyarakat.

7) Timbulnya Peluang Kerja dan Berusaha


Pada Tahap Konstruksi membutuhkan tenaga kerja ± 218 orang, yang setiap hari
membutuhkan minum, makan dan kebutuhan yang lain. Kebutuhan ini tidak
semuanya dibawa dari rumah, tetapi ada yang dibenjakan di sekitar rencana
pembangunan. Melihat peluang ini maka masyarakat dapat membuka warung
makan dan took kelontong untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari tenaga kerja.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 110


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Kegiatan pembangunan fisik rumah sakit disimpulkan berdampak penting


hipotetik terhadap peluang berusaha.
8) Timbulnya Persepsi dan Sikap Masyarakat
Sikap dan persepsi masyarakat akan timbul sebagai dampak lanjutan dari
penurunan kualitas udara (gas NOx, HC, dan CO), partikel debu, dan
peningkatan kebisingan dan getaran.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Kegiatan pembangunan fisik rumah sakit disimpulkan berdampak penting


hipotetik terhadap persepsi dan sikap masyarakat.
9) Gangguan Keamanan dan Kenyamanan
Gangguan keamanan berasal dari persepsi dan sikap negatif masyarakat terhadap
rencana pembangunan RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Kenyamanan pada
masyarakat timbul sebagai dampak lanjutan dari gangguan lalu lintas, potensi
kecelakaan jalan, penurunan kualitas udara (gas NOx, HC, dan CO), partikel debu,
dan peningkatan kebisingan. Masyarakat di sekitar rencana kegiatan sudah
terbiasa menghadapi lalu lintas yang padat, kualitas udara yang menurun dan
kebisingan yang meningkat.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 111


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembangunan fisik RS diprakirakan berdampak tidak


penting hipotetik terhadap keamanan dan kenyamanan tetapi perlu dikelola.
10) Perubahan Pola Penyakit dan Nosokomial
Perubahan pola penyakit merupakan dampak lanjutan dari peningkatan partikel
debu akibat ceceran tanah atau material pada saat pembangunan yang terpapar
pada wilayah pemukiman padat. Disamping itu perubahan pola penyakit terjadi
pada tenaga kerja. Saat ini pedoman yang berkaitan dengan K3 telah menjadi
persyaratan mutlak bagi kontraktor untuk dapat diterapkan bagi tenaga kerjanya.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 112


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Oleh karena itu kegiatan pembangunan fisik RS diprakirakan berdampak tidak
penting hipotetik terhadap perubahan pola penyakit dan nosokomial.
11) Sanitasi Lingkungan dan Penumpukan Limbah Padat
Sanitasi lingkungan merupakan dampak lanjutan dari peningkatan ceceran tanah
atau material pada saat pembangunan serta buangan limbah padat dan cair yang
berasal dari aktivitas tenaga kerja. Paparan dampak ini cukup lama dan signifikan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Ya
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan pembangunan fisik RS diprakirakan berdampak penting


hipotetik terhadap sanitasi lingkungan.

3. Tahap Operasi
a. Rekrutmen Tenaga Kerja Operasi
Kegiatan operasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta akan membutuhkan
tambahan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan secara kuantitatif
dan kualitatif. Secara kuantitatif maka dengan adanya pengembangan RS maka
untuk memberikan pelayanan yang prima perlu penambahan jumlah tenaga kerja.
Secara kualitatif maka penambahan tenaga kerja disesuaikan dengan kualifikasi
atau keahlian yang dibutuhkan. Oleh sebab itu kegiatan rekrutmen tenaga kerja
operasi diprakirakan mempunyai dampak:

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 113


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1) Timbulnya Peluang Kerja
Rekuitmen tenaga kerja akan memberikan peluang kerja pada masyarakat secara
umum tetapi diutamakan berasal dari masyarakat sekitar yang memenuhi
kualifikasi keahliannya sesuai dengan yang dibutuhkan. Bekerja pada tahap operasi
RS lebih bersifat permanen sesuai dengan perjanjian yang diatur dengan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan rekrutmen tenaga kerja operasi diprakirakan berdampak
penting hipotetik terhadap peluang kerja.

2) Persepsi dan Sikap Masyarakat


Persepsi dan sikap masyarakat serta keresahan akibat kegiatan rekruitmen tenaga
kerja dapat bersifat positif maupun negatif tergantung pada kesempatan kerja dan
pengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Apabila kegiatan
memberikan manfaat sesuai harapan masyarakat maka persepsi dan sikap
masyarakat akan positif begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 114


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan rekrutmen tenaga kerja operasi RS diprakirakan


berdampak penting hipotetik terhadap persepsi dan sikap masyarakat.
3) Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Penambahan tenaga kerja akan berdampak pada peningkatan peluang kerja,
peluang berusaha dan pendapatan. Peluang berusaha tersebut meliputi
penyediaan kebutuhan sehari-hari seperti makanan, laundry, penyediaan jasa
angkutan dan sebagainya. Apabila kebutuhan tenaga kerja operasi diprioritaskan
dari penduduk sekitar maka kegiatan ini akan meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan rekrutmen tenaga kerja operasi RS diprakirakan


berdampak penting hipotetik terhadap peningkatan pendapatan.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 115


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
4) Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat
Tenaga yang direkrut pada saat operasi merupakan tenaga kerja yang berasal dari
RS PKU Muhammadiyah existing yang saat ini telah beroperasi dan sedikit terjadi
penambahan tenaga kerja terutama pada bagian keperawatan. Tenaga kerja
sebagian besar tidak menginap di lingkungan sekitar, sehingga percampuran
antara pendatang dengan penduduk asli relatif kecil. Hal ini disebabkan jarak
rumah tinggal dengan RS PKU Muhammadiyah relatif dekat dan aksesbilitasnya
relatif mudah.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan rekrutmen tenaga kerja operasi RS diprakirakan


berdampak penting hipotetik terhadap penyakit masyarakat.

b. Operasional Rumah Sakit

Kegiatan operasi Rumah Sakit PKU MuhammadiyahSurakartaakan berdampak


terhadap beberapa komponen lingkungan di sekitarnya.

1) Penurunan Kualitas Udara

Operasional RS PKU Muhammadiyah akan menggunakan peralatan standar rumah


sakit dan akan juga mengoperasionalkan alat pendukung lainnya. Pengoperasian
alat seperti incenarator, genset, IPAL, perparkiran, dan lain-lain. Disamping itu
adanya alat transportasi berbahan bakar fosil (bensin dan solar) yang digunakan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 116


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
tenaga medis, tenaga administrasi dan pengunjung. Kegiatan ini akan
memberikan dampak berupa peningkatan partikel debu, gas buangan yaitu NO×,
HC, dan CO (Permen LH No. 5 Tahun 2006 dan Permen No. 4 Tahun 2009).
Dampak ini akan berlangsung selama kegiatan RS PKU Muhammadiyah beroperasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap penurunan kualitas udara.
2) Peningkatan Kebisingan

Kebisingan ditimbulkan oleh lalulintas kendaraan yang keluar masuk lokasi rumah
sakit baik milik tenaga medis, tenaga administarsi dan pengunjung. Meskipun
lokasi kegiatan terletak di tengah permukiman padat, namun kondisi ini sudah
terbiasa dan peningkatan kebisingan tidak terlalu besar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 117


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ?
Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak tidak
penting hipotetik terhadap kebisingan.
3) Penurunan Kuantitas Air Tanah
Kebutuhan air baku untuk operasional rumah sakit cukup besar yaitu ± 120
m3/hari yang berasal dari PDAM ± 20 m3/hari dan air tanah dalam ± 100 m3/hari.
Beban air tanah di Kota Surakarta saat ini sangat tinggi, karena tumbuhkan pusat-
pusat perdagangan dan jasa. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya jumlah
air tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap penurunan kuantitas air tanah.

4) Penurunan Kualitas Air Permukaan


Kegiatan operasional Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta akan
menghasilkan limbah cair infeksius dan non infeksius yang berasal dari kegiatan
medis, laboratorium, MCK, dan dari limbah kantin dengan tingkat pencemaran

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 118


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
yang tinggi. Pencemaran air akan terjadi apabila pengoperasian IPAL tidak efektif
sehingga limbah yang dihasilkan belum memenuhi ambang baku mutu yang
diizinkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap penurunan kuanlitas air permukaan.

5) Kepadatan Lalu Lintas dan Resiko Kecelakaan


Pengoperasian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang terletak di Jl.
Yosodipuro, diprediksikan akan meningkatkan kepadatan dan gangguan lalu lintas
serta resiko kecelakaan. Kondisi ini disebabkan karena jalan tersebut termasuk
jalan lokal dan saat ini beban jalan cukup tinggi. Disamping itu berdekatan dengan
pintu keluar dan masuk rumah sakit terdapat banyak pusat-pusat konsentrasi
transportasi misalnya: tempat pendidikan, tempat warung makan, pertokoan dan
jasa yang lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 119


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap kepadatan lalu lintas dan resiko kecelakaan.

6) Kerusakan Jalan
Pengoperasian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang terletak di Jl.
Yosodipuro. diprediksikan akan meningkatkan kepadatan lalu lintas. Semakin padat
volume lalulintas tentunya kerusakan jalan semakin cepat. Peningkatan volume
lalulintas tidak signifikan dan beban kendaraan sesuai dengan kelas jalan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak tidak
penting hipotetik terhadap kerusakan jalan
7) Gangguan Kehidupan Biota Perairan
Pengoperasian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang terletak di Jl.
Yosodipuro diprediksikan akan mengahasilkan limbah cair yang cukup banyak.
Semakin banyak limbah cair bila tidak dikelola dengan baik maka akan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 120


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
mengganggu kehidupan biota perairan. Badan penerima air olahan limbah cair
berupa riol kota atau drainase kota maka biota perairan di lokasi tidak banyak
dan bukan biota yang penting.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka:


a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ?
Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak tidak
penting hipotetik terhadap kehidupan biota perairan.
8) Timbulnya Peluang Usaha
Pengoperasian RS-PKU ini melibatkan banyak tenaga operasi dan bertambahnya
pengunjung, sehingga banyak membutuhkan bahan pangan baik yang siap
konsumsi maupun lainnya. Keadaaan ini akan menumbuhkan kegiatan ekonomi riil
seperti usaha rumah makan, meskipun dilokasi kegiatan sudah banyak rumah
makan, minimal akan meningkatkan omzetnya, selama rumah sakit beroperasi.
Sehingga kegiatan tahap ini akan menimbulkan peluang usaha cukup besar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 121


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap timbulnya peluang usaha.
9) Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Operasionalnya rumah sakit akan terjadi peluang usaha, sehingga apabila
dimanfaatkan oleh masyarakat, maka akan meningkatkan pendapatannya,
terutama dari sektor non formal. Peningkatan pendapatan ini berlangsung selama
kegiatan rumah sakit beroperasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap peningkatan pendapat masyarakat.

10) Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat


Operasional RS-PKU dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan berdampak
pada kegiatan lain yang terpusat lokasi kegiatan. Berkumpulnya banyak orang

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 122


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
yang berasal dari latar belakang berbeda memungkinkan munculnya penyakit
masyarakat.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap timbulnya penyakit sosial masyarakat.

11) Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat


Sikap dan persepsi masyarakat akan timbul sebagai dampak lanjutan dari
penurunan kualitas udara (gas NOx, HC, dan CO), partikel debu, dan peningkatan
kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, penurunan jumlah air tanah,
lalulintas, dan sanitasi lingkungan dan penumpukan limbah padat yang bersifat
infeksius dan non infeksius.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 123


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap timbulnya sikap dan persepsi masyarakat.
12) Gangguan Keamanan dan Kenyamanan
Gangguan keamanan dan kenyamanan pada masyarakat timbul sebagai dampak
lanjutan dari dampak primer sebelumnya seperti terganggunya lalulintas, sanitasi,
pencemaran udara dan air
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap ganguan keamanan dan kenyamanan.

13) Perubahan Pola Penyakit dan Nosokomial


Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta merupakan rumah sakit rujukan
sehingga menangani dari berbagai macam penyakit (penyakit menular dan tidak
menular) dan jumlah pasien dan pengunjung yang banyak. Disamping itu terdapat
pengunjung rumah sakit yang berbeda asal daerah, latar belakang kesadaran
kebersihan, dan dari segala umur. Kondisi ini akan memberikan dampak penularan
penyakit dari pasien ke pengunjung, antar pengunjung, antar pasien dan dari

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 124


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
pengunjung ke pasien. Disamping itu penyebaran penyakit dapat dari lingkungan
rumah sakit ke lingkungan di luar rumah sakit.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap pola penyakit dan nosokomial.
14) Sanitasi Lingkungan dan Penumpukan Limbah Padat
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta merupakan rumah sakit rujukan
sehingga menangani dari berbagai macam penyakit (penyakit menular dan tidak
menular) dan jumlah pasien dan pengunjung yang banyak. Disamping itu terdapat
pengunjung rumah sakit yang berbeda asal daerah, latar belakang kesadaran
kebersihan, dan dari segala umur. Hal ini akan mempunyai perilaku yang berbeda-
beda, sehingga berpengaruh terhadap sanitasi lingkungan. Perubahan sanitasi
lingkungan merupakan dampak lanjutan dari pencemaran udara dan air dan
limbah padat yang dihasilkan, karena lokasi kegiatan berada pada pusat
perdagangan dan jasa serta pemukiman padat.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 125


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap sanitasi lingkungan dan limbah padat.

15) Vektor Penyakit


Perubahan vector penyakit merupakan dampak lanjutan dari pencemaran udara
dan air, gangguan lalulintas, limbah padat, sanitasi lingkungan lingkungan yang
buruk, karena lokasi kegiatan ditengah pusat perdagangan dan jasa serta
pemukiman padat. Lingkungan yang secara fisik kotor akan mendatangkan vektor
penyakit.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak

Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak


penting hipotetik terhadap vektor penyakit.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 126


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Berdasarkan pada tahapan evaluasi dampak maka dapat dihasilkan dampak tidak
penting hipotetik dan dampak penting hipotetik, yang secara ringkas dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2.41. Matriks Evaluasi Dampak Pada Setiap Tahapan Kegiatan

Tahapan & Komponen Kegiatan Penyebab


Dampak
Komponen Lingkungan
No Pra
Terkena Dampak Konstruksi Operasi
Konstruksi
1 2 3 4 5 6 7 8
A Fisik-kimia:
1. Kualitas Udara TDP TDP DPH DPH DPH
Hk Ho
2. Kebisingan TDP TDP DPH DPH TDP
Hk Ho Ho
4. Getaran TDP TDP DPH DPH
Hk Ho
5. Kuantitas air tanah DPH DPH

6. Kualitas Air permukaan TDP TDP DPH


Hk Ho
7. Run off, erosi dan Sedimentasi TDP DPH
Ho
B. Transportasi (Lalulintas):
Kepadatan lalulintas dan resiko DPH DPH
1.
kecelakaan
2. Kerusakan Jalan TDP TDP
Hk Ho
C. Biologi:
1. Biota Perairan TDP
Ho
D. Sosial Ekonomi:
1. Peluang Kerja dan Berusaha DPH DPH DPH DPH

2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk TDP


Ho
3. Pendapatan Masyarakat DPH DPH DPH
E. Sosial Budaya:
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat DPH DPH DPH DPH DPH DPH
2. Keresahan masyarakat DPH DPH

3. Penyakit Sosial Masyarakat TDP TDP TDP DPH


Ho Ho Ho
Gangguan keamanan dan TDP TDP DPH
4. Ho Hk
kenyamanan
F. Kesehatan Masyarakat
1. Pola Penyakit dan nosokomial TDP TDP TDP DPH
Ho Ho Ho
Sanitasi Lingkungan & Limbah TDP TDP DPH DPH
2. Hk Ho
Padat
3. Vektor penyakit DPH

Keterangan:

P : Dampak Penting Hipotetik DPH


To : Dampak Tidak Penting Tanpa Dikelola TDPHo
Tk : Dampak Tidak Penting Perlu Dikelola TDPHk

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 127


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pra-Konstruksi : (1) Sosialisasi proyek


Konstruksi : (2) Rekruitmen tenaga kerja konstruksi, (3) Pembukaan dan pematangan lahan, (4)
Pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat, (5) Mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, (6) Pembangunan fisik RS-PKU dan kelengkapannya,
Operasi : (7) Rekruitmen Karyawan Operasi RS-PKU Muhammadiyah, (8) Operasi Rumah Sakit
PKU Surakarta

Tabel 2.37. Identifikasi Dampak Tidak Penting dan Dampak Penting Hipotetik
(DPH)
Tahap Sumber Dampak Identifikasi dampak potensial
Sosialisasi proyek 1. Timbulnya Keresahan masyarakat (DPH)
Pra Konstruksi 2. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat (DPH)
Konstruksi Rekruitmen tenaga kerja 3. Peningkatan Peluang kerja dan berusaha (DPH)
konstruksi 4. Peningkatan Jumlah dan kepadatan penduduk
(TDPHo)
5. Peningkatan Pendapatan Masyarakat (DPH)
6. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat(DPH)
7. Keresahan masyarakat (DPH)
8. Timbulnya penyakit sosial (TDPHo)
Pembukaan dan 9. Penurunan Kualitas udara (firik dan kimia) (TDPHk)
pematangan lahan 10. Peningkatan Kebisingan (TDPHk)
11. Peningkatan Getaran (TDPHk)
12. Runoff, erosi dan Sedimentasi (TDPHo)
Pembuatanbasecamp 13. Penurunan Kualitas udara (fisik dan kimia) (TDPHo)
tenaga kerja, bahan dan 14. Peningkatan Kebisingan (TDPHo)
alat 15. Peningkatan Getaran (TDPHo)
16. Perubahan Pola Penyakit (ISPA) (TDPHo)
17. Sanitansi Lingkungan & Limbah Padat (TDPHk)
Mobilisasi peralatan dan 18. Penurunan Kualitas Udara (termasuk Debu) (DPH)
bahan bangunan 19. Peningkatan Kebisingan (DPH)
20. Peningkatan Getaran (DPH)
21. Penurunan kualitas air permukaan (TDPHk)
22. Kepadatan Lalulintas dan resiko kecelakaan (DPH)
23. Timbulnya Kerusakan jalan (TDPHk)
24. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat (DPH)
25. Gangguan Keamanan dan Kenyamanan (TDPHo)
26. Perubahan Pola Penyakit & isokomial (TDPHo)
27. Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat (TDPHo)
Pembangunan fisik RS PKU 28. Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia) (DPH)
dan kelengkapannya 29. Peningkatan Kebisingan (DPH)
30. Peningkatan Getaran (DPH)
31. Penurunan kuantitas air tanah (DPH)
32. Penurunan Kualitas Air Permukaan (TDPHo)
33. Peningkatan Runoff, erosi dan sedimentasi (DPH)
34. Timbulnya peluang usaha (DPH)
35. Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat (TDPHo)
36. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat (DPH)

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 128


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
37. Gangguan keamanan dan kenyamanan (TDPHk)
38. Perubahan Pola Penyakit & Isokomial (TDPHo)
39. Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat (DPH)
Operasi Rekruitmen Karyawan 40. Peningkatan Peluang kerja(DPH)
OperasiRS PKU 41. Peningkatan Pendapatan Masyarakat (DPH)
Muhammadiyah 42. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat (DPH)
43. Timbulnya penyakit sosial (TDPHo)
Operasi Rumah Sakit PKU 44. Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia) (DPH)
Surakarta 45. Peningkatan Kebisingan (TDPHo)
46. Penurunan kuantitas air tanah (DPH)
47. Penurunan Kualitas Air Permukaan (DPH)
48. Peningkatan Kepadatan lalulintas dan resiko
kecelakaan (DPH)
49. Peningkatan Kerusakan Jalan (TDPHo)
50. Gangguan kehidupan Biota Perairan (TDPHo)
51. Peningkatan Peluang Berusaha (DPH)
52. Peningkatan Pendapatan Masyarakat (DPH)
53. Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat (DPH)
54. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat (DPH)
55. Gangguan keamanan dan Kenyamanan (DPH)
56. Perubahan Pola Penyakit & Isokomial (DPH)
57. Penurunan Sanitasi Lingkungan& limbah padat (DPH)
58. Vektor penyakit (DHP)

2.5.3.6. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting


Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan dampak penting hipotetik
yang telah dirumuskan pada evaluasi dampak potensial sehingga diperoleh isu-isu pokok
lingkungan yang secara utuh dan lengkap menggambarkan:
a) Keterkaitan antara komponen kegiatan penyebab dampak dengan komponen
lingkungan terkena dampak dampak penting (terjadi perubahan mendasar),

b) Keterkaitan antar berbagai komponen dampak penting yang telah dirumuskan


(dampak primer, sekunder dan dampak turunannya).

Isu-isu pokok lingkungan tersebut dirumuskan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:


1) Seluruh dampak penting hipotetik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
menurut hubungan keterkaitannya (sebab-akibat antara komponen kegiatan
penyebab dampak dan komponen lingkungan terkena dampak, dampak primer-
dampak sekunder) satu sama lain,

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 129


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2) Dampak penting yang berkelompok tersebut selanjutnya diurutkan berdasarkan
kepentingannya, baik dari aspek ekonomi, sosial, maupun ekologi.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 130


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Tabel 2.38. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting Hipotetik (DPH)

No. Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik (DPH) Prioritas DPH


Tahap Pra Konstruksi 1. Peningkatan pencemaran
1. Timbulnya Keresahan masyarakat Keresahan Masyarakat limbah, penurunan kualitas
2. Timbulnya Persepsi dan Sikap Masyarakat Persepsi dan Sikap Masyarakat udara, peningkatan kebisingan
Tahap Konstruksi dan getaran, penurunan
1. Peningkatan Peluang Kerja dan Usaha Peningkatan Peluang Kerja dan Usaha kuantitas air tanah, penurunan
2. Peningkatan Jumlah dan Kepadatan Penduduk kualitas air permukaan,
3. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Peningkatan Pendapatan Masyarakat meningkatnya gangguan
4. Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat lalulintas dan resiko kecelakaan
5. Keresahan Masyarakat Keresahan Masyarakat serta peningkatan resiko infeksi
6. Timbulnya Penyakit Sosial nosokomial.
2. Meningkatnya peluang kerja,
7. Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia) Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia)
berusaha dan pendapatan
8. Peningkatan Kebisingan Peningkatan Kebisingan
masyarakat, peningkatan run
9. Peningkatan Getaran Peningkatan Getaran
off, erosi dan sedimentasi
10. Runoff, Erosi dan Sedimentasi Runoff, Erosi dan Sedimentasi
3. Timbulnya persepsi negatif dari
11. Penurunan Kualitas Air Permukaan Penurunan Kualitas Air Permukaan
masyarakat akibat
12. Kepadatan Lalulintas dan Resiko Kecelakaan Kepadatan Lalulintas & Resiko Kecelakaan kekhawatiran tidak terkelolanya
13. Timbulnya Kerusakan Jalan limbah rumah sakit , terjadinya
14. Gangguan Keamanan dan Kenyamanan gangguan keamanan dan
15. Perubahan Pola Penyakit & Isokomial kenyamanan akibat beruknya
16. Sanitasi Lingkungan dan Limbah Padat Sanitasi Lingkungan dan Limbah Padat sanitasi dan pengelolaan
17. Penurunan Kuantitas Air Tanah Penurunan Kuantitas Air tanah limbah cair dan padat.
Tahap Operasi
1. Peningkatan Peluang Kerja Peningkatan Peluang Kerja
2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Peningkatan Pendapatan Masyarakat
3. Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat
4. Timbulnya Penyakit Sosial
5. Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia) Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia)
6. Peningkatan Kebisingan
7. Penurunan Kuantitas Air Tanah Penurunan Kuantitas Air Tanah
8. Penurunan Kualitas Air Permukaan Penurunan Kualitas Air Permukaan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 131


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

9. Peningkatan Kepadatan Lalulintas dan Resiko Peningkatan Kepadatan Lalulintas dan


Kecelakaan Resiko kecelakaan
10. Peningkatan Kerusakan Jalan
11. Gangguan kehidupan Biota Perairan
12. Gangguan Keamanan dan Kenyamanan Gangguan Keamanan dan Kenyamanan
13. Perubahan Pola Penyakit
14. Penurunan Sanitasi Lingkungan& Penumpukan Penurunan Sanitasi Lingkungan&
limbah padat Penumpukan Limbah Padat
15. Vektor penyakit Vektor Penyakit

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta II - 132


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

2.6. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

2.6.1. Batas Wilayah Studi

Penentuan batas wilayah Studi Analisis Dampak Lingkungan pengembangan RS PKU


Muhammadiyah Surakarta ditekankan pada pertimbangan luas daerah yang terkena
dampak kegiatan proyek pada setiap tahapan kegiatan. Batas wilayah studi merupakan
resultante dari batas kegiatan proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi
dengan memperhatikan batas teknis yang meliputi keterbatasan sumberdaya, waktu,
dana, teknik dan metoda telaahan. Dasar penentuan wilayah studi secara rinci dapat
dikemukakan sebagai berikut:

a. Batas Proyek

Batas proyek adalah ruangan tempat kegiatan berlangsung mulai dari tahap pra
konstruksi, konstruksi dan operasi, meliputi lahan yang dipergunakan untuk kegiatan
pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang terletak di RT 04 RW 01 Jl.
Yosodipuro Kampung Tumenggungan Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari.
Batas proyek kegiatan pengembangan adalah sesuai dengan posisi geografis pada
koordinat 07º 33' 14" LS dan 110º 49' 02"

b. Batas Ekologis

Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan melalui media air,
udara dan tanah, termasuk proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut
yang diperkirakan akan mengalami perubahan secara mendasar. Khususnya paparan
dampak yang terjadi pada rencana pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta diprakirakan melalui media udara dan air.

Media udara digunakan untuk penentuan batas perubahan kualitas udara dan
kebisingan. Dalam penentuan batas ekologisnya memperhatikan arah dan kecepatan
angin yang terjadi di lokasi rencana kegiatan. Arah angin yang dominan dari Utara-
Timur Laut menuju Selatan – Barat Daya, dengan kecepatan terbesar 5,13 knot –
7,20 knot. Perubahan kualitas udara pada tahap konstruksi dan tahap operasi
diperkirakan akan mencapai daerah permukiman. Sebaran dampak kebisingan pada
tahap operasi terbatas pada daerah pemukiman penduduk.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 133


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Media air digunakan untuk batas perubahan kualitas air permukaan dan kuantitas air
tanah. Berdasarkan data geohidrologi bahwa lokasi rencana kegiatan berada pada
Cekungan Air Tanah yang sama dan dengan topografi yang relatif datar. Oleh sebab
itu batas ekologisnya bersifat radial dengan kecenderungan memperhatikan arah
aliran air permukaan.

c. Batas Sosial

Batas sosial merupakan ruang di sekitar lokasi kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya interaksi sosial yang terkait dengan norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial); sesuai dengan proses dinamika
sosial suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan mengalami perubahan mendasar
akibat rencana kegiatan pengembangan bandar udara tersebut. Kelompok
masyarakat di sekitar kegiatan yang akan terkena dampak positif maupun negatif
adalah masyarakat di permukiman terdekat. Mengingat dampak lingkungan hidup
menyebar tidak merata, sehingga batas sosial ditetapkan dengan membatasi
permukiman-permukiman yang diprakirakan akan terkena dampak lingkungan. Batas
sosial meliputi wilayah permukiman penduduk Kampung Tumenggungan dan
Kampung Punggawan Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

d. Batas Administrasi

Batas administrasi adalah ruang tempat masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan sosial ekonomi dan budaya sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. Batas ruang dimaksud berupa batas
ruang secara adminstratif. Secara administrasi rencana pembangunan pengembangan
RS PKU Muhammadiyah berada di Kampung Tumenggungan RT 04 RW 01 Kelurahan
Timuran kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

e. Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi merupakan resultante dari batas kegiatan proyek, batas ekologis,
batas sosial dan batas administrasi. Secara keruangan maka wilayah studi dapat
disajikan pada Gambar di bawah ini.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 134


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2.6.2. Batas Waktu Kajian

Batas waktu kajian AMDAL merupakan rentang waktu dalam memprediksi dampak
dari rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan terkena dampak. Batas
waktu kajian dampak ditetapkan selama 15 tahun mulai beroperasinya Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2015 hingga tahun 2030. Dampak yang
terjadi, prediksi maupun evaluasinya dibuat berdasar batas waktu kajian. Secara
rinci batas waktu kajian disampaikan pada tabel berikut.

Tabel 2.39. Batas Waktu Kajian pada Setiap Dampak


Estimasi
Tahap Sumber Dampak Waktu Kajian
Waktu
Pra 1. Timbulnya Keresahan 2 bulan 1. Mulai dari kegiatan sosialisasi proyek
Konstruksi masyarakat sampai akan dilaksanakan konstruksi

2. Timbulnya Sikap dan 2 bulan 2. Mulai dari kegiatan sosialisasi proyek


persepsi masyarakat sampai akan dilaksanakan konstruksi
Konstruksi 3. Penurunan Kualitas udara 12 bulan 3. Mulai kegiatan pembukaan dan
(firik dan kimia) pamatangan, mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, pembuatanbase
camp, sampai dilaksanakan kegiatan
operasi RS-PKU Surakarta
4. Peningkatan Kebisingan 12 bulan 4. Mulai kegiatan pembukaan dan
dan Peningkatan Getaran pamatangan, mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, pembuatanbase
camp, sampai dilaksanakan kegiatan
operasi RS-PKU Surakarta
5. Runoff, erosi dan 12 bulan 5. Kegiatan pembukaan dan
Sedimentasi pamatangan,pembuatanbase campdan
dilaksanakan kegiatan pembangunan
fisik RS
6. Penurunan kualitas air 12 bulan 6. Mulai kegiatan pembukaan dan
permukaan pamatangan, mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, pembuatanbase
camp, sampai akan dilaksanakan
kegiatan operasi RS-PKU Surakarta
7. Penurunan kuantitas air 12 bulan 7. Kegiatan pembuatanbase camp dan
tanah kegiatan pembangunan fisik RS-PKU
Surakarta
8. Kepadatan Lalulintas dan 12 bulan 8. Kegiatan mobilisasi peralatan dan
resiko kecelakaan bahan bangunan
9. Timbulnya Kerusakan 12 bulan 9. Kegiatan mobilisasi peralatan dan
jalan bahan bangunan
10. Peningkatan Peluang 5 bulan 10. Pada kegiatan rekruitmen tenaga
kerja dan usaha konstruksi dan sampai pembangunan
fisik RS

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 135


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
11. Peningkatan Jumlah dan 4 bulan 11. Kegiatan rekruitmen tenaga konstruksi
kepadatan penduduk RS-PKU Surakarta
12. Timbulnya Penyakit 12. Mulai kegiatan pembukaan dan
Sosial Masyarakat pamatangan, mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, pembuatanbase
camp, sampai dilaksanakan kegiatan
operasi RS-PKU Surakarta
13. Timbulnya Sikap dan 5 bulan 13. Mulai kegiatan pembukaan dan
persepsi masyarakat pamatangan, mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, pembuatanbase
camp, sampai akan dilaksanakan
kegiatan operasi RS-PKU Surakarta
14. Gangguan Keamanan 6 bulan 14. Mulai kegiatan pembukaan dan
dan Kenyamanan pamatangan, mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, pembuatanbase
camp, sampai akan dilaksanakan
kegiatan operasi RS-PKU Surakarta
15. Perubahan Pola Penyakit 6 bulan 15. Mulai kegiatan pembukaan dan
& Nosokomial pamatangan, mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, pembuatanbase
camp, sampai akan dilaksanakan
kegiatan operasi RS-PKU Surakarta
16. Sanitasi Lingkungan 6 bulan 16. Mulai kegiatan pembukaan dan
&Limbah Padat pamatangan, mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, pembuatanbase
camp, sampai akan dilaksanakan
kegiatan operasi RS-PKU Surakarta
Operasi 17. Penurunan Kualitas setiap hari 17. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Udara (fisik dan kimia) Surakarta

18. Peningkatan Kebisingan setiap hari 18. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Surakarta
19. Penurunan kuantitas air setiap hari 19. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
tanah Surakarta
20. Penurunan Kualitas Air setiap hari 20. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Permukaan Surakarta
21. Peningkatan Kepadatan setiap hari 21. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
lalulintas dan resiko Surakarta
kecelakaan
22. Peningkatan Kerusakan setiap hari 22. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Jalan Surakarta
23. Gangguan kehidupan setiap hari 23. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Biota Perairan Surakarta
24. Peningkatan Peluang setiap ada 24. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Kerja dan Berusaha lowongan
kerja
25. Peningkatan Pendapatan setiap hari 25. Mulai kegiatan Rekruitmen tenaga
Masyarakat operasi sampai operasional RS-PKU
26. Timbulnya Sikap dan setiap hari 26. Mulai kegiatan Rekruitmen tenaga
persepsi masyarakat opersi sampai operasional RS-PKU
27. Timbulnya Penyakit Apabila ada 27. Mulai kegiatan Rekruitmen tenaga
Sosial Masyarakat keluhan opersi sampai operasional RS-PKU

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 136


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
28. Gangguan keamanan dan setiap hari 28. Mulai kegiatan Rekruitmen tenaga
Kenyamanan operasi sampai operasional RS-PKU
29. Perubahan Pola Penyakit setipa ada 29. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
& Nosokomial keluhan
30. Penurunan Sanitasi setiap hari 30. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Lingkungan/penumpukan
limbah padat
31. Vektor penyakit setiap hari 31. Mulai kegiatan operasional RS-PKU

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 137


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Tabel 2.1. Ringkasan Proses Pelingkupan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 138


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

A. Tahap Prakonstruksi

I. Komponen Sosial

1. Sosialisasi Rencana Tidak ada Persepsi Perubahan Terjadi persepsi DPH Masyarakat di 1 minggu
Kegiatan masyarakat persepsi negatif yang sekitar tapak dengan asumsi
masyarakat signifikan akibat proyek sudah dapat
sosialisasi rencana mewakili
kegiatan dan persepsi
konsultasi publik masyarakat
pada tahap
prakonstruksi

B. Tahap Konstruksi

I. Komponen Fisik Kimia


1. Mobilisasi Peralatan dan Tidak ada Kualitas udara Penurunan Mobilisasi DPH Permukiman di 1 minggu
material kualitas udara peralatan dan sekitar tapak dengan asumsi
material akan proyek lokasi dapat mewakili
menghasilkan emisi rencana kondisi kualitas
udara yang pembangunan udara tahap
signifikan gedung rawat konstruksi
inap dan parkir

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 139


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

Tidak ada Kebisingan Peningkatan Mobilisasi DPH Permukiman di 1 minggu


Kebisingan peralatan dan sekitar tapak dengan asumsi
material akan proyek lokasi sudah dapat
menghasilkan rencana mewakili kondisi
kebisingan yang pembangunan kebisingan
signifikan gedung rawat
inap dan parkir

2. Pekerjaan Fisik / Tidak ada Kualitas udara Penurunan Kegiatan konstruksi DPH Lokasi 1 minggu
konstruksi Bangunan kualitas udara akan menghasilkan kegiatan dan dengan asumsi
emisi udara dari permukiman sudah dapat
peralatan sekitarnya mewakili kondisi
konstruksi yang kualitas udara
signifikan.

Tidak ada Kebisingan Peningkatan Suara mesin-mesin DPH Lokasi 1 minggu


kebisingan peralatan kegiatan dan dengan asumsi
konstruksi akan permukiman sudah dapat
menghasilkan sekitarnya mewakili kondisi
kebisingan yang kebisingan
signifikan

Tidak ada Saluran Penurunan Peningkatan DPH Lokasi 1 minggu


drainase kualitas air kekeruhan air kegiatan dan dengan asumsi
sekitar permukaan akibat kegiatan saluran sudah dapat
dewatering drainase mewakili
sekitarnya penurunan
kualitas air

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 140


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

permukaan

Tidak ada Lahan sekitar Genangan/ Potensi genangan DPH Lokasi 1 minggu
dan Saluran banjir dan banjir akibat kegiatan dan dengan asumsi
drainase luapan air dan saluran sudah dapat
sekitar pendangkalan drainase mewakili
saluran drainase sekitarnya potensi
genangan dan
banjir

II. Komponen Sosial

1. Rekruitmen Tenaga Memprioritaskan Kesempatan Adanya Timbulnya DPH Permukiman di 1 bulan selama
Kerja Konstruksi tenaga kerja lokal kerja kesempatan kesempatan kerja sekitar lokasi konstruksi sudah
sesuai dengan kerja yang cukup kegiatan dapat mewakili
keterampilan dan signifikan terutama kondisi
kebutuhan permukiman kesempatan
sekitar kerja

Memprioritaskan Pendapatan Peningkatan Terjadi DPH Permukiman di 1 bulan selama


tenaga kerja lokal Masyarakat pendapatan peningkatan sekitar lokasi konstruksi sudah
sesuai dengan masyarakat pendapatan yang kegiatan dapat mewakili
keterampilan dan cukup signifikan terutama kondisi
kebutuhan permukiman pendapatan
masyarakat

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 141


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

sekitar

Sosialisasi rencana Persepsi Perubahan Terjadi perubahan DPH Permukiman di 1 minggu


kegiatan secara masyarakat persepsi persepsi sekitar lokasi selama
kontinyu masyarakat masyarakat yang kegiatan konstruksi sudah
(positif/ cukup signifikan terutama dapat mewakili
negatif) akibat kegiatan permukiman kondisi persepsi
Rekruitmen Tenaga sekitar masyarakat
Kerja Konstruksi

2. Mobilisasi Peralatan dan Tidak ada Kenyamanan Penurunan Terjadi penurunan DPH Permukiman di 1 minggu
Material kenyamanan kenyamanan yang sekitar lokasi selama
cukup signifikan kegiatan mobilisasi
akibat penurunan terutama peralatan dan
kualitas udara, permukiman material sudah
kebisingan dan lalu sekitar dapat mewakili
lintas kondisi
kenyamanan
masyarakat

Tidak ada Kamtibmas Gangguan Berpotensi DPH Permukiman di 1 minggu


Kamtibmas menimbulkan sekitar lokasi selama
gangguan kegiatan mobilisasi
kamtibmas yang terutama peralatan dan
cukup signifikan permukiman material sudah
akibat kegiatan sekitar dapat mewakili
Mobilisasi kondisi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 142


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

Peralatan dan kamtibmas


Material masyarakat

Sosialisasi rencana Persepsi Perubahan Terjadi perubahan DPH Permukiman di 1 minggu


kegiatan secara masyarakat persepsi persepsi sekitar lokasi selama
kontinyu masyarakat masyarakat yang kegiatan konstruksi sudah
(positif/ cukup signifikan terutama dapat mewakili
negatif) akibat kegiatan permukiman kondisi persepsi
Mobilisasi sekitar masyarakat
Peralatan dan
Material

3. Pekerjaan Fisik Tidak ada Kenyamanan Penurunan Terjadi penurunan DPH Permukiman di 1 minggu
/konstruksi bangunan kenyamanan kenyamanan yang sekitar lokasi selama
cukup signifikan kegiatan konstruksi fisik/
akibat penurunan terutama bangunan sudah
kualitas udara, permukiman dapat mewakili
kebisingan dan sekitar kondisi
getaran kenyamanan

Tidak ada Kamtibmas Gangguan Berpotensi DPH Permukiman di 1 minggu


Kamtibmas menimbulkan sekitar lokasi selama
gangguan kegiatan mobilisasi
kamtibmas yang terutama peralatan dan
cukup signifikan permukiman material sudah

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 143


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

akibat Pekerjaan sekitar dapat mewakili


Fisik /konstruksi kondisi
bangunan kamtibmas
masyarakat

Sosialisasi rencana Persepsi Perubahan Terjadi perubahan DPH Permukiman di 1 minggu


kegiatan secara masyarakat persepsi persepsi sekitar lokasi selama
kontinyu masyarakat masyarakat yang kegiatan konstruksi sudah
(positif/ cukup signifikan terutama dapat mewakili
negatif) akibat Pekerjaan permukiman kondisi persepsi
Fisik /konstruksi sekitar masyarakat
bangunan

III. Komponen Kesehatan Masyarakat

1. Mobilisasi Peralatan dan Tidak ada Kesehatan Gangguan Terjadi gangguan DPH Di tapak 1 minggu
Material masyarakat kesehatan kesehatan yang proyek lokasi selama
masyarakat cukup signifikan rencana Mobilisasi
akibat penurunan pembangunan Peralatan &

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 144


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

kualitas udara dan gedung rawat Material dan


bising inap dan parkir Demobilisasi
Peralatan sudah
dapat mewakili
kondisi
gangguan
kesehatan
masyarakat

2. Konstruksi fisik/ Tidak ada Kesehatan Gangguan Terjadi gangguan DPH Di tapak 1 minggu
bangunan masyarakat kesehatan kesehatan yang proyek lokasi selama
masyarakat cukup signifikan rencana konstruksi fisik
akibat penurunan pembangunan /bangunan
kualitas udara, gedung rawat sudah dapat
bising dan inap dan parkir mewakili kondisi
penurunan kualitas gangguan
sanitasi lingkungan kesehatan
masyarakat

Tidak ada sanitasi Penurunan Timbulan sampah DPH Di tapak 1 minggu


lingkungan sanitasi dan perilaku proyek lokasi selama
lingkungan pekerja konstruksi rencana konstruksi fisik
dapat penurunan pembangunan /bangunan
sanitasi gedung rawat sudah dapat
lingkungan. inap dan parkir mewakili kondisi
kondisi sanitasi
lingkungan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 145


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

C. Tahap Operasional

I. Komponen Fisik Kimia

1. Operasional RS PKU Tidak ada Kualitas udara Penurunan Terjadi penurunan DPH Di lokasi RSU 1 minggu
Kualitas kualitas udara yang PKU selama kegiatan
Udara cukup signifikan Muhammadi operasional RS
akibat emisi udara PKU
yah Surakarta Muhammadiyah
dari operasional RS
dan sekitarnya dengan asumsi
PKU
Muhammadiyah sudah dapat
mewakili kondisi
kualitas udara

Kebisingan Kebisingan Terjadi Terjadi kebisingan DPH Di lokasi RSU 1 minggu


kebisingan yang cukup PKU selama kegiatan
yang cukup signifikan akibat Muhammadi operasional RS
signifikan suara kendaraan yah Surakarta PKU
akibat pengunjung dan sekitarnya Muhammadiyah
operasional operasional RS PKU dengan asumsi
RS PKU Muhammadiyah sudah dapat
Muhammadi mewakili kondisi
kebisingan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 146


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

yah

Pembuatan dan Kualitas air Penurunan Terjadi penurunan DPH Di lokasi RS 1 bulan selama
operasional IPAL permukaan kualitas air kualitas air yang PKU kegiatan
permukaan cukup signifikan Muhammadi operasional RS
akibat limbah cair PKU
yah dan Muhammadiyah
domestic RS PKU
sekitarnya sudah dapat
mewakili kondisi
kualitas air

Tidak ada Kuantitas air Penurunan Terjadi penurunan DPH Di lokasi RS 1 bulan selama
tanah kuantitas air kuantitas air tanah PKU kegiatan
karena RS PKU Muhammadi operasional RS
mengunakan sumur PKU
yah dan Muhammadiyah
dalam
sekitarnya sudah dapat
mewakili kondisi
kuantitas air

Tidak ada Genangan/ Kejadian Genangan/banjir DPH Lingkungan di 1 minggu


Banjir genangan/ akan terjadi jika sekitar lokasi dengan asumsi
banjir saluran air rencana sudah dapat
tersumbat oleh pembangunan mewakili kondisi
sampah dari gedung rawat genangan air
aktivitas karyawan inap dan parkir
maupun
pengunjung,
terutama di waktu

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 147


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

turun hujan

Tidak ada Lalu lintas dan Gangguan lalu Terjadi gangguan DPH Jalan-jalan di 1 bulan selama
parkir lintas dan lalu-lintas dan sekitar RS PKU kegiatan
parkir perparkiran akibat Muhammadi operasional RS
operasional RS PKU PKU
yah Muhammadiyah
Muhammadiyah
sudah dapat
mewakili kondisi
lalu lintas dan
perparkiran

II. Komponen Biologi

1. Operasional RS PKU SOP pencegahan Mikrobiologi Peningkatan Potensi DPH Ruang 1 bulan selama
Muhammadiyah Infeksi nosokomial udara Mikrobiologi peningkatan pelayanan kegiatan
udara Mikrobiologi udara kesehatan RS operasional
patogen patogenmasih PKU RSUD Dr.
cukup signifikan Muhammadiya Moewardi
h sudah dapat
mewakili kondisi
Mikrobiologi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 148


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

udara

III. Komponen Sosial

1. Rekrutment tenaga Memprioritaskan Kesempatan Adanya Timbulnya DPH permukiman di 1 bulan selama
kerja Operasional RS tenaga kerja lokal kerja dan kesempatan kesempatan kerja sekitarnya operasional RS
PKU Muhammadiyah sesuai dengan pendapatan kerja dan pendapatan PKU
keterampilan dan masyarakat masyarakat yang Muhammadiyah
kebutuhan bagi warga cukup signifikan sudah dapat
sekitar mewakili kondisi
kesempatan
kerja dan
pendapatan
masyarakat

Sosialisasi rencana Persepsi Perubahan Adanya perubahan DPH lokasi RS PKU 1 bulan selama
kegiatan secara masyarakat persepsi persepsi Muhammadiya kegiatan
kontinyu masyarakat masyarakat yang h serta operasional RS
cukup signifikan permukiman di PKU
baik positif sekitarnya Muhammadiyah
maupun negatif sudah dapat
mewakili kondisi
persepsi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 149


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

masyarakat

2. Operasional RS PKU Mengakomodir dan Peluangberusah Adanya Timbulnya DPH permukiman di 1 bulan selama
Muhammadiyah menata PKL abagi warga peningkatan peluangberusaha sekitarnya operasional RS
sekitar peluang yang cukup PKU
berusaha signifikan Muhammadiyah
sudah dapat
mewakili kondisi
peluang
berusaha

Memprioritaskan Mata- Adanya mata- Adanya mata- DPH permukiman di 1 bulan selama
tenaga kerja lokal pencaharian pencaharian pencaharian dan sekitarnya operasional RS
sesuai dengan dan dan peningkatan PKU
keterampilan dan pendapatan peningkatan pendapatan yang Muhammadiyah
kebutuhan pendapatan cukup signifikan sudah dapat
mewakili kondisi
mata
pencaharian dan
pendapatan

Tidak ada Kenyamanan Penurunan Terjadi penurunan DPH lokasi RSUD Dr. 1 bulan selama
masyarakat kenyamanan kenyamanan Moewardiserta operasional RS
masyarakat masyarakat yang permukiman di PKU
cukup signifikan sekitarnya Muhammadiyah

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 150


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

akibat gangguan sudah dapat


lalu-lintas dan mewakili kondisi
perparkiran, kenyamanan
kualitas udara & masyarakat
kebisingan serta
timbulan sampah

Tidak ada Kamtibmas Penurunan Terjadi penurunan DPH lokasi RS PKU 1 bulan selama
kamtibmas kenyamanan Muhammadiya operasional RS
bagi warga masyarakat yang h serta PKU
sekitar cukup signifikan permukiman di Muhammadiyah
akibat gangguan sekitarnya sudah dapat
lalu-lintas dan mewakili kondisi
perparkiran, serta kamtibmas
keamanan
lingkungan

Sosialisasi rencana Persepsi Perubahan Adanya perubahan DPH lokasi RS PKU 1 bulan selama
kegiatan secara masyarakat persepsi persepsi Muhammadiya kegiatan
kontinyu masyarakat masyarakat yang h serta operasional RS
cukup signifikan permukiman di PKU
baik positif sekitarnya Muhammadiyah
maupun negatif sudah dapat
mewakili kondisi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 151


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan

persepsi
masyarakat

IV. Komponen Kesehatan Masyarakat

1. Operasional RS PKU Tidak ada Kesehatan Gangguan Terjadi gangguan DPH lokasi RS PKU 1 bulan selama
Muhammadiyah masyarakat kesehatan kesehatan akibat Muhammadi kegiatan
masyarakat penurunan kualitas operasional RS
yah serta PKU
udara dan
permukiman di Muhammadiyah
peningkatan
sekitarnya sudah dapat
kebisingan, vektor
penyakit, mewakili kondisi
penurunan sanitasi kesehatan
lingkungan masyarakat

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 152


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 153


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 154


PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta BAB II - 155


BAB III
METODE STUDI

3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan dan analisis data dilakukan pada komponen lingkungan hidup


berupa fisik-kimia, biologi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat di
wilayah studi, yang akan dipakai sebagai rona lingkungan hidup awal pada
saat studi dilakukan. Data rona lingkungan hidup awal digunakan sebagai
basis data. Selanjutnya data rona lingkungan hidup awal yang telah tersusun
ini bersama dengan deskripsi rencana kegiatan digunakan sebagai dasar
untuk memprakirakan dan mengevaluasi dampak penting rencana kegiatan
terhadap komponen lingkungan hidup. Kondisi kualitas lingkungan saat ini
perlu diketahui untuk memprediksi kondisi kualitas lingkungan yang akan
datang tanpa adanya usaha dan dengan adanya usaha.

Perubahan lingkungan tersebut dinyatakan sebagai besaran dampak


(magnitude) dan kepentingan dampak (important). Besar dampak
merupakan selisih antara kondisi kualitas lingkungan tanpa proyek dengan
kondisi kualitas lingkungan dengan proyek pada waktu tertentu

Dari hasil prakiraan dan evaluasi dampak penting tersebut di atas,


selanjutnya dijadikan dasar untuk menyusun Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dari rencana
kegiatan Pembangunan RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Data yang diperlukan untuk studi analisis dampak lingkungan hidup berupa
data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh dari hasil:
survei/observasi, pengukuran langsung dan pengambilan sampel di lapangan
selanjutnya dilakukan analisis laboratorium, serta wawancara dengan
masyarakat (responden) di sekitar tapak proyek ataupun dalam wilayah
studi.

Data sekunder dikumpulkan dari berbagai pustaka dan data yang sudah
tersedia di beberapa instansi terkait. Data sekunder diperoleh dari instansi
terkait antara lain: BAPPEDA Kota Surakarta, Badan Lingkungan Hidup Kota
Surakarta , Kecamatan Banjarsari, Kelurahan Timuran dan pustaka lain

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 1


Data komponen fisik-kimia dan biologi yang telah terkumpul selanjutnya di
analisis dengan cara dibandingkan dengan data hasil prakiraan dengan baku
mutu lingkungan hidup dan kriteria teknis masing-masing komponen
lingkungan hidup. Sedangkan analisis data komponen lingkungan sosial dan
kesehatan masyarakat yang telah terkumpul dilakukan dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif.

Jenis data, metode pengumpulan dan analisisnya untuk masing-masing


komponen adalah sebagai berikut:

3.1.1. Aspek Fisik - Kimia

3.1.1.1 Iklim

1. Data yang diperlukan

Data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi klimatologis


meliputi: curah hujan, temperatur udara, kelembaban udara, arah
angin dan kecepatan angin.

2. Metode pengumpulan data

Data dari parameter iklim berupa data sekunder yang diperoleh dari
stasiun meteorologi terdekat.Data dari parameter iklim yang
dikumpulkan selama 10 tahun terakhir, sehingga dapat diketahui
secara rerata dari setiap parameter iklim yang dapat
menggambarkan kondisi klimatologis di lokasi rencana usaha.

3. Metode analisis data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.

a) Kondisi klimatologis dianalisis dari berbagai data stasiun


meteorologi yang ada di wilayah studi atau sekitarnya yang
masih dapat mewakili, kemudian di rata-rata.
b) Untuk menentukan tipe iklim kawasan, yaitu penentuan tipe
curah hujan wilayah menggunakan nilai Q (Quantien), dimana
penentuan nilai Q dengan menggunakan rumus Schmidt dan
Fergusson:

Jumlah rata-rata bulan kering


Q=
Jumlah rata-rata bulan basah

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 2


Bulan kering = bulan dengan curah hujan < 60 mm
Bulan basah = bulan dengan curah hujan > 100 mm
Besarnya nilai Q kemudian dibandingkan dengan pembagian
tipe iklim Schmidt — Fergusson yang sudah baku sebagai
berikut :

Tabel 3.1. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson


Tipe Curah
Nilai Q Sifat
Hujan
A 0 < Q < 0,143 Sangat basah
B 0,143 < Q < 0,333 Basah
C 0,333 < Q < 0,666 Agak basah
D 0,666 < Q < 1,000 Sedang
E 1,000 < Q < 1,670 Agak kering
F 1,670 < Q < 3,000 Kering
G 3,000 < Q < 7,000 Sangat kering
H 7,000 < Q~ Luar biasa kering
Sumber : Kartasapoetra (1987: 29)

4. Analisis Hasil

Analisis iklim dilakukan pembandingan (matching) antara data


komponen iklim dengan nilai dan rentangan komponen iklim pada
tabel 3.2. Skala Kualitas Lingkunganuntuk menilai kualitas
lingkungan maka ditentukan skala kualitas lingkungan untuk iklim
yang disajikan Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Nilai dan Rentangan Kondisi Iklim


Komponen Nilai dan Rentangan *)
Lingkungan 1 2 3 4 5
Suhu (⁰ C) > 35 / <5 31-30 / 6-10 28-30 / 11- 16-20 21-27
15
Curah hujan (mm) < 500 / < 501-1000 1001-2000 2001-2500 >2500
3000
Kelembaban (%) < 40 / > 100 40-50 / 85- 46-50 / 80- 51-55 / 75- 56-74
100 86 79
Kecepatan angin > 41 31-40 21-30 11-20 < 10
(km/jam)
Jumlah bulan kering >6 4-6 2-4 1-2 1
Jumlah bulan basah 0 1-2 2-4 4-6 >6
Tipe curah hujan D-E C-D B-C A-B A
Sumber: Chafid Fandeli (2004)

Keterangan Nilai dan Rentangan:


Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 3


3.1.1.2 Kualitas Udara

1. Jenis Data

Jenis data dalam analisis komponen kualitas udara merupakan data


kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung di
lapangan dan analisis data di laboratorium . Data-data tersebut
antara lain : Data konsentrasi parameter analisis kualitas udara
antara lain : SO2, NO2, CO, H2S, NH3, O3, TSP, dan Pb, yang
merupakan hasil analisis di laboratorium.

2. Metoda pengambilan sampel.

Pengumpulan data primer kualitas udara ambien dilakukan


berdasarkan metode analisis yang tercantum dalam PP No. 41
Tahun 1999 tentang “Pengendalian Pencemaran Udara”.

Metode pengumpulan data parameter kualitas udara (ambient)


dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan dan
pengukuran di laboratorium dari sampel hasil sampling
menggunakan High Volume Air Sampler (HVAS). Penentuan titik
sampling didasarkan pada tujuan analisis sampling yang mengacu
pada SNI 19-7119.5-2005. Pengukuran dengan field kit,
dilaksanakan pada siang hari dengan waktu pengambilan sampel
minimal 1 jam.

3. Alat-alat untuk pengambilan sampel

Sampel udara diambil dengan alat Multiple Impinger, debu


dikumpulkan dengan alat Dust Sampler atau Hi-vol sampler.

4. Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel

Sampel direncanakan ada 3 (tiga) titik yang mempertimbangkan


arah angin dominan. Wilayah Kota Surakarta arah angin dominan
Utara - Timur menuju Selatan - Barat . Lokasi penentuan sampel
terletak di dalam rencana kegiatan dan di luar rencana kegiatan,
seperti yang tercantum pada tabel 3.3.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 4


Tabel 3.3. Lokasi Sampling Kualitas Udara
Kode Lokasi sampling Alasan pemilihan
Lokasi Peruntukan Lokasi Koordinat lokasi
U-1 Udara Dalam area 07˚ 33' 14" LS Mewakili kualitas udara
ambien rencana RS 110˚ 49' 00" BT lokasi kegiatan
U-2 Udara Luar area Mewakili kualitas udara
ambien rencana RS 07˚ 33' 15" LS di luar lokasi
(50 m timur 110˚ 49' 01" BT kegiatansebelum menuju
laut) lokasi
U-3 Udara Luar area 07˚ 33' 15" LS Mewakili kualitas udara
ambien rencana RS 110˚ 48' 16" BT di luar lokasi kegiatan
(50 m barat setelah meninggalkan
daya) lokasi

5. Jumlah sampel : 3 (tiga) sampel sesuai titik lokasi pengambilan


sampel

6. Metoda analisis data: pengukuran langsung dan analisis


laboratorium.

Tabel 3.4. Metode Analisis Kualitas Udara


No Parameter Satuan Metode Analisis Peralatan
1 SO2 ppm Pararosanilin Spektrofotometer
2 CO ppm NDIR NDIR Analyzer
3 NO2 ppm Saltzman Spektro fotometer
4 H 2S ppm Merqurythiocyanat Spektrofotometer
5 HC ppm Flamet ionization Gas Chromatography
6 Debu mg/m3 Gravimetric Hi-vol sampler
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Kualitas Udara

7. Analisis Hasil

Analisis hasil dilakukan dengan membandingkan antara data hasil


pengukuran dengan Baku mutu kualitas udara yangmengacu pada
Baku Mutu SK. Gub. Jateng No. 8 Th. 2001 tentang Baku Mutu
Udara Ambient di Propinsi Jawa Tengah. Langkah selanjutnya
dengan melakukan analisis pembandingan (matching) antara data
komponen kualitas udara dengan nilai dan rentangan komponen
kualitas udara pada tabel 3.5. untuk mengatahui klasifikasi kualitas
udara. Skala kualitas lingkungan dari parameter udara untuk
digunakan sebagai penentuan kondisi kualitas udara, seperti pada
Tabel 3.5.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 5


Tabel 3.5. Standar Skala Kualitas Lingkungan Untuk Komponen
Kualitas Udara
Nilai dan Rentangan
Parameter
1 2 3 4 5
Temperatur (°Celcius) > 33 31-33 31-32 30-31 29-30
Kualitas Udara
SO2 mg/Nm3 >1,00 1,00-0,90 0,60-0,89 0,30-0,59 0-0,29
NO2 mg/Nm3 >0,5 0,4-0,5 0,27-0,39 0,13 - 0,26 0,0 - 0,13
O3 mg/Nm3 >0,236 0,235-0,236 0,157-0,234 0,073-0,157 0,0 - 0,0783
NH3 ppm >2,1 2,0-2,1 1,33 - 1,99 0,67 - 1,33 0,0-0,67
H2S ppm >0,03 0,02-0,03 0,013 - 0,02 0,006-0,013 0-0,006
CO mg/Nm3 >35 30-35 20 - 30 10 – 20 0 - 10
Debu mg/Nm3 >0,24 0,23-0,24 0,153-0,23 0,077-0,153 0,0-0,77
Sumber: SK Gub Jateng No 8 Th 2001 dan Chafid Fandeli (2004)

Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik

3.1.1.3 Kebisingan

1. Data yang diperlukan: tingkat kebisingan (dBA)

2. Metoda pengambilan sampel:

Kebisingan diukur langsung di lapangan sesuai titik sampling yang


telah ditentukan. Lokasi pengukuran ditentukan berdasarkan letak
sumber dampak, arah dan kecepatan angin, serta letak kawasan
permukiman penduduk yang terdekat.

3. Alat-alat untuk pengambilan sampel: Sound levelmeter.

4. Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel :

Rencana lokasi kegiatan yang berada di Kelurahan Timuran


Kecamatan Banjarsari, yang permukiman penduduk telah padat dan
di bagian utara terdapat sumber kebisingan yang berasal dari
aktivitas transportasi, sehingga sampel pengukuran tingkat
kebisingan direncanakan dilakukan pada 3 (tiga) titik, yang
persebarannya terdapat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Lokasi Sampling Pengukuran Tingkat Kebisingan


Kode Lokasi sampling Alasan pemilihan
Lokasi Peruntukan Lokasi Koordinat lokasi
B-1 Kebisingan Dalam area 07˚ 33' 14" LS Mewakili kebisingan
(kawasan dalam rencana RS 110˚ 49' 00" BT lokasi kegiatan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 6


RS)
B-2 Kebisingan luar RS Luar area Mewakili kebisingan
rencana RS ( 50 07˚ 33' 15" LS di luar lokasi kegiatan
m sebelah 110˚ 49' 01" BT pada permukiman
timur) terdekat
B-2 Kebisingan luar RS Luar area 07˚ 33' 15" LS Mewakili kebisingan
rencana RS ( 50 110˚ 48' 16" BT di luar lokasi kegiatan
m sebelah barat pada permukiman
) terdekat

5. Jumlah sampel : 3 (tiga) sampel sesuai titik lokasi pengambilan


sampel

6. Metoda analisis data:

Pernyataan tingkat kebisingan ekivalen merupakan model yang


digunakan untuk menyatakan tingkat kebisingan yang merupakan
tingkat tekanan rerata dalam interval waktu tertentu. Model
matematis disajikan dalam persamaan :

 n 
Lek = 10 Log   f i .10L i /10 dBA
 i =1 
Atau

 n Li /10 
L ek = 10 Log1/L M atau S   f i .10 dBA
 i=1 
Dengan :
Lek= tingkat kebisingan ekivalen (dBA),
Fi = faksi waktu terjadinya tingkat kebisingan pada interval waktu
pengukuran tertentu,
Li = nilai tengah tingkat kebisingan pada interval waktu pengukuran
tertentu (dBA).

Pengukuran tingkat kebisingan untuk keperluan lingkungan


dilakukan dengan cara sederhana mengacu pada KEP-
48/MENLH/11/1996, menggunakan sound level meter, Persamaan
yang dapat digunakan adalah:

SL1 - SL2 = 20 log (L2/L1)

Dimana :
SL1 dan SL2 adalah tingkat kebisingan sumber pencemar dan pada jarak tertentu
L2/L1 adalah jarak yang diingikan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 7


Sedangkan waktu maksimum yang diperkenankan pada tingkat
kebisingan tertentu dapat diperkirakan berdasarkan model ACGIH
dan NIOSH.
480
T (menit) = (L -85)
, dimana L adalah tingkat kebisingan yang ada
3
2
kuantitatif, kualitatif. Pengukuran kebisingan (dBA) dengan alat
Sound Level Meter.

7. Analisis Hasil

Analisis kebisingan lingkungan dilakukan dengan cara


membandingkan hasil pengukuran dengan Baku mutu kualitas
udara yang digunakan mengacu pada Baku Mutu SK. Gub. Jateng
No. 8 Th. 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambient di Propinsi Jawa
Tengah. Untuk kawasan pemukiman dan pendidikan ditetapkan
sebesar 55 dBA.Langkah selanjutnya dengan melakukan analisis
pembandingan (matching) antara data kebisingan dengan nilai dan
rentangan kebisingan pada tabel 3.7. untuk mengetahui klasifikasi
tingkat kebisingan.

Tabel 3.7. Standar Skala Kualitas Lingkungan Untuk Komponen


Kebisingan
Nilai dan Rentangan
Parameter
1 2 3 4 5
Perumahan dBA > 60 55-60 50-55 45-50 45 >
Sumber: SK Gub Jateng No 8 Th 2001 dan Chafid Fandeli (2004)

Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik

3.1.1.4 Hidrologi

1. Kualitas Air Tanah

a) Data yang diperlukan

Parameter kualitas air baku/air bersih meliputi: temperatur, pH,


padatan terlarut, nitrat, nitrit, klorida, seng, timbal, kromium,
cadmium, tembaga, COD dan BOD. Sedangkan data air
tanah/air sumur/air bersih dibandingkan dengan Peraturan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 8


Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.

b) Metoda dan alat pengambilan sampel:

Metode pengambilan sampel air tanah dilakukan sesuai metode


baku SNI 6989.58:2008 tentang Metode Pengambilan Contoh
Air Tanah, sedangkan metode analisis air tanah mengacu pada
Permenkes492/MENKES/PER/IV/2010 .

Tabel 3.8. Metode Analisis Kualitas Air Baku/Air Bersih

Parameter Satuan Metode Peralatan


O
Temperatur C Pemuaian Normal Termometer
pH - Potensiometri pH meter
Padatan terlarut mg/l Gravimetrik Timb.Analitik
Nitrat g/l Spektofotometer Spektofotometer
Nitrit g/l Spektofotometer Spektofotometer
Klorida mg/L Cl Serapan atom, ekstraksi chelasi APDC AAS
Seng mg/L Zn Serapan atom, ekstraksi chelasi APDC AAS
Spektrofotometrik Spektrofotometer
Timbal mg/L Pb
Serapan Atom Serapan Atom
Kromium mg/L Cr Spektrofotometrik,Difenilcarbazida Spektrofotometer
Serapan atom, ekstraksi chelasi
Cadmium mg/L Cd AAS
APDC
Tembaga mg/L Cu Serapan atom, ekstraksi chelasi APDC AAS
COD mg/L O2 Titrimetri Buret
BOD mg/L O2 Titrimetri Buret
Sumber : Baku mutu PERMENKES No 907/MENKES/SK/VII/2002

c) Alat pengambilan sampel: water sampler

d) Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel

Sampel direncanakan ada 4(empat) titik yang tersebar di


sebelah barat, dalam RS dan timur lokasi serta utara lokasi
kegiatan dan seperti yang terlihat pada tabel 3.9.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 9


Tabel 3.9. Lokasi Sampling Kualitas Air Bersih

Kode Lokasi sampling Alasan pemilihan


Lokasi Peruntukan Lokasi Koordinat lokasi
S-1 Air bersih Di dalam NA Mewakili kualitas air
rencana tanah lokasi kegiatan
kegiatan atau
RS PKU
(exsisting)
S-2 Air bersih Sebelah timur NA Mewakili kualitas air
± 50 m dari tanah permukiman
lokasi penduduk sekitar lokasi
kegiatan
S-3 Air bersih Sebelah barat NA Mewakili kualitas air
± 50 m dari tanah permukiman
lokasi penduduk sekitar lokasi
kegiatan
S-4 Air bersih Sebelah utara NA Mewakili kualitas air
± 50 m dari tanah permukiman
lokasi penduduk sekitar lokasi
kegiatan

e) Jumlah sampel: 4 (empat) titik

f) Metode analisis data

Metode pengumpulan data parameter kualitas air ( sumur)


dilakukan secara langsung di lapangan dan pengukuran di
laboratorium dari sampel hasil sampling menggunakan water
sampler. Penentuan titik sampling berdasarkan/ disesuaikan
dengan tujuan analisis sampling yang mengacu pada Standart
Nasional Indonesia (SNI) 6989.57.2008 dan SNI 6989.58.2008
seperti yang terlihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Metode Analisis dan Alat yang Digunakan untuk


Menentukan Kualitas Air

No. Parameter Satuan Metode Peralatan


1. Temperatur OC SNI 06-2413-1991 Termometer
2. Padatan terlarut Mg/l SNI 06-2513-1991 Timb.Analitik
3. Padatan tersuspensi Mg/l SNI 06-2413-1991 Timb.Analitik
4. DHL Mhos/cm Potensiometri Conductivity meter
5. pH - SNI 06-6989.11-2004 pH meter
6. Ca g/l Titrimetri EDTA Buret
7. Mg g/l Fitrimetri EDTA Buret
8. Fe g/l SNI 6989.4-2009 AAS

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 10


No. Parameter Satuan Metode Peralatan
9. Mn g/l SNI 6989.5-2009 AAS
10. Cd g/l SNI 6989.16-2009 AAS
11. Cu g/l SNI 6989.6-2009 AAS
12. Pb g/l SNI 6989.46-2009 AAS
13. Cr g/l SNI 6989.17-2009 AAS
Cr6+ SNI 6989.71-2009 Spektro UV-Vis
14. Hg g/l Spektofotometri AAS
15. Sulfida g/l SNI 6989.75-2009 Buret
SNI 6989.70-2009 Buret
16. Amonia bebas g/l SNI 06-2479-1991 Spektro UV-Vis
17. Nitrat g/l SNI 06-2480-1991 Spektro UV-Vis
18. Nitrit g/l SNI 06-2484-1991 Spektro UV-Vis
19. DO g/l Titrimetri Buret
20. BOD g/l SNI 6989.72-2009 Buret
21. COD g/l SNI 6989.2-2009 Spektro UV-Vis
SNI 6989.73-2009 Buret
22. Fosfat g/l Titrimetri Buret
23. Sulfat g/l SNI 6989.20-2009 Spektro UV-Vis
24. Chlorida g/l SNI 06-6989.19-2004 AAS
SNI 6989.19-2009 Buret
Sumber : Standard Methods for The Examination of Water and Wastes Water,
APHA, edisi ke 20 Tahun 2000. PP. No. 82 Tahun 2001; Kep.Men. LH
No. 02/MENKLH/1998.

g) Analisis Hasil

Hasil analisis data dilakukan pembandingan (mathing) dengan


ketentuan kualitas air sumur yang terdapat dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum , sehingga dapat diidentifikasi
parameter air yang belum dan telah melebihi baku mutu
kualitas air. Selain itu dilakukan pembandingan antara besar
pada setiap parameter penentu kualitas air dengan kualitas
lingkungan untuk parameter kualitas air baku/air bersih seperti
pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Standar Skala Kualitas Lingkungan Kualitas Air


Baku/Air Bersih
Nilai dan Rentangan
Parameter
1 2 3 4 5
Temperatur (oCelcius) > 34 32 - 34 30 - 32 28 - 30 26 -28
pH > 10,5 9,5 - 10,5 8,5 -9,5 7,5 - 8,5 6,5 - 7,5
Zat padat mg/L > 1000 750 - 1000 500 - 750 250 - 500 0 - 250

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 11


Nilai dan Rentangan
Parameter
1 2 3 4 5
terlarut
Nitrat mg/L N-NO3 > 50 40 - 50 30 - 40 20 - 30 20 >
Nitrit mg/L N-NO2 >3 2,25 - 3,00 1,50 - 2,25 0,75 - 1,50 0 - 0,75
Sulfat mg/L SO4 >250 187,5 - 250 125 - 187,5 62,5 - 125 0 - 62,5
Klorida mg/L Cl >250 187,5 - 250 125 - 187,5 62,5 - 125 0 - 62,5
Seng mg/L Zn >3 2,25 - 3,00 1,50 - 2,25 0,75 - 1,50 0 - 0,75
Timbal mg/L Pb > 0.03 0,0225 - 0,03 0,015 - 0,0225 0,0075 - 0,015 0 - 0,0075
Kromium mg/L Cr > 0.05 0,0375 - 0,05 0,025 - 0,0375 0,0125 - 0,025 0 - 0,0125
Cadmium mg/L Cd > 0.03 0,0225 - 0,03 0,015 - 0,0225 0,0075 - 0,015 0 - 0,0075
Tembaga mg/L Cu > 0.02 0,015 - 0,02 0,01-0,015 0,005 - 0,01 0 - 0,005
Besi mg/L Fe > 0.3 0,0225 - 0,03 0,015 - 0,0225 0,0075 - 0,015 0 - 0,0075
Kesadahan Total mg/L CaCO3 > 500 375 - 250 250 - 375 125 - 250 0 - 125
COD mg/L O2 > 10 7,5 - 10 5,0 - 7,5 2,5 - 5,0 0 - 2,5
BOD mg/L O2 >2 1,5 - 2,0 1,0 - 1,5 0,5 - 1,0 0 - 0,5

Sumber: Chafid Fandeli (2004)

Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik

2. Kualitas Drainase Kota

a) Data yang diperlukan

Parameter kualitas air drainase kota (riol kota) meliputi: temperatur, pH,
padatan terlarut, nitrat, nitrit, klorida, seng, timbal, kromium, cadmium,
tembaga, COD dan BOD.

b) Metode pengambilan sampel dan peralatan yang diperlukan

Metode pengumpulan data parameter kualitas air drainase kota dilakukan


secara langsung di lapangan dan pengukuran di laboratorium dari sampel
hasil sampling menggunakan water samples. Penentuan titik sampling
berdasarkan/ disesuaikan dengan tujuan analisis sampling yang mengacu
pada Standart Nasional Indonesia (SNI) 6989.57.2008 dan SNI
6989.58.2008. Sampel air diambil dengan alat water sampler, kemudian
dianalisis di laboratorium dengan metode yang telah baku. Data hasil
analisis kemudian dibandingkan dengan baku mutu lingkungan kualitas air.

c) Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel

Lokasi pengambilan sampel dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) titik yaitu:

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 12


Tabel 3.12. Lokasi Sampling Kualitas Air Permukaan
Kode Lokasi sampling
Alasan pemilihan lokasi
Lokasi Peruntukan Lokasi Koordinat
K-1 Air Pada out let 07˚ 33' 14" LS Mewakili kualitas air
Permukaan 110˚ 49' 01" BT buangan limbah lokasi
kegiatan
K-2 Air Sebelah Barat 07˚ 33' 14" LS Mewakili kualitas air
Permukaan ± 50 m dari 110˚ 49' 01" BT permukaan sebelum outlet
outlet
K-3 Air Sebelah Timur 07˚ 33' 15" LS Mewakili kualitas air
Permukaan ± 50 m dari 110˚ 49' 01" BT permukaan lokasi setelah
outlet outlet

d) Jumlah sampel

Jumlah sampel air riol kota 3 (tiga) titik.

e) Metode analisis data

Metode pengumpulan data parameter kualitas air sungai dilakukan secara


langsung di lapangan dan pengukuran di laboratorium dari sampel hasil
sampling menggunakan water sampler. Penentuan titik sampling
berdasarkan/ disesuaikan dengan tujuan analisis sampling yang mengacu
pada Standart Nasional Indonesia (SNI) 6989.57.2008 dan SNI
6989.58.2008 seperti yang terlihat pada Tabel 3.12. di atas.

f) Analisis Hasil

Hasil analisis, data dilakukan pembandingan (mathing) dengan ketentuan


kualitas air sungai yang terdapat dalam Baku mutu yang digunakan untuk
mengetahui kualitas air adalah Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
No.660.1/216/1990 tentang Baku Mutu Air di Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Tengah, Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air, pada Kriteria Mutu
Air Kelas II untuk Air Sungai . Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah
No.660.1/216/1990 Tentang Baku Mutu Air di Propinsi Jawa Tengah pada
Kriteria Mutu Air Kelas B (Baku mutu air baku air minum) dibuat klas dan
kriteria kualitas air sungai dan rawa. Selajutnya dilakukan pembadingan
dengan Klas dan Kriteria Kualitas Air Sungai Golongan C yang tersaji pada
tabel 3.13.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 13


3. Air larian (Runoff)

a) Data yang diperlukan

Jenis data yang dikumpulkan untuk analisis potensi genangan/banjir antara


lain : Desain saluran dan sistem jaringan drainase, pola aliran dan data
curah hujan.

b) Metoda Pengumpulan Data

Data curah hujan termasuk data sekunder. Sumber data berasal dari
Stasiun Klimatologi Kota Surakarta yang terdekat dengan rencana lokasi
kegiatan. Sedangkan dimensi saluran dan sistem jaringan drainase,
bersumber dari data DED Gedung RS.PK.

c) Metode Analisis Data

Dalam menganalisis sistem hidrologi/drainase di kawasan studi, maka


perencanaan arah dan pola aliran serta sistem jaringan drainase
diarahkan untuk dapat menampung limpasan air hujan di area perencanaan
sesuai curah hujan rencana yang ditetapkan. Curah hujan rencana
dianalisis dari data curah hujan harian sepanjang 10 tahun yang diperoleh
dari stasiun pengukuran hujan setempat. Data curah hujan ini di ubah ke
dalam Intensitas Curah Hujan untuk kemudian dipakai menghitung debit
rencana.
Analisis frekuensi dilakukan terhadap satu seri data curah hujan untuk
melihat agihan yang paling sesuai dengan data. Jaringan drainase
direncanakan berdasarkan periode ulang 5 tahunan. Hal ini berarti saluran
/ tata jaringan drainase dibangun boleh melimpas (kapasitasnya
terlampaui ) pada curah hujan yang intensitasnya lebih tinggi dari curah
hujan 5 tahunan. Kriteria tersebut dapat digunakan karena banjir yang
diakibatkan oleh hujan dengan periode ulang tersebut yang terjadi pada
jaringan drainase masih dapat diterima pada batas – batas tertentu yaitu
tidak mengganggu aktivitas di kawasan ini secara keseluruhan.
Untuk menganalisa data-data terkait sistem drainase seperti data curah
hujan dari stasiun pencatat hujan terdekat, dianalisis dengan metode yang
digunakan untuk perhitungan curah hujan harian maksimum. Sedangkan
untuk mengetahui volume limpasan air permukaan, diperlukan perhitungan
curah hujan rencana dengan menggunakan metode Log Pearson Type III.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 14


Data curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu diolah untuk
mendapatkan data intensitas curah hujan pada setiap periode ulang yang
direncanakan. Untuk perhitungan intensitas curah hujan menggunakan
metode Mononobe yang mempunyai rumusan (Ir. Suyono Sosrodarsono,
Hidrologi Untuk Insinyur)

I = R24/24 (24/t)2/3

Dimana :

I = Intensitas hujan (mm/jam)

R24 = Hujan Rencana (mm)

t = lamanya hujan (jam)

Selain itu akan dianalisis juga kecukupan dari kondisi kapasitas/daya


tampung saluran drainase eksisting dikaitkan dengan besarnya curah hujan
pada periode ulang kala tertentu pada wilayah studi, kondisi fisik saluran
drainase saat ini dan pola aliran saluran saat ini.

Dengan menghitung luas daerah aliran yang mempengaruhi sistem


drainase yang bersangkutan serta peruntukan lahannya guna mengetahui
nilai koefisien pengalirannya maka dapat dihitung debit banjir rencana
yang akan mengalir melewati saluran.

Penentuan debit genangan air di dasarka atas debit yang masuk pada
lokasi proyek dari perhitungan debit air permukaan, menggunakan metode
persamaan Rasional, dimana sekitar 35% genangan air dimasukkan lewat
sumur resapan, sedangkan sisanya keluar melalui drainase kota.
Persamaan untuk perhitungan debit air permukaan, menggunakan
persamaan Rasional sebagaimana biasanya.
Debit banjir rencana (input) di lokasi pembangunan RS PKU dengan luas
lahan 1408 m2 adalah:
Qrin = 0,278 . C . I . A
= 0,278 . 0,5 . 74,894 . 1408/1000000
= 0.0146 m3/det
= 14.6 liter/det

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 15


Untuk menentukan air larian dapat diperoleh dengan rumusan matematik
sebagai berikut:

Q = 0,278. C. I. A

dimana Q = debit limpasan (m3/dt)


C = koefisien air larian (0 s/d 1)
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah yang dipelajari (km2)

Dan rumusan untuk menghitung tinggi genangan dapat diperoleh


dengan rumusan sebagai berikut:
h = R x Ao
A1
Dimana :
h = tinggi genangan (m)
R = curah hujan (m)
Ao = luas daerah tangkapan (m2)
A1 = luas daerah rendah (m2)
Luas daerah rendah sangat dipengaruhi kondisi bentang alam
sebelum proyek dibangun, misalnya berbentuk cekungan sehingga
memerlukan pekerjaan cut dan fill (pengurugan), sehingga luasan
daerah yang tadinya rendah tersebut menjadi berkurang. Sebagai
akibatnya adalah genangan menjadi tinggi.

Metode untuk menghitung koefisien tampungan ( Cs)

Koefisien tampungan merupakan reduksi puncak banjir akibat


tampungan saluran pada daerah aliran. Rumusan yang digunakan
adalah :

Cs = 2 tc /(2 tc + td)

Dimana :

Cs = koefisien tampungan
td = waktu pengaliran pada saluran (menit)
tc = waktu konsentrasi (menit) = to + td, dimana
to = 0.0195 (Lo/So0.5 )0.77 dan td = L/v dimana,
L = panjang saluran (m)

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 16


V = kecepatan air pada saluran (m/dt)
So = kemiringan lahan
Lo = panjang titik terjauh pada arah tegak lurus saluran yg
ditinjau (m)

Waktu konsentrasi pada rumusan di atas, adalah waktu yang


diperlukan air untuk mengalir dari suatu titik terjauh hingga titik
yang ditinjau pada suatu saluran. Diasumsi bahwa lamanya hujan
yang menyebabkan banjir adalah sama dengan waktu konsentrasi.

Rumusan untuk menghitung dimensi saluran berdasarkan debit


saluran/air permukaan yang dialirkan adalah menggunakan Metode
Manning (Suyono Sosrodarsono, Hidrologi Untuk Insinyur):

Q = A.V,

dimana, Q = debit sungai (m³/detik)


V = kecepatan aliran air (m/detik)
A = luas penampang basah saluran (m²)
V = 1/n. R(2/3) . S (1/2)

R = A/P

A = h ( b + m.h)

P = b + 2h (1+m2)

Dimana,

R = jari-jari hidrolik (m)


P = keliling basah saluran (m)
S = kemiringan dasar saluran
h = tinggi air dalam saluran (m)
b = lebar dasar saluran (m)
m = kemiringan tanggul saluran

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 17


Tabel 3.14. Nilai dan Rentangan Komponen Lingkungan Hidrometeorologi

Komponen Nilai dan Rentangan *)


No.
Lingkungan 1 2 3 4 5
1. Debit rerata (%) < 20 20-40 40-60 60-80 > 80
2. Debit puncak 5 Selalu Sering Agak sering Kadang-kadang Tidak
tahunan menyebabkan menyebabkan menyebabkan menyebabkan menyebabkan
banjir banjir banjir banjir banjir
3. Debit minimum Selalu Sering tercapai Agak sering Kadang-kadang Tidak pernah
tercapai tercapai tercapai tercapai
4. Kecepatan aliran 0 atau > 21 20-16 19-15 14-10 1-9
(m/dt)
5. Fluktuasi Selalu tak ada Sangat sering Sering tak ada Kadang-kadang Selalu ada
aliran tak ada aliran aliran saja tak ada aliran pada
aliran di musim musim
kemarau kemarau
6. Erosi tebing Banyak Longsor Longsor Longsor Tidak pernah
terjadi (9-6) x setahun (5-3) x setahun (2-1) x setahun terjadi
longsor > 10
x setahun
7. Permeabilitas < 0,01 0,01-0,1 0,1-1,0 1-5 >5
akifer
Sumber: Chafid Fandeli (2004)

4. Kuantitas Air tanah

Analisis geohidrologi bertujuan untuk mengetahui keadaan kuantitas airtanah


di daerah tapak proyek dan sekitarnya. Hal ini penting untuk mengevaluasi
dampak kegiatan terhadap keadaan permukaan air sumur penduduk yang
dapat menjadi gambaran keadaan kuantitas airtanah.

a) Data yang diperlukan: kedalaman permukaan air sumur penduduk (data


primer) dan potensi air tanah dalam (data sekunder).

b) Metoda pengambilan sampel: pengukuran dan survei serta data sekunder.

c) Alat-alat untuk pengambilan sampel: kompas geologi, GPS, roll meter.

d) Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel :

Dasar penentuan sampel yaitu untuk mengetahui kondisi awal muka


airtanah dangkal dan arah aliran air tanah dangkal yang ada di tapak
proyek dan sekitarnya serta untuk menentukan lokasi pemantauan selama
operasi RS PKU Muhammadiyah Surakarta .

Dasar penentuan sampel yaitu untuk mengetahui kondisi awal muka


airtanah dangkal di tapak proyek dan sekitarnya serta untuk menentukan
lokasi pemantauan selama operasi RS PKU Muhammadiyah Surakarta .

e) Jumlah sampel : minimal 12 (dua belas) titik

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 18


f) Metode analisis data : metode pemerian (deskriptif) dengan
mempertimbangkan beberapa data dari :

1) Peta topografi untuk mengetahui relief dan ketinggian tapak proyek


2) Peta geologi untuk mengetahui batuan penyusun daerah penelitian
sehingga dapat diperkirakan keadaan geohidrologi khususnya kedalaman
permukaan airtanah dangkal, kestabilan tanah, kestabilan lereng
3) Dari studi-studi yang telah dilakukan tentang geologi atau geohidrologi
lokasi tapak proyek

g) Analisis hasil

Untuk menilai kualitas lingkungan maka ditentukan skala kualitas lingkungan


untuk hidrogeologi dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15. Standar Skala Kualitas Lingkungan Untuk Komponen Geohidrologi


Nilai dan Rentangan
Parameter
1 2 3 4 5
Hidrogeologi
(kedalaman air sumur >20 15-20 10-15 5-10 0-5
penduduk m)
Kedalaman Muka air (m) > 20 15-20 10-15 5-10 0-5
Sedikit ke
Ke arah Sedikit ke Ke arah
Arah aliran air tanah Tidak jelas arah
hulu arah hulu laut
keluar
Debit air tanah (m/hari) <1 1-10 10-50 50-100 > 100
Intrusi akifer (km) > 10 5-10 2-5 0,5-2 < 0,5
Sumber: Chafid Fandeli (2004)

Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik

5. Transportasi (Lalu Lintas)

a) Data yang diperlukan:

Besarnya arus pergerakkan kendaraan yang diambil dari data survai


pencacahan arus lalu lintas (data volume lalu lintas) baik pada ruas maupun
simpang. Data ini dapat bersumber dari hasil ANDALALIN.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 19


b) Metoda pengambilan data:

Didasarkan pada Tata Cara Pelaksanaan Survai Penghitungan Lalu Lintas


Cara Manual No. 016/T/BNKT/1990 yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga. Dari data tersebut dinyatakan pengumpulan data
dilakukan melalui pengamatan dan pendataan penghitungan lalu lintas di
lapangan (lokasi yang dimaksud) dengan cara mencacah/menghitung
kendaraan-kendaraan yang lewat pada pos-pos survai yang telah
ditentukan.

c) Alat-alat untuk pengambilan sampel: stop watch, formulir isian, alat tulis.

d) Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel :

Lokasi pengambilan data dilakukan di 1 (satu) tempat yaitu di Jl. Yosodipuro


serta pada simpang terdekat yang ada.

e) Metode analisis data : kuantitatif, matematis

Didasarkan pada Pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) yang


dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga Tahun
1997, dengan uraian sebagai berikut:

1) Ruas jalan

Tingkat pelayanan adalah suatu metode yang mungkin untuk memberikan


batasan-batasan ukuran untuk dapat menjawab pertanyaan apakah
kondisi suatu ruas jalan yang ada saat ini masih memenuhi syarat untuk
dilalui oleh volume maksimum lalu lintas/pemakai jalan yang ada saat ini
dan peningkatannya hingga masa yang akan datang. Level of service
suatu ruas jalan dapatdinyatakan dengan rumus :

Volume lalu lintas


Los of service (LOS) =
Kapasitas

V ( SMP⁄Jam )
atau=
C ( SMP⁄Jam)

Dimana :
LOS : nilai derajat kejenuhan
V : Volume lalu lintas (smp/jam)
C : Kapasitas jalan (smp/jam)
Untuk menentukan nilai volume lalu lintas tersebut berdasarkan survai lalu
lintas yang masing-masing kendaraan dikalikan nilai koefisien konversi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 20


terhadap satuan mobil penumpang. Nilai tersebut dicari kondisi yang paling
tinggi selama jam survai yang dilakukan.

Untuk nilai kapasitas jalan (C) di dapatkan dari nilai rumus (MKJI, 1997) untuk
jalan kota yang disajikan sebagaimana berikut :

C = Co x FCw x FC sp x FC sf x FC cs

Dimana :
C = Kapasitas aktual
Co = Kapasitas dasar
FCw = Faktor koreksi lebar jalan
FCsp = Faktor koreksi gangguan samping
FCsf = Faktor koreksi pembagian kota
FCcs = Faktor koreksi ukuran kota

2) Persimpangan

Simpul jalan (persimpangan) yang terdekat dengan lokasi. Analisis


yang dipergunakan pada simpang bersinyal ini dengan metode MKJI
(1997) dengan menggunakan bantuan software transportasi KAJI.

g. Analisis Hasil

Untuk menilai kualitas lingkungan maka ditentukan skala kualitas lingkungan


untuk komponen fasilitas penunjang parameter transportasi darat seperti
pada tabel berikut ini.

Tabel 3.16. Standar Skala Kualitas Lingkungan Komponen Transportasi


Derajat Kejenuhan (DS =
Skala Katagori %
Q/C)
1 Buruk 0 – 20 0,81 – 1,00
2 Kurang 20 – 40 0,61 – 0,80
3 Sedang 40 – 60 0,41 – 0,60
4 Baik 60 – 80 0,21 – 0,40
5 Baik Sekali 80 – 100 0,00 – 0,20
Sumber: Tim Penyusun (2015)

Keterangan:
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus lalu lintas maksimal (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan (smp/jam)

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 21


6. Perparkiran

Standar kebutuhan luas areal kegiatan parkir berbeda antara yang


satu dengan yang lain, tergantung kepada beberapa hal antara lain
jumalah tenaga administrasi, medis, pasien dan pengunjung, serta
ketersediaan ruang parkir, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor,
dan tingkat pendapatan masyarakat. Rumah Sakit mempunyai ciri
parkir cenderung dinamis. Kebutuhan Satuan Ruang Parkir pada RS
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.17. Kebutuhan SRP Rumah Sakit


Jumlah Karyawan,
Tenaga Medis, Pasien 100 150 200 250 350 400 550 550 600
dan Pengunjung
Kebutuhan < 100 154 154 156 158 161 162 165 166 167
SRP 100-150 300 450 476 476 480 481 484 485 487
150-200 300 450 600 798 799 800 803 804 806
($) 200-250 300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425
Sumber: Pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir Ditjendat (1998)

3.1.2. Biota Perairan

3.1.2.1 Plankton

a) Data yang diperlukan

Jenis, jumlah populasi dan indeks keanekaragaman jenis plankton.

b) Metoda dan alat pengambilan sampel:

Pengambilan sampel plankton dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu


pengambilan secara pasif dan aktif. Pengambilan sampel dalam kajian
ini dilakukan secara pasif yaitu dengan menyaring air permukaan
sampai volume tertentu, biasanya 100 liter, atau air dari kedalaman
tertentu (menggunakan water sampler). Alat yang digunakan adalah
plankton net No. 25 (ASTM).
Sampel plankton yang diperoleh kemudian dianalisis di bawah
mikroskop. Analisa dilakukan sebagai berikut: sebanyak 1ml sampel
ditaruh dalam bilik hitung Sedgwick-Rafter, dihitung sebanyak tiga

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 22


ulangan menggunakan mikroskop, hasilnya dirata-ratakan dan
kelimpahan jenisnya dihitung menurut cara Wetzel & Likens (1979):

T Vo 1 P
Ki = x x x
l Va W p
Ki:Kelimpahan jenis (individu/l)
T:Jumlah seluruh kotak dalam bilik hitung Sedgwick-Rafter (1000)
L:Jumlah kotak dalam satu bidang pandang mikroskop
Vo:Volume sampel air hasil pemekatan (ml)
Va:Volume air dalam bilik hitung Sedgwick-Rafter (1ml)
W:Volume air yang disaring (100 liter)
P :Jumlah plankton ke i yang terhitung (individu)
P :Jumlah kotak yang dihitung

c) Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel

Sampel direncanakan ada 3 (tiga) titik yaitu :


Tabel 3.10.
Kode Lokasi sampling
Alasan pemilihan lokasi
Lokasi Peruntukan Lokasi Koordinat
K-1 Air Pada out let 07˚ 33' 14" LS Mewakili kualitas air
Permukaan 110˚ 49' 01" BT buangan limbah lokasi
kegiatan
K-2 Air Sebelah Barat 07˚ 33' 14" LS Mewakili kualitas air
Permukaan ± 50 m dari 110˚ 49' 01" BT permukaan sebelum outlet
outlet
K-3 Air Sebelah Timur 07˚ 33' 15" LS Mewakili kualitas air
Permukaan ± 50 m dari 110˚ 49' 01" BT permukaan lokasi setelah
outlet outlet

d) Metode analisis data

Identifikasi plankton (fitoplankton dan zooplankton) dilakukan


menggunakan petunjuk identifikasi, misalnya menurut Bold & Wynne
(1978), APHA (1992), Humm & Wicks (1980) dan informasi internet.
Selanjutnya distribusi jenis-jenis plankton yang merupakan indikator
khas suatu perairan ditabulasikan untuk menentukan Indeks
Keanekaragaman (H’) dan Keseragaman jenisnya (J) menggunakan
indeks Shannon-Winner (Poole, 1974), sebagai berikut:

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 23


Indeks Keanekaragaman Jenis

s
n  n 
H ' = -   i  ln  i 
n =1  N  N
H’ : Indeks keanekaragaman jenis
ni : Jumlah individu jenis ke i
N : Jumlah total individu
S : Jumlah spesies yang ditemukan

Indeks Keseragaman Spesies

H' H'
J = =
ln S Hmaks

J : Indeks keseragaman spesies


H’ : Nilai indeks keanekaragaman Shannon
H maks : Keanekaragaman maksimum (ln S)
S : Jumlah spesies yang ditemukan

Setelah seluruh sampel selesai dihitung, hasil dianalisis menurut skala


kualitas lingkungan untuk plankton, dengan rentangan skala kualitas
lingkungan sebagai berikut :

Tabel 3.19. Skala Kualitas Lingkungan Plankton


Harga atau Nilai Rentangan
Parameter Lingkungan
1 2 3 4 5
Rata-rata Kerapatan Plankton 10 10 - <102 102 - <103 103 - <104 104
(individu/m2)
Jumlah Taksa Plankton
(S / stasiun) S<5 5 - <20 20 - <55 55 - <100 >100
Indeks Keanekaragaman
1.5 1.5< H’ <3.0 3.0<H’<4.0 4.0<H’<4.6 H’>4.6
Plankton (H’/stasiun)
Indeks Perataan Spesies (J) J<0.55 0.55<J<0.72 0.72< J<0.82 0.82<J<0.93 J>0.93
Indeks Dominasi Spesies
0.81-1.0 0.61-0.80 0.41-0.60 0.21-0.40 <0.01-0.20
(d/stsn)
Sumber: European Environment Agency, 2002, dengan modifikasi; Afiati, 2002

Keterangan nilai rentangan:


1 = sangat buruk; 2 = buruk; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = sangat baik

3.1.2.2 Benthos

e) Data yang diperlukan

Jenis, jumlah populasi dan indeks keanekaragaman jenis benthos.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 24


f) Metoda dan alat pengambilan sampel:

Beberapa alat yang digunakan untuk mengambil sampel benthos,


diantaranya adalah dredger (Ekman dredge) atauvan Veen grab. Alat-
alat tersebut biasanya digunakan untuk mengambil sampel benthos
yang hidup di permukaan dan di bawah permukaan dasar air, sampai
kedalaman tertentu,sehingga data benthos yang diperoleh atau
tertangkap merupakan data sesaat (standing stock). Sampel sedimen
diambil dari dasar perairan menggunakan van Veen grab sampler.
Sedimen basah diayak dengan ayakan 5 mesh (2.54 mm); dilakukan
dengan hati-hati di dalam air. Hasil ayakan yang berupa sedimen tak
lolos saring dikumpulkan dengan cara disemprot akuades perlahan-
lahan agar organisme tidak rusak, dituangkan ke dalam botol plastik
mulut lebar 200ml berlabel; diawetkan dengan alkohol 70% minimal 2.5
x volume sampel dan diwarnai dengan Rose Bengal (0.1gr/100ml).

g) Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel

Sampel direncanakan ada 3 (tiga) titik yaitu :


Tabel 3.20.
Kode Lokasi sampling
Alasan pemilihan lokasi
Lokasi Peruntukan Lokasi Koordinat
K-1 Air Pada out let 07˚ 33' 14" LS Mewakili kualitas air
Permukaan 110˚ 49' 01" BT buangan limbah lokasi
kegiatan
K-2 Air Sebelah Barat 07˚ 33' 14" LS Mewakili kualitas air
Permukaan ± 50 m dari 110˚ 49' 01" BT permukaan sebelum outlet
outlet
K-3 Air Sebelah Timur 07˚ 33' 15" LS Mewakili kualitas air
Permukaan ± 50 m dari 110˚ 49' 01" BT permukaan lokasi setelah
outlet outlet

h) Metode analisis data

Sampel benthos dituangkan ke dalam nampan dengan alas putih untuk


memudahkan observasi. Individu benthos yang ditemukan dipisahkan
dari serasah atau sedimen yang mungkin melingkupinya, dibersihkan,
dan dimasukkan ke botol berisi pengawet alkohol 70% atau MAF
(metanol - asam asetat - formalin).

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 25


Identifikasi dilakukan dengan mikroskop, binokular, sedangkan individu
yang berukuran cukup besar ditaruh dalam Bogorov plate dan diamati
menggunakan binokular perbesaran rendah. Selanjutnya spesimen
diidentifikasi menggunakan buku petunjuk yang sesuai, dan ditentukan
kelimpahan, indeks keanekaragaman dan keseragamannya, dengan
menggunakan rumus yang sama seperti yang digunakan untuk
penentuan indeks struktur komunitas plankton.

Setelah seluruh sampel selesai dihitung, hasil dianalisis menurut skala


kualitas lingkungan untuk benthos, dengan rentangan skala kualitas
lingkungan sebagai berikut :

Tabel 3.21. Skala Kualitas Lingkungan Benthos


Harga atau Nilai Rentangan
Parameter Lingkungan
1 2 3 4 5
Rata-rata Kerapatan Benthos
N<10 10<N<20 20<N<30 30<N<40 N40
(N,individu/m2)
Jumlah Taksa Benthos
S<5 5 <S <10 10<S <20 20<S <40 S40
(S/stasiun)
Indeks Keanekaragaman
H’<1.5 1.5< H’ <3.0 3.0<H’<4.0 4.0<H’<4.6 H’>4.6
Benthos (H’)
Keragaman Maksimum, H H<10 10<H<20 20<H<30 30 <H<40 H40
Indeks Perataan Spesies 0.72<
J<0.55 0.55<J<0.72 0.82<J<0.93 J>0.93
(J) J<0.82
Indeks Dominasi Spesies
0.81-1.0 0.61-0.80 0.41-0.60 0.21-0.40 <0.01-0.20
(d/stsn)
Sumber: European Environment Agency, 2002, dengan modifikasi; Afiati, 2002

Keterangan nilai rentangan:


1 = sangat buruk; 2 = buruk; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = sangat baik

3.1.3. Sosial Ekonomi

a. Parameter yang akan dikaji:

1. Kondisi demografis, meliputi struktur penduduk, pertumbuhan


penduduk, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk,
pendidikan, sex-ratio, dan dependency ratio.
2. Aspek sosial ekonomi meliputi semua aktivitas kegiatan
masyarakat disekitar rencana proyek yang akan terkena dampak
baik aktivitas internal dalam rumah tangga maupun aktivitas
eksternal yang menunjang aksesibilitas kegiatan sosial ekonomi
rumah tangga (sarana prasarana pendidikan, peribadatan,
transportasi, pasar dan lain-lain).

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 26


b. Data yang diperlukan:

Data primer dikumpulkann dari masyarakat yang diperkirakan akan


terkena dampak langsung dari Pembangunan Pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta. Data primer yang dikumpulkan antara lain
digunakan untuk memperoleh data tingkat pendapatan penduduk,
partisipasi, tingkat pendidikan dikaitkan dengan kualitas sumberdaya
manusia.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berupa
publikasi atau arsip yang sifatnya dapat digunakan sebagai data
penunjang. Biasanya diambil dari instansi/kantor terkait antara lain
meliputi data kondisi jumlah dan struktur penduduk, tingkat
pertumbuhan penduduk, pendidikan penduduk, tenaga kerja, fasilitas
sosial ekonomi, dan sebagainya.

c. Metode pengambilan sampel:

Untuk data primer dirancang dengan metode survei, dengan metode


pengambilan sampel secara simple random sampling dari populasi
masyarakat yang terkena dampak langsung. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode wawancara dengan pertanyaan terstruktur
yang diacu dalam kuesioner. Untuk memperoleh data yang valid
dilengkapi dengan indepth interview dan FGD (Focus Group
Discussion) yang meliputi stakeholder yang berkaitan dengan
kegiatan PembangunanRS PKU Muhammadiyah Surakarta.
FGD/Diskusi kelompok diperuntukan bagi: Pemerintah lokal
(Perangkat Kelurahan ) dan tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh
kunci, ketua karang taruna) dan masyarakat terkena dampak.

d. Alat-alat untuk pengambilan sampel: kuisioner, tape recorder dan


alat tulis dan kertas.

e. Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel :

Lokasi pengambilan sampel dilakukan di lokasi tapak proyek yaitu di


Kampung Tumenggungan dan Kampung Punggawan Kelurahan
Timuran Kecamatan Banjarsari dengan alasan sebagai lokasi yang

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 27


terkena dampak langsung usaha Pembangunan Pengembangan RS
PKU Muhammadiyah Surakarta.

f. Jumlah sampel : 30 orang responden dengan asumsi memenuhi


sebagai kurva normal untuk mewakili seluruh populasi karena
populasi dianggap homogen.

g. Metode analisis data : deskriptif, kuantitatif, dan matematis

1. Analisis prosentase yaitu data dikelompokkan berdasarkan


beberapa kelompok dan dinyatakan atau diukur dalam
prosentase (%) dari jumlah populasi atau sampel yang diambil.
Dengan cara ini dapat diketahui kelompok mana yang paling
banyak jumlahnya dapat ditunjukkan oleh prosentase yang
tertinggi dan sebaliknya.
2. Analisis rata-rata yaitu analisis yang dilakukan dengan membuat
rata-rata dari hasil yang diperoleh, analisis ini digunakan untuk
mengetahui taksiran secara kasar dan untuk melihat gambaran
dalam garis besar dari suatu karakteristik atau variable.
3. Analisis pendapatan penduduk sekitar tapak proyek, dianalisis
dengan analisis Biaya dan Pendapatan Rumah Tangga, hasilnya
dibandingkan dengan tingkat upah UMK (Kota Surakarta) dan
untuk mengukur tingkat pendapatan ini bisa dilakukan dengan
analisis kesejahteraan yang hasilnya dinilai dengan setara harga
beras yang terjadi pada saat penelitian didaerah local (sekitar
tapak proyek). Pendapatan Rumah Tangga, dianalisis secara
matematis :
n m
I =  ( P) +  ( NP) j ,
i =1 j =1

Dimana : I : Total Pendapatan Rumah Tangga


P : Pendapatan dari usahatani (tanaman/ternak)
NP : Pendapatan dari non-pertanian
( industri RT/jasa/dagang/dll)

h. Analisis Hasil

Komponen sosial ekonomi lain dianalisis dengan analisis tabulasi


sederhana, tabulasi silang, analisis prosentase, distribusi frekuensi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 28


dan diperjelas dengan analisis kualitatif. Hasil analisis di bandingkan
dengan nilai dan rentangan komponen lingkungan kependudukan,
yang dipaparkan pada Tabel 3.22.

Tabel 3.22. Nilai dan Rentangan Komponen Lingkungan Kependudukan

Komponen Nilai dan Rentangan *)


No.
Lingkungan 1 2 3 4 5
1. Kepadatan > 20.000 15.000-20.000 10.000-14.999 5.000-9.999 < 5.000
penduduk kota
(orang/km2)
Kepadatan
> 701 700-601 600-301 101-301 < 100
penduduk desa
(orang/km2)
2. Kesempatan Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
kerja pengangguran pengangguran pengangguran pengangguran pengangguran
75 % 55-75 % 30-55 % 10-30 % < 10 %
3. Mobilitas Tidak ada 25 % 25-50 % 51-75 % > 75 %
penduduk mobilitas penduduk penduduk penduduk penduduk
bepergian bepergian bepergian bepergian
4. Sumber mata Menganggur Tidak menentu Ada Ada Ada
pencaharian matapencaharia matapencahari matapencahari
n an pokok an pokok dan
sambilan
5. Penghasilan < Rp 60.000,00 Rp 61.000,00- Rp 75.000,00- Rp 91.000,00- > Rp
keluarga Rp 75.000,00 Rp 80.000,00 Rp 105.000,00 105.000,00

6. Nilai asset < 2 juta Rp 2,1-Rp 5 Rp 5,1-Rp 10 Rp 10-Rp 20 > Rp 20,1


keluarga juta juta juta juta
7. Kesempatan Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja
kerja lokal lokal yang lokal yang lokal yang lokal yang lokal yang
terserap kurang terserap antara terserap antara terserap antara terserap lebih
dari 50 orang 51-100 orang 101-150 orang 151-200 orang dari 200 orang
8. Pendapatan Kurang dari Antara Antara Antara Lebih dari
masyarakat Rp.180.000,00 Rp.180.000,00- Rp.360.000,00- Rp.540.000,00- Rp.720.000,00
per bulan Rp.360.000,00 Rp.540.000,00 Rp.720.000,00

9. Mata Mayoritas Mayoritas Banyaknya Lebih banyak Tidak ada


pencaharian masyarakat masyarakat pengangguran masyarakat pengangguran
adalah adalah dan yang yang bekerja semua orang
pengangguran pengangguran bekerja adalah daripada yang memiliki
dan sulit untuk tetapi masih sebanding pengangguran pekerjaan
diajak/ dibina dapat dibina tetap
untuk untuk
berkembang berkembang
Sumber: Chafid Fandeli (2004)

Keterangan Nilai dan Rentangan:


1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3= sedang, 4= baik, 5= sangat baik

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 29


3.1.4. Sosial Budaya

a. Parameter yang akan dikaji:

1. Kondisi tatanan, kelembagaan dan sistem kekerabatan


masyarakat.
2. Hubungan antar individu, hubungan dengan masyarakat daerah
lain.
3. Agama, adat istiadat, dan kepercayaan
4. Persepsi masyarakat terhadap lingkungan dan terhadap RS PKU
Muhammadiyah.

b. Data yang diperlukan:

Persepsi masyarakat, kohesi, pola hubungan sosial, struktur


sosial/kelembagaan, warisan budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai
religi.

c. Metoda pengambilan sampel: wawancara purposive sampling dan


diskusi kelompok. Wawancara purposive sampling diperuntukkan
bagi masyarakat yang terkena dampak langsung Usaha
Pembangunan RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Diskusi kelompok
diperuntukan bagi: Pemerintah lokal (Perangkat Kelurahan) dan
tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh kunci, ketua karang taruna).

d. Alat-alat untuk pengambilan sampel: kuisioner, tape recorder dan


alat tulis

e. Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel :

Lokasi sampel di Kampung Tumenggungan dan Kampung


Punggawan Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsaridengan alasan
sebagai lokasi yang terkena dampak langsung kegiatan Pembanguna
RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

f. Jumlah sampel : 30 orang responden

g. Metode analisis data : deskriptif, kualitatif dan proffesional


judgement

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 30


Komponen sosial budaya lain dianalisis dengan analisis tabulasi
sederhana, tabulasi silang, analisis prosentase, distribusi frekuensi
dan diperjelas dengan analisis kualitatif.

h. Analisis hasil

Analisis hasil dilakukan dengan di bandingkan dengan nilai dan


rentangan komponen lingkungan sosial dan budaya, yang dipaparkan
pada Tabel 3.21.

Tabel 3.23. Nilai dan Rentangan Komponen Lingkungan Sosial dan Budaya

Komponen Nilai dan Rentangan *)


No.
Lingkungan 1 2 3 4 5
1. Partisipasi dalam Tidak pernah 1 kali setahun 2 kali setahun 3 kali setahun > 3 x setahun
kegiatan gotong-
royong
2. Komunikasi antar Tidak ada Kurang lancar Agak lancar Lancar Sangat lancar
penduduk
3. Perbaikan roil/got Tidak pernah Jarang Agak sering Sering Sangat sering
4. Persepsi terhadap Sangat tidak Tidak setuju Kurang setuju Setuju Sangat setuju
proyek setuju
5. Pendidikan 100 % 75 % 50 % 25 % 100 %
penduduk (desa) penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
tidak pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah tamat sekolah
sekolah dasar sekolah dasar sekolah dasar sekolah dasar dasar

Pendidikan 100 % 75 % 50 % 25 % 100 %


penduduk (kota) penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
tidak pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah tamat SLTP
SLTP SLTP SLTP SLTP

6. Norma sosial Terjadi Terjadi Terjadi Hanya terjadi Tidak terjadi


perubahan perubahan perubahan sedikit prubahan
sangat besar besar terhadap agak besar perubahan norma social
terhadap norma sosial terhadap terhadap
norma sosial norma sosial norma sosial
7. Kepuasan Sangat tidak Tidak puas Biasa Puas Sangat puas
terhadap puas
pekerjaan
8. Rekreasi Tidak pernah Melihat film 1 Melihat film 2 Melihat film 3 Melihat film 4
melihat film x sebulan x sebulan x sebulan x sebulan/
lebih
Sumber: Chafid Fandeli (2004)

Keterangan Nilai dan Rentangan:


1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3= sedang, 4= baik, 5= sangat baik

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 31


3.1.5. Kesehatan Masyarakat

Penilaian kualitas lingkungan dari komponen kesehatan masyarakat


merupakan suatu fungsi dari berbagai interaksi komponen tingginya
tingkat pajanan, daya dukung kesehatan dan daya dukung lingkungan.

a. Parameter yang akan dikaji:

1. Parameter yang ditelaah meliputi tingginya tingkat pajanan yang


dapat dilihat dari pola penyakit
2. Parameter daya dukung kesehatan yang terdiri dari :
a) jumlah penduduk beresiko di sekitar tapak proyek (balita -
usila)
b) jumlah sarana kesehatan diwilayah usaha pembangunan
c) tingginya angka pemanfaatan sarana kesehatan
d) tingkat gizi masyarakat

3. Parameter daya dukung lingkungan yang terdiri dari :


a) kualitas rumah sehat
b) jumlah vektor penyakit
c) kualitas kondisi sampah dan genangan air

b. Data yang diperlukan:

Pengumpulan data merupakan tahapan penting yang dapat


merefleksikan kondisi sebenarnya dari dampak proyek.

Data dikelompokkan menjadi data sekunder yang didapatkan dari


dinas atau instansi terkait seperti data sarana dan prasarana
kesehatan dari instansi kesehatan, epidemiologi penduduk beresiko
dari kelurahan.

Sementara data primer didapatkan dari pengamatan lapangan


langsung melalui observasional dan kuisioner sebagai alat untuk
mendapatkan data.

Yang termasuk data primer adalah angka kesakitan terutama ISPA,


angka kecelakaan lalulintas, tingkat gizi masyarakat, kondisi rumah
sehat, kondisi sanitasi lingkungan.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 32


c. Metoda pengambilan sampel:

Sampel didapatkan dengan sistem cluster, purposive sampling yang


tersebar di sekitar tapak proyek. Sedangkan untuk kasus prevalensi
dan pola penyakit pencatatan responden dilakukan secara expose
facto.

d. Alat-alat untuk pengambilan sampel: kuisioner, tape recorder dan


alat tulis

e. Lokasi dan dasar penentuan lokasi sampel :

Lokasi sampel di Kampung Tumenggungan dan Kampung


Punggawan Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsaridengan alasan
sebagai lokasi yang terkena dampak langsung usaha Pembangunan
RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

f. Jumlah sampel : 30 responden

g. Metode analisis data : deskriptif, kuantitatif dan proffesional


judgement

Untuk kuisioner dilakukan uji validitas, sedangkan data yang telah


didapatkan kemudian diakukan tabulasi dan dilakukan analisis secara
uji regresi untuk memperkirakan dampak kedepannya.

Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu


mengukur apa yang ingin diukur. Teknik yang digunakan adalah
teknik pearsons product moment correlation

n  xy −  x  y
Rxy =
(n x 2
)(
− ( x ) + n  y 2 − ( y )
2 2
)
keterangan :
Rxy :koefisien korelasi
N :jumlah responden
x :skor item
y :skor total

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 33


Untuk mengetahui pengaruh antar variabel dari parameter digunakan
Analisis regresi linier berganda dan untuk menguji pengaruh variabel
secara bersama-sama digunakan uji F, yaitu :

Analisis Regresi Linier Berganda

y = a + b1x1x1+...+ b5x5x5 + e

dimana
y : Prakiraan dampak
x1-5 : parameter ( variabel)
a : koefisien regresi (konstanta)
b1-5 : koefisien parameter
e : standar error

Untuk analisis status gizi masyarakat digunakan professional


judgment, berdasarkan kriteria dan kategori yang berlaku di
masyarakat.

h. Skala Kualitas :

Untuk menilai kualitas lingkungan komponen kesehatan masyarakat


maka ditentukan skala kualitas lingkungan prosentase pemanfaatan
sarana kesehatan yang dilihat dari jumlah kunjungan di poli
puskesmas rata-rata setiap bulan dibandingkan jumlah masyarakat
yang menjadi cakupan pelayanan dan didekati dengan skala kualitas
lingkungan seperti disampaikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.24. Standar Skala Kualitas Lingkungan Kesehatan Masyarakat

Prosentase Jumlah Kunjungan di


Rentangan Nilai sarana/prasarana kesehatan Katagori
(%)
Skala 1 81 - 100 Sangat Buruk
Skala 2 61 – 80 Buruk
Skala 3 41 – 60 Sedang
Skala 4 21 – 40 Baik
Skala 5 0 - 20 Sangat Baik
Sumber: Analisis (2015)

Untuk menilai kualitas lingkungan maka ditentukan skala kualitas lingkungan


untuk komponen kesehatan masyarakat parameter kesehatan lingkungan
seperti pada tabel berikut ini.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 34


Tabel 3.25. Standar Skala Kualitas Lingkungan Kesehatan Lingkungan

Rentang nilai (skala)


Parameter
1 2 3 4 5
Dinding Batu bata (%) 0-20 21 -40 41 - 60 61 - 80 81 -100
Lantai Keramik (%) 0-20 21 -40 41 - 60 61 - 80 81 -100
Atap genting/keramik (%) 0-20 21 -40 41 - 60 61 - 80 81 -100
Jumlah jendela (%) 0-20 21 -40 41 - 60 61 - 80 81 -100
Pembagian ruang (%) 0-20 21 -40 41 - 60 61 - 80 81 -100
Sumber air bersih PDAM (%) 0-20 21 -40 41 - 60 61 - 80 81 -100
Bak penampungan air tertutup (%) 0-20 21 -40 41 - 60 61 - 80 81 -100
Keberadaan genangan air (%) 81 -100 61 - 80 41 - 60 21 -40 0-20
Punya bak penampungan sampah (%) 0-20 21 -40 41 - 60 61 - 80 81 -100
Keberadaan tumpukan sampah (%) 81 -100 61 - 80 41 - 60 21 -40 0-20
Sumber: Analisis (2015)

Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik

3.2. Metode Prakiraan Dampak Penting

Tahapan prakiraan dampak didahului dengan melakukan identifikasi dampak


potensial, kemudian dilanjutkan dengan memprakiraan dampak penting.
Adapun metode yang digunakan untuk melakukan identifikasi dampak dan
prakiraan dampak disajikan berikut ini.

3.2.1. Metode Identifikasi Dampak

Identifikasi dampak dilakukan dengan menggunakan Matrik Interaksi


yang menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan proyek
penyebab dampak dan komponen lingkungan yang terkena dampak.
Berdasarkan Matrik tersebut diharapkan penyusunan laporan studi Andal
dapat dilaksanakan secara sistematis.

3.2.2. Metode Prakiraan Dampak

3.2.2.1 Metode Prakiraan Sifat Dampak

Sifat dampak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: (1) Sifat dampak negatif
apabila adanya tahapan kegiatan pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan hidup dan / atau penurunan fungsi lingkungan hidup, dan (2)
sifat dampak positip apabila adanya tahapan kegiatan pembangunan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 35


pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta mengakibatkan
terjadinya peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
dan / atau peningkatan fungsi lingkungan hidup

3.2.2.2 Metode Prakiraan Besaran Dampak

Metode yang digunakan untuk melakukan prakiraan dampak adalah


metode matematis, studi analogi dan pertimbangan keahlian (Profesional
Judgment). Beberapa contoh perhitungan matematik adalah sebagai
berikut:

a. Kualitas udara

Besarnya emisi sumber bergerak khusus untuk alat berat, dihitung


berdasarkan faktor emisi dari WHO Offset Publication No.62, 1982.
Emisi polutan bahan bakar solar untuk masing-masing parameter
kualitas udara disajikan pada berikut ini .

Tabel 3.26. Emisi Polutan Bahan Bakar (per m3)


Faktor Emisi
No Polutan
(g/kg BBM)
1. SO2 7,9544
2. NO2 9,2103
3. CO 36,4226
4. Partikulat/Debu 2,0095

Besarnya emisi = Faktor emisi x Jumlah bahan bakar

Sedangkan emisi sumber bergerak untuk kendaraan pada ruang


parkir, dihitung berdasarkan faktor emisi dari EMEP/EEA emission
inventory guidebook 2013. Emisi polutan untuk masing-masing
parameter kualitas udara disajikan pada berikut ini :

Tabel 3.27. Emisi Polutan Bahan Bakar (per m3)


Faktor Emisi

(g/km)
No Polutan
Mobil Penumpang Motor

Bensin Solar

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 36


1. SO2 0,04 0,008 0,04

2. NO2 2,53 0,87 0,226

3. CO 37,3 0,688 32,8

4. Partikulat/Debu 0,0022 0,2209 0,014

Besarnya emisi = Faktor emisi x Jumlah bahan bakar

a. Kebisingan

Prakiraan sebaran bising yang ditimbulkan oleh kegiatan terhadap


lingkungan di sekitarnya menggunakan rumus pendekatan:

L2 = L1 – 10 log R2/R1, dBA (bising sumber garis)

L2 = L1 – 20 log R2/R1, dBA (bising sumber titik)

L2 = Tingkat bising pada jarak R2 dari tapak proyek, dBA

L1 = Tingkat bising sumber bising pada jarak R1, dBA

R1,R2 = Jarak dari sumber bising, m

Sumber: Sasongko dkk, 2000.

b. Kualitas Air Permukaan


Prakiraan dampak penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan
operasional RS. PKU menggunakan rumus pendekatan Mixing Zone
sebagai berikut :

Qa Ca + Qb Cb

Cc =

Qa + Qb (Met Calf and Eddy, 1979)

Keterangan :

Cc = Konsentrasi parameter kualitas air badan air setelah terkena


air dari kegiatan
Qa = Debit air dari kegiatan (l/det)
Qb = Debit badan air (l/det)
Ca = Konsentrasi parameter kualitas air dari kegiatan (mg/l)
Cb = Konsentrasi parameter kualitas air badan air sebelum terkena
air dari kegiatan

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 37


Prakiraan dampak rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan
ditetapkan berdasarkan studi analogi, pengalaman profesional,
narasumber atau sumber lain.

a. Metode Analogi
Metode analogi ditetapkan berdasarkan dampak yang telah terjadi
akibat kegiatan sejenis di lokasi lain yang memiliki karakteristik sama.
Dampak tersebut digunakan sebagai dasar atau bahan pertimbangan
dalam memprakirakan dampak yang terjadi di sekitar lokasi
pembangunan gedung rawat inap dan parkir. Contoh dampak yang
diprakirakan menggunakan analogi antara lain : persepsi masyarakat,
pendapatan masyarakat, kesempatan kerja.

b. Penilaian Ahli (Profesional Judgement)


Prakiraan dampak dengan menggunakan metode ini ditetapkan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman para ahli. Contoh dampak
yang diprakirakan menggunakan pengalaman professional antara lain :
kualitas udara, tingkat bising, debu, kesehatan masyarakat.

Berbagai metode yang digunakan untuk prakiraan besaran dampak pada


masing-masing komponen lingkungan adalah disajikan pada tabel di
bawah ini.

Tabel 3.28. Metode Prakiraan Dampak terhadap Masing-masing


Komponen Lingkungan

MEOTODE PRAKIRAAN
KOMPONEN LINGKUNGAN
DAMPAK

A. Komponen Fisika – Kimia


1. Kualitas Udara Matematis
2. Kebisingan Matematis
3. Getaran Matematis
4. Kuantitas air tanah Matematis
5. Kualitas Air permukaan Matematis
6. Aliran permukaan (runoff) & genangan Matematis
B. Transpotasi
1. Kepadatan lalulintas dan resiko kecelakaan Matematis
2. Kerusakan Jalan Profesional Adjusment
C. Biologi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 38


MEOTODE PRAKIRAAN
KOMPONEN LINGKUNGAN
DAMPAK

1. Biota Perairan Matematis


D. Sosial Budaya
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat Profesional Adjusment
2. Keresahan masyarakat Profesional Adjusment
3. Penyakit Sosial Masyarakat Profesional Adjusment
4. Gangguan keamanan dan kenyamanan Profesional Adjusment
D. Kesehatan Masyarakat
1. Pola Penyakit dan nosokomial Profesional Adjusment
2. Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat Profesional Adjusment
3. Vektor penyakit Profesional Adjusment

3.2.2.3 Metode Prakiraan Pentingnya Dampak

Untuk mengevaluasi dampak penting secara parsial dilakukan dengan


berdasarkan 7 kriteria dampak penting, sesuai Pasal 22 ayat (2) Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yaitu:

1) Besarnya penduduk yang akan terkena dampak rencana kegiatan,


2) Luas wilayah penyebaran dampak,
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung,
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak,
5) Sifat kumulatif dampak,
6) Berbaik atau tidak berbaiknya dampak; dan/atau
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Penetapan tingkat kepentingan dampak dapat dikelompokan pada


dampak penting dan dampak tidak penting yang ringkasannya dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.29. Kriteria Dampak Penting


Bobot Dampak
Faktor Penentu
No. Tidak Keterangan
Dampak Penting
Penting
1. Besarnya jumlah M1> M2 M2> M1 M1 = Jumlah manusia di wilayah studi
penduduk yang terkena dampak tetapi tidak
terkena dampak mendapat manfaat.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 39


Bobot Dampak
Faktor Penentu
No. Tidak Keterangan
Dampak Penting
Penting
rencana usaha M2 = Jumlah manusia di wilayah studi
dan/atau kegiatan yang menerima manfaat.
2. Luas wilayah W1 W2 W1 = Wilayah persebaran dampak
persebaran mengalami perubahan mendasar
dampak dari segi intensitas dampak,
tidak berbaliknya dampak, atau
kumulatif dampak.
W2 = Wilayah persebaran dampak
tidak mengalami perubahan
mendasar.
3. a. Intensitas I1 I2 I1 = Dampak melampaui baku mutu,
dampak populasi yang terkena dampak
terpengaruh dan/atau dapat
menimbulkan konflik sosial.
I2 = Dampak tidak melampaui baku
mutu, populasi yang terkena
dampak tidak terpengaruh, dan
tidak menimbulkan konflik
sosial.
b. Lamanya T1 T2 T1 = Berlangsung lebih dari satu
dampak tahapan kegiatan
berlangsung T2 = Berlangsung hanya pada satu
tahapan kegiatan
4. Banyaknya B1> B2 B2 > B1 B1 = Jumlah komponen lingkungan
komponen terkena dampak sekunder dan
lingkungan lain dampak lanjutannya.
yang terkena B2 = Jumlah komponen lingkungan
dampak terkena dampak primer
5. Sifat kumulatif K1 K2 K1 = Dampak kumulatif
dampak K2 = Dampak tidak kumulatif
6. Berbalik atau R1 R2 R1 = Dampak tidak berbalik
tidak berbalik R2 = Dampak berbalik
7. Kriteria lain T1 T2 T1 = Teknologi yang digunakan
belum teruji baik fungsi maupun
keamanannya
T2 = Teknologi yang digunakan telah
teruji baik fungsi maupun
keamanannya

Berdasarkan 7 (tujuh) kriteria dampak penting di atas maka suatu


komponen kegiatan berdampak penting terhadap komponen lingkungan
hidup apabila:

1) Kriteria jumlah manusia yang terkena dampak dianggap penting


dan/atau

2) Terdapat 3 (tiga) dari 7 (tujuh) kriteria yang lain berdampak penting.

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 40


3.3. Metode Evaluasi Dampak Penting Secara Holistik

Evaluasi holistik dampak penting terhadap komponen lingkungan merupakan


hasil kajian atau telaahan secara holistik dan kausatif terhadap beragam
dampak penting yang timbul akibat adanya rencana kegiatan pembangunan
gedung rawat inap dan parkir. Secara holistik, beragam dampak penting
tersebut ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling
mempengaruhi, yang didasarkan pada prakiraan dampak penting yang telah
ditetapkan. Sedangkan telaahan secara kausatif dilakukan dengan
menguraikan sebab akibat terjadinya dampak penting, baik yang bersifat
positif maupun negatif, sementara atau permanen, saling memperkuat
(sinergis) atau saling memperlemah (antagonis).
Telaah secara holistik terhadap berbagai komponen lingkungan hidup yang
diprakirakan mengalami perubahan secara mendasar dilakukan dengan
menggunakan Metode Matrik Fisher and Davies. Metoda ini sangat cocok
digunakan pada proyek/kegiatan yang berada pada kondisi lingkungan yang
sangat dinamis dan cepat mengalami perubahan, terutama di wilayah
perkotaan. Prinsip dari metoda ini adalah membandingkan kondisi
lingkungan sekarang dan yang akan datang, baik tanpa maupun ada proyek
dalam bentuk matriks interaksi antara komponen kegiatan dan komponen
lingkungan.

Hasil evaluasi digunakan sebagai alat pertimbangan oleh instansi yang


bertanggungjawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari
rencana kegiatan tersebut dan sebagai dasar untuk membuat arahan
penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari rencana kegiatan pembangunan RS PKU.
Secara garis besar, kegiatan dikatakan layak, apabila dampak positif
kegiatannya signifikan, sedangkan dampak negatif kegiatan relatif dapat
ditangani melalui pendekatan yang ada (teknologi, institusi maupun
pendekatan sosial).

Langkah-langkah Metoda Fisher and Davies adalah sebagai berikut :


1. Membuat Interpretasi Skala pada Parameter Lingkungan
a. Kepentingan parameter lingkungan terhadap proyek (sangat tidak
penting s/d penting dengan skala 1 – 5)
b. Keadaan lingkungan/rona lingkungan hidup awal (sangat jelek s/d
sangat baik dengan skala 1 – 5)

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 41


c. Kepekaan terhadap pengelolaan lingkungan (sangat tidak peka s/d
sangat peka dengan skala 1 – 5)
2. Membuat Matrik Evaluasi Dasar Lingkungan
a. Skala kepentingan terhadap proyek
b. Skala keadaan lingkungan/rona lingkungan hidup awal
c. Skala kepekaan terhadap pengelolaan lingkungan
3. Membuat Matrik Dampak Lingkungan
a. Ditinjau dari ada tidaknya dampak (0 = tidak ada dampak)
b. Ditinjau dari positif dan negatifnya dampak (+ dan -)
c. Ditinjau dari skala besaran dampak (skala 1 – 5)
d. Ditinjau dari sifat dampak (S = sementara atau P = permanen)
4. Membuat Matrik Keputusan
a. Menentukan kondisi lingkungan tanpa proyek sekarang dan yang akan
datang
b. Menentukan kondisi lingkungan dengan adanya proyek
c. Menentukan dampak holistik yang merupakan selisih dari kondisi
lingkungan yang akan datang dengan ataupun tanpa proyek
Dari hasil perhitungan total, nantinya dapat ditentukan seberapa besar
perubahan kondisi (dampak) lingkungan yang terjadi, baik tanpa maupun
dengan adanya proyek dalam bentuk skala. Apabila dampaknya masih
bersifat positif, maka kegiatan tersebut dapat dikatakan layak dari segi
lingkungan dan sebaliknya.

Selain itu untuk menentukan kelayakan dapat mendasarkan pada Peraturan


Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup seperti pada
tabel di bawah ini.

Tabel 3.30. Kriteria Penilaian Kelayakan atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup


Kriteria Penilaian Kelayakan atau Kelayakan
No Ketidaklayakan Lingkungan Keterangan
Ya Tidak
Hidup
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan
3. Kepentingan pertahanan keamanan
4. Prakiraan secara cermat mengenai

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 42


Kriteria Penilaian Kelayakan atau Kelayakan
No Ketidaklayakan Lingkungan Keterangan
Ya Tidak
Hidup
besaran dan sifat penting dampak dari
aspek biogeofisik kimia, sosial,
ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi Usaha dan/atau
Kegiatan
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap
seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait
dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak
penting yang bersifat positif dengan
yang bersifat negatif
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau
pihak terkait yang bertanggung jawab
dalam menanggulanggi dampak
penting negatif yang akan ditimbulkan
dari Usaha dan/atau Kegiatan yang
direncanakan dengan pendekatan
teknologi, sosial, dan kelembagaan
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak menganggu nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat (emic view)
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak akan mempengaruhi dan/atau
mengganggu entitas ekologis
yangmerupakan
a. entitas dan/atau spesies kunci (key
species)
b. memiliki nilai penting secara
ekologis (ecological importance)
c. memiliki nilai penting secara
ekonomi (economic importance);
dan/atau
d. memiliki nilai penting secara ilmiah
(scientific importance)
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang telah berada di sekitar rencana
lokasi usaha dan/atau kegiatan
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup dari
lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan, dalam hal terdapat
perhitungan daya dukung dan daya
tampung lingkungan dimaksud

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 43


Uraian proses pelingkupan sebagaimana dijelaskan di atas dapat diringkas pada
tabel berikut di bawah ini.

Ringkasan Metode Studi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 44


Tabel 3.31. Ringkasan Metode Studi

Data dan
Metode Prakiraan Informasi yg Metode Pengumpulan Metode Analisis Data Metode
No. DPH
Dampak Relevan Data untuk Prakiraan Evaluasi
Dibutuhkan
1 Penurunan Faktor emisi dari WHO Data kualitas udara a. Data kualitas udara Metode analisis komparatif,
Kualitas Udara Offset Publication No.62, pada rona pada rona lingkungan yaitu membandingkan data
1982 dan EMEP/EEA lingkungan hidup hidup awal hasil prakiraan kualitas
emission inventory awal diperoleh dari sampling udara ambien setelah ada
guidebook 2013 udara dengan alat proyek dengan baku mutu
Multiple Impinger (gas) kualitas udara ambien
Jumlah bahan bakar
dan alat Dust Sampler menurut Keputusan Menggunakan
yang dibakar
atau Hi-Volt untuk debu. Gubernur Jawa Tengah metode matriks
(m3/hari)
Nomor 8 Tahun 2001 Fisher and Davies
b. Gas dan debu
selanjutnya dianalisis di
laboratorium
c. Data kualitas udara ini
digunakan untuk
prakiraan dampak
dengan adanya
pembakaran bahan
bakar akibat konstruksi
& operasional
2 Peningkatan L2 = L1 – 10 log R2/R1, Data tingkat bising a. Data kebisingan pada Metode analisis komparatif,
Intensitas dBA (bising sumber pada rona rona lingkungan hidup yaitu membandingkan data
Kebisingan garis) lingkungan hidup awal diukur dengan alat hasil prakiraan tingkat
L2 = L1 – 20 log R2/R1, awal Sound Level Meter kebisingan ambien setelah
dBA (bising sumber b. Data kebisingan ini ada proyek dengan baku
titik) selanjutnya digunakan tingkat kebisingan menurut
untuk prakiraan Kep. MENLH No. 48 Tahun
L2 = Tingkat bising pada

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 1


Data dan
Metode Prakiraan Informasi yg Metode Pengumpulan Metode Analisis Data Metode
No. DPH
Dampak Relevan Data untuk Prakiraan Evaluasi
Dibutuhkan
jarak R2 dari tapak dampak tahap 1996
proyek, dBA konstruksi dan operasi
L1 = Tingkat bising sumber
bising
pada jarak R1, dBA
R1,R2 = Jarak dari sumber
bising, m
Sumber: Sasongko dkk,
2000

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 2


NO DPH Metode Prakiraan Data dan Metode Metode Analisis Data Metode Evaluasi
Dampak Informasi Yg Pengumpulan Data untuk Prakiraan
Relevan
Dibutuhkan
4. Genangan air / :Q=C.I.A - Data curah hujan a. Titik pengambilan Metode analisis komparatif, Menggunakan
banjir - Jumlah hari hujan sampel : daerah yaitu membandingkan data metode matriks
tangkapan air Q rona awal dengan Q Fisher and Davies
Q = debit air larian - Angka pengaliran
b. Data sekunder dari BMG setelah ada proyek
(m3/jam) - Luas tangkapan air
C = angka pengaliran (tak
berdimensi)
A = luas tangkapan air
hujan atau luas daerah
yang akan dibangun
(m2)
I = intensitas curah hujan
maksimal (mm/jam)\
5. Mikrobiologi Udara Penilaian Profesional Jenis dan jumlah Metoda yang dilakukan Membandingkan jenis dan
mikrobiologi udara adalah dengan cara settle jumlah mikrobiologi udara
down plate dimana medium dari hasil prakiraan dengan
plate berisi Blood plate standard untuk masing-
ditambahkan MacConkey masing ruang pada lokasi
diletakkan pada satu sampling Menggunakan
pasang media untuk setiap metode matriks
ruangan yang disampling Fisher and Davies
6. Adanya Penilaian Profesional - Jumlah tenaga Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif
Kesempatan Kerja kerja yang direkrut dengan kuesioner dan Kuantitatif
dan Peluang - Jumlah peluang
Berusaha berusaha
kemungkinan yg

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 3


timbul
7. Mata pencaharian Penilaian Profesional - Matapencaharian Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif
dan Pendapatan yg kemungkinan dengan kuesioner dan Kuantitatif Menggunakan
timbul metode matriks
Fisher and Davies
- Tingkat
pendapatan rumah
tangga
- Tingkat
pengeluaran
rumah tangga
- Tingkat partisipasi
angkatan kerja

8. Penurunan Penilaian Profesional Intensitas keluhan Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif Menggunakan
Kenyamanan dan protes dengan kuesioner dan Kuantitatif metode matriks
masyarakat di Fisher and Davies
sekitar tapak proyek
akibat rencana
kegiatan

9. Perubahan Penilaian Profesional Persepsi masyarakat Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif Menggunakan
Persepsi di sekitar tapak dengan kuesioner dan Kuantitatif metode matriks
Masyarakat proyek terhadap Fisher and Davies
rencana kegiatan

10. Gangguan Penilaian Profesional Gangguan Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif Menggunakan
Kamtibmas kamtibmas setelah dengan kuesioner dan Kuantitatif metode matriks
kegiatan konstruksi Fisher and Davies
dan operasi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 4


NO DPH Metode Prakiraan Data dan Metode Metode Analisis Data Metode Evaluasi
Dampak Informasi Yg Pengumpulan Data untuk Prakiraan
Relevan
Dibutuhkan
11. Gangguan Penilaian Profesional Kondisi kesehatan Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif
Kesehatan setelah adanya dengan kuesioner dan Kuantitatif Menggunakan
Masyarakat kegiatan konstruksi metode matriks
dan operasi Fisher and Davies
12. Penurunan Penilaian Profesional Kondisi sanitasi Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif
Sanitasi lingkungan setelah dengan kuesioner dan Kuantitatif
Lingkungan adanya kegiatan
konstruksi dan
operasi

Dokumen Kerangka Acuan RS PKU Muhammadiyah Surakarta III- 5

Anda mungkin juga menyukai