2015
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah buangan yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit mempunyai resiko
yang sangat besar dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi para
medis, pengunjung, petugas yang menangani masalah limbah buangan serta
masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan karena limbah rumah sakit dapat bersifat
infeksius, toksis dan radioaktif yang dalam hal ini digolongkan ke dalam limbah
berbahaya dan beracun (B3).
Pada saat ini pelayanan yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta dipandang perlu untuk ditingkatkan secara kuantitas (jumlah bed,
poliklinik, tenaga medis) dan kuanlitasnya sehingga dipandang perlu untuk
dilakukan perluasan/perkembangan. Harapannya dapat melakukan pelayanan
kesehatan secara optimal.
Perizinan yang pernah atau telah dimiliki oleh Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta dapat dilihat pada Tabel 1.1.
No. Jenis Perizinan Nomor dan Tanggal Instansi Masa Berlaku Izin
Diterbitkan Pemberi Izin sampai dengan
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang tertuang dalam Lampiran I Huruf-A
No.5 Bidang Multisektor disebutkan bahwa untuk jenis kegiatan Pembangunan
Bangunan Gedung dengan luas lahan ≥ 5 ha, atau luas bangunan ≥ 10.000 m2
wajib memiliki dokumen AMDAL. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di Jl.
Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta mempunyai total luas lahan existing dan pengembangan ± 2.539 m2
atau 0,2539 Ha tidak termasuk bangunan yang wajib AMDAL tetapi luas lantai
bangunan exsisting dan pengembangan sebesar 12.261.m2 termasuk dalam
ketentuan rencana kegiatan yang wajib AMDAL karena luasan ≥ 10.000 m2 .
dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL Kota Surakarta, mengingat Kota Surakarta
Provinsi Jawa Tengah telah memiliki komisi penilai AMDAL yang berlesensi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15
Tahun 2010 tentang Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai AMDAL
dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 08 Tahun 2013 tentang
Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan.
Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2)a Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan yang menyatakan bahwa pemrakarsa
dibantu pihak lain dalam hal ini perorangan yang memenuhi kriteria. Kriteria
tersebut didasarkan pada Pasal 4 ayat (1, 2, 3, dan 4) Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2010 tentang Sertifikasi Kompetensi
Penyusun Dokumen AMDAL.
1. Ketua Tim
Nama : Drs. Supradata, M.Si
No. Registrasi : K.1.06.10.001.000279
Alamat : Sampangan Baru I / No. B26A
Semarang
Bidang Ahli : Biologi
2. Anggota Tim
a) Nama : Setya Nugraha, S.Si,.M.Si
No. Registrasi : A.021.12.10.12.000318
Alamat : Dk. Kemuning RT 04 RW 02 Ds. Tumpukan
Kec. Karangdowo Klaten Jawa Tengah
Bidang Ahli : Fisik Hidrologi
b) Nama : Ir. Bambang Sigit Amanto,M.Si
No. Registrasi : A.021.12.10.12.000317
Alamat : Dk. Joso Ds. Triyagan Kec. Mojolaban Kab.
Sukoharjo Prov. Jawa Tengah
Bidang Ahli : Pertanian
b. Tenaga Ahli
BAB II
PELINGKUPAN
Rencana teknis yang berupa desain teknis rinci atau Detail Engineering Desain
(DED) kegiatan pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta di Jl. Yosodipuro No. 57 RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta telah dibuat sebelum dilakukan
penyusunan dokumen AMDAL. Oleh karena itu jenis kegiatan, prakiraan
dampak dan evaluasi akan didasarkan pada rencana desain teknis rinci yang
terdapat pada Detail Engineering Desain (DED) dari rencana kegiatan
pembangunan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut maka status studi ini
dibuat setelah studi kelayakan teknis rinci dan kelayakan ekonomis dilakukan.
b
a
c d
Gambar 2.3.Kondisi Batas Rencana Kegiatan Sebelah Utara dengan Jl. Yosodipuro (a),
Bagian Timur dengan Permukiman (b), Bagian Selatan dengan PKU
Muhammadiyah Lama (c) dan Bagian Barat dengan Permukiman (d)
2) Rencana Pengembangan
838.9875
Jumlah
Lantai Dasar dengan luas 751.05 m2 dimanfaatkan 100% untuk lahan parkir sehingga
dirasa sudah mencukupi. Selanjutnya masih ditambah dengan luas lahan terbuka
seluas 315m2 masih bisa dipakai untuk lahan parkir sepeda/kendaraan khusus roda 2.
Tujuan kegiatan ini adalah: (a) untuk mengenalkan rencana kegiatan dan
dampak yang mungkin ditimbulkan dari rencana kegiatan tersebut, dan (b)
mendapatkan saran, masukan dan tanggapan dari masyarakat.
Tabel 2.3. Rencana Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Pada Tahap
Konstruksi Pembangunan Pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta
Jumlah
No. Jabatan/Tugas Kualifikasi
(Orang)
1. Manager Proyek S1 (Teknik Sipil atau Arsitek) 1
2. Site Manager S1 (Teknik Sipil) 1
3. Pelaksana S1 (teknik Sipil/Arsitek) 3
4. Mandor D3/S1 10
5. Tukang batu SMP/SMA 45
6. Tukang Kayu SMP/SMA 40
7. Tukang Besi SMP/SMA 15
a b
Dari arah utara pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur
Jl. Hasanudin – Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro atau Jl. Monginsidi – Jl.
Gajah Mada – Jl. Yosodipuro.
Gambar 2.7. Jalur Transportasi Pengakutan Bahan dan Alat Menuju Lokasi Rencana
Pembangunan Pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta
a. Pekerjaan Persiapan
Pekerja Konstruksi yg
109 120 13.080,00 13,08
tinggal
Pekerja Konstruksi yg
109 50 5.450,00 5,45
pulang
Hilang (10%)
Air Kemasan
Pekerja 1,933 m3/hari
3
1,308 m /hari
18,53 m3/hari
Kebutuhan
19,33 m3/hari
e. Pekerjaan Mekanikal
▪ Instalasi air kotor/limbah (air bekas kamar mandi dan air hujan),
▪ Instalasi air tinja (bak control, IPAL dan atau septic tank),
▪ Instalasi fire hydrant lantai 1-5 dan Ruang Mesin yang terdiri
dari: Hydrant Box Indoor dan Hydrant Box Outdoor,
▪ Tangga darurat.
Dalam melayani pasien yang akan melakukan rawat inap dan kegiatan
medis maka RS PKU Muhammadiyah, menyediakan ruang dengan jumlah
tempat tidur (bed) secara keseluruhan 175 tempat tidur, yang
pembagiannya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
No Peralatan Jumlah
1. Hospital Electrical Bed 34, Birthing Bed = 2
2. Mobil Ambulan 5
3. Auto steam sterilizer/Autoclave 1 = lab, 2 CSSD 1= Pesan
4. Dental chair Unit 1, 1 bekas
5. EKG/ECG 10
6. Ultrasound/ Elektro terapi 3
7. Fetal Doppler 4 ( 1 ada di logistik )
8. Penyaring udara/ Hepa filter 15
Kebutuhan
No. Jenis Kegiatan ( Ruang ) (m3/hari)
Untuk mengetahui masukan (input), proses, dan keluaran (output) air yang
digunakan pada tahap operasi di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini dalam bentuk neraca air.
Hilang 5 %
PDAM = 20,00 m3/hr 4,25 m3/hr
Operasional RS STP
78,0 m3/hr 73,75 m3/hr
Kebutuhan
85,0 m3/hr
Ibadah, Kebersihan
Saluran Drainase
Lingkungan & Taman
4,9 m3/hr
7,0 m3/hr
Deep Well = 100,00 Badan Air Penerima
m3/hr Hilang 30 % 78,65 m3/hr
2,1 m3/hr
200 m3/hr
Cadangan
35,0 m3/hr
Untuk pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA Putri Cempo, akan
berkoordinasi dan bekerjasama dengan Instansi Teknis terkait.
Untuk air kotor (air limbah) dari WC (Black-water), dapur dan laundry
akan diolah terlebih dahulu dalam STP (Sewage Treatment Plant) atau
Intalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang dilengkapi Grease-trap.
Bak
Inlet Pretreatme
Equalisasi
nt
Desinfeksi G R
A S Reactor Aerobic
Effluent Clarifie
C F
Tank r
Clear Tank &
Kolam
Sludge
Indikator
Holding Tank
Gambar 2.10. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Limbah melalui IPAL RS. PKU
Muhammadiyah Surakarta
3) Pemeliharaan
▪ Sampah / lumpur padat perlu dibersihkan sekurangnya 1 minggu
sekali untuk mencegah penumpukan di dasar dan permukaan bak
yang dapat menyebabkan gangguan pada system pemompaan.
▪ Untuk mengurangi potensi penyumbatan pada impeller, pada
sekeliling pompa ditempatkan bar screen model keranjang.
3) Operasional
Unit ini memerlukan kontrol dan pengawasan yang kontinyu dari
operator. Unit M & E yang memerlukan pengawasan khusus antara
lain :
(a) Operasional Blower & Pompa Inlet
▪ Pada unit reaktor Aerobik terdapat 2 buah blower. Operasional
blower telah di setting secara bergantian setiap 1 jam untuk
memperpanjang umur blower,
▪ Operasional blower akan diatur secara terintegrasi dengan
operasionalpompa inlet dimana unit pemompaan diatur dengan
pelampung/ Water Level Control (WLC). Dalam kondisi normal,
saklar blower pada kontrol panelakan diposisikan secara
automatis, dan
▪ Apabila pelampung pompa mencapai batas atas maka pompa
akanberoperasi secara otomatis dan root blower akan ikut
menyala meskipun jam operasional blower belum tercapai, dan
apabila pelampung mencapai batas bawah maka pompa dan
4) Pemeliharaan
Pemeliharaan blower sangat diperlukan karena unit ini bekerja nonstop,
suplai udara tidak boleh berhenti karena dapat mengakibatkan matinya
bakteri didalam tanki aerasi. Alat ini memerlukan perawatan khusus yang
hanya dapatdilakukan oleh mereka yang terlatih.
5) Trouble shooting
2) Operasional
Pengoperasian Rapid Sand Filter :
Pengoperasian Rapid Sand Filter dibagi ke dalam 3 sistem utama,
yaitu operasional normal, Operasional backwash dan operasional
Surface Wash. Dalam pengoperasiannya, operator cukup melakukan
buka tutup pada valve yang terdapat pada tangki Filter. dapat
dilihat Gambar 1.
3) Pemeliharaan
▪ Penggantian Media Rapid Sand Filter (RSF). Penggantian Media
RSF dilakukan setiap 3-6 bulan sekali atau sesuai dengan
kebutuhan. Penggantian media dapat dilakukan melalui flange
yang terletak disamping tangki filter.
▪ Penggantian Media Granular Activated Carbon (GAC).
Penggantian media filter (carbon aktif) dilakukan setiap 3-6 bulan
sekali, dimana hanya 20% - 30% media terbawah yang terdapat
didalam tabung filter yang diganti. Penggantian media dapat
dilakukan melalui flange yang terletak disamping tangki filter.
3) Troubleshooting
(a) Mixer
▪ Apabila motor bekerja, namun agitator berhenti maka
lakukan pemeriksaan pada copel as motor dengan as
agitator,
▪ Apabila motor bekerja, namun tiba – tiba berhenti maka: (1)
lakukan pemeriksaan pada impeller agitator, (2) lakukan
pemeriksaan pada indicator trip pada panel kemudian
reset pada overload, (3) lakukan pemeriksaan pada
tegangan listrik yang masuk, apakah telah terpasang pada
tegangan yang telah ditentukan sebelumnya, dan (4)
lakukan pengukuran resistan pada kumparan motor pompa
▪ Alat bantu kerja (perancah, tangga, pesawat angkat angkut, alat berat
dll) dalam keadaan aman dan siap pakai;
▪ Barak, sanitasi dan air minum pekerja yang hiegienis, aman dan sehat;
Pada jaringan pipa air hujan tersebut jadi satu kesatuan dengan sistem
drainase secara horisontal. Pada perencanaan sistem jaringan drainase ini
dialirkan pada sumur resapan sebanyak 6 (enam) unit dengan kapasitas ±
10 m3 yang digunakan untuk kebutuhan air peralatan proteksi bahaya
kebakaran dan sebagian air ini digunakan untuk recycle of roof water tank.
ada di PKU
▪ APAR, yang akan dipasang pada setiap program ruang yang ada
untuk masing-masing ruang dan bangunan lainnya,
Data rona lingkungan hidup awal berupa data primer maupun data sekunder. Data
primer diperoleh dengan observasi, wawancara, pengukuran langsung di lapangan
serta dari hasil analisis laboratorium. Data sekunder dikumpulkan dari studi
literatur/ pustaka serta data dari instansi terkait. Adapun rona lingkungan hidup
awal yang akan ditelaah akan disampaikan berikut ini.
Untuk mengetahui tipe iklim lokasi rencana kegiatan menggunakan data sekunder
dari Statiun Pengamatan Cuaca di Bandar Udara Adi Soemarmo Boyolali dan Statiun
PSDA di Surakarta dengan pertimbangan: (1) lokasi berdekatan jarak, (2) terdapat
pada bentangalam yang sama, dan (3) data cukup lengkap. Data iklim yang
dideskripsikan meliputi: curah hujan, suhu udara, kecepatan angin, arah angin,
radiasi surya dan evaporasi.
a. Suhu Udara
Suhu udara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suhu udara rata-rata
harian yang diamati pada stasiun pengamatan Bandar Udara Adi Soemarmo
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa suhu udara rerata bulanan di
lokasi tapak proyek antara 25,98°C – 27,95°C, dimana rerata suhu udara
terendah terjadi pada Bulan Februari dan tertinggi terjadi pada Bulan
Oktober sedangkan rerata tahunan antara 26,33°C – 27,17°C, Distribusi
pada setiap bulannya dapat dilihat pada Gambar 2.11.
b. Curah Hujan
Selain ditentukan oleh tinggi rendahnya suhu udara, iklim suatu daerah
ditentukan juga oleh curah hujan. Adapun keadaan curah hujan pada
rencana kegiatan selama periode waktu sepuluh tahun (tahun 2002 – 2011)
secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.17. Rerata Curah Hujan (mm) di Rencana Kegiatan Tahun 2002-
2011
Rerata Curah Hujan (mm) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Januari 275.2 10.4 17.1 426.1 106.7 78.9 221.0 551.0 566.0 382.7 263.51
Februari 484.5 14.4 218.9 391.0 595.0 595.0 242.0 735.0 398.4 348.5 402.27
Maret 262.7 8.0 309.4 391.0 407.4 305.1 470.8 202.0 318.9 382.0 305.73
April 230.3 2.9 114.0 576.0 464.0 452.0 168.0 230.0 316.5 459.7 301.34
Mei 1.6 3.0 86.2 84.0 462.0 67.0 42.6 265.3 13.0 177.8 120.25
Juni 1.3 1.3 11.0 163.0 0.0 22.1 0.0 184.0 94.4 10.5 48.76
Juli 0.3 23.2 23.2 292.0 0.0 0.0 0.0 0.0 14.6 10.8 36.41
Agustus 0.03 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 121.8 0.0 12.19
September 0.0 0.2 8.4 225.0 0.0 25.0 0.0 0.0 296.0 0.0 55.46
Oktober 6.7 3.4 78.8 235.0 0.0 126.4 22.0 1.2 273.0 144.9 89.14
November 1.8 5.2 560.4 481.7 116.2 112.4 9.0 8.0 204.1 210.0 170.88
Desember 11.2 74.2 435.4 102.58 273.9 487.8 303.0 2.0 400.4 324.0 241.448
Gambar 2.12. Curah Hujan Rerata (mm) di Rencana Kegiatan Tahun 2002
- 2011
2) Curah hujan tahunan lebih dari atau sama dengan 20 kali suhu udara
rata-rata tahunan, apabila hujan lebih banyak jatuh pada musim
dingin atau P lebih dari atau sama dengan 206,
Berdasarkan hasil tabel curah hujan maka dapat ditentukan bahwa rata-rata
bulan kering selama 10 tahun (Tahun 2002 – 2011) adalah 5,3 sedangkan
rerata bulan basah sebesar 6,0 sehingga nilai Q = 0,88. Selanjutnya
Schmidt dan Ferguson menentukan tipe curah hujan berdasarkan nilai Q
seperti yang terangkum pada tabel berikut.
Tabel 2.20. Rerata Arah Angin di Rencana Tapak Proyek Tahun 2002-
2011
Rerata Arah Angin (0) Pada Tahun: Rerata
Bulan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bulanan
Januari 360 240 360 180 240 180 180 30 360 360 249
Februari 360 360 360 180 180 30 30 30 30 360 192
Maret 30 360 180 180 180 120 120 30 120 180 150
April 30 240 180 180 180 30 360 180 180 180 174
Mei 30 240 180 180 180 30 180 120 180 180 150
Juni 240 0 180 180 240 30 210 30 180 180 147
Juli 240 210 180 180 180 120 180 180 180 180 183
Agustus 240 240 180 180 180 180 180 180 180 180 192
September 240 240 180 180 180 210 210 180 210 210 204
Oktober 240 240 180 180 180 210 180 180 180 210 198
November 240 180 180 180 240 210 180 180 180 180 195
Desember 240 180 180 180 180 30 180 210 360 180 192
Rerata Tahunan 207.50 227.50 210.00 180.00 195.00 115.00 182.50 127.50 195.00 215.00 185.50
Sumber : Landasan Udara Bandara Adi Soemarmo Tahun 2012
d. Radiasi Surya
e. Evaporasi
2) Skala kualitas lingkungan hidup pada kondisi rona awal, seperti pada
tabel di bawah ini.
Dari pengukuran dan analisis laboratorium pada Bulan Februari 2012, maka
kualitas udara di rencana Pembangunan Solo Paragon Surakarta dapat
disampaikan pada tabel di bawah ini.
Nomor Urut 1 2 3 4 5
Lokasi Dalam Utara Barat Selatan Timur Baku
Lokasi Mutu*
Nomor Laboratorium 15/KU/2012 16/KU/2012 17/KU/2012 18/KU/2012 19/KU/2012
Jam Pengukuran 09.20 WIB 10.27 WIB 11.31 WIB 12.35 WIB 13.40 WIB
Parameter Satuan
Suhu o C 31.5 36.7 33.5 32.4 31.8 -
Kebisingan dBA 64.1 72.6 65.8 63.2 67.9 70**
Kelembaban % 69.1 44.2 55.0 60.0 63.0 -
Kecepatan Angin m/s 0.9 0.8 1.2 2.1 0.6 -
Arah Angin - Barat Daya Tenggara Selatan Selatan Selatan -
Partikulat µg/m3 15.43 83.34 16.86 16.32 41.35 150
Karbon monoksida ( µg/m3 2576 6069 4580 3664 4924 15.000
CO)
Sulfur Dioksida (SO2) µg/m3 ≤ 26.2 52.40 26.2 26.20 39.30 632
Nitrogen Dioksida (NO2) µg/m3 ≤ 18.81 37.62 18.81 18.81 28.22 316
Sumber : Data Primer, Februari 2012
Keterangan :
• *) Baku mutu menurut SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2000, tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak
Dari hasil analisis pada tabel diatas, ada satu parameter yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan, yaitu tingkat kebisingan di sebelah utara Solo
Paragon. Tingginya tingkat kebisingan bukan berasal dari kegiatan operasional
Solo Paragon melainkan juga dari faktor lain yaitu berdekatan dengan jalan
raya.
Berdasarkan pada uraian kondisi kualitas udara dan kebisingan tersebut di atas
maka dapat disimpulkan:
Dari pengukuran dan analisis laboratorium terhadap kualitas air tanah dan air
permukaan Solo Paragon pada tahap opersional (existing) ditunjukkan pada
Tabel di bawah ini.
Nomor Urut 1 2
Baku Mutu Air
Nomor Pengirim Sumur Sumur Permenkes
Selatan Tengah 416/MENKES/KE
Nomor Urut Laboratorium 138/LH/1 139/LH/1 S/IX/1990 Metode Uji
2 2
PARAMETER Satuan
FISIKA
TDS mg/L 1318 1055 1000 SNI 06-6989.3-2004
Kekeruhan FTU 1.46 2.06 5 SNI 06-6989.25-2005
Warna Pt.Co 25.086 5.056 15 SNI 06-6989.24-2005
KIMIA
pH - 6.96 7.26 6.5 – 8.5 SNI 06-6989.11-2004
kesadahan (CaCO3 ) mg/L 281 184 500 SNI 06-6989.12-2004
Besi total ( Fe ) mg/L 0.11 0.72 1.0 SNI 16-1127.1989
Fluorida (F) mg/L <0.001 0.2114 1.5 SNI 06-6989.29-2005
Nitrit ( N02- ) mg/L ≤0.006 ≤0.006 1.0 SNI 06-6989.9-2004
Sianida ( CN ) mg/L 0.001 0.002 0.1 SNI 06-6964.6-2003
Nitrat (NO3- ) mg/L 10 SNI 06-2480-1991
Detergen sbg MBAS µg/L 0.0934 0.2693 0.5 SNI 06-6989.51-2005
Sulfat (SO4-2) mg/L 45.78 8.62 400 SNI 06-6989.20-2009
Klorida ( Cl- ) mg/L 94 44.6 600 SNI 06-6989.19-2009
Zat Organik KMnO4 mg/L 10 SNI 06-6989.22-2004
BIOLOGI
Coliform Total MPN/100 SNI 01-2332-1991
21 4 Nihil
ml
Nomor Urut 3 4
Baku Mutu Air
Nomor Pengirim Sumur Permenkes
Outlet
Timur 416/MENKES/KE
Nomor Urut Laboratorium 140/LH/1 141/LH/1 S/IX/1990 Metode Uji
2 2
PARAMETER Satuan
FISIKA
TDS mg/L 1109 1680 1000 SNI 06-6989.3-2004
Kekeruhan FTU 0.67 17.20 5 SNI 06-6989.25-2005
Warna Pt.Co 1.825 15.736 15 SNI 06-6989.24-2005
KIMIA
pH - 7.04 6.94 6.5 – 8.5 SNI 06-6989.11-2004
kesadahan (CaCO3 ) mg/L 188 200 500 SNI 06-6989.12-2004
Besi total ( Fe ) mg/L 0.03 0.11 1.0 SNI 16-1127.1989
Fluorida (F) mg/L 0.6459 1.1881 1.5 SNI 06-6989.29-2005
Nitrit ( N02- ) mg/L ≤0.006 0.065 1.0 SNI 06-6989.9-2004
Sianida ( CN ) mg/L 0.001 0.097 0.1 SNI 06-6964.6-2003
Nitrat (NO3- ) mg/L 10 SNI 06-2480-1991
Detergen sbg MBAS µg/L <0.0001 0.185 0.5 SNI 06-6989.51-2005
Sulfat (SO4-2) mg/L 6.08 13.91 400 SNI 06-6989.20-2009
Dari hasil analisis pada tabel diatas, ada beberapa parameter yang melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan, yaitu TDS di sumur selatan, sumur tengah,
sumur timur, dan outlet Solo Paragon. Tingginya yaitu 1318, 1055, 1109, 1680.
b) Skala kualitas lingkungan untuk komponen kualitas air baik (4), karena baik
kualitas air permukaan maupun air tanah masih berada di bawah baku
mutu
2.2.3.4 Geohidrologi
Berikut ini diuraikan berbagai macam batuan yang ada pada masing-masing
formasi berturut-turut dari formasi yang paling tua umurnya. Satuan Endapan
Gunungapi Lawu (Qvl) terdiri atas breksi volkanik, lava dan tuf, tersebar di
sebelah timur S. Bengawan Solo yang secara administrasi masuk Wilayah
Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo. Satuan Endapan Gunungapi Merapi
(Qvm) terdiri atas breksi volkanik, lava dan tuf, tersebar di sebelah barat dan
utara yang sebagian besar secara administrasi masuk Wilayah Kabupaten
Karanganyar. Di dalam satuan ini terdapat sisipan lava basalt yang tersingkap
di daerah Gondangrejo yang oleh masyarakat setempat dinamakan watuburik
karena lava tersebut adalah batuan beku basalt yang berstruktur vesikuler
(berlubang-lubang) sehingga memberi kenampakan burik (bhs.Jawa).
Endapan Aluvium Tua (Qt) terdiri atas konglomerat, batupasir, lanau dan
lempung, tersebar di daerah Surakarta bagian utara di tepi barat S. Bengawan
Solo yang secara administrasi masuk Wilayah Kecamatan Jebres. Endapan
Aluvium (Qa) terdiri atas lempung, lumpur, lanau, kerikil, kerakal dan
berangkal, tersebar di daerah Surakarta bagian tengah, selatan dan timur,
membentuk daerah dataran Kota Solo. Lokasi tapak proyek pembangunan
berada di daerah Formasi Aluvium ini.
Kondisi air tanah pada Formasi Aluvium yang merupakan formasi air tanah di
bawah rencana pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta Jl. Yosodipuro, dapat diketahui melalui pengukuran menggunakan
Keterangan :
Jalan Yosodipuro merupakan jalan Kelas III dengan status Jalan Kota dan
berfungsi sebagai jalan kolektor. Merupakan jalan 2 (dua) jalur 2 (dua) lajur tak
terpisah/terbagi (undivided) dengan lalu lintas bercampur (mix traffic) meskipun
tanpa kendaraan beral tetapi kendaraan tak bermotor cukup banyak sehingga
dapat dikatagorikan jalan dengan hambatan samping yang tinggi. Secara
gcometrik jalan tersebut termasuk klasifikasi jalan datar dengan lebar 8,90
meter.
Dari arah utara pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Hasanudin – Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro atau Jl. Monginsidi – Jl. Gajah
Mada – Jl. Yosodipuro.
Jalan dr. Cipto Mangunkusumo juga merupakan jalan Kelas III dengan status
Jalan Kola dan berfungsi sebagai jalan kolektor. Merupakan jalan 2 (dua) jalur 2
(dua) lajur tak terpisah/terbagi (undivided) dengan lalu lintas bercampur (mix
traffic), meskipun kendaraan berat tidak diperkenankan lewat jalan tersebut.
Keberadaan kendaraan tak bermotor cukup banyak sehingga dapat
dikatagorikan jalan dengan hambatan samping yang tinggi. Secara geometrik
jalan teiscbut termasuk klasifikasi jalan datar dengan lebar 7,0 meter.
Jalan Drenges IV/ Jalan Kadupulo III, merupakan Jalan Lingkungan dengan
lebar sekitar 2.40 meter saat ini hanya melayani kebutuhan mobilitas bagi
masyarakat yang tinggal di sebelah selatan Solo Paragon dan dominan dilewati
kendaraan roda 2 dan kendaraan tak bermotor.
Jalan Arumdalu II, meskipun merupakan Jalan Kota dengan lebar perkerasan
aspal 2.70 meter dan bahu jalan 0.9-1.8 meter. Jalan Arumdalu II mempunyai
fungsi yang spesifik yaitu jika Lapangan Kotabarat terdapat kegiatan yang
menjadikan arus kendaraan tidak bisa lewat melalui Simpang Kotabarat maka
jalan ini merupakan alternatif untuk pengalihan arus lain lintas. Saat ini jalan ini
hanya melayani mobilitas terbatas yang lebih banyak dilewati kendaraan pribadi
baik roda 4 maupun roda 2 dan kendaraan tak bermotor.
Jalan Drenges III merupakan jalan kota yang berada di sebelah Selatan Solo
Paragon. Meskipun tidak berbatasan langsung dengan rencana proyek tersebut,
tetapi jalan ini akan terpengaruh langsung dengan keberadaan proyek tersebut
nantinya. Jalan Drengese III merupakan terusan jalan 1 (satu arah) dari Jalan
Ronggowarsito - Jalan Wora-Wari - Jalan Drenges III. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa jalan ini merupakan jalan penyeimbang lalu lintas ke arah
barat dari Jalan Slamet Riyadi. Jalan Drenges III merupakan jalan searah ke
Barat dengan lalu lintas bercampur (mix traffic). Jalan tersebut mempunyai
lebar jalan 4,5 meter dan secara geometrik termasuk dalam klasifikasi jalan
datar. Selain Jalan Drenges III, yang akan terpengaruh langsung dengan
keberadaan Solo Paragon adalah Jalan Muwardi yang berada di sebelah Barat.
Jalan Muwardi merupakan jalan kota dengan lebar jalan 13,00 meter. Sebagian
merupakan jalan 2 arah undivided dan sebagian di sebelah utara selelalu
bersimpangan dengan Jalan Yosodipuro baru diberikan median jalan menuju ke
persimpangan dengan jalan kereta api. Kondisi arus lalu lintas Jalan Muwardi
juga berupa lalu lintas bercampur (mix traffic) dengan klasifikasi termasuk jalan
datar.
Pada saat awal rencana pembangunan, area tapak proyek yang digunakan
merupakan bangunan lama bekas rumah sakit yang lama tidak dikelola. Daerah
sekeliling tapak proyek, merupakan pemukiman penduduk, dan tepat di sebelah
utara berupa jalan yang padat lalu-lintasnya. Disepanjang tepi jalan ditumbuhi
tanaman menahun, sebagai peneduh dan pelindung terhadap fauna bercengkrama
dan berkembangbiak. Kondisi demikian memberi peluang flora dan fauna endemik
untuk tumbuh dan berkembang secara alami sesuai dengan kemapuan
adaptasinya. Di daerah tapak proyek tidak diketemukan flora dan fauna yang
bersifat langka dan perlu dilindungi, flora dan fauna yang ada pada umumnya
banyak diketemukan di daerah lain, sehingga berkurangnya atau bahkan hilangnya
Adapun kondisi awal untuk subkomponen biota perairan disekitar lokasi rencana
kegiatan, belum dapat digambarkan pada saat ini, mengingat pada saat
penyusunan Kerangkan Acuan ini belum melaksanakan sampling biota perairan,
sehingga kondisi keaneka-ragaman biota perairan akan diuraikan secara rinci pada
saat penyusunan dokumen ANDAL nantinya.
Melihat tabel diatas, Kecamatan Banjarsari,dengan 14.81 km2 , dan dengan umlah
penduduk 178.397 jiwa. Kepadatan penduduknya Kecamatan Banjarsari 12.046 jiwa/km2,
dengan kategori sedang (10.000- 14.000 jiwa/km2. Kelurahan Timuran yang termasuk
dalam wilayah administrasi Kecamatan Banjarsari merupakan kalurahan dengan jumlah
penduduk terkecil yaitu: 2.982. jiwa. Dengan kepadatan penduduk ; 9.619 , dengan
kategori sedang.
Keadaan suatu wilayah akan bersifat dinamis yang tergambar dengan adanya
perkembangan penduduk yang berada didalamnya, sebagai mobilitas penduduk.
Adapun kondisi moblititas penduduk di Kelurahan Timuran dapat dilihat dari
penduduk datang dan penduduk pergi, yang ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Melihat tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa penduduk usia produktif di
Kelurahan Timuran paling banyak yaiu rentang usia 25 Th sampai dengan 49 Tahun hal
ini menguntungkan sekaligus potensi sumber daya manusia yang ada di Kelurahan
Timuran.
Dari data diatas maka penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut menduduki
posisi teratas di kedua Puskesmas, baik yang disebabkan infeksi bakteri maupun
virus, ( flu bukan karena virus dan commond cold ) dan merupakan jumlah
terbanyak dari 10 besar pola penyakit; yang menunjukkan prevalensi penyakit
yang tinggi. Banyaknya kasus ISPA tersebut merupakan kontribusi dari dua hal
penting yakni tingkat kesehatan penduduk dan juga pengaruh lingkungan seperti
kerapatan rumah penduduk, kondisi kelembaban dan juga polusi baik polusi asap
kendaraan karena rata-rata warga tinggal di tepi jalan dan polusi debu jalanan.
Dari data diatas ketersediaan sarana kesehatan telah tersedia dengan baik dan
diharapkan dapat menjangkau seluruh masyarakat setidaknya di wilayah kerja
Puskesmas Penumping dan Manahan.
No Penyakit Jumlah
1 Kontrol post Operasi kasus Bedah 6.501
2 Kontrol post Persalinan tidak normal 5.930
3 Konsultasi tidak spesifik 5.524
4 Kontrol Post Persalinan normal 4.581
5 Fisioterapi 4.029
6 Demam - Febris 3.856
7 DM 3.335
8 Hipertensi 2.484
9 Dyspepsia-Gangguan pencernaan 2.084
10 ISPA 2.052
Data primer : Rekam Medik RS PKU Muhammadiyah, 2015
Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan pembangunan
pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta di Jl. Yosodipuro No. 57
RT 04 RW 01 Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
adalah:
a. Bagian Utara
▪ Jl. Yosodipuro
▪ Sekolah
▪ Pertokoan
a b
c d
Gambar 2.19 Usaha dan/ atau kegiatan yang Ada di sebelah utara rencana
pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah berupa (a) Jl.
Yosodipuro, (b) Lembaga Pendidikan Al Firdaus, (c) Pertokoan dan (d) Kampung
Punggawan Kelurahan Timuran
b. Bagian Timur
d. Bagian Barat
a b
c d
Gambar 2.20. Usaha dan/ atau kegiatan yang Ada di sebelah utara
rencana pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah berupa: (a)
Permukiman, ( b + c) RS PKU Muhammadiyah dan (d) Permukiman
Keterlibatan masyarakat dalam AMDAL telah diatur dalam Peraturan Menteri Negera
Lingkungan Hidup RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan. Keterlibatan masyarakat
dimaksudkan untuk mendapatkan saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat
untuk membantu identifikasi dampak potensial. Keterlibatan masyarakat dalam
dilakukan melalui beberapa cara yaitu: sosialisasi, konsultasi publik, pemberitahuan
melalui media cetak (koran) dan pemasangan pengumuman di tempat lokasi
rencana kegiatan dan kantor pemerintah setempat. Pengumuman dalam upaya
melakukan pelibatan masyarakat dilakukan 3 (tiga) kali, yaitu (1) Pertama,
pengumuman pada saat sebelum di susun KA-ANDAL, (2) Kedua, pengumuman
pada saat akan dilakukan penilaian dokumen ANDAL-RKL/RPL dan (3) Ketiga,
pengumuman pada saat izin lingkungan sudah diterbitkan
2.5. Pelingkupan
d. Kedalaman studi ANDAL antara lain mencakup metode yang digunakan, jumlah
sampel yang diukur, dan tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan sumber
daya yang tersedia (dana dan waktu).
Acuan utama untuk melakukan proses pelingkupan adalah Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup Lampiran I, serta buku Panduan Pelingkupan dalam AMDAL yang
dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2007.
Komponen Prioritas
Lingkungan Dampak
Dampak Dampak
Hidup Penting
Potensial Penting
Hipotetik
Hipotetik
Komponen
Rencana METODE: a.l. METODE:
Kegiatan Interaksi Kelompok (rapat, METODE: a.l.
a.l.
lokakarya, brainstorming), Interaksi Kelompok dengan
Interaksi
Analisis Isi, Daftar uji, Ad hoc, mempertimbangkan kebijakan/
Diskripsi Kelompok
Matrik, Bagan alir, Kajian peraturan pemerintah, standard/baku
Kegiatan Lain Pustaka, Pelapisan (Overlay), mutu dan/atau konsep saintifik yang
di sekitar Survey Lapangan, akan digunakan
Keterangan:
Pra-Konstruksi : (1) Sosialisasi proyek
Konstruksi : (2) Rekruitmen tenaga kerja konstruksi, (3) Pembukaan dan pematangan lahan, (4)
Pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat, (5) Mobilisasi peralatan dan
bahan bangunan, (6) Pembangunan fisik RS-PKU dan kelengkapannya,
Operasi : (7) Rekruitmen Karyawan Operasi RS-PKU Muhammadiyah, (8) Operasi Rumah Sakit
PKU Surakarta
Penjelasan dampak potesial yang teridentifikasi pada setiap tahapan kegiatan diuraikan
sebagai berikut :
Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk meniadakan dampak potensial yang
dianggap tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang
perlu ditelaah mendalam pada studi ANDAL. Daftar dampak penting ini disusun
berdasarkan hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat di sekitar rencana
pembangunan Pengembangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta,
instansi terkait dan para pakar.
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji sudah
cukup tinggi ?
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting dalam
kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ?
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ?
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap perubahan
komponen lingkungan termaksud ?
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau dilampaui
dengan adanya dampak tersebut ?
Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat disimpulkan apabila minimum 1 (satu)
diantara 5 (lima) kriteria dijawab “Ya”, maka dampak potensial tersebut
termasuk dampak penting hipotetik
Evaluasi dampak potensial yang melakukan pelingkupan dari dampak
potensial menjadi dampak penting hipotetik dari setiap tahapan kegiatan
dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Sosialisasi Proyek
1) Keresahan Masyarakat
Dalam kegiatan sosialisasi rencana pembangunan Pengembangan Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, warga masyarakat akan mendapatkan
penjelasan yang berkaitan dengan rencana pengembangan, dampak positip
dan dampak negatif yang diprakirakan akan timbul. Dampak dari kegiatan
ini akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap timbulnya
pencemaran udara maupun limbah cair. Hal ini dapat memicu keresahan
masyarakat khususnya di sekitar lokasi. Namun dengan pengalaman
keberadaan RS PKU Muhammadiyah yang lama maka keresahan
masyarakat akan terkurangi, karena pemrakarsa telah menunjukkan
pengelolaan dampak yang ditimbulkan.
2. Tahap Konstruksi
a. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi
Kegiatan konstruksi Pengembangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta akan membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak sesuai dengan
kebutuhan dan spesifikasi pekerjaan. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada
tahap konstruksi ± 218 sehingga akan menimbulkan dampak:
1) Peningkatan Peluang Kerja
Perekrutan tenaga kerja konstruksi akan dilakukan sesuai tahapan
pembangunan dan kebutuhan. Pemanfaatan tenaga kerja lokal khususnya
dari Desa Kwarasan akan menjadi prioritas utama. Pada tahap konstruksi
akan dibutuhkan tenaga kerja berkeahlian khusus ( skill) dan tenaga kerja
yang tidak berkeahlian khusus (unskill).
Rekuitmen tenaga kerja akan memberikan peluang kerja pada masyarakat,
terutama masyarakat sekitar yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhan
dan keahlian, karena dilihat dari struktur pekerjaan masyarakat sekitar
diprakirakan didominasi sebagai pedagang dan karyawan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi
3) Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat bersumber dari persepsi dan sikap negatif
masyarakat sebagai dampak dari tidak terakomodasinya peluang kerja di
tahap konstruksi pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah
Surakarta.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan
yang dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi
masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran
terhadap perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan
dilanggar atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak
Oleh karena itu kegiatan pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat
diprakirakan berdampak tidak penting hipotetik terhadap penurunan
kualitas udara.
2) Peningkatan Kebisingan dan Getaran
Alat berat yang digunakan akan meningkatkan kebisingan dan getaran akan
mengganggu lingkungan mengingat lokasi sangat dekat dengan permukiman,
termasuk wilayah padat. Namun volume pekerjaan tidak begitu besar dan
tidak lama.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar
atau dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak
Oleh karena itu kegiatan pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat
diprakirakan berdampak tidak penting hipotetik terhadap kebisingan dan
getaran.
Oleh karena itu kegiatan pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat
diprakirakan berdampak tidak penting hipotetik terhadap perubahan pola
penyakit.
4) Sanitasi Lingkungan dan penumpukan Limbah Padat
Sanitasi lingkungan merupakan dampak lanjutan dari peningkatan ceceran
tanah atau material pada saat pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan
alat. Namun kegiatan ini tidak berlangsung lama dan ceceran yang dihasilkan
sangat kecil.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang
dikaji sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran
penting dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat
setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi
ekologis (pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
Oleh karena itu kegiatan pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat
diprakirakan berdampak tidak penting hipotetik terhadap sanitasi
lingkungan tetapi perlu dikelola.
Dari arah utara pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Hasanudin – Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro atau Jl. Monginsidi – Jl. Gajah
Mada – Jl. Yosodipuro.
Dari arah selatan pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Slamet Riyadi - Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro.
Dari arah utara pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Hasanudin – Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro atau Jl. Monginsidi – Jl. Gajah
Mada – Jl. Yosodipuro.
Dari arah selatan pengangkutan peralatan dan bahan dapat melalui jalur Jl.
Slamet Riyadi - Jl. Gajah Mada – Jl. Yosodipuro.
Jalur jalan yang dilewati tersebut mempunyai kedatan tinggi terutama pagi hari
dan sore hari. Disamping itu pintu masuk ke lokasi rencana pembangunan
Keunggulan dari sistem ini adalah ramah lingkungan karena dalam pekerjaannya
hampir tidak menimbulkan getaran dan kebisingan, sehingga sistem ini dapat
digunakan pada hampir semua area perkotaan dan padat penduduk. Walaupun
begitu karena lokasi rencana pembangunan berdekatan dengan permukiman
penduduk maka diprakirakan kebisingan dan getaran masih dirasakan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya
Pembangunan fisik pada tahap konstruksi ini menggunakan air tanah dalam proses
pelaksanaannya diperkirakan sebesar 18,022 m3/hari. Keberadaan rencana
pembangunan berada di perkotaan dengan peruntukan kawasan untuk
perdagangan dan jasa, sehingga kegiatan yang lain juga membutuhkan air tanah
yang besar. Pada sisi lain keradaan air tanah di Kota Surakarta mengalami
keterbatasan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
3. Tahap Operasi
a. Rekrutmen Tenaga Kerja Operasi
Kegiatan operasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta akan membutuhkan
tambahan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan secara kuantitatif
dan kualitatif. Secara kuantitatif maka dengan adanya pengembangan RS maka
untuk memberikan pelayanan yang prima perlu penambahan jumlah tenaga kerja.
Secara kualitatif maka penambahan tenaga kerja disesuaikan dengan kualifikasi
atau keahlian yang dibutuhkan. Oleh sebab itu kegiatan rekrutmen tenaga kerja
operasi diprakirakan mempunyai dampak:
Oleh karena itu kegiatan rekrutmen tenaga kerja operasi diprakirakan berdampak
penting hipotetik terhadap peluang kerja.
Kebisingan ditimbulkan oleh lalulintas kendaraan yang keluar masuk lokasi rumah
sakit baik milik tenaga medis, tenaga administarsi dan pengunjung. Meskipun
lokasi kegiatan terletak di tengah permukiman padat, namun kondisi ini sudah
terbiasa dan peningkatan kebisingan tidak terlalu besar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak tidak
penting hipotetik terhadap kebisingan.
3) Penurunan Kuantitas Air Tanah
Kebutuhan air baku untuk operasional rumah sakit cukup besar yaitu ± 120
m3/hari yang berasal dari PDAM ± 20 m3/hari dan air tanah dalam ± 100 m3/hari.
Beban air tanah di Kota Surakarta saat ini sangat tinggi, karena tumbuhkan pusat-
pusat perdagangan dan jasa. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya jumlah
air tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Ya
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Ya
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Ya
6) Kerusakan Jalan
Pengoperasian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang terletak di Jl.
Yosodipuro. diprediksikan akan meningkatkan kepadatan lalu lintas. Semakin padat
volume lalulintas tentunya kerusakan jalan semakin cepat. Peningkatan volume
lalulintas tidak signifikan dan beban kendaraan sesuai dengan kelas jalan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Tidak
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
(pelayanan ekosistem) yang spesifik ? Tidak
d) Apakah masyarakat setempat menyatakan kekhawatiran terhadap
perubahan komponen lingkungan termaksud ? Tidak
e) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau
dilampaui dengan adanya dampak tersebut ? Tidak
Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak tidak
penting hipotetik terhadap kerusakan jalan
7) Gangguan Kehidupan Biota Perairan
Pengoperasian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang terletak di Jl.
Yosodipuro diprediksikan akan mengahasilkan limbah cair yang cukup banyak.
Semakin banyak limbah cair bila tidak dikelola dengan baik maka akan
Oleh karena itu kegiatan operasional Rumah Sakit diprakirakan berdampak tidak
penting hipotetik terhadap kehidupan biota perairan.
8) Timbulnya Peluang Usaha
Pengoperasian RS-PKU ini melibatkan banyak tenaga operasi dan bertambahnya
pengunjung, sehingga banyak membutuhkan bahan pangan baik yang siap
konsumsi maupun lainnya. Keadaaan ini akan menumbuhkan kegiatan ekonomi riil
seperti usaha rumah makan, meskipun dilokasi kegiatan sudah banyak rumah
makan, minimal akan meningkatkan omzetnya, selama rumah sakit beroperasi.
Sehingga kegiatan tahap ini akan menimbulkan peluang usaha cukup besar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yang dikaji
sudah cukup tinggi ? Tidak
b) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial dan/atau ekonomi masyarakat setempat ? Ya
c) Apakah komponen lingkungan termaksud mempunyai fungsi ekologis
Keterangan:
Tabel 2.37. Identifikasi Dampak Tidak Penting dan Dampak Penting Hipotetik
(DPH)
Tahap Sumber Dampak Identifikasi dampak potensial
Sosialisasi proyek 1. Timbulnya Keresahan masyarakat (DPH)
Pra Konstruksi 2. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat (DPH)
Konstruksi Rekruitmen tenaga kerja 3. Peningkatan Peluang kerja dan berusaha (DPH)
konstruksi 4. Peningkatan Jumlah dan kepadatan penduduk
(TDPHo)
5. Peningkatan Pendapatan Masyarakat (DPH)
6. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat(DPH)
7. Keresahan masyarakat (DPH)
8. Timbulnya penyakit sosial (TDPHo)
Pembukaan dan 9. Penurunan Kualitas udara (firik dan kimia) (TDPHk)
pematangan lahan 10. Peningkatan Kebisingan (TDPHk)
11. Peningkatan Getaran (TDPHk)
12. Runoff, erosi dan Sedimentasi (TDPHo)
Pembuatanbasecamp 13. Penurunan Kualitas udara (fisik dan kimia) (TDPHo)
tenaga kerja, bahan dan 14. Peningkatan Kebisingan (TDPHo)
alat 15. Peningkatan Getaran (TDPHo)
16. Perubahan Pola Penyakit (ISPA) (TDPHo)
17. Sanitansi Lingkungan & Limbah Padat (TDPHk)
Mobilisasi peralatan dan 18. Penurunan Kualitas Udara (termasuk Debu) (DPH)
bahan bangunan 19. Peningkatan Kebisingan (DPH)
20. Peningkatan Getaran (DPH)
21. Penurunan kualitas air permukaan (TDPHk)
22. Kepadatan Lalulintas dan resiko kecelakaan (DPH)
23. Timbulnya Kerusakan jalan (TDPHk)
24. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat (DPH)
25. Gangguan Keamanan dan Kenyamanan (TDPHo)
26. Perubahan Pola Penyakit & isokomial (TDPHo)
27. Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat (TDPHo)
Pembangunan fisik RS PKU 28. Penurunan Kualitas Udara (fisik dan kimia) (DPH)
dan kelengkapannya 29. Peningkatan Kebisingan (DPH)
30. Peningkatan Getaran (DPH)
31. Penurunan kuantitas air tanah (DPH)
32. Penurunan Kualitas Air Permukaan (TDPHo)
33. Peningkatan Runoff, erosi dan sedimentasi (DPH)
34. Timbulnya peluang usaha (DPH)
35. Timbulnya Penyakit Sosial Masyarakat (TDPHo)
36. Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat (DPH)
a. Batas Proyek
Batas proyek adalah ruangan tempat kegiatan berlangsung mulai dari tahap pra
konstruksi, konstruksi dan operasi, meliputi lahan yang dipergunakan untuk kegiatan
pengembangan RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang terletak di RT 04 RW 01 Jl.
Yosodipuro Kampung Tumenggungan Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari.
Batas proyek kegiatan pengembangan adalah sesuai dengan posisi geografis pada
koordinat 07º 33' 14" LS dan 110º 49' 02"
b. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan melalui media air,
udara dan tanah, termasuk proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut
yang diperkirakan akan mengalami perubahan secara mendasar. Khususnya paparan
dampak yang terjadi pada rencana pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta diprakirakan melalui media udara dan air.
Media udara digunakan untuk penentuan batas perubahan kualitas udara dan
kebisingan. Dalam penentuan batas ekologisnya memperhatikan arah dan kecepatan
angin yang terjadi di lokasi rencana kegiatan. Arah angin yang dominan dari Utara-
Timur Laut menuju Selatan – Barat Daya, dengan kecepatan terbesar 5,13 knot –
7,20 knot. Perubahan kualitas udara pada tahap konstruksi dan tahap operasi
diperkirakan akan mencapai daerah permukiman. Sebaran dampak kebisingan pada
tahap operasi terbatas pada daerah pemukiman penduduk.
c. Batas Sosial
Batas sosial merupakan ruang di sekitar lokasi kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya interaksi sosial yang terkait dengan norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial); sesuai dengan proses dinamika
sosial suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan mengalami perubahan mendasar
akibat rencana kegiatan pengembangan bandar udara tersebut. Kelompok
masyarakat di sekitar kegiatan yang akan terkena dampak positif maupun negatif
adalah masyarakat di permukiman terdekat. Mengingat dampak lingkungan hidup
menyebar tidak merata, sehingga batas sosial ditetapkan dengan membatasi
permukiman-permukiman yang diprakirakan akan terkena dampak lingkungan. Batas
sosial meliputi wilayah permukiman penduduk Kampung Tumenggungan dan
Kampung Punggawan Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
d. Batas Administrasi
Batas administrasi adalah ruang tempat masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan sosial ekonomi dan budaya sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. Batas ruang dimaksud berupa batas
ruang secara adminstratif. Secara administrasi rencana pembangunan pengembangan
RS PKU Muhammadiyah berada di Kampung Tumenggungan RT 04 RW 01 Kelurahan
Timuran kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
Batas wilayah studi merupakan resultante dari batas kegiatan proyek, batas ekologis,
batas sosial dan batas administrasi. Secara keruangan maka wilayah studi dapat
disajikan pada Gambar di bawah ini.
Batas waktu kajian AMDAL merupakan rentang waktu dalam memprediksi dampak
dari rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan terkena dampak. Batas
waktu kajian dampak ditetapkan selama 15 tahun mulai beroperasinya Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2015 hingga tahun 2030. Dampak yang
terjadi, prediksi maupun evaluasinya dibuat berdasar batas waktu kajian. Secara
rinci batas waktu kajian disampaikan pada tabel berikut.
18. Peningkatan Kebisingan setiap hari 18. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Surakarta
19. Penurunan kuantitas air setiap hari 19. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
tanah Surakarta
20. Penurunan Kualitas Air setiap hari 20. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Permukaan Surakarta
21. Peningkatan Kepadatan setiap hari 21. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
lalulintas dan resiko Surakarta
kecelakaan
22. Peningkatan Kerusakan setiap hari 22. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Jalan Surakarta
23. Gangguan kehidupan setiap hari 23. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Biota Perairan Surakarta
24. Peningkatan Peluang setiap ada 24. Mulai kegiatan operasional RS-PKU
Kerja dan Berusaha lowongan
kerja
25. Peningkatan Pendapatan setiap hari 25. Mulai kegiatan Rekruitmen tenaga
Masyarakat operasi sampai operasional RS-PKU
26. Timbulnya Sikap dan setiap hari 26. Mulai kegiatan Rekruitmen tenaga
persepsi masyarakat opersi sampai operasional RS-PKU
27. Timbulnya Penyakit Apabila ada 27. Mulai kegiatan Rekruitmen tenaga
Sosial Masyarakat keluhan opersi sampai operasional RS-PKU
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
A. Tahap Prakonstruksi
I. Komponen Sosial
1. Sosialisasi Rencana Tidak ada Persepsi Perubahan Terjadi persepsi DPH Masyarakat di 1 minggu
Kegiatan masyarakat persepsi negatif yang sekitar tapak dengan asumsi
masyarakat signifikan akibat proyek sudah dapat
sosialisasi rencana mewakili
kegiatan dan persepsi
konsultasi publik masyarakat
pada tahap
prakonstruksi
B. Tahap Konstruksi
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
2. Pekerjaan Fisik / Tidak ada Kualitas udara Penurunan Kegiatan konstruksi DPH Lokasi 1 minggu
konstruksi Bangunan kualitas udara akan menghasilkan kegiatan dan dengan asumsi
emisi udara dari permukiman sudah dapat
peralatan sekitarnya mewakili kondisi
konstruksi yang kualitas udara
signifikan.
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
permukaan
Tidak ada Lahan sekitar Genangan/ Potensi genangan DPH Lokasi 1 minggu
dan Saluran banjir dan banjir akibat kegiatan dan dengan asumsi
drainase luapan air dan saluran sudah dapat
sekitar pendangkalan drainase mewakili
saluran drainase sekitarnya potensi
genangan dan
banjir
1. Rekruitmen Tenaga Memprioritaskan Kesempatan Adanya Timbulnya DPH Permukiman di 1 bulan selama
Kerja Konstruksi tenaga kerja lokal kerja kesempatan kesempatan kerja sekitar lokasi konstruksi sudah
sesuai dengan kerja yang cukup kegiatan dapat mewakili
keterampilan dan signifikan terutama kondisi
kebutuhan permukiman kesempatan
sekitar kerja
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
sekitar
2. Mobilisasi Peralatan dan Tidak ada Kenyamanan Penurunan Terjadi penurunan DPH Permukiman di 1 minggu
Material kenyamanan kenyamanan yang sekitar lokasi selama
cukup signifikan kegiatan mobilisasi
akibat penurunan terutama peralatan dan
kualitas udara, permukiman material sudah
kebisingan dan lalu sekitar dapat mewakili
lintas kondisi
kenyamanan
masyarakat
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
3. Pekerjaan Fisik Tidak ada Kenyamanan Penurunan Terjadi penurunan DPH Permukiman di 1 minggu
/konstruksi bangunan kenyamanan kenyamanan yang sekitar lokasi selama
cukup signifikan kegiatan konstruksi fisik/
akibat penurunan terutama bangunan sudah
kualitas udara, permukiman dapat mewakili
kebisingan dan sekitar kondisi
getaran kenyamanan
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
1. Mobilisasi Peralatan dan Tidak ada Kesehatan Gangguan Terjadi gangguan DPH Di tapak 1 minggu
Material masyarakat kesehatan kesehatan yang proyek lokasi selama
masyarakat cukup signifikan rencana Mobilisasi
akibat penurunan pembangunan Peralatan &
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
2. Konstruksi fisik/ Tidak ada Kesehatan Gangguan Terjadi gangguan DPH Di tapak 1 minggu
bangunan masyarakat kesehatan kesehatan yang proyek lokasi selama
masyarakat cukup signifikan rencana konstruksi fisik
akibat penurunan pembangunan /bangunan
kualitas udara, gedung rawat sudah dapat
bising dan inap dan parkir mewakili kondisi
penurunan kualitas gangguan
sanitasi lingkungan kesehatan
masyarakat
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
C. Tahap Operasional
1. Operasional RS PKU Tidak ada Kualitas udara Penurunan Terjadi penurunan DPH Di lokasi RSU 1 minggu
Kualitas kualitas udara yang PKU selama kegiatan
Udara cukup signifikan Muhammadi operasional RS
akibat emisi udara PKU
yah Surakarta Muhammadiyah
dari operasional RS
dan sekitarnya dengan asumsi
PKU
Muhammadiyah sudah dapat
mewakili kondisi
kualitas udara
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
yah
Pembuatan dan Kualitas air Penurunan Terjadi penurunan DPH Di lokasi RS 1 bulan selama
operasional IPAL permukaan kualitas air kualitas air yang PKU kegiatan
permukaan cukup signifikan Muhammadi operasional RS
akibat limbah cair PKU
yah dan Muhammadiyah
domestic RS PKU
sekitarnya sudah dapat
mewakili kondisi
kualitas air
Tidak ada Kuantitas air Penurunan Terjadi penurunan DPH Di lokasi RS 1 bulan selama
tanah kuantitas air kuantitas air tanah PKU kegiatan
karena RS PKU Muhammadi operasional RS
mengunakan sumur PKU
yah dan Muhammadiyah
dalam
sekitarnya sudah dapat
mewakili kondisi
kuantitas air
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
turun hujan
Tidak ada Lalu lintas dan Gangguan lalu Terjadi gangguan DPH Jalan-jalan di 1 bulan selama
parkir lintas dan lalu-lintas dan sekitar RS PKU kegiatan
parkir perparkiran akibat Muhammadi operasional RS
operasional RS PKU PKU
yah Muhammadiyah
Muhammadiyah
sudah dapat
mewakili kondisi
lalu lintas dan
perparkiran
1. Operasional RS PKU SOP pencegahan Mikrobiologi Peningkatan Potensi DPH Ruang 1 bulan selama
Muhammadiyah Infeksi nosokomial udara Mikrobiologi peningkatan pelayanan kegiatan
udara Mikrobiologi udara kesehatan RS operasional
patogen patogenmasih PKU RSUD Dr.
cukup signifikan Muhammadiya Moewardi
h sudah dapat
mewakili kondisi
Mikrobiologi
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
udara
1. Rekrutment tenaga Memprioritaskan Kesempatan Adanya Timbulnya DPH permukiman di 1 bulan selama
kerja Operasional RS tenaga kerja lokal kerja dan kesempatan kesempatan kerja sekitarnya operasional RS
PKU Muhammadiyah sesuai dengan pendapatan kerja dan pendapatan PKU
keterampilan dan masyarakat masyarakat yang Muhammadiyah
kebutuhan bagi warga cukup signifikan sudah dapat
sekitar mewakili kondisi
kesempatan
kerja dan
pendapatan
masyarakat
Sosialisasi rencana Persepsi Perubahan Adanya perubahan DPH lokasi RS PKU 1 bulan selama
kegiatan secara masyarakat persepsi persepsi Muhammadiya kegiatan
kontinyu masyarakat masyarakat yang h serta operasional RS
cukup signifikan permukiman di PKU
baik positif sekitarnya Muhammadiyah
maupun negatif sudah dapat
mewakili kondisi
persepsi
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
masyarakat
2. Operasional RS PKU Mengakomodir dan Peluangberusah Adanya Timbulnya DPH permukiman di 1 bulan selama
Muhammadiyah menata PKL abagi warga peningkatan peluangberusaha sekitarnya operasional RS
sekitar peluang yang cukup PKU
berusaha signifikan Muhammadiyah
sudah dapat
mewakili kondisi
peluang
berusaha
Memprioritaskan Mata- Adanya mata- Adanya mata- DPH permukiman di 1 bulan selama
tenaga kerja lokal pencaharian pencaharian pencaharian dan sekitarnya operasional RS
sesuai dengan dan dan peningkatan PKU
keterampilan dan pendapatan peningkatan pendapatan yang Muhammadiyah
kebutuhan pendapatan cukup signifikan sudah dapat
mewakili kondisi
mata
pencaharian dan
pendapatan
Tidak ada Kenyamanan Penurunan Terjadi penurunan DPH lokasi RSUD Dr. 1 bulan selama
masyarakat kenyamanan kenyamanan Moewardiserta operasional RS
masyarakat masyarakat yang permukiman di PKU
cukup signifikan sekitarnya Muhammadiyah
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
Tidak ada Kamtibmas Penurunan Terjadi penurunan DPH lokasi RS PKU 1 bulan selama
kamtibmas kenyamanan Muhammadiya operasional RS
bagi warga masyarakat yang h serta PKU
sekitar cukup signifikan permukiman di Muhammadiyah
akibat gangguan sekitarnya sudah dapat
lalu-lintas dan mewakili kondisi
perparkiran, serta kamtibmas
keamanan
lingkungan
Sosialisasi rencana Persepsi Perubahan Adanya perubahan DPH lokasi RS PKU 1 bulan selama
kegiatan secara masyarakat persepsi persepsi Muhammadiya kegiatan
kontinyu masyarakat masyarakat yang h serta operasional RS
cukup signifikan permukiman di PKU
baik positif sekitarnya Muhammadiyah
maupun negatif sudah dapat
mewakili kondisi
Pengelolaan Pelingkupan
Lingkungan yang
Komponen
Rencana Kegiatan yang sudah
Lingkungan Dampak Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Direncanakan sejak Wilayah Studi
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Penting Kajian
Dampak awal Sebagai
Dampak Potensial Potensial Hipotetik
Bagian dari
(DPH)
Rencana Kegiatan
persepsi
masyarakat
1. Operasional RS PKU Tidak ada Kesehatan Gangguan Terjadi gangguan DPH lokasi RS PKU 1 bulan selama
Muhammadiyah masyarakat kesehatan kesehatan akibat Muhammadi kegiatan
masyarakat penurunan kualitas operasional RS
yah serta PKU
udara dan
permukiman di Muhammadiyah
peningkatan
sekitarnya sudah dapat
kebisingan, vektor
penyakit, mewakili kondisi
penurunan sanitasi kesehatan
lingkungan masyarakat
Data yang diperlukan untuk studi analisis dampak lingkungan hidup berupa
data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh dari hasil:
survei/observasi, pengukuran langsung dan pengambilan sampel di lapangan
selanjutnya dilakukan analisis laboratorium, serta wawancara dengan
masyarakat (responden) di sekitar tapak proyek ataupun dalam wilayah
studi.
Data sekunder dikumpulkan dari berbagai pustaka dan data yang sudah
tersedia di beberapa instansi terkait. Data sekunder diperoleh dari instansi
terkait antara lain: BAPPEDA Kota Surakarta, Badan Lingkungan Hidup Kota
Surakarta , Kecamatan Banjarsari, Kelurahan Timuran dan pustaka lain
3.1.1.1 Iklim
Data dari parameter iklim berupa data sekunder yang diperoleh dari
stasiun meteorologi terdekat.Data dari parameter iklim yang
dikumpulkan selama 10 tahun terakhir, sehingga dapat diketahui
secara rerata dari setiap parameter iklim yang dapat
menggambarkan kondisi klimatologis di lokasi rencana usaha.
4. Analisis Hasil
1. Jenis Data
7. Analisis Hasil
Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik
3.1.1.3 Kebisingan
n
Lek = 10 Log f i .10L i /10 dBA
i =1
Atau
n Li /10
L ek = 10 Log1/L M atau S f i .10 dBA
i=1
Dengan :
Lek= tingkat kebisingan ekivalen (dBA),
Fi = faksi waktu terjadinya tingkat kebisingan pada interval waktu
pengukuran tertentu,
Li = nilai tengah tingkat kebisingan pada interval waktu pengukuran
tertentu (dBA).
Dimana :
SL1 dan SL2 adalah tingkat kebisingan sumber pencemar dan pada jarak tertentu
L2/L1 adalah jarak yang diingikan
7. Analisis Hasil
Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik
3.1.1.4 Hidrologi
g) Analisis Hasil
Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik
Parameter kualitas air drainase kota (riol kota) meliputi: temperatur, pH,
padatan terlarut, nitrat, nitrit, klorida, seng, timbal, kromium, cadmium,
tembaga, COD dan BOD.
d) Jumlah sampel
f) Analisis Hasil
Data curah hujan termasuk data sekunder. Sumber data berasal dari
Stasiun Klimatologi Kota Surakarta yang terdekat dengan rencana lokasi
kegiatan. Sedangkan dimensi saluran dan sistem jaringan drainase,
bersumber dari data DED Gedung RS.PK.
I = R24/24 (24/t)2/3
Dimana :
Penentuan debit genangan air di dasarka atas debit yang masuk pada
lokasi proyek dari perhitungan debit air permukaan, menggunakan metode
persamaan Rasional, dimana sekitar 35% genangan air dimasukkan lewat
sumur resapan, sedangkan sisanya keluar melalui drainase kota.
Persamaan untuk perhitungan debit air permukaan, menggunakan
persamaan Rasional sebagaimana biasanya.
Debit banjir rencana (input) di lokasi pembangunan RS PKU dengan luas
lahan 1408 m2 adalah:
Qrin = 0,278 . C . I . A
= 0,278 . 0,5 . 74,894 . 1408/1000000
= 0.0146 m3/det
= 14.6 liter/det
Q = 0,278. C. I. A
Cs = 2 tc /(2 tc + td)
Dimana :
Cs = koefisien tampungan
td = waktu pengaliran pada saluran (menit)
tc = waktu konsentrasi (menit) = to + td, dimana
to = 0.0195 (Lo/So0.5 )0.77 dan td = L/v dimana,
L = panjang saluran (m)
Q = A.V,
R = A/P
A = h ( b + m.h)
P = b + 2h (1+m2)
Dimana,
g) Analisis hasil
Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik
c) Alat-alat untuk pengambilan sampel: stop watch, formulir isian, alat tulis.
1) Ruas jalan
V ( SMP⁄Jam )
atau=
C ( SMP⁄Jam)
Dimana :
LOS : nilai derajat kejenuhan
V : Volume lalu lintas (smp/jam)
C : Kapasitas jalan (smp/jam)
Untuk menentukan nilai volume lalu lintas tersebut berdasarkan survai lalu
lintas yang masing-masing kendaraan dikalikan nilai koefisien konversi
Untuk nilai kapasitas jalan (C) di dapatkan dari nilai rumus (MKJI, 1997) untuk
jalan kota yang disajikan sebagaimana berikut :
C = Co x FCw x FC sp x FC sf x FC cs
Dimana :
C = Kapasitas aktual
Co = Kapasitas dasar
FCw = Faktor koreksi lebar jalan
FCsp = Faktor koreksi gangguan samping
FCsf = Faktor koreksi pembagian kota
FCcs = Faktor koreksi ukuran kota
2) Persimpangan
g. Analisis Hasil
Keterangan:
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus lalu lintas maksimal (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan (smp/jam)
3.1.2.1 Plankton
T Vo 1 P
Ki = x x x
l Va W p
Ki:Kelimpahan jenis (individu/l)
T:Jumlah seluruh kotak dalam bilik hitung Sedgwick-Rafter (1000)
L:Jumlah kotak dalam satu bidang pandang mikroskop
Vo:Volume sampel air hasil pemekatan (ml)
Va:Volume air dalam bilik hitung Sedgwick-Rafter (1ml)
W:Volume air yang disaring (100 liter)
P :Jumlah plankton ke i yang terhitung (individu)
P :Jumlah kotak yang dihitung
s
n n
H ' = - i ln i
n =1 N N
H’ : Indeks keanekaragaman jenis
ni : Jumlah individu jenis ke i
N : Jumlah total individu
S : Jumlah spesies yang ditemukan
H' H'
J = =
ln S Hmaks
3.1.2.2 Benthos
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berupa
publikasi atau arsip yang sifatnya dapat digunakan sebagai data
penunjang. Biasanya diambil dari instansi/kantor terkait antara lain
meliputi data kondisi jumlah dan struktur penduduk, tingkat
pertumbuhan penduduk, pendidikan penduduk, tenaga kerja, fasilitas
sosial ekonomi, dan sebagainya.
h. Analisis Hasil
h. Analisis hasil
Tabel 3.23. Nilai dan Rentangan Komponen Lingkungan Sosial dan Budaya
Uji Validitas
n xy − x y
Rxy =
(n x 2
)(
− ( x ) + n y 2 − ( y )
2 2
)
keterangan :
Rxy :koefisien korelasi
N :jumlah responden
x :skor item
y :skor total
y = a + b1x1x1+...+ b5x5x5 + e
dimana
y : Prakiraan dampak
x1-5 : parameter ( variabel)
a : koefisien regresi (konstanta)
b1-5 : koefisien parameter
e : standar error
h. Skala Kualitas :
Keterangan:
Nilai 1 = Sangat Buruk Nilai 3 = Sedang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 2 = Buruk Nilai 4 = Baik
Sifat dampak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: (1) Sifat dampak negatif
apabila adanya tahapan kegiatan pembangunan pengembangan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan hidup dan / atau penurunan fungsi lingkungan hidup, dan (2)
sifat dampak positip apabila adanya tahapan kegiatan pembangunan
a. Kualitas udara
(g/km)
No Polutan
Mobil Penumpang Motor
Bensin Solar
a. Kebisingan
Qa Ca + Qb Cb
Cc =
Keterangan :
a. Metode Analogi
Metode analogi ditetapkan berdasarkan dampak yang telah terjadi
akibat kegiatan sejenis di lokasi lain yang memiliki karakteristik sama.
Dampak tersebut digunakan sebagai dasar atau bahan pertimbangan
dalam memprakirakan dampak yang terjadi di sekitar lokasi
pembangunan gedung rawat inap dan parkir. Contoh dampak yang
diprakirakan menggunakan analogi antara lain : persepsi masyarakat,
pendapatan masyarakat, kesempatan kerja.
MEOTODE PRAKIRAAN
KOMPONEN LINGKUNGAN
DAMPAK
Data dan
Metode Prakiraan Informasi yg Metode Pengumpulan Metode Analisis Data Metode
No. DPH
Dampak Relevan Data untuk Prakiraan Evaluasi
Dibutuhkan
1 Penurunan Faktor emisi dari WHO Data kualitas udara a. Data kualitas udara Metode analisis komparatif,
Kualitas Udara Offset Publication No.62, pada rona pada rona lingkungan yaitu membandingkan data
1982 dan EMEP/EEA lingkungan hidup hidup awal hasil prakiraan kualitas
emission inventory awal diperoleh dari sampling udara ambien setelah ada
guidebook 2013 udara dengan alat proyek dengan baku mutu
Multiple Impinger (gas) kualitas udara ambien
Jumlah bahan bakar
dan alat Dust Sampler menurut Keputusan Menggunakan
yang dibakar
atau Hi-Volt untuk debu. Gubernur Jawa Tengah metode matriks
(m3/hari)
Nomor 8 Tahun 2001 Fisher and Davies
b. Gas dan debu
selanjutnya dianalisis di
laboratorium
c. Data kualitas udara ini
digunakan untuk
prakiraan dampak
dengan adanya
pembakaran bahan
bakar akibat konstruksi
& operasional
2 Peningkatan L2 = L1 – 10 log R2/R1, Data tingkat bising a. Data kebisingan pada Metode analisis komparatif,
Intensitas dBA (bising sumber pada rona rona lingkungan hidup yaitu membandingkan data
Kebisingan garis) lingkungan hidup awal diukur dengan alat hasil prakiraan tingkat
L2 = L1 – 20 log R2/R1, awal Sound Level Meter kebisingan ambien setelah
dBA (bising sumber b. Data kebisingan ini ada proyek dengan baku
titik) selanjutnya digunakan tingkat kebisingan menurut
untuk prakiraan Kep. MENLH No. 48 Tahun
L2 = Tingkat bising pada
8. Penurunan Penilaian Profesional Intensitas keluhan Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif Menggunakan
Kenyamanan dan protes dengan kuesioner dan Kuantitatif metode matriks
masyarakat di Fisher and Davies
sekitar tapak proyek
akibat rencana
kegiatan
9. Perubahan Penilaian Profesional Persepsi masyarakat Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif Menggunakan
Persepsi di sekitar tapak dengan kuesioner dan Kuantitatif metode matriks
Masyarakat proyek terhadap Fisher and Davies
rencana kegiatan
10. Gangguan Penilaian Profesional Gangguan Observasi, wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif Menggunakan
Kamtibmas kamtibmas setelah dengan kuesioner dan Kuantitatif metode matriks
kegiatan konstruksi Fisher and Davies
dan operasi