Diajukan oleh:
SUGIANTO
NIM: 2108018045
SAMARINDA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
DESAIN PENELITIAN
Diajukan Oleh:
SUGIANTO
NIM: 2108018045
Dr. Muhammad Muhdar, S.H., M.Hum. Dr. Siti Kotijah, S.H., M.H.
NIP. 19690708 199403 1 003 NIP. 19740112 200501 2 002
MENGETAHUI,
Oleh:
SUGIANTO
NIM: 2108018045
Dibawah bimbingan: Dr. Muhammad Muhdar S.H., M.Hum dan Dr. Siti Kotijah S.H., M.H.
A. Latar Belakang
Indonesia dikaruniai sumber daya alam dan energi yang melimpah. Di sebutkan potensi
sumber daya alam dan cadangan mineral metalik, tersebar di 437 lokasi di Indonesia
Bagian Barat dan Timur seperti tembaga dan emas di Papua, emas di Nusa Tenggara,
nikel di Sulawesi dan Kepulauan Indonesia Timur, bauksit dan batubara di Kalimantan. 1
Meningkatnya konsumsi batubara tidak terlepas dari meningkat pesat permintaan energi
dunia dimana batubara merupakan pemasok energi tersebar setelah minyak dengan
kontribusi 26%. peran ini diperkirakan meningkat menjadi 29% pada tahun 2030. 2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana skema peralihan tanah dari masyarakat kepada perusahaan batubara?
2. Bagaimana status pemilik tanah yang tidak melakukan pelepasan tanah hak kepada
perusahaan batubara?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini diarahkan untuk menjawab dua hal, Pertama, ingin mengetahui
kejelasan skema peralihan tanah dari masyarakat kepada perusahaan batubara telah
memuat kepastian perlindungan hukum secara memadai, baik dilingkup nasional maupun
dilingkup daerah. Masalah-masalah yang muncul dari regulasi yang ada. Kedua, penelitian
melihat implementasi Regulasi status pemilik tanah yang tidak melakukan pelepasan
tanah hak kepada perusahaan batubara di wilayah eksploitasi sumberdaya alam di
Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Pada bagian
ini, penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi kesesuaian antara peraturan dengan
pelaksanaan termasuk mengidentifikasi bentuk perlindungan hukum dan faktor-faktor
yang mempengaruhi
9
Tri Hayati, Era Baru Hukum Pertambangan Dibawah Rezim UU No 4 Tahun 2009, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2015, hlm. 11-13
10
Sudjito, Hukum Dalam Pelangi Kehidupan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012, hlm. 157.
11
Bernard, Hukum Dalam Ruang Sosial, Yogyakarta: Genta Publishing, 2010, hlm. 2
12
Yanis Rinaldi, 2015, Disertasi: Konsep Keadilan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam , Universitas Syiah Kuala,
Aceh, November 2015, hlm. 38, diunduh dari
http://www.rp2u.unsyiah.ac.id/index.php/welcome/prosesDownload/634/6, diakses pada 08 Mei 2020. Lihat juga R.
Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, hlm. 63-64.
13
Lukman Hakim, Dkk, “Pertambangan Dan Kemiskinan Struktural Masyarakat Pulau Kecil (Studi Kasus Masyarakat
Desa Sarakaman, Pulau Sebuku, Kotabaru, Kalimantan Selatan)”, Sodality, Vol. 3 No. 1 2015, Bogor: IPB
D. Landasan Teori
Hak penguasaan negara merupakan konsep yang didasarkan pada organisasi kekuasaan
dari seluruh rakyat.14 Maka, untuk delegasi wewenang pelaksanaan Hak menguasai
Negara itu tidakah mungkin dapat dilaksanakan oleh pusat secara keseluruhan. Mengingat
adanya program otonomi daerah, sehingga kewenangan untuk mengatur sendiri
daerahnya dapat dilegasikan kepada daerah dan peran masyarakat harus dilibatkan dalam
setiap kegiatan usaha pertambangan.15 Perlunya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
usaha pertembangan untuk menghindari persoalan-persoalan yang akan timbul dari
kegiatan usaha pertambangan tersebut. 16 Demikian juga Hak penguasaan negara selain
berisi wewenang untuk mengatur dan mengurus dan mengawasi pengelolaan atau
penguasaan bahan galian, juga berisi kewajiban untuk mempergunakannya bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.17
Keterkaitan HPN dengan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat menurut
Bagir manan akan mewujudkan kewajiban negara:
a. Segala bentuk pemanfaatan (bumi dan air) serta hasil yang didapat (kekayaan
alam), harus secara nyata meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat;
b. Melindungi dan menjamin segala hak-hak rakyat yang terdapat di dalam maupun
diatas bumi, air dan berbagai kekayaan alam tertentu yang dapat dihasilkan secara
langsung atau dinikmati langsung oleh rakyat;
c. Mencegah segala tindakan dari pihak manapun yang akan menyebabkan rakyat
tidak mempunyai kesempatan atau akan kehilangan haknya dalam menikmati
kekayaan alam.18
Penggunaan prinsip keberlanjutan tidak hanya dalam batang tubuh UU Nomor 41
Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan namun secara tegas
dituangkan dalam judul Undang-undang. 19 Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah
Indonesia terhadap pencapaian komitmen global terhadap pencapaian komitmen global
terhadap pencapaian pembangunan berkelanjutan ( sustanaible development). sustanaible
development menurut Brundtland Commission : “sustanaible development is the
compromising the ability of future generations to meet their own needs ”20
Leonard J.Theberge yang menyatakan sistem hukum yang dikembangkan agar
hukum tersebut mampu berperan dalam pembangunan ekonomi, yang mampu
menciptakan prediktabilitas (predictablitiy), stabilitas (stability), dan keadilan (fairness).
Ketiga hal diatas yang telah dijelaskan merupakan tiga kesatuan yang utuh. Tiga
komponen hukum tersebut menurut Friedman, struktur itu ibarat sebuah mesin,
sementara substansi itu adalah hasil karya mesin tersebut sedangkan budaya hukum
sebagai perilaku atau tata cara si pengguna yang menggunakan mesin tersebut. 21 Tidak
14
Abrar Saleng,Hukum Pertambangan,UII Press, jakarta,2004, hal.21
15
Ade Maman, Aspek Hukum dalam Ekonomi Global, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005, hlm. 12.
16
Maria S. W. Sumardjono, Pengaturan Sumber Daya Alam Di Indonesia Antara Yang Tersurat Dan Tersirat Kajian
Kritis Undang-Undang Terkait Penataan Ruang Dan Sumber Daya Alam, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2011, hlm. 206.
17
Lihat, Pasal 33 ayat (3) UUD Tahun 1945.
18
Bagir Manan, Beberapa catatan atas Rancangan Undang-Undang tentang minyak dan gas bumi, FH-Unpad,
Bandung, 1999, Hal.12.
19
Maria Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta: Kompas, 2007, hlm. 56.
20
https://bangazul.com/pembangunan-berkelanjutan/ diakses, 13 Juni 2022 09.58 Wita
21
Leonard J.Theberge, ”Law and Economic Development”, Journal of International Law and Policy,Vol 9, (1980), hlm.
232.
adanya standar keadilan, dikatakan sebagai masalah paling besar yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang. Dalam jangka panjang tidak adanya standar tersebut dapat
mengakibatkan hilangnya legitimasi pemerintah. 22
Berdasarkan pendapat Lon Fuller dapat dikatakan bahwa harus ada kepastian
antara peraturan dan pelaksanaannya, dengan demikian untuk mengukur kepastian
hukum harus meninjau ranah aksi, perilaku, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
bagaimana hukum positif dijalankan di dalam masyarakat hukum. Menurut Philipus M.
Hadjon, Perlindungan Hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan
ketentuan hukum dari kesewenangan. Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum
merupakan kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari
hal lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan
terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-
hak tersebut.23
E. Keaslian Penelitian
Setidaknya terdapat 2 (dua) penelitian terdahulu yang memiliki irisan kemiripan tema atau
materi dengan penelitian Penulis yaitu:
1. Budi Harjanto, 2019, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Tesis, Penyelesaian
Sengketa Lahan Masyarakat Di Konsensi Tambang PT. Mahakam Sumber Jaya
Kabupaten Kutai Kertanegara. Penelitian ini menggambarkan metode-metode
penyelesaian sengketa lahan masyarakat yang bersinggungan dengan lahan
konsesi tambang.
2. Robert Siburian, 2014, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan-LIPI,
Jurnal, Antara Pertanian Dan Pertambangan Batubara: Studi ‘Perebutan’ Lahan Di
Kecamatan Tenggarong Seberang. Penelitian ini menggambarkan pemahaman
bagi petani untuk mempertahankan kegiatannya dengan segala tantangan yang
dihadapi dan industri pertambangan yang terus merangsek memasuki kawasan
pertanian.
22
Suparji, Penanaman Modal Asing, Insentiv vs pembatasan UAI, Jakarta : 2008 , hal 5- 16., yang mengutip dari
Leonard J.Theberge, hlm. 232
23
http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/ diakses, 13 Juni 2022 10.58 Wita
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan hukum non-Doctrinal yakni Socio Legal Research.
Socio Legal Research tidak hanya berfokus pada analisis teori dan teks hukum namun
juga meneliti penerapan hukum dalam peristiwa-peristiwa konkret sosial masyarakat yang
memiliki kualifikasi peristiwa hukum. 24 Pendekatan ini dibangun dalam rangka reformulasi
hukum atas dasar kebutuhan tertentu sehingga diharapkan hukum dapat menjadi lebih
fungsional.25
2. Analisis Penelitian
Analisis penelitian ini dilakukan secara kualitatif terhadap data primer dan data sekunder
serta data tersier yang diperoleh dengan langkah-langkah yaitu reduksi data ( reduction),
display data, dan verifikasi atau konklusi. 26 Oleh karena penelitian ini menggunakan
pendekatan socio legal research maka peneliti akan mengukur eksistensi subyek-objek,
aktor berpengaruh, hubungan antar struktur hukum, penggunaan kewenangan, relasi
negara dan rakyat dalam bingkai pencapaian tujuan hukum, 27 untuk mendeskripsikan:
Data yang diperoleh selama penelitian diarahkan untuk menganalisis beberapa hal pokok
di antaranya, regulasi perlindungan hukum dan kepastian didalamnya serta dianalisis
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, sesuai dengan objek kajian Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan. Variabel-varibael ini membutuhkan dua pendekatan sekaligus,
yaitu, aspek doctrinal menjelaskan kepastian hukum (pengukuran dari sisi konsistensi,
ketercukupan aturan/jangkauan pengaturan, ketercukupan aspek perlindungan) melalui
analisis analisis teks (interpretasi), dan konstruksi hukum (argumentasi hukum). Dari sisi
teori hukum, konsep-konsep hukum seperti hubungan hukum, kategorisasi objek hukum,
status subyek hukum, kualifikasi hukum, pertanggungjawaban hukum, dan akibat hukum
akan memberikan klarifikasi teoretik terhadap status pemilik tanah yang tidak melakukan
pelepasan tanah hak kepada perusahaan batubara serta skema peralihan hak tanah
masyarakat kepada perusahaan batubara
Terdapat dua variabel utama dalam bagian ini, yaitu, Pertama, kondisi peraturan saat ini,
dan prinsip-prinsip hukum. Pengayaan atas deskripsi substansi hukum yang berhasil
dipotret membutuhkan pengecekan silang terhadap persepsi implementasinya. Kedua,
keputusan penetapan dan tindakan tidak melakukan penetapan status pemilik tanah yang
24
M. Muhdar, 2019, Penelitian Doctrinal dan Non-Doctrinal Pendekatan Aplikasi Dalam Penelitian Hukum,
Mulawarman University Press, Samarinda, hlm. 12-18.
25
Ibid, hlm. 12
26
Saifullah, 2018, Tipologi Penelitian Hukum: Sejarah, Paradigma dan Pemikiran Tokoh Di Indonesia, PT Refika
Media Aditama, hlm. 163
27
M. Muhdar, Op.Cit, hlm. 51
tidak melakukan pelepasan tanah hak kepada perusahaan batubara serta skema peralihan
hak tanah masyarakat kepada perusahaan batubara di lokasi penelitian.
Oleh karena penelitian ini menggunakan pendekatan socio legal research maka data
dalam penelitian ini sekurang-kurangnya terdiri atas data primer dan data sekunder 28
serta Penulis tambahkan data tersier. Data primer terdiri atas informasi dari hasil
wawancara dan hasil pengamatan fakta lapangan. 29 Wawancara dilakukan kepada para
narasumber terpilih yang memiliki nilai signifikansi tertentu yang dapat ditentukan dengan
purposive sampling30 Wawancara terhadap key persons dilakukan dengan teknik deep
interview dan berpotensi menggunakan teknik snow ball process dalam rangka
menemukan pihak-pihak yang saling terkait dan sebagai upaya menentukan validitas data
dari para resonden.31 Teknik pengambilan data primer lainnya adalah dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap kondisi fakta tertentu 32 di lokasi penelitian yang diperoleh
dengan teknik studi lapangan (field research). Data sekunder dapat berupa dokumen
terverifikasi atau dokumen resmi dan memiliki nilai atau otoritas tertentu ( officially
document)33 yang akan Penulis telusuri dengan teknik studi dokumen ( documentary
studies). Terakhir, Penulis tambahkan data tersier berupa bahan hukum yang akan
ditelusuri melalui teknik studi pustaka (library studies).34
4. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, (Dinas Pertambangan
Provinsi Kalimantan Timur, Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kalimantan
Timur). Serta beberapa kabupaten terpilih yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota
Samarinda Penelitian ini akan menggunakan responden terpilih ( purposive sampling) di
lingkup Kota/Kabupaten penelitian di wilayah sekitar eksploitasi Pertambangan Batubara,
yaitu : masyarakat, petani, Kelompok Tani, Kepala Desa, dan Tokoh Masyarakat
setempat. Khusus terhadap responden, peneliti akan melakukan proses interview ( deept-
interview) termasuk penggunaan teknik snow-ball terhadap responden yang memiliki
jaringan informasi terstruktur.
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan mulai dari penyusunan disain riset,
seminar disain riset, studi pustaka, pengambilan data, penyusunan laporan, dan publikasi.
28
M. Muhdar, Ibid, hlm. 50-52
29
M. Muhdar, Ibid, hlm. 50-51
30
Ibid.
31
Ibid, hlm. 51-52
32
Ibid.
33
Ibid
34
Suratman dan Philips Dillah, 2015, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, hlm. 107
Daftar Referensi
Ade Maman, 2005. Aspek Hukum dalam Ekonomi Global, Jakarta: Ghalia Indonesia,
Ade Saptomo, 2010. Hukum Dan Kearifan Lokal, Revitalisasi Hukum Adat Nusantara,
Jakarta: Grasindo
Azhar, M., Suharso, P., Ispriyarso, B., & Purnomo, A. (2018). Building an Integrated
Mining Licensing System in Order to Preserve the Environment in Indonesia. E3S
Web of Conferences: SRICOENV 2018, 68(03009)
Bagir Manan, 1999. Beberapa catatan atas Rancangan Undang-Undang tentang minyak
dan gas bumi, FH-Unpad, Bandung
Gatot Supramono, 2012. Hukum Pertambangan mineral dan batu bara di Indonesia,
Jakarta: Rineka Cipta
Gatot Supramono, 2012. Hukum Pertambangan mineral dan batu bara di Indonesia,
Jakarta: Rineka Cipta
Hs, Salim. 2014. Hukum Pertambangan Mineral dan batu bara, Jakarta: Sinar Grafika
Ida Nurlinda, 2009. Prinsip-Prinsip Pembaharuan Agraria Perspektif Hukum, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
L Tanya, Bernard. 2010. Hukum Dalam Ruang Sosial, Yogyakarta: Genta Publishing
Lukman Hakim, Dkk, “Pertambangan Dan Kemiskinan Struktural Masyarakat Pulau Kecil
(Studi Kasus Masyarakat Desa Sarakaman, Pulau Sebuku, Kotabaru, Kalimantan
Selatan)”, Sodality, Vol. 3 No. 1 2015, Bogor: IPB
Maria S. W. Sumardjono, 2011. Pengaturan Sumber Daya Alam Di Indonesia Antara Yang
Tersurat Dan Tersirat Kajian Kritis Undang-Undang Terkait Penataan Ruang Dan
Sumber Daya Alam, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Maria Sumardjono, 2007. Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi,
Jakarta: Kompas
Myrna. 2012. Beragam Jalur Menuju Keadilan, Pluralisme Hukum Dan Hak-Hak
Masyarakat Adat Asia Tenggara, Jakarta: Epistema Institute
Ridwan, juniarso, dkk, Hukum Tata Ruang; Dalam Konsep Kebijaksaan Otonomi Daerah,
Nuansa, Bandung, 2008
Saifullah, 2018, Tipologi Penelitian Hukum: Sejarah, Paradigma dan Pemikiran Tokoh Di
Indonesia, PT Refika Media Aditama
Santoso, Urip, Hukum Agraria dan HakHak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2005
Siti, Maimunah. 2012. Negara Tambang Dan Masyarakat Adat, Perspektif Hak Asasi
Manusia Dalam Pengelolaan Pertambnagan Yang Berbasis Lingkungan Dan Kearifan
Lokal, Malang: Intras Publishing
Sudjito, 2012. Hukum Dalam Pelangi Kehidupan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press,
Suratman dan Philips Dillah, 2015, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung
Tri Hayati, 2015. Era Baru Hukum Pertambangan Dibawah Rezim UU No 4 Tahun 2009,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Umar, Sholehudin. 2011. Hukum Dan Keadilan Masyarakat, Perspektif Sosiologi Hukum,
Malang: Setara Press
Yanis Rinaldi, 2015, Disertasi: Konsep Keadilan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam ,
Universitas Syiah Kuala, Aceh.