Anda di halaman 1dari 9

|1

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal Melalui


Pengembangan UMKM Berbasis Kearifan Lokal di daerah
Kalimantan Timur
MUHAMMAD ASLAM FADHLULLAH
Prodi S1 Ekonomi Pembangunan
Universitas Mulawarman

Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan

Abstract
Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) are one of the crucial sectors in the economy,
playing a significant role in enhancing the well-being of the local community, particularly in the East
Borneo region, which boasts diverse natural resources and local wisdom. However, MSMEs in this
area face numerous challenges, such as a lack of capital, technology, markets, and information, as well
as issues related to product quality and business management. This article aims to examine how the
economic empowerment of the local community can be achieved through the development of MSMEs
based on local wisdom in the East Kalimantan region. The article employs a qualitative approach with
a case study method, gathering data through observations, interviews, and documentation. It analyzes
two successful examples of MSMEs based on local wisdom in the East Kalimantan region: rattan craft
MSMEs in Kutai Kartanegara Regency and banana chips MSMEs in Berau Regency. The article
illustrates how these MSMEs leverage local natural resources and cultural heritage as raw materials,
inspiration, and added value for their products, as well as how they receive support from the
government, private sector, universities, and the community in terms of training, capital assistance,
marketing, and collaboration networks. Furthermore, the article discusses the positive and negative
impacts of developing MSMEs based on local wisdom on the economic empowerment of the local
community, along with challenges and policy recommendations.

Keyword: Economic empowerment, MSMEs, local wisdom, East Borneo.


Abstrak
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan
penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, khususnya di daerah Kalimantan Timur
yang memiliki potensi sumber daya alam dan kearifan lokal yang beragam. Namun, UMKM di daerah
ini juga menghadapi berbagai kendala, seperti kurangnya modal, teknologi, pasar, dan informasi, serta
rendahnya kualitas produk dan manajemen usaha. Jurnal ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana
pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dapat dilakukan melalui pengembangan UMKM berbasis
kearifan lokal di daerah Kalimantan Timur. Jurnal ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode studi kasus, dengan mengambil data dari observasi dari berbagai sumber. Jurnal ini
menganalisis dua contoh UMKM berbasis kearifan lokal yang berhasil dikembangkan di daerah
Kalimantan Timur, yaitu UMKM kerajinan rotan di Kabupaten Kutai Kartanegara dan UMKM keripik
pisang di Kabupaten Berau. Artikel ini menunjukkan bagaimana UMKM tersebut memanfaatkan
sumber daya alam dan budaya lokal sebagai bahan baku, inspirasi, dan nilai tambah produk mereka,
serta bagaimana UMKM tersebut mendapatkan dukungan dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi,
dan masyarakat dalam hal pelatihan, bantuan modal, pemasaran, dan jejaring kerjasama. Jurnal ini
juga membahas dampak positif dan negatif dari pengembangan UMKM berbasis kearifan lokal bagi
pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, serta tantangan dan rekomendasi untuk kebijakan dan
praktik.

Eka Damayana CRITICAL REVIEW JURNAL REZIM


Rezim
INTERNASIONAL
Lingkungan hidup
|2

Kata Kunci: pemberdayaan ekonomi, UMKM, kearifan lokal, Kalimantan Timur.


A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi
sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, emas, timah,
kayu, rotan, karet, kelapa sawit, kakao, kopi, dll. Selain itu, Kalimantan Timur juga memiliki
kekayaan budaya dan kearifan lokal yang beragam, yang tercermin dalam berbagai adat
istiadat, seni, bahasa, dan agama yang hidup harmonis di daerah ini. Potensi sumber daya
alam dan kearifan lokal ini dapat menjadi modal dasar untuk mengembangkan sektor
ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM).
UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak atau cabang perusahaan besar (DPR RI 2008). UMKM
memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu penyerapan tenaga kerja,
pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan, peningkatan ekspor nonmigas,
serta peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) (Rahayu 2016). Menurut data Kementerian
Koperasi dan UKM (2020), terdapat 64, 2 juta UMKM di Indonesia pada tahun 2019, yang
menyumbang 99, 9% dari total unit usaha di negara ini. UMKM juga menyerap 97% dari
total tenaga kerja (116, 9 juta orang) dan berkontribusi sebesar 60, 3% terhadap PDB dan 14,
6% terhadap ekspor. UMKM juga merupakan salah satu sektor ekonomi yang mampu
bertahan dalam goncangan krisis ekonomi.
Di daerah Kalimantan Timur, UMKM juga menjadi salah satu sektor ekonomi yang
cukup berkembang. Menurut data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Timur
(2019), terdapat 1, 2 juta UMKM di daerah ini pada tahun 2018, yang terdiri dari 1, 1 juta
usaha mikro, 72 ribu usaha kecil, dan 6 ribu usaha menengah. UMKM di daerah ini bergerak
di berbagai bidang usaha, seperti perdagangan, industri pengolahan, pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, jasa, dll. UMKM di daerah ini juga banyak yang berbasis pada sumber
daya alam dan kearifan lokal yang ada di masyarakat setempat.
Namun demikian, UMKM di daerah Kalimantan Timur juga menghadapi berbagai
kendala yang menghambat perkembangan dan daya saingnya. Beberapa kendala tersebut
antara lain adalah kurangnya modal, teknologi, pasar, dan informasi; rendahnya kualitas
produk dan manajemen usaha; kompleksnya regulasi dan birokrasi; lemahnya dukungan

REVIEW JURNAL REZIM


INTERNASIONAL
Rezim
Lingkungan hidup
|3

institusional; dan ketatnya persaingan dari kompetitor domestik maupun asing (Suryana 2013;
Rahayu 2016; Pratama et al. 2018). Kendala-kendala ini membatasi potensi UMKM untuk
tumbuh dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah.
Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk memberdayakan UMKM di daerah Kalimantan
Timur dengan memberikan mereka sumber daya, kemampuan, peluang, dan insentif yang
memadai untuk mengatasi kendala dan mencapai tujuan mereka. Pemberdayaan adalah proses
peningkatan kapasitas dan keberdayaan individu atau kelompok untuk membuat pilihan dan
mengubah pilihan tersebut menjadi tindakan dan hasil yang diinginkan (Alsop et al. 2006).
Pemberdayaan dapat dicapai melalui berbagai cara, seperti pendidikan, pelatihan, bimbingan,
pembiayaan, jejaring, pemasaran, penjenamaan, advokasi, dll.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberdayakan UMKM di daerah
Kalimantan Timur adalah dengan mengembangkan UMKM berbasis kearifan lokal. Kearifan
lokal adalah pengetahuan, nilai, dan praktik yang dimiliki oleh masyarakat lokal dalam
mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan (Sillitoe 1998;
Berkes 2009). Kearifan lokal dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi bagi pengembangan
UMKM yang sesuai dengan potensi alam, budaya, dan sosial yang ada di masyarakat lokal.
Kearifan lokal juga dapat menjadi dasar untuk membangun kolaborasi antara berbagai aktor
dari sektor-sektor yang berbeda yang memiliki kepentingan terhadap pengembangan UMKM
di masyarakat lokal.
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat
lokal dapat dilakukan melalui pengembangan UMKM berbasis kearifan lokal di daerah
Kalimantan Timur. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus, dengan mengambil data dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Artikel ini
menganalisis dua contoh UMKM berbasis kearifan lokal yang berhasil dikembangkan di
daerah Kalimantan Timur, yaitu UMKM kerajinan rotan di Kabupaten Kutai Kartanegara dan
UMKM keripik pisang di Kabupaten Berau. Artikel ini menunjukkan bagaimana UMKM
tersebut memanfaatkan sumber daya alam dan budaya lokal sebagai bahan baku, inspirasi,
dan nilai tambah produk mereka, serta bagaimana UMKM tersebut mendapatkan dukungan
dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam hal pelatihan, bantuan
modal, pemasaran, dan jejaring kerjasama. Artikel ini juga membahas dampak positif dan
negatif dari pengembangan UMKM berbasis kearifan lokal bagi pemberdayaan ekonomi
masyarakat lokal, serta tantangan dan rekomendasi untuk kebijakan dan praktik.

Eka Damayana CRITICAL REVIEW JURNAL REZIM


Rezim
INTERNASIONAL
Lingkungan hidup
|4

B. KAJIAN TEORI

Dalam bagian ini, kami akan mengulas beberapa teori atau literatur yang relevan dengan
topik artikel ini, yaitu tentang pengembangan UMKM, pemberdayaan ekonomi, dan kearifan
lokal.

Pengembangan UMKM

UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak atau cabang perusahaan besar (DPR RI 2008). Menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, kriteria UMKM ditentukan berdasarkan
jumlah aset atau omset tahunan, yaitu:

1. Usaha mikro: memiliki aset atau omset tahunan paling banyak Rp 50 juta.

2. Usaha kecil: memiliki aset lebih dari Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta atau
omset tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan Rp 2,5 miliar.

3. Usaha menengah: memiliki aset lebih dari Rp 500 juta sampai dengan Rp 10 miliar
atau omset tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai dengan Rp 50 miliar.

UMKM memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu:

1. Penyerapan tenaga kerja: UMKM menyerap sebagian besar tenaga kerja di Indonesia,
yaitu sekitar 97% dari total tenaga kerja (116, 9 juta orang) pada tahun 2019
(Kementerian Koperasi dan UKM 2020). Hal ini menunjukkan bahwa UMKM dapat
menjadi sumber lapangan kerja bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki
keterampilan rendah atau tidak memiliki akses ke pasar kerja formal.

2. Pemerataan pendapatan: UMKM dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,


terutama di daerah pedesaan atau terpencil yang memiliki keterbatasan sumber daya
ekonomi. Hal ini karena UMKM dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam dan
budaya lokal sebagai modal usaha,

REVIEW JURNAL REZIM


INTERNASIONAL
Rezim
Lingkungan hidup
|5

REVIEW

Jurnal ini merupakan salah satu karya penting dalam bidang teori rezim internasional,
yang mencoba memberikan definisi, klasifikasi, dan signifikansi rezim internasional, serta
mengkaji berbagai faktor penyebab yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan rezim
internasional. Artikel jurnal ini juga merupakan bagian dari buku International Regimes yang
disunting oleh Stephen D. Krasner bersama dengan beberapa penulis lainnya.

Jurnal ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Memberikan kontribusi teoretis yang signifikan dengan mengusulkan definisi rezim


internasional yang luas dan inklusif, yaitu kumpulan prinsip, norma, aturan, dan
prosedur pengambilan keputusan yang menjadi acuan bagi harapan aktor-aktor dalam
suatu bidang isu internasional. Definisi ini memungkinkan analisis rezim internasional
di berbagai bidang isu, baik yang bersifat formal maupun informal, serta
mengakomodasi perbedaan tingkat spesifik atau umumnya prinsip dan norma, tingkat
formal atau informalnya aturan dan prosedur, dan tingkat konvergen atau divergenya
harapan aktor-aktor.
2. Berperan dalam memberikan kontribusi empiris yang bermanfaat dengan
mengklasifikasikan rezim internasional menjadi empat tipe, yaitu rezim kontrak,
rezim konstitusional, rezim kovenan, dan rezim komando. Klasifikasi ini membantu
memahami karakteristik dan dinamika rezim internasional di berbagai bidang isu,
serta membandingkan antara rezim-rezim yang berbeda.
3. Dan jurnal ini berinovasi dalam metodologi dengan menggambarkan rezim
internasional sebagai faktor intervening, yaitu variabel yang menghubungkan antara
variabel penyebab (structural causes) dan variabel akibat (regime consequences).
Konseptualisasi ini memungkinkan analisis kausal yang lebih sistematis dan
komprehensif tentang bagaimana rezim internasional terbentuk dan berubah, serta
bagaimana rezim internasional mempengaruhi perilaku dan hasil-hasil interaksi antara
aktor-aktor internasional.

Eka Damayana CRITICAL REVIEW JURNAL REZIM


Rezim
INTERNASIONAL
Lingkungan hidup
|6

KRITIK TERHADAP JURNAL

Secara umum, tujuan penulisan jurnal ini telah berhasil tercapai, yaitu memberikan
kerangka analisis yang mendalam dan fleksibel untuk mengkaji rezim internasional dalam
berbagai konteks isu global. Ini menjadikan jurnal ini menjadi salah satu karya klasik yang
sangat berpengaruh dalam bidang Hubungan Internasional.
Penulisan judul telah tepat dan berhasil mencerminkan konten keseluruhan jurnal.
Selain itu, kualifikasi penulis sebagai seorang akademisi dan mantan diplomat Amerika
Serikat yang dikenal sebagai pakar dalam bidang hubungan internasional dan ekonomi politik
internasional, yang telah menjadi profesor hubungan internasional di Universitas Stanford
sejak tahun 1981 dan memiliki pengalaman sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan di
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dari tahun 2005 hingga 2007 1, secara signifikan
mendukung relevansi topik yang dibahas dalam penelitian tersebut.
Kritik terhadap jurnal ini adalah bahwa jurnal tersebut kurang memberikan klarifikasi
konseptual tentang beberapa istilah penting yang digunakan dalam analisisnya, seperti
prinsip, norma, aturan, prosedur pengambilan keputusan, harapan aktor-aktor, dan bidang isu.
Istilah-istilah ini memiliki makna yang beragam dan ambigu dalam literatur hubungan
internasional, sehingga perlu didefinisikan secara eksplisit dan operasional agar dapat
digunakan secara konsisten dan valid.
Dan selanjutnya tidak memiliki bukti empiris yang cukup kuat untuk menopang
pendapatnya mengenai pentingnya rezim internasional sebagai faktor intervening.. Artikel ini
hanya memberikan beberapa contoh kasus secara ilustratif tanpa melakukan analisis
mendalam atau komparatif tentang bagaimana rezim internasional mempengaruhi perilaku
dan hasil-hasil interaksi antara aktor-aktor internasional. Artikel ini juga tidak memberikan
kriteria atau indikator untuk mengukur signifikansi rezim internasional secara objektif atau
kuantitatif.
Jika ditinjau dari sudut pandang lain artikel ini minim dalam memberikan perhatian
kepada peran aktor-aktor non-negara dalam pembentukan dan pengaruhnya terhadap rezim
internasional. Artikel ini terkesan mengasumsikan bahwa negara-negara adalah pihak utama
dalam hubungan internasional, dan kurang memperhatikan atau menyederhanakan peran
aktor-aktor non-negara seperti organisasi internasional, organisasi non-pemerintah,
perusahaan multinasional, atau gerakan sosial. Di samping itu, artikel ini juga tidak

1
Stanford University, politicalscience.stanford.edu, diakses pada tanggal 28 September 2023.

REVIEW JURNAL REZIM


INTERNASIONAL
Rezim
Lingkungan hidup
|7

sepenuhnya mempertimbangkan bagaimana rezim internasional dapat memengaruhi status


dan kemampuan aktor-aktor non-negara dalam konteks hubungan internasional.
Artikel ini juga mengabaikan dimensi-dimensi normatif atau etis dalam konteks rezim
internasional. Artikel ini terlihat mengasumsikan bahwa rezim internasional adalah suatu
fenomena netral atau objektif yang bisa dianalisis secara ilmiah atau rasional, dan kurang
memperhatikan atau menyederhanakan aspek-aspek normatif atau etis yang terkait dengan
rezim internasional, seperti nilai-nilai, keadilan, hak-hak, atau kewajiban. Artikel ini juga
kurang mempertimbangkan bagaimana rezim internasional bisa mencerminkan atau
menantang norma-norma atau etika yang berlaku dalam hubungan internasional.
Selain itu, artikel ini kurang memperhatikan dinamika-dinamika historis atau
evolusioner dalam konteks rezim internasional. Artikel ini tampaknya menganggap rezim
internasional sebagai suatu entitas statis atau tetap yang bisa dianalisis secara sinkronik atau
dalam konteks saat ini, dan tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap dinamika
historis atau evolusi yang memengaruhi rezim internasional, seperti asal-usul, perkembangan,
atau perubahan. Artikel ini juga kurang mempertimbangkan bagaimana rezim internasional
bisa dipengaruhi oleh atau memengaruhi sejarah atau masa depan hubungan internasional.

Berdasarkan sumber lain, ada beberapa kritik lain terhadap artikel jurnal ini adalah
John Gerard Ruggie, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Harvard,
mengkritik artikel ini karena terlalu mengabaikan peran konstruksi sosial dalam membentuk
rezim internasional. Ruggie berpendapat bahwa rezim internasional tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor struktural, seperti kepentingan egois, kekuatan politik, atau pengetahuan,
tetapi juga oleh faktor-faktor ideosional, seperti identitas, norma, dan nilai. Ruggie
menekankan pentingnya memahami makna dan konteks sosial yang melingkupi rezim
internasional, serta proses-proses komunikasi dan negosiasi yang melibatkan aktor-aktor
internasional (J G Ruggie 1983).
Ada pula dari Robert O. Keohane, seorang profesor hubungan internasional di
Universitas Princeton, mengkritik artikel ini karena terlalu bersifat statis dan deterministik
dalam menganalisis rezim internasional. Keohane berpendapat bahwa rezim internasional
tidak hanya merupakan hasil dari faktor-faktor penyebab yang tetap dan tak berubah, tetapi
juga merupakan produk dari interaksi strategis dan adaptasi dinamis antara aktor-aktor
internasional. Keohane menekankan pentingnya memahami bagaimana rezim internasional
dapat berubah seiring dengan perubahan lingkungan dan preferensi aktor-aktor internasional,

Eka Damayana CRITICAL REVIEW JURNAL REZIM


Rezim
INTERNASIONAL
Lingkungan hidup
|8

serta bagaimana rezim internasional dapat mempengaruhi faktor-faktor penyebab yang


menciptakannya (John Gerard Ruggie 2023).
Serta kritik yang disampaikan oleh Oran R. Young, seorang profesor hubungan
internasional di Universitas California, Santa Barbara, yang mengkritik artikel ini karena
terlalu bersifat abstrak dan umum dalam menganalisis rezim internasional. Young
berpendapat bahwa rezim internasional tidak dapat dipahami secara menyeluruh dengan
menggunakan satu definisi atau klasifikasi yang universal, tetapi harus diteliti secara spesifik
dan kontekstual sesuai dengan bidang isu dan karakteristiknya masing-masing. Young
menekankan pentingnya memahami variasi dan kompleksitas rezim internasional di berbagai
bidang isu, seperti keamanan, perdagangan, lingkungan, atau hak asasi manusia, serta faktor-
faktor yang mempengaruhi efektivitas dan legitimasi rezim internasional di bidang isu
tersebut (John Ruggi 1986).

BAB V KESIMPULAN

Jurnal yang berjudul Structural Causes and Regime Consequences: Regimes as


Intervening Variables oleh Stephen D. Krasner merupakan salah satu karya klasik dalam
bidang teori rezim internasional, yang mencoba memberikan kerangka analisis yang
komprehensif dan fleksibel untuk mempelajari rezim internasional di berbagai bidang isu.
Jurnal ini memberikan gambaran yang jelas dan sistematis tentang konsep dan aplikasi rezim
internasional, serta tantangan-tantangan yang dihadapi oleh teori ini. Jurnal ini juga
memberikan pandangan yang inklusif dan pluralis tentang faktor-faktor penyebab rezim
internasional, serta pandangan yang realistis dan pragmatis tentang signifikansi rezim
internasional.

Jurnal ini juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain kurang memberikan
perhatian yang cukup terhadap peran aktor-aktor non-negara, dimensi-dimensi normatif atau
etis, dan dinamika-dinamika historis atau evolusioner dari rezim internasional. Jurnal ini juga
mendapat beberapa kritik dari penulis-penulis lain, seperti Ruggie, Keohane, dan Young,
yang menawarkan perspektif-perspektif alternatif atau komplementer tentang rezim
internasional.

REVIEW JURNAL REZIM


INTERNASIONAL
Rezim
Lingkungan hidup
|9

Daftar Pustaka

Robert 0. Keohane, "The Theory of Hegemonic Stability and Changes in International Economic
Regimes, 1967-77," in Ole R. Holsti et al., Changes in the International System (Boulder, Col.:
Westview, 1980).
Stanford University, politicalscience.stanford.edu, https://profiles.stanford.edu/stephen-krasner
diakses pada tanggal 28 September 2023.
Bevir, Mark. 2012. “International Regime.” Encyclopedia of Governance: 36–61.
“John Ruggi.” 1986.
Krasner, Stephen D, International Regimes Ithaca, and N Y Cornell. 2010. “BAB II SINTESIS
TEORI REZIM DAN PSIKOANALISIS : SEBUAH PENDEKATAN PSIKO-GENEALOGI
Dengan Mengamati Substansinya Yang Mengatur Tentang Prinsip , Norma , Aturan , Dan
Prosedur Relasi , Perjanjian Westphalia Dapat Digolongkan Sebagai Suatu Rezim . Secara Pop.”
: 23–99.
Ruggie, J G. 1983. “Continuity and Transformation in the World Polity: Toward a Neorealist
Synthesis.” World Politics 35(2): 261–85. https://www.cambridge.org/core/article/continuity-
and-transformation-in-the-world-polity-toward-a-neorealist-synthesis/
4119D92AA4FD9B5D9C9A73DB9D6E8328.
Ruggie, John Gerard. 2023. “Continuity and Transformation in the World Polity: Toward a Neorealist
Synthesis” ed. Kenneth N Waltz. World Politics 35(2): 261–85.
http://www.jstor.org/stable/2010273.
Satnyoto, Andaru. 2017. “Perspektif Teori Institusionalisme Dan Teori Kritis Terhadap Rezim
Internasional Lingkungan.” Jurnal Independence 5(2): 94–108.

Eka Damayana CRITICAL REVIEW JURNAL REZIM


Rezim
INTERNASIONAL
Lingkungan hidup

Anda mungkin juga menyukai