Anda di halaman 1dari 22

PERAN UMKM KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DALAM

MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT DI

DESA KERTARAHARJA DITINJAU DARI EKONOMI SYARIAH

(Studi Kasus Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Kertaraharja)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu dari Syarat Mengikuti Seminar Usulan

Penelitian Skripsi (SUPS)

Oleh :

ERNI ARINA SUSANTI

NIM. 4.2019.1.0175

NIRM. 007.20.1411.19

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (ESY)

INSTITUT MADANI NUSANTARA (IMN) SUKABUMI

2023/2024

A. Latar Belakang Masalah


1

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memainkan peran penting

dalam perekonomian Indonesia. UMKM membuka lapangan pekerjaan,

mendorong tercapainya pemerataan ekonomi, meningkatkan pendapatan

masyarakat, dan memperkuat daya saing ekonomi nasional. UMKM juga

berperan dalam memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil,

mengentaskan kemiskinan, dan sebagai pemasukan devisa negara. Meskipun

administrasi dan keuangan UMKM masih belum profesional, namun UMKM

di Indonesia sudah berperan penting dalam perekonomian negara.

Dalam hal ini, tentunya distribusi pendapatan bagi pemilik umkm

sangatlah penting. Distribusi pendapatan itu sendiri dalam islam merupakan

penyaluran harta yang ada, baik dimiliki oleh pribadi atau umum (publik)

kepada pihak yang berhak menerima yang ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan syariat. Dalam ekonomi islam diatur

kaidah distribusi pendapatan, baik antara unsur-unsur produksi maupun antara

individu dan masyarakat dan anggota perserikatan, maupun distribusi dalam

jaminan sosial (Rozalinda, 2017).

Menurut (Tambunan, 2017) UMKM merupakan unit usaha produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di

semua sektor ekonomi. Sehingga, umkm dapat dijelaskan sebagai perusahaan

yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok orang

dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.

Sedangkan pendapatan ekonomi merupakan yang merujuk pada jumlah

uang atau nilai yang diterima atau diperoleh oleh individu, rumah tangga atau

suatu negara sebagai imbalan dari sumber-sumber ekonomi yang berbeda.

Pendapatan ekonomi mencakup semua aliran uang atau nilai yang masuk
2

kedalam perekonomian baik melalui produksi maupun penjualan (Wicaksana,

2018).

Adapun ayat al-qur’an yang berkaitan dengan UMKM sebagai

perantara dalam peningkatan pendapatan ekonomi didalam masyarakat adalah

sebagai berikut :

Allah SWT. Berfirman dala QS. Al-Imran ayat 104

‫َو ۡل َتُكۡن ِّم ۡن ُك ۡم ُاَّم ٌة َّيۡد ُعۡو َن ِاَلى اۡل َخ ۡي ِر َو َيۡا ُم ُر ۡو َن ِباۡل َم ۡع ُر ۡو ِف َو َيۡن َهۡو َن َع ِن اۡل ُم ۡن َك ِؕر‬

‫َو ُاوٰٓلِٕٮَك ُهُم اۡل ُم ۡف ِلُح ۡو َن‬

104. “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang

mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Ayat ini menekankan pentingnya UMKM untuk berperan dalam

masyarakat dengan menyebarkan kebaikan, mendorong praktik-praktik yang

benar dan mencegah tindakan yang buruk. Maka dari itu UMKM diharapkan

dapat menjadi peran perubahan sosial dan ekonomi yang positif dalam

meningkatkan pendapatan ekonomi di wilayah masyarakat tersebut.

Maka dari itu peran dari UMKM dalam suatu wilayah untuk

meningkatkan pendapatan ekonomi sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan

ekonomi. Misalnya seperti UMKM anyaman bambu yang berlokasi didaerah

Cianjur bertepatan di Desa Kertaraharja.

Desa Kertaraharja merupakan desa yang bertempat di Kecamatan

Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Data penduduk berdasarkan tahun 2021 tercatat

sekitar 2.615 ribu. Adapun mata pencaharian dari masyarakat yang ada di desa

kertaraharja adalah petani dan pengrajin anyaman bambu. Desa Kertaraharja


3

Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur merupakan salah satu desa yang

memiliki ragam kreativitas yang dapat dikembangkan dan menjadi aset dalam

pembangunan desa, khususnya dalam kerajinan Anyaman bambu. Contoh

kreativitas dari anyaman bambu adalah seperti ; bilik untuk menjemur padi

(giribig), bilik untuk dinding rumah, tempat kukus nasi (aseupan), kipas

bambu (hihid) dan lainnya. Akan tetapi sejauh ini pemerintah Desa

Kertaraharja Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur belum pernah

memperhatikan potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa tersebut yang juga

akan menjadi perhatian pemerintah daerah jika seandainya potensi kreativitas

masyarakat tersebut dapat dikembangkan.

Kerajinan tangan anyaman bambu sudah menjadi sumber penghasilan

pokok bagi sebagian masyarakat Kertaraharja. Anyaman bambu ini dikerjakan

masyarakat rata- rata oleh kaum laki-laki, itupun dikerjakan oleh para orang

tua

yang sudah lansia (Heri, 2015).

Dalam penelitian terdahulu Hartati (2020) dengan judul “Peran

Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Pendapatan Pengrajin Ditinjau Dengan

Pendekatan Ekonomi Islam”. Penelitian ini merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui peran secara keseluruhan tentang ekonomi kreatif

dalam meningkatkan pendapatan pengrajin ditinjau dengan pendekatan

ekonomi islam. Terdapat kesamaan dan perbedaan yang relevan dengan

penelitian yang akan penulis teliti. Dilihat dari persamaannya yaitu sama-sama

ingin mengetahui peran ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan

ekonomi. Kemudian perbedaannya yaitu ekonomi kreatif mencakup segala


4

macam kegiatan ekonomi sedangkan UMKM mengacu pada usaha, mikro,

kecil dan menengah.

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka peneliti dapat mengangkat

sebuah judul yaitu “UMKM KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DALAM

MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA

KERTARAHARJA DITINJAU DARI EKONOMI SYARIAH”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan

masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat di desa

Kertaraharja melalui umkm kerajinan anyaman bambu ?

2. Bagaimana cara mempertahankan kualitas produksi umkm kerajinan

anyaman bambu di desa Kertaraharja ?

3. Bagaimana peranan umkm anyaman bambu dalam meningkatkan

pendapatan ekonomi masyarakat desa Kertaraharja ditinjau dari

ekonomi syariah ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat di

desa Kertaraharja melalui umkm kerajinan anyaman bambu.

2. Untuk mengetahui cara mempertahankan kualitas produksi umkm

kerajinan anyaman bambu di desa Kertaraharja.

3. Untuk mengetahui peranan umkm anyaman bambu dalam

meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat desa Kertaraharja

ditinjau dari ekonomi syariah.


5

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian atau manfaat yang dapat diperoleh yaitu

sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan suatu wawasan

dan pengetahuan bagi para pembaca maupun penulis terkait umkm kerajinan

anyaman bambu yang berpotensi meningkatkan pendapatan ekonomi

masyarakat ditinjau dari ekonomi syariah.

2. Secara Praktis

1. Bagi Pemilik UMKM

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi lahan alternatif

untuk para pemilik umkm agar terus berkembang dan dapat

meningkatkan pendapatan ekonomi.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang umkm kerajinan anyaman bambu sehingga

meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat ditinjau dari ekonomi

syariah.

3. Bagi Penulis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang umkm khususnya untuk program studi Ekonomi

Syariah.

D. Kerangka Teoritis
6

Adapun kerangka teori dari UMKM Kerajinan Anyaman Bambu

Dalam Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat di Desa Kertaraharja

(Analisis Ekonomi Syariah) adalah sebagai berikut :

1. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi.

Sehingga, umkm dapat dijelaskan sebagai perusahaan yang dimiliki dan

dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok orang dengan jumlah

kekayaan dan pendapatan tertentu (Tambunan, 2017).

Definisi UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang

usaha mikro, kecil dan menengah Bab 1 Pasal 1 adalah adalah usaha produktif

milik orang perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil

adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perseorangan

atau badan usaha bukan merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha menengah

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

2. Peran UMKM

Dalam perspektif dunia UMKM diakui memainkan suatu peranan

penting yang sangat viral didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,

tidak saja dinegara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi dinegara-negara


7

maju (NM). UMKM sangat penting tidak saja karena kelompok usaha tersebut

banyak menyerap tenaga kerja, tetapi juga memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)

paling besar dibandingkan usaha besar.

3. Pembiayaan

Hambatan pembiayaan UMKM selalu berkisar pada dua hal yakni cost

of fund (biaya atas modal) dan guarantee (jaminan). Oleh karena itu sumber

pembiayaan UMKM dari eksternal sangat terbatas.

4. Daya Saing

Daya saing adalah konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

perusahaan sub sektor atau negara untuk menjual dan memaasok barang dan

atau jasa yang diberikan dalam pasar. (Abdurohim, 2021)

5. Tinjauan Ekonomi Syariah Pada UMKM

Ekonomi islam menurut Abdul Mun’in Al-Jamal didalam (Rozalinda,

2017) adalah kumpulan dasar-dasar umum tentang ekonomi yang digali dari

Al-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah. Hakikat ekonomi islam itu merupakan

penerapan syariat dalam aktivitas ekonomi. Seperti halnya UMKM kerajinan

anyaman bambu (Rozalinda, 2017).

6. Pendapatan Ekonomi

Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu usaha.

Sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada profit maka pendapatan

mempunyai peranan yang sangat besar dalam ekonomi. Sedangkan ekonomi

adalah pengetahuan tentang aturan yang berkaitan dengan produksi kekayaan,

mendistribusikan dan mengonsumsinya (Wicaksana, 2018).


8

Ekonomi pada umumnya merupakan kajian tentang perilaku manusia

dalam hubungannya dalam pemanfaatan sumber-sumber produksi yang langka

untuk diproduksi dan dikonsumsi. Jadi, pendapatan ekonomi saling berkaitan

satu sama lain. Sehingga hasil dari pendapatan ekonomi melalui UMKM

anyaman bambu sangatlah berperan besar terhadap masyarakat.

7. Permintaan dan Penawaran

Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu

pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu, pada tingkat pendapatan tertentu
UMKM KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DALAM
dan pada periode tertentu. Sedangkan
MENINGKATKAN penawaran adalah
PENDAPATAN sejumlah barang yang
EKONOMI
MASYARAKAT DI DESA KERTARAHARJA DITINJAU
dijual atau ditawarkan pada
DARIsuatu harga danSYARIAH
EKONOMI waktu tertentu (Rozalinda, 2017).
(Studi Kasus Pengrajin Anyaman Bambu di Desa
Kertaraharja)

8. Distribusi Pendapatan
UMKM (Usaha Mikro, Pendapatan
Distribusi pendapatan dalam islam merupakan penyaluran harta yang
Kecil dan Menengah Ekonomi
ada, baik dimiliki oleh pribadi atau umum (publik) kepada pihak yang berhak

menerima yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sesuai dengan syariat (Rozalinda, 2017).

Skema Kerangka Berpikir


9

E. Langkah-Langkah Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian berhubungan erat


1. Definisi
1. Definisi UMKM menurut teori Pendapatan
dengan prosedur,
(Tambunan. 2017) teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan
Ekonomi
2. Peran UMKM (Abdurohim, Dindin. menurut teori
(Sujarweni, 2023).
2021) (Tambunan.
3. Pembiayaan (Abdurohim, Dindin. 2017)
2021) Dalam penelitian sangat penting untuk kita mengetahui jenis penelitian
2. Permintaan dan
4. Daya Saing (Abdurohim, Dindin. Penawaran
apa yang akan digunakan sehingga terdapat gambaran yang
2021) jelas dalam
(Rozalinda.
5. Tinjauan Ekonomi Syariah Pada 2017)
penelitian
UMKM dan memudahkan
(Rozalinda. 2017) langkah selanjutnya dalam proses analisis data
3. Distribusi
Pendapatan
yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat
(Rozalinda.
2017) kondisi
deskriptif, bertujuan untuk menggambarkan dan meringkas berbagai

dan situasi yang timbul di masyarakat sebagai objek penelitian (Umroh, 2019)

Metode penelitian mengenai “Umkm Kerajinan Anyaman Bambu

dalam Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat di Desa Kertaraharja


10

(Analisis Ekonomi Syariah)” yang digunakan oleh peneliti adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel,

baik satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa membuat hubungan

maupun perbandingan dengan variabel lain (Sujarweni, 2023).

Adapun alasan peneliti memilih metode penelitian kualitatif karena

metode kualitatif mempunyai teori pendekatan yang mendukung untuk

penelitian yang sesuai dengan fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.

Yakni seperti peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat melalui ekonomi

kreatif anyaman bambu sebagai umkm yang ada di desa Kertaraharja.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan)

(Sugiyono, 2019).

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder:

1. Data Primer, data ini adalah data yang diperoleh penulis melalui hasil

wawancara bersama narasumber sehubungan dengan “umkm kerajinan

anyaman bambu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat

di desa kertaraharja (analisis ekonomi syariah)”


11

2. Data Sekunder, adalah data yang dikumpulkan peneliti yang sumbernya

dari data-data yang sudah diolah sebelumnya menjadi seperangkat

informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

(Umroh, 2019)

Sumber data primer dari penelitian ini adalah pemilik umkm anyaman

bambu dan pembeli. Yakni pelaku yang berkaitan dengan judul yang akan

diteliti. Sedangkan sumber data sekunder dari penelitian ini adalah data yang

sudah diolah sebelumnya menjadi seperangkat informasi yang berkaitan

dengan objek penelitian.

4. Tempat Penelitian

1. Profil

Lokasi penelitian “UMKM KERAJINAN ANYAMAN BAMBU

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT

DI DESA KERTARAHARJA DITINJAU DARI EKONOMI SYARIAH”

bertempat di Desa Kertaraharja Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur.

Desa Kertaraharja merupakan desa yang bertempat di Kecamatan

Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Data penduduk berdasarkan tahun 2021 tercatat

sekitar 2.615 ribu. Adapun mata pencaharian dari masyarakat yang ada di desa

kertaraharja adalah petani dan pengrajin anyaman bambu. Desa Kertaraharja

Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur merupakan salah satu desa yang

memiliki ragam kreativitas yang dapat dikembangkan dan menjadi aset dala

Kerajinan tangan anyaman bambu sudah menjadi sumber penghasilan pokok

bagi sebagian masyarakat Kertaraharja. Anyaman bambu ini dikerjakan

masyarakat rata- rata oleh kaum laki-laki, itupun dikerjakan oleh para orang

tua
12

yang sudah lansia. (Heri, 2015)

2. Kondisi

Kondisi tempat pembuatan UMKM anyaman bambu di Desa

Kertaraharja cukup luas akan tetapi banyak kendala yang menghalangi

pembuat anyaman untuk memasarkan produknya. Contohnya seperti fasilitas

jalan yang menyulitkan pembuat anyaman bambu untuk mengantar pada

konsumen. Kemudian dari pembiayaan yang kurang sehingga membatasi

kreativitas para pembuat anyaman bambu tersebut.

3. Potensi

Potensi UMKM anyaman bambu di Desa Kertaraharja sangat besar.

Anyaman bambu adalah salah satu produk kerajinan tangan yang memiliki

nilai ekonomi tinggi dan tahan lama. Bambu sebagai bahan baku utama

memiliki kelebihan dalam kekuatan, kelenturan, dan keindahan alaminya.

Berikut adalah beberapa potensi UMKM anyaman bambu di Desa

Kertaraharja:

a. Kesenian dan Kerajinan: Anyaman bambu dapat digunakan untuk

membuat berbagai produk kerajinan seperti bilik untuk menjemur padi

(giribig), bilik untuk dinding rumah, tempat kukus nasi (aseupan),

kipas bambu (hihid) dan lainnya.

b. Produk Rumah Tangga: Anyaman bambu juga digunakan untuk

membuat produk rumah tangga seperti tempat sampah, dan lain-lain.

Produk-produk ini sangat praktis dan ramah lingkungan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan


13

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan

(Sugiyono, 2019).

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini, meliputi:

1). Observasi

Tempat dan waktu penelitian merupakan instrumen penting dalam

penelitian. Pemilihan dan penentuan waktu dan tempat penelitian akan

menunjang hasil penelitian. Perbedaan pada tempat dan waktu penelitian akan

berpengaruh pada hasil penelitian yang didapatkan walaupun dalam penelitian

tersebut berada pada fokus yang sama (Umroh, 2019).

Adapun tempat yang peneliti ambil untuk penelitian ini adalah di Desa

Kertaraharja, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Tepatnya selaku

tempat pemilik UMKM Kerajinan Anyaman Bambu. Untuk waktu

penelitiannya, peneliti menyesuaikan dengan narasumber yang berkaitan

dengan judul yang akan diteliti baik itu pemilik UMKM maupun masyarakat

yang ada disekitar.

Nasution (1998) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Bungin (2007) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu :

1. Observasi Partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan dimana penelit terlibat dalam keseharian informan.


14

2. Observasi tidak terstruktur, ialah pengamatan yang dilakukan tanpa

menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan

pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi dilapangan.

3. Observasi kelompok, ialah pengamatan yang dilakukan oleh

sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang berkaitan dengan

judul yang akan atau sedang diteliti menjadi sebuah objek penelitian

(Sujarweni, 2023).

Menurut Patton dalam Nasution (1998), menyatakan bahwa observasi

memiiliki manfaat seperti ;

1. Dengan adanya observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu

memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan

diperoleh pandangan yang holistik/menyeluruh.

2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak

dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya (Sugiyono,

2019).

Jadi observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara

sistematik tentang “umkm kerajinan anyaman bambu dalam meningkatkan

pendapatan ekonomi masyarakat di desa kertaraharja (analisis ekonomi

syariah)”.

2). Wawancara

Esterberg (2002) dalam Sugiyono mengemukakan beberapa macam

wawancara yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.


15

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi

apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Wawancara

semi terstruktur adalah wawancara untuk menemukan permasalahan secara

terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-

idenya. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2019).

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya

dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (panduan wawancara).

Terdapat lima kriteria yang digunakan untuk menentukan informan

penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Subjek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan

atau medan aktivitas yang menjadi informasi, melainkan juga

menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari

keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan

yangbersangkutan.

2. Subjek yang masih terlibat secara penuh/aktif pada lingkungan yang

menjadi perhatian peneliti.

3. Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk

diwawancarai.
16

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dipersiapkan terlebih dahulu.

5. Subjek yang sebelumnya tergolong masih “asing” dengan penelitian,

atau orang yang baru dikenal oleh peneliti.

Informan penelitian ini dipilih dengan teknik purposive. Menurut

Sugiyono (2019) purposive adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

pertimbangan bahwa informan tersebut benar-benar mengetahui kondisi yang

sebenarnya di lapangan terkait masalah penelitian. Informan-informan tersebut

diharapkan dapat berperan aktif dalam penelitian secara informal demi

mendukung keberhasilan suatu penenlitian.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, peneliti menggunakan sejumlah

informan yang dinilai memenuhi kriteria sebagai informan tentang Umkm

Kerajinan Anyaman Bambu dalam Meningkatkan Pendapatan Ekonomi

Masyarakat di Desa Kertaraharja (Analisis Ekonomi Syariah) yaitu sebagai

berikut.

1. Pelaku umkm kerajinan anyaman bambu di Desa Kertaraharja

Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur yang memiliki umkm

anyaman bambu.

2. Masyarakat selaku konsumen anyaman bambu.

Berdasarkan penjelasan terkait jenis-jenis wawancara tersebut, peneliti

menggunakan jenis wawancara terstruktur dalam penelitian ini. Alat bantu

yang digunakan untuk menunjang proses pelaksanaan wawancara dan hasil

data yang diperoleh dari wawancara adalah buku catatan, alat perekam, dan

kamera untuk mendokumentasikan proses dan hasil wawancara. Peneliti


17

melakukan interview atau tanya jawab kepada para pengrajin kreativitas

anyaman, masyarakat, dan tokoh-tokoh agama (Umroh, 2019).

3). Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan perristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya yang monumental dari

seseorang. Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-

catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.

Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret

tentang “umkm kerajinan anyaman bambu dalam meningkatkan pendapatan

ekonomi masyarakat di desa kertaraharja (analisis ekonomi syariah)”

4). Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulassi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2019).

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Teknik yang digunakan dapat berupa wawancara, observasi maupun

dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi

sumber berarti peneliti mengunakan teknik yang sama pada sumber data yang

berbeda-beda. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi

teknik, yaitu menggabungkan data atau informasi dari informan yang sama

(Sugiyono, 2019).

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
18

lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat di

informasikan kepada orang lain. (Umroh, 2019)

Data dalam penelitian ini dianalisis menurut pendekatan deskriktif

kualitatif, yaitu menganalisis data dengan menggambarkan data. Analisis data

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data, dikumpulkan

harus berkaitan dengan obyek yang diteliti.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan data tersebut, selanjutnya dapat

disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data

yang telah terkumpul.

Analisis data menurut Miles dan Huberman (1984) mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh.

Adapun aktivitas dalam analisis data terbagi menjadi 3 yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Data Collection/Pengumpulan Data

Kegiatan utama pada setiap penelitian adalah mengumpulkan

data. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi,

wawancara mendalam dan dokumentasi atau gabungan ketiganya

(triangulasi). Pada tahap awal peneliti melakukan penjelajahan secara


19

umum terhadap situasi sosial atau obyek yang diteliti, semua yang

dilihat dan didengar direkam semua.

2. Data Reduction/Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena semakin

lama peneliti ke lapangan maka jumlah data akan semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu pentingnya melakukan analisis data

melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih dan

memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya

apabila diperrlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan

elektronik seperti handphone, tablet, dan komputer mini dengan

memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan, keluasan, kedalaman wawasan yang tinggi.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh teori dan

tujuan yang akan dicapai.

3. Data Display/Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data ini

dapat dilakukan dengan bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan

sejenisnya. Melalui penyajiann tersebut, maka penyajian data dapat


20

terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah dipahami.

Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami terkait judul yang sedang diteliti.

4. Conclusion Drawing/Verification

Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut Miles

dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan yang ada pada penelitian kualitatif merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2019).

DAFTAR PUSTAKA

Abdurohim, D. (2021). Pengembangan UMKM, Kebijakan, Strategi, Digital


Marketing, dan Modal Bisnis UMKM. Bandung: Refika

Heri. (2015). Skripsi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kerajinan Anyaman


Bambu di Desa Sawakong Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten
Takalar. 1–72.

Rozalinda. (2017). Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas


Ekonomi. Depok: Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


21

Bandung: Alfabeta

Sujarweni. (2023). Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah


dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Tambunan. (2017). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Bogor: Ghalia


Indonesia

Umroh, H. K. (2019). Digital Digital Repository Repository Universitas


Universitas Jember Jember Digital Digital Repository Repository
Universitas Universitas Jember Jember.

Wicaksana, dkk. (2018). Effect of Income and Fund Managements of State


Civil Apparaturs on Bank Credit Granting. Wicaksana, Dkk., 3(1), 10–27.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf

Anda mungkin juga menyukai