BAB I
PENDAHULUAN
َؕو ۡل َتُكۡن ِّم ۡن ُك ۡم ُاَّم ٌة َّيۡد ُعۡو َن ِاَلى اۡل َخ ۡي ِر َو َيۡا ُم ُر ۡو َن ِباۡل َم ۡع ُر ۡو ِف َو َيۡن َهۡو َن َع ِن اۡل ُم ۡن َك ِر
۱۰۴ َو ُاوٰٓلِٕٮَك ُهُم اۡل ُم ۡف ِلُح ۡو َن
104. “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
B. Rumusan Masalah
Dalam konteks konsep produksi UMKM kerajinan anyaman bambu yang
mengintegrasikan prinsip-produksi ekonomi syariah, sejumlah permasalahan
yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan prinsip-produksi ekonomi syariah dapat
meningkatkan pendapatan UMKM kerajinan anyaman bambu?
b. Apa saja kendala dan tantangan yang dihadapi UMKM dalam
mengimplementasikan prinsip-produksi ekonomi syariah?
c. Bagaimana potensi pemberdayaan sosial dan dampak positif terhadap
lingkungan yang dapat dicapai melalui konsep produksi ini?
4
B. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berikut:
a. Memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana prinsip-
produksi ekonomi syariah dapat diterapkan dalam konteks UMKM
kerajinan anyaman bambu untuk meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat.
b. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi UMKM dalam menerapkan
prinsip-produksi ekonomi syariah dan memberikan rekomendasi untuk
mengatasi kendala tersebut.
c. Menyoroti potensi pemberdayaan sosial dan dampak positif terhadap
lingkungan dari implementasi konsep produksi ini.
Penelitian dengan judul "Konsep Produksi UMKM Kerajinan Anyaman
Bambu dalam Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Ditinjau dari
Prinsip Produksi Ekonomi Syariah" memiliki kegunaan secara teoritis dan
praktis sebagai berikut:
a) Kegunaan Teoritis
Kontribusi terhadap Ilmu Pengetahuan: Penelitian ini dapat
membantu mengembangkan pemahaman tentang prinsip-prinsip
produksi ekonomi syariah dalam konteks UMKM kerajinan
anyaman bambu, memperkaya literatur akademis, dan mengisi celah
pengetahuan dalam bidang tersebut.
(a) Pemahaman Terhadap Ekonomi Syariah: Penelitian ini dapat
membantu akademisi dan peneliti untuk lebih memahami
bagaimana prinsip-produksi ekonomi syariah dapat
5
D. Kerangka Berpikir
a. Konsep UMKM
a) Definisi dan karakteristik UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi.
Sehingga, umkm dapat dijelaskan sebagai perusahaan yang dimiliki dan
dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok orang dengan
jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu (Tambunan, 2017).
Definisi UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentang usaha mikro, kecil dan menengah Bab 1 Pasal 1 adalah adalah
usaha produktif milik orang perorangan yang memenuhi kriteria usaha
6
mikro. Usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha bukan merupakan anak
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan (Tambunan, 2017).
b) Peran UMKM dalam perekonomian
Dalam perspektif dunia UMKM diakui memainkan suatu peranan
penting yang sangat viral didalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi, tidak saja dinegara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi
dinegara-negara maju (NM). UMKM sangat penting tidak saja karena
kelompok usaha tersebut banyak menyerap tenaga kerja, tetapi juga
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan atau
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan
usaha besar (Abdurohim, 2021).
b. Konsep Pendapatan Ekonomi Masyarakat
Pendapatan ekonomi masyarakat dari UMKM kerajinan anyaman
bambu adalah konsep yang mencakup pendapatan yang dihasilkan oleh
individu atau kelompok dalam masyarakat dari usaha kerajinan anyaman
bambu. Konsep ini melibatkan berbagai aspek, termasuk sumber
pendapatan, distribusi pendapatan, dan dampaknya terhadap kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat. Berikut adalah beberapa elemen yang
relevan dalam konsep pendapatan ekonomi masyarakat dari UMKM
kerajinan anyaman bambu:
a) Sumber Pendapatan : Penjualan Produk Anyaman Bambu: Pendapatan
utama berasal dari penjualan produk anyaman bambu seperti keranjang,
tas, meja, kursi, dan lainnya.
b) Pendapatan dari Pelatihan : UMKM dapat menghasilkan pendapatan
tambahan dengan memberikan pelatihan atau kursus dalam kerajinan
anyaman bambu.
c) Distribusi Pendapatan : Distribusi yang Merata: Tujuan adalah untuk
menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata di antara para
pengrajin anyaman bambu dan pekerja terkait.
7
d) Bagi Hasil yang Adil : Bagian dari pendapatan dari penjualan produk
harus didistribusikan secara adil kepada pengrajin dan pekerja.
e) Pendapatan Tambahan : Pendapatan Sekunder: Selain dari penjualan
produk anyaman bambu, UMKM mungkin memperoleh pendapatan
sekunder dari kegiatan terkait seperti pelatihan atau pameran produk.
f) Pengelolaan Keuangan yang Bijak : Pengelolaan Keuangan: UMKM
harus memiliki praktik pengelolaan keuangan yang baik untuk
memaksimalkan pendapatan, mengelola biaya, dan menghindari
pemborosan.
g) Pemberdayaan Masyarakat : Pemberdayaan Ekonomi : UMKM kerajinan
anyaman bambu dapat memberdayakan masyarakat setempat dengan
memberikan pelatihan keterampilan, menciptakan lapangan kerja, dan
mengangkat taraf hidup.
h) Pendapatan Berkelanjutan : Keberlanjutan Bisnis UMKM harus
memastikan bahwa bisnis kerajinan anyaman bambu mereka
berkelanjutan agar pendapatan dapat terus dihasilkan dalam jangka
panjang.
i) Kualitas Produk dan Pemasaran : Kualitas Produk: Produk anyaman
bambu harus memiliki kualitas yang baik untuk mendapatkan
kepercayaan pelanggan. Pemasaran UMKM harus memiliki strategi
pemasaran yang efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
j) Pengembangan Keterampilan : Pelatihan Keterampilan: Pengrajin
anyaman bambu dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan
mengembangkan keterampilan dan teknik baru. Konsep pendapatan
ekonomi masyarakat dari UMKM kerajinan anyaman bambu melibatkan
upaya untuk meningkatkan pendapatan individu dan kelompok dalam
masyarakat melalui usaha kerajinan bambu yang berkelanjutan. Dengan
memperhatikan distribusi pendapatan yang adil, pemberdayaan ekonomi,
dan pengelolaan keuangan yang bijak, UMKM dapat berkontribusi pada
kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat dan meningkatkan tingkat
hidup (Mulyono, 2005).
c. Prinsip Produksi Ekonomi Syariah
a. Definisi Produksi
Produksi yaitu pengelolaan dan pembauran terhadap suatu barang
untuk mencari nilai guna suatu barang, atau bisa dikatakan mengolah
benda lama menjadi benda yang lebih berguna. Aktivitas mengolah
barang namun tidak mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
8
BAB II
tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu
meningkatkan pendapatan nasional.
c) Ketersediaan modal
Modal memiliki andil yang sangat besar dalam meningkatkna pendapatan
naional. Suatu negara yang memiliki modal yang besar untuk mengolah
sumber daya dan melakukan produksi maka bisa dipastikan pendapatan
nasionalnya akan tinggi, sementara negara yang kekurangan modal sehingga
tidak bisa melakukan kegiatan produksi maka pendapatan nasionalnya akan
rendah.
d) Stabilisasi dan kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah harus lah jelas, adil dan tegas karena bila tidak
akan menghambat jalannya roda perekonomian. Kebijakan yang baik harus di
dukung juga oleh aparatur negara yang berkualitas agar pelaksanaan
kebijakan bisa dilakukan oleh semua pihak dengan penuh rasa tanggung
jawab.
e) Kesejahteraan masyarakat
Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang tinggi, tingkat
menabung dan investasi yang tinggi pula hingga bisa menggulirkan roda
perekonomian dan juga meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.
Masalah pendapatan tidak hanya dilihat dari jumlahnya saja, tetapi
bagaimana distribusi pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi arah gejala distribusi pendapatan dan
pengeluaran di Indonesia:
(a) Perolehan faktor produksi, dalam hal ini faktor yang terpenting adalah
tanah.
(b) Perolehan pekerjaan, yaitu perolehan pekerjaan bagi mereka yang tidak
mempunyai tanah yang cukup untuk mmeperoleh kesempatan kerja penuh.
(c) Laju produksi pedesaan, dalam hal ini yang terpenting adalah produksi
pertanian dan arah gejala harga yang diberikan kepada produk tersebut.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Toweulu bahwa “ untuk memperbesar
pendapatan, seeorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari
sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga
pendapatannya bertambah” (Fauzia,2014).
c) Tabligh (Argumentatif/Komunikatif)
Tabligh adalah kekuatan untuk mengajarkan keterampilan hubungan yang
efektif. Pada bisnis mereka wajib berlatih mentransmisikan ide, setiap
muslim diakui perannya sebagai duta. Keterampilan komunikasi,
kepemimpinan, pengetahuan, dan kemajuan awalnya berkontribusi terhadap
nilai Tabligh. Siapapun yang menjalankan perdagangan atau bisnisnya
sesuai dengan Islam bisa memperoleh keuntungan dari produk bisnis yang
dilakukan dengan benar dan jujur serta terkesan jujur. Presentasi disajikan
dengan benar dan dengan cara yang mudah dipahami. Seorang pebisnis
tidak bisa menyembunyikan ilmunya, namun seorang pebisnis muslim harus
selalu berbagi dan menyebarkan ilmunya. Jangan takut berbagi informasi
karena tidak ada properti yang dipertukarkan.
d) Fathonah (Cerdas dan Bijaksana)
Seorang wirausahawan, Fathonah cerdas, pengertian, hormat dan sangat
tahu tentang tugas dan tanggung jawabnya. Tuhan ingin manusia bijaksana
dalam hidupnya. Allah memberikan alam kepada setiap insan dan jika setiap
insan cerdas maka dia akan menggunakan alam sebagai mencapai
kelimpahannya. Smart trading artinya berbisnis dengan mempertimbangkan
situasi lingkungan, waktu yang tepat, tempat yang tepat dan jenis
kegiatannya. Kecerdasan manusia tercermin dalam pemahamannya. Orang
cerdas dapat melihat, mendengar, membaca dan belajar dengan cara formal
dan informal.
f) Ramah Tamah / Sopan Santun.
Fleksibilitas adalah perilaku alami, perilaku individu yang saling
menghargai dan bersahabat dalam berhubungan satu sama lain. Rasa hormat
dalam perilaku, dalam bahasa dan penghinaan terhadap orang lain,
kebanyakan kesopanan, adalah aturan yang muncul dari hubungan
organisasi sosial. Ucapan serta tindakan melihatkan sifat semua orang. Serta
dalam bisnis, kompensasi untuk konsumen, kolega, dan semuanya agar
bisnis tetap berkah dan lancar. Rasulullah SAW menyampaikan pesan
kepada para pebisnis dari Rasulullah SAW dalam berbisnis harus selalu
jujur, baik hati, rendah hati, selalu tersenyum dan siap mengalah serta
22
C. Studi-Studi Terdahulu
Adapun beberapa hasil dari penelitian terdahulu yang relevan yaitu sebagai
berikut ;
a. Penelitian dari Hilda Khoirul Umroh yang berjudul Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kerajinan Anyaman Bambu Desa
Gintangan Kecamatan Blimbangsari Kabupsaten Banyuwangi.
b. Penelitian dari Heri yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Kerajinan Anyaman Bambu di Desa Sawakong Kecamatan Galesong
Selatan Kabupaten Takalar.
c. Jurnal penelitian dari Yeni Vera Fibriyanti, S.E., M.Akt dkk, yang
berjudul Pengembangan UMKM kerajinan Anyaman Bambu Untuk
23
Blimbangsari
Kabupsaten
Banyuwangi
Selatan Kabupaten
Takalar
24
Sarirejo Kabupaten
Lamongan
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan) (Sugiyono,
2019).
c) Potensi
Potensi UMKM anyaman bambu di Desa Kertaraharja sangat besar.
Anyaman bambu adalah salah satu produk kerajinan tangan yang memiliki
nilai ekonomi tinggi dan tahan lama. Bambu sebagai bahan baku utama
memiliki kelebihan dalam kekuatan, kelenturan, dan keindahan alaminya.
Berikut adalah beberapa potensi UMKM anyaman bambu di Desa
Kertaraharja:
a. Kesenian dan Kerajinan: Anyaman bambu dapat digunakan untuk
membuat berbagai produk kerajinan seperti bilik untuk menjemur padi
(giribig), bilik untuk dinding rumah, tempat kukus nasi (aseupan), kipas
bambu (hihid) dan lainnya.
b. Produk Rumah Tangga: Anyaman bambu juga digunakan untuk membuat
produk rumah tangga seperti tempat sampah, dan lain-lain. Produk-produk
ini sangat praktis dan ramah lingkungan.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder:
a. Data Primer, data ini adalah data yang diperoleh penulis melalui hasil
wawancara bersama narasumber sehubungan dengan “umkm kerajinan
anyaman bambu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di desa
kertaraharja (analisis ekonomi syariah)”
b. Data Sekunder, adalah data yang dikumpulkan peneliti yang sumbernya
dari data-data yang sudah diolah sebelumnya menjadi seperangkat informasi
tertulis lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.(Umroh, 2019)
Sumber data primer dari penelitian ini adalah pemilik umkm anyaman bambu
dan pembeli. Yakni pelaku yang berkaitan dengan judul yang akan diteliti.
Sedangkan sumber data sekunder dari penelitian ini adalah data yang sudah
diolah sebelumnya menjadi seperangkat informasi yang berkaitan dengan objek
penelitian.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif atau qualitative research.Fokus penelitian yang dimaksud adalah
pembatasan bidang kajian dan memperjelas relevansinya dengan data yang
akan dikumpulkan. Fokus penelitian merupakan suatu penentuan konsentrasi
sebagai pedoman arah suatu penelitian dalam upaya mengumpulkan intisari
27
a) Subjek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau
medan aktivitas yang menjadi informasi, melainkan juga menghayati secara
sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama
dengan lingkungan yang bersangkutan.
b) Subjek yang masih terlibat secara penuh/aktif pada lingkungan yang
menjadi perhatian peneliti.
c) Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk
diwawancarai.
d) Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dipersiapkan terlebih dahulu.
e) Subjek yang sebelumnya tergolong masih “asing” dengan penelitian, atau
orang yang baru dikenal oleh peneliti.Informan penelitian ini dipilih dengan
teknik purposive. Menurut Sugiyono (2019) purposive adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan bahwa informan tersebut
benar-benar mengetahui kondisi yang sebenarnya di lapangan terkait
masalah penelitian. Informan-informan tersebut diharapkan dapat berperan
aktif dalam penelitian secara informal demi mendukung keberhasilan suatu
penenlitian.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, peneliti menggunakan sejumlah
informan yang dinilai memenuhi kriteria sebagai informan tentang Konsep
Produksi Umkm Kerajinan Anyaman Bambu dalam Meningkatkan Pendapatan
Ekonomi Masyarakat di Desa Kertaraharja Ditinjau dari Prinsip Produksi
Ekonomi Syariah yaitu sebagai berikut.
(a) Pelaku umkm kerajinan anyaman bambu di Desa Kertaraharja
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur yang memiliki umkm anyaman
bambu.
(b) Masyarakat selaku konsumen anyaman bambu.Berdasarkan penjelasan
terkait jenis-jenis wawancara tersebut, peneliti menggunakan jenis
wawancara terstruktur dalam penelitian ini. Alat bantu yang digunakan
untuk menunjang proses pelaksanaan wawancara dan hasil data yang
diperoleh dari wawancara adalah buku catatan, alat perekam, dan kamera
untuk mendokumentasikan proses dan hasil wawancara. Peneliti
melakukan interview atau tanya jawab kepada para pengrajin kreativitas
anyaman, masyarakat, dan tokoh-tokoh agama (Umroh, 2019).
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan perristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya yang monumental dari
30
b. Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil
(Sugiyono, 2007:276).
Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih
dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer
sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat
digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda
validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.
c. Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain
beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.
Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila
penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang
sama akan memperoleh hasil yang sama pula.
Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang
independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan
aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan
masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis
data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil
pengamatan.
d. Confirmability
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability
penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability
berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah
dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda
antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi
33