Anda di halaman 1dari 34

1

KONSEP PRODUKSI UMKM KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DALAM


MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA
KERTARAHARJA DITINJAU DARI PRINSIP PRODUKSI EKONOMI
SYARIAH
(Studi Kasus Umkm Kerajinan Anyaman Bambu di Desa Kertaraharja)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kerajinan anyaman bambu telah menjadi warisan budaya yang tak ternilai
di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) yang bergerak dalam produksi kerajinan anyaman bambu
memainkan peran vital dalam mempertahankan tradisi ini sambil memberikan
peluang ekonomi kepada masyarakat lokal. Dalam konteks global yang terus
berubah, penting untuk mempertimbangkan prinsip-produksi ekonomi syariah
sebagai landasan untuk mengembangkan industri kerajinan anyaman bambu
(Heri, 2015).
Prinsip produksi ekonomi syariah mengacu pada pendekatan ekonomi
yang sejalan dengan nilai-nilai dan etika syariah Islam. Prinsip-prinsip ini
mencakup keadilan dalam distribusi pendapatan, penghindaran riba (bunga),
transparansi, etika bisnis, dan pemeliharaan lingkungan. Konsep ini
menawarkan alternatif yang beretika dan berkelanjutan dalam pengembangan
UMKM kerajinan anyaman bambu, yang pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat (Heri, 2015).
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berfokus pada
produksi kerajinan anyaman bambu merupakan salah satu sektor penting dalam
perekonomian Indonesia. Kerajinan anyaman bambu memiliki nilai budaya dan
seni yang tinggi, dan produk-produk ini memiliki potensi untuk meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat. Namun, dalam konteks prinsip produksi
ekonomi syariah, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi :
a. Rendahnya Pendapatan Masyarakat : Sebagian besar pengrajin anyaman
bambu berada dalam kategori UMKM dan memiliki pendapatan yang rendah.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya akses modal,
keterbatasan pasar, dan kurangnya pelatihan dalam manajemen usaha.
b. Kepatuhan terhadap Prinsip Syariah : Dalam produksi ekonomi syariah,
terdapat prinsip-prinsip tertentu seperti larangan riba (bunga), larangan
2

transaksi spekulatif, dan keadilan sosial. Pengrajin kerajinan anyaman bambu


mungkin perlu menyesuaikan praktik-praktik mereka agar sesuai dengan
prinsip-prinsip ini.
c. Akses ke Pembiayaan Syariah : Untuk meningkatkan produksi dan mutu
produk, UMKM kerajinan anyaman bambu memerlukan akses ke pembiayaan
yang sesuai dengan prinsip syariah. Namun, masih terdapat kendala dalam hal
aksesibilitas pembiayaan syariah bagi UMKM.
d. Sosialisasi dan Pendidikan : Kesadaran akan prinsip-prinsip ekonomi
syariah masih rendah di kalangan pengrajin anyaman bambu. Diperlukan upaya
sosialisasi dan pendidikan agar mereka memahami manfaat ekonomi syariah
dan cara mengimplementasikannya dalam usaha mereka.
e. Kualitas dan Inovasi Produk : Untuk bersaing dalam pasar yang semakin
ketat, pengrajin anyaman bambu perlu meningkatkan kualitas dan inovasi
produk mereka. Namun, hal ini memerlukan investasi waktu, sumber daya, dan
pengetahuan yang mungkin tidak tersedia secara cukup di tingkat UMKM
(Tambunan, 2017).
Adapun ayat al-qur’an yang berkaitan dengan UMKM sebagai perantara
dalam peningkatan pendapatan ekonomi didalam masyarakat adalah sebagai
berikut :
Allah SWT. Berfirman dala QS. Al-Imran ayat 104

‌ؕ‫َو ۡل َتُكۡن ِّم ۡن ُك ۡم ُاَّم ٌة َّيۡد ُعۡو َن ِاَلى اۡل َخ ۡي ِر َو َيۡا ُم ُر ۡو َن ِباۡل َم ۡع ُر ۡو ِف َو َيۡن َهۡو َن َع ِن اۡل ُم ۡن َك ِر‬
‫۝‬۱۰۴ ‫َو ُاوٰٓلِٕٮَك ُهُم اۡل ُم ۡف ِلُح ۡو َن‬

104. “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Ayat ini menekankan pentingnya UMKM untuk berperan dalam


masyarakat dengan menyebarkan kebaikan, mendorong praktik-praktik yang
benar dan mencegah tindakan yang buruk. Maka dari itu UMKM diharapkan
dapat menjadi peran perubahan sosial dan ekonomi kreatif yang positif sesuai
dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah dalam meningkatkan pendapatan
ekonomi di wilayah masyarakat tersebut.
Mengatasi tantangan-tantangan ini dalam konteks prinsip produksi
ekonomi syariah dapat membantu UMKM kerajinan anyaman bambu
3

meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, sambil mempromosikan


prinsip-prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan ekonomi (Tambunan, 2017).
Dalam penelitian terdahulu Hartati (2020) dengan judul “Peran Ekonomi
Kreatif Dalam Meningkatkan Pendapatan Pengrajin Ditinjau Dengan
Pendekatan Ekonomi Islam”. Penelitian ini merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui peran secara keseluruhan tentang ekonomi kreatif
dalam meningkatkan pendapatan pengrajin ditinjau dengan pendekatan
ekonomi islam. Terdapat kesamaan dan perbedaan yang relevan dengan
penelitian yang akan penulis teliti. Dilihat dari persamaannya yaitu sama-sama
ingin mengetahui peran ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan
ekonomi. Kemudian perbedaannya yaitu ekonomi kreatif mencakup segala
macam kegiatan ekonomi sedangkan UMKM mengacu pada usaha, mikro,
kecil dan menengah.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka peneliti dapat mengangkat
sebuah judul yaitu “KONSEP PRODUKSI UMKM KERAJINAN
ANYAMAN BAMBU DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
EKONOMI MASYARAKAT DI DESA KERTARAHARJA DITINJAU
DARI PRINSIP PRODUKSI EKONOMI SYARIAH”.

B. Rumusan Masalah
Dalam konteks konsep produksi UMKM kerajinan anyaman bambu yang
mengintegrasikan prinsip-produksi ekonomi syariah, sejumlah permasalahan
yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan prinsip-produksi ekonomi syariah dapat
meningkatkan pendapatan UMKM kerajinan anyaman bambu?
b. Apa saja kendala dan tantangan yang dihadapi UMKM dalam
mengimplementasikan prinsip-produksi ekonomi syariah?
c. Bagaimana potensi pemberdayaan sosial dan dampak positif terhadap
lingkungan yang dapat dicapai melalui konsep produksi ini?
4

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian


A. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan konsep
produksi UMKM kerajinan anyaman bambu dalam meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat dengan berfokus pada prinsip-produksi
ekonomi syariah. Tujuan ini akan dicapai dengan cara:
a. Untuk mengetahui penerapan prinsip produksi ekonomi syariah dapat
meningkatkan pendapatan UMKM kerajinan anyaman bambu.
b. Menilai kendala dan tantangan yang dihadapi UMKM dalam
mengimplementasikan prinsip produksi ekonomi syariah.
c. Mengidentifikasi potensi pemberdayaan sosial dan dampak positif
terhadap lingkungan yang dapat dicapai melalui konsep produksi ini.

B. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berikut:
a. Memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana prinsip-
produksi ekonomi syariah dapat diterapkan dalam konteks UMKM
kerajinan anyaman bambu untuk meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat.
b. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi UMKM dalam menerapkan
prinsip-produksi ekonomi syariah dan memberikan rekomendasi untuk
mengatasi kendala tersebut.
c. Menyoroti potensi pemberdayaan sosial dan dampak positif terhadap
lingkungan dari implementasi konsep produksi ini.
Penelitian dengan judul "Konsep Produksi UMKM Kerajinan Anyaman
Bambu dalam Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Ditinjau dari
Prinsip Produksi Ekonomi Syariah" memiliki kegunaan secara teoritis dan
praktis sebagai berikut:
a) Kegunaan Teoritis
Kontribusi terhadap Ilmu Pengetahuan: Penelitian ini dapat
membantu mengembangkan pemahaman tentang prinsip-prinsip
produksi ekonomi syariah dalam konteks UMKM kerajinan
anyaman bambu, memperkaya literatur akademis, dan mengisi celah
pengetahuan dalam bidang tersebut.
(a) Pemahaman Terhadap Ekonomi Syariah: Penelitian ini dapat
membantu akademisi dan peneliti untuk lebih memahami
bagaimana prinsip-produksi ekonomi syariah dapat
5

diaplikasikan dalam sektor UMKM yang bergerak di bidang


kerajinan anyaman bambu.
(b) Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang prinsip-prinsip ekonomi syariah dan
manfaatnya dalam mengembangkan UMKM.
b) Kegunaan Praktis:
(a) Panduan bagi Pengusaha UMKM: Hasil penelitian ini dapat
berfungsi sebagai panduan praktis bagi pengusaha UMKM yang
bergerak dalam bidang kerajinan anyaman bambu untuk
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi syariah dalam produksi
mereka.
(b) Meningkatkan Pendapatan Masyarakat: Dengan menerapkan
prinsip-produksi ekonomi syariah, UMKM kerajinan anyaman
bambu dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mendukung
peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat secara
berkelanjutan.
(c) Sarana Edukasi: Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
sarana edukasi untuk memberikan pelatihan kepada pemilik
UMKM dan anggota masyarakat dalam hal prinsip-produksi
ekonomi syariah.
Dengan demikian, penelitian ini memiliki nilai penting baik dari
segi pengetahuan teoritis maupun manfaat praktis dalam mendukung
pengembangan UMKM kerajinan anyaman bambu dengan
memperhatikan prinsip-produksi ekonomi syariah.

D. Kerangka Berpikir
a. Konsep UMKM
a) Definisi dan karakteristik UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi.
Sehingga, umkm dapat dijelaskan sebagai perusahaan yang dimiliki dan
dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok orang dengan
jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu (Tambunan, 2017).
Definisi UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentang usaha mikro, kecil dan menengah Bab 1 Pasal 1 adalah adalah
usaha produktif milik orang perorangan yang memenuhi kriteria usaha
6

mikro. Usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha bukan merupakan anak
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan (Tambunan, 2017).
b) Peran UMKM dalam perekonomian
Dalam perspektif dunia UMKM diakui memainkan suatu peranan
penting yang sangat viral didalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi, tidak saja dinegara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi
dinegara-negara maju (NM). UMKM sangat penting tidak saja karena
kelompok usaha tersebut banyak menyerap tenaga kerja, tetapi juga
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan atau
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan
usaha besar (Abdurohim, 2021).
b. Konsep Pendapatan Ekonomi Masyarakat
Pendapatan ekonomi masyarakat dari UMKM kerajinan anyaman
bambu adalah konsep yang mencakup pendapatan yang dihasilkan oleh
individu atau kelompok dalam masyarakat dari usaha kerajinan anyaman
bambu. Konsep ini melibatkan berbagai aspek, termasuk sumber
pendapatan, distribusi pendapatan, dan dampaknya terhadap kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat. Berikut adalah beberapa elemen yang
relevan dalam konsep pendapatan ekonomi masyarakat dari UMKM
kerajinan anyaman bambu:
a) Sumber Pendapatan : Penjualan Produk Anyaman Bambu: Pendapatan
utama berasal dari penjualan produk anyaman bambu seperti keranjang,
tas, meja, kursi, dan lainnya.
b) Pendapatan dari Pelatihan : UMKM dapat menghasilkan pendapatan
tambahan dengan memberikan pelatihan atau kursus dalam kerajinan
anyaman bambu.
c) Distribusi Pendapatan : Distribusi yang Merata: Tujuan adalah untuk
menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata di antara para
pengrajin anyaman bambu dan pekerja terkait.
7

d) Bagi Hasil yang Adil : Bagian dari pendapatan dari penjualan produk
harus didistribusikan secara adil kepada pengrajin dan pekerja.
e) Pendapatan Tambahan : Pendapatan Sekunder: Selain dari penjualan
produk anyaman bambu, UMKM mungkin memperoleh pendapatan
sekunder dari kegiatan terkait seperti pelatihan atau pameran produk.
f) Pengelolaan Keuangan yang Bijak : Pengelolaan Keuangan: UMKM
harus memiliki praktik pengelolaan keuangan yang baik untuk
memaksimalkan pendapatan, mengelola biaya, dan menghindari
pemborosan.
g) Pemberdayaan Masyarakat : Pemberdayaan Ekonomi : UMKM kerajinan
anyaman bambu dapat memberdayakan masyarakat setempat dengan
memberikan pelatihan keterampilan, menciptakan lapangan kerja, dan
mengangkat taraf hidup.
h) Pendapatan Berkelanjutan : Keberlanjutan Bisnis UMKM harus
memastikan bahwa bisnis kerajinan anyaman bambu mereka
berkelanjutan agar pendapatan dapat terus dihasilkan dalam jangka
panjang.
i) Kualitas Produk dan Pemasaran : Kualitas Produk: Produk anyaman
bambu harus memiliki kualitas yang baik untuk mendapatkan
kepercayaan pelanggan. Pemasaran UMKM harus memiliki strategi
pemasaran yang efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
j) Pengembangan Keterampilan : Pelatihan Keterampilan: Pengrajin
anyaman bambu dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan
mengembangkan keterampilan dan teknik baru. Konsep pendapatan
ekonomi masyarakat dari UMKM kerajinan anyaman bambu melibatkan
upaya untuk meningkatkan pendapatan individu dan kelompok dalam
masyarakat melalui usaha kerajinan bambu yang berkelanjutan. Dengan
memperhatikan distribusi pendapatan yang adil, pemberdayaan ekonomi,
dan pengelolaan keuangan yang bijak, UMKM dapat berkontribusi pada
kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat dan meningkatkan tingkat
hidup (Mulyono, 2005).
c. Prinsip Produksi Ekonomi Syariah
a. Definisi Produksi
Produksi yaitu pengelolaan dan pembauran terhadap suatu barang
untuk mencari nilai guna suatu barang, atau bisa dikatakan mengolah
benda lama menjadi benda yang lebih berguna. Aktivitas mengolah
barang namun tidak mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
8

Sedangkan aktvitas mengolah barang dengan mengubah karakternya


disebut produksi barang (Kadir, 2014).
b). Prinsip-prinsip dasar usaha pada Umkm
(a) Shiddiq (Benar dan Jujur)
Siddiq artinya berkata jujur atau berani. Pedagang harus berani,
sama seperti nabi Muhammad. Dalam semua aktivitas kita, kita
harus berperilaku adil dan jujur, jujur dengan konsumen dan pesaing,
sehingga bisnis dijalankan sesuai dengan prinsip kebenaran dan
kejujuran. Nabi memberi contoh kesuksesan besar bagi umatnya,
dan Nabi melarang cacat dalam jual beli bisnis. Kejujuran adalah
salah satu sifat karakter yang paling mulia. Pencipta dan makhluk
hidup mencintai orang Jujur. Berani dalam bahasa, bulat dan sikap.
Dalam menjalankan rutinitas sehari-hari, jujur harus mengutamakan
karena kebaikan dan kejujuran dapat mencegah sikap menyalahkan
diri sendiri. Kebohongan menghancurkan berkah. Seorang
pengusaha yang berkata benar kepada dirinya sendiri, berprinsip
agar bukan melakukan hal yang diacuhkan orang lain, karena ia
mengerti bahwa kesuksesan adalah nilai yang sangat tinggi. Jujur
dari apa yang orang lain dengar langsung mengkritik perkataan
seseorang, ketika pertanyaannya sangat salah, orang lain mengutuk
dirinya sendiri sebagai pembohong dan berhenti mempercayainya.
Dalam pertempuran, orang jujur dan tulus serta menunjukkan
ketulusan hati. Jujur menepati janjinya dan selalu bertanggung jawab
pada omongannya.
(b) Amanah (Dapat dipercaya)
Kepercayaan bisa didefinisikan pada kualitas yang dapat
diandalkan. Saat ini, kualitas ini merupakan sifat langka di dunia
korporat. Nabi Muhammad melihat bahwa tumbuh dalam
masyarakat jahiliyah, namun sifat keimanan menjadi kekuatan Nabi,
oleh karena itu diberi gelar al-Amin. Iman adalah inti dari
keyakinan, baik jasmani maupun rohani. Kepercayaan dan
akuntabilitas juga merupakan kunci kesuksesan bisnis. Kredibilitas
harus menghancurkan kredibilitas dan tanggung jawab dalam
kehidupan ekonomi dan bisnis. Kepercayaan adalah hal penting pada
bisnis, omongan dan percaya sangat erat kaitannya. Iman adalah
dasar setiap manusia. Tanpa keyakinan yang tertanam, hidup akan
rusak. Kepercayaan dapat membangun hubungan individul ataul
9

kelompok yang positif. Kepercayaan dapat dirangkum dalam tiga


dimensi. Yang pertama tentang hubungan dengan Tuhan, yang
kedua tentang ikatan antara insan, yang ketiga tentang diri masing-
masing. Iman juga dapat diartikan sebagai amanah yang diberikan
kepada seseorang yang harus dilaksanakan kepada penerima
manfaat.
(c) Tabligh (Argumentatif/Komunikatif)
Tabligh adalah kekuatan untuk mengajarkan keterampilan
hubungan yang efektif. Pada bisnis mereka wajib berlatih
mentransmisikan ide, setiap muslim diakui perannya sebagai duta.
Keterampilan komunikasi, kepemimpinan, pengetahuan, dan
kemajuan awalnya berkontribusi terhadap nilai Tabligh. Siapapun
yang menjalankan perdagangan atau bisnisnya sesuai dengan Islam
bisa memperoleh keuntungan dari produk bisnis yang dilakukan
dengan benar dan jujur serta terkesan jujur. Presentasi disajikan
dengan benar dan dengan cara yang mudah dipahami. Seorang
pebisnis tidak bisa menyembunyikan ilmunya, namun seorang
pebisnis muslim harus selalu berbagi dan menyebarkan ilmunya.
Jangan takut berbagi informasi karena tidak ada properti yang
dipertukarkan.
(d) Fathonah (Cerdas dan Bijaksana)
Seorang wirausahawan, Fathonah cerdas, pengertian, hormat
dan sangat tahu tentang tugas dan tanggung jawabnya. Tuhan ingin
manusia bijaksana dalam hidupnya. Allah memberikan alam kepada
setiap insan dan jika setiap insan cerdas maka dia akan
menggunakan alam sebagai mencapai kelimpahannya. Smart trading
artinya berbisnis dengan mempertimbangkan situasi lingkungan,
waktu yang tepat, tempat yang tepat dan jenis kegiatannya.
Kecerdasan manusia tercermin dalam pemahamannya. Orang cerdas
dapat melihat, mendengar, membaca dan belajar dengan cara formal
dan informal.
(e) Ramah Tamah / Sopan Santuln.
Fleksibilitas adalah perilaku alami, perilaku individu yang saling
menghargai dan bersahabat dalam berhubungan satu sama lain. Rasa
hormat dalam perilaku, dalam bahasa dan penghinaan terhadap
orang lain, kebanyakan kesopanan, adalah aturan yang muncul dari
hubungan organisasi sosial. Ucapan serta tindakan melihatkan sifat
10

semua orang. Serta dalam bisnis, kompensasi untuk konsumen,


kolega, dan semuanya agar bisnis tetap berkah dan lancar.
Rasulullah SAW menyampaikan pesan kepada para pebisnis dari
Rasulullah SAW dalam berbisnis harus selalu jujur, baik hati, rendah
hati, selalu tersenyum dan siap mengalah serta bertanggung jawab.
Allah berbelas kasih kepada mereka yang dermawan saat mereka
berbisnis.
(f) Tidak melakukan Sumpah Palsu
Sumpah merupakan omongan khidmat yang dibuat dengan
mengucapkan janji atau frase mengucap Allah dan mempergunakan
kata Qosam (Idul Fitri), contohnya: Wallahi, Demi Allah, orang
yang mengubah nazarnya kepada Allah serta Sumpah dusta sebagai
keinsafan diri, jual beli, usaha dll tidak bisa mendapat tempat di
akhirat. Adil dalam pandangan mereka adalah Mukallaf (Berakal dan
Baligh), penentuan nasib sendiri, tindakan yang disengaja. Islam
melarang untuk belrsulmpah palsul dalam urusan bisnis atau dalam
jual beli. Barang ludes karena sumpah palsu, tapi hasilnya tidak
berkah. Dalam bisnis, sering dikenali dan ditindak lanjuti karena
dapat membujuk pembeli dan peningkatan pemasaran. Namun
hasilnya tiak berkah.
(g) Tidak melakukan kecurangan.
Selain etika, nilai-nilai hukum Islam juga dinilai dalam transaksi
jual beli. Ukuran atau takaran adalah alat yang umum, juga ada
barang yang dihitung satuan tetapi pada faktanya masih ada seorang
yang berlaku zalim dengan cara curang pada takaran serta takaran.
Ada orang yang mengubah skala orang lain dan bahkan secara sadar
meminta lebih banyak, atau bersedia memberi kompensasi dengan
melebih-lebihkan skala dan tidak memberi orang lain apa yang
seharusnya mereka berikan. Allah memerintahkan kita untuk
menyembah dan menaati-Nya. Dengan ini kami mematuhi dan tidak
menipu menurut takaran dan takaran, dan kami tidak melanggar hak
orang lain (Astuti, 2019).
11

Skema Kerangka Berpikir

KONSEP PRODUKSI UMKM KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DALAM


MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA
KERTARAHARJA DITINJAU DARI PRINSIP PRODUKSI EKONOMI
SYARIAH

Konsep Pendapatan Prinsip Produksi


Konsep UMKM
Ekonomi Ekonomi Syariah

a. Definisi dan a. Definisi a. Definisi


Karakteristik Pendapatan Produksi
UMKM b. Distribusi b. Prinsip Dasar
b. Peran UMKM Pendapatan Produksi
dalam (Rozalinda, UMKM
Perekonomian 2017) (Rozalinda,
(Tambunan, 2017)
2017)
12

BAB II

KONSEP PRODUKSI UMKM KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DALAM


MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT
DITINJAU DARI PRINSIP PRODUKSI EKONOMI SYARIAH

A. Konsep Produksi Umkm


a. Pengertian Produksi
Semua ahli ekonomi beranggapan bahwa produksi sebagai alat untuk
meraih kekayaan dengan penggunaan SDM oleh tenaga kerjanya yaitu
manusia atau penciptaan barang yang dibutuhkan dalam kehidupan
manusia, secara lansung atau tidak lansung. John M. echols dan M sadily,
berkata bahwa produksi secara istilah yaitu penghasilan (Faizah, 2018).
Menurut al Sadr produksi adalah upaya mengeksplor sumber daya
alam agar mempunyai guna bagi kehidupan manusia. M.M, Metwally
menyatakan dugaan produksi harus dikerjakan untuk sesuatu yang halal
dengan proses produksi dan setelah produksi yang tidak menimbulkan
masalah/kerusakan. Setiap makluk dipercayakan untuk mengelola ala
mini, dan Muhammad Abdul Mannan beranggapan peninjauan aktivitas
produksi tidak cuma-cuma berdasarkan pada permintaan pasar (Faizah,
2018).
Ekonomi Islam melihat bahwa produksi adalah segala bentuk aktivitas
yang dikerjakan manusia demi memberi kegunaan dan menambahkan
manfaat suatu barang dengan mengeksplor sumber-sumber ekonomi
tersedia swt memberi guna untuk pemenuhan kebutuhan (Faizah, 2018).
Menurut Al Ghazali Aktivitas Produksi menggambarkan tentang
kepentingan social dan menekankan perlunya kerja sama dan saling
berhubungan, berkomunikasi, serta memprorioritaskan mengenai jenis
aktivitas yang berlandasan etos Islam. Berdasarkan beberapa pengertian
diatas peneliti menyimpulkan produksi adalah aktivitas manusia yang
berhubungan dengan pengelolaan dan penghasilan barang/jasa yang
memberi manfaat bagi kebutuhan hidup manusia sesuai aturan syariah.
b. Faktor-faktor Produksi
Produksi mengolah dan menambah kegunaan pada suatu barang, yang
dapat membantu proses produksi tersebut ada 4 faktornya yaitu :
a) Tanah, Islam telah mengatakan bahwa sebagai factor produksi adalah
tanah namun tidak sama dalam artian di zaman modern. Pandangan
13

klasik mengenai tanah yaitu tanah menjadi faktor penting dalam


produksi karena telah meliputi segala sumber daya alam yang
dibutuhkan pada produksi. Ekonomi Islam menetapkan tanah sebagai
faktor penting dalam produksi, pemilik tanah disarankan menggarap
tanahnya demi menambah pendapatannya, karena syarat pemilik tanah
adalah tugas sosial dari Allah atas milik-Nya. Contohnya seperti
Pertanian. Apabila pemilik tanah tidak bisa untuk melakukan
penyuburan akan tanah maka hendaklah diserahkan kepada orang lain
agar mengolahnya. Jangan sampai lahan produksi itu dibiarkan
sehingga menggangur. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda :
"Telah bercerita kepada kami Husain bin Ali Al Hulwani telah bercerita
kepada kami Abu Taubah telah bercerita kepada kami Mu'awiyah dari
Yahya bin Abi Katsair dari [Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu
Hurairah dia berkata; Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa memiliki sebidang tanah, hendaklah ia menanaminya,
atau memberikannya kepada saudaranya (supaya menanaminya),
Namun jika ia tidak mau, hendaklah ia menjaganya".
Berdasarkan pernyataan hadis diatas penulis menyimpulkan
kegunaan dari faktor produksi berupa tanah, apabila manusia tidak
mempu menggarap tanah untuk menghasilkan keuntungan bagi
kebutuhan manusia, maka disarankan untuk meggarapnya ditanami
tumbuhan agar dapat menghasilkan sesuatu yang berguna. maka
disarankan untuk memberi izin untuk menggarap lahannya kepada
orang lain bukan disewakan/dikontrakkan seperti saat ini (Abdurohman,
2010).
b) Tenaga kerja (SDM), Tenaga kerja merupakan factor penting setelah
tanah, karena dengan tenaga kerjanya manusia segala proses yang ada
memperoleh hasil dari pertanian serta menambah produksi barang dan
jasa yang bisa menjadi sumber kekayaan masyarakat. para ahli ekonom
secara umum beranggapan bahwa tenaga kerja itu sebagai pangkal
produktivitas dari setiap faktor produksi lainnya. Sumber daya alam
maupun tanah tidak bisa menghasilkan apa-apa tanpa adanya tenaga
kerja. Apabila pekerjaan adalah poin penting berproduksi, maka yang
harus dilihat dari seorang muslim sejati adalah wajib berproduksi pada
batas yang halal. Seorang mukmin sejati berkomitmen untuk tidak
melampaui batas yang dilarang oleh agama dan menjauhi segala yang
diharamkan. perilaku penting saat produksi yaitu memelihara sumber
14

daya alam. Karena manusia harus mensyukuri dan menjaga


kelestariannya agar terhindar dari pencemaran, kelalaian dalam
memelihara sehingga terbengkalai (Faizah, 2018).
c) Modal, Modal tak kalah pentingnya dari factor produksi sebelumnya
tanpa modal, produsen tidak akan bisa memproduksi suatu barang atau
jasa. Dalam Islam modal harus bebas dari riba. Dalam beberapa cara
mendapatkan modal, Islam mengatur sistem yang lebih baik, dengan
cara mudharabah atau musyarakah merupakan kerjasama dalam Islam.
Hal ini untuk menjaga hak produsen dan juga hak pemilik modal, agar
tercapai suatu kebaikan dalam suatu aktivitas produksi (Faizah, 2018).
d) Organisasi, Organisasi adalah wadah untuk merencanakan apa yang
ingin dihasilkan dan membahas mengenai biaya, kualitas, keuntungan
dll. kemudian rencana/planning tersebut dibahas dan mencari solusi
dalam keperluan faktor-faktor produksi sebelumnya. Islam tidak
mengkhususkan bagaimana organisasi tersebut dalam kerangka Islam.
Keynes mengungkapkan ada 3 faktor produksi selalu berkaitan yaitu
alam/Tanah, biaya/modal, dan manusia/pekerja. Menurutnya tenaga kerja
adalah pelayanan jasa yang berdiri sendiri untuk beroperasi di bidang
teknik. pentingannya keberadaan tenaga kerja sebagai tiang yang
diperlukan dalam aktivitas ekonomi (Faizah, 2018).
c) .Tujuan Produksi
Beberapa tujuan kegiatan produksi ini, antara lain :
(a) Penyediaan fasilitas kebutuhan manusia pada tingkat moderat
(b) Memilih apa yang menjadi kebutuhan konsumen
(c) Penyediaan terhadap kesempatan atau cadangan
(d) Penyediaan bagi generasi mendatang
Tujuan produksi adalah ibadah kepada Allah swt sudah termasuk dalam
pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial, timbulnya dua implikasi pada
takaran moderatakan, Pertama produsen hanya memproduksi barang dan
jasa yang menjadi kebutuhan bukan keinginan pembeli, Barang dan jasa
yang dihasilkan harus memiliki manfaat yang dirasakan seseorang yang
tidak diimbangi oleh hilangnya manfaat bagi oranglain. Tidak sekedar
memberi kepuasan bagi manusia karena dalam Islam mengutamakan
kepentingan bersama. Karenanya prinsip costumer satisfaction yang banyak
dijadikan pegangan produsen kapitalis tidak bisa diberlakukan begitu saja.
Kedua kuantitas produksi tidak akan berlebihan, tetapi hanya sebatas
kebutuhan wajar. Produksi barang dan jasa berlebihan seringkali
15

menimbulkan kemubadziran, tetapi juga menyebabkan menipisnya sumber


daya ekonomi ini secara cepat. Semakin menipisnya stok bahan baku dari
alam dan menjadikan bumirusak apabila bumi dan sumber daya alamnya
bermasalah maka akan berdampak dalam pembangunan ekonomi modern
saat ini (Faizah, 2018).
d) Biaya Produksi
Biaya yaitu pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk
menghasilkan suatu produksi biaya produksi terbagi dua yaitu:
(a) Biaya eksplisit ialah biaya yang jelas dikeluarkan untuk membiayai
faktor-faktor produksi, Pengelurannya dalam bentuk uang untuk membeli
faktor-faktor produksi atau peralatan produksi yang butuhkan. Contoh: gaji
tenaga kerja, biaya gedung, biaya mesin dll.
(b) Biaya Implisit ialah biaya tersembunyi, biaya yang digunakan namun
tidak tercatat dilaporan keuangan perusahaan karena asset yang digunakan
milik perushaan sendiri, Contoh penggunaan gedung milik perusahaan
sendiri (Faizah, 2018).
e) Maslahah
Ilmu ushul fiqh maslahah diartikan sebagai memberi manfaat dan
menjauhi kerusakan. Sedangkan Munrokhim menjelaskan bahwa
kesimpulan maslahah dari Ekonomi Islam adalah penjagaan tujuan
maqashid syariah Islam itu sendiri, yaitu meraih kemenangan dunia dan
akhirat (falah) menjalani proses kehidupan yang aman dan terkendali, dan
tujuan syariat Islam tersebut adalah untuk mencapai kemaslahatan bersama.
Berdasarkan pernyataan di atas bahwa dalam setiap produksi yang
diciptakan produsen atau pengusaha harus berjalan dengan komitmen dari
tujuan persyariatan Islam yaitu demi kemaslahatan bersama.Berdasarkan
pernyataan diatas, Maslahah yaitu mengambil Kegunaan dari barang dan
jasa yang didapatkan dari aktivitas produksi, yang dimana kegunaan
tersebut dapat menjadikan masyarakat sejahtera dan jauh dari segala sesuatu
yang dapat menjadi rusak (Rohman, 2010).
Dalam konsep maslahah Siddiqi telah dikutip oleh Munrokhim bahwa
ada empat maslahah spesifik dalam kegiatan produksi dalam Islam yaitu :
(a) Pemuasan kebutuhan manusia pada tingkat sedang/cukup.
(b) Melihat apa saja kebutuhan masyarakat dan bagaimana cara
perolehannya
(c) Menyediakan barang dan jasa dimasa yang akan datang dan
(d) Memenuhi fasilitas bagi kegiatan social dan ibadah kepada Allah swt
16

B. Konsep Pendapatan Ekonomi Masyarakat


a. Pengertian Pendapatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja
(usaha dan sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen
adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain
dalam bentuk upah, gaji, sewa, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan
seseorang juga dapat didefenisikan sebagai banyaknya penerimaan yang
dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu
bangsa dalam periode tertentu. Reksoprayitno mendefenisikan: “pendapatan
(revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada
periode tertentu” (Nurul Huda dkk, 2008).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai
jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka
waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah
disumbangkan (Nurul Huda dkk, 2018).
Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari
hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu
bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan tambahan yang
merupakan penerimaan lain dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan pokok.
Pendapatan sampingan yang diperoleh secara langsung dapat digunakan
untuk menunjang atau menambah pendapatan pokok (Nurul Huda dkk, 2018).
Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya
barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan
bertambahnya pendapatan, maka barang dikonsumsi bukan saja bertambah,
tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum
adanya penambahan pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas
yang kurang baik, akan tetapi setelah adanya penambahan pendapatan maka
konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik.
b. Pendapatan yang Baik
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu
daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa
kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari
konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk
berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan
17

sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula


hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif tinggi maka tingkat
kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula (Fauzia, 2014).
Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan
keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Selain itu
pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baiknya
pengalaman berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam
meningkatkan pendapatan. Karena seseorang atau kelompok memiliki
kelebihan atau keterampilan dalam meningkatkan aktifitas sehingga
pendapatan terus meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat
dapat dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok
masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan
dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapakan sehingga upaya
peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal (Fauzia,
2014).
c. Faktor-faktor Pendapatan
Ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional
diantaranya sebagai berikut:
a) Kualitas sumber daya manusia
Tenaga kerja yang unggul dan juga memiliki kompetensi sesuai bidang
pekerjaannya bisa menerima upah yang lebih besar dibandingkan dengan
tenaga kerja yang memiliki kemampuan rendah, hingga bisa memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan nasional. Kualitas tenaga
kerja yang tinggi itu bisa diperoleh melalui proses formal maupun juga
pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin memungkin
kan pula untuk memperoleh jabatan pekerjaan yang lebih tinggi dan
menghasilkan gaji yang besar atau semakin terlatih seseorang tenaga kerja
maka akan semakin besar pula upah yang diterima.
b) Keadaan sumber daya alam
Keadaan dalam suatu negara akan mempengaruhi pendapatan nasional
negara tersebut. Keadaan alam meliputi keadaan geografis, sumber daya alam
yang tersedia dan iklim suatu negara. Semakin banyak sumber daya alam di
suatu negara dan digunakan untuk berproduksi maka akan semakin
menghasilkan keuntungan yang banyak. Begitu juga dengan kondisi geografis
dan iklim yang stabil (jarang terjadi bencana) memberikan peluang yang lebih
besar untuk bisa menerik investor agar bisa menanamkan modalnya di negara
18

tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu
meningkatkan pendapatan nasional.

c) Ketersediaan modal
Modal memiliki andil yang sangat besar dalam meningkatkna pendapatan
naional. Suatu negara yang memiliki modal yang besar untuk mengolah
sumber daya dan melakukan produksi maka bisa dipastikan pendapatan
nasionalnya akan tinggi, sementara negara yang kekurangan modal sehingga
tidak bisa melakukan kegiatan produksi maka pendapatan nasionalnya akan
rendah.
d) Stabilisasi dan kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah harus lah jelas, adil dan tegas karena bila tidak
akan menghambat jalannya roda perekonomian. Kebijakan yang baik harus di
dukung juga oleh aparatur negara yang berkualitas agar pelaksanaan
kebijakan bisa dilakukan oleh semua pihak dengan penuh rasa tanggung
jawab.
e) Kesejahteraan masyarakat
Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang tinggi, tingkat
menabung dan investasi yang tinggi pula hingga bisa menggulirkan roda
perekonomian dan juga meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.
Masalah pendapatan tidak hanya dilihat dari jumlahnya saja, tetapi
bagaimana distribusi pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi arah gejala distribusi pendapatan dan
pengeluaran di Indonesia:
(a) Perolehan faktor produksi, dalam hal ini faktor yang terpenting adalah
tanah.
(b) Perolehan pekerjaan, yaitu perolehan pekerjaan bagi mereka yang tidak
mempunyai tanah yang cukup untuk mmeperoleh kesempatan kerja penuh.
(c) Laju produksi pedesaan, dalam hal ini yang terpenting adalah produksi
pertanian dan arah gejala harga yang diberikan kepada produk tersebut.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Toweulu bahwa “ untuk memperbesar
pendapatan, seeorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari
sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga
pendapatannya bertambah” (Fauzia,2014).

C. Prinsip Produksi Ekonomi Syariah


19

Berdasarkan Ekonomi Islam singkatnya, prinsip produksi merupakan


pedoman dilakukan dengan menaati prinsip produksi ketika akan berproduksi.
Prinsipnya yaitu diantaranya adalah :
a. Memproduksi dalam lingkaran yang halal
Prinsip produksi yang harus diterapkan orang muslim, baik perorangan
atau kelompok berprinsip pada yang dibolehkan Allah swt serta tidak
melampaui apa yang menjadi batasan dalam Islam . Pada umumnya, produsen
dalam ekonomi konvensional tidak memerhatikan batas halal dan haram.
Mereka yang hanya memprioritas usaha untuk mencukupi kemauan seseorang
dengan mencari laba, harta, dan uang. Dia tidak melihat apa dampak yang
dirasakan dalam produksi yang tidak baik atau buruk bahkan tidak etis.
Perilaku orang muslim tentunya jauh berbeda dengan sistem ekonomi
konvensional.
Menjauhi segala yang diharamkan. Seorang muslim tidak boleh
menghasilkan sesuatu yang dapat membahayakan dan memberi kerusakan
pada kehidupan manusia. Umat Islam melarang memproduksi barang haram,
haram saat digunakan maupun haram dikoleksi. Contohnya menciptakan
hiasan (patung) dari emas atau perak, membuat perhiasan emas untuk dipakai
oleh pria Islam juga melarang menciptakan sesuatu yang merusak perilaku
dan etika manusia. Contohnya barang yang berkaitam dengan porno dan
psikopat dalam bentuk musik, film, dan opera.
b. Keadilan terhadap produksi
Berdasarkan keadilan dan persamaan prinsip produksi dalam ekonomi
Islam, yaitu berdasarkan keahlian di bidang manapun tanpa mendzolimi pihak
lain atau merugikan masyarakat luas. Al Quran menganjurkan kerjasama atau
gotong royong, agar senantiasa memberi menguntungkan dengan bersikap
jujur, setara, dan melarang langkah yang hanya menguntungkan kepentingan
seseorang saja, yang menjadi ketimpangan dan mudharat di pihak lain atau
pencapaian yang didapatkan ternyata merugikan kepentingan umum. Setiap
manusia diberi amanah dalam berhubungan untuk berperilaku jujur serta
teratur dan menjaga diri dari yang tidak baik.
c. Aktivitas produksi wajib meninjau segi sosial dalam masyarakat
Aktivitas produksi harus mempertahankan nilai-nilai keseimbangan dan
kekeluargaan yang harmonis di lingkungan sosial maupun lingkungan hidup
di masyarakat. Selain itu, masyarakat berhak mencicipi hasil produksi dengan
cukup. Maka dari itu produksi bukan cuma berkaitan untuk kepentingan para
produsen tapi kepentingan masyarakat luas/stake holders. Pemerataan
20

penyaluran akan produksi yang dihasilkan untuk seluruh masyarakat dan


dilakukan dengan efisien merupakan tujuan utama kegiatan ekonomi
(Rozalinda, 2017).

Adapun Prinsip-prinsip dasar usaha pada Umkm adalah sebagai berikut :

a) Shiddiq (Benar dan Jujur).


Siddiq artinya berkata jujur atau berani. Pedagang harus berani, sama
seperti nabi Muhammad. Dalam semua aktivitas kita, kita harus berperilaku
adil dan jujur, jujur dengan konsumen dan pesaing, sehingga bisnis
dijalankan sesuai dengan prinsip kebenaran dan kejujuran. Nabi memberi
contoh kesuksesan besar bagi umatnya, dan Nabi melarang cacat dalam jual
beli bisnis. Kejujuran adalah salah satu sifat karakter yang paling mulia.
Pencipta dan makhluk hidup mencintai orang Jujur. Berani dalam bahasa,
bulat dan sikap. Dalam menjalankan rutinitas sehari-hari, jujur harus
mengutamakan karena kebaikan dan kejujuran dapat mencegah sikap
menyalahkan diri sendiri. Kebohongan menghancurkan berkah. Seorang
pengusaha yang berkata benar kepada dirinya sendiri, berprinsip agar bukan
melakukan hal yang diacuhkan orang lain, karena ia mengerti bahwa
kesuksesan adalah nilai yang sangat tinggi. Jujur dari apa yang orang lain
dengar langsung mengkritik perkataan seseorang, ketika pertanyaannya
sangat salah, orang lain mengutuk dirinya sendiri sebagai pembohong dan
berhenti mempercayainya. Dalam pertempuran, orang jujur dan tulus serta
menunjukkan ketulusan hati. Jujur menepati janjinya dan selalu bertanggung
jawab pada omongannya.
b) Amanah (Dapat dipercaya)
Kepercayaan bisa didefinisikan pada kualitas yang dapat diandalkan.
Saat ini, kualitas ini merupakan sifat langka di dunia korporat. Nabi
Muhammad melihat bahwa tumbuh dalam masyarakat jahiliyah, namun sifat
keimanan menjadi kekuatan Nabi, oleh karena itu diberi gelar al-Amin.
Iman adalah inti dari keyakinan, baik jasmani maupun rohani. Kepercayaan
dan akuntabilitas juga merupakan kunci kesuksesan bisnis. Kredibilitas
harus menghancurkan kredibilitas dan tanggung jawab dalam kehidupan
ekonomi dan bisnis. Kepercayaan adalah hal penting pada bisnis, omongan
dan percaya sangat erat kaitannya. Iman adalah dasar setiap manusia. Tanpa
keyakinan yang tertanam, hidup akan rusak. Kepercayaan dapat membangun
hubungan individul ataul kelompok yang positif. Kepercayaan dapat
21

dirangkum dalam tiga dimensi. Yang pertama tentang hubungan dengan


Tuhan, yang kedua tentang ikatan antara insan, yang ketiga tentang diri
masing-masing. Iman juga dapat diartikan sebagai amanah yang diberikan
kepada seseorang yang harus dilaksanakan kepada penerima manfaat.

c) Tabligh (Argumentatif/Komunikatif)
Tabligh adalah kekuatan untuk mengajarkan keterampilan hubungan yang
efektif. Pada bisnis mereka wajib berlatih mentransmisikan ide, setiap
muslim diakui perannya sebagai duta. Keterampilan komunikasi,
kepemimpinan, pengetahuan, dan kemajuan awalnya berkontribusi terhadap
nilai Tabligh. Siapapun yang menjalankan perdagangan atau bisnisnya
sesuai dengan Islam bisa memperoleh keuntungan dari produk bisnis yang
dilakukan dengan benar dan jujur serta terkesan jujur. Presentasi disajikan
dengan benar dan dengan cara yang mudah dipahami. Seorang pebisnis
tidak bisa menyembunyikan ilmunya, namun seorang pebisnis muslim harus
selalu berbagi dan menyebarkan ilmunya. Jangan takut berbagi informasi
karena tidak ada properti yang dipertukarkan.
d) Fathonah (Cerdas dan Bijaksana)
Seorang wirausahawan, Fathonah cerdas, pengertian, hormat dan sangat
tahu tentang tugas dan tanggung jawabnya. Tuhan ingin manusia bijaksana
dalam hidupnya. Allah memberikan alam kepada setiap insan dan jika setiap
insan cerdas maka dia akan menggunakan alam sebagai mencapai
kelimpahannya. Smart trading artinya berbisnis dengan mempertimbangkan
situasi lingkungan, waktu yang tepat, tempat yang tepat dan jenis
kegiatannya. Kecerdasan manusia tercermin dalam pemahamannya. Orang
cerdas dapat melihat, mendengar, membaca dan belajar dengan cara formal
dan informal.
f) Ramah Tamah / Sopan Santun.
Fleksibilitas adalah perilaku alami, perilaku individu yang saling
menghargai dan bersahabat dalam berhubungan satu sama lain. Rasa hormat
dalam perilaku, dalam bahasa dan penghinaan terhadap orang lain,
kebanyakan kesopanan, adalah aturan yang muncul dari hubungan
organisasi sosial. Ucapan serta tindakan melihatkan sifat semua orang. Serta
dalam bisnis, kompensasi untuk konsumen, kolega, dan semuanya agar
bisnis tetap berkah dan lancar. Rasulullah SAW menyampaikan pesan
kepada para pebisnis dari Rasulullah SAW dalam berbisnis harus selalu
jujur, baik hati, rendah hati, selalu tersenyum dan siap mengalah serta
22

bertanggung jawab. Allah berbelas kasih kepada mereka yang dermawan


saat mereka berbisnis.
g) Tidak melakukan Sumpah Palsu
Sumpah merupakan omongan khidmat yang dibuat dengan
mengucapkan janji atau frase mengucap Allah dan mempergunakan kata
Qosam (Idul Fitri), contohnya: Wallahi, Demi Allah, orang yang mengubah
nazarnya kepada Allah serta Sumpah dusta sebagai keinsafan diri, jual beli,
usaha dll tidak bisa mendapat tempat di akhirat. Adil dalam pandangan
mereka adalah Mukallaf (Berakal dan Baligh), penentuan nasib sendiri,
tindakan yang disengaja. Islam melarang untuk belrsulmpah palsul dalam
urusan bisnis atau dalam jual beli. Barang ludes karena sumpah palsu, tapi
hasilnya tidak berkah. Dalam bisnis, sering dikenali dan ditindak lanjuti
karena dapat membujuk pembeli dan peningkatan pemasaran. Namun
hasilnya tiak berkah.
h) Tidak melakukan kecurangan.
Selain etika, nilai-nilai hukum Islam juga dinilai dalam transaksi jual
beli. Ukuran atau takaran adalah alat yang umum, juga ada barang yang
dihitung satuan tetapi pada faktanya masih ada seorang yang berlaku zalim
dengan cara curang pada takaran serta takaran. Ada orang yang mengubah
skala orang lain dan bahkan secara sadar meminta lebih banyak, atau
bersedia memberi kompensasi dengan melebih-lebihkan skala dan tidak
memberi orang lain apa yang seharusnya mereka berikan. Allah
memerintahkan kita untuk menyembah dan menaati-Nya. Dengan ini kami
mematuhi dan tidak menipu menurut takaran dan takaran, dan kami tidak
melanggar hak orang lain (Kadir, 2014).

C. Studi-Studi Terdahulu
Adapun beberapa hasil dari penelitian terdahulu yang relevan yaitu sebagai
berikut ;
a. Penelitian dari Hilda Khoirul Umroh yang berjudul Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kerajinan Anyaman Bambu Desa
Gintangan Kecamatan Blimbangsari Kabupsaten Banyuwangi.
b. Penelitian dari Heri yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Kerajinan Anyaman Bambu di Desa Sawakong Kecamatan Galesong
Selatan Kabupaten Takalar.
c. Jurnal penelitian dari Yeni Vera Fibriyanti, S.E., M.Akt dkk, yang
berjudul Pengembangan UMKM kerajinan Anyaman Bambu Untuk
23

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Sumberjo Kecamatan


Sarirejo Kabupaten Lamongan.

No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Pemberdayaan Usaha Penelitian Penelitian

Mikro, Kecil dan bertujuan untuk melakukan

Menengah Kerajinan mengetahui pemberdayaan

Anyaman Bambu tentang UMKM pada pemilik

Desa Gintangan Kerajinan umkm anyaman

Kecamatan Anyaman Bambu bambu

Blimbangsari

Kabupsaten

Banyuwangi

2 Pemberdayaan Penelitian Penelitian

Masyarakat Melalui bertujuan untuk melakukan

Kerajinan Anyaman mengetahui pemberdayaan

Bambu di Desa tentang UMKM pada pemilik

Sawakong Kerajinan umkm anyaman

Kecamatan Galesong Anyaman Bambu bambu

Selatan Kabupaten

Takalar
24

3 Pengembangan Penelitian Penelitian

UMKM kerajinan bertujuan untuk melakukan

Anyaman Bambu mengetahui proses pengembangan

Untuk Meningkatkan produksi dan dan pelatihan pada

Perekonomian perkembangan masyarakat yang

Masyarakat Desa UMKM Kerajinan memiliki umkm

Sumberjo Kecamatan Anyaman Bambu anyaman bambu

Sarirejo Kabupaten

Lamongan
25

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan) (Sugiyono,
2019).

B. Tempat dan Waktu Penelitiana


a) Profil
Lokasi penelitian “KONSEP PRODUKSI UMKM KERAJINAN
ANYAMAN BAMBU DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
EKONOMI MASYARAKAT DI DESA KERTARAHARJA DITINJAU
DARI PRINSIP PRODUKSI EKONOMI SYARIAH” bertempat di Desa
Kertaraharja Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur. Desa Kertaraharja
merupakan desa yang bertempat di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten
Cianjur. Data penduduk berdasarkan tahun 2021 tercatat sekitar 2.615 ribu.
Adapun mata pencaharian dari masyarakat yang ada di desa kertaraharja
adalah petani dan pengrajin anyaman bambu. Desa Kertaraharja
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur merupakan salah satu desa yang
memiliki ragam kreativitas yang dapat dikembangkan dan menjadi aset
dalam Kerajinan tangan anyaman bambu sudah menjadi sumber
penghasilan pokok bagi sebagian masyarakat Kertaraharja. Anyaman
bambu ini dikerjakan masyarakat rata- rata oleh kaum laki-laki, itupun
dikerjakan oleh para orang tua yang sudah lansia. (Heri, 2015)
b) Kondisi
Kondisi tempat pembuatan UMKM anyaman bambu di Desa
Kertaraharja cukup luas akan tetapi banyak kendala yang menghalangi
pembuat anyaman untuk memasarkan produknya. Contohnya seperti
fasilitas jalan yang menyulitkan pembuat anyaman bambu untuk
mengantar pada konsumen. Kemudian dari pembiayaan yang kurang
sehingga membatasi kreativitas para pembuat anyaman bambu tersebut.
26

c) Potensi
Potensi UMKM anyaman bambu di Desa Kertaraharja sangat besar.
Anyaman bambu adalah salah satu produk kerajinan tangan yang memiliki
nilai ekonomi tinggi dan tahan lama. Bambu sebagai bahan baku utama
memiliki kelebihan dalam kekuatan, kelenturan, dan keindahan alaminya.
Berikut adalah beberapa potensi UMKM anyaman bambu di Desa
Kertaraharja:
a. Kesenian dan Kerajinan: Anyaman bambu dapat digunakan untuk
membuat berbagai produk kerajinan seperti bilik untuk menjemur padi
(giribig), bilik untuk dinding rumah, tempat kukus nasi (aseupan), kipas
bambu (hihid) dan lainnya.
b. Produk Rumah Tangga: Anyaman bambu juga digunakan untuk membuat
produk rumah tangga seperti tempat sampah, dan lain-lain. Produk-produk
ini sangat praktis dan ramah lingkungan.

C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder:
a. Data Primer, data ini adalah data yang diperoleh penulis melalui hasil
wawancara bersama narasumber sehubungan dengan “umkm kerajinan
anyaman bambu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di desa
kertaraharja (analisis ekonomi syariah)”
b. Data Sekunder, adalah data yang dikumpulkan peneliti yang sumbernya
dari data-data yang sudah diolah sebelumnya menjadi seperangkat informasi
tertulis lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.(Umroh, 2019)
Sumber data primer dari penelitian ini adalah pemilik umkm anyaman bambu
dan pembeli. Yakni pelaku yang berkaitan dengan judul yang akan diteliti.
Sedangkan sumber data sekunder dari penelitian ini adalah data yang sudah
diolah sebelumnya menjadi seperangkat informasi yang berkaitan dengan objek
penelitian.

D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif atau qualitative research.Fokus penelitian yang dimaksud adalah
pembatasan bidang kajian dan memperjelas relevansinya dengan data yang
akan dikumpulkan. Fokus penelitian merupakan suatu penentuan konsentrasi
sebagai pedoman arah suatu penelitian dalam upaya mengumpulkan intisari
27

dari penelitian yang akan dilakukan. Pembatasan bidang kajian permasalahan


agar dapat mempermudah dan mengarahkan penelitian ke saran yang tepat.
Berdasarkan judul yang diangkat oleh peneliti , maka fokus penelitian ini
adalah untuk mengetahui konsep produksi umkm kerajinan anyaman bambu
dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di desa kertaraharja
ditinjau dari prinsip produksi ekonomi syariah.

E.Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2019).
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini, meliputi:
a. Observasi
Tempat dan waktu penelitian merupakan instrumen penting
dalampenelitian. Pemilihan dan penentuan waktu dan tempat penelitian akan
menunjang hasil penelitian. Perbedaan pada tempat dan waktu penelitian
akan berpengaruh pada hasil penelitian yang didapatkan walaupun dalam
penelitian tersebut berada pada fokus yang sama (Umroh, 2019). Adapun
tempat yang peneliti ambil untuk penelitian ini adalah di Desa Kertaraharja,
Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Tepatnya selaku tempat pemilik
UMKM Kerajinan Anyaman Bambu. Untuk waktu penelitiannya, peneliti
menyesuaikan dengan narasumber yang berkaitan dengan judul yang akan
diteliti baik itu pemilik UMKM maupun masyarakat yang ada disekitar.
Nasution (1998) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Bungin
(2007) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu :
a) Observasi Partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan
dimana penelit terlibat dalam keseharian informan.
b) Observasi tidak terstruktur, ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan
pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi dilapangan.
28

c) Observasi kelompok, ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok


tim peneliti terhadap sebuah isu yang berkaitan dengan judul yang akan atau
sedang diteliti menjadi sebuah objek penelitian (Sujarweni, 2023).
Menurut Patton dalam Nasution (1998), menyatakan bahwa observasi
memiiliki manfaat seperti ;
(a) Dengan adanya observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan
diperoleh pandangan yang holistik/menyeluruh.
(b) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,
sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif,
jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya
(Sugiyono, 2019).
Jadi observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata
tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi ini
digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang
“konsep produksi umkm kerajinan anyaman bambu dalam meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat di desa kertaraharja ditinjau dari prinsip
produksi ekonomi syariah”.
b) Wawancara
Esterberg (2002) dalam Sugiyono mengemukakan beberapa macam
wawancara yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Wawancara
semi terstruktur adalah wawancara untuk menemukan permasalahan secara
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-
idenya. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2019).
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si
penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Terdapat lima kriteria yang digunakan untuk menentukan
informan penelitian yaitu sebagai berikut.
29

a) Subjek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau
medan aktivitas yang menjadi informasi, melainkan juga menghayati secara
sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama
dengan lingkungan yang bersangkutan.
b) Subjek yang masih terlibat secara penuh/aktif pada lingkungan yang
menjadi perhatian peneliti.
c) Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk
diwawancarai.
d) Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dipersiapkan terlebih dahulu.
e) Subjek yang sebelumnya tergolong masih “asing” dengan penelitian, atau
orang yang baru dikenal oleh peneliti.Informan penelitian ini dipilih dengan
teknik purposive. Menurut Sugiyono (2019) purposive adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan bahwa informan tersebut
benar-benar mengetahui kondisi yang sebenarnya di lapangan terkait
masalah penelitian. Informan-informan tersebut diharapkan dapat berperan
aktif dalam penelitian secara informal demi mendukung keberhasilan suatu
penenlitian.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, peneliti menggunakan sejumlah
informan yang dinilai memenuhi kriteria sebagai informan tentang Konsep
Produksi Umkm Kerajinan Anyaman Bambu dalam Meningkatkan Pendapatan
Ekonomi Masyarakat di Desa Kertaraharja Ditinjau dari Prinsip Produksi
Ekonomi Syariah yaitu sebagai berikut.
(a) Pelaku umkm kerajinan anyaman bambu di Desa Kertaraharja
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur yang memiliki umkm anyaman
bambu.
(b) Masyarakat selaku konsumen anyaman bambu.Berdasarkan penjelasan
terkait jenis-jenis wawancara tersebut, peneliti menggunakan jenis
wawancara terstruktur dalam penelitian ini. Alat bantu yang digunakan
untuk menunjang proses pelaksanaan wawancara dan hasil data yang
diperoleh dari wawancara adalah buku catatan, alat perekam, dan kamera
untuk mendokumentasikan proses dan hasil wawancara. Peneliti
melakukan interview atau tanya jawab kepada para pengrajin kreativitas
anyaman, masyarakat, dan tokoh-tokoh agama (Umroh, 2019).
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan perristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya yang monumental dari
30

seseorang. Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-


catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.
Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan
konkret tentang “konsep produksi umkm kerajinan anyaman bambu dalam
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di desa kertaraharja ditinjau
dari prinsip produksi ekonomi syariah)”
d. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulassi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2019).
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Teknik yang digunakan dapat berupa wawancara, observasi maupun
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi
sumber berarti peneliti mengunakan teknik yang sama pada sumber data
yang berbeda-beda. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik
triangulasi teknik, yaitu menggabungkan data atau informasi dari informan
yang sama (Sugiyono, 2019).

F. Uji Keabsahan Data


Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan
untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang
mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan
dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007:320).
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang
dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji
data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji,
credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono,
2007:270).
Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan
sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji
keabsahan data yang dapat dilaksanakan.
a. Credibility
Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan
tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.
31

a). Perpanjangan Pengamatan


Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data
yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan
pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan
semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul
kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan
lengkap.
Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang
diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada
perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang
telah diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti
kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri
b). Meningkatkan kecermatan dalam penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan maka
kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam
dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu
cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah
dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum.Untuk
meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca
berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-
dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah
diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat
dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan
smakin berkualitas.
c). Triangulasi
Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian
kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
d). Analisis Kasus Negatif : Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti
mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang
telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
32

dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan


(Sugiyono, 2007:275).

b. Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil
(Sugiyono, 2007:276).
Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih
dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer
sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat
digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda
validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.
c. Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain
beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.
Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila
penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang
sama akan memperoleh hasil yang sama pula.
Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang
independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan
aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan
masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis
data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil
pengamatan.
d. Confirmability
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability
penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability
berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah
dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda
antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi
33

sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah


disajikan dapat dipertanggungjawabkan (Sugiyono, 2019).

G. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat di informasikan
kepada orang lain. (Umroh, 2019) Data dalam penelitian ini dianalisis menurut
pendekatan deskriktif kualitatif, yaitu menganalisis data dengan
menggambarkan data. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data, dikumpulkan harus berkaitan dengan obyek yang diteliti.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan data tersebut, selanjutnya dapat
disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data
yang telah terkumpul.
Analisis data menurut Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh.Adapun aktivitas dalam analisis data terbagi menjadi 3 yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Data Collection/Pengumpulan Data
Kegiatan utama pada setiap penelitian adalah mengumpulkan data.
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi, wawancara
mendalam dan dokumentasi atau gabungan ketiganya (triangulasi). Pada
tahap awal peneliti melakukan penjelajahan secara umum terhadap situasi
sosial atau obyek yang diteliti, semua yang dilihat dan didengar direkam
semua.
b. Data Reduction/Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena semakin lama peneliti ke
lapangan maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu pentingnya melakukan analisis data melalui reduksi data.
34

Mereduksi data berarti merangkum, memilih dan memilah hal-hal yang


pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya apabila diperrlukan. Reduksi data dapat dibantu
dengan peralatan elektronik seperti handphone, tablet, dan komputer mini
dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Reduksi data merupakan
proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan, kedalaman
wawasan yang tinggi. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu
oleh teori dan tujuan yang akan dicapai.
c. Data Display/Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data ini dapat dilakukan dengan
bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui
penyajiann tersebut, maka penyajian data dapat terorganisasi, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dengan
mendisplaykan data maka akan memudahkan memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami terkait
judul yang sedang diteliti.
d. Conclusion Drawing/Verification
Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Kesimpulan yang ada pada penelitian kualitatif merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang
atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2019).

Anda mungkin juga menyukai