Anda di halaman 1dari 36

IMPLEMENTASI DAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI SYARIAH

OLEH KOPERASI BMT Al - HIJRAH POLEWALI MANDAR KEPADA


MASYARAKAT DITENGAH PANDEMI COVID-19

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas MID semester Koperasi
Syariah dan UMKM

Oleh:
ANNISYA WAHDANIA ALI (90500119009)
KELAS A

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita haturkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan nikmat
dan karunia-Nya, sehingga Proposal Penelitian yang berjudul “IMPLEMENTASI DAN
PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI SYARIAH OLEH KOPERASI BMT Al - HIJRAH
POLEWALI MANDAR KEPADA MASYARAKAT DITENGAH PANDEMI COVID – 19 ”
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas MID semester Koperasi Syariah dan UMKM
dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu yang telah membimbing
dalam proses penyelesaian proposal penelitian ini.
Mohon maaf apabila dalam penyusunan proposal penelitiam ini terdapat
kekurangan. Saya sangat berbesar hati kepada para pembaca untuk memberikan saran
dan kritiknya dalam penyempurnaan proposal penelitian ini.
Semoga dengan kehadiran proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca khususnya peneliti dan para pembaca.

Makassar, 15 April 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Koperasi syariah memiliki dua latar belakang pendirian dan kegiatan yang
hampir sama kuatnya, yakni sebagai lembaga keuangan mikro dan sebagai
lembaga keuangan syariah, melihat dari prinsip-prinsip yang ada dalam koperasi,
maka tidak ada hal yang bertentangan dengan syariat Islam. Lembaga ini telah
sesuai dengan nilai-nilai Islam, akan tetapi perlu adanya penyempurnaan dan
pemantauan dalam sistem koperasi yaitu harus terhindarnya dari Riba, Maysir,
Ghoror, ataupun Batil.
Koperasi syariah tidak memiliki perbedaan sistem yang mencolok dengan
koperasi konvensional. Oleh karena itu payung hukum yang digunakan oleh
koperasi syariah secara umum menggunakan payung hukum koperasi
konvensional yaitu Undang-Undang No.25Tahun 1992 tentang perkoperasian.
Belum adanya aturan hukum dibidang koperasi syariah yang mengikat dan
melindungi ketentuan yang berhubungan dengan usaha lembaga mikro keuangan
syariah, seperti halnya aturan hukum yang berlaku padakoperasi-koperasi
konvensional adalah salah satu faktor dominan penyebab timbulnya banyak
penyimpangan akad dalam koperasi syariah, termasuk dalam kaitannya dengan
penerapan prinsip-prinsip syariah. Hal ini yang dikhawatirkan dapat
menimbulkan permasalahan. Padahal lembaga keuangan syariah dengan
sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam
menanggung risiko usaha dan berbagi hasil sesuai dengan syariat Islam, umat
islam hendaknya menyadari bahwa islam memiliki khasanah figh
mu'amalah yang sangat kaya dan luas, di antaranya adalah prinsip akad
murabahah, prinsip tersebut dapat diaplikasikan dalam suatu bentuk lembaga
keuangan islam seperti koperasi syariah.1
1
Ilmi Makhalul, 2002 Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Hal. 1-3
Melihat dampak ekonomi akibat mewabahnya Covid-19 ini, maka
diharapkan pemerintah senantiasa perlu mengambil langkah yang paling efektif
untuk menjaga agar perekonomian Indonesia bisa tetap stabil. Sehingga
ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pelaku ekonomi khususnya
lembaga ekonomi syari‟ah untuk mengambil peran dalam rangka membantu
pemerintah menstabilkan ekonomi Indonesia. Mengingat bahwa bisnis syari‟ah
saat ini sedang berkembang dengan cukup baik. Di sisi lain, eksistensi Koperasi
syariah sebelum masa pandemi menjadi alternatif lembaga keuangan untuk
masyarakat yang sangat penting dalam memajukan sektor riil. Kehadiran
Koperasi Syariah di Indonesia, selain diharapkan mampu meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi juga memiliki
peranan penting bagi pemberdayaan usaha kecil dan menengah diwilayah
kerjanya. Hal ini didasarkan pada salah satu visinya yaitu ingin
memberdayakan ekonomi masyarakat khususnya pengusaha kecil dan mikro
sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi
yang sesuai dengan nilai syari‟ah yang berkeadilan.2
Koperasi syariah merupakan lembaga keuangan mikro yang menghimpun
dana dari anggota dan menyalurkanya kepada anggota untuk mensejahterakan
taraf hidup para anggota koperasi maupun masyarakat sekitar. Atau yang
sering kita sebut adalah BMT (Baitul MalTamwil)yang tugas atau peranya
dalam masyarakat tidak jauh berbeda dari Bank Syariah lainnya yaitu
menggunakan berbagai macam-macam akad yang sudah ada atau sudah di
jalankan oleh Bank syariah maupun BMT itu sendiri.3
Di masa pandemi ini, terdapat berbagai tantangan yang dihadapi koperasi.
Pertama, menurunnya penjualan dan permintaan pasar. Kebijakan pemerintah-
untuk membatasi pergerakan manusia saat pandemi tentunya memukul kegiatan-
usaha koperasi. Menurunnya permintaan pasar, terganggunya proses produksi,

2
RONY ABDILLAH, 2021, “PERTUMBUHAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAHDI TENGAH PANDEMI
COVID-19, http://repository.iainpurwokerto.ac.id/9892/1/Cover_Bab%20I_Bab%20V_Daftar
%20Pustaka.pdf, diakses 15 april 2021.
3
G.Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta,2013,h.5
dan terhambatnya distribusi barang adalah berbagai konsekuensi logis dari
kondisi pandemi. Di satu sisi, transaksi perdagangan elektronik mengalami
peningkatan selama pandemi. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi koperasi untuk
bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui digitalisasi
koperasi.
Metode penjualan koperasi juga dituntut mengikuti perkembangan zaman.
Transaksi jual-beli model konvensional yang biasa diterapkan, juga harus
dilengkapi dengan model elektronik commerce. Selain untuk menjaga
keberlangsungan usaha, upaya tersebut juga untuk membuktikan bahwa koperasi
bukanlah badan usaha yang ketinggalan zaman. Melalui pemanfaatan teknologi
informasi dapat memudahkan bisnis koperasi untuk terhubung kepada konsumen,
produsen, ataupun distributor. Digitalisasi koperasi dilakukan untuk memudahkan
transaksi jual-beli di tengah pandemi.
Tantangan kedua adalah masalah likuiditas. Kondisi pandemi tidak hanya
berdampak pada Koperasi secara kelembagaan, tetapi juga pada anggota koperasi.
Banyak anggota koperasi yang kesulitan membayar iuran anggota. Bahkan dalam
konteks koperasi simpan-pinjam, para anggota kesulitan untuk membayar
angsuran, seiring dengan itu pula banyak anggota yang mengambil iuran sukarela
untuk kebutuhan pandemi. Akibatnya, koperasi terkendala likuiditas yang dapat
berujung pada kebangkrutan usaha. Kondisi ini bisa menjadi tantangan bagi
koperasi untuk bisa menjaga likuiditas dan solvabilitas.
Untuk mengatasi hal tersebut, koperasi harus "cerdik" mengakses berbagai
bantuan permodalan dan dana likuiditas dari pemerintah, seperti melalui Lembaga
Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM. Apabila sumber permodalan berasal
dari bank, koperasi juga harus "cerdas" memanfaatkan program relaksasi kredit
dan restrukturisasi kredit yang diinisiasi oleh OJK. Tentu saja, prinsip kehati-
hatian dan profesionalitas harus senantiasa dilakukan oleh koperasi dalam
menjalankan kegiatan usahanya, khususnya ketika memberikan fasilitas kredit
kepada anggota.
Ketiga, adalah inovasi produk. Pada masa pandemi, banyak pelaku usaha
yang gulung tikar. Hal itu disebabkan permintaan pasar turun drastis.
Menciptakan produk kreatif dan inovasi sesuai kebutuhan pasar dapat menjadi
strategi koperasi untuk menjaga keberlangsungan usaha. Dalam konteks koperasi
produsen misalnya, melakukan inovasi produk berdasarkan kebutuhan konsumen
adalah strategi bertahan di tengah pandemi. Koperasi batik untuk sementara dapat
beralih untuk memproduksi masker kain yang saat ini dibutuhkan masyarakat.
Melalui sentuhan kreativitas, masker batik tidak sekadar masker kain, tetapi juga
masker yang bernuansa budaya. Selain masker, koperasi produsen juga dapat
memproduksi alat pelindung diri (APD) dan kebutuhan para tenaga medis
lainnya. Namun, selalu menjaga standar kualitas produk menjadi suatu hal yang
penting untuk diperhatikan.
Selain digitalisasi koperasi, likuiditas, dan inovasi produk, tantangan
koperasi agar dapat bertahan di tengah pandemi adalah kemampuan SDM
pengurus. Digitalisasi koperasi tentu saja membutuhkan SDM yang menguasai IT
dan telekomunikasi. Sama halnya dengan menjaga likuiditas, juga membutuhkan
ahli akuntansi. Inovasi produk juga membutuhkan SDM yang menguasai
marketing, packaging, dan branding. Oleh karena itu, koperasi perlu melakukan
"upgrade " kemampuan SDM yang menguasai berbagai hal.4
Dari pemaparan di atas, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian
tentang bagaimana pengimplementasi dan pemberian pemahaman kepada
masyarakat ditengah pandemi covid-19 terkait dengan koperasi syariah dengan
mengusung judul penelitian yaitu “IMPLEMENTASI DAN PEMAHAMAN KONSEP
KOPERASI SYARIAH OLEH KOPERASI BMT Al - HIJRAH POLEWALI MANDAR
KEPADA MASYARAKAT DITENGAH PANDEMI COVID - 19”.

B. Rumusan Masalah

4
Prof. Dr. Jamal Wiwoho SH.,M.Hum, 2020, “Tantangan Koperasi di Tengah Pandemi”,
https://nasional.sindonews.com/read/98636/18/tantangan-koperasi-di-tengah-pandemi-
1594562833, diakses 15 April 2021.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana Pengimplementasian Konsep Koperasi Syariah Oleh Koperasi
BMT Al – Hijrah Polewali Mandar?
2. Bagaimana Cara Memberikan Pemahaman Konsep Koperasi Syariah Oleh
Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali Mandar Kepada Masyarakat di tengah
Pandemi Covid-19?
3. Apasajakah Aturan Yang Terdapat Pada Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali
Mandar?
4. Apa Pengaruh Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali Mandar Kepada
Masyarakat?
5. Apasajakah Hambatan Koperasi BMT Al-Hijrah?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah di atas,
yaitu:
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengimplementasian Konsep Koperasi Syariah
Oleh Koperasi BMT Al – Hijrah Polewali Mandar.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Memberikan Pemahaman Konsep
Koperasi Syariah Oleh Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali Mandar Kepada
Masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.
3. Untuk Mengetahui Aturan Yang Terdapat Pada Koperasi BMT Al-Hijrah
Polewali Mandar.
4. Untuk Mengetahui Pengaruh Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali Mandar
Kepada Masyarakat.
5. Untuk Mengetahui Hambatan Koperasi BMT Al-Hijrah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Definisi Implementasi
Secara umum istilah Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti pelaksanaan atau penerapan. Istilah implementasi biasanya
dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster
yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab (2004) Webster dalam Wahab
(2004:64) adalah: Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to
implement. Dalam kamus besar webster, to implement
(mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out
(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give practical effect
to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang
berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana
untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat
terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau
akibat itu dapat berupa undang–undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Peradilan dan Kebijakan yang dibuat oleh Lembaga–Lembaga Pemerintah
dalam kehidupan kenegaraan. Menurut Solichin Abdul Wahab dalam bukunya
yang berjudul Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara (2001) dalam (Wahab (2001:65) mengemukakan
pendapatnya mengenai Pelaksanaan atau implementasi sebagai berikut:
Implementasi adalah tindakan–tindakan yang dilakukan oleh individu
atau pejabat–pejabat, kelompok–kelompok pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada terciptanya tujuan–tujuan yang telah digariskan dalam
keputusan kebijakan.
Implementasi ini tidak hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan dengan serius dengan mengacu pada norma-
norma tertentu mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, pelaksanaan tidak
berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.5
Pengertian implementasi yang dikemukakan diatas, dapat dikatakan
bahwa implementasi adalah tindakan–tindakan yang dilakukan oleh pihak–
pihak yang berwenang dan berkepentingan, baik pemerintah maupun swasta
yang bertujuan untuk mewujudkan cita–cita serta tujuan yang telah
ditetapkan. Implementasi berkaitan dengan berbagai tindakan yang
dilakukan untuk melaksanakan dan merealisasikan program yang telah
disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan,
karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan
atau target yang hendak dicapai.6
Tujuan Implementasi
Berikut ini terdapat beberapa tujuan implementasi, antara lain:
 Tujuan utama implementasi adalah untuk melaksanakan rencana yang
telah disusun dengan cermat, baik oleh individu maupun kelompok.
 Untuk menguji serta mendokumentasikan suatu prosedur dalam
penerapan rencana atau kebijakan.
 Untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai di dalam
perencanaan atau kebijakan yang telah dirancang.

5
GuruPendidikan, 2021, “Implementasi”, https://www.gurupendidikan.co.id/implementasi-adalah/,
diakses 15 April 2021.
6
UNIVERSITAS MEDAN AREA, “Pengertian Implementasi”,
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/568/5/111801090_file%205.pdf, diakses 15 April
2021.
 Untuk mengetahui kemampuan masyarakat dalam menerapkan suatu
kebijakan atau rencana sesuai dengan yang diharapkan.
 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu kebijakan atau rencana
yang telah dirancang demi perbaikan atau peningkatan mutu.

Olehnya itu sangat penting mengimplementasikan konsep koperasi


syariah dalam mensejahterakan masyarakat ditengah pandemi covid-19.

2. Definisi Pemahaman
Pemahaman merupakan proses berfikir dan belajar. Dikatakan
demikian karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan
belajar dan berfikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara
memahami.9Sedangkan secara terminologi, para ahli pendidikan memberikan
definisi pemahaman, diantaranya:
 Menurut Anas Sudjiono pemahaman adalah “kemampuan seseorang
untuk mengerti sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan
hafalan.
 Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah
bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga,
menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan,
memberikan contoh, menulis kembali, dan memperkirakan.
 Menurut Ngalim Purwanto pemahaman adalah tingkatan kemampuan
yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep,
situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya
hafal secara verbalitas tetapi memahami konsep dari masalah atau
fakta yang ditanyakan, mak operasionalnya dapat membedakan,
mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur,
menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi
contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.

Menurut Daryanto kemampuan Pemahaman dapat dibagi menjadi tiga


yaitu:

 Menerjemahkan (Translation), yaitu bukan saja pengalihan arti


dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari
konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk
mempermudah orang mempelajarinya.
 Menginterpretasi (Interpretation), yaitu kemampuan untuk
mengenal dan memahami.
 Mengekstrapolasi (Extrapolation), yaitu lebih tinggi sifatnya dari
menerjemahkan dan menafsirkan, ia memenuhi kemampuan
intelektual yang lebih tinggi.

Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahamisesuatu


yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa
menangkap pemahaman, seseorang yang memiliki pemahaman tidak
hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai
kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari dan
mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.7

Olehnya itu sangat penting memberikan pemahaman tentang


koperasi syariah kepada masyarakat agar terjuwudnya Indonesia yang
sejahtera.

7
Portal Pendidikan Indonesia, 2017, “Pengertian Pemahaman”,
http://www.jejakpendidikan.com/2017/12/pengertian-pemahaman.html, diakses pada 15 April 2021.
3. Definisi Konsep
Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang universal
yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau
hubungan. Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu
yang dipahami. Aristoteles dalam "The classical theory of concepts"
menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan
pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan
abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata
atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang
dibangun dari berbagai macam karakteristik.
Berbagai pengertian konsep dikemukan oleh beberapa pakar. Konsep
didefinisikan sebagai suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi
dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan
memungkinkan manusia untuk berpikir. Pengertian konsep yang lain adalah
sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak dari situasi,
objek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran mental.
Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti kata adalah elemen dari
kalimat. Konsep adalah abstrak di mana mereka menghilangkan perbedaan
dari segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka
identik. Konsep adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara
merata untuk setiap extensinya.
Konsep adalah pembawa arti. Suatu konsep tunggal bisa dinyatakan
dengan bahasa apa pun. Konsep bisa dinyatakan dengan 'Hund' dalam bahasa
Jerman, 'chien' dalam bahasa Prancis, 'perro' dalam bahasa Spanyol.8
Bahri, menguraikan Pengertian Konsep adalah satuan arti yang
mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang-

8
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,”Pengertian Konsep”,
https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep, diakses 15 April 2021.
dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-
objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak
berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata.
Singarimbun dan Effendi, menguraikan Pengertian Konsep atau
Definisi Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu,
sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang
sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau
persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat
menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya.9

4. Koperasi Syariah
koperasi syariah adalah bentuk koperasi yang memiliki prinsip, tujuan,
dan kegiatan usahanya berdasarkan syariah Islam, yaitu Al-quran dan
Assunah. Secara umum, koperasi ini merupakan badan usaha koperasi yang
menjalankan aktivitas usahanya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah.
Semua unit usaha, produk, dan operasional koperasi ini dilakukan sesuai
dengan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
Dengan begitu, di dalam operasional koperasi ini tidak akan ditemukan unsur-
unsur riba, masyir, dan ghara. Selain itu, badan usaha ini juga tidak
diperkenankan untuk melakukan berbagai transaksi derivatif seperti halnya
lembaga keuangan syariah lainnya. Tujuan koperasi syariah adalah untuk
membantu meningkatkan para anggotanya dan juga kesejahteraan masyarakat
secara umum, serta membangun perekonomian Indonesia sesuai prinsip-
prinsip Islam. 10
Menurut Kementrian Koperasi UKM RI tahun 2009 pasal 1,
menyatakan bahwa Koperasi jasa keuangan syariah adalah koperasi yang-

9
Laode Syamri, 2015, Definisi Konsep Menurut Para Ahli,
https://laodesyamri.net/2015/01/02/defenisi-konsep-menurut-para-ahli/, diakses 15 April 2021.
10
KSPPS BAM, 2019, Koperasi Syariah, http://ksppsbam.com/koperasi-syariah-detail-411944, diakses
15 April 2021.
kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan
sesuai dengan pola bagi hasil (syariah).
Ahmad Ifham menyatakan bahwa usaha koperasi syariah meliputi
kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayib) serta menguntungkan
dengan system bagi hasil, dan tidak riba. Untuk menjalankan fungsi
perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam
sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah
harus dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jika menelaah dari beberapa teori dan pendapat para ahli dibidang
ekonomi / perbankan syariah, maka pada koperasi syariah titik krusialnya ada
pada standard operating procedure (SOP). Karena pada tataran normatif
saat pembuatan akad dan melaksanakan akad sudah ada petunjuk pelaksanaan
dan redaksi yang bisa diambil dari beberapa literatur. Bahkan template akad
sudah bisa didapat dari Gabungan Koperasi Syariah (Gakopsyah), yang
sudah tentu isi dan formatnya hasil dari ijtihadekonomi para ahli.Sementara
untuk prosespenetapan keuntungan dan bagi hasil harus sesuai prosedur
yang telah disepakati dan disahkan secara syariat oleh dewan pengawas
syariahnya.11
Tujuan, Fungsi dan Prinsip Koperasi Syariah
Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan untuk
kesejahteraan bersama. Khususnya koperasi syariah yang dibangun atas
dasar prinsip ketuhanan, persaudaraan dan keadilan harus memiliki peran dan
kepedulian yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan bagi
anggotanya yang menjalankan usaha. Koperasi syariah ini berhimpun dengan
tujuan mengentaskan kemiskinan. Pelaku usaha mikro yang menjadi anggota
koperasi umumnya adalah mereka yang tergolong ekonomi lemah, sehingga
hanya mampu menjalankan usaha berskala mikro. Untuk itu peran koperasi-
sangat diperlukan dalam peningkatan kualitas usaha anggotanya yang
11
Sofian, ,” Koperasi Syariah Sebagai Solusi Keuangan Masyarakat:AntaraReligiusitas, Trend,Dan
Kemudahan Layanan”, file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/1146-Article%20Text-2222-1-10-
20180830.pdf, diakses 151 April 2021.
berstatus mikro (Lindiawatie dan Shahreza, 2018). Hendra (2016)
mengungkapkan bahwa pemerintah dan swasta meliputi individu maupun
masyarakat, wajib mentransformasikan nilai-nilai syari’ah dalam nilai-
nilai koperasi, dengan mengadopsi 7 nilai syariah dalam bisnis yaitu: a)
Shiddiq yang mencerminkan kejujuran, akurasi dan akuntabilitas, b)
Istiqamah mencerminkan konsistensi, komitmen dan loyalitas, c) Tabligh
yang mencerminkan transparansi, kontrol, edukatif, dan komunikatif, d)
Amanah yang mencerminkan kepercayaan, integritas, reputasi, dan
kredibelitas, e) Fathanah yang mencerminkan etos profesional,
kompeten, kreatif, inovatif, f) Ri’ayah yang mencerminkan semangat
solidaritas, empati, kepe dulian, awareness, g) Mas’uliyah yang
mencerminkan responsibilitas. Adapun fungsi dan peran koperasi syariah
adalah:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan masyarakat,
guna meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya.
b. Memperkuat kualitas Sumber Daya Insani anggota agar menjadi lebih
istiqomah dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam.
c. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional berasaskan kekeluargaan.
d. Sebagai mediator antara penyandang dana dengan penggunaan dana,
sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta.
e. Menguatkan kelompok anggota, sehingga mampu bekerjasama melakukan
kontrol secara efektif.
f. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja.
g. Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota.
5. Pandemi Covid-19
Pandemi corona virus, adalah berkelanjutan pandemi global dari
penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh akut sindrom
pernafasan coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus itu pertama kali diidentifikasi
pada Desember 2019 di Wuhan, China. The World Health Organization
menyatakan Kesehatan Darurat Masyarakat Peduli Internasional mengenai
COVID-19 pada tanggal 30 Januari 2020, dan kemudian dinyatakan sebagai
pandemi pada 11 Maret 2020. Pada 15 April 2021, lebih dari 138 juta kasus
telah dikonfirmasi, dengan lebih dari 2,97 juta kematian dikaitkan dengan
COVID-19, menjadikannya salah satu pandemi paling mematikan dalam
sejarah.
Gejala COVID-19 sangat bervariasi, mulai dari tidak ada hingga
penyakit yang mengancam jiwa. Virus menyebar terutama melalui udara
ketika orang-orang berada di dekat satu sama lain. Ini meninggalkan orang
yang terinfeksi saat mereka bernapas, batuk, bersin, atau berbicara dan masuk
ke orang lain melalui mulut, hidung, atau mata. Itu juga dapat menyebar
melalui permukaan yang terkontaminasi. Orang tetap menular hingga dua
minggu, dan dapat menyebarkan virus bahkan jika mereka tidak menunjukkan
gejala.
Tindakan pencegahan yang disarankan termasuk menjaga jarak,
memakai masker wajah di tempat umum, ventilasi dan penyaringan udara,
mencuci tangan, menutup mulut saat bersin atau batuk, mendisinfeksi
permukaan, dan memantau serta mengisolasi diri untuk orang yang terpapar
atau bergejala. Beberapa vaksin telah dikembangkan dan didistribusikan
secara luas sejak Desember 2020. Perawatan saat ini berfokus pada
penanganan gejala, tetapi pekerjaan sedang dilakukan untuk mengembangkan
obat terapeutik yang dapat menghambat virus. Pihak berwenang di seluruh
dunia telah menanggapi dengan menerapkan pembatasan perjalanan,
penguncian / karantina, pengendalian bahaya di tempat kerja, dan penutupan
bisnis. Banyak tempat juga telah bekerja untuk meningkatkan kapasitas
pengujian dan melacak kontak orang yang terinfeksi.
Pandemi telah mengakibatkan gangguan sosial dan ekonomi global
yang signifikan, termasuk resesi global terbesar sejak Depresi Hebat. Ini telah
menyebabkan kekurangan pasokan yang meluas diperburuk oleh pembelian
panik, gangguan pertanian dan kekurangan makanan, dan penurunan emisi
polutan dan gas rumah kaca.
Banyak institusi pendidikan dan tempat umum telah ditutup sebagian
atau seluruhnya, dan banyak acara telah dibatalkan atau ditunda. Informasi
yang salah telah beredarmelalui media sosial dan media massa. Pandemi telah
mengangkat masalah diskriminasi ras dan geografi, keadilan kesehatan , dan
keseimbangan antara keharusan kesehatan masyarakat dan hak individu.12

6. Implementasi dan Pemahan Koperasi Syariah di tengah Pandemi Covid-


19
Kehadiran koperasi dirasa cukup banyak membantu peningkatan
perekonomian masyarakat dan pembangunan ekonomi. Koperasi mampu
membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya secara
mandiri melalui kegiatan usaha koperasi dengan berprinsipkan pada ekonomi
kerakyatan. Kehadiran koperasi berbasis syariah kini menjadi tren di
masyarakat dan digadangkan sebagai salah satu alternatif pembiayaan usaha
masyarakat yang muncul dari transfromasi antara sistem perkoperasian yang
sudah berjalan.
Beranjak dari fenomena tim, tim Pengabdian Masyarakat mengadakan
pelatihan dan pendampingan pada pengurus dan anggota Koperasi Syariah.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 September 2020 dan dibuka
langsung oleh Wakil Ketua Komisi 4 DPRD Pessir Selatan, Bapak Feby Rifli,
SH.

12
Wikipedia, 2021, “Pandemi Covid-19”, https://en.wikipedia.org/wiki/COVID-19_pandemic, diakses
16 April 2021.
Ketua pengabdian mengungkapkan kendala yang paling krusial yang
dihadapi oleh Koperasi Syariah yaitu masih banyaknya anggota koperasi
syariah yang belum memahami betul konsep dari koperasi berbasis syariah
ini, sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya koperasi syariah koperasi ini
cenderung masih sulit membedakan antara koperasi konvensional dengan
koperasi Syariah, terutama dalam hal pencatatan transaksi keuangan koperasi
yang masih belum baik.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan
pendidikan dan pelatihan kepada pengurus dan anggota koperasi syariah
dalam hal terkait manajemen pelaksanaan kegiatan koperasi berbasis Syariah,
dan diharapkan setelah kegiatan pengabdian ini pengurus dan anggota
Koperasi syariah dapat mengimplementasinya koperasi syariah sesuai dengan
prinsip Islam.13

13
Padang State University Towards a World Class University, 2020, “Implementasi Dan Pemahaman
Konsep Koperasi Syariah”, http://fe.unp.ac.id/news/implementasi-dan-pemahaman-konsep-koperasi-
syariah-di-kabupaten-pesisir-selatan, diakses 16 April 2021.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif
dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori
yang berlaku dengan menggunakkan metode desktiktif. Tujuan penelitian kualitatif
adalah untuk mendapatkan uraian mendalam tentang ucapan, tingkah laku yang dapat
diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat maupun organisasi tentu yang
dikaji dari sudut pandang yang utuh dan menyeluruh. Penelitian kualitatif menurut
Moleong (2001) merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelilitian secara holistik dengan cara
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan metode alamiah. Subjek yang diteliti dalam hal ini
adalah

B. Sumber Data Penelitian


Sumber Data Penelitian ini yaitu:
1) Data primer, data yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam
kepada informan.
2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang bukan sumber
utama. Sumber data tambahan ini biasanya berasal dari dokumen tertulis mulai
dari karya ilmiah populer, laporan penelitian, data-data statistik, arsip-arsip,
dokumen pribadi, dokumen resmi dan semua buku atau catatan tertulis yang
relevan dengan objek penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan yaitu:
1) Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada narasumber atau informan terkait topik penelitian secara
langsung.
2) Dokumen menurut Sugiyono, (2005: 240) merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data
seputar objek penelitian. Dokumentasi bermanfaat sebagai penyedia data untuk
keperluan penelitian.
3) Studi dokumen, Teknik ini merupakan metode pengumpulan data yang tidak
ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis
pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk
bahan analisis.
4) Internet searching, Penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan berbagai
tambahan referensi yang bersumber dari internet guna melengkapi referensi
penulis serta digunakan untuk menemukan fakta atau teori yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.

D. Metode Analisis
Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data model siklus
yang dikembangakan oleh Miles & amp; huberman. Analisis data model siklus ini
terdiri dari 3 komponen, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian
data), dan verivicatian/concluding drawing (penarikan kesimpulan).
Kemudian analisis dilakukan dengan menggabungkan ketiga komponen tersebut
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi data merupakan proses pemilihan,
mengabstrakkan data transformasi data dasar yang muncul dari catatan tertulis.
Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran-
yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan mengumpulan data
selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.
2) Data Display (Penyajian Data) Penyajian data merupakan alur penting dalam
kegiatan penelitian. Membatasi suatu penyajian sebagai kumpulan informasi
tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.
3) Verivication/Concluding Drawing (Penarikan Kesimpulan) Peneliti berusaha
menganalisis dan mencari makna dari data yang telah dikumpulkan, yaitu dengan
berusaha mencari pola hubungan dan hal-hal yang timbul sehingga dapat ditarik
sebuah kesimpulam. Kesimpulan dari penelitian kualitatif yang diharapkan
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskriftif atau gambaran suatu objek yang tadinya masih belum
jelas kemudian setelah diteliti menjadi jelas.

E. Hasil Penelitian
KESIMPULAN
1. Pengimplementasian Konsep Koperasi Syariah Oleh Koperasi BMT Al –
Hijrah Polewali Mandar
Dari hasil penelitian saya pada Koperasi BMT Al- Hijrah Polewali
Mandar melalui wawancara oleh salah satu pihak koperasi tersebut ternyata
koperasi syariah ini telah mengimplementasikan segala bentuk konsep dari
koperasi syariah yang merujuk pada konsep koperasi pada umumnya.
Narasumber saya mengatakan bahwa Konsep koperasi pada umumnya itu
sendiri, seperti yang digariskan oleh Muhammad Hatta sudah selaras dengan
apa yang digariskan Islam, Hanya saja, yang membedakan koperasi syariah
dengan koperasi lainnya adalah sistem operasional. Sistem syariah yang ada
dalam koperasi syariah tidak mengijinkan adanya riba atau dalam bahasa baku
disebut ‘bunga’. Sistem bunga dalam koperasi syariah digantikan oleh sistem
bagi hasil. Selain itu, segala hal yang berbau judi ataupun spekulasi yang tidak
produktif serta transaksi yang tidak jelas juga diharamkan dipraktekkan dalam
koperasi jenis ini. Monopoli serta menjalankan bisnis yang berbau haram-
seperti alkohol, narkoba juga tidak diperbolehkan. Lebih jauh lagi, aspek-
aspek moralitas dan spiritualitas sangat ditekankan dalam praktek koperasi
syariah. Ketujuh nilai koperasi yang diungkapkan Bung Hatta dalam buku
Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun dituangkan dalam tujuh
prinsip operasional koperasi; keanggotaan sukarela dan terbuka, pengendalian
oleh anggota secara demokratis, partisipasi ekonomis anggota, otonomi dan
kebebasan, pendidikan, pelatihan dan informasi, kerjasama antar koperasi dan
kepedulian terhadap komunitas. Dalam Islam, landasan berkoperasi dapat
ditemukan dalam AlQuran Surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi, “Dan
bekerjasamalah dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah saling
bekerjasama dalam dosa dan permusuhan.” Nabi Muhammad SAW sendiri,
diceritakan kembali oleh M. Nejatullah Siddiqi dalam Patnership and Profit
Sharing in Islamic Law, pernah pernah ikut dalam suatu kemitraan usaha
semacam koperasi, di antaranya dengan Sai bin Syarik di Madinah.
Narasumber saya mengatakan bahwa pengimplementasian konsep
koperasi syariah di Polewali Mandar tergolong mudah untuk dilakukan
karena, potensi pengimplementasian koperasi syariah tersebut didukung
dengan jumlah penduduk muslim Indonesia yang mayoritas Muslim, dan juga
mayoritas penduduk dipolewali mandar juga muslim. Bahkan, berdasarkan
riset yang dilakukan oleh PEW, penduduk muslim Indonesia merupakan yang
terbesar di dunia (13% dari total penduduk muslim dunia). Selain dari segi
jumlah, kesadaran masyarakat akan produk-produk syariah pun makin tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah nasabah bank syariah selama
sepuluh tahun terakhir dari hanya ratusan ribu menjadi enam juta pemegang
rekening. Jumlah mahasiswa yang mempelajari ekonomi syariah pun terus
meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan keterangan salah satu BMT, ada banyak kesulitan yang
dihadapi BMT dalam operasionalnya, yaitu kesulitan mencari mitra kerja dari
awal, cenderung menomorduakan kebutuhan akan sistem komputerisasi,
problem profesionalitas pengurus dan pengelola dan respon masyarakat
kurang bagus karena jarang yang mengerti sistem syariah. Menurut
narasumber, hal yang sama juga dialami hampir semua koperasi syariah lain.
Oleh karena itu diperlukan usaha pemantapan pada koperasi BMT Al-Hijrah
ini. Salah satunya melalui sinergisitas pengawas manajemen dengan pengawas
syariah. Tidak sedikit koperasi kecolongan karena tidak sempurnanya dua
pengawasan di atas. Dari segi syariah mungkin sudah memenuhi syarat,
namun dari segi manajemen masih berantakan, sehingga membuka peluang
kecurangan dan kesalahan besar dalam praktek berkoperasi.
Namun pada masa pandemic covid-19 seperti sekarang ini membuat
pengimplementasian konsep koperasi syariah agak sulit dilakukan karena,
penerapan social distancing menjadi tantangan sendiri bagi koperasi. Pertama,
social distancing menyebabkan sulitnya koperasi syariah untuk
mengumpulkan anggota. Koperasi umumnya mengandalkan pembiayaan
kelompok, sehingga kumpul anggota menjadi hal yang penting. Hal ini
merupakan tantangan bagi koperasi syariah agar tetap dapat mengumpulkan
dana di masa social distancing ini. Tantangan yang juga hadir akibat social
distancing dan PSBB adalah bagaimana agar bisa kinerja operasional tetap
maksimal sedangkan sesuai peraturan pemerintah aktivitas perkantoran
dibatasi sehingga semua pegawai tidak boleh masuk kantor secara bersama
seperti biasa, tetapi harus diadakan shift untuk menghindari kerumunan.
Berbagai tantangan yang disebutkan berujung pada tantangan terbesar yang
harus dihadapi oleh koperasi syariah yaitu bagaimana cara agar koperasi tetap
bisa bertahan saat ini. Bagaimanapun koperasi syariah hanyalah institusi
keuangan mikro yang mana pencadangan keuangan tidaklah banyak. Dengan
kondisi penarikan secara masif dari anggota, penangguhan pembayaran,
hingga operasional yang tidak maksimal, bukan tidak mungkin koperasi
syariah tidak akan bertahan. Telah banyak koperasi syariah yang menyatakan
kehabisan persediaan dananya dan terpaksa harus tutup akibat pandemi ini.
(kata narasumber).

Oleh karena itu, narasumber saya mengatakan bahwa SDM koperasi


BMT Al- Hijrah ini diharapkan mampu melihat berbagai peluang yang ada
saat ini agar dapat menjawab tantangan untuk bertahan pada saat pandemi
yang tidak tau kapanberakhir ini. Salah satu peluang yang dapat diambil
adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini untuk merubah
model bisnis menjadi berbasis digital agar segala operasional tetap berjalan
semaksimal mungkin.

2. Pemahaman Konsep Koperasi Syariah Oleh Koperasi BMT Al-Hijrah


Polewali Mandar Kepada Masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.

Narasumber menjelaskan bahwa dalam hal melakukan pemahaman


konsep koperasi syariah oleh koperasi BMT Al-Hijrah dilakukan dengan cara
memberikan pelatihan kepada masyarakat. Pelaksanaan pelatihan dilakukan
satu hari penuh, dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB
yang diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, pengurus BUMDes dan pemuda. Selama
pelaksanaan pelatihan peserta sangat antusias mengikuti setiap tahapan. Hal
ini terlihat dari respon peserta pelatihan dan feedback yang mereka diberikan.
Pelatihan diawali dengan sambutan dari Kepala Desa Dakka Polewali
Mandar, dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua Tim dan pembacaan do’a.
Acara dilanjutkan dengan perkenalan dan penyampaian materi oleh
narasumber internal dari Koperasi BMT Al-Hijrah dengan durasi waktu lebih
kurang satu jam. Setelah itu dilakukan sesi tanya jawab dan diskusi. Beberapa
materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut antara lain mengenai definisi
koperasi syariah.
Narasumber internal sendiri adalah orang yang berkompeten
dibidangnya, selain sebagai dosen, narasumber juga aktif di berbagai
organisasi dan lembaga keuangan syariah sehingga dapat memberikan
masukan dan sharing pengalaman kepada peserta. Banyak hal dan
pengalaman lapangan yang disampaikan oleh narasumber berdasarkan apa
pernah dilakukan dalam- beberapa kegiatan yang berkenaan dengan
bertransaksi sesuai dengan prinsip syariah, terutama dalam hal simpan dan
pinjam. Hal ini semakin menambah wawasan dan semangat para peserta
pelatihan untuk lebih menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki
desa mereka untuk pengembangan pembangunan bagi masyarakatnya ke
depan. Bagian ini dapat dibagi dengan sub sesi. Ini harus memberikan
deskripsi yang singkat dan tepat dari hasil eksperimen,
interpretasinya serta kesimpulan eksperimental yang dapat ditarik.
Antusiasme peserta pelatihan sangat terlihat saat dibuka sesi Tanya
jawab seputar masalah sistem pengelolaan koperasi yang sesuai syariah.
Narasumber menjawab semua pertanyaan yang diajukan dibarengi dengan
solusi yang dapat dilaksanakan untuk memcahkan masalah yang timbul.
Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah difahami oleh peserta, sehingga pelatihan dan diskusi berjalan
lancar dan mengena pada tujuan dan sasaran yang diinginkan.
Umpan balik ini merupakan bagian yang penting dari pelatihan
manajemen koperasi syariah yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman serta penilaian peserta tentang materi pelatihan yang diberikan.
Umpan balik ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pelaksana
pengabdian untuk menyusun roadmap pengabdian berikut. Dalam sesi umpan
balik ini, setiap peserta diminta untuk menyampaikan kesan dan pesan, serta
kritik dan saran pelatihan secara langsung. Hal ini dilakukan untuk
membiasakan peserta supaya berani tampil dan terbuka dalam menyampaikan
apa yang ada di benaknya. Sebagian besar peserta memberikan respon yang
positif, terlihat dari beberapa komentar peserta yang menyatakan bahwa
materi yang diberikan memberikan wawasan lebih dalam hal merencanakan
pembangunan desa mereka, serta dapat membangun semangat untuk
memajukan desa mereka. Meski demikian, ada beberapa peserta mengeluhkan
cuaca yang panas dan pelaksanaannya yang agak padat. Meski demikian hal
tersebut tidak menjadi halangan yang berarti selama pelatihan.
Narasumber mengatakan pelatihan mengenai pemahaman koperasi
syariah sangatlah penting untuk diterapkan di dalam sistem ekonomi, terutama
di pedesaan dikarenakan sulitnya akses pinjam meminjam di desa, sehingga
biasanya masyarakat desa tidak ada pilihan lain untuk meminjam selain
dengan debt collector dengan tingkat bunga yang sangat tinggi, sehingga
masyarakat mengalami kesulitan dalam mengembalikan pinjamannya
tersebut. Sehingga dengan adanya pelatihan ini diharapkan bisa memberikan
alternatif lain bagi masyarakat dalam meminjam dana untuk keperluan
ekonominya. Dengan adanya pelatihan ini masyarakat menjadi bisa
membentuk sebuah koperasi yang berlandaskan syariah, agar masyarakat desa
bisa menjalankan perekonomiannya tanpa adanya unsur riba dan
masyarakat desa bisa mengembangkan usahanya dan kebutuhannya
demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelatihan ini diawali dengan
memberikan definisi lebih dalam tentang konsep koperasi syariah, agar
masyarakat mengerti dan memahami tentang koperasi syariah dan manfaatnya
dalam perekonomian yang mana sangat berbeda dengan konsep koperasi
konvensional pada umumnya. Kemudian dilanjutkan dengan tata cara
menjalankan sistem koperasi syariah yang baik dan sesuai dengan prinsip
prinsip yang ada dalam ekonomi syariah. Sehingga masyarakat mengerti dan
bisa menjalankan koperasi syariah ini dengan benar dan terbebas dari
larangan-larangan dalam islam.

3. Aturan Yang Terdapat Pada Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali Mandar


Aturan yang berlaku pada koperasi syariah ini sama dengan peraturan
yang berlaku secara umum untuk koperasi syariah, antara lain:
1) Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945;
2) Koperasi syariah berazaskan kekeluargaan dan;
3) Koperasi syariah berlandaskan syariah islam yaitu al-quran dan as-
sunnah dengan saling tolong menolong dan saling menguatkan
(takaful). Usaha Koperasi Syariah. meliputi, semua kegiatan usaha
yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan
dengan sistem bagi hasil dan tanpa riba, judi atau pun ketidakjelasan
(ghoro). Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah
menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha
koperasi. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus
sesuai dengan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia dan juga tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Aturan Umum Dalam Kantor:


1) Kepatuhan terhadap Hukum dan Perundangan-undangan.
2) Menjaga nama baik koperasi.
3) Menjaga rahasia Informasi.
4) Menjaga keutuhan dan keselamatan harta dan kekayaan (aset)
koperasi.
5) Tidak boleh menerima/memberi Hadiah, Sumbangan, Imbalan,
dan Cindera mata.
6) Mengadakan Jamuan Bisnis/Entertainment dengan wajar sesuai
ketentuan yang berlaku dan menjelankan tugas Perjalanan Dinas
dengan penuh tanggung jawab dan senantiasa menjaga nama baik
koperasi.
7) Pengurus dan Pegawai dilarang menjadi Pengurus dan/atau
anggota serta memberikan sumbangan kepada salah satu partai
politik.
8) Pengurus dan Pegawai diperbolehkan memberikan sumbangan
politik secara pribadi dan pasif, apabila mereka menginginkannya
dapat dengan uangnya sendiri dan tidak pada lingkungan koperasi.
9) Dilarang memiliki dan/atau menggunakan Minuman
Keras/Alkohol dan Obat-Obat Terlarang (Narkoba).
10) Dilarang melakukan perjudian.
11) Dilarang merokok di dalam gerung kantor.
Aturan Hubungan dengan Nasabah:
1) Menjaga kerahasiaan nasabah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Menyediakan produk koperasi syariah yang bernilai dan
berdaya saing tinggi.
3) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
produk produk koperasi syariah.
4) Memperlakukan nasabah dengan jujur, setara, seimbang, dan
adil sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Bertutur kata secara sopan.
6) Meningkatkan pelayanan yang baik, cepat, nyaman, aman dan
bersahabat.
7) Mempercepat penyelesaian pengaduan nasabah dengan
nyaman, aman dan beretika.
8) Memberikan jaminan dana nasabah disimpan dengan aman.
9) Memberikan perlindungan secara gratis kepada nasabah yang
memerlukan fasilitas pengawalan atas penyetoran dan
pengambilan uang tunai dalam jumlah cukup banyak yang
dapat membahayakan jiwa nasabah.
Aturan Hubungan dengan Pengurus dan Pegawai:
Koperasi dengan Pengurus dan Pegawai
1) Memberikan hak-hak dan fasilitas Pegawai sesuai
ketentuan yang berlaku.
2) Memberikan kesempatan kerja dan pengembangan karir
yang sama dan fair sesuai prestasi, kualifikasi dan standar
koperasi syariah.
3) Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari tindakan
pelecehan atau intimidasi.
4) Memperoleh pendidikan dan pelatihan yang sesuai dan
setara dengan jabatan dan latar belakang pendidikan.
5) Tidak menghalangi pengembangan atas prakarsa sendiri
dari Pengurus dan Pegawai dengan mengikuti pendidikan
di luar kedinasan yang telah memperoleh ijin dari atasan, di
luar jam kerja dan tidak mengganggu kelancaran usaha
koperasi.
6) Memberikan kebebasan berkreasi dan mengemukakan ide.
7) Menjaga keamanan lingkungan kerja, misalnya Pengurus
dan Pegawai dapat menyediakan jasa Satpam atau Polisi di
lingkungan kerja.
8) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman.
Antar Pengurus dan Pegawai:
1) Senantiasa menjaga hubungan baik dengan tidak
melakukan tindakan Penekanan, Provokasi, Penghinaan,
Pelecehan, Persaingan tidak sehat, Fitdan dan Surat
Kaleng.
2) Membina hubungan yang baik antara Pengurus dan
Pegawai sebagai rekan kerja, atasan, dan bawahan.
Pada Koperasi BMT Al-Hijrah juga terdapat aturan dalam
berpaikan sesuai dengan syariat Islam, yaitu:
1) Gunakan pakaian yang sudah ditentukan pada hari-hari
tertentu. Kemudian gunakan pakaian yang lembut dan
jangan menggunakan warna yang norak. (Menutup seluruh
tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan).
2) Gunakan pakaian yang necis dan rapi, kenakan kemeja
dengan kancing yang rapi (tidak kelihatan dada) dan lengan
baju jangan digulung. (Tidak tipis dan transparan, Tidak
ada perhiasan dalam pakaian itu, Modelnya tidak ketat,
karena model yangketat akan menampakkan bentuk dan
lekuk tubuh terutama payudara, pinggang dan pinggul,
Tidak menyerupai pakaian orang kafir, Bagian bawahnya
tidak menyapu lantai, Larangan menggunakan sanggul
hingga menyerupai punuk unta).
3) Hindari pakaian yang tidak lazim dan warna yang
mencolok (norak) sehingga menarik perhatian orang lain.
4) Jangan menggunakan assesoris yang berlebihan pada
pakaian dan badan seperti gelang, kalung, anting, atau
perhiasan lainnya.
5) Gunakan celana gelap dengan variasi kantong yang normal
tidak berlebihan sehinggga menghindari kesan kotor dan
kumal.
6) Masukkan baju dalam celana sehingga terlihat rapi, jangan
sekali-kali menggunakan baju yang keluar.
7) Gunakan tanda pengenal yang telah diwajibkan sehingga
nasabah bisa dengan mudah menyebut atau
memanggil nama yang bersangkutan. Kemudian
tempatkan tanda pengenal tersebut pada tempatnya.
8) Gunakan sepatu dan kaos kaki yang serasi dengan pakaian
dan tidak diperkenankan memakai sendal di kantor. Kaos
kaki yang kotor dan bau akan menimbulkan pelayanan
yang tidak sedap. Sedangkan pada koperasi syariah
untuk karyawan wanita diwajibkan menggunakan jilbab
(Jilbab yang digunakan wajib menutupi dada/tidak
dililitkan ke leher). Tidak di anjurkan menggunakan riasan
wajah yang berlebihan, tidak disarankan tampil menor pada
saat bekerja.

4. Pengaruh Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali Mandar Kepada


Masyarakat
Pengaruh Koperasi BMT Al-Hijrah kepada masyarakat yaitu,
kesejahteraan masyarakat yang menjadi anggota secara garis besar sudah
cukup berhasil. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sebanyak 88% sudah dapat
memenuhi indikator-indikator kesejahteraan. Secara umum mereka dapat
meningkatkan pendapatan keluarga melalui usaha yang mereka jalankan.
Keberadaan Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali Mandar sangat
berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dengan
memberikan produktivitas pinjaman modal usaha. Sehingga dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat, maka tingkat kesejahteraan masyarakat
juga ikut meningkat.
Selain itu Keberadaan Koperasi BMT Al-Hijrah Polewali Mandar
dapat membangun dan mengembangkan segala potensi yang ada pada setiap
anggotanya secara khusus, serta meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat secara umum, memperbaiki atau meningkatkan kualitas sumber
daya manusia para anggota agar lebih amanah, profesional, konsisten, dan
konsekuen, dalam menjalankan prinsip-prinsip ekonomi dan syarah Islam.
Koperasi BMT Al-Hijrah berupaya mewujudkan dan meningkatkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas
demokrasi dan kekeluargaan, menjadi sebuah wadah atau mediator yang
menghubungkan penyandang dana dengan pengguna dana sehingga
pemanfaatan harta lebih optimal, berusaha untuk memperkuat setiap anggota
koperasi sehingga saling bekerjasama dalam melakukan kontrol terhadap
operasional koperasi, membuka dan memperluas lapangan pekerjaan bagi para
anggota dan masyarakat luas, membantu menumbuhkan dan mengembangkan
berbagai usaha produktif para anggota koperasi.

5. Hambatan Koperasi BMT Al-Hijrah


Dalam menjalankan perannya, koperasi BMT Al-Hijrah tidak sedikit
menemui hambatan di tengah-tengah perjalannanya. mulai dari arus
globalisasi yang kini sangat mewabah di masyarakat, hingga faktor modal
yang lama-kelamaan dirasa sangat sulit diperoleh. hal ini menjadi kecemasan
tersendiri bagi koperasi untuk tetap bertahan di tengah-tengah era global ini.
berikut penjabaran hambatan-hambatan yang dihadapi oleh koperasi syariah
ini:
1) Masyarakat yang kini kurang sadar untuk berkoperasi
2) Kurangnya SDM yang benar-benar memahami operasional koperasi
syariah.
3) Kurangnya pendidikan atau penyuluhan tentang koperasi syariah.
4) Sulitnya memperoleh investor untuk menanam modal secara sukarela
pada koperasi syariah karena sebagian besar investor menanamkan
modalnya pada koperasi konvensional.
5) Sangat jarang melakukan inovasi dan kreasi, karena mengikut kepada
aturan yang telah ada sebelumnya.
6) Kurangnya modal. baik modal dalam bentuk uang, produk, ataupun
dalam bentuk lainnya.

Saat ini koperasi syariah sedang dihadapkan pada tantangan-


tantangan yang perlu disikapi dengan baik agar dapat tercapai tujuan-
tujuannya dan tidak menjadi sebuah hambatan di masa depan. salah satu
tantangan koperasi syariah di era global adalah untuk menyejahterakan
banyak orang, dalam hal ini diartikan bahwa bagaimana cara koperasi
syariah agar bisa menyejahterakan kehidupan serta ekonomi seluruh
masyarakat bukan hanya anggotanya. sosialisasi sangat diperlukan untuk
menhadapi tantang yang satu ini, agar dapat terwujudnya jumlah
masyarakat yang mau menjadi anggota koperasi syariah untuk saling
menyejahterakan.

Tantangan berikutnya adalah bertahan eksis di tengah kompetisi


perkoperasian. Untuk dapat melewati tantangan ini, koperasi syariah harus
bisa keluar dari zona nyamannya yaitu cenderung bersifat bersifat
tradisional. kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan untuk kemajuan
koperasi sehingga koperasi syariah tindak tertinggal jauh dari koperasi
konvensional.

Itulah tadi beberapa penjabaran dari hasil penelitian yang saya lakukan pada
Koperasi BMT Al-Hijrah. Semoga penelitian ini bisa berguna bagi para pembaca
yang memerlukan informasi seputar pengimplementasian konsep koperasi syariah
dan bagaimana cara memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait dengan
koperasi syariah. Mohon maaf apabila dalam penyusunan proposal penelitiam ini
terdapat kekurangan. Saya sangat berbesar hati kepada para pembaca untuk
memberikan saran dan kritiknya dalam penyempurnaan proposal penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ilmi Makhalul. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah,
http://eprints.ums.ac.id/56601/4/BAB%20I.pdf. Diakses 15 april 2021.
Anonim. . “Jenis-jenis Teknik Pengumpulan Data Kualitatif”.
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/jenis-jenis-teknik-pengumpulan-data-
kualitatif-3181 (Diakses pada 24 Desember 2020).
Rony Abdillah. 2021. “PERTUMBUHAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAHDI TENGAH
PANDEMICOVID-19”. http://repository.iainpurwokerto.ac.id/9892/1/Cover_Bab
%20I_Bab%20V_Daftar%20Pustaka.pdf. diakses 15 april 2021.
G.Kartasapoetra. 2013. “Praktek Pengelolaan Koperasi”, Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
http://eprints.walisongo.ac.id/7261/2/BAB%20I.pdf. Diakses 15 April 2021.
Prof. Dr. Jamal Wiwoho SH.,M.Hum. 2020. “Tantangan Koperasi di Tengah
Pandemi”. https://nasional.sindonews.com/read/98636/18/tantangan-koperasi-
di-tengah-pandemi-1594562833. diakses 15 April 2021.
GuruPendidikan.2021. “Implementasi”.
https://www.gurupendidikan.co.id/implementasi-adalah/ . diakses 15 April
2021.
UNIVERSITAS MEDAN AREA. “Pengertian Implementasi”.
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/568/5/111801090_file
%205.pdf . diakses 15 April 2021.
Portal Pendidikan Indonesia. 2017. “Pengertian Pemahaman”.
http://www.jejakpendidikan.com/2017/12/pengertian-pemahaman.html.
diakses pada 15 April 2021.
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. ”Pengertian Konsep”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep . diakses 15 April 2021.
Laode Syamri. 2015. Definisi Konsep Menurut Para Ahli.
https://laodesyamri.net/2015/01/02/defenisi-konsep-menurut-para-ahli/.
diakses 15 April 2021.
KSPPS BAM. 2019. Koperasi Syariah, http://ksppsbam.com/koperasi-syariah-
detail-411944 . diakses 15 April 2021.
Sofian.” Koperasi Syariah Sebagai Solusi Keuangan Masyarakat Antara
Religiusitas. Trend. Dan Kemudahan Layanan”.
file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/1146-Article%20Text-2222-1-10-
20180830.pdf. diakses 151 April 2021.
Wikipedia. 2021. “Pandemi Covid-19”. https://en.wikipedia.org/wiki/COVID-
19_pandemic . diakses 16 April 2021.
Padang State University Towards a World Class University. 2020. “Implementasi
Dan Pemahaman Konsep Koperasi Syariah”.
http://fe.unp.ac.id/news/implementasi-dan-pemahaman-konsep-koperasi-
syariah-di-kabupaten-pesisir-selatan . diakses 16 April 2021.

Anda mungkin juga menyukai