Dibuat oleh :
Cantika Deby Awalul Ismy (2250210120)
Kelas : D2MBR
1
Pada surat kabar elektronik yang diterbitkan CNN Indonesia, 9 November
2022, ada salah satu artikel yang menurut saya melanggar Etika Bisnis,yaitu
artikel yang berjudul "BPOM Umumkan 2 Perusahaan Farmasi Tak Penuhi
Standar Kandungan EG-DEG". Kedua perusahaan farmasi tersebut adalah PT
Samco Farma dan PT Ciubros Farma. Kedua perusahaan farmasi tersebut
dianggap melanggar Etika Bisnis dalam Perlindungan konsumen karena
memproduksi obat sirup dengan kandungan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol
(ED-DEG) yang tidak sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan dan BPOM. Obat Sirup dengan kandungan ED-DEG yang melebihi
batas aman diduga menyebabkan lonjakan kasus gagal ginjal akut pada anak yang
terjadi di Indonesia beberapa waktu kebelakang. Efek toksik yang ditimbulkan
dari dua bahan kimia tersebut antara lain nyeri perut, diare, muntah dan
ketidakmampuan untuk buang air kecil. Sebagai tindak lanjut atas pelanggaran
atas perlindungan konsumen yang dilakukan oleh dua perusahaan farmasi
tersebut, BPOM telah mencabut izin produksi dan distribusi untuk jenis sirup yang
dilarang. BPOM juga mencabut izin CDOB untuk dua perdagangan besar farmasi
yaitu PT Megasetia Agung Kimia dan PT Buana Kemindo karena menyalurkan
produk yang mengandung cemaran yang sangat besar dan terbukti tidak
melakukan upaya inspeksi dan jaminan mutu dari pelarut yang didapatkan.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan BPOM harus melakukan
pengawasan komprehensif pre dan post market terhadap produk farmasi yang
beredar di Indonesia. Pengujian kembali untuk seluruh produk yang menggunakan
komposisi ED-DEG supaya dapat mengembalikan kepercayaan konsumen dan
memberikan perlindungan keselamatan bagi konsumen. Penindakan tegas
terhadap produsen dan distributor yang telah terbukti mengesampingkan jaminan
mutu dan perlindungan konsumen harus dilakukan guna menghindari kejadian
serupa terulang kembali.1
1
Islamiyah, Pelanggaran Etika Bisnis PT Samco Farma dan PT. Ciubros Farma Merugikan
Konsumen,12 Januari 2023,
https://www.kompasiana.com/amp/islamiyah09/63bb795e062a583da0364f52/pelanggaran-etika-bisnis-
oleh-pt-samco-farma-dan-pt-ciubros-farma-merugikan-konsumena (diakses tanggal 11 Juni 2023, 19:15)
2
LANDASAN TEORI
A) Pengertian Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi merupakan
kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian
dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis produksi adalah proses
mentransformasi input menjadi output, tetapi definisi produksi dalam
pandangan ilmu ekonomi jauh lebih luas. Pendefisinian produksi
mencakup tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakterkarakter
yang melekat padanya.2
Dalam teori konvensional, Karim menyebutkan teori produksi
ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang perilaku perusahaan
dalam membeli dan menggunakan masukan (input) untuk produksi dan
menjual keluaran atau produk. Lebih lanjut disebutkan teori produksi juga
memberikan penjelasan tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan
keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya.3
2
P3EI, Ekonomi Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), 230.
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Bakai
Pustaka, 1989), 71.
3
dengan tegas mengklasifikasikan barang-barang (sil’ah) atau
komoditas ke dalam dua kategori. Pertama, barang-barang yang
disebut al-Qur’an dengan ṭayyibāt, yaitu barang-barang yang secara
hukum halal dikonsumsi dan diproduksi. Kedua, khabāits, yaitu
barang-barang yang secara hukum haram dikonsumsi dan diproduksi.4
• Perlindungan kekayaan alam
Etika yang terpenting adalah menjaga sumber daya alam, karena
merupakan nikmat Allah Swt. kepada hamba-Nya. Implikasi dari
menjaga sumber daya alam dari polusi, kehancuran, atau kerusakan
adalah tersedianya secara memadai berbagai kebutuhan bagi generasi
mendatang. Alam ini bukan hanya diperuntukkan bagi manusia di satu
masa, tetapi untuk manusia sepanjang zaman. Realita yang terjadi
sekarang ini seringkali terjadi hubungan berkebalikan (trade off)
antara kegiatan ekonomi saat ini dengan di masa depan.Untuk itu,
produksi dalam perspektif ekonomi Islam harus memperhatikan
kesinambungan pembangunan.
C) Motif dan Tujuan Produksi
Dipandang secara makro meningkatnya jumlah produksi berarti
akan meningkatkan kesempatan kerja, peningkatan kesempatan kerja akan
meningkatkan pendapatan. Peningkatan pendapatan akan mendorong
permintaan hasil produksi. Peningkatan pendapatan ini akan memberikan
dampak yang luas pada masyarakat. Ketika individu memiliki lebih
banyak uang di tangan, mereka cenderung memiliki kemampuan beli yang
lebih besar. Hal ini kemudian mendorong permintaan terhadap berbagai
hasil produksi. Ketika permintaan semakin meningkat, produsen akan
merespons dengan meningkatkan produksi mereka. Siklus ini akan
berlanjut dan saling memperkuat, menciptakan pertumbuhan ekonomi
nasional yang berkelanjutan.
Apabila pertumbuhan jumlah produksi lebih besar dari
pertumbuhan penduduk maka dapat dikatakan bahwa kemakmuran
4
Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Prenada Media Group,
2015), 69-70.
4
masyarakat mengalami peningkatan, tetapi sebaliknya apabila
pertumbuhan produksi lebih rendah dari pertumbuhan penduduk maka
kemakmuran masyarakat akan mengalami penurunan, sebab jumlah
produksi akan dikonsumsi oleh penduduk yang semakin besar.
Produksi ini akan terus dilaksanakan karena :
a) Banyaknya barang/jasa yang habis dikonsumsi
b) Adanya barang modal yang harus diganti karena aus atau rusak dalam
proses produksi
c) Adanya barang-barang yang harus diganti karena sudah ketinggalan
zaman
d) Adanya barang-barang yang hilang karena bencana alam
e) Peningkatan taraf pendidikan dan kebudayaan sehingga menambah
aneka ragam kebutuhan
f) Pertambahan penduduk sehingga mendorong peningkatan jumlah
kebutuhan barang dan jasa
g) Kemajuan tingkat pengetahuan dan ilmu teknologi akan mendorong
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.5
Dalam berproduksi harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam
hal ini setiap muslim harus memperhatikan variansi dalam berproduksi.
Oleh karena itu, Yusuf Qardhawi berpandangan bahwa sains dan teknologi
merupakan fardhu kifayah bagi umat manusia. Dalam berproduksi harus
memperhatikan target. Setiap muslim dituntut untuk menjadikan aktivitas
berproduksi lewat ketekunan (itqan) dan sopan santun (ihsan) terhadap
segala sesuatu telah diharapkan oleh Allah. Target yang dicapai adalah
membentuk tenaga/kekuatan sendiri dalam komoditi dan jasa. Dengan
tujuan untuk meningkatkan kebutuhan sendiri bagi masyarakat sehingga
pada akhirnya akan tercapai pada kehidupan yang layak sebagaimana telah
dianjurkan dalam Islam.6
5
Arifin,M.,Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), 34.
6
Syamsuri, dkk., Analisis Konsep Produksi Menurut Muhammad Hasan As Syaibani, 171.
5
ANALISIS BERITA
6
dan tanggung jawab sosial mereka. Etika bisnis yang baik melibatkan penerapan prinsip-
prinsip moral dan nilai-nilai yang membantu melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat secara keseluruhan.
Di Indonesia, terdapat beberapa peraturan yang mengatur tentang perlindungan
konsumen. Berikut ini adalah beberapa peraturan penting yang dapat melindungi hak-hak
konsumen :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU
PK): Undang-undang ini merupakan landasan utama dalam perlindungan
konsumen di Indonesia. UU PK mengatur hak dan kewajiban konsumen serta
tanggung jawab produsen, distributor, dan pedagang dalam menjual produk
dan jasa.
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan: UU ini juga
mencakup ketentuan tentang perlindungan konsumen, khususnya dalam hal
penyelesaian sengketa konsumen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2018 tentang Penyelesaian Sengketa
Konsumen: Peraturan ini mengatur prosedur penyelesaian sengketa antara
konsumen dan produsen/distributor/penyedia jasa secara damai melalui
mekanisme mediasi atau arbitrase konsumen.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2019 tentang Produk Halal: Peraturan
ini mengatur tentang persyaratan dan tata cara sertifikasi halal bagi produk
yang beredar di Indonesia, guna melindungi konsumen Muslim.
5. Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/8/PBI/2017 tentang Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan: Peraturan ini khusus mengatur
perlindungan konsumen dalam sektor jasa keuangan, termasuk perbankan,
asuransi, dan lembaga keuangan non-bank.
Dengan adanya peraturan-peraturan ini, diharapkan konsumen dapat memperoleh
perlindungan yang memadai terhadap hak-hak mereka dan memiliki mekanisme
penyelesaian sengketa yang adil dan efektif. Selain itu, peraturan-peraturan ini juga
mendorong produsen, distributor, dan pedagang untuk bertanggung jawab dalam
menyediakan produk atau jasa yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
7
Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) perlu
melaksanakan pengawasan yang komprehensif sebelum dan setelah produk farmasi
beredar di Indonesia. Dalam rangka ini, diharapkan dilakukan pengujian ulang terhadap
semua produk yang menggunakan komposisi ED-DEG. Tindakan ini bertujuan untuk
mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut dan memberikan
perlindungan yang optimal terhadap keselamatan konsumen.
Upaya pengawasan yang menyeluruh dan pengujian kembali produk farmasi yang
menggunakan komposisi ED-DEG akan membantu memastikan bahwa produk-produk
yang beredar aman dan berkualitas. Selain itu, tindakan penindakan yang tegas akan
memberikan efek jera kepada produsen dan distributor yang melanggar aturan, sehingga
mereka akan lebih memperhatikan mutu dan keselamatan produk di masa mendatang.
Dengan demikian, pemerintah berkomitmen untuk melindungi kepentingan dan
keselamatan konsumen serta membangun kepercayaan terhadap industri farmasi di
Indonesia.
8
DAFTAR PUSTAKA