Anda di halaman 1dari 10

TEMU 12: ETIKA KONSUMEN ATAS PRODUKSI DAN PEMASARAN

Kelompok 3:

Luh Gde Yurika Regi SP 09


Eko Rimbawa Mnune 10
Ni Putu Ariani 11
Putu Sri Sukmawati 12

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
KELAS H1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
MIND MAP...............................................................................................................................3
A. Etika Produksi dan Pemasaran pada Konsumen.................................................................4
B. Perlindungan Pasar dan Konsumen....................................................................................4
C. Pandangan Kontrak tentang Kewajiban Badan Usaha terhadap Konsumen......................5
D. Teori Kehati-hatian.............................................................................................................5
E. Biaya Sosial Dilihat dari Tugas Produsen..........................................................................6
F. Etika Periklanan..................................................................................................................6
G. Privasi Konsumen...............................................................................................................7
H. Studi Kasus Pada PT. Megasari Makmur (Saat ini dibeli oleh PT. Godrej Indonesia)......7
I. Kesimpulan.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

2
Etika Periklanan Etika Produksi dan Pemasaran pada Konsumen

MIND MAP Iklan merupakan salah satu metode yang ampuh untuk
Dampak etika periklanan diidentifikasi sebagai efek sosial menyebarluaskan informasi khalayak mengenai suatu
periklanan, dimana para kritikus menyatakan bahwa iklan
produk yang dihasilkan dalam bisnis, namun dalam iklan
mempunyai dampak buruk terhadap masyarakat seperti
beberapa permasalahan yang bermuara pada persoalan
iklan menurunkan selera masyarakat, tidak dapat
mengoptimalkan sumber daya yang berharga, dan etika. Etika yang dimaksud adalah content serta visualisasi
menciptakan kekuatan monopoli iklan yang dianggap sebagai pembodohan serta penipuan
terhadap konsumen.

Perlindungan Pasar dan Konsumen

Pendekatan pasar terhadap perlindungan konsumen


mengatakan bahwa keselamatan kepada konsumen dapat
Privasi Konsumen diberikan secara efisien melalui pasar bebas. Hal ini karena
penjual harus merespon permintaan konsumen jika mereka
Hak privasi dapat diartikan sebagai hak seseorang untuk ETIKA KONSUMEN ingin mendapatkan keuntungan.
menentukan apa, kepada siapa, dan berapa banyak ATAS PRODUKSI DAN
informasi tentang dirinya yang akan diungkapkan kepada PEMASARAN Pandangan Kontrak tentang Kewajiban Badan
pihak lain. Ada dua tipe dasar privasi yaitu psikologis dan Usaha terhadap Konsumen
fisik. Privasi psikologis adalah privasi sehubungan dnegan
kehidupan batin seseorang. Sedangkan privasi fisik, privasi Hubungan kewajiban badan usaha dengan badan usahanya
yang berhubungan dengan aktivtas fisik seseorang. adalah hubungan kontraktual yang terdiri dari:
1. Duty to comply (tugas untuk mematuhi)
2. Duty of disclosure (tugas pengungkapan)
3. Duty not to misrepresent (tugas tidak disalah artikan)
4. Duty not to coerce (tugas untuk tidak memaksa)

Studi Kasus Teori Kehati-hatian

PT Megasari Makmur merupakan perusahaan yang Tugas produsen dalam teori kehati-hatian, yaitu:
memproduksi produk pembasmi serangga yang sangat 1. Saat merancang produk, teliti risikonya dalam kondisi
diminati oleh pasar yaitu HIT. Meskipun produknya penggunaan, rancang sehingga risiko diminimalkan,
terjangkau dan diklaim merupakan produk yang efisien dan pertimbangkan kapasitas pengguna
sehat, namun PT Megasari Makmur telah melanggar 2. Dalam produksi, gunakan kontrol kualitas yang ketat
kepercayaan konsumen dengan bertindak tidak etis dan untuk menghilangkan cacat dan memastikan bahan
menyebabkan konsumen dirugikan dengan kandungan dan manufaktur tidak menambah cacat atau risiko
yang ada dalam produknya dan dilaporkan ke Polda Metro 3. Saat pemasaran memberikan informasi kepada
Jaya pada Juni tahun 2006 oleh LBH pengguna tentang penggunaan produk dengan aman,
peringatkan semua bahaya, jangan pasarkan kepada
mereka yang tidak dapat menghindari risiko
PEMBAHASAN

A. Etika Produksi dan Pemasaran pada Konsumen


Persaingan dalam dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan
sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Pada zaman informasi seperti ini, baik-
buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan massif (banyak).
Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara
etis,adil dan jujur adalah satu-satunya cara agar perusahaan dapat bertahan di dalam dunia
bisnis. Sebuah bisnis, tentu akan melalui tahap-tahap sebelum akhirnya bisa dinikmati
oleh publik. Salah Satu prosesnya adalah produksi dan pemasaran. Produksi adalah
tahapan yang cukup penting dalam proses bisnis. Dimana pebisnis bisa menuangkan
idenya dalam sebuah produk yang siap dipasarkan. Sementara pemasaran bisa dikatakan
salah satu urat nadi dalam pencapaian hasil. Segala macam produk dengan hasil terbaik,
tidak akan optimal diserap oleh konsumen jika teknik dan pelaksanaan pemasarannya
tidak bagus. Berbagai cara bisa dilakukan dalam memasarkan suatu produk hingga
sampai ketangan konsumen. Salah satu yang memiliki peranan penting saat ini adalah
penggunaan iklan. Iklan akan dianggap sebagai metode yang ampuh untuk
menyebarluaskan informasi kepada khalayak mengenai suatu produk yang dihasilkan
dalam bisnis. Dibalik keberhasilan iklan dalam mendongkrak penjualan produk dalam
bisnis, terselip beberapa permasalahan yang bermuara pada persoalan etika. Etika yang
dimaksud adalah content serta visualisasi iklan yang dianggap sebagai pembodohan serta
penipuan terhadap konsumen.
B. Perlindungan Pasar dan Konsumen
Seorang konsumen menghadapi beberapa masalah di pasar, seperti: a) Produk
berbahaya dan beresiko, b) Praktik penjualan yang menipu, c) Produk yang dibuat dengan
buruk, d) Kegagalan untuk menghormati jaminan, e) Iklan yang menipu dan tidak
menyenangkan. Pendekatan pasar terhadap perlindungan konsumen mengatakan bahwa
keselamatan kepada konsumen dapat diberikan secara efisien melalui pasar bebas. Hal ini
karena penjual harus merespon permintaan konsumen jika mereka ingin mendapatkan
keuntungan. Pasar akan merespons preferensi konsumen secara efisien dan adil jika
konsumen: a) Memiliki informasi yang memadai, b) Merupakan pemaksimal utilitas yang
rasional: orang-orang yang memiliki seperangkat utilitas yang terdefinisi dengan baik dan
konsisten preferensi, dan mengetahui bagaimana pilihan pribadi akan mempengaruhi
preferensi tersebut, c) Memiliki ciri-ciri lain dari pasar persaingan sempurna.
Intervensi pemerintah terhadap pasar konsumen menjadikan pasar ini tidak adil, tidak
efisien dan memaksa. Ada beberapa keberatan mengenai pendekatan pasar terhadap
perlindungan konsumen. Masalah dengan pendekatan ini muncul karena mengasumsikan
bahwa pasar bersifat kompetitif. Namun, tidak demikian karena: a) Konsumen tidak
memiliki informasi yang memadai mengenai produk pada saat produk tersebut rumit dan
informasinya mahal serta sulit ditemukan. b) Pembeli tidak rasional dan tidak konsisten
dalam mengambil keputusan pembelian. c) Sebagian besar pasar konsumen tidak
kompetitif melainkan monopoli atau oligopoli di mana penjual dapat memanipulasi harga
dan pasokan. Kegagalan pasar, seperti itu dapat melemahkan argumen yang mencoba
menunjukkan bahwa hanya pasar yang dapat memberikan perlindungan konsumen yang
memadai. Sebaliknya, konsumen harus dilindungi melalui struktur hukum pemerintah dan
melalui inisiatif sukarela dari para pelaku bisnis yang bertanggung jawab. Sebagian
tanggung jawab atas cedera yang dialami konsumen terletak pada konsumen. Namun ada
juga bagian tanggung jawab produsen. Ada tiga teori berbeda tentang tugas etika
produsen. Ketiga hal tersebut adalah: a) Tampilan kontrak, b) Pandangan kehati-hatian, c)
Pandangan biaya sosial.
C. Pandangan Kontrak tentang Kewajiban Badan Usaha terhadap Konsumen
Pandangan kontrak tentang kewajiban badan usaha terhadap konsumen adalah
pandangan bahwa hubungan antara perusahaan bisnis dan pelanggannya pada dasarnya
adalah hubungan kontraktual. Kewajiban Moral perusahaan kepada pelanggan adalah
yang diciptakan oleh hubungan kontraktual ini. Teori kontraktual terdiri atas (1) Duty to
comply (tugas untuk mematuhi) adalah dengan klaim tersurat dan tersirat tentang
keandalan, masa bakti, maintainability, dan keamanan produk; (2) Duty of disclosure
(tugas pengungkapan); (3) Duty not to misrepresent (tugas tidak disalah artikan); dan (4)
duty not to coerce (tugas untuk tidak memaksa). Salah satu masalah teori kontraktual
adalah penjual dapat menghapuskan semua tugas mereka kepada pembeli dengan
membuat mereka setuju dengan penafian tanggung jawab.
D. Teori Kehati-hatian
Teori kehati-hatian mengenai kewajiban produsen terhadap konsumen adalah
pandangan bahwa karena pabrikan berada pada posisi yang lebih diuntungkan dan
konsumen harus mengandalkan mereka, mereka memiliki kewajiban untuk
memberikan perhatian khusus untuk memastikan bahwa kepentingan kon sumen
tidak dirugikan oleh produk yang mereka tawarkan. Dalam pandangan ini doktrin caveat

5
emptor digantikan dengan doktrin caveat vendor. Caveat emptor adalah pembeli yang
mengurus sedangkan Caveat vendor adalah penjual yang mengurus.
Tugas produsen dalam Teori Kehati-hatian: (1) Saat merancang produk, teliti
risikonya dalam kondisi penggunaan, rancang sehingga risiko diminimalkan,
pertimbangkan kapasitas pengguna. (2) Dalam produksi, gunakan kontrol kualitas yang
ketat untuk menghilangkan cacat dan memastikan bahan dan manufaktur tidak menambah
cacat atau risiko. (3) Saat pemasaran memberikan informasi kepada pengguna tentang
penggunaan produk dengan aman, peringatkan semua bahaya, jangan pasarkan kepada
mereka yang tidak dapat menghindari risiko.
E. Biaya Sosial Dilihat dari Tugas Produsen
Biaya sosial dilihat dari kewajiban produsen terhadap konsumen adalah
pandangan bahwa produsen harus membayar biaya cedera yang disebabkan oleh cacat
pada produk. Dia bahkan harus membayar jika pabrikan melakukan semua perawatan
dalam merancang, membuat dan memasarkan, dan cedera tidak dapat diramalkan.
F. Etika Periklanan
Dalam implikasinya, fungsi utama periklanan adalah memberikan informasi
kepada konsumen yang dimana iklan komersial untuk menjual suatu produk kepada calon
pembeli, dan informasi yang ada dibawahnya merupakan bagian dari fungsi dasar ini dan
biasanya sudah dtentukan. Iklan komersial juga dapat didefinisikan sebagai jenis
komunikasi tertentu antara penjual dan calon pembeli. Sehingga, dibedakan dalam dua
bentuk komunikasinya yaitu pertama, pesan yang ditunjukkan secara publik kepada
masyarakat luas. Kedua, iklan dimaksudkan utnuk membujuk masyarakat agar membeli
produk penjual yang dimana sebuah iklan dapat mencapai tujuan ini melalui beberapa
cara, slaah satunya dengan menciptakan keinginan konsumen akan produk yang dijual.
Adapun dampak etika periklanan diidentifikasi yaitu efek sosial dari periklanan, para
kritikus menyatakan bahwa iklan mempunyai dampak buruk terhadap masyarakat seperti
iklan menurunkan selera masyarakat, tidak dapat mengoptimalkan sumber daya yang
berharga, dan menciptakan kekuatan monopoli. Periklanan dan menciptakan keinginan
konsumen, John K. Galbraith dan yang lainnya berpendapat bahwa iklan bersifat
manipulatif yang diman iklan adalah penciptaan keinginan pada konsumen dengan tujuan
untuk menyerap hasil industri. Periklanan dan dampaknya yang menipu terhadap
keyakinan, dimana iklan adalah sebuah bentuk komunikasi, maka iklan bisa jujur atau
menipu seperti bentuk komunikasi lainnya. Sebagian besar kritik terhadap iklan berfokus
pada aspek-aspek yang menipu dari iklan modern. Sebuah iklan dapat salah
6
menggambarkan sifat produk dengan menggunakan tiruan yang menipu, menggunakan
testimoni berbayar yang tidak benar, memasukkan kata jaminan ketika tidak ada yang
dijamin, mengutip harga yang menyesatkan, gagal mengungkapkan cacat pada suatu
produk, meremehkan produk pesaing secara menyesatkan, atau mensimulasikan nama-
nama merek yang terkenal.

G. Privasi Konsumen
Kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi seperti pemrosesan komputer,
perangkat lunak basis data, dan teknologi komunikasi memberikan suatu kekuatan untuk
mengumpulkan, memanipulasi, dan menyebarkan informasi priadi tentang konsumen
dalam skala yang besar. Kegiatan memanipulasi dan penyebaran informasi pribadi telah
memungkinkan pelanggaran massal terhadap privasi konsumen dan telah menciptakan
potensi kerugian siginifikan yang timbul dari penyebaran informasi yang salah atau palsu.
Hak privasi dapat diartikan sebagai hak seseorang untuk menentukan apa, kepada
siapa, dan berapa banyak informasi tentang dirinya yang akan diungkapkan kepada pihak
lain. Ada dua tipe dasar privasi yaitu psikologis dan fisik. Privasi psikologis adalah
privasi sehubungan dnegan kehidupan batin seseorang. Sedangkan privasi fisik, privasi
yang berhubungan dengan aktivtas fisik seseorang. Oleh karena itu, privasi fisik menjadi
penting karena sarana untuk melindungi privasi psikologis dan privasi fisik juga dihargai
demi prvasi itu sendiri. Dalam konteks privasi konsumen, privasi cukup penting untuk
mengakui hak yang dimiliki semua orang dan hak ini harus seimbang dengan hak dan
kebutuhan sah orang lain. Oleh karena itu, hak konsumen atas privasi harus dilindungi
dan diimbangi dengan kebutuhan sah dunia bisnis atau usaha. Adapun pertimbangan
dalam menyeimbangkan kebutuhan bisnis yang sah dengan hak privasi yaitu tujuan,
relevansi, pemberian informasi, persetujuan, akurasi, dan keamanan dan penerima.
H. Studi Kasus Pada PT. Megasari Makmur (Saat ini dibeli oleh PT. Godrej Indonesia)
PT Megasari Makmur merupakan perusahaan yang memproduksi produk
pembasmi serangga yang sangat diminati oleh pasar yaitu HIT. Di Tengah persaingan
pasar yang berlomba-lomba dalam membuat produk dan menawarkan konsumen dengan
harga yang paling murah, HIT menjadi salah satu produk yang memiliki harga sangat
terjangkau bagi Masyarakat dan banyak diminati oleh pasar. Di bidang insektisida rumah
tangga, HIT adalah pemimpin pasar. Meskipun produknya terjangkau dan diklaim
merupakan produk yang efisien dan sehat, namun PT Megasari Makmur telah melanggar
kepercayaan konsumen dengan bertindak tidak etis dan menyebabkan konsumen

7
dirugikan dengan kandungan yang ada dalam produknya dan PT Megasari Makmur (yang
saat itu belum dibeli oleh Godrej Consumer Products Ltd.) dilaporkan oleh LBH ke Polda
Metro Jaya pada Juni tahun 2006.
Laporan tersebut berdasarkan pengaduan pengguna produk HIT yang mengeluh
mengalami mual, muntah, dan pusing akibat keracunan aerosol HIT. Pabrik HIT tersebut
sebelumnya telah diperiksa oleh Komisi Pestisida Kementerian Pertanian, dan dilakukan
pengujian kandungan barang. Setelah dilakukan pengujian, ditemukan dua (dua) zat
berbahayayaitu Propoxur dan Dichlorvos. Kedua bahan berbahaya tersebut, khususnya
HIT 2.1 A (tipespray) dan HIT 17 L, terdapat di dalam HIT repellent (isi ulang cair).
Dengan demikian, padatanggal 7 Juni 2006, kedua barang tersebut secara resmi
dikeluarkan dari pasar, dan bisnis tersebut diharuskan untuk memusnahkan sisa
persediaan di Gudang sekaligus. Menanggapi kejadian ini PT Megasari Makmur
menyatakan peyesalan dan menarik produk dari penjualan dan mengumumkan bahwa
produk tersebut akan dimusnahkan. Selain itu bisnis akan membuat barang dengan merek
yang sama tetapi dengan bahan yang berbeda yang diduga bebas dari racun berbahaya.
Pemerintah telah memberikan izin untuk New Aerosol HIT setelah lulus uji. Produk New
Aerosol HIT disetujui untuk produksi dan penggunaan di rumah pada tanggal 8
September 2006.
Berdasarkan uraian kasus ini dapat kita ketahui bahwa PT Megasari Makmur telah
melanggar etika kepada konsumen dengan menjual produk yang membahayakan
Kesehatan konsumen. Hal ini tentu saja mengakibatkan kepercayaan konsumen PT
Megasari Makmur menjadi menurun dan dapat berakibat pada menurunnya penjualan
perusahaan akibat adanya sentiment publik. Perusahaan berusaha bertanggungjawab dan
membangun Kembali kepercayaan konsumen dengan menghancurkan produk yang
bermasalah dan memformulasikan ulang produk tersebut dengan bahan yang lebih aman
bagi konsumen.
I. Kesimpulan
Persaingan dalam dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan
sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Berbagai cara bisa dilakukan dalam
memasarkan suatu produk hingga sampai ketangan konsumen. Dibalik keberhasilan iklan
dalam mendongkrak penjualan produk dalam bisnis, terselip beberapa permasalahan yang
bermuara pada persoalan etika. Etika yang dimaksud adalah content serta visualisasi iklan
yang dianggap sebagai pembodohan serta penipuan terhadap konsumen. Oleh karena itu
konsumen memerlukan perlindungan pasar dan konsumen untuk melindungi hak-hak
8
mereka sebagai konsumen. Perusahaan memiliki beberapa kewajiban yang harus
dipertanggungjawabkan kepada konsumen, yaitu (1) Duty to comply (tugas untuk
mematuhi) adalah dengan klaim tersurat dan tersirat tentang keandalan, masa bakti,
maintainability, dan keamanan produk; (2) Duty of disclosure (tugas pengungkapan); (3)
Duty not to misrepresent (tugas tidak disalah artikan); dan duty not to coerce (tugas untuk
tidak memaksa). Selain itu perusahaan sebagai produsen juga perlu menerapkan teori
kehati-hatian dalam menjalankan tugas mereka saat merancang produk, berproduksi, dan
memasarkan produknya. Produsen juga perlu memperhatikan biaya sosial dilihat dari
kewajiban produsen dimana produsen harus membayar biaya cedera yang disebabkan
oleh cacat pada produk.

9
DAFTAR PUSTAKA

Cuandra, Fendy. Mariano, Houce. Ryana, Rama M. Sherina. (2023). The Analysis of
Operational Management in Manufacturing Company PT. Godrej Indonesia.
Management Studies and Entrepreneurship Journal Vol 4(1) 2023: 697-704.
Velasquez, M.G. (2014). Business Ethics:Concepts and Cases. Seventh edition. Prentice Hall.

10

Anda mungkin juga menyukai