Anda di halaman 1dari 46

ANALIS KEGIATAN PRODUKSI KONVEKSI BUSANA

MUSLIM DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi Kasus Nagari Batu Taba Kecamatan Ampek Angkek


Kabupaten Agam, Gigansha Collection)

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Pada Jurusan S1 Ekonomi Islam
Acc untuk diseminarkan

24/8/2021

Oleh :

HENDRI DERMAWAN

3217274

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

1
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BUKITTINGGI
T.A 1443 H/ 2021 M

ANALISIS KEGIATAN PRODUKSI KONVEKSI GIGANSHA

COLLECTION BUSANA MUSLIM DI NAGARI BATU TABA

KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM

DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia dari waktu kewaktu terus berputar dan

mengalami perubahan seperti dalam era globalisasi pada saat ini.

Perputaran kehidupan manusia mengakibatkan berbagai perubahan

terhadap kondisi alam sekitarnya. Perubahan dunia saat ini yang begitu

cepat dan ditambah lagi dengan adanya virus korona yang mewabah

membuat pendapatan menurun yang memaksa para produsen maupun

wirausahawan untuk berfikir lebih keras lagi agar bisa tetap melakukan

usahanya. Perubahan ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan

teknologi baik teknologi mesin maupun teknologi komunikasi.

Perkembangan teknologi, dari mesin manual sampai mesin yang serba

otomatis mengubah mutu dan kualitas suatu produk mulai dari kemasan

sampai pada isinya yang menarik dan kompetitif.

Perubahan teknologi yang begitu cepat berimbas juga terhadap

perubahan perilaku masyarakat. Informasi yang masuk dari berbagai

sumber dengan mudah diperoleh dan diserap oleh berbagai kalangan

2
masyarakat meskipun dipelosok pedesaan yang terpencil. Imbas nyata

adalah masyarakat begitu cepat pandai dalam memilih produk yang

disukai dengan membandingkan produk yang sejenis sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan mereka.

Cepatnya informasi yang masuk akibat majunya teknologi

informasi seperti internet, televisi, radio, koran maupun majalah telah

menjadikan masyarakat semakin cerdas dan sulit dibohongi. Dampak lain

yang nyata dari produsen adalah ketatnya persaingan antar produsen

untuk memanfaatkan kemajuan teknologi ini. Produsen berusaha sekuat

tenaga untuk merebut konsumen. Siapa yang cepat dia yang dapat atau

bisa dikatakan konsumen harus dikejar dan direbut bukan lagi ditunggu.

Oleh karena itu, kemajuan teknologi ini harus dimanfaatkan sebesar-

besarnya untuk bisa meningkatkan kualitas produknya sehingga bisa

merebut hati konsumen agar membeli dan mengonsumsi produknya.

Pada saat ini telah banyak lahir perusahaan-perusahaan baik yang

bergerak dibidang manufaktur dan jasa yang meningkatkan persaingan

semakin ketat dan kompetitif dikalangan dunia usaha atau bisnis. Semakin

banyaknya perusahaan-perusahaan maka akan semakin meningkatkan

persaingan dalam dunia usaha. Dalam menciptakan daya saing yang tinggi

diperlukan kecanggihan dalam konsep mutu dan konsep marketing

produk. Sehingga para konsumen pun akan semakin selektif dalam

memilih barang yang dibutuhkan, terutama dalam segi kualitas. Oleh

karena itu, perusahaan diperlukan adanya manajemen produksi yang

3
bagus dan juga strategi yang jelas dan tepat, guna menghasilkan suatu

produk yang berkualitas.

Suatu produk yang berkualitas tingi akan memberikan kepuasan

tersendiri kepada konsumen. Dimana hal ini dapat meningkatkan

pendapatan serta reputasi perusahaan. Sebaliknya jika kesan yang tidak

baik maka konsumen tersebut akan menyebarkan informasi tentang

keadaan produk itu kepada konsumen yang lainya. Peningkatan kualitas

pada semua fungsi bisnis yang optimal adalah apabila dihubungkan dan

dipandu oleh persepsikonsumen tentang kualitas dan kebutuhan

konsumen.1 Oleh karna itu, produkyang akan akan dihasilkan diharapkan

mempunyai kualitas yang baik. Manajemen produk sangat diperlukan

dalam proses produksi yang tujuanyauntuk mendapatkan suatu gambaran

yang jelas mengenai produk yang dihasilkan tersebut sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan atau masih perlu diadakan pembenahan.

Wirausahaan bertanggungjawab untuk menghasilkan barang atau

jasa yang memuaskan konsumen dari kelangsungan usaha. Bertanggung

jawab untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan suatu fungsi

produksi yang digunakan. Dalam arti luas manajemen produksi berkaitan

dengan proses produksi barang dan jasa. Efekktifitas atau efesiensi fungsi

produksi banyakdidasarkan atau sejauh mana manajemen produksi

memperhitungkan sasaran perusahaan secara menyeluruh dan juga

berkaitan dengan dengan manajemen fungsional lainnya.2


1
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Hal. 168
2
Ronald Nangor,Perkembangan Produksi Dan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pt. Raja
Grafindo Persada, 1995), Hal. 1

4
Manajemen produksi sebagai pengelolasistem transformasi, yang

mengubah masukan menjadi barang atau jasa. Masukan sistem tersebut

adalah material, tenaga kerja, energi, modal dan informasi. Semua

masukan tersebut akan diubah menjadi barang atau jasa melalui proses

produksi.

Manajemen yang juga sering disebut dengan pengelolaan

merupakan suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasiandan pengendalian untukmencapai tujuan dari suatu

organisasi atau perusahaan yang telah diterapkan. Dalam islam

mengajarkan segala sesuatu ituharus rapi, benar, tertib, dan teratur.

Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Suatu aktifitas apapun tidak

boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama

dalam ajaran islam. Allah SWT sangat menyukai sesuatu yang dilakukan

dengan baik danteratur. Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap

dan cara-cara mendapatkannya yang halal merupakan hal yang

disyariatkan dalam ajaran islam. Hakikat manajemen yang terkandung

dalam al-qur’an ialah merenungkan atau memandang kedepan suatu

urusan atau persoalan agar terpuji dengan baik akibatnya. Untuk mencapai

diperlukan adanya pengaturan dengan cara yang bijaksana, yaitu erat

kaitanya dengan pencapaian tujuan, pengambilan keputusan dan

pelaksanaan manajemen itu sendiri.3

Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam bidang

manufaktur maupun jasa tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup


3
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonesia, 2004), Hal. 14

5
perusahaan lebih penting daripada sekedar laba besar. Sekalipun untuk

dapat terus bertahan, perushaan memerlukan keuntungan yang cukup.

Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan tersebut, produk yang

dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan

konsumen (harga, kualitas dan sebagainya).

Produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan atau

menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan manusia. Sedangkan orang, Badan usaha atau organisasi yang

menghasilkan barang dan jasa disebut produsen. Badan yang digunakan

dalam proses produksi disebut input atau faktor produksi, sedangkan

produk yang dihasilkannya disebut output atau produk.4 Pada masa ini,

seringnya terjadi kelangkaan barang pokok dipasaran,terutama saat hari

raya besar, menjadikan para produsen ataupara pedagang sengaja

menimbun barang agar harganya dapat meningkat pada saat tersebut.

Seringkali para produsen melakukan pelanggaran dalam proses

produksinya.

Disatu sisi setelah proses produksi berjalan dengan baik maka

perusahaan juga harus menjaganya dengan baik pula, mengingatmenjaga

lebihsulit daripada saat mendirikan. Dengan demikian proses dan kegiatan

produksi sebagai dapurnya perusahaan perlu dipelajaridengan seksama

dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusaan memiliki devisi produksi

4
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007),
Hal. 102

6
yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung hidup

perusahaan.

Jenis pengusaha pada saat ini bermacam-macam, salah satunya

adalah konveksi. Perusahaan konveksi merupakan salah satu perusahaan

yang sangat berkembang. Khususnya di Nagari Batu Taba Kecamatan

Ampek Angkek Kabupaten Agam. Apalagi di daerah Agam terkenal

dengan produksi konveksinya yang sangat populer oleh daerah

tetangganya, kebanyakan usaha di daerah Bukittinggi dipenuhi dengan

banyaknya usaha konveksi ini, baik konveksi yang skala besar,

menengah, dan kecil. Dengan banyaknya usaha konveksi yang ada, maka

persaingan pun cukup ketat. Persaingan yang cukup ketat ini membuat

pelaku bisnis dituntut harus lebih kompetitif dan proaktif dalam

meningkatkan daya saing perusahaanya.

Penelitian ini ingin mengungkapkan perilaku produsen dalam

mengelola usahanya untuk bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan

konsumen. Penelitian ini mengambil lokasi di konveksi gigansha

collection, koonveksi tersebut mempunyai karyawan sebanyak 12 orang

dengan jumlah mesin yang digunakan 12 unit mesin dan bisa

menghasilkan 200 helai pakaian jadi dengan berbagai jenis dalam

perpekan dan bisa mengirim ke 3 provinsi di Indonesia dan ada yang unik

dalam usaha tersebut yang mana dalam proses pembuatan pakaian

tersebut dilakukan dirumah karyawan terpercayanya yang mana apabila

pakaian tersebut sudah siap untuk dipasarkan maka akan diantarkan ke

7
tempat gigansha collection dan akan dipasarkan ke konsumen atau partner

bisnis yang lain, agar karyawan tersebut merasa tidak terlalu terbebani

apabila harus selalu ke tempat kerja tiap hari karna usaha konveksi ini

kebanyakan diisi dengan ibu rumah tangga dan karyawan yang dipilih

disekitar tempat usaha gigansha collection yang menjunjung tinggi

karyawan lokal agar perekonomian masyarakat disekitar nagari Batu Taba

akan meningkat dengan adanya usaha gigansha collection ini.5

Setelah melakukan observasi awal pemilik konveksi tersebut

meminjam modal berupa uang dari bank konvensional. Seperti yang

sama-sama kita ketahui bank konvensional ini dalam prosedur

peminjaman uangnya dengan sitem kredit yang mana dalam kesepakatan

awal tidak dijelaskan bunga yang akan di bayarkan dan itu bertentangan

dengan teori ekonomi islam salah satunya dalam prinsip keadilan.

Dan dari latar belakang tersebut, penulis berusaha mengangkat

fenomena dari usaha produsen untuk meningkatkan kualitas produknya

dipasaran, dengan men,gangkatnya dalam sebuah judul “Analisis

Kegiatan Produksi Konveksi Gigansha Collection Busana Muslim Di

Nagari Batu Taba Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam

Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam”

5
Septian, Interview, Kamis, 25 Maret 2021, Jam 09.00 WIB

8
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengidentifikasikan

beberapa masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut :

 Modal awal konveksi gigansha collection melalui bank konvensional.

 Tidak sesuai prinsip ekonomi islam dalam keadilan.

 Kegiatan produksi dalam menerapkan faktor-faktor produksi belum

sesuai dengan teori ekonomi islam.

C. Batasan Masalah

Dalam kasus ini, peneliti hanya membatasi masalah dalam faktor

produksi yang terdiri dari : tanah, modal, tenaga kerja dan organisasi saja

agar penelitian ini agar dapat terfokus dan tidak keluar jalur. Adapun

masalah yang lain tentang manfaat usaha tersebut terhadap masyarakat

disekitar dan bagaimana cara produsen mempertahankan usahanya ini

ditengah pandemi. Namun, peneliti lebih terfokuskan pada faktor

produksi yang digunakan dalam kajian islam agar menambah

pengetahuan atau pengalaman nyata yang ada ditengah dunia kerja.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini,

peneliti merumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

9
bagaimana cara produsen menerapkan faktor-faktor produksi secara islam

yang meliputi tanah/lahan, modal, tenaga kerja dan organisasi?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Untuk mengetahui cara yang dipakai produsen dalam menerapkan

faktor-faktor produksi secara islam yang meliputi; tanah/lahan, modal,

tenaga kerja, dan organisasi.

Adapun kegunaan penelitian sebagai berikut ;

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkandapat menambahkan

khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi dan bisnis

lebih khususnya lagipada meningkatkan kualitas pembelajaran

melalui perilaku produsen dalam suatu bisnis.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Perpustakaan IAIN Bkittinggi

Hasil penelitian ini bagi perpustakaan IAIN

Bukittinggi untuk menambah literatur dibidang ekonomi

dan bisnis terutama yang berangkutan dengan perilaku

produsen.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini bagi tempat konveksi di nagari

Batu Taba dapat digunakan sebagai acuan dalam rangka

meningkatkan dan juga mengembangkan produk dan juga

10
kualitas produknya agar masyarakat lebih percaya

menggunakan produknya tersebut.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dihapkan dapat dijadikan

pertimbangan bagi masyarakat agar dapat mendapatkan

hasil produksi yang berkualitas.

d. Bagi Peneliti berikutnya

Diharapkan agar peneliti lain bisa mengkaji lebih

dalam ataupun membuat studi perbandingan mengenai

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan

kegiatan produksi.

e. Bagi peneliti

Sebagai salah satu syarat meraih gelar.

F. Penjelasan Judul

Ilmu Ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat

dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu

keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya, baik barang-

barang maupun jasa).6

Ekonomi Islam merupakan sebuah ilmu yang komprehensif dan

saling terintregasi, meliputi ilmu islam yang bersumber dari Al-qur,an dan

6
Elsi Kartika, Advendi Simanunsong, Hukum dalam Ekonomi, Edisi Kedua, (Jakarta
:Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008), Hal.4

11
Al-hadist dan juga ilmu rasional dengan ilmu ini manusia dapat mengatasi

masalah-masalah keterbatasan sumber daya untuk mencapai falah.7

Perilaku Produsen adalah semua upaya yang dilakukan oleh

produsen dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan efisiensi serta

dapat diterima dengan baik dipasaran dan mampu menghasilkan laba yang

besar.8

Produksi adalah proses peningkatan kapasitas barang-barang untuk

memuaskan keinginan atau kabutuhan manusia atau proses pembentukan

jasa-jasa yang mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia.9

Konveksi adalah tempat proses produksi, yang hasilnya nanti bisa

dimanfaatkan moleh manusia.

Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau

pelayanan kebutuhan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.10

Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan

hubungan antara hasil (jumlah barang yang diproduksi) dengan sumber

(jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dsb) yang dipakai untuk

menghasilkan hasil produksi tersebut.

Distribusi adalah proses yang menunjukan penyaluran barang dari

produsen sampai ketangan masyarakat konsumen.11

7
Ikit, AkuntasiPenghimpun Dana Bank Syariah, Edisi Pertama, (Yogyakarta : Deepublish,
2015), Hal. 5
8
Www.Pengertianmenurutparaahli.Net/Pengertian-Perilaku-Konsumen-Dan-Produsen/
9
Hra Rivai Wirasasmita, Dkk.,Kamus Lengkap Ekonomi, (Bandung : Pionir Jaya, 2002),
Hal. 394
10
Philip Katler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta : Prenhalindo, 1997), Hal.49
11
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung : Alfabet, 2013),Hal. 176

12
G. Landasan Teori

1. Sistem Ekonomi Islam

Ekonomi islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku

ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan

agama islam dan didasarkan dengan tauhid sebagaimana

dirangkum dalam rukun iman dan rukun islam. Islam

menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis

(berusaha) guna memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi mereka.

Rasulullah SAW sendiri terlibat di dalam kegiatan bisnis selagi

berdagang bersama istrinya Khadijah.

Sistem ekonomi islam merupakan sistem ekonomi yang

beba, tetapi kebebasannya ditunjukkan lebih banyak dalam bentuk

kerjasama daripada dalam bentuk kompetisi (persingan). Karena

kerjasama merupakan tema umum dalam organisasi sosial islam.

Individualisme dan kepedulian sosial erat terjalin sehingga bekerja

demi kesejahteraan orang lain merupakan cara yang paling

memberikan harapan bagi pengembangan daya guna seseorang

dan dalam rangka mendapatkan ridha Allah SWT.

Dari sudut pandang epistemologi, dapat diketahui bahwa

ilmu ekonomi diperoleh melalui pengamatan (empirisme)terhadap

gejala sosial masyarakatdalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengamatan yang dilakukan kemudian digeneralisasi melalui

13
premis-premis khusus untuk mengambil kesimpulan yangbersifat

umum. Perubahan yangdiamati dalam sistem produksi dan

distribusi barang dan jasa kemudian dijadikan sebagai teori-

teoriumum yang dapat menjawab berbagai masalah ekonomi.

Ilmu ekonomi Islam (Islamic economics) sebagai sebuah

disiplin ilmu, jelas memiliki landasan epistemologi Ekonomi

Islam berarti mengkaji asal-usul (sumber) ekonomiislam,

metodologinya dan validitasnya secara ilmiah. Apabila berbicara

masalah epistemologi Ekonomi Islam, berarti akan berbicara

tentang hakikat ekonomi Islam dan dasar-dasarnya. Ekonomi

Islam berbasis epistemologi Islam, karenahalini berhubungan

dengan sudut pandang Islam itu sendiri (Suharto, 2005). Hal ini

sejalan apa yang diungkapkan oleh Haneef (2005) bahwa

Ekonomi Islam perlu dikembangkan, dilaksanakan dan dievaluasi

melalui konsep, ukuran, dan standar sebagai produk dasar Islami

yang melibatkan sudut pandang Islam dan filsafat Islam.

Menurut pandangan Naqvi (1997), ada empat aksioma etika

yang mempengaruhi ilmu Ekonomi Islam, yaitu tauhid, keadilan,

kebebasan dan tanggungjawab. Metodologi ilmu Ekonomi Islam

mengungkap permasalahan manusiadari sisi manusia yang

multidimensional. Keadaan ini digunakan untuk menjaga

obyektifitas dalam mengungkapkan kebenaran dalam suatu

14
fenomena.Sikapini melahirkan sikap dinamis dan progresif untuk

menemukan kebenaran hakiki.

Secara garis besar, metodologi ilmu Ekonomi Islam

tersusun secara sistematis sebagai berikut, pertama, Al-qur’an

adalah sumber pertama dan utama bagiilmu Ekonomi Islam

yangdidalamnya dapat ditemui hal-hal yangberkaitan dan

mengatur kegiatan ekonomi. Al-qur’an merupakan petunjuk yang

lengkapdan sempurna yangterdiri dari bagian-bagian yang saling

merangkum dan melengkapi.

Pengetahuan yang ada dalam Al-qur’an memiliki kebenaran

mutlak (absolute), mencangkup segala kehidupan secara

komprehensif (complete) dan karenanya tidak dapat dikurangi dan

ditambah (irreducible). Al-qur’an selanjutnya dijelaskan oleh

Sunah Nabi. Dengan demikian, Al-qur’an danSunah merupakan

sumber utama ajaran Islam. Segala metodologi harus bersumber

dari Al-qur’an dan Sunah tersebut. Sunah adalah sumber kedua

dalam perundang-undangan Islam. Di dalamnya dapat dijumpai

aturan perekonomian Islam. Secara literal, sunah berarti cara,

kebiasaan (custom habit of life) yang merajuk pada perbuatan,

ucapan dan ketetapan dari Rasulullah. Sunah adalah penjelasan

atau pengejawantahan Al-qur’an karena Rasulullah adalah orang

pertama dan langsung menerima dan dibimbing secara ilihiah

untuk memahaminya. Al-qur’an dan Sunah kemudian dapat

15
dielaborasi dalam hukum-hukum dengan menggunakan metode

epistemological deduction, yaitu menarik prinsip-prinsip umum

yang terdapat dalam kedua sumber tersebut untuk diterapkan

dalam realitas individu (Haque dan Choudhury, 1998).

Keduan, setelah Al-qur’an dan Sunah, dalam epistemologi

Ekonomi Islam diperlukan ijtihad dengan menggunakan rasio atau

akal. Ijtihad adalah upaya penggunaan rasio untuk merumuskan

dan menyimpulkan suatu hukum atau menghasilkansuatu teori

(Hasballah, 1981). Dengan ijtihad, para ulama melakukan

penelitian induktif, yaitu metode penggunaan alasan logika

rasional dalam menginterpretasikan teks Al-qur’an dan Hadist

yang bersifat umum (Mahmuddin, 2016).

Choundhury (2004) menjelaskan bahwa pendekatan

metologi Ekonomi Islam menggunakan shuratic process yaitu

metodologi individual (ijtihad fardi) digantikan oleh sebuah

konsesus para ahli (ijtihad jama’i) dan pelaku pasar karena

dianggap memiliki tingkat kebenaran ijtihad yang tinggi dalam

menciptakan keseimbangan ekonomi dan perilaku pasar.

Penggunaan istilah shuratic berasal dari kata ‘musyawarah’, untuk

menunjukan bahwa proses ini bersifat konsultatif dan dinamis.

Metodologi ini merupakan upaya untukmenghasilkan ilmu

pengetahuan yang bersifat transpenden, sekaligus didukung oleh

kebenaran empiris dan rasional yang merupakan tolak ukur

16
utamakebenaran ilmiah. Sementara seorang muslim meyakini

bahwa kebenaran utama dan mutlak berasal dari Allah, sedangkan

kebenaran dari manusia bersifat tidak sempurna. Akan tetapi

manusia dikaruniai akal dan berbagai fakta empiris di sekitarnya

berbagai bahan untuk memahami kebenaran dari Allah SWT.

Perpaduan kebenaran wahyu dan kebenaranilmiah akan

menghasilkan suatu kebenaranyang memiliki tingkat keyakinan

yang tinggi.12

2. Sistem Produksi Dalam Islam

Dalam sistem produksi Islam, konsep

kesejahteraanekonomi digunakan dengan cara yang lebih luas.

Konsep kesejahteraanIslam terdiri atas bertambahnya pendapatan

yang diakibatkan oleh meningkatnya produksi dari barang-barang

bermanfaat melalui pemanfaatan sumber daya secara maksimum,

baik manusia maupun benda dan melalui ikut sertanyajumlah

maksimum orang dalam proses produksi.13

Proses transformasi nilai tambah dari inputmenjadioutput

dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen

struktural danfungsional. Sistem produksi memiliki beberapa

karakteristik sebagai berikut:

12
Azwar Iskandar, Khaerul Aqbar, “Kedudukan Ilmu Ekonomi Islam Di Antara Ilmu
Ekonomi Dan Fikih Muamalah: Analisis Problematika Epistemologis” Jurnal Bidang Kajian
Islam, Vol. 5, No. 2 (2019), Hal. 93-95, Tersedia di : https://journal.stiba.ac.id, diakses pada
tanggal 06 April 2021, pukul 09;38 WIB.

13
Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012), Hal. 63.

17
1) Mempunyai komponen atau elemen-elemen yang saling

berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang

utuh. Hal iniberkaitan dengankomponen strukturalyang

membangun sistem produksi itu.

2) Mempunyai tujuan yang mendasar

keberadaannya,yaitumenghasilkan produk (barang dan jasa)

berkualitas yang dapatdijual dengan harga yang kompetitif di

pasar.

3) Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoprsiannya

berupa optimasi pengelokasian sumber-sumber daya.14

Sistem produksi merupakan sistem integral yang

mempunyai komponen satruktural dan fungsional. Di dalam

sistem produksi modern terjadisuatuproses transformasi nilai

tambah yang mengubah input (tenaga kerja, modal,material,

energi, tanah,informasi, manajerial) mrnjadi output (produk

barang dan jasa) yang dapat dijual denganharga yang kompotitif

di pasar.

Seperti yang dinyatakan dalam surat Al-Jumu’ah ayat 10

‫ضل هّٰللا‬
ِ ِ ‫ص ٰلوةُ فَا ْنت َِش ُر ْوا فِى ااْل َ ْر‬
ِ ْ َ‫ض َوا ْبتَ ُغ ْوا ِمنْ ف‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَا ِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

َ‫َو ْاذ ُك ُروا هّٰللا َ َكثِ ْي ًرا لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح ْون‬

14
Vincent Gespersz, Manajemen Produktifitas Total, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama,1998), Hal. 6.

18
Artinya:“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah
kamu dimuka bumi; dan carilah karunia Allah SWT dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
(Al-Jumu’ah :10)

Pada prinsipnya ajaran Islam yang mendasar sebagai mana

dijelaskan pada ayat Al-Qur’an di atas menyatakan bahwa,

agamadan moral tidak saling bertolak belakang dengan

kemakmuran dan pencapaian kekayaan, bahwa keduanyasaling

melengkapidi dalam kehidupan yang menyenangkandan

kebahagiaan yang sempurna. Menunaikan ibadah haji adalah

salah satu ibadah , tetapi ketika orang sedang taat kepada Allah,

jugatidak dilarang untuk melakukan kegiatan berdagang sesuai

dengan hukum Allah, demi berusaha untukmendapatkan

penghidupan selama melakukanibadah haji.

Produksi adalah aktifitas yang menghasilkanbarang, baik

barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku

cadang dan komponen-komponen.15

Bahwa sistem produksi memiliki komponen atau elemen

strukturaldan fungsional yang berperan penting menunjang

kontinuitas operasional sistem produksi itu. Komponen atau

elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiridari

bahan (material, mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi,

informasi, tanah) dan lain-lain. Sedangkan komponen atau elemen

fungsioal terdiridari supervisi, perencanaan, pengendalian,

15
Pandji Anuraga,Manajemen Bisnis, (Jakarta: Rineka cipta, 2000), Hal. 197.

19
koordinasi dan kepemimpinan yang kesemuanya berkaitan

dengan menejemen organisasi. Suatu sitem produksi selalu berada

dalam lingkungan sehingga aspek-aspek lingkungan seperti

perkembangan teknologi, sosial, dan ekonom, serta kebijaksanaan

pemerintah akan sangat mempengaruhi keberadaan sistem

produksi.16

3. Kegiatan Produksi

Produksi, distribusi dan konsumsi merupakan suatu

rangkaian kegiatan ekonomi yang tidak bisa dipisahkan. Produksi

merupakan pangkal dari kegiatan tersebut. Tidak ada distribusi

tanpa adanya produksi.

Dari sisi konvensional, biasanya produksi dilihatdari tiga

hal, yaitu : apa yang diproduksi, bagaimana memproduksinya dan

untuk siapa barang/jasa diproduksi. Ekonomi konveksional

menempatkan tenaga kerja sebagai salah satu dariempat faktor

16
Vincent Gasperz, Manajemen Produktifitas Total, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama,1998), Hal. 6-7.

20
produksi, tiga faktor produksilainnyaadalahsumber alam, modal

dan keahlian.17

Produksi dalam bisnis retail adalah kemampuan

menyediakan produk yang diperoleh dari pemasok (bukan proses

pabrikasi). Produksi dalam islam merupakan ibadah, sebagai

seorang muslim produksi sama artinya dengan mengaktualisasikan

keberadaan hidyah Allah yang telah diberikan kepada manusia.

Hidayah bagi seorang muslim berfungsi untuk mengatur

bagaimana ia mengelola produksi untuksebuah kebaikan dan

apapun yang Allah berikan kepada manusia merupakan sarana

menyadarkan fungsinya sebagai seorang khalifah. Seperti yang

tersirat dalam Al-qur’an surat Al-baqarah : 29.18

a. Pengertian Produksi Dalam Islam

Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir dimuka

bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini.

Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh

darimenyatunyamanusia dengan alam.19

Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah

terkait dengan manusiadan eksistensinya dalam aktivitas

ekonomi, produksi merupakan kegiatan menciptakan kekayaan

17
Mustafa Edwin Nasution, Et AL., Pengenal Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,
2007), Hal. 101
18
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Hal. 137
19
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mkaro Islam, Edisi Ketiga, (Jakarta : Pt. Rajagrafindo
Persada, 2007),Hal. 102

21
dengan pemanfaatan sumber alam oleh manusia. Berproduksi

lazim diartikan menciptakan nilai atau menambah nilai

terhadap suatu produk, barang dan jasa yang diproduksi itu

haruslah hanyayang dibolehkandanmenguntungkan (yakni

halal lagi baik)menurut Islam (MohamedAslem Haneef, 2010).

Produksi tidak hanya berarti menciptakansecara fisik

sesuatu yangtidak ada, melainkan yang dapat dilakukan

olehmanusia adalah membuat barang-barang menjadi

bergunayang dihasilkan dari beberapa aktivitas produksi,

karenatidak ada seorang pun yang dapat menciptakan benda

yang benar-benarbaru. Membuat suatu barang menjadiberguna

berarti memproduksi suatu barang yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat serta memiliki daya jual yang tinggi

(IkaYunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, 2014 )

Tujuan produksi dalam perspektif fiqh ekonomi khalifah

Umar bin Khatab adalah sebagai berikut :

1. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin

Merealisasikan keuntungan seoptimal

mungkinberarti ketika berproduksi bukan sekedar

berproduksi rutin atau asal produksi melainkan harus betul-

betul memperhatikan realisasi keuntungan, namun demikian

tujuan tersebut berbeda dengan paham kapitalis yang

berusaha meraih keuntungan sebesar mungkin.

22
2. Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga

Seorang muslim wajib melakukan aktivitas yang

dapat merealisasikan kecukupanya dan kecukupan orang

menjadi kewjiban nafkahnya.

3. Tidak mengandalkan orang lain

Umar r.a sebagaimana yang diajarkan dalam Islam

tidak membenarkan/membolehkan seseorang yang mampu

bekerja untuk mengadahkan tangannya kepadaorang lain

dengan meminta-mintadan menyerukan kaummuslimin

untuk bersandar kepada diri mereka sendiri, tidak

mengharap apa yang ada ditangan orang lain.

4. Melindungi hartadan mengembangkannya

Harta memiliki peranan besar dalam islam. Sebab

dengan harta, dunia dan agama dapatditegakkan. Tanpa

harta, seseorang bisa saja tidak istiqamah dalam agamanya

serta tidak tenang dalam kehidupanya. Dalam fiqh ekonomi

Umar r.a terdapat banyak riwayat yang menjelaskan urgensi

harta, dan bahwa harta sangat banyak dibutuhkan untuk

penegakan berbagai masalah dunia dan agama. Sebab, di

dunia harta adalah sebagai kemuliaan dan kehormatan, serta

lebih melindungi agama seseorang. Didalamnya terdapat

kebaikan bagi seseorang, dan menyambungkan

silaturahmidengan orang lain. Karena itu, Umar r.a

23
menyerukan kepada manusia untk memilihara harta dan

mengembangkanya dengan mengeksplorasinya dalam

kegiatan-kegiatan produksi.

5. Menngeksplorasi sumber-sumber ekonomi dan

mempersiapkanya untuk dimanfaatkan

Rezeki yang diciptakan Allah SWT. Bukan hanya

harta yang berbeda ditangan seseorang saja, namun

mencangkup segala sesuatu yang dititipkan oleh Allah

SWT. Dimuka bumi ini sehingga dapat dijadikan sebagai

alat untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangannya. Allah

SWT. Tealah mempersiapkan bagi bagi manusia di dunia

ini banyak sumberekonomi, namun pada umumnya untuk

dapat dimanfaatkan harus dilakukan eksplorasi dalam

bentuk kegiatan produksi sehingga dapat memenuhi

kebutuhan manusia.

6. Pembebasan dari belenggu ketergantungan ekonomi

Produksi merupakan sarana terpenting dalam

merealisasikan kemandirian ekonomi. Bangsa yang

memproduksi kebutuhan-kebutuhanya adalah bangsa yang

mandiri dan terbebas dari belenggu ketergantungan

ekonomi bangsa lain. Sedangkan bangsa yang

mengandalkan konsumsi akan selalu menjadi tawanan

belenggu ekonomi bangsa lain.

24
7. Taqarrub kepada Allah SWT

Seorang produsen muslim akan meraih pahala dari

sisi Allah SWT. Disebabkan aktivitas produksinya, baik

tujuan untuk memperoleh keuntungan, merealisasikan

kemapanan, melindungi harta dan mengembangkannya atau

tujuan lainselama ia menjadikan aktivitasnya tersebut

sebagai pertolongan dalam menaati Allah SWT. (Lukman

Hakim. 2012).

Semua tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya

adalah untuk menciptakan maslahah yang optimum bagi

manusia secara keseluruhan sehingga akan dicapai falah

yang merupakan tujuan akhirdari kegiatanekonomi

sekaligus tujuan hidup manusia. Falah itu sendiri

adalahkemuliaan hidup di dunia dan akhirat yang akan

memberikan kebahagiaan hakikibagi manusia. Dengan

demikian, kegiatan produksi sangatlah memperhatikan

kemuliaan dan hakikat manusia yaknidengan mengangkat

kualitas dan derajat hidup manusia. Kemuliaan harkat

kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama

dalam keseluruhan aktifitas produksi, karena segala

aktivitas yang bertentangan dengan pemuliaan harkat

kemanusiaan bertentangan dengan ajaran islam. Oleh

karenanya,kegiatan produksidalamperspektif ekonomi Islam

25
terkait dengan manusia dan eksistensinya dalamaktivitas

ekonomi(M. Nur Rianto Al-Arif, 2011)20

b. Faktor-faktor Produksi Dalam Islam

Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan

oleh alam atau diciptakan manusia, yang dapat digunakan

untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.21

Hubungan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat

produksi yang dihasilkan disebut dengan fungsi produksi.

Faktor produksi dapat dibedakankedalam empat golongan

yaitu ; modal, tenaga kerja, tanah dan organisasi.

Dalam teori ekonomi, dalam menganalisis produksi selalu

dimisalkan bahwa tiga faktorproduksi (tanah, modal dan

keahlian)adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang

dipandang sebagai faktor yang berubah-ubah

jumlahnyasehinggadalam menggambarkanhubungan antara

faktor-faktor produksi yang digunakan dengan tingkat produksi

yang dicapai selalu digambarkan dengan hubungan antar

jumlah tenaga kerja yang digunakan dengan jumlah produksi

yang dihasilkan.22
20
Muhammad Turmudi, Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Islamadina Jurnal
Pemikiran Islam,Vol. XVIII, No. 1, Maret 2017, Hal. 43-45, diakses pada tanggal 10 maret 2021,
pada pukul 13.20 WIB.

21
Agus Eko Suianto, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, (Tulungagung : Cahaya Abadi,
2007), Hal. 6
22
Rozalinda, Ekonomi Islam – Teoridan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Press, 2016), Hal. 113

26
Dalam istilah ekonomi, produksi merupakan suatu siklus

kegiatan-kegiatan ekonomiuntuk menghasilkan barang atau

jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi

dalamjangka waktu tertentu(Sa’ad Marthon, 2004). Terdapat

beberapa faktor sebagai berikut :

1. Faktor alam/tanah

Faktor alam adalah dasar dalam produksi. Alam

yang dimaksud disini adalah bumi, dan segala isinya, baik

yang ada di atas permukaan bumi, maupun yang yang

terkandung di dalam bumi itu sendiri. Dalam produksi,

semuaitu dikatagorikan sebagai sumber alam yang dapat

dimanfaatkan untukkesejahteraan dan kemakmuran umat

manusia (Said Sa’ad Marthon, 2004).

Rasulullah SAW. sangat memperhatikan

pemanfaatan tanah mati (ihya al-mawat) sebagaisumber

daya bagi kemakmuran rakyat.islam mengakui

adanyakepemilikan atas sumber dayaalam yang ada, dengan

selalu mengupayakan pemanfaatandanpemiliharaan yang

baik atas sumber daya alam sebagai slah satu faktor

produksi. Hal tersebut dimaksudkan untukmemberi

dorongan kepada seseorang dalam mengembangkan

(mengelola) tanah. Islam juga membolehkan pemilik tanah

27
menggunakan sumber-sumber alam yang lain sebagai bahan

produksi Muhammad, 2004)

2. Faktor tenaga kerja

Faktor tenaga kerja merupakan faktor pendaya guna

darifaktor produksi sebelumnya, yakni faktor alam. Tenaga

kerja juga merupakan aset bagi keberhasilan suatu

perusahaan,karena kesuksesan suatu produksi terletak pada

kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Tenaga

kerja yang memilikiskill dan integritas yang baik

merupakan modal utama bagi suatu perusahaan. Tenaga

kerja merupakan pangkal produktivitas dari semua faktor

produksi yang tidakakan bisa menghasilkan suatu

barang/jasa apapun tanpa adanya tenaga kerja(Ika Yunia

Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi). Dengan demikian, tenaga

kerja dibutuhkan untuk melakukan prosestransformasi dari

bahan menjadi barang jadisesuai yang dikehendaki

perusahaan.

Buruh/tenaga kerja bukan hanyamerupakan suatu

jumlahusaha atau jasa yang ditawarkan untuk dijual

padaperusahaan, sehingga yang memperkerjakan

buruh/karyawan/tenaga kerja mempunyai tanggung jawab

moral dan sosial, sehingga dasar penetapan besaran upah

yang dibayarkan harusdapat meningkatkan kesejahteraan

28
tenaga kerja yang bersangkutan dengan tidak mengabaikan

tingkatefesiensi kerja sehingga dapatmenekan

biayaproduksi (Indriyo Gitosudarmo, 2002).

Hak pekerjaanyang wajib dipenuhioleh pelakunya

ialah terpenuhinya syarat-syarat akad (kontrak) pekerjaan

yang telah disetujui. Salah satu yang harus terpenuhi adalah

hak para pekerja. Adapun yang menjadi hak yang harus

diterima olehparapekerja adalah (Djazuli, A., Yadi

Janwari): mendapatkanupah/gaji dari hasil pekerjaanya,

mendapatkan jaminan kerja dari pihak pemberikerja,

mendpatkanpelayanan kesehatan dantujuan sosial lainnya,

mendaptkan pendidikan agar kualitas bekerja dari

parapekerja semakin meningkat.

3. Faktor modal (capital)

Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam

suatu produksi,oleh karenanya tanpa modal produsen tidak

dapat menghasilkan barang/jasa. Modal adalah sejumlah

daya beli atau yangdapat menciptakan daya yang

dipergunakan untuk suatu proses produksi, tanpa modal

maka tidak dapat berproduksi dan membangun (Mochtar

Effendi). Dalam islam modalharuslah bersumber dari suatu

yang bebas dari riba sehingga dapat tercapai suatu kebaikan

29
dalam aktivitas produksidan tercapainya maslahah (Ika

Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi).

Mochtar Effendi membedakan modal berdasarkan sumber

modal yaitu:

a. Modal dari alam

Semua kandungan darialam yang belum dinyatakan

dimiliki oleh seseorang atau badan hukum dapat

digunakan sebagai modal produksi.

b. Modal sendiri

Apapun yang menjadi milik seseorang dapat

dijadikanmodal bagi usahanya sepanang milik atau

barang tersebut tidak dilarang atau dinyatakan

haram.

c. Modal pinjaman

Pinjaman yang dibolehkan dari orang ataupun

lembaga lain dan digunakan sebagai modal dapat

mengatasi kekurangan modal produksi dengan catatn

sistem pinjaman yang digunakan tidak boleh

mengandung unsur riba ataupun menyalahi aturan

syari’ah, bahkan semakin maju perekonomian akan

semakin banyak transaksi yang dilakukan dengan

cara kredit. Mendapatkan uang (daya beli) yang

berrsumber dari pinjaman disebut modal pinjaman.

30
4. Faktor manajemen

Manajemen merupakan ilmu dan seni

mengaturproses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu (Malayu S.P. Hasibuan,

2004). Berdasarkan fungsi manajemen berartiproses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan sumber daya finansial, manusia dan

informasisuatu perusahaan untuk mencapai sasarannya.

Tanpa manajemen yang baik, semua faktor produksi

tidakakan menghasilkanprofit yang maksimal karena semua

faktor produksi tersebut memerlukan pengaturan melalui

proses manajerial yang baik (Ika Yunia Fauzia dan Abdul

Kadir Riyadi).23

Dalam islam, kekayaan bukanlah tujuan yang

utama,begitu pula pencariannya. Islamjuga tidak

memandang peningkatan produksi berdasarkan kekayaan

total dan terpisah dari distribusi. Islam pun tidak setuju jika

dikatakan bahwa masalah ekonomitimbul akibat kelangkaan

produksi sehingga pemecahannya adalah peningkatan

kekayaan secara keseluruhan.24 KetikaIslam

23
Muhammad Turmudi, Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Islamadina Jurnal
Pemikiran Islam, Vol. XVIII, No. 1, Maret 2017, Hal. 46-48, diakses pada tanggal 13 maret 2021,
pada pukul 11.20 WIB.
24
Muhammad Baqir Ash Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam Iqtishaduna, (Jakarta : Zahra,
2008), Hal. 423

31
menjadikan pertambahan kekayaan sebagai tujuan

masyarakat, maka mengkaitkanya dengan kenyamanan,

kemakmuran dan kesejahteraan umum sebagai tujuan akhir.

Islam menolak pertambahan kekayaan yang menghalangi

tercapainya tujuan akhir tersebut, ysng merugikan

masyrakat, bukanya meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran.25

c. Aspek-aspek Produksi

Berbagai usaha dipandang dari sudut ekonomi mempunyai

tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan maksimum

dengan jalan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi

seefisien mungkin, sehingga usaha memaksimumkan

keuntungan dapatdicapaidengan cara yang paling efisien.

Dalam praktiknya bagi setiap perusahaan memaksimumkan

keuntungan belum tentu merupakan tujuan satu-stunya.

Seseorang pengusaha muslim terkait beberapa aspek dalam

melakukan produksi antara lain :

1. Produksi merupakan ibadah, sebagaiseorang muslim

produksi sama artinya dengan mengaktualisasikan

keberadaan hidayah Allah SWT yang telah diberikan


25
Ibid, Hal 428

32
kepada manusia. Hidayah Allah SWT bagi seorang muslim

beerfungsi untuk mengatur bagaimana berproduksi. Seorang

muslim yakin apapun yang Allah SWT di bumi ini untuk

kebaikan, dan apapun yang Allah SWT berikan kepada

manusia sebgai sarana untuk sarana menyadarkan atas

fungsinya sebagai khalifah.26 Allah berfirman dalam surat

Al-baqarah ayat 29 :

َ َ‫هُ َو الَّ ِذيْ َخل‬ 


ِ ْ‫ق لَ ُك ْم َّما فِى ااْل َر‬
..... ‫ض َج ِم ْيعًا‬

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu....”

2. Faktor produksiyang digunakan untuk menyelenggaran

proses produksi sifatnya tidak terbatas, manusia perlu

berusaha mengoptimalkan segala kemampuannya yang

telah Allah berikan. Seorang muslim tidak akan kecil hati

bahwa Allah tidak akan memberikan rizki kepadanya.27

Allah berfirman dalam surat AL-Fusilat ayat 31 :

‫نَحْ ُن اَوْ لِيَ ۤا ُؤ ُك ْم فِى ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا َوفِى ااْل ٰ ِخ َر ِة َۚولَ ُك ْم فِ ْيهَا َما‬

َ‫تَ ْشتَ ِه ْٓي اَ ْنفُ ُس ُك ْم َولَ ُك ْم فِ ْيهَا َما تَ َّد ُعوْ ن‬

26
A Rahman Ritoga, Abd Rahman Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta : Pt. Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1997), Hal. 543
27
Ibid, Hal 190

33
Artinya : “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam
kehidupan dunia dan akhirat ; didalamnya
kamumemperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu
minta”

3. Seorang muslim yakin bahwa apapun yang

diusahakannyasesuai dengan ajaran islam tidak membuat

menjadi kesulitan. Sebagaimana dinyatakan Allah dalam

surat Al-Mulk ayat 15 :

َ ْ‫هُ َو الَّ ِذيْ َج َع َل لَ ُك ُم ااْل َر‬


‫ض َذلُوْ اًل فَا ْم ُشوْ ا فِ ْي َمنَا ِكبِهَا َو ُكلُوْ ا‬

ْ ‫ِم ْن‬
‫رِّزقِ ٖ ۗه‬

Artinya : “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi


kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya...”

4. Berproduksi bukan semata-matakarena keuntungan yang

diperoleh tetapi juga seberapa penting manfaat dari

keuntungan yang diperolehteteapi juga seberapa penting

manfaat dari keuntungan tersebut untuk kemaslahatan

masyarakat. Dalam konsep Islam harta adalah titipan Allah

yang dipercaya untuk diberikan kepada orang-orang

tertentu, harta bagi seseorang muslim berdifat amanah.

Maka ia menyadari bahwa tidak berhak atas harta tersebut

sepenuhnya. Karena sebagian harta yang dimiliki oleh

seorang muslim terdapat hak orang miskin.

34
5. Seorang muslim menghindari praktik produksi yang

mengandung unsur haram atau riba, pasar gelap dan

spekulasi.28

d. Fungsi Produksi

Fungsi produksi dilakukan oleh perusahaan untuk

menciptakan atau pengadaan atas barang atau jasa.

Transformasi yang dilakukan dalam kegiatan produksi adalah

untuk membentuk nilai tambah.

Menurut muslich secara filosofis aktivitas produksi meliputi :

1. Produksi apa yang dibuat

2. Berapa kuantitas produksi yang dibuat

3. Mengapa produk tersebut dibuat

4. Kapan produksi dibuat

5. Siapa yang membuat

6. Bagaimana memproduksinya

Akhlak utama dalam produksi yang wajib diperhatikan

kaum muslimin, baik secara individual maupun secara

28
Ibid, Hal. 191-192

35
bersama ialah bekerja pada bidang yang dihalalkan Allah

dan tidak melampaui apa yang diharamkan.29

e. Dampak Produksi bagi Seorang Muslim

Bagi pengusaha muslim berproduksi merupakan bagian dari

sikapsyukur atas nikmat Allah. Anugrah Allah yang berupa

alam beserta seisinya diberikan kepada manusia untuk

menciptakan keharmonisan dalam hidup dan kehidupn ini.

Keharmonisan akan menjadi suasana yang lebih kondusif

dalam melakukan usaha. Ada beberapa dampak yang timbul

bila seorang muslim melakukan usaha sesuai dengan ajaran

islam, yaitu :

1. Menimbulkan sikap syukur atas segala nikmat yang Allah

berikan kepadanya. Sikapsyukur ini timbul atas kesadaran

bahwa apapu yang iatemui bisa digunakan sebagai input

produksi,karena Allah ttidak mungkin menciptakan sesuatu

dibumi ini sesuatu yang tidak bermanfaat.

2. Ajaran Islam menjadikan manusia tidak mudah putus asa

dalamproduksi karena suatu alasan tidak terpenuhinnya

kebutuhanhidupnya sehingga produksi dalam Islam akan

mendorong seorang muslim untuk melakukan usaha yang

lebih kreatif.

3. Seorang muslim akan menjauhi praktek produksi yang

merugikan orang lain atau kepentingan-kepentingan sesaat,


29
Muhammad, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta : Upp Amp Ykpn), Hal. 104-105

36
misalnya riba,secara teori menunjukan praktek riba

mendorong inefisiensi terbukti tinggi biaya yang dikenakan

untuk produksi dibandingkan dengan sistem bagihasil dan

output yang dikeluarkan pun lebih kecil dibandingkan

dengan sistem bagi hasil.

4. Keuntungan dikenakan didasarkan atas keuntungan yang

tidak merugikan produsen atau konsumen yang lain.

Keuntungan didasarkan atas upaya untuk menstimulir pasar.

Oleh karena itukeuntungan pengusaha muslim didasarkan

atas prinsip kemanfaatan (maslahah).

5. Zakat merupakan bagian yang digunakan produsen dalam

merngsang terjadinya optimalisaiproduksi.

Usahamenaikkan output produksi merupakan konsekuensi

dari seorang pengusaha untuk konsisten dalam membyar

zakat. Disamping itu, zakatakan meningkatkan daya beli

masyarakat yang pada gilirannyaakan meningkatkan output

produski perusahaan.30

H. Penelitian Terdahulu

Skripsi Ani Juliqah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

Universitas Islam Neferi Walisongo semarang yang berjudul,

“Implementasi Sistem Produksi Secara Islam Pada Makanan dan

30
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Ekonisia, 2007),
Hal. 213-214

37
minuman DI Umkm KaryaBakti Makanan dan Minuman Rembang”.

Dilakukan pada tahun 2015. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

dalam melakukanproses produksi harus memperhatikanprinsip

kesejahteraan ekonomi. Tidak ada perbedaan mengenaifaktor produksi

konvensional dengan faktor produksi islam. Yang membedakanya yaitu

bagaimana cara memperlakukannya.31

Skripsi Nova Rosida Yulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

Institut Agama Islam Negeri Tulungagung yang berjudul, “Analisis

Perilaku Produsen Konveksi Busana Muslim Di Tulungagung”.

Dilakukan pada tahun 2017. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa

konveksi di Tulungagung dalam melakukan produksi sudah didasari

dengan sistem produksi secara Islami.32

Skripsi Mazidah, jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Prodi

Ekonomi Syariah STAIN Kudus yang berjudul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pengembangan Usaha Busana Muslim Di Desa jepang

Pakis Jati Kudus”. Dilakukan pada tahun 2017. Dalam penelitian ini

menunjukan bahwa faktor pendorong pengembangan busana muslim

didesa Jepang Pakis Jati Kudus adalah; kemampuan dan kemauan, tekad

yang kuad dan kerja keras, kesempatan dan peluang, lokasi, kulitas

produk, hubungan dengan pemasok dan distributor, keuangan, organisasi,

31
AniJuliqah, “Implementasi SistemSistem Produksi Secara Islam Pada Makanan Dan
Minuman Di Umkm Karya Bakti Makanan Dan Minuman Rembang”, Semarang:Uin Semarang,
2015
32
Nova Rosida Yulfa, “Analisis Perilaku Produsen Konveksi Busana Muslim Di
Tulungagung”, Tulungagung : IAIN Tulungagung, 2017.

38
perencanaan, administrasi,peraturanpemerintah, politik, sosisal, ekonomi

dan budaya lokal, catatan bisnis.33

Jurnal Muhammad Turmudi, Yang Berjudul “Produksi Dalam

Perspektif Ekonomi Islam”, Islamadina Jurnal Pemikiran Islam, Vol. XVIII, No.

1, Maret 2017, yang menyatakan bahwa sistem ekonomi Islam merupakan istilah

untuksistem ekonomiyang dibangun atas dasar-dasar dan tatanan Al-qur’an dan

Al-sunnah dengan tujuan maslahah (kemaslahatan) bagi umatmanusiadengan

memiliki empat prinsipyaitu ; tauhid, keseimbangan, kehendakbebas serta

tanggugjawab.34

Jurnal Azwar Iskandar, Khaerul Aqbar, yang berjudul “Kedudukan Ilmu

Ekonomi Islam Di Antara Ilmu Ekonomi Dan Fikih Muamalah : Analisis

Problematika Epistemologi”, Jurnal Bidang Kajian Islam, Vol. 5, No. 2 (2019)

yang menyatakan bahwa ilmu ekonomi Islam bukan hanya sebuah sistem atau

norma belaka sebagaimana pernah disangkakan orang di masa lampau,

melainkan juga sebuah disiplin ilmu yang ditemukan melalui metedologi

keilmuan ilmiah.35

I. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang

bersifat deskriptif kualitatif, yakni penelitian lapangan yang

33
Mazidah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha Busana Muslim Di
Desa Jepang Pakis Jati Kudus, Kudus: STAIN Kudus, 2017
34
Muhammad Turmudi, Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Islamadina Jurnal
Pemikiran Islam, Vol. XVIII, No. 1, Maret 2017.
35
Azwar Iskandar, Khaerul Aqbar, Kedudukan Ilmu Ekonomi Islam Di Antara Ilmu
Ekonomi Dan Fikih Muamalah : Analisis ProblematikaEpistemologis, Jurnal Bidang Kajian
Islam, Vol. 5, No. 2 (2019)

39
mengambil data lansung dari tempat penelitian. Proses dan makna

lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Sedangkan sifat

penelitian ini adalah observasial research dengan cara

survey,artinya peneliti melakukan wawancara langsung kepada

pihak-pihak produsen konveksi busana muslim gigansha

collection atau yang bersangkutan, serta menjelaskan dan

menggambarkan fenomena, peristiwa, aktivitas social, persepsi

seseorang atau kelompok terhadap sesuatu yang berlansung saat

ini dan masa lampau.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian harus sesuai dengan

pemilihan kasus, situasi dan medan yang akan ditempuh

oleh penelitian. Sehingga demikian masalah yang diteliti

tidak melebar yang akan menyulitkan atau mengaburan

pencarian data.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu

melakukan lokalisasi dan pemelihan kasus untuk situasi

atau medan tertentu. Tanpa lokalisasi dan pemilihan kasus,

penelitian dengan pendekatan kualitatif tidak akan pernah

selesai. Yang dimaksud dengan lokalisasi adalah pemilihan

tempat tertentu yang berhubungan secara langsung dengan

40
kasus dan situasi masalah yang diteliti. Peristiwa yang

dipandang sebagai masalah, kemungkinan besar

berhubungan dengan medan yang akan ditempuh oleh

peneliti. Untuk memperoleh data dalam permasalahan yang

dikaji, maka penelitian ini dilakukan di Nagari Batu Taba

Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam “Gigansha

Collection”

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai

Agustus 2021

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data

dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua

sumber data yaitu sumber data primer dan data sekunder

a. Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang yang melakukan

penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.

Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu

atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti. Data primer berupa catatan hasil wawancara,

data-data mengenai informan dan dokumentasi berupa

foto-foto yang diperoleh saat penelitian ini.36

36
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif , (Jakarta :Graha Ilmu,
2006), Hal. 120

41
b. Data sekunder, yaitu data yang mendukung permasalahan

yang akan dibahas, yang diperoleh dari atau berasal dari

bahan kepustakaan. Dalam penelitian ini penulis

memperoleh data dari berbagai buku referensi di pustaka

yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

4. Informasi Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi penelitian tersebut. Jadi, dia

mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang dari

penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela sebagai anggota tim

penelitian, walaupun hanya bersifat informan sebagai tim dengan

sukarelaaanya. Subjek penelitian menurut Amirin merupakan

seseorang ingin diperoleh keterangan dalam sebuah penelitian,

subjek penelitian memiliki peran sangat strategis karena pada

subjek penelitian itulah data sebagai variable yang peneliti amati.37

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

37
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT rosdakarya. 1995),
Hal. 3

42
Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana

peneliti mengadakan secara lansung maupun tidak lansung

terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti. Dalam

penelitian ini penulis melakukan observasi lansung ke

Nagari Batu Taba Kec. Ampek Angkek Kab. Agam

“Gigansha Collection”, untuk mendapatkan data-data di

Gigansha Collection dengan cara lansung ke lokasi

penelitian, sehingga diperoleh gambaran yang jelas

mengenai masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.

Tujuan dari observasi ini adalah untuk memperoleh data

yang sebenar-benarnya.

b. Wawancara

Menurut Freed N. Kerlinger dalam buku Amiruddin

dan Zainal Asikin wawancara adalah situasi peran antar

pribadi bertatap muka (face to face) ketika seseorang yakni

perwawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang

relevan dengan masalah penelitian. Wawancara yang

peneliti lakukan yaitu dengan pemilik konveksi busana

muslim Gigansha Collection.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data-data

tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta

43
pemikiran tentang fenomena yang masih actual dan sesuai

dengan masalah penelitian. Dalam hal ini penulis

memanfaatkan arsip atau data yang berhubungan dengan

data Gigansha Collection.

6. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif kualitatif, yaitu mengumpulkan semua data yang

diperlukan, kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenisnya,

selanjutnya dianalisis dengan uraian kalimat yang jelas dengan

menghubungkan kepada pendapat ahli dan teori-teori yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, kemudian ditarik

kesimpulan dengan cara deduktif dari penelitian yang telah

dilakukan.

Dalam pelaksanaanya analisis data dilakukan melalui

tahapan-tahapan yaitu:

a. Menginventarisasi data yang terkumpul dari berbagai

sumber, baik sumber data primer maupun sumber data

sekunder.

b. Menghubungkan data antara teori dengan praktik

sebagimana disusun dalam landasan teori.38

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif , ( Jakarta :Graha Ilmu, 2006),
38

Hal. 123

44
DAFTAR PUSTAKA

AniJuliqah. 2015. “Implementasi SistemSistem Produksi Secara Islam Pada


Makanan Dan Minuman Di Umkm Karya Bakti Makanan Dan Minuman
Rembang”. Semarang : Uin Semarang

Anuraga, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka cipta

Aziz, Abdul.2013. Etika Bisnis Perspektif Islam. Bandung : Alfabet

Edwin Nasution, Mustafa. 2007. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam. Jakarta:


Kencana

Edwin Nasution, Mustafa. Et AL. 2007. Pengenal Ekslusif Ekonomi


Islam.Jakarta : Kencana
Eko Suianto, Agus. 2007. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro.Tulungagung : Cahaya
Abadi
Gespersz, Vincent. 1998. Manajemen Produktifitas Total. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Hakim, Lukman. 2012. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Jakarta : Erlangga

Hasan, Ali. 2009. Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ikit. 2015. Akuntasi Penghimpun Dana Bank Syariah. Edisi Pertama.


Yogyakarta : Deepublish

Iskandar, Azwar. Khaerul Aqbar. 2019. Kedudukan Ilmu Ekonomi Islam Di


Antara Ilmu Ekonomi Dan Fikih Muamalah : Analisis
ProblematikaEpistemologis. Jurnal Bidang Kajian Islam. Vol. 5. No. 2
Tersedia di : https://journal.stiba.ac.id
Karim Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islam. Edisi Ketiga. Jakarta : Pt.
Rajagrafindo Persada

45
Kartika, Elsi. Advendi Simanunsong. 2008. Hukum dalam Ekonomi. Edisi Kedua.
Jakarta :Gramedia Widiasarana Indonesia
Katler, Philip. 1997.Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta : Prenhalindo

Mazidah. 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha


Busana Muslim Di Desa Jepang Pakis Jati Kudus. Kudus : STAIN Kudus
Moleong, Lexy j. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
rosdakarya
Muhammad. 2004. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonesia

Muhammad. Etika Bisnis Islam. Yogyakarta : Upp Amp Ykpn

Nangor, Ronald. 1995. Perkembangan Produksi Dan Sumber Daya Manusia.


Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Ritoga, A Rahman. Abd Rahman Dahlan. 1997. Ensiklopedia Hukum Islam.
Jakarta : Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve
Rivai Wirasasmita, Hra. Dkk.2002. Kamus Lengkap Ekonomi. Bandung : Pionir
Jaya
Rosida Yulfa, Nova. 2017. “Analisis Perilaku Produsen Konveksi Busana Muslim
Di Tulungagung”. Tulungagung : IAIN Tulungagung
Rozalinda. 2016. Ekonomi Islam – Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas
Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.
Jakarta : Graha Ilmu
Septian. Interview. Kamis, 25 Maret 2021. Jam 09.00 WIB

Shadr , Muhammad, Baqir, Ash.2008. Buku Induk Ekonomi Islam


Iqtishaduna.Jakarta : Zahra
Sudarsono, Heri. 2007. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta :
Ekonisia
Turmudi, Muhammad. Maret 2017.Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam.
Islamadina Jurnal Pemikiran Islam. Vol. XVIII. No. 1
Www.Pengertianmenurutparaahli.Net/Pengertian-Perilaku-Konsumen-Dan-
Produsen

46

Anda mungkin juga menyukai