SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lingkungan Internal
Lingkungan internal dalam sebuah lingkungan bisnis dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang meliputi :
1. man (tenaga kerja),
2. money (modal),
3. material (bahan baku),
4. machine (perlengkapan/peralatan produksi), dan
5. method (cara kerja).
Pada masa sekarang harus diusahakan agar tenaga kerja ini betul-betul
menjadi teman atau pasangan bagi perusahaan utnuk mencapai tujuan
perusahaan, sebab meskipun sudah banyak digunakan mesin-mesin tetapi faktor
manusia tetap berperan di dalamnya. Perusahaan perlu memperhatikan
bagaimana cara mengelola tenaga kerja dengan sebaik-baiknya.
Uang atau modal usaha, yaitu sejumlah uang atau barang yang dibeli
dengan uang tersebut untuk membuat produk yang lain. Barang modal di sini
adalah : mesin, peralatan pabrik, alat-alat transportasi, dan lain-lain. Untuk itu
perusahaan harus mengusahakan bagaimana keuangan perusahaan dapat
dikelola dengan cermat.
Material, ini sangat berpengaruh sekali terhadap kelancaran proses
produksi, sebab merupakan faktor pendukung utama dalam proses produksi.
Termasuk di sini adalah bahan baku, bahan pembantu, tanah untuk proses
produksi serta bahan lain sebagai penunjang proses produksi.
Machine, meliputi perlengkapan atau peralatan penunjan faktor produksi
sebuah perusahaan. Peran mesin sangatlah sentral dalam menunjang kegiatan
bisnis sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan tidak akan berdiri tanpa ditopang
oleh peralatan dan perlengkapan yang dapat memproduksi barang dan jasa yang
berfungsi sebagai output dari sebuah perusahaan. Perbedaan antara
perlengkapan dan peralatan lebih kepada sifatnya. Perlengkapan lebih
cenderung kepada barang yang berangsur-angsur habis, bahkan bisa sekali
pakai langsung habis. Sedangkan peralatan lebih kepada barang yang tidak
mudah habis, namun hanya mengalami penyusutan.
Metode, yaitu merupakan suatu pelaksanaan kerja produktif misalkan
pengambilan keputusan, pemberian idea tau inisiatif dan pemikiran yang
kesemuanya itu ditujukan agar pengelolaan sumber-sumber ekonomi dapat
berjalan lancar. Singkatnya, di dalam metode ini ialah pelaksanaan manajemen
dalam perusahaan atau pengelolaan perusahaan. Bagaimana agar dengan
sumber-sumber ekonomi yang adanya serba terbatas itu dapat diwujudkan
barang/jasa yang dapat memuaskan konsumen serta sekaligus dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Pada masa sekarang ini, pemuasan
kebutuhan konsumen akan dapat tercapai apabila didukung oleh sistem
pelayanan yang baik dari pihak perusahaan.
Lingkungan Eksternal
Sedangkan faktor-faktor eksternal terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan
makro dan lingkungan mikro. Lingkungan mikro meliputi :
a. pemerintah,
b. pemegang saham (shareholders),
c. kreditor,
d. pesaing,
e. publik,
f. perantara,
g. pemasok, dan
h. konsumen.
Pemerintah sebagai pihak yang mengendalikan, mengatur dan
mempengaruhi kebijakan dan praktek sebuah organisasi secara fair dan aman
bagi semua pihak. Segala peraturan industri yang ditetapkan oleh pemerintah ini
harus ditaati oleh organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan, dan
pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat. Di dalam sistem
perekonomian sebagaimana yang diterapkan di Indonesia, pihak pemerintah
ditempatkan sebagai regulator (pembuat kebijakan) yang juga berfungsi sebagai
pengendali atas apa yang terjadi di pasar.
Pemegang saham di sini juga berperan penting dalam kelangsungan
bisnis sebuah perusahaan. Shareholders atau pemegang saham memiliki hak
suara dalam menentukan kelanjutan bisnis sebuah perusahaan. Hal ini
dikarenakan mereka mempunyai wewenang untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut dan mencabut modalnya di sana. Konsekuensinya, suara
dari pemangku kepentingan tersebut haruslah diperhatikan demi kelangsungan
bisnis sebuah perusahaan.
Kreditor juga menjadi elemen eksternal dari sebuah perusahaan. Kreditor
menjadi pihak yang mampu menjamin keberlangsungan bisnis sebuah
perusahaan, terutama ketika sebuah perusahaan mengalami keadaan dimana
mereka membutuhkan modal. Modal tersebut baik digunakan untuk langkah
ekspansi (perluasan area objek bisnis sebuah perusahaan) atau sebagai langkah
represif ketika perusahaan mengalami kerugian yang berdampak pada
bangkrutnya sebuah perusahaan.
Pesaing adalah organisasi lain sejenis yang memperebutkan sumber
daya (terutama uang konsumen). Pesaing (competitors) merupakan elemen yang
menentukan kesuksesan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Jika
sebuah perusahaan dapat mempertahankan produknya dan mampu bersaing
daya dengan langkah-langkah yang efektif, maka bisa dipastikan usahanya akan
menuai sebuah kesuksesan. Sebuah perusahaan di sini dituntut untuk dapat
menganalisa pesaing-pesaingnya dan mampu untuk mengambil langkah yang
efektif dan efisien untuk tetap mempertahankan bisnisnya.
Publik, dalam hal ini adalah masyarakat. Masyarakat sebagai objek
pemasaran (marketing) bisnis sebuah perusahaan tentunya dapat menilai
produk-produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, perusahaan tentunya haruslah
dapat mencermati kebutuhan masyarakat di era tersebut. Produk-produk yang
dihasilkan tentunya haruslah relevan dengan kebutuhan masyarakat. Bila tidak,
maka produk tersebut dipastikan tidak bisa laku di pasaran dan berakibat
kebangkrutan sebuah perusahaan. Di sinilah, perusahaan juga dituntut untuk
pandai menganalisa kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Elemen eksternal selanjutnya adalah perantara (distributor). Peran
distributor dinilai sangat sentral. Fungsinya sebagai penghubung antara
perusahaan sebagai pihak produsen dan masyarakat sebagai konsumen-lah
yang mampu membuat fungsinya yang sangat penting dalam keberlangsungan
sebuah perusahaan. Distributor-lah yang juga mampu memperluas objek
pemasaran sebuah produk. Tanpa dilengkapi dengan sebuah sistem distribusi
yang baik, tentunya sebuah perusahaan akan sulit mengembangkan kualitas
usahanya di mata konsumen.
Selanjutnya, pemasok merupakan organisasi yang menyediakan sumber
daya berupa bahan baku bagi organisasi lain. Pemasok (suppliers) berperan
penting dalam menjaga fungsi produksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Sebuah perusahaan mustahil akan berdiri sendiri tanpa pihak pemasok yang
memasok bahan baku untuk diproduksi oleh sebuah perusahaan. Kemudian,
pihak perusahaan memberikan timbal balik berupa membayar kepada pihak
suppliers sebanyak barang yang dipasok.
Konsumen adalah pihak yang menikmati barang dan jasa yang diproduksi
oleh sebuah perusahaan dan membayarnya sebagai timbal balik dari kegiatan
tersebut. Dalam hal ini, konsumen juga ditempatkan sebagai pihak yang sangat
sentral, dimana di sinilah tujuan utama dari diproduksinya sebuah produk.
Kepuasan konsumen adalah nilai vital bagi kesuksesan sebuah bisnis
perusahaan. Sebuah perusahaan tidak boleh sampai kehilangan nilai-nilai
kepuasan dari konsumennya. Tentunya, perusahaan haruslah cepat dan tanggap
dalam menghadapi segala resiko dalam mempertahankan kepuasan
konsumennya, apalagi menghadapi tantangan global era ini.
Selain lingkungan mikro, lingkungan eksternal lainnya juga dipengaruhi
oleh lingkungan makro yang meliputi :
a. Lingkungan ekonomi,
b. Lingkungan teknologi,
c. Lingkungan politik-hukum (pemerintahan),
d. Lingkungan sosial kultur,
e. Lingkungan global,
f. Lingkungan bisnis teknologi dan informasi.
Sikap Pebisnis dalam Menyikapi Lingkungan Bisnis yang Semakin Dinamis
Perubahan lingkungan adalah angka kecepatan dari perubahan
lingkungan umum dan lingkungan khusus perusahaan. Perubahan ini terdiri dari
perubahan yang stabil, dimana angka perubahannya lambat. Dan perubahan
dinamis, dimana angka perubahan lingkungan adalah cepat. Perusahaan
biasanya mengalami baik perubahan stabil maupun perubahan dinamis.
Di samping itu, sebuah perusahaan juga dihadapkan pada tantangan
berupa kompleksitas lingkungan. Kompleksitas lingkungan sendiri adalah jumlah
faktor-faktor eksternal di dalam lingkungan yang mempengaruhi organisasi.
Lingkungan sederhana hanya memiliki sedikit faktor lingkungan, sedangkan
lingkungan kompleks mempunyai banyak faktor lingkungan.
Pengamatan terhadap perubahan dan kompleksitas lingkungan membuat
para manajer dapat memanfaatkan lingkungan yang berubah dengan tiga
langkah yaitu:
a) Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan adalah meneliti lingkungan terhadap kejadian atau
masalah penting yang mungkin dapat mempengaruhi suatu organisasi.
b) Menerjemahkan faktor-faktor Lingkungan
Setelah mengamati, kemudian manajer menentukan kejadian dan masalah
lingkungan apa yang bermanfaat bagi organisasi. Biasanya manajer
menerjemahkan kejadian dan masalah sebagai ancaman atau kesempatan. Jika
menerjemahkan sebagai ancaman, maka ia akan berusaha melakukan suatu
langkah-langkah untuk melindungi perushaan. Jika manajer menerjemahkannya
sebagai kesempatan, maka mereka akan memanfaatkan kejadian tersebut
dengan mempertimbangkan strategi alternatif untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
c) Menghadapi ancaman dan kesempatan
Setelah pengamatan dan menerjemahkannya sebagai ancaman dan
kesempatan, maka manajer melakukan suatu peta keterkaitan (cognitive maps),
merangkum hubungan yang didasari antara faktor-faktor lingkungan dan
kemungkinan tindakan organisasi. Dari berbekal informasi yang dirangkum
tersebut maka manajer dapat mengambil tindakan untuk mengurangi dampak
dari ancaman dan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan keuntungan.
KESIMPULAN