Anda di halaman 1dari 6

BAB 5

LINGKUNGAN BISNIS

5.1 PENDAHULUAN
Lingkungan bisnis merupakan faktor ekstern atau di luar lingkup suatu unit
usaha, di mana faktor ekstern tersebut mempunyai pengaruh terhadap kehidupan,
pengelolaan dan kelangsungan dari suatu bisnis. Faktor-faktor ekstern tersebut
meliputi kehidupan-kehidupan sosial, ekonomi, budaya politik dalam negeri, politik
luar negeri, birokrasi pemerintahan, teknologi, hukum, demografi, ekologi, nilai etika
dan tanggung jawab social.
Berbagai faktor eksternal tersebut dapat memberikan perspektif masa yang akan
dating, dengan mengkaji tendensi apa yang akan terjadi, mengapa hal tersebut terjadi,
dan determinan apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Dengan pengkajian
rangkaian penjelasan tersebut maka diharapkan pelaku bisnis dapat mempunyai
pedoman tentang fenomena yang dibahas, sehingga dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi peluang bisnis (business opportunities) dan tantangan bisnis (business
threat) bagi usaha yang dijalani.
Lingkungan bisnis juga bisa dilihat dari sisi internal perusahaan itu sendiri.
Lingkungan internal menekankan pada hubungan antarfungsi di dalam suatu
organisasi bisnis yang harus senantiasa dijaga keharmonisannya agar tidak
menimbulkan konflik yang membawa bisnis ke dalam kehancuran/kebangkrutan.

5.2 Tujuan Melakukan Analisis Lingkungan Bisnis


Analisis terhadap lingkungan bisnis bertujuan untuk dapat mengerti dan
memahami lingkungan bisnis yang ada, baik lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal, sehingga pihak manajemen akan dapat secara cepat dan tepat dapat
melakukan reaksi terhadap setiap perubahan sehingga dapat tercapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian skenario strategi perlu dipersiapkan secara detail.

5.3 Peranan Analisis Lingkungan Dalam Organisasi Bisnis


1) Orientasi terhadap kebijakan.
Peran pertama ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja organisasi bisnis
terutama dalam hal memahami berbagai kecenderungan perubahan lingkungan.
Peranan ini akan memberikan informasi awal dan reaksi organisasi terhadap isu
strategis yang luas yang dapat mempengaruhi organisasi secara keseluruhan.
Kelemahan dari peran ini adalah kurang terstruktur sedangkan hubungan antara
proses analisis lingkungan bisnis terhadap perncanaan organisasi formal bersifat
informal dan tidak langsung.
2) Peranan berorientasi pada perencanaan strategi bisnis terpadu.
Secara umum peranan ini mempersiapkan peramalan lingkungan bisnis guna
memperoleh asumsi dasar tentang perencanaan organisasi bisnis dan
menyediakan informasi tentang lingkungan bisnis yang relevan.
3) Peranan berorientasi fungsi
Peranan ini berfungsi untuk memperbaiki kinerja organisasi bisnis melalui
kinerja fungsi organisasi secara spesifik.
5.4 Beberapa Alat Analisis Yang Digunakan Dalam Menganalisis
Lingkungan Bisnis
Secara umum alat analisis yang banyak digunkana dalam menganalisis
lingkungan baik untuk organisasi bisnis maupun non-bisnis, ada tiga macam alat
analisis, yaitu:
1) Analisis Dampak Keuntungan Terhadap Strategi Pasar (profit impact of
market strategy)
Analisis ini mengkaji tentang dampak keuntungan terhadap strategi pasar
dengan cara menentukan strategi bisnis mana yang menguntungkan bagi
perusahaan. Analisis ini membandingkan antara model strategi yang dipakai
terhadap tingkat pengembalian modal yang digunakan. Penerapan analisis ini
bisa dideteksi dengan melihat beberapa indikator, misalnya :
(1) Intensitas investasi yang rendah
(2) Pangsa pasar yang tinggi
(3) Kualitas produk yang tinggi
(4) Penggunaan kapasitas bisnis yang tinggi
(5) Biaya per satuan produk yang tinggi
(6) Analisis rentang nilai (value chain analysis)
Analisis ini menguji sifat dan luasnya sinergi bisnis di antara aktivitas internal
organisasi bisnis. Pengujian ini mengarah pada kekuatan dan kelemahan bisnis
itu sendiri. Karena setiap bisnis merupakan kumpulan dari aktivitas yang
diciptakan untuk merancang, menghasilkan, memasarkan, mengirimkan dan
mendukung produknya, maka semua aktivitas bisnis tersebut harus dapat
direpresentasikan dengan menggunakan rentang nilai sebagai sumber utama
bagi keunggulan kompetitif.
2) Analisis fungsional
Analisis ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu menganalisis
lingkungan organisasi bisnis melalui fungsi-fungsi dari bisnis tersebut yang
meliputi fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi sumber
daya manusia, dan fungsi riset dan pengembangan. Analisis ini dimaksudkan
untuk menciptakan kompetensi berdasarkan atas tipe fungsi-fungsi tersebut.

5.5 Unsur-Unsur Lingkungan Bisnis Dari Faktor Demografi


1) Kondisi Daerah
2) Komposisi Umur masyarakat
3) Tingkat pendidikan
4) Jenis pekerjaan
5.6 Faktor Demografi
Faktor demografi yang dapat mempengaruhi kondisi bisnis. Setiap perubahan
yang terjadi pada kondisi regional, usia, pendidikan, pendapatan dan peluang
pekerjaan akan mempunyai dampak terhadap jumlah yang diminta dan jumlah yang
disediakan akan barang dan jasa oleh suatu perusahaan. Perubahan atas supply and
demand tersebut selanjutnya merupakan ancaman bagi pelaku bisnis, jika mereka
tidak dapat mengantisipasi setiap perubahan. Akan tetapi hal sebaliknya terjadi, yaitu
perubahan justru menjadi peluang bisnis yang menarik, jika pelaku bisnis dapat
menerjemahkan setiap perubahan yang terjadi dan mengantisipasinya.
5.7 Pnggunaan Teknologi
Dalam penggunaan teknologi, harus memenuhi 3 syarat yaitu:
1) Teknologi yang digunakan harus hemat energi.
2) Teknologi yang digunakan harus tidak menyebabkan pencemaran lingkungan
hidup.
3) Teknologi yang digunakan harus dapat memberi nilai tambah yang tinggi.

5.8 Dampak perubahan teknologi terhadap lingkungan bisnis dan pelaku bisnis.
Perubahan teknologi selalu akan membawa pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat. Dengan demikian kesiapan masyarakat untuk menerima teknologi
merupakan faktor yang harus diperhitungkan. Perubahan teknologi dapat memberikan
dampak negative terhadap segi-segi tertentu dari kehidupan manusia, apalagi jika
penerapannya salah. Dapat pula berdampak positif. Hal-hal yang berdampak positif
dari perubahan teknologi merupakan peluangbisnis dan pelaku bisnis harus mampu
menerjemahkan dalam kegiatan usahanya, sebelum pesaing mengambilnya.
Sebaliknya hal-hal yang berdampak negative, merupakan ancaman bagi lingkungan
bisnis. Di sini diupayakan untuk mengeliminasi dampak negative tersebut bagi pelaku
bisnis, sehingga ancaman tersebut berubah menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan.
Satu contoh, perubahan informasi tentang penggunaan proses produksi
dari manual menjadi otomatis. Dampak positifnya adalah dari biaya operasi
akan diperoleh efisiensi yang tinggi, produk yang dihasilkan akan lebih besar
jumlahnya dengan kualitas yang sama dan tidak kalah pentingnya adalah
teknologi tersebut tidak pernah akan melakukan pemogokan. Dari segi
negatifnya, akan terjadi pengangguran yang besar-besaran jika
penggunaanteknologi tersebut menggeserkedudukan manusia dengan mesin-
mesinotomatis. Dampak negatif ini merupakan ancaman bagi pelaku bisnis.
Perubahan ekologi merupakan salah satu dari unsur lingkungan bisnis
yang perlu dikaji untuk memperoleh gambaran kelayakan bisnis dari sisi
peluang (opportunity) maupun ancaman (threat)
1) Ekologi adalah ilmu tentang lingkungan hidup, suatu kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamya manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya dengan sumber daya sebagai penyusunnya, yaitu
sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, dan sumber daya buatan.
2) Perubahan ekologi sangat erat kaitannya dengan perubahan sisitem ekonomi, yang
merupakan satu kesatuan pengolahan dari input ke output. Output yang
dikeluarkan oleh industri manufaktur diperoleh dari berbagai kombinasi input
yang bisa terdiri dari air, udara, lahan, energi, mineral, bahan baku hayati flora,
fauna dan marga satwa. Pemakaian input yang berlebihan akan mempengaruhi
kesimbangan ekologi.
3) Perubahan ekologi dapat mempengaruhi lingkungan bisnis, terutama dalam
pengelolaan sumber daya alam dan proses produksi. Gangguan terhadap ekologi
akan berpengaruh terhadap kebijakan nasional dan akan menjadi sorotan (opini)
dunia, yang pada akhirnya akan berdampak pada system pengelolaan proses suatu
bisnis. Bagi para pelaku bisnis perubahan kebijakan pemerintah atas gangguan
ekologi dapat dipandang sebagai suatu ancaman terhadap kelangsungan suatu
bisnis tertentu apabila para pelaku bisnis tidak dapat berbuat apa-apa atas
perubahan tersebut. Pada sisi lain justru menjadi peluang bisnis tersendiri apabila
para pelaku bisnis dapat memanfaatkanperubahan kebijakan nasional tersebut,
misalnya dengan mempromosikan bisnisnya yang ramah lingkungan sehingga
tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
4) Faktor kebudayaan erat kaitannya dengan system pengetahuan, gagasan, ide, cara
merasakan yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang berfungsi sebagai
pengarah dan pedoman bagi warga kelompok tersebut dalam bersikap dan
bertingkah laku. Jadi kebudayaan merupakan sistem nilai tertentu yang
mencerminkan kekuatan untuk mengarahkan tindakan manusia dalam
kehidupannya, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya.
Setiap pelaku bisnis yang akan mendirikan suatu usaha tertentu, dalam
studi kelayakannya harus mengetahui nilai-nilai masyarakat di tempat usaha
itu akan dilakukan. Apabila nilai-nilai masyarakat (sebagai cerminan sosial
budaya) setempat mendukung atau netral, hal ini menjadi suatu peluang yang
baik. Oleh karenanya kelayakan dari sisi sosial budaya tidak mengalami
permasalahan. Demikian sebaliknya, apabila nilai-nilai masyarakat yang
menghambat, harus dilkaukan studi kelayakan, swejauh mana pengaruhnya
terhadap kelayakan suatu usaha. Apakah memungkinkan untuk dinetralisir
oleh perusahaan atau tidak. Apabila bisa dinetralisir, masih perlu dikaji lagi
apakah pengorbananyang diperlukan untuk menetralisir dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomis atau tidak.

5.9 Faktor hukum sebagai lingkungan bisnis


Keterkaitan antara hukum dan bisnis bersifat timbal balik. Sebagai alat
pengendalian social, hukum dapat mengadakan pembaruan ekonomi ke arah
yang di kehendaki, namun sebaliknya, hukum juga terbentuk berdasarkan
faktor-faktor ekonomi yang berwujud dalam pola-pola tertentu dalam
sistemnya. Hubungan hukum yang dilakukan oleh para pelaku bisnis sangatlah
kompleks sifatnya. Kompleksitas hubungan hukum tersebut menjadi semakin
rumit karena sering kali terjadi bahwa unsur pihak asing terbawa di dalamnya.
Hal ini dikarenakan semakin terbukanya suatu negara bagi pengaruh luar,
sehingga lembaga-lembaga hukum asing dengan mudah masuk pada Negara
tersebut, dengan konsekuensi belum jelasnya kedudukan dan pengaturannya
dalam sistem hukum Negara yang bersangkutan.
Dalam membuat studi kelayakan, harus memperhatikan tentang hukum
yang berlaku pada suatu Negara di mana usaha (bisnis) tersebut akan
dilakukan. Aspek hukum yang dikaji mulai dari Undang-Undang Dasar,
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Pemerintah, Keputusan
Presiden, dan seterusnya. Hal-hal lain yang lebih spesifik yang harus kita kaji
adalah tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan dan jaminan-jaminan
yang bisa disediakan jika menggunakan berbagai dana pinjaman. Pengkajian
kelayakan mengarah pada “apakah aturan-aturan tersebut” mendukung atau
tidak. Jika kondisi hukum yang berlaku cukup kondusif, maka gagasan studi
kelayakan tentang suatu usaha dikatakan layak dan hal ini dianggap sebagai
peluang bisnis yang cukup menguntungkan. Demikian pula sebaliknya,
peraturan-peraturan yang bersifat menghambat atau membatasi ruang gerak
usaha maka perlu dipertimbangkan kembali kelayakan usaha tersebut. Jika
pertimbangan mengarah kepada ketidaklayakan usaha maka kondisi demikian
menjadi kurang kondusif, dan hal ini dianggap sebagai suatu ancaman.
5.10 Faktor birokrasi sebagai salah salah satu lingkungan bisnis yang dapat
mempengaruhi kelayakan suatu usaha

Birokrasi menurut Max Weber adalah suatu struktur otoritas atau


organisasi yang didasarkan atas peraturan-peraturan yang jelas dan rasional
serta posisi-posisi yang terpisahkan dari orang-orang yang mendudukinya.
Jadi birokrasi pemerintah adalah keseluruhan aparat pemerintah, sipil, maupun
militer, yang menjalankan tugas-tugas pemerintah dengan menggunakan
organisasi yang ditata berdasarkan peraturan-peraturan serta posisi-posisi yang
hirarkis.
Pandangan umum tentang birokrasi adalah sebagai sesuatu yang
menghambat bagi dunia usaha, terlepas birokrasi itu baik atau buruk. Hal
demikian dapat dimaklumi, karena dengan adanya birokrasi berarti usaha
dapat menjadi lebih lambat dan berbeli-belit, bahkan mungkin harus dengan
biaya yang besar baik secara resmi ataupun tidak resmi. Usaha-usaha menjadi
lambat tersebut lebih banyak terarah pada prosedur perizinan. Karena birokrasi
tersusun secara hierarkis maka prosedur perizinan juga mengikuti arus
birokrasi tersebut. Sementara peluang bisnis harus segera direalisir sedangkan
prosedur perizinan lambat, maka bagi dunia usaha hal demikian menjadi
ancaman keberhasilan usaha yang akan dijalankan. Iklim birokrasi yang
kondusif akan berpengaruh terhadap pelaku bisnis (terutama investor asing)
dalam menanamkan modalnya di suatu Negara. Dengan demikian, birokrasi
dapat dipandang sebagai penghambat juga dapat dipandnag sebagai suatu
peluang, oleh karenanya pelaku bisnis perlu melakukan studi kelayakan
terhadap faktor birokrasi tersebut.

5.11 Lingkungan bisnis yang berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan


operasional bisnis
Ada beberapa lingkungan yang berpengaruh terhadap kegiatan
operasional bisnis, yaitu:

1) Pelanggan
Lingkungan ini menggambarkan karakteristik dan perilaku konsumen dalam
mendapatkan dan mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh
karena itu pelaku bisnis harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam keputusan untuk melakukan pembelian atau
mengkonsumsi produk yang dihasilkannya. Hal ini penting karena pelanggan
merupakan unsur lingkungan utama yang mampu menopang kelangsungan hidup
bisnis tersebut.
2) Sumber daya manusia
Lingkungan ini merupakan pelaksana utama kegiatan operasional bisnis. Sumber
daya manusia akan berpengaruh pada kualitas produk yang akan dihasilkan, dan
akan berpengaruh pula pada kelancaran aktivitas operasional bisnis. Aktivitas
tersebut dapat berbentuk proses pembuatan produk maupun proses kelancaran
distribusi produk sampai di tangan konsumen. Kesalahan dalam membina sumber
daya manusia akan berdampak fatal pada keseluruhan bisnis yang dijalankan.
3) Pesaing
Pesaing yang dimaksud di sini bisa secara langsung ataupun secara tidak
langsung. Pesaing langsung berarti pelaku bisnis berhadapan dengan usaha bisnis
lain yang memproduksi produk sejenis. Dampak atas persaingan ini akan
dirasakan manakala pelaku bisnis kurang tanggap atas keberadaan pesaing
sehingga dalam jangka panjang bisa mengancam eksistensi bisnis yang sedang
dijalankan, jika produk yang ditawarkan pesaing lebih baik dengan harga yang
sama. Sementara itu pesaing tidak langsung adalah pelaku bisnis lain yang
memproduksi produk tidak sejenis tetapi punya pengaruh terhadap keberadaan
bisnis yang sudah ada. Misalnya produen minuman soft drink akan berhadapan
secara tidak langsung dengan produsen minuman air mineral.
4) Pemasok
Lingkungan ini berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan operasional terutama
dalam kaitannya dengan prosesproduksi, karena pemasok (terutama input) ini
akan memberikan kontinuitas proses produksi. Pelaku bisnis harus memperoleh
kepastian tentang pasokan input yang dibutuhkan baik berupa jumlah maupun
kualitas input yang diinginkan perusahaan.

LATIHAN MANDIRI

1. Tuliskan lima contoh bisnis yang pemerintah harus turut serta dalam penanganan
bisnis tersebut dan berikan alasan-alasannya!
2. Coba jelaskan lingkungan bisnis (birokrasi) yang sering mengganjal/menyebabkan
gagalnya suatu bisnis didirikan di lingkungan Anda! Upaya-upaya apa yang harus
dilakukan untuk menembus praktik birokrasi yang dipandang sangat merugikan
bagi pelaku bisnis?
3. Apakah para pesaing termasuk dalam lingkungan bisnis? Jelaskan jawaban
Saudara!

Anda mungkin juga menyukai