LINGKUNGAN BISNIS
5.1 PENDAHULUAN
Lingkungan bisnis merupakan faktor ekstern atau di luar lingkup suatu unit
usaha, di mana faktor ekstern tersebut mempunyai pengaruh terhadap kehidupan,
pengelolaan dan kelangsungan dari suatu bisnis. Faktor-faktor ekstern tersebut
meliputi kehidupan-kehidupan sosial, ekonomi, budaya politik dalam negeri, politik
luar negeri, birokrasi pemerintahan, teknologi, hukum, demografi, ekologi, nilai etika
dan tanggung jawab social.
Berbagai faktor eksternal tersebut dapat memberikan perspektif masa yang akan
dating, dengan mengkaji tendensi apa yang akan terjadi, mengapa hal tersebut terjadi,
dan determinan apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Dengan pengkajian
rangkaian penjelasan tersebut maka diharapkan pelaku bisnis dapat mempunyai
pedoman tentang fenomena yang dibahas, sehingga dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi peluang bisnis (business opportunities) dan tantangan bisnis (business
threat) bagi usaha yang dijalani.
Lingkungan bisnis juga bisa dilihat dari sisi internal perusahaan itu sendiri.
Lingkungan internal menekankan pada hubungan antarfungsi di dalam suatu
organisasi bisnis yang harus senantiasa dijaga keharmonisannya agar tidak
menimbulkan konflik yang membawa bisnis ke dalam kehancuran/kebangkrutan.
5.8 Dampak perubahan teknologi terhadap lingkungan bisnis dan pelaku bisnis.
Perubahan teknologi selalu akan membawa pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat. Dengan demikian kesiapan masyarakat untuk menerima teknologi
merupakan faktor yang harus diperhitungkan. Perubahan teknologi dapat memberikan
dampak negative terhadap segi-segi tertentu dari kehidupan manusia, apalagi jika
penerapannya salah. Dapat pula berdampak positif. Hal-hal yang berdampak positif
dari perubahan teknologi merupakan peluangbisnis dan pelaku bisnis harus mampu
menerjemahkan dalam kegiatan usahanya, sebelum pesaing mengambilnya.
Sebaliknya hal-hal yang berdampak negative, merupakan ancaman bagi lingkungan
bisnis. Di sini diupayakan untuk mengeliminasi dampak negative tersebut bagi pelaku
bisnis, sehingga ancaman tersebut berubah menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan.
Satu contoh, perubahan informasi tentang penggunaan proses produksi
dari manual menjadi otomatis. Dampak positifnya adalah dari biaya operasi
akan diperoleh efisiensi yang tinggi, produk yang dihasilkan akan lebih besar
jumlahnya dengan kualitas yang sama dan tidak kalah pentingnya adalah
teknologi tersebut tidak pernah akan melakukan pemogokan. Dari segi
negatifnya, akan terjadi pengangguran yang besar-besaran jika
penggunaanteknologi tersebut menggeserkedudukan manusia dengan mesin-
mesinotomatis. Dampak negatif ini merupakan ancaman bagi pelaku bisnis.
Perubahan ekologi merupakan salah satu dari unsur lingkungan bisnis
yang perlu dikaji untuk memperoleh gambaran kelayakan bisnis dari sisi
peluang (opportunity) maupun ancaman (threat)
1) Ekologi adalah ilmu tentang lingkungan hidup, suatu kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamya manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya dengan sumber daya sebagai penyusunnya, yaitu
sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, dan sumber daya buatan.
2) Perubahan ekologi sangat erat kaitannya dengan perubahan sisitem ekonomi, yang
merupakan satu kesatuan pengolahan dari input ke output. Output yang
dikeluarkan oleh industri manufaktur diperoleh dari berbagai kombinasi input
yang bisa terdiri dari air, udara, lahan, energi, mineral, bahan baku hayati flora,
fauna dan marga satwa. Pemakaian input yang berlebihan akan mempengaruhi
kesimbangan ekologi.
3) Perubahan ekologi dapat mempengaruhi lingkungan bisnis, terutama dalam
pengelolaan sumber daya alam dan proses produksi. Gangguan terhadap ekologi
akan berpengaruh terhadap kebijakan nasional dan akan menjadi sorotan (opini)
dunia, yang pada akhirnya akan berdampak pada system pengelolaan proses suatu
bisnis. Bagi para pelaku bisnis perubahan kebijakan pemerintah atas gangguan
ekologi dapat dipandang sebagai suatu ancaman terhadap kelangsungan suatu
bisnis tertentu apabila para pelaku bisnis tidak dapat berbuat apa-apa atas
perubahan tersebut. Pada sisi lain justru menjadi peluang bisnis tersendiri apabila
para pelaku bisnis dapat memanfaatkanperubahan kebijakan nasional tersebut,
misalnya dengan mempromosikan bisnisnya yang ramah lingkungan sehingga
tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
4) Faktor kebudayaan erat kaitannya dengan system pengetahuan, gagasan, ide, cara
merasakan yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang berfungsi sebagai
pengarah dan pedoman bagi warga kelompok tersebut dalam bersikap dan
bertingkah laku. Jadi kebudayaan merupakan sistem nilai tertentu yang
mencerminkan kekuatan untuk mengarahkan tindakan manusia dalam
kehidupannya, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya.
Setiap pelaku bisnis yang akan mendirikan suatu usaha tertentu, dalam
studi kelayakannya harus mengetahui nilai-nilai masyarakat di tempat usaha
itu akan dilakukan. Apabila nilai-nilai masyarakat (sebagai cerminan sosial
budaya) setempat mendukung atau netral, hal ini menjadi suatu peluang yang
baik. Oleh karenanya kelayakan dari sisi sosial budaya tidak mengalami
permasalahan. Demikian sebaliknya, apabila nilai-nilai masyarakat yang
menghambat, harus dilkaukan studi kelayakan, swejauh mana pengaruhnya
terhadap kelayakan suatu usaha. Apakah memungkinkan untuk dinetralisir
oleh perusahaan atau tidak. Apabila bisa dinetralisir, masih perlu dikaji lagi
apakah pengorbananyang diperlukan untuk menetralisir dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomis atau tidak.
1) Pelanggan
Lingkungan ini menggambarkan karakteristik dan perilaku konsumen dalam
mendapatkan dan mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh
karena itu pelaku bisnis harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam keputusan untuk melakukan pembelian atau
mengkonsumsi produk yang dihasilkannya. Hal ini penting karena pelanggan
merupakan unsur lingkungan utama yang mampu menopang kelangsungan hidup
bisnis tersebut.
2) Sumber daya manusia
Lingkungan ini merupakan pelaksana utama kegiatan operasional bisnis. Sumber
daya manusia akan berpengaruh pada kualitas produk yang akan dihasilkan, dan
akan berpengaruh pula pada kelancaran aktivitas operasional bisnis. Aktivitas
tersebut dapat berbentuk proses pembuatan produk maupun proses kelancaran
distribusi produk sampai di tangan konsumen. Kesalahan dalam membina sumber
daya manusia akan berdampak fatal pada keseluruhan bisnis yang dijalankan.
3) Pesaing
Pesaing yang dimaksud di sini bisa secara langsung ataupun secara tidak
langsung. Pesaing langsung berarti pelaku bisnis berhadapan dengan usaha bisnis
lain yang memproduksi produk sejenis. Dampak atas persaingan ini akan
dirasakan manakala pelaku bisnis kurang tanggap atas keberadaan pesaing
sehingga dalam jangka panjang bisa mengancam eksistensi bisnis yang sedang
dijalankan, jika produk yang ditawarkan pesaing lebih baik dengan harga yang
sama. Sementara itu pesaing tidak langsung adalah pelaku bisnis lain yang
memproduksi produk tidak sejenis tetapi punya pengaruh terhadap keberadaan
bisnis yang sudah ada. Misalnya produen minuman soft drink akan berhadapan
secara tidak langsung dengan produsen minuman air mineral.
4) Pemasok
Lingkungan ini berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan operasional terutama
dalam kaitannya dengan prosesproduksi, karena pemasok (terutama input) ini
akan memberikan kontinuitas proses produksi. Pelaku bisnis harus memperoleh
kepastian tentang pasokan input yang dibutuhkan baik berupa jumlah maupun
kualitas input yang diinginkan perusahaan.
LATIHAN MANDIRI
1. Tuliskan lima contoh bisnis yang pemerintah harus turut serta dalam penanganan
bisnis tersebut dan berikan alasan-alasannya!
2. Coba jelaskan lingkungan bisnis (birokrasi) yang sering mengganjal/menyebabkan
gagalnya suatu bisnis didirikan di lingkungan Anda! Upaya-upaya apa yang harus
dilakukan untuk menembus praktik birokrasi yang dipandang sangat merugikan
bagi pelaku bisnis?
3. Apakah para pesaing termasuk dalam lingkungan bisnis? Jelaskan jawaban
Saudara!