Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR KEWIRAUSAHAAN

USAHA : SATE CENIL KELAPA PARUT

Disusun Oleh:

Kelompok : 3 (Tiga)/ Kelas 5B

Nama Anggota : 1. Tama Dewi Arta S (A1D020048)


2. Annisa Safira Herman P (A1D020060)
3. Ateni Lasari (A1D020068)
4. Yohana Ainoun Sari (A1D020072)

Dosen Pengampu : Dra. Ariefa Primair Yani , M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi petunjuk
dan ridhoNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir
Kewirausahaan “Sate Cenil Kelapa Parut” ini dapat kami selesaikan dengan baik, dan
shalawat beriring salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.
Dengan kesepakatan anggota kelompok maka kami telah menetapkan usaha
yang akan di jalani untuk tugas ini. Usaha kami bergerak di bidang kuliner dengan
menjual produk makanan (cemilan), karena usaha ini cukup menguntungkan dari segi
waktu dan material. Objek pasarnya cukup baik dan memiliki prosfek yang signifikan
dan kemungkinan kembalinya modal.
Demikian laporan akhir ini kami susun dalam waktu yang telah di rencanakan.
Kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar
penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik.

Bengkulu, Mei 2022

Penulis,
A. Teori Kewirausahaan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovasi, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidak pastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal
dengan onder nemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah
di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi
tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis
ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul.

B. Teori Produksi
“Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau
pelaksanaan dari suatu hal tertentu” (Agus Ahyari, 2002: 65). Sedangkan produksi
adalah: “Kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah,
bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi
pemenuhan konsumen” (Sukanto Reksohadiprodjo, 2000: 1).
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai proses
produksi, yang dimaksud dengan proses produksi adalah: “Suatu cara, metode
maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk,
waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan konsumen.
Dari pengertian di atas, dapat kita lihat proses produksi merupakan kegiatan
atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai
kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai
suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan
untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses
produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.
Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan
mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk.
Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk
jenis produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh
konsumen, maka proses produksi perlu diatur dengan baik.

C. Teori Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan
dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup untuk
berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam
memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dapat
memberikan kepuasan konsumen jika perusahaan tersebut menginginkan usahanya
tetap berjalan terus atau menginginkan konsumen mempunyai pandangan yang baik
terhadap perusahaan.
Definisi pemasaran menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Swastha dan
Handoko (2000: 4). Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 19) : “adalah proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai
satu sama lain”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran mempunyai
arti yang lebih luas daripada penjualan, pemasaran mencakup usaha perusahaan yang
ditandai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan,
menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara promosi dan penjualan
produk tersebut. Jadi, pemasaran juga merupakan kegiatan saling berhubungan
sebagai suatu system untuk menghasilkan laba. Pemasaran merupakan hal yang
sangat penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat falsafah dalam
pemasaran yang disebut sebagai konsep pemasaran. Basu Swastha dan Hani Handoko
(2000: 6) mendefinisikan konsep pemasaran sebagai berikut : “Konsep pemasaran
adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan”.
Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari konsep pemasaran
adalah memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsep
pemasaran tersebut dapat dicapai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan
dan kebutuhan konsumen. Perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen harus menyusun kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi yang
tepat sesuai dengan keadaan konsumen.

D. Teori Distribusi
Distribusi merupakan proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi
ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. Kotler (2005) mendefinisikan
bahwa distribusi akan mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan arus
bahan dengan memperoleh produk akhir dari tempat produksi dengan memperoleh
keuntungan. Sebagian besar perusahaan menyatakan bahwa tujuan distribusi adalah
membawa barang dalam jumlah tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan biaya
serendah mungkin.
Aspek terpenting dari distribusi suatu produk adalah biaya pengangkutan
sedangkan biaya pengangkutan sangat dipengaruhi oleh tarif angkut. Dengan
demikian, tingginya biaya pengangkutan akan mempersempit wilayah pemasaran
suatu produk. Panjang pendeknya distribusi pemasaran tergantung beberapa faktor
antara lain :
1. Jarak antara produsen dan konsumen, artinya semakin jauh jarak antara produsen
dan konsumen maka biasanya semakin panjang saluran yang akan ditempuh oleh
produk.
2. Cepat tidaknya produk rusak, artinya produk yang cepat atau mudah rusak harus
segera diterima konsumen, dengan demikian menghendaki saluran yang pendek
dan cepat.
3. Skala produksi, artinya bila produksi berlangsung dalam ukuran kecil maka
jumlah produk yang dihasilkan dalam ukuran kecil pula, sehingga tidak akan
menguntungkan jika produsen menjualnya langsung ke pasar. Dalam kondisi
demikian kehadiran pedagang perantara diharapkan, agar saluran yang dilalui
produk cenderung panjang.
4. Posisi keuangan perusahaan. Produsen yang kondisi keuangannya kuat cenderung
untuk memperpendek saluran tataniaga. Agar efektif, pengoperasian aset sehari-
hari harus mengimplementasikan strategi-strategi yang telah dikembangkan
berdasarkan struktur dan otomatisasi rantai pasokan. Proses yang dijalankan
adalah bagaimana membawa produk yang benar ke outlet yang benar dan
pelanggan yang tepat pada waktu yang tepat pula.
Ada kemungkinan kesalahan apabila sasarannya tidak memenuhi tuntutan
pelanggan 100 persen. Persediaan harus tersedia di tempat yang tepat pada waktu
yang tepat setiap hari tanpa ada yang gagal. Tanpa adanya persediaan yang tepat,
proses distribusi lainnya tidak akan dapat beroperasi. Pengiriman kilat merupakan
pengecualian yang jarang dilakukan. Pada prinsipnya, agar dapat beroperasi setiap
hari, persediaan harus ada di tempat yang benar pada waktu yang tepat.

2. PEMBUATAN PRODUK
1. Persiapan Bahan dan Alat
Bahan-Bahan:
a) Tepung ketan
b) Pewarna
c) Gula
d) Kelapa parut
e) Ubi
f) Garam
g) Tusuk sate
h) Air
Alat-Alat:
a) Wadah
b) Pemarut kelapa
c) Sendok
d) Piring
e) Wajan pengukus
f) Kompor

3. Langkah Kerja
a) Siapkan tepung ketan dan pewarna makanan.

b) Masukkan tepung kedalam wadah, tambahkan air dan pewarna makanan.


.
c) Aduk adonan sampai warna tercampur rata.

d) Bentuk adonan cenil dan ditusukkan ke tusuk sate


e) Kukus menggunakan wajan pengukus

f) Angkat dari wajan pengukus dan di dinginkan

.
A. LAPORAN KEGIATAN USAHA SELAMA PRAKTIK BERLANGSUNG
a. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pemasaran produksi cenil di laksanakan di Gedung C


Universitas Bengkulu, kegiatan ini kami lakukan pada saat acara Biofair
berlangsung, Lokasi pemasaran produk yang dilakukan kepada Mahasiswa
Pendidikan Biologi dan tamu maupun peserta lomba terlebih dahulu dengan
melakukan kegiatan ini agar kami mendapatkan pengalaman dan pembelajaran
untuk menjadi wirausaha. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi siswa khususnya kami, karena dengan melakukan kegiatan ini
kami dapat mengetahui bagaimana caranya menawarkan dan memasarkan suatu
produk dengan baik, dan kami bisa lebih banyak mengetahui cara berinteraksi
dengan baik dan sopan.
b. Proses Produksi
Dalam proses pembuatan cenil ini, bahan yang kmi gunakan yaitu tepung
ketan, pewarna makanan, air, gula, garam, ubi dan kelapa parut. Dimana proses
pembuatannya bersihkan ubi terlebih dahulu lalu masukan ubi yang sudah di parut
dan juga tepung ketan kedalam wadah, kemudian masukkan air hangat sedikit demi
sedikit, uleni hingga kalis dengan tangan hingga bisa dipulung, lalu bagi adonan
menjadi 2, tambahkan pewarna pink dan kuning, bentuk sesuai dengan selera
masing-masing disini kami membuat bentuk kotak, masak di air mendidih hingga
mengapung dan matang, kemudian angkat lalu tunggu hingga dingin, ditusuk
menggunakan tusuk sate kemudian gulingkan di kelapa parut hingga merata,
sehingga cenil siap di pasarkan.
c. Proses Pemasaran

Proses pemasaran yang kami lakukan yaitu dengan cara mempromosikan dan
memasarkan langsung kepada konsumen serta menerima pemesanan dari
konsumen. Dengan melakukan hal ini kami berusaha membujuk konsumen agar
tertarik pada produk kami sehingga pada akhirnya membeli produk yang kami jual.
Harganya relatif terjangkau dan interaksi langsung pada konsumen, penjualan
produk kamipun dapat berjalan lancar. Kegaiatan penjualan ini merupakan
kegiatan inti dari proses transaksi, oleh karena itu kegiatan penjualan terdiri dari
serangkaian kegiatan seperti menentukan dan menemukan pembeli guna menjual
produk, proses menawari dan diakhiri dengan proses pembayaran.
d. Laporan Keuangan
-Modal Awal

Keterangan Jumlah
Tepung Ketan Rp 11.000
Ubi Rp 7.000
Kelapa Parut Rp 3.000
Pewarna Makanan Rp 2.000
Gula Rp 3.000
Garam Rp 3.000
Total Rp 29.000

- Harga Produk
Harga yang kami tetapkan adalah harga yang standar yang sudah
disesuaikan kantong konsumen. Yaitu dengan harga Rp 2.000,- saja bisa
mendapatkan makan cenil yang sangat enak.
- Keuntungan
Dalam pembuatan cenil ini kami memasarkan sebanyak 30 tusuk
makanan cenil dimana keuntungan yang kami peroleh yaitu Rp 31.000,-
Kesimpulan Dan Saran
a. Kesimpulan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Cenil Proses produksi merupakan
suatu cara atau metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau
penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi (bahan
mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk.
Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk
jenis produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh
konsumen, maka proses produksi perlu diatur dengan baik.. Untuk itu kegiatan
pemasaran harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika perusahaan tersebut
menginginkan usahanya tetap berjalan terus atau menginginkan konsumen
mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan, pemasaran secara keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Sehingga
kegiatan distribusi sangat dipengaruhi oleh tarif angkut. Tingginya biaya
pengangkutan akan mempersempit wilayah pemasaran suatu produk.

b. Saran
Dari kegiatan pelaksanaan pratikum kewirausahaan semester ganjil 2022 yang
berlangsung 1 minggu ( satu hari pembuatan dan penjualan kemudian pembuatan
laporan akhir),sedikit saran ataupun masukkan dari kelompok 8 yaitu menurut
kelompok kami, untuk pembagian kelompok pratikum kewirausahaan ini
alangkah baiknya untuk lebih diperbanyak lagi anggotanya dalam 1 kelompok.
Jika anggota dalam 1 kelompok tersebut lebih diperbanyak, akan lebih banyak
juga terkumpul modal yang akan digunakan untuk membuat produk tersebut dan
uang sumbangan untuk modal dalam satu orang tidak akan terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. (2002). Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta. BPFE.
Reksohadiprojo, Sukanto., Gitosudarmo, Indriyo. (2000). Manajemen Produksi, Edisi
keempat. BPFE, Yogyakarta.
Basu Swastha dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku
Konsumen), Yogyakarta : BPFE UGM.
Kotler, Philip (2000). Prinsip – Prinsip Pemasaran Manajemen. Jakarta : Prenhalindo
Kotler, Philip (2005). Manajemen Pemasaran, edisi 11, Jilid 2. Jakarta : Prenhalindo
LAMPIRAN

(lampiran produksi)

( lampiran pemasaran)

Anda mungkin juga menyukai