Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PEMASARAN PRODUK

 ANALISIS UPAYA PENGEMBANGAN USAHA DAN PERLUASAN PEMASARAN


PRODUK VEROCOOKIES CATERING DI DESA NGAGEL KECAMATAN
DUKUHSETI KABUPATEN PATI

Tugas Mandiri Terstruktur


Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran
Dosen Pengampu : Ekawati Rahayu N, SH., MM

Disusun Oleh:

Windy Vinorika Yuli Astuti             212418

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN SYARIAH / MBS
TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan laporan dapat diselesaikan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, semangat, saran dan pendapat
berbagai pihak. Dengan harapan semoga segala amal kebaikan yang telah mereka berikan
kepada penulis mendapatkan balasan kebaikan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Dalam penulisan laporan penulis menyadari masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan dan kelemahan sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan laporan ini.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat baik bagi pribadi penulis, UMKM maupun
pihak lain yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman Judul  ……………………………………………………………….         
Kata Pengantar …………………………………………………………….....         i
Daftar Isi ………………………………………………………………………        ii
Lampiran              ……………………………………………………………..
BAB I   PENDAHULUAN ………………………………………………….        
A.    Latar Belakang  ……………………………………………………....         
B.     Rumusan Masalah……………………………………………….....
C.       Tujuan ..............……………………………………………………..
BAB II LANDASAN TEORI .....…………………………………………….     
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN…..………………………………………………….
BAB V PENUTUP………… ………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada hakekatnya kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap
orang. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat pada masa sekarang, maka
permintaan makanan sehat terus meningkat. Pada umumnya masyarakat menginginkan
makanan yang sehat ,murah, dan cara mendapatkannya mudah. Hal ini bisa menjadi peluang
bagi para pengusaha makanan, khususnya makanan ringan ataupun kue-kue untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi masyarakat sebagai camilan atau pengganti nasi. Maka bisnis makanan
merupakan aspek yang besar untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Makanan ringan yaitu jenis makanan yang sering dikonsumsi masyarakat sebagai
camilan, begitupun kue juga sering dikonsumsi masyarakat  untuk berbagai macam acara
maupun dijadikan suguhan. Ada dua jenis kue, yaitu kue basah dan kue kering. Kedua jenis
kue tersebut juga telah menjadi produk andalan suatu kegiatan usaha yaitu UMKM
“Verocookies Catering”
“Verocookies Catering” merupakan salah satu usaha pembuatan  makanan ringan dan
kue yang memproduksi aneka macam makanan. “Verocookies Catring” memproduksi
makanan ringan berjumlah banyak pada saat bulan Ramadhan menjelang Lebaran dan pada
saat ada pemesanan untuk acara tertentu. Karena “Verocookies Catering” memberikan kulitas
yang baik pada produknya, maka jarang ada keluhan dari pelanggan. Masyarakat yang
menjadi konsumenya juga berasal dari semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak
sampai orang dewasa. Dengan citra produk yang sudah banyak dikenal masyarakat lokal
tepatnya di Kecamatan Dukuhseti. “Verocookies Catering” telah memiliki banyak pelanggan
tetap, antara lain  sesama pedagang kue, toko kelontong, instansi dan perumahan.
Selain memproduksi untuk dijual dipasar, “Verocookies Catering” juga menerima
pesanan snack dan aneka kue untuk acara-acara tertentu. Harga dan jenis kue bisa disesuaikan
dengan keinginan pelanggan. Dilihat dari peminat kue, produksi “Verocookies Catering”
mempunyai potensi pasar yang cukup luas  dan baik untuk mengembangkan usahanya.
“Verocookies Catring” terletak di Desa Ngagel Rt/06 Rw/04, Kec. Dukuhseti , Kab.
Pati merupakan salah satu usaha produksi makanan ringan dan kue yang memiliki citra
produk yang baik dan berpotensi untuk memperluas daerah pemasaran akan tetapi wilayah
pemasarannya masih sangat terbatas dan upaya pemasaran produk masih sangat sederhana.
Dengan melaksanakan observasi di UMKM “Verocookies Catering”, berdasarkan data dan
analisis ditemukan beberapa masalah yang dialami bu Sofiatun dalam mengembangkan
usahanya. Pada usaha tersebut penulis ingin mengembangkan UMKM “Verocookies
Catering” dengan menciptakan produk baru sebagai produk unggulan yang bisa menjadi ciri
khas yang melekat di “Verocookies  Catering” sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas,
serta bisa lebih bersaing dan memiliki produk yang lebih bermutu
Dari sini penulis mengambil judul “ANALISIS UPAYA PENGEMBANGAN
USAHA DAN PERLUASAN PEMASARAN PRODUK VEROCOOKIES CATERING
DI DESA NGAGEL KECAMATAN DUKUHSETI KABUPATEN PATI”

B.     Rumusan Masalah
Dalam melakukan usahanya produk yang dikeluarkan oleh UMKM “Verocookies
Catering” memiliki permasalahan; kualitas produk kue yang tidak tahan lama, belum adanya
produk unggulan, lingkup pemasaran yang masih terbatas, belum adanya lebel merk disetiap
kemasan produk dan kurangnya modal untuk pengembangan usaha.
Sehingga dalam laporan ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Upaya Mengembangkan UMKM “Verocookies Catering” dengan Teori STP dan
4P?

C.    Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian pada UMKM “Verocookies Catering” yaitu agar dapat
mengidentifikasi masalah-masalah apa yang dialami dan mengupayakan agar UMKM
“Verocookies Cookies” dapat berkembang dengan mengaplikasikan teori STP dan 4P dari
manajemen pemasaran.
BAB II
LANDASAN TEORI

1.      Pasar
Pada dasarnya pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli atau kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu untuk
membentuk suatu harga. Pendapat lain mengatakan bahwa pasar merupakan kelompok orang
yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-menawar sehingga terbentuk  harga.[1]
            Pada pokoknya, pasar dapat dikelompokkan kedalam empat golongan, yakni: (1)
pasar konsumen, (2) pasar industry, (3) pasar penjual, dan (4) pasar pemerintah.
a.       Pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk
dikonsumsikan, bukanya dijual atau diproses lebih lanjut. Termasuk dalam pasar konsumen
ini adalah pembeli-pembeli individual dan/atau pembeli rumah tangga (non-bisnis). Barang
yang dibeli adalah barang konsumsi.
b.      Pasar industry adalah pasar yang terdiri atas individu-individu dan lembaga atau organisasi
yang membeli barang-barang untuk dipakai lagi, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dalam memproduksi barang lain yang kemudian dijual. Barang yang dibeli adalah
barang industry.
c.       Pasar penjual adalah suatu pasar yang terdiri atas individu-individu dan organisasi yang
membeli barang-barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan agar mendapatkan
laba.
d.      Pasar pemerintah adalah pasar dimana terdapat lembaga-lembaga pemerintah, seperti :
departemen-departemen, direktorat, kantor-kantor dinas, dan instansi lain.[2]

2.      Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
dan secara mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Philip Kotler,2002:9)
American Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasaran adalah hasil
prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari
produsen samapai ke konsumen. Pandangan yang sempit dalam pengertian pemasaran
menyebabkan banyak pengusaha atau dunia usaha masih berorientasi pada produksi atau
berfikir dari segi produksi. Mereka menekankan produk apa yang dapat dihasilkan, dan
bukan produk apa yang dapat dipasarkan.
Pengertian lain menyatakan bahwa pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan
menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan
waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Pengertian atau
definisi ini membetikan suatu gagasan kegiatan tertentu yang dilakukan oleh para tenaga
pemasaran. Akan tetapi pengertian ini yernyata gagal menentukan kegiatan pemasaran secara
luas, yang mencakup tidak hanya barang dan jasa yang terbatas. Oleh karena itu terdapat
pengertian atau definisi lain yang lebih luas tentang pemasaran yaitu sebagai usaha untuk
menciptakan dan menyerahkan suatu standar kehidupan[3]. 
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia
inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan
harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).
Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya
memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat
tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang
dituju.  

3.      Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran (marketing concept) merupakan falsafah perusahaan yang
menyatakan bahwa pemasaran keinginan pembeli adalah syarat utama bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Segala kegiatan perusahaan di bidang produksi, teknik, keuangan, dan
pemasaran diarahkan pada usaha untuk mengetahui keinginan pembeli dan kemudian
memuaskan keinginan tersebut dengan mendapatkan laba. Jadi, bagian pemasaran
mempunyai peranan aktif sejak dimulainya proses produksi. Semua kegiatan perusahaan
untuk menghasilkan dan menjual barang didasarkan pada masalah pemasaran.
Perusahaan yang menganut konsep pemasaran ini tidak hanya sekedar menjual barang
saja, tetapi lebih dari itu, dimana perusahaan harus memperhatikan konsumen beserta
kebutuhannya. 
a.       Konsep Pemasaran Berdasarkan STP
1.      Segmentasi (Segmentation)
Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan perusahaan.
Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar
dengan keinginan, dayabeli, lokasi geografis, perilaku pembelian, dan kebiasaan pembelian
serupa. [4]
Segmentasi adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah-milahkan konsumen
sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal,
penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.
Segmentasi dapat dibentuk dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan
mengidentifikasi segmenpreferensi. Misalkan pembeli es krim ditaanyai seberapa besar
mereka menghargai rasa manis dan kandungan krim sebagai atribut produk. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi segmen preferensi yang berbeda-beda. Tiga pola yang berbeda
dapat timbul adalah:  Pertama,  preferensi homogen. Yaitu tentang kondisi pasar dimana
semua pelanggan secara kasar memilki preferensi yang sama. Kedua, preferensi tersabar.
Yaitu tentang situasi dan kondisi pasar yang berbeda dimana preferensi pelanggan tersebar
diseluruh ruangan. Ketiga, preferensi terkelompok-kelompok. Yaitu tentang kondisi pasar
yang menunjukkan kelompok-kelompok preferensi yang terpisah-pisah, yang biasa kita sebut
dengan segmen pasar alami[5].
2.       Targeting
Market targeting/target pasar yang dimaksud dengan target marketing adalah
keputusan pasar yang akan dituju oleh perusahaan yang terdiri dari sejumlah pembeli yang
memiliki kebutuhan dan karakteristik seperti yang dimaksudkan perusahaan[6].
3.      Positioning :
Market Positioning, adalah cara pandang konsumen terhadap produk tersebut pada
atribut yang paling penting. Yang pada akhirnya akan menghasilkan citra positif atau citra
negative dari konsumen terhadap suatu produk. Penetapan posisi produk dipandang sebagai
salah satu elemen yang sangat penting dalam strategi pemasaran perusahaan, karena
mengarahkan seluruh bauran pemasaran perusahaan. Laporan penetapan posisi yang jelas dan
tepat menentukan penentu arah aktifitas promosi. Dalam melaksanakan positioning produk,
bisa ditetakan melalui salah satu dari empat pendekatan sebagai berikut:
a.                   Ciri produk
b.                   Harga dan kualitas
c.                   Penggunaan
d.                  Pengguna produk
Sedangkan dalam rangka menetapkan posisi, pemasar dapat menerapkan beberapa
strategi sebagai berikut:
a.                   Penetapan posisi berdasarkan ciri khas produk.
b.                   Penetapan posisi berdasarkan manfaat produk.
c.                   Penetapan posisi berdasarkan penggunaan sesuai dengan event.
d.                  Penetapan posisi berdasarkan tingkat pengguna tertentu.
e.                   Penetapan posisi berdasarkan pembandingan langsung dengan produk pesaing.
f.                    Penetapan produk berdasarkan perbedaan kategori produk[7].
       
b.      Konsep Pemasaran Berdasarkan 4P
1.      Produk (Products)
Pemilihan yang saksama akan produk merupakan bagian yang penting. Pembeli baru
mau membeli suatu produk kalau memang merasa tepat untuk membeli produk yang
bersangkutan. Artinya produklah yang menyesuaikan diri terhadap pembeli, bukan pembeli
yang menyesuaikan diri terhadap produk[8]
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen kepada pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan.[9] Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa produk
yang ditawarkan produsen kepada pasar yaitu untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, tempat,
organisasi  dan ide. Jadi, produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat
memuaskan pelanggan.
Pengembangan produk meliputi penetapan manfaat yang dikomunikasikan dan
disampaikan melalui kualitas, design, ciri, merk, dan kemasan. Keputusan tentang sifat-sifat
produk ini sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap suatu produk.
a.    Klasifikasi Produk
Produk diklasifikasikan dalam dua kategori: produk konsumen dan produk
perusahaan atau industry.
      Produk Konsumen
Produk konsumen ialah produk yang dibuat untuk keperluan rumah tangga konsumen.
Klasifikasi produk konsumen yaitu suatu produk yang tersedia di berbagai took dan dapat
diperoleh dengan mudah dengan harga terjangkau, seperti rokok, susu, pasta gigi, bahan
makanan/minuman dan sebagainya dengan berbagai merk. Produk tersebut dikategorikan
sebagai convenience products.
Produk ini pada umumnya dikemas sederhana dan dapat dibeli secara eceran dengan harga
relative murah. Produk convenience selalu tersedia ketika permintaan meningkat sehingga
jangkauan distribusinya harus luas. Tetapi karena took eceran pada umumnya hanya menjual
dalam volume kecil, perusahaan tidak menjualnya secara langsung ke took pengecer.
Perusahaan lebih memilih menjual produknya kepada grosir, yang kemudian meneruskannya
ke toko-toko pengecer.
Sebelum memutuskan alternative dalam membeli suatu produk konsumen terlebih dahulu
membandingkan kualitas, harga, dan bentuk di beberapa toko. Pencarian ini berlangsung
selama konsumen menyadari bahwa perbandingan beberapa produk memerlukan waktu dan
upaya. Produk yang pembeliannya memerlukan berbagai pertimbangan seperti ini
disebut shopping product.Misalnya, kulkas, mobil, mebel, perlengkapan rumah tangga, dan
sebagainya.
Disamping dua kategori produk tersebut diatas, barang seperti perlengkapan fotografi, sound
system stereo, home theater, pakaian dengan merek terkenal, dan sebagainya yang
dibutuhkan oleh kelompok konsumen tertentu dikategorikan sebagai specialty
products.  Untuk membeli produk kategori ini diperlukan pertimbangan dan upaya tertentu.

      Produk Perusahaan/Industri
Produk perusahaan ialah barang yang dimaksudkan terutama untuk membuat produk lain atau
untuk penyediaan jasa dalam perusahaan. Klasifikasi produk industri yaitu meliputi ; bahan
mentah, bahan manufaktur dan bagiannya, instalasi, perlengkapan operasi, alat bantu.[10]
Suatu produk dapat dibedakan dari produk lainnya dari segi merk (brand). Merk tersebut
dapat dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan tertentu dari para pembeli baik
melalui periklanan maupun melalui kegiatan promosi yang lain.
Produk menurut tingkat pemakaian dan kekongkritannya juga digolongkan menjadi dua yaitu
produk tahan lama dan produk tidak tahan lama.
Produk tahan lama ( durable goods) merupakan barang –barang yang secara normal dapat
dipakai berkali-kali; jadi dapat dipakaiuntuk jangka waktu yang relative lama.
Produk tidak tahan lama (nondurable goods) merupakan barang-barang yang secara normal
hanya dapat dipakai satu kali atau beberapa kali saja. Artinya sekali barang itu dipakai akan
habis, rusak atau tidak dapat dipakai lagi.

2.      Harga (Price)
Harga bagi sebagian besar masyarakat masih menduduki tempat teratas, sebelum ia
membeli barang atau jasa. Bagi penjual yang penting bagaimana menetapkan harga yang
pantas, terjangkau oleh masyarakat dan tidak merugikan perusahaan.[11]
Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga
juga merupakan elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel, karena harga dapat diubah
dengan cepat, beda halnya dengan feature produk atau distribusi. Penetapan harga yang
berlaku berbeda-beda tergantung pada besar kecilnya perusahaan. Pada perusahaan kecil
harga ditetapkan oleh manajemen puncak bukan oleh bagian pemasaran atau penjualan.
Sedangkan pada perusahaan besar penetapan  harga ditangani oleh manajer divisi dan
liniproduk. 
Dalam istilah harga, dapat diuaraikan beberapa konsep yang saling berhubungan yaitu
harga,nilai, dan manfaat.
Harga adalah nilai yang dinyatak dalam bentuk uang. Nilai adalah tolok
ukur kuantitatif  manfaat suatu produk dalam pertukaran dengan produk lain. Manfaat adalah
sifat produk atau barang yang memberikan kepuasan pada suatu keinginan.
Harga suatu produk merupakan factor penentu permintaan pasar pada suatu barang
atau produk. Harga berpengaruh terhadap posisi kompetitif perusahaan dan pasarnya.karena
itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Penetapan harga dipengaruhi
oleh berbagai factor, baik factor internal maupun factor eksternal.
3.      Tempat (Place)
Elemen lain dalam marketing mix adalah place atau disebut juga saluran distribusi.
Sebagian besar produsen tidak langsung menjual produknya ke konsumen. Mereka
menggunakan perantara.
Distribusi merupakan bagian dari proses pertukaran dalam pemasaran dan melibatkan
perpindahan secara fisik atas barang dan jasa dari produsen ke konsumen serta melibatkan
perantara yang memiliki peran penting dalam rantai saluran. Melalui kegiatan distribusi, akan
terjalin ikatan antara suplier, perantara, dan pelanggan.
Fungsi distribusi dalam bauran pemasaran adalah membawa produk ke pasar
sasaran. Membawaproduk ke pasar memerlukan serangkaian aktivitas, yang terpenting dari
aktivitas tersebut adalah penjualan dari produsen ke konsumen akhir. Fungsi lainnya adalah
mempromosikan produk,menyimpannya, dan menanggung resiko selama proses distribusi.

4.      Promosi (Promotion)
Suatu barang baru tidak selalu langsung dikenal oleh konsumen. Mungkin juga barang
sudah lama tetapi sudah mulai dilupakan orang. Oleh sebab itu perlu dilakukan promosi
karena promosi itu kegiatannya memperkenalkan dan mengingatkan kembali akan suatu
produk, penjualnya maupun pembuatnya.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran harus ditunjang dengan berhasilnya
memilih produk yang tepat, harga yang pantas, saluran distribusi yang baik dan promosi yang
efaktif. Keempat P tersebut harus berfungsi secara terpadu[12].
Promosi merupakan upaya untuk memberi informasi produk atau jasa kepada
masyarakat agar dikenal dan ujung-ujungnya dibeli dan membantu pemasar menemukan
pelanggannya. Dalam mengevalusai program ini, metode yang paling umum dilakukan
adalah membandingkan penjualan sebelum, selama, dan sesudah promosi. Oleh karena itu
perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk dapat menciptakan
permintaan atas produk atau jasa yang dihasilkan. Promosi melibatkan komunikasi informasi
untuk membantu orang menemukan produk, dan membantu pemasar menemukan
pelanggannya.
Promosi juga dilakukan untuk menciptakan positioning dan citra produk. Keuntungan dari
kegiatan promosi adalah; (1) menciptakan citra merek, (2) mengkomunikasikan keunggulan
produk dan jasa (3) menciptakan perhatian atas produk baru (4) menjaga kepopuleran produk
dan jasa (5) menciptakan kesetiaan konsumen.
Kotler menyebutkan beberapa elemen dalam Promotion Mix yaitu :
1.      Penjualan personal, lebih efektif untuk menjaga hubungan pribadi dengan konsumennya..
2.      Promosi penjualan, seperti promosi atau beli satu dapat gratis satu. Contoh lainnya seperti
pemberian kupon, aksesoris gratis, penawaran dengan harga perkenalan, pertunjukan dan
pameran. Pameran bermanfaat memperkenalkan produk baru ke pasar. Dengan pameran
konsumen mendapat manfaat berupa harga yang lebih murah, sedangkan bagi produsen
adalah pengenalan produk baru atau juga memperbarui citra produk lama.
3.      Hubungan masyarakat, meliputi kegiatan menjaga hubungan dan saling pengertian antara
produsen dengan masyarakat (pelanggan, pemilik perusahaan, karyawan, pemerintah, buruh
dan masyarakat lokal). Kegiatan ini selain dimaksudkan untuk menjaga citra jangka panjang
bagi perusahaan juga untuk mendidik publik tentang tujuan sasaran perusahaan, produk baru
dan membantu memperkenalkan upaya penjualan. Contoh kegiatan humas antara lain
bantuan kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan, sponsorship tim olah raga dan penyebaran
informasi melalui pameran.
4.      Pemasaran langsung, katalog, telepon, fax dan e-mail kepada konsumen potensial yang
diketahui berdasarkan data yang telah dihimpun oleh perusahaan.
5.      Iklan, adalah harga untuk komunikasi. Iklan digunakan untuk membangun
citra serta menyebarluaskan informasi agar mendapat tanggapan dari pasar atau konsumen.
Media iklan seperti media cetak (surat kabar, poster, majalah, tabloid), media elektronik
(televisi, radio, internet)

BAB III
METODE  PENELITIAN

A.    Tahapan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian pada UMKM “Verocookies Catering” milik ibu
Shofiatun, penulis melakukan beberapa kegiatan.
1.      Penulis melakukan survey lokasi, hal ini dilakukan dengan tujuan mengetahui secara
langsung apa saja yang terjadi di UMKM, mengetahui potensi yang dimiliki UMKM dan
permasalahan yang sedang dihadapi dalam upaya pengembangan usaha.
2.      Membuat konsep desain label untuk setiap kemasan produk dimana dalam label tersebut
berisi nama usaha dan merk produk.
3.      Membuat sebuh brosur dan mempromosikan produk ke luar daerah Dukuhseti agar produk
semakin dikenal dan daerah pemasaran produk semakin luas.

B.     Hasil Kegiatan
Hasil dari kegiatan di UMKM “Verocookies Catering” milik ibu Shofiatun tepatnya
di Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati adalah sebagai berikut:
1.      Adanya merk diharapkan mampu menumbuhkan citra merk usaha dan menambah
kepercayaan pelanggan untuk mengkonsumsi produk “Verocookies Catering”.
2.      Adanya promosi tehadap produk diharapkan bisa mengenalkan produk-produk “Verocookies
Catering” agar lebih dikenal oleh masyarakat luas dan memperluas daerah pemasaran produk,
sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan dan pendapatan.

C.    Hambatan Yang Dihadapi


Dalam pelaksanaan penelitian di UMKM “Verocookies Catering”, penulis mengalami
hambatan di antaranya pemasaran produk dan promosi produk terkendala dengan waktu
pemasaran yang sangat sedikit, sehingga promosi dan pemasaran kurang maksimal.

D.    Alternatif Pemecahan Masalah


Dengan hambatan yang dihadapi pada saat pelaksanaan penelitian,. Pemasaran
dilakukan di daerah peneliti untuk menghemat waktu.

BAB IV
PEMBAHASAN
ANALISIS PENELITIAN

A.    Sejarah UMKM
UMKM “Verocookies Catering” didirikan oleh ibu Shofiatun sebagai pelaku usaha itu
sendiri pada tahun 2007 dengan alamat usaha di Desa Ngagel, Kec. Dukuhseti, Kab. Pati.
Sebelum mendirikan usaha catering ibu Shofiatun sebenarnya sudah pernah mendirikan usaha
kripik singkong, namun usaha kripik singkong ibu Shofiatun tidak dapat bertahan dalam
jangka waktu yang lama dikarenakan bahan baku di daerah tersebut semakin lama semakin
sulit dijumpai. Dengan kendala bahan baku singkong yang semakin sulit didapat dan
harganya yang kemudian relatif menjadi mahal, serta kurangnya relasi kerja pada pedagang
singkong, maka ibu Shofiatun menutup usaha kripik singkongnya, kemudian beralihlah pada
usaha catering.  Dengan bekal ilmu dari hasil membaca-baca resep makanan dan aneka kue,
kemudian ibu Shofiatun mulai mencoba untuk berjualan makanan ringan seperti; kuping
gajah, pastel kering, kacang sembunyi, gurita, rangin, kue kacang kering, kue dahlia kering,
dan masih banyak lagi jenis jajanan yang ditawarkan. Selain itu, ibu shofiatun juga menerima
pesanan snack kue-kue seperti kue lapis, sosis, pokies, lumpia, pudhu ayu, donat, kue tart,
kue bolu, pastel basah, dadar gulung, dan lain sebagainya. Ibu Sofiatun tidak menjualkan
produknya di pasar, beliau berjualan di rumah, dan nanti ada pelanggan (pengecer) yang
membeli produk itu secara banyak dengan tujuan untuk dijual lagi kepasar. Pengecer tersebut
secara tidak langsung telah menjadi distributor dari produk ibu Sofiatun. Ia mendistribusikan
ke took-toko dan perumahan.
Ternyata kue-kue ibu Sofiatun banyak diminati oleh orang-orang dipasaran, selain karena
harganya yang murah juga rasanya yang enak. Nah dari sinilah ibu Shofiatun  mulai memiliki
banyak pelanggan dan mulai banyak menerima pesanan. Sekarang tidak hanya pesanan kue-
kue dan snack tapi juga banyak menerima pesanan untuk acara-acara pernikahan dan acara-
acara dalam partai besar untuk instansi sekolah dan perkantoran. Daerah pemasaranya kini
mulai dari ruang lingkup Kec. Dukuhseti, yang meliputi daerah Ngagel, Grogolan,Alasdowo,
Kembang, Wedusan, dan Puncel. Serta mulai  merambah ke Kec. Tayu yang meliputi daerah
Kalikalong, dan Tayu Kulon. Namun pada saat bulan Ramadhan, perluasan produksi ibu
Shofiatun bisa sampai pada daerah Juwana, Batangan, dan Kaliori. Hal itu disebabkan karena
permintaan akan jajanan disaat bulan Ramadhan menjelang Lebaran sangat meningkat tajam,
dan ibu Shofiatun mempunyai pelanggan tetap dari daerah tersebut,  sehingga produknya bisa
tersebar luas. Meskipun banyak usaha sejenis tapi usaha ibu Shofiatun tidak kalah bersaing
karena beliau ingin mengembangkan usahanya kedepan lebih ke arah bakeri dan ingin
menciptakan produk unggulan sebagai ciri khas dari “Veroocookies Catering” yang bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat.

B.     Jumlah dan Kualitas Tenaga Kerja


Dalam menjalankan usahanya UMKM “Verocookies Catering” memiliki tiga orang
karyawan perempuan tetap dengan klasifikasi kerja sebagai berikut; dua orang perempuan
sebagai ahli pembuat produk kue dan makanan ringan, serta satu orang perempuan yang
melakukan packing . Jika ada pesanan catering dalam jumlah besar  misalkan pesanan nasi
kotak untuk acara pernikahan maka “Verocookies Catering” sering mengambil tenaga kerja
pembantu di daerah sekitar  sebanyak lima orang untuk memenuhi pesanan.
C.    Fokus Bidang Usaha
UMKM “Verocookies Catering” merupakan unit usaha yang bergerak dalam bidang
kuliner yang berproduksi berdasarkan pesanan. “Verocookies Catering” menerima pesanan
snack, aneka kue, bolu hantaran, nasi kotak,dan parcel. Jika tidak ada pesanan “Verocookies
Catering”  hanya memproduksi makanan ringan gurita dan kacang sembunyi untuk dijual di
took-toko terdekat.
D.    Daftar Makanan dan Harga
Dalam menjalalankan usahanya, UMKM “Verocookies Catering” membandrol harga dari
setiap makanan seperti data yang tersaji dalam Tabel sebagai berikut:
Tabel
Daftar Makanan dan Harga Verocookies Catering
No. Jenis Makanan Satuan Harga
1. Semprit 1 Kg Rp. 35.000,00
2. Kue kacang kering 1 Kg Rp. 35.000,00
3. Kue bunga dahlia 1 Kg Rp. 35.000,00
4. Rangin 1 Kg Rp. 35.000,00
5. Nting-nting 1 Kg Rp. 35.000,00
6. Kue apel kering 1 Kg Rp. 35.000,00
7. Kue keranjang 1 Kg Rp. 35.000,00
8. Kaoya 1 Kg Rp. 35.000,00
9. Keciput 1 Kg Rp. 35.000,00
10. Kacang sembunyi 1 Kg Rp. 33.000,00
11. Gurita 1 Kg Rp. 33.000,00
12. Pastel 1 Kg Rp. 33.000,00
13. Orok-orok 1 Kg Rp. 33.000,00
14. Kerang 1 Kg Rp. 33.000,00
15. Gendu 1 Kg Rp. 33.000,00
16. Kuping gajah 1 Kg Rp. 33.000,00
17. Madu mongso 1 Kg Rp. 35.000,00
18. Kacang gangsir 1 Kg Rp. 30.000,00
19. Dahlia caramel 1 Kg Rp. 35.000,00
20. Bolu lapis 1 loyang kecil Rp. 11.000,00
1 loyang besar Rp. 35.000,00
21. Bolu gulung 1 gulung besar Rp. 13.000,00
22. Bolu ban 1 loyang kecil Rp. 25.000,00
1 loyang besar Rp. 40.000,00
1 loyang kajatan Rp. 6.000,00
23. Kue tart 1 biji Rp. 50.000,00
sampai
Rp. 70.000,00
24. Caramel 1 loyang Rp. 30.000,00
25. Nasi kotak; ayam goring + 1 kardus Rp. 10.000,00
lapapan
26. Nasi kotak; daging sapi + 1 kardus Rp. 15.000
lodeh
27. Nasi kotak; buat kajatan 1 kardus Rp. 25.000,00
28. Snack resepsi 1 kardus Rp. 5.000,00
29. Pudhu ayu 1 biji Rp. 1.000,00
30. Dadar gulung 1 biji Rp. 1.000,00
31. Resoles 1 biji Rp. 1.000,00
32. Lumpia 1 biji Rp. 1.000,00
33. Martabak kotak kecil 1 biji Rp. 1.000,00
34. Sosis ayam 1 biji Rp. 1.000,00
35. Kue lapis 1 biji Rp. 1.000,00

                 Sumber Data: UMKM Verocookies Catering Ibu Shofiatun

E.     Omset
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan kepada pemilik UMKM
“Verocookies Catering” bahwa rata-rata omset per bulan mencapai kurang lebih Rp.
2.000.000,- (dua juta rupiah). Dengan demikian “Verocookies” ingin mengembangkan lagi
usahanya, namun “Verocookies” masih mengalami kendala pada masalah modal yang
terbatas.

F.     Analisis STP pada UMKM “Verocookies Catering”


1.      Segmentasi Pasar
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan kepada ibu Shofiatun selaku pemilik
UMKM “Verocookies Catering” dapat diketahui bahwa sengmentasi pasar  untuk produk
Verocookies ditujukan pada golongan ekonomi kelas menegah kebawah dan produk bisa
dikonsumsi untuk segala jenis usia. Namun persebarannya kurang meluas karena terkendala
produksi yang lumayan terbatas, modal yang relative minim, dan pendapatan hanya
mengandalkan pesanan dari pelanggan serta dari penjualan pada saat bulan Ramadhan. Jadi
beberapa faktor yang menyebabkan segmentasi pasar “Verocookies” masih dalam ruang
lingkup yang sempit.
Wilayah pemasaran  produk “Verocookies Catering” meliputi seluruh daerah yang ada di
Kec. Dukuhseti, untuk luar kota produk belum dikenal.

2.      Target
Berdasarkan wawancara terhadap pemilik UMKM “Verocookies Catering”, bahwa
ekspektasi pemilik usaha tersebut yaitu memberikan produk dengan kualitas baik, sehingga
menarik minat pembeli untuk membeli produk tersebut dan memberikan kepuasan pada
pelanggan atas produk yang diciptakan.

3.      Positioning
Setelah memiliki target seperti yang tersebut diatas maka “UMKM Verocookies” ingin
menciptakan citra baik terhadap setiap barang yang dikonsumsi, yaitu dengan memberikan
kualitas seperti; produk akan dikemas dalam kemasan yang bersih serta dengan komposisi
bahan makanan yang menyehatkan, tidak mengandung pengawet maupun zat-zat yang
berbahaya.
G.    Analisis 4P pada UMKM “Verocookies Catering”
1.      Produk
Produk dalam UMKM “Verocookies Catering” yaitu ada dua macam, ada yang tahan lama
dan tidak tahan lama.
Produk yang tidak tahan lama biasanya tidak diproduksi secara banyak, “Verocookies”
memproduksi produk yang seperti itu hanya pada saat mendapat pesanan. Sedangkan produk
yang tahan lama, “Verocookies” berani memproduksi dengan jumlah yang banyak, karena
kadaluarsa dari produksi “Verocookies” terhadap produk yang tahan lama kurang lebih
selama 3 bulan. Karena tidak mengandung pengawet, maka produk tersebut hanya mampu
kurang lebihnya 3 bulan.
Selain itu, “Verocookies” juga menciptakan produk makanan dengan cita rasa yang lezat
serta dalam penampilan yang menarik. Sehingga menggiurkan, dan menarik pembeli atas
produk tersebut.
2.      Place
UMKM “Verocookies” terletak di desa Ngagel Rt.06/Rw.04, Kecamatan Dukuhseti,
Kabupaten Pati, sehingga distribusi pemasarannya hanya pada ruang lingkup kecamatan
tersebut. Sedang saluran distribusinya UMKM “Verocookies” yaitu menggunakan saluran
kedua yaitu saluran distribusi langsung. Disini, pengecer besar langsung melakukan
pembelian pada produsen.
3.      Price
“Verocookies menetapkan harga sesuai dengan harga bahan baku dan upah tenaga kerja.
Harga yang diciptakan “Verocookies” pun relative murah untuk masyarakat menengah
kebawah. Sehingga menarik pembeli untuk membeli produk dari “Verocookies”
4.      Promotion
Dalam strategi promosi , “Verocookies” menggunakan WOM ( Word of Mouth) yaitu
promosi dari mulut ke mulut. Untuk mengembangkannya maka “Verocookies” merencanakan
ingin segera membuat brosur supaya pemasaran produknya bisa lebih meluas.

BAB V
PENUTUP

A.    Simpulan
Dari kegiatan Penelitian di UMKM “Verocookies Catering” Ibu Shofiatun dapat ditarik
simpulan bahwa Segmentasi pemasaran produknya adalah untuk kalangan ekonomi
menengah ke bawah serta baik untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia. Pemasaran
“Verocookies” pun masih dalam ruang lingkup yang sempit, sehingga diharapkan upaya
untuk dapat memperluasn daerah pemasaran. Target yang ingin dicapai “Verocookies” yaitu
mampu memberikan kualitas produk yang unggul dan mampu menciptakan kepuasan
pelanggan supaya usaha tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Setelah
terciptanya kepuasan untuk pelanggan, maka citra baik atas produk itupun akan tercipta.
Produk yang diciptakan “Verocookies” yaitu seluruhnya mengandung bahan-bahan yang
menyehatkan dan tidak mengandung bahan pengawet sama sekali ataupun zat-zat kimia
lainnya. Dengan tidak adanya bahan pengawet dalam produk “Verocookies”, maka untuk
produk yang tahan lama akan kadaluarsa setelah 3 bulan dari tanggal produksi. Harga yang
ditetapkan “Verocookies” relative murah, namun saluran distribusinya hanya meliputi daerah
pada kecamatan Dukuhseti , sehingga diperlukan perluasan. Setelah “Verocookies” memiliki
merk diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk dan memilki ciri khas tersendiri,
sehingga membantu meningkatkan volume penjualan.

B.     Saran
Saran untuk UMKM produksi kue “Verocookies Catering” milik Ibu Shofiatun
adalah:
1.      Perlu melakukan inovasi produk baru yang lebih bermutu dan memiliki ciri khas tersendiri
sehingga bisa meningkatkan minat pembeli dan meningkatkan citra produk.
2.      Melakukan inovasi terhadap bentuk dan rasa produk sehingga produk tidak terkesan monoton
dan lebih menarik.
3.      Tetap mempertahankan eksistensi dan kualitas rasa agar kepercayaan pelanggan akan produk
semakin bertambah.
4.      Tetap memproduksi kue meskipun ada pesanan sehingga pelanggan yang ada dipasar tidak
kecewa.
5.      Mencoba memasarkan produk ke  kota Pati dan sekitarnya sehingga pemasaran tidak hanya
terbatas di desa.
6.      Menambah karyawan yang terampil guna memenuhi target produksi untuk memperluas
usaha.
DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern,  Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.
Ekawati Rahayu N, Mnajemen Pemasaran, Dipa STAIN Kudus, Kudus, 2008
M.Mursid, Manajemen Pemasaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Philip Kotler,Manajemen Pemasaran, Indeks, Jakarta.
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar Konsep Dan Strategi, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002.
Tutik Nurbianti dan Mahmud Mahfuedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer, Kayon, Yogyakarta,
2005.
Umar Husein, Business An Manajemen, PT Gramedia Pustaka Utama, 2000

Anda mungkin juga menyukai