Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Analisis Konsumen dan Strategi Pemasaran”

Diajukan untuk tugas Mata Kuliah Perilaku Konsumen.

Dosen Pengampu :
Any Urwatul Wusko, S.Sos., M.AB

Disusun Oleh (Kelompok 12) :

1. Faiqoh Mabruk (201669100014)


2. Milia Astuti (201669100073)
3. M. Syaifudin Rikza (201669100048)

PRODI ADMNISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Analisis Konsumen dan Strategi Pemasaran” ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Any Urwatul Wusko selaku
Dosen Pembimbing Mata Kuliah PERILAKU KONSUMEN yang telah
memberikan pengarahan kepada kami atas tersusunnya makalah ini.
Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pasuruan, 17 Maret 2019

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
2.1 Perdagangan Eceran ................................................................................. 2
2.2.1 Unsur Bauran Perdagangan Eceran ................................................. 3
2.2 Kecenderungan Konsumen ...................................................................... 5
2.3 Pangsa Pasar .............................................................................................. 6
2.4 Difusi Inovasi ............................................................................................. 7
2.5 Pasar Konsumen Global ........................................................................... 8
2.5.1 Langkah-Langkah dalam Memasuki Pasar Global ........................ 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat bertahan dalam kompetisi, perusahaan harus mampu


memberikan keuntungan yang lebih kepada konsumen dibanding kompetitornya.
Keuntungan konsumen adalah selisih antara manfaat yang dapat diambil dari
produk dan semua biaya yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat dari produk
tersebut.

Esensi dari strategi pemasaran adalah menyediakan keuntungan bagi


konsumen, mewajibkan organisasi untuk bekerja dengan baik untuk
mengantisipasi dan mereaksi kebutuhan konsumen sebagai wujud dari kompetisi
itu. Reaksi dari konsumen terhadap suatu produk menentukan suskes atau gagal
dari sebuah produk.

Oleh karena itu, dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih rinci
tentang “Analisis Konsumen dan Strategi Pemasaran”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan perdagangan eceran ?
2. Apakah yang dimaksud dengan kecenderungan konsumen ?
3. Apakah yang dimaksud dengan pangsa pasar ?
4. Apakah yang dimaskud dengan difusi inovasi ?
5. Apakah yang dimaksud dengan pasar konsumen global ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang perdagangan eceran.


2. Mengetahui tentang kecenderungan konsumen.
3. Mengetahui tentang pangsa pasar.
4. Mengetahui tentang difusi inovasi.
5. Mengetahui tentang pasar konsumen global.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perdagangan Eceran

Perdagangan eceran adalah semua aktivitas yang langsung berhubungan


dengan penjualan produk dan jasa kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi dan bukan bisnis. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis eceran adalah
menjual berbagai produk dan jasa atau keduanya kepada konsumen untuk
keperluan konsumsi pribadi, dan bukan untuk keperluan bisnis dengan
memberikan upaya penambahan nilai terhadap barang dan jasa tersebut. Pengecer
memiliki fungsi-fungsi penting yang dapat meningkatkan nilai produk dan jasa
yang mereka jual kepada konsumen dan memudahkan distribusi produk-produk
yang dihasilkan oleh produsen. Fungsi-fungsi tersebut menurut Utami (2010:12-
14) adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan berbagai macam produk dan jasa


2. Memecah
3. Perusahaan penyimpanan persediaan
4. Penghasil Jasa
5. Meningkatkan nilai dan jasa

Untuk mendukung usaha eceran dibutuhkan strategi-strategi yang terpadu,


agar di dalam pengambilan keputusan tidak menyebabkan kerugian bagi
perusahaan. Beberapa pakar ekonomi menyebut srategi ritel dengan istilah
Retailing Mix (Bauran Penjualan Eceran) yang pada dasarnya bauran penjualan
eceran ini memiliki ciri-ciri yang sama dengan bauran pemasaran (Marketing Mix)
(Foster, 2008:49).

Para pengecer menggabungkan unsur-unsur Bauran Eceran untuk


menciptakan suatu metode eceran tunggal guna menarik pasar sasaran. Unsur-
unsur Bauran Eceran yang menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2001:96),
merupakan 6 P yang terdiri dari empat kombinasi pemasaran (Product, Place,
Promotion, dan Price) ditambah Personel dan Presentation.

2
2.2.1 Unsur Bauran Perdagangan Eceran

1. Produk

Produk menurut Utami (2010:86), adalah keseluruhan dari penawaran


yang dilakukan secara normal oleh perusahaan kepada konsumen dalam
memberikan pelayanan, letak toko, dan nama barang dagangannya. Produk dalam
perdagangan perdagangan eceran tidak hanya mengacu pada barang dagangan,
melainkan juga pelayanan yang diberikan. Mengembangkan sebuah penawaran
produk pada dasarnya merupakan masalah keluasan dan kedalaman keragaman
produk. Keluasan mengacu pada keragaman produk yang ditawarkan, sedangkan
kedalaman mengacu pada jumlah merek yang berbeda dalam setiap ragam.

2. Promosi

Promosi menurut Dunne, Lunch, dan Griffith dalam Foster (2008:65),


merupakan aktivitas yang dibutuhkan penjual eceran untuk menarik dan
membujuk konsumen untuk membeli barang.

Strategi promosi dalam perdagangan eceran menurut Lamb, Hair, dan


McDaniel (2001:99), diantaranya mencakup pengiklanan, hubungan masyarakat
dan publisitas publik dan promosi penjualan. Tujuannya adalah untuk membantu
memposisikan suatu toko dalam benak para konsumen.

Kotler dalam Foster (2008:67) berpendapat bahwa, promosi mempunyai


lima perangkat utama yaitu iklan (advertising), penjualan secara langsung (direct
selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public
relations), dan penjualan tatap muka (personal selling).

3. Tempat

Davidson dalam Foster (2008:52) menyatakan bahwa, bila semua faktor


memiliki nilai yang hampir sama dalam pemutusan pemilihan toko, pada
umumnya konsumen akan memilih toko yang paling dekat, karena hal itu akan
memberikan kenyamanan yang lebih bagi konsumen dalam hal waktu dan tenaga.

3
Kotler dalam Foster (2008:52) menyatakan bahwa, pengecer dapat
menempatkan tokonya di lokasi sebagai berikut:

a. Daerah pusat bisnis merupakan daerah kota yang sejak dulu paling
padat arus lalu lintasnya disebut pusat kota.
b. Pusat perbelanjaan regional, merupakan mal-mal besar daerah
pinggiran yang terdiri dari 4 sampai lebih dari 10 toko dan menarik
pengunjung dengan jarak 5 sampai 10 mil.
c. Pusat perbelanjaan Lingkungan, merupakan mal-mal yang lebih kecil
dari satu toko utama dan 20 sampai 40 toko kecil.
d. Jalur pembelanjaan, merupakan suatu kelompok toko-toko yang
melayani kebutuhan normal suatu lingkungan seperti makanan dan
minuman, peralatan logam, cucian, dan bensin.
4. Harga

Harga menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001:268), adalah sesuatu yang


diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang maupun jasa.
Harga khususnya merupakan pertukaran uang bagi barang atau jasa, juga bisa
pengorbanan waktu karena menunggu untuk memperoleh barang dan jasa.

Tingkatan harga pada suatu toko dapat mmpengaruhi cara berpikir


konsumen terhadap unsur-unsur lain dari bauran ritel. Contohnya, tingkatan harga
sering dianggap sebagai cerminan dari kualitas barang dagangan dan pelayanan
yang diberikan, sehingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi konsumen
dalam menentukan pilihannya untuk berbelanja di sebuah departmen store
(Utami, 2010:87).

Pemilihan strategi harga yang tepat merupakan hal yang penting untuk
menarik konsumen. Konsumen yang merasa mendapatkan harga yang cocok dari
sebuah peritel akan mendatangi toko, demikian juga sebaliknya konsumen yang
tidak mendapatkan harga yang cocok akan meninggalkan atau tidak akan
mendatangi toko tersebut (Utami, 2010:236).

4
Utami (2010:242) menjelaskan bahwa, toko ritel bisa menggunakan harga
sebagai strategi untuk merangsang penjualan ritel, tanpa harus menggunakan
diskriminasi harga.

5. Presentasi

Penampilan dalam toko eceran membantu menentukan citra toko dan


memposisikan eceran toko dalam bentuk konsumen. Elemen utama dari
penampilan toko adalah suasana (atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang
disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya
(Lamb, Hair, dan McDaniel, 2001:105).

Kotler dalam Foster (2008:61) menyatakan bahwa, setiap toko mempunyai


penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah, dan suram. Suatu
toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya
dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.

6. Personalia

Personil penjualan merupakan bagian penting bagi usaha ritel. Sopiah dan
Syihabudhin (2008:106) menyatakan bahwa, personal penjualan itulah yang untuk
beberapa kategori produk mampu menciptakan penjelasan dan membimbing calon
pembeli untuk melakukan pembelian atas barang-barang yang diperdagangkan.
Keramahan dan kesopanan dalam memberikan sambutan kepada calon pembeli
juga cukup penting untuk diperhatikan oleh setiap personal penjualan.

Menurut Utami (2010:93), dalam perdagangan eceran, para pegawai


memiliki peranan penting dalam meberikan layanan pada konsumen dan
membangun loyalitas konsumen.

2.2 Kecenderungan Konsumen

Soendjojo, 1994, melakukan penelitian Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Sikap dan Minat Konsumen Rokok kretek di Surabaya,
menyimpulkan bahwa, faktor rasa/taste merupakan urutan pertama, disusul faktor
kesehatan sebagai urutan kedua, dan faktor harga urutan ketiga, faktor prestise

5
urutan keempat, faktor persahabatan urutan kelima, faktor pergaulan urutan
keenam, dan urutan terakhir adalah faktor kemudahan membeli. Faktor promosi
disimpulkan tidak populer untuk mendorong masyarakat membeli rokok.

Susana, 1995, melakukan penelitian yang berjudul: Analisis Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Membeli Film Kamera Merek
Fuji di Kotamadya Surabaya, menyimpukan bahwa konsumen dalam membeli
film kamera merek Fuji dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, non
keluarga, mutu, harga, merek, pelayanan, lokasi penjualan, negara pembuat,
promosi, dan situasi pembelian, yang secara keseluruhannya mempunyai
pengaruh positif. Faktor yang paling dominan diantara faktor-faktor tersebut di
atas adalah faktor promosi, khususnya informasi dan media cetak.

Priyono, 1997, membuat penelitian yang berjudul:Analisis Faktor-Faktor


yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Membeli Minyak Goreng Merek Ikan
Dorang (Study Kasus Pada PT Ikan Dorang Surabaya), menyimpulkan faktor-
faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli minyak goreng
merek ikan dorang, adalah faktor-faktor harga, ketersediaan, diskon, rekomendasi
dari orang kepercayaan, warna dan ukuran kemasan, rasa, kestabilan rasa dan
merek, gaya berbelanja, kadar kolesterol dan mineral tambahan, dan kemasan
tembus pandang. Faktor-faktor ketersediaan, harga, dan diskon adalah merupakan
faktor yang paling dominan. Jalur distribusi yang menjangkau sedekat mungkin
dengan konsumen akan berpengaruh besar terhadap naiknya pangsa pasar tanpa
memandang atribut produk yang ada.

2.3 Pangsa Pasar

Salah satu keputusan penting bagi perusahaan adalah menganalisis pangsa


pasar. Adapun pangsa pasar ini dapat menguntungkan perusahaan dalam
mengambil langkah-langkah untuk mengisi pangsa pasar tersebut. Namun, tidak
semua kesempatan dapat menguntungkan bagi perusahaan.

Menurut Philip Kotler (2005:427), analisis pangsa pasar hanya dapat


digunakan dengan kualifikasi sebagai berikut:

6
1. Asumsi bahwa kekuatan-kekuatan dari luar mempengaruhi perusahaan
dengan cara yang sama, sering kali tidak benar.
2. Asumsi bahwa kinerja suatu perusahaan dinilai terhadap rata-rata prestasi
semua perusahaan adalah tidak terlalu dapat diterima. Kinerja perusahaan
dinilai terhadap kinerja pesaing terdekatnya. Sebuah perusahaan dengan
peluang yang lebih besar dari pada rata-rata seharusnya mendapatkan
pangsa pasar yang semakin besar. Jika pangsa pasarnya tetap, ini berarti
manajemennya kurang baik dan bukan pada tingkat rata-rata.
3. Jika semua perusahaan baru memasuki industri, maka setiap pangsa pasar
perusahaan-perusahaan yang telah ada dapat jatuh : suatu penurunan dalam
pangsa pasar suatu perusahaan mungkin tidak berarti bahwa prestasi
perusahaan itu lebih buruk dari pada perusahaan-perusahaan lainnya.
Kehilangan pangsa perusahaan akan tergantung pada tingkat dimana
perusahaan baru itu memukul pasar khusus perusahaan tadi.
4. Kadang-kadang penurunan pangsa pasar sengaja dibuat oleh perusahaan
untuk meningkatkan keuntungan : sebagai contoh, manajemen mungkin
menghilangkan pelanggan atau produk yang tidak menguntungkan untuk
meningkatkan keuntungan.
5. Pangsa pasar dapat berfluktuatif karena banyak alasan seperti contoh
dipengaruhi oleh penjualan berskala besar, terjadi di akhir bulan atau pada
permulaan bulan berikutnya. Tidak semua pergeseran dalam pangsa pasar
memiliki dampak nyata dalam pemasaran.

2.4 Difusi Inovasi

Pada dasarnya, Teori Difusi Inovasi menjelaskan proses bagaimana suatu


inovasi dikomunikasikan lewat channel tertentu sepanjang waktu kepada anggota
kelompok dari suatu sistem sosial. (Rogers, 1983:5). Sesuai dengan pemikiran
Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
Inovasi, Saluran Komunikasi, Jangka Waktu, dan Sistem Sosial.

Inovasi adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang. Kebaruan inovasi itu diukur secara subjektif, menurut pandangan
individu yang menangkapnya.

7
Saluran Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi
dari sumber ke penerima. Untuk menyamakan persepsi, perlu diketahui definisi
komunikasi menurut (Rogers, 1983:17), yaitu suatu proses di mana orang yang
terlibat di dalamnya menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain agar
terdapat penyamanan persepsi. Hal yang terpenting dalam difusi adalah adanya
pertukaran informasi antara satu orang dengan lainnya atau lebih untuk
mengomunikasikan ide baru tersebut.

Saluran komunikasi yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap


seberapa besar efek dari pertukaran informasi tersebut sehingga diperlukan
ketepatan dalam memilih atau menggunakannya. Kondisi kedua belah pihak yang
akan bertukar informasi pun perlu diperhatikan karena memengaruhi keefektifan
penyampaian pesan. Menurut Rogers ada dua saluran komunikasi yang dapat
digunakan, yaitu media massa dan interpersonal.

Waktu merupakan pertimbangan yang penting dalam proses difusi.


Dimensi waktu terdapat dalam proses pengambilan keputusan inovasi, relatif lebih
lambat atau lebih lambatnya seseorang dalam menerima inovasi, dan kecepatan
pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

Pengambilan keputusan inovasi adalah proses mental sejak individu mulai


mengenal suatu inovasi sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya,
dan pengukuhan terhadap keputusan itu. Adopsi adalah keputusan untuk
menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik. Masa
pengambilan keputusan inovasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pengambilan keptusan inovasi.

2.5 Pasar Konsumen Global

Pemasaran global adalah pemasaran yang menerima adanya kesamaan


pasar dunia (bersifat geosentris) yang kompleks melalui integrasi aktivitas-
aktivitas pemasaran domestik, luar negeri, maupun internasional yang dapat
menimbulkan sinergi dengan tetap mempertahankan tujuan strategi organisasi dan
keunggulan bersaing sebagai kekuatan atau usaha-usaha pemasaran global
(Budiarto dan Tjiptono, 2000:344).

8
Dalam menentukan strategi memasuki pasar internasional, perusahaan
perlu mempertimbangkan beberapa faktor khusus (Budiarto dan Tjiptono,
1997:344), yaitu :

1. Tujuan perusahaan berkaitan dengan 3 aspek berikut :


a. Volume bisnis internasional yang diharapkan.
b. Lingkup geografis.
c. Jangka waktu keterlibatan perusahaan dalam pemasaran global.
2. Ukuran (volume) penjualan dan aset perusahaan.
3. Lini produk dan sifat produk yang dihasilkan perusahaan.
4. Persaingan dalam pasar luar negeri.

Rangkuti (2005), mengatakan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai


tujuan Dalam menentukan strategi apa yang akan dilakukan, perlu diketahui
terlebih dahulu tujuannya, baik tujuan negara maupun tujuan produk yang akan
kita produksi. Setelah itu, melihat kelemahan dan kelebihan yang ada, baik yang
kita miliki maupun yang dimiliki oleh pesaing. Apabila semua data yang
dibutuhkan sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menentukan
strategi mana yang dapat kita pilih sesuai dengan keadaan yang sedang dihadapi
saat ini.

2.5.1 Langkah-Langkah dalam Memasuki Pasar Global

Sebagaimana dijelaskan oleh Tjiptono (2008:328) adalah sebagai berikut :

1. Proses Segmentasi

Pemilihan pasar sasaran dimulai dengan segmentasi pasar, yaitu teknik


membagi dan mengelompokkan setiap negara ke dalam kelompok-kelompok yang
homogen. Setiap segmen memiliki karakteristik yang relatif sama dalam hal daya
tanggapnya terhadap berbagai aspek strategi pemasaran. Proses segmentasi terdiri
atas lima langkah berikut :

a. Mengembangkan taksonomi pasar untuk mengklasifikasikan pasar


dunia.

9
b. Mengelompokkan semua negara ke dalam kelompok-kelompok
homogen yang memiliki karakteristik yang sama, sesuai dengan
kriteria atau dimensi yang digunakan dalam taksonomi pasar.
c. Menentukan metode yang secara teoritis paling efisien untuk melayani
masing-masing kelompok atau segmen.
d. Memilih kelompok yang memiliki kesesuaian paling tinggi antara
kemampuan perusahaan (produk, jasa, kekuatan) dan persyaratan
kelompok yang bersangkutan.
e. Menyesuakian klasifikasi ideal di atas dengan hambatan yang dijumpai
dalam dunia nyata (hambatan hukum dan politik, budaya, dan lain-
lain).
2. Proses Riset Pemasaran

Keterlibatan dalam pemasaran global menyebabkan suatu perusahaan


harus mengumpulkan informasi yang bermanfaat untuk memahami konsumen,
para pesaing global, dan lingkungan negara tujuan pemasaran. Proses riset
pemasaran global terdiri atas beberapa langkah (Budiarto dan Tjiptono,
1997:331), yaitu :

a. Melakukan analisis situasi lingkungan pemasaran global.


b. Mengidentifikasi masalah pemasaran yang dihadapi.
c. Menentukan tujuan yang ingin dicapai.
d. Mengestimasi nilai riset bagi perusahaan.
e. Menyusun rancangan riset.
f. Implementasi riset pemasaran.
g. Mempersiapkan laporan riset.

Riset pemasaran merupakan suatu proses yang diawali dengan


menentukan terlebih dahulu desain (subyek) yang akan dilakukan. Setelah itu
dilakukan proses pengumpulan data mengenai keadaan pemasaran yang sesuai
atau relevan dengan perusahaan. Analisis data dilakukan setelah semua data
terkumpul, dan terakhir dilakukan evaluasi terhadap hasil riset yang telah diolah.
Hasil dari riset yang dilakukan ini dapat membantu para manajer dalam membuat
keputusan pemasaran.

10
3. Kriteria Pemilihan Strategi

Kotabe dan Helsen (2004), mengemukakan beberapa kriteria yang akan


mempengaruhi piihan strategi masuk yang akan digunakan, yaitu :

a. Ukuran Pasar dan Pertumbuhan


b. Risiko
c. Peraturan-peraturan Pemerintah Host Country
d. Lingkungan Persaingan
e. Infrastruktur Lokal (Pasar dan Ekonomi)
f. Sumber Daya Internal, Aset, dan Kemampuan Perusahaan
g. Fleksibilitas

Adapun jenis-jenis strategi memasuki pasar global sebagaimana dijelaskan


oleh Budiarto dan Tjiptono (1997:341), ada beberapa macam: ekspor, lisensi, joint
venture (usaha patungan), dan foreign direct investment (investasi langsung dari
luar negeri).

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perdagangan eceran adalah semua aktivitas yang langsung berhubungan


dengan penjualan produk dan jasa kepada konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi dan bukan bisnis.
2. Salah satu keputusan penting bagi perusahaan adalah menganalisis pangsa
pasar. Adapun pangsa pasar ini dapat menguntungkan perusahaan dalam
mengambil langkah-langkah untuk mengisi pangsa pasar tersebut. Namun,
tidak semua kesempatan dapat menguntungkan bagi perusahaan.
3. Keterlibatan dalam pemasaran global menyebabkan suatu perusahaan
harus mengumpulkan informasi yang bermanfaat untuk memahami.
konsumen, para pesaing global, dan lingkungan negara tujuan pemasaran.
4. Inovasi adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang. Kebaruan inovasi itu diukur secara subjektif, menurut
pandangan individu yang menangkapnya.
5. Saluran Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi
dari sumber ke penerima.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, U. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Menimbulkan


Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Perilaku Konsumen
Sarung di Jawa Timur). Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. 6 (1). 34-
53.

Ambarwati, D. 2017. Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian


(Survei pada Konsumen Toko Sarikat Jaya Gresik). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB). 47 (2). 25-32.

Rusmiarti, D. A. 2015. Analisis Difusi Inovasi dan Pengembangan Budaya Kerja


Pada Organisasi Birokrasi. Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi.
6 (2). 85-100.

13

Anda mungkin juga menyukai