Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN BISNIS

PERTEMUAN 10
“Konsep-Konsep Pemasaran, Bauran Pemasaran, Pemasaran Jasa”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
NI KADEK NIA YUNITA DEWI 2302622010367 02
NI WAYAN SULATRI 2302622010368 03
NI PUTU TWENTINA KUSUMA DEWI 2302622010371 06

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
GIANYAR
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
BAB II ISI............................................................................................................3
2.1 Konsep-Konsep Pemasaran....................................................................3
2.2 Pelaku Pemasaran...................................................................................5
2.3 Bauran Pemasaran..................................................................................7
2.4 Pemasaran Jasa.......................................................................................11
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Bekalang


Pemasaran merupakan salah satu aspek terpenting dalam strategi bisnis di era
globalisasi ini. Konsep pemasaran telah berkembang pesat seiring dengan
perubahan dinamika pasar, teknologi, dan perilaku konsumen. Dalam upaya
memahami dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang efektif, para
praktisi dan akademisi telah mengidentifikasi sejumlah konsep fundamental yang
menjadi dasar dari kesuksesan pemasaran.
Salah satu konsep utama dalam pemasaran adalah "Konsep Pemasaran".
Konsep ini menekankan pentingnya memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta menyediakan nilai yang superior bagi mereka. Melalui
pemahaman yang mendalam tentang pasar dan pelanggan, perusahaan dapat
menciptakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
mereka, serta membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan.
Selain konsep pemasaran, pemahaman yang mendalam tentang "Bauran
Pemasaran" juga menjadi krusial dalam merancang strategi pemasaran yang
efektif. Bauran pemasaran, atau yang dikenal juga dengan istilah "marketing mix",
mencakup berbagai elemen seperti produk, harga, distribusi, dan promosi.
Menggabungkan elemen-elemen ini secara tepat dapat membantu perusahaan
untuk mencapai tujuan pemasaran mereka dengan lebih efisien dan efektif.
Di samping itu, pemasaran jasa juga merupakan bidang yang semakin penting
dalam konteks ekonomi global saat ini. Pemasaran jasa memiliki karakteristik
yang unik dan memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan
pemasaran produk fisik. Memahami perbedaan ini penting untuk merancang
strategi pemasaran yang berhasil dalam konteks layanan.
Dalam era globalisasi dan teknologi yang berkembang pesat, industri-industri
di berbagai sektor menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam
mempertahankan daya saing mereka, terutama industri jasa telah menjadi fokus
utama perubahan ini. Pemasaran jasa, sebagai bagian integral dari strategi
perusahaan, menghadapi tekanan yang besar untuk beradaptasi dengan dinamika
pasar yang berubah dengan cepat.

iii
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang konsep-konsep
pemasaran, bauran pemasaran, dan tantangan serta strategi khusus yang terkait
dengan pemasaran jasa. Melalui pemahaman mendalam tentang konsep-konsep
ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang
bagaimana pemasaran dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam dunia
bisnis yang kompetitif saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dan jenis-jenis dari Konsep Pemasaran?
2. Siapa saja yang termasuk dalam Pelaku Pemasaran?
3. Apa definisi dan unsur-unsur dari Bauran Pemasaran?
4. Apa definisi, karakteristik dan strategi dari Pemasaran Jasa?

iv
BAB II
ISI
2.1 Konsep-Konsep Pemasaran
A. Definisi Konsep Pemasaran
McHugh et al. (1997) menyatakan konsep pemasaran sebagai sebuah proses
dalam menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian menyediakan
barang dan jasa yang diproduksinya, sesuai dengan ekspektasi konsumen.
Pemasaran adalah sebuah proses yang berkelanjutan dan terus menerus.
Perusahaan atau organisasi dalam hal ini harus secara kontinu melakukan adaptasi
dan perubahan dalam pasar, serta berupaya juga melakukan perubahan pada
kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Peter Drucker (seorang theorist terkemuka di bidang manajemen) dan Kotler
(2002) menyatakan bahwa tujuan pemasaran untuk mengetahui dan memahami
konsumen dengan baik sehingga produk atau jasa yang ditawarkan tersebut dapat
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan sesuai dengan tujuan penjualan itu
sendiri. Idealnya, pemasaran pada dasarnya harus mampu menghasilkan
pelanggan yang selalu siap untuk membeli.
Secara konsep menurut Griffin dan Ebert (2006), pemasaran adalah sebuah
proses dalam merencanakan dan melaksanakan konsepsi, harga, promosi, dan
distribusi dari gagasan-gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Sementara Levens (2010)
memberikan definisi terhadap konsep pemasaran sebagai sebuah filosofi
organisasi yang didedikasikan untuk memenuhi dan memahami kebutuhan
konsumen dengan menciptakan sebuah value (nilai).
Konsep atau gagasan pemasaran (secara filosofis) pada dasarnya merupakan
“pondasi” bagi perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan dan targetnya
dalam jangka panjang. Hal ini merupakan cara pandang yang harus dimiliki oleh
sebuah perusahaan atau organisasi untuk bertahan, tumbuh, dan berkembang.
Termasuk di dalamnya cara pandang “bagaimana perusahaan atau organisasi
tersebut mampu mendefinisikan kebutuhan atau keinginan konsumen yang
berkembang saat ini.” Kemampuan perusahaan atau organisasi dalam menciptakan
kebutuhan dan keinginan konsumen inilah yang berikutnya akan mewujudkan
loyalitas dari konsumen (tercipta pelanggan). Dengan adanya konsumen yang

v
loyal (pelanggan), tujuan perusahaan atau organisasi dalam jangka panjang akan
lebih mudah tercapai.

B. Konsep-Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran dalam bisnis umumnya dibedakan menjadi lima jenis
sesuai dengan tahapan dalam perusahaan yaitu:
1. Konsep Produksi
Konsep produksi berfokus pada efisiensi proses produksi yang memenuhi
ekspektasi konsumen. Sudah menjadi rahasia umum bahwa konsumen
ingin mendapatkan produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.
Dengan demikian, konsep ini menjadi usaha perusahaan dalam
mengoptimalkan proses produksi yang akan dilakukan, sehingga dapat
mengefisiensi waktu. Dalam konsep produksi, perusahaan wajib
memastikan stok produk terjamin, sehingga tidak terjadi kelangkaan dan
angka penjualan akan semakin meningkat. Contoh penerapan konsep
produksi biasanya terlihat pada perusahaan yang berasal atau berada di
Tiongkok. Tidak sedikit perusahaan tersebut memproduksi barang untuk
kebutuhan dan permintaan mayoritas konsumen di pasar, seperti peralatan
rumah tangga dan peralatan elektronik dengan harga yang lebih murah.
2. Konsep Produk
Konsep produk didasari pada keinginan konsumen untuk memiliki produk
berkualitas yang dapat berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu, sebagian
besar konsumen akan mencari alternatif produk inovatif yang tersedia di
pasar. Dengan demikian, perusahaan perlu melakukan strategi pemasaran
yang berfokus pada peningkatan dan inovasi produk secara terus-menerus.
Contoh perusahaan yang menerapkan konsep produk adalah Apple, sebab
sebagian besar produk yang dihasilkan Apple mengedepankan kualitas
produk. Oleh sebab itu, tidak heran jika produk Apple mampu menjadi
favorit di antara produk elektronik dari perusahaan lainnya, walau harga
yang ditawarkan lebih tinggi.
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan atau selling adalah usaha perusahaan dalam
mengembangkan suatu produk tanpa mempertimbangkan kebutuhan
konsumen. Konsep ini memiliki prinsip jika konsumen akan membeli

vi
produk mereka jika penjualan dilakukan secara agresif. Pada praktiknya,
perusahaan akan fokus untuk menjual produk dan tidak menghabiskan
waktu untuk membangun hubungan dengan konsumen. Oleh sebab itu,
konsep ini tidak memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang
panjang. Contoh perusahaan yang menerapkan konsep penjualan adalah
Shopee saat tanggal cantik, seperti 12.12. Saat itu, perusahaan akan
memasang iklan besar-besaran untuk menarik perhatian konsumen.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menempatkan konsumen sebagai fokus utama dengan
cara memahami kebutuhan konsumen dengan menjalankan riset, mulai
dari konsepsi produk hingga penjualan. Selanjutnya, perusahaan juga akan
melakukan penelitian lebih lanjut melalui feedback yang diberikan
konsumen. Dengan menerapkan konsep pemasaran, perusahaan percaya
bahwa value yang didapatkan akan menjadi lebih baik jika berhasil
memenuhi kebutuhan konsumen. Contoh perusahaan yang menerapkan
konsep pemasaran adalah Coca-Cola. Perusahaan ini menggunakan
strategi pemasaran dengan menayangkan iklan di berbagai media dan
menjadi sponsor berbagai acara agar dapat menjangkau target pasar yang
lebih luas.
5. Konsep Pemasaran Sosial
Tidak hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen, konsep
pemasaran sosial juga berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Saat
menerapkan konsep ini, perusahaan perlu memperhatikan tiga hal sebelum
menetapkan kebijakan pemasaran, yaitu keuntungan perusahaan, kepuasan
dan keinginan konsumen, serta kepentingan publik atau masyarakat.
Contoh perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran sosial adalah The
Body Shop. Selain menggunakan bahan nabati untuk setiap produknya,
perusahaan ini juga berpartisipasi aktif dalam kampanye kemanusiaan
dengan mendirikan yayasan amal.

2.2 Pelaku Pemasaran


A. Pelaku Internal

vii
Menurut Levens (2010), ada banyak pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam pemasaran. Adapun stakeholder yang secara langsung terlibat dalam
pemasaran dalam sebuah perusahaan antara lain:
1. Departemen pemasaran (marketing departement),
2. Departemen lain dalam perusahaan (other business department),
3. Tim pimpinan perusahaan (business leadership/board director).
Departemen pemasaran menjalankan fungsi pemasaran termasuk di
dalamnya aktivitas menetapkan portofolio produk atau jasa, menetapkan
harga, menetapkan media distribusi (distribution chanels), dan promosi.
Unsur-unsur ini menampilkan representasi yang paling umum dari bauran
pemasaran (marketing mix) yang disebut sebagai 4P, yakni product, price,
place, dan promotion).
Selain itu, fungsi-fungsi tersebut digunakan untuk mendefinisikan
branding dan menciptakan proses Customer Relationship Management
(CRM), di mana semua itu merupakan aktivitas-aktivitas yang ditampilkan
oleh departemen pemasaran. Sementara departemen yang lain, seperti finance
menggunakan informasi pemasaran untuk dikontribusikan dalam aktivitas-
aktivitas pemasaran lainnya.

B. Pelaku Eksternal
Levens (2010) menyebutkan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
sebuah bisnis di luar bisnis itu sendiri memiliki jumlah yang banyak. Pihak
luar yang terlibat ini pun memberikan pengaruh yang besar dalam aktivitas
pemasaran. Pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Investor
Investor dapat memengaruhi gagasan pemasaran melalui surat yang
diberikan kepada pihak manajemen perusahaan atau dengan mengikuti
pertemuan para pemegang saham.
2. Konsumen atau pelanggan
Para konsumen dan pelanggan memengaruhi pemasaran melalui keputusan
untuk membayar dan memberikan respon balik (feedback) dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam survei.
3. Jasa periklanan (PR agency /advertising)

viii
Perusahaan periklanan dan public relations (PR) mendampingi perusahaan
dalam memahami para pelanggan atau konsumennya dan dalam
menyediakan produk dan jasa pada perspektif yang paling menguntungkan
melalui penciptaan konten media.
4. Pemberi layanan informasi atau lembaga riset pemasaran
Jasa penyedia informasi dan lembaga riset pemasaran mengumpulkan
informasi tentang pasar dan konsumen dengan jangkauan yang luas yang
kemudian digunakan oleh departemen pemasaran perusahaan. Berdasarkan
riset pemasaran, diketahui bahwa kesuksesan dalam periklanan atau
kesuksesan dalam menyediakan produk yang diinginkan oleh konsumen
ditentukan oleh seberapa banyak informasi yang dapat kita kumpulkan
dalam mengambil keputusan (the collection of information is critical to
marketing decisions).
5. Pemerintah
Pemerintah dapat memberikan pengaruh utama dalam pemasaran melalui
legislasi atau regulasi yang dibuatnya.
6. Partner bisnis
Partner bisnis merupakan organisasi atau perusahaan lain yang siap bekerja
sama dan mampu memberikan pengaruh dalam pilihan-pilihan pemasaran
dengan menghadirkan peluangpeluang untuk meningkatkan jumlah
pembeli atau untuk membagi biaya yang dikeluarkan perusahaan ketika
melakukan aktivitas pemasaran.
7. Kompetitor
Kompetitor bisnis juga dapat memberikan pengaruh pada aktivitas
pemasaran yang dilakukan dengan investasi iklan yang mereka berikan
atau dengan pengeluaran produknya.
Oleh karena itu, para pihak yang terlibat dalam pemasaran memang
berjumlah banyak. Upaya kolektif mereka dapat memberikan definisi akhir
dari tingkat atau level kesuksesan sebuah bisnis, yakni yang direalisasikan
dalam praktik-praktik pemasaran perusahaan atau organisasi (proses
pemasaran).

2.3 Bauran Pemasaran

ix
Keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan keahliannya dalam mengendalikan
strategi pemasaran yang dimiliki. Konsep pemasaran mempunyai seperangkat alat
pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan yaitu yang lebih dikenal dengan
bauran pemasaran (marketing mix).
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah sebagai alat pemasaran taktis yang
dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkan dalam pasar sasaran. Dalam strategi pemasaran hendaknya
perusahaan mempersiapkan perencanaan yang terperinci mengenai bauran
pemasaran. Kotler mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok
alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya
dalam pasar sasaran‟.
Strategi bauran pemasaran ini merupakan bagian dari strategi pemasaran
(marketing strategy), dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-
unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran.
Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade lalu
oleh Jerome McCarthy yang merumuskannya menjadi 4P (Product, Place,
Promotion, Price). Keempat unsur tersebut saling mempengaruhi, sehingga
semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi, yaitu strategi acuan/bauran.
1. Product (Produk)
Di dalam strategi bauran pemasaran, strategi produk merupakan unsur yang
paling penting, karena dapat memperngaruhi strategi pemasaran lainnya.
Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan
kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara
penyalurannya. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik
maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Keputusan-keputusan tentang
produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran produk secara fisik bagi
produk barang, merk yang akan ditawarkan atau ditempelkan pada produk
tersebut (brand), fitur yang ditawarkan di dalam produk tersebut, pembungkus,
garansi, dan servis sesudah penjualan (after sales service). Pengembangan
produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dari keinginan
pasarnya yang didapat salah satunya dengan riset pasar. Jika masalah ini telah
diselesaikan, maka keputusan selanjutnya mengenai harga, distribusi, dan

x
promosi dapat diambil. Produk secara garis besar dapat dibagi menjadi
menjadi produk barang dan produk jasa. Produk barang yaitu produk nyata
seperti produk kendaraan bermotor, computer, alat elektronik atau produk
lainnya yang bersifat konkret merupakan contoh dari produk barang.
Sementara produk jasa sifatnya abstrak namun manfaatnya mampu dirasakan.
Ini hal penting dari pemasaran yaitu produk yang akan ditawarkan kepada
konsumen. Contoh dari produk jasa antara lain pelayanan kesehatan, pangkas
rambut dan produk jasa lainnya. Produk yang ditawarkan perbankan adalah
contoh dari produk jasa, sehingga pemasarannya yang digunakan pun adalah
strategi pemasaran untuk jasa.

2. Place (Tempat atau Saluran Distribusi)


Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa
bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran
distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah
memperoleh suatu produk. 27 Ada tiga aspek yang berkaitan dengan
keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah: a.
Sistem transportasi perusahaan.
b. Sistem penyimpanan, dan
c. Pemilihan saluran distribusi
Bagi perbankan, pemilihan lokasi (tempat) sangat penting, dalam menentukan
lokasi pembukaan kantor cabang atau kantorkas termasuk peletakan mesim
ATM, bank harus mampu mengidentifikasi sasaran pasar. Saluran distribusi
produk dan jasa bank adalah berupa kantor cabang yang secara langsung
menyediakan produk dan jasa yang ditawarkan. Dengan semakin majunya
teknologi, saluran distribusi dapat dilakukan melalui saluran telekomunikasi
seperti telepon dan jaringan internet.

3. Promotion (Promosi)
Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh
konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan
mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus
berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas
produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat

xi
dilakukan melalui kegiatan promosi, yang merupakan salah satu dari
acuan/bauran pemasaran. Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka dapat mengenal produk yang
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi
senang lalu membeli produk tersebut. Adapun yang termasuk dalam kegiatan
promosi adalah:
a. Periklanan (Advertensi), merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi
dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu
yang bersifat nonpersonal. Media yang sering digunakan dalam advertensi
ini adalah radio, televise, majalah, surat kabar, dan billboard.
b. Penjualan Pribadi (Personal Selling), yang merupakan penyajian secara
lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli
dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan.
c. Promosi Penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan
pemasaran selain personal selling, advertensi, dan publisitas, yang
merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti
pameran, pertunjukan, demonstrasi dan segala usaha penjualan yang tidak
dilakukan secara teratur atau kontinyu.
d. Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari
suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik yang berupa berita
yang bersifat komersial tentang produk tersebut didalam media cetak atau
tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.

4. Price (Harga)
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan
penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsure biasa saja.
Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak
perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan
harga tersebut. karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga
mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang
dapat dicapai oleh perusahaan.
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat
menentukan harga pokok dan harga jual produk. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya, keuntungan,

xii
harga yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan keinginan pasar.
Kebijaksanaan harga ini menyangkut mark-up (berapa tingkat persentase
kenaikan harga atau tingkat keuntungan yang diinginkan), mark-down (berapa
tingkat persentase penurunan harga), potongan harga termasuk berbagai
macam bentuk dan besaran presentasenya, bundling (penjualan produk secara
paket, contohnya adalah penjualan kartu perdana handphone lengkap dengan
handphonenya), harga pada waktu-waktu tertentu (inter-temporal price),
komisi yang diterima marketing, dan metode penetapan harga lainnya yang
diinginkan oleh perusahaan terkait dengan kebijakan strategi pemasaran.

2.4 Pemasaran Jasa


A. Definisi Pemasaran Jasa
Definisi pemasaran jasa dapat di bedakan menjadi dua bagian baik secara
sosial maupun manajerial. Secara sosial, pemasaran jasa adalah proses sosial
yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan serta inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk jasa yang bernilai dengan pihak lain. Secara
manajerial, adalah proses Perencanaan, Pelaksanaan Pemikiran, Penetapan
Harga, Promosi, dan Penyaluran Gagasan tentang produk jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.
Jasa (services) berbeda dengan goods (produk) karena secara kasat mata
jasa tidak dapat dilihat dan dapat menimbulkan berbagai cara dan kegiatan
dalam mengembangkan strategi pemasaran. Payne (2000) mengatakan bahwa
jasa sebagai aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai dan
manfaat) intangible yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah
interaksi dengan konsumen atau dengan barang- barang milik dan tidak
menghasilkan perubahan kepemilikan dalam kondisi bisa saja muncul dan
produksi suatu jasa bisa juga tidak berkaitan dengan produk fisik. Jasa
merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contohnya: kursus, bengkel mobil, salon kecantikan, hotel, lembaga
pendidikan, dan lain-lain.

B. Karakteristik Pemasaran Jasa

xiii
Beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa
adalah sebagai berikut:
1. Intangibility (Tidak Berwujud)
Barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa
merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
atau usaha yang menyebabkan jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. Jasa bersifat
intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau
diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak
dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia mengalami, merasakan
atau mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli suatu jasa
tertentu, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa
jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki jasa
yang dibelinya. Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan
suatu objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja
(performance), atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa hanya
bisa dikonsumsi tetapi tidak dimiliki. Meskipun ada dari sebagian besar
jasa dapat berkaitan dan didukung oleh produk fisik misalnya telepon
dalam jasa telekomunikasi, pesawat dalam jasa angkutan udara, makanan
dalam jasa restoran, esensi dari apa yang dibeli pelanggan adalah kinerja
yang diberikan oleh produsen kepadanya. Jasa bersifat intangible,
maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba
sebelum dibeli dan dikonsumsi. Konsep intangible pada jasa memiliki
dua pengertian, yaitu:
a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
b. Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan,
diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah. Dengan demikian,
orang tidak dapat menilai kualitas jasa sebelum ia merasakannya atau
mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli suatu jasa, dapat
dikatakan ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa
tersebut. Pelanggan yang bersangkutan tidak lantas memiliki jasa
yang dibelinya. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketidakpastian,
para pelanggan akan memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas
jasa tersebut. Mereka akan menyimpulkan kualitas jasa dari tempat

xiv
(place), orang (people), peralatan (equipment), bahan-bahan
komunikasi (communication materials), simbol, dan harga yang
mereka amati. Dalam hal ini, tugas pemasar jasa adalah "manage the
evidence" dan "tangibilize the intangible". Dengan demikian pemasar
jasa menghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti fisik dan
perbandingan pada penawaran abstraknya.

2. Inseparability (Tidak Terpisahkan)


Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa di lain pihak, umumnya dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara
penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran
jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut.
Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu
yang menyampaikan jasa (contact-personnel) merupakan unsur penting.
Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat memproduksi jasanya tanpa
kehadiran pasien. Selain hadir secara fisik dan mental, pasien
bersangkutan secara aktual juga berperan sebagai co-producer dalam
operasi jasa, dengan jalan menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dan
menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan spesifiknya. Dengan demikian,
kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi,
pelatihan, dan pengembangan dari karyawannya.

3. Variability / Heterogeneity (Keanekaragaman)


Jasa bersifat sangat Variability karena merupakan non-standarized
output, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,
tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi atau
dihasilkan. Para pembeli dan pemakai jasa sangat peduli dengan
variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat
orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. Kepuasan pelanggan
sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita

xv
keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan
serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah
memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagai contoh, dua orang yang datang
ke salon yang sama dan meminta model rambut yang sama tidak akan
mendapatkan hasil yang seratus persen identik (kecuali kalau keduanya
minta rambutnya dibuat plontos). Dalam hal ini penyedia jasa dapat
melakukan tiga tahap dalam pengendalian kualitasnya untuk memberi
kepuasan pada konsumen, yaitu:
a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik.
b. Melakukan standardisasi proses pelaksanaan jasa (service
performance process). Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menyiapkan suatu cetak biru (blue-print) jasa yang menggambarkan
peristiwa dan proses jasa dalam suatu diagram alur, dengan tujuan
untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan
kegagalan dalam jasa tersebut.
c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan,
survei pelanggan, dan comparison shopping, sehingga pelayanan
yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi.

4. Perishability (Tidak Tahan Lama)


Untuk karakteristik ini menjelaskan bahwa jasa tidak dapat disimpan dan
juga tidak tahan lama. Ini tidak akan menjadi masalah apabila
permintaannya tetap karena mudah untuk menyiapkan pelayanan
permintaan tersebut sebelumnya. Apabila terjadi permintaan yang
berfluktuasi, ini akan menyebabkan masalah yang akan berkaitan dengan
kapasitas menganggur dan pelanggan tidak akan terlayani dengan baik.
Ini akan menimbulkan risiko pelanggan akan merasa kecewa dan
kemungkinan terburuknya adalah mereka akan beralih kepada penyedia
jasa lainnya. Sebagai contoh, kursi pesawat yang kosong, kamar hotel
yang tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa pasien di tempat praktik dokter
umum atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu
atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan. Jasa merupakan
komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi kereta api
yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa

xvi
pasien di tempat praktik seorang dokter, akan berlalu/hilang begitu saja
karena tidak dapat disimpan untuk dipergunakan di waktu yang lain.
(Tjiptono 2005)

C. Strategi Pemasaran Jasa


Strategi pemasaran jasa merujuk pada pendekatan yang direncanakan dan
dijalankan oleh suatu perusahaan untuk mempromosikan, mengenalkan, dan
menjual layanan tak berwujud yang mereka tawarkan kepada pasar. Pemasaran
jasa memerlukan pendekatan yang unik karena sifatnya yang abstrak dan non-
fisik. Berikut beberapa elemen kunci yang terlibat dalam strategi pemasaran
jasa:
1. Segmentasi Pasar
Identifikasi dan pemilihan target pasar merupakan tahapan awal yang
penting. Memahami segmen pasar yang membutuhkan layanan tersebut,
dapat membantu dalam menyusun rencana dan pendekatan yang tepat.
2. Penentuan Nilai Unik
Menentukan nilai khas yang membedakan layanan kita dari pesaing
sangatlah penting. Ini bisa berupa kualitas pelayanan, kecepatan,
kreativitas, atau elemen lain yang membuat layanan kita menonjol.
3. Branding dan Identitas Visual
Membangun merek yang kuat dan identitas visual yang menarik dapat
membantu mengkomunikasikan nilai dan karakteristik layanan Anda
kepada konsumen potensial.
4. Komunikasi Efektif
Dalam pemasaran jasa, komunikasi berperan besar. Pesan yang jelas dan
relevan perlu disampaikan kepada target pasar melalui berbagai saluran,
seperti iklan, media sosial, dan kampanye pemasaran.
5. Promosi dan Penawaran Khusus
Mengembangkan promosi dan penawaran khusus dapat membantu
menarik perhatian konsumen potensial. Diskon, paket bundel, atau layanan
tambahan bisa menjadi daya tarik.
6. Pemasaran Digital
Dalam era digital, kehadiran online sangat penting. Memanfaatkan situs
web, media sosial serta konten online dapat membantu meningkatkan

xvii
visibilitas dan dapat menjangkau calon konsumen yang lebih luas.
7. Kualitas Pelayanan
Tidak ada strategi pemasaran yang berhasil jika kualitas pelayanan tidak
memenuhi harapan konsumen. Memberikan pengalaman positif kepada
konsumen akan membangun hubungan jangka panjang dan
merekomendasikan layanan Anda kepada orang lain.
8. Bukti Sosial (Social Proof)
Karena sifat layanan yang tak berwujud, testimoni dan ulasan positif dari
pelanggan sebelumnya sangat berpengaruh. Bukti sosial membantu
membangun kepercayaan konsumen terhadap layanan tersebut.
9. Pemantauan dan Penyesuaian
Pemasaran jasa adalah proses berkelanjutan. Mengukur efektivitas strategi,
menganalisis hasil, dan melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan adalah
langkah penting dalam menjaga daya saing.
10. Layanan Pelanggan yang Unggul
Pelayanan pelanggan yang berkualitas tinggi akan membangun loyalitas
konsumen. Respon cepat terhadap pertanyaan, keluhan, dan masukan akan
memperkuat hubungan dengan pelanggan. Pemasaran jasa memiliki
dinamika tersendiri yang memerlukan pemahaman mendalam tentang
kebutuhan dan preferensi konsumen serta kemampuan untuk beradaptasi
dengan perubahan pasar dan teknologi.

xviii
BAB III
KESIMPULAN

Konsep atau gagasan pemasaran pada dasarnya merupakan “pondasi” bagi


perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan dan targetnya dalam jangka
panjang. Pemasaran adalah sebuah proses dalam merencanakan dan melaksanakan
konsepsi, harga, promosi, dan distribusi dari gagasan-gagasan, barang, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Konsep
pemasaran dalam bisnis umumnya dibedakan menjadi lima jenis yaitu konsep
produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep
pemasaran sosial.
Pelaku pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu pelaku internal (departemen
pemasaran, departemen lain dalam perusahaan, tim pimpinan perusahaan) dan pelaku
eksternal (investor, konsumen, jasa periklanan, pemberi layanan informasi atau
Lembaga riset pemasaran, pemerintah, partner bisnis, kompetitor).
Strategi bauran pemasaran (marketing mix) merupakan bagian dari strategi
pemasaran (marketing strategy), dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan
unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran. Konsep
bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali oleh Jerome McCarthy yang
merumuskannya menjadi 4P yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat atau
saluran distribusi), dan Promotion (promosi).
Secara sosial, pemasaran jasa merupakan proses sosial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan dengan cara
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk jasa yang bernilai dengan
pihak lain. Secara manajerial, adalah proses Perencanaan, Pelaksanaan Pemikiran,
Penetapan Harga, Promosi, dan Penyaluran Gagasan tentang produk jasa untuk

xix
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. Pemasaran
jasa memiliki beberapa karakteristik yaitu Intangibility (Tidak Berwujud),
Inseparability (Tidak Terpisahkan), Variability / Heterogeneity (Keanekaragaman),
Perishability (Tidak Tahan Lama). Strategi pemasaran jasa meliputi segmentasi pasar,
penentuan nilai unik, branding dan identitas visual, komunikasi efektif, promosi dan
penawaran khusus, pemasaran digital, kualitas pelayanan, bukti social, pemantauan
dan penyesuaian serta layanan yang unggul.

DAFTAR PUSTAKA

Nurmalina, Rita. dkk. 2015. PEMASARAN: Konsep dan Aplikasi. Bogor: IPB Press

Safithri, Marsha N. 2023. Konsep Pemasaran adalah: Pengertian, Tujuan, dan


Contohnya. Diakses pada 22 April 2024. https://majoo.id/solusi/detail/konsep-
pemasaran

Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran jasa – Prinsip Penerapan dan Penelitian,


Yogyakarta: CV. Andi Offset

Assauri, Sofjan. 2011. Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Sutarno. 2012. Serba-serbi Manajemen Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu

Gitosudarmo, Indriyo. 2014. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Fatihudin, Didin & Anang Firmansyah. 2019. PEMASARAN JASA Strategi,


Mengukur Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA

Kasir Pintar. 2023. 5 Strategi Marketing Jasa untuk Menawarkan Bisnis Jasa!. Diakses
pada 22 April 2024. 5 Strategi Marketing Jasa untuk Menawarkan Bisnis Jasa!
(kasirpintar.co.id)

xx

Anda mungkin juga menyukai