b. Pengembangan Sawit
1) Pengembangan pertanian pada masa globalisasi saat ini lebih
menitik beratkan pada sektor pertanian yang menunjang sektor
industri, agar dapat tercipta struktur ekonomi yang seimbang maka
harus diciptakan keterkaitan antara sektor pertanian dan sektor
industri, diantaranya yaitu terjadinya kemitraan antara petani kelapa
sawit dan pabrik minyak sawit. Pengembangan agribisnis kelapa
sawit merupakan salah satu langkah yang diperlukan sebagai
kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka
revitalisasi sektor pertanian. Pengembangan kelapa sawit sangat
ditentukan oleh adanya kebijakan ekonomi yang memihak kepada
rakyat, agar mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit diyakini tidak saja akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat, bahkan dapat meningkatkan
devisa negara, penyerapan tenaga kerja baik pada sektor industri
hulu yaitu perkebunan itu sendiri maupun industri hilirnya (Zen,
2018:1).
2) Sesuai dengan tujuan pembangunan pertanian, tujuan dan sasaran
pengembangan agribisnis kelapa sawit, maka strategi
pengembangan kelapa sawit dijabarkan sebagai berikut (Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015:25
c. Teori Pemberdayaan Petani
1) Pemberdayaan petani kelapa merupakan kebijakan strategis
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga
petani serta memperbesar kontribusi petani dalam permanganate
ekonomi. Pengembangan perkebunan kelapa berwawasan agribisnis
melalui pemberdayaan petani dapat dilakukan melalui: 1)
penyuluhan dan pelatihan dalam aspek teknis dan manajemen
untuk meningkatkan kemampuan petani dalam meraih dan
menciptakan peluang ekonomi, 2) mengaktifkan dan memfungsikan
kelembagaan pertanian, seperti kelompok tani, koperasi, lembaga
keuangan mikro, lembaga penyuluhan dan lainnya untuk mengatasi
berbagai persoalan dalam rangka meningkatkan pendapatan petani,
3) pengembangan dan penerapan teknologi spesifik lokasi, 4)
memberikan bantuan permodalan kepada petani dalam bentuk
bantuan dana bergulir dan kredit. (Supadi dan Nurmanaf, 2006:35).
2) Model-model pemberdayaan yaitu: (1) Model Pembangunan
nasional yang berorientasi pada pertumbuhan. Model ini
memandang tujuan pembangunan nasional sebagai pertumbuhan
ekonomi dalam arti sempit, yaitu menyangkut kapasitas ekonomi
nasional; (2) Model pembangunan yang berorientasi pada
kebutuhan dasar. Model ini memfokuskan diri pada bagian
penduduk miskin dan menandaskan bahwa masalah kemisinan
merupakan marginalisasi masyarakat dari proses pembangunan; (3)
Model pembangunan yang berpusat pada manusia. Model ini
menekankan bahwa pembangunan bukan sekedar meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional serta sepunuhnya
kebutuhan dasar masayarakat, tetapi lebih penting lagi adalah upaya
meningkatkan kualitas manusia agar dapat meningkatkan partisipasi
secara nyata dalam berbagai aktifitas kehidupan untuk mendorong
terciptanya kegiatan produktif yang bernilai tinggi (Muslim, 2007:91)
3) Pemberdayaan petani kelapa sawit perlu didukung oleh: 1) bantuan
dana sebagai modal usaha, 2) pembangunan prasarana sebagai
pendukung pengembangan kegiatan sosial ekonomi rakyat, 3)
penyediaan sarana pemasaran, 4) pelatihan bagi petani dan
pelaksana, dan 5) penguatan kelembagaan sosial ekonomi
masyarakat. Fasilitas pemberdayaan petani atau kelompok tani
diberikan melalui kegiatan penguatan modal usaha tani,
pengembangan kelembagaan usaha, serta pembinaan teknis dan
manajemen. Pemberdayaan kelompok tani meliputi aspek
perencanaan usaha permodalan, produksi, pengolahan dan
pemasaran, aspek teknis meliputi budi daya, pascapanen dan
pengolahan hasil, pemanfaatan teknologi tepat guna, dan aspek
kelembagaan meliputi kerja sama kelompok dan kemitraan usaha
(Departemen Pertanian, 2008:43).
4) Pola Kemitraan data Kementrian Pertanian 2020
4 BAB III. METODE a. Jenis penelitian 100%
PENELITIAN Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif
b. Populasi sampel
Sumber data adalah informan yang memiliki kapasitas dalam memberikan
informasi mengenai pembentukan budaya kerja melalui teaching factory.
Jumlah informannya adalah sekitar 10-20 informan atau jika data yang
didapatkan sudah mengalami kejenuhan.
c. Instrument
Instrumen kunci dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri yang
dibantu dengan lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan dan
alat pendukung seperti alat perekam dan Hp.
d. Validitas dan reliabilitas
Teknik keabsahan data pada penelitian Grounded Theory menurut (Creswell,
2018) menggunakan 4 teknik yaitu triangulasi, member check, long terms-
repeated observation, peer examination.
Ringkasan: