BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan melibatkan banyak para pelaku usaha. Bidang usaha dari industri berbasis
budaya antara lain seperti jamu dan minuman tradisional, kerajinan tangan, kain
tradisional batik, songket, tenun ikat dan sulam, makanan dan kuliner khas daerah,
cara pengobatan tradisional serta seni musik dan tari khas daerah. Industri berbasis
Industri kreatif, tidak semua produk bersifat massal yang memiliki nuansa
seni tinggi. Salah satu bentuk dalam industri ini adalah home tempat tinggal ataupun
kampung halaman, dan Industri yang berarti kegiatan memproses atau mengolah
sebagian besar merupakan industri kreatif dan kerajinan rakyat. Peranan keduanya
perdagangan dan membangun daerah, dengan demikian potensi yang dimiliki industri
modern agar memiliki keunggulan komparatif atau daya saing dengan produk industri
lainnya.1
1
Ronggo Warsito, Sosiologi I industri Ed. II (Cet, I; Surabaya: Jaudar Press, 2016), h.2.
1
1
2
pemiliknya dan dalam skala kecil, industri juga merupakan hal penting dalam
menyerap tenaga kerja walaupun jmlah tenaga kerja yang dimilki sedikit. Sehingga
dengan adanya indutri ini dapat mengurangi pengangguran yang ada didalam
rumah tangga disamping meningkatkan mutu kemampuan dan daya saing adalah
dengan semakin bertambahnya jumlah industri kecil yang tangguh dan efisiensi.
Selain itu secara bersama-sama, sasaran yang dicapai adalah meningkatnya skala
Bentuk industri yang paling sesuai untuk daerah pedesaan adalah bentuk
industri kecil ataupun industri kecil pembuatan kerajinan tali nilon mulai
dikembangkan karena selain sumberdaya manusia terpenuhi dilihat dari pasar dan
umumnya tidak memiliki keterampilan teknis dan manajerial yang tinggi diluar sektor
tersebut tidak memungkinkan membuka industri dengan skala besar maka alternative
2
Irzan Ashari, Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan (Cet. I; Jakarta: LP3ES,
2006) h.78.
3
diharapkan dapat membawa dampak yang baik bagi masyarakat, dengan tujuan
masyarakat bisa hidup lebih sejahtera dan dapat hidup mandiri. Pemberdayaan artinya
untuk dilakukan karena dibutuhkan komitmen dari dalam yang kuat. Keterkaitan yang
kuat antara komitmen dan pemberdayaan disebabkan karena adanya keinginan dan
bersangkutan. masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental,
terdidik dan kuat inovatif, tentu memiliki keberdayaan tinggi. 5 Keberadaan industri
kreatif atau kerajinan ini menempati keberadaan yang penting dan strategis dalam
3
Zubaedi, Wacana Pembangunan Alternative (Cet. I; Yogyakarta: Ae-ruzz Media, 2007),
h.98.
4
Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Cet. II; Jakarta: Pt. Raja
Grafindo, 2012), h 249.
5
M. Dawan Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004) h..355.
4
nilon. namun seiring perkembangan zaman terbukanya akses dewasa ini menjadikan
produksi tas tali nilon terutama di Desa Talungeng Kecamatan Barebbo, Pengrajin
rajutan tali nilon ini sangat cepat perkembangannya, yang awalnya hanya satu orang
pengrajin kemudian merambat ke masyarakat yang lain sehingga dalam waktu relatif
singkat sudah banyak pengrajin rajutan tali nilon ini terutama di Desa Talungeng.
sudut pandang SDM pengusaha rajutan tali nilon ini bisa dari kalangan mana saja
tidak memandang usia tua ataupun muda, dan juga pendidikan, sehingga usaha ini
produksi yang mengolah bahan dasar tali nilon yang hasilnya disebut dengan rajutan
tali nilon, setelah mengalami beberapa proses tali nilon dirajut menjadi berbagai
barang kerajinan. Hasil produksi kerajinan rajutan tali nilon berupa kopiah, dompet,
tas, dan lain-lain. ada berbagai variasi dan motif sesuai dengan permintaan pasar,
ekonomi masyarakat karena dengan adanya usaha rajutan tali nilon ini dapat
menciptakan lapangan kerja dapat meneyerap tenaga kerja bagi masyarakat sehingga
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Islam.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
penelitian sejenis.
bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
menyeluruh dan dengan konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
ekonomi syariah.
E. Sistematika Pembahasan
laporan penelitian dari awal hingga akhir maka penulis mebuatkan sistematika
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XV, Bandung:Remaja Rosdakarya,
2014), h. 6.
7
Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri susunan latar belakang masalah
yang membahas tentang potret secara umum dan alasan mengapa hal tersebut
pokok permasalahn yang akan dibahas, tujuan dan manfaat penelitian dimana
menjelaskan tentang tujuan dan keingin tahuan dari penulis terhadap suatu
permasalahan yang bisa dijadikan ilmu bagi yang lainnya, ruang lingkup
pembahasan yaitu pembagian atau pemetaan isi skripsi sesuai topik dan
permasalahan.
Bab II Tinjauan Pustaka, pada bab ini akan dibahas tentang hasil
orang lain dengan tema yang sama, kajian teori mengenai topik atau masalah
Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini berisi tentang pemilihan
analisis yang diteliti dan teknik analisis data yang akan digunakan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini akan dibahas
tentang Bagaiman ekisistensi dan strategi indutri kerajinan rajutan tali nilon
Bab V Penutup, bab ini terdiri dari kesimpulan dari peneliti terhadap
objek yang diteliti serta saran bagi objek yang diteliti oleh peneliti
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
karena itu, dapat dipahami bahwa penelitian yang akan dilakukan adalah
buku (tulisan yang menjadi landasan atau pijakan teori dalam melakukan
a. Penelitian yang dilakukan oleh saudari Kartika Ningtias, Irawan Noor, dan
industri kecil kain tenun sambas lebih dominan memberdayakan diri sendiri
teknis, Industri ini sudah mengacu pada pembangunan yang berpusat pada
7
Kartika Ningtias, Irawan Noor dan Rijadi Soeprapto, “Pemberdayaan Industri Kecil di
Pedesaan” (Skripsi, jurusan Manajemen, Universitas Brawijaya, Kalimantan Barat, 2012), h. iii.
8
9
yang
usaha kerajinan tangan rumput aji, serta faktor pendukung dan faktor
arah yang lebih maju, masyarakat menjadi aktif dalam berinteraksi sosial,
Univesitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2015 yang berjudul
8
Wuri Aryanti, Dampak Pemberdayaan Masyarakat, Melalui Usaha Kerajinan Tangan
Rumput Aji Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga ( Skripsi, Jurusan Manajemen, Universitas,
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015), h. iii.
10
Univesitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2016 yang berjudul
9
Merla Liana Herawati, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung
Kelapa ( Skripsi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2015), h. iii.
11
melihat potensi sumber daya alam yang tersedia sebagai bahan baku yang
pada warga pelaku ekonomi kreatif di Desa Sungai Langka yaitu yang
pengumpulan data, reduksi data dan sajian data, sehingga diketahui sebuah
kreatif dalam lima subsektor dapat menyerap tenaga kerja, khususnya bagi
maka dapat disimpulkan penelitian ini memiliki kajian yang berbeda dari
10
Ahmad Rifki Heriawan, Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Melalui Kerajinan Batok
Kelapa Studi Pendekatan Aktor, (Studi Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran), Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018) h.iii.
12
pemberdayaan industri.
B. Kajian Teoritis
dari bahasa inggris yaitu exticitence; dari bahasa latin existere yang berarti
muncul, ada, timbul, memilih keberadaaan aktual. Dari kata ex berarti keluar
dan sistere yang berarti muncul atau timbul. Beberapa pengertian secara
terminologi, yaitu pertama, apa yang ada, kedua, apa yang memiliki
aktualitas, dan ketiga adalah segala sesuatu apa saja yang menekankan
cara berada manusia, bukan lagi apa yang ada tapi apa yang memiliki
13
Benda tidak sadar keberadaannya, tak ada hubungan antara benda yang satu
berarti.
Masyarakat industri dengan daya saing yang kuat telah menuntut masyarakat
berpikir lebih kreatif. menciptakan hal baru dapat memiliki nilai jual yang
lebih tinggi. Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industri yang
artinya buruh atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan secara umum
dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi
11
Sukirno Sadono, Pengantar Teori Ekonomi Mikro (Cet. III; Jakarta: PT. Karya Grafindo
Persada, 2012), h. 54.
14
industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan.12
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut”. Industri kreatif
Indonesia.
mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hal ini merupakan potensi karena pasar
industri kerajinan yang luas dan beragam membuat industri ini mampu terus
bertahan dan tumbuh di saat kondisi perekonomian tidak stabil. Faktor lain
industri ini dilandasi hobi serta unsur tradisi dan budaya. Indonesia memiliki
budaya yang sangat beragam sehingga dapat menjadi tempat tumbuh dan
ekonomi dan melahirkan produk yang mempunyai nilai jual dalam mata
12
Sritomo Wignjosoebroto, Pengantar Teknik & Manajemen Industri (Cet. I; Jakarta: Penerbit
Guna Widya, 2006), h. 19.
15
lapangan kerja untuk para pencari kerja. Jadi secara umum kesempatan
perekonomian.
lapangan kerja menjadi lebih banyak, sebab jika investasi meningkat maka
akan meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa jadi dengan lapangan
pekerjaan lebih banyak lagi, jika jumlah dari kesempatan kerja dan angkatan
13
Edi Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia (Cet. IX; Jakarta Kharisma Putra Utama:
2017), h 12.
16
sudah di golongkan dalam angakatan kerja, yang secara aktif sedang mencari
pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tidak dapat memproleh pekerjaan
yang diinginkannya.
istilah, kesempatan kerja penuh atau full employment adalah keadaan dimana
14
Gregory Mankiw, Teri Fitria Liza, Imam Nurmawan, Marko Ekonomi (Cet. I; Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2017), h 150.
17
unemployment.15
tenaga kerja akan selalu sama dengan permintaan tenaga kerja, suatu keadaan
tenaga kerja akan berlaku kembali, yang akan terjadi pada tingkat upah yang
15
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa
2000), h. 475.
16
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern, h. 19.
18
melakukan suatu tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang
diproleh.
dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam
penerimaan lain dari luar aktivitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan
bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi
perhatian.18
daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa
17
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga
Keynesian Baru (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h 472
18
Soekartawi, Faktor-Faktor Produksi, (Cet. I; Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 132.
19
konsumsi maka akan disimpan pada pabrik yang tujuannya adalah untuk
hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relative tinggi, maka tingkat
Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat
19
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri
Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Birauen”, Jurnal Ekonomika Universitas Almuslim Bireuen Aceh,
Vol. 4 No. 7, 2007, h. 9.
20
tetapi tidah menyentuh akar permasalahan baik yang sifatnya mendasar maupun
berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan) keterangan. Ide utama
dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa
yang kita inginkan. Terlepas dari keinginan dan minat mereka, ilmu sosial
tidak berubah atau tidak dapat merubah kekuasaan tidak fakum dan terisolasi,
kekuasaan tercipta dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan
lemah atau tidak beruntung. Sedangkan dilihat dari proses, person berpendapat
bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi kuat
20
M. Dawan Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi ( Cet. I, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), h. 355.
21
dengan pengertian dan persepsi yang berbeda satu dengan yang lain. Sehingga
21
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: wacana & praktik (Cet. I; Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), h.24.
22
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi (Cet. I; Yogyakarta: BPFE, 2010), h.56.
22
dalam tulisan ini penulis menilai pelaku industri kreatif kerajinan adalah sebagai
konsep power atau daya dan konsep disadvantaged atau ketimpangan. Pengertian
struktur social ekonomi, budaya dan struktur politik yang bersumber pada
partisipasi masyarakat.24
23
M ubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, h.162.
24
Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT (Cet. I; Yogyakarta: Aditya Media, 2006),
h.1.
23
masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena bila tidak ada potensi atau
daya maka akan punah. Pemberdayaan adalah suatu untuk membangun daya
lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini
Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya,
karena program-program umum yang berlaku untuk semua tidak selalu dapat
25
Mubyarto, Ekonomi rakyat dan Program IDT , 28-29.
26
Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 48.
24
kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat
eksploitasi kuat atas yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya
dapat berkembang. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya,
27
Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat (Cet.II; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), h. 7-8
25
karena kalau demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam rangka ini
mempunyai filosofi dasar sebagai suatu cara mengubah masyarakat dari yang
tidak mampu menjadi berdaya, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya.
hidup boros, malas walau dalam hal ini, Greetz pernah menghibur kita
bahwa orang Jawa ( Indonesia) miskin bukan karena malas, tetapi malas
dari pola tingkah laku dan nilai dasar norma yang berlaku dalam hal ini
Terjemahnya:
28
Anwar Abbas, Bung Hatta, Ekonomi Islam (Cet. I; Jakarta: PT.Kompas Gramedia
Nusantara, 2010), h.166.
29
Anwar Abbas, Bung Hatta, Ekonomi Islam h.168.
27
yang harus ditanamkan dikalngan umat Islam, sikap simpati dan empeti
Terjemahnya:
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah
miskin dan orangorang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
sikap dan perilaku umat yang salah dalam memahami ayat-ayat Allah SWT,
sebenarnya tidak perlu terjadi apabila umat islam memahami secara benar dan
menyeluruh (kaffah) ayat-ayat Allah Swt di atas. Kemiskinan dalam islam lebih
banyak dari kacamata non ekonomi seperti kemalasan, lemahnya daya juang, dan
titik berat pemberdayaan bukan saja pada sektor ekonomi (peningkatan pendapatan,
investasi, dan sebagainya), juga pada faktor non ekonomi. Rasulullah SAW telah
pikiran sangat maju, yang dititik beratkan pada menghapuskan penyebab kemiskinan
hanya memberikan nasehat dan anjuran, tetapi beliau juga memberi tuntunan
berusaha agar rakyat bisa mampu mengatasi permasalahannya sendiri dengan apa
memanfaatkan sumber yang tersedia dan menanamkan etika bahwa bekerja adalah
sebuah nilai yang terpuji. Karenanya, konsepsi pemberdayaan dalam islam adalah
30
“Departemen Agama RI Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Jumanatul’ Ali. ART,
2017) h. 491.
29
komprehensif, dan saling terintegrasi, meliputi ilmu islam yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Sunnah, dan juga ilmu rasional (hasil pemikiran dan pengalaman
sumber daya untuk mencapai falahjh (kebahagian).32Tujuan yang ingin dicapai dalam
suatu sisitem ekonomi islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid dan
berdasarkan rujukan pada AlQur’an dan Sunnah seperti memenuhi kebutuhan dasar
manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan
berikut:
31
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Cet. I; Bandung: Cv Jamanatul Ali,
2005 ). h. 492.
32
Veithzal Rivai, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi Tetapi Solusi (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), h. 91
33
M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah teori dan Peraktik (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2015), h. 18- 23
30
ditetapkan. Hal ini dijamin Allah telah menetapkan rizki setiap makhluk yang
diciiptakan-Nya.
kaya, harus berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan besaran
untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari oleh Sunah Rasulullah
yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama atas air,
akhirat. Kondisi ini akan mendorong seorang muslim akan menjauhkan diri dari
hal-hal yang berhubungan dengan maisir, gharar, dan berusaha dengan cara
oleh individu atau kolektivitas manusia hanya dapat bernilai guna jika
34
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 2-3.
31
dalam ekonomi Islam diatas dapat dijadikan pedoman usaha kecil ekonomi
yang dijalankan oleh manusia akan selalu berorientasi tidak hanya kepada dunia
saja, namun juga kepada akhirat sehingga membuat manusia selalu ingat
kepada Allah dalam setiap langkahNya. Dengan begitu usaha kecil jauh dari
kezaliman antar sesama manusia baik itu dibidang social ataupun ekonomi.
C. Kerangka Pikir
pada bagian ini diuraikan kerangka berpikir yang disajikan sebagai landasan
berpikir dalam melaksanakan penelitian ini. Hal ini perlu dikemukakan karena
teori lazimnya dilihat dalam bentuk skema. Adapun skema kerangka pikir yang
35
Muhammad Paradigma,Metodologi dan Aplikasi Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008), h. 142
32
Industri Kerajinan
Rajutan Tali Nilon
Eksistensi
Pemberdayaan
Masyarakat
Strategi
rajutan tali nilon dalam eksistensi dan strategi dimana industri mampu
mengurangi tingkat pengangguran, industri kerajinan tali nilon ini sangat berperan
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
34
34
kelompok.36
b. Pendekatan Penelitian
1. Pendekatan Sosiologis
ilmu sosial/sosiologis.37
2. Pendekatan Kelompok
individu.38
3. Pendekatan Pemberdayaan
36
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVivo
(Cet. I; Jakarta: Kencana, 2010), h.1.
37
Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Cet. I; Yogyakarta: UII Press, 2005),
h. 34.
38
Risyanti Riza dan H.Roesmidi, Pemberdayaan Masyarakat (Cet. I; Sumedang: Alqaprint,
Jatinangor, 2016), h. 8.
35
membentuk suatu kelompok yang maju dan mandiri serta bebas dari aneka
ragam ketidakberdayaan.39
pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai obyek yang diteliti guna
menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
Bone, adapun waktu penelitian yang dilakukan dari bulan desember sampai
januari.
Data merupakan bentuk jamak dari kata datum, yang berasal dari bahasa
Latin. Data dapat diartikan sebagai fakta-fakta atau bisa dikatakan sebagai
39
Andi Haris, Memahami Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan
Media ( Jupiter, 2014 ), Vol. XIII No. 2, h. 56.
40
Ririn Windharti, Penelitian Sosial (Yogyakarta: Istana Media, 2018), h. 65.
41
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
h. 4.
36
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini, sumber data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk lebih jelasnya dapat
a. Data Primer
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber utama
(sumber asli), baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Sesuai dengan
asalnya dari mana data tersebut diperoleh, maka data ini sering pula disebut
dengan istilah data mentah (raw data).43 Hal ini, data primer yaitu data yang
dan sebenarnya di lapangan dan juga hasil observasi. Adapun yang menjadi
informasi dalam penelitian ini adalah pengrajin Industri kerajinan rajutan tali
b. Data Sekunder
study). Peneliti tidak perlu mencari data melalui survey, baik lewat kuesioner
dimedia cetak atau media elektronik. Media cetak yang dapat dijadikan
42
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi (Cet. III; Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2005), h. 118.
43
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi h.122.
37
situs- situs tertentu, maka data yang diperlukan dapat diperoleh. 44 Adapun
data sekunder dalam penelitian ini yaitu dari buku-buku ekonomi, buku-
nilon.
nilon. Adapun obyek penelitian dalam penelitian ini yaitu masyarakat di Desa
a. Observasi
yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal dengan observer dan obyek
44
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Cet. I; Jakarta:
Gramata Publishing, 2013), h. 94-95.
38
yang diamati dalam hal ini pengrajin tali nilon, membuat pedoman observasi
b. Wawancara
sebagai “intraksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi
meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar
pertanyaan kepada pengrajin tali nilon dengan cara tatap muka. Jawaban dari
pengrajin tali nilon direkam dengan ingatan, catatan, atau boleh juga dengan
Pedoman Wawancara
45
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula (Cet. IV;
Yogyakarta: Gadja Mada University Press, 2012), h. 69-70.
46
Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Cet. X; Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2014), h. 135.
39
pengrajin?
tenaga kerja ?
Industri Kreatif
2. Bagaimana cara program pelatihan yang
c. Dokumentasi
kepada subyek peneliti. Dokumen berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku
harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset dan lain
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 48 Menganalisis data-data
yang telah dikumpulkan, maka teknik analisis data yang digunakan adalah
47
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula h. 100-
101.
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Cet. XXII; Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 244.
41
teknis analisis tersebut di atas, ada tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bertahap yaitu:
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Miles
berdasarkan data yang diperoleh dari suatu Industri kecil sesuai dengan
fokus penelitian untuk disusun secara baik, sehingga mudah dilihat, dibaca
dan dipahami tentang suatu kejadian dan tindakan atau peristiwa yang terkait
49
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama (Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 194.
42
masyarakat.
tali nilon dalam pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pada tahapan ini antara
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
check atau melakukan proses pengecekan ulang, mulai dari pelaksanaan pra
50
Harun Rasyid, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama (Cet. I;
Bandung: Wacana Prima, 2007), h. 71.
51
Sugiyono, Memahami Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Cet. XVI; Bandung: Alfabeta, 2012), h. 99.
43
pendapatan masyarakat.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bone dengan luas 6,8 km. Desa ini terdiri dari 3 dusun yang terdiri dari dusun
2. Batas Desa
wilayah dengan desa lainnya yang masih dalam satu kecamatan. Adapun
Desa talungeng diimpin oleh kepala desa yang bernama A.M. Rasyidin
dari beberapa unit kerja, yakin sekretaris desa, kepala urusan keuangan,
kepala urusan umum, kepala urusan pembangunan, staf sekertariat, dan tiga
kepala dusun yang ada desa talungeng juga membentuk suatu kelembagaan
328 kepala keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 1.263 jiwa yang terdiri
dari 584 laki-laki dan 679 perempuan. Hal ini berarti jumlah penduduk
mana yang kita ketahui. Rajutan tali nilon ini juga dijual dengan harga yang
variatif tergantung dari sedikit banyaknya bahan yang digunakan dan tingkat
46
kerumitan untuk membuatnya. Produk-produk dari tali nilon ini di jual mulai
serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi, daya
ini mampu menyerap tenaga kerja. Berkaitan dengan industri ini keterampilan
52
Naskah hasil wawancara dengan Pengrajin Tali Kur, pada hari Jum’at tanggal 2 Agustus
2019 Pukul 14.00- 16.00 di Desa Talungeng Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone.
47
pendidikan dan usia dalam kerajinan bukan tolak ukur untuk menghambat
pengrajin.
lebih tinggi oleh karena itu semua kalangan bisa bekerja pada kerajinan
rajutan tali nilon seperti, remaja, ibu rumah tangga dan lain-lainya. pekerjaan
ini dapat dilakukan kapan saja tanpa mengenal waktu yang telah di tentukan
pengrajin.
sudah di golongkan dalam angakatan kerja, yang secara aktif sedang mencari
pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tidak dapat memproleh pekerjaan
yang diinginkannya.
untuk melakukan pekerjaan ini karna cukup mudah dapat pula di kerjakan di
rumah dan tidak mengenal waktu, bisa di kerjakan kapan pun sehingga ibu-
ibu rumah tangga, remaja yang dulunya tidak memiliki aktiivitas, dan
bahwa:
kami ibu rumah tangga berkerja di rumah karena semakin rajin kita membuat
kerajinan maka semakin banyak yang dihasilkan dan diproduksi, apa bila
kerajinan selesai, pengrajin langsung membawakan kepada pemilik untuk
dipasarkan ke konsumen.”56
dirumah masing-masing dan bisa dikerjakan kapan pun oleh karena itu
kerajinan tali nilon sangat mempermudah bagi kami ibu-ibu rumah tangga
sebuah usaha perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin
mengetahui nilai jumlah pendapatan yang diperoleh, dalam hal ini kerajinan
diberikan dari hasil yang diperoleh, maka industri ini dapat memberdayakan
para pengrajin.
ekonomi yang diberikan sudah sesuai hasil pekerjaan yang dilakukan sehingga
upah yang dikerjakan tergantung berapa banyak yang dihasilkan, jadi dalam
pembagian upah tidak ada dibeda-bedakan pada pengrajin lainnya, dan upah
motivasi dalam dirinya untuk lebih giat menghasilkan karya, agar bisa
tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena kalau demikian akan
sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan
harus diikuti dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat.
Dalam rangka ini langkah-langkah positif, selain dari hanya menciptakan iklim
dan suasana.
dapat mengetahui industri kerajinan tali nilon dengan adanya pelatihan yang
dilakukan oleh pengrajin harus berpegang teguh kepada prinsip-prinsip
peluang-peluang ekonomi.
membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Untuk itu, perlu ada program
khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program
umum yang berlaku untuk semua tidak selalu dapat menyentuh semua lapisan
masyarakat.
masalah yang ada pada diri dan lingkungan. Masyarakat didorong untuk
suasana yang nyaman yaitu memlilk kondisi yang membuat masyarakat makin
atas yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serata eksploitasi yang kuat atas
oleh kelompok kuat, serta menghindari dari persaingan yang tidak seimbang.
Selanjutnya melindungi usaha-usaha masyarakat ini dengan mencegah
lemah dalam membuat kerajinan yang akan dihasilkan agar tidak terjadi
adalah bila terjadi usaha yang didirikan nya ini terjadi persaingan oleh
kelompok kuat maka hal yang perlu di atasi adalah persaingan yang sehat.
Sekarang rajutan tali nilon sudah banyak diinovasikan bukan saja rajutan tas,
dompet tapi banyak yang lainnya. Namun pemilik usaha hanya bisa
melindungi dan mempertahankan ciri khas dan desain yang ada pada usaha
kerajinan tersebut.”61
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
membuat desain baru dan menggunakan alat dan bahan yang berkualitas oleh
karena itu masyarakat harus mempertahankan cirri khasnya. Untuk itu usaha
diatas dapat dijadikan pedoman usaha kecil ekonomi yang dijalankan oleh
manusia akan selalu berorientasi tidak hanya kepada dunia saja, namun juga
kepada akhirat sehingga membuat manusia selalu ingat kepada Allah dalam
setiap langkahNya. Dengan begitu usaha kecil jauh dari kezaliman antar
dapat pula memiliki keutungan untuk diri sendiri dan orang lain dengan
56
Perinsip ekonomi islam dalam seorang muslim harus tunduk pada Allah
dan hari pertanggung jawaban di akhirat. Kondisi ini akan mendorong seorang
muslim akan menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan maisir,
gharar, dan berusaha dengan cara yanhg batil, melampaui batas, dan
sebagainya
Berdasarkan pernyataan dibawah ibu sumarni bahwa:
karyawannya, memberikan upah yang adil sesuai dengan kerja keras masing-
masing karyawannya”63
Islam dengan berdasarkan pada syariat Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid berdasarkan rujukan pada
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mampu merajut tali nilon yang didampingi oleh ibu Rahayu dalam
pengelolaannya.
57
B. Implikasi
sebagai berikut :
59
kedepan yang bagus dan juga untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap
budaya lokal.
persaingan.
60
DAFTAR RUJUKAN
ART, 2007.
Deepublish, 2018.
gregory Mankiw, Marko Ekonomi, Terj Fitria Liza, Imam Nurmawan (Cet 1,
di Medan”
59
61
2015.
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam”, Cet.
Husnan dan Syahdan, “Peran Industri Rumah Tangga Home Industry pada
Usaha Kerupuk Terigu terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Sakra
Husnan dan Syahdan, “Peran Industri Rumah Tangga Home Industr pada
Rosdakarya, 2006.
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, Cet. III;
Palemban”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang,
2016.
Yogyakarta, 2018.
Rasyid, Harun “Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama”,
Sadono, Sukirno “Pengantar Teori Ekonomi Mikro”, Cet. III; Jakarta: PT. Karya
Pemasaran Langsung dan Digital terhadap Minat Beli Studi Kasus pada
Pemula
64
Sukirno Sadono, Makro Ekonomi Modern , Cet. 1, Jakarta; PT. Raja Grafindo
Hingga Keynesian Baru Cet II, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2017
Press, 2005.
Sutopo Ariesto Hadi dan Adrianus Arief, “Terampil Mengolah Data Kualitatif
terhadap keputusan Pembelian Studi Kasus pada Toko Seyegan Sport Sleman
2014.
Komputindo, 2007.
Media, 2007.