Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri berbasis budaya memiliki potensi untuk bersaing secara ekonomi

dengan melibatkan banyak para pelaku usaha. Bidang usaha dari industri berbasis

budaya antara lain seperti jamu dan minuman tradisional, kerajinan tangan, kain

tradisional batik, songket, tenun ikat dan sulam, makanan dan kuliner khas daerah,

cara pengobatan tradisional serta seni musik dan tari khas daerah. Industri berbasis

budaya merupakan industri yang berfungsi sebagai tameng bangsa. Melalui

pengembangan industri ini diharapkan dapat terbentuk "pembangunan karakter

bangsa" yang menghargai budaya bangsa dan mampu meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Industri berbasis budaya potensial mendukung sektor pariwisata Indonesia.

Industri kreatif, tidak semua produk bersifat massal yang memiliki nuansa

seni tinggi. Salah satu bentuk dalam industri ini adalah home tempat tinggal ataupun

kampung halaman, dan Industri yang berarti kegiatan memproses atau mengolah

barang dengan menggunakan sarana dan peralatan. Potensi industri pedesaan

sebagian besar merupakan industri kreatif dan kerajinan rakyat. Peranan keduanya

yang menonjol antara lain menggerakkan roda perekonomian Desa, mengembangkan

perdagangan dan membangun daerah, dengan demikian potensi yang dimiliki industri

kecil perlu dihidupkan, digerakkan dan dikembangkan ditengah-tengah perekonomian

modern agar memiliki keunggulan komparatif atau daya saing dengan produk industri

lainnya.1

1
Ronggo Warsito, Sosiologi I industri Ed. II (Cet, I; Surabaya: Jaudar Press, 2016), h.2.

1
1
2

Industri kecil merupakan milik perorangan yang dikelola sendiri oleh

pemiliknya dan dalam skala kecil, industri juga merupakan hal penting dalam

menyumbang laju pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat. Industri kecil dapat

menyerap tenaga kerja walaupun jmlah tenaga kerja yang dimilki sedikit. Sehingga

dengan adanya indutri ini dapat mengurangi pengangguran yang ada didalam

masyarakat dan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat sehingga memiliki

potensi daya manusia yang tinggi.

Sasaran yang penting dalam pengembangan indsutri kecil dan kerajinan

rumah tangga disamping meningkatkan mutu kemampuan dan daya saing adalah

dengan semakin bertambahnya jumlah industri kecil yang tangguh dan efisiensi.

Selain itu secara bersama-sama, sasaran yang dicapai adalah meningkatnya skala

penjualan dan memunculkan wirausaha baru industri kecil dan menengah.2

Bentuk industri yang paling sesuai untuk daerah pedesaan adalah bentuk

industri kecil ataupun industri kecil pembuatan kerajinan tali nilon mulai

dikembangkan karena selain sumberdaya manusia terpenuhi dilihat dari pasar dan

lingkungan sangat mendukung. Sebagaimana disadari, tenaga kerja dipedesaan pada

umumnya tidak memiliki keterampilan teknis dan manajerial yang tinggi diluar sektor

pertanian. Selain keterampilan yang masih rendah, tingkat karakteristik penduduk

tersebut tidak memungkinkan membuka industri dengan skala besar maka alternative

yang terbaik adalah dengan membuka usaha kecil.

2
Irzan Ashari, Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan (Cet. I; Jakarta: LP3ES,
2006) h.78.
3

Penanggulangan kemiskinan salah satunya dilakukan dengan proses

pemberdayaan ekonomi masyarakat, agar nantinya dengan adanya pemberdayaan ini

diharapkan dapat membawa dampak yang baik bagi masyarakat, dengan tujuan

masyarakat bisa hidup lebih sejahtera dan dapat hidup mandiri. Pemberdayaan artinya

memberikan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan kepada warga

untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masa depannya sendiri

dan berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan dalam masyarakat.3

Pemberdayaan merupakan program yang mudah diucapkan, tetapi sulit

untuk dilakukan karena dibutuhkan komitmen dari dalam yang kuat. Keterkaitan yang

kuat antara komitmen dan pemberdayaan disebabkan karena adanya keinginan dan

kesiapan individu-individu dalam organisasi untuk diberdayakan dengan menerima

berbagai tantangan dan tanggung jawab.4

Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang

bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat

bersangkutan. masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental,

terdidik dan kuat inovatif, tentu memiliki keberdayaan tinggi. 5 Keberadaan industri

kreatif atau kerajinan ini menempati keberadaan yang penting dan strategis dalam

pembangunan karena dapat memberikan corak dan warna terhadap usaha-usaha

pembangunan pertanian, kepariwisataan, dan tingkat urbanisasi serta meningktakan

pendapatan masyarakat pedesaan sehingga kepincangan pendapatan antara

masyarakat pedesaan dan perkotaan dapat diperkecil. Penulis menemukan

3
Zubaedi, Wacana Pembangunan Alternative (Cet. I; Yogyakarta: Ae-ruzz Media, 2007),
h.98.
4
Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Cet. II; Jakarta: Pt. Raja
Grafindo, 2012), h 249.
5
M. Dawan Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004) h..355.
4

sekelompok masyarakat yang giat berusaha mengembangkan tingkat dan taraf

ekonominya melalui usaha kerajinan.

Kelompok masyarakat itu diantaranya masyarakat pengrajin rajutan tali

nilon. namun seiring perkembangan zaman terbukanya akses dewasa ini menjadikan

produksi tas tali nilon terutama di Desa Talungeng Kecamatan Barebbo, Pengrajin

rajutan tali nilon ini sangat cepat perkembangannya, yang awalnya hanya satu orang

pengrajin kemudian merambat ke masyarakat yang lain sehingga dalam waktu relatif

singkat sudah banyak pengrajin rajutan tali nilon ini terutama di Desa Talungeng.

sudut pandang SDM pengusaha rajutan tali nilon ini bisa dari kalangan mana saja

tidak memandang usia tua ataupun muda, dan juga pendidikan, sehingga usaha ini

sangat berpotensi untuk dikembangkan.

Industri kerajinan rajutan tali nilon di Desa Talungeng merupakan kegiatan

produksi yang mengolah bahan dasar tali nilon yang hasilnya disebut dengan rajutan

tali nilon, setelah mengalami beberapa proses tali nilon dirajut menjadi berbagai

barang kerajinan. Hasil produksi kerajinan rajutan tali nilon berupa kopiah, dompet,

tas, dan lain-lain. ada berbagai variasi dan motif sesuai dengan permintaan pasar,

warna serta ukuran dan masih banyak motif lainnya.

Eksistensi industri kreatif kerajinan rajutan tali nilon dengan masyarakat di

Desa Talungeng Kecamatan Barebbo sangat bermanfaat dengan dalam pemberdayaan

ekonomi masyarakat karena dengan adanya usaha rajutan tali nilon ini dapat

menciptakan lapangan kerja dapat meneyerap tenaga kerja bagi masyarakat sehingga

masyarakat mempunyai pekerjaan dan dengan begitu masalah pengangguran yang

ada di Kabupaten Bone semakin menurun jumlahnya.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka adapun beberapa rumusan

masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Eksistensi Industri Kreatif Kerajinan Rajutan Tali Nilon dalam

Pemberdayaan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam ?

2. Bagaimana Strategi Industri Kreatif Kerajinan Rajutan Tali Nilon dalam

Pemberdayaan Masyarakat Menurut perspektif Ekonomi islam ?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan

dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

a. Untuk mengetahui Eksistensi Industri Kreatif Kerajinan Rajutan Tali

Nilon dalam Pemberdayaan Masyarakat Menurut perspektif Ekonomi

Islam.

b. Untuk mengetahui Strategi Industri Kreatif Kerajinan Rajutan Tali Nilon

dalam Pemberdayaan Masyarakat Menurut perspektif Ekonomi Islam.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi

pengembangan ilmu pengetahuan sebagai sumber bacaan atau referensi

yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak

yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini

serta menambah sumber pustaka yang telah ada.


6

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

terhadap para pelaku usaha dan masyarakat, diharapkan pula hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan

industrinya, dengan strategi industri yang dimiliki sehingga bisa

memberdayakan masyarakatnya sesuai dengan prinsip keislaman. Dan

dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan mengurangi tingkat

pengangguran, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk

penelitian sejenis.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

menyeluruh dan dengan konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah.6

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi dan strategi

kerajinan rajutan tali nilon dalam pemberdayaan masyarakat menurut perspektif

ekonomi syariah.

E. Sistematika Pembahasan

Dalam perencanaan penelitian ini, untuk mempermudah pemahaman isi

laporan penelitian dari awal hingga akhir maka penulis mebuatkan sistematika

penulisannya sebagai uraian berikut:

6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XV, Bandung:Remaja Rosdakarya,
2014), h. 6.
7

Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri susunan latar belakang masalah

yang membahas tentang potret secara umum dan alasan mengapa hal tersebut

layak untuk diteliti, kemudian perumusan masalah yang membahas tentang

pokok permasalahn yang akan dibahas, tujuan dan manfaat penelitian dimana

menjelaskan tentang tujuan dan keingin tahuan dari penulis terhadap suatu

permasalahan yang bisa dijadikan ilmu bagi yang lainnya, ruang lingkup

penelitian yang memaparkan keluasan cakupan penelitian dan sistematika

pembahasan yaitu pembagian atau pemetaan isi skripsi sesuai topik dan

permasalahan.

Bab II Tinjauan Pustaka, pada bab ini akan dibahas tentang hasil

penelusuran penulis mengenai penelitian penelitian yang pernah dilakukan oleh

orang lain dengan tema yang sama, kajian teori mengenai topik atau masalah

yang akan diteliti serta kerangka berpikir.

Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini berisi tentang pemilihan

tempat penelitian yang akan dilakukan, waktu penyelenggaraan penelitian,

metode yang akan digunakan dalam penelitian , menentukan sumber data,

menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan, menentukan unit

analisis yang diteliti dan teknik analisis data yang akan digunakan.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini akan dibahas

tentang Bagaiman ekisistensi dan strategi indutri kerajinan rajutan tali nilon

dalam pemberdayaan masyarakat menurut perspektif ekonomi islam.

Bab V Penutup, bab ini terdiri dari kesimpulan dari peneliti terhadap

objek yang diteliti serta saran bagi objek yang diteliti oleh peneliti
8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti akan membahas peran industri

kerajinan rajutan nilon dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh

karena itu, dapat dipahami bahwa penelitian yang akan dilakukan adalah

penelitian lapangan. Namun demikian, dalam penelitian ini dibutuhkan buku-

buku (tulisan yang menjadi landasan atau pijakan teori dalam melakukan

penelitian). Adapun tulisan atau penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian ini yaitu:

a. Penelitian yang dilakukan oleh saudari Kartika Ningtias, Irawan Noor, dan

Rijadi Soeprapto pada tahun 2015 yang berjudul “Pemberdayaan Industri

Kecil Di Pedesaan” yaitu pemberdayaan pengrajin industri kecil kain tenun

sambas di Desa Sumber Harapan Kecemataan sambas Kalimantan barat

meliputi: permodalan, produksi, dan pemasaran. Dan hasil dari Pengrajin

industri kecil kain tenun sambas lebih dominan memberdayakan diri sendiri

dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki, upaya pemerintah dalam

meningka tkan keberadaan pengrajin berupa pembinaan dan penyuluhan

teknis, Industri ini sudah mengacu pada pembangunan yang berpusat pada

rakyat, melibatkan partisipasi, mengarah pada peningkatan pemberdayaan. 7

b. Penelitian yang dilakukan oleh saudari Wuri Ariyati mahasiswi dari

FakultasIlmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2015

7
Kartika Ningtias, Irawan Noor dan Rijadi Soeprapto, “Pemberdayaan Industri Kecil di
Pedesaan” (Skripsi, jurusan Manajemen, Universitas Brawijaya, Kalimantan Barat, 2012), h. iii.

8
9

yang

berjudul “Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Kerajinan

Tangan Rumput Aji Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga”

Mendeskripsikan dampak pemberdayaan masyarakat, manfaatnya melalui

usaha kerajinan tangan rumput aji, serta faktor pendukung dan faktor

penghambatnya menunjukkan bahwa hasil dampak pemberdayaan

masyarakat melalui usaha kerajinan tangan Rumput Aji yaitu membangun

dan mengembangkan potensi masyarakat, merubah pola pikir masyarakat ke

arah yang lebih maju, masyarakat menjadi aktif dalam berinteraksi sosial,

masyarakat menjadi pemilih cerdas dalam pemilihan umum, melestarikan

budaya lokal, yaitu gotong royong, Manfaat pemberdayaan masyarakat

melalui usaha kerajinan tangan Rumput Aji yaitu menambah pendapatan

ekonomi, memotivasi kepada masyarakat dengan membiayai pendidikan

anak atau cucunya ke jenjang yang lebih tinggi, menambah ilmu

keterampilan serta pengalaman dalam bidang keterampilan. 8

c. Penelitian yang dilakukan oleh Merla Erliana Herawati mahasiswa dari

Univesitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2015 yang berjudul

“Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa

(Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul)” mendeskripsikan

dengan adanya usaha kerajinan tempurung kelapa dapat mengurangi

d. pengangguran, menyerap tenaga lokal dan dapat membantu pekerja dalam

membiayai pendidikan anak dan memenuhi kebutuhan hidup.9

8
Wuri Aryanti, Dampak Pemberdayaan Masyarakat, Melalui Usaha Kerajinan Tangan
Rumput Aji Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga ( Skripsi, Jurusan Manajemen, Universitas,
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015), h. iii.
10

e. Penelitian yang dilakukan oleh Nana Novita Sari mahasiswa dari

Univesitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2016 yang berjudul

Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Melalui Kerajinan Batok Kelapa

Studi Pendekatan Aktor, mendeskripsikan dengan adanya kerajinan batok

kelapa cumplung adji tersebut mampu meningkatkan perekonomian

masyarakat dusun santan. Dalam penelitian ini dirumuskan dua pertanyaan

penelitian, bagaimana peran subhan nurtufulik sebagai actor pemberdayaan

perekonomian melalui kerajinan batok kelapa dan bagaimana hasil dari

pemberdayaan yang dilakukan oleh bapak subhan nurtaufik melalui

kerajinan batok kelapa terhadap perekonomian masyarakat. Hasil penelitian

yang didapat dilapangan menunjukkan terdapat tiga peran pemberdayaan

perekonomian masyarakat yang dilakukan oleh bapak subhan nurtaufik

pertama, peran actor dalam mengajak masyarakat yaitu melaukan

penyadaran dan sosialisasi. Kedua, peran pelatihan dalam keterampilan yatiu

pelatihan kerajinan batok kelapa, ketiga, membangun kerja sama dengan

instansi-instansi dan pemerintah. Hasil dari penelitian ini merupakan

pembenaran teori yang ada sekaligus terdapat penambhan teoridalam peran

mendidik yaitu dengan memberikan contoh dan membuktikannya langsung.

f. Penelitian yang dilakukan Ahmad Rifki Heriawan mahasiswa dari fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung tahun 2018 yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat Berbasis

Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Kemandirian Ekonomi di Desa

9
Merla Liana Herawati, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung
Kelapa ( Skripsi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2015), h. iii.
11

Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

mendeskripsikan sebelum melihat pemberdayaan apa yang cocok untuk

masyarakat Desa Sungai Langka yang berbasis ekonomi kreatif, penulis

melihat potensi sumber daya alam yang tersedia sebagai bahan baku yang

dijadikan sesuatu yang kreatif dan potensi masyarakat yang berbasis

ekonomi kreatif maksudnya adalah dengan melihat potensi, penulis dapat

mengetahui pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Sungai

Langka untuk diteliti dengan metode wawancara, obsevasi, dokumentasi,

pada warga pelaku ekonomi kreatif di Desa Sungai Langka yaitu yang

terdapat di Dusun I sampai VIII, kemudian dilakukan analisis data dengan

pengumpulan data, reduksi data dan sajian data, sehingga diketahui sebuah

program pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif. Hasil dari

penelitian diketahui bahwa proses pemberdayaan masyarakat Desa Sungai

Langka dapat menuntun pada kemandirian ekonomi. Selain itu program

pelatihan yang diberikan aparatur pemerintah dan swasta dapat menambah

kesadaran, wawasan dan keahlian pelaku ekonomi kreatif. 10Dalam tinjauan

pemberdayaan masyarakat kegiatan tersebut merupakan upaya untuk

meningkatkan kualitas SDM dan harkat martabat. Pengembangan ekonomi

kreatif dalam lima subsektor dapat menyerap tenaga kerja, khususnya bagi

ibu rumah tangga yang sebelumnya waktunya tidak produktif, sekarang

menjadi produktif pada sektor ekonomi kreatif.

Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan oleh penelitian diatas,

maka dapat disimpulkan penelitian ini memiliki kajian yang berbeda dari
10
Ahmad Rifki Heriawan, Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Melalui Kerajinan Batok
Kelapa Studi Pendekatan Aktor, (Studi Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran), Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018) h.iii.
12

penelitian tersebut. Penelitian ini lebih menekankan pada eksistensi industri

kerajinan rajutan tali nilon dalam pemberdayaan masyarakat menurut

perspektif ekonomi islam. Sedangkan perbedaanya, pada penelitian diatas

berfokus pada faktor pendukung dan faktor penghambat industri,

permodalan, produksi. adapun persamaanya yaitu, terletak pada

pemberdayaan industri.

B. Kajian Teoritis

1. Pengertian Eksistensi Industri Kreatif

Eksintensi secara estimologi, eksitensialisme berasal dari kata eksistensi

dari bahasa inggris yaitu exticitence; dari bahasa latin existere yang berarti

muncul, ada, timbul, memilih keberadaaan aktual. Dari kata ex berarti keluar

dan sistere yang berarti muncul atau timbul. Beberapa pengertian secara

terminologi, yaitu pertama, apa yang ada, kedua, apa yang memiliki

aktualitas, dan ketiga adalah segala sesuatu apa saja yang menekankan

kealpaan sesuatu (apa sebenarnya sesuatu itu dengan kodrat). Sedangkan

eksistensialisme sendiri adalah gerakan filsafat yang menentang esiansialisme,

pusat perhatiannya adalah situasi manusia.

Memahami eksistensialisme, memang bukan hal yang mudah banyak

pendapat perihal definisi eksistensi. Tapi, secara garis besar beberapa

perbedaaan devinisi tersebut bahwa, para eksistensialisme dalam

mendefinisikan eksistensialisme, merujuk pada sentral kajiannya yaitu cara

wujud manusia pemahaman secara umum eksistensi berarti keberadaan. Akan

tetapi eksistensi dalam kalangan filsafat eksistensialisme memiliki arti sebagai

cara berada manusia, bukan lagi apa yang ada tapi apa yang memiliki
13

aktualisasi. Cara manusia berada di dunia berbeda dengan cara benda-benda.

Benda tidak sadar keberadaannya, tak ada hubungan antara benda yang satu

dengan benda yang lainnya, meskipun mereka saling berdampingan.

Keberadaan manusia diantara benda benda itulah yang membuat manusia

berarti.

Bagi jasper dan hiedegger di dalam bukunya situasi itu menentukan

pilihan, kemudian manusia membuat pilihan dari berbagai kemugkinan

tersebut. Manusia itu terbuka bagi dunianya kemampuan untuk berintraksi

dengan hal-hal diluar dirinya karena memiliki seperti kepekaan, pengertian,

pemahaman, perkataan, dan pembicaraan.

Industri merupakan salah satu produk pengembangan teknologi dalam

masyarakat, industri yang berhubungan dengan teknologi, ekonomi dan pabrik

industri dapat mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku pada masyarakat.

Masyarakat industri dengan daya saing yang kuat telah menuntut masyarakat

untuk memimilkikeahlian tertentu, mendorong masyarakat untuk dapat

berpikir lebih kreatif. menciptakan hal baru dapat memiliki nilai jual yang

lebih tinggi. Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industri yang

artinya buruh atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan secara umum

dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dalam rangka mencapai kesejahteraan.11

Pengertian yang sempit industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk

11
Sukirno Sadono, Pengantar Teori Ekonomi Mikro (Cet. III; Jakarta: PT. Karya Grafindo
Persada, 2012), h. 54.
14

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Secara umum pengertian

industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan.12

Definisi industri kreatif sendiri adalah “Industri yang berasal dari

pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk

menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan

pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut”. Industri kreatif

senidiri sudah banyak diaplikasikan dalam perkembangan eknomi di

Indonesia.

Industri kerajinan merupakan industri yang banyak dilakukan oleh usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hal ini merupakan potensi karena pasar

industri kerajinan yang luas dan beragam membuat industri ini mampu terus

bertahan dan tumbuh di saat kondisi perekonomian tidak stabil. Faktor lain

yang membuat industri kerajinan menarik dicermati adalah kebanyakan

industri ini dilandasi hobi serta unsur tradisi dan budaya. Indonesia memiliki

budaya yang sangat beragam sehingga dapat menjadi tempat tumbuh dan

berkembangnya industri kerajinan.

Banyak para pelaku industri kreatif yang memulai melakukan kegiatan

peningkatan ekonomi dengan memanfaatkan kreatifitas, keterampilan, serta

bakat individu masing-masing. Pemanfaatan bakat dan kreatifitas tentunya

akan menghasilkan sebuah ide yang nantinya di implikasikan kepada kegiatan

ekonomi dan melahirkan produk yang mempunyai nilai jual dalam mata

12
Sritomo Wignjosoebroto, Pengantar Teknik & Manajemen Industri (Cet. I; Jakarta: Penerbit
Guna Widya, 2006), h. 19.
15

ekonomi. Dengan adanya eksistensi industri kreatif diharapkan mampu

meningkatkan pembangunan yang berdampak bagi peningkatan perekonomian

masyarakat dan mampu memberdayakan masyarakat.

a. Terciptanya lapangan kerja

Kesempatan kerja adalah keadaan yang menggambarkan ketersediaan

lapangan kerja untuk para pencari kerja. Jadi secara umum kesempatan

kerja, Merupakan keadaan yang menggambarkan seberapa jumlah soal dari

angkatan kerja yang mampu diserapkan serta ikut aktif dalam

perekonomian.

Kesempatan kerja sangat erat kaitannya dengan kemampuan

pemerintah untuk menciptakan investasi yang aman dan nyaman serta

kualitas dan sumber daya manusia dalam membuat lapangan kerja

peningkatan pada investasi dapat memperluas lapangan kerja sehingga

lapangan kerja menjadi lebih banyak, sebab jika investasi meningkat maka

akan meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa jadi dengan lapangan

kerja yang maka akan menyerap sumber daya manusia membutuhkan

pekerjaan lebih banyak lagi, jika jumlah dari kesempatan kerja dan angkatan

kerja seimbang maka akan menurunkan jumlah pengangguran. Adapun model

lapangan kerja yaitu:13

1. Pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan keahlian

2. Usia tenaga kerja

3. Permintaan tenaga kerja (lapangan kerja yang tersedia)

13
Edi Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia (Cet. IX; Jakarta Kharisma Putra Utama:
2017), h 12.
16

Kesempatan kerja yang luas menurunkan jumlah ornag yang

menganggur, meningkatkan produktivitas penduduk. Dan meningkatkan

produksi serta pendapatan nasional. Kesempatan kerja atau permintaan tenaga

kerja merupakan permintaan turunan ( derived demand) dari permintaan

terhadap produk barang dan jasa.

b. Mengurangi Tingkat Pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong

dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat

memprolehnya.14 Dalam standar pengertian yang sudah di tentukan secara

internasional, yang dimaksud dengan pengangguran adalah seseorang yang

sudah di golongkan dalam angakatan kerja, yang secara aktif sedang mencari

pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tidak dapat memproleh pekerjaan

yang diinginkannya.

Menyediakan kesempatan kerja yang sesuai dengan jumlah tenaga kerja

yang tersedia merupakan tanggung jawab penting suatu perekonomian.

Disamping itu kebijakan pemerintah sangat penting artinya dalam

mempengaruhi kegiatan ekonomi dan menciptakan kesempatan kerja.

Pemerintah yang stabil dan yang berusaha membatu perkembangan sektor

swasta, mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan

kegiatan ekonomi yang memperluas kesempatan kerja.

Dalam analisis makroekonomi, dan juga dalam praktek penggunaan

istilah, kesempatan kerja penuh atau full employment adalah keadaan dimana

di sekitar 95 persen dari angkatan kerja dalam suatu waktu tertentu

14
Gregory Mankiw, Teri Fitria Liza, Imam Nurmawan, Marko Ekonomi (Cet. I; Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2017), h 150.
17

sepenuhnya bekerja. Pengangguran yang berlaku pada tingkat kesempatan

kerja penuh dinamakan tingkat pengangguran alamiah atau natural rate of

unemployment.15

Disamping itu kegiatan perekonomian yang selalu mencapai

kesempatan kerja penuh disebabkan pula oleh fleksibilitas di pasaran tenaga

kerja. Dalam analisis makroekonomi klasik tingkat upah ditentukan oleh

permintaan dan penawaran tenaga kerja. Kelebihan tenaga kerja akan

menurunkan upah dan kekurangan tenaga kerja akan meningkatkan upah.

Fleksibilitas ini akan menyebabkan pada suatu tingkat upah, penawaran

tenaga kerja akan selalu sama dengan permintaan tenaga kerja, suatu keadaan

yang menggambarkan pengangguran tidak berlaku atau kesempatan kerja

penuh dicapai. Untuk melihat bagaimana pasaran tenaga kerja akan

melakukan penyesuaian ke arah keseimbanagan ini, misalkan berlaku suatu

perubahan dalam kegiatan ekonomi yang menyebabkan berlakunya

pengangguran berarti penawaran tenaga kerja melebihi permintaan. Ketidak

seimbangan di antara permintaan dan penawaran tenaga kerja ini

menyebabkan tingkat upah merosot. Akibatnya permintaan tenaga kerja

bertambah sedangkan penawaran tenaga kerja berkurang. Penyesuaian ini

akan terus berlangsung sehingga keseimbangan permintaan dan penawaran

tenaga kerja akan berlaku kembali, yang akan terjadi pada tingkat upah yang

lebih rendah dari pada ketika pengangguran berlaku.16

c. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

15
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa
2000), h. 475.
16
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern, h. 19.
18

Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha

perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui

nilai jumlah pendapatan yang diproleh. Selama melakukan pendapatan sangat

berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia, semakin besar pendapatan

sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup.17 Pendapatan merupakan unsur

yang sangat penting dalam sebuah usaha perdagangan, karena dalam

melakukan suatu tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang

diproleh.

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa

dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam

satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan

dari usaha sampingan adalah pendapatan tambahan yang merupakan

penerimaan lain dari luar aktivitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan

sampingan yang diperoleh secara langsung dapat digunakan untuk menunjang

atau menambah pendapatan pokok. Soekartawi menjelaskan pendapatan akan

mempengaruhi banyaknya barang yang dikomsusikan, bahwa sering kali

dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi

bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi

perhatian.18

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu

daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa

kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari

17
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga
Keynesian Baru (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h 472
18
Soekartawi, Faktor-Faktor Produksi, (Cet. I; Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 132.
19

konsumsi maka akan disimpan pada pabrik yang tujuannya adalah untuk

berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan

sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula

hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relative tinggi, maka tingkat

kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.19

Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan

keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Selain itu

pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baiknya

pengalaman berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam

meningkatkan pendapatan karena seseorang atau kelompok memiliki

kelebihan keterampilan dalam meningkatkan aktivitas sehingga pendapatan

turut meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dapat

dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok

masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan

dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya

peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal.

Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.

Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa

pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya

jika pendapatan turun, pengeluaran konsumsi juga turun. Tinggi rendahnya

19
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri
Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Birauen”, Jurnal Ekonomika Universitas Almuslim Bireuen Aceh,
Vol. 4 No. 7, 2007, h. 9.
20

pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola

penerimaan atau pendapatannya.

2. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan (empowerment) lahir sebagai bagian dari dalam

pikiran masyarakat dan kebutuhan masyarakat barat. Sebagai sebuah konsep,

empowerment sifatnya masih terlalu umum. Sehingga apabila tidak hati-hati

kajian terhadap pemberdayaan diibaratkan seperti menyentuh cabang atau daun

tetapi tidah menyentuh akar permasalahan baik yang sifatnya mendasar maupun

yang terjadi dalam suatu proses.

Secara konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan (Empowerment),

berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan) keterangan. Ide utama

pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan seringkali

dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa

yang kita inginkan. Terlepas dari keinginan dan minat mereka, ilmu sosial

tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan

kontrol. Kegiatan ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang

tidak berubah atau tidak dapat merubah kekuasaan tidak fakum dan terisolasi,

kekuasaan tercipta dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan

kekuasaan dapat merubah dengan pemahaman kekuasaan seperti ini,

pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan.20

Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang- orang

lemah atau tidak beruntung. Sedangkan dilihat dari proses, person berpendapat

bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi kuat

20
M. Dawan Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi ( Cet. I, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), h. 355.
21

untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi

terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya.21 Tujuan dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu

dan masyarakat menjadi lebih mandiri. Dimana kemandirian tersebut meliputi

kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan suatu yang mereka lakukan

tersebut. kemandirian masyarakat adalah suatu kondisi yang dialami masyarakat

yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan. Memutuskan serta melakukan

suatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang

dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri dari kemampuan

kognitif, afektif, psikomotorif, dengan penyerahan sumber daya yang dimiliki

oleh lingkungan internal masyarakat tersebut

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat

dan mendorong memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimiliki dengan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan

nyata, adapun pemberdayaan yang dimaksud adalah upaya untuk membangun

daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran

akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.22

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat golongan masyarakat yang sedang kondisi miskin, sehingga mereka

dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dari

berbagai pandangan, konsep pemberdayaan telah banyak digunakan, mungkin

dengan pengertian dan persepsi yang berbeda satu dengan yang lain. Sehingga

21
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: wacana & praktik (Cet. I; Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), h.24.
22
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi (Cet. I; Yogyakarta: BPFE, 2010), h.56.
22

dalam tulisan ini penulis menilai pelaku industri kreatif kerajinan adalah sebagai

pelaku industri yang tidak berdaya dibandingkan pelaku-pelaku industri besar.23

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan

ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan

paradigma baru pembangunan yang bersifat “people-centered”, participatory,

empowering, and sustainable. Konsep pemberdayaan lebih luas dari sekadar

upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar atau sekadar mekanisme untuk

mencegah proses kemiskinan lebih lanjut (safety net).

Konsep pemberdayaan memiliki hubungan erat dua konsep pokok yakni:

konsep power atau daya dan konsep disadvantaged atau ketimpangan. Pengertian

pemberdayaan dapat dijelaskan dengan menggunakan empat perspektif yaitu:

perspektif pluralis, elitis, strukturalis, dan post-strukturalis.

Strategi adalah suatu proses sekaligus produk yang penting, berkaitan

dengan pelaksanaan dan pengelolahan kegiatan-keguatan yang dilakukan untuk

memenangkan persaingan agar tercapainya tujuan. Menurut Sumodiningrat,

menyatakan bahwa strategi pemberdayaan pada dasarnya memilki tiga arah

yaitu: pertama pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua, pementapan

otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan yang

mengembangkan peran serta masyarakat. Ketiga, modernisasi melalui perubahan

struktur social ekonomi, budaya dan struktur politik yang bersumber pada

partisipasi masyarakat.24

23
M ubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, h.162.
24
Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT (Cet. I; Yogyakarta: Aditya Media, 2006),
h.1.
23

Membangun ekonomi rakyat harus berarti meningkatkan kemampuan

rakyat dengan cara mengembangkan dan memberdayakannya. Upaya

menggerakan sumber daya untuk mengembangkan potensi rakyat ini akan

meningkatkan produktivitas rakyat baik bagi sumberdaya manusia maupun

sumberdaya alam yang ada disekitar. Strategi indutstri dalam pemberdayann

ekonmi masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi yaitu.25

1. Menciptakan keadaan yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.

Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap

masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada

masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena bila tidak ada potensi atau

daya maka akan punah. Pemberdayaan adalah suatu untuk membangun daya

itu dengan mendorong (encourage), memotivasikan dan membangkitkan.26

2. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiiliki masyarakat untuk memanfaatkan

peluang-peluang ekonomi, Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah

lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini

meliputi langkah-langkah yang nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai

masukan (input), serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang

(opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya.

Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya,

karena program-program umum yang berlaku untuk semua tidak selalu dapat

menyentuh semua lapisan masyarakat.

3. Mengembangkan ekonomi rakyat juga memiliki arti melindungi rakyat dan

mencegah terjadinya persaingan seimbang. Memberdayakan mengandung arti

25
Mubyarto, Ekonomi rakyat dan Program IDT , 28-29.
26
Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 48.
24

pula melindungi. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah

menjadi bertambah lemah, karena kurang berdayaan dalam menghadapi yang

kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat

mendasar sifatnya, dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi

tidak berarti mengisolasi menutupi interaksi. Melindungi harus dilihat sebagai

upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta

eksploitasi kuat atas yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya

untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serata eksploitasi

yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat

masyarakat menjadi makin tergantungan pada berbagai program pemberian

Menggerakkan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi

masyarakat, akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga

SDA maupun SDM yang ada sekitar masyarakat dapat ditingkatkan

produktivitasnya. Strategi pemberdayaan berarti berupaya memberdayakan

masyarakat dalam meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan

mengembangkan potensi, dengan kata lain memberikan keterampilan dan

pengetahuan tidak memberikan dana yang dapat membuat masyarakat tidak

dapat untuk mandiri atau tergantung kepada pemerintah. 27

Dalam kerangka pikiran itu, upaya pemberdayaan masyarakat haruslah

pertama-tama dimulai dengan menciptakan suasana dan iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Disini titik tolaknya adalah

pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang

dapat berkembang. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya,

27
Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat (Cet.II; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), h. 7-8
25

karena kalau demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya. Selanjutnya upaya itu harus diikuti dengan dengan

memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam rangka ini

langkah-langkah positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana.

Berdasarkan teori di atas, peneliti memahami bahwa pemberdayaan adalah

memampukan dan memandirikan masyarakat dalam upaya pemberdayaan

sehingga pengembangan ekonomi berpengaruh pada pemanfaatan potensi dan

skill yang oleh masyarakat itu sendiri

4. Pemberdayaan dalam Perspektif Ekonomi Islam

Berbicara mengenai pemberdayaan tidak dapat dilepaskan dari persoalan

kemiskinan sebagai objek dari pemberdayaan itu sendiri. pemberdayaan

mempunyai filosofi dasar sebagai suatu cara mengubah masyarakat dari yang

tidak mampu menjadi berdaya, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya.

Sedangkan kemiskinan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Namun

demikian, ada dua kriteria dasar dalam persoalan kemiskinan.

a. Kemiskinan secara ekonomi. Dalam hal ini, kemiskinan dapat dilihat

dengan indikator minimnya pendapatan masyarakat kekurangan modal,

rendahnya tingkat pendidikan, kekurangan gizi dan sebagainya, yang

berpengaruh besar terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat.

b. Kemiskinan yang dipengaruhi pola tingkah laku dan sikap mental

masyarakat, berbagai bentuk penyimpanan sosial, sikap pasrah atau

menerima apa adanya sebelum berusaha, merasa kurang berharga, perilaku


26

hidup boros, malas walau dalam hal ini, Greetz pernah menghibur kita

bahwa orang Jawa ( Indonesia) miskin bukan karena malas, tetapi malas

karena dirundung kemiskinan yang berkepanjangan.28

Sikap di atas mempunyai pengaruh besar terhadap rendahnya

kemampuan masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam

dirinya sendiri. Dengan melihat kenyataan di atas dapat ditarik sebuah

benang merah penilaian adanya kebijakan yang salah dalam pembangunan

ekonomi pada tingkat makro sehingga pemerataan pembangunan dari

konsepsi keadilan sosial tidak mengenai sasaran. Kemudian penyimpangan

dari pola tingkah laku dan nilai dasar norma yang berlaku dalam hal ini

nilai-nilai dasar Islam.29

Kemiskinan dalam prespektif Islam bukanlah sebuah asap maupun

kutukan dari Tuhan. Namun disebabkan pemahaman manusia yang salah

terhadap distribusi pendapatan ( rezeki) yang diberikan.

Firman Allah dalam Qs.Az Zukhruf (43) : 32

         

        

         

Terjemahnya:

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah

menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan

28
Anwar Abbas, Bung Hatta, Ekonomi Islam (Cet. I; Jakarta: PT.Kompas Gramedia
Nusantara, 2010), h.166.
29
Anwar Abbas, Bung Hatta, Ekonomi Islam h.168.
27

dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian

yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat

mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik

dari apa yang mereka kumpulkan.15

Perbedaan taraf hidup manusia adalah sebuah rahmat sekaligus

“pengingat” bagi kelompok manusia yang lebih “berdayah” untuk selain

membantu dengan kelompok yang kurang mampu. Pemahaman seperti Inilah

yang harus ditanamkan dikalngan umat Islam, sikap simpati dan empeti

terhadap sesama harus dipupuk dari awal.

Firman Allah dalam QS Al-Hasyr (59) : 7

          

       

         

           

Terjemahnya:

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya

(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah

untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin dan orangorang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan

beredar di antara orangorang Kaya saja di antara kamu. apa yang

diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya


28

bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.30

Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa kemiskinan lebih banyak diakibatkan

sikap dan perilaku umat yang salah dalam memahami ayat-ayat Allah SWT,

khususnya pemahaman terhadap kepemilikan harta kekayaan. Dengan demikian, apa

yang kemudian disebut dalam teori sosiologi sebagai “kemiskinan absolut”

sebenarnya tidak perlu terjadi apabila umat islam memahami secara benar dan

menyeluruh (kaffah) ayat-ayat Allah Swt di atas. Kemiskinan dalam islam lebih

banyak dari kacamata non ekonomi seperti kemalasan, lemahnya daya juang, dan

minimnya semangat kemandirian. Oleh karena itu, dalam konsepsi pemberdayaan

titik berat pemberdayaan bukan saja pada sektor ekonomi (peningkatan pendapatan,

investasi, dan sebagainya), juga pada faktor non ekonomi. Rasulullah SAW telah

memberikan suatu cara dalam menangani persoalan kemiskinan. Konsepsi

pemberdayaan yang dicontohkan Rasulullah SAW mengandung pokok- pokok

pikiran sangat maju, yang dititik beratkan pada menghapuskan penyebab kemiskinan

bukan pada penghapusan kemiskinan sama seperti halnya dengan membicarakan

bantuan bantuan yang sifatnya sementara.

Demikian pula, didalam mengatasi problematika tersebut, Rasulullah tidak

hanya memberikan nasehat dan anjuran, tetapi beliau juga memberi tuntunan

berusaha agar rakyat bisa mampu mengatasi permasalahannya sendiri dengan apa

yang dimilikinya sesuai dengan keahliannya. Rasulullah SAW memberi tuntunan

memanfaatkan sumber yang tersedia dan menanamkan etika bahwa bekerja adalah

sebuah nilai yang terpuji. Karenanya, konsepsi pemberdayaan dalam islam adalah

30
“Departemen Agama RI Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: Jumanatul’ Ali. ART,
2017) h. 491.
29

bersifat menyeluruh (holistik) menyangkut berbagai aspek dan sendi-sendi dasar

kehidupan. Rancangan model pemberdayaan yang harus dibangun pun harus

mengacu pada hal-hal tersebut.31

Ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang multidimensi/interdisiplin,

komprehensif, dan saling terintegrasi, meliputi ilmu islam yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Sunnah, dan juga ilmu rasional (hasil pemikiran dan pengalaman

manusia), dengan ilmu ini manusia dapat mengatasi masalahmasalah keterbatasan

sumber daya untuk mencapai falahjh (kebahagian).32Tujuan yang ingin dicapai dalam

suatu sisitem ekonomi islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid dan

berdasarkan rujukan pada AlQur’an dan Sunnah seperti memenuhi kebutuhan dasar

manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan

masyarakat. Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang dan memastikan

kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral.33

5. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Prinsip-prinsip ekonomi Islam secara garis besar dapat dijabarkan sebagai

berikut:

a. Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia, sehingga

pemanfaatannya haruslah bisa dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Implikiasinya adalah manusia harus menggunakan dalam kegiatan yang

bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

31
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Cet. I; Bandung: Cv Jamanatul Ali,
2005 ). h. 492.
32
Veithzal Rivai, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi Tetapi Solusi (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), h. 91
33
M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah teori dan Peraktik (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2015), h. 18- 23
30

b. Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi Islam. Islam

mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan

materi/harta dengan berbagai caraasalkan mengikuti aturan yang telah

ditetapkan. Hal ini dijamin Allah telah menetapkan rizki setiap makhluk yang

diciiptakan-Nya.

c. Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang

kaya, harus berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan besaran

produk nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

d. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan

untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari oleh Sunah Rasulullah

yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama atas air,

padang rumput, dan api.

e. Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang berhubungan

dengan kepentingan masyarakat dan tidak mengakui pendapatan yang diperoleh

secara tidak sah.

f. Seorang muslim harus tunduk pada Allah dan hari pertanggungjawaban di

akhirat. Kondisi ini akan mendorong seorang muslim akan menjauhkan diri dari

hal-hal yang berhubungan dengan maisir, gharar, dan berusaha dengan cara

yanhg batil, melampaui batas, dan sebagainya.34

Dalam persepektif sistem ekonomi Islam, kegiatan ekonomi dilakukan

oleh individu atau kolektivitas manusia hanya dapat bernilai guna jika

34
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 2-3.
31

diarahkan untuk kemaslahatan manusia dan didesikasikan untuk memuaskan

kebutuhan spripitual (taqwa) kepada allah Swt.35

Berdasarkan teori di atas, peneliti memahami bahwa prinsipprinsis

dalam ekonomi Islam diatas dapat dijadikan pedoman usaha kecil ekonomi

yang dijalankan oleh manusia akan selalu berorientasi tidak hanya kepada dunia

saja, namun juga kepada akhirat sehingga membuat manusia selalu ingat

kepada Allah dalam setiap langkahNya. Dengan begitu usaha kecil jauh dari

kezaliman antar sesama manusia baik itu dibidang social ataupun ekonomi.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

pada bagian ini diuraikan kerangka berpikir yang disajikan sebagai landasan

berpikir dalam melaksanakan penelitian ini. Hal ini perlu dikemukakan karena

berfungsi mengarahkan penulis untuk memperoleh data dan informasi yang

diperlukan guna memecahkan masalah penelitian secara ilmiah.

Pada dasarnya, kerangka berpikir merupakan pengembangan dari kajian

teori lazimnya dilihat dalam bentuk skema. Adapun skema kerangka pikir yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

35
Muhammad Paradigma,Metodologi dan Aplikasi Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008), h. 142
32

Gambar 2.1: Kerangka Pikir Penelitian

Industri Kerajinan
Rajutan Tali Nilon

Eksistensi
Pemberdayaan
Masyarakat

Strategi

Berdasarkan kerangka pikir diatas dapat dijelaskan bahwa industri kerajinan

rajutan tali nilon dalam eksistensi dan strategi dimana industri mampu

memberdayakan masyarakatnya dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat

mengurangi tingkat pengangguran, industri kerajinan tali nilon ini sangat berperan

dalam memberdayakan masyarakat menurut perspektif ekonomi islam.


33

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekataan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

34
34

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.36

b. Pendekatan Penelitian

1. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologi adalah studi tentang bagaimana cara orang atau

masyarakat memenuhi kebutuhannya atas jasa dan barang langka dengan

menggunakan pendekatan sosiologi. Alasan peneliti menggunakan pendekatan

tersebut yaitu karena peneliti mengkaji tentang peningkatan pendapatan

masyarakat, dimana pendapatan masyarakat tersebut merupakan salah satu

ilmu sosial/sosiologis.37

2. Pendekatan Kelompok

Pendekatan ini dilakukan karena secara sendiri-sendiri masyarakat

miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Lingkup

bantuan menjadi terlalu luas kalau penanganannya dilakukan secara

individu.38

3. Pendekatan Pemberdayaan

Pendekatan pemberdayaan perlu dilakukan berbagai bentuk kegiatan

pelatihan dikalangan kelompok agar mereka bisa melampiaskan diri dari

kemiskinan, keterpurukan serta ketinggalan sehingga mereka dapat

36
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVivo
(Cet. I; Jakarta: Kencana, 2010), h.1.
37
Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Cet. I; Yogyakarta: UII Press, 2005),
h. 34.
38
Risyanti Riza dan H.Roesmidi, Pemberdayaan Masyarakat (Cet. I; Sumedang: Alqaprint,
Jatinangor, 2016), h. 8.
35

membentuk suatu kelompok yang maju dan mandiri serta bebas dari aneka

ragam ketidakberdayaan.39

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Pendekatan kualitatif adalah

pendekatan penelitian yang dalam menjawab permasalahan, memerlukan

pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai obyek yang diteliti guna

menghasilkan kesimpulan-kesimpulan dalam konteks waktu dan situasi yang

bersangkutan.40 Pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang atau perilaku yang dapat diamati 41

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Talungeng Kecamatan Barebbo Kabupaten

Bone, adapun waktu penelitian yang dilakukan dari bulan desember sampai

januari.

3. Data dan Sumber Data

Data merupakan bentuk jamak dari kata datum, yang berasal dari bahasa

Latin. Data dapat diartikan sebagai fakta-fakta atau bisa dikatakan sebagai

39
Andi Haris, Memahami Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan
Media ( Jupiter, 2014 ), Vol. XIII No. 2, h. 56.
40
Ririn Windharti, Penelitian Sosial (Yogyakarta: Istana Media, 2018), h. 65.
41
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
h. 4.
36

serangkaian bukti-bukti, sesuatu yang secara pasti diketahui atau serangkaian

informasi yang ada di sekitar kita.42

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini, sumber data

yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk lebih jelasnya dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber utama

(sumber asli), baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Sesuai dengan

asalnya dari mana data tersebut diperoleh, maka data ini sering pula disebut

dengan istilah data mentah (raw data).43 Hal ini, data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan narasumber atau informasi

yang dianggap sangat berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan

dan sebenarnya di lapangan dan juga hasil observasi. Adapun yang menjadi

informasi dalam penelitian ini adalah pengrajin Industri kerajinan rajutan tali

nilon di Desa Talungeng Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone.

b. Data Sekunder

Data sekunder sering juga disebut dengan penelitian meja (desk

study). Peneliti tidak perlu mencari data melalui survey, baik lewat kuesioner

ataupun lewat wawancara dan sebagainya. Semua data sudah tersedia

dimedia cetak atau media elektronik. Media cetak yang dapat dijadikan

sumber adalah laporan penelitian sebelumnya, jurnal- jurnal yang diterbitkan

42
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi (Cet. III; Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2005), h. 118.
43
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi h.122.
37

oleh lembaga-lembaga, laporan-laporan prospectus perusahaan (penelitian

tentang keuangan perusahaan) dan lain-lain. Sementara itu, media elektronik

yang dapat dijadikan sumber adalah internet. Hanya dengan mengunjungi

situs- situs tertentu, maka data yang diperlukan dapat diperoleh. 44 Adapun

data sekunder dalam penelitian ini yaitu dari buku-buku ekonomi, buku-

buku pertanian, manajemen pengembangan sumber daya manusia, ekonomi

industri, jurnal ekonomi, penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis,

laporan penjualan pengrajin tali nilon, dokumentasi karya pengrajin tali

nilon.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu pengrajin tali

nilon. Adapun obyek penelitian dalam penelitian ini yaitu masyarakat di Desa

Talungeng Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu Field Research.

Field Research (Riset Lapangan) yaitu pengumpulan data-data lewat

penelitian lapangan, melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun

teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan meliputi:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi melibatkan 2 komponen

yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal dengan observer dan obyek

44
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Cet. I; Jakarta:
Gramata Publishing, 2013), h. 94-95.
38

yang diobservasi yang dikenal sebagai observee.45 Observasi dalam

penelitian ini dilakukan dalam bentuk melihat dan mendengar orang-orang

yang diamati dalam hal ini pengrajin tali nilon, membuat pedoman observasi

dan menentukan cara melakukan pencatatan atas hasil observasi seperti

menggunakan buku, catatan, kamera, dan alat tulis lainnya.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.46 Wawancara dapat didefinisikan

sebagai “intraksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi

saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara serta

meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar

disekitar pendapat dan keyakinannya.

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah peneliti mengajukan

pertanyaan kepada pengrajin tali nilon dengan cara tatap muka. Jawaban dari

pengrajin tali nilon direkam dengan ingatan, catatan, atau boleh juga dengan

bantuan teknologi seperti alat rekam.

Pedoman Wawancara

No. Aspek Butir Pertanyaan

45
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula (Cet. IV;
Yogyakarta: Gadja Mada University Press, 2012), h. 69-70.
46
Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Cet. X; Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2014), h. 135.
39

1. Eksistensi Industri 1. Apakah keterampilan yang dimiliki dapat

Kreatif Kerajinan mempengaruhi industri ?

Rajutan Tali Nilon


2. Apakah pengrajin harus berpendidikan

dalam membuat kerajinan ?

3. Apakah dengan adanya kerajinan ini

mampu menyerap tenaga kerja ?

4. Bagaimana sitem jam kerja bagi

pengrajin?

5. Apakah dengan adanya kerajinan rajutan

tali nilon mampu menciptakan

kesejahteraan ekonomi bagi pengrajin?

6. Bagaimana sistem pemberian upah kepada

tenaga kerja ?

7. Apakah upah yang diberikan mampu

meningkatkan pendapatan rumah tangga ?

2. Strategi 1. Bagaimana strategi pemberdayaan industri

Pemberdayaan kreatif pada usaha kerajinan ini ?

Industri Kreatif
2. Bagaimana cara program pelatihan yang

diterapkan dalam industri ini ?

3. Bagaimana cara mempertahankan dan

melindungi dalam industri kerajinan ini?


40

3. Prinsip ekonomi 1. Apakah usaha ini menerapkan prinsip-

islam prinsip ekonomi islam ?

2. Bagaimana tanggung jawab pemilik usaha

terhadap kesejahteraan pengrajin?

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan

kepada subyek peneliti. Dokumen berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku

harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset dan lain

sebagainya.47 Dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah berupa laporan

penjualan pengrajin tali nilon dan foto-foto tentang kegiatan-kegiatan yang

yang terjadi dan proses pembuatan rajutan tali nilon.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 48 Menganalisis data-data

yang telah dikumpulkan, maka teknik analisis data yang digunakan adalah

teknik Descriptive Analysis dengan model analisis interaktif. Melaksanakan

47
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula h. 100-
101.
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Cet. XXII; Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 244.
41

teknis analisis tersebut di atas, ada tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bertahap yaitu:

a. Data Direction (Reduksi Data)

Reduksi data yaitu proses penelitian, pemusatan perhatian pada

penyerdehanaan, pengabstrakan, tranformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa

hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Miles

dan Huberman dalam Imam Suprayogo dan Tobroni, mengatakan bahwa

yang dimaksud penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi

yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan.49

Penyajian data dalam hal ini adalah penyampaian informasi

berdasarkan data yang diperoleh dari suatu Industri kecil sesuai dengan

fokus penelitian untuk disusun secara baik, sehingga mudah dilihat, dibaca

dan dipahami tentang suatu kejadian dan tindakan atau peristiwa yang terkait

49
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama (Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 194.
42

dengan peran industri kerajinan rajutan tali nilon dalam pemberdayaan

masyarakat.

Pada tahap ini dilakukan perangkuman terhadap penelitian dalam

susunan yang sistematis untuk mengetahui peran industri kerajinan rajutan

tali nilon dalam pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pada tahapan ini antara

lain: 1) membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis, sehingga tema

sentral dapat diketahui dengan mudah; 2) memberi makna setiap rangkuman

tersebut dengan memperhatikan kesesuaian penelitian. Jika dianggap belum

memadai maka dilakukan penelitian kembali ke lapangan untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan sesuai dengan alur penelitian.

c. Counclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Menurut Harun Rasyid dalam bukunya yang berjudul Metode

Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama mengungkapkan bahwa

verifikasi data dan penarikan kesimpulan adalah upaya untuk mengartikan

data yang ditampilkan dengan melibatkan pemahaman penulis. 50 Kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat penulis kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan merupakan kesimpulan yang kredibel.51

Pada tahap ini dilakukan pengkajian tentang kesimpulan yang telah

diambil dengan data pembanding teori tertentu, melakukan proses member

check atau melakukan proses pengecekan ulang, mulai dari pelaksanaan pra

50
Harun Rasyid, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama (Cet. I;
Bandung: Wacana Prima, 2007), h. 71.
51
Sugiyono, Memahami Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Cet. XVI; Bandung: Alfabeta, 2012), h. 99.
43

survei (orientasi), wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian

membuat kesimpulan umum untuk dilaporkan sebagai hasil dari penelitian

yang telah dilakukan.

Tiga tahap tersebut harus dilakukan secara bertahap oleh penulis.

Diawali dari tahap mereduksi data, menyajikan data, kemudian menarik

kesimpulan dari seluruhan penelitian. Selanjutnya data yang diperoleh atau

terkumpul dianalisis dengan cara deskriptif untuk mencari dan menemukan

esensi persoalan yang menjadi bahan objek pembahasan. Hasil analisa

tersebut penulis dapat memberikan gambaran substansi objek kajian

mengenai peran industri kerajinan rajutan tali nilon dalam menigkatkan

pendapatan masyarakat.
44

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Desa Talungeng

Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Desa Talungeng

Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone. Desa Talungeng merupakan salah satu


Desa di Kecamatan Barebbo yang berjarak 8 km dari ibu kota Kabupaten

Bone dengan luas 6,8 km. Desa ini terdiri dari 3 dusun yang terdiri dari dusun

Teko-Teko, dusun attobaja, dan dusun galung

2. Batas Desa

Berdasarkan letak geografis wilayah, desa talungeng berbatasan

wilayah dengan desa lainnya yang masih dalam satu kecamatan. Adapun

batas desa talungeng, yaitu:

BATAS KELURAHAN/DESA KELURAHAN/DESA

Sebelah Selatan Desa Kampuno

Sebelah Utara Kelurahan Biru

Sebelah Timur Desa Barebbo

Sebelah Barat Desa Carowali


45

Desa talungeng diimpin oleh kepala desa yang bernama A.M. Rasyidin

dalam pemerintahannya, kepala desa dibantu oleh aparat pemerintah desa

dari beberapa unit kerja, yakin sekretaris desa, kepala urusan keuangan,

kepala urusan umum, kepala urusan pembangunan, staf sekertariat, dan tiga

kepala dusun yang ada desa talungeng juga membentuk suatu kelembagaan

yakin Bdan Permusyawaratan Desa yang bertugas menyampaikan keluhan-

keluhan dari masyarakat, yang jumlah anggotanya sekitar 11 orang yang


44
termasuk ketua, wakil ketua, sekertaris BPD, dan anggota BPD 8 orang.

3. Gambaran Demografis Desa Talungeng

Jumlah penduduk desa talungeng pada tahun 2015 ada sebanyak

328 kepala keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 1.263 jiwa yang terdiri

dari 584 laki-laki dan 679 perempuan. Hal ini berarti jumlah penduduk

perempuan lebih banyak di banding jumlah penduduk laki-laki.

Mata pencarian masyarakat didaerah ini selain sebagai petani, juga

sebagai pedagang, aktivitas perdagangan dimasa pandemik sekarang ini

bahkan lebih mendominasi dibandingkan dengan profesi lainnya, khususnya

kerajinan tali niilon dengan adanya kerajinan sangat membantu

perekonomian dan kebutuhan masyarakat, dan dapat membedayakan


masyarakat itu sendiri.

Merajut tali nilon menerapkan beberapa pola, dari pola-pola merajut

ini mampu mempersembahkan berbagai karya cantik dan trendi sebagai

mana yang kita ketahui. Rajutan tali nilon ini juga dijual dengan harga yang

variatif tergantung dari sedikit banyaknya bahan yang digunakan dan tingkat
46

kerumitan untuk membuatnya. Produk-produk dari tali nilon ini di jual mulai

harga Rp. 50.000,- sampai dengan ratusan ribu.52

B. Eksistensi Industri Kreatif Kerajinan Rajutan Tali Nilon Dalam Pemberdayaan

Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam


Eksistensi industri kreatif merupakan Industri yang berasal dari pemanfaatan

kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan

serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi, daya

cipta individu, mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan

masyarakat. dengan adanya indsutri kerajinan tali nilon dapat memberdayakan

masyarakat sesuai dengan prinsip ekonomi islam.

1. Terciptanya lapangan pekerjaan

Kesempatan kerja yang luas menurunkan jumlah orang yang

menganggur, meningkatkan produktivitas penduduk. Dan meningkatkan

produksi serta pendapatan nasional. Kesempatan kerja atau permintaan tenaga

kerja merupakan permintaan turunan dari permintaan terhadap produk barang


dan jasa.

Menyediakan kesempatan kerja yang sesuai dengan jumlah tenaga

kerja yang tersedia merupakan tanggung jawab penting suatu perekonomian.

Disamping itu kebijakan pemerintah sangat penting artinya dalam

mempengaruhi kegiatan ekonomi dan penciptaan kesempatan kerja. kerajinan

ini mampu menyerap tenaga kerja. Berkaitan dengan industri ini keterampilan
52
Naskah hasil wawancara dengan Pengrajin Tali Kur, pada hari Jum’at tanggal 2 Agustus
2019 Pukul 14.00- 16.00 di Desa Talungeng Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone.
47

yang dimiliki para pengrajin mampu mengembangkan potensinya dengan

pendidikan dan usia dalam kerajinan bukan tolak ukur untuk menghambat

pengrajin.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari narasumber

yang merupakan sebagai pemilik kerajinan ibu rahayu menegaskan bahwa:

“Keterampilan yang dimiliki seorang pengrajin dapat mempengaruhi

industri serta meningkatkan kemampuan pengrajin dan mengembangkan


desain yang kreatif serta bermacam-macam seperti membuat tas, dompet, peci

dan lain-lain dengan meningkatkan keterampilan pengrajin sehingga banyak

minat konsumen untuk membeli kerajinan tersebut.”53

Menurut ibu Nawi sebagai salah satu pengrajin bahwa:

Pekerja pada kerajinan tangan ini tidak berdasarkan pada tingkat

pendidikannya, ditempat pengrajin tersebut tidak menuntut pendidikan yang

lebih tinggi oleh karena itu semua kalangan bisa bekerja pada kerajinan

rajutan tali nilon seperti, remaja, ibu rumah tangga dan lain-lainya. pekerjaan

ini dapat dilakukan kapan saja tanpa mengenal waktu yang telah di tentukan

sehingga masyarakat yang tidak memiliki pendidikan bisa mendaptkan

pekerjaan serta penghasilan sehingga dapat mengurangi lapangan kerja


khususnya masyarakat yang memiliki perekonomian rendah.” 54

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini,

Dengan menciptakan kesempatan kerja maka pengrajin dapat mendapatkan

pekerjaan serta terampil dapat meningkatkan kemampuan desain yang kreatif

dan meningkatkan penjualan agar diminati oleh banyak konsumen, oleh


53
Naskah hasil wawancara, pemilik industri kerajinan, pada hari Senin tanggal 21 juni 2021
Pukul 10.00 – 12.00 di Talungeng
54
Naskah hasil wawancara, pengrajin industri kerajinan, pada hari Selasa tanggal 22 juni
2021 Pukul 13.00 – 15.00 di Talungeng
48

karena itu pendidikan bukan penghalang pengrajin untuk berkarya dan

berpenghasilan sehingga keberadaan industri ini dapat memberdayakan

pengrajin.

2. Mengurangi Tingkat Pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong

dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat

memprolehnya. Dalam standar pengertian yang sudah di tentukan secara


internasional, yang dimaksud dengan pengangguran adalah seseorang yang

sudah di golongkan dalam angakatan kerja, yang secara aktif sedang mencari

pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tidak dapat memproleh pekerjaan

yang diinginkannya.

Menyediakan kesempatan kerja yang sesuai dengan jumlah tenaga

kerja yang tersedia merupakan tanggung jawab penting suatu perekonomian.

Disamping itu kebijakan pemerintah sangat penting artinya dalam

mempengaruhi kegiatan ekonomi dan penciptaan kesempatan kerja. kerajinan

ini mampu menyerap tenaga kerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari narasumber

yang merupakan sebagai pengrajin ibu maryam menegaskan bahwa:


“Pada kerajinan tali nilon ini banyak masyarakat yang berminat

untuk melakukan pekerjaan ini karna cukup mudah dapat pula di kerjakan di

rumah dan tidak mengenal waktu, bisa di kerjakan kapan pun sehingga ibu-

ibu rumah tangga, remaja yang dulunya tidak memiliki aktiivitas, dan

sekarang bisa berpenghasilan sendiri dengan pekerjaannya sehingga dapat

meningkatkan kemampuan masyarakat yang terampil dan kreatif.” 55


55
Naskah hasil wawancara dengan pengrajin industri kerajinan, pada hari selasa tanggal 22
juni 2021 Pukul 10.00 – 12.00 di Talungeng
49

Berdasarkan pernyataan ibu hasna sebagai pengrajin mengatakan

bahwa:

“Seorang pengrajin tidak ditentukan oleh jam kerjanya, tergantung dari

tingkat kemampuan masyarakat, sehingga dalam membuat kerajinan tali nilon

dikerjakan dirumah masing-masing dengan itu dapat mempermudah bagi

kami ibu rumah tangga berkerja di rumah karena semakin rajin kita membuat

kerajinan maka semakin banyak yang dihasilkan dan diproduksi, apa bila
kerajinan selesai, pengrajin langsung membawakan kepada pemilik untuk

dipasarkan ke konsumen.”56

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa mengurangi

tingkat pengangguran dapat menyerap tenaga kerja dengan memanfaatkan

masyarakat yang tidak memiliki aktivitas, pengrajin dapat menuangkan

kemampuannya dan dapat membantu perekonomian pengrajin, dan sistem jam

kerja pengrajin tergantung dari rajinnya pengrajin, karena mereka bekerja

dirumah masing-masing dan bisa dikerjakan kapan pun oleh karena itu

kerajinan tali nilon sangat mempermudah bagi kami ibu-ibu rumah tangga

melakukan pekerjaan ini dapat memiliki penghasilan sendiri serta

meningkatkan keterampilan pada kerajinan yang kreatif kemudian dapat di


pasarkan ke konsumen.

3. Meningkatkan Pendapatan masyarakat

Pendapatan masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam

sebuah usaha perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin

mengetahui nilai jumlah pendapatan yang diperoleh, dalam hal ini kerajinan

tali nilon dapat mensejahterakan perekonomian keluarga dengan upah yang


56
Naskah hasil wawancara dengan pengrajin industri kerajinan, pada hari selasa tanggal 22
juni 2021 Pukul 12.00 – 13.00 di Talungeng
50

diberikan dari hasil yang diperoleh, maka industri ini dapat memberdayakan

para pengrajin.

Berdasarkan hasil pernyataan ibu kasma yang mengatakan bahwa:

“Dalam kerajinan ini, saya sebagai pengrajin mampu menghasilkan

pendapatan sendiri serta meningkatkan kemampuan masyarakat yang

terampil, kreatif dan inovasi sehinngga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,

seperti membiayai pendidikan anak, membantu perekonomian keluarga.


Dengan itu dapat mengurangi lapangan kerja bagi kami yang memiliki

perekonomian yang rendah.”57

Berdasarkan hasil pernyataan ibu sania yang mengatakan bahwa:

“Bagi kami para ibu tangga dalam menciptakan kesejahteraan

ekonomi yang diberikan sudah sesuai hasil pekerjaan yang dilakukan sehingga

upah yang dikerjakan tergantung berapa banyak yang dihasilkan, jadi dalam

pembagian upah tidak ada dibeda-bedakan pada pengrajin lainnya, dan upah

yang diberikan tidak secara bersamaan.”58

Berdasarkan hasil pernyataan dapat disimpulkan bahwa dengan keberadaan

industri sangat berpengaruh bagi pengrajin, karena dapat mensejahterakan

keluarganya dengan hasil pendapatan yang diterima sehingga dapat pula


meningkatkan kemampuan yang terampil kreatif dan inovasi kemundian dapat

di pasarkan ke konsumen, dengan upah yang diberikan berdasarkan tingkat

rajinnya pengrajin dalam membuat kerajinan, disini mereka bisa menjadikan

motivasi dalam dirinya untuk lebih giat menghasilkan karya, agar bisa

menabung tuk masa depan.


57
Naskah hasil wawancara dengan pemilik industri kerajinan, pada hari kamis tanggal 23
juni 2021 Pukul 09.00 – 10.00 di Talungeng
58
Naskah hasil wawancara dengan pengrajin industri kerajinan, pada hari selasa tanggal 23
juni 2021 Pukul 11.00 – 12.00 di Talungeng
51

C. Strategi Industri Kreatif Kerajinan Rajutan Tali Nilon Dalam Pemberdayaan

Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam

Strategi pemberdayaan berarti berupaya memberdayakan masyarakat dalam

meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan mengembangkan potensi dan sesuai

prinsip ekonomi islam. Strategi pemberdayaan masyarakat haruslah pertama-tama

dimulai dengan menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang. Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap


manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat berkembang. Artinya,

tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena kalau demikian akan

sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Selanjutnya strategi itu

harus diikuti dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat.

Dalam rangka ini langkah-langkah positif, selain dari hanya menciptakan iklim

dan suasana.

1. Menciptakan keadaan yang memungkinkan masyarakat berkembang.

Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap

masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada


masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena bila tidak ada potensi atau

daya maka akan punah.

Berdasarkan hasil pernyataan ibu karmila yang mengatakan bahwa:

“pengrajin terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada masyarakat

agar bisa mengetahui dan diterapkan untuk bisa memandirikan kerajinan

mereka sendiri. pelatihan yang dilakukan oleh pengrajin harus berpegang

teguh kepada prinsip-prinsip pemberdayaan yaitu prinsip kegiatan, prinsip


52

sasaran dan prinsip pendampingan. Proses pemberdayaan yang menekankan

pada proses pemberian atau mengalihkan sebagian kekuasaan atau

kemampuan kepada masyarakat agar individu yang bersangkutan menjadi

berdaya, masyarakat yang tidak berdaya dalam ilmu pengetahuan, kesempatan

bertindak sehingga mereka mampu dan merasa pantas dilibatkan.”59

Berdasarkan hasil pernyataan dapat disimpulkan bahwa masyarakat

dapat mengetahui industri kerajinan tali nilon dengan adanya pelatihan yang
dilakukan oleh pengrajin harus berpegang teguh kepada prinsip-prinsip

pemberdayaan yaitu prinsip kegiatan, prinsip sasaran dan prinsip

pendampingan yang akan di lakukan oleh seorang pengrajin agar mampu

meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalamm industri kerajinan.

2. Memperkuat potensi ekonomi yang dimilki masyarakat untuk memanfaatkan

peluang-peluang ekonomi.

Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari

hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah

yang nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta

pembukaan akses kedalam berbagai peluang (opportunities) yang akan

membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Untuk itu, perlu ada program
khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program

umum yang berlaku untuk semua tidak selalu dapat menyentuh semua lapisan

masyarakat.

Berdasarkan hasil pernyataan ibu Sania yang mengatakan bahwa:

“Masyarakat terlebih dahulu tahu bahwa berdaya yang dimulai dari

dalam diri mereka sendiri. selalu melakukan langkah-langkah positif, yakni


59
Naskah hasil wawancara dengan pengrajin industri kerajinan, pada hari senin tanggal 21
juni 2021 Pukul 15.00 – 16.00 di Talungeng.
53

memperkuat potensi yang dimiliki dengan cara menciptakan suasana dan

kondisi yang membuat masyarakat makin berdaya dengan program-program

yang di berikan Program yang dijalankan dapat mampu mengembangkan

kewirausahaan bagi masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan.

Pemberdayaan yang dilakukan didasarkan akan potensi, kebutuhan dan

masalah yang ada pada diri dan lingkungan. Masyarakat didorong untuk

melakukan perubahan yang dimulai dari mereka sendiri peluang-peluang


ekonomi. “60

Berdasarkan kesimpulan diatas yaitu dalam memperkuat potensi yang

dimiliki seorang pengrajin kerajinan tali nilon dengan cara menciptakan

suasana yang nyaman yaitu memlilk kondisi yang membuat masyarakat makin

berdaya dengan program-program yang di berikan adapun Program yang

dijalankan dapat mampu mengembangkan kewirausahaan bagi masyarakat

melalui kegiatan pemberdayaan sehingga dapat meningkatkan keterampilan

kerajinan dalam industri dengan adanya program yang akan di terapkan.

3. Mengembangkan ekonomi rakyat memiliki arti melindungi.

Memberdayakan mengandung arti pula melindungi. Dalam proses


pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, karena

kurang berdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu,

perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya,

dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti

mengisolasi menutupi interaksi. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk

mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi kuat


60
Naskah hasil wawancara dengan pengrajin industri kerajinan, pada hari rabu tanggal 23
juni 2021 Pukul 11.00 – 12.00 di Talungeng
54

atas yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah

terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serata eksploitasi yang kuat atas

yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi

makin tergantungan pada berbagai program pemberian.

Berdasarkan hasil pernyataan Harni yang mengatakan bahwa:

“Melindungi masyarakat terutama kelompok lemah agar tidak tertindas

oleh kelompok kuat, serta menghindari dari persaingan yang tidak seimbang.
Selanjutnya melindungi usaha-usaha masyarakat ini dengan mencegah

pemberdayaan menjadi lemah atau tidak menutup interaksi terhadap

masyarakat lainnya. dan selalu membantu masyarakat yang sudah mulai

lemah dalam membuat kerajinan yang akan dihasilkan agar tidak terjadi

persaingan yang tidak seimbang. Karena Perlindungan bagi pemilik usaha

adalah bila terjadi usaha yang didirikan nya ini terjadi persaingan oleh

kelompok kuat maka hal yang perlu di atasi adalah persaingan yang sehat.

Sekarang rajutan tali nilon sudah banyak diinovasikan bukan saja rajutan tas,

dompet tapi banyak yang lainnya. Namun pemilik usaha hanya bisa

melindungi dan mempertahankan ciri khas dan desain yang ada pada usaha

kerajinan tersebut.”61
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

pemberdayaan industri dalam peluang atau akses produksi, sehingga mampu

meningkatkan produksi dan menciptakan tabungan yang dapat meningkatkan

pemupukan secara berkesinambungan oleh karena itu masyarakat harus

menciptakan program-program yang kreatif dan inovasi sehingga mampu

mengembangkan kewirausahan dalam kegiatan masyarakat. dididalam


61
Naskah hasil wawancara dengan pengrajin industri kerajinan, pada hari rabu tanggal 23
juni 2021 Pukul 11.00 – 12.00 di Talungeng
55

industri pasti adanya persaingan harga, tetapi bagaiamna cara pengrajin

mempertahankan harga jual dan kualitas kerajinan yang dimilki dengan

membuat desain baru dan menggunakan alat dan bahan yang berkualitas oleh

karena itu masyarakat harus mempertahankan cirri khasnya. Untuk itu usaha

dalam usaha adanya persaingan pasar pada konsumen tergantung dari

produksi dari pemasaran yang menarik yang akan di pasarkan ke konsumen.

D. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam


Prinsip ekonomi islam memahami bahwa prinsip dalam ekonomi Islam

diatas dapat dijadikan pedoman usaha kecil ekonomi yang dijalankan oleh

manusia akan selalu berorientasi tidak hanya kepada dunia saja, namun juga

kepada akhirat sehingga membuat manusia selalu ingat kepada Allah dalam

setiap langkahNya. Dengan begitu usaha kecil jauh dari kezaliman antar

sesama manusia baik itu dibidang social ataupun ekonomi.

Prinsip ekonomi islam dipandang sebagai amanah Allah kepada

manusia, sehingga pemanfaatannya haruslah bisa dipertanggung jawabkan di

akhirat kelak. Implikiasinya adalah manusia harus menggunakan dalam

kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Berdasarkan pernyataan dibawah ibu Rahayu bahwa:

“Saya sebagai pengrajin dalam membuat kerajinan tali nilon untuk

memanfaatkan dan meningkatkan keterampilan usaha bagi masyarakat dan

dapat pula memiliki keutungan untuk diri sendiri dan orang lain dengan
56

memberikan lapangan kerja dan membuka peluang usaha bagi masyarakat

agar dapat meningkatkan ketermpilan kerajinan tali nilon.”62

Perinsip ekonomi islam dalam seorang muslim harus tunduk pada Allah

dan hari pertanggung jawaban di akhirat. Kondisi ini akan mendorong seorang

muslim akan menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan maisir,

gharar, dan berusaha dengan cara yanhg batil, melampaui batas, dan

sebagainya
Berdasarkan pernyataan dibawah ibu sumarni bahwa:

“Dalam menjalankan industri ini sangat bertanggung jawab atas

karyawannya, memberikan upah yang adil sesuai dengan kerja keras masing-

masing karyawannya”63

Berdasarkan penjelasan di atas, sumber daya yang dipandang sebagai

amanah allah kepada manusia sehingga pemanfatannya haruslah bisa

dipertanggungjawabkan diakhirat kelak, peneliti menyimpulkan bahwa

ekonomi Islam adalah ekonomi yang berlandaskan pada unsur Ketuhanan

berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah dan pedoman pada prinsip-prinsip

Islam dengan berdasarkan pada syariat Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.

Menurut perspektif ekonomi syariah dalam Rasulullah SAW memberi


tuntunan memanfaatkan sumber yang tersedia dan menanamkan etika bahwa

bekerja adalah sebuah nilai yang terpuji. Karenanya, konsepsi pemberdayaan

dalam islam adalah bersifat menyeluruh (holistik) menyangkut berbagai aspek

dan sendi-sendi dasar kehidupan. Rancangan model pemberdayaan yang harus

dibangun pun harus mengacu pada hal-hal tersebut.


62
Naskah hasil wawancara dengan pemilik industri kerajinan, pada hari senin tanggal 21
juni 2021 Pukul 10.00 – 12.00 di Talungeng
63
Naskah hasil wawancara dengan pemilik industri kerajinan, pada hari rabu tanggal 23 juni
2021 Pukul 10.00 – 12.00 di Talungeng
57

Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sisitem ekonomi islam

berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid berdasarkan rujukan pada

AlQur’an dan Sunnah seperti memenuhi kebutuhan dasar manusia, meliputi

pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan

masyarakat. Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang dan

memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian penjelasan pada pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:


58

1. Eksistensi industri kreatif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat menurut

perspektif ekonomi islam, yaitu terciptanya lapangan pekerjaan, mengurangi

tingkat pengangguran, meningkatkan pendapatan, hal ini dengan keterampilan

pendidikan, usia dapat membantu pemerintah menciptakan lapangan

pekerjaan baru dan selain memberikan pengaruh kepada masyarakt, dan

memberikan pengaruh terhadap perkembangan desa dari segi tingkat

penangguran seperti dulunya masyarakat banyak yang menganggur karena


tingkat pendidikan yang rendah tetapi sekarang banyak masyarakat yang

mengikuti kegiatan kerajinan dan meningkatkan pendapatan bagi pengrajin,

hasil pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari membiayai

pendidikan anak, dan membantu penghasilan suami.

2. Strategi pemberdayaan industri dalam kerajinan tali nilon menurut perspektif

ekonomi islam dengan bersosialisasi, memperkenalkan produk kerajinan

rajutan tali nilon kepada masyarakat, mengajarkan cara mengolah dan

mempersiapkan bahan-bahan dari rajutan tali nilon tersebut. Membentuk

kelompok-kelompok usaha kecil sampai mendapat para pengrajin yang

mampu merajut tali nilon yang didampingi oleh ibu Rahayu dalam

pengelolaannya.

57
B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran

sebagai berikut :
59

1. Hendaknya sumber daya manusia (SDM) lebih ditingkatkan khususnya bagi

para remaja dan pemuda seperti memberikan pelatihan-pelatihan

kewirausahaan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan pengetahuan

yang luas mengenai peluang-peluang usaha yang mempunyai prospek

kedepan yang bagus dan juga untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap

budaya lokal.

2. Hendaknya industri ini lebih terorganisasi supaya dapat lebih meningkat


menajemen, terutama desain-desain dan pemasaran produk, tetap menjaga

kualitas dan kuantitas barang juga kepercayaan konnsumen sehingga tidak

akan memberikan rasa kecewa kepada konsumen agar mencegah terjadinya

persaingan.
60

DAFTAR RUJUKAN

Andi Haris, Memahami Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Pemanfaatan Media, Jupiter, Vol. XIII No. 2, 2014.

Anwar Abbas, Bung Hatta, Ekonomi Islam, Cet. I; Jakarta: PT.Kompas

Gramedia Nusantara, 2010.

Dawan Rahardjo M, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Cet. I,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Departemen Agama RI Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: Jumanatul’ Ali.

ART, 2007.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya,

Dr. Zubaedi, M.Ag.,M.Pd, “Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik”,

Cet. II; Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

Edy Dwi Kurnianti, “Kewirausahaan Industri”, Cet. III; Yogyakarta:

Deepublish, 2018.

gregory Mankiw, Marko Ekonomi, Terj Fitria Liza, Imam Nurmawan (Cet 1,

Jakarta; Penerbit Erlangga,

Gunawan Sumodiningrat Membangun Perekonomian Rakyat Yogyakarta

Pustaka Pelajar 1998.

Helmi Muhammad Zarli Hasibuan, “Pengaruh Penjualan tidak Langsung Online

dan Penjualan Langsung Offline terhadap Minat Beli Konsumen Teaveeshop

di Medan”

59
61

Helmi Zarli Hasibuan Muhammad, “Pengaruh Penjualan tidak Langsung Online

dan Penjualan Langsung Offline terhadap Minat Beli Konsumen Teaveeshop

di Medan”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan,

2015.

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam”, Cet.

I; Jakarta: Gramata Publishing, 2013.

Husnan dan Syahdan, “Peran Industri Rumah Tangga Home Industry pada
Usaha Kerupuk Terigu terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Sakra

Kabupaten Lombok Timur”

Husnan dan Syahdan, “Peran Industri Rumah Tangga Home Industr pada

Usaha Kerupuk Terigu terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Sakra

Kabupaten Lombok Timur” Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan, Vol. 1

No. 1, Februari 2019.

Johan Suwinto, “Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis.

Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cet.II; Jakarta

Pt. Raja Grafindo, 2012.

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

M. Dawan Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Cet. 1;

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. 56

M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cet.II;

Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2012.


62

Mauled Moelyono, “Menggerakkan Ekonomi Kreatif antara Tuntutan dan

Kebutuhan”, Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Moleong Lexy J., “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Cet. X; Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset, 2014.

Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta:

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, Cet. III;

Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.

Muhidin Riski, “Strategi Pemasaran terhadap Persaingan Usaha dalam

Perspektif Ekonomi Islam Studi Kasus pada Kerajinan Songket Fikri

Palemban”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang,

2016.

Teguh Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi.

Nanda Satriagung, “Pengaruh Kapabilitas Inovasi terhadap Tipe Inovasi Serta

Dampaknya terhadap Kinerja Koperasi di Yogyakarta”, Fakultas Ekonomi

Yogyakarta, 2018.

Ningtias Kartika, Irawan Noor dan Rijadi Soeprapto, “Pemberdayaan Industri


Kecil di Pedesaan Studi Upaya Peningkatan Keberadaan Pengrajin Kain

Tenun Sambas di Desa Sumber Harapan Kecamatan Sambas Kalimantan

Barat”, Pascasarjana Universitas Brawijaya, 2012.

Notoadmojo, Soekidjo “Pengembangan Sumber Daya Manusia”, Cet. I; Jakarta:

Rineka Cipta, 2009.

Rahardjo M. Dawan, “Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi”, ( Cet. I,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015


63

Rahardjo, M. Dawan Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Cet. I,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Rasyid, Harun “Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama”,

Cet. I; Bandung: Wacana Prima, 2007.

Ririn Windharti, Penelitian Sosial, Yogyakarta: Istana Media, 2018.

Riza Risyanti dan H. Roesmidi, “Pemberdayaan Masyarakat”, Cet. I;

Sumedang: Alqaprint, Jatinangor, 2016.

Sadono, Sukirno “Pengantar Teori Ekonomi Mikro”, Cet. III; Jakarta: PT. Karya

Grafindo Persada, 2012.

Samuel Gianluca Endico, “Pengaruh Produk, Harga, Promosi Penjualan,

Pemasaran Langsung dan Digital terhadap Minat Beli Studi Kasus pada

Konsumen NimcoRoyal Store di Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma, 2017.

Soekartawi, “Faktor-Faktor Produksi”, Cet. I; Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Soekartawi, Faktor-Faktor Produksi, Cet. I; Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Sugiyono, “Memahami Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D)”, (Cet. XVI; Bandung: Alfabeta, 2012.

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Cet. XXII;

Bandung: Alfabeta, 2015.

Sukandarrumidi, “Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis untuk Peneliti

Pemula
64

Sukirno Sadono, Makro Ekonomi Modern , Cet. 1, Jakarta; PT. Raja Grafindo

Perkasa 2000, h. 475.

Sukirno Sadono, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik

Hingga Keynesian Baru Cet II, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2017

Supardi, "Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis”, Cet. I; Yogyakarta: UII

Press, 2005.

Suprayogo Imam dan Tobroni, “Metode Penelitian Sosial-Agama”, Cet. I;


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Sutopo Ariesto Hadi dan Adrianus Arief, “Terampil Mengolah Data Kualitatif

dengan NVivo”, Cet. I; Jakarta: Kencana, 2010

Triasmoko Denny, dkk, “Pengaruh Pelatihan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan”, Jurnal Administrasi, Vol. 12 No.1, Juli 2014.

Triyanto Bayu, “Analisis Pengaruh Produk, Promosi, Harga, dan Tempat

terhadap keputusan Pembelian Studi Kasus pada Toko Seyegan Sport Sleman

Yogyakarta, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta,

2014.

Wahyono, “Bisnis Modern.

Warsito Ronggo, Sosiologi Industri Ed. II Cet. I: Surabaya; Jaudar Press,

Warsito Ronggo, Sosiologi Industri, 2016.

Wignjosoebroto, Sritomo “Pengantar Teknik & Manajemen Industri”, (Cet. I;

Jakarta: Penerbit Guna Widya, 2006.


65

Wrihatnolo Randy R., “Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan

Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat”, Cet.I; Jakarta: PT Elex

Komputindo, 2007.

Zubaedi, “Wacana Pembangunan Alternative” Cet.I; Yogyakarta: Ae-ruzz

Media, 2007.

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: wacana &praktik Cet. I; Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2011.

Anda mungkin juga menyukai