Anda di halaman 1dari 99

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan

kemakmuran, salah satunya dengan menciptakan keanekaragaman kegiatan

perekonomian, seperti di sektor pertambangan, pertanian, perindustrian,

pariwisata serta sektor lainya. Tumbuhnya berbagai jenis bidang usaha jelas

bermanfaat dan menguntungkan masyarakat dan pemerintah setempat, karena

dapat menjadi lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan.

Dalam melaksanakan pembangunan industri, perlu diusahakan agar

struktur ekonomi menjadi kokoh dengan mempercepat keterkaitan antara sektor

industri dan sektor-sektor pembangunan lainnya. Demikian pula dikembangkan

keterkaitan yang menguntungkan dan saling menunjang antara industri kecil,

industri menengah dan industri besar.

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga merupakan suatu usaha

keterampilan yang mengandung nilai budaya dan seni, sebaiknya dilestarikan

dalam masyarakat pedesaan khususnya. Selain itu industri kecil dan kerajinan

rumah tangga dapat menjadi sumber penghasilan pokok bagi masyarakat sehingga

lapangan pekerjaan semakin luas dan menunjang pembangunan, serta dapat

memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Pembangunan industri kecil dan

kerajinan rumah tangga juga diarahkan untuk meningkatkan pendapatan antara

1
2

lain dengan melalui penyempurnaan produktifitas dan perbaikan produksi non

migas Indonesia. (Dep.Perindustrian 2004:33).

Keterpurukan ekonomi sekarang ini tahun 2010 sangat dirasakan oleh

semua pihak, baik dari kalangan pengusaha maupun kalangan dunia usaha, dari

usaha besar sampai dengan usaha kecil. Di samping itu, bertambahnya tingkat

penganguran dan tingkat kemiskinan membuat masyarakat mencari jalan pintas

untuk memenuhi kebutuhanya. Masyarakat harus bisa membuka lapangan

pekerjaan sendiri, dan hal ini juga harus didorong oleh keahlian dan keterampilan

khusus yang mampu menunjang dan mengembangkan usaha tersebut.

Akhir-akhir ini pemerintah pusat maupun daerah berusaha menggalakkan

produktifitas usaha kerajinan rumah tangga dan industri kecil melalui penyuluhan

dan pameran-pameran, mengingat perannya dalam pembangunan dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, serta menciptakan peluang kerja

yang lebih besar. Pada saat negara kita sedang mengalami krisis ekonomi ini,

hanya kerajinan rumah tangga dan industri kecil yang mampu bertahan apalagi

dengan adanya otonomi daerah. Sekarang kerajinan dan industri merupakan

pemasukan dan sumber keuangan daerah yang perlu diperhitungkan dan

dikembangkan oleh pemerintah daerah. Disamping itu kerajinan tangan disuatu

daerah merupakan ciri khusus dari daerah tersebut.

Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk

pengembangan industri. Secara umum perusahaan kecil dan menengah di

Sumatera Barat bergerak pada industri pengolahan pangan, sandang, kulit,

kerajinan, serta industri mebel. industri kecil di Sumatera Barat kebanyakan


3

berbentuk industri kerajinan rumah tangga atau home industry meliputi : industri

perabot, industri sulaman, industri makanan kering, industri tenunan, dan lainnya.

Untuk industri makanan kering banyak ditemukan di daerah Bukittinggi yang

terkenal dengan Sanjai Baladonya, Payakumbuh terkenal dengan Galamainya,

Pariaman terkenal dengan Sala Lauak dan Batusangkar salah satunya terkenal

dengan kacang randang nya.

Kabupaten Tanah Datar merupakan kabupaten yang masyarakatnya

banyak bergerak dibidang industri kecil atau kerajinan rumah tangga. Jumlah

Industri Kecil dan Menengah (IKM) tahun 2007 di Kabupaten Tanah Datar adalah

294 unit IKM yang mempunyai izin Tanda Daftar Industri (TDI) dan 4 unit yang

telah mempunyai Izin Usaha Industri (IUI). Industri kecil yang ada di Kabupaten

Tanah Datar ini seperti Tenunan Pandai Sikek yang terdapat di Kecamatan

Sepuluh Koto, Kopi Bubuk, Kerupuk Ubi, Kerupuk Kulit, Anyaman Lidi, Gula

Aren, dan Gula Tebu. (Dinas kopperintam dalam www.Depperin.Go.Id/

kebijakan/06/ KPIN- bab 2.pdf).

Salah satu aktifitas ekonomi masyarakat Tanah Datar di Nagari Sawah

Tangah Kecamatan Pariangan yang masih tergolong tradisional adalah membuat

dan menjual kacang randang. Kacang randang merupakan jenis makanan alami

yang terbuat dari kacang tanah. Sebagian besar yang berjualan dan memproduksi

kacang randang ini adalah perempuan-perempuan khususnya ibu-ibu rumah

tangga.

Kacang randang ini menjadi salah satu makanan khas di Nagari Sawah

Tangah yang sangat digemari oleh masyarakat umum. Usaha pembuatan kacang
4

randang ini mengandung unsur budaya dan seni karena keberadaannya adalah

sebagai warisan budaya dan kebanggaan bersama bagi masyarakat setempat.

Kacang randang ini telah berkembang sejak lama sekitar tahun 1940 an, dan

dilakukan oleh perempuan-perempuan di nagari Sawah Tangah secara turun

temurun sehingga umumnya sudah menguasai keterampilan dalam proses

pembuatan kacang randang. Sebagian besar perempuan-perempuan di nagari

Sawah Tangah menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan pokok untuk

memenuhi kebutuhan hidup dan bisa memperluas lapangan pekerjaan untuk

mengurangi pengangguran.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka para perempuan-perempuan daerah ini

termotivasi untuk melakukan suatu kegiatan dibidang informal dalam bentuk

perdagangan kacang randang untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini

sejalan dengan pernyataan Breman (dalam Saptri, 1997 : 156 ), menegaskan

bahwa aktifitas di sektor informal memberi pendapatan dan peluang kerja bagi

penduduk, walaupun kecil dan tidak tetap. Perdagangan ini termasuk salah satu

mata pencaharian dari masyarakat Nagari Sawah Tangah yang telah banyak

dikenal oleh banyak masyarakat dari daerah lain.

Berdasarkan Pengamatan sementara yang selama ini penulis lakukan

menunjukkan bahwa perempuan pedagang kacang randang di Nagari Sawah

Tangah melakukan pekerjaan ini dengan harapan menambah penghasilan keluarga

bahkan sebagai penghasil utama keluarga. Disisi lain terdapat beberapa masalah

yang sering dihadapi oleh para perempuan pedagang kacang randang ini dalam

memenuhi kehidupan keluarga sehari-hari seperti biaya pendidikan anak-anak


5

mereka, dan kebutuhan sehari-hari keluarganya. Dari berbagai hal di atas maka

peneliti berangapan apakah dengan jumlah pendapatan pokok dan pendapatan

sampingan yang dimiliki oleh perempuan pedagang kacang randang dapat

memenuhi kebutuhan hidup mereka beserta keluarganya, biaya pendidikan anak

mereka dan kebutuhan rumah tangga lainya. Hal-hal inilah yang membuat peneliti

tertarik untuk mengetahui lebih teliti atau spesifik bagaimana sesungguhnya

kehidupan yang dijalani oleh perempuan pedagang kacang randang tersebut. Di

samping itu penulis ingin mengetahui faktor yang mendorong perempuan

melakukan pekerjaan menjual kacang randang serta ingin mengetahui kendala-

kendal apa saja yang dihadapinya dalam berdagang kacang randang. Oleh karena

itu perlu diketahui hal-hal apa yang menyebabkan hal itu terjadi, seperti bahan

baku (raw material), modal, tenaga kerja, produksi, latar belakang pendidikan.

Untuk itu peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu yang berkaitan

dengan bahan baku, modal, produksi, latar belakang pendidikan, faktor pemicu

atau pendorong perempuan pedagang kacang randang ini melakukan pekerjaan

sebagai pedagang kacang randang.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul ’’ Perempuan Pedagang Kacang Randang di

Nagari Sawah Tangah Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar’’


6

B. Fokus masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis memfokuskan

penelitian ini berupa:

1. Faktor geografis wilayah penelitian mempengaruhi usaha kacang

randang

2. Faktor pemicu keberadaaan perempuan pedagang kacang randang

memilih pekerjaan sebagai pedagang kacang randang

3. Kendala-kendala perempuan pedagang kacang randang dalam proses

pengembangan kacang randang

4. Usaha mengatasi kendala pengembangan kacang randang

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah di atas maka penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana faktor geografis wilayah penelitian mempengaruhi usaha

kacang randang?

2. Bagaimanakah faktor pemicu keberadaaan perempuan pedagang kacang

randang memilih pekerjaan sebagai pedagang kacang randang ?

3. Apa saja kendala-kendala perempuan pedagang kacang randang dalam

proses pengembangan kacang randang?

4. Apa saja usaha mengatasi kendala pengembangan kacang randang ?


7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui/mendapatkan informasi tentang:

1. Faktor geografis wilayah penelitian mempengaruhi usaha kacang

randang?

2. Faktor pemicu keberadaaan perempuan pedagang kacang randang

memilih pekerjaan sebagai pedagang kacang randang ?

3. Kendala-kendala perempuan pedagang kacang randang dalam proses

pengembangan kacang randang?

4. Usaha mengatasi kendala pengembangan kacang randang ?

E. Manfaat penelitian

1. Salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi S1 di jurusan

Geografi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang.

2. Sebagai Sumbangan informasi seandainya berguna khususnya jurusan

Geografi, umumnya perpustakaan UNP

3. Digunakan sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah

setempat dalam upaya meningkatkan dan pengembangan Industri rumah

tangga.

4. Dalam rangka mengetahui gambaran atau profil perempuan pedagang

kacang randang di Nagari Sawah Tangah Kecamatan Pariangan Kabupaten

Tanah Datar
8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

Kajian teori adalah sebagai suatu kerangka teoritis untuk dapat

menangkap, menerangkan, dan menunjukan masalah penelitian yang telah

dirumuskan yaitu beberapa aspek tentang yang berkaitan dengan studi tentang

pedagang kacang randang dan faktor pemicu keberadaannya

1. Pengertian pedagang

Pedagang adalah mereka yang melakukan perbuatan perniagaan sebagai

pekerjaannya sehari. Perbuatan perniagaan adalah perbuatan perniagaan pada

umumnya adalah perbuatan pembelian barang untuk dijual lagi.

Pedagang juga dapat terbagi atas:

a. Pedagang Besar / Distributor / Agen Tunggal

Distributor adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk

barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara langsung.

Pedagang besar biasanya diberikan hak wewenang wilayah/daerah tertentu

dari produsen. Contoh dari agen tunggal adalah seperti ATPM atau

singkatan dari agen tunggal pemegang merek untuk produk mobil.

b. Pedagang Menengah / Agen / Grosir


9

Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang

dagangannya dari distributor atau agen tunggal yang biasanya akan diberi

daerah kekuasaan penjualan / perdagangan tertentu yang lebih kecil dari

daerah kekuasaan distributor. Contoh seperti pedagang grosir beras di


8
pasar Batusangkar.

c. Pedangan Enceran / Pengecer / Peritel

Pengecer adalah pedangan yang menjual barang yang dijualnya langsung

ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau

eceran. Contoh pedangang enceran seperti Alfa Mini Market dan

Indomaret.

Sementara itu, hasil penelitian dari seorang pakar studi perempuan

Lessinger (dalam Saptari dan Brigitte, 1997 : 146)- dari India Selatan

memaparkan empat tingkatan perdagangan, yaitu :

a) Tingkat paling atas terdapat pedagang besar yang memiliki

kemampuan membeli barang dalam jumlah yang besar langsung dari

pabrik atau gudang

b) Tingkat perantara terdapat pedagang menegah yang membeli barang

dari pedagang besar dan selanjutnya menjual ke pedagang kecil atau

konsumen

c) Tingkat bawah terdapat pedagang kecil dengan aktivitas dagangannya

sangat ditentukan oleh pedagang perantara, karena komoditas

diperoleh dari mereka


10

d) Tingkat paling bawah terdiri dari pedagang kecil.

2. Tanaman Kacang

Kacang tanah (Arachis hypogea L. Merr) berasal dari wilayah antara

Bolivia bagian selatan dan Argentina barat laut. Kacang tanah ini tumbuh

sebagian besar Negara tropik, sub tropik dan iklim sedang antara 40ºC , terutama

di Afrika, Asia, Amerika Utara dan Amerika Selatan. Di Asia, kacang tanah

merupakan tanaman utama terutama di India, Cina, Indonesia, Birma, Thailand

dan Vietnam (Maezen, 1993). Sugeng (1983) menyatakan bahwa kacang tanah

merupakan tanaman semusim yang berumur 3 – 4 bulan.

Kacang tanah dapat tumbuh didaerah dengan ketinggian 500 meter di atas

permukaan laut. Tanaman ini tidak terlalu memilih tanah yang khusus.

Dibandingkan dengan kedelai, kacang tanah memerlukan iklim yang lebih lembab

(Suprapto, 2000).

Menurut Rismunandar (1982), kacang tanah mempunyai kandungan gizi

antara lain protein sebanyak 17,8 % - 28,8%, Lemak antara 44,2 % - 56 % , air

5%, 5-12% karbohidrat, 3% serat kasar, 25 % zat mineral terutama zat kapur dan

zat yang kaya vitamin B dan vitamin E.

Jenis Kacang varietas gajah adalah kacang tanah yang mampu

menghasilkan 1,2 – 1,8 ton polong kering. Setiap 1000 biji bisa mencapai berat

537 gram. ciri-cirinya :

• Kulit biji berwarna merah jambu dan ada juga yang putih
11

• Polongnya berlekuk jelas

• Urat polong agak kasar

• Umur rata-rata 100-110 hari.

• Tahan terhadap penyakit layu

• Biji 1-3 butir

• Kandungan lemak 48 % dan protein 29 %.

Kacang varietas kelinci atau biasa disebut kacang isi dua adalah kacang

tanah yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan kacang varietas gajah. Setiap

1000 biji mempunyai berat 476 gram. ciri-cirinya :

• Kulit biji bewarna merah jambu

• Lekuk polong tidak jelas

• Urat polong halus

• Umur rata-rata 100-110 hari

• Kurang tahan penyakit

• Biji 1-2 butir

• Kandungan lemak 47 % dan protein 30 %

3. Faktor yang mendorong masyarakat dalam berusaha

Seseorang bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, di mana kebutuhan dasar manusia itu banyak ragamnya. Menurut

Maslow kebutuhan dasar manusia ini ada beberapa tingkatan:

1. Kebutuhan fisik (physical needs)


12

Yang meliputi kebutuhan sehari-hari untuk makan, minum, berpakaian,

bertempat tinggal, berumah tangga dan sejenisnya.

2. Kebutuhan keamanan (safety needs)

Yang meliputi kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan

atau perlindungan dari ancaman-ancaman yang membahayakan kelangsungan

hidupnya.

3. Kebutuhan Sosial (social needs)

Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul,

bermasyarakat dan sejenisnya.

4. Kebutuhan pengakuan (the needs of esteems)

Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian,

penghargaan dan pengakuan.

5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self actualization)

Kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan, keagungan, kekaguman dan

kemasyhuran sebagai orang yang memiliki kemampuan dan keberhasilan

dalam mewujudkan potensi bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa.

Faktor pemicu merupakan faktor-faktor yang mendorong perempuan

memilih pekerjaan sebagai perempuan pedagang kacang randang Faktor-faktor

tersebut meliputi faktor internal dan eksternal.

Faktor internal merupakan suatu kekuatan atau kondisi yang turut

menimbulkan atau menghasilkan sesuatu dorongan yang berasal dari dalam diri

seseorang (Al-Barry, 2003 ; 200 & 325). Dengan dorongan tersebut, ia merasa
13

percaya diri dalam menentukan pilihannya untuk melakukan suatu

kegiatan/pekerjaan. Dalam konteks ini, faktor internal yang dimaksud adalah

dorong dari dalam diri sesorang perempuan untuk menjadi pedagang kacang

randang.

Faktor eksternal merupakan suatu kekuatan atau kondisi yang turut

menimbulkan atau menghasilkan sesuatu dorongan yang berasal dari luar diri

seseorang (Al-Barry, 2003 ; 168&200). Salah satu faktor eksternal adalah

pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan

manusia, karena di manapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan

manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia.

Dewey menjelaskan (2005 : 29), pendidikan adalah suatu usaha manusia

untuk membantu pertumbuhan dalam proses hidup tersebut dengan pembentukan

kecakapan dasar yang mencangkup aspek intelektual dan emosional yang berguna

atau bermanfaat bagi manusia, terutama bagi dirinya sendiri dan bagi alam

sekitar.

Pendidikan adalah proses atau cara pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pelajaran atau pendidikan, sedangkan pengertian pendidikan secara luas

yaitu mengeksplorasi segala potensi yang ada dalam setiap manusia yang di didik,

memungkinkan pengertian yang sangat luas juga terhadap proses pengajaran dan

berbagai perangkat yang mengaturnya, dalam (ww.kabar Indonesia.com).


14

Sedangkan menurut Indrakusuma (1994:27) pendidikan adalah suatu

usaha yang sadar, teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang

diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan

tabiat dengan cita-cita pendidikan.

Pengertian pendidikan menurut dictionary of education dalam Nawi

(1990:175) menyebutkan bahwa pendidikan adalah : (1) Proses di mana seseorang

dapat mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya dalam

masyarakat di mana dia hidup. (2) Proses sosial di mana orang dapat diharapkan

pada pengaruh lingkungan khususnya yang datang dari sekolah sehingga

memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan

individu yang optimum. Sedangkan dalam pengantar pendidikan (2005:29),

pendidikan adalah suatu usaha, kegiatan, atau aktivitas dari seseorang (seberapa

orang terhadap seseorang/ beberapa orang lain), tetapi usaha tersebut berbeda satu

sama lain.

Ensiklopedi Indonesia dalam Wati (2007) menyatakan bahwa pendidikan

adalah proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan menuju

kecerdasan pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan meliputi segala hal yang

memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia di

mana mereka hidup. Kemudian Gafar dalam Evarina (2003) memberikan arti

pendidikan yang pada dasarnya mempunyai fungsi untuk mengembangkan

potensi manusia agar tumbuh menjadi matang, dengan pengembangan potensi

maka manusia akan mampu mengatasi berbagai aspek, manusia yang terdidik

akan lebih kreatif dan terbuka terhadap usaha pembaharuan dan lebih dinamis
15

dalam cara berfikir mengenai masa depan, selain itu orang yang berpendidikan

akan lebih rasional berfikir tentang kekeluarganya serta memahami tugas dan

tangung jawab keluarga.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah

usaha, kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh perempuan penjual kacang

randang di Nagari Sawah Tanggah melalui pendidikan formal, informal maupun

budaya yang sudah turun temurun dari keluarga.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan dalam berdagang

kacang randang

a. Bahan baku

Bahan baku merupakan bahan dasar untuk menggerakkan sebuah industri

karena bahan baku merupakan bahan yang akan diolah dalam kegiatan industri

untuk memperoleh barang lain yang lebih tinggi nilainya dalam penggunaanya.

(Welni, 2007)

Menurut Kosasi, Rucyat (1981) mengatakan bahwa bahan baku adalah

bahan yang membentuk integral produk jadi/bahan yang diperoleh dalam

perusahaan manufaktur. Sedangkan Cahyono mengemukakan cepat/lambat

produksi sangat dipengaruhi oleh kelancaran bahan baku, sebagai unsur untuk

memproduksi barang. Maka investasi untuk pembelian bahan baku merupakan

prioritas pertama bagi perkembangan hasil produksi dari suatu industri.

Selanjutnya Nitisemeto dalam Welni (2007) menjelaskan bahwa untuk

meningkatkan hasil produksi dapat dilaksanakan dengan jalan mengadakan bahan


16

baku setiap kali dalam jumlah yang kecil tanpa menimbulkan kemacetan pada

perusahaan/industri.

Bahan baku yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bahan dasar

untuk membuat kacang randang serta bagaimana memperoleh bahan baku

tersebut agar usaha ini dapat terus berproduksi.

b. Modal

Pengertian modal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud

1991) adalah uang yang dipakai sebagai induk atau pokok yang digunakan untuk

suatu usaha guna menambah penghasilan dan untuk menambah kekayaan.

Menurut Salim dalam Welni (2007) modal (Capital) antara lain berupa uang

kekayaan yang dapat digunakan untuk produksi.

Lebih lanjut lagi menurut Sutamto (1997:47-49) menjelaskan bahwa

kebutuhan modal terbagi dua yaitu:1) Modal investasi adalah semua biaya yang

dikeluarkan selama perusahaan belum memulai usahanya atau proses produksi,

biasanya terdiri dari tanah, bangunan kantor, gudang, pabrik mesin-mesin atau

peralatan alat-alat transport dan harta tetap lainnya. 2) Modal kerja adalah dana

yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan perusahaan setiap harinya, seperti

pembelian bahan baku, pembelian barang dagangan, pembayaran upah atau gaji,

biaya pemasaran, dan lainnya. Dilihat dari sumber modal dapat diklasifikasikan

dalam 2 golongan yaitu modal sendiri dan lembaga pemerintahan.

Kantjoro dalam Wiwit (2002) Salah satu kendala dalam industri kecil

adalah masalah permodalan, karena kurangnya permodalan ini terutama

disebabkan karena perusahaan merupakan perusahaan ekonomi lemah khususnya


17

perusahaan perorangan, jadi pada umumnya perusahaan golongan ekonomi lemah

mau tidak mau selalu mengandalkan modal sipemilik yang jumlahnya sangat

kecil.

Menurut Yulianto dalam Wiwit (2002) modal adalah merupakan sejumlah

uang yang dibutuhkan suatu badan usaha untuk membiayai kegiatan usahanya.

Kebutuhan akan modal merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan

suatu badan usaha. Dengan adanya modal, maka semua pengeluaran untuk

membiayai kegiatan usaha dapat dilaksanakan.

Modal dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu dari pemilik badan usaha

dan dari luar usaha.

a. Dari dalam

1) Untuk badan usaha perorangan, Firma dan CV, investasi pertama oleh

pemilik.

2) Untuk Perseorangan Terbatas (PT), modal berasal dari hasil penjualan

saham cadangan dan laba yang ditahan.

3) Untuk koperasi, modal berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,

cadangan dan hibah.

b. Dari luar

Sumber modal yang berasal dari luar badan usaha berupa kredit jangka

pendek dan kredit jangka panjang yang berasal dari lembaga kredit perbankkan,

lembaga kredit non Bank, penerbitan surat hutang (obligasi), pasar uang dan pasar

modal.
18

Modal yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut digunakan untuk

memperoleh berbagai sumber daya serta untuk membiayai kehidupan badan usaha

dalam usaha mencapai tujuan antara lain:

1) Untuk membeli barang modal, baik modal tetap maupun modal lancar

a) Modal tetap, seperti tanah, bangunan, gedung,

kantor, peralatan pabrik, peralatan kantor, peralatan angkutan, dan mesin

pabrik.

b) Modal lancar, seperti bahan baku, bahan penolong,

bahan bakar, perlengkapan pabrik, perlengkapan kantor dan listrik.

2) Untuk membiayai kehidupan badan usaha seperti

pembayaran gaji, upah, biaya angkutan, pembelian, beban

angkutan penjualan, beban administrasi, beban iklan, beban

penggudangan, dan asuransi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal dalam

penelitian tentang perempuan pedagang kacang randang adalah modal menurut

Sutamto item kedua yang menyatakan modal kerja adalah dana yang dibutuhkan

untuk menjalankan kegiatan produksi setiap harinya, seperti pembelian bahan

baku, pembelian barang dagangan, pembayaran upah atau gaji dan biaya

pemasaran dan asal sumber modal untuk berusaha.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa suatu industri tidak

mampu berkembang tanpa adanya modal, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa

modal merupakan sarana pokok untuk mencapai hasil produksi. Modal yang
19

memadai untuk suatu produktifitas akan mendatangkan keuntungan yang

diharapkan serta dapat menunjang perkembangan industri kecil dan rumah tangga

sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusahanya untuk pengembangan

usaha.

c. Produksi

Suatu industri dalam melaksanakan aktifitasnya sangat berkaitan dengan

produksi karena suatu industri dapat menghasilkan produk tertentu, agar produk

yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh konsumen. Untuk itu industri harus

menyesuaikan produk yang dihasilkan dengan selera konsumen yang bermacam-

macam.

Menurut Reksohadiprodjo (1982:64) produksi adalah setiap kegiatan yang

menciptakan nilai, ini meliputi semua kegiatan memenuhi kebutuhan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) produksi adalah proses

mengeluarkan hasil, Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk

menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih

bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. (http:id.Wikipedia. Org/wiki/produksi)

Sesuai dengan pernyataan di atas produksi merupakan suatu kegiatan

menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa agar dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kata lain produksi tidak hanya meliputi

perubahan sifat atau bentuk suatu benda saja, tetapi secara ilmu ekonomi produksi

merupakan kegiatan dalam menghasilkan barang atau jasa dalam jumlah tertentu

dan dalam periode tertentu.


20

Faktor produksi yang mempengaruhi produksi industri suatu negara adalah

Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Modal dan keahlian.

(Yanuar dalam http://pskm.mercubuana.ac.id).

Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mencakup tentang

kegiatan dalam bidang usaha kacang randang dan berkaitan dengan produk yang

dihasilkan.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai pola alir berfikir untuk

mengkaitkan antara variabel-variabel yang akan diteliti yang berpijak pada teori-

teori yang telah diuraikan sebelumnya.

Salah satu aktifitas masyarakat di Nagari Sawah Tangah adalah berdagang

dan memproduksi kacang randang. Studi tentang perempuan pedagang kacang

randang dapat dilihat masih banyak kendala kendala yang di hadapi oleh karena

itu perlu diketahui hal yang menghambat dalam pengembangannya dan usaha

untuk mengatasi hambatan yang terjadi.

Bahan baku merupakan bahan dasar untuk menggerakkan sebuah industri

karena bahan baku adalah bahan yang akan diolah dalam kegiatan industri untuk

memperoleh barang lain yang lebih tinggi nilainya dalam penggunaanya.

Modal adalah merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan suatu badan

usaha untuk membiayai kegiatan usahanya.


21

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah

nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

dalam memenuhi kebutuhan

Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda, seseorang tambah

dewasa dalam berfikir disebabkan adanya pendidikan. Pendidikan ini merupakan

hasil dari pendidikan formal yaitu di sekolah.

Faktor pemicu merupakan dorongan yang muncul dari hati seseorang

untuk mengerjakan sesuatu hal yang ingin dicapai atau yang ingin di penuhi.

Untuk mempermudah jalannya penelitian ini, maka disusunlah kerangka

konseptual sebagai berikut:

PEREMPUAN PEDAGANG
KACANG RANDANG

Faktor geografi Faktor pemicu Kendala-Kendala Usaha mengatasi


wilayah keberadaanya Pengembangan kendala-kendala
kacang randang pengembangan
kacang randang

-iklim Pendidikan Modal ……….


-relif ……… ………. ……….
-tanah

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual


22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini di golongkan dalam jenis

penelitian deskriptif kualitatif yang datanya berupa kata-kata, data dikumpulkan

melalui observasi, wawancara, intisari dokumen, rekaman dan analisisnya di

susun ke dalam teks yang diperluas dan terdiri dari reduksi data, penyajian data

dan selanjutnya penarikan kesimpulan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fakta dari informasi

yang didapatkan peneliti tentang bagaimana profil pedagang kacang randang di

Nagari Sawah Tanggah serta faktor pemicu keberadaanya.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2005:4) metode penelitian

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata atau lisan dari informan maupun prilaku yang diamati.

B. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian, Moleong (2005:132). Penentuan

22
23

informan yang akan diambil informasinya haruslah sesuai dengan karakteristik

penelitian kualitatif, yaitu dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,

pertimbangan tertentu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang

apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi yang diteliti (Sugiyono,

2005:300).

Dalam proses penentuan sampel, besar sampel tidak dapat ditentukan

sebelumnya. Besar sampel dalam purposive sampling ditentukan oleh

pertimbangan informasi. Dalam hubungan ini S.Nasution dalam Sugiyono (2008)

menjelaskan bahwa penentuan unit sample (responden) dianggap telah memadai

apabila telah sampai kepada taraf “redundancy” (datanya telah jenuh, ditambah

sampel lagi tidak memberikan informasi yang baru), artinya bahwa dengan

menggunakan sumber data selanjutnya tidak lagi diperoleh tambahan informasi

baru yang berarti.

Sebagai informan dalam penelitian ini adalah perempuan penjual kacang

randang di Nagarian Sawah Tanggah, dan pihak terkait berupa Wali Nagari, dan

Dinas Kopperintam Kabupaten Tanah Datar.

C. Teknik Pemilihan Informan

Teknik pengambilan informasi dilakukan dengan teknik bola salju

(Snowball). Menurut Lee dan Berg dalam Iskandar (2009:220) menyatakan

strategi dasar teknik bola salju (Snowball) ini dimulai dengan menetapkan satu
24

atau beberapa orang informan kunci (key informants) dan melakukan interview

terhadap mereka, kepada mereka kemudian diminta arahan, saran, petunjuk siapa

sebaiknya yang menjadi informan berikutnya yang menurut mereka memiliki

pengetahuan, pengalaman, informasi yang dicari, selanjutnya penentuan informasi

berikutnya dilakukan dengan teknik yang sama sehingga akan diperoleh jumlah

informan yang semakin lama senakin besar.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap – tahap penelitian yang dilakukan berdasarkan Moelong ( 2002:84 )

adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap ini meliputi : a) Menyusun rencana penelitian, b) Memilih

lapangan atau daerah penelitian, c) Mengurus perizinan, d) Menjajaki daerah

penelitian, e) Memilih dan memanfaatkan informan, f) Menyiapkan

perlengkapan, g) Persoalan etika penelitian .

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan ini meliputi beberapa tahap antara lain : a)

Memahami latar penelitian, b) Turun lapangan, c) Berperan sambil

mengumpulkan data.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini meliputi : a) Konsep dasar analisis data, b) Memberikan

penafsiran terhadap data, dan c) menemukan pencatatan dan analisis data.


25

E. Sumber Data dan Teknik pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini didapatkan dari data primer dan data

sekunder:

a. Data primer.

Data primer diperoleh langsung melalui observasi atau pengamatan

langsung, wawancara, perekaman, atau pemotretan, dengan informan yang

telah ditetapkan atau melalui orang lain yang telah ditetapkan, objek

penelitian yang telah dilakukan untuk memperoleh fakta di lapangan. Data

ini dapat diperoleh dari perempuan pedagang kacang randang, Wali

Nagari, dan Dinas Kopperintam Kabupaten Tanah Datar.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang relevan atau berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan. Data sekunder diperoleh melalui instasi

pemerintah, Dinas Kopperintam, kantor Statistik, Surat kabar dan studi

kepustakaan.

2. Teknik Pengumpulan Data


26

Dalam penelitian deskriptif kualitatif yang menjadi alat pengumpul data

atau instrument penelitian adalah peneliti sendiri. Dalam pengumpulan data

peneliti harus terjun langsung ke lapangan tanpa bisa diwakili.

Agar data yang dibutuhkan dapat dikumpulkan dengan baik maka teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam ini adalah :

1. Observasi

Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan observasi di

lapangan dalam mencari data dan mengumpulkan data tentang bagaimana

perempuan pedagang kacang randang. Peneliti memasuki situasi tertentu

melakukan observasi kepada orang-orang yang dianggap tahu tentang

masalah penelitian yang dikaji. Observasi yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah observasi partisipasi pasif (passive participation) peneliti datang

ketempat kejadian dan mengamati dan melakukan observasi tetapi tidak

ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, (2005:186).

Wawancara kepada informan dimaksudkan untuk mengetahui pandangan

dan pemahaman tentang masalah penelitian. Teknik yang dilakukan dalam

wawancara ini ada dua metode:


27

a. Wawancara terstruktur

Bertujuan memperoleh keterangan khusus yang berkaitan dengan

masalah penelitian yang disusun dalam bentuk wawancara.

b. Wawancara bebas.

Bertujuan untuk memperoleh keterangan yang sifatnya informal, yang

terwujud dalam pembicaraan ringan, namun keterangan yang diberikan

diarahkan pada data yang diinginkan.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Penelitian ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang

bersangkut paut dengan masalah yang diteliti. Dokumen bisa berbentuk

tulisan seperti sejarah kehidupan, cerita, peraturan, kebijakan. Dokumen

yang berbentuk gambar misalnya foto.

F. Teknik Analisa Data.

Analisa data dilakukan seperti yang dikembangkan oleh Miles dan

Huberman dalam Sugiyono (2008:337-345)

Teknik analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat

secara teliti dan rinci. Reduksi data berarti merangkum hal-hal pokok yang

sesuai dengan fokus penelitian. Data yang diperoleh diseleksi mana yang

betul-betul dibutuhkan sebagai data utama dan sebagai data pelengkap serta
28

data yang tidak diperlukan dibuang, kemudian data tersebut ditulis atau

diketik dalam bentuk uraian atau laporan terperinci. Laporan tersebut dipilih

hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting dengan sistematis

sehingga lebih mudah dikuasai.

2. Data Display (Penyajian Data)

Data yang bertumpuk-tumpuk akan sulit ditangani, sulit bila melihat antar

detail yang banyak. Dengan sendirinya sukar pula melihat gambaran

keseluruhan untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Setelah data direduksi,

maka langkah selanjutnya peneliti akan mendisplay data atau menyajikan

data. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk uraian singkat, tabel

identitas subjek dan pertanyaan penelitian. Dalam hal ini Sugiyono (2008)

menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan

mendisplay data akan mempermudah peneliti untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut.

3. Conclusion drawing / Verification (Pengambilan kesimpulan)

Data yang diperoleh dicari maknanya dan diambil kesimpulan yang pada

awalnya bersifat kabur, diragukan, namun jika sudah ditambah dengan

kesimpulan maka akan bersifat sempurna.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


29

Keabsahan data disamping diketahui melalui jawaban informan pada kaset

data dan informasi dari beberapa informan kepada waktu, tempat dan situasi

berbeda.

Pemeriksaan keabsahan data yang telah diperoleh akan dilakukan dengan

beberapa cara antara lain:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Sebagaimana telah dikemukakan, instrumen dalam penelitian kualitatif adalah

peneliti itu sendiri. Keikutsertaan peneliti diobjek penelitian sangat

menentukan dalam pengumpulan data. Hal ini bertujuan agar data yang

diperoleh betul-betul dapat dipercaya karena berkali-kali diamati.

2. Ketekunan Pengamatan

Bertujuan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat

relevan dengan persoalan yang sedang dicari kemudian mengamati hal-hal

yang berhubungan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci yaitu pada perempuan

pedagang kacang randang

3. Trianggulasi

Teknik trianggulasi adalah suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong (2005: 329-330). Dalam

penelitian ini, peneliti mengutamakan teknik trianggulasi sumber dan teori,

trianggulasi sumber yaitu peneliti mengecek kembali tingkat kebenaran suatu

informasi berdasarkan waktu dan alat, termasuk sumber orang yang berbeda
30

sedangkan trianggulasi teori peneliti melihat peristiwa dalam perspektif teori,

pandangan dan pendapat orang lain dalam bentuk tertulis.

4 Pemeriksaan Teman Sejawat

Pemeriksaan teman sejawat bertujuan untuk melihat kekuatan dan kelemahan

tentang hasil akhir sementara yang diperoleh dari penelitian. Hal ini dapat

dilakukan dalam bentuk diskusi analitik dengan teman sejawat, Moleong

(2002). Hal ini dapat dilakukan setelah penulis menyusun hasil penelitian

yang diperoleh dari lapangan dalam bentuk tulisan dan merupakan hasil akhir

yang bersifat sementara. Hasil akhir sementara ini perlu mendapat tanggapan

dari teman sejawat. Dari tanggapan teman sejawat tersebut penulis dapat

menyempurnakan hasil akhir penelitian.


31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Temuan Umum Penelitian

a. Kondisi Fisik

Kecamatan Pariangan merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Tanah Datar dengan luas 76,43 km2. Secara astronomis Kecamatan

Pariangan terletak pada 0°23’16’’- 0°30’23’’ Lintang Selatan dan antara

100°28’00’’- 100°32’22’’ Bujur Timur. Nagari Sawah Tangah merupakan salah

satu dari enam Nagari di Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar yang

merupakan pusat industri kacang randang. 6 Nagari yang ada di Kecamatan ini

adalah Pariangan, Tabek, Batubasa, Tanjung Limau, koto Tuo dan Simabur.

Simabur sebagai ibu kota Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

a) Cuaca

Iklim di Nagari Sawah Tangah ini termasuk ke dalam iklim tropis

dimana temperatur rata-rata selama 12 bulan di atas 68˚F (20˚C). Daerah ini

memiliki curah hujan antara 700-1.500 mm/tahun. Suhu udara di Nagari


32

Sawah Tangah ini berkisar 25-36˚C, dan memiliki kelembaban udara antara

60-85 %.

b) Relief 31

Nagari Sawah Tangah terletak ± 500 km dari ibu kota Kecamatan.

Nagari Sawah Tangah terletak dilereng Gunung Marapi dengan udara sejuk

pada ketinggian ± 600-800 m dari permukaan laut.

c) Tanah

Nagari Sawah Tangah mempunyai luas wilayah 399 Ha dan ditempati

oleh sekitar 3669 jiwa penduduk. Tanah di Nagari ini cukup subur dan kaya

dengan unsur hara yang ada di dalamnya, ini di akibatkan letaknya yang dekat

dengan Gunung Marapi. Daerah ini memiliki derajat keasaman tanah berkisar

5.9-6,9.

Secara administrasi Nagari Sawah Tangah berbatasan dengan wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Pariangan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Simabur

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Batubasa

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Tabek


33

Nagari Sawah Tangah merupakan daerah yang termasuk agraris dimana

96 % penduduk hidup dari sektor pertanian, 2% usaha industri rumah tangga dan

2 % Pegawai Negeri dan lain-lain. Sektor pertanian di Nagari Sawah Tangah

selain Padi sawah, mereka juga ada yang bertanam kacang tanah dan ubi jalar tapi

hanya dalam jumlah yang kecil, mungkin hanya sekitar 25 %. Padi sawah

merupakan komoditi pertanian yang terbanyak sekitar 60% kemudian diikuti oleh

ubi jalar, kacang tanah dan jagung.

Secara administrasi dengan luas wilayah 399 Ha Nagari Sawah Tangah

terdiri dari 5 jorong yaitu :

• Jorong Teratai

• Jorong Aur Duri

• Jorong Gelanggang Jaya

• Jorong Monas

• Jorong Tuah Sakato

b. Keadaan Penduduk

Tabel IV.1. Data Penduduk Nagari Sawah Tangah Tahun 2010


No Jorong Jumlah Penduduk (orang)
Laki – Laki Perempuan Pedagang Jumlah
kacang
randang
1. Teratai 299 211 15 510
2. Aur Duri 129 322 20 451
3. Gelanggang 223 221 11 444
Jaya
4. Monas 144 114 17 258
5. Tuah Sakato 154 111 22 265
Jumlah 949 979 75 1928
Sumber: Kantor Wali Nagari, 2010
34

a) Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Nagari Sawah Tangah terdiri atas TK 1

buah, SD 1 buah, SLTP 1 buah, dan SMA 1 buah, dengan adanya sarana ini

memungkinkan masyarakat Nagari Sawah Tangah mendapatkan pendidikan

yang cukup.

b) Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk berusaha dalam mengelola padi sawah,

palawija, hortikultura, peternakan, industri rumah tangga, serta usaha lain di

luar pertanian.

1. Pertanian, tanaman pangan yang dikembangkan adalah mata

pencaharian penduduk terbesar di kanagarian kira-kira 65%, biasanya

petani disini menanam padi sawah, hortikultura seperti kacang tanah,

cabe, jagung dan ubi jalar.

2. Peternakan, pada sektor ini masyarakat mengembangkan ternak

sapi potong.

3. Perkebunan, tanaman perkebunan yang ada di Nagari Sawah

Tangah bukanlah merupakan hasil kebutuhan utama, tapi ini merupakan

tambahan kebutuhan sehari-hari.

4. Perikanan, sektor ini hanya dapat mencukupi kebutuhan harian,

perikanan hanya perikanan darat karena Nagari Sawah Tangah jauh dari

pantai.

5. Kehutanan, sektor ini tidak dikembangkan di Nagari Sawah

Tangah karena tidak adanya lahan hutan, namun untuk tahun 2007 telah
35

direalisasikan bibit mahoni sebanyak 800 batang untuk ditanam oleh

petani pada lahan perkebunan yang merupakan tanaman pelindung dan

penguat tanah pada tanah yang miring dan batas kebun petani.

6. Perdagangan, masyarakat Sawah Tangah melakukan proses

jual beli dan proses pendistribusian hasil industri seperti kacang randang

di pasar yang terletak di ibu kota Kecamatan Pariangan yaitu Simabur.

Pasar ini terletak terpusat sehingga di kelilingi oleh Nagari-Nagari yang

ada di Kecamatan Pariangan. Hari Senin merupakan hari pasar yang

ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah. Hasil pertanian

yang diperdagangkan seperti beras, ubi jalar, jagung, kacang tanah,

komoditi hortikultura lainnya dan hasil industri. Hasil pertanian yang

terbanyak adalah padi sawah, dan hasil industri, hasil pertanian sebagian

besar diperdagangkan.

c) Sarana Kesehatan

Kesehatan merupakan penunjang bagi kesejahteraan masyarakat suatu

daerah, maka penyediaan sarana kesehatan sangat penting agar penciptaan

masyarakat tersebut dapat tercapai. Sarana–sarana yang tercatat di dinas

kesehatan ini antara lain: 8 buah Posyandu, dan 1 buah Puskesmas kecamatan

yang terletak di Nagari Simabur, sedangkan tenaga medis yang menunjang

bagi pelaksanaan kesehatan cukup menunjang. Tenaga kesehatan ini antara

lain dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, dan tamatan bidang kesehatan

lainnya.
36

d) Pemerintahan

Nagari Sawah Tangah hanya mempunyai Kantor Wali Nagari, sebagai

pusat pemerintahan Nagari.

e) Profil Usaha Kacang Randang Sawah Tangah

Tabel IV.2. Jumlah, Nama Pemilik, Umur, dan Lama Usaha Kacang

Randang

No Nama Umu L/P Lama Merek


Pemilik r (th) Usaha /Label
(th) Produk
1. Kimah 65 P 30 -
2. Alizarti 55 P 15 Tiga
Saudara
3. Rosnimar 72 P 35 -
4. Inang 60 P 45 Tiga-tiga
5. Yurnelis 57 P 10 -
6. Rini 36 P 10 Harum
badaruak
7. Rosdiana 70 P 30
8. Dang 49 P 25 -
9. Erdalis 48 P 7 -
10 Bainar 50 P 12 -
.
Sumber: Kantor Wali Nagari

Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa pemilik usaha kacang randang

umumnya perempuan, walaupun pada umumnya perempuan tapi usaha yang

dijalani oleh perempuan pedagang kacang randang lumayan sukses.

2. Temuan Khusus Penelitian


37

a. Faktor geografis wilayah mempengaruhi usaha kacang

randang

1. Iklim

Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari.

Iklim dari suatu tempat disusun oleh unsur-unsur yang variasinya besar,

maka hampir tidak mungkin untuk dua tempat mempunyai iklim yang

identik. Perbedaan letak lintang menyebabkan perbedaan pemanasan

matahari terhadap permukaan bumi dan karena perbedaan keadaan

geografi setempat, baik macam-macam ketinggian, jauh dekatnya dari

lautan atau faktor geogarfi lainya.

Kalau dilihat iklim di Nagari Sawah Tangah sangat mempengaruhi

perkembangan usaha kacang randang karena untuk mengembangkan

usaha ini tentunya saja perlu bahan mentah yaitu kacang tanah,

sedangkan syarat untuk tumbuhnya kacang randang ini memiliki iklim di

antaranya:

1. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara

800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan

rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang

terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman

kacang tanah.

2. Suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–

32˚C. Bila suhunya udara rendah menyebabkan pertumbuhan


38

tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan

pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.

3. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara

65-75%. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan

kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman.

4. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi

tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan

besarnya kacang.

Jadi dari hasil penelitian dan wawancara yang saya dapatkan dari

lapangan bahwa ketika iklim di Nagari Sawah Tangah ini tidak normal

atau sering terjadi nya musim hujan mereka akan kesulitan mencari

bahan mentah yaitu kacang tanah tadi, karena petani kacang tanah

mendapatkan hasil panen yang kurang maksimal karena tadi pengaruh

curah hujan yang terlalu tinggi yang mengakibatkan tanaman kacang

tanah tidak dapat tumbuh subur. Tapi ketika iklim di Nagari Sawah

Tangah ini normal tidak selalu hujan mereka tidak susah lagi untuk

mencari bahan mentah kacang tanah tadi, karena umumnya petani di

Nagari ini banyak yang menanam kacang tanah dan karena iklimnya

baik tentu akan menghasilkan kacang tanah yang bermutu baik.

2. Relief

Relief merupakan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi,

relif dapat dibedakan kepada relif daratan dan relif lautan. Relif lautan

merupakan tinggi rendahnya dasar lautan dan Relif daratan merupakan


39

tinggi rendahnya permukaan daratan, contohnya ; gunung, pegunungan,

dataran tinggi, dataran rendah, lembah.

Nagari Sawah Tangah terletak dilereng gunung Merapi dengan

udara sejuk pada ketinggian ± 600-800 m dari permukaan laut, jadi

Nagari Sawah Tangah termasuk ke dalam relif pegunungan menengah

karena tingginya antara 500-1500m.

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang

tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dari permukaan laut. Jenis

kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu

untuk dapat tumbuh optimal.

Jadi karena tingkat kemiringan tanah di Nagari ini berada pada

ketinggian yang lebih dari 500 m dari permukaan laut maka tanaman

kacang tanah dapat tumbuh subur di Nagari Sawah Tangah ini.

3. Tanah

Tanah berfungsi sebagai tempat tinggal makhluk hidup dengan

segala aktivitasnya. Selain berperan sebagai tempat tinggal makhluk,

tanah juga menyediakan unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan

tumbuhan seperti unsur hara, bahan organik, serta air yang terdapat

dalam tanah. Begitu juga dengan tumbuhan kacang tanah yang

memerlukan tanah untuk hidup, kalau tidak ada tanah bagaimana ia akan

tumbuh dan berkembang.

Kacang tanah umumnya tumbuh di sekitar daerah yang memiliki

tanah yang subur, Nagari Sawah Tangah ini berada di kaki gunung
40

merapi tentu saja tanah akan subur karena sering mendapatkan semburan

kepundan dari letusan gunung api, oleh karena itu tanahnya menjadi

gembur dan subur, makanya orang di Nagari ini banyak menanam

kacang tanah karena kalau cuaca baik maka tanaman kacang tanah ini

akan tumbuh subur, ini diakibatkan tanah tadi yang bagus untuk

menanam kacang tanah, karena jenis tanah yang sesuai untuk tanaman

kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan

subur. Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah

adalah pH antara 6,0–6,5.

b. Faktor pemicu keberadaaan perempuan pedagang kacang

randang

Faktor pemicu merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk

mengerjakan sesuatu, faktor pemicu seseorang untuk bekerja karena

adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, di mana

kebutuhan dasar manusia itu banyak ragamnya untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

1) Latar belakang memilih profesi sebagai pedagang kacang randang

Ketika ditanya kenapa memilih pekerjaan sebagai pedagang

kacang randang, ibu Inang mengatakan:

”Kalau di tanyo ba’tu ibuk mangaleh kacang randang ko, yo


karano mangaleh kacang randang ko ibuk yang pandai nyo, ka
sawah ibuk indak pandai do, ciek lai mangaleh kacang randang
ko yang bisa karano lah turunan dari urang gaek ibuk dulu,
sajak gadih ibuk lah mangaleh kacang randang jo, sabalum
41

balaki lah mangaleh kacang randang jo’’. (wawancara, 29 juni


2010)
Artinya:
Kalau ditanya kenapa ibu berdagang kacang randang ini, karena
berdagang kacang randang ini yang bisa ibu kerjakan, ke sawah
berladang ibu tidak bisa, hanya berdagang kacang randang yang
bisa karena sudah merupakan warisan kepandaian dari orang tua
ibu dulu, dari gadis ibu telah berdagang kacang randang.

Ibu Dang mengatakan:

’’Ibuk mangaleh kacang dek lah dapek raso lamak nyo


mangaleh ko, siap tu dapek lo manambah piti laki, kalau
dihituang-hituang gadang lo kadang pendapatan ibuk pado apak
gai, tu bakat ibuk lah disiko lo mungkin karano lah dari gadih
ibuk di aja mangaleh kacang randang ko samo induak ibuk
dulu’’.(wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Ibu berdagang kacang randang karena sudah merasa senang
beradang kacang randang, kemudian juga dapat menambah
penghasilan suami, kalau dihitung-hitung besar pendapat ibu dari
bapak, kemudian mungkin bakat ibu disini karena sudah dari
gadis ibu di ajar berdagang kacang randang oleh orang tua ibu
dulu.

Hal senada juga dikatakan oleh ibuk Erdalis:

’’Yo ibuk mangaleh kacang randang ko yo manaruihkan usaho


urang gaek ibuk dan untuak manambah panghasilan laki,
supayo anak-anak ka pai kasikolah indak harus mamintak piti ka
ayah nyo jo do, tapi ibuk bisa lo magiah, kini ko anak-anak lah
harus lo ikuik les, tu piti jo nan yang paralu, untuang lah lai ado
jo razaki untuak biaya anak sakolah dari mangaleh kacang
randang ko’’.( wawancara, 30 juni 2010)
Artinya:
Ibuk berdagang kacang randang meneruskan usaha orang tua
ibuk dan untuk menambah penghasilan suami, agar anak-anak ke
sekolah tidak harus meminta uang sama ayah nya saja tapi ibu
juga bisa memberi uang, sekarang anak-anak juga perlu ikut les,
tentu uang lagi yang dibutuhkan, untung masih ada rezeki untuk
anak sekolah dalam berdagang kacang randang ini.

Hal senada juga dikatakan oleh ibuk Rosnimar yang mengatakan:

’’Manggaleh kacang ko yo lah turun temurun, ibuk mamiliah


mangaleh kacang randang ko karano untuak manambah
42

panghasilan laki untuak biayo untuak anak sakolah, tu kini


biayo hidup tinggi lo, kok ba arok ka panghasilan laki se
mungkin indak cukuik’’. (wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Berdagang kacang ini sudah turun temurun, ibu memilih
berdagang kacang randang ini karena untuk menambah
penghasilan suami dan untuk biaya anak sekolah, sekarang biaya
hidup tinggi, kalau hanya gaji suami saja tidak mencukupi.

Ibuk Alizarti mengatakan:

’’Yo mangaleh kacang randang ko yang pandai ibu nyo, sabab


mangaleh kacang randang ko yang di aja dek urang gaek ibuk
dulu, sajak mangaleh kacang randang koa yo lai tatabuang piti
saketek untuak mamparelok rumah, kini yo lah samo rumah wak
samo rumah urang lain, dapua lah gadang, WC lah rancak
pulo’’.(wawancara, 28 juni 2 010)
Artinya:
Berdagang kacang randang yang bisa ibuk lakukan, karena
berdagang kacang randang ini yang diajarkan orang tua ibuk
dulu, sejak berdagang kacang randang ini sudah ada tersimpan
uang sedikit buat memperbaiki rumah, sekarang rumah ibuk
sudah sama dengan rumah orang lain, dapur sudah besar, WC
nya sudah bagus pula.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

yang menjadi latar belakang perempuan pedagang kacang randang

adalah berdagang kacang randang ini merupakan warisan dari orang

tuanya yang harus ia teruskan, kemudian faktor lainya adalah untuk

menambah penghasilan suaminya dan untuk membiayai sekolah anak-

anak nya seperti biaya les, dilihat sekarang hidup semakin susah

sedangkan anak-anak perlu pendidikan yang tinggi.

2) Alasan kenapa kebanyakan perempuan yang turun menjadi

pedagang kacang randang


43

Ketika ditanya kenapa kebanyakan perempuan lah yang menjadi

pedagang kacang randang, ibu Erdalis mengatakan:

’’Mungkin iko yang tapikia dek induk-induk dulu untuak


manambah piti laki nyo, siap tu mungkin karano iko kan usaho
rumah tangga, mangalehnyo paliang-paliang kapasa 3 kali
saminggu nyo, mambueknyo indak lo payah do, lah siap maurus
anak pagi tu sorenyo bisa marandang kacang’’.(wawancara, 30
juni 2010)
Artinya:
Mungkin ini yang terpikirkan oleh ibu-ibu dulu untuk menambah
penghasilan suaminya, kemudian mungkin karena pekerjaan ini
merupakan kerajinan rumah tangga, berdagang ke pasar cuma 3
kali dalam 1 minggu, membuatnya juga tidak terlalu sulit, siap
mengurus anak pagi, sorenya bisa membuat kacang randang.

Ibu Kimah mengatakan:

’’ Yo apak ndak nio mangaleh kacang randang ko do, nyo labiah


sanang ka sawah lai dari pado pai mangaleh, tu ibuk yang turun
lai, mangaleh kacang randang ko ndak lo payah na do, lagian
sambia mangaleh kacang randang ko ibuk bisa lo sambia
maurus anak’’.(wawancara tanggal 30 juni 2010)
Artinya:
Karena suami ibu tidak mau berdagang kacang randang, ia lebih
suka ke sawah dari pada pergi berdagang kacang randang, jadi
ibu yang berdagang kacang randang lagi, berdagang kacang
randang ini tidak sulit, sambil berdagang kacang randang ibu
juga bisa mengurus anak-anak ibu.

Ibu Dang mengatakan:

’’Masalah nyo emang induak-induak yang banyak mangaleh


kacang randang ko nyo lah dari dulu, lai ado ciek-ciek apak-
apak yang mangaleh tapi kan labiah banyak induak-induak,
karano karajo ko ndak payah na do, mangaleh na wak ka pasa
duduak se nyo, mungkin dek itu apak-apak maleh manggaleh
kacang randang ko, cocok nyo yo untuak induak-induak nyo’’.
(wawancara tanggal 28 juni 2010)

Artinya:
Masalahnya memang ibuk-ibuk yang dari dulu banyak berdagang
kacang randang, ada satu atau dua orang bapak-bapak yang
berdagang kacang randang tapi lebih banyak ibuk-ibuk, karena
44

kerja ini tidak susah, kalau berjualan pun di pasar hanya duduk
melayani langganan, mungkin karena itu bapak-bapak malas
menjadi seorang pedagang kacang randang, karena pekerjaan ini
memang cocok untuk ibu-ibu.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung yang telah

peneliti lakukan bahwa yang menjadi alasan kenapa perempuan yang

lebih banyak menjadi pedagang kacang randang di bandingkan laki-

laki, ini di karenakan pekerjaan sebagai pedagang kacang randang

tidak begitu sulit untuk di kerjakan sambil mengurus keluarga juga

bisa berdagang kacang randang, karena pekerjaan ini turun ke pasar

hanya 3 kali dalam seminggu, walaupun berdagang ke pasar pekerjaan

ini hanya duduk dan melayani pelanggan, karena pekerjaanya banyak

duduk ini yang membuat para bapak-bapak bosan menjadi seorang

pedagang kacang randang, karena pekerjaan ini cocoknya untuk ibu-

ibu.

3) Sejak kapan menekuni profesi sebagai pedagang kacang

randang dan kapan awalnya perempuan pedagang kacang randang ini

mulai ada di Nagari Sawah Tangah.

Ketika ditanya sejak kapan ibu menekuni profesi sebagai

pedagang kacang randang dan sejak kapan perempuan pedagang

kacang randang ini ada di Nagari Sawah Tangah ibu Yurnelis

mengatakan:

’’ Ibuk mangaleh kacang randang ko yo baru 10 tahun ko dulu,


wakatu anak-anak ibuk lah gadang, dulu ibuk marawat anak
45

ibuk jo nyo, tapi satalah induak ibuk maningga ibuk yang


mangantian lai, kalau di tanyo sajak bilo awalnyo induak-induak
mangaleh kacang randang di Nagari ko yo indak bisa di takokan
do...masalah lah turun temurun, indak pandai ibuk maetong nyo
do’’.(wawancara, 30 juni 2010)
Artinya:
Ibu berdagang kacang randang ini sekitar 10 tahun baru, waktu
anak-anak ibu sudah besar, dulu hanya merawat anak saja, tapi
setelah orang tua ibu meninggal dunia, ibu yang meneruskan
bardagang kacang randang, kalau di tanya sejak kapan ibuk-ibuk
di Nagari Sawah Tangah ini mulai berdagang kacang randang,
tidak bisa ibu pastikan karena sudah lama dan sudah turun
temurun.

Hal yang sama dikatakan oleh Alizarti

’’Mangaleh kacang randang ko ibuk sekitar 15 tahun lu nyo,


sajak apa anak-anak ko indak bawo oto lai, jadi ibuk mangaleh
kacang randang lai, kini ibuk lai gak sanang indak ado
mangaleh ka pasa lai, ibuk tingga maisi-isi kakadai urang di
Taluak Kuantan, lai apa anak-anak ko yang maantaan tiok
minggu, kalau sajak bilo urang mangaleh kacang randang di
Nagari ko ndak tau ibuk sajak bilo do, lah lamo masalah lah
turun temurun’’. (wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Berdagang kacang randang ibu sudah 15 tahun, sejak ayah anak-
anak berhenti jadi sopir, jadi ibu berdagang kacang randang lagi,
tapi sekarang ibu sudah lumayan senang tidak ada berdagang ke
pasar lagi, ibu tinggal mengisi-ngisi ke toko orang di Taluak
Kuantan, ayah anak-anak yang mengantar tiap minggu. Kalau
sejak kapan orang di Nagari ini berdagang kacang randang tidak
bisa ditentukan karena sudah turun temurun.

Hal senada juga dikatakan oleh ibu Dang seorang perempuan

pedagang kacang randang yang mengatakan:

’’Ibu mangaleh kacang ko sakitar 25 tahun, sajak ibuk gadih lah


di aja mangaleh kacang randang samo induak ibuk dulu, kalau
di tanyo sajak bilo induak-induak dikampuang ko mangaleh
46

kacang randang indak bisa di takok an do, masalah iniak ibuk


dulu lah mangaleh kacang randang lo, sajak sisuak dulu
mungkin sajak tahun 1950 lah ado jo urang mangaleh kacang
randang’’. (wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Ibu menjual kacang randang ini sekitar 25 tahun, dari ibu masih
gadis sudah di ajarkan menjual kacang randang oleh orang tua
ibu dulu, kalau ditanya sejak kapan ibu-ibu di Nagari ini
berdagang kacang randang tidak bisa di tentukan, masalahnya
nenek ibu dulu juga sudah bardagang kacang randang waktu
zaman dulu, mungkin sejak tahun 1950 sudah ada orang
berdagang kacang randang

Ibu Rosdiana mengatakan

’’Mangaleh kacang randang ko ibuk alah 30 tahun, sajak


baranti mangaleh bareh ibuk pindah mangaleh kacang randang
mangantian induak ibuk dulu, karano inyo lah sakik-sakik dulu,
kalau ditanyo sajak bilo urang mangaleh kacang randang ko
payah manjaweknyo masalah lah turun temurun’’. (wawancara
tanggal 29 juni 2010)
Artinya:
Berdagang kacang randang ini ibu sudah 30 tahun, sejak berhenti
berdagang beras ibu pindah menjual kacang randang
mengantikan orang tua ibuk dulu, karena waktu itu orang tua ibu
sudah sakit-sakitan, kalau ditanya sejak kapan orang berdagang
kacang randang ini susah menjawabnya karena orang berdagang
kacang randang ini sudah turun temurun.

Ibu Inang mengatakan:

’’Ibuk mangaleh kacang randang ko mungkin kiro-kiro sajak


tahun 1950, mungkin alah 45 tahun ibuk mangaleh kacang
randang ko, kalau sajak bilo induak-induak disiko mangaleh
kacang randang ko mungkin kiro-kiro sekitar tahun 1940 alah
mungkin, indak lo bisa di takok an sajak bilo urang mangaleh
kacang randang, karano induak ibuk mangaleh kacang randang
lo dulu’’. (wawancara, 29 juni 2010)

Artinya:
Ibu berdagang kacang randang ini kira-kira sejak tahun 1950,
mungkin sudah 45 tahun ibu berdagang kacang randang, kalau
sejak kapan ibuk-ibuk disini berdagang kacang randang mungkin
kira-kira sudah sejak tahun 1940, sejak kapan mulainya belum
bisa dikatakan, karena orang tua ibu dulu sudah berdagang
kacang randang.
47

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung yang telah

peneliti lakukan bahwa perempuan pedagang kacang randang ini sudah

berdagang kacang randang paling lama yaitu sekitar 45 tahun, dan

yang paling baru berdagang kacang randang sekitar 10 tahun. Kalau

sejak tahun berapa perempuan pedagang kacang ini awalnya mulai

berdagang kacang randang tidak bisa di perkirakan sejak tahun berapa

karena berdagang kacang randang ini sudah di wariskan turun temurun

dari nenek-nenek terdahulu.

4) Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam sebuah

kehidupan, dengan pendidikan seseorang akan mendapatkan suatu

ilmu pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan

dan urusan dalam bidang apapun, selain itu pendidikan akan membuat

seseorang bermartabat dan dihargai oleh masyarakat atau

lingkungannya .

Setiap orang tidak semua nya sanggup untuk mencari pendidikan

yang lebih tinggi, diantaranya disebabkan oleh faktor kesadaran akan

pentingnya pendidikan itu sendiri, faktor kesadaran dan perekonomian

orang tua juga mengakibatkan tingkat pendidikan yang rendah karena

tidak mampu nya untuk mencukupi biaya sekolah, faktor seperti diatas
48

lah yang mengakibatkan banyak tingkat pendidikan yang rendah

dimasyarakat.

Selanjutnya wawancara dengan beberapa perempuan pedagang

kacang randang tentang pendidikan terakhir yang pernah di tempuh,

Berdasarkan wawancara dengan ibu Inang seorang perempuan

pedagang kacang randang mengatakan:

’’Kalau ibu yo indak tamat sakolah do, sampai SD ibu dulu


sakolah nyo siap tu lah di bawo dek urang gaek ibu pai
mangaleh kacang randang, jadi ciek mangaleh kacang randang
ko ibu yang pandainyo nak’’.
Artinya:
Ibu tidak sampai menyelesaikan sekolah, dulu ibu sekolah
sampai SD setelah itu dibawa orang tua pergi berdagang kacang
randang, jadi sekarang cuma berdagang kacang randang yang
bisa ibu lakukan.

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Kimah:

’’Ibu sekolah sampai kelas 2 SD dulu nyo, tu lah baranti sakolah


lai, Makonyo ibuk indak nio anak ibuk indak sakolah do,
alhamdulillah anak ibu lai jadi sarjana 2 orang, yang sorang
indak nio sakolah do lah nampak lo dek nyo piti mangaleh
kacang randang ko’’.(wawancara,30 juni 2010)
Artinya:
Ibu sekolah sampai kelas 2 SD setelah itu berhenti sekolah,
karena itu ibu tidak mau kalau anak ibu tidak melanjutkan
sekolah, alhamdulillah anak ibu 2 orang sudah menjadi sarjana,
yang satu lagi tidak mau melanjutkan sekolah karena sudah
melihat uang dari berdagang kacang randang ini.

Ibu Rini mengatakan:

’’Ibu sekolah dulu lai kuliah tapi sampai D3 manajemen kini ibu
mengembangkan usaha orang gaek ibu karano dek laki indak
buliah karajo kantua dek inyo do, usaho ko alhamdulillah lai
tambah maju di tangan ibu karano saketek banyak nyo ilmu
waktu kuliah dulu lai ibu gunoan dalam mengembangan usaha
berdagang kacang randang ko’’. (wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
49

Ibu sekolah dulu sampai kuliah D3 manajemen, sekarang ibu


mengembangkan usaha orang tua ibu karena suami ibu tidak
mengizinkan untuk bekerja kantoran, usaha ini alhamdulillah
tambah maju di tangan ibu karena sedikit banyak nya ilmu waktu
kuliah dulu ibu gunakan dalam mengembangkan usaha
berdagang kacang randang ini.

Ibu Yurnelis mengatakan:

’’Kalau ibuk sakolah yo tamat SMP dulu nyo nak, kalau les-les
yang lain ibuk indak ado dulu do’’. (wawancara, 30 juni 2010)
Artinya:
Ibu sekolah dulu sampai SMP, kalau les-les yang lain dulu ibu
tidak ada.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

perempuan pedagang kacang randang sebahagian besar tidak

menyelesaikan sekolahnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,

sebagian hanya bersekolah sampai SD bahkan ada yang tidak tamat

SD, kalau dilihat hanya satu orang pedagang kacang randang ini yang

pernah melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu sampai D3, dan

sebahaginya lagi hanya melanjutkan pendidikan sampai SMP.

c. Kendala-kendala usaha pengembangan kacang randang

1) Bahan baku

Bahan baku merupakan suatu hal yang tidak terlepas dalam suatu

proses produksi. Apabila bahan baku tidak ada maka otomatis suatu

industri baik industri besar maupun industri kecil seperti industri rumah

tangga juga tidak akan berjalan dengan baik.


50

Nagari Sawah Tangah yang memproduksi kacang randang juga

tidak terlepas dari tersedianya bahan baku, makanan yang masih dibuat

secara tradisional ini memerlukan kacang tanah sebagai bahan baku utama

untuk membuat kacang randang ini. Selain bahan bakunya kacang tanah

juga memerlukan kayu yang bagus sebagai bahan bakar untuk merandang

atau untuk memasaknya menjadi kacang randang

Bahan baku untuk membuat kacang randang ini di peroleh dari

Nagari-Nagari yang ada di Kecamatan Pariangan seperti : Nagari Sungai

Jambu, Nagari Tabek, Nagari Batubasa, Nagari Koto Baru dan Nagari

Pariangan. dan ada juga yang dicari sendiri oleh tenaga kerja yang khusus

mencari bahan baku. Berikut ini keterangan beberapa orang informan

tentang cara memperoleh bahan baku dan kendala dalam bahan baku

untuk pengembangan usaha kacang randang ini.

a) Asal bahan baku

Ketika ditanya tentang darimana memperoleh bahan baku untuk

membuat kacang randang ini Ibu Rini mengatakan:

”Kalau dek ibuk kacang tanah yang digunoan untuak mambuek


kacang randang ko yo di bali ka urang atau langganan kadang
di pasan gay masalahnyo kacang ko katiko banyak yo banyak
katiko saketek yo payah mancarinyo. Kadang ado urang
langsuang mantaan kasiko gay, siap nyo baru bangkik kacang
langsuang nyo antaan kasiko jadi ibuk yang manjamuan kacang
yang alun kariang tadi”. (wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Kacang tanah yang ibu gunakan untuk membuat kacang randang
ini dibeli sama orang atau langganan kadang dipesan karena
kacang ini waktu musimnya banyak tapi waktu musimnya sedikit
susah mencarinya. Kadang ada orang yang menjual langsung ke
rumah, siap ia panen biasanya langsung di bawanya kesini jadi
ibu lah yang menjemur kacang yang masih basah tadi.
51

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Alizarti seorang perempuan

pedagang kacang randang yang mengatakan:

”Ibu mandapekkan kacang mantah ko yo dari langganan etek,


masalahnyo dalam saminggu tu ibu butuh gak 10 karuang,
kadang katiko langganan ibu ndak bisa mamanuhan 10 karuang
tapaso ibu mancari ka sawah urang gay, kadang sampai ka
Nagari Pariangan, Nagari Batubasa ibu dan Kecamatan
Rambatan mancari gay katiko kacang payah”. (wawancara, 28
juni 2010)
Artinya:
Ibu mendapatkan kacang mentah ini dari langganan, dalam satu
minggu ibu butuh minimal 10 karung beras, saat langganan ibu
tidak bisa memenuhi permintaan ibu yang 10 karung beras
terpaksa mencari ke sawah orang, ketika kacang susah sampai
mencari ke Nagari Pariangan, Nagari Batubasa dan Kecamatan
Rambatan.

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Kimah:

”Kacang mantah ko amak dapek yo dari urang yang manjua


kacang, kadang samo langganan biaso bali kacang mantah ko,
kalau rancak kacang nyo nampaknyo dek amak, langsuang di
bali, kadang ba cari ka sawah ma tau ado urang yang sadang
mambangkik kacang’’. (wawancara, 30 juni 2010)
Artinya:
Kacang mentah ibu dapat langsuang dari orang yang menjual
kacang tanah, dan langganan yang sudah biasa ibu membeli
kacang mentah. Kalau kacangnya bagus langsung di beli, kadang
ibu harus mencari ke sawah karena ada kemungkinan orang yang
baru panen kacang tanah.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan untuk

membuat kacang randang pengusaha mendapatkan bahan baku dengan

cara membeli pada langganan, ada juga membeli ke sawah langung

waktu orang lagi penen kacang tanah, kemudian juga membeli ke

Nagari-Nagari di Kecamatan Pariangan serta Nagari di Kecamatan


52

Rambatan ada juga yang menjual langsung ke rumah perempuan

pedagang kacang randang ini.

b) Kesulitan Bahan Baku

Selanjutnya wawancara dengan beberapa perempuan pedagang

kacang randang tentang kendala dalam bahan baku untuk pembuatan

kacang randang ini. Berdasarkan wawancara dengan ibu Inang seorang

perempuan pedagang kacang randang mengatakan:

”Kok kacang ko kini yo agak sulik masalahnyo urang lah


banyak mananam padi, labiah hari musim panghujan kini payah
mancari kacang yang lah kariang, kok dapek yo kacang kapsul
atau kacang gajah tu yang rancak, kadang langganan ibu pun
payah manyadioan kacang sasuai jo pamintaan ibu”.
(wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Kacang sekarang agak sulit masalahnya orang sekarang banyak
menanam padi, contohnya musim penghujan seperti sekarang
susah mencari kacang yang sudah kering, kalau dapat kacang
yang baik itu kacang kapsul atau kacang gajah, Langganan ibu
pun susah menyediakan kacang mentah sesuai dengan
permintaan ibu.

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu rini yang mengatakan:

”Untuak mandapek an kacang yang rancak kini yo payah, kok


dapek yo kacang kapsul atau kacang gajah tu yang rancak,
labiah kini hari musim panghujan lo, kadang tapaso marandang
kacang yang alun kariang na lai. Salain itu kayu ko susah lo
mancarinyo, kalau rancak kayu nyo tu rancak pulo nyalo
apinyo”.(wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Untuk mendapatkan kacang yang bagus sekarang agak susah,
kalau dapat kacang yang baik itu kacang kapsul atau kacang
gajah, lebih musim hujan sekarang ini, terkadang terpaksa
merandang atau memasak kacang yang belum begitu kering.
Selain itu mencari kayu yang bagus juga susah, kalau kayunya
bagus tentu api untuk merandang juga bagus.
53

Hal senada juga dikemukakan oleh perempuan pedagang kacang

randang tentang kesulitan dalam bahan baku ini dikemukakan oleh ibu

Dang mengatakan :

”Kalau bahan baku ko yo murah-murah sarik katiko banyak yo


banyak bana tapi kok mode kini koa yo gak payah mancari
kacang mantah ko, apo lai dapek kacang yang lah kariang yang
siap ka di randang payah bana koa mancarinyo a..labiah musim
panghujan mode kini payah urang ka manjamua kacang yang
baru dibangkik tu, kok dapek yo kacang kapsul atau kacang
gajah tu yang rancak’’.(Wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Sekarang mencari bahan baku ini mudah-mudah sulit, ketika
kacang banyak ya banyak tapi kalau seperti sekarang susah
mencari kacang mentah. Apalagi dapat kacang yang sudah kering
di jual orang susah mencarinya. Apalagi musim penghujan
sekarang orang susah untuk menjemur kacang yang baru di
panen. Kalau dapat kacang yang baik itu kacang kapsul atau
kacang gajah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung yang telah

peneliti lakukan bahwa bahan baku yang digunakan untuk membuat

kacang randang adalah kacang kapsul atau kacang gajah. Untuk

mendapatkan kacang mentah sekarang ini susah karena orang sudah

banyak menanam padi. terlebih hari musim penghujan. Untuk

mendapatkan kacang yang sudah kering di jual orang susah

mencarinya sekarang, karena musim hujan orang susah menjemur

kacang yang baru di panen tadi.

2) Modal

a)Kegunaan modal

Ketika ditanya tentang modal apa saja yang digunakan untuk

membuat kacang randang ini:


54

Ibu Yurnelis mengatakan:

”Modal yang digunoan hanyo modal piti se nyo untuak mambali


kacang mantah jo mambali kayu baka, kalau modal alat ndak
ado babali, masalahnyo kuali gadang ko lah turun temurun dari
niniak moyang dulu”. (wawancara, 30 juni 2010)
Artinya:
Modal yang digunakan hanya modal uang saja untuk membeli
kacang mentah atau kacang tanah dan membeli kayu bakar, kalau
modal untuk alat tidak ada, karena alatnya untuk masak atau
merandang kacang sudah di turunkan atau diwariskan dari nenek
moyang dulu jadi sudah turun temurun.

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Kimah:

”Kok ditanyo modal yang digunoan untuak mambuek kacang


randang ko yo ciek modal piti se nyo nak, untuak mambali
kacang mantah jo kayu baka, tu untuak mambiayai upah urang
marandang, kalau modal alatnyo lai ndak mambali do karano
lah turun temurun kuali gadang ko diwarisi induak ibu dulu”.
(wawancara, 30 juni 2010)
Artinya:
Modal yang digunakan untuk membuat kacang randang ini
hanya modal uang untuk membeli kacang mentah sama kayu
bakar, kemudian juga untuk membiayai orang yang merandang
atau memasak kacang randang ini, kalau modal alat tidak ada
karena alat-alat yang di pakai sekarang merupakan warisan dari
ibunya dulu.

Hal senada juga dikatakan oleh ibu Alizarti seorang perempuan

pedagang kacang randang yang mengatakan:

”Kalau modal yang ibu gunoan yo modal piti ciek nyo untuk
mambali kacang samo kayu, kamudian untuak upah urang
marandang samo upah untuak urang mambukuih kacang
kamudian upah urang manampi kacang randang tadi’’.
(wawancara, 31 juni 2010)
Artinya:
Kalau modal yang ibu gunakan hanya modal uang saja untuk
membeli kacang mentah sama kayu bakar, kemudian untuk upah
orang kerja seperti orang yang memasaknya, membungkus atau
mengepak.
55

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

umumnya perempuan pedagang kacang randang mengatakan bahwa

modal yang digunakan untuk membuat kacang randang ini hanya

modal uang, yang digunakan untuk membeli bahan baku yaitu kacang

tanah yang masih mentah dan kayu bakar, juga untuk membayar upah

tenaga kerja. Sedangkan modal alat tidak dibeli karena alat untuk

membuat kacang randang ini masih menggunakan alat tradisional yaitu

kuali besar yang sudah diturunkan dari nenek moyang, kemudian

sedikit pasir yang di gunakan untuk merandang (memasaknya) .

b)Asal modal

Ketika ditanyakan kepada salah seorang informan tentang dari

manakah asal modal selama ini dalam membuat kacang randang, ibu

Rini mengatakan:

”Modal yang ibu gunoan yo modal dari keluarga jo nyo kini ibu
tingga manaruihan usaho amak ibu masalahnyo amak ibu ndak
takao mangaleh lai’’.( wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Modal yang ibu gunakan ya modal dari keluarga saja, sekarang
ibu tinggal meneruskan usaha dari orang tua ibu karena ia sudah
tidak sangup berdagang lagi.

Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Inang:

”Kalau asal modal yo modal ibuk surang senyo untuk


manjalanan usaho ko, untuak mambali kacang mantah samo
mangaji urang marandang koa”.(wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Kalau asal modal dari ibu sendiri untuk menjalankan usaha ini.
Untuk membeli kacang mentah sama membayar upah orang
kerja.

Ibu Bainar mengatakan:


56

”Patamo mangaleh kacang randang ko yo modal ibuk surang


senyo nak, kamudian dek lai banyak jua bali batambah lah
modal ibuk ko stek”.(wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Kalau modal pertama menjual kacang randang ini modal ibu
sendiri, karna untung menjual kacang randang ini lumayan,
bertambahlah modal ibu sedikit.

Hal ini senada juga diungkapkan oleh ibu Yurnelis

’’Kalau modal yang ibuk gunoan yo modal ibuk sorang untak


mambali kacang mantah samo kayu baka’’.(wawancara, 30 juni
2010)
Artinya:
Kalau modal yang ibu gunakan modal sendiri untuk membeli
kacang mentah sama kayu bakar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan perempuan pedagang

kacang randang dari segi asal modal untuk membuat kacang randang

ini bahwa perempuan pedagang kacang randang masih menggunakan

modal sendiri untuk menjalankan usahanya.

c) Kesulitan Modal

Ketika ditanya tentang kesulitan apa yang ditemui dalam

menyediakan modal ibu Kimah mengatakan:

”Kalau modal amak yang ado ko ketek nyo, jadi untuak


mambuek kacang randang dalam jumlah yang banyak jo
mangambangan usahoko tu agak sulik, lagi pulo tanago karajo
amak surang lo nyo, susah untuak mambayia upah tanago
karajo tu kini”. (wawancara, 30 juni 2010)
Artinya:
Kalau modal ibu yang ada hanya kecil, jadi untuk membuat
kacang randang dalam jumlah besar dan mengembangkan usaha
ini agak sulit, tenaga kerja hanya ibu sendiri karena susah untuk
membayar gaji orang kerja sekarang.

Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan ibu Inang mengatakan:
57

”Kalau masalah modal ko yo modal dari urang gaek ibuk dulu,


kini ibuk manaruihan usaho yang lah diturunan urang gaek ibuk
ka ibuk, kalau dulu lai cukup rasoyo modal yang diagiah urang
gaek ibuk tu samo ibuk, tapi kok dikaji jo kini yo ndak sampai
do, kacang lah tambah maha jo hargo nyo kadang tapaso
barutang gai”.(wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Kalau masalah modal ini berasal dari orang tua ibu dulu,
sekarang ibu tinggal meneruskan usaha yang sudah diturunkan
orang tua ibu, kalau dulu modal yang dikasih cukup untuk
memodali kacang randang ini, tapi kalau dilihat sekarang rasanya
tidak cukup karena kacang tanah semakin mahal harganya,
terkadang terpaksa berhutang.

Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan oleh ibu

Rosdiana mengatakan:

”Kalau masalah dalam modal ko yo ado, modal yo modal ibuk


surang jumlahnyo saketekeknyo. Kadang bautang gai dulu ka
urang untuak mambali bahan baku nyo ko, untuang langganan
lai kenal dakek. Baru di randang kacang tadi, kadang lah tajua
kacang tu baru ibuk bai utang tu’’.
(wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Kalau masalah dalam modal pasti selalu ada, modal yang ibu
gunakan memang sedikit jumlahnya. Terkadang terpaksa
berhutang sama langganan yang sudah kenal dekat. Baru di buat
kacang randang, kalau sudah terjual kacang yang sudah masak
tadi baru di bayar hutang.

Selanjutnya peneliti berkesempatan untuk mewawancarai Wali

Nagari yaitu bapak Miswar mengenai modal perempuan pedagang

kacang randang ini dalam pengembangan usaha kacang randang:

”Kalau menurut bapak pedagang kacang randang masih ada


kendala dari segi modal, modal yang digunakan untuk
berdagang kacang randang ini masih menggunakan modal
sendiri dan tergolong kecil sehingga belum bisa untuk
mengembangkan usahanya, mungkin ada beberapa orang yang
sudah memiliki modal yang cukup tapi sebahagian besar dari
perempuan pedagang kacang randang ini masih mengalami
kendala dalam modal”. (wawancara, 31 juni 2010)
58

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa

perempuan pedagang kacang randang masih merasa kesulitan untuk

memperoleh sumber modal usaha, karena pengusaha masih memakai

modal sendiri dan modal yang sudah diturunkan dari orang tuanya

terdahulu walaupun demikian jumlah modal yang digunakan dalam

pembuatan kacang randang ini masih kecil atau kurang sehingga

belum bisa memperlancar dan mengembangkan usahanya.

3) Produksi

a)Kegiatan produksi

Ketika ditanya berapa kali mengadakan produksi dalam

seminggu ibu Rini mengatakan:

”Kalau marandang kacang ko tiok hari, tapi kalau kacang sarik


kadang 4 kali saminggu gay kalau hari-hari gadang ndak lo
marandang do kayak hari rayo atau ado urang baralek di
rumah”. (wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Ibu membuat kacang randang ini tiap hari, tapi kalau kacang
susah 4 kali dalam seminggu. Kalau hari besar seperti lebaran
juga tidak membuat kacang randang atau ada acara di rumah juga
tidak membuat kacang randang.

Hal ini senada dengan yang dikatakan ibu Inang:

”Urang marandang yo taruih tiok hari kini, kacuali urang


tukang randang nyo indak bisa marandang hari itu”.
(wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Membuat kacang randang tiap hari kecuali orang yang
merandang atau memasak kacang randang tidak bisa hari itu atau
berhalangan.

Ibu Rosnimar mengatakan:


59

’’Marandang kacang ko yo tiok hari kecuali hari balai, tantu pai


ka balai ibuk mangaleh kacang randang, kadang dalam
saminggu tu amuah 3 sampai 4 kali marandang’’. (wawancara,
29 juni 2010)
Artinya:
Membuat kacang randang ini setiap hari kecuali hari pasar,
karena ibu pergi menjual kacang randang ke pasar, kadang
membuat kacang randang ini 3 sampai 4 kali dalam satu minggu.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan kalau

perempuan pedagang kacang randang ini memproduksi kacang

randang setiap hari, kecuali hari-hari pasar separti hari Senin dan hari

Kamis dan juga hari besar seperti hari lebaran dan jika ada acara

dirumah pengusaha tersebut atau hari libur yang ditetapkan oleh

pengusaha.

b)Jumlah produksi

Tabel IV.III. Jumlah produksi kacang randang per hari

No Nama pengusaha Jumlah produksi


1 Kimah 450 liter
2 Alizarti 600 liter
3 Rosnimar 500 liter
4 Inang 700 liter
5 Yurnelis 300 liter
6 Rini 400 liter
7 Rosdiana 400 liter
8 Dang 500 liter
9 Erdalis 600 liter
10 Bainar 550 liter
Jumlah 5000 liter
Rata-rata 500 liter
Sumber: Data primer, 2010.
60

Berdasarkan hasil di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-

rata produksi kacang randang per hari adalah 500 liter. Seperti yang di

ungkapkan oleh beberapa perempuan pedagang kacang randang.

Berdasarkan wawancara tanggal 28 juni dengan ibu Dang

tentang jumlah kacang randang setiap mengadakan satu kali produksi,

mengatakan:

”Marandang kacang randang dalam sahari tu biaso marandang


sampai 500 liter, tu pun tagantuang kacang samo kayu nyo,
kalau kacang banyak yo banyak lo marandang nyo”.
Artinya:.
Membuat kacang randang dalam sehari biasanya sampai 500 liter
kacang randang yang dihasilkan, tergantung kacang mentah sama
kayu bakarnya, kalau kacang banyak maka sekali produksi itu
juga akan banyak menghasilkan kacang randang.

Ibu Inang mengatakan:

”Kalau hari biaso paliang-paliang ibuk mambuek kacang


randang ko dalam sahari kiro-kiro 700 liter, karano satoik
minggu ibuk mantaan ka Taluak Kuantan kacang randang ko
tapi tagantuang ka jumlah tanago karajo jo lo gay kadang urang
tukang marandang ado ndak bisa gay”. (wawancara, 29 juni
2010)
Artinya:
Kalau hari biasa kira-kira ibu membuat kacang randang ini dalam
satu hari 700 liter, karena setiap minggu ibu menjual kacang
randang ini ke Taluak Kuantan. Tapi tergantung orang yang
merandang (memasak) kadang berhalangan.

Ibu Rosnimar mengatakan:

’’Kalau ibuk sakali marandang dalam sahari tu bisa sampai 500


liter, tagantuang kacang banyak atau saketek, tapi biaso nyo
kalau ado acara urang di Nagari ko dan Nagari-Nagari di
Kecamatan Pariangan biasonyo marandang kacang di labian
dari pado hari biaso, contohnyo katiko acara pacu jawi atau
acara pasa malam, yo paralu di labiahan saketek marandang
kacang ko, kadang capek habihnyo jadi harus ado persiapan
wak’’. (wawancara, 29 juni 2010)
61

Artinya:
Kalau ibu satu kali merandang atau membuat kacang randang
dalam satu hari bisa sampai 500 liter, tergantung kacang
mentahnya sedikit atau banyak, tapi kalau ada acara orang di
Nagari ini dan Nagari-Nagari di Kecamatan Pariangan,
merandang kacang atau membuat kacang randang dilebihkan dari
pada hari biasa, contohnya ketika acara pacu jawi dan acara pasa
malam, perlu ada persiapan karena kadang kacang randang ini
cepat habis.

Ibuk Yurnelis mengatakan :

’’Kalau dek ibuk yo marandang kacang ko sahari 300 liter nyo,


karena modal ibuk indak banyak na do, paliang-paliang pas
urang ado acara di Nagari ko kayak acara pacu jawi baru gak
dilabiahan marandang nyo’’. (wawancara,30 juni 2010)
Artinya:
Kalau ibu merandang atau membuat kacang randang ini sehari
300 liter, karena modal ibuk tidak begitu banyak, kalau ada acara
di Nagari ini seperti acara pacu jawi baru kacang randang
dilebihkan membuatnya.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

jumlah produksi kacang randang setiap perempuan pedagang kacang

randang dalam membuat kacang randang jumlahnya berbeda-beda,

karena itu tergantung kepada bahan bakunya seperti kacang tanah dan

kayu bakar, kalau kacang mentah banyak maka ia akan memproduksi

kacang randang juga banyak, kemudian juga tergantung pada tenaga

kerja untuk merandang atau membuat kacang randang. Rata-rata

produksi kacang randang dalam hari biasa sehari sebanyak 500 liter,

Sedangkan pada saat acara-acara di Nagari ini dan di Nagari-Nagari

yang ada di Kecamatan Pariangan seperti acara pacu jawi dan pasa

malam, pembuatan kacang randang ini dibuat dalam jumlah yang


62

cukup banyak untuk persediaan kalau-kalau kacang randang yang di

jual habis.

c)Kesulitan Produksi

Ketika ditanyakan tentang kesulitan atau kendala yang ditemui

dalam produksi, ibu Rini menjelaskan:

”Kok ditanyo kendala dalam mambuek kacang randang ko stek


banyak nyo ado lah, yo tagantuang ka bahan baku nyo tadi,
kacang tanah jo kayu baka, kalau kacang nyo rancak yo lamak
kacang randang ko jadinyo, talabiah kalau rancak jumua nyo
rancak masak kacang ko jadinyo, lamak kacang ko dimakan”.
(wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Jika ditanya kendala dalam produksi ini sedikit bayak pasti ada,
tergantung sama bahan bakunya kacang tanah dan kayu bakar.
Kalau kacang bagus tentu kacang randang yang dihasilkan juga
akan baik. Lebih kalau kacang tadi di jemur dengan baik sebelum
di masak, akan lebih bagus jadinya dan rasanya pun enak.

Hal senada juga dikatakan dengan ibu Inang:

”Kalau masalah nyo yo dari kacang mantah koa payah


mancarinyo kini labiah hari panghujan mode kini tu urang ndak
manjamua kacang do, siap tu kayu yang rancak koa gak payah
kini, kok dapek yo kayu kulik karano ancak nyalo apinyo, kalau
apinyo rancak tantu kacang ko capek lo masaknyo ndak lo
mungkin jo arang nyo jo marandang kacang randang ko do”.
( wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Kalau masalah produksi ini dari bahan bakunya, kacang tanah
sekarang susah mencarinya terlebih musim penghujan seperti
saat sekarang, tentu orang tidak bisa menjemur kacang mentah
tadi, kemudian mencari kayu yang bagus sekarang juga agak
sulit, kalau bisa kayu yang digunakan kayu yang bagus
contohnya kayu kulit karena apinya bagus nyalanya, kalau api
nya bagus tentu kacangnya cepat masak, tidak mungkin
memasak kacang itu dengan arangnya saja.

Hal senada juga dikatakan ibu Kimah:


63

’’Masalah nyo yo samo kacang ko kini kadang talambek


marandang gara-gara kacang ko alun dapek lai, labiah hari
panghujan mode kini tantu urang ndak do manjamua kacang
do’’. (wawancara, 30 juni 2010)
Artinya:
Masalahnya sama bahan baku yaitu kacang tanah, kadang
produksi terlambat karena bahan bakunya kacang tanah
sekarang susah, karena saat sekarang ini musim penghujan,
orang tidak ada yang menjemur kacang tanah tadi.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

kesulitan atau kendala dalam produksi adalah tergantung pada bahan

bakunya yaitu kacang tanah dan kayu bakar, kalau curah hujan tinggi

maka kacang susah mencarinya karena orang tidak ada yang menjemur

kacang, curah hujan juga mempengaruhi terhadap kualitas kacang

randang yang dihasilkan karena kalau kacang kurang mendapatkan

cahaya matahari maka rasanya juga kurang gurih, begitu juga dengan

kayu yang digunakan kalau bisa mengunakan kayu kulit karena apinya

bagus, kalau apinya bagus tentu nyalanya juga baik sehingga kacang

yang dimasak cepat matangnya.

d. Usaha mengatasi kendala dalam pengembangan usaha kacang

randang.

1) Bahan baku

Ketika ditanya tentang usaha mengatasi kesulitan dalam bahan

baku ibu Rosdiana mengatakan:

”Usaho yang ibuk lakuan kalau kacang ko indak ado yo dicari


sampai dapek, kalau langganan indak bisa manyadioan kacang
tapaso ibuk manayoan kacang ko ka rumah-rumah urang yang
kiro-kiro baru mambangkik kacang, kadang sampai ka sawah
urang tu gai ibuk mancari, alhamdulillah lai dapek walaupun
indak banyak, tapi walaupun mode itu ibuk selalu manyadioan
64

kacang mantah ko digudang agak saketek”. (wawancara, 29 juni


2010)
Artinya:
Usaha yang ibuk lakukan kalau kacang tidak ada dicari sampai
dapat, kalau langganan tidak bisa menyediakan kacang terpaksa
ibuk mencari kacang mentah ini ke rumah-rumah orang yang
kiranya baru panen kacang, terkadang sampai ke sawah orang
yang penen kacang itu ibuk cari, alhamdulillah dapat walaupun
tidak banyak. Tapi ibuk selalu menyediakan kacang mentah
dalam gudang walaupun sedikit.

Hal yang senada juga dikatan oleh ibu Inang:

”Kalau usahonyo yo ibuk harus ado stok kacang ko taruih di


gudang untuak ka dirandang, jadi katiko kacang sarik atau
maha ibuk indak paniang-paniang na lai mancari kacang, pas
hari pa hujan tibo ibuk indak sulik mancari kacang yang lah
kariang siap di jamua lai, jadi kacang randang ko tetap lamak”.
(wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Kalau usahanya ibuk harus tetap ada stok di gudang untuk di
randang (dimasak), jadi ketika kacang susah atau mahal ibuk
tidak susah lagi mencarinya, waktu musim hujan tiba tidak sulit
lagi mencari kacang yang sudah kering di jemur orang, jadi
kacang randang ini tetap enak.

Hal senada juga dikatakan oleh ibuk Dang:

”Usaho yang ibuk lakukan yo awak kini harus punyo strategi


dalam manggaleh ko, kalau duo bulan ka muko rasonyo kacang
ko ka maha atau acok katajadi hujan awak yo harus manyadioan
stok kacang yang lah kariang dan rancak di gudang ko untuak
manjago kacang randang yang wak hasilkan tetap lamak
walaupun hari lah musim panghujan mode kini”.(wawancara,
28 juni 2010)
Artinya:
Usaha yang ibuk lakukan sekarang kita harus punya startegi
dalam berdagang, kalau rasanya dua bulan ke depan kacang
mentah akan mahal atau akan sering keterjadi hujan kita harus
duluan menyediakan stok kacang mentah yang sudah kering dan
bagus di gudang, ini untuk menjaga agar kacang randang yang di
hasilkan tetap enak rasanya walaupun hari musim penghujan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

usaha yang dilakukan oleh perempuan pedagang kacang randang di atas


65

dalam mendapatkan bahan baku kacang tanah yang bagus pada saat

kacang mahal atau susah dan juga ketika musim penghujan yaitu dengan

cara menyediakan persediaan kacang mentah yang bagus dan juga sudah

kering di gudang agar tetap bisa menghasilkan kacang randang yang enak

dan berkualitas walaupun hari musim hujan.

2) Modal

Selanjutnya wawancara dilakukan dengan ibu Rosnimar tentang

usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan modal dalam

mengembangkan usaha kacang randang mengatakan:

”Kalau usaho yang ibuk dilakuan untuak modal ko yo


manyalang ka dunsanak gay tapi alun lo cukuik lai,
alhamdulillah kini lah ado dapek pinjaman dari PNPM mandiri,
yang maminjamkan kami modal yang lumayan untuk
mangambangan usaho ko, yo taraso bana dek ibuk manfaaatnyo
di kasih modal tapi bungonyo ketek nyo, katonyo iyo untuak
mambantu pedagang yang masih punyo modal ketek”.
(wawancara,29 juni 2010)
Artinya:
Kalau usaha yang ibuk lakukan untuk modal ini salah satunya
dengan cara meminjam tambahan modal sama keluarga tapi itu
juga belum cukup, alhamdulillah sekarang sudah ada program
PNPM mandiri, yang meminjamkan modal yang lumayan untuk
mengembangkan usaha kacang randang ini, manfaatnya sangat
terasa karena di kasih modal tapi bunganya kecil, katanya
memang untuk membantu pedagang yang masih punya modal
kecil.

Hal senada juga dikatakan oleh ibu Kimah:

”Untuak panambah modal ibu pernah lo maminjam ka bank gai


tapi bungo nyo gak gadang stek, tapi kini lah ado pinjaman dari
koperasi dan PNPM mandiri yang bungonyo keteknyo jadi kini
ibu indak do minjam ke bank lai do”.(wawancara, 30 juni 2010)

Artinya:
Untuk menambah modal ibu pernah meminjam ke bank dengan
bunga yang lumayan besar, tapi sekarang sudah ada pinjaman
66

dari koperasi dan PNPM mandiri yang mengasih bunga kecil jadi
sekarang ibu tidak meminjam ke bank lagi.

Hal senada juga dikatakan oleh ibu Rosnimar:

”Kalau caro mangatasi masalah modal ko dulu ibu pernah lo


maminjam ka bank gai untuk manambah pokok galeh tapi kini
indak ado pinjam ke bank lai piti itu se yang ibuk putaan kini
nyo”.(wawancar, 29 juni 2010)
Artinya:
Cara mengatasi masalah modal ini dulu ibu pernah meminjam ke
bank untuk menambah modal dagangan tapi sekarang tidak ada
lagi pinjam ke bank, sekarang modal yang ada saja yang
digunakan.

Berdasarkan wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

usaha yang dilakukan pengusaha untuk mengatasi kesulitan dalam modal

adalah dengan cara mencoba meminjam uang ke Bank, koperasi dan

PNPM mandiri dan ada juga yang meminjam kepada orang lain dan

keluarga.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara ke bapak Miswar yaitu

Wali Nagari Sawah Tangah beliau mengatakan:

”Usaha yang dilakukan pemerintah Nagari dari segi modal,


menyediakan pinjaman-pinjaman dan itu tergantung kepada dana
yang disediakan Nagari dan memberikan sumbangsih pola pikir
kepada pengusaha kacang randang itu bagaimana cara
mengembangkan usaha dan bagaimana cara-cara untuk
mendapatkan pinjaman untuk modal”. (wawancara, 3 juli 2010)

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pihak

pemerintah yaitu Wali Nagari Sawah Tangah telah melakukan usaha

dalam pengembangan usaha kacang randang dari segi modal dengan cara

menyediakan pinjaman-pinjaman sesuai dengan dana yang ada dan

mencarikan peluang-peluang dalam mendapatkan modal dan memberikan


67

penyuluhan bagaimana untuk mendapatkan pinjaman serta pola pikir yang

bagus dalam mengembangkan usahanya.

3) produksi

Selanjutnya wawancara dilakukan mengenai usaha yang dilakukan

dalam mengatasi produksi dengan ibu Inang mengatakan:

”Yo ibuk mangusahokan kacang ko yo yang rancak taruih


supayo palanggan wak indak kecewa dan lari cari langganan
baru, kalau kacang rancak tantu urang sanang mambali kacang
awak ”.(wawancara, 29 juni 2010)
Artinya:
Ibuk mengusahakan kacang ini selalu kacang yang bagus supaya
pelanggan tidak kecewa dan lari cari langganan baru, kalau
kacang randang yang dihasilkan bagus tentu orang senang
membelinya.

Hal ini juga senada dengan apa yang diungkapkan oleh ibu Rini:

’’Diusahoan mancari kacang samo kayu yang rancak, kalau


kayu nyo ndak rancak tu lamo lo wak marandang dek nyo,
patuik ka banyak marandang sahari tu beko dek gara-gara kayu
nyo ndak rancak jadi saketek bisa tarandang jadinyo karano api
nyo yang indak rancak tadi jadi di usahakan mencari kayu yang
bagus seperti kayu kulit”. (wawancara, 28 juni 2010)
Artinya:
Diusahakan mencari kacang sama kayu yang bagus, kalau
kayunya tidak bagus tentu akan memperlambat proses
memasaknya, seharusnya sehari itu bisa mengahasilkan banyak
kacang randang tapi gara-gara kayunya tidak bagus tentu kacang
randang yang dihasilkan sedikit karena apinya yang tidak bagus
tadi, jadi di usahakan mencari kayu yang bagus.

Hal senada juga dikatakan oleh ibu Erdalis (wawancara tanggal 30

juni 2010):

”Diusahoan mamakai kacang yang rancak dan kayu yang


rancak pulo kacang kok dapek yo kacang kapsul atau kacang
gajah, sadangkan kayu yo kayu kulik yang rancak, kalau bisa
wak usahoan untuak balangganan samo urang mangaleh kacang
samo urang mangaleh kayu ko”.
68

Artinya:
Diusahakan memakai kacang dan kayu yang bagus, kalau dapat
kacang yang bagus itu kacang kapsul dan kacang gajah,
sedangkan kayu yang bagus adalah kayu kulit. kalau bisa
diusahakan untuk berlangganan sama orang yang menjual kacang
dan sama orang yang menjual kayu itu.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

usaha yang dilakukan oleh perempuan pedagang kacang randang dalam

mengatasi masalah dalam produksi ini adalah berusaha untuk

mendapatkan kacang tanah yang bagus dan kayu yang bagus pula dalam

membuat kacang randang sehingga produksi dari kacang randang ini

barjalan dengan baik.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas diperoleh

gambaran sebagai berikut:

Pertama, tentang Faktor geografi wilayah mempengaruhi usaha kacang

randang. Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari, iklim di

suatu daerah sangat mempengaruhi mahkluk hidup yang ada didaerah tersebut

begitu juga tumbuhan.

Kalau dilihat iklim di Nagari Sawah Tangah sangat mempengaruhi

perkembangan usaha kacang randang karena untuk mengembangkan usaha ini

tentunya saja perlu bahan mentah yaitu kacang tanah, kacang tanah ini dapat

tumbuh pada daerah yang subur dan memiliki iklim yang baik, ketika iklim di

Nagari Sawah Tangah ini tidak normal atau sering terjadi nya musim hujan

pedagang kacang randang ini akan kesulitan mencari bahan mentah yaitu kacang

tanah tadi, karena petani kacang tanah mendapatkan hasil panen yang kurang
69

maksimal karena tadi pengaruh curah hujan yang terlalu tinggi yang

mengakibatkan tanaman kacang tanah tidak dapat tumbuh subur.

Tapi ketika iklim di Nagari Sawah Tangah ini normal atau tidak sering

terjadi hujan mereka tidak susah lagi untuk mencari bahan mentah kacang tanah

tadi karena umumnya petani di Nagari ini banyak yang menanam kacang tanah

dan karena iklim nya baik tentu akan menghasilkan kacang tanah yang bermutu

baik. Disini lah iklim sangat mempengaruhi usaha perempuan pedagang kacang

randang ketika iklim baik mereka akan mudah mendapatkan bahan mentah tetapi

kalau sudah musim hujan mereka akan kesulitan untuk mendapatkan bahan

mentah tadi yaitu kacang tanah.

Nagari Sawah Tangah terletak dilereng gunung Merapi dengan udara

sejuk pada ketinggian ± 600-800 m dari permukaan laut, jadi Nagari Sawah

Tangah termasuk ke dalam relief pegunungan menengah karena tingginya antara

500 m-1500 m. Tanaman kacang tanah tumbuh subur disini karena daerah ini

memiliki kemiringan lereng lebih dari 500 m. Karena ketinggian tempat yang baik

dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dari

permukaan laut (Suprapto, 2000).

Kacang tanah umumnya tumbuh disekitar daerah yang memiliki tanah

yang subur, Nagari Sawah Tangah ini berada di kaki gunung merapi tentu saja

tanah akan subur karena sering mendapatkan semburan kepundan dari letusan

gunung api, oleh karena itu tanahnya menjadi gembur dan subur, makanya orang

di Nagari ini banyak menanam kacang tanah karena kalau cuaca baik maka

tanaman kacang tanah ini akan tumbuh subur, ini diakibatkan tanah tadi yang
70

bagus untuk menanam kacang tanah, karena jenis tanah yang sesuai untuk

tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan

subur. Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah

pH antara 6,0–6,5.

Kedua, tentang Faktor pemicu keberadaaan perempuan pedagang kacang

randang. Di sini yang menjadi latar belakang perempuan pedagang kacang

randang memilih pekerjaan sebagai pedagang kacang randang adalah karena

berdagang kacang randang ini merupakan warisan dari orang tuanya yang harus ia

teruskan, kemudian faktor lainya adalah untuk menambah penghasilan keluarga

dan untuk membiayai sekolah anak-anak nya seperti biaya les, dilihat sekarang

hidup semakin susah sedangkan anak-anak perlu pendidikan yang tinggi.

Perempuan pedagang kacang randang ini sudah berdagang kacang randang

paling lama yaitu sekitar 45 tahun, dan yang baru berdagang kacang randang

sekitar 10 tahun. Kalau sejak tahun berapa perempuan pedagang kacang ini

awalnya mulai berdagang kacang randang tidak bisa di perkirakan sejak tahun

berapa karena berdagang kacang randang ini sudah di wariskan turun temurun

dari nenek-nenek terdahulu.

Dilihat dari pendidikannya perempuan pedagang kacang randang

sebahagian besar tidak menyelesaikan sekolahnya ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi, sebagian hanya bersekolah sampai SD bahkan ada yang tidak tamat

SD, kalau dilihat hanya satu orang pedagang kacang randang ini yang pernah

melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu sampai D3, dan sebahaginya lagi hanya

melanjutkan pendidikan sampai SMP.


71

Disini terlihat sekali bahwa dorongan dalam diri pribadi perempuan

pedagang kacang randang, seperti tadi terlihat ia memilih sebagai perempuan

pedagang kacang randang karena kondisi finansial keluarga yang masih

sederhana, untuk biaya sekolah anak-anaknya, pendapatan suami yang belum

memadai, kebutuhan keluarga yang semakin meningkat, untuk itu ia ingin sekali

meningkatkan keuangan keluarganya dengan bekerja sebagai perempuan

pedagang kacang randang.

Disini terlihat yang menjadi salah satu faktor pemicu keberadaan

perempuan pedagang kacang randang adalah faktor internal, karena faktor ini

merupakan suatu kekuatan atau kondisi yang turut menimbulkan atau

menghasilkan suatu dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang (Al-Barry,

2003 :200&325). Dengan dorongan tersebut, ia merasa percaya diri dalam

menentukan pilihannya untuk melakukan kegiatan/pekerjaan. Dalam konteks ini,

faktor internal yang dimaksud dorongan dari dalam diri seseorang perempuan

untuk menjadi pedagang kacang randang

Ketiga, tentang kendala-kendala usaha pengembangan kacang randang.

Bahan baku merupakan suatu hal yang penting dalam memperlancar suatu proses

produksi dalam suatu industri, baik industri kecil maupun industri besar. membuat

kacang randang pengusaha mendapatkan bahan baku dengan cara membeli pada

langganan, ada juga membeli kacang tanah langsung ke sawah waktu orang

panen, kemudian juga membeli ke Nagari-Nagari di Kecamatan Pariangan serta

ada juga yang menjual langsung ke rumah perempuan pedagang kacang randang

ini. Bahan baku yang digunakan untuk membuat kacang randang adalah kacang
72

kapsul atau kacang gajah. Untuk mendapatkan kacang mentah sekarang ini susah

karena orang sudah banyak menanam padi, terlebih hari musim penghujan. Untuk

mendapatkan kacang yang sudah kering sekarang susah mencarinya, karena

waktu musim hujan orang susah menjemur kacang yang baru di panen tadi.

Modal yang digunakan untuk membuat kacang randang ini hanya modal

uang, yang digunakan untuk membeli bahan baku yaitu kacang tanah yang masih

mentah dan kayu bakar, juga untuk membayar upah tenaga kerja. Sedangkan

modal alat tidak dibeli karena alat untuk membuat kacang randang ini masih

menggunakan alat tradisional yaitu kuali besar yang sudah diturunkan dari nenek

moyang, kemudian sedikit pasir yang digunakan untuk merandang (memasaknya).

Perempuan pedagang kacang randang di Nagari Sawah Tangah ini masih

merasa kesulitan untuk memperoleh sumber modal usaha, karena pengusaha

masih memakai modal sendiri dan modal yang sudah diturunkan dari orang

tuanya dulu, walaupun demikian jumlah modal yang digunakan dalam pembuatan

kacang randang ini masih kecil atau kurang sehingga belum bisa memperlancar

dan mengembangkan usahanya. Menurut Kantjoro dalam Wiwit (2002) yaitu

salah satu kendala dalam industri kecil adalah masalah permodalan, karena

kurangnya permodalan terutama disebabkan perusahaan ekonomi lemah

khususnya perusahaan perorangan. Jadi perusahaan ekonomi lemah mau tidak

mau selalu mengandalkan modal sipemilik yang jumlahnya sangat kecil.

Produksi kacang randang, Perempuan pedagang kacang randang ini

memproduksi kacang randang setiap hari, kecuali hari-hari pasar seperti hari senin

dan hari kamis dan juga hari besar seperti hari lebaran dan jika ada acara dirumah
73

pengusaha tersebut atau hari libur yang ditetapkan oleh pengusaha. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1991) produksi adalah hasil. Perempuan pedagang

kacang randang dalam membuat kacang randang jumlahnya berbeda-beda, karena

itu tergantung kepada bahan bakunya seperti kacang tanah dan kayu bakar, kalau

kacang mentah banyak maka ia akan memproduksi kacang randang juga banyak,

kemudian juga tergantung pada tenaga kerja untuk merandang atau membuat

kacang randang. Rata-rata produksi kacang randang dalam hari biasa sehari

sebanyak 500 liter.

Kendala dalam memproduksi kacang randang ini adalah tergantung pada

bahan bakunya yaitu kacang tanah dan kayu bakar, kalau curah hujan tinggi maka

kacang susah mencarinya karena orang tidak ada yang menjemur kacang, curah

hujan juga mempengaruhi terhadap kualitas kacang randang yang dihasilkan

karena kalau kacang kurang mendapatkan cahaya matahari maka rasanya juga

kurang gurih, begitu juga dengan kayu yang digunakan kalau bisa mengunakan

kayu kulit karena apinya bagus, kalau apinya bagus tentu nyalanya juga baik

sehingga kacang yang dimasak cepat matangnya.

Keempat, usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam

pengembangan usaha kacang randang. Usaha yang dilakukan oleh perempuan

pedagang kacang randang dalam mendapatkan bahan baku kacang tanah yang

bagus pada saat kacang mahal atau susah dan juga ketika musim penghujan yaitu

dengan cara menyediakan persediaan kacang mentah yang bagus dan juga sudah

kering di gudang agar tetap bisa menghasilkan kacang randang yang enak dan

berkualitas walaupun hari musim hujan.


74

Usaha yang dilakukan perempuan pedagang kacang randang untuk

mengatasi kesulitan dalam modal adalah dengan cara mencoba meminjam uang

ke Bank, koperasi dan Pnpm mandiri dan juga yang meminjam kepada orang lain

dan keluarga.

Usaha yang dilakukan oleh Wali Nagari Sawah Tangah dalam mengatasi

kesulitan modal pedagang kacang randang yaitu melakukan usaha dalam

pengembangan usaha kacang randang dari segi modal dengan cara menyediakan

pinjaman-pinjaman sesuai dengan dana yang ada dan mencarikan peluang-

peluang dalam mendapatkan modal dan memberikan penyuluhan bagaimana

untuk mendapatkan pinjaman serta pola pikir yang bagus dalam mengembangkan

usahanya.

Dalam mengatasi masalah produksi ini perempuan pedagang kacang

randang berusaha untuk mendapatkan kacang tanah yang bagus dan kayu yang

bagus pula dalam membuat kacang randang sehingga produksi dari kacang

randang ini berjalan dengan baik


75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kondisi geografis Nagari Sawah Tangah sangat mempengaruhi hasil

produksi kacang randang. Curah hujan rata-rata 700-1500 mm/thn, kondisi

tanah yang subur dan dengan ketinggian 600-800 m dari permukaan laut

membuat Nagari Sawah Tangah sangat cocok untuk tumbuhnya tanaman

kacang tanah.
76

2. Faktor pemicu keberadaan perempuan pedagang kacang randang di

Nagari Sawah Tangah adalah usaha yang diwariskan dari orang tuanya yang

harus ia teruskan, kemudian faktor lainya adalah untuk menambah

penghasilan suaminya dan untuk membiayai sekolah anak-anak nya

3. Untuk pembuatan kacang randang di Nagari Sawah Tangah, bahan

baku yang tersedia cukup banyak tetapi ketika musim penghujan untuk

mendapatkan bahan baku cukup sulit. Modal usaha yang tersedia masih

sedikit dan memakai modal sendiri, produksi tergantung kepada kualitas

bahan baku, tenaga kerja, dan modal.

4. Usaha yang dilakukan pengusaha dengan menyediakan persedian

bahan baku yang berkualitas bagus sebelum curah hujan tinggi, melakukan

peminjaman modal kepada lembaga per Bank kan dan PNPM mandiri.

Usaha yang dilakukan oleh Wali Nagari Sawah Tangah sebatas

mempromosikan dan memberikan penyuluhan untuk pengembangan.

B. Saran
75

Berdasarkan kesimpulan di atas, Penulis menyarankan:

1. Kepada pemerintah Kabupaten Tanah Datar agar lebih memperhatikan

usaha kacang randang dari segala aspek terutama dari segi modal seperti

pemberian pinjaman baik berupa kridit lunak (persentase bunga kecil),

pemberian bantuan lepas dalam jumlah besar dan memperkenalkan produk

kacang randang ke pasar nasional sehingga usaha ini bisa berkembang dan

bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.


77

2. Kepada pemerintahan Nagari untuk dapat mempertahankan dan

mengembangkan warisan kacang randang melalui pengurusan hak paten

3. Bagi masyarakat Sawah Tangah diharapkan meningkatkan usaha

kacang randang ini karena merupakan warisan budaya, ekonomi, dan aset

budaya yang harus tetap dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Barry & yacub. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah – Seri Intelektual (Edisi
Revisi). Surabaya : Targer Press

Departemen Perindustrian (2004) (BPS)

Evarina, 2003. Profil Keluarga Dan Anak Putus Sekolah Dasar 9 Tahun Dan
Aspirasi Orang Tua Dan Anak Terhadap Pendidikan. FIS UNP: Padang

Indrakusuma, Amir Daien. 1994. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha


Nasional

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Debdikbud 1991)


78

Kasasi, Ruchiat. 1981. Auditing Prinsip-prinsip dan Prosedur. Yogyakarta.

Moleong , Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT REMAJA


ROSDAKARYA.

Nawi, Marnis.1990. Metodologi Penelitian. Padang: FPIPS IKIP Padang.

Reksohadiprojo, Sukanto 1982. Pengantar ekonomi perusahaan. Yogyakarta :


BPFE

Saptari, Ratna&Holzner, Brigitte. 1997. Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial


Sebuah Pengantar Studi Perempuan. Jakarata : PT. Pustaka utama graffiti

Sugiyono, 2008 . Metodologi P enelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta.

Sutamto, 1997. Pedoman Perencanaan bagi perusahaan. Jakarta : Balai aksara

Syafrida, Welni, 2007. Studi Industri Kerajinan Tanah liat di Jorong Galogandang
Kec. Rambatan Kab. Tanah Datar. (Skripsi) FIS UNP

Tim Penyusun, 2005.Pengantar Pendidikan.IFS UNP Padang

77

Wijayanti, Wiwit , 2002. Industri kerajinan Cendramata sebagai Aset Pariwisata


Di Kecamatan Silungkang Kota Sawah Lunto (skripsi) FIS UNP

Yanuar, Pengantar Makro Ekonomi. http://PKSM. Mercubuana. ac. id. Diakses


tanggal 14 maret 2010

Http://ww.depperin.go.id/kebijakan/06/KPIN-bab 2.pdf. Pembangunan Industri


Jangka Panjang. Diaskes tanggal 20 april 2010

www.kabarindonesi.com
79
80
81

Lampiran 1:

PEDOMAN WAWANCARA

BIODATA INFORMAN

Nama :

Umur :

Agama :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Jumlah Anak :
82

Alamat :

Status Pendidikan :

Pokok-Pokok Pertanyaan

I. Instrumen untuk perempuan pedagang kacang randang.

A. dibawah ini pertanyaan penelitian yang berhubungan dengan latar belakang

memilih profesi sebagai pedagang kacang randang dan kehidupan keseharian

perempuan pedagang kacang randang :

1. Apa pekerjaan ibu, sebelum bekerja sebagai pedagang kacang

randang?

2. Apa yang melatar belakangi ibu, sehingga ibu memilih dan melakukan

pekerjaan ini?

3. Apakah usaha yang ibu jalankan ini merupakan usaha yang diturunkan

dari generasi ke generasi/dari orang tua ibu dulu (usaha keluarga yang

di wariskan secara turun temurun)?

4. Apakah keluarga mendukung dalam melakukan pekerjaan yang ibu

lakukan saat ini?

5. Bentuk dukungan seperti apa yang diberikan keluarga terhadap

kelancaran pekerjaan ibu ini?

6. Sejak kapan ibu menekuni profesi sebagai pedagang kacang randang?

7. Menurut pengamatan ibu, sejak kapan perempuan khususnya ibu-ibu

di Nagari Sawah Tangah ini mulai berprofesi/bekerja sebagai

pedagang kacang randang?


83

8. Bagaimana cara ibu membagi waktu antara pekerjaan sebagai

pedagang kacang randang dengan kewajiban sebagai seorang ibu?

9. Apa suka duka ibu sebagai pedagang kacang randang?

Di bawah ini pertanyaan penelitian yang berhubungan dengan Pendidikan

1. Sampai dimana pendidikan formal yang pernah ibu tempuh?

2. Apakah ibu pernah menempuh pendidikan informal?

3. Kalau pernah apa jenis pendidikan informal yang pernah ibu ikuti?

4. Apakah ada pendidikan khusus yang ibu tempuh dalam menyelesaikan

pekerjaan yang ibu lakukan sekarang ini?

B. Pertanyaan yang berhubungan dengan kendala-kendala dalam mengembangkan

usaha kacang randang

1. Bahan baku

1. Selama Ibu bekerja sebagai pedagang kacang randang, bagaimana

ketersediaan bahan baku yang ada untuk memproduksi makanan?

2. Dari manakah Bapak memperoleh bahan baku untuk membuat kacang

randang?

3. Apa saja kesulitan yang pernah Bapak temui dalam memperoleh bahan

baku untuk membuat kacang randang ini?

4. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam memperoleh

bahan baku tersebut?


84

2. Modal

1. Modal apa saja yang Bapak/Ibu perlukan untuk memproduksi kacang

randang ini.?

2. Selain modal uang, modal apa saja yang ibu gunakan untuk

memproduksi kacang randang ini?

3. Untuk apa saja modal tersebut Bapak/Ibu gunakan?

4. Selama Ibu bekerja sebagai pedagang kacang randang, bagaimana

cara Bapak/Ibu memperoleh modal untuk memproduksi kacang

randang ini?.

5. Apa Ibu kesulitan dalam menyediakan modal usaha untuk

memproduksi dan mengembangkan kacang randang ini ?

6. Kalau ya, apa saja kesulitan itu?

7. Bagaimana cara Ibu mengatasi kesulitan yang ditemui dalam

penyediaan modal usaha untuk kacang randang ini?

3. Produksi

1. Kegiatan produksi dilakukan berapa kali dalam seminggu?

2. Hasil dari makanan kacang randang ini dalam ukuran apa?

3. Berapa banyak kacang randang ini diperoleh setiap mengadakan produksi?

4. Apakah dalam kegiatan produksi menghasilkan kacang randang ini

mengalami kendala?
85

5. Kalau iya, kendala atau kesulitan apa yang ditemui dalam kegiatan

produksi?

6. Bagaimana cara ibu mengatasi kendala dalam kegiatan memproduksi

kacang randang ini?

II. Instumen untuk pihak terkait

A. Wali/ Aparat nagari

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu terhadap industri rumah tangga kacang

randang di Nagari Sawah Tangah ?

2. Apa hambatan dalam pengembangan industri rumah tangga kacang

randang di Nagari Sawah Tangah ?

3. Usaha dan kegitan apa yang dilakukan Pemerintah Nagari dalam mengatasi

hambatan-hanbatan industri rumah tangga kacang randang?

Lampiran 2:
86

TABEL 4 IDENTITAS INFORMAN

No Nama Umur JenisKelamin Pekerjaan Pendidikan

1 Miswar 55 Laki-laki Wali Nagari S1


2 Alizarti 55 Perempuan Dinas SMA
Kopperintam

3 Rosnimar 72 Perempuan Pengusaha SMP


4 Inang 60 Perempuan Pengusaha SD
5 Yurnelis 57 Perempuan Pengusaha SMP
6 Rini 36 Perempuan Pengusaha Perguruan

Tinggi
7 Rosdiana 70 Perempuan Pengusaha SMP
8 Dang 49 Perempuan Pengusaha SMP
9 Erdalis 48 Perempuan Pengusaha SMP
10 Bainar 50 Perempuan Pengusaha SD
11 Kimah 65 Perempuan Pengusaha SD

Lampiran 3: DISPLAY DATA TEMUAN PENELITIAN

TABEL 5 Faktor Pemicu Keberadaan Perempuan Pedagang Kacang Randang

Lama
Latar belakang memilih sebagai berdagang
No Nama
pedagang kacang randang kacang
randang
87

1 Alizarti Berdagang kacang randang yang bisa 15 thn


ibuk lakukan, karena berdagang kacang
randang ini yang diajarkan orang tua
ibuk dulu
2 Rosnimar Berdagang kacang ini sudah turun 35 thn
temurun
3 Inang Berdagang kacang randang yang bisa 45 thn
karna sudah merupakan warisan
kepandaian dari orang tua ibuk dulu
4 Yurnelis Berdagang kacang randang yang bisa 10 thn
ibu kerjakan
5 Rini Meneruskan usaha orang tua 10 thn
6 Rosdiana Berdagang untuk menambah penghasil 30 thn
suami
7 Dang Bakat ibuk disini karena sudah dari 25 thn
waktu ibu gadis ibu di ajar berdagang
kacang randang oleh orang tua ibu
dulu.

8 Erdalis Berdagang kacang randang meneruskan 7 thn


usaha orang tua ibuk untuk menambah
penghasilan suami
9 Bainar Berdagang melanjutkan warisan dari 12 thn
orang tua ibuk dulu
10 Kimah Berdagang kacang randag ini sudah 30 thn
turun temurun

TABEL 6 BAHAN BAKU

No Nama Kendala Usaha


1 Alizarti Kacang tanah susah sekarang Menyiapkan kacang
karena musim penghujan mentah di gudang sebelum
musim penghujan datang

2 Rosnimar Kalau musim penghujan Siap sedia bahan baku di


88

seperti sekarang kacang gudang


tanah mahal
3 Inang Susah mencari bahan baku Memperbanyak langganan
(kacang tanah) yang bagus untuk mencari bahan baku
sekarang yang bagus
4 Yurnelis Kalau musim penghujan Menyediakan persedian
susah mendapatkan kacang kacang yang bagus
yang bagus sebelum musin penghujan
5 Rini Kacang tanah mahal Selalu sedia kacang di
dimusim penghujan gudang sebelum musim
hujan
6 Rosdiana Kacang yang sudah kering Menyediakan kacang yang
susah mendapatkan dimusim bagus untuk selama curah
penghujan hujan tinggi.
7 Dang Kacang susah dimusim Menyiapkan kacang yang
penghujan seperti sekarang bagus sebelum curah
hujan tinggi.
8 Erdalis Kalau hari penghujan susah Menyiapkan bahan baku
untuk mendapatkan kacang sebelum waktu curah
yang bagus. hujan tinggi.
9 Bainar Kacang yang kering sulit Menyiapkan persediaan
mendapatkannya jika curah bahan baku yang bagus
hujan tinggi. sebelum hujan.
10 Kimah Susah mendapatkan bahan Menyediakan bahan baku
baku di musim penghujan sebelum curah hujan
tinggi

TABEL 7 MODAL

No Nama Hambatan Usaha


1 Alizarti Modal belum maksimal Memakai modal sendiri
karena hanya modal keluarga dari hasil penjualan
2 Rosnimar Modal kecil, susah untuk Dapat pinjaman dari Pnpm
mengembangkan usaha. mandiri dan koperasi
3 Inang Kekurangan modal untuk Meminjam k Bank
mengembangkan usaha
89

4 Yurnelis Modal kecil susah untuk Memakai modal sendiri


mengembangkan usaha ini dari hasil penjualan
5 Rini Modal keluarga saja Memakai modal yang
dipinjamkan oleh keluarga
6 Rosdiana Modal kecil dan masih Dapat pinjaman dari Pnpm
modal sendiri mandiri
7 Dang Modal keluarga dan masih Meminjam kepada Bank
kekurangan
8 Erdalis Modal yang digunakan untuk Meminjam ke Pnpm
usaha ini masih kecil dan mandiri
kurang.
9 Bainar Modal masih kurang untuk Meminjam ke Pnpm
mengembangkan usaha ini mandiri
10 Kimah Modal kecil dan kurang Meminjam kepada orang
dalam usaha lain

TABEL 8 HASIL PRODUKSI

No Nama Hambatan Usaha


1 Alizarti Mencari pekerja untuk Mencari tenaga kerja yang
merandang kadang susah bisa merandang
2 Rosnimar Mencari kayu yang sudah Mengusahakan mencari
kring kadang sulit karena kayu yang kering
musim hujan
3 Inang Kalau kacang tidak kering, Di usahakan merandang
90

kacang randang yang kacang yang benar-benar


dihasilkan tidak gurih kering
4 Yurnelis Jika kacang tidak bagus Mencari langganan untuk
hasilnya juga tidak bagus membeli kacang yang
bagus.
5 Rini Jika kayu yang digunakan Mengusahakan kayu yang
tidak bagus maka merandang bagus dan kering.
kacang akan lama.
6 Rosdiana Jika kacang tidak kering di Merandang kacang yang
randang maka hasilnya tidak benar-benar sudah kering
enak
7 Dang Kacang yang kurang kering Mengusahakan merandang
di randang akan lama kacang yang benar-benar
masaknya sudah kering
8 Erdalis Mengunakan kayu yang Mencari langganan yang
tidak bagus akan lama bisa menyediakan kayu
merandang yang bagus
9 Bainar Kacang yang tidak kering Mengusahankan
mengahasilkan kacang yang merandang kacang yang
tidak gurih sudah kering
10 Kimah Mencari kayu yang bagus Mengusahakan membeli
susah sekarang kayu yang bagus

Lampiran 4
Dokumentasi Hasil Penelitian
Perempuan Pedagang Kacang Randang
(Studi Kasus : Nagari Sawah Tangah Kec.Pariangan Kab.Tanah Datar)
91

Gambar 2 Salah seorang perempuan pedagang kacang randang yang sedang


menjemur kacang tanah

Gambar 3 Kacang Tanah yang Baru di Jemur


92

Gambar 4 Wawancara dengan ibu Rosnimar tanggal 29 juni 2010

Gambar 5 Kacang randang yang sudah siap dikemas


93

Gambar 6 Wawancara dengan ibu Bainar tanggal 28 juni


94

Gambar 7 Wawancara dengan salah seorang pekerja yang sedang membungkus


kacang randang

Gambar 8 Kacang randang yang sudah siap di pasarkan


95

Gambar 9 Salah seorang pekerja yang sedang merandang (memasak) kacang randang

Gambar 10 Wawancara dengan ibu Kimah tanggal 30 juni


96

Gambar 11 Beberapa orang pekerja yang sedang menampi kacang randang yang baru
siap di randang (masak)

Gambar 12 Perempuan pedagang kacang randang yang sedang menampi kacang


randang yang sudah siap di randang
97

Gambar 13 Wawancara dengan ibu Dang tanggal 28 juni 2010

Gambar 14 Wawancara dengan ibu Alizarti tanggal 28 juni 2010


98
99

Anda mungkin juga menyukai