Anda di halaman 1dari 37

FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN USAHA TEH

MENIRAN DI KELURAHAN WELALA KABUPATEN KOLAKA


TIMUR

PROPOSAL

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Studi Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S1) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

OLEH

RAHMAWATI K
A1A119046

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................6
2.1 Deskripsi Teori..............................................................................................................6
2.1.1 Konsep Produksi.....................................................................................................6
2.1.2 Faktor Produksi.......................................................................................................9
2.1.3 Konsep Pendapatan...............................................................................................10
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan....................................................13
2.1.5 Fungsi Pendapatan.................................................................................................17
2.1.6 Tanaman Meniran.................................................................................................18
2.2 Penelitian Terdahulu....................................................................................................21
2.3 Kerangka Pikir.............................................................................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................25
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian......................................................................................25
3.2 Informan Penelitian......................................................................................................25
3.3 Jenis Dan Sumber Data................................................................................................25
3.3.1 Jenis Data..............................................................................................................25
3.3.2 Sumber Data..........................................................................................................26
3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................26
3.5 Teknik Analisis Data....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................31
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya

mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2016 mencatat 31,74 persen angkatan kerja di Indonesia atau

38,29 juta bekerja di sektor pertanian, Sebagai Negara agraris, pertanian di Indonesia

menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditas ekspor, antara lain padi, jagung,

kedelai, sayur-sayuran, aneka cabai, ubi, dan lain-lain.

Dari komoditas tersebut dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam

minuman olahan seperti keripik, tempe, aneka macam sambal kalengan, minuman

kemasan, serta sayuran yang dikalengkan. Hal itu dilakukan untuk menambah nilai

jual dari suatu komoditas serta membuat bahan minuman tersebut menjadi lebih

awet. Selain itu pembuatan minuman olahan tersebut juga dapat lebih mempermudah

dalam hal pemasaran produk, produk yang telah mengalami perubahan bentuk olahan

akan cenderung lebih menarik dan dalam pendistribusiannya lebih efektif.

Desawa ini minuman olahan telah banyak mengalami perubahan dan inovasi.

Terdapat berbagai macam minuman olahan yang bukan lagi bersumber dari bahan

asli tetapi sudah mengalami perubahan bentuk dan varian. Hal ini disebabkan oleh

tuntunan zaman yang mewajibkan untuk melahirkan suatu produk baru yang lebih

1
2

menarik. Tujuan utama dari terciptanya produk baru tersebut tentunya adalah

meningkatkan pendapatan melalui ide baru dalam hal kuliner.

Akan tetapi era globalisasi mensyaratkan terbukanya kesempatan tiap negara

untuk memasarkan produk maupun jasa masing-masing. Minuman berpotensi untuk

berperan dalam pasar global, seperti telah kita rasakan saat ini minuman asing

merebut pasar Indonesia dengan mempopulerkan minuman -minuman asing sebagai

minuman yang bergengsi. Apabila hal ini berlangsung secara terus menerus maka

akan sangat mengkhawatirkan bangsa kita, jati diri kita sebagai bangsa dengan

budaya yang luhur sedikut demi sedikit akan terkikis, dimana kita tidak mengenal

minuman kita sendiri, tetapi lebih bangga apabila menyantap minuman -minuman

asing.

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi lunturnya kegemaran sebagian

masyarakat terhadap minuman tradisional Indonesia antara lain disebabkan karena

adanya perubahan gaya hidup, perubahan sosial budaya, perkembangan ekonomi

dalam kehidupan masyarakat, di samping itu kebiasaan masyarakat terhadap makan

di luar, gencarnya promosi dan tersedianya minuman asing di berbagai kota besar

juga sebagai salah satu faktor mengapa masyarakat lebih menyukai minuman asing

dari pada minuman kita sendiri.

Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi semua kalangan terutama pelaku

usaha untuk dapat menciptakan ide yang mempadukan antara minuman luar negeri

dengan minuman local, mengingat kelimpahan hasil pertanian di Indonesia yang


3

berpotensi untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Hal ini bertujuan untuk

menciptakan suatu jenis minuman yang unik dan menarik dengan rasa yang enak.

Salah satu jenis tanaman yang dianggap sebagai gulma atau tanaman

pengganggu tetapi memiliki manfaat yang cukup tinggi adalah tanaman meniran.

Tanaman ini tumbuh dihampir seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi masih banyak

masyarakat yang belum mengetahui bahwa tanaman tersebut bisa dimanfaatkan

sebagai salah satu minuman. Tanaman meniran bisa dimanfaatkan sebagai the yang

mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi. Menurut Narendra (2012) tanaman

meniran banyak mengandung Flavonoid, Tanin dan Vitamin C yang cukup tinggi.

Hal ini tentunya bisa menjadi peluang usaha yang baik apabila tanaman meniran

tersebut dikelola dengan baik.

Salah jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam

pengolahan minuman khususnya di Kabupaten Kolaka Timur Kelurahan Welala

adalah adanya rumah produksi skala kecil yang mengolah tanaman meniran menjadi

teh meniran. Usaha ini sudah berlangsung sejak tahun 2019 dan sampai sekarang

masih beroperasi. Akan tetapi dalam pengembangannya terdapat hambatan berupa

kurangnya pengetahuan masyarakat terkait manfaat tanaman meniran, kurangnya

pasokan bahan baku serta belum adanya mesin pengolah teh otomatis sehingga usaha

tersebut masih diproduksi secara manual.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor Penghambat Pengembangan Usaha Teh Meniran

Di Kelurahan Welala Kabupaten Kolaka Timur”.


4

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam pembuatan proposal penelitian ini adalah faktor-

faktor apa saja yang menghambat pengembangan usaha pembuatan Teh Meniran di

Kelurahan Welala Kabupaten Kolaka Timur ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pengembangan usaha pembuatan Teh Meniran di

Kelurahan Welala Kabupaten Kolaka Timur?

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat perkembangan usaha pengolaha Teh

Meniran di Kelurahan Welala Kabupaten Kolaka Timur ?

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah untuk:

a. Bagi Masyarakat

Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat adalah gambaran mengenai peranan

ibu rumah tangga dalam menambah pendapatan melalui usaha pembuatan Teh

Meniran. Nantinya, diharapkan menjadi masukan dan referensi yang sangat berarti

bagi ibu rumah tangga dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga.

b. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan bagi pemerintah

dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan perekonomian keluarga.

c. Bagi Akademisi
5

Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gagasan dan

ide untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan peran ibu rumah tangga dalam

pengembangan usaha pembuatan Teh Meniran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Konsep Produksi

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau efektifitas ekonomi dengan

memnfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan perngertian ini dapat dipahami

bahwa kegiatan produksi adalah kombinasi berbagai input atau masukan untuk

menghasilkan output.

Dalam industri modern yang berada dalam pasar global dan sangat kompetitif,

aktifitas berproduksi bukan sekedar dipandang sebagai aktifitas penciptaan nilai

tambah, dimana setiap aktifitas dalam proses produksi harus memberikan nilai

tambah (value added), pemahaman terhadap nilai tambah ini penting agardalam

aktifitas berproduksi selalu menghindari pemborosan. Dengan demikian produksi

dapat dikatakan sebagai suatu aktifitas dalam perusahaan industri berupa pemciptaan

nilai tambah input menjadi output secar efektif dan efesien.

Vincent Gaspers (2005) menyatakan bahwa elemen input dalam sistem

produksi ada dua macam yaitu input variable dan input tetap yang meliputi :

6
a. Tenaga kerja (labour) operasi sistem produksi membutuhkan intervensi manusia

dan orang-orang yang terlibat dalam proses sistem produksi dianggap sebagai

input tenaga kerja.

7
7

b. Modal. Operasi sistem produksi memerlukan modal. Dalam ekonomi manajerial,

berbagai macam fasilitas peralatan, mesin-mesin produksi,bangunan

produksi,gudang,dan lain-lain dianggap sebagai modal. Biasanya dalam periode

jangka pendek modal diklasifikasikan sebagai input tetap.

c. Material. Agar sistem produksi dapat menghasilkan produks manufaktur maka

diperlukan material atau bhan baku.

d. Energy. Mesin-mesin produksi atau aktifitas pabrik lainnya membutuhkan energy

untuk menjalankan aktifitas itu.

e. Tanah. Sistem produksi manufaktur membutuhkan lokasi (ruang) untuk

mendirikan parik,gudang,dan lain-lain.

f. Informasi. Dalam industri modern, informasi telah dpandang sebagai input.

Berbagai macam informasi tentang : kebutuhan dan kegiatan konsumen, harga

produk dipasar, perilaku pesaing dipasar dianggap sebagai input informasi.

g. Manajerial. Sistem industri modern yang berada dalam pasar global yang sangat

kompotetif membutuhkan supervise, perencanaan, pegendalian, koordinasi, dan

kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan performais sistem itu secara

terus-menerus.

Variabel-variabel diatas dikelompokkan menjadi dua jenis input yaitu

input variable dan input tetap. Yang dimaksud dalam input vriable adalah

informasi dan manajerial. Yang termaksud input tetap adalah modal, material,

energy, dan tanah.


8

Vinces Gaspersz mengatakan bahwa kebanyakan teori produksi

berfokus kepada efesinsi yaitu : (1) memproduksi output semaksimal mungkin

dengan tingkat penggunaan input tetap,dan (2) memproduksi output dalam

tingkat tertentu dengan biaya produksi seminimum mungkin. Sistem produksi

modern seperti just-in-time lebih memfokuskan perhatian pada pendekatan

kedua yaitu : memproduksi output pada tingkat tertentu dengan biaya

produksi biaya seminimum mungkin. Sebaliknya sistem produksi konvensial

lebih memfokuskan pada pendekatan pertama, yaitu : memproduksi output

semaksimum mungkin dengan tingkat penggunaan input tetap. Strategi

produksi konvensial berdasarkan pendekatan pertama memiliki beberapa

kelemahan mendasar antara lain :

a. Ada kemungkinan kuantitas produksi maksimun yang dihasilkan melebihi

permintaan pasar yang berarti kelebihan kuntitas produksi itu harus disimpan

digudang. Berdasarkan konsep sistem produksi modern penyimpang output tidak

memberikan nilai tambah pada output itu, sehingga terjadi pemborosan akibat

kelebihan inventori itu. Inventori yang berlebihan membutuhkan biaya

penyimpanan dan pemeliharaan atas inventori itu.

b. Secara konseptual, output maksimun terjadi pada penggunaan tingkat input yang

lebih besar apabila dibandingkan dengan penggunaan input yang

memaksimumkan produk rata-rata dari input ( average produc of input ). Hal ini

berarti tingkat produksi parsial dari input pada kondisi produk rata-rata

maksimum.
9

c. Kelebihan produksi diatas permintaan pasar, apabila dijual oleh produsen akan

timbul penawaran terlebih (exces supply) sehingga keseimbangan pasar terganggu

yang akan menekankan harga jual produk itu.

Menurut Agustina (2012) secara matematis, sifat fungsi produksi naik

(jika input bertmbah maka output akan meningkatkan relative lebih besar)

diindikasikan dengan turunan pertama Q terhadap L adalah positif. Sedangkan

sifat kenaikan yang menurun (menggambarkan law of Diminishing return)

diindikasikan dengan turunan kepada Q terhadap L negative.

2.1.2 Faktor Produksi

Menurut Wiwit (2006) faktor produksi atau input merupakan hal yang

mutlak harus ada untuk menghasilkansuatu produksi. Dalam proses produksi,

seorang pengusaha dituntut mampu menganalisa teknologi tertentu yang dapat

digunakan dan bagaimana mengkombinasikan beberapa faktor produksi

sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil produksi yang optimal dan

efesien. Menurut Alam (2008) faktor produksi adalah segala sesuatu yang

dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi tersebut

yaitu :

1. Faktor Produksi Alam

Faktor produksi alam ialah semua kekayaan yang terdapat didalam

semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi. Fakotr produksi alam
10

sering pula disebut faktor produksi asli. Faktor produksi alam terdiri atas

tanah,air,sinar matahari,udara,dan barang tambang.

2. Faktor Produksi Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja (balor) ialah faktor produksi insane

secara langsung maupun tidak langsung menjalankan produksi.Faktor

produksi tenaga kerja dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Meskipun

mesin-mesin telah banyak menggantikan manusia sebagai pelaksana proses

produksi, namun keberadaan manusia mutlak diperlukan. Menurut Winardi

(1981) menyatakan tenaga kerja yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan

meliputi 3 golongan :

1. Tenaga kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja yang mempunyai

tingkat pendidikan yang ditempuhya dengan jalur pendidikan formal.

2. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unsklilled and untrained) adalah

tenaga kerja yang tidak mempunyai pendidikan dan keterampilan tertentu hanya

mengandalkan tenaga atau fisiknya dalam proses produksi .

3. Faktor Produksi Modal

Faktor Produksi Modal adalah actor penunjang dalam mempercepat

atau menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi modal

dapat berupa mesin-mesin,alat pengangkutan,sarana pengangkutan, atau

bangunan.

4. Faktor Poduksi Keahlian


11

Faktor Poduksi Keahlian adalah keahlian atau ketera,pilan yang

digunakan seseorang dalam mengkoordinasikan dan mengelola faktor

produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

2.1.3 Konsep Pendapatan

Secara umum pendapatan sebagai semua hasil usaha seseorang

anggota masyarakat atau individu yang dinilai dengan uang.Pendapatan

merupakan faktor terpentng bagi manusia di dunia ini, pendapatan sangatlah

berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu usaha untuk membiayai semua

kegiatan yang mendukung kebrlanjutan suatu usaha sangat berpengaruh

dengan seberapa besar pendapatan usaha tersebut diperoleh.

Pendapatan merupakan uang bagi sejumlah pelaku usaha yang telah

diterima oleh suatu usaha dari pembeli sebagai hasil dari penjualan barang

atau jasa.Pendapatan atau dapat disebut keuntungan ekonomi merupakan

pendapatan total yang diperoleh pemilik usaha setelah di kurangi biaya

produksi (Sukino,2005).

Menurut Pass dan Lawes (2008) bahwa pendapatan merupakan uang

yang dterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk

gaji,upah,sewa,bunga,laba,dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan

oleh (Boediono,2002) pendapatan atau income dari seseorang warga Negara

adalah hasildari penjualan faktor-fakor produksi. Menurut Baridwan (2001)

menyatakan bahwa pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktifa) yag


12

timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha

selama periode tertentu.

Menurut Sadono Sukirno (2000) pendapatan dapat dihitung melalui

tiga cara yaitu :

1. Cara pengeluaran. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai

pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang-barang dan jasa.

2. Cara Produksi. Cara ini dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa

yang dihasilkan.

3. Cara pendapatan. Dalam perhitungan ini pendapatan diperoleh dengan

menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima.

Menurut PSAK No. 23 paragraf 6 pengertian pendapatan adalah

sebagai berikut: “ arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktifitas suatu perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal ”.

Pendapatan menurut Thoeudurus M. Tuanakotta (2011) dalam buku “

teori akuntansi” menyatakan bahwa pendapatan (Revenue) dapat didefenisikan

secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Pendapatan adalah data

kehidupan dari suatu perusahaan.Mengingat pentingnya sangat sulit

mendefenisikan pendapatan sebagai unsur akuntansi pada dirinya sendiri.Pada

dasarnya pendapatan adalah kenaikan laba. Seperti laba pendapatan adalah

suatu proses arus penciptaan barang dan jasa suatu perusahaan selama satu
13

kurun waktu tertentu. Umumnya, pendapatan dinyatakan dalam satu moneter

(uang).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 23 paragraf 6

didalam siklus pendapatan terdapat beberapa jenis pendapatan yaitu :

1. Pendapatan total ( Total Revenue )merupakan jumlah/kuantitas barang yang

terjual, dikalikan dengan harga satuan. Semakin banyak yang terjual semakin

besar penerimaan total (TR=PxQ) .

2. Pendapatan Rata-rata ( Averange Total Revenue: AR) adalah pendapatan rata-rata

yang diperoleh dari total penerimaan dibagi dengan jumlah barang yang dijual (

AR=TR/Q ). Rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau

dihasilkan , yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan

jumlah satuan barang yang dijual.

3. Pendapatan Marjinal ( Marjinal Revenue/MR ) adalah tambahan penerimaan atas

TR sebagai akibat penambahan satu unit output.

Berdasarkan teori-teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan merupakan suatu penghasilan yang diterima berup uang dari

penjualan barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan untuk penunjang

keberlanjutan pada usaha yang didirikannya tersebut.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Evers dalam Muljanto (2002) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi besarnya pendapatan antara lain pendidikan,

keterampilan kerja, dan pengalaman kerja.


14

Secara umum menurut Muljanto (2002) faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan yang diperoleh ditentukan oleh :

1. Jumlah faktor-aktor produksi yang dimiliki, semakin banyak faktor produksi yang

dimiliki dan disumbangkan dalam proses produksi, maka jumlah pendapatan yang

diterima oleh pemilik faktor produksi tersebut akan semakin banyak.

2. Harga pokok produksi, turut pula menentukan besar kecilnya jumlah pendapatan

yang diterima pemilik faktor produksi. Semakin tinggi faktor produksi,upah,atau

gaji tenag kerja,bunga,modal,sewa tanah,dan keuntungan usahanya, maka

semakin tinggi pula upah yang diterima oleh pemilik faktor produksi.

3. Efisiensi kerja merupakan jumlah pekerja produktif yang berhasil diselengarakan

oleh seorang pekerja. Umumnya dapat dikatakan bahwa semakin tinggi efisiensi

kerja semakin tinggi pula tingkat pendapatan.

Disamping itu, secara empiris faktor yang dapat mempengaruhi besar

kecilnya pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan adalah :

1. Modal

Secara umum modal adalah setip barang atau jasa yang dapat

digunakan untuk menambah pendpatan pada masa yang akan datang. Jadi

pengertian modal itu luas sekali. Artinya mencakup seluruh aspek usaha dan

kegiatan untuk dapat digunakan dalam mencapai target tertentu. Dengan

demikian, maka besar kecilnya modal suatu perusahaan akan mempengaruhi

perolehan pendapatan termasuk pendapatan bersih.


15

Berdasarkan pengertian diatas, maka untuk lebih menyakinkan akan

dikutip beberapa pendapatan dari para ahli mengenai modal. Menurut

Hasibuan SP (2006) Modal adalah bagian daro pada arus benda-benda dan

jasa yang langsung ditunjukan untuk penyediaan barang-barang material dan

immaterial yang berkemampuan untuk memberikan prestasi ekonomi pada

masa yang akan datang.

Sudarno(2000) mengemukakan bahwa modal aalah seluruh sumber

daya non manusia yang dapat berperan turut serta menghasilkan benda untuk

memenuhi kebutuhan konsumen akhir. Dengan demikian uang dalam wujud

sendiri bukan merupakan modal. Uang akan merupakan modal jika uang

tersebut telah berubah bentuk menjadi barng dagangan,gedung,atau mesin-

mesin. Pendapatan diatas mengacu pada modal pengertian modal fisik.Dalam

perkembangan selanjutnya modal tiak hanya dibatasi dalam artian fisik saja

tetapi sudah mengarah pada pengertian yang bersifat non fisik.

2. Hasil Penjualan (penerimaan)

Windardi (2002) mengemukakan bahwa penjualan berhubungan

dengan rencana-rencana serta taktik guna berusaha agar pembeli bersedia

menukar uangnya dengan barang-barang dan jasa-jasa.

Swasta DH (2000) Mengemukakan bahwa penjualan adalah kegiatan

mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang

lain untuk bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya.


16

Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

penjualan adalah aktifitas manusia yang ditunjukan untuk menawarkan barang

atau jasa kepada para pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial agar

mereka bersedia membeli barang atau jasa yang akan ditawarkan untuk

mendapatkan kepuasan kedua pihak.

Winardi (2002) mengemukakan bahwa proses penjualan terdiri dari

tiga tahapan yaitu :

a. Persiapan sebelum menjual

1) Melengkapi keterangan tentang keadaan atau kondisi pasar dari barang atau jasa

yang akan dijual.

2) Pengetahuan yang baik tentang calon pembeli/langganan

3) Pengetahuan yang mendalam tentang barang atau jasa, penggunannya,

kelemahannya, dan keunggulannya.

4) Pengetahuan tentang syarat-syarat pembelian, pelayanan, dan syarat pembayaran.

b. Mencari langganan

c. Teknik dan pelaksanaan penjualan.

1) Pendekatan kepada pelanggan

2) Penetapan selera langganan

3) Pameran barang atau jasa yang ditawarkan

4) Penutupan transaksi jual beli.

Berdasarkan pengertian penjualan yang dijelaskan diatas maka hasil

penjualan dapat diartikan sebagai nilai jual barag atau jasa yang ditawarkan
17

suatu perusahaan. Dengan demikian maka hasil penjualan akan

mempengaruhi besar kecilnya pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan.

3. Hari kerja

Hari kerja atau frekwensi waktu yang digunakan merupakan salah satu

faktor yang menentukan besar kecilnya produksi yang akan diperoleh

pengelolah untuk melakukan kegiatan. Kemampuan seorang pengelolah

dalam memaksimalkan hasil olahannya ditentukan oleh beberapa faktor

yaitu : hari kerja,modal kerja, ketersediaan bahan baku, kemampuan

memasarkan hasil produksi dengan harga yang wajar,dan biaya operasional.

4. Pengalaman

Pengalaman yang dimaksud disini adalah lamanya pengelolah menekuni

bidang usahanya.Semakin lama bekerja dalam memproduksi kelapa menjadi

kopra, khususnya kopra putih maka semakin banyak pula hal-hal yang

diketahuinya terutama tentang bagimana meningkatkan produksi dan

pendapatannya.

2.1.5 Fungsi Pendapatan

Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan kita pelu

diketahui aoa yang sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis besar

pendapatan mempunyai kegunaan sebagai sumber pengeluaran konsumsi dan

sebagai alat untuk memperbaiki tara hidup atau peningkatan kesejahteraan

hidup seseorang.
18

a. Pendapatan sebagai sumber pengeluaran konsumsi

Dalam perekonomian yang sederhana, pendapatan seorang warga

pertama-tama akan dipergunakan sebagai pengeluaran konsumsi dan

selebihnya barulah ditabung hal ini sesuai dengan penjelasan Sudiyono (2002)

bahwa dari segi kegunannya pendapat seseorang sebagian besar digunakan

untuk pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya adalah merupakan

tabungan ( saving ). Pendapatan seseorang anggota masyarakat pertama-tama

ditunjukan untuk menutupi kebutuhannya atau pengeluaran konsumsinya, dan

nanti sisahnya barulah digunakan untuk tabungan. Hal ini didukung oleh suatu

kenyataan bahwa seseorang hanya bisa menjamin kesenambungan pemenuhan

kebutuhan jika ia mempunyai pendapatan sehubungan dengan hal tersebut,

maka Poli (2000) mengemukakan bahwa permintaan masyarakat terhadap

barang-barang konsumsi ditentukan oleh besarnya pendapatan dan kebiasaann

pengeluaran mereka.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diartikan bahwa

pendapatan adalah merupakan faktor penentu bagi terpenuhinya kebutuhan

seseorang.Dengan demikian konsumsi dan pemenuhan kebutuhan seseorang

tidak terlepas dari tingkat pendapatan yang ada pada orang tersebut.

b. Peningkatan pendapatan sebagai usaha perbaikan taraf hidup dan peningkatan

kesejahteraan.
19

Sebagai bahan gambaran tentang bagaimana hubungan antara

peningkatan dan perbaikan taraf hidup. Menurut Poerwardiminta (1996) taraf

hidup adalah tingkat kesejahteraan sendangkan kesejahteraan adalah

kemakmuran atau kesenangan hidup karena serba cukup mewah, tidak

kekurangan. Atau dengan kata lain, kemakmuran adalah suatu keadaan

dimana kebutuhan dirasakan manusia relative lebih banyak dapat terpenuhi,

karena kebutuhan seimbang dengan alat pemuas kebutuhan yang ada. Jadi

seseorang akan dikatakan makmur apabila semua kebutuhan mereka sudah

terpenuhi. Kebutuhan seperti ini telah tercipta bila pendapatan mereka dapat

menutupi semua biaya pemeliharaan barang dan jasa yang dibutuhkan.

Jhigan ML (2003) mengemukakan bahwa kenaikan pendapatan

seseorang cenderung memperbaiki kesejahteraan. Orang tersebut akan mulai

mengkonsumsi lebih banyak bahan minuman yang memiliki nutrisi tinggi

dalam bentuk biji-bijian berkualitas tinggi,telur,susu,buah-buahan,mentega

dan sebagainya. Ia membeli rumah yang bagus dilengkapi perabot modern

seperti listrik,meubel,radio,kipas angin, dan sebagainyan. Bila mengkaji

kutipan diatas, dapat dikatakan bahwa setiap peningkatan pendapatan akan

membawa harapan bagi peningkatan kesejahteraan.

2.1.6 Tanaman Meniran

Tumbuhan meniran secara kimia dicirikan antara lain oleh kandungan

senyawa turunan lignan, alkaloid, flavonoid, dan triterpenoid. Lignan, secara


20

biogenetik adalah produk kombinasi antara dua unit fenilpropan turunan asam

sinamat, C 6 -C 3 . Dari berbagai jaringan tumbuhan meniran telah berhasil

ditemukan senyawa-senyawa lignan, dari jenis dibenzilbutan, aril tetralin,

dibenzilbutirolakton, dan jenis neolignan (Syamsul, 2016) Lignan berupa zat

padat hablur tanpa warna yang menyerupai senyawa aromatik sederhana yang

lain dalam sifat kimianya. Lignan tersebar luas di dunia tumbuhan, terdapat

dalam kayu, daun, eksudat, damar, dan bagian tumbuhan lain. Lignan

terkadang dijumpai sebagai glikosida. Lignan digunakan sebagai antioksida

dalam makanan. Selain itu lignan juga merupakan kandungan kimia yang aktif

dalam tumbuhan obat tertentu. Lignan dapat diekstraksi dengan aseton atau

etanol dan seringkali diendapkan sebagai garam kalium yang sukar larut.

Tanaman Meniran tumbuh tersebar hampir di seluruh Indonesia pada

ketinggian tempat antara 1 m sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Tumbuh

liar di tempat terbuka, di tepi sungai dan di pantai. Meniran belum

dibudidayakan secara teratur. Tumbuhan ini merupakan gulma yang tumbuh

secara liar pada tempat yang lembab dan berbatu. Hama yang sering

mengganggu adalah kutu Bamisia sp. dan ulat Grammodes geometrica

(Anonim, 1979).

Di Chins pemanenan Meniran dilakukan setelah tanaman berumur 2-3

bulan di lahan. Ciri tanaman meniran yang siap dipanen adalah daun tampak

hijau tua hampir menguning dan buah agak keras jika dipijat. Herba meniran

yang telah dipanen dikeringkan terlebih dahulu selama beberapa jam, lalu
21

dikeringkan dengan oven atau dibawah sinar matahari langsung. Pengeringan

dengan sinar matahari langsung dilakukan selama 3-5 hari tergantung cuaca.

Herba meniran yang telah dikeringkan dikemas dalam wadah yang kedap

udara agar simplisia ini tidak mudah berjamur (Kardinan, 2004).

Khasiat Tanaman Herba meniran secara tradisional dapat digunakan

sebagai obat radang ginjal, radang selaput lendir mata, virus hepatitis, peluruh

dahak, peluruh haid, ayan, nyeri gigi, sakit kuning, sariawan, antibakteri,

kanker, dan infeksi saluran kencing (Mangan, 2003). Herba dan akar

digunakan untuk penyakit radang, infeksi saluran kencing, serta untuk

merangsang keluarnya air seni diureticum, untuk penyembuhan diare, busung

air, blennorrhagia, infeksi saluran pencernaan, dan penyakit yang disebabkan

gangguan fungsi hati. Buahnya berasa pahit digunakan untuk luka dan

scabies. Akar segar digunakan untuk penyakit hati kuning. Dapat digunakan

untuk penambah nafsu makan dan obat anti demam (Sudarsono, 1996).

Meniran secara ekstensif digunakan untuk penyakit hati

antihepatotoksik. Efek ekstrak air P. niruri pada hati, ginjal dan pada uji

hepatotoksik CCl 4 telah dipelajari. Hasil pemilihan menyatakan bahwa P.

niruri mempunyai aktivitas antioksidan dan hepatoprotektif Manjrekar et al.,

2008. Telah dilaporkan aktivitas ekstrak meniran sebagai antituberkulosis,

sebuah uji klinis dilakukan untuk mengetahui peranan meniran terhadap kadar

IFNg. Penelitian ini melibatkan 40 pasien tuberkulosis yang dibagi dalam 2


22

kelompok uji dan kontrol. Kelompok uji mendapat ekstrak meniran 50 mg 3

kali sehari selain terapi obat, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan

plasebo. Didapatkan hasil bahwa kelompok uji mengalami peningkatan kadar

IFNg yang bermakna dibandingkan kelompok kontrol (Radityawan, 2003).

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini ini mengacu pada penelitian yang pernah

dilakukan, tetapi dari sudut kajian memiliki pandangan dan lokasi penelitian

yang berbeda seperti Penelitian yang dilakukan olehHendras Setianingrum

(2016) melalui penelitian dengan judul “Perkembangan Industri Kecil Tempe

Keripik dan Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Ngantru Kecamatan

Trenggalek Kabupaten Trenggalek” Penelitian tersebut bertujuan untuk

mendiskripsikan mengenai perkembangan industri kecil tempe keripik di

Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. Serta

kontribusinya terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di Kelurahan

Ngantru. Hasil penelitian menunjukkan secara umum perkembangan industri

kecil tempe di Kelurahan Ngantru masih tergolong rendah. Upaya

pengembangan industri kecil tempe keripik yang dilakukan oleh pengusaha

bersama dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek melalui Dinas Koperasi

dan Industri masih menunjukkan hasil yang belum menggembirakan jika

dilihat dari rendahnya perkembangan yang mampu dilakukan oleh masing-

masing industri kecil. Industri kecil tempe keripik cukup berperan dalam
23

meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar Kelurahan Ngantru,

khususnya pendapatan tenaga kerja yang meningkat sebesar Rp.400.000

hingga Rp.1000.000 pada setiap bulannya. Selain bagi tenaga kerja secara

umum keberadaan industri kecil tempe keripik juga memberikan kontibusi

terhadap peningkatan pendapatan bagi masyarakat di kelurahan Ngantru

yang secara tidak langsung terlibat dalam industri kecil tersebut.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Fatma Rahmawati (2015)

dengan judul “Industri Kerupuk Sebagai Sarana Peningkatan Perekonomian

Masyarakat(Studi Terhadap Sentra Industri Kerupuk Di Dusun Gading

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang)”.Mendeskripsikan peranan

industri kerupuk dalam peningkatan pendapatan masyarakat di Dusun Gading

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.Hasil penelitiannya menujukkan

bahwa Industri kerupuk di Dusun Gading mempunyai dampak positif

terhadap masyarakat sekitar.Dampak tersebut diantaranya menciptakan

lapangan kerja, mengurangi jumlah pengangguran, meningkatkan pendapatan

masyarakat.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Julaiha (2013) dengan

judul “Peranan Usaha Keripik Jagung Dalam Meningkatkan Ekonomi

Masyarakat (Studi Kasus Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan)

dengan tujuan bagaimana pengelolaan usahakeripik jagung di Kecamatan

Teluk Meranti, bagaimanaperanan usaha keripikjagung dalam meningkatkan

pendapatan masyarakat, apayang menjadi kendaladalam memproduksi dan


24

memasarkan keripik. Hasil penelitian menujukkan bahwa kegiatan usaha

keripik jagung tersebut dapat meningkatkan perekonomian terutama

perekonomian keluarga.

2.3 Kerangka Pikir

Salah satu industry kecil yang berlembang di Keluarahan Welala

Kabupaten Kolaka Timur adalah Pengolahan Tanaman Meniran menjadi Teh.

Hal ini merupakan subsitusi tanaman teh asli dan merupakan upaya

diversifikasi pangan. Pengolahan Teh Meniran sudah dilakukan oleh

kelompok tersebut sejak tahun 2019 dan masih ada sampai sekarang.

Dalam proses pengolahan teh yang berbahan dasar tanaman meniran

ini belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh

kurangnya promosi serta kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap

kandungan dari tanaman meniran itu sendiri. Selain itu pandangan sebagian

masyarakat yang menganggap bahwa meniran hanya gulma atau tanaman

penganggu.

Untuk mengatasi persepsi yang berkembang dimasyarakat serta untuk

memaksimalkan proses pemasaran dari teh meniran tersebut tentunya

diperlukan upaya untuk meningkatkan penjualan sehingga keberadaan


25

pengolahan usaha teh meniran tersebut tetap eksis dan bisa menambah

pendapatan warga yang melakukan usaha dalam bidang tersebut. Secara

umum kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Usaha Pembuatan Teh Meniran

Faktor Penghambat Pengembangan Usaha


Pengolahan Teh Meniran

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat


terhadap manfaat Teh Meniran
2. Kurangnya proses marketing terhadap
produk Teh Meniran
3. Kurangnya budidaya tanaman Meniran
26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Keluraha Welala Kabupaten Kolaka Timur.

Lokasi penelitian ini ditentukansecarasengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan

bahwa di Kelurahan Welala merupakan daerah yang didalamnya terdapat ibu rumah

tangga yang mengembangkan usaha pembuatan Teh Meniran. Penelitian ini akan

dilaksanakan setelah diseminarkan dan disetujui oleh tim penguji.

3.2 Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini terdiri dari Pemilik Usaha Pengolahan Teh

Meniran, Serta 3 orang karyawan dengan berusaha memberikan gambaran atau

uraian yang bersifat deskriptif (menggambarkan apa adanya) mengenai suatu

kolektivitas (keadaan) objek yang diteliti secara sistematis dan aktual (betul-

betul ada/terjadi) mengenai pembuatan dan pengembangan Teh Meniran

25
3.3 Jenis Dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

a. Data kuantitatif yaitu data informasi yang berupa simbol angka-angka atau

bilangan. Data ini dibutuhkan untuk menunjukan jumlah penduduk,

persentase tingkat pendidikan dan pekerjaan Masyarakat Kelurahan Welala

Kabupaten Kolaka Timur.

26
26

b. Data kualitatif yaitu data informasi yang berbentuk penjelasan-penjelasan dan

uraian yang dideskripsikan. Data akan di peroleh melalui suatu proses

menggunakan teknik analisis secara langsung. Yakni dengan melakukan

wawancara, observasi atau pengamatan pada masyarakat.

3.3.2 Sumber Data

Adapun sumber data yang akan di poroleh adalah:

a. Data Primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara (interview)

langsung dari informan dan hasil pengamatan (observasi) peneliti di lapangan

terhadap informan.

b. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari perpustakaan, laporan

penelitian terdahulu (laporan penelitian ilmiah/jurnal), buku-buku serta

dokumentasi berupa foto yang relevan dengan topik penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

metode:

a. Pengamatan (observasi), yakni dengan mengamati secara langsung guna

memperoleh gambaran tentang pengembangan usaha pengolahan Teh

Meniran.

b. Wawancara, teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan dan langsung (bertatap muka) dengan informan yang
27

ditunjang oleh pedoman wawancara. Dengan tujuan untuk memperoleh

informasi mengenai Pembuatan Teh Meniran.

c. Dokumentasi yakni dalam pengumpulan data melalui peninggalan tertulis

(dokumen-dokumen) seperti data penduduk, data mata pencaharian dan

gambaran lokasi serta bukti foto-foto saat melakukan wawancara dengan

subjek dan informan penelitian. Dalam penelitian ini dokumentasi di gunakan

untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model miles dan

hiberman yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan yang akan dilakukan secara bersamaan dan berlangsung selama

proses pengumpulan data (Sugiono, 2012). Analisis data ini dilakukan pada

saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang

dianggap kredibel.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Teknik diterapkan melalui empat jalur, yaitu :

1. Pengumpulan Data
28

Penelitian mengambil semua data secara objektif dan apa adanya

sesuai dengan,wawancara mendalam dan dokumentasi dilapangan terkait

dengan faktor penghambat pengembangan usaha pengolahan Teh Meniran di

Kelurahan Welala Kabupaten Kolaka Timur.

2. Reduksi Data

Tahap kedua yaitu mereduksi data yaitu memilih hal-hal pokok sesuai

denga fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data-data yang telah direduksi memberikan gambaran

yang lebih tajam tentang hasil pengamatan melalui wawancara dengan

informan yang terkait dan mempermudah peneliti untuk mencarinya sewaktu-

waktu apabila diperlukan. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu mengambil

segala bentuk data primer maupun sekunder dari Observasi Lapangan,

wawancara (interview), dan dokumentasi, dan mengeliminasi data-data yang

tidak mendukung penelitian tentang penghambat pengembangan usaha

pengolahan Teh Meniran di Kelurahan Welala Kabupaten Kolaka Timur.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data dalam hal ini adalah pemaknaan data dari reduksi data yang

telah diperoleh dengan penjabaran secara detail.


29

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan dan

verifikasi data. Untuk itu diusahakan mencari pola, model, hubungan, hal-hal

yang sering muncul dan sebagainya.jadi dari data tersebut berusaha diambil

kesimpulan. Kesimpulan data penelitian mungkin dapat menjawab rumusan

masalah dalam penelitian yang dilakukan dan mungkin juga tidak, karna

kesimpulan disini masih bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan

bukti-bukti kuat yang akan mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.

Proses untuk mendapatkkan bukti-bukti inilah yang disebut verifikasi

data. Jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan

saat peneliti kembali kelapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan

kesimpulan yang kredibel.Keempat komponen tersebut saling interaktif yaitu

saling mempengaruhi dan terkait. Pertama-tama dilakukan penelitian

dilapangan dengan mengadakan wawancara mendalam yang disebut tahap

pngumpulan data. Karena data-data, pengumpulan penyajian data, reduksi

data, kesimpulan-kesimpulan atau peristiwa data yang dikumpulkan banyak

maka diadakan reduksi data. Setelah direduksi maka kemudian diadakan

sajian data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian data.

Apabila ketiga hal tersebut selesai dilakukan, maka diambil keputusan dan

verifikasi.
30

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode

pengumpulan data diatas, maka peneliti mengolah dan menganalisis data

tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif yakni suatu

teknik yang menggambarkan dan menginterpretasi arti data-data yang telah

terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin

informasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara

umum dan menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Komponen dalam

analisis data berdasarkan model Miles dan Hiberman (Sugiono, 2012).

Collection
data

Data Display
Data
Reduction

Conclusion:
Drawing/verifing
DAFTAR PUSTAKA

Arifuddin. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta : Salemba Empat.

Baridwan. 2001. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi 5,


Yogyakarta : BPPE
Boediono. 2002. Ekonomi Makro, Yogyakarta : BPEE.

Darsono. 2008. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Yogyakarta :


ANDI

Jhingan, ML. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian, Jakarta : Raja


Grafindo Persada
Poerwardiminta, 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia : Edisi Keenam, Jakarta :
Erlangga.

Rahardja. 2008. Teori Ekonomi Makro, Jakarta : LPFEUI

Sadono, Sukirno. 2000. Makro Ekonomi Modern, Jakarta : Rajawali Grafindo


Persada
Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian, Malang : Universitas Negeri Malang.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta.

Swasta, DH. 2000. Manajemen Pemasaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Thoeudurus M. Tuanakotta. 2011. Berpikir Kritis Dalam Auditing, Jakarta :


Salemba Empat.

Vincent Gaspers. 2005. Total Quality Management, Jakarta : Gramedia.

Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta : Raja


Grafindo.

31

Anda mungkin juga menyukai