Anda di halaman 1dari 17

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGOLAHAN

KOMODITAS CABAI MENJADI PRODUK ABON CABAI (BONBAI)


UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DUSUN
SUMBERWANGI KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

Disusun oleh
Kelompok 1

Ridzaldi Aqlian Achmad 205040100111008

Delila Ahya Zhafira 205040100111053

Kartika Tamika Putri 205040100111086

Robytoh Nur Aulia Denhas 205040101111043

Nabila Andien Chandra Permata 205040101111082

Anamaya Kinabulan Prasetyamurti 205040107111050

Nazwa Andia Salsabila 205040107111061

Hafiz Silmi Wisnumurti 205040107111117

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i


DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pemberdayaan ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Pemberdayaan ....................................................................................... 3
BAB II RENCANA KEGIATAN PEMBERDAYAAN ........................................... 4
2.1 Identifikasi Sasaran Pemberdayaan .................................................................... 4
2.2 Identifikasi Keadaan ........................................................................................... 4
2.3 Perumusan Tujuan Kegiatan Pemberdayaan ....................................................... 5
BAB III METODE PELAKSANAAN....................................................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................................... 8
3.2 Tahapan Pelaksanaan .......................................................................................... 8
3.3 Alat, Bahan, dan Media ....................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 11
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 11
4.2 Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12
LAMPIRAN ............................................................................................................... 13

i
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rancangan Pembiayaan Kegiatan Pemberdayaan .................................. 13


Lampiran 2. Uraian dan Identifikasi Stakeholder yang Terlibat ................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dusun Sumberwangi, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur
adalah desa yang sebagian besar penduduknya bekerja dalam sektor pertanian.
Masyarakat desa bermata pencaharian sebagai petani dan menggantungkan kebutuhan
hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang terjadi di lapangan. Permasalahan yang terjadi meliputi
lingkungan/ekologi, sosial masyarakat, budaya dan religi, ekonomi dan finansial,
kesehatan, serta pendidikan.
Masalah dalam lingkungan ekologi yang terjadi yaitu pengolahan limbah pertanian
yang kurang maksimal. Sebagian limbah diolah untuk dijadikan pupuk dan sebagian
limbah lainnya hanya dibakar begitu saja. Hal tersebut dikarenakan ketidaktahuan
masyarakat dalam pembuatan dan pengolahan limbah. Pada sosial masyarakat tidak
terdapat permasalahan karena masyarakat hidup dengan rukun tanpa adanya konflik.
Dalam hal budaya dan religi tidak terdapat masalah karena masyarakat saling
menghormati leluhur. Pada bidang pendidikan terdapat masalah yaitu kurang adanya
penyuluhan dari pihak luar yang memberikan praktek secara langsung dan bukti nyata.
Masyarakat yang mayoritas hanya sampai pada tingkat SMP memiliki pengetahuan
yang terbatas sehingga terjadi keterbatasan informasi yang dimiliki. Dalam hal
Kesehatan, masyarakat tidak kekurangan gizi dan terlihat segar bugar. Sumber air di
lingkungan tempat tinggal masih tergolong bersih dan tidak tercemar.
Permasalahan utama yang dialami terkait ekonomi dan finansial khususnya pada
permodalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hendayana et al., (2009) yang
menyatakan bahwa permasalahan mendasar yang dialami oleh petani yaitu terkait
lemahnya permodalan. Pengembangan usahatani dengan menggunakan mesin
pertanian kurang mampu untuk dilakukan karena keterbatasan modal yang dimiliki.
Selain itu petani hanya memperoleh keuntungan rendah. Penyebab masalah ekonomi
finansial yang dialami masyarakat karena tidak adanya lembaga peminjam modal dan
bantuan subsidi dari pemerintah sehingga menjadikan petani harus menggunakan
modal pribadi untuk melakukan usahatani. Menurut Omobolanle dan Olu (2006)
keterbatasan modal yang dimiliki menjadikan rendahnya adopsi teknologi pertanian
sehingga pengembangan dan produktivitas usahatani menjadi kurang. Produktivitas
yang rendah dapat berakibat pada kurangnya keuntungan yang didapatkan sehingga
harga komoditas yang dibeli oleh tengkulak menjadi rendah.
Permasalahan utama yang menjadi perhatian masyarakat Dusun Sumberwangi
yaitu terkait ekonomi dan finansial dalam permodalan. Modal sebagai salah satu faktor
penting dalam peningkatan produksi usahatani (Hermawan dan Andrianyta, 2013).

1
Dalam usahatani modal berperan dalam pengadaan input produksi yang meliputi benih,
pupuk, pestisida, dan sebagainya (Mariati et al., 2022). Seiring dengan meningkatkan
harga input produksi menjadikan permasalahan terkait modal menjadi masalah yang
krusial. Kurangnya modal yang dimiliki menjadikan petani tidak dapat melakukan
produksi secara efisien dan sulit dalam meningkatkan pendapatan. Pendapatan yang
dihasilkan pun terbilang cukup rendah dengan modal terbatas. Oleh karena itu, hal
tersebut dapat diatasi salah satunya dengan melakukan pengolahan pada hasil produksi
usahatani. Hasil produksi dapat diolah menjadi berbagai macam olahan sebagai upaya
dalam meningkatkan harga jual produksi. Disaat harga komoditas anjlok maka petani
tetap dapat mengolah hasil produksinya untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi dan
menghindari dari anjloknya harga pasaran. Dengan demikian, dapat meningkatkan
pendapatan petani yang nantinya pendapatan tersebut dapat diputarkan menjadi modal
usahatani. Adanya modal yang memadai maka menjadikan petani dapat mengadopsi
berbagai teknologi yang dapat membantu dalam meningkatkan produksi usahatani
secara optimal sehingga meningkatkan pendapatan dan petani memperoleh keuntungan
yang lebih besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara masyarakat Dusun Sumberwangi, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang, Jawa Timur dalam mengatasi permasalahan yang terjadi?
2. Bagaimana cara untuk meningkatkan pendapatan petani Dusun Sumberwangi,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur?
3. Bagaimana upaya dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat Desa
Sumberwangi, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur?

1.3 Tujuan Pemberdayaan


Adapun tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah agar masyarakat Dusun Sumberwangi,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur dapat mengatasi
permasalahan yang terjadi di lingkungan tersebut
2. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah agar dapat membantu bagaimana cara
meningkatkan pendapatan petani di Dusun Sumberwangi, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
3. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah untuk mengupayakan dalam
meningkatkan pemberdayaan masyarakat Dusun Sumberwangi, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

2
1.4 Manfaat Pemberdayaan
Berdasarkan tujuan pemberdayaan yang dapat kami peroleh, maka pemberdayaan
ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun manfaat pemberdayaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pemberdayaan ini diharapkan dapat memberi bekal pengetahuan dan
pengalaman sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dalam
kehidupan serta memberikan kontribusi bagi masyarakat Dusun Sumberwangi,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur
2. Pemberdayaan ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
terutama dalam bidang pertanian.
3. Pemberdayaan ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat,
dan menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak yang bisa mewujudkan
keinginan tersebut.

3
BAB II
RENCANA KEGIATAN PEMBERDAYAAN

2.1 Identifikasi Sasaran Pemberdayaan


Sasaran kegiatan pemberdayaaan ini adalah masyarakat di Dusun Sumberwangi,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Adapun pihak yang terlibat
yaitu ketua RT, kepala dusun, petani cabai, serta masyarakat lainnya. Dalam kegiatan
ini, petani cabai memiliki tugas untuk memasok produksi cabai yang berasal dari lahan
mereka. Masyarakat dusun wanita bertugas dalam proses pengolahan sambal yang
meliputi kegiatan pemasakan dan pengolahan cabai hingga menjadi sambal.
Masyarakat dusun laki-laki bertugas dalam proses pengemasan, pengangkutan serta
proses transportasi produk apabila diperlukan. Sedangkan, ketua RT, dan kepala dusun
merupakan pihak-pihak yang menghubungkan dengan pihak luar dusun dalam upaya
memperluas pasar produk tersebut. Dengan adanya program pemberdayaan ini
diharapkan masyarakat dapat ikut serta dan aktif melaksanakan segala tahapan dalam
prosesnya sehingga dapat mencapai tujuan pemberdayaan.

2.2 Identifikasi Keadaan


Sumberdaya alam di Dusun Sumberwangi dapat dikatakan baik karena tanah di
dusun tersebut terbilang subur sehingga petani mampu menanam jagung dan cabai
disana dengan hasil produksi yang baik pula. Sungai dan air disana pun tidak pernah
tercemar oleh limbah sehingga masyarakat dapat merasakan akses air yang bersih dan
lancar. Di sisi lain, masyarakat kurang dapat mengolah sampah dengan maksimal
dimana tidak semua limbah pertanian diolah menjadi pupuk karena sebagian yang lain
hanya dibakar. Selain itu, sampah rumah tangga diambil oleh pihak terkait ke
pembuangan sampah setiap 1 bulan sekali. Para petani disana rata-rata lulusan Sekolah
Dasar yang masih menggunakan sistem pertanian tradisional pada lahan mereka serta
cenderung mengandalkan ilmu pertanian turun-temurun. Namun, hal tersebut tak
membuat mereka menutup niat untuk belajar mengenai ilmu-ilmu baru di bidang
pertanian atau dengan kata lain mereka sangat terbuka akan perkembangan ilmu.
Mayoritas warga disana beragama muslim sehingga hampir tidak ada konflik yang
terjadi di lingkungan dusun. Dalam hal ekonomi dan finansial, kekurangan modal
dialami oleh petani karena tidak adanya lembaga penyedia modal. Sehingga, mereka
lebih memilih untuk menggunakan bibit dengan harga murah agar meminimalkan input
modal pertanian serta jarang melakukan rotasi tanaman. Selain itu, petani disana
cenderung hanya mengandalkan tengkulak untuk menjual komoditas mereka dimana
tengkulak membeli hasil panen dengan harga yang rendah. Hal tersebutlah yang

4
membuat petani disana belum mampu mendapatkan profit yang maksimal dari hasil
panen mereka.

2.3 Perumusan Tujuan Kegiatan Pemberdayaan


Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan di Dusun Sumberwangi, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur bertujuan untuk meningkatkan kualitas
serta nilai komoditas yang dihasilkan dari usahatani pada daerah tersebut. Selain itu,
kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat atas inovasi
produk yang menjadi suatu bidang kewirausahaan, serta untuk memunculkan
kesadaran mengenai isu sustainability terhadap lingkungan tersebut.
Hendayana et al. (2009) menyatakan bahwa dalam meningkatkan nilai kualitas
dari suatu komoditas harus berfokus kepada ketahanan produk, jaminan mutu, serta
inovasi dari olahan produk komoditas tersebut. Pengolahan komoditas cabai rawit dari
Dusun Sumberwangi menjadi abon cabai merupakan suatu peningkatan kualitas sebab
didasari atas berlimpahnya hasil panen yang berlimpah sehingga olahan abon cabai ini
dapat memenuhi standar ketahanan produk, jaminan mutu, serta adanya inovasi olahan
produk cabai rawit dan menjadi suatu kewirausahaan.
Pemberian edukasi terhadap masyarakat juga menjadi hal yang utama. Hal ini
didasari atas kurang mengertinya masyarakat terhadap output yang dihasilkan dari
berlimpahnya hasil panen cabai. Kemudian, edukasi masyarakat ini juga penting
dilakukan agar masyarakat dapat menjadikan produk ini sebagai putaran uang dalam
mencari modal demi kelangsungan usahatani yang dilaksanakan sebagai mata
pencaharian utama sehingga edukasi masyarakat akan menjadi salah satu kunci dalam
peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di Dusun Sumberwangi. Kesadaran akan
sustainability menjadi salah satu isu yang sedang bergulir di kalangan masyarakat
dunia. Kegiatan juga berfokus terhadap bagaimana masyarakat bisa menyadari dan
memahami suatu langkah dalam menjaga serta memanfaatkan hasil panen cabai yang
ditanam di Dusun Sumberwangi.

2.4 Kegiatan Pemberdayaan


Kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan teknik RRA/PRA.
Teknik ini merupakan gabungan antara peneliti (anggota pemberdayaan dan dosen
pembimbing), masyarakat dusun, serta pemerintah daerah (Zakaria et al., 2018). Dalam
metode ini terdiri dari beberapa stakeholder dinilai penting untuk membantu kegiatan
pemberdayaan agar berjalan sesuai dengan tujuan pemberdayaan. Metode RRA
dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dalam penggalian masalah dan potensi.
Anggota pemberdayaan dapat memberikan pertanyaan kepada masyarakat sesuai
dengan panduan disertai dengan pertanyaan yang muncul saat wawancara berlangsung

5
sehingga anggota pemberdayaan dapat memperoleh jawaban berdasarkan pengalaman
pribadi sasaran pemberdayaan. Kegiatan ini melibatkan anggota pemberdayaan dan
dosen pembimbing di dalamnya. Anggota pemberdayaan berperan sebagai
pewawancara yang menanyakan perihal masalah dan potensi dusun. Lalu, dosen
pembimbing berperan sebagai pembimbing, pengawas, dan pengevaluasi kegiatan
yang dilakukan oleh anggota pemberdayaan agar tetap berjalan sesuai tujuan.
Kemudian teknik PRA ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa
dengan bantuan pihak luar yang berperan sebagai fasilitator (Zakaria et al., 2018).
Anggota pemberdayaan bertugas sebagai penghubung dengan pihak luar bukan hanya
sebagai fasilitator namun sebagai mitra dengan pemerintah daerah. Kemudian,
pemerintah daerah sebagai penyedia di bidang permodalan yang mendukung kegiatan
masyarakat dan anggarannya bersumber dari APBN/APBD serta berperan di bidang
perizinan pendirian usaha abon cabai agar proses perizinan lebih efektif serta efisien.
Selaras dengan tujuan yang akan dilaksanakan pada pemberdayaan ini, maka
kegiatan pemberdayaan akan berfokus pada ketahanan produk, ramah lingkungan,
penambahan nilai produk, dan kewirausahaan dalam meningkatkan kualitas taraf hidup
masyarakat Dusun Sumberwangi. Ide yang dapat diberikan kepada masyarakat desa
tersebut adalah kegiatan pemberdayaan berupa pengolahan hasil produksi komoditas
cabai. Kegiatan ini akan diawali dengan pemisahan hasil produksi usahatani komoditas
cabai saat pasca panen, dimana terdapat dua bagian yakni cabai yang akan dijual
langsung ke pasar tujuan dan komoditas cabai yang akan diolah menjadi abon cabai.
Dengan solusi tersebut, maka penghasilan masyarakat Dusun Sumberwangi tidak
hanya didapatkan melalui penjualan komoditas cabai saja, namun masyarakat juga
mendapat keuntungan dari hasil penjualan pengolahan abon cabai. Kemudian hasil
output pengolahan komoditas cabai menjadi abon cabai akan menggunakan kemasan
botol plastik. Setelah itu, kemasan dari produk yang telah habis digunakan akan
dikumpulkan dengan sampah botol plastik lainnya untuk nantinya akan dijual ke
tingkat pengepul limbah plastik. Hal ini diharapkan mampu memberikan motivasi
kepada masyarakat Dusun Sumberwangi untuk berkontribusi dalam usaha ramah
lingkungan dikarenakan kemasan botol plastik dapat digunakan kembali sehingga tidak
akan menambah limbah rumah tangga pada kawasan desa tersebut.

2.5 Output Kegiatan Pemberdayaan


Kegiatan pemberdayaan di Dusun Sumberwangi secara khusus menghasilkan
sebuah output. Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, output dianggap sebagai
hasil yang diperoleh dari rangkaian sistem atau perencanaan. Output yang dihasilkan
pemberdayaan masyarakat di Dusun Sumberwangi melalui kegiatan usaha pengolahan
komoditas cabai menjadi suatu produk olahan, yaitu abon cabai. Kegiatan ini
menghasilkan output berupa peningkatan tingkat pendapatan masyarakat agar mampu

6
meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan angka kemiskinan, dan membantu
memenuhi modal kegiatan usahatani. Selain itu, output yang dihasilkan dari inovasi
yang dilakukan di dalam kegiatan pemberdayaan seperti pemisahan hasil produksi
komoditas cabai menjadi dua bagian, yaitu untuk dijual secara langsung ke pasar dan
diolah menjadi abon cabai. Dalam hal ini, output yang dihasilkan berupa pendapatan
tambahan atau pendapatan yang lebih tinggi daripada sekadar menjualnya langsung ke
pasar. Selanjutnya, output yang dapat dihasilkan dari kegiatan pemberdayaan
masyarakat di Dusun Sumberwangi adalah perubahan pola pikir serta memicu
semangat dan motivasi agar senantiasa menjaga lingkungan sekitar dan menerapkan
usaha ramah lingkungan.

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan pemberdayaan ini dilaksanakan pada Sabtu, 14 Mei 2022 di UB forest,
Dusun Sumberwangi, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Daerah pemberdayaan ditentukan dengan pertimbangan lokasi pemberdayaan yang
masih berada pada kawasan dekat perkotaan Malang dan banyaknya lahan pertanian
misalnya komoditas cabai, jagung serta kopi di daerah tersebut.

3.2 Tahapan Pelaksanaan


Terdapat beberapa tahapan dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan di Dusun Sumberwangi agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Beberapa tahapan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Perizinan
Proses perizinan dimulai dengan mendatangi desa yang dijadikan sebagai objek
lokasi pemberdayaan. Kemudian anggota pemberdayaan akan mengatur jadwal
pertemuan dengan perwakilan masyarakat Dusun Sumberwangi yaitu Pak Saeb yang
menjabat sebagai Ketua RT perizinan tersebut digunakan untuk membahas
ketersediaan masyarakat desa dalam memberikan kontribusi kegiatan pemberdayaan
guna meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
2. Diskusi
Diskusi akan dilaksanakan bersama antara angggota pemberdayaan, ketua RT,
kepala dusun dan masyarakat Dusun Sumberwangi terutama petani cabai. Diskusi ini
dilakukan untuk bertukar pandangan tentang permasalahan desa serta memahami
inovasi yang diajukan sehingga inovasi tersebut dapat berjalan secara optimal untuk
mengatasi permasalahan yang ada di Dusun Sumberwangi.
3. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi merupakan tahap pengenalan program pemberdayaan dengan
mengundang seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Sosialisasi dilakukan agar
masyarakat dapat mengerti tentang tujuan dan inovasi dari kegiatan pemberdayaan
hingga pengolahan pasca-panen komoditas cabai sehingga mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui kegiatan yang akan dilakukan. Pada tahap sosialisasi
juga akan dilakukan pendekatan antara anggota pemberdayaan dan pihak sasaran target
dengan menyajikan inovasi abon cabai melalui media elektronik.

8
Berikut ini disajikan diagram alir terkait tahapan pelaksanaan pada pemberdayaan
pengolahan komoditas cabai menjadi abon cabai:

3.3 Alat, Bahan, dan Media


Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat di Dusun
Sumberwangi yang berupa pengolahan komoditas cabai menjadi abon cabai,
tentunya membutuhkan alat, bahan, dan media yang akan digunakan. Berikut
adalah alat, bahan, dan media untuk pembuatan abon cabai:

a. Alat:
● Pisau
● Sutil
● Dandang
● Wajan
● Kompor
● Gas
● Botol kemasan
b. Bahan:
● Cabai keriting

9
● Cabai rawit
● Bawang putih
● Minyak goreng
● Gula pasir
c. Media
Cara penyuluh menyajikan inovasi abon cabai yakni melalui power
point yang akan disampaikan menggunakan media laptop. Power point tersebut
berisi kelebihan produk, manfaat produk, tujuan dibuatnya produk, alat, bahan,
tahap-tahap pembuatan abon cabai. Tujuan dari penyajian media power point
tersebut yaitu agar masyarakat lebih mengerti dan memiliki pandangan tentang
produk inovasi tersebut.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keterbatasan modal yang dimiliki petani menyebabkan permasalahan dalam
ekonomi finansial petani. Pengembangan usahatani yang kurang mengakibatkan
rendahnya pendapatan yang dihasilkan sehingga dilakukan kegiatan pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat di Dusun Sumberwangi, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang, Jawa Timur dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk
mendapatkan pendapatan lebih dari hasil usahataninya. Pendapatan tersebut nantinya
dapat diputarkan untuk menambah modal dalam usahatani. Hal tersebut dilakukan
dengan memberikan penyuluhan terkait pengolahan hasil produksi usahatani. Dalam
hal ini hasil produksi usahatani yang berupa cabai dapat dijual secara langsung dan
sebagian diolah menjadi produk abon cabai. Pengolahan hasil produksi cabai ini
diharapkan dapat meningkatkan harga jual jika dibandingkan dijual secara langsung.
Nantinya setiap masyarakat baik pria maupun wanita dapat berpartisipasi dalam
kegiatan ini sesuai dengan porsinya masing-masing. Selain mendapatkan keuntungan,
kegiatan pemberdayaan ini juga dapat meningkatkan ketahanan produk usahatani,
ramah lingkungan, penambahan nilai produk, dan kewirausahaan dalam meningkatkan
kualitas taraf hidup masyarakat.
4.2 Saran
Adanya kegiatan program pemberdayaan yang diberikan ini sebaiknya
masyarakat dapat menjalankan hal tersebut. Dengan begitu masyarakat dapat
meningkatkan pendapatan dan memperoleh keuntungan lebih. Masyarakat juga dapat
berpartisipasi dalam peningkatan pengembangan sektor pertanian sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal tersebut juga dapat didukung dengan peran
instansi terkait untuk membantu masyarakat dalam pengembangan sektor pertanian
dengan memberikan informasi dan bantuan. Instansi terkait sebaiknya dapat membantu
program pemberdayaan yang telah diberikan dalam proses produksi dan distribusi
produk.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hendayana, R., S. Bustaman, N. Sunandar, dan E. Jamal. 2009. Petunjuk Pelaksanaan


Pembentukan dan Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis. Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Bogor.

Hermawan, H., dan Andrianyta, H. 2013. Peran Tambahan Modal Terhadap


Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Blitar dan Ngawi, Jawa Timur. Jurnal
Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 16(2), 132–139.

Mariati, R., Mariyah, dan Irawan, C. N. 2022. Analisis Kebutuhan Modal dan Sumber
Permodalan Usahatani Padi Sawah Di Desa Jembayan Dalam. Jurnal Agribisnis
Komunikasi Pertanian. 5(1): 50-59.

Omobolanle, O.L, S. OLU. 2005. Adoption Behavior of Farmers in Southwest, Nigeria:


The Case of Soybean Farmers. Journal Central European of Agriculture. Vol 6(4).
Hal 415-426.

Zakaria, Z. Sophian, R. I. Khoirullah, N. (2018). Modifikasi Konsep Participatory Rural


Apraisal untuk Pembekalan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa di Jawa Barat,
Indonesia. Dharmakarya, 7(1), 38-45.

12
LAMPIRAN

Lampiran 1. Rancangan Pembiayaan Kegiatan Pemberdayaan


Berikut merupakan anggaran pembiayaan kegiatan pemberdayaan dalam satu kali
produksi:

No. Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah


Pemakaian Satuan

1. Botol kemasan Kemasan 10 Rp. 850 Rp. 8.500

2. Minyak Bahan utama 1 liter Rp. 24.000 Rp. 24.000


goreng

3 Gula pasir Bahan utama 1 kg Rp. 14.000 Rp. 14.000

4. Gas Alat 3 kg Rp. 20.000 Rp. 20.000

Total Anggaran Rp. 66.500

13
Lampiran 2. Uraian dan Identifikasi Stakeholder yang Terlibat
Kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan teknik RRA/PRA
wawancara semi terstruktur dalam penggalian masalah dan potensi yang dilakukan
oleh anggota pemberdayaan. Lalu, dosen pembimbing berperan sebagai pembimbing,
pengawas, dan pengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh anggota pemberdayaan agar
tetap berjalan sesuai tujuan. Selain itu, pemerintah daerah sebagai penyedia di bidang
permodalan yang mendukung kegiatan masyarakat dan anggarannya bersumber dari
APBN/APBD serta berper di bidang perizinan pendirian usaha abon cabai agar proses
perizinan lebih efektif serta efisien. Peran stakeholder dinilai penting untuk membantu
kegiatan pemberdayaan agar berjalan sesuai dengan tujuan pemberdayaan. Stakeholder
yang terlibat dalam kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

No. Stakeholder Peran Pemberdayaan

1. Anggota Pemberdayaan Berperan sebagai pewawancara untuk


mengetahui masalah dan potensi dusun

2. Dosen pembimbing Berperan sebagai pembimbing kegiatan yang


dilakukan oleh anggota pemberdayaan

3 Pemerintah daerah Berperan sebagai penyedia di bidang permodalan


dan perizinan pendirian usaha

14

Anda mungkin juga menyukai