Anda di halaman 1dari 11

‘’STRATEGI KOMUNIKASI BISNIS DALAM

PENGEMBANGAN VARIASI PENGOLAHAN PRODUK BUAH


SALAK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EKONOMI
MASYARAKAT DI KELURAHAN KEBONSARI‘’

Dosen Pengampu :

Dr. Siti Azizah, S.Pt., M.Sos., M.Commun.

Oleh :

Feronika Mei Figaliah 2146000102

Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya

Malang

2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki jenis atau ragam buah-buahan yang sangat banyak,
salah satu diantaranya adalah buah salak. Daerah asal tanaman salak tidak
jelas diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan berasal dari Indonesia,
Thailand, dan Malaysia. juga yang mengatakan bahwa tanaman salak Salacca
edulis tanaman asli Indonesia yang berasal dari Pulau Jawa. Di Indonesia,
bercocok tanam salak sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda. Tanaman
salak banyak memiliki varietas yang diantaranya memiliki sifat unggul baik
dari segi rasa maupun penampilan buahnya.
Buah salak adalah tanaman buah tropis yamg banyak tumbuh di
Indonesia, dan karena itu buah salak banyak tumbuh di Kelurahan Kebonsari,
hal ini sesuai dengan Joshua dan Rano Kurnia Sinuraya (2018) tentang buah
salak bahwa salak Salacca edulis merupakan salah satu tanaman buah tropis
yang banyak diminati oleh orang. Masyarakat di Kelurahan Kebonsari
menjadikan tanaman buah salak sebagai sumber mata pencaharian mereka.
Buah salak di Kelurahan Kebonsari sangat melimpah, akan tetapi penjualan
dari buah salak dan produk buah salak tidak berbanding lurus dengan
produksinya yang melimpah.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di lingkungan
masyarakat Kebonsari maka diperlukan adanya strategi komunikasi bisnis
yang harus dilakukan. Komunikasi bisnis sangat penting dilakukan untuk
mengatasi masalah kelebihan produksi salak yang ada di Kelurahan
Kebonsari. Hal ini sama dengan pendapat Siti Aminah (2007) tentang
penyuluhan bahwa penyuluhan merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk
mendorong terjadinya perubahan prilaku pada individu, kelompok, komunitas,
ataupun masyarakat agar mereka tahu, mau, dan mampu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.
Di kelurahan Kebonsari mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai atau
menjadi pegawai swasta dan wiraswasta dibidang jasa maupun barang.

2
Masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai swasta banyak yang bekerja di
luar kelurahan Kebonsari. Karena mayoritas masyarakat kebonsari sebagai
pegawai swasta maka rata-rata pendapatan yang diterima oleh masyarakat
kelurahan Kebonsari yaitu sesuai dengan upah minimum regional (UMR)
Kota Malang 2019 yakni sebesar Rp 2.668.420,18.
Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan pembutan kopi
salak untuk menambah variasi produk yang dijual oleh masyarakat Kelurahan
Kebonsari. Inovasi dalam pengembangan sebuah produk perlu dilakukan
untuk menjaga atau mempertahankan sebuah produk tetap diminati oleh para
konsumen dan tidak kalah bersaing dengan produk yang lain, yang mengacu
pada sifat daripada konsumen yang cepat jenuh terhadap suatu hal atau rasa
yang sama. Dengan berharap ditemukannya suatu olahan atau rasa yang belum
pernah dirasakan sebelumnya, inovasi terhadap produk tersebut bisa memikat
para konsumen yang memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap suatu hal
yang baru. Karena menurut (Indriany, 2013) Inovasi produk merupakan hasil
dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik
yang sudah ada maupun belum dari produk lama yang telah mencapai titik
jenuh di pasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama
tersebut. Penggantian ini dapat berupa produk pengganti yang secara total
baru atau dengan perkembangan produk lama yang lebih modern dan up to
date, sehingga dapat terus meningkatkan keinginan konsumen dalam
keputusan pembelian produk tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Masyarakat Kelurahan Kebonsari Malang sebagaian besar berprofesi
sebagai pedagang dan memiliki usaha sampingan dengan memproduksi olahan
dari buah salak. Produk olahan buah salak ini antara lain adalah kripik salak
yang dijual di daerah Kebonsari. Dalam pemasarannya masyarakat Kebonsari
hanya mengandalkan para pengunjung atau konsumen yang datang dan
produk olahannya pun sudah familiar di kalangan konsumen.

3
1.3 Tujuan
Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Kelurahan Kebonsari
dengan cara mengembangkan variasi produk salak mulai dari keripik salak,
jenang salak, dsb. Dan untuk menambah keterampilan masyarakat dalam
pengolahan produk dari buah salak di Kelurahan Kebonsari.

1.4 Manfaat
Setelah melakukan penyuluhan tentang pengembangan variasi pengolahan
produk buah salak diharapkan masyarakat di Kecamatan Sukun Kelurahan
Kebonsari Malang dapat memiliki kemampuan dalam meningkatkan
kreativitas dan penerapan strategi pemasaran baru sehingga menghasilkan
produk lain dari buah salak untuk mengatasi perekonomian.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Masalah


Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki daerah-erekonomian
nasional. seluruhan pertanian dan peternakan yang menyebar di seluruh daerah.
Hal ini sesuai dengan Tunjung (2010) bahwa Indonesia merupakan negara
agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari Kecamatan Sukun Kota
Malang Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki perkebunan
salak. Masyarakat di Kelurahan Kebonsari menjual salak mereka dalam bentuk
produk untuk oleh-oleh, namun produk yang mereka hasil masih belum ada
variasi dan juga pemasaran yang mereka lakukan belum maksimal. Hal ini
menyebabkan pruduk yang dijual masyarakat Kelurahan Kebonsari hanya banyak
dibeli orang ketika ada pameran saja, jika hal ini dibiarkan terus menerus maka
usaha dari masyarakat Kelurahan Kebonsari tidak akan berkembang.
Teknologi dan variasi yang masyarakat Kelurahan Kebonsari kuasai saat
ini masih sederhana, oleh karena itu pengembangan teknologi dan variasi produk
di Kelurahan Kebonsari sangat dibutuhkan. Seperti yang dikemukakan oleh Sri
Hartini (2012) bahwa Perubahan teknologi dan variasi produk yang cepat
mempengaruhi perkembangan semua industri. Produk yang dihasilkan oleh
masyarakat Kelurahan Kebonsari masih hanya sebatas keripik dan jenang saja,
untuk pemasarannya pun masyarakat Kelurahan Kebonsari masih hanya
mengandalkan pameran-pameran saja.
Sosial media yang akhir-akhir ini menjadi meningkat dari segi pengguna
memberikan kesempatan pasar yang lebih luas. Optimalisasi dalam penggunaan
media sosial oleh masyarakat Kelurahan Kebonsari dapat meningkatkan penjualan
produk mereka, karena dalam pemasaran penggunaan media sosial tidak
membutuhkan biaya yang besar. Sama halnya dengan pendapat Rosdhani dan
Bening (2015) bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia yang semakin
banyak, membuat pasar-pasar baru yang sebelumnya belum terbentuk. Media
sosial seperti facebook, twitter, linkedin, dll, merupakan fenomena baru dalam
pemasaran melalui internet. Biaya yang minimal, dengan dampak komunikasi

5
yang luas dan cepat, membuat media sosial semakin banyak diminati oleh para
pengguna internet. Oleh karena itu kami akan menggunakan media sosial, poster,
dan juga brosur dalam membantu promosi produk dari masyarakat Kelurahan
Kebonsari.
Di kelurahan Kebonsari adalah salah satu kelurahan dari 11 kelurahan
yang berada di Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa timur. Kelurahan
Kebonsari memiliki luas wilayah 159 hektar. Kelurahan ini berada 440 meter di
atas permukaan laut. Suhu minimal di Kelurahan Kebonsari berkisar antara 20
hingga 30 derajat celcius. Sementara itu, curah hujan mencapai 210 milimeter
pertahun.  Kebonsari merupakan wilayah pedesaan yang terdiri dari 2 dusun yaitu
dusun Lowokdoro dan dusun Kacoek dan 2 RK(Rukun Kampung) yang terdiri
dari RK I s/d RK IV. 2 RK(Rukun Kampung). Pada tahun 1982 Desa Kebonsari
di tingkatkan statusnya menjadi Kelurahan Kebonsari. Yang meliputi 5 RW dan
40 RT dan ikut dalam Kecamatan Sukun. Pada tahun 2012 secara administrasi
Kelurahan Kebonsari mengalami perkembangan wilayah menjadi 5 RW dan 43
RT. Jumlah Penduduk Kelurahan Kebonsari pada tahun 2015 mencapai 9904
jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga .(KK) 2.739 KK.

Masyarakat di Kelurahan Kebonsari berprofesi menjadi petani t anaman


buah salak dan menjual produk olahan dari buah salak. Masyarakat di Kelurahan
Kebonsari berpindah profesi menjadi pegawai swasta dan wiraswasta karena
usaha produk olahan buah salak tidak bisa menjadi mata pencaharian utama
karena pendapatan dari menjual salak secara langsung atau menjual produk olahan
buah salak tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di Kelurahan
Kebonsari. Penjualan produk olahan buah salah hanya ramai di beli oleh
konsumen bila ada pameran-pameran produk olahan atau oleh-oleh. Selain di
pameran penjualan produk olahan buah salak menurun. Dan yang menjadi
masalah menurunnya penjualan produk olahan buah salak yaitu minimnya
pemasaran dan produk olahan buah salak yang tidak berubah.

6
BAB III

METODE

3.1 Analisis Strategi yang dilakukan


Kegiatan yang kami lakukan dibagi kedalam beberapa tahapan yang
diuraikan sebagai berikut:

1. Perizinan
Peroses perizinan dimulai dengan menyiapkan surat izin yang ditujukan
untuk lurah setempat dan pedagang yang akan dijadikan sasaran penyuluhan.
Kepada lurah setempat dijelaskan bahwa akan dilakukan penyuluhan
pengembangan variasi pengolahan produk dari buah salak di Kecamatan
Sukun Kelurahan Kebonsari. Dilanjutkan mengunjungi pedagang yang akan
dijadikan sasaran penyuluhan. Kepada pedagang dijelaskan kembali akan
dilakukannya penyuluhan pengembangan variasi pengolahan produk dari
buah salak. Sekaligus meminta izin untuk mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan.

2. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang digunakan adalah survei wawancara.
Wawancara adalah usaha pengambilan data menggunakan format pertanyaan
yang disampaikan secara lisan. Sedangkan menurut Rahmat (2009)
Wawancara merupakan alat recheking atau pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang telah diperoleh sebelumnya. Wawancara dilakukan
kepada Lurah di Kelurahan Kebonsari. Survei wawancara berguna
mengetahui segala permasalahan yang selama ini dialami pedagang, serta
cara atau kebiasaan pedagang mengolah buah salak.

3. Pelaksanaan Program
Setelah izin dan data yang dibutuhkan diperoleh, kegiatan penyuluhan
dapat dilakukan. Pedagang dikumpulkan di Balai Desa untuk diberi
sosialisasi pengembangan variasi pengolahan produk buah salak, dari
pengenalan dan tujuan dilakukan pengolahan serta tahapan-tahapan

7
pengembangan variasi pengolahan produk buah salak. Setelah sosialisasi
dirasa cukup, disepakati waktu pelaksanaan program dapat dilihat di tabel 1.1

Tabel 1.1

No Kegiatan Waktu
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perizinan √ √
2 Pengumpulan √ √ √
data
3 Pelaksanaan √ √ √ √
kegiatan
4 Evaluasi √ √ √
4. Monitoring dan Evaluasi

Selesai dilakukan pelaksanaan program, dilakukan monitoring


program penyuluhan. Bentuk monitoring yang diberikan adalah menyebar
kuisioner untuk mengeahui respon terhadap program yang baru dijalankan.
Kuisioner adalah teknik pengambilan informasi dengan mengajukan
pertanyaan dalam bentuk tulisan. Sedangkan menurut Pujihastuti (2010)
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei
untuk memperoleh opini responden.

3.3 Media Strategi


Media penyuluhan yang akan digunakan untuk mempromosikan produk
dalam program ini sebagai berikut :
1. Power Point (PPT)
Media ini digunakan untuk menjelaskan kepada masyarakat sasaran
tentang program inovasi yang akan dilakukan. Hal ini sesuai dengan
Sri Haryani (2016) tentang media penyuluhan bahwa media yang dapat

8
digunakan dalam penyuluhan dapat menggunakan media power point,
flip chart, media audiovisual, koran, majalah, dan televisi.
2. Blog
Media ini digunakan untuk mempromosikan produk yang akan dibuat
dengan sasaran pengguna sosial media.
3. Poster
Media ini digunakan untuk mempromosikan produk yang akan dibuat
dengan sasaran masyarakat luas.

9
BAB IV

PENUTUP

4. Kesimpulan
Kopi biji salak adalah salah satu solusi bagi masyarakat Kelurahan
Kebonsari yang menghadapi masalah berupa melimpahnya buah salak tetapi
penjualan atau minat konsumen dengan buah salak yang masih rendah. Kopi biji
salak tidak hanya menambah variasi olahan buah salak akan tetapi juga
meningkatkan pendapatan bagi masyarakat di Kelurahan Kebonsari.

5. Saran
Diharapkan dengan adanya inovasi pengembangan variasi pengolahan produk
dari buak salak, masyarakat di Kelurahan Kebonsari dapat menerapkan inovasi
tersebut sehingga penjualan dari produk ini dapat berjalan dengan lancar dan
meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah Kelurahan Kebonsari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dhewanto, Wawan, Hendarti Dwi M, Anggraeni Permatasari, Grisna Anggadwita


dan Indriany Ameka.2014.Manajemen Inovasi. Andi Offset, Yogyakarta.

Isti Pudjihastuti. 2010. Prinsip Penulisan Kuesioner Penelitian.Jurnal Agribisnis


dan Pengembangan Wilayah.vol.2(1):43-56.

Joshua dan Rano Kurnia S.2018. Keanekaragaman Aktivitas Farmakologi


Tanaman Salak.Suplemen. vol.16 (1):99-107.

M.Dawam Rahardjo. 2009. Menuju Sistem Perekonomian Indonesia. UNISIA.


vol.32(72):113-128.

Pupu Saeful Rahmat.2009. Penelitian Kualitatif. Equlibrium.vol.5(9):1-8.

Rosdhani ,M. Rifqy dan, Bening Kristyasri.2015. Segmentasi Pada Media Sosial
Facebook Bagi Ukm Untuk Pemasaran Produk Melaui Internet (Studi
Kasus Pada Ukm Di Jepara). University Research Colloquium
vol.4(2):161-171.
Sri Hartini.2012. Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja
Bisnis. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.vol.14(1): 82−88.
Sri Haryani., Junaiti Sahar.,Sukihananto.2016.Penyuluhan Kesehatan Melalui
Media Cetak Berpengaruh Terhadap Perawatan Hipertensi Pada Usia
Dewasa di Kota Depok.Jurnal Keperawatan Indonesia.vol.19(3):161-168.
Siti Aminah.2007.Makna Penyuluhan dan Transformasi Prilaku Manusia.Jurnal
Penyuluhan.vol.3(1):63-67.
Tunjung. 2010. Analisis Efisiensi Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Kedelai
Pada Perusahaan Kecap PT.Lombok Gandaria. Food Industry Palur
Karanganyar.

11

Anda mungkin juga menyukai