Anda di halaman 1dari 4

Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

Upaya Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Kampoeng Iwak Dengan


Konsep Kewirausahaan Sosial Islam di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan

A. Latar Belakang
Kabupaten Lamongan merupakan wilayah regional di Jawa Timur yang memiliki perairan
luas. Menurut Data dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Lamongan Tahun 2011
menunjukan bahwa Kabupaten Lamongan memiliki Sungai sepanjang 885,5 km, rawa seluas
6.877 ha, dan Waduk seluas 2,389 ha. Pada tahun 2013 Kabupaten Lamongan memproduksi ikan
konsumsi tambak sejumlah 33.988.694 Kg.1 Dari berbagai jenis biota hasil perairan tersebut telah
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein dan turut untuk mensejahterakan
masyarakat. Namun perlu diketahui bahwa sumber daya perikanan masih belum bisa
dimanfaatkan secara optimal. Dengan banyaknya hasil perikanan rakyat kabupaten Lamongan
ini, mengakibatkan terjadinya overload ikan di Pasar ikan. Disisi lain peternak ikan di Lamongan
masih tergolong belum sejahtera dari segi ekonomi. Tidak hanya itu, permasalahan masyarakat
kurang mampu masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah di Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan badan pusat statistik kabupaten lamongan jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Lamongan sebanyak 166.820 atau 13,86% dari total penduduk kabupaten Lamongan. 2
Diperlukan upaya agar angka kemiskinan di Kabupaten Lamongan dapat menurun.
Salah satu upaya yang pernah dilakukan oleh masyarakat di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan adalah pengembangan Kampoeng Iwak. Kampoeng Iwak adalah sebuah
konsep inovasi berbasis kewirausahaan sosial dengan melibatkan komunitas-komunatis yang ada
di Desa Dlanggu. Komunitas yang terlibat dalam program ini adalah paguyupan ikan air tawar,
paguyupan pengasap serta ibu-ibu PKK Desa Dlanggu. Namun kegiatan ini terhenti dan tidak
berjalan dikarenakan kurangnya tenaga produksi di kampoeng iwak.
Social entrepreneurship merupakan gabungan dari dua kata, terdiri dari kata social dan
entrepreneurship yang diambil dari bahasa Perancis. Social memiliki pengertian sebagai sesuatu
yang bersifat kemasyarakatan sedangkan entrepreneurship memiliki pengertian sebagai
kewirausahaan yang dilakukan dengan pemanfaatan sumber daya. Dari pengertian tersebut dapat

1
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, “Produksi (Kg) Ikan Konsumsi Sawah Tambak 2009-2013,” Dinas
Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Lamongan, (Lamongan, 2022), 1.
2
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, “Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin di
Kabupaten Lamongan, 2013–2021,” BPS – Survei Sosial Ekonomi Nasional, (Lamongan, 2022), 1.
Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

diambil definisi sederhana dari social entrepreneurship yaitu kegiatan pemanfaatan sumber daya
secara optimal untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dengan dilandasi adanya sikap
memperhatikan terhadap kondisi sosial lingkungan.3
Berdasarkan kondisi ekonomi saat ini, kegiatan wirausaha sosial sangat penting untuk
mengurangi masalah sosial terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Di antara langkah-
langkah awal yang direkomendasikan oleh pemerintah Indonesia adalah upaya kolaborasi antara
lembaga-lembaga berpotensi tinggi dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta. Lembaga-
lembaga ini perlu mengadopsi konsep kewirausahaan sosial ke dalam dunia kewirausahaan
terutama di bidang penelitian secara keseluruhan untuk membantu pengusaha mengembangkan
berbagai produk dan layanan dengan harga dan kualitas rendah.4
Agama Islam sebagai agama yang memiliki jumlah penganut terbesar di Indonesia memiliki
peran penting dalam aspek kehidupan manusia. Islam telah mengatur berbagai polemik
kehidupan sejak jaman rasulullah hingga saat ini. Adanya pegangan kitab suci Al-Qur’an dan
Hadits yang menjadi rujukan pedoman hidup umat Islam telah memuat segala aturan perkara di
dunia sampai akhirat. Termasuk kegiatan ekonomi dan sosial yang tidak bisa lepas dari
kehidupan umat manusia. Sebagai masyarakat muslim sudah sepatutnya selalu mengedepankan
nilai-nilai Islam dalam menjalankan segala aspek kehidupan termasuk dalam kegiatan
kewirausahaan, demi terciptanya kegiatan kewirausahaan yang sesuai dengan prinsip syariat
Islam. Dengan kata lain segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang muslim hendaklah
dilakukan sesuai dengan perintah-Nya dan dilandasi dengan adanya niat untuk mencari ridho
Allah Swt.5
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Oleh karena itu, bisnis di
bidang pangan tak akan lekang hingga akhir zaman. Banyak orang yang telahmembuktikan
bahwa bisnis pangan sangat menjajikan di Indonesia. Mulai dari warung makan tradisional
hingga outlet fast food. Adanya perkembangan gaya hidup masyarakat saat ini turut
mempengaruhi cara pandang mereka terhadap suatu produk pangan. Pangan tidak lagi sekedar
memenuhi kebutuhan pokok saja, lebih dari itu pangan juga berfungsi sebagai pemenuhan gizi

3
Muhammad Isnan Nurfaqih; Rizqi Anfanni Fahmi, “Social Entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial) dalam
Perspektif Ekonomi Islam,” Working Paper Keuangan Publik Islam, No. 8 Seri 1, (2018), 2.
4
Sigit Indrawijay; Nurida Isnaeni, “Model Kewirausahaan Sosial Islam Pada Komunitas Pengusahamuslim Di Kota
Jambi,” Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan (Mankeu), Vol. 9, No. 03, (Desember, 2020), 215.
5
Muhammad Isnan Nurfaqih; Rizqi Anfanni Fahmi, “Social Entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial) dalam
Perspektif Ekonomi Islam,” Working Paper Keuangan Publik Islam, No. 8 Seri 1, (2018), 2.
Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

tubuh dan gengsi. Namun, makanan di sekitar kita cenderung hanya memenuhi gengsi tanpa
memperhatikan kandungan gizi produk.
Melihat adanya permasalahan di atas maka diperlukan inovasi dan upaya yang bisa menjadi
solusi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan bisnis berkonsep
kewirausahaan sosial islam di Kampoeng Iwak. Dengan hal ini semua permasalahan di atas
diharapkan bisa teratasi. Pemanfaatan hasil tambak masyarakat Lamongan menjadi makanan
kekinian yang bergizi merupakan trobosan agar kesejahteraan ekonomi masyarakat Lamongan
meningkat. Adanya pilihan makanan kekinian yang bergizi di sekitar masyarakat diharapkan
dapat memberikan asupan gizi namun tidak mengenyampingkan kebutuhan gengsi mereka.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah


Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan di latar belakang di atas maka identifikasi dan
batasan masalah adalah sebagai beriikut :
1. Identifikasi Masalah :
a. Perikanan di Desa Dlanggu
b. Upaya masyarakat desa dlanggu
c. Upaya pemerintah desa, komunitas peternak ikan, pengasap dan ibu-ibu PKK desa
dalam keberhasilan pengembangan kampoeng iwak
d. Pentingnya konsep kewirausahaan sosial islam
e. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan kampoeng iwak di Desa
Dlanggu
f. Upaya pengembangan kampoeng iwak dengan konsep kewiraushaan sosial islam
2. Batasan Masalah
a. Upaya pemerintah desa, komunitas peternak ikan, pengasap dan ibu-bu PKK desa
Dlanggu dalam pengembangan kampoeng iwak desa Dlanggu.
b. Upaya penerapan konsep kewirausahaan sosial islam pada pengembangan kampoeng
iwak desa Dlanggu
c. Faktor pendukung dan penghambat bagi pemerintah desa dalam pengembangan
kampoeng iwak

C. Rumusan Masalah
Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

Dalam menentukan masalah utama berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah
diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya pemerintah desa, komunitas peternak ikan, pengasap dan ibu-bu PKK
desa Dlanggu dalam pengembangan kampoeng iwak desa Dlanggu?
2. Bagaimana upaya penerapan konsep kewirausahaan sosial islam pada pengembangan
kampoeng iwak desa Dlanggu?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat bagi pemerintah desa dalam pengembangan
kampoeng iwak?

Anda mungkin juga menyukai