Masyarakat memiliki peranan penting dalam pembangunan, karena sekumpulan orang tersebut mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Masyarakat sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan pembangunan yang akan direncanakan dan dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam bentuk masyarakat untuk mau ikut serta dalam proses tersebut dan kesadaran yang tinggi pada masyarakat dibutuhkan pula kemauan individu untuk mau berusaha dalam memperbaiki hidup mereka. Dalam mengembangkan masyarakat dibutuhkan pengembangan sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembangunan fisik ataupun non fisik. Keberlangsungan manusia, baik secara fisik maupun secara spesies bergantung dari perubahan radikal hati manusia. Transformasi hati manusia hanya ada jika terjadi mutasi secara drastis dibidang ekonomi dan sosial yang memberi ruang dan harapan bagi manusia untuk berubah. Tak hanya itu pembangunan memiliki multi dimensi pendekatannya, salah satunya yaitu pendekatan petumbuhan ekonomi. Salah satu model pembangunan yang dianut oleh indonesia sangat sentralistik dan top-down, model ini berpikiran bahwa pembangunan ekonomi yang direncanakan pemerintah dimana kenaikan GNP untuk menciptakan tetesan kebawah (trickle-down effect) kepada masyarakat luas dalam bentuk pekerjaan dan kesempatan ekonomi lainnya adalah salah satunya obat mujarab. Karena model ini tidak hanya buruk secara kemanusiaan, tetapi juga terbukti gagal memperbaiki hidup kaum miskin. Menurut Mustasya (2005), konsep top-down juga bersifat memaksa dan tidak aspiratif tehadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat dimana proses industrialisasi ternyata hanya menciptakan sektor-sektor pertumbuhan yang terbatas, dinikmati dikalangan terbatas pula yang hanya membentuk lapisan masyarakat dengan daya beli yang kuat dan didukung aliran barang industri produk teknologi modern atau maju. Dengan demikian, tejadi eksploitasi dan kolonialisasi daerah pedalaman Indonesia oleh pusat-pusat ekonomi negara maju serta mendiktenya arah pertumbuhan kepentingan pasar dunia. Hal ini dapat terjadi karena dukungan perusahaan multinasional, dimana perusahaan-perusahaan itu memiliki perusahaan di pusat ekonomi lokal yang memelihara hubungan dagang yang kuat dengan pusat ekonomi Negara Industri. Desa cikoneng merupakan sebuah desa yang berada dekat dengan kaki gunung manglayang yang berdekatan dengan areal wisata. Warga kampung Cikoneng 01 (RW 01) sekitar 80% warganya bermata pencaharian dengan berternak sapi perah yang mulanya hanya merupakan pekerjaan sampingan tetapi lama-kelamaan menjadi penting, sejak kawasan puncak gunung manglayang dilanda longsor yang terjadi pada tahun 1977 membuat sebagian areal perladangan menjadi rusak. Potensi yang dimiliki dari desa cikoneng itu dimulai dari potensi alam yang begitu berlimpah ruah tetapi pada potensi sumber daya manusia yang dimilikinya tu sangat diprihatinkan itu membuat seperti halnya tadi bahwa warga cikoneng berprofesi sebagai peternak membuat limbah kotoran yang di hasilkan oleh sapi itu dibuang begitu saja ke selokan tanpa memikirkan jika suatu saat hujan maka selokan akan penuh sehingga air meluap naik kepermukaan. Pada dasarnya kotoran hewan yang ditumpuk atau dikumpulkan begitu saja dalam beberapa waktu tertentu dengan sndirinya akan membentuk gas metana (Simamora, S et al, 2006). Masalah yang hari ini dihadapi oleh masyarakat kampung Cikoneng bukan hanya pada permasalahan limbah tetapi secara konflik sosial, patologi sosial, eknomi, politik dan keagamaan pun sangat dikhawatirkan jikalau ini tidak dibiarkan maka kampung cikoneng ini kedepannya akan menjadi sebuah sejarah bahwa dulu di dekat kaki gunung manglayang terdapat sebuah desa yang bernama Desa Cikoneng. Dengan adanya kegiatan Praktek Lapangan Terpadu (PLT) yang di adakan oleh Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan lokasi kampung Cikoneng I Desa Cibiru Wetan Kabupaten Bandung, diharapkan desa cikoneng kedepannya menjadi desa yang tidak di landa kegelisahan baik secara materil dan non materil menjadi desa yang mandiri secara utuh baik secara sosial, ekonomi, politik dan agama. Karenanya desa cikoneng ini memiliki potensi alam yang begitu melimpah ruah diharapkan warga desanya bisa memanfaatkan potensi yang ada dan tidak hanya ketergantungan oleh pihak koporasi (perusahaan) secara ekonominya harus mampu mengolah dan mengelola produk olahan sendiri. Selain itu masih banyak pula potensi-potensi yang ada dan dihasilkan didaerah Cikoneng I, misalnya kopi, kapol (rempah-rempah), jeruk bali, dan lain-lain. Ini semua menjadi peuang yang semakin besar terutama dalam peningkatan perekonomian masyarakat, dengan catatan seberapa besar apapun potensi yang ada tanpa didukung dengan SDM yang memadai hanya akan menjadi agenda yang tak terlaksana. Ditambah potensi wisata yang ada, menjadi salah satu peluang besar untuk mereka dalam memasarkan produk olahannya, sehingga CIkoneng I bukan hanya terkenal dengan Obyek Pariwisatanya akan tetapi terkenal dengan kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat Cikoneng I disertai dengan olahan hasil produk warga Cikoneng I. 1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan 1.4 Manfaat
1.5 Lokasi Kampung Cikoneng RW 01 Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
1.6 Tempat Kediaman Bapak Eem & Ibu Popon ( RT 04/01)