Anda di halaman 1dari 8

Nama : Riko Malvi M.

NIM : 1906026061

Kelas : SOS-4B

Mata Kuliah : Sosiologi Perdesaan

Generasi Milenial Sebagai Agent of Change Desa Bukateja Kabupaten


Tegal

Abstrak

Generasi milenial adalah istilah yang mencakup fenomena manusia dan acap
dibbicarakan dalam tema kebudayaan masyarakat desa. Kaum milenial mendominasi wisatawan
di era pariwisata 4.0. Alam dan budaya jika dikemas akan menjadi produk wisata dengan daya
pikat menarik bagi wisatawan khususnya wisatawan milenial. Salah satu produk yang dimiliki
Indonesia adalah desa wisata atau kampung wisata, dengan atraksi wisata berupa alam. Awalnya
dampak pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) riuh di perkotaan, khususnya kota besar,
namun saat ini sudah memaparkan pengaruhnya hingga masyarakat desa-desa. Nah, yang tak
kalah menariknya pula, dalam konteks efek pandemi korona, ekonomi desa kini menjadi
sandaran penghidupan baru bagi sebagian korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketika
perusahaan tempat bekerja bangkrut akibat korona, para korban PHK itu terpaksa berkemas dan
pulang ke kampung halamannya. Profesi petani menjadi pilihan rasional karena minimnya
lapangan kerja di desa.

PENDAHULUAN

Generasi milenial merupakan generasi unggul yang berpotensi besar dalam


pengembangan sektor pertanian. Keunggulan generasi milenial dibandingkan generasi lain
terlihat pada tingkat pendidikan dan kemampuannya dalam mengakses teknologi informasi.
Peran yang dapat dilakukan generasi milenial pada sektor pertanian di tengah cekaman pandemi
Covid-19 adalah (1) pengembangan pertanian presisi dari hulu hingga hilir; (2) pengembangan
agrifood ecommmerce; dan (3) pengembangan korporasi petani pada kawasan pertanian. (4)
pemanfaatan wisata sawah batu bukateja. Aktivasi peran-peran ini akan sangat bermakna dalam
mengurangi dampak negatif dari pandemi Covid-19

PEMBAHASAN

Pandemi Covid-19 sedang melanda bangsa Indonesia, terhitung sejak bulan


Maret 2020 sampai dengan saat ini jumlah masyarakat yang terpapar virus corona
semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Bencana Covid-19 sebagai fenomena yang
langsung dirasakan dampaknya bagi masyarakat Indonesia yang bukan hanya berimbas
pada terganggunya kondisi kesehatan masyarakat, namun juga berimbas pada kesulitan
ekonomi, bahkan menimbulkan berbagai permasalahan sosial di masyarakat.

Di tengah instruksi pemerintah untuk mengharuskan bagi masyarakat untuk


bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah. Namun nyatanya,
himbauan tersebut kerap kali dilanggar oleh sebagian masyarakat, sehingga penekanan
penyebaran virus corona sulit dilakukan jika masyarakat tidak disiplin. Bagi sebagian
generasi milenial yang taat pada aturan pemerintah, akan menjadikan momentum
belajar dari rumah sebagai sarana untuk membina hubungan yang harmonis antar
anggota keluarga. Namun bagi sebagian remaja lainnya justru menganggap bertahannya
mereka di rumah sangat menjenuhkan sehingga membuat kondisi psikologis remaja
terganggu diantaranya: mudah stress, emosional, serta dapat meningkat agresivitas.
Dengan tujuan mengusir kebosanan membuat remaja nekat beraktivitas diluar rumah
sangat beresiko untuk tertular virus Corona, bahkan remaja dapat menjadi “carrier”
sebagai pembawa virus namun tanpa gejala yang terpapar virus.

Di samping itu, kerjasama dari tokoh masyarakat sangat dibutuhkan dalam


menangani permasalahan yang ditimbulkan oleh remaja milenial di masa corona ini,
misalnya peran tokoh masyarakat dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat
khususnya remaja sekitar untuk melakukan pencegahan virus corona di daerahnya,
merangkul para remaja untuk dilibatkan secara langsung dalam menyemprotkan
disinfektan dilingkungan warga, membersihkan lingkungan sekitar, mengajak remaja
membuat hand sanitizer, ikut memberikan bantuan kepada masyarakat, dan berbagai
aktivitas positif dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ada di wilayahnya.
Peran tokoh masyarakat juga sangat penting untuk melakukan kontrol sosial, jika ada
indikasi remaja yang berkumpul didaerahnya dengan membuat kegaduhan atau hal-hal
yang mencurigakan, maka masyarakat dapat memberikan teguran.

Nah, yang tak kalah menariknya pula, dalam konteks efek pandemi korona, ekonomi desa
kini menjadi sandaran penghidupan baru bagi sebagian korban pemutusan hubungan kerja
(PHK). Ketika perusahaan tempat bekerja bangkrut akibat korona, para korban PHK itu terpaksa
berkemas dan pulang ke kampung halamannya. Profesi petani menjadi pilihan rasional karena
minimnya lapangan kerja di desa.

Ada yang meneruskan usaha orang tuanya, ada pula yang membangun usaha pertanian
mandiri dari nol. Pendek kata, ekonomi desa dan sektor pertanian berandil besar menampung
orang-orang yang kehilangan pekerjaan di sektor formal.Oleh karena itu, dalam konteks
pemulihan ekonomi pasca Covid-19, potensi dan peran ekonomi desa tak boleh dipandang
sebelah mata. Desa berpeluang menjadi masa depan ekonomi kita. Menempatkan kekuatan
ekonomi desa sebagai basis ekonomi nasional menjadi strategi krusial demi menyambut era
normal baru (new normal) ekonomi.

Generasi milenial merupakan generasi yang lahir di era perkembangan teknologi saat
sedang berkembang pesat. Sejak lahir hingga saat ini, generasi milenial ini sudah melek terhadap
penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya milenial yang tinggal di kota
besar, perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari juga dirasakan oleh milenial yang
hidup di perdesaan. Kreativitas dan keterampilan generasi milenial dalam menggunakan
teknologi ini menjadi sebuah peluang bagi desa khususnya apabila desa tersebut memiliki
potensi yang dapat dikembangkan. Beragam potensi yang dimiliki oleh desa seperti potensi
budaya, wisata, alam, sejarah, sumber daya masyarakat, dan produk ekonomi lokal bergantung
kepada kondisi geografis dan historis desa tersebut. Apabila kita sebagai masyarakat dapat
menggali potensi yang dimiliki oleh desa kita, maka langkah selanjutnya yang harus kita lakukan
adalah melakukan branding atas potensi yang kita miliki.

Desa bukateja merupakan sebuah desa yang berada di kecamatan Balapulang, Kabupaten
Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Potensi yang dimiliki oleh Desa Bukateja ini adalah wisata sawah
batu yang dikembangkan oleh masyarakat lokal sebagai desa atraksi wisata. Destinasi ini
memiliki daya tarik panorama persawahan berlatar belakang perbukitan yang indah. Nama
Wisata Sawah Batu memang diambil sesuai potensi desa yang memiliki banyak batu, terutama
di area persawahan. Tak hanya menawarkan pemandangan alam, sawah batu memiliki fasilitias
rekreasi buatan. Ada hall atau tempat pertemuan, wisata kuliner yang menyediakan jajanan khas
desa dan dua kolam renang yang memiliki kedalaman satu meter dan 50 sentimeter.

Kemunculan generasi milenial yang dibesarkan oleh teknologi dan informasi


seperti sekarang ini akan memberikan dampak positif bagi kemajuan desa secara
signifikan. Keberadaan generasi milenia saat ini, dinilai mampu menemukan cara untuk
terhubung dan terkoneksi dengan orang lain melalui berbagai platform dan media
sosial. Melalui teknologi, mereka daoat membangun market place dan menghubungkan
desa dengan pasar nasional maupul global. Berbagai potensi desa akan terpromosikan
dengan baik, sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Remaja sebagai agent of change bagi kemajuan bangsa, sehingga peran remaja sangat
penting dalam menghadapi berbagai tantangan maupun acaman yang dihadapi bangsa
ini, seperti keberadaan virus corona di Indonesia harus dihadapi oleh remaja yang tidak
hanya sehat fisiknya tetapi juga sehat rohaninya. Remaja juga memiliki karakteristik
solidaritas tinggi, maka semangat tersebut dapat ditularkan agar bangsa Indonesia
dapat bersama-sama melewati musibah ini, dengan rasa kepedulian yang tinggi
membantu sesama yang membutuhkan, dan bersama-sama kita yakin bahwa bangsa
Indonesia akan kembali bangkit dari musibah ini.

Di zaman yang sudah canggih seperti sekarang pemuda adalah peranan penting untuk
memajukan desa, karena pemuda memiliki banyak ide untuk memajukan desa. Jika kita lihat
pemuda selalu memiliki tenaga yang besar, berpikir kritis, kreativitas, serta inovasi untuk
berkiprah dalam memajukan desa. Bahkan pemuda sekarang juga mempunyai pemikiran yang
maju ( generasi milenial ) yang tidak lagi acuh terhadap pembangunan desa. Generasi milenial
juga memiliki potensi untuk memimpin pembangunan desa, karena generasi milenial berperan
memperdalam ilmu, dan nantinya ilmu dapat diterapkan dalam pembangunan desa agar lebih
maju. Jika diperhatikan masih banyak generasi milenial yang acuh tak acuh akan ilmu
pengetahuan, karna mereka pikir ilmu pengetahuan itu tidak penting, sebenarnya jika kita ingin
memajukan suatu desa, yang perlu kita majukan lebih dulu adalah pemikiran masyarakatnya,
sempitnya pemikiran masyarakat seperti, “untuk apa sekolah tinggi-tinggi nantinya juga bakal
jadi petani atau nelayan” pemikiran seperti inilah yang membuat desa tidak maju, maka dari itu
kita harus merubah pola pikir mereka bahwa pendidikan itu penting serta diharapkan generasi
milenial juga bersungguh-sungguh dan paham tujuan utama pendidikan, tidak hanya semata-
mata digunakan untuk tujuan material tetapi juga untuk pengabdian kepada masyarakat dan desa.
Pemuda menjadi harapan untuk mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta
membangun kapasitas desa yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial-
ekonomi masyarakat.

Dengan adanya generasi milenial yang memiliki pemikiran lebih maju diharapkan
masyarakat desa dapat menerima saran dan dapat memberi arahan seperti hal yang bertentangan
dengan budaya, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat desa. Jika hal ini tidak dilakukan bukan
tak mungkin nantinya permasalahan akan muncul. Jika kita lihat lebih dalam lagi masyarakat
desa selalu merasa minder pada masyarakat kota yang hidup dengan fasilitas yang lebih
memadai, seharusnya perasaan itu perlu dihilangkan karena pemikiran tersebut merupakan salah
satu hal yang menghambat suatu desa untuk maju. Jika kita perhatikan sebenarnya masyarakat
desa dan masyarakat kota itu saling membutuhkan serta memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing, karena masih banyak yang belum sadar akan hal ini, membuat para warga
merasa bahwa mereka masih tertinggal dari masyarakat kota . Disinilah desa memerlukan
pemuda dengan ilmu dan pemikiran yang lebih maju untuk membangun suatu desa, tidak hanya
pemuda yang dibutuhkan untuk memajukan suatu desa tetapi seluruh lapisan masyarakat juga
berperan penting dalam memajukan desa seperti dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal
68 menjelaskan bahwa masyarakat desa memiliki kewajiban seperti membangun dan memelihara
lingkungan desa, mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat, serta pemberdayaan masyarakat desa yang
baik, mendorong terciptanya kondisi yang aman, nyaman, dan tentram di desa, memelihara serta
mengembangkan nilai permusyawaratan, mufakat, kekeluargaan, dan gotong royong dan
masyarakat desa berkewajiban untuk berpartisipasi dalam kegiatan desa . Karena itu pentingnya
kerja sama antar warga, pemuda dan perangkat desa tanpa terkecuali.

Jika kita lihat lebih luas ada banyak desa yang bekerja sama dengan warga dan pemuda
desa, seperti pada desa asemdoyong yang memanfaatkan lahan pesisir pantai sebagai daerah
wisata, dan ada banyak desa lainnya yang mencoba untuk membuat atau menghadirkan wisata di
desanya, agar banyak orang yang berkujung dan menjadikan desa tersebut dikenal, tetapi karna
kurangnya ilmu pengetahuan serta pengalaman membuat wisata yang dihadirkan hanya ramai
dikunjungi saat awal pembukaan dan semakin sedikit peminat ketika sudah lebih satu bulan
wisata dibuka, untuk menghindari hal ini terjad. Oleh karena itu desa membutuhkan ikut
andilnya generasi milenial yang mempunyai wawasan luas, pengalaman dan tau hal apa yang
sedang diminati oleh masyarakat luar, maka perangkat desa dan pemuda desa harus kerjasama
agar dapat memperkenalkan desa melalui media sosial, karena sekarang kita berada di
zamanmodern atau era digital dimana semua orang bermain media sosial baik anak kecil,
orangtua ataupun anak muda, dengan pembawaan yang lebih menarik dan indah agar yang
melihat postingan di media sosial tidak merasa bosan tapi justru tertarik untuk mengunjungi
desa, jika sudah menarik minat masyarakat luar, pemuda desa juga dapat berperan untuk
memberikan kesan yang unik, indah, berbeda dan mengganti tema wisata setiap 1 bulan sekali
agar masyarakat yang sudah berkunjung akan datang kembali untuk menikmati suasana baru.

Jika wisatanya sudah dikenal, desa juga dapat memperkenalkan makanan khas daerahnya
dengan sedikit modifikasi dari pemuda untuk tampilan yang lebih menarik namun tetap
mempertahankan rasa, dari hal ini desa juga dapat memberikan lapangan pekerjaan untuk warga
desa, bahkan desa juga mendapatkan penghasilan tambahan dari wisata serta kuliner desa untuk
pembangunan desa agar tidak selalu mengandalkan dana desa (APBDesa). Sudah seharusnya
setiap pemuda desa mau membagikan ilmunya untuk memajukan desa dan bekerja sama dengan
aparat desa serta masyarakat untuk mamajukan desa di Era digital seperti sekarang.

Pemuda juga dapat menjadi kunci berkelanjutan untuk pembangunan desa dengan
pemikiran-pemikiran Zaman now, hal tersebut diyakini menjadi modal besar bagi para pemuda
untuk tidak lagi cuek terhadap pembangunan untuk memajukan desa. Sudah sepantasnya kita
sebagai pemuda ikut andil, tetapi juga pemuda harus mampu membangun sinergi, dan
berkerjasama, hal ini mungkin tidaklah mudah karena membuhkan komitmen dan konsisten
terhadap komitmen itu sendiri. Pemuda merupakan peranan penting untuk desa lebih maju, maka
pemuda dan desa harus memiliki ikatan untuk memajukan desa. Pemerintah desa juga dapat
menjadikan website desa untuk menampung seluruh ide pemuda desa, setelah semua ide
ditampung pemerintah desa dapat mengajak diskusi seluruh pemuda desa dengan
menggabungkan ide-ide yang sudah ditampung, seharusnya ini dicoba pada seluruh desa untuk
menjadi awal ikut andilnya pemuda memajukan desa.

KESIMPULAN

Peran generasi milenial bekerjasama dengan pemerintah daerah yaitu salah satu
dukungan pemerintah sebagai stakeholder pariwisata sangat dibutuhkan pada tahap ini.
Pemerintah dan generasi milenial sebenarnya memiliki tanggung jawab yang sama dalam
pengembangan pariwisata. Pada tahap ini peran generasi milenial sebagai pengguna aktif
teknologi digital yang merupakan salah satu ciri generasi millennial dapat membantu dalam
memperkenalkan dan mempublikasikan potensi wisata di desa. Internet kini menjadi sarana
publikasi yang sangat efektif yang mampu menjangkau seluruh belahan bumi. Namun dalam
pengembangan dan pengelolaan desa wisata aspek keramahan dan kebersihan dalam setiap
pelayanan menjadi prioritas, karena pada saat ini masyarakat belum mampu melayani wisatawan
dengan baik. Untuk itulah pengelola mengharapkan beberapa lembaga pendidikan dan
pemerintah dapat memberikan pelatihan tentang sapta pesona dan kualitas pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

https://analisis.kontan.co.id/news/desa-masa-depan-kita . diakses tanggal 16 Mei 2021,


pukul 9.11 PM.

https://www.beritasatu.com/nasional/510711/generasi-milenial-diajak-kembangkan-potensi-desa
diakses tanggal 17 Mei 2021 pukul 8.00 PM

https://jateng.tribunnews.com/2020/02/21/wisata-sawah-batu-desa-bukateja-destinasi-tegal-
pesona-panorama-sawah-dan-perbukitan, diakses tanggal 17 Mei 2021 pukul 8.11 PM.

https://puspindes.pemalangkab.go.id/apa-peranan-pemuda-untuk-desa/. Diakses tanggal 17 Mei


2021 pukul 8.17 PM.

Anda mungkin juga menyukai