"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0”
Satrio Alpen Pradanna, Safitri, Yulianti Puspita Dewi, Sri Rahayu, Muhammad Mona Adha
Universitas Lampung, Lampung, Indonesia
satrioalpen29@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan zaman sangat ditunggu-tunggu masyarakat dunia guna mencapai kehidupan yang di
idam-diamkan hingga kini masyarakat dunia tengah mempersiapkan diri menuju era society 5.0,
namun perkembangan zaman juga membawa dampak bagi masyarakat Indonesia khususnya pada
penurunan budaya lokal, agar dampak tersebut tidak semakin membuat khawatir masyarakat Civic
Virtue haruslah di implementasikan pada diri pemuda Indonesia, tujuan dari kajian ini adalah untuk
megetahui bagaimana implementasi nilai civic virtue yang ada pada pemuda indonesia dalam
melestarikan budaya lokal yang ada, dengan menggunakan metode literatur review. Artikel ini
secara umum bertujuan mendalami mengenai implementasi civic virtue pada diri pemuda Indonesia
guna melestarikan budaya lokal dalam perkembangan zaman, hasil diskusi menunjukan bahwa peran
pemuda sangat penting dalam upaya pelestarian budaya lokal di era modern sehingga perlu adanya
upaya pengimplementasian civic virtue agar pemuda Indonesia dapat lebih mengerti perannya dalam
lingkungan sosial masyarakat.
Kata kunci :budaya lokal, civic virtue, implementasi nilai, pemuda Indonesia, society 5.0
569
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0”
Implementasi nilai civic virtue pada warga negara muda diperlukan stakeholder
diri pemuda Indonesia dapat dimulai untuk untuk mempersiapkannya[5]. Hal tersebut
membantu membangkitkan peran aktifnya menjadi perhatian penting agar kedepannya
sebagai warga negara tentunya terdapat peran warga negara muda tidak salah arah dalam
salah satunya tanggung jawab untuk membangun masa depan bangsa. Setiap warga
senantiasa merespons masalah sosial negara muda menghimpun tanggung jawab
khususnya agar senantiasa dapat melestarikan kepada diri sendiri sebagai bagian dari
budaya yang dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat dan individu lain di sekitarnya.
lingkungan sosial pemuda Indonesia. Jika seorang warga negara terkhusus pada saat
METODE berusia muda tidak dapat melaksanakan hak
Artikel ini menggunakan pendekatan dan kewajibannya secara penuh tanggung
studi kepustakaan dengan menganalisis jawab, maka sangat berbahaya untuk
beberapa kajian yang berkaitan dengan civic kemajuan masyarakat kedepannya. Mencegah
virtue, budaya local, dan Society 5.0 dengan adanya pengaruh negatif dari yang terjadi
menelaah bagaimana keterlibatan anak-anak dalam tatanan kehidupan bernegara juga
muda saat ini dalam konteks budaya dan merupakan kewajiban warga negara
konsep Society 5.0. Kajian artikel khususnya pemuda.
mengeksplorasi mengenai implementasi nilai Pemerintah dalam mendukung
civic virtue dalam pelestarian budaya lokal pemuda dalam menjalankan perannya sebagai
bagi pemuda Indonesia dalam perkembangan warga negara tertuang dalam Undang-Undang
Society 5.0. Analisis di dalam artikel ini dikaji Negara Republik Indonesia Nomor 40 tahun
berdasarkan hasil pengumpulan informasi dan 2009 tentang Kepemudaan pasal 16 Tentang
temuan dari beberapa bahan bacaan dan Peran Pemudamenyebutkan bahwa: “Pemuda
dokumentasi yang relevan. Artikel jurnal berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol
menjadi pendukung kajian yang cukup sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek
penting, dan diparafrase sesuai dengan pembangunan nasional[6].” Pemuda memiliki
kebutuhan analisis pada bagian tertentu di potensi besar yang sangat diperlukan untuk
dalam tulisan ini. mendukung perubahan dan pembaharuan bagi
bangsa dan negara kearah yang lebih baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sementara itu, pemuda yang hidup dalam era
1. Pemuda dan Civic Virtue sekarang memiliki tantangan tersendiri mulai
dari majunya teknologi informasi yang terus
Pemuda merupakan generasi penerus berkembang, hingga timbul permasalahan
bangsa yang menjadi kekuatan suatu negara baru menyangkut karakter pemuda di zaman
untuk mewujudkan cita-citanya. Menurut ini. Karakter yang ditunjukkan lewat tindakan
bahasa dalam Taufik (2010:134) pemuda pemuda saat ini cengderung mementingkan
seseorang yang telah dewasa terdiri dari laki- diri sendiri dan tidak memiliki empati serta
laki dan perempuan. Seringkali kita sebut kurang berpedoman pada nilai-nilai budaya
dengan generasi muda yang menjadi tumpuan bangsa yang menjadi sorotan tajam dalam
negaranya.Generasi muda atau warga negara masyarakat untuk hidup berdampingan dengan
muda adalah sumber daya manusia yang rukun.Pengaruh lain adalah dari kebudayaan
sangat potensial untuk memberikan energi dan Barat (Western) yang dapat dengan mudah
sinergi di dalam kehidupan diri mereka di dilihat dan diakses oleh anak-anak muda
dalam pergaulan sesame teman dan sehingga sedikit banyak menjadi pengaruh
berinteraksi (berkegiatan) di dalam atau imitasi yang ditampakkan oleh diri
masyarakat. Membentuk generasi muda yang mereka sebagai kalangan muda.
tumbuh dan berkembang menjadi sosok Pengaruh-pengaruh yang mampu
pribadi yang kuat dan berkarakter baik, mengikis nilai-nilai budaya dan kebiasaan
dibutuhkan arahan, bimbingan, keikutsertaan anak-anak muda sebagai generasi muda
mereka di dalam aktivitas yang mereka sukai Indonesia, tentu hal ini menjadi perhatian
yang menambah keterampilan diri mereka dan serius dan cukup menghawatirkan khusus
melatih kemandirian mereka sebagai anak- pada pelestarian kebudayaan lokal yang
anak muda agar mampu melahirkan kreatifitas semakin berkurang dikarenakan pesatnya
yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. perkembangan kehidupan yang semakin
Suatu negara akan mengalami kemajuan modern dan jauh dari implementasi nilai
ataupun kemunduran bergantung pada warga kebudayaan yang selama ini dijalankan. Adha
negara mudanya (pemuda)[4.] Pemuda sebagai (2019:141) mengemukakan bahwabudaya dan
warga negara muda memiliki peran sebagai etnis yang berbedatidak begitu penting bagi
pemimpin sepuluh dan dua puluh tahun sebagianbanyak generasi muda mereka
mendatang. Oleh karena itu, ketika menjadi berasumsi bahwa mereka kurang termotivasi
570
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0”
571
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0”
572
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0”
dengan cara meminimalisir agar identitas manusia dengan kemanusiaan yang utuh
tersebut tidak tergerus zaman. Upaya untuk selaras dengan teknologi canggih
yang perlu dicanangkan yakni dengan dan mampu mengatasi permasalahan
mengimplementasikan dan memperkuat sosial yang ada di dalam masyarakat
nilai-nilai yang ada seperti civic virtue yang mempu menjaga kestabilan
yang diungkapkan oleh Franklin bahwa lingkungan masyarakat untuk mengarah
“Melatih pemuda untuk senantiasa pada kemajuan ekonomi berlandaskan
melaksanakan tanggungjawab serta budi tata nilai.
pekerti merupakan hal yang utama dan
amat penting daripada hal yang lain.” Keberlanjutan dari revolusi
upaya penguatan nilai-nilai kebajikan industri 4.0 dan bertransisi menuju
kewarganegaraan tentunya tak hanya society 5.0 secara signifikan mengangkat
dipandang sebelah mata Aristoteles nilai-nilai positif yang berkontribusi bagi
mengatakan bahwa salah satu hal yang perkembangan dan kebutuhan
terdapat dalam diri warga negara adalah masyarakat dan tatanan sosial saat ini.
nilai civic virtue dalam dirinya sehingga Baik dalam Pendidikan formal dan non
mereka dapat dikatakan sebagai orang formal, pengembangan aspek kognitif,
yang berkebajikan, pendapat-pendapat afektif, dan psikomotor terus didorong
tersebut tentunya bukan hanya sebagai agar setiap individu memahami bahwa
ungkapan belaka melaikan sebagai acuan penguatan karakter individu, karakter
bahwa penerapan nilai civic virtue pada bangsa tidak terlepas dari kearifan
kehidupan sehari-hari sangatlah budaya local yang selama ini hidup
penting[15]. ditengah-tengah kehidupan masyarakat
[1].
Civic virtue merupakan yang
secara unsur kebahasan merupakan
gabungan kata yang terdiri akan "civic" Konsep yang dibawa dalam
yang diambil dari Bahasa Latin yakni Society 5.0 adalah upaya untuk menjaga
civitas memiliki arti tempat yang penuh keseimbangan dalam lima unsur utama
dengan etika dan kebudayaan, yang ada dalam kehidupanmanusia,
sedangkan kata "virtue" juga diambil dari yaitu; Sosial, Emosional, Fisikal,
Bahasa Latin yakni "virtus" yang Intelektual, dan Spiritualitas, dalam
diterjemahkan menjadi kebaikan.. budaya Jepang disebut Zen atau
Sehingga secara umum, civic virtue keseimbangan[17], berkaitan dengan
merupakan kebijakan moral sosial ketergantungankehidupan manusia yang
menekankan kepentingan publik dan tinggi pada teknologi. Society 5.0
mengalihkan kepentingan pribadi ke merupakan revolusi kehidupan
ranah publik atau publik. civic virtue masyarakat setelah Revolusi Industri 4.0.
juga berarti melibatkan komunitas, di Ide yang dikembangkan dalam
mana warga negara atau penduduk masyarakat 5.0 adalah bagaimana
merupakan bagian dari masyarakat itu. masyarakat dapat memanfaatkan temuan-
Oleh karena itu, perilaku warga negara temuan teknologi dengan
menunjukkan betapa baiknya nilai-nilai mempertimbangkan aspek aspek
kewarganegaraannya. Aristoteles percaya kehidupan kemanusiaan secarautuh.
bahwa kebajikan sipil memiliki empat Seluruh aspek perkembangan teknologi
komponen, pertama kesederhanaan, tersebut sering sekali kurang
kedua keadilan, ketiga tekad, dan yang memperhatikan aspek kemanusiaan
terakhir kebijaksanaan.[16] karena kuatnya ideologi materialis dalam
kapitalisasi ekonomi[18].
Kearifan baru maupun nilai Berdasarkan penjelasan diatas,
kebaruan di dalam konsep Society 5.0 maka dapat diambil suatu pernyataan
secara signifikan merubah pemikiran bahwa era Society 5.0 dapat menggerus
bahwa selama ini alat atau tools atau dan merubah pandangan hidup pemuda
teknologi canggih yang digunakan untuk Indonesia yang cenderung melupakan
semata-mata digunakan sebagai budaya lokal khususnya pada masyarakat
keinginan pengguna hingga mencapai perkotaaan. Hal ini dikarenakan
target atau sasaran dengan penggunaan kehidupan masyarakat perkotaan, sudah
teknologi canggih tersebut. sangat tipis sekali batasan antara
Mengimplementasikan Society 5.0 masyarakat lokal dan masyarakat asing.
dengan Jepang sebagai penggerak Oleh karena itu implementasi civic vitue
pertama menuju pada keterlibatan yang mencakup nilai-nilai dasar seperti,
573
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0”
574
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0”
575