Anda di halaman 1dari 5

GENERASI MUDA SEBAGAI AGENT OF SOLUTION DALAM MENYELESAIKAN

PERMASALAHAN SOSIAL AKIBAT PANDEMI COVID-19

Introduksi

Bung Karno pernah mengatakan: “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan ku cabut
Semeru. Beri aku 10 pemuda dan akan ku guncang dunia”. Perkataan ini sungguh memberikan
peneguhan bagi para pemuda Indonesia, terlebih kita semua sebagai generasi muda yang tengah
belajar dengan berupa-rupa perjuangan melawan rintangan di tengah pandemi Covid-19.
Terlepas dari sebuah perkataan yang meneguhkan, perkataan ini menyiratkan makna yang amat
mendalam. Di sini, Bung Karno memberikan arti bahwa, generasi muda merupakan tonggak
kekuatan bangsa bahkan dapat dikata sebagai generasi penerus bangsa. Juga digambarkan
sebagai seseorang yang memiliki semangat tinggi, bertenaga dan berintelektual. Peran pemuda
untuk perjuangan kemerdekaan tidak hanya berhenti sampai diikrarkannya Sumpah Pemuda di
era reformasi dan globalisasi. Saat ini tantangan yang dihadapi jauh lebih besar. Hal ini
menandakan bahwa Bung Karno sangat menjunjung tinggi peran pemuda dalam mendukung
terwujudnya kemerdekaan bangsa. Tentunya, hal serupa juga akan berlaku bagi para pemuda
(generasi muda) zaman sekarang guna memberikan kontribusi besar untuk kemajuan bangsa
dalam berbagai macam aspek.

Realitas generasi muda di tengah pandemi Covid-19

Kata pemuda sangatlah identik dengan muda-mudi dulu layaknya mereka yang berjuang
di era kepemimpinan Soekarno. Oleh karena itu, seiring perkembangan zaman yang begitu pesat,
kata pemuda pun beralih dengan nama ‘Generasi Muda’. Memang, tambahan kata Generasi lebih
memodernisasi kata pemuda sendiri. Di sini hanya terdapat perbedaan soal waktunya saja, tetapi
pada dasarnya kedua kata tersebut memiliki arti yang sama. Jadi, jika ada yang beranggapan
bahwa pemuda dulu berbeda dengan yang sekarang sekarang. Lihat saja pemuda sekarang:
kerjaannya rebahan, malas, abai dan kurang perhatian terhadap polemik-polemik sosial yang
terjadi di negara sendiri. Mungkin saja ada yang seperti itu, tapi tidak menutup kemungkinan
terhadap adanya generasi muda yang baik-baik. Hal ini tidak juga serta-merta dapat men-
generalisasi-kan secara keseluruhan mengatasnamakan generasi muda. Sebab menjadi sesuatu
yang tidak dapat disangkal bahwa, besarnya sumbangsih dan kontribusi dalam histori perjuangan
para pemuda selama ini. ini menandakan bahwa penjajahan tidak lagi secara fisik, tetapi lebih
secara mental dan spiritual. Pelemahan dalam berbagai macam hal menjadi problematika
sekarang ini.

Dapat disadari bersama bahwa saat ini perekonomian global sedang tidak baik-baik saja,
Indonesia pun mengalami hal yang sama akibat pandemi berkepanjangan hingga akhirnya
memilih berdamai dengan Covid-19. Sangat disanyangkan apabila potensi yang dimiliki kaum
muda untuk berkarya dianggurkan begitu saja. Dengan diberlakukannya New Normal dan
PPKM, semua lini kehidupan sosial kemasyarakatan perlahan mulai kembali digerakkan dengan
harapan dapat memutus rantai penyebaran virus dan terlebih dapat memicu kembalinya
pertumbuhan ekonomi yang sedang timpang. Memang, realitas mengatkan bahwa kebanyakan
generasi muda sekarang ini menjadi ‘terombang-ambing’ dengan arus zaman yang begitu
melemahkan, sehingga banyak dari kita kurang bersemangat dalam mengekspresikan karya-
karya kita sebagai anak bangsa.

Kondisi ini membuat peranan generasi muda sebenarnya menjadi sangat penting dalam
proses pembangunan bangsa Indonesia maupun sebagai penerus bangsa, terlebih dalam
menangani permasalahan sosial di tengah pandemi Covid-19 ini. Tanpa adanya peranan generasi
muda atau pemuda Indonesia maka bangsa Indonesia dan tentunya permasalahan ini, pastinya
akan sulit mengalami perubahan dan akan mudah pula kehilangan identitas bangsa sendiri. Oleh
sebab itu, generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sebenarnya memiliki peranan yang
semestinya. Menjadi suatu pertanyaannya bagi kita ialah, sudah pantaskah kita menjadi generasi
muda yang dapat memajukan bangsa? Maukah kita menjadi generasi muda penerus bangsa yang
sungguh-sungguh mau bangkit dari keterpurukan di tengah pandemi Covid-19? Dan bagaimana
kita sebagai generasi muda, menemukan suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan sosial
akibat pandemi covid-19?

Pemuda sebagai Agent of Solution

Generasi muda sebagai penerus bangsa pertama-tama dapat dilihat dari perannya
sebagai agent of solution atau agen solusi. Artinya, bahwa pemuda Indonesia sebenarnya
memiliki peranan untuk menjadi ‘jalan’ atau jawaban dari seluruh permasalahan sosial serupa
yang menghimpit bangsa. Beberapa di antaranya dapat dirumuskan sebagai berikut: Pertama,
sebagai generasi penerus bangsa, anak muda merupakan salah satu tonggak penting dalam
perekonomian. Dalam era digital, peran dan ide-ide kreatif anak muda dibutuhkan untuk
membangun perekonomian, apalagi dalam masa pandemi seperti saat ini. 

Meskipun terbilang negara yang memiliki banyak sumber daya alam (SDA), tetapi masa
pandemi juga pelan-pelan menghambat kegiatan perekonomian negara Indonesia. Salah satunya
ialah para petani yang kesulitan untuk memasarkan barangnya secara langsung karena ketaatnya
pada peraturan dan lockdown pada masa pandemi. Untuk itu para anak muda dapat turut
mengambil perannya di sini, terutama para influencer yang memiliki jaringan luas di sosial
media. Mereka dapat membantu para petani dalam memasarkan hasil panennya dengan
memanfaatkan teknologi atau media digital berupa ‘pasar online’. Media digital seperti pasar
online ini selain bertujuan memudahkan pemasaran barang dagang, tetapi dapat pula secara
perlahan memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Dengan itu, para para petani tetap
mendapatkan penghasilan mereka, keamanan setiap orang dapat selalu terjaga dan tentunya
perekonomian tetap akan berada pada taraf yang stabil.

Kedua, generasi muda memiliki peran dalam meningkatkan kualitas kesehatan


masyarakat di masa pandemi. Melihat pandemi Covid-19 yang terus beregenerasi dan
memunculkan varian yang baru sungguh membuat resah dalam masyarakat. Dengan peningkatan
kasus yang terjadi akibat wabah yang semakin ganas, masyarakat pun harus memiliki tingkat
penanganan dan keamanan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, biaya kesehatan pun menjadi
semakin tinggi dan kini menjadi problematika yang belum surut. Namun dari pada itu, salah satu
jalan untuk meringankan beban tersebut ialah, dengan memanfaatkan para generasi muda untuk
menjadi pelopor utama dalam pembangunan kesehatan masyarakat yang optimal. Wakil Menteri
Kesehatan, Dante Saksono mengatakan bahwa anak-anak muda di Indonesia membawa implikasi
dan perubahan yang cukup besar dalam penanganan Covid-19. Salah satunya sebagai role model
untuk suatu perubahan di mana generasi muda dapat ikut peran serta dalam melakukan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

Selain itu, para generasi muda juga bisa ikut berperan dalam proses-proses transformasi
kesehatan di masa pandemi misalnya: melakukan penggalangan dana untuk memperoleh akses
yang lebih baik. Hal itu dapat membuatkan masyarakat bisa berperan serta dengan apa yang
sudah mereka gerakan misalkan dengan mengadakan penggalangan dana untuk obat-obatan,
penggalangan dana untuk mendapatkan masker, hand sanitizer, dan masih banyak lagi. Dengan
itu, generasi muda yang terlibat ini diajak pula untuk memenuhi protokol kesehatan. Sebab,
generasi muda yang hebat dan tangguh harus membuktikan dirinya selain bisa menjadi teladan,
mereka mau pula untuk mengedukasi masyarakat, dan berperan penting dalam penanganan
Covid-19 ini.

Ketiga, generasi muda yang sungguh-sungguh berjuang dalam memajukan pendidikan di


tengah pandemi covid-19. Sejak merebaknya pandemi Covid-19, dunia pendidikan tak luput
dengan imbasnya. Di Indonesia, penyebaran wabah Covid-19 dalam waktu relatif singkat telah
memaksa para pengampu kepentingan pendidikan mengambil sebuah kebijakan bagi para
siswa/mahasiswa untuk belajar di rumah secara daring. Pandemi Covid-19 telah membuat sistem
pembelajaran di kampus/sekolah berubah sangat drastis dari yang awalnya dilakukan secara tatap
muka berubah menjadi pembelajaran secara online. Banyaknya keluhan yang dialami
siswa/mahasiswa membuat pemerintah melakukan penelitian yang bertujuan menganalisis
bagaimana efisiensi kuliah online ditengah pandemi Covid-19. Format kelas tatap muka (onsite)
serta-merta berubah menjadi pembelajaran daring (online) dengan menggunakan berbagai sistem
jaringan pembelajaran yang mendukung kebijakan belajar dirumah dengan sarana virtual.

Jadi, pandemi ini secara tidak langsung memaksa orang untuk mengubah bentuk interaksi
dan komunikasi, bukan saja di Indonesia saja tetapi di seluruh dunia. Tantangan bagi para
generasi saat ini adalah bagaimana cara melaksanakan proses tersebut dengan tetap
mengedepankan pencapaian tujuan pendidikan melalui media pembelajaran yang ada?

Untuk memecahkan permasalahan problematika sosial di sistem pendidikan ini, dapatlah


dijelaskan bagaimana peran pemuda sebagai generasi melek digital yang bisa membantu
mengedukasikan tentang cara menggunakan platform virtual dalam edukasi. Demi meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, para generasi muda pertama-tama harus siap dalam
memantapkan diri untuk mengisi perubahan. Hal ini dapat didukung dengan memastikan
pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur
hidup bagi semua. Hal ini akan sungguh-sungguh membawa pengaruh besar bagi kemauan para
pelajar maupun para pengajar di seluruh Indonesia, untuk di kemudian hari menjadi sungguh-
sungguh dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang ada.

Dari ketiga hal ini, dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa, generasi muda sangatlah
memiliki peran yang besar dalam menyelesaikan permasalahan sosial akibat pandemi covid-19
ini. Oleh karena itu, kesadaran sebagai seorang pemuda milenial yang berjiwa nasionalis dan
humais harus sungguh-sungguh melekat dalam diri mereka. Berjiwa nasionalis artinya setiap
perkataan dan perbuatan harus selaras dengan falsafah bangsa Indonesia sendiri, sedangkan
berjiwa humanis artinya dapat senantiasa peduli dengan sesama untuk mencapai kesejahteran
bersama.

Anda mungkin juga menyukai