“Integritas Mahasiswa sebagai Agen Perubahan dalm Menghadapi Pandemi
Covid-19”
Kesehatan
PERAN MAHASISWA SEBAGAI SUPPORT SYSTEM TIPS MENTALITY
MELALUI PROGRAM CONTENT CREATOR PSYCHOLOGHY
Disususn oleh:
Maria Angela Putri Andini 200111100298
Erik Edwar Firdiyansyah 200111100153
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN 2020 Pendahuluan
Mahasiswa adalah generasi bangsa yang akan meneruskan perjuangan para
pendiri negara di masa yang akan datang. Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dimasa mendatang, mahasiswa harus dibekali dengan ilmu pengetahuan juga dibaregi dengan pengalaman dalam menjalankanproses pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. Sebagai peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi, tanggung jawab yang besar untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa ada di pundak mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.dalam upaya mendukung pengembangan potensi mahasiswa perguruan tinggi berupaya untuk : a) mengemabangkan kemampuan dan mementuk watak serta peradaaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.; b) mengembangkan Sivitas akademik ynag inovatif, responsif, kreatif, terampil, beradaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan c) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memeperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora. Secara umum tugas pokok perguruan tinggi sebagaimana dengan istilah tri dharma perguruan tinggi terdiri dari tiga kategori antara lain; Pertama berkenaan dengan pendidikan, pengajaran, kedua dan ketiga pengabdian kepada masyarakat. Dharma pertama intinya adalah si pendidik memberi kepada peserta didik. Kedua adalah pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilakukan. Ketiga adalah pengabdian masyarakat dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan di tengah-tengah masyarakat sehingga bermanfaat bagi kehidupan sosial. Peran mahasiswa sangat penting di tengah- tengah masyarakat, apalgi dalam situasi Covid-19 karena masyarakat mudah menerima informasi yang diberikan kepada mahasiswa dibandingkan dengan yang disampaikan oleh kelompok luar Permasalahan kesehatan mental akibat pandemic Covid-19 menjadi isu yang banyak dibicarakan di tengah pandemi Covid-19. Covid-19 merupakan sumber stress baru bagi masyarakat sehingga dapat memicu permasalah kesehatan mental seseorang. Secara global banyak factor resiko utama seperti terjadinya depresi yang muncul akibat pandemi Covid-19. Terhadap masalah ini, sebagai mahasiswa yang berperan sebagai agen perubahan juga pengontrol kehidupan sosial dengan sebuah dampak yang telah timbul di masa pandemi sekarang ini mempunyai upaya-upaya yang bisa menjadi solusi dalam mempercerah situasi. Di era digital sekarang suatu informasi disajikan dengan menarik, informasi di sebarkan ke berbagai platform media sosial yang tersedia seperti YouTube, Instagram, Tiktok. Melalui platform tersebut sebagai mahasiswa mempunyai peran untuk mengedukasi dan membantu masalah mental yang dihadapi masyarakat dalam menghadapi covid-19 ini. Fungsi mahasiswa dalam hal ini yaitu pertama sebagai agen perubahan yang dapat memberitahukan hal-hal penting terhadap masyarakat. Layanan psikologis yang tersedia serta mengimplementasikan support system dan edukasi yang masif mengenai Covid-19 harus di dukung. Adanya perkembangan teknologi menciptakan situs jejaring sosial berbasis internet,di mana informasi bisa diperoleh Lewat jejaring sosial di mana dimuat konten yang menarik, melalui pesan pesan yang terdapat dalam konten- konten tersebut dapat mengintegrasikan pesan ke dalam praktik kehidupan sehari hari. Dalam hal ini sangat dibutuhkan sesuatu untuk memahami kesehatan mental masyarakat dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini. Membuat konten yang berkaitan dengan kesehatan mental merupakan salah satu cara untuk memberikan edukasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Isi
Adanya pandemi COVID-19 memengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah
satunya dalam kesehatan dan sosial. Penerapan karantina mandiri di rumah dan protokol yang ketat memang cara yang tepat bagi pemerintah dalam upaya mengurangi angka penularan virus secara fisik, hal ini memang sangat penting tetapi perlu diperhatikan bahwa kesehatan dalam kehidupan seseorang tidak hanya sebatas fisik, namun juga mental.Hal tersebut didukung atas laporan gugus tugas COVID-19 disampaikan bahwa 80% persoalan COVID-19 adalah persoalan psikologis, sisanya hanyalah persoalan fisik. Masalah mental kini menjadi permasalahan yang mulai disoroti berbagai media karena maraknya peristiwa bahkan kematian akibat kesehatan mental yang tidak tertangani. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) melakukan survei kesehatan mental melalui swaperiksa secara daring terhadap 1.552 responden didapatkan hasil bahwa sebanyak (76,1%) perempuan berumur 14 tahun dan maksimal 71 tahun berkenaan terhadap 3 masalah psikologis yaitu depresi, cemas, dan trauma. Sebanyak 63% responden mengalami cemas dan 66% responden mengalami depresi akibat pandemi COVID-19. Pemeriksaan lanjutan terhadap 2.364 responden di 34 provinsi didapatkan hasil sebanyak 69% responden mengalami masalah psikologis, 68% mengalami kecemasan, 67% mengalami depresi dan 77% trauma psikologis. Data tersebut menggambarkan bahwa kesehatan mental akibat pandemi COVID-19 dirasakan secara nyata oleh masyarakat Indonessia. Tingginya angka kesehatan mental yang memprihatinkan, diperlukan upaya dalam melakukan pendekatan sebagai upaya mengobati bahkan mengurangi angka permalah mental akibat pandemi COVID-19. Sebagai agen perubahan, mahasiswa turut andil dalam hal pengupayaan tersebut, salah satunya dengan menjadi support system tips mentality bagi seseorang. Support system merupakan istilah yang merujuk pada dukungan sosial terhadap kehidupan seseorang, sekolompok mahasiswa dalam lingkup positive vibes(lingkungan positif) memberi dukungan kepada seseorang yang sedang mengahadapi krisis mental dengan pemberian tips atau kisi-kisi bagaiamana dalam memahami serta menyelesaikan persoalan mental yang dialami. Peraturan pemerintah terhadap pandemi COVID-19 yang sangat ketat memang menjadi kendala sharing caring terhadap masalah yang dialami. Seseorang karena terbiasa dengan karantina yang dilakukan selama ini menjadi enggan untuk berinteraksi dengan orang lain dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan mengurung diri sembari memainkan teknologi yang digunakan, yaitu gadget. Teknologi yang sering digunakan sebagai media pelampiasan emosi dan mencari jalan keluar terhadap suatu masalah yang dihadapi saat pandemi. Walau terkendala dalam sebuah pertemuan secara langsung, menjadi support system dalam ranah daring atau online menjadi suatu upaya terbaru mahasiswa untuk berinovasi dalam berkontribusi dengan masyarakat. Peran mahasiswa sebagai support system tips mentality dilakukan melalui program content creator psychologhy. Content creator psychology yang dimaksud adalah pembuatan konten kreatif berupa video edukasi dan upaya pemberian dukungan mental seseorang yang berhubungan dengan psikologi. Dalam video tersebut, mahasiswa memberikan poin penting dari sudut psikologi terhadap penyelesaiaan krisis mental seseorang.Kreativitas video berbagai macam dapat berupa film pendek, konten tiktok, dan semacamnya yang terpenting adalah pesan psikologi mampu tersampaikan dan dicerna masyarakat. Tahap pembuatan content creator mentality diawali penentuan ide yang akan dibahas, saran/jalan keluar permasalahan menurut psikologi, pembuatan video sekreatif mungkin. Penuangan bentuk atau hasil content creator psychology agar dapat dinikmati dan berguna disebar melalui media sosial yang dikonsumsi banyak orang. Saat seseorang mengalami tekanan mental yang diperlukan adalah bentuk pengarahan mentalnya agar tidak ada penyimpangan perilaku yang salah. Faktanya, orang yang mengalami gangguan mental apabila menemukan suatu konten menarik yang peristiwanya sangat menggambarkan kondisi kehidupannya saat ini, orang tersebut akan mengikuti hal-hal penting atau makna tersirat dari konten yang dilihatnya untuk memperbaiki mentalnya yang hancur. Inovasi yang diberikan sangat efisien membantu memperbaiki kesehatan mental masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dalam pandemi COVID-19 saat ini. Penutup Dalam penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, akibat pandemi COVID-19 menimbulkan problematika baru dalam dunia kesehatan yaitu gangguan kesehatan mental yang dirasakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Kesehatan Mentl tersebut akan menjadi sangat berbahaya jika tidak ada penanganan yang baik, oleh karena itu mahasiswa hadir dalam meberikan inovasi baru menjadi support system tips mentalitydalam program content creator psychology yang dapat membantu masyarakat untuk menyembuhkan atau menangani krisiis mental yang dialami dalam masa pandemi COVID-19 saat ini. DAFTAR PUSTAKA
Pulungan, M. S. (2020). Peran Mahasiswa Dalam Mensosialisasikan Protokol
Kesehatan Covid-19 Melalui Program KKL DR IAIN Padangsidimpuan. Jurnal at-Taghyir: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Desa, 2(2), 291-308.
Florencia, d. G. (2020). Pentingnya Support System untuk Pengembangan Diri.
halodoc, 1.
Winurini, S. (2020). Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi COVID-
19. Info Singkat-XII-15-I-P3DI-Agustus-2020-217.pdf, 1-5.
PSDKJI. (2020). “Masalah Psikologis di Era Covid-19”.
Citra Amelia Putri - Universitas Alma Ata Yogyakarta - ZECo (Zero Emotion Concept) Upaya Menetralisasi Emosi Untuk Menjaga Kesehatan Mahasiswa Di Masa Pandemi