Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

(INTEGRITAS MAHASISWA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DALAM MENGHADAPI


PADEMI COVID 19)

Disusun oleh :

KELOMPOK B

M.ARIF SETIAWAN (200111100127)

DINA TRIWIJAYANTI (200111100115)

PROGAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TRUNOJOYO

MADURA

2020
Virus Covid-19 atau biasa disebut corona adalah penyakit berbahaya yang
setiap hari menghantui manusia di tahun-tahun ini, virus kecil yang hanya bisa
dilihat menggunkan mikroskop elektron, bila digambarkan seolah-olah seperti
raja yang bermahkota, tetapi peran covid-19 untuk menyengsarakan manusia
bukan mengayomi seperti penyandang gelar mahkota yang sesungguhnya.

Corona bukan lah virus yang remeh, asal usulnya berasal dari Cina, corona
bisa menular dari manusia ke manusia kontak erat dan dropelet ( percikan cairan
pada saat bersin dan batuk) jumlah penderitan dan kasus kematian akibat virus
corona setiap harinya terus meningkat, terutama kepada orang yang sudah lanjut
usia (lansia) jika sudah terinfeksi bisa sampai menyebabkan kematian, karna
orang yang sudah lansia rentang terhadap baerbagai penyakit karna fungsi
fosiologisnya berangsur-angsur berkurang termasuk imun tubuh.

Karena dengan banyaknya yang terpapar virus covid-19 di Indonesia. setiap


hari semakin bertambah bukan malah berkurang Presiden Joko Widodo
(jokowi) meminta agara para masyarakat melakukan social distancing
pembatasan sosial dan perbatasan jarak fisik untuk mencegah penularan covid.
Kementrian kesehatan indonesia juga memberi himbauan kepada masyarakat
untuk mematuhi protokol kesesahatan, menggunakan alat pelindung diri berupa
masker, jika keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak
diketahui status kesehatan (NOMOR HK.01.07/MENKES/382/2020).

Akibat dari virus ini juga berimbas pada Pendidikan di Indonesia.


Sehingga mengharuskan pemerintah dan menteri pendidikan membuat
kebijakan baru untuk mengatasi permasalahan ini yang sesuai dengan protokol
kesehatan.
Dilansir dari setkab.go.id Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Nadiem Makarim bersama Menteri Dalam Negeri Muhammad
Tito Karnavian melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan seluruh kepala
daerah untuk memastikan kebijakan pembelajaran di masa Pandemi Covid-19
terlaksana dengan baik di daerah.

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan inisiatif untuk


menghadapi kendala pembelajaran di masa pandemi covid-19 ,seperti revisi
Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri yang telah diterbitkan tanggal
7 Agustus 2020 ,untuk menyesuaikan kebijakan pembelajaran di era pandemi
saat ini.(HUMAS KEMENDIKBUD/EN)

Dikutip dari jurnal pada tirto.id oleh Harris Prabowo seorang wartawan
tirto.id .Pada 11 agustus ,setelah 6 bulan sekolah menggelar proses belajar
daring,Menteri Keuangan Sri Mulyani berkata dalam satu seminar bahwa
pemerintah tengah membahas untuk memecahkan krisis pendidikan selama
Covid-19.”Bagaimana kita bisa membantu mereka [yang] tidak bisa mengakses
melalui pembelajaran secara digital.. entah masalah teknologi, masalah
handphone,atau tidak bisa membayar pulsa.’’ Lalu,

Pada tanggal 27 Agustus 2020 ,Menteri Pendidikan Nadiem Makarim


akhirnya merilis kebijakan bantuan kuota internet kepada para pelajar se-
Indonesia, dalam Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Usia Dini ,Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah.

Hal ini ditanggapai oleh salah satu penggerak BisaBelajar namanya


Gamma Haezy. Ia menilai bahwa surat keputusan itu ‘telat sekali’ setelah sekian
lama pemerintah ‘baru menyadari bahwa pelajar butuh kuota’. “Menteri Nadiem
enggak pernah memberikan statement bahwa sekolah harus ini itu. Dia selalu
membiarkan sekolah menentukan ,terserah murid,terserah guru, terserah
sekolah,” ujar Gamma Haezy.

Menurut saya kebijakan pembelajaran secara daring kurang efektif bagi


masyarakat kaum menengah ke bawah. Akibat dari kebijakan pembelajaran
online ini banyak orang tua yang merasa keberatan ,terutama orang tua pelajar
tingkat Sekolah Dasar di daerah pedesaan. Sebab hal ini membuat orang tua
harus terus memantau dan memberi arahan pada anaknya sehingga banyak
orang tua yang tak bisa bekerja.

Sedangkan menurut pengamatan kita, orangtua didaerah pedesaan kurang


mengerti tentang pembelajaran online seperti ini. Bahkan menurut pengalaman
saya sendiri banyak orangtua di sekitar lingkungan saya meminta bantuan saya
untuk mengajari anak-anak mereka. Tak hanya itu saja, Orang tua juga bercerita
mengeluhkan sulitnya membuat anak mereka tertib dalam mengerjakan tugas.

Menurut hasil riset dari ISEAS-Yusof Ishak Institute yang dirilis pada
tanggal 21 Agustus 2020 menjelaskan ketimpangan nyata didunia pendidikan
Indonesia selama pandemi .Hampir 69 juta siswa kehilagan akses pendidikan
dan pembelajaran saat pagebluk karena kurang mampu. Namun ,disisi lain dari
keluarga mapan lebih mudah belajar jarak jauh.

Sehingga peran kita sebagai mahasiswa sangat dibutuhkan untuk ikut


berkontribusi dalam masa pandemi seperti ini tidak hanya sekedar
mengingatkan tentang protokol kesehatan tetapi juga dengan cara sederhana
ikut memberi bantuan mengajar di lingkungan sekitar. Atau bahkan ikut
menjadi relawan pemberi bantuan seperti mengumpulkan dana untuk
membelikan handphone pada pelajar yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

SEKRETARIAT GTK https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/kebijakan-


kemendikbud-di-masa pandemi (diakses tanggal 8 November 2020)

Prabowo ,Harris 2020 "Pandemi COVID-19 Menunjukkan Ketimpangan


Pendidikan di Indonesia", https://tirto.id/f34d (diakses tanggal 8 November
2020)

Wicaksono, Adhi. 2020 Kebijakan Nadiem Makarim


https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200827175623-42-
540050/lembaga-riset-singapura-soroti-kebijakan-nadiem-makarim (diakses
tanggal 8 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai